JAWABAN :
Pengertian etika profesi hukum sebagai berikut : Ilmu tentang kesusilaan, tentang apa yang
baik dan apa yang buruk, yang patut dikerjakan seseorang dalam jabatannya sebagai pelaksana
hukum dari hukum yang berlaku dalam suatu negara. sesuai dengan keperluan hukum bagi
masyarakat Indonesi dewasa ini dikenal beberapa subyek hukum berpredikat profesi hukum yaitu :
Polisi, Jaksa, Penasihat hukum (advokad, pengacara), Notaris, Jaksa, Polisi. Seluruh sektor kehidupan,
aktivitas, pola hidup, berpolitik baik dalam lingkup mikro maupun makro harus selalu berlandaskan
nilai-nilai etika. Urgensi etika adalah, pertama, dengan dipakainya etika dalam seluruh sektor
kehidupan manusia baik mikro maupun makro diharapakan dapat terwujud pengendalian,
pengawasan dan penyesuaian sesuai dengan panduan etika yang wajib dipijaki, kedua, terjadinya
tertib kehidupan bermasyarakat, ketiga, dapat ditegakan nilai-nilai dan advokasi kemanusiaan,
kejujuran, keterbukaan dan keadilan, keempat, dapat ditegakkannya (keinginan) hidup manusia,
kelima, dapat dihindarkan terjadinya free fight competition dan abus competition dan terakhir yang
dapat ditambahkan adalah penjagaan agar tetap berpegang teguh pada norma-norma moral yang
berlaku dalam masyarakat sehingga tatanan kehidupan dapat berlangsung dengan baik.
Etika profesi dalam dunia kerja umum bisa dicontohkan lewat transparansi. Etika ini
menuntut pelibatan representasi fakta secara akurat. Transparansi mengharuskan seorang pegawai
untuk mengatakan kebenaran secara keseluruhan dan mengomunikasikan dengan jelas dan terbuka
tentang yang dilakukannya sebagai pegawai perusahaan. Hal ini dapat dicontohkan misalnya seorang
pegawai mendapat perusahaan konsultan pajak mendapat klien dari atasan mengerjakan catatan
pajak dari klien tersebut. Di tengah proses konsultasi, klien ini menawarkan sejumlah uang kepada
pegawai dengan harapan agar pegawai mau melakukan beberapa penyelewengan dari pelaporan
pajak si klien.
2. Integritas
Etika profesi yang satu ini mungkin paling akrab bagi masyarakat awam karena dapat
ditemukan di hampir semua kantor atau lembaga pemerintahan. Etika ini menuntut seorang
pegawai untuk berpegang teguh pada keputusan, terutama ketika ditekan untuk melakukan
sebaliknya. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan kehormatan dan keberanian bagi seorang pegawai
dalam menghadapi tekanan atau kehendak negatif.
Contoh dari etika ini dapat dilihat dari seorang pegawai pemerintahan di dinas tertentu,
misalnya datang seseorang dari perusahaan tambang yang hendak mengajukan penerbitan analisis
mengenai dampak lingkungan (AMDAL). Karena prosesnya rumit dan sulit dipenuhi, maka seseorang
ini hendak memberikan gratifikasi pada pegawai dinas terkait untuk memuluskan rencananya.
3. Loyalitas
Etika profesi yang satu ini secara umum berhubungan dengan relasi pegawai dan
perusahaan tempatnya bekerja. Secara profesional, pegawai dituntut memiliki loyalitas kepada
tempatnya bernaung. Loyalitas memungkinkan bisnis untuk membuat keputusan menguntungkan
dari hubungan baik antar pegawai dan dapat mengatasi pengaruh dan kepentingan dari luar.
Hal ini dapat dicontohkan dengan seorang pegawai memiliki koneksi dengan perusahaan lain
dengan sektor bisnis yang sama dengan tempatnya bekerja. Ia mendengar bahwa perusahaan
tempatnya bekerja kesulitan mengeksekusi suatu proyek di daerah tertentu. Sedangkan, perusahaan
lain yang ia ketahui juga sedang mengerjakan proyek serupa di daerah lain dan juga sama-sama
mengajukan tender untuk proyek di daerah yang sama