Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika,
yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati
kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Etika Bisnis dapat
menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan
menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi
moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
Seiring dengan munculnya masalah pelanggaran etika dalam bisnis menyebabkan
dunia perdagangan menuntut etika dalam berbisnis segera dibenahi agar tatanan ekonomi
dunia semakin membaik. Dengan memetakan pola hubungan dalam bisnis seperti itu dapat
dilihat bahwa prinsip-prinsip etika bisnis terwujud dalam sutu pola hubungan yang bersifat
interaktif..
Kode Etik dapat meningkatkan kredibilitas suatu perusahaan, karena etika telah
dijadikan sebagai corporate culture (budaya kerja). Hal ini terutama penting bagi perusahaan
besar yang karyawannya tidak semuanya saling mengenal satu sama lainnya. Dengan adanya
kode etik, secara intern semua karyawan terikat dengan standard etika yang sama sehingga
akan mengambil kebijakan/keputusan yang sama terhadap kasus sejenis yang timbul. Kode
etik juga menjelaskan bagaimana perusahaan menilai tanggung jawab sosialnya..

1
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :

1.2.1 Apa pengertian profesi?

1.2.2 Bagaimana bisnis sebagai profesi?

1.2.3 Apa prinsip-prinsip etika binis?

1.2.4 Bagaimana etika dalam lingkungan hidup?

1.2.5 Bagaimana paradigma etika lingkungan?

1.2.6 Bagaimana kode etik di tempat kerja?

1.2.7 Bagaimana perbandingan kode etik?

1.3 Tujuan Masalah

Adapun tujuan masalah dalam makalah ini yaitu :

1.3.1 Untuk mengetahui pengertian profesi

1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana bisnis sebagai profesi

1.3.3 Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam etika bisnis

1.3.4 Untuk mengetahui bagaimana etika dalam lingkungan hidup

1.3.5 Untuk mengetahui paradigma etika lingkungan

1.3.6 Untuk mengetahui bagaimana kode etik di tempat kerja

1.3.7 Untuk mengetahui bagaimana perbandingan kode etik

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.1 PENGERTIAN PROFESI

Istilah profesi, professional dan profesionalisme sudah sangat sering dipergunakan


baik dalam percakapan sehari-hari maupun dalam tulisan. Untuk memahami berbagai macam
pengertian profesi, professional dan profesionalisme, dibawah ini ada beberapa definisi :

o Profesi dalam arti luas adalah sebuah pekerjaan yang secara khusus dipilih, dilakukan
dengan konsisten sehingga orang bisa menyebut kalau dia memang berprofesi di
bidang tersebut. (Nurwahid)
o Profesi dalam arti sempit adalah pekerjaan yang ditandai oleh pendidikan dan
keterampilan khusus. (Kanter dan Kamus Besar Bahasa Indonesia)
o Sedangkan definisi yang lebih khusus lagi, profesi ditandai oleh tiga unsur penting
yaitu pekerjaan, pendidikan atau keterampilan khusus, dan adanya komitmen
moral/nilai-nilai etis. (Widjojo Nitisastro, Sony Keraf, dan Brooks)
o KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Profesi : bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian

(ketrampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu.

Profesional : a. bersangkutan dengan profesi, b. memerlukan kepandaian khusus,

c. mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya.

Profesionalisme : ciri suatu profesi atau orang professional

o Hidayat Nur Wahid dalam Economics, Business, Accounting Review, edisi II/April
2006
“Profesi adalah sebuah pilihan yang sadar yang dilakukan seseorang, sebuah
pekerjaan yang khusus dipilih, dilakukan dengan konsisten, kontinu ditekuni,
sehingga orang bisa menyebut kalau dia memang berprofesi dibidang tersebut.
Sedangkan profesionalisme yang memayungi profesi tersebut semangat, paradigma,
spirit, tingkah laku, ideology, pemikiran, gairah untuk terus menerus secara dewasa,
secara intelek meningkatkan kualitas profesi mereka.”

3
o Kanter (2001)
Profesi adalah pekerjaan dari kelompok terbatas orang-orang yang memiliki keahlian
khusus yang diperolehnya melalui training atau pengalaman lain, atau diperoleh
melalui keduanya sehingga penyandang profesi dapat membimbing atau memberi
nasehat/saran atau juga melayani orang lain dalam bidangnya sendiri.
o Sonny Keraf (1998)
Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai nafkah hidup dengan mengandalkan
keahlian dan ketrampilan yang tinggi dan dengan melibatkan komitmen pribadi
(moral) yang mendalam. Dengan demikian, orang yang professional adalah orang
yang menekuni pekerjaannya dengan purna waktu, dan hidup dari pekerjaan itu
dengan mengandalkan keahlian dan ketrampilan yang tinggi serta punya komitmen
pribadi yang mendalam atas pekerjaan itu.
o Brooks (2004)
Profesi adalah sebuah kombinasi fitur, kewajiban dan hak yang kesemuanya dibingkai
dalam seperangkat nilai-nilai professional yang umum nilai-nilai yang menentukan
bagaimana keputusan dibuat dan bagaimana tindakan dilaksanakan.
o Prof. Dr. Widjojo Nitisastro
“Seorang professional akan selalu mempersoalkan apakah karyanya sesuai kaidah
yang berlaku.” Dengan definisi tersebut dapat dipetik intisarinya : a. Karyanya berarti
hasil karya (hasil pekerjaan) dari seorang professional. b. Kaidah berarti pedoman,
aturan, norma, asas. Dalam kaitannya dengan profesi, diberlakukan minimal tiga
unsur kaidah, yaitu : kaidah pengetahuan (keilmuan), kaidah ketrampilan (teknis), dan
kaidah tingkah laku (kode etik).

Ciri-ciri dari profesi adalah sebagai berikut :

 Profesi adalah suatu pekerjaan mulia.


 Untuk menekuni profesi ini diperlukan pengetahuan, keahlian dan keterampilan tinggi.
 Pengetahuan, keahlian dan keterampilan diperoleh melalui pendidikan formal,
pelatihan dan praktik/pengalaman langsung.
 Memerlukan komitmen moral (kode etik) yang ketat.
 Profesi ini berdampak luas bagi kepentingan masyarakat umum.
 Profesi ini mampu memberikan penghasilan/nafkah bagi penyandang profesi untuk
hidup layak.

4
 Ada organisasi profesi sebagai wadah untuk bertukar pikiran, mengembangkan
program pelatihan dan pendidikan berkelanjutan, serta menyempurnakan, menegakkan
dan mengawasi pelaksanaan kode etik di antara anggota profesi tersebut.
 Ada ijin dari pemerintah untuk menekuni profesi ini.

2.1.2 BISNIS SEBAGAI PROFESI

Salah satu pengertian profesi adalah “suatu pekerjaan sebagai penunjang nafkah hidup”,
dari sudut pandang ini maka semua aktivitas bisnis dapat dianggap sebagai profesi. Bisnis
dapat menentukan pertumbuhan investasi, produksi dan peningkatan pendapatan nasional.
Namun sebaliknya bisnis dapat menimbulkan suatu krisis ekonomi jika tidak dikelola secara
profesional. Oleh karena itu sesuai dengan ciri-ciri profesi tersebut, bisnis adalah suatu
profesi karena dalam bisnis terdapat banyak pekerjaan, menuntut ilmu untuk mengelola dan
para manajemen dituntut bermoral tinggi dan harus dikelola secara profesional.

Bisnis dianggap sebagai profesi karena telah sesuai dengan definisi dan ciri-ciri suatu
profesi, yaitu :

 Profesi adalah pekerjaan dan didalam bisnis terdapat banyak jenis pekerjaan.
 Sebagian besar jenis pekerjaan didalam perusahaan terutama yang dilakukan oleh
jajaran manajemen menuntut pengetahuan dan ketrampilan tinggi baik melalui
pendidikan formal maupun melalui berbagai jenis pelatihan dan proposal.
 Profesi menuntut penerapan kaidah moral/etika yang sangat ketat. Begitu pula
didalam bisnis,saat ini telah disadari bahwa semua pelaku bisnis khususnya para
eksekutif/manajemen juga harus dituntut mempunyai tingkat kesadaran/kaidah moral
yang tinggi.
 Tuntutan kaidah moral yang tinggi menjadi keharusan dalam bisnis karena
pengalaman membuktikan bahwa perilaku para pelaku bisnis menentukan kinerja
perusahaan yang akan berpengaruh besar bagi kehidupan ekonomi masyarakat dan
negara baik secara positif, maupun secara negatif.

5
2.1.3 PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS

1. Menurut Caux Round Table (Dalam Alois A. Nugroho,2001)

Merupakan suatu kombinasi yang dilandasi secara bersama oleh konsep etika Jepang kyosei
yang sifatnya lebih menekankan kebersamaan dan konsep etika barat yang lebih menekankan
pada penghormatan terhadap martabat/nilai-nilai individu.

Prinsip-prinsip etika bisnis menurut Caux Round Table adalah :

a. Tanggung jawab bisnis : dari Shareholders ke Stakeholders.

Tujuan perusahaan menurut prinsip ini adalah menghasilkan barang dan jasa untuk
menciptakan kemakmuran masyarakat secara luas (stakeholder), bukan hanya terbatas untuk
kepentingan shareholder (pemegang saham).

b. Dampak ekonomis dan sosial dari bisnis.

Kegiatan bisnis tidak semata mencari keuntungan ekonomis, tetapi juga mempunyai dimensi
social, dan perlunya menegakkan keadilan dalam setiap praktik bisnis mereka. Kegiatan
bisnis ke depan harus selalu didasarkan atas inovasi dan keadilan.

c. Perilaku bisnis: dari hukum yang tersurat ke semangat saling percaya.

Pentingnya membangun sikap kebersamaan dan sikap saling percaya.

d. Sikap menghormati aturan.

Perlunya mengembangkan perangkat hukum dan aturan yang berlaku secara multilateral dan
diharapkan semua pihak dapat tunduk dan menghormati hokum/aturan multilateral tersebut.

e. Dukungan bagi perdagangan multilateral.

Prinsip yang menganjurkan agar semua pihak mendukung perdagangan global dalam
mewujudkan suatu kesatuan ekonomi dunia.

6
f. Sikap hormat bagi lingkungan alam.

Meminta kesadaran semua pelaku bisnis akan pentingnya bersama-sama menjaga lingkungan
bumi dan alam dari berbagai tindakan yang dapat memboroskan sumber daya alam atau
mencemarkan dan merusak lingkungan hidup.

g. Menghindari operasi-operasi yang tidak etis.

Mewajibkan semua pelaku bisnis untuk mencegah tindakan-tindakan tidak etis, seperti
penyuapan, pencucian uang, korupsi, dan praktik-praktik tidak etis lainnya.

2. Prinsip etika bisnis menurut Sonny Keraf (1998)

a. Prinsip otonomi : Prinsip otonomi menunjukkan sikap kemandirian, kebebasan dan


tanggung jawab. Sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak
berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan..

b. Prinsip kejujuran : Prinsip kejujuran menanamkan sikap bahwa apa yang dipikirkan adalah
yang dikatakan, dan apa yang dikatakan adalah apa yang dikerjakan. Prinsip ini juga
menyiratkan kepatuhan dalam melaksanakan berbagai komitmen, kontrak dan perjanjian
yang telah disepakati.

c. Prinsip keadilan : Prinsip keadilan menanamkan sikap untuk memperlakukan semua pihak
secara adil, yaitu suatu sikap yang tidak membeda-bedakan dari berbagai aspek, baik dari
aspek ekonomi, aspek hokum maupun aspek lainnya.

d. Prinsip saling menguntungkan : Prinsip yang menanamkan kesadaran bahwa dalam


berbisnis perlu diterapkan prinsip win-winsolution, artinya dalam setiap keputusan dan
tindakan bisnis harus diusahakan agar semua pihak merasa diuntungkan.

e. Prinsip integritas moral adalah prinsip untuk tidak merugikan orang lain dalam setiap
keputusan dan tindakan bisnis yang diambil.

3. Prinsip etika bisnis menurut Lawrence, Weber, dan Post (2005)

Prinsip etis merupakan tuntunan perilaku moral. Contoh prinsip etika antara lain kejujuran,
pegang janji, membantu orang lain, dan menghormati hak-hak orang lain.

7
4. Prinsip etika bisnis menurut Weiss (2006) mengemukakan 4 prinsip etika yaitu :

a. Martabat/hak (right)

b. Kewajiban (duty)

c. Kewajaran (fairness)

d. Keadilan (justice)

2.1.4 ETIKA LINGKUNGAN HIDUP

Isu lingkungan hidup

Persoalan lingkungan hidup ( hubungan dan keterkaitan antara manusia dengan alam
dan pengaruh tindakan manusia terhadap kerusakan alam ) baru mulai disadari pada paruh
abad ke-20, bersamaan dengan pesatnya pertumbuhan bisnis modern dan dukungan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Kesadaran ini mulai muncul setelah ada indikasi bahwa
pertumbuhan ekonomi global yang ditulangpunggungi oleh perusahaan-perusahaan raksasa
berkala global telah mengancam eksistensi bumi. Sebagaimana dikatakan oleh Bertens
(2001), pertumbuhan ekonomi global saat ini telah memunculkan enam persoalan lingkungan
hidup yaitu :

a) Akumulasi bahan beracun

Terjadi karena pabrik-pabrik membuang limbahnya ke saluran-saluran yang pada


akhirnya mengalir ke sungai-sungai dan laut.Ada pula kapal-kapal tangki raksasa yang
bermuatan minyak mentah mengalami kebocoran atau tenggelam sehingga minyak
mentahnya tumpah dan mencemari air laut. Selain pencemaran air, munculnya pabrik-pabrik
juga mengakibatkan pencemaran udara, yang dihasilkan dari asap pabrik, knalpot kendaraan
bermotor yang jumlahnya semakin tidak terkendali.

b) Efek Rumah Kaca (Greenhouse Effect)

Para ahli mengatakan bahwa salah satu penyebab terjadinya pemanasan global adalah
akibat efek rumah kaca (greenhouse efect). Hawa panas yang diterima bumi dari sinar
matahari terhalang dan terperangkap tidak dapat keluar dari atmosfer bumi oleh partikel-
partikel gas polutan atau yang sering disebut gas rumah kaca. Gas-gas yang memenuhi
atmosfer bumi tersebut, diantaranya berupa: karbon dioksida (CO2), metana (CH4), ozon

8
(O3), nitrogen oksida (Nox), dan chloro-fluoro-carbon (CFC). Gas polutan penyebab
pemanasan global sebagian besar dari pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu
bara), yang saat ini masih menjadi sumber energi terbesar di dunia untuk industri,
transportasi, dan keperluan rumah tangga. Gas metana berasal dari pembakaran sampah kota
dan chloro-fluoro-carbon (CFC) yang banyak digunakan untuk penyejuk ruangan (AC),
kulkas, industri plastik, dan sebagai gas pendorong pada aerosol.

c) Perusakan Lapisan Ozon

Kegunaan lapisan ozon (O3) bagi bumi dan seluruh isinya adalah untuk melindungi
semua kehidupan di bumi dari sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh sinar matahari. Bahaya
radiasi sinar ultraviolet ini, antara lain bisa menyebabkan kangker kulit, penurunan sistem
kekebalan tubuh, katarak, serta kerusakan bentuk-bentuk (spesies) kehidupan di laut dan di
darat. Fungsi utama lapisan ozon adalah untuk menyaring atau memperlemah daya sinar
ultraviolet yang dipancarkan oleh sinar matahari sebelum memasuki bumi. Lapisan ini ada
pada ketinggian sekitar 20-30 km di atas permukaan bumi. Ada laporan bahwa bukan saja
telah terjadi penipisan lapisan ozon, tetapi juga telah terjadi perobekan sehingga
menimbulkan lubang pada bagian tertentu dari lapisan ozon tersebut. Penyebab paling utama
dari kerusakan lapisan ozon ini adalah gas polutan yang disebut chlorofluoro-carbon (CFC).
Sebagai mana telah dijelaskan sebelumnya, CFC banyak digunakan untuk penyejuk ruangan
(AC), kulkas, industri pelastik dan busa, dan aeruson. Bila ini tidak dapat dikendalikan, maka
gas polutan CFC ini akan makin banyak memenuhi lapisan ozon sehingga dapat
membahyakan lapisan ozon tersebut.

d) Hujan Asam (Acid Rain)

Pendirian pabrik-pabrik di banyak kawasan industri oleh hampir semua negara demi
memacu pertumbuhan ekonomi tanpa disertai program pengendalian limbah asap telah
mengakibatkan banyaknya volume asap hitam pekat ini kemudian menyatu dengan udar dan
awan, yang pada gilirannya menurunkan hujan asam (acid rain) ke bumi disekitar awan
tersebut. Sejak beberapa dekade terakhir ini, terutama di kawasan industri padat negara-
negara maju seperti AS, Kanada, Jerman, Belanda, dan sebagainya, sudah sering basahi oleh
air hujan asam. Hujan asam ini ternyata sangat berbahaya bagi kehidupan di bumi. Bila ini
terus berlangsung, maka hujan asam itu dapat merusak hutan, mencemari air danau dan
bahkan merusak gedung-gedung.

9
e) Deforestasi dan Penggurunan

Hutan mempunyai fungsi dan kegunaan yang sangat besar untuk kepentingan
lingkungan hidup dan untuk menjamin kelangsungan dan kelestarian bumi dan seluruh isinya.
Fungsi dan kegunaan hutan antara lain: menjadi unsur penting dalam mata rantai proses
transformasi awan menjadi hujan, menjaga konservasi atau reservoir air tanah, mencegah
erosi, menyerap gas karbon dioksida sehingga mengurangi bahan polutan yang mencemari
udara dan atmosfir bumi, konserfasi beragam spesis flora dan fauna sebagai sumber bahan
makanan, minuman, obat-obatan, dan kebutuhan hidup lainnya baik yang diketahui
manfaatnya maupun yang belum, dan sekaligus untuk mata rantai beragam kehidupan guna
menunjang keseimbangan ekosistem.

Mengetahui bahwa hutan menyimpan harta karun terpendam dan didukung oleh
keserakahan manusia untuk mengumpulkan kekayaan, maka manusia dengan dukungan
tegnologi maju mulai berlomba-lomba memburu kayu dan berbagai jenis hasil hutan lainya.
Akibat negatif dari penyempitan dan perusakan hutan ini, antara lain: terjadi erosi dan banjir
yang meluas, berkurangnya fungsi hutan untuk menyerap gas polutan, musnah atau
berkurangnya spesis flora dan fauna tertentu, meluasnya penggurunan daratan, menurunnya
kualitas kesuburan tanah, berkurangnya cadangan air tanah, serta terjadi perubahan pola
cuaca.

f) Keanekaragaman Hayati (biodiversity)

Keanekaragaman hayati adalah keragaman berbagai bentuk dan jenis kehidupan


(species) di bumi ini. Keanekaan hayati ini juga berfungsi sebagai unsur-unsur dalam mata
rantai kehidupan yang membentuk satu-kesatuan sistem kehidupan yang utuh, sekaligus
menjaga keseimbangan alam sebagai suatu sistem. Keragaman ini tentunya dapat meperkaya
jenis-jenis bahan makanan dan obat-obatan, bahan baku industri dan sebagainya. Namun
dengan terjadinya pencemaran lingkungan, perusakan hutan, dan pemanasan global, secara
pasti telah menyebabkan berkurangnya populasi jenis-jenis (species) kehidupan tertentu
seperti penyempitan dan perusakan hutan di Jawa dan Bali, misalnya, secara nyata telah
mengancam keberadaan jenis dan bentuk kehidupan satwa tertentu atau bahkan mungkin
telah punah, seperti misalmya; harimau jawa, gajah jawa, burung rajawali, burung jalak bali,
dan sebagainya.

10
2.1.5 PARADIGMA ETIKA LINGKUNGAN

Berbagai isu lingkungan hidup tidak dapat lagi diabaikan bila ingin memahami dan
menyadari bahwa perilaku manusia juga berpengaruh terhadap keberadaan bumi beserta
seluruh isinya, bukan hanya menentukan keberadaan umat manusia saja. Beberapa paradigma
(cara pandang atau pola pikir) yang berkembang dalam memahami etika dalam kaitannya
dengan isu lingkungan hidup:

1. Etika kepentingan generasi mendatang

Yang memandang bahwa suatu keputusan dan tindakan hendaknya jangan hanya memikirkan
kepentingan umat manusia pada generasi saat ini saja, tetapi juga kepentingan umat manusia
pada generasi-generasi mendatang. Pandangan ini sering kali dikaitkan dengan upaya
manusia dalam mengeksploitasi sumber daya alam (tambang) yang sifatnya tidak dapat
diperbarui (non renewable), seperti: minyak bumi, batu bara dan sebagainya. Manusia
diingatkan agarsumber daya alam (tambang) yang sifatnya tidak dapat diperbarui tersebut
dihemat dan tidak dihabiskan untuk generasi ini saja.

2. Etika lingkungan biosentris

Memandang perilaku etis bukan saja dari sudut pandang manusia, tetapi juga dari sudut
pandang non manusia (flora, fauna, dan benda-benda bumi non organisme) sebagai satu
kesatuan sistem lingkungan (ekosistem). Etika lingkungan biosentris memperluas wilayah
kesadaran, kepekaan, dan kepedulian umat manusia untuk memandang seluruh spesies, jenis
kehidupan, seuruh benda yang ada di bumi dan alam semesta ini sebgai elemen yang
semuanya mempunyai hak untuk hidup dan berada. Semua kehidupan dan benda di bumi
mempunyai nilai intrinsik pda dirinya sendiri. Terdapat perbedaan penafsiran tenteng batasan
dan lingkup elemen non manusia tersebut. Perbedaan penafsiran ini dapat dikemukakan
antara lain:

a.Yang dianggap sebagai non manusia sehingga dapat dianggap dan diperlakukan sebagai
moral patients adalah spesies binatang (fauna). Hal ini diungkapkan oleh G. J. Warnock dan
Richard Rorty.

b.Yang dianggap sebagai non manusia adalah seluruh jenis tumbuh-tumbuhan (flora) dan
binatang (fauna). Hal ini di ungkapkan oleh Albert Schweitzer.

11
c.Yang dianggap sebagai non manusia adalah semua jenis binatang (fauna), tumbuh-
tumbuhan (flora), dan benda-benda non organisme. Hal ini diungkapkan antara lain oleh
Charles Birch.

3. Etika ekosistem (ecosystem)

Yang menganggap Sang Pencipta (Tuhan) dan seluruh ciptaannya (bumi dan seluruh isinya,
sistem tata surya, sistem galaksi, dan sistem alam jagat raya) dianggap sebagai moral patients.
Etika dalam hal ini dipahami dalam arti luas dan terpadu antara Pencipta dengan seluruh
ciptaanya, mirip dengan teori etika Nafis yang mencakup: psiko etika, sosial etika dan teo
etika.

2.1.6 KODE ETIK DI TEMPAT KERJA

Dalam setiap organisasi bisnis terdapat lebih dari satu orang pelaku bisnis yang
bekerjasama untuk mencapai tujuan bisnis. Dilihat dari jenjang/tingkatan dan fungsinya suatu
organisasi perusahaan adalah satu kesatuan bersama. Walaupun ada kode etik umum dalam
setiap fungsi dan jenjang jabatan,tetap saja berlaku isu-isu etika yang bersifat spesifik.
Diantara prinsip dan isu etika tersebut adalah:

a. Kode Etik Sumber Daya Manusia (Human Resource)

Karyawan merupakan salah satu kelompok pemangku kepentingan utama di


perusahaan (main stakeholder) yang dibawahi oleh departemen SDM. Empat peran yang
melekat pada departemen SDM menurut A.M Lilik Agung (2007) :

1. Peran Administratif yaitu peran awal/tradisional dimana departemen SDM hanya berperan
dalam perekrutan karyawan dan pemeliharaan catatan gaji,upah,serta data karyawan.

2. Peran Kontribusi yaitu peran yang menekankan pada peningkatan produktifitas,loyalitas,


dan lingkungan kerja karyawan.

3. Peran Agen Perubahan yaitu peran suatu departemen SDM sebagai agen perubahan.

4. Peran Mitra Strategis yaitu peran yang bertujuan untuk menyelaraskan kepentingan bisnis
dan individu karyawan dengan melibatkan departemen SDM dalam merumuskan berbagai
kebijakan bisnis yang bersifat strategis. Mengingat makin pentingnya aspek sikap dan
perilaku, maka perusahaan tidak cukup hanya menghasilkan pedoman kode etik saja,namun
juga bagaimana kode etik ini dapat dipahami,disadari pentingnya dan dijalankan. Agar suatu

12
kode etik dapat dipenuhi,terdapat 6 dimensi kode etik (menurut weaver,trevino, dan
cochran),diantaranya :

 Kode etik formal yaitu kode etik yang dirumuskan atau ditetapkan secara resmi oleh suatu
asosiasi,organisasi profesi,lembaga/ entitas tertentu.
 Komite Etika yaitu entitas yang mengembangkan kebijakan, mengevaluasi tindakan,
menginvestigasi, dan menghakimi pelanggaran-pelanggaran etika.
 Sistem Komunikasi Etika yaitu suatu media / cara untuk menyosialisasikan kode etik dan
perubahannya.
 Pejabat Etika (ethics officers, ombuds persons) yaitu pihak yang mengkoordinasikan
kebijakan,memberikan pendidikan,dan menyelidiki tuduhan adanya pelanggaran etika.
 Program Pelatihan Etika yaitu program yang bertujuan meningkatkan kesadaran dan
membantu karayawan dalam merespon masalah-masalah etika.
 Proses Penetapan Disiplin dalam hal terjadi perilaku tidak etis.

Hak –hak karyawan yang harus diperhatikan (menurut Sonny Keraf) :

 Hak atas pekerjaan yang layak


 Hak atas upah yang adil
 Hak untuk berserikat dan berkumpul
 Hak atas perlindungan keamanan dan kesehatan
 Hak untuk diproses hukum secara sah
 Hak untuk diperlakukan secara sama
 Hak atas rahasia pribadi
 Hak atas kebebasan suara hati.

b. Kode Etik Pemasaran

Kode etik pemasaran dalam American Marketing Association (AMA)

 Tanggung jawab (responsibilities) yaitu pelaku pemasaran harus bertanggungjawab atas


konsekuensi aktivitas mereka dan selalu berusaha agar keputusan, rekomendasi dan fungsi
tindakan mereka mengidentifikasi, melayani, dan memuaskan masyarakat (publik) yang
relevan para pelanggan, organisasi dan masyarakat.
 Kejujuran dan kewajaran (honesty and fairness) yaitu pelaku pemasaran harus menjaga
dan mengembangkan integritas, kehormatan dan martabat profesi pemasaran.

13
 Hak (Rights) dan Kewajiban (Duties) yaitu Pihak – pihak pelaku dalam proses pertukaran
pemasaran harus mampu mengharapkan bahwa : (1) Produk dan jasa yang ditawarkan
perusahaan aman dan cocok dengan kegunaan yang dimaksudkan; (2) Mengkomunikasikan
bahwa produk dan jasa yang ditawarkan tidak menipu; (3) Semua pihak mematuhi
kewajiban, keuangan dan sejenisnya dengan itikad baik; (4) Terdapat metode internal yang
layak untuk penyesuaian yang adil dan atau memperbaiki keluhan yang menyangkut
pembelian.
 Hubungan organisasi (Organizational Relationship) yaitu pelaku pemasaran harus
menyadari betapa perilakunya memengaruhi perilaku orang-orang lain dalam hubungan
organisasi. Mereka seharusnya tidak menimbulkan , mendorong atau menerapkan kekerasan
untuk menimbulkan perilakuu tidak etis dalam hubungannya dengan orang lain.

c. Kode Etik Akuntansi

Dalam Insitute of Management Accountants

 Kompetensi artinya, akuntan harus memelihara pengetahuan dan keahlian yang


sepantasnya, mengikuti hukum, peraturan dan standar teknis, dan membuat laporan yang
jelas dan lengkap berdasarkan informasi yang dapat dipercaya dan relevan. Praktisi
manajemen akuntansi dan manajemen keuangan memiliki tanggung jawab untuk :

● Menjaga tingkat kompetensi profesional sesuai dengan pembangunan berkelanjutan,


pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.

● Melakukan tugas sesuai dengan hukum, peraturan dan standar teknis yang berlaku.

● Mampu menyiapkan laporan yang lengkap, jelas, dengan informasi yang relevan serta
dapat diandalkan.

 Kerahasiaan yaitu mengharuskan seorang akuntan manajemen untuk tidak


mengungkapkan informasi rahasia kecuali ada otorisasi dan hukum yang mengharuskan
untuk melakukan hal tersebut. Praktisi manajemen akuntansi dan manajemen keuangan
memiliki tanggung jawab untuk :

● Mampu menahan diri dari mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh dalam
pekerjaan, kecuali ada izin dari atasan atau atas dasar kewajiban hukum.

14
● Menginformasikan kepada bawahan mengenai kerahasiaan informasi yang diperoleh, agar
dapat menghindari bocornya rahasia perusahaan. Hal ini dilakukan juga untuk menjaga
pemeliharaan kerahasiaan.

● Menghindari diri dari mengungkapkan informasi yang diperoleh untuk kepentingan


pribadi maupun kelompok secara ilegal melalui pihak ketiga.

 Integritas yaitu mengharuskan untuk menghindari “conflicts of interest”, menghindari


kegiatan yang dapat menimbulkan prasangka terhadap kemampuan mereka dalam
menjunjung etika. Praktisi manajemen akuntansi dan manajemen keuangan memiliki
tanggung jawab untuk :

● Menghindari adanya konflik akrual dan menyarankan semua pihak agar terhindar dari
potensi konflik.

● Menahan diri dari agar tidak terlibat dalam kegiatan apapun yang akan mengurangi
kemampuan mereka dalam menjalankan tugas secara etis.

● Menolak berbagai hadiah, bantuan, atau bentuk sogokan lain yang dapat mempengaruhi
tindakan mereka.

● Menahan diri dari aktivitas negatif yang dapat menghalangi dalam pencapaian tujuan
organisasi.

● Mampu mengenali dan mengatasi keterbatasan profesional atau kendala lain yang dapat
menghalangi penilaian tanggung jawab kinerja dari suatu kegiatan.

● Mengkomunikasikan informasi yang tidak menguntungkan serta yang menguntungkan


dalam penilaian profesional.

● Menahan diri agar tidak terlibat dalam aktivitas apapun yang akan mendiskreditkan profesi.

 Objektivitas yaitu mengharuskan para akuntan untuk mengkomunikasikan informasi secara


wajar dan objektif, mengungkapan secara penuh (fully disclose) semua informasi relevan
yang diharapkan dapat mempengaruhi pemahaman user terhadap pelaporan, komentar dan
rekomendasi yang ditampilkan. Praktisi manajemen akuntansi dan manajemen keuangan
memiliki tanggung jawab untuk :
● Mengkomunikasikan atau menyebarkan informasi yang cukup dan objektif.

15
● Mengungkapkan semua informasi relevan yang diharapkan dapat memberikan pemahaman
akan laporan atau rekomendasi yang disampaikan.

 Resolusi atas Konflik Etis yakni dalam menerapkan standar kode etik, praktisi akuntansi
manajemen dan manajemen keuangan mungkin menghadapi masalah dalam
mengidentifikasikan perilaku tidak etis atau di dalam memecahkan suatu konflik etis.

d. Kode Etik Keuangan

Association for Investment Management and Research (AIMR)

Anggota AIMR akan:

1. Bertindak berdasarkan integritas, kompetensi, martabat dan bertindak etis dalam


berhubungan dengan publik dst.
2. Menjalankan dan mendorong pihak lain untuk bertindak etis dan professional.
3. Berusaha keras untuk memeliharan dan meningkatkan kompetensi dan kompetensi pihak lain.
4. Menerapkan kehati-hatian dan menjalankan penilaian yang bersifat independen.

Standar-standar perilaku professional juga meliputi :


1. Tanggung jawab fundamental
2. Hubungan dan tanggung jawab atas profesi
3. Hubungan dan tanggung jawab pada atasan
4. Hubungan dan tanggung jawab pada pelanggan dan calon pelanggan
5. Hubungan dan tanggung jawab kepada public

e. Kode Etik Teknologi Informasi

Association for Computing Machinary

Komitmen terhadap kode etik professional diharapkan bagi setiap anggota (anggota yang
mempunyai hak suara, anggota asosiasi dan anggota mahasiswa) dari Association for
Computing Machinary. Kode ini mencakup 24 keharusan yang dirumuskan sebagai pernyataan
tentang tanggung jawab pribadi, mengidentifikasi unsur-unsur seperti komitmen.

16
f. Kode Etik Fungsi Lainnya

Setiap elemen di dalam perusahaan akan berinteraksi satu dengan yang lainnya yang akan
memengaruhi perusahaan secara keseluruhan, sekecil apapun peran yang dimainkan oleh
setiap elemen tersebut. Misalnya bagian produksi di suatu perusahaan. Walaupun bagian
produksi tidak berhubungan langsung dengan pelanggan, namun kualitas produk yang
dihasilkan sangat menentukan kinerja fungsi pemasaran.

2.1.7 PERBANDINGAN KODE ETIK

Association for
Institute of
American Marketing Investment Association for Computing
Management
Association (AMA) Management and Machine (ACM)
Accountants
Research (AIMR)

Tanggung jawab dan


Tanggung jawab Kompetensi Kompetensi
komitmen

Kejujuran dan Integritas,


Integritas Jujur dan dapat dipercaya
Kewajaran Martabat(dignity)

Kerahasiaan,
Kerahasiaan, Kerahasiaan, Menghormati
Hak dan Kewajiban Objektivitas,
Objektivitas hak kekayaan intelektual
Independensi

Kehati-hatian; Larangan Adil dan tidak diskriminatif;


Resolusi atas
Hubungan organisasi menggunakan informasi Menghormati privasi orang
konflik etis
nonpublik lain

Sehubungan dengan hal tersebut dibawah ini akan diulas beberapa konsep yang biasa muncul
dalam pedoman kode etis suatu profesi :

1. Integritas

Banyak yang mengitepretasikan integritas sama dengan keujujuran, meski sebenarnya


konsep integritas lebih luas dari konsep kejujuran. Kejujuran hanya merupakan salah satu
unsur yang membangun integritas seseorang. Menurut Cloud, Pengertian integritas bukan

17
hanya sekedar berarti jujur, tetapi juga menyiratkan adanya sifat utuh, tidak terbagi, menyatu,
kokoh, serta konsisten. Pandangan lain dikemukakan oleh Julian M dan Alfred yang
mengatakan bahwa integritas merujuk pada segala hal yang membuat seseorang bisa
dipercaya.

Dengan menyimak kedua pandangan diatas, dapat disimpulkan bahwa integritas


menyiratkan pengertian keutuhan atau keseimbangan, menjadi dasar atau pondasi untuk
membangun kepercayaan, meliputi banyak atribut atau kualitas terkait untuk membangun
karakter atau pribadi utuh.

2. Whistleblowing

Menurut Sonny Keraf, Whistleblowing dalam konteks etika adalah tindakan yang
dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang karyawan untuk membocorkan kecurangan
entah yang dilakukan oleh perusahaan atau atasannya kepada pihak lain.

3. Kompetensi

Dalam arti luas, Kompetensi mencakup penguasaan ilmu atau pengetehuan dan
keterampilan atau skill yang mencukupi, seta mempunyai sikap dan perilaku yang sesuai
untuk melaksanakan pekerjaan atau profesinya. Bila kompetensi mencakup ketiga unsur ini,
pegetahuan, ketampilan, sikap dan perilaku, maka orang yang kompeten sama artinya dengan
orang yang professional.

4. Objektivitas dan Independensi

Objektif berarti sesuai tujuan, sesuai sasaran, tidak berat sebelah, selalu didasarkan
atas fakta, atau bukti yang mendukung. Konsep ini menyiratkan bahwa segala sesuatu
diungkapkan apa adanya, tidak menyembunyikan sesuatu, jujur dan wajar. Independensi
mencerminkan sikap tidak memihak serta tidak dibawah pengaruh atau tekanan pihak tertentu
dalam mengambil keputusan atau tindakan.

18
BAB III

PEMBAHASAN KASUS

KASUS

Pemerintah Mengabaikan Kerusakan Lingkungan?

Pemerintah dinilai ‘’gelap mata’’ terhadap dampak kerusakan lingkungan dengan


memberikan izin penambangan di wilayah hutan Toka Tindung, Kabupaten Bitung, Sulawesi
Utara, pada awal Maret 2008. Beberapa warga setempat dalam konferensi pers di Jakarta
menyampaikan hal itu. Selama ini tidak ada perhatian pemerintah terhadap kerugian warga
akibat rusaknya lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan persiapan penambangan.
‘’Seumur-umur, sampai 35 tahun saya tidak pernah mengalami banjir di kampung ini, baru
kali ini terjadi banjir setelah hutan di atas kampung kami dibabat untuk penambangan,” Kata
David Katang, salah seorang warga desa Batu Putih Atas. Enam desa di wilayah lingkar
rencana tambang PT Meares Soputan Mining itu mengalami musibah banjir lumpur untuk
pertama kalinya pada 11 Maret 2007. Enam desa itu adalah Likupang Satu, Likupang Dua,
Kampung Ambon, Rinondoran, Pinenek, dan desa Maen. Perusahaan tambang ini sudah
membangun tiga buah dam, fasilitas pabrik, perkantoran, dan dermaga. Di hulu, perusahaan
ini juga memotong dan membelokan arus sungai Budo. Kapasitas penampungan limpah bijih
emas direncanakan sepuluh juta ton, sedangkan usia tambang hanya enam tahun. Akibat
kegiatan ini, terjadi banjir lumpur sehingga nelayan tidak dapat lagi memetik kepiting di
hutan bakau karena ketika hujan ada genanggan lumpur.
PERTANYAAN:

a. Menurut anda, apakah ada hubungan antara etika dengan lingkungan hidup?

Jawab:

Ya, ada hubungan antara etika dan lingkungan hidup dikarenakan perilaku manusia
berpengaruh terhadap keberadaan bumi beserta isinya, bukan hanya menentukan keberadaan
umat manusia saja. Etika bisnis berkaitan dengan lingkungan karena bisnis berada di
lingkungan. Etika bisnis dipengaruhi oleh lingkungan dan lingkungan juga dipengaruhi o leh
etika bisnis. Lingkungan disini dibagi menjadi lingkungan intern dan ekstern. Lingkungan
intern ini dimungkinkan untuk dikendalikan oleh para pelaku bisnis, sehingga dapat

19
diarahkan sesuai dengan keinginan perusahaan sedangkan lingkungan ekstern yaitu
lingkungan yang berada diluar kegiatan bisnis yang tidak mungkin dapat dikendalikan begitu
saja oleh para pelaku bisnis sesuai dengan keinginan perusahaan.

Hubungan etika bisnis dan lingkungan intern merupakan bentuk pengendalian


tindakan atau perilaku bisnis terhadap lingkungan disekitar bisnis. Lingkungan intern
meliputi tenaga kerja, peralatan dan lain-lain. Lingkungan extern yang mempengaruhi etika
dalam bisnis yaitu lingkungan mikro dan lingkungan makro, lingkungan mikro yaitu
pemerintah, pesaing, publik, dan konsumen. Lingkungan makro yaitu demografi, sosial
politik,dan sosial budaya.

b. Konsep – konsep etika apa saja yang dapat anda terapkan untuk kasus lingkungan di
atas ?
Jawab:

Konsep etika yang dapat diterapkan untuk kasus lingkungan tersebut adalah Konsep
Etika Lingkungan Biosentris, yang memandang perilaku etis bukan hanya dinilai dari sudut
pandang manusia, tetapi juga dari sudut pandang non manusia (Flora, Fauna, dan benda-
benda bumi non-organisme) sebagai satu kesatuan sistem lingkungan (ecosystem). Dimana
etika lingkungan biosentris ini memperluas kesadaran, kepekaaan, dan kepedulian umat
manusia untuk memandang seluruh spesies, seluruh jenis kehidupan, dan seluruh benda yang
ada di bumi dan alam semesta ini sebagai elemen yang semuanya mempunyai hak untuk
hidup dan berada, terlepas dari ada tidaknya kegunaan dan keindahannya bagi manusia.
Semua kehidupan dan benda di bumi mempunyai nilai intrinsik pada dirinya sendiri.

c. Menurut anda, benarkah pemerintah tidak peduli terhadap kerusakan lingkungan?


Berikan fakta – fakta lain yang anda ketahui untuk mendukung pendapat anda!
Jawab:
Dalam kasus ini, menurut kelompok kami pemerintah kurang perduli terhadap
kerusakan lingkungan yang terjadi. Kesimpulan ini kami dapatkan dengan diterbitkannya
keputusan menteri Negara Energi dan Sumber Daya Mineral ( ESDM) nomor
42.K/30.00/DJB/2008 yang memperpanjang izin konstruksi PT MSM (Meares Soputan
Mining). Hal ini memberi kesan bahwa ESDM tidak ingin kegiatan MSM untuk dihalangi
yang dapat merusak dan mencemari lingkungan. Apalagi seperti kita ketahui bahwa di
sekitar lokasi kegiatan pertambangan terhadap kawasan pengembangan pariwisata, budidaya
perikanan laut, dan warisan kekayaan laut.

20
d. Seandainya perusahaan tambang PT. Meares Soputan Mining menggunakan analisis
dampak lingkungan, apa saja yang harus dipertimbangkan dalam hal ini?
Jawab:

Apabila PT. Meares Soputan Mining menggunakan analisis dampak lingkungan maka,
perusahaan perlu mempertimbangkan:

 Dampak yang ditimbulkan pada kegiatan perusahaan tersebut


 Jumlah manusia yang akan terkena dampak
 Luas wilayah persebaran dampak
 Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
 Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang akan terkena dampak
 Yang harus diperhatikan juga adalah penyusunan rencana pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup agar dapat menjaga lingkungan dari operasi proyek
yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.

e. Apakah ada hubungan analisis dampak lingkungan di atas dengan analisis


stakeholders dan CSR (Corporate Social Responsibility)? Jelaskan!

Jawab:

Ya. Sebagai suatu sistem terbuka, perusahaan saling berinteraksi dengan semua pihak
terkait (stakeholders) sehingga keberadaan suatu perusahaan bersifat saling memengaruhi
dengan semua pemangku kepentingan tersebut. Menyadari bahwa keberadaan perusahaan
sangat ditentukan oleh para pemangku kepentingan ini, maka opara eksekutif perusahaan
mulai menyadari pentingnya melakukan proses pengambilan keputusan berdasarkan
pendekatan dan analisis kepentingan. Biasanya keputusan diambil berdasarkan pertimbangan,
sbb:

 Pemangku kepentingan adalah pihak yang menerima manfaat paling besar dari
keputusan itu
 Kalaupun ada pihak yang dirugikan, dampak kerugiannya hanya menimpa sesedikit
mungkin pemangku kepentingan.
 Keputusan yang diambil tidak membentur kepentingan dan kekuasaan kelompok
pemangku kepentingan yang dominan.

21
Hal ini memberikan bukti bahwa antara analisis dampak lingkungan dengan analisis
stakeholder memiliki hubungan, mengingat bahwa yang menduduki tempat stakeholder
dapat dibagi menjadi kelompok primer (pelanggan, pemasok, pemodal, karyawan) dan
kelompok sekunder (pemerintah, masyarakat, media massa, aktivis lingkungan). Disini dapat
dilihat bahwa terdapat pemangku kepentingan dari kelompok sekunder, yaitu masyarakat
yang masih mengharapkan peran serta perusahaan dalam program kesejahteraan masyarakat
dalam menjaga kesehatan lingkungan hidup. Antara analisis dampak lingkungan dengan
analisis CSR memiliki hubungan, karena mengingat bahwa munculnya konsep CSR, analisis
stakeholder, dan sejenisnya, merupakan respons atas tindakan perusahaan yang telah
merugikan masyarakat dan bumi ini.

f. Bila ingin mengaitkan suatu proses keputusan atau tindakan dengan prinsip-prinsip
etika bisnis atau kode etik profesi, tunjukan dan jelaskan prinsip-prinsip mana atau
unsur kode etik yang mana yang relevan dengan kasus diatas?

Jawab:

Dalam kasus ini dimana perusahaan PT Meares Soputan Mining melakukan banyak
perubahan di hutan Toka Tindung yang mengakibatkan terjadinya bencana banjir lumpur dan
banyak kerusakan lingkungan lainnya , kami bahas menggunakan prinsip etika bisnis
menurut Caux Round Table.

Prinsip 1 Tanggung jawab bisnis

Menurut prinsip ini perusahaan harus menciptakan barang/jasa untuk kemakmuran


warga setempat (stakeholders) bukan hanya untuk kepentingan shareholder (para pemegang
saham perusahan). Jadi seharusnya pada kasus ini PT PT Meares Soputan Mining harus
memikirkan kepentingan dan kemakmuran warga setempat dan tidak hanya melakukan
langkah yang merugikan masyrakat, mungkin dengan mmberikan fasilitas pada warga /
lapangan pekerjaan baru.

Prinsip 3 Menekankan pentingnya membangun sikap kebersamaan dan sikap saling


percaya.

Jadi pada kasus ini PT Meares Soputan Mining seharusnya memulai usaha mereka
untuk membangun bisnis tambang di wilayah Hutan Toka Tindung dengan terlebih dahulu
melakukan kontak / meminta persetujuan dari warga setempat agar tercipta kebersamaan dan

22
saling percaya , selain itu PT Meares Soputan Mining dan Pemerintahan harus meyakinkan
serta mengambil langkah nyata untuk menghindari terjadinya kerusakan lingkungan.

Prinsip 4 Menaati peraturan yang berlaku.

Disini seharusnya pihak pemerintah membuat suatu peraturan undang-undang tentang


cara kerja serta janji untuk tidak merusak lingkungan dan melakukan eksploitasi berlebih,
kepada PT Meares Soputan Mining agar mereka menaati peraturan yang ada dan tidak
bertindak semena-mena yang pada akhirnya hanya memberikan keuntungan pada perusahaan
dan dampaknya sangat merugikan warga setempat yang tinggal disana.

Prinsip 6 Meminta kesadaran semua pelaku bisnis akan pentingnya bersama-sama


menjaga lingkungan bumi yang dapat memboroskan sda atau merusak lingkungan
hidup.
Pada kasus ini pemerintah dan warga setempat seharusnya mendorong dan
memberikan alasan mengapa mereka menolak PT Meares Soputan Mining untuk melakukan
penambangan di lokasi hutan Toka Tidung, karena eksploitasi yang belerbihan bisa
berdampak buruk dan tentu mengakibatkan sumber daya alam yang ada menjadi habis , jika
memang mereka melakukan ekploitasi maka PT Meares Soputan Mining juga harus
melakukan perbaikan hutan kembali dan reboisasi agar kerusakan hutan yang ditimbulkan
bisa diminilasir dan tidak menyebabkan terjadinya bencana-bencana lain.

g. Warga Setempat menginformasikan keluhannya ini melalui media massa (Jumpa


pers) karena merasa perusahaan dan pemerintah tidak lagi peduli terhadap keluhan
masyarakat. Apa nama istilah yang tepat terhadap tindakan warga semacam ini?
Jelaskan!
Jawab:
Istilah tersebut dinamakan external whistle blowing, adalah tindakan yang dilakukan
seseorang atau beberapa orang untuk membocorkan masalah kepada media atau khalayak
ramai.

23
Berguru Hidup pada Gumuk Pasir

Ladang itu awalnya padang pasir kering kerontang. Warnanya hitam mengilat, melepuhkan
kaki di siang hari yang terik. Jaraknya sekitar 50 meter dari laut, di selatan Desa Bugel,
Kecamatan Panjatan, Kulon Progo, Yogyakarta. Suasananya sunyi yang mati. Kehidupan
seperti raib. Di gundukan pasir—istilah setempat gumuk pasir—itulah Sukarman muda yang
resah membuang gundah. Sudah tiga tahun sejak menyelesaikan studinya pada Program D3
Akademi Perindustrian Yogyakarta, dia belum juga mendapat pekerjaan. Sudah dicobanya
merantau ke Jakarta, Bandung, hingga Palembang, tetapi hasilnya nol besar.

Suatu pagi pada pertengahan 1985, gerimis menemaninya duduk di atas gumuk pasir.
Dalam suasana hati yang lelah dan hampir patah, pandangannya seperti disedot tiga batang
tanaman cabe merah yang tumbuh di atas seonggok kotoran sapi kering di pasir. Tak luar
biasa sebenarnya. Tetapi entah mengapa, pemandangan itu mulai mengusik benaknya.
Mungkin ada orang yang tidak sengaja membuang cabe di situ pikir Sukarman. Ketika
pandangannya mengitari hamparan luas di depannya, Sukarman mulai mengamati beberapa
jenis tanaman yang hidup antara tumbuhan perdu. Ada semangka, ubi, dan lain-lain. Ia
terkesima. Sunyi tak lagi mati, tetapi menjanjikan kehidupan baru. Pagi itu ia menangkap
pesan: alam bekerja dengan cara ajaib dansituasi yang paling mustahil untuk menyodor
kehidupan. Kenapa saya tidak mencoba menanam cabe? Andai bisa, kehidupan pasti berubah.
Sukarman mulai menanam cabe di atas lahan seluas 200 meter persegi. Tetangganya para
petani sepuh mencibir. Bahkan ayahnya meragukan apa yang dilakukan oleh anak sulungnya
yang masih lontang lantang pada usia 27 tahun itu. Sukarman dianggap mengada-ada. Namun
Sukarman bersikeras. Untuk menanam cabe di atas pasir hitam itu lantas seperti pertaruhan
keyakinannya akan perubahan. Upayanya itu tidak mudah. Tingginya penguapan di lahan
pasir yang panas membuat ia harus terus menerus menyiram tanaman cabenya. Padahal,
sumber air tawar berada jauh dari desa. Sekali lagi, alam menjawabnya. Namun, hanya
mereka yang tahu bagaimana alam mendapat pasokan air dari resapan kali Progo dan kali
Bogowonto yang mengapit kawasan itu. Pada kedalaman kurang dari tiga meter, air tawar
yang bersih keluar melimpah ruah. Ia lalu mengalirkan air itu dalam bak-bak yang dibangun
sejajar sepanjang tanaman cabenya dengan pipa bambu. Sistem ini yang merupakan cikal
bakal yang disebut “sumur renteng”. Masalah kebutuhan air pus selesai. Selang tiga bulan,
kerja kerasnya menampakkan hasil. Panen pertama menghasilkan 17 kg cabe.

24
Mengubah Hidup

Panen ini tidak hanya mengubah hidup Sukarman, tetap juga hidup belasan ribu petani
sepanjang pantai Kulon Progo. Mereka mulai berbondong-bondong mengikuti langkah
Sukarman ke gumuk pasir, lahan yang tadinya terlantar, untuk memanfaatkan lahan pasir
tersebut. Kini di atas hamparan pasir yang luas itu – mulai dari Bugel hingga Glagah – telah
tumbuh subur aneka jenis tanaman, seperti: cabe, semangka, jeruk, sawi, terung, kentang,
bahkan padi. Warga menemukan kehidupannya di sini. Tidak ada pengangguran. Nenek tua
pun masih bisa mendapatkan penghidupan dari lahan pasir ini. Desa yang semula termiskin di
Pulon Progo, bermetamorfosis menjadi desa yang penuh harapan. Kegigihan petani Kulon
Proga yang mampu menyulap gumuk pasir menjadi lahan pertaniaan yang subur itu
mendapatka apresiasi kalangan akademisi dari Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta.
Pertanian gumuk pasir itu menjadi seperti laboraturium hidup dari berbagai penelitian
mereka. Wilayah itu menjadi pertanian terpadu. Para petani menemukan teknik yang luar biasa.
“Kami sering mengirimkan mahasiswa ke sana untuk belajar dari mereka”, ujar Dr.Ir. Dja’far
Shiddieq M.Sc., dosen pada Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertaniaan UGM. Dja’far juga
mengundang Sukarman ke kampus untuk mengajari ilmu bertani yang riil pada mahasiswa.
Usia Sukarman kini 50 tahun. Ia menggarap lahan seluas 8.000 meter persegi, di mana 3.000
meter persegi di antaranya untuk pembibitan. Meski ia dikenal sebagai petani yang berhasil,
hidupnya tetap bersahaja. Ia pun bangga karena bisa menyekolahkan anaknya, bahkan anak
sulungnya kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di Yogyakarta.

Warga Mulai Terusik

Sayangnya, ketenangan hidup Sukarman dan belasan ribu warga kini mulai terusik.
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dan pemerintah provinsi DIY kabarnya akan menggusur
mareka ibu bumi yang menghidupi itu akan dihancukan oleh pertambangan pasir besi atas
nama “devisa” dan “pendapatan asli daerah”. Belasan hidup petani saat ini menjadi resah
karena lahan pasir yang telah puluhan tahun memberikan kehidupan bagi mereka, tiba-tiba
saja akan dirampas dan dialihkan menjadi areal tambang pasir besi dengan masuknya investor
besar. Beberapa perusahaan besar yang kabarnya telah mendapat izin tambang, antara lain
PT. Krakatau Steel, PT. Jogja Magasa Mining (JMM). Bahkan juga Indo Mines – perusahaan
asing dari Australia. Mayoritas sham JMM dimiliki oleh kerabat keraton. Dari gelagat yang
ditunjukan sejauh ini, tampaknya calon investor, pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan
pihak DPR tetap tidak akan mundur dari rencana penambangan pasir besi di pantai selatan

25
Kulon Progo, meskipun itu harus mengorbankan belasan ribu petani yang selama ini
mengolah lahan tersebut untuk pertanian.

Pertanyaan

a. Coba anda kaji tindakan Sukarman dan kawan-kawan dilihat dari teori-teori dan konsep-
konsep etika yang anda kenal!
Jawab: Dilihat dari teori-teori dan konsep-konsep etika , sukarman dan kawan-kawan
memiliki sikap Utilitarianisme dimana memberi manfaat/ kegunaan bagi banyak orang. Konsep
etika kepribadian dan karakter sukarman baik tidak mudah putus asa dan tetap berjuang untuk
melanjutkan hidupnya dengan menemukan pekerjaan yang tepat dengan bertani.

b. Coba dikaji apakah tindakan pemerintah, DPR, dan investor pertambangan sudah tepat
dilihat dari analisis stakeholder dan etika lingkungan hidup!

Jawab: Menurut kelompok kami tindakan Pemerintah, DPR, dan Investor tidak tepat karena
telah bertentangan dengan deontologist dan teleologis dimana pemerintah akan
menghilangkan sebagian besar mata pencaharian para petani tersebut dan melanggar etika
lingkungan hidup dimana lingkungan akan rusak bila digunakan untuk pertambangan yang
berlebihan. Dari stakeholder mereka hanya mementingkan keuntungan semata tanpa
memikirkan nasib para petani kedepannya.

c. Bagaimana anda melihat sosok Sukarman ditinjau dari teori hakikat manusia utuh
sebagaimana telah dijelaskan?

Jawab: Dari teori hakikat manusia yang utuh, sukarman memiliki karakter Taqwa (pasrah diri) ,
Tawaduk (berilmu), dan sabar. Dan memiliki IQ yang tinggi dalam kesadaran dan keabdian
dan SQ pada kreatifitas.

d. Bagaimana pandangan anda dalam menghadapi kasus diatas?

Jawab: Pandangan kelompok kami yaitu pemerintah seharusnya tidak memaksakan untuk
mengubah tempat tersebut menjadi pertambangan hanya karena devisa, mereka juga harus
memperhatikan nasib para petani. Apabila mereka digusur mata pencaharian apa yang harus
mereka dapatkan setelahnya, perlu dilakukan kajian ulang atas AMDAL tersebut dan mencari
alternatif lain bila para petani tersebut digusur untuk menafkahi keluarganya.

26
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa semua kegiatan
bisnis yang dilakukan merupakan sebuah profesi yang menuntut profesionalisme dan ketaatan
terhadap kode etik yang berlaku. Jika suatu bisnis dilakukan terlalu berlebihan dan sering
menyimpang dari kode etik maka akan menimbulkan beberapa kerusakan lingkungan seperti
Akumulasi bahan beracun, Efek Rumah Kaca (Greenhouse Effect), Perusakan Lapisan Ozon,
Hujan Asam (Acid 19 Rain), Deforestasi dan Penggurunan, serta Keanekaragaman Hayati
(biodiversity). Kode etik yang harus dipenuhi oleh pebisnis adalah kode etik sumber daya
manusia, kode etik pemasaran, kode etik keuangan, kode etik teknologi informasi, dan kode
etik fungsi lainnya.

4.2 SARAN

Hendaknya setiap pelaku bisnis menjalankan bisnisnya sesuai dengan kode etik dan
prinsip etika yang berlaku. Semua hal yang dilakukan dengan benar, maka akan
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dan menguntungkan banyak pihak. Kode etik dan
prinsip etika ini bermanfaat untuk mengurangi risiko kerusakan di lingkungan sekitar.

27
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno dan I Cenik Ardana. 2009. ETIKA BISNIS DAN PROFESI. Jakarta: Salemba
Empat.
https://niaatwindari.blogspot.com/2015/06/makalah-etika-bisnis-kode-etik-profesi.html

28

Anda mungkin juga menyukai