n tentang Pengertian profesionalisme, ngukur tingkat profesionalisme, Batas engembangan profesionalisme. KONSEP PROFESI DAN PROFESIONALISME Profesionalisme secara etimologi berasal dari bahasan Anglosaxon yang mengandung pengertian kecakapan, keahlian, dan disiplin.
Profesionalisme menurut kamus KBBI berarti mutu,
kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional Menurut Siagian profesionalisme adalah keandalan dalam pelaksanaan tugas, sehingga terlaksana dengan mutu yang baik, waktu yang tepat, cermat dan dengan prosedur yang mudah dipahami dan diikuti oleh pelanggang atau masyarakat
Supriadi menyatakan bahwa penggunaan istilah
profesionalisme merujuk pada derajat penampilan seseorang sebagai suatu penampilan pekerjaan yang derajatnya tinggi, sedang, rendah.
Profesional juga mengacu kepada sikap dan
komitmen anggota profesi untuk bekerja berdasarkan standar yang tinggi dan kode etik. MENGUKUR TINGKAT PROFESIONALISME (PROFESIONALISM QUOTIENT)
Untuk melihat tingkat
profesionalisme seseorang, maka perlu memahami mengenai karakteristik atau ciri dari profesionalisme. Anoraga menyampaikan bahwa ciri dari seorang yang profesional adalah : 1.Sifat mengejar kesempurnaan hasil, sehingga dituntut untuk selalu adanya peningkatan mutu. 2.Adanya kessungguhan dan ketelitian kerja, yang hanya dapat diperoleh melalui pengalaman dan kebiasaan. 3.Menuntut adanya ketekunan dan ketabahan, yaitu sifat tidak mudah puas dan putus asa sampai mencapai hasil yang diharapkan. 4.Memerlukan integritas yang tidak tergoyahkan oleh “Keadaan terpaksa” atau godaan iman, seperti harta dan kenikmatan hidup. 5.Memerlukan adanya kebulatan pikiran dan perbuatan, sehingga terjaga efektivitas yang tinggi. Hall menjelaskan bahwa terdapat lima dimensi dari profesionalisme yaitu : 1.Pengabdian kepada profesi 2.Adanya menfaat yang diperoleh baik oleh masyarakat dengan adanya suatu pekerjaan maupun bagi yang profesional 3.Seorang yang profesional mampu membuat keputusan mandiri tanpa tekanan dari pihak manapun. 4.Keyakinan terhadap profesi 5.Profesionalitas mengisyaratkan adanya ikatan profesi LEGITIMASI TUJUAN PROFESI
Legitimasi dapat dianggap sebagai
menyamakan persepsi atau asumsi bahwa tindakan yang dilakukan oleh suatu entitas adalah merupakan tindakan yang diinginkan, pantas ataupun sesuai dengan sistem norma, nilai, kepercayaan dan definisi yang dikembangkan secara social (Suchman, 1995) HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM LEGITIMASI TUJUAN PROFESI 1. Hubungan antara profesional dengan konsumennya tidak hanya karena adanya sikap saling percaya dalam hubungan tersebut. 2. Adanya batas-batas yang harus ditaati, meskipun profesional telah banyak membuat janji profesional. 3. Jika janji benar-benar merupakan landasan otoritas profesional, maka ketika seseorang yang mengucap dan mentaati sumpah seperti itu berarti sudah memenuhi sebagai profesional. BATAS KEWENANGAN PROFESIONAL
Dalam pelaksanaan tugasnya seorang
profesional tetap memiliki batasan yang sesuai dengan kewenangannya.
Batasan kewenangan profesi ditentukan oleh:
1.Berbagai peraturan pemerintah mengenai tugas dan peran dari profesi 2.Kode etik profesi itu sendiri 3.Norma kemasyarakatan. KEPENTINGAN PROFESIONAL Dalam mengembangkan profesionalisme dalam birokrasi di Indonesia Sumitro Maskun (1997:7), menjelaskan ada dua aspek yaitu:
1.Aspek pendidikan bagi profesional yaitu suatu
bentuk pendidikan yang dapat mempersiapkan para mahasiswa menangani apa yang disebut pekerja profesional.
2.Adanya proses rekruitmen terencana, dengan
didukung oleh sistem karir dan pengembangannya. KEPENTINGAN PROFESIONAL DAN KEPENTINGAN PUBLIK Berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah dilakukan seseorang sangatlah perlu untuk menjaga profesi dikalangan masyarakat atau terhadap konsumen atau klien.
Dengan kata lain pandangan utama profesi adalah untuk
kepentingan masyarakat dengan menggunakan keahlian yang dimiliki. Akan tetapi tanpa disertai suatu kesadaran diri yang tinggi, profesi dapat dengan mudahnya disalahgunakan oleh seseorang.
Contoh : penyalahgunaan profesi seseorang dibidang komputer
misalnya pada kasus kejahatan komputer yang berhasil mengcopy program komersial untuk diperjualbelikan lagi tanpa ijin dari hak pencipta.