Anda di halaman 1dari 15

PROFESI DAN KEPROFESIAN

NAMA KELOMPOK 5 :
1. Desak Gede Nera Shinta Putri Pertami ( P07131223006)
2. I Dewa Ayu Isyana Dewi (P07131223013)
3. I Dewa Gede Rizky Patriawan (P07131223014)
4. Luh De Ayu Widyarini ( P07131223029
5. Ni Kadek Diah Kumala Dewi ( P07131223041)
6. Made Merta Sukmantara (P07131223034)
7. Kanaya

DOSEN PENGAMPU :
Dr.Ir. I Komang Agusjaya . M,M.Kes

KEMENTRIAN KESEHATAN R.I


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
PRODI SARJANA TERAPAN
JURUSAN GIZI DAN DIETETIKA
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang membutuhkan keahlian atau keterampilan
khusus yang diperoleh melalui pendidikan atau pengalaman. Suatu profesi biasanya
memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk
bidang profesi tersebut. Ciri-ciri profesi antara lain memiliki keahlian berdasarkan
pengetahuan teoritis, memiliki kaidah dan standar moral yang tinggi, serta dalam
pelaksanaannya harus lebih mengutamakan kepentingan masyarakat atas kepentingan
pribadi. Seseorang yang berkompeten di suatu profesi tertentu disebut profesional. Walau
demikian, istilah profesional juga digunakan untuk suatu aktivitas yang menerima
bayaran, sebagai lawan kata dari amatir.Ciri-ciri suatu profesi, yaitu Ada standar untuk
kerja yang baku dan jelas, Ada lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan pelakunya
dengan program dan jenjang pendidikan yang baku serta memiliki standar akademik yang
memadai dan yang bertanggung jawab tentang pengembangan ilmu pengetahuan yang
melandasi profesi itu,Ada organisasi profesi yang mewadahi para pelakunya untuk
mempertahankan dan memperjuangkan eksistensi dan kesejahteraannya. Profesional
adalah sesuatu yang bersangkutan dengan profesi atau memerlukan kepandaian khusus
dalam menjalankan pekerjaan yang mengharuskan adanya pembayaran untuk
melakukannya. Menurut Paula Hall, profesionalisme berarti kepercayaan. Ia
menganalogikan profesional ibarat seorang pasien yang memercayai dokter akan
menempatkan kepentingan pasien di atas segalanya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.2.1 Apa Pengertian Profesi?
1.2.2 Apa saja Ciri – Ciri Profesi ?
1.2.3 Apa Pengertian Profesional?
1.2.4 Bagaimana Proses Profesional?
1.2.5 Apa saja Sikap Dasar Profesional?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian Profesi
1.3.2 Untuk mengetahui ciri – ciri Profesi
1.3.3 Untuk mengetahui pengertian Profesional
1.3.4 Untuk mengetahui Proses Profesional
1.3.5 Untuk mengetahui Sikap Dasar Profesional
1.4 MANFAAT PENULISAN
Agar mahasiswa memahami mengenai etika profesi dalam bekerja dan memahami
proses profesional bekerja.
BAB II
PEMBAHASAN

2.2 PENGERTIAN PROFESI


Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang membutuhkan keahlian atau keterampilan
khusus yang diperoleh melalui pendidikan atau pengalaman. Suatu profesi biasanya
memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk
bidang profesi tersebut. Ciri-ciri profesi antara lain memiliki keahlian berdasarkan
pengetahuan teoritis, memiliki kaidah dan standar moral yang tinggi, serta dalam
pelaksanaannya harus lebih mengutamakan kepentingan masyarakat atas kepentingan
pribadi. Seseorang yang berkompeten di suatu profesi tertentu disebut profesional. Walau
demikian, istilah profesional juga digunakan untuk suatu aktivitas yang menerima
bayaran, sebagai lawan kata dari amatir.
Profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap
suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik,
serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh
profesi adalah pada bidang hukum, kesehatan, keuangan, militer, teknik desainer, tenaga
pendidik. Seseorang yang berkompeten di suatu profesi tertentu, disebut profesional.
Walau demikian, istilah profesional juga digunakan untuk suatu aktivitas yang menerima
bayaran, sebagai lawan kata dari amatir.
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang membutuhkan keahlian atau keterampilan
khusus yang diperoleh melalui pendidikan atau pengalaman. Suatu profesi biasanya
memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk
bidang profesi tersebut. Ciri-ciri profesi antara lain memiliki keahlian berdasarkan
pengetahuan teoritis, memiliki kaidah dan standar moral yang tinggi, serta dalam
pelaksanaannya harus lebih mengutamakan kepentingan masyarakat atas kepentingan
pribadi. Seseorang yang berkompeten di suatu profesi tertentu disebut profesional. Walau
demikian, istilah profesional juga digunakan untuk suatu aktivitas yang menerima
bayaran, sebagai lawan kata dari amatir.
Dapat disimpulkan bahwa profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang membutuhkan
keahlian atau keterampilan khusus yang diperoleh melalui pendidikan atau pengalaman,
memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk
bidang profesi tersebut, dan memiliki standar moral yang tinggi serta dalam
pelaksanaannya harus lebih mengutamakan kepentingan masyarakat atas kepentingan
pribadi. Sedangkan pekerjaan bersifat lebih umum, tidak memiliki wadah formal seperti
asosiasi maupun organisasi profesi, dan tidak memiliki standar moral yang khusus.
2.2 Ciri-ciri Profesi

a. Dari definisi yang telah dikemukakan di atas, dapat diangkat beberapa kriteria
untuk menentukan ciri-ciri suatu profesi, yaitu sebagai berikut.

- Ada standar untuk kerja yang baku dan jelas.


- Ada lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan pelakunya dengan program
dan jenjang pendidikan yang baku serta memiliki standar akademik yang memadai
dan yang bertanggung jawab tentang pengembangan ilmu pengetahuan yang
melandasi profesi itu.
- Ada organisasi profesi yang mewadahi para pelakunya untuk mempertahankan
dan memperjuangkan eksistensi dan kesejahteraannya.
- Ada etika dan kode etik yang mengatur perilaku etik para pelakunya dalam
memperlakukan kliennya.

- Ada sistem imbalan terhadap jasa layanannya yang adil dan baku.
- Ada pengakuan masyarakat (profesional, penguasa, dan awam) terhadap pekerjaan
itu sebagai suatu profesi (Rochman Natawidjaja, 1989).

b. Dari uraian di atas tentang ciri-ciri suatu profesi, maka profesi mempunyai ciri-ciri
utama sebagai berikut.

- Fungsi dan signifikansi sosial: suatu profesi merupakan suatu pekerjaan yang
memiliki fungsi dan signifikansi sosial dan krusial.
- Keterampilan/keahlian: untuk mewujudkan fungsi ini, dituntut derajat
keterampilan/ keahlian tertentu.
- Pemerolehan keterampilan tersebut bukan hanya dilakukan secara rutin,
melainkan bersifat pemecahan masalah atau penanganan situasi kritis yang
menuntut pemecahan dengan menggunakan teori dan metode ilmiah.
- Batang tubuh ilmu: suatu profesi didasarkan kepada suatu disiplin ilmu yang jelas,
sistematis, dan eksplisit (a systematic body of knowledge) dan bukan hanya
common sense.
- Masa pendidikan: upaya mempelajari dan menguasai batang tubuh ilmu dan
keterampilan/keahlian tersebut membutuhkan masa latihan yang lama, bertahun-
tahun dan tidak cukup hanya beberapa bulan. Hal ini dilakukan pada tingkat
perguruan tinggi.
- Aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai profesional: proses pendidikan tersebut juga
merupakan wahana untuk sosialisasi nilai-nilai profesional di kalangan para
siswa/mahasiswa.
- Kode etik dalam memberikan pelayanan kepada klien, seorang profesional
berpegang teguh kepada kode etik yang pelaksanaannya dikontrol oleh organisasi
profesi. Setiap pelanggaran terhadap kode etik dapat dikenakan sanksi.
- Kebebasan untuk memberikan judgment: anggota suatu profesi mempunyai
kebebasan untuk menetapkan judgment-nya sendiri dalam menghadapi atau
memecahkan sesuatu dalam lingkup kerjanya.
- Tanggung jawab profesional dan otonomi: komitmen pada suatu profesi adalah
melayani klien dan masyarakat dengan sebaik-baiknya. Tanggung jawab
profesional harus diabdikan kepada mereka. Oleh karena itu, praktek profesional
itu otonom dari campur tangan pihak luar.
- Pengakuan dan imbalan: sebagai imbalan dari pendidikan dan latihan yang lama,
komitmennya dan seluruh jasa yang diberikan kepada klien, maka seorang
profesional mempunyai prestise yang tinggi di mata masyarakat dan karenanya
juga imbalan yang layak.

2.3 Pengertian Profesional

Profesional adalah sesuatu yang bersangkutan dengan profesi atau memerlukan


kepandaian khusus dalam menjalankan pekerjaan yang mengharuskan adanya
pembayaran untuk melakukannya. Menurut Paula Hall, profesionalisme berarti
kepercayaan. Ia menganalogikan profesional ibarat seorang pasien yang memercayai
dokter akan menempatkan kepentingan pasien di atas segalanya.

Menurut Ali (1992: 23) keterampilan atau kemampuan profesional tidak mesti
diperoleh dari tingkatan pendidikan, namun bisa juga dari seorang yang tekun dan melatih
dirinya di satu bidang tertentu, hingga menjadi profesional. Hanya saja, menurut Ali,
profesi yang diraih lewat tingkat pendidikan akan memperoleh penghormatan yang
bersifat formal maupun informal. Sedangkan, yang didapat dari luar pendidikan formal
hanya akan mendapat penghormatan informal saja. Dengan begitu, dapat disimpulkan
bahwa profesional adalah seorang yang menawarkan jasa atau layanan sesuai protokol
dan peraturan dalam bidang yang dijalaninya, dan menerima gaji sebagai upah atas
jasanya

Etika profesional mencakup prinsip perilaku untuk para profesional yang dirancang
baik untuk tujuan praktis maupun idealistis. Suatu etika profesional ditetapkan oleh
organisasi profesi bagi para anggotanya yang secara sukarela menerima prinsip perilaku
profesional.kode etik sangat berpengaruh terhadap reputasi dan kepercayaan masyarakat
atas suatu profesi. Kode etik mengalami perkembangan dari waktu ke waktu yang selaras
dengan perubahan dalam praktik yang dijalankan. Mengutip laman Guru Pendidikan,
beberapa kode etik profesional adalah tanggung jawab profesi, kepentingan publik,
integritas, objektivitas, kompetensi, kerahasiaan, perilaku profesional, dan standar teknis.
Ada tiga hal pokok yang dimiliki oleh seorang profesional, yaitu

1. Skill: seseorang harus ahli dalam suatu bidang tertentu.

2. Knowledge: menguasai dan memiliki wawasan tentang ilmu lain yang berkaitan
dengan bidangnya

3. Attitude: memiliki etika yang diterapkan dalam bidangnya.

2.4 Proses Profesional

Proses profesional atau profesionalisasi adalah proses evolusi yang menggunakan


pendekatan organisasi dan sistematis untuk mengembangkan profesi ke arah status
profesional.Standar professional dapat diketahui dengan empat persepektif
pendekatan, sebutkan dan jelaskan keempat perspektif pendekatan tersebut.Untuk
mengukur sebuah profesionalisme, tentunya perlu diketahui terlebih dahulu standar
profesional. Secara teoritis menurut Gilley dan Enggland (1989), standar profesional
dapat diketahui dengan empat perspektif pendekatan, yaitu:

a. Pendekatan Berorientasi Filosofis.

b. Pendekatan Perkembangan Bertahap.


c. Pendekatan Berorientasi Karakteristik.

d. Pendekatan Berorientasi Non-Tradisional

A. PENDEKATAN ORIENTASI FILOSOFI

Pendekatan orientasi filosofi ini melihat tiga hal pokok yang dapat digunakan untuk
mengetahui tingkat profesionalisme sebagai berikut:

1.Pendekatan Lambang Profesional

Lambang profesional yang dimaksud antara lain seperti sertifikat, lisensi, dan
akreditasi. Sertifikasi merupakan lambang bagi individu yang profesional dalam
bidang tertentu.

2.Pendekatan Sikap Individu

Pendekatan ini melihat bahwa layanan individu pemegang profesi diakui oleh umum
dan bermanfaat bagi penggunanya. Sikap individu tersebut antara lain adalah
kebebasan personal, pelayanan umum, pengembangan sikap individual dan aturan-
aturan yang bersifat pribadi.

3.Pendekatan Electic

Pendekatan ini meihat bahwa proses profesional dianggap sebagai kesatuan dari
kemampuan, hasil kesepakatan dan standar tertentu. Hal ini berarti bahwa pandangan
individu tidak akan lebih baik dari pandangan kolektif yang disepakati bersama.

B. PENDEKATAN PERKEMBANGAN BERTAHAP

Di bagian depan telah dijelaskan bahwa proses profesionalisme adalah proses evolusi
yang menggunakan pendekatan organisasi dan sistematis untuk mengembangkan
profesi kearah status profesional. Orientasi perkembangan menekankan pada enam
langkah dalam proses berikut:

1.Berkumpulnya individu-individu yang memiliki minat yang sama terhadap suatu


profesi.

2.Melakukan identifikasi dan adopsi terhadap ilmu pengetahuan tertentu untuk


mendukung profesi yang dijalaninya. Hal ini tentu saja disesuaikan dengan latar
belakang akademis para pelaku profesi tersebut.

3.Setelah individu-individu yang memiliki minat yang sama berkumpul, selanjutnya


para praktisi akan terorganisasi secara formla pada suatu lembagayang diakui oleh
pemerintah dan masyarakat sebagai sebuah organisasi profesi.

4.Membuat kesepakatan mengenai persyaratan profesi berdasarkan pengalaman atau


kualifikasi tertentu. Hal ini sesuai dengan hakikat sebuah profesi, yang mengharuskan
pelakunya memiliki pengetahuan tertentu yang diperoleh melalui pendidikan formal.

5.Menentukan kode etik profesi yang menjadi aturan main dalam mmenjalankan
sebuah profesi yang harus ditaati oleh semua anggota profesi yang bersangkutan.

6.Revisi persyaratan berdasarkan kualifikasi tertentu seperti syarat akademis dan


pengalaman melakukan pekerjaan di lapangan. Hal ini berkembang sesuai tuntutan
tingkat pelayanan yang diberikan kepada para penggunaan jasa profesi tersebut.

C. PENDEKATAN BERORIENTASI KARAKTERISTIK

Orientasi ini melihat bahwa proses profesional juga dapat ditinjau dari karrakteristik
profesi/pekerjaan. Ada delapan karakteristik pengembangan proses profesional yang
saling terkait, yaitu:

1.Kode etik profesi yang merupakan aturan main dalam menjalankan sebuah profesi

2.Pengetahuan yang terorganisir yang mendukung pelaksanaan sebuah profesi.

3.Keahlian dan kompetensi yang bersifat khusus.

4.Tingkat pendidikan minimal dari sebuah profesi.

5.Sertifikasi keahlian yang harus dimiliki sebagai salah satu lambang profesional.

6. Proses tertentu sebelum memangku profesiuntuk bisa memikul tugas dan tanggung
jawab dengan baik. Proses tersebut misalnya adalah riwayat pekerjaan, pendidikan
atau ujian yang dilakukan sebelum memangku sebuah profesi.

7.Adanya kesempatan untuk menyebarluaskan dan bertukar ide diantara anggota.

8.Adanya tindakan disiplin dan batasan tertentu jika terjadi malapraktik dan
pelanggaran kode etik profesi.

D. PENDEKATAN ORIENTASI NON-TRADISIONAL

Pendekatan orientasi non-tradisional menyatakan bahwa seseorang dengan bidang


tertentu diharapkan mampu melihat dan merumuskan karakteristik yang unik dan
kebutuhan sebuah profesi. Orientasi ini memandang perlunya dilakukan identifikasi
elemen-elemen penting untuk sebuah profesi, misalnya standarisasi profesi untuk
menguji kelayakannya dengan kebutuhan lapangan, sertifikasi profesional, dan
sebagainya.

2.5 Sikap Dasar Profesional

Adapun yang harus karyawan miliki agar terciptanya profesionalisme di lingkungan


kerja, sebagai berikut:

- Memiliki sifat jujur, bertanggung jawab, dan bersikap ramah


- Mematuhi segala peraturan kantor/perusahaan
- Menyelesaikan semua tugas yang diberikan dengan tepat waktu serta tidak
mengeluh
- Membangun relasi yang baik dengan karyawan lain
- Memiliki motivasi yang kuat
- Menjadi pribadi yang inisiatif

Dalam dunia kerja, menjadi seorang yang profesional bukanlah hal yang mudah.
Bukan hanya keahlian dan pengetahuan saja yang penting. Dengan menerapkan
beberapa hal di atas, dapat membantu terciptanya profesionalisme dalam ruang
lingkup pekerjaan. dan membuat hasil pekerjaan lebih memuaskan. Menjadi
seseorang yang profesional terhadap pekerjaannya, berarti seorang karyawan dapat
memposisikan dirinya sebagai seseorang yang paham akan tanggung jawab
pekerjaannya baik secara individu, secara tim/berkelompok serta mampu mencapai
tujuan suatu instansi/perusahaan. Persaingan yang ketat menjadikan karyawan untuk
dituntut menjadi seseorang yang profesionalisme. Dengan menjadikan sikap
integritas, dan beberapa poin di atas sebagai hal lumrah dalam kehidupan kita, maka
akan meningkatkan kualitas diri kita dan memiliki lebih banyak pendapatan.

BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang membutuhkan keahlian atau keterampilan
khusus yang diperoleh melalui pendidikan atau pengalaman. Ciri-ciri suatu profesi,
yaitu Ada standar untuk kerja yang baku dan jelas, Ada lembaga pendidikan khusus
yang menghasilkan pelakunya dengan program dan jenjang pendidikan yang baku
serta memiliki standar akademik yang memadai dan yang bertanggung jawab tentang
pengembangan ilmu pengetahuan yang melandasi profesi itu,Ada organisasi profesi
yang mewadahi para pelakunya untuk mempertahankan dan memperjuangkan
eksistensi dan kesejahteraannya. Profesional adalah sesuatu yang bersangkutan
dengan profesi atau memerlukan kepandaian khusus dalam menjalankan pekerjaan
yang mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya. standar profesional
dapat diketahui dengan empat perspektif pendekatan, yaitu Pendekatan Berorientasi
Filosofis,Pendekatan Perkembangan Bertahap,Pendekatan Berorientasi Karakteristik,
Pendekatan Berorientasi Non-Tradisional. Adapun yang harus karyawan miliki agar
terciptanya profesionalisme di lingkungan kerja, sebagai berikut Memiliki sifat jujur,
bertanggung jawab, dan bersikap ramah,Mematuhi segala peraturan
kantor/perusahaan,Menyelesaikan semua tugas yang diberikan dengan tepat waktu
serta tidak mengeluh

DAFTAR PUSTAKA
https://www.detik.com/jabar/berita/d-6253477/profesi-arti-perbedaan-dengan-pekerjaan-ciri-
dan-macam-macamnya
https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/124175/mod_resource/content/3/Pengertian
%20Profesi.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Profesi
https://www.detik.com/jabar/berita/d-6253477/profesi-arti-perbedaan-dengan-pekerjaan-ciri-
dan-macam-macamnya
https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/124175/mod_resource/content/3/Pengertian
%20Profesi.pdf
https://ubsietikaprofesi.blogspot.com/p/penjelasan-proses-professional.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai