Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini
dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi. Dalam makalah ini kami
membahas tentang Etika Profesi Pilot. Ucapan terima kasih pun tidak lupa kami
ucapkan kepada pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini
yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu masukan berupa kritikan dan saran sangat kami harapkan demi
penyempurnaan makalah ini. Akhir kata,kiranya makalah ini dapat berguna dan bisa
menjadi pedoman bagi mahasiswa untuk dapat mempelajari serta memahami tentang
etika profesi. Sekian dan terima kasih.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk lebih mendalami mengenai dunia kerja, perlu lebih mendalami topik-
topik yang berkaitan dengan peningkatan kualitas diri dan pribadi sebagai seorang
pekerja maupun sebagai seorang profesional. Dalam melaukukan perkerjaan perlu
juga dibatasi dengan kode etik, yang mana seorang pekerja dalam melakukan
kinerjanya. Maka etika profesi seorang pekerja yang dalam menjalankan tugas akan
berjalan dengan secara profesional dan tepat sesuai dengan tujuan pekerjaannya.
Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris "Profess",
yang dalam bahasa Yunani adalah"Επαγγελια", yang bermakna: "Janji untuk
memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara tetap atau permanen".
Profesi juga sebagai pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan
terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi,
kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi
tersebut. Contoh profesi adalah pada bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer,
teknik desainer, tenaga pendidik. Kode etik profesi dalam bidang apapun merupakan
bagian dari etika profesi. Kode etik profesi merupakan lanjutan dari norma-norma
yang lebih umum yang telah dibahas dan dirumuskna dalam etika profesi. Kode etik
lebih memperjelas, memepertegas, dan merinci norma-norma ke bentuk yang lebih
sempurna walaupun sebenarnya norma-norma tersebut sudah tersira dalam etika
profesi. Tujuan utama dari kode etik adalah memberi pelayanan khusus dalam
masyarakat tanpa mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok.
1.3 TUJUAN
Tujuan penyusunan makalah ini bertujuan agar pembaca dapat mengetahui
dan memahami tentang pengertian profesi dan lingkup etika, pengertian etika profesi,
peranan dan prinsip etika profesi dan kode etik profesi serta standar profesi terlebih
khusus Etika Profesi Pilot.
BAB II
PEMBAHASAN
Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris "Profess",
yang dalam bahasa Yunani adalah"Επαγγελια", yang bermakna: "Janji untuk
memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara tetap atau permanen".
Profesi adalah suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu set
norma yang sangat khusus yang berasal dari perannya yang khusus di masyarakat
Profesi adalah “komunitas moral” yang memiliki cita-cita dan nilai bersama.
b) Lingkup etika
Ruang lingkup etika sangat luas sehingga terbagi atau terpecah menjadi
beberapa bagian atau bidang atau bidang seperti :
- Etika keluarga
- Etika Profesi
- Etika Politik
- Etika Lingkungan
- Etika Ideologi
2.2 PENGERTIAN ETIKA PROFESI
Etika profesi berasal terdiri atas “etika” dan “profesi”. Istilah Etika berasal dari
bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk
jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang
biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara
berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.
Menurut Brooks (2007), etika adalah cabang dari filsafat yang menyelidiki
penilaian normatif tentang apakah perilaku ini benar atau apa yang seharusnya
dilakukan. Kebutuhan akan etika muncul dari keinginan untuk menghindari
permasalahan – permasalahan di dunia nyata. Kata ‘etika’ dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 –
mengutip dari Bertens 2000), mempunyai arti :
1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral (akhlak);
3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam
menjalankan kehidupan sebagai pengemban profesi. Etika profesi adalah cabang
filsafat yang mempelajari penerapan prinsip-prinsip moral dasar atau norma-norma
etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) kehidupan manusia. Etika Profesi
adalah konsep etika yang ditetapkan atau disepakati pada tatanan profesi atau lingkup
kerja tertentu. Etika profesi Berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah dilakukan
seseorang sehingga sangatlah perlu untuk menjaga profesi dikalangan masyarakat
atau terhadap konsumen (klien atau objek).
1.Drs. O.P. SIMORANGKIR, etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam
berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
2.Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku
perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan
oleh akal.
3.Keiser dalam ( Suhrawardi Lubis, 1994:6-7 ) merupakan suatu sikap hidup berupa
keadilan untuk dapat memberikan pelayanan yang professional terhadap masyarakat
dengan penuh ketertiban serta keahlian ialah sebagai pelayanan didalam rangka
melaksanakan suatu tugas yang berupakan kewajiban terhadap masyarakat.
Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam
menjalankan kehidupan sebagai pengemban profesi.
Etika profesi adalah cabang filsafat yang mempelajari penerapan prinsip-
prinsip moral dasar atau norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus
(profesi) kehidupan manusia
Etika profesi adalah konsep etika yang ditetapkan atau disepakati pada
tatanan profesi atau lingkup kerja tertentu. Contoh : pers dan jurnalistik,
engineering (rekayasa), science,medis/dokter,dsb.
Etika profesi berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah dilakukan
seseorang sehingga sangatlah perlu untuk menjaga profesi dikalangan
masyarakat atau terhadap konsumen (klien atau objek).
Etika profesi adalah sebagai sikap hidup untuk memenuhi kebutuhan
pelayanan profesional dari klien dengan keterlibatan dan keahlian sebagai
pelayanan dalam rangka kewajiban masyarakat sebagai keseluruhan terhadap
para angglta masyarakat yang membutuhkannya dengan disertai refleksi yang
seksama.
Jadi menurut kami etika profesi adalah aturan-aturan atau norma standar perilaku
serta tanggung jawab yang ditetapkan pada profesi tersebut agar tidak terjadi
penyimpangan atau penyalahgunaan oleh orang-orang di bidang profesi tersebut.
Kode etik profesi adalah suatu sistem norma, nilai serta aturan professsional
tertulis yang dengan secara tegas menyatakan apa yang benar serta baik, dan juga apa
yang tidak benar serta tidak baik bagi professional. Kode etik tersebut menyatakan
perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan serta juga
apa yang harus dihindari.
Menurut Biggs dan Blocher (1986:10) mengemukakan tiga fungsi kode etik yaitu :
1. Melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah
1) Harus rasional
1. Aturan kesopanan
b) Standar profesi
Standar adalah nilai atau acuan yang menentukan level praktek terhadap staf atau
sistem yang telah ditetapkan untuk dapat diterima sampai pada wewenang tertentu
(schroeder, 1991).
Profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan badan ilmu sebagai dasar untuk
pengembangan teori yang sistematis guna menghadapi banyak tantangan baru,
memerlukan pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, serta memiliki kode etik
dengan fokus utama pada pelayanan (Winsley, 1964). Dalam melaksanakan
kewajibannya para profesional harus mengacu pada standar profesi menurut
bidangnya masing-masing. Standar profesi adalah pedoman yang harus digunakan
sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik (Komalawati, 2002:17)
Dalam tugasnya di dalam kokpit pesawat, pilot dibantu oleh seorang ko-pilot.
Selama penerbangan berlangsung semenjak pintu terakhir ditutup untuk take off
hingga pintu pertama dibuka setelah landing, pilot dan ko-pilot akan mengikuti jalur-
jalur penerbangan yang telah didaftarkan dan terprogram melalui bantuan sistim
navigasi pesawat serta mengikuti informasi yang diberikan oleh menara kontrol lalu-
lintas di bandar udara maupun petugas pelayanan lalu lintas penerbangan di
sepanjang perjalanan.
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa tugas dari seorang Pilot adalah
menjalankan mesin dari pesawat terbang sedangkan seorang COPILOT bertugas
untuk membantu seorang Pilot. Adapun kepangkatan dalam dunia penerbangan
(sipil) sebagai berikut:
2. FIRST OFFICER adalah wakil dari Captain yang akan mengambil alih tugas
captain apabila captain tidak dapat menjalankan tugasnya. Jadi apabila First Officer
yang menjalankan pesawat/mesin; maka dia adalah Pilot nya. sedangkan Captain
adalah Copilotnya. Demikian sebaliknya apabila Captain yang terbang maka dia
adalah pilotnya dan dia juga komandan pesawat sedangkan first Officer adalah
Copilotnya.
Sebagai penerbang sipil biasanya kita tidak mengenal hari, jadi bekerja
sebagai penerbang tidak sama seperti pegawai kantor/darat, karena sebagai
penerbang kita tetap bekerja walaupun hari minggu/raya apabila kita mendapat
tugas/jadwal terbang maka kita harus menjalankannya. Walaupun begitu, sebagai
seorang pilot hampir tidak pernah ada yang mengatakan bosan terbang. Tidak pernah
bosan?Masa sih? Simak lagi aja yuk yang di bawah ini.
a. Menerbangkan pesawat.
Bagi pilot komersial, atau pilot yang bekerja pada maskapai penerbangan dan
menerbangkan pesawat untuk dibayar, tanggung jawab terbesarnya adalah membuat
penumpang nyaman dan menjaga keselamatan mereka.
Hal yang sudah menjadi tanggung jawab siapapun termasuk pilot adalah menjaga
kesehatan diri sendiri. Namun, pilot harus ekstra dalam menjaga kesehatannya
karena saat bekerja, ia harus fit dan bekerja maksimal tanpa ngantuk dan lelah.
1. Kami para Pilot adalah insan yang berIman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa
2. Kami para Pilot memiliki semangat juang dan berjiwa patriot, rela berkorban
dan memegang teguh kehormatan penerbang
3. Kami para Pilot patuh dan taat pada peraturan serta mampu mengendalikan
emosi dan berambisi untuk mencapai hasil yang terbaik
4. Kami para Pilot bersikap optimis, cermat dan mampu beradaptasu serta
mengetahui batas kemampuan diri dan alutsista
5. Kami para Pilot senantiasa meningkatkan kesiapan mental, fisik, intelektual,
dan daya juang serta memilki kesiagaan dan profesionalisme yang tinggi
6. Kami para Pilot berani menanggung resiko dan bertanggung jawab atas hasil
tugas yang dibebankan seta mempunyai rasa memiliki terhadap alutsista
7. Kami para Pilot menjadi panutan dan memiliki wawasan yang luas , berani
mengambil keputusan serta senantiasa menjunjung tinggi setiap tugas
9. Kami para Pilot bersikap luwes , mampu bekerjasama dan menghargai profesi
lain.
Mengemudikan pesawat terbang adalah tugas utama dari seorang pilot. Kemampuan
yang memerlukan tuntutan keahlian tinggi ini memerlukan lisensi sendiri, dan
didapatkan melalui ujian yang diselenggarakan sekolah pilot dan juga otoritas yang
mengatur penerbangan. Seorang pilot mempunyai tanggung jawab yang besar dalam
pekerjaannya, sehingga tidak sembarang orang bisa begitu saja mengantungi lisensi.
Dalam sekolah penerbangan, selain kemampuan teknis, calon pilot diharuskan untuk
mengetahui etika dari profesi ini.
Sempat kita mendengar berita jatuhnya pesawat yang dipimpin oleh Kapten
Pilot Garuda di Bandara Adisucipto, Yogyakarta beberapa tempo lalu.Kapten
tersebut kemudian dituntut hukuman penjara karena dianggap telah lalai sehingga
mengakibatkan hilangnya nyawa. Serta merta organisasi profesi pilot melakukan
pembelaan hukum untuk anggotanya. Barangkali adalah satu hal yang sangat kecil
kemungkinannya Sang Pilot lalai, karena para pilot adalah para profesional yang
menjunjung tinggi profesionalitas. Para pilot pasti sangat tahu dan sangat patuh pada
prosedur kerja dan keselamatan, apalagi bila salah prosedur resikonya banyak nyawa
akan melayang, nyawa crew dan para penumpang. Pilot adalah sebuah profesi yang
tidak main-main. Ada yang mengatakan bahwa sebuah pekerjaan dapat disebut
sebagai profesi apabila memenuhi tiga unsur syarat, yaitu:
Pekerjaan sebagai pilot tentunya telah memenuhi ketiga unsur tersebut. Pilot
dihasilkan oleh lembaga pendidikan pilot/penerbang yang tentunya tidak sembarang
memberi tanda lulus/sertifikat atau lisensi penerbang. Adakah lisensi
terbang/sertifikat pilot yang didapat dengan cara nembak? (Kaya SIM aja.)Ada
organisasi profesi pilot, yang di antara berfungsi memberikan pembelaan seperti
kasus di atas, dan tentunya ada kode etik pilot.
Jadi barangkali hampir dapat dipastikan para pilot adalah orang-orang profesional
yang menjunjung tinggi profesionalitas karena dihasilkan oleh lembaga pendidikan
profesi, serta patuh dan taat pada kode etik profesi yang dikeluarkan oleh organisasi
profesinya. Tapi, sebagai manusia biasa tak bisakah pilot berbuat salah, lalai, atau
disalahkan sehingga dapat dihukum? Meskipun, barangkali belum ada hingga saat ini
(atau saya tidak tahu) pilot dihukum karena pesawatnya celaka dan mengakibatkan
hilangnya banyak nyawa.
1. Seorang pilot dituntut harus tenang dalam setiap keadaan, misalkan pada
suatu penerbangan terjadi kerusakan mesin akibat technical error, dalam hal ini pilot
dituntut untuk tetap tenang meskipun hanya satu mesin yang masih menyala dan
tetap mengusahakan penerbangan selesai dengan selamat.
2. Seorang pilot harus memiliki ketegasan dan kewibawaan dalam setiap proses
penerbangan hal ini dikarena kan pada proses penerbangan pilot terkadang dituntut
untuk tetap pada pendiriannya meskipun keadaan mendesak pilot untuk mengubah
pendiriannya, misalnya seorang pilot ditengah penerbangan diminta untuk transit ke
suatu wilayah, padahal dalam penerbangan tersebut tidak dijadwalkan ada transit,
pada hal ini pilot tersebut diharuskan tetap pada pendiriannya untuk tidak transit.
3. Seorang pilot dituntut untuk memiliki inisiatif yang tinggi dalam setiap
penerbangan yang dilakukannya, misalnya dalam penerbangan terjadi cuaca buruk
diarah jam 12 dalam jarak sekitar 10 menit, pilot tersebut harus mampu mencari
solusi terbaik tanpa mengakibatkan terjadinya situasi berbahaya.
4. Seorang pilot tidak boleh menunjukkan kepanikan meskipun situasi sedang
dalam keadaan darurat karena kepanikan justru dapat mengakibatkan kesalahan fatal
terjadi dan bukannya dihindari.
5. Seorang pilot harus memiliki konsentrasi dan fokus yang tinggi, untuk hal ini
akan sangat diperlukan oleh pilot pesawat tempur, misalnya seorang pilot diharuskan
melalui medan yang berbahaya dan celah untuk terbang yang sempit, sehingga pilot
yang bersangkutan diharuskan fokus agar tidak terjadi hal yang diinginkan dan
mengancam keselamatan
7. Seorang pilot harus memiliki jiwa yang siap berkorban, hal ini dimaksudkan
jika terjadi kecelakan pada pesawat seorang pilot layaknya tetap memperhitungkan
posisi jatuh pesawat dan jika memungkinkan dengan posisi dimana persentase
keselamatan penumpang tetap tinggi.
Akhir-akhir ini banyak berita soal pelanggaran kode etik dalam penerbangan
yang dilakukan pilot, kopilot, paramugari khusunya dalam penerbangan Lion air. Di
bawah dibahas masalah sanksi dalam pelanggaran kode etik. Sedikitnya ada 2 jenis
sanksi.
a. Sanksi moral
Kasus-kasus pelanggaran kode etik akan ditindak dan dinilai oleh suatu
dewan kehormatan atau komisi yang dibentuk khusus untuk itu. Karena tujuannya
adalah mencegah terjadinya perilaku yang tidak etis, seringkali kode etik juga
berisikan ketentuan-ketentuan profesional, seperti kewajiban melapor jika ketahuan
teman sejawat melanggar kode etik.
Ketentuan itu merupakan akibat logis dari self regulation yang terwujud
dalam kode etik; seperti kode itu berasal dari niat profesi mengatur dirinya sendiri,
demikian juga diharapkan kesediaan profesi untuk menjalankan kontrol terhadap
pelanggar. Namun demikian, dalam praktek sehari-hari control ini tidak berjalan
dengan mulus karena rasa solidaritas tertanam kuat dalam anggota-anggota profesi,
seorang profesional mudah merasa segan melaporkan teman sejawat yang melakukan
pelanggaran. Tetapi dengan perilaku semacam itu solidaritas antar kolega
ditempatkan di atas kode etik profesi dan dengan demikian maka kode etik profesi itu
tidak tercapai, karena tujuan yang sebenarnya adalah menempatkan etika profesi di
atas pertimbanganpertimbangan lain. Lebih lanjut masing-masing pelaksana profesi
harus memahami betul tujuan kode etik profesi baru kemudian dapat
melaksanakannya.
Kode Etik Profesi merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik profesi
merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah dibahas dan
dirumuskan dalam etika profesi. Kode etik ini lebih memperjelas, mempertegas dan
merinci norma-norma ke bentuk yang lebih sempurna walaupun sebenarnya norma-
norma tersebut sudah tersirat dalam etika profesi. Dengan demikian kode etik profesi
adalah sistem norma atau aturan yang ditulis secara jelas dan tegas serta terperinci
tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang benar dan apa yang salah dan
perbuatan apa yang dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang professional.
Itulah etika profesi yang wajib dimiliki oleh seorang pilot. Tanggung jawab
pilot yang berat dalam mengemudikan pesawat dan membawa nyawa banyak orang
di dalamnya menjadikan etika ini suatu hal yang wajib ditanamkan di diri setiap
calon pilot. Setiap sekolah pilot, seperti Fly Perkasa Flight School, akan mengajarkan
hal ini dalam pendidikannya.
(http://hminews.com/news/edan-tenan-pilot-lion-air-nyabu-diudara/)
HMINEWS, Tangerang ‒ Edan! Seorang pilot berani bermain-main dengan
nyawa penumpang. Ia mengaku nyabu di udara. Pilot maskapai penerbangan Lion
Air, MN (nama disamarkan), didakwa sebagai pemakai narkoba jenis shabu dan pil
ekstasi diadili di Pengadilan Negeri Tangerang, Selasa (27/09/2011).
Selain pasal yang telah disebutkan di atas, terdapat pasal lain yang dapat
menjerat pelaku yaitu Pasal 114 ayat (1) junto Pasal 132 ayat (1) sub Pasal ayat 112
ayat (1) UU Nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika. Dalam pasal 114 menyebutkan
“(1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual,
menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau
menyerahkan Narkotika Golongan I, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup
atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh)
tahun dan pidana denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)”.
Pasal 132 (1) Percobaan atau pemufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana
Narkotika dan Prekursor Narkotika sebagaimana dimaksud dalam Pasal 111, Pasal
112, Pasal 113, Pasal 114, Pasal 114, Pasal 115, Pasal 116, Pasal 117, Pasal 118,
Pasal 119, Pasal 120, Pasal 121, Pasal 122, Pasal 123, Pasal 124, Pasal 125, Pasal
126, dan Pasal 129, pelakunya dipidana dengan pidana penjara yang sama sesuai
dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal-pasal tersebut”.
a. Sanksi moral
Kasus-kasus pelanggaran kode etik akan ditindak dan dinilai oleh suatu
dewan kehormatan atau komisi yang dibentuk khusus untuk itu. Karena tujuannya
adalah mencegah terjadinya perilaku yang tidak etis, seringkali kode etik juga
berisikan ketentuan-ketentuan profesional, seperti kewajiban melapor jika ketahuan
teman sejawat melanggar kode etik. Ketentuan itu merupakan akibat logis dari self
regulation yang terwujud dalam kode etik; seperti kode itu berasal dari niat profesi
mengatur dirinya sendiri, demikian juga diharapkan kesediaan profesi untuk
menjalankan kontrol terhadap pelanggar. Namun demikian, dalam praktek sehari-
hari control ini tidak berjalan dengan mulus karena rasa solidaritas tertanam kuat
dalam anggota-anggota profesi, seorang profesional mudah merasa segan
melaporkan teman sejawat yang melakukan pelanggaran. Tetapi dengan perilaku
semacam itu solidaritas antar kolega ditempatkan di atas kode etik profesi dan
dengan demikian maka kode etik profesi itu tidak tercapai, karena tujuan yang
sebenarnya adalah menempatkan etika profesi di atas pertimbanganpertimbangan
lain. Lebih lanjut masing-masing pelaksana profesi harus memahami betul tujuan
kode etik profesi baru kemudian dapat melaksanakannya.
BAB III
KESIMPULAN
Kode etik bisa dilihat sebagai produk dari etika terapan, sebab dihasilkan
berkat penerapan pemikiran etis atas suatu wilayah tertentu, yaitu profesi. Tetapi
setelah kode etik ada, pemikiran etis tidak berhenti. Kode etik tidak menggantikan
pemikiran etis, tapi sebaliknya selalu didampingi refleksi etis. Supaya kode etik
dapat berfungsi dengan semestinya, salah satu syarat mutlak adalah bahwa kode etik
itu dibuat oleh profesi sendiri. Kode etik tidak akan efektif kalau di drop begitu saja
dari atas yaitu instansi pemerintah atau instansi-instansi lain; karena tidak akan
dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai yang hidup dalam kalangan profesi itu sendiri.
Instansi dari luar bisa menganjurkan membuat kode etik dan barang kali dapat juga
membantu dalam merumuskan, tetapi pembuatan kode etik itu sendiri harus
dilakukan oleh profesi yang bersangkutan. Supaya dapat berfungsi dengan baik, kode
etik itu sendiri harus menjadi hasil SELF REGULATION (pengaturan diri) dari
profesi.
Dengan membuat kode etik, profesi sendiri akan menetapkan hitam atas putih
niatnya untuk mewujudkan nilai nilai moral yang dianggapnya hakiki. Hal ini tidak
akan pernah bisa dipaksakan dari luar. Hanya kode etik yang berisikan nilainilai dan
cita-cita yang diterima oleh profesi itu sendiri yang bisa mendarah daging dengannya
dan menjadi tumpuan harapan untuk dilaksanakan untuk dilaksanakan juga dengan
tekun dan konsekuen. Syarat lain yang harus dipenuhi agar kode etik dapat berhasil
dengan baik adalah bahwa pelaksanaannya di awasi terus menerus.