(Kelistrikan)
1. Performance
Performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja,
pelaksanaan kerja, penampilan kerja. Menurut Gibson,
performance atau kehandalan serta prestasi kerja adalah
hasil yang diinginkan dari perilaku, prestasi yang
dihasilkan dalam urutan maupun kurun waktu tertentu.
Sedangkan menurut Gomes prestasi kerja dapat dilihat
dari :
· Kuantitas kerja
· Kualitas Kerja
· Pengetahuan Tentang Pekerjaan
· Pendapat atau pernyataan yang disampaikan.
2. Akuntabilitas Aparatur
1. Aspek potensial
Setiap tenaga kerja tentunya memiliki potensi-potensi
yang bersifat dinamis, yangdapat dikembangkan dan terus
berkembang.
2. Aspek profesionalisme
Setiap pegawai memiliki keahlian yang berbeda dari orang lain
tergantung bidangnya masing-masing. Hal ini menyebabkan
seseorang terus meningkatkan keahliannya agar bisa bekerja
lebih handal.
3. Aspek fungsional
Para pegawai melaksanakan pekerjaannya yang didasarkan pada
hasil tepat guna, artinya bekerja sesuai tugas dan fungsinya.
4. Aspek operasional
Setiap pegawai dapat mendayagunakan kemampuan dan ketram
pilannya dalam proses dan prosedur pelaksanaan kerja yang
ditekuninya.
5. Aspek personal
Setiap pegawai harus memiliki sifat kepribadian yang menunjang
pekerjaannya.
6. Aspek produktifitas
Setiap pegawai harus memiliki motto kerja dan
prestasi baik kualitas maupun kuantitas.
Pengertian Kode Etik profesi
Kode etik dapat diartikan pola aturan, tata cara, tanda,
pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan.
Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai
pedoman berperilaku. Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa
kode etik merupakan tata cara atau aturan yang menjadi
standar kegiatan anggota suatu profesi. Suatu kode etik
menggambarkan nilai-nilai profesional suatu profesi yang
diterjemahkan ke dalam standar perilaku anggotanya. Nilai
profesional paling utama adalah keinginan untuk
memberikan pengabdian kepada masyarakat.
Tujuan Kode Etik
Secara umum tujuan kode etik adalah agar seorang profesional
dapat memberikan jasa sebaik-baiknya kepada konsumen dan
mencegah perbuatan yang tidak profesional. Tujuan dari
rumusan kode etik professional antara lain :
1.Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
2.Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
3.Untuk meningkatkan mutu profesi.
4.Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
5.Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
6.Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin
erat.
7.Menentukan baku standarnya sendiri.
Fungsi Kode Etik
Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik
profesi:
1.Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota
profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan.
Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana profesi
mampu mengetahui suatu hal yang boleh dilakukan dan yang
tidak boleh dilakukan.
2.Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi
masyarakat atas profesi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa
etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada
masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu
profesi,sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para
pelaksana di lapangan kerja.
3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak di luar
organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan
profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para pelaksana
profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak
boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau
perusahaan.
sebagai
tempat badan usaha distribusi dan/atau penjualan tenaga listrik
melakukan usaha penyediaan tenaga listrik.
13. Ganti rugi hak atas tanah adalah penggantian atas pelepasan
atau penyerahan hak atas yanah berikut bangunan, tanaman,
14. Kompensasi adalah pemberia sejumlah uang kepada pemegang hak atastanah
berikut bangunan, tanaman, dan/atau benda lain yang terdapat di atastanah tersebut
karena tanah tersebut digunakan digunakan secara tidaklangsung untuk
pembangunan ketenagalistrikan tanpa dilakukan pelepasanatau penyerahan hak atas
tanak.
16. Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan perangkatdaerah
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.
17. Menteri adalah mentri yang membidangi usaha ketenagalistrikan.
18. Setiap orang adalah orang perorangan atau badan baik yang berbadanhukum
maupun yang bukan berbadan hukum.