Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PEMBAHASAN

A. Pengertian Buku Teks


Dalam mengkaji mengenai substansi buku teks pelajaran, hal pertama
yang mesti kita ketahui adalah apa itu buku teks pelajaran. Hal ini erlu dibahas
diawal agar kita tidak bingung ketika harus menentukan mana yang disebut buku
teks pelajaran dan mana yang bukan. Berikut ini pandangan menurut beberapa
ahli mengenai pengertian buku teks.
Menurut Echols dan sadily (dalam Esti, 2012:8), Textbook mempunyai
padanan kata buku pelajaran. Kemudian textbook juga dijelaskan sebagai “a book
giving instruction in a subject used especially in schools (Crowther, 1995:1234)
yang berarti bahwa buku teks adalah buku yang memberikan petunjuk dalam
sebuah pelajaran khususnya disekolah. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional
Nomor 11 Tahun 2005 menjelaskan bahwa buku teks adalah buku acuan wajib
untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka
peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan
estetis, serta potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar
nasional pendidikan.
Buku teks pelajaran pada umumnya merupakan bahan ajar hasil seorang
pengarang atau tim pengarang yang disusun berdasarkan kurikulum atau tafsiran
kurikulum yang berlaku. Biasanya buku teks pelajaran merupakan salah satu
pendekatan tentang implementasi kurikulum, dan karena itu ada kemungkinan
terdapat berbagai macam buku teks pelajaran tentang satu bidang studi tertentu.
Salah satu contohnya, di jepang terdapat 10-20 macam buku teks pelajaran yang
disusun oleh brbagai pengarang tentang bidang studi tertentu berdasarkan
kurikulum yang sama, yang kesemuanya disetujui oleh kementrian pendidikan
( Prastowo 2011:167).
Secara umum, buku dibedakan menjadi empat jenis ( Surahman dalam
Prastowo, 2011:167), yakni:
1. Buku sumber, yaitu buku yang biasa dijadikan rujukan refrensi, dan
sumber untuk kajian ilmu tertentu, biasanya berisi suatu kajian ilmu
yang lengkap

1
2. Buku bacaan adalah buku yang hanya berfungsi untuk bahan bacaan
saja, misalnya cerita, legenda, novel, dan lain sebagainya.
3. Buku pegangan, Yaitu buku yang bisa dijadikan pegangan guru atau
pengajar dalam melaksanakan proses pembelajaran.
4. Buku bahan ajar, yaitu buku yang disusun untuk proses pembelajaran,
dan berisi bahan-bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan.
Lebih spesifik lagi Mohammad (dalam Prastowo 2011:168), menjelaskan
bahwa buku teks pelajaran dibedakan menjadi dua macam, yaitu buku teks utama
dan buku teks pelengkap. Sejalan dengan Mohammad, Wiratno ( dalam Esti,
2012:10), menjelaskan dua jenis buku teks yaitu: buku teks utama, yakni yang
berisi pelajaran suatu bidang tertentu yang digunakan sebagai pokok bagi murid
atau guru. Kemudian yang kedua buku teks pelengkap, yaitu yang sifatnya
membantu, memperkaya, atau merupakan tambahan dari buku teks utama baik
yang dipakai murid maupun guru.
Dari uraian diatas buku teks dapat diartikan buku yang berisi ilmu
pengetahuan, yang diturunkan dari kompetensi dasar yang tertuang dalam
kurikulum, dimana buku tersebut digunakan oleh peserta didik untuk belajar.
B. Pentingnya Buku Teks Pelajaran bagi Kegiatan Pembelajaran
Buku teks pelajaran hingga kini masih dianggap sebagai bahan ajar yang
paling utama. Ini terbukti hampir di berbagai institusi pendidikan, dari jenjang
yang paling dasar hingga yang paling tinggi, pada umumnya menggunakan buku
teks pelajaran sebagai bahan ajar utamanya. Berikut fungsi, tujuan, dan kegunaan
buku teks pelajaran (Nasution, 1997).
1. Fungsi buku teks pelajaran
a. Sebagai bahan referensi atau bahan rujukan oleh peserta didik,
b. Sebagai bahan evaluasi,
c. Sebagai alat bantu pendidik dalam melaksanakan kurikulum,
d. Sebagai salah satu penentu metode atau teknik pengajaran yang akan
digunakan pendidik, dan
e. Sebagai sarana untuk peningkatan karier dan jabatan.
2. Tujuan buku teks pelajaran
a. Memudahkan pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran,

2
b. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengulangi pelajaran
atau mempelajari pelajaran baru, dan
c. Menyediakan materi pembelajaran yang menarik bagi peserta didik.
3. Kegunaan buku teks pelajaran
a. Membantu pendidik dalam melaksanakan kurikulum karena disusun
berdasarkan kurikulum yang berlaku,
b. Menjadi pegangan guru dalam menentukan metode pengajaran,
c. Memberi kesempatan bagi peserta didik untuk mengulangi pelajaran atau
mempelajari pelajaran baru,
d. Memberikan pengetahuan bagi peserta didik maupun pendidik,
e. Menjadi penambah nilai angka kredit untuk mempermudah kenaikan
pangkat dan golongan, serta
f. Menjadi sumber penghasilan, jika diterbitkan.
C. Karakteristik Buku Teks Pelajaran
Sebagaimana bentuk bahan ajar lainnya, buku teks pelajaran memiliki
karakteristik tertentu. Beberapa karakteristik tersebut diantaranya sebagai berikut :
1. Secara formal, buku teks pelajaran diterbitkan oleh penerbit tertentu dan
memiliki dua misi utama, yaitu:
2. Penyusunan buku teks pelajaran memiliki dua misi utama, yaitu:
a. Optimalisasi pengembangan pengetahuan deklaratif dan proseduran,
serta
b. Pengetahuan tersebut harus menjadi target utama dari buku pelajaran
yang digunakan di sekolah.
3. Buku teks pelajaran dikembangkan oleh penulis dan penerbit buku dengan
senantiasa mengacu pada apa yang sedang diprogramnya oleh
Departemen Pendidikan Nasional. Ketentuan tersebut diantaranya bahwa
buku pelajaran harus:
a. Mengikuti kurikulum pendidikan nasional yang berlaku;
b. Berorientasi pada keterampilan proses dengan menggunakan
pendekatan kontekstual, teknologi dan masyarakat, serta demonstrasi
dan eskprerimen; serta

3
c. Memberi gambaran secara jelas tentang keterpaduan atau
keterkaitannya dengan disiplin ilmu lainnya.
4. Keuntungan Buku Teks Pelajaran
a. Buku teks pelajaran membantu pendidik melaksanakan kurikulum.
b. Buku teks pelajaran juga merupakan pegangan dalam menentukan
metode pengajaran.
c. Buku teks pelajaran memberi kesempatan bagi peserta didik untuk
mengulangi pelajaran atau mempelajari pelajaran baru.
d. Buku pelajaran dapat digunakan untuk tahun-tahun berikutnya, dan
jika direvisi, maka dapat bertahan dalam waktu yang lama.
e. Buku pelajaran yang uniform memberi kesamaan mengenai bahan
dan standar pengajaran.
f. Buku teks pelajaran memberikan kontinuitas pelajaran di kelas yang
berurutan, sekalipun pendidik berganti.
g. Buku teks pelajaran memberi pengetahuan dan metode mengajar
yang lebih mantap jika guru menggunakannya dari tahun ke tahun
(Nasution, 1987).
5. Kekurangan Buku Teks Pelajaran
a. Proses pembuatannya memakan waktu cukup lama karena harus
melalui proses percetakan;
b. Bahan cetak yang kadang kala cukup tebalmembuat anak didik
merasa malas mempelajarinya;
c. Terkadang, media bahan cetak rusak dan robek jika kualitas cetakan
dan kertas yang digunakannya buruk (Indriana, 2011:64)
D. Unsur-unsur Buku sebagai Bahan Ajar
Sebagai bahan tertulis dalam bentuk lembaran-lembaran kertas yang
dijilid dan diberi kulit (cover) yang menyajikan ilmu pengetahuan yang
disusun secara sistematis oleh pengarangnya, dapat dilihat bahwa buku teks
pelajaran tersusun atas beberapa komponen tertentu. Susunan komponen-
komponen ini juga disebut sebagai struktur buku teks Untuk menguasai
langkah-langkah pembuatan buku teks pelajaran, maka harus kita pahami dan
mengerti terlebih dahulu mengenai struktur bahan ajar ini. Seperti telah

4
disinggung sedikit pada Bab 3, bahan ajar berbentuk buku teks pelajaran
terdiri atas lima komponen, yaitu judul, kompetensi dasar atau materi pokok,
informasi pendukung, latihan, serta penilaian. Jadi, dalam membuat sebuah
buku teks pelajaran maka kelima komponen utama itu harus ada. Selain itu, isi
kandungannya juga harus mengacu kepada kompetensi dasar yang telah
ditetapkan berdasarkan kurikulum yang berlaku.
E. Langkah Mudah menyusun buku teks Pelajaran yang Menarik.
1. Pedoman atau kaidah dalam menyusun teks Pelajaran.
Hal pertama yang perlu kita pahami dalam kaitannya dengan langkah-
langkah penyusunan buku teks pelajaran adalah tentang kaidah dan ketentuan
penyusunan buku teks pelajaran. Perlu diingat bahwa setiap kali kita akan
menyusun buku teks pelajaran ada pandangan yang dapat kita jadikan pedoman,
yakni buku yang baik adalah buku yang memiliki tiga ciri, yaitu menggunakan
bahasa yang baik dan mudah dimengerti, penyajiannya menarik dan dilengkapi
dengan gambar beserta keterangan keterangan yang komplit. isi buku
menggambarkan sesuatu yang sesuai dengan ide penulisnya, dan isi atau
kandungannya disusun berdasarkan kurikulum atau tafsiran tentang kurikulum
yang berlaku.
Sementara itu, Surahman mencatat ada empat kaidah umum yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan buku teks pelajaran. Pertama, buku tidak boleh
mengganggu ketenteraman sosial. Kedua, buku tidak boleh mengandung unsur
SARA. Ketiga, buku tidak boleh menjadi bahan pro-kontra antara beberapa etnis,
golongan, ras, suku bangsa, budaya, ataupun agama. Keempat, buku harus bisa
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Disamping itu, setiap buku teks pelajaran harus memenuhi standar standar
tertentu. Standar yang dimaksud di sini meliputi persyaratan, karakteristik, dan
kompetensi minimum yang harus terkandung di dalam suatu buku pelajaran.
Standar penilaian dirumuskan dengan melihat tiga aspek utama yaitu materi
penyajian dan bahasa atau keterbacaan. (Mohammad,2010:16-35)
Sedangkan standar dalam buku teks pelajaran meliputi kelengkapan
materi, keakuratan materi,kegiatan yang mendukung materi,kemutahiran materi,
upaya untuk meningkatkan kompetensi peserta didik,pengorganisasian materi

5
mengikuti sistematika keilmuan,materi pengembangan keterampilan dan
kemampuan berpikir,materi merangsang peserta didik untuk melakukan inquiry,
serta penggunaan notasi,simbol dan satuan.
Adapun standar penyajian dalam buku teks pelajaran meliputi organisasi
penyajian umum, organisasi penyajian per bab, penyajian mempertimbangkan
kebermaknaan dan kebermanfaatan, melibatkan peserta didik secara aktif,
mengembangkan proses pembentukan pengetahuan tampilan umum, variasi dalam
cara penyampaian informasi, meningkatkan kualitas pembelajaran, anatomi buku
pelajaran, memperhatikan kode etik dan hak cipta, serta memperhatikan
kesetaraan gender dan kepedulian terhadap lingkungan. Sementara itu, standar
bahasa atau keterbacaan dalam buku teks pelajaran meliputi penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, peristilahan mematuhi EYD, kejelasan bahasa
yang digunakan, kesesuaian bahasa, dan kemudahan untuk dibaca mesti kita
ketahui.
Selanjutnya, hal kedua dalam penyusunan buku teks pelajaran adalah
tentang susunan konten buku. Dalam buku Pedoman Umam Pengembangan
Bahan Ajar (Diknas, 2004), dikatakan bahwa sebuah buku dimulai dari latar
belakang penulisan, definisi atau pengertian dari judul yang
dikemukakan,penjelasan ruang lingkup pembahasan dalam buku,hukum atau
aturan-aturan yang dibahas, contoh-contoh yang diperlukan, hasil penelitian, data
dan interpretasinya, serta berbagai argumen yang sesuai untuk disajikan.
2. Langkah-Langkah Penyusunan Buku Teks Pelajaran
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan buku teks
antara lain :
a. Memperhatikan Kurikulum dengan Cara Menganalisisnya.
Analisis kurikulum ini meliputi analisis terhadap standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang mesti dikuasai oleh peserta didik. Dari kompetensi dasar,
kemudian dijabarkan ke dalam indikator-indikator pencapaian hasil belajar dan
materi pokok. Selanjutnya,dengan menyusun peta bahan ajar, kita dapat
menemukan materi-materi yang diperlukan untuk menyusun materi pokok. Dari
materi-materi tersebut, baru dimulai proses penulisan.

6
b. Menentukan Judul Buku yang akan ditulis sesuai dengan standar-standar
Kompetensi yang akan disediakan oleh buku kita.
c. Merancang outline buku agar isi buku lengkap mencakup Aspek yang
diperlukan untuk mencapai suatu Kompetensi
Menurut Bobbi Deporter dalam bukunya Quantum Writer, ada dua strategi
yang bisa digunakan untuk mengatur curah gagasan yang akan kita tuliskan, yaitu
dengan peta pikiran dan strategi kerangka (DePorter, 2009).
1) Peta pikiran
Peta pikiran digunakan untuk menata dan menghubungkan apa yang
ingin kita tuliskan. Membuat peta pikiran dalam menyusun buku teks pelajaran
dimulai dengan menelusuri serta mengidentifikasi berbagai materi pokok dan
materi-materi penjelas yang akan ditulis.
2) Strategi kerangka
Jika peta pikiran membantu kita melihat gambaran besar bagaimana ide-
ide kita saling mendukung, maka strategi kerangka membantu kita membangun
paragraf kuat yang tersusun secara rapi, membangun ide kita, dan menuntun
pembaca (peserta didik) menjelajahi tulisan kita. Sebuah paragraf yang kuat
mengandung ide utama, detail, contoh, dan kesimpulan. Baris pertama adalah ide
utama kita. Ini merupakan poin penting dari keseluruhan paragraf Berikutnya
adalah detail yang mendukung, diikuti oleh contoh, kemudian kesimpulan yang
merangkum pesan utama paragraf dan beberapa kata yang mengantarkan pembaca
(peserta didik) ke paragraf berikutnya. Oleh karena itu, kita harus menempatkan
keempat unsur tersebut. ide utama, detail pendukung, contoh,dan kesimpulan atau
transisi di setiap paragraf yang kita buat. Kita juga bisa menggunakan petunjuk
visual, seperti warna atau jenis tulisan, tetapi jangan lupa untuk menghapus
petunjuk-petunjuk ini sebelum kita mengubahnya menjadi draf.
d. Mengumpulkan Referensi sebagai Bahan Penulisan
Dalam mengumpulkan referensi, sebaiknya kita usahakan untuk
menggunakan referensi terkini dan relevan dengan bahan kajiannya. Referensi-
referensi yang bisa digunakan, misalnya buku ilmiah, jurnal penelitian, surat
kabar, majalah laporan-laporan hasil penelitian, internet, dan sebagainya. Adapun
jika kita merujuk pada suatu sumber referensi tertentu, maka harus disebutkan

7
sumber tersebut dalam tulisan kita. Gunakan catatan kaki atau catatan dalam teks
sesuai selera kita masing-masing. Namun, yang umum digunakan dalam
penyusunan buku teks pelajaran adalah catatan dalam teks. Contohnya sebagai
berikut:
e. Menulis Buku Dilakukan dengan Memperhatikan Penyajian Kalimat yang
Disesuaikan dengan Dengan Usia dan Pengalaman Pembacanya.
Sebagai contoh, untuk peserta didik yang duduk di bangku Madrasah
Aliyah (setingkat SMA), upayakan membuat kalimat yang tidak terlalu panjang,
maksimal 25 kata per kalimat dalam satu paragraf terdiri atas 3-7 kalimat.
Sedangkan untuk jenjang pendidikan di bawah atau di atasnya, kita dapat
memperkirakan sendiri berapa panjang kata atau jumlah kalimat per paragrafnya.
Namun, secara lebih detail, untuk langkah ini, kita dapat merujuk pada formula
yang dibuat oleh Bobby De Porter (2009) dalam Quantum Writer yang ia tulis,
yaitu dengan menggunakan dua strategi untuk memfokuskan tulisan kita dan
menjadikan poin utama kita menjadi sebuah produk buku teks pelajaran. Kedua
strategi tersebut adalah target dan draf.
1) Target
Target di sinimerupakan sebuah singkatan. Setiap huruf mewakili ide
penting yang pasti ingin kita. Huruf “T” mewakili kata time (waktu), “A”
mewakili kata Audience (pembaca), “R” mewakili kata Reason (alas an), “G”
mewakili kata Goal (tujuan), “E” mewakili kata Excitement (semangat), dan “T”
mewakili kata Tone (nada).
Kelima kata kunci tersebut akan membantu kita mengingat enam cara
untuk memfokuskan poin utama kita dan menghubungkannya dengan pembaca
(peserta didik). Dengan membuat target, tulisan kita menjadi lebih jelas dan kita
semakin percaya diri dalam membuat draf buku teks pelajaran yang menarik.
Adapun cara kerja dari strategi ini adalah sebagai berikut:

a) Time (waktu) Buatlah batasan waktu. Sebagai ukuran,


banyak penulis buku professional bekerja
selama 50 menit dan beristirahat selama 10
menit.
b) Audience (pembaca Putuskan siapa yang kita ajak bicara dan

8
atau peserta didik) menulislah untuk mereka.
c) Reason (alasan) Buatlah manfaat yang jelas dari tulisan kita
d) Goal (tujuan) Tentukan tujuan yang ingin kita capai
dengan buku teks pelajaran yang bisa buat
e) Excitement Tanyakan kepada diri kita masing-masing,
(semangat) apa yang membuat kita sangat bersemangat
mengerjakan buku ini dan apa manfaatnya
bagi kita
f) Tone (nada) Pikirkan perasaan yang ingin kita timbulkan
dalam diri pembaca (peserta didik) saat
mereka membaca tulisn kita.

Itulah lima cara kerja dari strategi target. Pada dasarnya, strategi target ini
merupakan cara yang cepat, cerdas, dan tidak membuat kita stres dalam
rangka memfokuskan tulisan kita, serta menghemat waktu saat kita
melangkah ke tahap selanjutnya. Sekarang, lihatlah kerangka paragraph
yang telah kita buat. Kemudian, gunakan strategi target ini untuk
memutuskan bagaimana kita akan menuliskan drafnya.
2) Draf
Setelah menyusun fokus tulisan dengan strategi target, langkah
berikutnya yaitu menuliskan draf. Untuk menuliskan draf, sebaiknya kita
merujuk pada peta pikiran atau kerangka paragraph yang sudah kita buat.
Berilah nomor pada ide yang kita tuliskan di peta dengan urutan yang kita
inginkan di draf. Untuk membantu mengembangkan ide utama dapat
menggunakan lima teknik sebagai berikut:
- Bahasa yang alami, maksudnya tulisan draf buku teks yang kita buat
seperti cara orang berpikir dan berbicara
- Suara aktif. Maksudnya, buat tokoh dalam tulisan kita “bertindak”
akan mewujudkan sesuatu. Dengan demikian, tulisan kita akan
memegang kendali dan menciptakan momentum
- Kata kerja aktif kuat. Gunakan kalimat aktif, sebagai contoh: “selama
berabad-abad, puisi Rumi menyihir dunia”

9
- Bahasa spesifik. Maksudnya, tambahkan sentuhan personal dengan
detail, seperti nama (nama orang, institusi, jalan, kegiatan, dan
sebagainya) dan angka (nomor urut, jumlah uang, nomor halaman,
jumlah berat, dan sebagainya). Menggunakan bahasa spesifik juga
berarti tujuan penulisan kita harus dinyatakan secara jelas.
- Jelas, singkat, dan sederhana. Maksudnya, buat semua kata dan kalimat
itu penting.
f. Mengevaluasi atau mengedit hasil tulisan dengan cara membaca ulang
Evaluasi ini diperlukan untuk menyempurnakan tulisan. Menurut
Bobbi DePorter menyarankan evaluasi memperhatikan tiga aspek berikut
ini:
1) Akurasi, untuk memeriksa tingkat akurasi tulisan kita, maka lakukan
dengan tiga cara sebagai berikut:
- Membaca dengan nyaring. Dengan membaca menggunakan suara
nyaring, kita akan dengan mudah menemukan kekliruan, kesalahan eja,
serta mengoptimalkan pemakaian kata.
- Merenungkan
- Menukarkan tulisan ke teman (peer reviewer)
2) Detail dan contoh
Dalam langkah ini, baca kembali semua paragraph tulisan yang telah kita
buat. Apakah semua detail pendukung dan contoh-contohnya sudah
mampu mengomunikasikan maksud yang mau kita berikan.
3) Kesempatan memoles tulisan
Pada bagian ini, disarankan agar draf yang telah kita tulis agar diperiksa
kembali. Apabila ada kemungkinan dan kesempatan untuk memolesnya,
maka segera poles tulisan yang kita buat itu dengan teknik memoles draf
yang telah dijelaskan di muka.
g. Memperbaiki Tulisan menjadi Menonjol
Langkah ini bisa dilakukan dengan strategi “hebat kreatif” yang
dicetuskan oleh Bobbi De Porter berikut:
1. Menunjukkan, bukan memberi tahu

10
Cara ini dilakukan dengan menerapkan keterampilan mengamati yang
kita miliki (lihat, katakan dan gambarkan) ke dalam tulisan kita dengan
menunjukkan kepada pembaca apa yang kita ingin mereka lihat melalui
bahasa deskripsi.
2. Gerak Lambat
Gerak lambat dilakukan dengan mengamati dan mengikutsertakan
secara lebih rinci, dengan membayangkan segalanya dalam gerakan lambat,
kemudian kita gambarkan ke dalam tulisan kita.
3. Ungkapan, pengejawantahan, dan kiasan
Pertama, ungkapan, yaitu perumpamaan yang membandingkan satu
hal dengan hal lain, biasanya menggunakan kata-kata “seperti” atau “bak”.
Kedua, pengejawantahan. Maksudnya, dalam penulisan buku teks
pelajaran, digunakan pengejawantahan kuat dengan memberi sifat menusiawi
pada benda, sifat, atau ide.
Ketiga, aliterasi, yaitu pengulangan suara yang sama sebagai awal dari
rangkaian kata.
Keempat, kiasan, yaitu gaya bicara yang membandingkan dua hal atau
ide yang biasanya tidak saling terkait.
4. Ganti Klise
Klise adalah ungkapan biasa yang digunakan berulang-ulang karena
sudah dikenal. Contohnya, “mengungkapkan ide itu tidak semudah
membalikkan telapak tangan”. Terkadang, klise berguna, tetapi jika digunakan
dalam penulisan, sering kali membuat pembaca merasa kita tidak cukup
merasa percaya diri dan tidak orisinal. Maka, sebaiknya gunakan kata-kata
sendiri, karena itu jauh lebih baik.
h. Berikan ilusrasi gambar,tabel, diagram,atau sejenisnya secara proporsional
Cara ini dapat mendukung penjelasan materi yang disajikan namun harus
diingat pula untuk tidak menampilkan gambar yang berbau Sara, Bias
gender, ataupun Rasisme.
F. Menjadikan Buku Sebagai "Ladang Emas"
Ladang emas dalam artian kita bisa mnjadikan tulisan sebagai sumber
penghasilan .

11
1. Beberapa Hal Penting Yang Perlu Diperhatikan Agar Buku Kita Dapat
Diterbitkan.
Agar buku kita bisa diterbitkan,Yuliarti mengemukakan beberapa hal
yang perlu kita perhatikan berikut ini
a. Buat dan siapkan naskah terbaik
b. Pahami Selera Pasar
c. Tidak membebani Penerbit
d. Segi Keilmuan yang memadai
e. Nama Besar Penulis
2. Beberapa Hal Penting yang perlu Diperhatikan dalam Memilih Penerbit.
a. Nama baik Penerbit
b. Jaringan Distribusi yang Dimiliki Penerbit
c. Nama Besar (Reputasi) Penerbit
d. Jenis-jenis buku yang diterbitkan

12
BAB II

PENUTUP
A. Kesimpulan

Teks Book sangat penting dalam menunjang proses pembelajaran,


karena merupakan referensi utama yang dimiliki oleh siswa untuk
keperluan belajar. Pembuatan Teks Book oleh guru juga dapat
mengefektifkan proses pengajaran karena ada kesesuaian pemahaman
antara guru dengan bahan ajar yang ada. Dalam proses pembuatan teks
book melalui tahapan-tahapan tertentu mulai dari perencanaan, telaah
sumber, analisis kurikulum, penulisan hingga evaluasi.
B. Saran

Karena konten utama dan struktur penulisan pada teks book lebih
padat materi, oleh sebab itu untuk keperluan efektivitas pembelajaran
diperlukan media pembelajaran lainnya yang melengkapi penggunaan teks
book agar desain pembelajaran lebih menarik dan hidup. Dalam pembuatan
teks book diperlukan proses evaluasi paralel (peer review) agar kualitas teks
book dapat ditingkatkan dan sesuai dengan tujuan penggunaannya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Crowther, J. 1995. Oxford Advanced Learner’ Dictionary Of Current English.


AS:Oxford Univesity press
Esti, P. 2012. “Keterbacaan Wacana Dalam Buku Teks Marsudi Basa Lan Sastra
Jawa Anyar Kelas VIII Untuk Pembelajaran Bahasa Jawa Sekolah Menengah
Pertama”. Tidak Diterbitkan. Tugas Akhir. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Yogyakarta:DIVA Press.

14

Anda mungkin juga menyukai