S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala nikmat dan
ridho-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini ditulis untuk memperdalam pembahasan materi dalam matakuliah Etika
Bisnis dan Profesi dari Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen. SE, MAFIS, Ak, CPA, CA
selaku dosen kami. Makalah ini membahas tentang “Tata Kelola Perusahaan yang Baik
(Good Coorporate Governance)
Kami selaku penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk kami berharap
Bapak dapat memakluminya
Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak – banyaknya kepada setiap pihak yang
telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga
rampungnya makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi setiap pembaca
.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
1.3 Tujuan
1. Mengetahui tentang penerapan Good Coorporate Governance
2. Mengetahui hukum tentang Good Coorporate Governance di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Good Coorporate Governance
Menurut Cadbury Committe Of United Kingdom ; seperangkat peraturan yang
mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak
kreditur, pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal
lainnya yang berkaitan dengan hak – hak dan kewajiban.ereka; atau dengan kata lain suatu
sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan
Menurut Forum For Coorporate Governance In Indonesia ; seperangkat peraturan
yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus perusahaan, pihak kreditur,
karyawan, pemerintah, dan pihak kepentingan internal dan eksternal yang berkaitan dengan
hak – hak dan kewajiban yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan.
Menurut Sukrisno Agoes ; tata kelola perusahaan yang baik sebagai suatu sistem yang
mengatur hubungan para dewan komisaris, peran direksi, pemegang saham, dan pemangku
kepentingan lainnya. Tata kelola perusahaan yang baik juga disebut sebagai suatu proses
yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan, pencapaian, dan penilaian kinerjanya.
Menurut Organization Of Economic Coorporate And Development ; suatu struktur
yang terdiri atas para pemegan saham, direktur, manajer, seperangkat tujuan yang ingin
dicapai perusahaan, dan alat – alat yang akan digunakan dalam mencapai tujuan dan
menentukan kinerja.
Menurut Wahyudi Prakarsa ; mekanisme administratif yang mengatur hubungan –
hubungan antara manajemen kepentingan yang lain. Hubungan – hubungan yang
dimanifestasikan dalam bentuk berbagai aturan permainan dan sistem insentif sebagai
kerangka kerja 9 framework 0 yang diperlukan untuk mencapai tujuan – tujuan perusahaan
dan cara – cara pencapaian tujuan – tujuan serta pemantauan kinerja yang dihasilkan.
Ayat 4 Rapat umum pemegang saham, yang selanjutnya disebut RUPS, adalah organ
perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada direksi
atau dewan komisaris dalam batas yang ditentukan dalam undang – undang
ini dan/atau anggaran dasa.
Ayat 5 Direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh
atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan sesuai dengan maksud
dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun diluar
pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran .
Komite Audit
Munculnya komite audit dikarenakan makin meningkatnya berbagai skandal penyelewengan
dan kelalaian yang dilakukan oleh para direktur dan komisaris yang menandakan kurang
memadainya fungsi pengawasan. Adapun tugas, tanggung jawab dan wewenang komite
Audit adalah membantu dewas komisaris, yakni :
1. Mendorong terbentuknya struktur pengendalian intern yang memadai
2. Meningkatkan kualitas keterbukaan dan laporan keuangan
3. Mengkaji ruang lingkup dan ketepatan audit eksternal, kewajaran biaya audit
eksternal, serta kemandirian dan objektivitas audit eksternal
4. Mempersiapkan surat uraian tugas dan tanggung jawab komite audit selama tahun
buku yang sedang diperiksa eksternal audit
Sekretaris Perusahaan (Coorporate Secretary)
Sekretaris Perusahaan menempati posisi yang tinggi dan strategis dalam perusahaan dan
berfungsi sebagai pejabat penghubung antara perusahaan dengan pihak diluar perusahaan
(Kedudukannya beda dengan sekretaris eksekutif)
Pertanyaan :
a. Menurut Anda, siapakah yang disebut dengan pemegang saham dari PT Pertamina
tersebut ?
Jawab: Menurut kami pemegang saham dari PT Pertamina adalah Pemerintah Republik
Indonesia, karena Pertamina adalah perusahaan energi nasional yang 100% kepemilikan
sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia, melalui Kementerian Negara Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) selaku Kuasa Pemegang Saham.
b. Menurut Anda, apakah tindakan Direksi dan Komisaris Pertamina di atas dapat
dibenarkan bila dilihat dari UU PT ?
Jawab: Dapat dibenarkan, karna Pertamina berubah menjadi persero tahun lalu (2003) maka,
juragan migas itu tunduk pada UU Perseroan Terbatas. Sehingga setiap penjualan aset (bukan
saham) cukup dengan persetujuan komisaris lewat Rapat Umum Pemegang Saham.
c. Menurut Anda siapa yang seharusnya berwenang untuk memutuskan divestasi aset
Pertamina tersebut ?
Jawab: Menurut kami Direksi lah yang berwenang untuk melakukan divestasi aset Pertamina
tersebut.
d. Mengapa kasus seperti penjualan VLCC pada perusahaan Pertamina itu dapat muncul
dan sering menimpa perusahaan BUMN ?
Jawab: Karena penjualan Tanker Pertamina secara bisnis menimbulkan kontroversi karena
perbedaan persepsi soal untung rugi dalam pelegoan itu dan BUMN di anggap tak punya
kuasa menjual tankernya
e. Coba pelajari berbagai peraturan pemerintah tentang penjualan aset BUMN dan
berikan pendapat Anda bagaimana seharusnya menurut prinsip-prinsip penerapan
GCG !
Jawab: Menurut Peraturan Menteri Negara BUMN nomor PER – 02/MBU/2010 bagian
kedua tentang penjualan pasal 5,6 dan7, menyatakan bahwa pemindahtanganan dengan cara
Penjualan dapat dilakukan apabila memenuhi persyaratan, penjualan dilakukan sepanjang hal
tersebut memberikan dampak yang lebih baik bagi BUMN, penjualan dapat dilakukan dengan
cara Penawaran Umum, Penawaran Terbatas, dan Penunjukan Langsung. Sesuai dengan
prinsip GCG, Komisaris serta Direksi harus bersikap profesionalisme untuk menyelamatkan
perusahaan dalam keadaan apapun dan melakukan aktivitas ekonomi sesuai dengan
memperhatikan aspek indepedensi dan profesionalitas agar menghasilkan dampak positif bagi
perusahaan
Pertanyaan :
a. Coba Anda teliti dan berikan penalaran, apakah struktur manajemen dan mekanisme
proses keputusan yang dilakukan oleh Manajemen Adam Air telah sesuai dengan
“tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance—GCG)”?
Jawab: Pengertian Good Corporate Governance adalah:
1. Menurut Cadbury Committee of United Kingdom, GCG adalah : “Seperangkat
peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengelola perusahaan,
pihak kreditur, pemerintah, karywan, serta para pemegang kepentingan internal dan
eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka; atau dengan
kata lain suatu system yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan”
2. Prinsip-prinsip GCG, menurut Kode Indonesia tentang Tata Kelola Perusahaan yang
Baik, adalah:
Transparansi (transparancy)
Akuntabilitas (accountability)
Pertanggung jawaban (resposibilitas)
Kemandirian (Independency)
Kewajaran (fairness)
Struktur manajemen PT Adam Air dimana Perdirnya Adam Suherman yang menguasai 50%
saham dan Wkl Presdir sekaligus Dir Keuangan Gustiono Kustanto (juga mewakili PT Bakti
Investama yang menguasai 50% saham) dan Direksi lainnya yang berasal dari keluarga Adam
Suherman, mencerminkan bahwa kondisi manajemen yang demikian adalh tidak sesuai
dengan prinsip GCG yaitu:
Transparansi: manajemen Adam Air tidak saling terbuka, dalam pengambilan keputusan dan
penyampaian informasi sehingga terjadi ketidak harmonisan antara Dewan Komisaris
Akuntabilitas: manajemen Adam Air saling curiga mengenai laporan kuangan dan
pengelolaan keuangan sehingga hal ini sangat berpengaruh terahadap operasional perusahaan.
Kemandirian: karena dalam struktur manajemen Adam Air tidak ada pemegang saham
mayoritas dan saham minoritas, sehingga hal ini sulit untuk pengambilan kebijakan dan juga
tidak ada pihak yang independent (Komisaris dan Direktur Independen)
Kewajaran: karena manajemen Adam Air hanya mementingkan pemegang saham tidak
mempertimbangkan stakeholder yang lain
b. Coba Anda Identifikasi, siapa saja yang dapat dimasukkan dalam kelompok
pemangku kepentingan (stakeholders), serta apa saja kepentingan untuk Adam Air
tersebut?
Jawab: Stakeholder dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu kelompok primer atau market
stakeholder dan kelompok sekunder atau nonmarket stakeholder.
Kelompok primer adalah mereka yang berinterkasi langsung dengan perusahaan, termasuk
didalamnya adalah: pelanggan, pemasok, pemegang saham, kreditor, serta karyawan
perusahaan.
Kelompok sekunder adalah mereka yang secara tidak langsung berinteraksi dan bertransaksi
dengan perusahaan, tetapi mereka mempunyai kepentingan dan kekuatan yang dapat
mempengaruhi kepentingan perusahaan, termasuk didalamnya adalah: pemerintah, media
massa, lembaga swadaya masyarakat dan sebagainya.
Berdasar teori diatas, maka kepentingan dari pihak primer adalah:
1. Pelanggan/konsumen sangat berkepentingan dengan keselamatan penerbangan dan
pelayanan yang baik dari maskapai Adam Air, apalagi berbagai kecelakaan telah
menimpa Adam Air
2. Pemasok, dalam hal ini adalah: 1) perusahaan leasing pesawat yang menyewakan
pesawatnya kepada Adam Air, mereka tentunnya berkepentingan terhadap ketepatan
pembayaran sewa pesawat, 2) PT Angkasa Pura juga mengharapkan ketepata waktu
atas biaya yang berkaitan dengan penggunaan bandara, apalgi Adam Air sering
mennunggak, 3) PT Pertamina sebagai pemasok bahan bakar, 4) Produsen sparepart
pesawat
3. Pemegang saham, sangat berkepentingan terhadap kinerja perusahaan sehingga
perusahaan selalu dalam keadaan sehat dilihat dari likuiditasnya, solvabilitasnya,
profitabilitasnya dan akhirnya akan dapat berjalan untuk waktu yang lama.
4. Karyawan perusahaan, sangat berkepentingan dengan kelangsungan hidup
perusahaan, karena mereka membutuhkan income yang dapat dipakai sebagai biaya
hidup dirinya sendiri dan keluarag, juga membutuhkan kenyamanan dan kepastian
bekerja.
Kepentingan pihak sekunder adalh:
1. Pemerintah, dalam hal ini sebagai pembuat Undang-undang dan Departemen
Perhubungan sebagai atoritas pemerintah dalam menetapkan peraturan atau keputusan
yang berhubungan dengan penerbangan.
2. Media massa, sebagai sumber informasi kepada masyarakat akan semua hal yang
harus diterima oleh masyarakat, baik mengenai kinerja perusahaaan, kejadian-
kejadian yang menimpa perusahaan maupaun hal baik yang diterima perusahaan.
3. Lembaga Swadaya Masyarakat, misal serikat pekerja karyawan PT Adam Air ( bagian
dari Asosiasi Karyawan Penerbangan Indoneisia ) berkepentingan terhadap hak dan
kewajiban karyawan dan masa depannya. ( LSM yang berhubungan dengan
penerbangan missal: Asosiasi Pilot Internasional, Federasi Pilot Indonesia, Indonesia
Air Traffic Controllers Association).
c. Keputusan etis dalam penutupan operasinya Coba Anda jelaskan, apakah menurut
Anda manajemen Adan Air telah memperhatikan proses?
Jawab: Menurut pendapat para ahli :
Velasquez (2005:10), etika merupakan ilmu yang mendalami standar moral perorangan dan
standar moral masyarakat, yang didukung dengan penalaran yang bagus atau yang jelek.
Bertens (1993:4), istilah ”etika” berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata Yunani ethos dalam
bentuk tunggal mempunyai banyak arti, namun dalam bentuk jamak (ta etha) artinya adalah
adat kebiasaan. Kata etika ini telah dipakai oleh filsuf Yunani besar Arirtoteles (384-322
s.M.) sudah dipakai untuk menunjukan sifat moral. Maka kata etika berarti: ilmu tentang apa
yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1988) etika dijelaskan dengan
membedakan tiga arti :1) Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak); 2) kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak; 3)
nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat
Etika merupakan suatu kehendak yang sistematik melalui penggunaan alasan untuk
mempelajari bentuk-bentuk moral dan pilihan-pilihan moral yang dilakukan oleh seseorang
dalam menjalankan hubungan dengan orang lain.
Teori Etika
Egoisme : tindakan manusia dimotivasi oleh kepentingan sendiri
Utilitarianisme
Utilis berarti ”bermanfaat”. Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa
manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu-dua orang melainkan masyarakat
secara keseluruhan.
Deontologi : tindakan manusia didasari oleh suatu kewajiban yang harus dikerjakan.
Teori Hak : tindakan manusia dianggap baik apabila memenuhi hak asasi manusia
Teori Teonomi: tindakan manusia harus berdasar norma agama
Dalam kasus penutupan PT Adam Air, berdasar teori etika diatas:
a. Pihak manajemen sangat egois dan hanya memetingkan kepentingannya sendiri
(pemegang saham) karena tidak memperhatikan nasib para karyawan, hal itu
dibuktikan anatara pihak pemegang sahm keluarga Adam Suherman dengan pihak PT
Bhakti Investama yang saling berseteru terhadap penyelesaian karyawan.
b. Pihak manajemen tidak mengambil suatu keputusan yang menyeluruh, yaitu
bagaimana kepentingan para stakeholder yang yang lain harus diperhatikan
c. Pihak manajemen berkewajiban untuk memenhui hak para karyawan, konsumen ,
kreditor, pemegang saham dan pihak lain.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Tata kelola perusahaan yang baik ( Good Coorporate Governance ) sejumlah aturan
yang menjadi acuan bagi para pemangku kepentingan perusahaan agar tidak terjadi
kecurangan atau ketidakseimbangan antara hak dan kewajiban di dalam menjalankan
perusahaan. Peraturan yang diciptakan berdasarkan praktik tata kelola perusahaan yang
baik menghasilkan keseimbangan antara hubungan para karyawan dan atasan.
Di Indonesia tata kelola perusahaan yang sudah cukup banyak perusahaan yang
menerapkannya dan sudah ada hukum yang mengatur perihal ini. Penerapan tata kelola
perushaan yang baik memberikan banyak manfaat bagi perusahaan terutama perushaan
milik negara.
4.2 Saran
Dalam praktik tata kelola perusahaan yang baik ( Good Coorporate Governance )
perlu adanya komitemen yang lebih kuat lagi di dalam perusahaan terutama perusahaan
milik negara yang ada di Indoensia.
Selain itu praktik tata kelola perusahaan ( Good Coorporate Governance ) juga harus
mengikuti perkembangan teknologi dan perubahan sistem yang ada saat ini. Peraturan dan
aturan itu terus berkembang mengikuti perkembangan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Agoes, Sukrisno. 2012. Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat
Sumber Internet :
https://www.megapolitan.kompas.com/read/2014/06/07/18021652/dirjen.coorporate