Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA (HAM)


PADA ANAK

Di susun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila &


Kewarganegaraan.
Dosen: Sudjarwo, S.Pd., M.M.

NAMA:
Risca Oktafiana (321710036)

KELAS:
ARS.17 D1

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI PELITA BANGSA


BEKASI 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
kehendak-Nya lah saya selaku penulis bisa menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Adapun maksud dan tujuan penulis membuat makalah ini adalah
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, dan juga untuk menambah wawasan mengenai Pelanggaran
Hak Asasi Manusia (HAM) pada Anak. Dalam pembuatan dan penyusunan
makalah ini tentu saja saya mengakui bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Baik segi isi, teori, dan sistematika kepenulisan. Maka dari itu
karena belum luasnya wawasan saya, saya sangat terbantu bila pembaca
memberi kritik dan saran yang bersifat membangun dan dapat menyempurnakan
makalah ini dari segi manapun. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini
bisa bermanfaat bagi kita semua baik untuk hari ini dan untuk masa yang akan
datang.

Cikarang, 21 April 2019

i
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................2
C. Tujuan Makalah....................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hak Asasi Manusia pada Anak ..........................................4
B. Undang-undang Hak Asasi Manusia ....................................................5
C. Bentuk Kekerasan pada Anak ..............................................................8
D. Faktor Terjadinya Pelanggaran HAM pada Anak................................9
E. Pelaku Pelanggaran HAM pada Anak ................................................10
F. Upaya Pencegahan Pelanggaran HAM di Indonesia ...........................11
G. Peran Pemerintah dalam Perlindungan HAM pada Anak ..................11
H. Peran Mayarakat dalam Pencegahan Pelanggaran HAM pada Anak 11
I. Contoh Kasus Pelanggran HAM pada Anak .......................................13

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ........................................................................................16
B. Saran ...................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

ii
3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa Depan bangsa ada pada kesejahteraan anak-anak saat ini.Begitu
yang terdengar bila membicarakan anak .Sayangnya hal itu tidak begitu
berbanding lurus dengan realitas yang ada. Masih banyak anak-anak yang
kurang beruntung dalam pemenuhan hak asasi manusia pada anak.
Mengingat saat ini banyak sekali terjadi pelanggaran terhadap hak-hak
anak, bahwa kasus-kasus pelanggaran ham terutama pada anak yang menjadi
sorotan dan menyita publik.Banyak anak yang ditelantarkan, menjadi anak
jalanan, buruh upah. Jika kita melihat hal ini sangat menyedihkan, anak yang
seharusnya mendapatkan perhatian, kasih sayang malah mendapatkan perlakuan
yang seharusnya tidak seperti itu.
Dalam penjelasan pasal 1 angka 6 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999
menyatakan bahwa pelanggaran ham adalah setiap perbuatan seseorang atau
sekelompok orang termasuk aparat Negara, baik sengaja maupun tidak sengaja
atau kelalaian yang secara melawan hukum, mengurangi, menghalangi,
membatasi, dan atau mencabut hak asasi seseorang atau kelompok orang yang
dijamin oleh undang-undang ini, dan tidak mendapatkan atau khawatiran tidak
akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan
mekanisme hukum yang berlaku.
Sedangkan ham itu sendiri menurut Tilaar menyebutkan bahwa ham
adalah hak-hak yang melekat pada diri manusia, dan tanpa hak-hak itu manusia
tidak dapat hidup layak sebagai manusia. Hak tersebut diperoleh bersama dengan
kelahirannya atau kehadirannya didalam kehidupan masyarakat. HAM bersifat
umum(universal) karena diyakini bahwa beberapa hak dimilki tanpa perbedaan
antas bangsa, ras, atau jenis kelamin. HAM juga bersifat supralegal, artinya tidak
tergantung pada adanya suatu Negara atau undang-undang dasar, kekuasaan
pemerintah, bahkan memiliki kewenangan lebih tinggi karena berasal dari
sumber yang lebih tinggi (Tuhan).
Menurut Pasal 1 ayat (1) UU Nomor 23 Tahun 2002 anak adalah seseorang

1
yang belum berusia 18 tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan.
Bahwa anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam
dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Maka ia perlu
mendapatkan kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang
secara optimal, baik fisik, mental maupun social, dan berakhlak mulia, Perlu
dilakukan upaya perlindungan serta untuk mewujudkan kesejahteraan anak
dengan memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya serta adanya
perlakuan tanpa diskriminasi.
Dengan adanya hal ini pertanggung jawaban orang tua, keluarga,
masyarakat, pemerintah dan Negara merupakan kegiatan yang dilaksanakan
secara terus menerus demi terlindungnya hak asasi manusia kususnya pada anak.
Kegiatan tersebut di maksudkan untuk mewujudkan kehidupan terbaik bagi anak
yang diharapkan sebagai penerus bangsa yang potensial, tangguh, memiliki
nasionalisme yang dijiwai ahlak yang mulia, serta berkemauan keras menjaga
kesatuan bangsa dan Negara.

B. Rumusan Masalah
Adapun beberapa permasalahan dalam pelanggaran hak asasi manusia
pada anak diantaranya yaitu :
1. Apa Pengertian Hak Asasi Manusia pada Anak?
2. Apa saja Undang-undang yang mengatur Hak Asasi Manusia?
3. Bagaimana bentuk pelanggaran Hak Asasi Pada Anak?
4. Bagaimana pelanggaran hak asasi manusia pada anak bisa terjadi?
5. Siapa saja pelaku Hak Asasi Manusia pada Anak?
6. Bagaimana upaya pencegahan pelanggaran Hak Asasi Manusia di
Indonesia?
7. Bagaimana peran pemerintah terhadap pencegahan pelanggaran hak asasi
manusia pada anak?
8. Bagaimana peran masyarakat terhadap pencegahan pelanggaran Hak Asasi
Manusia pada anak?
9. Apa saja contoh kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia pada Anak?

2
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Hak Asasi Manusia pada Anak.
2. Untuk mengetahui Undang-undang yang mengatur Hak Asasi Manusia.
3. Untuk mengetahui Bentuk Pelanggaran Hak Asasi Pada Anak.
4. Untuk mengetahui Penyebab Pelanggaran Hak Asasi Manusia Bisa Terjadi.
5. Untuk mengetahui pelaku Hak Asasi Manusia pada Anak.
6. Untuk mengetahui upaya pencegahan pelanggaran Hak Asasi Manusia di
Indonesia.
7. Untuk mengetahui peran pemerintah terhadap pencegahan pelanggaran hak
asasi manusia pada anak.
8. Untuk mengetahui peran masyarakat terhadap pencegahan pelanggaran Hak
Asasi Manusia pada anak.

10. Untuk mengetahui contoh kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia pada
Anak.
9. Menyelesaikan tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Pendidikan
Pacasila dan Kewarganegaraan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hak Asasi Manusia pada anak


Menurut kamus besar bahasa indonesia menyebutkan bahwa: hak adalah
(1) yang benar; (2) milik, kepunyaan; (3) kewenangan; (4) kekuasaan yang
berbuat sesuatu; (5) kekuasaan yang benar atas sesuatu atau menuntut sesuatu;
(6) derajat atau martabat.Dimana semua orang berhak untuk melakukan apa pun.
Sedangkan HAM itu sendiri menurut Tilaar ham adalah hak-hak yang
melekat pada diri manusia, dan tanpa hak-hak itu manusia tidak dapat hidup
layak sebagai manusia. Hak tersebut diperoleh bersama dengan kelahirannya
atau kehadirannya didalam kehidupan masyarakat.(2001).HAM juga bersifat
umum(universal) karena diyakini bahwa beberapa hak dimilki tanpa perbedaan
antas bangsa, ras, atau jenis kelamin. HAM juga bersifat supralegal, artinya tidak
tergantung pada adanya suatu Negara atau undang-undang dasar, kekuasaan
pemerintah, bahkan memiliki kewenangan lebih tinggi karena berasal dari
sumber yang lebih tinggi (Tuhan).
Dalam undang-uandang pasal 1 ayat (1) UU Nomor 23 Tahun 2002
menyebutkan bahwa: anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun
termasuk anak yang masih dalam kandungan.. Dengan demikian dimana segala
kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat
hidup, tumbuh berkemang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan
harkat dan martabat kemanusiaan, serta dapat perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi.
Konvensi Hak Anak menyebutkan, ada 4 hak pokok yang dimiliki seorang
anak yaitu hak untuk hidup (survival) , hak berkembang (development) , hak
mendapat perlindungan (protection) , dan hak berpartisipasi (participation).
Dari uraian di atas bahwa hak asasi manusia pada anak adalah hak anak
untuk mendapatkan hidup yang layak dan tidak mendapatkan diskriminasi.

4
B. Undang- Undang Hak Asasi Manusia
Adapun undang-undang yang berkaitan dengan hak asasi manusia:
 Pasal 28A: “Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan
hidup dan kehidupannya. **)”

 Pasal 28B: “
1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan
melalui perkawinan yang sah. **)
2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup , tumbuh, dan berkembang
serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. **)”

 Pasal 28C:
1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya,berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia. **)”
2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memper juangkan
haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan
negaranya.**)”

 Pasal 28D:
1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum. **)
2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan
yang adil dan layak dalam hubungan kerja. **)
3) Setiap warga Negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan. **)
4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan. **)”

 Pasal 28E:
1) Setiap orang bebas memeluk agamanya, memilih pendidikan dan
pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih

5
tempat tinggal diwilayah Negara dan meninggalkannya, serta serta berhak
kembali. **)
2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan
pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya. **)
3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat. **)”

 Pasal 28F:
“Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi
untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk
mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan
informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.**)”

 Pasal 28G:
1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta benda yang dibawahkekuasaannya, serta berhak atas
rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau
tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi. **)
2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang
merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka
politik dari Negara lain. **)”

 Pasal 28H:
1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memeperoleh pelayanan kesehatan. *)
2) Setiap orang berhak mendapatkan kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapau
persamaan dan keadilan. **)
3) Setiap orang berhak atas jaminan social yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat. **)
4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut

6
tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun. **)”

 Pasal 28I:
1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan
hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui
sebagai pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar
hukum yang berlaku surat adalah hak asasi manusia yang tidak dapat
dikurangi dalam keadaan apa pun. **)
2) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas
dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan
yang bersifat diskriminatif itu. **)
3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan perdaban. **)
4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia
adalah tanggung jawab Negara, terutama pemerintah. **)
5) Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan
prinsif Negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi
manusia dijamin, diatur, dan dituang dalam peraturan perundang-
undangan. **)”

 Pasal 28J:
1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. **)
2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib untuk
kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan
maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas
hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil
sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan
ketertiban umum suatu masyarakat demokratis. **)”

7
C. Bentuk Kekerasan pada Anak
Menurut Bagong suyanto kekerasan atau pelanggaran terhadap hak anak
terdapat empat bentuk:
1. kekerasan fisik.
Bentuk ini paling mudah dikenali, yang termasuk kekerasan fisik yaitu;
menampar, menendang, memukul, mencekik, mendorong,menggigit,
membenturkan, mengancam dengan benda tajam, dan sebagainya. Korban
kekerasan jenis ini biasanya tampak secara langsung pada fisik korban
seperti; luka memar, berdarah, patah tulang, pingsan, dan bentuk lain yang
kondisinya lebih berat.

2. kekerasan psikis.
Kekerasan ini sukar untuk dikenali. Akibat yang dirasakan korban tidak
tampak secara fisik. Dampak kekerasan ini berpengaruh pada situasi
perasaan tidak aman dan nyaman, menurunnya harga diri serta martabat
korban. Wujud konkret kekerasan jenis ini adalah; penggunaan kata-kata
kasar, penyalahgunaan kepercayaan, mempermalukan orang di depan orang
lain atau di depan umum, melontarkan ancaman dengan kata-kata, dan
sebagainya. Akibat adanya perilaku tersebut biasanya korban akan merasa
rendah diri, minder, merasa tidak berharga, dan lemah dalam membuat
keputusan.

3. jenis kekerasan ekonomi.


Kekerasan ini sering terjadi di lingkungan keluarga. Perilaku ini melarang
pasangan untuk bekerja atau mencampuri pekerjaan pasangan, menolak
memberikan uang atau mengambil uang. Pada anak-anak kekerasan jenis ini
sering terjadi ketika orang tua memaksa anak yang masih berusia di bawah
umur untuk dapat memberikan kontribusi ekonomi keluarga, sehingga
fenomena penjual koran, pengamen jalanan, pengemis anak, dan lain-lain
kian merebak terutama di perkotaan.

8
4. jenis kekerasan seksual.
Yang masuk dalam kategori kekerasan seksual adalah segala tindak yang
muncul dalam bentuk paksaan atau mengancam untuk melakukan hubungan
seksual (sexual intercourse) melakukan penyiksaan, atau bertindak sadis
meninggalkan seseorang setelah melakukan seksualitas. Segala perilaku
yang mengarah pada tindakan pelecehan seksual terhadap anak-anak, baik di
sekolah, keluarga, maupun di lingkungan sekitar termasuk dalam kategori
kekerasan seksual. Kasusu pemerkosaan anak, pencabulan yang dilakukan
oleh guru, orang lain bahkan orang tua tiri yang sering terekspos dalam
pemberitaan berbagai media massa merupakan contoh konkret kekerasan
jenis ini. ( suyanto.2013: 28).

D. Faktor Terjadinya Pelanggaran HAM pada Anak


Faktor – faktor penyebabnya antara lain:
1. Masih belum adanya kesepahaman pada tataran konsep hak asasi manusia
antara paham yang memandang HAM bersifat universal (universalisme) dan
paham yang memandang setiap bangsa memiliki paham HAM tersendiri
berbeda dengan bangsa yang lain terutama dalam pelaksanaannya
(partikularisme);
2. Adanya pandangan HAM bersifat individulistik yang akan mengancam
kepentingan umum (dikhotomi antara individualisme dan kolektivisme);
3. kurang berfungsinya lembaga – lembaga penegak hukum (polisi, jaksa dan
pengadilan);
4. pemahaman belum merata tentang HAM baik dikalangan sipil maupun
militer.

Disamping faktor-faktor penyebab pelanggaran hak asasi manusia tersebut


di atas, menurut Effendy salah seorang pakar hukum, ada faktor lain yang
esensial yaitu “kurang dan tipisnya rasa tanggung jawab”. Kurang dan tipisnya
rasa tanggungjawab ini melanda dalam berbagai lapisan masyarakat, nasional
maupun internasional untuk mengikuti “hati sendiri”, enak sendiri, malah juga
kaya sendiri, dan lain – lain. Akibatnya orang dengan begitu mudah

9
menyalahgunakan kekuasaannya, meremehkan tugas, dan tidak mau
memperhatikan hak orang lain. Selain itu ada faktor Eksternal dan Internalnya,
yaitu :
- Faktor Internal:
Keadaan psikologis para pelaku, sifat egois, tidak toleran pada orang lain, dan
tingkat kesadaran para pelaku pelanggaran HAM.
- Eksternal :
1. Perangkat hukum yang tidak tegas dan tidak jelas sehingga menimbulkan
ketidakpastian hukum.
2. Struktur sosial dan politik yang memungkinkan terjadinya pelanggaran
hukum dan HAM.
3. Struktur ekonomi yang menimbulkan kesenjangan ekonomi dan
kemiskinan memungkinkan seseorang melakukan pelanggaran hukum dan
HAM.
4. Teknologi yang digunakan secara salah dapat menimbulkan kejahatan.

E. Pelaku Pelanggaran Hak Asasi Manusia pada Anak


Pelaku tindak pelanggaran HAM yang terjadi pada anak seringkali
melibatkan orang terdekat anak, yang seharusnya menjadi pelindung dan
pengayom bagi anak. Pelaku tindak pelanggaran HAM terhadap anak dapat
dibagi menjadi dua kategori.
1. Keluarga
Yang dimaksud keluarga sebagai pelaku tindak kekerasan adalah orang
yang mempunyai hubungan keluarga dengan anak karena hubungan darah,
perkawinan, persusuan, pengasuhan, dan perwalian, yang menetap dalam
rumah tangga dan/atau tidak menetap dalam rumah tangga, serta orang yang
bekerja membantu rumah tangga yang menetap dalam rumah tangga dan/atau
tidak menetap dalam rumah tangga tersebut. Orang yang bekerja membantu
rumah tangga dapat dipandang sebagai anggota keluarga dalam jangka waktu
selama berada dalam rumah tangga yang bersangkutan.
2. Di luar Keluarga
Yaitu orang-orang atau pelaku di luar kategori keluarga, misalnya,

10
tetangga, petugas sekolah (guru, kepala sekolah, guru BP, penjaga sekolah),
dan orang yang tidak dikenal anak.

F. Upaya Pencegahan Pelanggaran HAM di Indonesia

a. Indonesia menyambut baik kerja sama internasional dalam upaya


menegakkan HAM di seluruh dunia atau di setiap negara dan Indonesia
sangat merespons terhadap pelanggaran HAM internasional hal ini dapat
dibuktikan dengan kecaman Presiden atas beberapa agresi militer di beberapa
daerah akhir-akhir ini contoh; Irak, Afghanistan, dan baru-baru ini Indonesia
juga memaksa PBB untuk bertindak tegas kepada Israel yang telah
menginvasi Palestina dan menimbulkan banyak korban sipil, wanita dan
anak-anak.

b. Komitmen Pemerintah Indonesia dalam mewujudkan penegakan HAM,


antara lain telah ditunjukkan dalam prioritas pembangunan Nasional tahun
2000-2004 (Propenas) dengan pembentukan kelembagaan yang berkaitan
dengan HAM. Dalam hal kelembagaan telah dibentuk Komisi Nasional Hak
Asasi Manusia dengan kepres nomor 50 tahun 1993, serta pembentukan
Komisi Anti Kekerasan terhadap perempuan.

c. Pengeluaran Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang hak asasi


manusia , Undang-undang nomor 26 tahun 2000 tentang pengadilan HAM,
serta masih banyak UU yang lain yang belum tersebutkan menyangkut
penegakan hak asasi manusia.

G. Peran pemerintah terhadap perlindungan HAM pada anak

Adapun peran pemerintah sebagai berikut :


1. Pemerintah membuat undang undang baik undang-undang tentang HAM
maupun tentang Perlindungan Anak.
2. Pemerintah membentuk badan komnas HAM, dan Komisi Nasional
Perlindungan Anak (KNPA) . Adapun tugas dari KNPA adalah :

11
- Melakukan sosialisasi seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berkaitan dengan perlindungan anak.
- Mengumpulkan data dan informasi, menerima pengaduan masyarakat,
melakukan penelaahan, pemantauan, evaluasi, dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan perlindungan anak.
- Memberikan laporan, saran, masukan, dan pertimbangan kepada Presiden
dalam rangka perlindungan anak. Misalnya untuk tugas memberikan
masukan kepada Presiden/pemerintah KPAI meminta pemerintah segera
membuat undang– undang larangan merokok bagi anak atau setidak-
tidaknya memasukan pasal larangan merokok bagi anak dalam UU.

H. Peran Mayarakat dalam Pencegahan Pelanggaran Hak Asasi Manusia


pada Anak
1. Taat pada Aturan yang berlaku
Sebagai seorang individu anggota masyarakat, kita diharuskan untuk
taat terhadap peraturan yang berlaku. UU No. 39 tahun 1999 menyatakan
bahwa setiap orang memiliki kewajiban asasi untuk patuh terhadap aturan
perundang-undangan, konvensi atau hukum yang tak tertulis, dan hukum
internasional tentang HAM. Kita juga diharuskan untuk menghormati HAM
orang lain dan dalam menjalankan HAM diri sendiri, kita wajib tunduk
terhadap batasan pelaksanaan HAM yang ditetapkan oleh Undang-undang.

2. Menjunjung Tinggi Toleransi


Mayoritas masyarakat di Indonesia terdiri atas beragam suku, agama,
ras, minat, bakat, dan sebagainya. Adanya perbedaan biasanya dapat
menimbulkan pertikaian yang sama saja dengan pelanggaran HAM. Oleh
karena itu, untuk menjamin tegaknya HAM bukan sekedar mimpi, alangkah
baiknya jika kita lebih memandang kesamaan kita sebagai satu kesatuan
masyarakat Indonesia dan memberikan toleransi terhadap apa-apa yang
berbeda di antara kita. Implikasi dari kebijaksanaan kita ini adalah tertibnya
masyarakat dan tegaknya HAM.

12
3. Mengawasi Penegakkan HAM oleh Pemerintah
4. Bergabung dalam Organisasi
Negeri ini memiliki banyak instansi dan lembaga swadaya masyarakat
yang berkaitan dengan penegakkan HAM, sebut saja Komisi Nasional HAM,
Pengadilan HAM, Lembaga Bantuan Hukum, Komisi Kebenaran dan
Rekonsiliasi, Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Komisi untuk Orang
Hilang dan Korban Tindak Kekerasan, Lembaga Studi dan Advokasi
Masyarakat, Imparsial, Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM Indonesia
dan lainnya. Semua lembaga ini tentunya membutuhkan tenaga penggerak
dari masyarakat untuk menegakkan HAM.

5. Memberikan Masukan pada Pemerintah


Salah satu fungsi masyarakat adalah sebagai agen kontrol sosial. Segala
tindakan yang pemerintah lakukan dalam rangka menegakkan HAM tentunya
memiliki berbagai kekurangan disana sini. Maka dari itu, menjadi tugas bagi
kita untuk menemukan celah-celah tersebut sambil merumuskan solusi
terhadap permasalahan itu dan selanjutnya adalah menyampaikan pada
pemerintah.

I. Contoh Kasus Pelanggran HAM pada Anak


- Perdagangan anak.
Beberapa waktu lalu, marak terjadi penculikan pada anak – anak yang
kemudian dijual. Namun, tidak jarang ada orang tua yang menjual anaknya
karena keadaan ekonomi mereka.

- Banyak anak jalanan yang terlantar.


Anak – anak jalanan yang meminta – minta atau menjual koran di lampu
merah, padahal mereka seharusnya bisa menikmati kasih sayang dalam
keluarga dan bisa menikmati pendidikan.

13
- Penyiksaan dan perlakuan buruk
Hal ini biasanya dilakukan oleh orang tua. Terkadang hanya karena anak
melakukan tindakan yang tidak sesuai, anak kemudian dihukum dengan
menggunakan kekerasan.

- Tindakan asusila pada anak.


Misalnya tindakan sodomi dan pemerkosaan terhadap anak di bawah umur.
Bahkan yang terjadi pelakunya adalah orang tua mereka sendiri.

- Minimnya pendidikan.
Banyak sekali anak – anak yang tidak bisa menikmati pendidikan karena
kesulitan perekonomian, selain itu juga minimnya sarana dan prasarana
pendidikan yang membuat anak-anak tersebut terpaksa tidak sekolah.

- Penganiayaan anak dan mempekerjakan anak di bawah umur.


Survey terhadap pekerja seks komersial (PSK) di lokalisasi Doli (Surabaya)
ditemukan bahwa 25% dari mereka pertama kali bekerja berumur kurang dari
18 tahun (Ruth Rosenberg, 2003).

- Pernikahan dini
Hal ini banyak terjadi di pedesaan, menurut hasil survei disebutkan bahwa
46,5% perempuan menikah sebelum mencapai 18 tahun dan 21,5% menikah
sebelum mencapai 16 tahun. Kasus yang cukup menghebohkan adalah
pernikahan yang dialami oleh Lutfiana Ulfa dengan Syekh Puji.

- Pembuangan bayi.
Berdasarkan catatan Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA),
kasus pembuangan bayi di Indonesia yang umumnya dilakukan kalangan
orang tua jumlahnya cenderung meningkat. Kebanyakan bayi yang dibuang
adalah hasil hubungan gelap atau ada juga yang dikarenakan keadaan
ekonomi yang memaksa orang tua untuk membuang bayinya.

14
- Gizi buruk (marasmus kwasiokor)
Berdasarkan dari UNICEF sebagai badan PBB untuk perlindungan anak,
jumlahnya mencapai 10 juta jiwa di Indonesia. Dalam data Komnas
Perlindungan Anak, salah satu wilayah yang paling terjadi kasus gizi buruk
itu adalah Sumatera Barat. Indonesia sebagai negara yang kaya akan
kekayaan alam sangat tragis jika sampai banyak sekali anak – anak yang
mengalami gizi buruk.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun termasuk
anak yang masih dalam kandungan.
Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang melekat pada diri manusia, dan
tanpa hak-hak itu manusia tidak dapat hidup layak sebagai manusia. Hak tersebut
diperoleh bersama dengan kelahirannya atau kehadirannya didalam kehidupan
masyarakat.(2001).
Konvensi Hak Anak menyebutkan, ada 4 hak pokok yang dimiliki seorang
anak yaitu hak untuk hidup (survival) , hak berkembang (development) , hak
mendapat perlindungan (protection) , dan hak berpartisipasi (participation).
Pelanggaran ham adalah setiap perbuatan seseorang atau sekelompok
orang termasuk aparat Negara, baik sengaja maupun tidak sengaja atau kelalaian
yang secara melawan hukum, mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau
mencabut hak asasi seseorang
Pemerintah Indonesia telah melakukan banyak upaya untuk
mengantisipasi banyaknya tindakan yang melanggar HAM anak, dengan
menyusun peraturan perundang – undangan yang mengatur tentang
perlindungan HAM dan membuat Komisi Nasional Perlindungan Anak
(KNPA). Namun, walau demikian tetap masih banyak terjadi pelanggaran HAM
anak, misalnya perdagangan anak, penerlantaran anak, kurang gizi, minimnya
pendidikan, pernikahan dini dan masih banyak kasus lainnya.

B. Saran
Setiap manusia harus menyadari bahwa Hak Asasi Manusia merupakan
hak yang tidak dapat diganggu gugat oleh siapa pun. Kita bisa memulai dari diri
kita sendiri, kita harus bisa menghargai hak asasi orang lain. Misalnya, dengan
tidak mengganggu hak orang lain, terutama anak – anak.
Kami juga menghimbau bagi para orang tua, untuk tidak terlalu
mengekang dan mengatur anak secara berlebihan karena hal tersebut merupakan

16
tindakan merampas hak anak. Hendaknya setiap anak diberi kebebasan untuk
menentukan apa yang dia mau, selama hal tersebut tidak menyimpang dari nilai
dan norma yang berlaku di masyarakat.

17
DAFTAR PUSTAKA

A, Bazar Harahap. 2006 Hak Asasi Manusia dan Hukumnya.


PECINRINDO. Jakarta.
Davidson, Scott. 1994. Hak Asasi Manusia. Pustaka Utama Grafiti,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai