ETIKA PROFESI
Apa yang dimaksud dengan Etika Profesi? Ruang Lingkupnya?
Etika profesi adalah keseluruhan tuntutan moral yang berlaku pada pelaksanaan profesi tertentu. Yang
dimaksud profesi adalah pekerjaan dengan keahlian khusus sebagai mata pencaharian tetap. Contoh:
Dokter, guru, arsitek, ahli Ekonomi, dll. Maka, bisa dikatakan bahwa profesi adalah pekerjaan yang
dilakukan sebagai kegiatan poko untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu
keahlian. Seorang profesional yang berprofesi adalah ‘orang yang melakukan suatu pekerjaan dan hidup
dari pekerjaan itu dengan mengandalkan keahliannya.
Sementara itu, ruang lingkup Etika Profesi seluas bidang profesi: kedokteran, atau medis, etika bisnis
(untuk kegiatan bisnis), etika hukum (untuk hakim, jaksa, dan pengacara), etika ilmu pengetahuan; etika
pendidikan, dll.
Sebut dan jelaskan macam-macam profesi?
Secara garis besar, profesi dibagi menjadi dua: Profesi Umum dan Luhur.
Profesi Umum adalah profesi yang dihidupi dengan mengandalkan keahlian khusus. Profesi Umum dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu: 1] profesi yang keahliannya diperoleh karena pendidikan dan mendapat
sertifikat/ijazah sebagai pengakuan institusional atas keahliannya. Dan dalam berprofesi, mereka
mengalami rekruetmen. Contohnya: pegawai bank, guru, para ahli teknik-kimia-komputer, dll. 2] profesi
yang keahliannya diperoleh karena pembiasaan dan alasan desakan ekonomi. Termasuk dalam kategori
ini adalah pekerjaan karena hobby.
Profesi Luhur adalah profesi yang dihidupi dengan mengandalkan keahlian khusus serta didasari oleh
suatu idealitas mereka (mengabdi kepada masyarakat, hidup). Yang termasuk di sini adalah dokter,
jaksa, dan tentara. Sasaran utama profesi ini bukanlah semata-mata mencari nafkah, tetapi mengabdi
dan melayani kepentingan umum/masyarakat. (NB: Karena pengaruh pemikiran pragmatisme, nilai dan
idealitas tersebut tergeser dan digantikan dengan kepentingan pragmatis.)
Apa ciri-ciri profesi Umum dan Luhur?
Beberapa ciri profesi umum dan luhur adalah sebagai berikut:
1. Adanya keahlian dan keterampilan khusus/spesialisasi.
• Keahlian dan keterampilan diperoleh lewat pendidikan formal/non-formal, atau pelatihan, atau
pengalaman.
• Karena kahliannya cepat tanggap terhadap masalah-masalah bidangnya.
• Sebagai contoh mereka yang telah lulus sarjana baru mengikuti pendidikan profesi seperti dokter,
dokter gigi, psikologi, apoteker, farmasi, arsitektut untuk Indonesia. Di berbagai negara, pengacara
diwajibkan menempuh ujian profesi sebelum memasuki profesi.
2. Adanya komitmen moral yang tinggi.
• Karena komitmen moralnya yang tinggi, kaum profesional cenderung membuat aturan atau kode etik
profesi.
• Kode etik menjadi kaidah dalam tugas dan karya. Kode etik ini harus dipenuhi dan ditaati oleh seluruh
anggota profesi.
• Karena komitmen yang tinggi, profesi mereka menjadi sebuah identitas dan perilaku moral. Jadi,
seorang profesional bukan hanya ahli tetapi juga berkomitmen tinggi.
3. Adanya kepentingan Ekonomis.
• Hidup dari profesi yang mereka geluti
• Profesinya membentuk identitasnya.
4. Adanya Pengabdian Masyarakat
• Di satu sisi, seorang profesional harus mengutamakan dan meningkatkan keahliannya agar profesinya
dihargai dan mendapat penghasilan yang cukup.
• Di sisi lain, seorang profesional dianjurkan untuk memberikan waktu dan tenaganya demi kepentingan
masyarakat.
(syarat berikut tidak berlaku bagi semua profesi)
5. Adanya izin formal bagi profesi Luhur.
• Setiap profesi menyangkut kepentingan umum. Izin formal diberikan supaya kepentingan masyarakat
terjamin terlayani dengan baik.
6. Adanya keanggotaan dalam organisasi profesi bagi kaum profesional.
• Tujuannya adalah menjaga keahlian dan keterampilan tetap terjaga dengan baik.
• Menjaga dan memajukan profesi dan peningkatan kesejahteraan anggotanya.
• Kode etik tidak dilanggar
• Pengabdian masyarakat tidak luntur dan
• Tidak sembarangan orang memasuki profesi mereka,
• Adanya keanggotaan dalam organisasi profesi bagi kaum profesional.
7. Otonomi dalam pekerjaannya.
• Profesi memiliki otonomi atas penyeiaan jasa atau barangnya. Tidak ada yang boleh melakukan
intervensi terhadap profesi tersebut kecuali induk organisasi dimana profesi itu bernaung.
EKS-KURSUS
Bagaimana sifat kode etik itu?
“Kode etik adalah pernyataan cita-cita dan peraturan pelaksanaan pekerjaan (yang membedakannya dari
murni pribadi) yang merupakan panduan yang dilaksanakan oleh anggota kelompok. Kode etik yang
hidup dapat dikatakan sebagai ciri utama keberadaan sebuah profesi.
Sifat dan orientasi kode etik hendaknya singkat; sederhana, jelas dan konsisten; masuk akal, dapat
diterima, praktis dan dapat dilaksanakan; komprehensif dan lengkap; dan positif dalam formulasinya.
Orientasi kode etik hendaknya ditujukan kepada rekan, profesi, badan, nasabah/pemakai, negara dan
masyarakat. Kode etik diciptakan untuk manfaat masyarakat dan bersifat di atas sifat ketamakan
penghasilan, kekuasaan dan status. Etika yang berhubungan dengan nasabah hendaknya jelas
menyatakan kesetiaan pada badan yang mempekerjakan profesional.
Kode etik digawai sebagai bimbingan praktisi. Namun demikian hendaknya diungkapkan sedemikian rupa
sehingga publik dapat memahami isi kode etik tersebut. Dengan demikian masyarakat memahami fungsi
kemasyarakatan dari profesi tersebut. Juga sifat utama profesi perlu disusun terlebih dahulu sebelum
membuat kode etik. Kode etik hendaknya cocok untuk kerja keras.
Sebuah kode etik menunjukkan penerimaan profesi atas tanggung jawab dan kepercayaan masyarakat
yang telah memberikannya.”