Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH HUKUM & ETIKA BISNIS

“MembangunEtika Profesi Sebagai Karyawan”

Disusun Oleh:

1. Sefi Lili Amelia (14020215120046)


2. Lisnawati (14020215120054)
3. Risky Shintia Diliani (14020215130081)
4. Elma Sintya Sendi P. (14020215130084)
5. Hernita Eka Talashina (14020215140094)

Kelompok 1

DEPARTEMEN ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tingkah laku karyawan merupakan masalah yang begitu kompleks yang
sering dihadapi oleh para manajer.Hal ini bisa menjadi tekanan bahkan
tantangan dalam aspek etika yang dapat mengakibatkan pada tindakan
perilaku penyimpangan seperti ketidak-jujuran,ketidak-disiplinan,ketidak-
adilan,kecurangan pertanggung jawaban administrasi ,keegoan.Etika
merupakan suatu konsep fundamental bagi semua profesi, baik di bidang
akuntansi, pemasaran, keuangan, pemerintahan dan lain-lain. Tindakan etis
setiap orang akan memberikan dampak bagi orang lain dan bagi organisasi di
mana ia menjadi bagiannya (Purnamasari dan Chrismastuti, 2006). Perilaku
dan tindakan etis menjadi bagian penting dari pelaksanaan Good Corporate
Governance.
Karena itu muncullah perhatian yang besar bagaimana caranya agar
karyawan dan manajer dapat berperilaku dan bekerja sesuai dengan etika
profesi tertentu.Etika profesi adalah aturan normatif yang mengandung sistem
nilai dan prinsip moral yang merupakan pedoman bagi keryawan dalam
melaksanakan tugas pekerjaannya dalam perusahaan.Etika kerja secara
normative diturunkan dari etika bisnis dan etika maajemen.
Pentingnya pengembangan dan pembudayaan etika kerja adalah agar
setiap elemen organisasi selalu mematuhi kaidah-kaidah norma kehidupan
berorganisir dengan baik.Karena setiap keputusan etika dalam perusahaan
tidak hanya berkaitan dengan kepentingan manajemen tetapi juga
karyawan.Hal tersebut yang menjadi dasar penulis mengangkat judul
“Membangun Etika Profesi Sebagai Karyawan” pada makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari etika kerja/profesi?
2. Bagaimana peran perusahaan dalam membangun etika profesi karyawan?
3. Bagaimana penerapan membangun etika profesi karyawan di perusahaan?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Etika Profesi atau Etika Kerja

Pada dasarnya etika kerja merupakan gabungan antara kata etika yang
berarti ilmu tentang apa yang baik, apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral. Pengertian ini muncul mengingat etika berasal dari bahasa Yunani kuno
“ethos” (jamak: ta etha), yang berarti adat atau kebiasaan, cara berkipikir, akhlak,
sikap, watak, cara bertindak. Kemudian diturunkan kata ethics (Inggris), etika
(indonesia). Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988, menjelaskan etika dengan
membedakan tiga arti, yakni: Ilmu tentang apa yang baik dan buruk, kumpulan
azas atau nilai, dan nilai mengenai benar dan salah. Dengan pembedaan tiga
definsi etika tersebut maka kita mendapatkan pemahaman etika yang lebih
lengkap mengenai apa itu etika, sekaligus kita lebih mampu memahami pengertian
etika yang sering sekali muncul dalam pembicaraan sehari-hari, baik secara lisan
maupun tertulis.

Sedangkan apabila etika digabungkan dengan kata “kerja”, yang menjadi


etika kerja memiliki arti yaitu nilai-nilai atau kebiasaan yang harus dilakukan
ketika berada di lingkungan kerja.Sehingga dapat disimpulkan etika kerja adalah
sistem nilai yang dianut secara perorangan yang termasuk etika hubungan antar
Karyawan dan perusahaan.Etika kerja mengatur hubungan yang lebih bersifat ke
dalam (perusahaan), yakni antara Karyawan dan perusahaan secara umum.
Kumulasi Sikap, perilaku, cara berhubungan dan bagaimana proses kerja
dilaksanakan, akan membangun “Budaya Kerja” yang merupakan salah satu
elemen penting bagi perusahaan.

Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa


Inggris "Profess", yang dalam bahasa Yunani adalah"Επαγγελια", yang bermakna:
"Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara
tetap atau permanen".
Profesi juga sebagai pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan
penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus.Suatu profesi biasanya
memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang
khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi adalah pada bidang hokum,
kedokteran, keuangan, militer, teknik desainer, tenaga pendidik.
Etika profesi berasal terdiri atas “etika” dan “profesi”.Istilah Etika berasal
dari bahasa Yunani kuno.Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan
bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu: tempat
tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak,
perasaan, sikap, dan cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.
Menurut Brooks (2007), etika adalah cabang dari filsafat yang menyelidiki
penilaian normatif tentang apakah perilaku ini benar atau apa yang seharusnya
dilakukan. Kebutuhan akan etika muncul dari keinginan untuk menghindari
permasalahan – permasalahan di dunia nyata.

Menurut Kaiser dalam (Suhrawardi Lubis, 1994:6-7) Etika profesi


merupakan sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan
professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai
pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap
masyarakat.

Dari beberapa penjelasan diatas dapat didefinisikan, Etika profesi adalah


sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam menjalankan kehidupan
sebagai pengemban profesi serta mempelajari penerapan prinsip-prinsip moral
dasar atau norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi)
kehidupan manusia.Etika profesi Berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah
dilakukan seseorang sehingga sangatlah perlu untuk menjaga profesi dikalangan
masyarakat atau terhadap konsumen (klien atau objek).Etika profesi
memilikikonsep etika yang ditetapkan atau disepakati pada tatanan profesi atau
lingkup kerja tertentu, contoh: pers dan jurnalistik, engineering (rekayasa),
science, medis/dokter, dan sebagainya.
2.1.1 Peranan dan Prinsip-Prinsip Dalam Etika Profesi

A. Peranan etika profesi


Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau segolongan
orang saja, tetapi milik setiap kelompok masyarakat, bahkan kelompok
yang paling kecil yaitu keluarga sampai satu bangsa. Dengan nilai-nilai
etika tersebut, suatu kelompok diharapakan akan mempunyai tata nilai
untuk mengtur kehidupan bersama. Salah satu golongan masyarakat yang
mempunyai nilai-nilai yang menjadi landasan dalam pergaulan baik
dengan kelompok atau masyarakat umumnya maupun dengan sesama
anggotanya, yaitu masyarakat profesional. Golongan ini sering menjadi
pusat perhatian karena adanya tata nilai yang mengatur dan tertuang secara
tidertulis(yaitu kode etik profesi) dan diharapkan menjadi pegangan para
anggotanya.

Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam manakala perilaku-perilaku


sebagian para anggota profesi yang tidak didasarkan pada nilai-nilai
pergaulan yang telah disepakati bersama (tertuang dalam kode etik
profesi), sehingga terjadi kemerosotan etik pada masyarakat profesi
tersebut. Sebagai contohnya adalah pada profesi hukum dikenal adanya
maia peradilan,demikian juga pada profesi dokter dengan pendirian klinik
super spesialis didaerah mewah, sehingga masyarakat miskin tidak
mungkin menjamahnya.

B. Prinsip– prinsip dasar di dalametikaprofesi, yaitu :


1. Tanggungjawab

Tanggung jawab adalah satu prinsip pokok bagi kaum profesional, orang
yang profesional sudah dengan sendirinya berarti orang yang bertanggung
jawab.
• Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
Maksudnya, orang yang profesional tidak hanya diharapkan melainkan
juga dari dalam dirinya sendiri menuntut dirinya untuk bekerja sebaik
mungkin dengan standar di atas rata-rata, dengan hasil yang maksimum
dan dengan moto yang terbaik.Ia bertanggung jawab menjalankan
pekerjaannya sebaik mungkin dan dengan hasil yang memuaskan dengan
kata lain. Ia sendiri dapat mempertanggungjawabkan tugas pekerjaannya
itu berdasarkan tuntutan profesionalitasnya baik terhadap orang lain yang
terkait langsung dengan profesinya maupun yang terhadap dirinya sendiri.

• Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau
masyarakat pada umumnya.Pada tingkat dimana profesinya itu membawa
kerugian tertentu secara disengaja atau tidak disengaja, ia harus
bertanggung jawab atas hal tersebut, bentuknya bisa macam-macam.
Mengganti kerugian, pengakuan jujur dan tulus secara moral sebagai telah
melakukan kesalahan: mundur dari jabatannya dan sebagainya.

2. Keadilan.
Prinsip ini menuntut agar dalam menjalankan profesinya orang yang
profesional tidak boleh melakukan diskriminasi terhadap siapapun
termasuk orang yang mungkin tidak membayar jasa profesionalnya
3. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang
menjadihaknya.
4. Prinsip Kompetensi, prinsip ini menuntut untuk melaksanakan pekerjaan
sesuai jasa profesionalnya, kompetensi dan ketekunan.
5. Prinsip Prilaku Profesional, prinsip ini menuntut kita untuk berprilaku
konsisten dengan reputasi profesi
6. Prinsip Kerahasiaan, prinsip ini menuntut untuk menghormati kerahasiaan
informasi.

2.1.2 Ciri-ciri Etika Profesi

a. Adanya pengetahuan khusus


Biasanya keahlian dan ketrampilan ini dimiliki berkat pendidikan,
pelatihan, dan pengalaman yang bertahun-tahun
b. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi
Hal ini biasanya setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada
kode etik profesi
c. Mengabdi pada kepentingan masyarakat
Setiap pelaksana profesi harus meletakkan kepentingan pribadi dibawah
kepentingan masyarakat
d. Ada ijin khusus untuk menjalankan suatu profesi
Setiap profesi akan selalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat,
dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan,
kelangsungan hidup, dan sebagainya. Maka untuk menjalankan suatu
profesi harus terlebih dahulu ada ijin khusus
e. Menjadi anggota dari suatu profesi

2.1.3 Kode Etik Profesi Dan Standar Profesi


A. Kode Etik Profesi
Kode etik profesi adalah suatu sistem norma, nilai serta aturan
professsional tertulis yang dengan secara tegas menyatakan apa yang benar
serta baik, dan juga apa yang tidak benar serta tidak baik bagi professional.
Kode etik tersebut menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah,
perbuatan apa yang harus dilakukan serta juga apa yang harus dihindari.

Tujuan kode etik


Supaya dapat professional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada
pemakai atau juga kustomernya. Dengan adanya kode etik tersebut akan
dapat melindungi perbuatan yang tidak professional.

Fungsi kode etik


Menurut Biggs dan Blocher (1986:10) mengemukakan tiga fungsi kode
etik yaitu :
1. Melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah
2. Mencegah terjadinya pertentangan internal dalam suatu profesi
3. Melindungi para praktisi dari kesalahan praktik suatu profesi
Sifat dan susunan kode etik

1. Harus rasional
2. Harus konsisten, tetapi tidak kaku
3. Harus bersifat universal

Kode etik profesi terdiri atas :

1. Aturan kesopanan
2. Aturan kelakuan, dan
3. Sikap antara para anggota profesi

B. Standar Profesi
Standar adalah nilai atau acuan yang menentukan level praktek terhadap
staf atau sistem yang telah ditetapkan untuk dapat diterima sampai pada
wewenang tertentu (schroeder, 1991).
Profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan badan ilmu sebagai
dasar untuk pengembangan teori yang sistematis guna menghadapi banyak
tantangan baru, memerlukan pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, serta
memiliki kode etik dengan fokus utama pada pelayanan (Winsley, 1964).
Dalam melaksanakan kewajibannya para profesional harus mengacu pada
standar profesi menurut bidangnya masing-masing. Standar profesi adalah
pedoman yang harus digunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi
secara baik (Komalawati, 2002:17)
Menurut KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NO 377/MENKES/SK/III/2007, “Standar profesi ini disusun
sebagai pedoman bagi tenaga profesi manaajemen informasi kesehatan dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam memberikan pelayanan
kesehatan di Indonesia”.
2.1.4 Penerapan Etika Profesi Sebagai Karyawan

Kumulasi Sikap, perilaku, cara berhubungan dan bagaimana proses


kerja dilaksanakan, akan membangun “Budaya Kerja” yang merupakan salah
satu elemen penting dalam perusahaan.
Etika Kerja meliputi hal-hal berikut ini.

1. Karyawan dalam perusahaan :

 Menjadi warga Perusahaan yang baik, mentaati peraturan Perusahaan


dan peraturan perundangan yang berlaku.

 Menggunakan dan mengembangkan potensinya secara optimal untuk


kepentingan Perusahaan.

 Turut menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan secara


bersama-sama membangun budaya kerja yang baik.

2. Karyawan dengan wewenang dan jabatannya di Perusahaan :

 Menggunakan dengan penuh tanggung jawab untuk kepentingan


Perusahaan dan tidak untuk kepentingan pribadi atau pihak-pihak
tertentu.

 Menjaga dan menggunakan seluruh data, informasi, harta dan fasilitas


Perusahaan untuk kepentingan Perusahaan dan tidak menggunakannya
untuk kepentingan pribadi atau pihak-pihak tertentu.

 Menjaga nama baik Perusahaan dalam sikap dan perilakunya, baik di


luar maupun di dalam Perusahaan.

3. Karyawan dengan Atasan dan Bawahannya di Perusahaan :

 Atasan sebagai panutan, pengarah dan pembimbing bawahannya dan


bertanggung jawab atas perilaku, kinerja dan unjuk kerja bawahannya
di Perusahaan.

 Bawahan secara aktif mengembangkan diri dan mengekspresikan


potensinya dalam arah dan di bawah tanggung jawab Atasannya.
 Saling menerima, menghargai dan membina kerjasama dalam suasana
keterbukaan didasari ketulusan dan itikad baik.

4. Karyawan dengan sesama Karyawan :

 Saling menghargai, mendorong semangat dan membina kerjasama


dalam tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.

 Mengembangkan integritas, keterbukaan dan kelimpahruahan dalam


hubungan yang harmonis sebagai warga Perusahaan.

Setelah membahas mengenai pengertian dari etika kerja tersebut, tulisan


selanjutnya mengenai bahasan tentang meningkatkan etika kerja di lingkungan
kerja.Untuk mendapatkan kesuksesan dalam karir, setiap karyawan hendaknya
meningkatkan etika kerja. Ikuti tips berikut ini dalam meningkatkan etika kerja.

Etika kerja berkaitan dengan apa yang semestinya dilakukan oleh karyawan.
Seharusnya etika kerja makin lama bukannya semakin menurun tetapi semakin
meningkat. Seperti dikutip Ehow, untuk meningkatkan etos kerja, setiap
karyawan perlu membangun prinsip-prinsip seperti di bawah ini.

1. Datang ke kantor lebih awal, setidaknya 15 menit sebelum mulai


bekerja. Menyediakan waktu luang sebelum bekerja membuat Anda lebih
siap mental untuk mengerjakan tugas kantor. Karyawan yang tidak pernah
telat berarti menjunjung tinggi prinsip etika kerja.

2. Pertahankan sikap profesional setiap saat. Jadilah karyawan yang


ramah dan bersahabat kepada staf lainnya di perusahaan. Hindarilah gosip
dan fokuskan diri pada masalah-masalah pekerjaan.

3. Bersikap postif terhadap komentar negatif. Sikap positif sangat penting


untuk menguatkan etos kerja. Bawalah perspektif yang segar pada
pendapat negatif.
4. Inisiatif untuk menangani proyek baru. Jadilah karyawan dengan
inisiatif tinggi dalam mengambil proyek baru dan percaya dirilah
menjalankan semua tanggung jawab pekerjaan.

5. Produktif. Kualitas dan kuantitas pekerjaan merupakan cerminan


langsung karakter profesional dan integritas. Seorang pekerja yang
produktif dengan etika kerja yang kuat, dapat menghasilkan karya yang
berkualitas.

6. Menghormati kontribusi rekan lain. Bagi sebagian orang bekerja


dengan tim lebih sulit karena harus menyatukan beberapa pendapat
menjadi satu. Belajarlah untuk menghormati rekan lain di kantor yang
memberikan ide.

7. Tidak perhitungan dengan waktu kerja. Bekerja lembur sesekali


bukanlah suatu masalah besar. Bekerja lembur akan menyukseskan proyek
yang akan dijalani dan dapat menyelesaikannya lebih cepat dari waktu
yang diprediksikan.

2.2 Peran Perusahaan Dalam Membangun Etika Profesi Karyawan


Dalam prakteknya penerapan etika kerja di kalangan karyawan tidaklah
mudah.Tidak jarang bukan saja di karyawan tetapi juga di kalangan manajer
banyak yang kurang memahami makna etika kerja.Hal itu ditunjukkan oleh
adanya sekelompok karyawan dan bahkan manajer yang egoistis dan menjadi
penyebab konflik serta ketidakpuasan di kalangan karyawan. Kalau ini dibiarkan
maka lambat laun akan menggangu proses pekerjaan dan mutu kinerja secara
keseluruhan. Karena itu diperlukan peranan perusahaan dalam membangun etika
kerja para karyawan.

Perusahaan dapat berperan dalam berbagai bentuk upaya:

 Membuat kode etika kerja dengan melibatkan para karyawan


 Pelatihan tentang pengertian dan penerapan etika kerja,

 Melaksanakan proses sosialisasi dan internalisasi etika kerja,

 Meningkatkan komunikasi horisontal dan vertikal: formal dan informal,

 Meningkatkan fungsi pengawasan kerja,

2.3 Penerapan Membangun Etika Profesi Karyawan di Perusahaan


2.3.1 Road map
1. Keadaan Saat Ini

Banyak sekali kasus yang melibatkan akuntan perusahaan Dimana


para akuntan yang melakukan pemalsuan data seolah olah
perusahaan sedang dalam keadaan baik, kasus pencucian uang serta
gratifikasi.

2. Tujuan Yang Ingin Dicapai

 Terbentuknya kultur dan kesadaran para akuntan untuk


menjaga keluhuran profesi.

 Meningkatkan moralitas diantara pengemban profesi.

 Mencegah terjadinya pelanggaran etika kerja kedepannya.

3. Tahapan Pelaksanaan

 Adanya penerapan budaya kerja sesuai kode etika profesi


didalam perusahaan.

 Supaya memiliki nilai moral yang kuat dengan kode etik para
pengemban profesi dituntut untuk meningkatkan karier dan
profesi-profesinya.
 Dalam mencegah adanya pelanggaran etika kerja yaitu dengan
melaksanakan kode etik yang diperlukan moralitas tinggi bagi
penyandang profesi tersebut. Adanya kode etik akan
melindungi perbuatan yang tidak profesional, ketaatan tenaga
profesional terhadap kode etik merupakan ketaatan naluriah
yang telah bersatu dengan pikiran, jiwa dan perilaku tenaga
professional. Dengan demikian tidak ada jalan lain kecuali taat,
jika terjadi pelanggaran berarti pengemban profesi yang
bersangkutan bersedia dikenai sanksi yang cukup
memberatkan atau merepotkan baginya.

4. Sasaran

Para akuntan dalam perusahaan

5. Indikator Pencapaian

 Muncul kesadaran akuntan dalam menjaga keluhuran profesi

 Peningkatan moralitas dalam akuntan

 Tingkat pelanggaran etika menurun

2.3.2 Contoh Kasus Pelanggaran Etika Profesi

Kasus Malinda Dee - Citibank

Malinda Memalsukan Tandatangan Nasabah

Malinda Dee, 47 tahun, Terdakwa atas kasus pembobolan dana


Citybank, terbukti diketahui memindahkan beberapa dana nasabah
dengan memalsukan tandatangan nasabah didalam formulir
transfer. Kejadian ini terungkap didalam dakwaan oleh Jaksa
Penuntut Umum dalam sidang perdana di PN Jakarta Selatan,
Selasa [8/11/2011]."Sebagian tandatangan yang tertera pada
blangko formulir transfer adalah tanda-tangan nasabah." ujar
Tatang Sutarma, Jaksa Penuntut Umum.

pelanggaran etika akuntansi

Malinda berhasil memalsukan tandatangan Rohli bin Pateni.


Pemalsuan dilakukan hingga 6 kali pada formulir transfer Citibank
nomor AM 93712 yang bernilai 150.000 dollar AS pada tanggal 31
Agustus 2010. Pemalsuan tanda tangan dilakukan juga di formulir
nomor AN 106244 yang dikirim ke PT. Eksklusif Jaya Perkasa
sebesar Rp. 99 juta. Dalam transaksi transfer ini, Malinda dee
menulis "Pembayaran Bapak Rohli untuk pembayaran interior",
pada kolom pesan.

Pemalsuan tanda tangan yang lain pada formulir nomor AN 86515


tanggal 23 Desember 2010 dengan penerima PT. Abadi Agung
Utama. "Penerima Bank Artha Graha senilai Rp. 50 juta dan pada
kolom pesan tertulis DP pembelian unit 3 lantei 33 combin unit."
baca jaksa penuntut umum. Juga dengan menggunakan nama serta
tanda-tangan palsu Rohli, Malinda Dee mengirim uang sebesar Rp.
250 juta pada formulir AN 86514 kepada PT. Samudera Asia
Nasional tanggal 27 December 2010 dan AN 61489 sebesar nilai
yang sama pada tanggal 26 January 2011. Pun pemalsuan dalam
formulir AN 134280 pengiriman kepada Rocky Deany C. Umbas
senilai Rp. 50 juta tanggal 28 January 2011 pembayaran
pemasangan CCTV, milik Rohli.

Adapun tanda-tangan palsu beratas nama korban N. Susetyo


Sutadji dilakukan sebanyak 5 kali, yaitu dalam formulir Citibank
No AJ 79026, AM 122339, AM 122330, AM 122340, dan juga AN
110601. Malinda mengirim uang senilai Rp. 2 miliar kepada PT.
Sarwahita Global Management, Rp. 361 juta kepada PT. Yafriro
International, Rp. 700 juta kepada Leonard Tambunan. Dan 2
transaksi yang lain sebesar Rp. 500 juta dan Rp 150 juta dikirimkan
kepada Vigor AW. Yoshuara secara berurutan.

"Hal ini telah sesuai dengan keterangan saksi Rohli dan N. Susetyo
Sutadji dan saksi Surjati T. Budiman serta telah sesuai BAP (Berita
Acara Pemeriksaan) Labaratoris Kriminalistis Bareskrim Polri."
jelasnya. Pengiriman uang serta pemalsuan tanda-tangan ini tidak
di sadari oleh ke-2 nasabah tersebut.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Etika profesi merupakan sikap etis sebagai bagian integral dari
sikap hidup dalam menjalankan kehidupan sebagai pengemban
profesi serta mempelajari penerapan prinsip-prinsip moral dasar
atau norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus
(profesi) kehidupan manusia.
Sebagai karyawan perlu menerapkan kode etik pada etika
kerjanya di suatu organisasi atau perusahaan, agar aktivitas
organsasi/perushaan dapat berjalan lancar.
Etika profesi in berupa sikap, perilaku, cara berhubungan dan
bagaimana proses kerja dilaksanakan, akan membangun
“Budaya Kerja” yang merupakan salah satu elemen penting
dalam perusahaan.

3.2 Saran
Organisasi atau perusahaan sebaiknya menerapkan etika profesi
ini agar tidak terjadi pelanggaran pada etika profesi

Anda mungkin juga menyukai