Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MATA KULIAH

ETIKA PROFESI
“Prinsip Objektivitas pada Etika Profesi”
Dosen Pengampu: Sutrasman, S.H.I., S.H.M.Kom.I

Oleh:
RISMAWATI (33171002)
SAVERA OKTAVIANI (33171003)
HENI FATUL ‘UMRIYAH (33171006)
MAHENDRA SYAHAR MUBARAKH (33171007)

Program Studi Administrasi Bisnis


POLITEKNIK SAWUNGGALIH AJI
KUTOARJO
2020
PENGERTIAN ETIKA PROFESI
Pengertian Etika Profesi (professional ethics) adalah sikap hidup berupa
keadilan untuk dapat/bisa memberikan suatu pelayanan professional terhadap
masyarakat itu dengan penuh ketertiban serta juga keahlian yakni sebagai
pelayanan dalam rangka melakukan tugas yang merupakan kewajiban terhadap
masyarakat.
Secara umum, pengertian etika profesi ini merupakan suatu sikap etis yang
dimiliki seorang profesional yakni sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam
mengembang tugasnya dan juga menerapkan norma-norma etis umum pada
bidang-bidang khusus (profesi) didalam kehidupan manusia.
Etika profesi atau juga kode etik profesi ini sangat berhubungan dengan
bidang tertentu yang berhubungan dengan masyarakat atau juga konsumen dengan
secara langsung. Konsep etika profesi itu  harus disepakati bersama oleh pihak
yang berada di ruang lingkup kerja, contohnya dokter, jurnalistik serta lain
sebagainya.

MENURUT ANANG USMAN, SH., MSI


Pengertian Etika profesi ialah merupakan sikap hidup untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan profesional dari client (pelanggan) dengan keterlibatan serta
juga keahlian yakni sebagai pelayanan didalam rangka kewajiban. Masyarakat
ialah sebagai keseluruhan terhadap para anggota masyarakat yang
membutuhkannya dengan disertai refleksi yang seksama.

MENURUT UNDANG-UNDANG RI NO. 8 TAHUN 1974 TENTANG


POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN
Kode etik profesi merupakan suatu pedoman sikap, tingkah laku serta juga
perbuatan didalam melaksanakan tugas dan juga dalam kehidupan sehari-hari.
FUNGSI ETIKA PROFESI
Dibawah ini merupakan fungsi etika profesi diantaranya sebagai berikut :

 Sebagai pedoman bagi seluruh anggota profesi tentang prinsip


profesionalitas yang ditetapkan.
 Sebagai sebuah alat kontrol sosial bagi masyarakat umum terhadap profesi
tertentu.
 Sebagai sarana untuk dapat mencegah campur tangan dari pihak lain di
luar organisasi, terkait hubungan etika didalam keanggotaan suatu profesi.

TUJUAN ETIKA PROFESI


Dibawah ini merupakan tujuan kode etik profesi diantaranya sebagai berikut :

 Untuk menjunjung tinggi martabat suatu profesi.


 Untuk menjaga serta juga mengelola kesejahteraan anggota profesi.
 Untuk dapat meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
 Untuk membantu meningkatkan mutu profesi.
 Untuk meningkatkan pelayanan profesi itu diatas keuntungan pribadi.
 Untuk menentukan standar baku bagi profesi.
 Untuk meningkatkan kualitas organisasi menjadi lebih profesional dan
juga terjalin dengan erat.

PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI


Dibawah ini merupakan prinsip-prinsip dasar yang melandasi pelaksanaan
etika profesi diantaranya sebagai berikut :
1. Prinsip objektivitas
Objektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa
yang diberikan anggota. Prinsip objektivitas mengharuskan anggota
bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka
atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh
pihak lain. Setiap anggota harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari
benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas yang berbeda dan harus
menunjukkan objektivitas mereka dalam berbagai situasi.
2. Prinsip Tanggung Jawab
Tiap-tiap profesional itu harus bertanggungjawab terhadap pelaksanaan
pekerjaan dan juga terhadap hasilnya. Selain dari itu, profesional juga
bertanggung jawab atas dampak yang mungkin terjadi dari profesinya bagi
kehidupan orang lain atau juga masyarakat umum.
3. Prinsip Keadilan
Tiap-tiap profesional itu dituntut untuk mengedepankan keadilan dalam
menjalankan pekerjaannya. Dalam hal tersebut, keadilan itu harus diberikan
kepada siapa saja yang berhak.
4. Prinsip Otonomi
Tiap-tiap profesional itu mempunyai wewenang serta juga kebebasan dalam
menjalankan pekerjaan sesuai dengan profesinya. Artinya, seorang profesional
tersebut berhak untuk dapat melakukan atau tidak melakukan sesuatu dengan
mempertimbangkan kode etik profesi.
5. Prinsip Integritas Moral
Integritas moral ini merupakan kualitas kejujuran serta prinsip moral dalam
diri seseorang yang dilakukan dengan secara konsisten dalam menjalankan
profesinya. Artinya, seorang profesional tersebut harus memiliki komitmen
pribadi untuk dapat menjaga kepentingan profesi, dirinya, serta juga masyarakat.
Menurut Darmastuti (2007), terdapat tiga prinsip yang harus dipegang dalam etika
profesi, diantaranya sebagai berikut :

TANGGUNG JAWAB
Maksud tanggung jawab disini ialah tanggung jawab pelaksanaan (by function)
serta juga tanggung jawab dampak (by profession).
KEBEBASAN
Maksud kebebasan disini ialah kebebasan untuk dapat mengembangkan profesi itu
dalam batas-batas aturan yang berlaku didalam sebuah profesi.

KEADILAN
Prinsip keadilan ingin membangun 1 kondisi yang tidak memihak manapun yang
memungkinkan untuk ditunggangi pihak-pihak yang berkepentingan.
Contoh Etika Profesi
Berikut ini beberapa contoh kode etik dari profesi kedokteran:
Kewajiban Dokter, diantaranya ialah :

 Memberikan pelayanan medis itu sesuai dengan standar prosedur


operasional dan juga kebutuhan medis pasien.
 Memberikan rujukan bagi pasien ke rumah sakit lain yang lebih ahli
apabila diperlukan.
 Menjaga rahasia sang pasien, bahkan juga setelah pasien tersebut
meninggal dunia.
 Memberikan pertolongan darurat atas dasar kemanusiaan, kecuali terdapat
ada pihak lain yang bertugas serta juga mampu melakukannya.
 Meningkatkan ilmu pengetahuan pada bidang ilmu kedokteran.

Larangan Bagi Dokter, diantaranya yaitu:

 Memuji kemampuan atau juga keahlian diri sendiri.


 Ucapan atau tindakan yang dapat melemahkan daya tahan pasien.
 Mengumumkan serta juga melakukan teknik kedokteran yang belum diuji
kebenarannya.
 Melepaskan kemandirian profesi karena pengaruh tertentu.
 Mengambil alih pasien tanpa persetujuan keluarga.
 Menetapkan imbalan atas jasanya yang secara tidak wajar.
 Melakukan diskriminasi didalam melakukan pelayanan.
 Melakukan kolusi dengan perusahaan farmasi.
 Mengabaikan kesehatannya sendiri.
 Mengeluarkan keterangan palsu, walau diminta pasien.
 Melakukan pelecehan seksual terhadap pasien atau juga orang lain.
 Membocorkan rahasia pasien kepada orang lain.
Sumber: https://pendidikan.co.id/etika-profesi/

Objektivitas
Objektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang
diberikan anggota. Prinsip objektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak
memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari
benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain. Setiap anggota harus
menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan
kewajiban profesionalnya.Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas yang
berbeda dan harus menunjukkan objektivitas mereka dalam berbagai situasi.
Sumber: http://scorpio-14.blogspot.com/2015/12/makalah-prinsip-dasar-etika-
profesi.html?m=1

Prinsip Objektivitas
Kegunaan dari informasi keuangan sangat bergantung pada keandalan dari
prosedur pengukuran yang digunakan. Karena memastikan keandalan maksimum
sering-kali sulit untuk dilakukan, maka akuntan telah menggunakan prinsip
objektivitas (objectivity principle) untuk membenarkan pilihan prosedur
pengukuran. Tetapi, prinsip objektivitas memiliki interpretasi yang berbeda:
1. Pengukuran objektif adalah ukuran yang bersifat "tidak memihak," dalam arti
bahwa pengukuran tersebut bebas dari bias pribadi si pengukur. "Dengan kata
lain, objektivitas mengacu pada realitas eksternal yang independen dari orang
yang memandangnya."
2. Pengukuran objektif adalah pengukuran variabel, dalam hal bahwa pengukuran
tersebut didasarkan pada bukti.
3. Pengukuran objektif adalah hasil dari "kesepakatan di antara sekelompok
pengamat atau pengukur tertentu."Pandangan ini juga mengimplikasikan bahwa
objektivitas akan tergantung pada sekelompok pengukur tertentu.
4. Ukuran dari penyebaran distribusi pengukuran dapat digunakan sebagai
indikator dari tingkat objektivitas sistem pengukuran tertentu
Sumber: http://makalahpendidikanunmura.blogspot.com/2013/04/makalah-teori-
akuntansi-tentang-prinsip.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai