CIRI-CIRI PROFESI:
Memiliki pengetahuan khusus
Adanya kaidah dan standar moral yang tinggi
Mengabdi kepada kepentingan orang banyak
Memiliki izin khusus untuk menjalankan suatu profesi
Ciri-Ciri Profesi
* Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan
ini dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahuntahun.
* Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya
setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
* Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana
profesi harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan
masyarakat.
* Izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu
berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai
kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan
sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu
ada izin khusus.
* Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.
II. Pekerjaan
Pada hakekatnya bekerja adalah kodrat manusia. Agama mengajarkan
kepada kita bahwa ketika Adam jatuh dalam dosa dan dibuang ke dunia,
maka saat itu juga manusia dikodratkan harus bekerja untuk memenuhi
PROFESI
merupakan suatu kegiatan yang sangat bergantung pada keahlian
tertentu. Seorang profesional adalah seseorang yang menawarkan jasa
atau layanan sesuai dengan protokol dan peraturan dalam bidang yang
dijalaninya dan menerima gaji sebagai upah atas jasanya.
Ciri-ciri pekerjaan yang profesi :
Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan
ini dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahuntahun, memiliki status yang tinggi di masyarakat dan biasanya akan
menerima gaji yang besar.
Contoh : Programmer, IT HelpDesk, AutoCAD Drafter, Sales, WebMaster,
Web Chief Editor, Web Administrator, Unix Admnistration Manager,
Director Software, Java Developer, System Architect, web designer,
graphic designer, dll.
(sumber: http://gusfenihelmi.blogspot.com/2009/04/perbedaan-profesi-danpekerjaan.html)
a) Profesi merupakan bagian dari pekerjaan, tetapi tidak semua pekerjaan adalah profesi.
b) Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas
menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi
profesional.
c) Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus
dilakukan dan apa yang harus dihindari
Sumber
http://www.consal.org.sg/webupload/forums/attachments/2270.doc
http://students.ukdw.ac.id/~22981938/jurnal11.html.
AFR (www.afraturandang.blogspot.com)
(Diambil dari Majalah PRO Buletin Olahraga No. 06/2008 ditulis Oleh Drs. Taufik
Fauzi,Kepala Bid.Pembinaan Badan Perpustakaan Jatim)
(sumber: http://hanicaniagod4.blogspot.com/2009/03/perbedaan-profesi-danpekerjaan.html)
PROFESI
Profesi adalah pekerjaan atau bidang pekerjaan yang menuntut
pendidikan keahlian intelektual tingkat tinggi dan tanggung jawab etis
yang mandiri dalam prakteknya. Pengertian Profesi Goods Dictionary of
Education mendefinisikan profesi sebagai suatu pekerjaan yang meminta
persiapan spesialisasi yang relatif lama di Perguruan Tinggi dan dikuasai
oleh suatu kode etik yang khusus, Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
profesi diartikan sebagai bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan
keahlian (seperti ketrampilan, kejuruan dan sebagainya) tertentu. Dalam
pengertian ini, dapat dipertegas bahwa profesi merupakan pekerjaan yang
harus dikerjakan dengan bermodal keahlian, ketrampilan dan spesialisasi
tertentu. Jika selama ini profesi hanya dimaknai sekedar pekerjaan,
sementara substansi dibalik makna itu tidak terpaut dengan persyaratan,
maka profesi tidak bisa dipakai di dalam semua pekerjaan.
Dalam pandangan Vollmer -seorang ahli sosiologi- melihat makna profesi
dari tinjauan sosiologis. Ia mengemukakan bahwa profesi menunjuk
kepada suatu kelompok pekerjaan dari jenis yang ideal, yang sebenarnya
tidak ada dalam kenyataan, tetapi menyeiakan suatu model status
pekerjaan yang bisa diperoleh bila pekerjaan itu telah mencapai
profesionalisasi dengan penuh.
Secara termenologis, definisi profesi banyak diungkap secara berbedabeda, tetapi untuk melengkapi definisi tersebut, berikut ini tulisan Muchtar
Luthfi, yang dikutip dan disempurnakan Ahmad Tafsir, bahwa seseorang
Profesi harus memiliki keahlian khusus. Keahlian itu tidak dimiliki oleh
profesi lain. Artinya, profesi itu mesti ditandai oleh adanya suatu keahlian
yang khusus untuk profesi itu. Keahlian itu diperoleh dengan
mempelajarinya secara khusus; dan profesi itu bukan diwarisi.
Profesi dipilih karena panggilan hidup dan dijalani sepenuh waktu. Profesi
dipilih karena dirasakan sebagai kewajiban; sepenuh waktu maksudnya
bukan part-time. Sebagai panggilan hidup, maksudnya profesi itu dipilih
karena dirasakan itulah panggilan hidupnya, artinya itulah lapangan
pengabdiannya.
Profesi memiliki teori-teori yang baku secara universal. Artinya, profesi ini
dijalani menurut aturan yang jelas, dikenal umum, teorinya terbuka.
Secara universal pegangannya diakui.
Profesi adalah untuk masyarakat, bukan untuk dirinya sendiri. Profesi
merupakan alat dalam mengabdikan diri kepada masyarakat bukan untuk
kepentingan diri sendiri, seperti untuk mengumpulkan uang atau
mengejar kedudukan. Jadi profesi merupakan panggilan hidup.
Profesi harus dilengkapi kecakapan diagnostik dan kompetensi aplikatif.
Kecakapan dan kompetensi ini diperlukan untuk meyakinkan peran profesi
itu terhadap kliennya.
Pemegang profesi memiliki otonomi dalam menjalankan tugas profesinya.
Otonomi ini hanya dapat dan boleh diuji oleh rekan-rekan seprofesinya.
Tidak boleh semua orang bicara dalam semua bidang.
Profesi hendaknya mempunyai kode etik, ini disebut kode etik profesi.
Gunanya ialah untuk dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan
tugas profesi. Kode etik ini tidak akan bermanfaat bila tidak diakui oleh
pemegang profesi dan juga masyarakat.
Profesi harus mempunyai klien yang jelas yaitu orang yang dilayani.
Profesi memerlukan organisasi untuk keperluan meningkatkan kualitas
profesi itu.
Mengenali hubungan profesinya dengan bidang-bidang lain. Sebenarnya
tidak ada aspek kehidupan yang hanya ditangani oleh satu profesi. Hal ini
mendorong seseorang memiliki spesialisasi.
JABATAN
Ialah sekumpulan pekerjaan yang berisi tugas-tugas yang sama atau
berhubungan satu dengan yang lain, dan yang pelaksanaannya meminta
kecakapan, pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang juga sama
meskipun tersebar di berbagai tempat.
Dalam birokrasi pemerintah dikenal jabatan karier, yakni jabatan dalam
lingkungan birokrasi yang hanya dapat diduduki oleh PNS. Jabatan karier
dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
Jabatan Struktural, yaitu jabatan yang secara tegas ada dalam struktur
organisasi. Kedudukan jabatan struktural bertingkat-tingkat dari tingkat
yang terendah (eselon IV/b) hingga yang tertinggi (eselon I/a). Contoh
jabatan struktural di PNS Pusat adalah: Sekretaris Jenderal, Direktur
Jenderal, Kepala Biro, dan Staf Ahli. Sedangkan contoh jabatan struktural
di PNS Daerah adalah: sekretaris daerah, kepala dinas/badan/kantor,
kepala bagian, kepala bidang, kepala seksi, camat, sekretaris camat,
lurah, dan sekretaris lurah.
Jabatan Fungsional, yaitu jabatan teknis yang tidak tercantum dalam
struktur organisasi, tetapi dari sudut pandang fungsinya sangat diperlukan
dalam pelaksansaan tugas-tugas pokok organisasi, misalnya: auditor
(Jabatan Fungsional Auditor atau JFA), guru, dosen, dokter, perawat, bidan,
apoteker, peneliti, perencana, pranata komputer, statistisi, pranata
laboratorium pendidikan, dan penguji kendaraan bermotor.
KARIR
Menurut Gibson dkk. (1995: 305) karir adalah rangkaian sikap dan
perilaku yang berkaitan dengan pengalaman dan aktivitas kerja selama
rentang waktu kehidupan seseorang dan rangkaian aktivitas kerja yang
terus berkelanjutan. Dengan demikian karir seorang individu melibatkan
rangkaian pilihan dari berbagai macam kesempatan. Jika ditinjau dari
sudut pandang organisasi, karir melibatkan proses dimana organisasi
memperbaharui dirinya sendiri untuk menuju efektivitas karir yang
merupakan batas dimana rangkaian dari sikap karir dan perilaku dapat
memuaskan seorang individu. Menurut Greenhaus (1987: 5) yang dikutip
oleh Irianto (2001:93) terdapat dua pendekatan untuk memahami makna
karir, yaitu: pendekatan pertama memandang karir sebagai pemilikan
(aproperty) dan/atau dari occupation atau organisasi. Pendekatan ini
memandang bahwa karir sebagai jalur mobilitas di dalamorganisasi yang
tunggal seperti jalur karir di dalam fungsi marketing, yaitu menjadi sales
representative, manajer produk, manajer marketing distrik, manajer
marketing regional, dan wakil presiden divisional marketing dengan
berbagai macam tugas dan fungsi pada setiap jabatan. Pendekatan kedua
memandang karir sebagai suatu property atau kualitas individual dan
bukan occupation atau organisasi. Pendekatan ini memandang bahwa
karir merupakan perubahanperubahan nilai, sikap, dan motivasi yang
terjadi pada setiap individu/pegawai. Berdasarkan kedua pendekatan
tersebut definisi karir adalah sebagai pola pengalaman berdasarkan
pekerjaan (work-related experiences) yang merentang sepanjang
perjalanan pekerjaan yang dialami oleh setiap individu/pegawai dan
secara luas dapat dirinci ke dalam obyective events. Salah satu contoh
untuk menjelaskannya melalui serangkaian posisi jabatan/pekerjaan,
tugas atau kegiatan pekerjaan, dan keputusan yang berkaitan dengan
pekerjaan (workrelated decisions).
DAFTAR PUSTAKA
Pujangkoro, Sugih Arto.2004. Analisis Jabatan (Job Analysis). Jurnal Jurusan
Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Rachman, A. Modul III Etika Humas. Pusat Pengambangan Bahan Ajar UMB
Joe. 2011.Apa itu Jabatan Struktural dan Jabatan Fungsional PNS. Diakses:
Rabu, 7 Maret 2012. Dari:
http://perawattegal.wordpress.com/2011/01/03/apa-itu-jabatan-strukturaldan-jabatan-fungsional-pns/
Mujtahid. 2011.Memahami Makna Profesi. Diakses : Rabu, 7 Maret 2012.
Dari: http://uin-malang.ac.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=2388:memahami-makna-profesi&catid=35:artikel-dosen&Itemid=210
(sumber: http://ilmukritis.wordpress.com/2012/02/28/definisi-pekerjaan-profesijabatan-dan-karir/)