Anda di halaman 1dari 38

Pandangan Hindu Terhadap Penggunaan Narkoba

Dalam kitab suci Veda, khususnya dalam Atharvaveda, disebutkan bahwa


manusia wajib memelihara kesehatan badannya dengan baik agar dapat
mencapai umur panjang. Upaya menjaga kesehatan melalui makanan
diatur dalam Atharvaveda.
VI.135.1:
YAD ASNAMI BALAM KURVE, ITTHAM VAJRAM A DADE
(makanlah dengan hati-hati agar memberikan kesehatan dan kekuatan).
XV.14.24:
BRAHMANA-ANNADENA-ANNAM ATTI
(pilihlah makananmu dengan waspada).
X.5.34:
KRSI-SAMSITO-ANNATEJAH
(makanan yang baik memberi kecemerlangan).
XX.76.4:
BHRTYA ANNE SAMASYA, YAD ASAN MANISAH
(makanan memberi tenaga dan zat-zat bergizi).
IX.4.20:
ATHO ASTU TANUBALAM
(semoga kami memiliki kekuatan jasmani).
Kesehatan, kekuatan jasmani dan kesucian rohani adalah unsur utama
menuju umur panjang. Umur panjang dalam pengertian Veda berguna
untuk memberi waktu yang cukup bagi manusia menjalani kehidupan
catur ashrama, yaitu brahmacarya, gryahasta, vanaprastha, dan bhiksuka.
Hakekat kehidupan manusia adalah meningkatkan kesucian rohani
sebelum pada akhirnya kembali ke alam nirwana.

Kehidupan catur ashrama adalah tahapan-tahapan menuju pada


pendayagunaan hidup sebaik-baiknya dengan memanfaatkan jasmani dan
rohani yang sehat, sejak masa belajar (brahmacarya), masa berkeluarga
(gryahasta), masa pensium (vanaprastha), dan masa menjalani kehidupan
suci (bhiksuka).
Bilamana jasmani dan rohani tidak sehat maka pendayagunaan hidup
kurang berhasil dan tersia-sia.
Atharvaveda XIX.60.2:
ARISTANI ME SARVA-ATMA-ANIBHRSTAH
(hendaknya semua bagian-bagian tubuh kami bebas dari penyakit dan
semoga jiwa kami selalu sadar).
Oleh karena itu janganlah manusia menkonsumsi narkoba baik melalui
makanan, dihirup, ataupun disuntikkan karena sudah jelas hal-hal itu tidak
berguna bagi kesehatan jasmani dan rohani bahkan akan merusaknya.
Sedangkan manusia dalam swadharma-nya senantiasa menjaga agar
selalu memiliki pikiran dan jiwa yang kuat: Yayurveda XIV.17:
MANO ME JINVA-ATMANAM ME PAHI
Manusia yang dalam keadaan tidak sadar atau sakit karena pengaruh
narkoba cenderung akan mempunyai sifat-sifat keraksasaan antara lain
berlagak, angkuh, membanggakan diri, marah, dan juga kasar serta
bodoh: Bhagawadgita XVI-4:
DAMBHO DARPO BHIMANAS CA KRODHAH PARUSYAM EWA CA, AJNANAM
CABHIJATASYA PARTHA SAMPADAM ASURIM
Karena pengaruh narkoba pula manusia menjadi malas, tidak mengetahui
jalan yang benar, tidak mengetahui perilaku yang bijak dan tidak pula
mengetahui tujuan hidup: Bhagawadgita XVI-7:
PRAWRTTIM CA NIWRTTIM CA JANA NA WIDUR ASURAH, NA SAUCAM NAPI
CACARO NA SATYAM TESU WIDYATE
Mereka yang mabuk berkata bahwa dunia ini tidak nyata, tanpa moral,
tanpa Tuhan, tidak teratur, karena dibutakan oleh keinginan:
Bhagawadgita XVI-8:

ASATYAM APRATISTHAM TE JAGAD AHUR ANISWARAM, APARASPARASAMBHUTAM KIM ANYAT KAMA-HAITUKAM


Jika dunia dipenuhi oleh orang-orang mabuk seperti ini roh-roh akan
tersesat, lemah, dan kejam; maka muncullah kekacauan dunia menuju
kepada kehancuran: Bhagawadgita XVI-9:
ETAM DRSTIM AWASTABHYA NASTATMANO IPA-BUDDHAYAH,
PRABHAWANTY UGRA-KARMANAH KSAYAYA JAGATO HITAH
Manusia yang mabuk menyerahkan dirinya pada keinginan yang tak
pernah puas, penuh kemunafikan, keangkuhan, kepalsuan, dan khayalan:
Bhagawadgita XVI-10:
KAMAM ASRITYA DUSPURAM DAMBHA-MANA-MADANWITAH, MOHAD
GRHITWASAD-GRAHAN PRAWARTANTE SUCI-WRATAH
Sekali menjadi pemabuk maka ia keranjingan dengan keinginan yang
tidak terhitung banyaknya yang hanya berhenti dengan adanya kematian;
hidup mereka sia-sia karena memandang pemuasan keinginanlah sebagai
tujuan tertinggi dan segala-galanya: Bhagawadgita XVI-11:
CINTAM APARIMEYAM CA PRALAYANTAM UPASRITAH, KAMOPABHOGAPARAMA ETAWAD ITI NISCITAH
Akhirnya mereka yang mabuk terjerumus kedalam kandungan para
raksasa, mahluk-mahluk yang kebingungan ini dari siklus kelahiran demi
kelahiran tak akan mencapai Tuhan, tetapi merosot ke neraka tempat
yang paling rendah dan hina: Bhagawadgita XVI-20:
ASURIM YONIM APANNA MUDHA JANMANI, MAM APRAPYAIWA KAUNTEYA
TATO YANTY ADHAMAM GATIM
Jadi sudah jelaslah bahwa kitab-kitab suci Agama Hindu melarang
memakan, meminum, mengisap sesuatu atau mengupayakan dengan
jalan lain agar diri menjadi mabuk, tidak sadar, ketagihan, dan lupa pada
swadharma; hal mana sangat membahayakan manusia dan dapat
menghancurkan suatu bangsa.
Pengaruh negatif bahan-bahan kimia pembuat mabuk yang dikonsumsi
manusia sejak zaman dahulu sudah ada yaitu berupa minuman keras dan
candu.

Sejarah Bali mencatat bahwa sejak abad ke-15 sampai abad ke-19
peredaran candu cukup banyak sehingga pemerintahan dan rakyat
menjadi lemah. Tubuh mereka kurus, tidak bersemangat, apatis, dan
kehilangan gairah hidup. Ini menjadi salah satu sebab mudahnya bangsa
Indonesia ditaklukkan oleh Belanda.
Dewasa ini gejala serupa mulai nampak di kalangan anak-anak muda.
Banyak yang mabuk-mabukan dengan minuman keras, bahkan sudah
banyak pula yang kecanduan narkoba. Motivasi melarikan diri ke
pengaruh narkoba banyak, misalnya frustasi karena kegagalan hidup,
beban hidup yang berat, atau melupakan masalah kemelut kehidupan.
Pelarian-pelarian seperti itu tentu saja tidak sehat, bukannya
menyembuhkan malah makin menyengsarakan. Oleh karena itu
pemerintah dan pimpinan-pimpinan umat beragama perlu mengambil
langkah-langkah pencegahan meluasnya penggunaan narkoba yang
menyimpang, dan merehabilitasi penderita korban narkoba.
Mereka yang belum sadar dan tidak tahu perlu dibimbing: Rgveda
VII.56.7:
ACETAYAD ACITO DEVO ARYAH
Bertindaklah bagaikan matahari yang menyebarkan terang: Rgveda
VII.79.2:
JYOTIR YACCHANTI SAVITEVA BAHU
Karena pemerintah dan cendekiawan adalah para pelindung kesucian:
Rgveda X.53.6:
JYOTISMATAH PATHO RAKSA DHIYA KRTAN
Pemerintah berkewajiban:
memelihara kesejahteraan rakyat:
SIVAM PRAJABHYAH (YAYURVEDA XI.28)
membahagiakan rakyat:
PANCA KSITINAM DYUMNAM A BHARA (SAMAVEDA 971)
memakmurkan rakyat:

PRAJAM CA ROHA-AMRTAM CA ROHA (ATHARVAVEDA XIII.1.34)


dan selalu waspada pada hal-hal yang dapat membahayakan keselamatan
bangsa:
VAYAM RASTRE JAGRYAMA PUROHITAH (YAYURVEDA IX. 23)
KESIMPULAN:
Kebiasaan menggunakan narkoba di kalangan masyarakat khususnya
generasi muda sangat memprihatinkan karena jika berkembang luas akan
membahayakan ketahanan dan kekuatan nasional. Oleh karena itu
produksi, pengedaran, dan penggunaan narkoba perlu diberantas dengan
intensif baik melalui jalur hukum maupun melalui jalur pendidikan formal
dan informal.
Related posts:
1.
2.
3.
4.
5.

Judi dalam Pandangan Hindu


Wanita Dalam Pandangan Hindu
Tobat Setelah Sembuh Narkoba
Pengampunan Terhadap Roh Yang Berdosa
Hak dan Kewajiban Politik Umat Hindu Sebagai Warganegara
Catego

Bahaya Narkoba Bagi Remaja

Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan


generasi muda dewasa ini kian meningkat. Maraknya penyimpangan
perilaku generasi muda tersebut, dapat membahayakan keberlangsungan
hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda sebagai generasi yang
diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh
digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut
tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi harapan bangsa yang
tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan.Sasaran dari
penyebaran narkoba ini adalah kaum muda atau remaja. Kalau dirataratakan, usia sasaran narkoba ini adalah usia pelajar, yaitu berkisar umur

11 sampai 24 tahun. Hal tersebut mengindikasikan bahwa bahaya


narkoba sewaktu- waktu dapat mengincar anak didik kita kapan saja.
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat-obatan terlarang.
Sementara nafza merupakan singkatan dari narkotika, alkohol, dan zat
adiktif lainnya (obat-obat terlarang, berbahaya yang mengakibatkan
seseorang mempunyai ketergantungan terhadap obat-obat tersebut).
Kedua istilah tersebut sering digunakan untuk istilah yang sama,
meskipun istilah nafza lebih luas lingkupnya.
Narkotika berasal dari tiga jenis tanaman, yaitu
(1) candu,
(2) ganja
(3) koka.
Ketergantungan obat dapat diartikan sebagai keadaan yang mendorong
seseorang untuk mengonsumsi obat-obat terlarang secara berulang-ulang
atau berkesinambungan.
Apabila tidak melakukannya dia merasa ketagihan (sakau) yang
mengakibatkan perasaan tidak nyaman bahkan perasaan sakit yang
sangat pada tubuh.

Bahaya bagi pelajar

Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat.


Para pencandu narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24
tahun. Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar.
Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali
dengan
perkenalannya dengan rokok.
Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di
kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus
meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam

lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya


mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.
Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja
(pelajar-red)
adalah sebagai berikut:
Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian,
Sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran,
Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah,
Sering menguap, mengantuk, dan malas,
Tidak mempedulikan kesehatan diri,
Suka mencuri untuk membeli narkoba

Upaya pencegahan

Upaya pencegahan terhadap penyebaran narkoba di kalangan pelajar,


sudah seyogianya menjadi tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini
semua pihak termasuk orang tua, guru, dan masyarakat harus turut
berperan aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba terhadap anak-anak
kita.
Adapun upaya-upaya yang lebih kongkret yang dapat kita lakukan adalah
melakukan kerja sama dengan pihak yang berwenang untuk melakukan
penyuluhan tentang bahaya narkoba, atau mungkin mengadakan razia
mendadak secara rutin.
Kemudian pendampingan dari orang tua siswa itu sendiri dengan
memberikan
perhatian dan kasih sayang.
Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerakgerik anak didiknya, karena biasanya penyebaran (transaksi) narkoba
sering terjadi di sekitar lingkungan sekolah.

Yang tak kalah penting adalah, pendidikan moral dan keagamaan harus
lebih
ditekankan kepada siswa.
Karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak ke dalam lingkaran
setan ini adalah kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang
mereka serap, sehingga perbuatan tercela seperti ini pun, akhirnya
mereka jalani.
Oleh sebab itu, mulai saat ini, kita selaku pendidik, pengajar, dan sebagai
orang tua, harus sigap dan waspada, akan bahaya narkoba yang sewaktuwaktu dapat menjerat anak-anak kita sendiri. Dengan berbagai upaya
tersebut di atas, mari kita jaga dan awasi anak didik kita, dari bahaya
narkoba tersebut, sehingga harapan kita untuk menelurkan generasi yang
cerdas dan tangguh di masa yang akan datang dapat terealisasikan
dengan baik.

Dewasa ini penggunaan narkoba apapun jenisnya dimasyarakat semakin


memprihatinkan. Hampir semua golongan masyarakat pernah tersangkut
kasus narkoba, hal inilah yang menjadikan Indonesia umumnya dan Bali
khususnya menjadi target sasaran pemasaran barang haram tersebut.
Dalam pandangan Hindu penggunaan narkoba dapat dimasukkan sebagai
bagian dari Sad Ripu yaitu Enam musuh dalam diri, dimana meliputi:
Kama(hawa napsu), Lobha(tidak pernah puas dengan apa yang ada),
Krodha(marah), Mada(mabuk),Moha(kebingungan)
dan Matsarya(iri/dengki). Orang yang telah menkonsumsi narkoba bahkan
yang sudah ketagihan telah dikuasai oleh Sad Ripu.
Dengan mengkonsumsi narkoba itu artinya pengguna tidak dapat
menahan atau mengendalikan napsu(kama) untuk menjaga batas-batas
wajar dan benar tentang apa yang patut dikonsumsi dan apa yang tidak
patut dinikmati. Kama yang tak terkendalikan membuat seseorang tidak
akan pernah merasa puas dengan apa yang bisa dinikmati.
Orang yang kecanduan narkoba cenderung pemarah, apalagi jika
ketergantungan akan narkoba tidak dapat dipenuhi, hal ini berpengaruh
meningkatnya angka kejahatan. Krodha yang dipengaruhi narkoba
menyebabkan seseorang menghalalkan segala cara untuk
mendapatkannya.
Mada(mabuk), para pecandu narkoba tidak dapat terlepas dari kondisi
mada(mabuk) dimana perasaan bahagia, senang tanpa beban
dihanyutkan oleh ilusi, halusinasi dan mimpi-mimpi kosong. Keadaan ini
sering menimbulkan masalah sosial seperti perkelahian, tawuran dll.
Akibat lain dari narkoba adalah Moha(linglung), narkoba mengakibatkan
pola pikir seseorang tidak sehat, fisik akan rapuh. Pelan tapi pasti
pecandu narkoba telah menggali kubur bagi dirinya sendiri :p.
Pecandu narkoba cenderung sensitif dengan lingkungan sosial sekitarnya,
bagi anggota keluarga yang terlanjur memiliki pecandu narkoba

hendaknya memberika dukungan untuk mampu lepas dari jeratan


narkoba. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk melepaskan diri dari
pelukan Sad Ripu narkoba.
Didalam Bhagawad-gita disebutkan:
Kenikmatan yang berasal dari hubungan dengan duniawi(termasuk
narkoba) hanya merupakan sumber penderitaan belaka, ada awalnya dan
ada akhirnya. Seorang budiman ia tidak akan tertarik pada semua itu.
Bagi generasi muda Hindu, cara terbaik untuk terhindar dari jeratan
narkoba adalah: meningkatkan sraddha bhakti dan pandai memilih teman
dalam bergaul sehari-hari.

Zaman era modern saat ini gaya hidup seseorang sangat


kompleks, banyak sekali fenomena kehidupan yang sangat tidak
patut untuk ditiru oleh anak-anak. Dalam masalah itu diantaranya
ialah penyalahgunaan narkotika saat ini justru banyak menimpa
generasi muda, yang merupakan generasi penerus bangsa,
sehingga generasi muda harus diselamatkan, dibimbing, dibina
dan dipersiapkan untuk menerima pewaris nilai-nilai luhur
bangsa. Pembinaan generasi muda sebagai tunas-tunas bangsa,
diarahkan pada upaya pembentukan generasi muda yang lebih
baik, lebih bertanggung jawab dan lebih mampu mengisi dan
membina kemerdekan bangsa.

Dalam hal ini dibutuhkan peranan semua komponen bangsa


untuk mengatasi masalah ini, demikian pula peranan pemuka
agama dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba perlu
ditingkatkan. Pendekatan melalui bahasa agama merupakan
bagian yang integral/ tak terpisahkan dari usaha penanggulangan
penyalahgunaan narkotika. Disamping penanggulangan melalui
pendekatan jasmaniah bagi para korban penyalahgunaan
narkoba. Pendekatan melalui bahasa agama dapat meningkatkan
kesadaran dan kewaspadaan generasi muda terhadap bahaya
penyalahgunaan narkotika. Sebenarnya kalau kesadaran belum
tumbuh dalam hati generasi muda terhadap bahaya ini, walaupun
sudah ada undang-undang yang mengaturnya, mereka masih
tetap saja menyalahgunakan narkotika dan dengan sengaja
melanggar undang-undang tersebut. Masalah narkotika dan obat
terlarang menuntut peningkatan peranan para pemuka agama,
guru agama, dan penyuluh agama untuk memberikan bimbingan,
penyuluhan dan motivasi melalui pendekatan bahasa agama
Hindu tentang bahaya narkotika dan obat-obat terlarang lainnya.
Narkotika
Narkotika adalah sejenis zat yang penggunaannya di
Indonesia diatur dalam UU Nomor: 9 tahun 1976 tanggal 26 Juli
1976 tentang Narkotika. Dengan pesatnya perkembangan industri
obat-obatan dewasa ini, maka kategori jenis zat-zat narkotik
semakin luas pula.
Istilah narkotika adalah sejenis zat bila dipergunakan akan
membawa efek dan pengaruh-pengaruh tertentu pada tubuh si
pemakai, yaitu:
a. Mempengaruhi kesadaran.
b.
Memberikan dorongan yang dapat berpengaruh terhadap
prilaku manusia.
c.
Adapun
pengaruh-pengaruh
tersebut
dapat
berupa:
penenang, perangsang dan menghasilkan halusinasi.

a.
b.

Pada awalnya ditemukannya zat narkotika ini adalah


semata-mata untuk kepentingan di bidang pengobatan, namun
dengan adanya penyalahgunaan sehingga bukan membantu
manusia dalam menyelesaikan masalah kesehatannnya, justru
menjerumuskan mereka kepada penderitaan dan berbagai
penyakit, seperti kangker, lever, AIDS dan sebagainya.
Beberapa akibat yang dapat ditimbulkan dengan adanya
penyalahgunaan narkotika ini, antara lain:
Kecelakan-kecelakaan yang semakin meningkat.
Depresi dan stress

c. Kejahatan dan kriminalitas


d. Abnormalitas
e. Gangguan terhadap masyarakat.
Pandangan Hindu Terhadap Narkotika
Dalam pandangan Agama Hindu mengajarkan umatnya
untuk selalu berpegang teguh pada Dharma, siapa yang dapat
hidup sesuai dengan Dharma ia akan selamat, bahagia dan damai
selamanya, demikian pula sebaliknya jika perbuatan itu
melanggar Dharma maka penderitaan adalah hasilnya dan itu
pasti. Ada enam tantangan yang merupakan musuh utama
manusia ( Sad Ripu), yang ada dalam setiap diri manusia, yaitu:
Mabuk, Bingung, Marah, Irihati, Rakus, Hawa nafsu. Kitab Veda
mengajarkan agar manusia selalui memerangi keenam musuh ini.
Veda mengajarkan agar umat Hindu menghindarkan diri dari 5 M,
yaitu: Madat (narkoba), Mabuk (minuman keras), Main (judi),
Malin (mencuri), Madon (berzina). Jika kita dapat menghindarkan
diri dari kelima hal tersebut di atas niscaya kita akan menemukan
kedamaian, kesehatan dan kebahagiaan.
Hal yang perlu di lakukan untuk menghindari dari Narkotika
ialah Jangan membiarkan sedetik saja terlintas hal negatif
hinggap dalam kepala anda, Jangan pernah mencoba narkotika
walau hanya dalam angan-angan saja. Isilah hari-hari anda
dengan kebajikan, Isilah hari-hari anda dengan menyebut namanama suci Tuhan, Narkotika hanya akan membuat anda terbuai
sesaat dan menderita selamanya, Narkotika tidak pernah
menjamin anda untuk lebih baik lebih berdosa ya.
Hidup sebagai manusia sangat mulia dan sempurna adanya,
karena manusia dikarunia akal pikiran untuk dapat membedakan
mana benar dan mana salah.
Diposkan oleh I KOMANG JAKA SATRIA di 07.07 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke
FacebookBagikan ke Pinterest
Pandangan Agama Hindu Mengenai NARKOTIKA
Zaman era modern saat ini gaya hidup seseorang sangat
kompleks, banyak sekali fenomena kehidupan yang sangat tidak
patut untuk ditiru oleh anak-anak. Dalam masalah itu diantaranya
ialah penyalahgunaan narkotika saat ini justru banyak menimpa
generasi muda, yang merupakan generasi penerus bangsa,
sehingga generasi muda harus diselamatkan, dibimbing, dibina
dan dipersiapkan untuk menerima pewaris nilai-nilai luhur
bangsa. Pembinaan generasi muda sebagai tunas-tunas bangsa,
diarahkan pada upaya pembentukan generasi muda yang lebih

baik, lebih bertanggung jawab dan lebih mampu mengisi dan


membina kemerdekan bangsa.
Dalam hal ini dibutuhkan peranan semua komponen bangsa
untuk mengatasi masalah ini, demikian pula peranan pemuka
agama dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba perlu
ditingkatkan. Pendekatan melalui bahasa agama merupakan
bagian yang integral/ tak terpisahkan dari usaha penanggulangan
penyalahgunaan narkotika. Disamping penanggulangan melalui
pendekatan jasmaniah bagi para korban penyalahgunaan
narkoba. Pendekatan melalui bahasa agama dapat meningkatkan
kesadaran dan kewaspadaan generasi muda terhadap bahaya
penyalahgunaan narkotika. Sebenarnya kalau kesadaran belum
tumbuh dalam hati generasi muda terhadap bahaya ini, walaupun
sudah ada undang-undang yang mengaturnya, mereka masih
tetap saja menyalahgunakan narkotika dan dengan sengaja
melanggar undang-undang tersebut. Masalah narkotika dan obat
terlarang menuntut peningkatan peranan para pemuka agama,
guru agama, dan penyuluh agama untuk memberikan bimbingan,
penyuluhan dan motivasi melalui pendekatan bahasa agama
Hindu tentang bahaya narkotika dan obat-obat terlarang lainnya.
Narkotika
Narkotika adalah sejenis zat yang penggunaannya di
Indonesia diatur dalam UU Nomor: 9 tahun 1976 tanggal 26 Juli
1976 tentang Narkotika. Dengan pesatnya perkembangan industri
obat-obatan dewasa ini, maka kategori jenis zat-zat narkotik
semakin luas pula.
Istilah narkotika adalah sejenis zat bila dipergunakan akan
membawa efek dan pengaruh-pengaruh tertentu pada tubuh si
pemakai, yaitu:
a. Mempengaruhi kesadaran.
b. Memberikan dorongan yang dapat berpengaruh terhadap
prilaku manusia.
c. Adapun
pengaruh-pengaruh
tersebut
dapat
berupa:
penenang, perangsang dan menghasilkan halusinasi.
Pada awalnya ditemukannya zat narkotika ini adalah
semata-mata untuk kepentingan di bidang pengobatan, namun
dengan adanya penyalahgunaan sehingga bukan membantu
manusia dalam menyelesaikan masalah kesehatannnya, justru
menjerumuskan mereka kepada penderitaan dan berbagai
penyakit, seperti kangker, lever, AIDS dan sebagainya.
Beberapa akibat yang dapat ditimbulkan dengan adanya
penyalahgunaan narkotika ini, antara lain:

a.
b.

Kecelakan-kecelakaan yang semakin meningkat.


Depresi dan stress
c. Kejahatan dan kriminalitas
d. Abnormalitas
e. Gangguan terhadap masyarakat.
Pandangan Hindu Terhadap Narkotika
Dalam pandangan Agama Hindu mengajarkan umatnya
untuk selalu berpegang teguh pada Dharma, siapa yang dapat
hidup sesuai dengan Dharma ia akan selamat, bahagia dan damai
selamanya, demikian pula sebaliknya jika perbuatan itu
melanggar Dharma maka penderitaan adalah hasilnya dan itu
pasti. Ada enam tantangan yang merupakan musuh utama
manusia ( Sad Ripu), yang ada dalam setiap diri manusia, yaitu:
Mabuk, Bingung, Marah, Irihati, Rakus, Hawa nafsu. Kitab Veda
mengajarkan agar manusia selalui memerangi keenam musuh ini.
Veda mengajarkan agar umat Hindu menghindarkan diri dari 5 M,
yaitu: Madat (narkoba), Mabuk (minuman keras), Main (judi),
Malin (mencuri), Madon (berzina). Jika kita dapat menghindarkan
diri dari kelima hal tersebut di atas niscaya kita akan menemukan
kedamaian, kesehatan dan kebahagiaan.
Hal yang perlu di lakukan untuk menghindari dari Narkotika
ialah Jangan membiarkan sedetik saja terlintas hal negatif
hinggap dalam kepala anda, Jangan pernah mencoba narkotika
walau hanya dalam angan-angan saja. Isilah hari-hari anda
dengan kebajikan, Isilah hari-hari anda dengan menyebut namanama suci Tuhan, Narkotika hanya akan membuat anda terbuai
sesaat dan menderita selamanya, Narkotika tidak pernah
menjamin anda untuk lebih baik lebih berdosa ya.
Hidup sebagai manusia sangat mulia dan sempurna adanya,
karena manusia dikarunia akal pikiran untuk dapat membedakan
mana benar dan mana salah.

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat-obatan berbahaya.


Seperti ungkapan api kecil adalah kawan dan jika menjadi besar adalah

lawan. Ini ungkapan yang sangat pas untuk menggambarkan tentang


narkoba.
Dalam dunia medis, narkoba bisa menjadi obat-obat yang berkhasiat
untuk penyembuhan. Penggunaan narkoba dalam dunia medis adalah
legal. Nah yang menjadi penyalahgunaan adalah ketika seseorang yang
mengkonsumsi narkoba tanpa adanya pengawasan dari seorang ahli
kesehatan atau dokter. Bila seseorang menggunakan narkoba tanpa
adanya pengawasan dari dokter akan sangat membahayakan si pengguna
karena umumnya narkoba mengandung zat-zat beracun yang bisa
menyebabkan pengguna narkoba akan selalu ketergantungan atau
kecanduan terhadap obat-obatan tersebut, merusak organ-organ tubuh,
mempengaruhi berkurangnya daya pikir seseorang atau membuat pikiran
menjadi tidak rasional dan kerusakan otak secara permanen. Akibat yang
lebih mengerikan lagi adalah berujung pada kematian.
Dilihat dari segi penggunaannya, narkoba dibedakan menjadi 2 golongan.
Yakni pengguna narkoba jalanan (ilegal) dan penggunaan narkoba legal
dalam dunia medis yang disalahgunakan. Dari penggolongan jenisnya,
narkoba di bedakan menjadi 3 golongan besar yakni narkotika,
psikotropika dan zat aditif lainnya. Ketiga jenis narkoba tersbut juga sering
disebut dengan napza.
Data dan fakta menunjukkan persentase tertinggi penguna narkoba
adalah anak-anak sekolah dan anak-anak remaja. Sedangkan lokasi
tempat mereka menikmati barang haram tersebut umumnya di koskosan, club-club malam, diskotik dsbnya. Mereka dijadikan sasaran empuk
oleh para pengedar untuk mengeruk keuntungan dari penjualan barang
haram tersebut. Tidak pada mereka saja, kalau kita menonton berita di tv
banyak contoh kasus artis-artis yang terlibat dengan penggunaan
narkoba. Bahkan ada yang tertangkap sampai 2 kali dalam kasus yang
sama. Ini menunjukkan cengkeraman narkoba yang sangat hebat pada
seseorang sehingga sulit untuk melepaskannya.
Mengingat maraknya peredaran narkoba di Indonesia yang sepertinya
hukum di Indonesia tidak membuat mereka (para pengedar atau bandar )
jera, selalu saja ada penyeledupan narkoba ke wilayah Indonesia. Ini
menjadi tugas dan kewajiban kita sebagai orang tua untuk mengawasi
dan lebih mewaspadai anak-anak kita di dalam pergaulan. Awasi tingkah
laku dan pola hidup anak-anak. Orangtua harus peka terhadap perubahan
sikap anak-anak yang memang kalau mereka terlibat penggunaan
narkoba akan terlihat dengan sangat jelas. Kita patut dan wajib menjaga
dan melindungi mereka dari serangan hal semacam itu. Begitu mereka
terjerumus, adalah masalah besar di kemudian hari.
Namun bagaimana dengan kita yang tidak mengerti atau awam terhadap
hal itu? Nah berikut di bawah ini ada buklet-buklet dalam bentuk file
PDFyang dapat didownload secara gratis yang sangat berguna untuk kita
mengetahui dan mengenali jenis-jenis narkoba, efek samping penggunaan

narkoba baik jangka pendek maupun jangka panjang serta kesaksiankesaksian para pengguna narkoba.

Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Bagi Generasi Muda


Senin, 18 Juli 2016 07:29

Akhir akhir ini, Narkoba (Narkotika dan Obat-obatan yang mengandung


zat adiktif/berbahaya dan terlarang) begitu populer di kalangan remaja
dan generasi muda bangsa Indonesia. Hal ini didukung oleh data
BNN, Badan Narkotika Nasional memperkirakan jumlah pengguna
narkoba di Indonesia akan terus meningkat. Tahun 2015, diprediksi angka
prevalensi pengguna narkoba mencapai 5,1 juta orang.

Sebab penyalahgunaan narkoba ini telah merebak ke semua lingkungan,


bukan hanya di kalangan anak-anak nakal dan preman tetapi telah
memasuki lingkungan kampus dan lingkungan terhormat lainnya. Narkoba
saat ini banyak kita jumpai di kalangan remaja dan generasi muda dalam
bentuk kapsul, tablet dan tepung seperti ekstasy, pil koplo dan shabushabu, bahkan dalam bentuk yang amat sederhana seperti daun ganja
yang dijual dalam amplop-amplop.

Pada dasarnya, pengertian Narkoba menurut WHO (1982) adalah Semua


zat padat, cair maupun gas yang dimasukan kedalam tubuh yang dapat
merubah fungsi dan struktur tubuh secara fisik maupun psikis tidak
termasuk makanan, air dan oksigen dimana dibutuhkan untuk
mempertahankan fungsi tubuh normal.

Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan


generasi muda saat ini kian meningkat. Maraknya penyimpangan perilaku
generasi muda tersebut, dapat membahayakan keberlangsungan hidup

bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda sebagai generasi yang


diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh
digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut
tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi harapan bangsa yang
tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan.

Saat ini para orang tua, mulai dari ulama, guru/dosen, pejabat, penegak
hukum dan bahkan semua kalangan telah resah terhadap narkoba ini,
sebab generasi muda masa depan bangsa telah banyak terlibat di
dalamnya. Akibat leluasanya penjualan narkoba ini, secara umum
mengakibatkan timbulnya gangguan mental organik dan pergaulan bebas
yang pada gilirannya merusak masa depan bangsa.
Selain itu, Angka kematian akibat penyalahgunaan narkoba diperkirakan
mencapai 104.000 orang yang berumur 15 tahun dan 263.000 orang yang
berumur 64 tahun. Mereka meninggal akibat mengalami overdosis. Ini
disebabkan adanya salah kaprah mengenai gaya hidup masyarakat
Indonesia khususnya kalangan remaja, jelas Deputi Pencegahan Badan
Narkotika Nasional Yappi Manate.
Berdasarkan catatan Badan Narkotika Nasional, jumlah tersangka kasus
narkoba terus meningkat khususnya yang melanda pelajar sekolah dasar.
Tahun 2007, pengguna narkoba pada kalangan pelajar SD mencapai
4.138. Jumlah ini meningkat pada 2011 mencapai 5.087 pelajar SD.
Sedangkan jumlah tersangka kasus narkoba terbanyak dialami kalangan
yang berumur 30 tahun ke atas. Data penelitian BNN selama lima tahun
terakhir, sebanyak 52,2 % manusia Indonesia berumur 30 tahun terjerat
kasus narkoba,
Menurut data dari BNN di Indonesia, pencandu narkoba ini
perkembangannya semakin pesat. Para pencandu narkoba itu pada
umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah
usia produktif atau usia pelajar. Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi
narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok. Karena
kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di
kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus
meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam
lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya
mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.
Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap generasi muda,
adalah sebagai berikut:

Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian,


Sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran,
Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah,
Sering menguap, mengantuk, dan malas,
Tidak mempedulikan kesehatan diri,
Suka mencuri untuk membeli narkoba

Upaya pencegahan
Upaya pencegahan terhadap penyebaran narkoba di kalangan pelajar,
sudah seyogyanya menjadi tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini
semua pihak termasuk orang tua, guru, dan masyarakat harus turut
berperan aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba terhadap anak-anak
kita.

Adapun upaya-upaya yang lebih kongkret yang dapat kita lakukan adalah
melakukan kerja sama dengan pihak yang berwenang untuk melakukan
penyuluhan tentang bahaya narkoba, atau mungkin mengadakan razia
mendadak secara rutin. Kemudian pendampingan dari orang tua siswa itu
sendiri dengan memberikan perhatian dan kasih sayang.

Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerakgerik anak didiknya, karena biasanya penyebaran (transaksi) narkoba
sering terjadi di sekitar lingkungan sekolah. Yang tak kalah penting
adalah, pendidikan moral dan keagamaan harus lebih ditekankan kepada
siswa. Karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak ke dalam
lingkaran setan ini adalah kurangnya pendidikan moral dan keagamaan
yang mereka serap, sehingga perbuatan tercela seperti ini pun, akhirnya
mereka jalani.

Strategi Nasional Usaha Promotif

Usaha-usaha promotif dilaksanakan dengan kegiatan-kegiatan pembinaan


dan pengembangan lingkungan masyarakat bebas narkoba, pembinaan
dan pengembangan pola hidup sehat, beriman, kegiatan positif, produktif,
konstruktif dan kreatif.
Strategi nasional untuk komunikasi, Informasi dan Pendidikan
Pencegahan. Pencegahan penyalahgunaan narkoba terutama diarahkan
kepada generasi muda (anak, remaja, pelajar, pemuda, dan mahasiswa).
Penyalahgunaan sebagai hasil interaksi individu yang kompleks dengan
berbagai elemen dari lingkungannya, terutama dengan orang tua,
sekolah, lingkungan masyarakat dan remaja pemuda lainnya.

Oleh karena itu, Strategi Informasi dan


dilaksanakan melalui 7 (Tujuh) jalur yaitu :

Pendidikan

Pencegahan

1. Keluarga, dengan sasaran orang tua, anak, pemuda, remaja dan


anggota keluarga lainnya.
2. Pendidikan, sekolah maupun luar sekolah dengan kelompok sasaran
guru tenaga pendidikan dan peserta didik warga belajar baik secara
kurikuler maupun ekstra kurikuler.
3. Lembaga keagamaan, dengan sasaran pemuka-pemuka agama dan
umatnya.
4. Organisasi sosial kemasyarakatan, dengan sasaran remaja pemuda
dan masyarakat.
5. Organisasi Wilayah Pemukiman (LKMD, RT, RW), dengan sasaran
warga terutama pemuka masyarakat dan remaja setempat.
6. Unit - unit kerja, dengan sasaran Pimpinan, Karyawan dan
keluargannya.
7. Massa Media baik elektronik, cetak dan Media Interpersonal (Talk
show dan dialog interaktif), dengan sasaran luas maupun individu

Oleh sebab itu, mulai saat ini, kita selaku pendidik, pengajar, dan sebagai
orang tua, harus sigap dan waspada, akan bahaya narkoba yang sewaktuwaktu dapat menjerat anak-anak kita sendiri. Dengan berbagai upaya
tersebut di atas, mari kita jaga dan awasi anak didik kita, dari bahaya

narkoba tersebut, sehingga harapan kita untuk menelurkan generasi yang


cerdas dan tangguh di masa yang akan datang dapat terealisasikan
dengan baik.

NEGERI ini sudah darurat narkoba. Bukan saja remaja tanggung yang
berurusan dengan narkoba tetapi sudah merambah ke berbagai orang
penting. Anggota DPR, tentara, polisi, pejabat pemerintah bahkan terakhir
bupati yang belum sebulan dilantik ternyata mengidap narkoba. Badan
Narkotika Nasional (BNN) harus bekerja keras untuk meminimalkan
dampak buruk narkoba ini.
Narkotika sendiri sesungguhnya tergolong obat yang bisa menyembuhkan
asal digunakan dengan benar. Narkotika berasal dari kata bahasa Inggris
Narcotics yang berarti obat bius. Dalam bahasa Yunani Narcosis yang
berarti menidurkan atau membiuskan. Narkotika adalah sejenis zat yang
penggunaannya di Indonesia diatur dalam undang-undangdan terkait
dengan kesehatan. Tetapi kalau salah dalam penggunaan akan membawa
efek dan pengaruh tertentu pada tubuh si pemakaidan menimbulkan
halusinasi. Pemakai yang telah kecanduan, bila tidak dicegah dan
direhabilitasisemakin
lama
pemakaiandosisnya
semakin
besar,
dansemakin parah. Pecandu akan berbuat apa saja asal ketagihannya bisa
terpenuhi.
Bahaya narkoba tidak hanya terhadap pribadi si pemakai, melainkan juga
gangguan terhadap masyarakat sekitar, seperti terjadinya berbagai
kecelakaan lalulintas, kejahatan, dan akibat sosial lainnya. Para pecandu
iniadalah orang-orang yang jiwanya rapuhdanlabil. Namun mereka
sepanjang
bukan
sebagai
pengedar
dan
hanya
menjadi
pengguna,tergolongorang sakit yang perlu diobati.
Narkotika yang seharusnya sebagai obat akhirnya menjadi racun yang
membahayakan kehidupan. Narkoba yang penggunaannya khusus di
bidang pengobatan dan penelitian ilmiah di bawah pengawasan dan
tanggung jawab dokter dan apoteker, akhirnya menjadi barang yang

mematikan. Ngeri mendengarkan penjelasan BNN bahwa ada 50 korban


yang meninggal sehari karena narkoba di Indonesia.
Barang yang baik dan berguna tiba-tiba salah dalam penggunakan bisa
menjadi racun yang mematikan. Apa yang menyebabkan hal itu? Kalau
merujuk pada ajaran Hindu semuanya itu bermula dari pikiran kita yang
salah. Kalau apa yang dipikirkan sudah salah dan kemudian kita
melakukan perbuatan yang juga salah, maka akibatnya adalah
kesengsaraan. Orang berpikir mencari ketenangan dan kestabilan tetapi
salah caranya dengan memakai narkoba.
Terkait dengan pikiran itu, kitab Sarasamuscaya sloka 87 mengulas:
Seorang ayah lantaran cinta mencium anak dan istrinya, namun
perasaan si ayah akan beda tatkala ia mencium anaknya dengan saat
ketika ia mencium istrinya. Perbedaan ini disebabkan oleh pikiran si ayah.
Pikiran itulah yang sesungguhnya menyebabkan munculnya perbedaan
persepsi. Jadi pikiranlah yang menyebabkan perbuatan itu berbeda.
Kalau yang dipikirkan dengan memakai narkoba adalah ketenangan, maka
itu adalah ketenangan yang semu. Begitu tidak lagi memakai narkoba,
ketenangan itu pun hilang dan harus didapatkan lagi dengan
mengkonsumsi benda laknat itu.
Bagi seorang dokter, narkotika adalah barang penting bagi pengobatan
dan penelitian ilmiah. Tapi bagi pecandu narkotika barang itu adalah satusatunya bendayang dapat memberikan rasa puas dalam kehidupan ini.
Kitab Samaveda 415.5 menyebutkan: tarastra mandi ahawati dhara,
sutasyandhasah tarastra mandi dhawati artinya: bergerak cepat
pemberian kebahagian itu, laksana cairan yang mengalir, hendaknya
nikmati dengan baik, akan murka jika engkau serakah akan cairan soma
itu, dapat mengakibatkan umur pendek.
Yang dimaksudkan dengan
cariansomadalam sloka ini adalah cairan yang memberikan kebahagiaan,
kekuatan dan kesehatan dan bereaksi cepat di dalam tubuh. Bila dinikmati
sesuai dengan kebutuhan akan berguna bagi tubuh. Tetapi bila serakah
akan menimbulkan umur pendek.
Sarasamuscaya sloka 256 menyebutkan: Jika ingin memperoleh surga
hendaknya jangan minum-minuman keras, jangan berbohong, jangan
menginginkan pasangan orang, jangan mencuri, jangan menyiksa dan
membunuh. Sloka 257 selanjutnya menyebutkan: Hendaknya makanlah
makanan yang menyehatkan, pakailah pakaian dan perhiasan yang
pantas, jangan berfoya-foya dan mabuk-mabukkan, jangan malas dan
terlalu banyak tidur, jika masih menginginkan surga.
Jika sloka Samaweda dan Sarasamuscaya itu kita bawa ke ranah narkoba,
maka jelaslah sudah diperingatkan agar kita berhati-hati untuk
mengkonsumsi makanan dan minuman yang terlarang. Tak ada orang
yang mendapatkan sorga jika masih terbelenggu oleh minuman keras dan
makanan terlarang, baik itu sorga di alam sana maupun sorga
(kebahagiaan dan ketenangan lahir bathin) di saat kehidupan ini. (*)

Om Swastyastu.
Narkoba adalah gabungan bahan - bahan atau obat yang berbahaya.
Sedangkan pergaulan bebas adalah interaksi atar manusia yang tidak
teratur serta tidak sesuai adat ketimuran. Sehingga antara narkoba dan
pergaulan bebas mempunyai hubungan yang sangat erat karena
pergaulan bebas adalah salah satu indikator orang menggunakan

narkoba. Selain itu orang terjerumus dalam penggunaan narkoba adalah


karena ingin coba - coba , depresi, lingkungan dan keberadaan obat
berbahaya itu sangat mudah didapat. Sehingga dengan demikian
pencandu akan terserang penyakit berbahaya seperti paru2,jantung,
ginjal dan penyakit menular lainnya. Dari latar belakang itulah
narasumber mengakat judul "Peranan agama Hindu dalam mencegah
narkoba dan pergaulan bebas".
Didalam ajaran hindu sudah jelas di sampaikan bahwa narkoba
merupakan tindakan dosa besar, sebagai mana disebutkan dalam
SLOKANTARA 16. "BRAIMA WADAHSULAPANAM SUWARNA STEYARNEWA
GURARWADHO MOHA OALAKAMUCYATEW" artinya: membunuh brahmana,
meminum minuman keras, mencuri emas, memperkosa gadis perawan,
dan membunuh guru ini dinamakan DOSA BESAR. Selain itu disebutkan
juga oleh: ATHARWA WEDA X.5.34 "KRSI SAMSITO ANNATEJAH" (makanan
yg baik memberikan kecermelangan) BHAGAVAD GITA XVI 4 - 14 juga
menegaskan bahwa karena pengaruh narkoba atau minuman keras
manusia menjadi malas, tidak mengetahui jalan yang benar dan prilaku
baik, serta tak menetahui tujuan hidup, bahkan mirisnya mereka yang
tercandu terbutakan oleh keinginanya.Dari sloka-sloka diatas jelas hindu
mengajarkan agar umatnya tidak terjerumus dalam perbuatan yang
membuat mereka jauh pada tuhan (hyang widhi).
Sehingga peran agama sebagai dasar dalam membedakan baik dan
buruk, benar dan salah, etis dan tak etis dalam kehidupan sangat pentig
untuk menjadi manusia yang baik dalam kehidupan bermasyarakat dan
mulia di hadapan hyang widhi. Selain itu narasumber lebih menekankan
kepada peserta seminar bahwa ajaran agama tidak hanya sekedar di
ketahui dan dihapalkan tetapi harus dipahami dan di implementasikan
dalam kehidupan masyarakat. Dengan di didukung pehaman agama dan
komitmen diri akan muncul dan tertanam solgan "katakan untuk tidak
menggunakan narkoba" dan selogan lain. Tentu tidak akan mungkin
narkoba dan pergaulan bebas akan mengcam generasi muda yang kira
banggakan ini. Demikianlah materi diskusi yang bisa saya sampaikan
kepada peserta, ketika kita menemukan pecandu, pengedar, dan agen
narkoba laporkan lah ke pihak berwajib, karena kita peduli kesahatan
saudara-sadara kita dan kita peduli keberlangsungan bangsa dan negara
yg kita cintai ini.
Om shanti shanti shanti Om
Satyam Eva Jaya

Bahaya Narkoba-, Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obatobatan berbahaya, istilah narkoba ini sangat berkaitan dengan senyawa
yang memberi efek kecanduan bagi para penggunanya. Bahaya narkoba
tidak hanya berpengaruh pada fisik saja tetapi bisa mengganggu mental
atau jiwa pecandu narkoba tersebut, oleh karena itulah saya dalam situs
yang ini ingin sekali berbagi pengetahuan tentang bahaya narkoba. Di
samping memberikan informasi-informasi tentang pengobatan herbal
situs ini juga ingin berbagi tentang informasi kesehatan lainnya yang
mudah-mudahan bermanfaat bagi pembaca, seperti informasi tentang
bahaya narkoba yang akan kita bahas sekarang.
BAHAYA NARKOBA BAGI PECANDUNYA
Bahaya
Narkoba-, Bagi
pecandu, bahaya
narkoba tidak
hanya
merugikan masalah fisik saja tetapi akan mengalami gangguan mental
dan kejiwaan. Sebenarnya narkoba ini merupakan senyawa-senyawa
psikotropika yang biasa digunakan dokter atau rumah sakit untuk
membius pasien yang mau dioperasi atau sebagai obat untuk penyakit
tertentu, tetapi persepsi tersebut disalah artikan akibat penggunaan di
luar fungsinya dan dengan dosis yang di luar ketentuan. Apabila disalah
gunakan, bahaya
narkoba dapat
mempengaruhi
susunan
syaraf,
mengakibatkan ketagihan, dan ketergantungan, karena mempengaruhi

susunan syaraf. Dari ketergantungan inilah bahaya narkoba


mempengaruhi fisik, psikologis, maupun lingkungan sosial.

akan

1) Bahaya narkoba terhadap fisik

Gangguan pada system syaraf (neurologis)

Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler)

Gangguan pada kulit (dermatologis)

Gangguan pada paru-paru (pulmoner)

Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu


tubuh meningkat, pengecilan hati dan insomnia

Gangguan terhadap kesehatan reproduksi yaitu gangguan


padaendokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi
(estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi
seksual.

Gangguan terhadap kesehatan reproduksi pada remaja


perempuan antara lain perubahan periode menstruasi,
ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid)

Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya


pemakaian jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah
tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV

Bahaya narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi over dosis yaitu
konsumsi
narkoba
melebihi
kemampuan
tubuh
untuk
menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian

2) Bahaya narkoba terhadap psikologi

Kerja lamban dan seroboh, sering tegang dan gelisah

Hilang rasa percaya diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga

Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal

Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan

Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh


diri

3) Bahaya narkoba terhadap lingkungan sosial

Gangguan mental

Anti-sosial dan asusila

Dikucilkan oleh lingkungan

Merepotkan dan menjadi beban keluarga

Pendidikan menjadi terganggu dan masa depan suram

BAHAYA NARKOBA SESUAI JENISNYA


Bahaya narkoba-, Narkoba memang memiliki jenis yang berbeda beda,
tentu efek yang bisa ditimbulkan pun bisa berbeda beda sesuai jenisnya.
Berikut adalah bahaya narkoba sesuai jenisnya:
1) Opioid:

Depresi berat

Apatis, gugup dan gelisah

Banyak tidur, rasa lelah berlebihan

Malas bergerak, kejang-kejang, dan denyut jantung bertambah


cepat

Selalu merasa curiga, rasa gembira berlebihan, rasa harga diri


meningkat

Banyak bicara namun cadel, pupil mata mengecil

Tekanan darah meningkat, berkeringat dingin

Mual hingga muntah

luka pada sekat rongga hidung

Kehilangan nafsu makan, turunnya berat badan

2) Kokain

Denyut jantung bertambah cepat

Gelisah, banyak bicara

Rasa gembira berlebihan, rasa harga diri meningkat

Kejang-kejang, pupil mata melebar

Berkeringat dingin, mual hingga muntah

Mudah berkelahi

Pendarahan pada otak

Penyumbatan pembuluh darah

Pergerakan mata tidak terkendali

Kekakuan otot leher

3) Ganja

Mata sembab, kantung mata terlihat bengkak, merah, dan berair

Sering melamun, pendengaran terganggu, selalu tertawa

Terkadang cepat marah

Tidak bergairah, gelisah

Dehidrasi, liver

Tulang gigi keropos

Saraf otak dan saraf mata rusak

Skizofrenia

4)Ectasy

Enerjik tapi matanya sayu dan wajahnya pucat, berkeringat

Sulit tidur

Kerusakan saraf otak

Dehidrasi

Gangguan liver

Tulang dan gigi keropos

Tidak nafsu makan

Saraf mata rusak

5) Shabu-shabu:

Enerjik

Paranoid

Sulit tidur

Sulit berfikir

Kerusakan saraf otak, terutama saraf pengendali pernafasan


hingga merasa sesak nafas

Banyak bicara

Denyut jantung bertambah cepat

Pendarahan otak

Shock pada pembuluh darah jantung yang akan berujung pada


kematian.

6)Benzodiazepin:

Berjalan sempoyongan

Wajah kemerahan

Banyak bicara tapi cadel

Mudah marah

Konsentrasi terganggu

Kerusakan organ-organ tubuh terutama otak

Demikian yang dapat saya tulis dalam artikel tentang bahaya narkoba ini,
semoga pembaca dapat lebih memahami akan bahaya narkoba tersebut
dan menjauhinya. Terima kasih atas kunjungannya.
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan
generasi muda dewasa ini kian meningkat Maraknya penyimpangan
perilaku generasi muda tersebut, dapat membahayakan keberlangsungan
hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda sebagai generasi yang
diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh
digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut
tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi harapan bangsa yang
tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan.Sasaran dari
penyebaran narkoba ini adalah kaum muda atau remaja. Kalau dirataratakan, usia sasaran narkoba ini adalah usia pelajar, yaitu berkisar umur
11 sampai 24 tahun. Hal tersebut mengindikasikan bahwa bahaya
narkoba sewaktu- waktu dapat mengincar anak didik kita kapan saja.
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat-obatan terlarang.
Sementara nafza merupakan singkatan dari narkotika, alkohol, dan zat
adiktif lainnya (obat-obat terlarang, berbahaya yang mengakibatkan
seseorang mempunyai ketergantungan terhadap obat-obat tersebut).
Kedua istilah tersebut sering digunakan untuk istilah yang sama,
meskipun istilah nafza lebih luas lingkupnya.
Narkotika berasal dari tiga jenis tanaman, yaitu
(1) candu,
(2) ganja
(3) koka.
Ketergantungan obat dapat diartikan sebagai keadaan yang mendorong
seseorang untuk mengonsumsi obat-obat terlarang secara berulang-ulang
atau berkesinambungan.
Apabila tidak melakukannya dia merasa ketagihan (sakau) yang
mengakibatkan perasaan tidak nyaman bahkan perasaan sakit yang
sangat pada tubuh.
Bahaya bagi pelajar
Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat.
Para pencandu narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24
tahun. Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar.
Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali
dengan
perkenalannya dengan rokok.
Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di
kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus
meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam

lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya


mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.
Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja
(pelajar-red)
adalah sebagai berikut:
Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian,
Sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran,
Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah,
Sering menguap, mengantuk, dan malas,
Tidak mempedulikan kesehatan diri,
Suka mencuri untuk membeli narkoba
Upaya pencegahan
Upaya pencegahan terhadap penyebaran narkoba di kalangan pelajar,
sudah seyogianya menjadi tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini
semua pihak termasuk orang tua, guru, dan masyarakat harus turut
berperan aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba terhadap anak-anak
kita.
Adapun upaya-upaya yang lebih kongkret yang dapat kita lakukan adalah
melakukan kerja sama dengan pihak yang berwenang untuk melakukan
penyuluhan tentang bahaya narkoba, atau mungkin mengadakan razia
mendadak secara rutin.
Kemudian pendampingan dari orang tua siswa itu sendiri dengan
memberikan
perhatian dan kasih sayang.
Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerakgerik anak didiknya, karena biasanya penyebaran (transaksi) narkoba
sering terjadi di sekitar lingkungan sekolah.
Yang tak kalah penting adalah, pendidikan moral dan keagamaan harus
lebih
ditekankan kepada siswa.
Karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak ke dalam lingkaran
setan ini adalah kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang
mereka serap, sehingga perbuatan tercela seperti ini pun, akhirnya
mereka jalani.
Oleh sebab itu, mulai saat ini, kita selaku pendidik, pengajar, dan sebagai
orang tua, harus sigap dan waspada, akan bahaya narkoba yang sewaktuwaktu dapat menjerat anak-anak kita sendiri. Dengan berbagai upaya
tersebut di atas, mari kita jaga dan awasi anak didik kita, dari bahaya
narkoba tersebut, sehingga harapan kita untuk menelurkan generasi yang
cerdas dan tangguh di masa yang akan datang dapat terealisasikan
dengan baik.

A. Pengertian Narkoba
Narkoba merupakan singkatan dari (Narkotika, Psikotropika dan Bahan
Adiktif lainnya). Terminologi narkoba familiar digunakan oleh aparat
penegak hukum seperti polisi (termasuk didalamnya Badan Narkotika
Nasional), jaksa, hakim dan petugas Pemasyarakatan. Selain narkoba,
sebutan lain yang menunjuk pada ketiga zat tersebut adalah Napza yaitu
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Istilah napza biasanya lebih banyak
dipakai oleh para praktisi kesehatan dan rehabilitasi. Akan tetapi pada
intinya pemaknaan dari kedua istilah tersebut tetap merujuk pada tiga
jenis zat yang sama.
Menurut UU No.22 Tahun 1997 tentang Narkotika disebutkan pengertian
dari:
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis
bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif
pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas mental dan perilaku.
Bahan adiktif lainnya adalah zat atau bahan lain bukan narkotika dan
psikotropika yang berpengaruh pada kerja otak dan dapat menimbulkan
ketergantungan
Meskipun demikian, penting kiranya diketahui bahwa tidak semua jenis
narkotika dan psikotropika dilarang penggunaannya. Karena cukup banyak
pula narkotika dan psikotropika yang memiliki manfaat besar di bidang
kedokteran dan untuk kepentingan pengembangan pengetahuan. '
Menurut UU No.22 Tahun 1997 dan UU No.5 Tahun 1997, narkotika
dan psikotropika yang termasuk dalam Golongan I merupakan jenis zat
yang dikategorikan illegal. Akibat dari status illegalnya tersebut siapapun
yang memiliki, memproduksi, menggunakan, mendistribusikan atau
mengedarkan narkotika dan psikotropika Golongan I dapat dikenakan
pidana sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

B. Macam Macam Narkoba


1. Morfin
Morfin adalah hasil olahan dari opium/candu mentah. Morfin
merupakan alkaloida utama dari opium (C17H19NO3). Morfin rasanya
pahit, berbentuk tepung halus berwarna putih atau dalam bentuk cairan
berwarna. Pemakaiannya dengan cara dihisap dan disuntikkan.
2. Codeina
Codein termasuk garam turunan dari opium dan candu. Efek codein
lebih lemah daripada heroin dan potensinya untuk menimbulkan
ketergantungaan rendah. Biasanya dijual dalam bentuk pil atau cairan
jernih. Cara pemakaiannya ditelan dan disuntikkan.
3. Heroin (putaw)
Heroin mempunyai kekuatan yang dua kali lebih kuat dari morfin dan
merupakan jenis opiat yang paling sering disalahgunakan orang di
Indonesia pada akhir akhir ini. Heroin yang secara farmakologis mirip
dengan morfin menyebabkan orang menjadi mengantuk dan perubahan
mood yang tidak menentu. Walaupun pembuatan, penjualan dan
pemilikan heroin adalah ilegal, tetapi diusahakan heroin tetap tersedia
bagi pasien dengan penyakit kanker terminal karena efek analgesik dan
euforik-nya yang baik.
4. Methadon
Saat ini Methadone banyak digunakan orang dalam pengobatan
ketergantungan opioid. Antagonis opioid telah dibuat untuk mengobati
overdosis opioid dan ketergantungan opioid. Sejumlah besar narkotik
sintetik (opioid) telah dibuat, termasuk meperidine (Demerol), methadone
(Dolphine), pentazocine (Talwin), dan propocyphene (Darvon). Saat ini
Methadone banyak digunakan orang dalam pengobatan ketergantungan
opioid. Antagonis opioid telah dibuat untuk mengobati overdosis opioid
dan ketergantungan opioid. Kelas obat tersebut adalah nalaxone (Narcan),
naltrxone (Trexan), nalorphine, levalorphane dan apomorphine. Sejumlah
senyawa dengan aktivitas campuran agonis dan antagonis telah
disintesis, dan senyawa tersebut adalah pentazocine, butorphanol
(Stadol), dan buprenorphine (Buprenex). Beberapa penelitian telah
menemukan bahwa buprenorphine adalah suatu pengobatan yang efektif
untuk ketergantungan opioid. Nama popoler jenis opioid : putauw, etep,
PT.
5. Demerol
Nama lain dari Demerol adalah pethidina. Pemakaiannya dapat ditelan
atau dengan suntikan. Demerol dijual dalam bentuk pil dan cairan tidak
berwarna.
6. Candu
Getah tanaman Papaver Somniferum didapat dengan menyadap
(menggores) buah yang hendak masak. Getah yang keluar berwarna putih
dan dinamai Lates. Getah ini dibiarkan mengering pada permukaan
buah sehingga berwarna coklat kehitaman dan sesudah diolah akan
menjadi suatu adonan yang menyerupai aspal lunak. Inilah yang
dinamakan candu mentah atau candu kasar. Candu kasar mengandung
bermacam-macam zat-zat aktif yang sering disalahgunakan. Candu masak

warnanya coklat tua atau coklat kehitaman. Diperjual belikan dalam


kemasan kotak kaleng dengan berbagai macam cap, antara lain ular,
tengkorak, burung elang, bola dunia, cap 999, cap anjing, dsb.
Pemakaiannya dengan cara dihisap.
C. Faktor yang Mendorong
Motivasi dalam penyalahgunaan zat dan narkotika ternyata
menyangkut motivasi yang berhubungan dengan keadaan individu
(motivasi individual) yang mengenai aspek fisik, emosional, mentalintelektual dan interpersonal.
2.
Di samping adanya motivasi individu yang menimbulkan suatu
tindakan penyalahgunaan zat, masih ada faktor lain yang mempunyai
hubungan erat dengan kondisi penyalahgunaan zat yaitu faktor
sosiokultural seperti di bawah ini dan ini merupakan suasana hati
menekan yang mendalam dalam diri remaja antara lain:
1.

1) Perpecahan unit keluarga misalnya perceraian, keluarga yang


berpindah-pindah, orang tua yang tidak ada/jarang di rumah dan
sebagainya
2) Pengaruh media massa misalnya iklan mengenai obat-obatan dan zat.
3) Perubahan teknologi yang cepat.
4) Kaburnya nilai-nilai dan sistem agama serta mencairnya standar moral;
(hal ini berarti perlu pembinaan Budi Pekerti Akhlaq)
5) Meningkatnya waktu menganggur.
6) Ketidakseimbangan keadaan ekonomi misalnya kemiskinan, perbedaan
ekonomi etno rasial, kemewahan yang membosankan dan sebagainya.
7) Menjadi manusia untuk orang lain.
D. Bahaya Narkoba
a. Menurut Efeknya
Halusinogen, efek dari narkoba ini bisa mengakibatkan bila dikonsumsi
dalam sekian dosis tertentu dapat mengakibatkan seseorang menjadi berhalusinasi dengan melihat suatu hal/benda yang sebenarnya tidak ada /
tidak nyata contohnya kokain & LSD .
Stimulan, efek dari narkoba ini bisa mengakibatkan kerja organ tubuh
seperti jantung dan otak bekerja lebih cepat dari kerja biasanya sehingga
mengakibatkan seseorang lebih bertenaga untuk sementara waktu , dan
cenderung membuat seorang pengguna lebih senang dan gembira untuk
sementara waktu
Depresan, efek dari narkoba ini bisa menekan sistem syaraf pusat dan
mengurangi aktivitas fungsional tubuh, sehingga pemakai merasa tenang
bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tidak sadarkan diri. Contohnya
putaw
Adiktif, Seseorang yang sudah mengkonsumsi narkoba biasanya
akan ingin dan ingin lagi karena zat tertentu dalam narkoba
mengakibatkan seseorang cenderung bersifat pasif , karena secara tidak
langsung narkoba memutuskan syaraf-syaraf dalam otak,contohnya
ganja , heroin , putaw

"Jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun
organ dalam tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi takaran maka
pengguna itu akan overdosis dan akhirnya kematian".

b. Menurut Jenisnya
Opioid:
depresi berat
apatis
rasa lelah berlebihan
malas bergerak
banyak tidur
gugup
gelisah
selalu merasa curiga
denyut jantung bertambah cepat
rasa gembira berlebihan
banyak bicara namun cadel
rasa harga diri meningkat
kejang-kejang
pupil mata mengecil
tekanan darah meningkat
berkeringat dingin
mual hingga muntah
luka pada sekat rongga hidung
kehilangan nafsu makan
turunnya berat badan

Kokain:
denyut jantung bertambah cepat
gelisah
rasa gembira berlebihan
rasa harga diri meningkat
banyak bicara
kejang-kejang
pupil mata melebar
berkeringat dingin
mual hingga muntah
mudah berkelahi
pendarahan pada otak
penyumbatan pembuluh darah
pergerakan mata tidak terkendali
kekakuan otot leher

Ganja:
mata sembab
kantung mata terlihat bengkak, merah, dan berair
sering melamun

pendengaran terganggu
selalu tertawa
terkadang cepat marah
tidak bergairah
gelisah
dehidrasi
tulang gigi keropos
liver
saraf otak dan saraf mata rusak
skizofrenia
Ectasy:
enerjik tapi matanya sayu dan wajahnya pucat,
berkeringat
sulit tidur
kerusakan saraf otak
dehidrasi
gangguan liver
tulang dan gigi keropos
tidak nafsu makan
saraf mata rusak
Shabu-shabu:
enerjik
paranoid
sulit tidur
sulit berfikir
kerusakan saraf otak, terutama saraf pengendali pernafasan hingga
merasa sesak nafas
banyak bicara
denyut jantung bertambah cepat
pendarahan otak
shock pada pembuluh darah jantung yang akan berujung pada
kematian
Benzodiazepin:
berjalan sempoyongan
wajah kemerahan
banyak bicara tapi cadel
mudah marah
konsentrasi terganggu
kerusakan organ-organ tubuh terutama otak
Jadi dapat disimpulkan apabila narkoba dikonsumsi Oleh:
a. Remaja

Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anakanak dan masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak
dan remaja akan membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa
dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak dan remaja rusak karena
narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya.
Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend
dan gaya hidup, serta bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua
kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan
remaja untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan
bahwa jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok
usia remaja.
Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba,
para remaja tertular dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini
telah terbukti dari pemakaian narkoba melalui jarum suntik secara
bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak akibat
penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja
sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa.
b. Pelajar
Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat.
Para pencandu narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24
tahun. Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar. Pada
awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan
perkenalannya dengan rokok.
Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang
wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus
meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam
lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya
mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.
Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja
adalah sebagai berikut:
- Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian,
- Sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran,
- Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah,
- Sering menguap, mengantuk, dan malas,
- Tidak memedulikan kesehatan diri,
- Suka mencuri untuk membeli narkoba.
E. Penyelesaian atau Solusi
Banyak yang masih bisa dilakukan untuk mencegah remaja
menyalahgunakan narkoba dan membantu remaja yang sudah terjerumus
penyalahgunaan narkoba. Ada tiga tingkat intervensi, yaitu
1. Primer
Sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk pendidikan,
penyebaran informasi mengenai bahaya narkoba, pendekatan melalui
keluarga, dll. Instansi pemerintah, seperti halnya BKKBN, lebih banyak
berperan pada tahap intervensi ini. kegiatan dilakukan seputar pemberian

informasi melalui berbagai bentuk materi KIE yang ditujukan kepada


remaja langsung dan keluarga.
2. Sekunder
Pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan
(treatment). Fase ini meliputi: Fase penerimaan awal (initialintake) antara
1 3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mental, dan Fase
detoksifikasi dan terapi komplikasi medik, antara 1 3 minggu untuk
melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara
bertahap.
3. Tersier
yaitu upaya untuk merehabilitasi mereka yang sudah memakai dan dalam
proses penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas Fase stabilisasi,
antara 3 - 12 bulan, untuk mempersiapkan pengguna kembali ke
masyarakat, dan Fase sosialiasi dalam masyarakat, agar mantan
penyalahguna narkoba mampu mengembangkan kehidupan yang
bermakna di masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan konseling,
membuat kelompok-kelompok dukungan, mengembangkan kegiatan
alternatif, dll.

Anda mungkin juga menyukai