Anda di halaman 1dari 5

Format Jawaban UTS

JAWABAN UTS
SEMESTER GASAL 2023/2024
FAKULTAS PSIKOLOGI UPI Y.A.I

Nama : Nur Harizatul Jannah Ramli


NIM : 2024090086
Mata Kuliah : Kode Etik
Waktu Ujian :

1. Etika adalah cabang filsafat yang mempertimbangkan apa yang benar dan
salah, baik dan buruk dalam perilaku manusia. Ini melibatkan pemikiran kritis
tentang prinsip-prinsip moral yang membimbing tindakan dan keputusan individu.
Etika membahas pertanyaan-pertanyaan moral seperti, "Apa yang benar? Apa
yang salah? Apa yang adil? Apa yang pantas?"

Moral merujuk pada seperangkat nilai, prinsip, dan aturan yang membimbing
perilaku individu atau kelompok dalam masyarakat. Moral adalah pandangan
individu tentang apa yang benar dan salah, yang seringkali didasarkan pada
nilai-nilai, budaya, agama, atau pendidikan. Moral individu dapat bervariasi, dan
dalam masyarakat yang beragam, seringkali ada berbagai pandangan moral.

Kode Etik adalah seperangkat peraturan atau panduan yang dirancang untuk
mengatur perilaku dan tindakan individu atau kelompok dalam suatu konteks
tertentu. Kode etik sering digunakan dalam organisasi, profesi, atau industri
untuk memberikan pedoman etika yang jelas kepada anggota atau pelaku di
bidang tersebut. Contoh kode etik termasuk Kode Etik Medis untuk dokter, Kode
Etik Jurnalistik untuk jurnalis, atau Kode Etik Bisnis untuk perusahaan.

Etika Profesi adalah cabang etika yang berkaitan dengan perilaku dan prinsip
moral yang khusus untuk suatu profesi tertentu. Ini mencakup norma-norma etika
yang harus diikuti oleh individu yang bekerja dalam profesi tersebut, untuk
memastikan pelayanan yang berkualitas, kepercayaan masyarakat, dan
kepatuhan terhadap standar etika. Etika profesi sering diatur oleh kode etik yang
disusun oleh asosiasi atau badan pengatur yang relevan untuk profesi tersebut.

2. Ilmuwan Psikologi
individu yang melakukan penelitian, studi, dan eksperimen untuk memahami
perilaku manusia, proses kognitif, emosi, dan fungsi mental lainnya. Mereka
menggunakan metode ilmiah untuk mengembangkan pengetahuan tentang
psikologi dan berkontribusi pada pemahaman kita tentang berbagai aspek
psikologi manusia.

Psikolog
seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan dan pelatihan formal dalam
bidang psikologi. Mereka menggunakan pengetahuan dan keterampilan psikologi
untuk membantu individu, kelompok, atau organisasi dalam memahami dan
mengatasi masalah psikologis, emosional, atau perilaku. Psikolog dapat bekerja
dalam berbagai konteks, termasuk klinis, pendidikan, industri, dan penelitian.

1
Jasa Psikologi
Merupakan layanan yang disediakan oleh psikolog atau profesional yang terlatih
dalam bidang psikologi. Layanan ini dapat mencakup terapi klinis, konseling,
penilaian psikologis, pelatihan, konsultasi organisasi, dan berbagai bentuk
dukungan psikologis lainnya.

Praktek Psikologi
Pelaksanaan pekerjaan atau tindakan yang dilakukan oleh psikolog dalam
menyediakan layanan psikologi kepada individu, kelompok, atau organisasi. Ini
mencakup penggunaan metode penilaian, intervensi, terapi, konseling, dan
penelitian yang sesuai dengan prinsip-prinsip etika dan pedoman yang berlaku
dalam praktik psikologi.

Pemakai Jasa Psikologi


Individu, kelompok, atau organisasi yang menggunakan layanan psikologi yang
disediakan oleh psikolog. Mereka dapat mencari bantuan psikolog untuk
berbagai alasan, termasuk pengatasi masalah psikologis, peningkatan kinerja,
manajemen stres, peningkatan hubungan interpersonal, atau berbagai
kebutuhan psikologis lainnya. Pemakai jasa psikologi bekerja sama dengan
psikolog untuk mencapai tujuan mereka.

3. Etika penelitian adalah seperangkat prinsip dan pedoman yang menentukan


tindakan etis yang harus diikuti oleh peneliti saat melakukan penelitian ilmiah.
Penelitian yang melanggar prinsip etika penelitian tidak hanya dapat merusak
kredibilitas peneliti, tetapi juga dapat memiliki dampak yang merugikan pada
subjek penelitian, masyarakat, dan bidang ilmiah itu sendiri. Penelitian yang
melanggar prinsip etika penelitian sering disebut sebagai "pelanggaran etika
penelitian." Berikut adalah beberapa contoh etika penelitian yang melanggar
ilmiah: Pelanggaran privasi dan kerahasiaan, manipulasi data, plagiat, penelitian
tidak dilakukan dengan kepentingan terbaik subjek, publikasi ganda atau
penggandaan.

4. Kurangnya Lisensi atau Kualifikasi


Praktek psikologi biasanya memerlukan lisensi dan kualifikasi yang memadai.
Seseorang yang tidak memiliki lisensi atau kualifikasi yang diperlukan dapat
berpotensi melakukan penyimpangan dalam praktek psikologi.

Kurangnya Etika Profesional


Kode etik dan pedoman etika profesional sangat penting dalam praktek psikologi.
Penyalahgunaan atau pengabaian prinsip etika seperti privasi, kerahasiaan,
informed consent, dan keadilan dapat menyebabkan penyimpangan.

Ketidakjelasan Batasan Praktek


Seorang psikolog yang tidak memahami atau mengabaikan batasan prakteknya,
seperti mendiagnosis atau meresepkan obat jika bukan bagian dari pelatihannya,
dapat menyebabkan penyimpangan.

Konflik Kepentingan
Konflik kepentingan antara keuntungan finansial atau pribadi dengan
kesejahteraan klien dapat mendorong penyimpangan. Misalnya, memberikan
rekomendasi atau terapi yang tidak diperlukan hanya untuk mendapatkan uang.

Kualitas Pelatihan yang Buruk


Pelatihan yang tidak memadai atau kurangnya pemahaman tentang metode dan
teori psikologi dapat mengakibatkan penyimpangan dalam penilaian dan
intervensi.

2
Ketidaktransparan
Kurangnya transparansi dalam menginformasikan klien tentang tujuan, metode,
atau biaya terapi dapat mengarah pada penyimpangan. Klien harus memahami
apa yang diharapkan dari terapi dan bagaimana prosesnya.

Penyalahgunaan Kekuasaan
Psikolog yang menggunakan posisinya untuk memanipulasi, menipu, atau
mengeksploitasi klien dalam situasi terapeutik dapat melakukan penyimpangan
serius.

Pelanggaran Privasi dan Kerahasiaan


Menyalahgunakan atau mengungkapkan informasi rahasia klien tanpa izin
adalah penyimpangan serius terhadap etika profesional dan hukum.

Tidak Memahami Masalah Kultural dan Multikultural


Kurangnya pemahaman atau kepekaan terhadap isu-isu multikultural dan
perbedaan budaya dalam praktek psikologi dapat mengarah pada penyimpangan
dalam penilaian dan perawatan klien.

Ketidakprofesionalan atau Pelecehan Seksual


Pelecehan seksual oleh seorang psikolog kepada klien adalah salah satu
penyimpangan terberat dalam praktek psikologi.

5. 1) Integritas
Prinsip integritas menekankan pentingnya kejujuran, keadilan, dan keterbukaan
dalam praktek psikologi. Psikolog diharapkan untuk menjaga integritas dalam
semua aspek pekerjaan mereka, termasuk komunikasi dengan klien, kolega, dan
masyarakat, serta pelaporan hasil penelitian yang akurat dan objektif.

2) Kerahasiaan
Kerahasiaan adalah prinsip penting dalam etika psikologi. Psikolog diharapkan
untuk menjaga kerahasiaan semua informasi yang diperoleh dari klien atau
subjek penelitian. Mereka hanya dapat mengungkapkan informasi tersebut
dengan izin tertulis atau jika ada ancaman serius terhadap kehidupan atau
keselamatan individu.

3) Privasi
Prinsip privasi berkaitan dengan penghargaan terhadap hak individu untuk
menjaga batasan privasi mereka. Psikolog diharapkan untuk menghormati
privasi klien dan subjek penelitian, dan tidak mengekspos informasi pribadi atau
mengganggu kehidupan pribadi mereka tanpa izin.

4) Kepentingan Klien
Prinsip ini menempatkan kepentingan klien sebagai prioritas utama dalam
praktek psikologi. Psikolog diharapkan untuk menjalankan praktik mereka untuk
kepentingan terbaik klien dan menghindari konflik kepentingan yang dapat
merugikan klien.

5) Kompetensi
Psikolog diharapkan untuk memastikan bahwa mereka memiliki pelatihan,
pendidikan, dan keterampilan yang sesuai dalam area di mana mereka bekerja.
Mereka harus selalu memperbarui pengetahuan mereka dan menghindari
mengambil tugas yang melebihi kompetensi mereka.

6) Respek untuk Hak dan Kebajikan Orang Lain


Prinsip ini menggarisbawahi pentingnya menghormati hak, martabat, dan
kebijakan semua individu yang terlibat dalam praktek psikologi. Ini mencakup
penghormatan terhadap nilai, norma, dan budaya individu yang beragam.

3
6. Kode etik profesi umumnya mengandung beberapa asas yang memberikan
pedoman dan prinsip-prinsip dasar bagi para anggota profesi dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka. Asas-asas ini dapat bervariasi
tergantung pada jenis profesi yang dimaksud, tetapi beberapa asas umum yang
sering ditemukan dalam kode etik profesi meliputi:

1) Integritas
Anggota profesi diharapkan untuk menjaga integritas mereka dengan bertindak
jujur, adil, dan tidak melakukan praktik-praktik yang merugikan atau merugikan
orang lain. Mereka harus mempertahankan kejujuran dan keterbukaan dalam
semua aspek pekerjaan mereka.

2) Kehormatan Profesi
Anggota profesi diharapkan untuk menjunjung tinggi kehormatan profesi
mereka. Hal ini mencakup penghargaan terhadap aturan, nilai-nilai, dan norma-
norma yang diterapkan dalam lingkup profesi tersebut.

3) Kompetensi
Anggota profesi diwajibkan memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi
yang cukup dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka. Mereka
harus terus-menerus meningkatkan kualifikasi mereka agar dapat memberikan
pelayanan atau hasil kerja yang optimal.

4) Keadilan
Anggota profesi diharapkan untuk bertindak adil dan setara dalam semua situasi,
tanpa memihak atau mendiskriminasi pihak tertentu. Mereka harus menghindari
praktik-praktik yang bersifat diskriminatif atau tidak adil.

5) Kerahasiaan
Kode etik profesi seringkali menekankan pentingnya menjaga kerahasiaan
informasi klien atau pasien. Anggota profesi harus menjaga kepercayaan yang
diberikan oleh individu atau kelompok yang mereka layani dan tidak boleh
mengungkapkan informasi tersebut tanpa izin.

6) Tanggung Jawab Sosial


Anggota profesi diharapkan untuk memahami dan memenuhi tanggung jawab
sosial mereka terhadap masyarakat. Mereka harus berkontribusi pada
kesejahteraan masyarakat dan menghindari tindakan atau keputusan yang dapat
merugikan masyarakat atau lingkungan.

7) Kepatuhan Hukum
Anggota profesi harus mematuhi semua hukum dan peraturan yang berlaku
dalam konteks pekerjaan mereka. Kepatuhan terhadap norma-norma hukum
membantu menjaga integritas dan reputasi profesi.

7. Pendidikan Sarjana (S.Psi):


Lulus dari program sarjana psikologi yang diakui oleh otoritas pendidikan.
Dalam beberapa kasus, memperoleh izin atau sertifikasi dari otoritas yang
berwenang.

Magang atau Praktikum:


Melakukan magang atau praktikum di bidang psikologi untuk memperoleh
pengalaman praktis.

Pendidikan Profesi:
Mengikuti pendidikan profesi psikologi, jika diperlukan oleh regulasi atau standar
profesi yang berlaku.

4
Sertifikasi atau Lisensi:
Memperoleh sertifikasi atau lisensi dari lembaga yang berwenang, jika diperlukan
oleh hukum atau regulasi yang berlaku di Indonesia.

Spesialisasi atau Pendidikan Lanjutan (opsional):


Beberapa psikolog memilih untuk mengejar pendidikan lanjutan atau spesialisasi
dalam bidang tertentu, seperti klinis, pendidikan, industri, atau organisasi.

Praktik Profesional:
Memulai praktik sebagai psikolog, baik di lembaga pemerintah, swasta, atau
sebagai praktisi independen.

Pembaruan Pengetahuan dan Pengembangan Profesional:


Terus memperbarui pengetahuan melalui pelatihan dan pengembangan
profesional.

Anda mungkin juga menyukai