Anda di halaman 1dari 9

Makalah

HUKUM PEMAKAIAN HAND SANITIZER

Untuk Memenuhi Tugas Fiqih Ibadah


Dosen Pengampu :
Abdullah Safik, M.Fil.I

Disusun oleh:
Dafa Baihaqi (12211193061)
Irma Mufidatul Hidayah (12211193066)
Naning Nur Afifah (12211193064)
Zeni Putri Aisah (12211193065)
Indah Putri Wahyuni (12211193063)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI


TULUNGAGUNG
TAHUN 2020
A. Pengertian etika dan etik profesi
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu “Ethikos” yang berati timbul dari kebiasaan,
adalah cabang utama dari filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai
standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah,
baik, buruk dan tanggung jawab.1
Profesi adalah suatu pekerjaan yang melaksanakan tugasnya memerlukan atau menuntut
keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. Keahlian yang
diperoleh dari lembaga pendidikan khusus diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum yang dapat
dipertanggung jawabkan. Seseorang yang menekuni suatu profesi tertentu disebut professional,
sedangkan professional sendiri mempunyai makna yang mengacu kepada sebutan orang yang
menyandang suatu profesi dan sebutan tentang penampilan seseorang dalam mewujudkan unjuk
kerja sesuai dengn profesinya.2
Berikut ini merupakan ciri-ciri dari profesi, yaitu :
1. Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoretis
Seorang professional harus memiliki pengetahuan teoretis dan keterampilan mengenai
bidang teknik yang ditekuni dan bisa diterapkan dalam pelaksanaanya atau prakteknya dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Asosiasi Profesional
Merupakan suatu badan organisasi yang biasanya diorganisasikan oleh anggota profesi
yang bertujuan untuk meningkatkan status para anggotanya.
3. Pendidikan yang Ekstensi
Profesi yang prestisius biasanya memerlukan pendidikan yang lama dalam jenjang
pendidikan tinggi. Seorang professional dalam bidang teknik mempunyai latar belakang
pendidikan yang tinggi baik itu dalam suatu pendidikan formal ataupun non formal.
4. Ujian Kompetisi
Sebelum memasuki organisasi profesional, biasanya ada persyaratan untuk lulus dari
suatu tes yang menguji terutama pengetahuan teoretis.
5. Pelatihan institutional
Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan istitusional
dimana calon profesional mendapatkan pengalaman praktis sebelum menjadi anggota penuh
organisasi. Peningkatan keterampilan melalui pengembangan profesional juga dipersyaratkan
6. Lisensi
Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga hanya mereka
yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.

1
http://id.wikipedia.org/wiki/Etika), diunduh tanggal 01-05-2020 pukul 08.00 WIB
2
http://felix3utama.wordpress.com/2008/12/01/pengertian-dalam-etika-profesi/), diunduh tanggal 01-05
2020 pukul 08.25
7. Otonomi kerja
Profesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan teoretis mereka agar
terhindar adanya intervensi dari luar.
8. Kode etik
Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan prosedur
pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.
9. Mengatur diri
Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya sendiri tanpa campur tangan
pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang lebih senior, praktisi yang dihormati, atau
mereka yang berkualifikasi paling tinggi.
10. publik dan altruism
Diperolehnya penghasilan dari kerja profesinya dapat dipertahankan selama berkaitan
dengan kebutuhan publik, seperti layanan dokter berkontribusi terhadap kesehatan
masyarakat
11. Status dan imbalan yang tinggi
Profesi yang paling sukses akan meraih status yang tinggi, prestise, dan imbalan yang
layak bagi para anggotanya. Hal tersebut bisa dianggap sebagai pengakuan terhadap layanan
yang mereka berikan bagi masyarakat.3
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Etika profesi menurut keiser adalah sikap
hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap masyarakat dengan penuh
ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban
terhadap masyarakat.4
Kode etik profesi adalah system norma, nilai dan aturan professional tertulis yang secara tegas
menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi professional.
Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan
apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik yaitu agar professional memberikan jasa sebaik-baiknya
kepada pemakai atau nasabahnya. Dengan adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak
professional.
Tiga Fungsi dari Kode Etik Profesi:
1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan
2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan

3
http://www.scribd.com/doc/53705586/39/Pengertian-Profesi-dan-ciri-cirinya), diunduh tanggal 01-05-
2020 pukul 08.30
4
(Suhrawardi Lubis, 1994:6-7 ), diunduh tanggal 01-05-2020 pukul 08.32
3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang hubungan
etika dalam keanggotaan profesi5
B. Etika profesi keguruan
Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan
manusia, pendidikan sangat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan guna
meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensinya tujuannya yaitu :
1. Untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan
2. Untuk pengendalian diri
3. Kepribadian
4. Kecerdasan
5. akhlak mulia
6. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan Negara.
Adanya penerimaan terhadap suatu kode etik itu mengandung makna selain adanya pengakuan
dan pemahaman atas ketentuan dan/atau prinsip-prinsip yang terkandung di dalamnya, juga adanya
suatu ikatan komitmen dan pernyataan kesadaran untuk mematuhinya dalam menjalankan tugas dan
prilaku keprofesiannya, serta kesiapan dan kerelaan atas kemungkinan adanya konsekuensi dan
sanksi seandainya terjadi kelalaian terhadapnya.
Dengan demikian, kode etik keprofesian pada hakikatnya merupakan suatu system peraturan
atau perangkat prinsip-prinsip keprilakuan yang telah diterima oleh kelompok orang-orang yang
tergabung dalam himpunan organisasi keprofesian tertentu. Maka kode etik keprofesian itu
memiliki kedudukan, peran dan fungsi yang sangat penting dan strategis dalam menopang
keberadaan dan kelangsungan hidup suatu profesi di masyarakat.
Bagi para pengemban tugas profesi akan akan menjadi pegangan dalam bertindak serta acuan
dasar dalam seluk beluk keprilakuannya dalam rangka memelihara dan menjunjung tinggi martabat
dan wibawa serta kredibilitas visi, misi, fungsi bidang profesinya.
Etika profesi keguruan masuk dalam kategori etika social dalam lingkup etika profesi. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan etika profesi keguruan maka terlebih dahulu kita harus tahu
apa itu etika, profesi, dan guru.
Jadi etika itu adalah suatu ilmu yang mempelajari perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia
yang dapat diterima oleh akal sehat. Sebagai ilmu etika itu mencari kebenaran mengenai perbuatan
manusia. Sebagai filsafat etika itu mencari keterangan secara radiks mengenai kebaikan perbuatan
manusia. Kemudian sebagai ilmu dan filsafat, etika menghendaki ukuran yang umum untuk semua

5
https://www.google.com/amp/s/indahwardani.wordpress.com/2011/05/11/pengertian-etika-profesi-
etika-profesi-dan-kode-etik-profesi/amp/), diunduh pada tanggal 01-05-2020 pukul 08.35
perbuatan manisia. Tujuannya adalah mencari ukuran tersebut dan bagaimana manusia seharusnya
berbuat.
Sementara itu profesi dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan berjenjeng karir yang
membutuhkan pendidikan dan keterampilan dalam melakukannya. Khusus untuk jabatan guru
sebenarnya juga sudah ada yang mencoba menyusun kriterianya. Misalnya National Education
Association (NEA) pada tahun 1948 menyarankan criteria berikut :
1. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual
2. Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
3. Jabatan yang memerlukan persiapan professional yang lama.
4. Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang bersinambungan
5. Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen.
6. Jabatan yang menentukan baku (standarnya) sendiri.
7. Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
8. Jabatan yang mempunyai organisasi professional yang kuat dan terjalin erat.
Sedangkan yang dimaksud dengan guru adalah orang dewasa yang bekerja sebagai pendidik
dan pengajar professional bagi peserta didik di sekolah agar peserta didik dapat menjaadi sosok
yang berkarakter, berilmu pengetahuan, serta terampil mengaplikasikan ilmu pengetahuannya.
Berdasarkan ketiga pegertian tersebut, maka etika profesi keguruan dapat diartikan sebagai
ilmu yang mempelajari tentang perbuatan baik yang harus dilakukan oleh guru dalam
melaksanakan pekerjaannya sebagai pendidik professional. Sebagai filsafat, etika profesi keguruan,
memberikan pengetahuan secara mendalam mengenai perbuatan baik yang harus dikakukan oleh
guru ketika menjalin relasi dengan dirinya sendiri, peserta didik, wali peserta didik, rekan
sederajat, dan masyarakat.
Sementara itu sebagai filsafat dan ilmu, etika profesi keguruan menghendaki ukuran atau
standar perilaku yang umum dilakukan oleh guru ketika menjalin relasi dengan dirinya sendiri,
peserta didik, wali peserta didik, rekan sederajat, dan masyarakat. Tujuannya adalah untuk
mendeskripsikan seperti apakah standar perilaku yang harus dilakukan oleh guru secara umum.
Tujuan dan Fungsi Mempelajari Etika Profesi Keguruan

Etika profesi keguruan merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh
mahasiswa di Fakultas Tarbiyah, tujuannya adalah agar mahasiswwa memiliki wawasan profesi
keguruan dan berperilaku positif terhadap profesi keguruan serta mampu menampilkan sebagai
perilaku positif sebagai calon guru dan ketika menjadi guru.
Ada empat fungsi mempelajari etika profesi keguruan yaitu :
1. Untuk memantapkan niat mahasiswa dalam menekuni bidang profesi keguruan.
Diakui maupun tidak, tidak semua mahasiswa yang belajar memiliki niat
ataupun cita-cita untuk menjad guru. Sudah barang tentu hal itu mempengaruhi
niatnya untuk berprofesi sebagai guru. Berbagai hal yang dikaji dalam mata kuliah
etika profesi keguruan dapat dijadikan sebagai pertimbangan bagi mereka untuk
memantapkan niat dalam menekuni bidang profesi keguruan.
2. Untum menumbuhkan jiwa keguruan pada mahasiswa sebagai calon guru.
Jika anda adalah seorang mahasiswa calon guru, coba amati apakah perilaku
anda sudah mencerminkan sebagi seorang guru ?. jika memang belum, dengan
mempelajari mata kuliah etika profesi keguruan ini maka anda akan mengetahui
seperti apakah perilaku yang harus ditampilkan oleh calon guru. Harapannya
pengetahuan tersebut kemudian dapat diaplikasikan oleh anda sehingga tumbuhlah
jiwa keguruan pada diri anda sebagai calon guru.
3. Untuk memberikan deskripsi tentang harapan dan tantangan ketika berprofesi
Profesi guru yang disiplin oleh mahasiswa pada dasarnya memiliki berbagai
harapan dan tantngan. Berbagai harapan dan tantangan tersebut dapat diketahui oleh
mahasiswa sebagai calon guru ketika mengkaji mata kuliah etika profesi keguruan.
Pengetahuan tentang harapan dan tantangan tersebut dapat dijadikan sebagai modal
bagi mereka untuk memposisikan dirinya sebagai apa kelak ketika menjadi guru.
4. Untuk menanamkan nilai-nilai etika profesi keguruan kepada mahasiswa sebagai
calon guru.
Perilaku positif yang ditampilkan oleh guru merupakan perwujudan dari nilai-
nilai tersebut dapat diketahui oleh dosen maupun mahasiswa ketika mengkaji mata
kuliah etika profesi keguruan. Tugas dosen adalah menanamkan nilai-nilai etika
profesi keguruan itu kepada mahasiswa sebagai calon guru.Meskipun demikian,
bukan berarti etika profesi keguruan tidak dipelajari oleh guru. Guru harus tetap
mempelajarinya dengan tujuan agar kemampuannya dalam menjalin relasi dengan
dirinya sendiri, peserta didik, wali peserta didik, rekan sejawat, dan masyarakat untuk
kepentingan pendidikan semakin baik.Mudahnya etika profesi keruan tetap dipelajari
oleh guru dengan dengan tujuan untuk meng-uprade kompetensinya, khususnya
kompetensi pribadi dan kompetensi socialnya.
C. Etika guru terhadap teman sejawat
Sikap terhadap teman sejawat dalam ayat 7 kode Etik Guru di sebutkan bahwa “Guru
memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial” . Ini berarti
bahwa :
1. Guru hendaknya menciptakan dan memelihara hubungan sesama guru dalam lingkungan
kerjanya, dan
2. Guru hendaknya menciptakan dan memelihara smangat kekeluargaan dan kesetiakawanan
ssosial di dalam dan di luar lingkungan kerjanya.
Dalam hal ini Kode Etik Guru Indonesia menunjukkan kepada kita betapa pentingnya
hubungan yang harmonisperlu di ciptakan dengan mewujudkan perasaan bersaudara yang mendalam
antara sesama anggota profesi. Hubungan sesama anggota profesi dapat di lihat dari 2 segi, yakni
hubungan formal dan hubungan kekeluargaan.Hubungan formal adalah hubungan yang perlu di
lakukan dalam rangka melakukan tugas kedinasan, sedangkan hubungan kekeluargaan adalah
hubungan persaudaraan yang perlu di lakukan, baik dalam lingkungan kerja maupun dalam
hubungan keseluruhan dalam rangka menanjung tercapainya keberhasilan an ggota profesi dalam
membawakan misalnya sebagai pendidik bangsa.
Sikap profesional lain yangperlu di tumbuhkan oleh guru adalah sikap ingin bekerja sama,
saling menghargai, saling pengertian, dan rasa tanggung jawab. Jika ini sudah berkembang, akan
tumbuh rasa senasib sepenanggungan serta menyadari akan kepentingan bersama, tidak
mementingkan kepentingan diri sendiri dengan mengorbankan kepentingan orang lain :
1. Hubungan Guru dengan Sekolah dan Teman Sejawat
Guru memelihara dan meningkatkan kinerja, perstasi dan reputasi sekolah.
Gurumemotivasi diri dan rekan sejawat secara aktif dan kreatif dalam melaksanakan proses
pendidikan. Guru menciptakan suasana sekolah yang kondusif. Guru menciptakansuasana
kekeluargaan di dalam dan luar sekolah. Guru menghormati rekan sejawat. Gurusaling
membimbing antar sesama rekan sejawat. Guru menjunjung tinggi martabat professionalisme
dan hubungan kesejawatandengan standar dan kearifan profesional. Guru dengan berbagai
cara harus membanturekan-rekan juniornya untuk tumbuh secara profesional dan memilih
jenis pelatihan yangrelevan dengan tuntunan profesionalitasnya . Guru menerima otoritas
kolega seniornyauntuk mengekspresikan pendapat-pendapat profesional berkatian dengan
tugas-tugas pendidikan dan pembelajaran. Guru membiasakan diri pada nilai-nilai agama,
moral dankemanusiaan dalam setiap tindakan profesional dengan sejawat.Guru memiliki
beban moral untuk bersama-sama dengan sejawat meningkatkankeefektifan pribadi sebagai
guru dalam menjalankan tugas-tugas profesional pendidikandan pembelajaran. Guru
mengoreksi tindakan-tindakan sejawat yang menyimpang darikaidah kaidah agama, moral dan
kemanusiaan dan martabat profesionalnya. Guru tidak mengeluarkan pernyataan keliru
berkaitan dengan kualifikasi dan kompetensi sejawatatau calon sejawat. Guru tidak melakukan
tindakan dan mengeluarkan pendapat yangakan merendahkan martabat pribadi dan profesional
sejawatnya.Guru tidak mengoreksi tindakan-tindakan profesional sejawatnya atas dasar
pendapat siswa atau masyarat yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.Guru
tidak membuka rahasia pribadi dan profesional sejawat kecuali untuk pertimbangan-
pertimbangan yang dapat dilegalkan secara hukum. Guru tidakmenciptakan kondisi atau
bertindak yang langsung atau tidak langsung akan memunculkan konflik dengan sejawat.
2. Mengenal dan Memahami Kepribadian Teman Sejawat Agar Bisa Saling Bekerja Sama
Sekolah adalah sebuah organisasi, di mana di dalamnya terdapat sekumpulan manusia
yang bekerja secara bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan. Keberhasilan sekolah
mencapai tujuan atau visinya sangat ditentukan oleh guru dalam bekerja sama.
Kegiatan komunikasi di sekolah yang di lakukan oleh guru dan rekan sejawatnya
merupakan bentuk komunikasi kelompok. Hal itu di karenakan tujuan dari di lakukannya
komunikasi tersebut adalah untuk mencapai tujuan sekolah, dimana sekolah pada hakikatnya
merupakan sebuah organisasi.
Cara guru menjalin komunikasi dengan rekan sejawatnya di lakukan melalui
pertemuan formal (rapat,briefing, upacara, musyawarah) maupun pertemuan nonformal
( obrolan ketika istirahat, menuju kekelas, ketika makan dll)dengan memanfaatkan media
verbal maupun nonverbal.Fakta menunjukan bahwa komunikasi yang di jalin melalui
pertemuan nonformal lebih”mengena” untuk dilakukan dalam rangka mencapai suatu
kepentingan pendidikan. Itu dikarenakan komunikasi melalui pertemuan nonformal lebih
bersifat santai dan fleksibel di bandingkan dengan komunikasi melalui pertemuan formal.
Selain itu, keberhasilan guru dalam menjalin komunikasi dengan rekan sejawatnya
untu kepentingan pendidikan juga ikut di pengaruhi oleh kemampuan guru dalam
berkomunikasi.Kemampuan guru dala berkomunikasi dapat diaktualisasikan melalui
kemampuan bahasanya yang meliputi :
1. Kemampuan berbicara
2. Kemampuan mendengar
3. Kemampuan menulis
4. Kemampuan membaca
3. Menjalin Komunikasi dengan Teman Sejawat Untuk Kepentingan Pendidikan
Adanya kompetisi atau persaingan antar anggota dalam suatu organisasi profesi
memanglah diperlukan untuk memajukan organisasi profesi memanglah diperlukan untuk
memajukan organisasi profesi tersebut. Siapapun orangnya tidak bisa mencegah terjadinya
persaingan kerja di suatu organisasi profesi, bahkan persaingan kerja adalah hal yang ada
secara alami di organisasi profesi manapun. Setiap guru sebagai pendidik professional di
sekolah juga akan bersaing dalam bekerja untuk menunjukan mutu pribadinya. Persaingan
kerja tersebut dapat memajukan sekolah mana kala dilakukan secara positif.
4. Melakukan Persaingan Kerja yang Positif dengan Teman Sejawat
Adanya kompetisi atau persaingan antar anggota dalam suatu organisasi profesi
memanglah diperlukan untuk memajukan organisasi profesi memanglah diperlukan untuk
memajukan organisasi profesi tersebut. Siapapun orangnya tidak bisa mencegah terjadinya
persaingan kerja di suatu organisasi profesi, bahkan persaingan kerja adalah hal yang ada
secara alami di organisasi profesi manapun. Setiap guru sebagai pendidik professional di
sekolah juga akan bersaing dalam bekerja untuk menunjukan mutu pribadinya. Persaingan
kerja tersebut dapat memajukan sekolah mana kala dilakukan secara positif.
5. Mengelola Konflik dengan Teman Sejawat
Konflik mudahnya dapat diartikan dengan pertentengan interpersonal maupun
antarpesonal yang berdampak negative. Dlam organisasi sekolah, konflik antarpersonal bisa
saja terjadi, misalnya konflik antara guru dengan rekan sejawatnya.
D. Kode etik guru terhadap sekolah dan sejawat
1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan
yang ber-Pancasila.
2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan
anak didik masing-masing.
3. Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik, tetapi
menghindari diri dari segala bentuk penyalahgunaan.
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua
murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolahnya maupun masyarakat
yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.
6. Guru secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan
meningkatkan mutu profesinya.
7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik berdasarkan lingkungan
kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan.
8. Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu organisasi guru
profesional sebagai sarana pengabdiannya.
9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijakan pemerintah dalam bidang
pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai