Etika Profesi
Profesi
Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh :
Randy Harry Putra/1754050006
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK ARSITEKTUR
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Profesi adalah suatu jenis pekerjaan yang diinginkan atau dicita-citakan secara khusus,
bertumpu pada landasan intelektual yang dalam mencapainya memerlukan pendidikan dan latihan
khusus, memerlukan tolak ukur, persyaratan khusus dan kode etik oleh suatu badan serta dapat
diterapkan pada masyarakat untuk memecahkan suatu masalah.
Seseorang yang memiliki suatu profesi tertentu, disebut profesional. Walaupun begitu,
istilah profesional juga digunakan untuk suatu aktivitas yang menerima bayaran, sebagai lawan kata
dari amatir. Contohnya adalah petinju profesional menerima bayaran untuk pertandingan tinju yang
dilakukannya, sementara olahraga tinju sendiri umumnya tidak dianggap sebagai suatu profesi.
B. Rumusan Masalah
Apa itu Profesi?
Bagaimana syarat-syarat Profesi?
Bagaimana Profesi Arsitek?
Bagaimana Etika Profesi Arsitek?
C. Tujuan Makalah
Untuk mengetahui apa itu Profesi, Profesi Arsitek, dan Etika nya.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Profesi
A. Pengertian Profesi
Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap
suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta
proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi adalah pada
bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer,teknik dan desainer.
Profesi berasal dari bahasa latin yakni “Proffesio” yang mempunyai dua arti yaitu janji/ikrar dan
pekerjaan.
Wilensky (1964)
Profesi berasal dari kata proffesion yang berarti suatu pekerjaan yang membutuhkan
dukungan badan ilmu (body of knowledge) sebagai dasar untuk pengembangan teori yang
sistematis guna menghadapi banyak tantangan baru, memerlukan pendidikan dan pelatihan
yang cukup lama, serta memiliki kode etik dengan fokus utama pada pelayanan (altruism).
Schein EH (1962)
Profesi merupakan suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu set tertentu
dan berasal dari perannya yang khusus di masyarakat.
Hughes EC (1963)
Profesi merupakan suatu keahlian dalam mengetahui segala sesuatu dengan lebih baik
dibanding orang lain (klien).
Abraham Flexner (1915)
- Suatu pekerjaan dapat dikatakan suatu profesi apabila memenuhi syarat seperti:
- Pekerjaan berdasarkan ilmu dan belajar untuk tujuan praktek dan pelayanan
- Terorganisir secara internal serta altruistic (untuk kepentingan masyarakat)
Greenwood E (1957)
Ciri suatu pekerjaan sebagai profesi adalah :
Adanya teori yang sistematik
Otoritas
Wibawa (martabat)
Kode Etik
Budaya profesional
Hall (1968)
Profesi adalah suatu pekerjaan yang harus melalui 4 tahapan diantaranya:
Telah memperoleh badan pengetahuan dari institusi pendidikan tinggi
Menjadi pekerjaan utama
Adanya organisasi profesi
Terdapat Kode Etik
Miller (1985)
Ciri suatu profesi adalah:
Adanya badan pengetahuan yang diperoleh di Universitas
Orientasi pada ilmu pengetahuan, kompetensi dengan landasan teoritik yang jelas
Shortridge (1985)
Ciri profesi yang utama:
- Adanya Kode Etik (sebagai dasar dalam pelaksanaan standar tanggungjawab tugas
- Berorientasi pada pelayanan dan berdasarkan ilmu pengetahuan
- Mempunyai otonomi dalam kewenangan dan tanggungjawab dalam bidang keprofesian
Ciri – ciri profesi menurut H. Zaidin Ali (2001):
- Didukung oleh badan ilmu yang sesuai dengan bidangnya (antologi), jelas wilayah kerja
keilmuannya (epistemologi), dan aplikasinya (axiology).
- Profesi diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang terencana, terus menerus, dan
bertahap.
- Pekerjaan profesi diatur oleh kode etik profesi serta diakui secara legal melalui perundang –
undangan.
- Peraturan dan ketentuan yang mengatur hidup dan kehidupan profesi (standar pendidikan dan
pelatihan, standar pelayanan, kode etik) serta pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan peraturan
tersebut dilakukan sendiri oleh warga profesi (Winsley, 1964)
C. Syarat Profesi
Mengingat tugas guru yang demikian kompleksnya, maka profesi ini memerlukan persyaratan
khusus sebagai berikut:
1. Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan
yang mendalam.
2. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya.
3. Menuntut tingkat pendidikan keguruan yang memadai.
4. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakannya
5. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupannya.
Syarat sebuah profesi diberikan oleh AECT (Association for Educational Communication and
Technology) dan dinyatakan Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia I pada tahun 1988, keduanya
memberikan beberapa syarat dalam mendefinisikan suatu profesi, secara garis besar harus ada :
Latihan dan Sertifikasi, Standard dan Etika, Kepemimpinan, Asosiasi dan Komunikasi, Pengakuan
Sebagai Profesi, Tanggung Jawab Profesi dan Hubungan dengan Profesi Lainnya.
Made Pidarta (1997 : 269-271) menyatakan bahwa diperlukan hal-hal berikut untuk memenuhi
persyaratan profesi pendidik, yaitu : Pertama, perlunya diperkenalkan penjelasan pengertian
pendidikan bagi calon pendidik memberikan kesempatan berpikir untuk memahami profesi
mendidik tersebut. Kedua, perlu dikembangkan kepada calon pendidik kriteria keberhasilan
mendidik, keberhasilan ini bukan atas prestasi akademik pendidik namun lebih dicerminkan oleh
keberhasilan mendidik dengan kriteria-kriteria tertentu seperti Memiliki sikap suka belajar, tahu
tentang cara belajar dan lainnya. Ketiga, memperkenalkan perilaku di lapangan yang dapat dipilih
beberapa di antaranya yang sesuai dengan tujuan pendidikan setiap kali tatap muka.
2. Arsitek
A. PROFESI ARSITEK
Kata Arsitek berasal dari bahasa Yunani, Architekton yang merupakan rangkaian dua kata
yaitu Archi yang berarti pemimpin atau yang pertama, dan Tekton yang berarti membangun.
Jadi Arsitek adalah pemimpin pembangunan (master builder). Sumber : Budiharjo. E.1997,
Jati Diri Arsitek Indonesia. Penerbit Alumni. Bandung. Sedangkan menurut Keputusan
Direktorat Jendral Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum Nomor 023/KPTS/CK/1992,
yang disebut perencana / arsitek / konsultan perencana / konsultan ahli adalah perorangan atau
badan hukum yang melaksanakan tugas konsultasi dalam bidang perencanaan karya bangunan
atau perencanaan lingkungan beseerta kelengkapannya. Dalam buku Pedoman Hubungan
Kerja Antara Arsitek dan Pemberi Tugas (Ikatan Arsitek Indonesia, IAI) disebutkan bahwa
Arsitek adalah Perorangan ataupun Badan usaha yang dengan mempergunakan keahliannya
dan berdasarkan suatu pemberian tugas mengerjakan perencanaan, perancangan dan
pengawasan pembangunan, memberikan nasehat atau jasa-jasa lain yang berhubungan dengan
perancangan dan pengawasan gedung, tata ruang dalam pertamanan, perancangan kota,
pembagian kota dan jalan-jalan dan jembatan.
B. PROFESI ARSITEK
Praktik Arsitektur
Arsitek bekerja melalui tahapan-tahapan pekerjaan perancangan yang lazim dikenal, sejak
konsep perancangan sampai pengawasan berkala. Dalam domain yang lebih besar, sejak
perancangan sampai renovasi atau pembongkaran.
Pada setiap tahap pekerjaan arsitek memberi perhatian tentang apa yang harus dilakukan,
mana yang lebih baik, apa manfaatnya bagi pemberi tugas, bagaimana dampaknya bagi
lingkungan, dan sebagainya. Arsitek harus memutuskan pilihan-pilihan, bagaimana
memberikan pilihan solusi dengan baik, bagaimana mengkomunikasikan pilihan-pilihan
secara adil dan terbuka.
Karya arsitektur adalah proses kolaborasi yang melibatkan banyak pihak dengan banyak
kepentingan. Dapat dipahami bahwa dalam praktik arsitektur banyak mengandung potensi
konflik kepentingan.Dengan demikian, berpraktik dengan baik sebagai arsitek sesungguhnya
sudah merupakan tindakan yang etis.
Kode etik arsitek dan kaidah tata laku panggilan nurani seorang arsitek
Menyadari profesinya yang luhur, arsitek membaktikan diri kepada bidang perencanaan,
perancangan, dan pengelolaan lingkungan binaan dengan segenap wawasan, kepakarannya, dan
kecakapannya.Arsitek, di dalam berkarya, selalu menerapkan taraf profesional tertinggi disertai
integritas dan kepeloporannya untuk mempersembahkan karya terbaiknya kepada pengguna jasa
dan masyarakat, memperkaya lingkungan, dan khasanah budaya. Profesi arsitek mengacu ke
masa depan dan bersama anggota profesi lainnya selalu
memelihara dan memacu perkembangan kebudayaan dan peradabannya demi
keberlanjutan habitatnya.
Sebagai profesional, arsitek selalu menaati perangkat etika, yang bersumber pada
nilai luhur keyakinan spiritual yang dianutnya, sebagai pedoman berpikir,
bersikap, dan berperilaku dalam menunaikan kewajiban dan tanggung jawab
profesionalnya. Demikianlah Ikatan Arsitek Indonesia dengan penuh kesadaran
dan tanggung jawab merumuskan kode etik dan kaidah tata laku sebagai berikut:
Kewajiban Umum