Anda di halaman 1dari 14

merupakan materi tambahan untuk

ah disampaikan pada pertemuan ke 5.


n tentang Pengertian profesionalisme,
ngukur tingkat profesionalisme, Batas
engembangan profesionalisme.
KONSEP PROFESI DAN
PROFESIONALISME
Profesionalisme secara etimologi berasal dari
bahasan Anglosaxon yang mengandung pengertian
kecakapan, keahlian, dan disiplin.

Profesionalisme menurut kamus KBBI berarti mutu,


kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri
suatu profesi atau orang yang profesional
Menurut Siagian profesionalisme adalah keandalan
dalam pelaksanaan tugas, sehingga terlaksana
dengan mutu yang baik, waktu yang tepat, cermat
dan dengan prosedur yang mudah dipahami dan
diikuti oleh pelanggang atau masyarakat

Supriadi menyatakan bahwa penggunaan istilah


profesionalisme merujuk pada derajat penampilan
seseorang sebagai suatu penampilan pekerjaan yang
derajatnya tinggi, sedang, rendah.

Profesional juga mengacu kepada sikap dan


komitmen anggota profesi untuk bekerja
berdasarkan standar yang tinggi dan kode etik.
MENGUKUR TINGKAT PROFESIONALISME
(PROFESIONALISM QUOTIENT)

Untuk melihat tingkat


profesionalisme seseorang, maka
perlu memahami mengenai
karakteristik atau ciri dari
profesionalisme.
Anoraga menyampaikan bahwa ciri dari seorang yang
profesional adalah :
1.Sifat mengejar kesempurnaan hasil, sehingga dituntut untuk
selalu adanya peningkatan mutu.
2.Adanya kessungguhan dan ketelitian kerja, yang hanya dapat
diperoleh melalui pengalaman dan kebiasaan.
3.Menuntut adanya ketekunan dan ketabahan, yaitu sifat tidak
mudah puas dan putus asa sampai mencapai hasil yang
diharapkan.
4.Memerlukan integritas yang tidak tergoyahkan oleh
“Keadaan terpaksa” atau godaan iman, seperti harta dan
kenikmatan hidup.
5.Memerlukan adanya kebulatan pikiran dan perbuatan,
sehingga terjaga efektivitas yang tinggi.
Hall menjelaskan bahwa terdapat lima dimensi dari
profesionalisme yaitu :
1.Pengabdian kepada profesi
2.Adanya menfaat yang diperoleh baik oleh
masyarakat dengan adanya suatu pekerjaan
maupun bagi yang profesional
3.Seorang yang profesional mampu membuat
keputusan mandiri tanpa tekanan dari pihak
manapun.
4.Keyakinan terhadap profesi
5.Profesionalitas mengisyaratkan adanya ikatan
profesi
LEGITIMASI TUJUAN PROFESI

Legitimasi dapat dianggap sebagai


menyamakan persepsi atau
asumsi bahwa tindakan yang
dilakukan oleh suatu entitas
adalah merupakan tindakan yang
diinginkan, pantas ataupun sesuai
dengan sistem norma, nilai,
kepercayaan dan definisi yang
dikembangkan secara social
(Suchman, 1995)
HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM
LEGITIMASI TUJUAN PROFESI
1. Hubungan antara profesional dengan
konsumennya tidak hanya karena adanya
sikap saling percaya dalam hubungan
tersebut.
2. Adanya batas-batas yang harus ditaati,
meskipun profesional telah banyak
membuat janji profesional.
3. Jika janji benar-benar merupakan landasan
otoritas profesional, maka ketika
seseorang yang mengucap dan mentaati
sumpah seperti itu berarti sudah
memenuhi sebagai profesional.
BATAS KEWENANGAN PROFESIONAL

Dalam pelaksanaan tugasnya seorang


profesional tetap memiliki batasan yang sesuai
dengan kewenangannya.

Batasan kewenangan profesi ditentukan oleh:


1.Berbagai peraturan pemerintah mengenai
tugas dan peran dari profesi
2.Kode etik profesi itu sendiri
3.Norma kemasyarakatan.
KEPENTINGAN PROFESIONAL
Dalam mengembangkan profesionalisme dalam
birokrasi di Indonesia Sumitro Maskun (1997:7),
menjelaskan ada dua aspek yaitu:

1.Aspek pendidikan bagi profesional yaitu suatu


bentuk pendidikan yang dapat mempersiapkan para
mahasiswa menangani apa yang disebut pekerja
profesional.

2.Adanya proses rekruitmen terencana, dengan


didukung oleh sistem karir dan pengembangannya.
KEPENTINGAN PROFESIONAL DAN
KEPENTINGAN PUBLIK
Berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah dilakukan
seseorang sangatlah perlu untuk menjaga profesi dikalangan
masyarakat atau terhadap konsumen atau klien.

Dengan kata lain pandangan utama profesi adalah untuk


kepentingan masyarakat dengan menggunakan keahlian yang
dimiliki. Akan tetapi tanpa disertai suatu kesadaran diri yang
tinggi, profesi dapat dengan mudahnya disalahgunakan oleh
seseorang.

Contoh : penyalahgunaan profesi seseorang dibidang komputer


misalnya pada kasus kejahatan komputer yang berhasil mengcopy
program komersial untuk diperjualbelikan lagi tanpa ijin dari hak
pencipta.

Anda mungkin juga menyukai