standar moral yang diharapkan dapat mempengaruhi perilaku, kebijakan, keputusan, karakter individual dan struktur profesional. Dengan harapan perilaku, dengan segala unsurnya tetap berpijak pada norma-norma baik norma kehidupan bersama maupun norma moral yang diatur dalam profesi. Hal demikian itu bertujuan mancari sasaran dari tujuan utama etika itu sendiri, yakni menemukan, menentukan, membatasi dan membenarkan kewajiban, hak, cita-cita moral bagi individu dan masyarakat, baik masyarakat pada umumnya maupun masyarakat profesi. Apabila perilaku individu mengacu pada aspek normatif, diharapkan pencapaian kebenaran dan kepentingan bersama dapat dicapai. Bagi masyarakat profesi, aspek normatif memberi arah dan pandangan yang jelas pada setiap anggotanya dalam mematuhi nilai-nilai etis yang disepakati bersama dalam wadah kode etik. Keseimbangan kepentingan masyarakat, kepentingan organisasi dan pribadi akan dapat dicapai secara proporsional. Dengan demikian pada aspek normatif sasaran praktisnya adalah memberikan evaluasi berdasarkan penalaran atas perilaku dan karakter individu, lebih berfungsinya organisasi profesi serta menanggapi respons alternatif dalam menyelesaikan masalah kongkrit yang ada dalam masyarakat. 2. Aspek Konseptual
Kajian konseptual berusaha menjernihkan
konsep/ide dasar, prinsip-prinsip dan tipe-tipe argumen yang digunakan dalam membahas isu- isu moral dalam wadah etik. Kajian konseptual ini untuk mempertajam kode etik dengan tetap menekankan pada kepentingan masyarakat dan organisasi profesi itu sendiri. Aspek konseptual ini diharapkan dapat mengembangkan nilai-nilai etis yang telah diatur dalam kode etik oleh anggota profesi. Pengembangan ini tidak hanya mematuhi, memahami dan melaksanakan standar- standar etika profesi, namun juga berusaha menemukan dan mewujudkan nilai-nilai moral yang ada dan berkembang di dalam masyarakat. 3. Aspek Deskriptif
Kajian deskriptif berkaitan dengan pengumpulan
fakta yang relevan dan spesifik untuk memberikan gambaran tentang fakta yag terkait dengan unsur-unsur normatif dan konseptual. Aspek ini menginformasikan fakta yang berkembang, baik di dalam masyarakat maupun dalam organisasi profesi itu sendiri, sehingga penanganan aspek normatif dan konseptual dapat direalisasikan. Cara mengkaji etika
Mempelajari etika pada didasarkan pada
evaluasi dari kemungkinan multi tafsir. Penafsiran harus didasarkan pada nilai-nilai yang tekandung di dalam norma-norma dan aturan-aturan yang berlaku dan dipatuhi oleh masyarakat atau kelompok masyarakat. Oleh karena manusia menggunakan norma- norma atau aturan-aturan sebagai pedoman perilaku. Kemungkinan multi tafsir dapat dipahami dengan cara : Etika dipelajari berdasarkan ketentuan dan peraturan-peraturan yang harus diikuti atau apakah nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat diterapkan pada perilakunya; Etika dapat dipelajari dengan gambaran, termasuk di dalamnya adalah persoalan luas tentang manusia. Misalnya : perbedaan kedudukan antara sistem peraturan dan sistem nilai dalam kehidupan manusia serta bagaimana menghubungkan aspek lain dalam hidupnya. Etika dapat dipelajari dengan suatu pengandaian. Misalnya : ingin mengangkat anak terlantar, maka apa yang akan dilakukan ? Hal demikian dipengaruhi oleh lingkungan sosial masyarakatnya, bagaimana faktor kebiasaan yang ada di dalam masyarakat, tata cara yang diterapkan, hak dan kewajiban yang timbul akibat pengangkatan itu, dsb. Hubungan antara Etika dan Profesi Nilai lebih abstrak daripada norma (nilai berada di belakang norma). Norma adalah anggapan-anggapan yang memberi petunjuk bagaimana seseorang harus berbuat atau tidak berbuat yang sedikit atau banyak mengikat perbuatan seseorang dalam masyarakat atau suatu kelompok masyarakat. Jadi norma adalah petunjuk hidup untuk berbuat atau tidak berbuat. Aspek nilai merupakan aspek dalam atau aspek batiniah (kejiwaan) yang ada di balik/belakang norma. Sedangkan aspek norma merupakan aspek luar/lahiriah yang nampak dan terwujud dalam aturan maupun perumusan peraturan perundang-undangan. Dalam kerangka hubungan ini, norma mempunyai kegunaan evaluatif atau normatif untuk menilai profesi, profesional dan perilaku. Norma inilah yang membedakan antara norma pada umumnya, yang diterapkan pada setiap orang; dengan norma profesi. Sehingga etika profesi merupakan hal yang sangat dominan dilihat dalam sistem norma. Etika memperhatikan dan mempertimbangkan perilaku manusia dalam pengambilan keputusan moral, mengarahkan dan menghubungkan penggunaan akal budi individual dengan obyektivitas untuk menentukan kebenaran atau kesalahan perilaku seseorang terhadap orang lainnya. Seorang profesionalis dalam kaitannya tanggungjawab sosial, memerlukan etika, yang dimana etika pengertiannya dibedakan dengan moralitas. Karena moralitas adalah kseluruhan norma- norma, nilai-nilai dan sikap moral seseorang/masyarakat. Sedangkan etika adalah bagian dari filsafat atau pemikiran kritis normatif tentang moralitas. ETIKA PROFESI Etika profesi merupakan etika sosial dalam etika khusus mempunyai tugas dan tanggung jawab kepada ilmu dan profesi yang disandangnya. Dalam hal ini para ilmuwan harus berorientasi pada rasa sadar akan tanggung jawab profesi dan tanggung jawab sebagai ilmuwan yang melatar belakangi corak pemikiran ilmiah dan sikap ilmiahnya. Etika profesi yang tertua adalah etika kedokteran, yang merupakan prinsip-prisip moral atau azas-azas ahlak yang harus diterapkan oleh para dokter dalam hubungannya dengan pasien, teman sejawatnya dan masyarakat pada umumnya. Berkaitan dengan kode etik pertama untuk profesi dokter dikenal dengan sumpah Hippocrates sebagai sumpah tertua. Hippocrates adalah filsuf Yunani kuno yang hidup pada awal abad V SM, seorang dokter yang digelari sebagai bapak Ilmu Kedokteran. Menurut ahli sejarah, belum tentu sumpah ini merupakan buah pena Hippocrates sendiri, namun setidak-tidaknya berasal dari kalangan murid- muridnya dan meneruskan semangat profesional yang diwariskan dari dokter Yunani tersebut. Setiap manusia siapapun dan apapun profesinya membutuhkan perenungan- perenungan atas moralitas yang terkait dengan profesinya. Renungan terhadap moralitas tersebut merupakan pekerjaan etika. Norma moral yang secara khusus muncul diantara mereka ang memiliki profesi khusus. Moral ini adalah moral keilmuan yang memiliki ruang lingkup yang secara khusus, namun tanggungjawab serta kewajiban moral itu berlaku juga baginya. Hal ini diperlukan dalam menghadapi masa depan yang semakin rumit dan sulit, yang bahkan akan semakin besar manakala para ilmuwan tidak memiliki cita-cita masa depan tentang peran manusia dan kemanusiaannya. Sebaliknya jika mereka tetap siap, maka akan menikmati hasil ilmu serta mampu menghindarkan diri dari dampak negatif. Pentingnya memiliki moral dan ahlak bagi para ilmuwan adalah moral Pancasila sebagai moral bangsa dan ahlak sebagai moral religi atau atau moral agama perlu mendampingi dan melekat bagi para pekerja ilmu. Para ilmuwan sebagai orang yang profesional dalam bidang keilmuan sudah barang tentu mereka juga memiliki visi moral yaitu moral khusus sebagai ilmuwan profesional. PERAN ILMUWAN DALAM PROFESI Pada hampir semua negara sedang berkembang dewasa ini timbul pertanyaan mendasar yang pada hakekatnya mengenai kemerosotan etik dalam proses kehidupan kemasyarakatan. Mulai timbul kecemasan akan tatanilai baru yang berkembang didalam masyarakat, bahwa yang penting adalah hasil akhir (out come) dan yang penting adalah jumlah (quantum). Tentang cara (means) untuk mencapai hasil akhir tidaklah penting, sehingga petimbangan kualitas, profesional dan etika tidak lagi menjadi ukuran. Sepertinya hidup kembali semboyan: tujuan menghalalkan cara atau the end justifies the means. Standar Etika Profesi Etika profesi berbeda dengan ajaran moral umum dan hukum; Menaruh perhatiannya pada cita-cita tertentu serta praktik-praktik yang berkembang di luar tanggung jawab dan hak-hak previlege (hak istimewa) profesi seseorang. Profesi etika diterapkan pada kelompok- kelompok fungsional tertentu yang merupakan pernyataan usaha untuk menegaskan situasinya, sehingga peran atau fungsi kelompok-kelompok tersebut menjadi jelas. Tujuan pokok standar etika profesi
Standar etika menjelaskan dan menetapkan
tanggung jawab kepada klien, lembaga (institution) dan masyarakat pada umumnya; Standar etika membantu tenaga ahli profesi dalam menentukan apa yang harus diperbuat apabila menghadapi dilema etika dalam pekerjaannya; Standar etika membiarkan profesi menjaga reputasi atau nama dan fungsi profesi dalam masyarakat melawan kelakkuan yang jahat dari anggota-anggota tertentu; Standar etika mencerminkan/ membayang kan penghargaan moral dan komunitas. Dengan demikian standar etika menjamin bahwa para anggota profesi akan mentaati peraturan perundangang-undangan etika profesi dalam pelayanannya; Standar etika merupakan dasar untuk menjagfa perilakiu dan integritas atau kejujuran dari tenaga ahli profesi sendiri. Profesi
Profesi adalah pekerjaan dengan keahlian khusus
sebagai mata pencahariannya; Suatu profesi dapat didefinisikan secara singkat sebagai jabatan seseorang, kalau profesi tersebut tidak bersifat komersial, mekanis, pertanian dsb. Profesi atau profession ialah suatu jenis pekerjaan yang karena sifatnya menuntut pengetahuan yang tinggi, khusus dan latihan istimewa. Professional job ialah suatu jenis tugas, pekerjaan atau jabatan yang memerlukan standar kualifikasi keahlian dan perilaku tertentu. Pengertian profesi Melayani masyarakat, merupakan karier yang akan dilaksanakan sepanjang hayat (tidak berganti-ganti pekerjaan); Memerlukan bidang ilmu dan ketrampilan tertentu di luar jangkauan khalayak umum (tidak semua orang dapat melakukannya); Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori ke praktek (teori baru, dikembangkan dari hasil penelitian); Memerlukan latihan yang khusus dengan waktu yang lama; Terkendali berdasarkan lisensi baku dan atau mempunyai persyaratan masuk (untuk menduduki) jabatan tertentu dibutuhkan ijin atau persyaratan tertentu; Otonomi dalam membuat keputusan tentang ruang lingkup kerja tertentu (tidak diatur oleh pihak luar); Menerima tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil dan unjuk kerja yang ditampilkan berhubungan dengan layanan yang diberikan (langsung bertanggung jawab terhadap apa yang diputuskan, tidak dipindahkan ke atasan atau instansi yang lebih tinggi). Mempunyai sekumpulan unjuk kerja yang baku, Mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien; dengan penekanan terhadap layanan yang akan diberikan. Menggunakan administrator untuk memudahkan profesinya; relatif bebas dalam supervisi dalam jabatan (misalnya dokter memakai tenaga administrasi untuk rekam medik, sementara tidak ada supervisi dari luar terhadap pekerjaan dokternya; Mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesi sendiri; Mempunyai asosiasi profesi untuk mengetahui dan mengakui keberhasilan anggotanya; Mempunyai kode etik untuk menjelaskan hal- hal yang meragukan atau menyangsikan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan; Mempunyai kadar kepercayaan yang tinggi dari publik dan kepercayaan diri setiap anggotanya; Mempunyai status sosial dan ekonomi yang tinggi (bila dibandingkan dengan jabatan lainnya). Yang dimaksud pekerjaan profesi; profess berarti menyatakan, mengakui Profesio berarti pengakuan tentang pekerjaan tertentu; Profesi adalah sebutan atau jabatan dimana orang yang menyandangnya memiliki pengetahuan khusus yang diperolehnya melalui minimal training atau pengalaman lain atau bahkan diperoleh melalui keduanya, sehingga dapat membimbing atau memberi nasehat/saran atau juga melayani orang lain dalam bidangnya sendiri. Ciri pekerjaan profesi M Yusuf Hanafiah dan Amri Amir : Mengikuti pendidikan sesuai standar nasional; Pekerjaannya berlandaskan etik profesi; Mengutamakan panggilan kemanusiaan daripada keuntungan; Pekerjaannya legal melalui perizinan; Anggota-anggotanya belajar sepanjang hayat; Anggota-anggotanya bergabung dalam suatu profesi. Frans Magnis Suseno : Profesi dibedakan dalam 2 (dua) jenis : A. Profesi pada umumnya; dan B. Profesi luhur. Profesi pada umumnya (A), paling tidak ada 2 (dua) prinsip yang wajib ditegakkan, yaitu : 1. prinsip agar menjalankan profesinya secara bertanggung jawab; dan 2. hormat terhadap hak-hak orang lain. Pengertian bertanggung jawab : menyangkut pekerjaan maupun hasilnya. Dalam arti dalam menjalankan pekerjaan dengan sebaik mungkin dengan hasil yang berkualitas. Selain itu, dituntut agar dampak pekerjaan yang dilakukan tidak merusak lingkungan hidup, artinya menghormati orang lain. Dalam profesi luhur atau officium nobile, motivasi utamanya bukan untuk memperoleh nafkah dari pekerjaan yang dilakukannya; Disamping itu terdapat 2 (dua) prinsip penting, yaitu : 1. mendahulukan kepentingan orang yang dibantu; dan 2. mengabdi pada tuntutan luhur profesi. Untuk melaksanakan profesi luhur, dituntut moralitas tinggi dari pelakunya. 3 (tiga) ciri moralitas yang tinggi : 1. berani berbuat dengan bertekat untuk bertindak sesuai dengan tuntutan profesi; 2. sadar akan kewajibannya; 3. memiliki idealisme yang tinggi. Unsur profesionalisme : 1. suatu pekerjaan yang memerlukan keahlian; 2. untuk itu perlu mendapatkan latihan khusus; 3. memperoleh penghasilan daripadanya. Suatu lapangan pekerjaan dapat dikategorikan sebagai profesi , memerlukan: 1. pengetahuan profesi; 2.penerapan keahlian atau competence of application; 3. tanggungjawab sosial atau social responsibility 4. self control; 5. pengakuan oleh masyarakat atau social sanction. Brandeis Sebagai profesi, suatu pekerjaan harus mencerminkan dukungan yang berupa : 1. pengetahuan atau intellectual; 2. diabdikan untuk kepentingan orang lain; 3. keberhasilan tersebut bukan didasarkan pada keuntungan financial, namun oleh pengakuan masyarakat; 4. didukung oleh adanya organisasi (assosiation) profesi; dan organisasi tersebut menentukan berbagai ketentuan yang merupakan kode etik, serta bertanggungjawab dalam memajukan dan penyebaran profesi ybs; 5. ditentukan adanya standar kualifikasi profesi. Pengetahuan Maksudnya bukan hanya pengetahuan yang didasarkan pada pengalaman manusia, namun juga ilmu pengetahuan yang diatur secara sistematis yang sedemikian rupa yang substansinya dapat dipertanggungjawabkan. Pengabdian pada masyarakat
Secara ideal seorang profesional tetap
mengutamakan dan meningkatkan kualitas keahliannya agar profesinya semakin dihargai, dan memperoleh penghasilan yang mencukupi, Namun disisi lain juga disediakan ruang, waktu, tempat dan nuraninya untuk menolong sesama yang memerlukan pertolongan sebagai penyandang profesi.