Disusun oleh:
Kelas A03
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI
MALANG
2021
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Ekonomi Sumberdaya Manusia. Selain itu, makalah ini juga
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
Tim Penulis
Kelompok 13
3
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam agenda SDGs, terdapat 17 tujuan dan 169 target rencana aksi global
untuk 15 tahun ke depan, atau hingga tahun 2030. Secara singkat, SDGs
bertujuan untuk mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan, dan
melindungi lingkungan. Untuk mencapai tujuan dan target tersebut, perlu adanya
kolaborasi dari seluruh pihak termasuk pemerintah, masyarakat, dan para pelaku
bisnis.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Antonio Guterries, Sekretaris Jendral
PBB. Kolaborasi dengan berbagai bisnis dan CEO perusahaan menjadi kunci
dalam mengatasi perubahan iklim, memenuhi tujuan pembangunan
berkelanjutan, dan memberantas kemiskinan pada tahun 2030. “99% CEO dari
perusahaan besar yang memiliki annual revenue di atas US$ 1 miliar
percaya sustainability akan menjadi sangat penting untuk kesuksesan bisnis
mereka pada masa depan,” ujar Junardy. Sementara itu, survei yang dilakukan
oleh PwC pada tahun 2015 menyebutkan, 90% masyarakat di seluruh dunia
mengharapkan bahwa perusahaan perlu menanamkan SDGs dalam strategi dan
cara mereka berbisnis. Survei ini juga menunjukkan kesadaran akan SDGs di
kalangan bisnis lebih tinggi 92% dibandingkan dengan masyarakat umum 33%.
Lebih lanjut dalam survei tersebut memperlihatkan, 72% responden dari pelaku
bisnis telah merencanakan tindakan perusahaan dalam menerapkan konsep
SDGs. Sementara 29% responden menetapkan tujuan bisnis berkaitan dengan
SDGs dan 13% responden telah berhasil mengidentifikasikan sarana yang
mereka perlukan untuk melakukan SDGs. Berbagai langkah pun dilakukan oleh
PBB untuk mendukung para pelaku bisnis di seluruh dunia dalam menerapkan
SDGs. Junardy menjelaskan, ke depannya PBB akan menerapkan program
Global Impact Initiatives (GIIs), yaitu sebuah program akselerasi bagi dunia
usaha untuk menerapkan SDGs sebagai core business.
Perubahan iklim merupakan hal yang terpenting dikarenakan dampak dari
perubahan iklim memiliki dampak yang luas, baik secara geografis maupun
secara subtansinya dalam SDGs. Secara geografis, perubahan iklim tidak hanya
berdampak pada satu wilayah melainkan merambah pada wilayah global. Secara
subtantif, perubahan iklim memiliki dampak langsung terhadap meningkatnya
ancaman kelaparan (mengancam keberhasilan goals no.2 “zero hunger”) akibat
penurunan produksi tanaman atau gagal panen sebagai dampak dari evaporasi
yang berlebihan sehingga ketersediaan air terbatas (mengancam keberhasilan
goals no. 6 “clean water and sanitation”). Selain itu, perubahan iklim yang
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
mencapai 1°C di atas masa praindustri dan diperkirakan akan mencapai 1,5 °C
antara tahun 2030 dan 2052, apabila kondisi laju peningkatan GRK masih sama
seperti masa sekarang (IPCC, 2018).
2.2 DAMPAK CLIMATE ACTION TERHADAP SDGS
Iklim didefinisikan sebagai kejadian cuaca selama kurun waktu yang panjang,
yang secara statistik cukup dapat dipakai untuk menunjukkan nilai statistik yang
berbeda dengan keadaan pada setiap saatnya (World Climate Conference,
1979). Sedangkan perubahan iklim merupakan berubahnya iklim yang
diakibatkan, langsung atau tidak langsung, oleh aktivitas manusia yang
menyebabkan perubahan komposisi atmosfer secara global serta perubahan
variabilitas iklim alamiah yang teramati pada kurun waktu yang dapat
dibandingkan (Undang-Undang nomor 31 tahun 2009). Dampak paling nyata dari
perubahan iklim ialah menyebabkan terjadinya peningkatan transpirasi yang
pada akhirnya menurunkan tanaman pangan, meningkatkan konsumsi air, dan
mendorong berkembangnya penyakit, dimana semua dampak tersebut
menyebabkan ancaman ganda bahwa Indonesia akan gagal mencapai SDGs di
tahun 2030. Serangkaian dampak negatif yang diakibatkan oleh perubahan iklim
merupakan ancaman besar untuk mencapai SDGs secara keseluruhan.
Perubahan iklim menimbulkan risiko substansial terhadap pertanian, kesehatan,
persediaan air, produksi pangan, nutrisi, ekosistem, keamanan energi, dan
infrastruktur. Secara global kita dapat melihat di seluruh wilayah Afrika, Asia dan
Amerika Latin serta Karibia, dimana terjadi perubahan pola cuaca yang
menyebabkan rendahnya hasil pertanian, berdampak negatif terhadap
ketahanan pangan, penghidupan dan pendapatan masyarakat. Berdasarkan hal
tersebut, maka timbul urgensi terkait upaya nasional untuk memastikan adaptasi
dan ketahanan terhadap perubahan iklim, dimana hal tersebut bisa terjadi
apabila terdapat kerjasama dari seluruh sektor untuk menerapkan SDGs
(Ogbonna, 2015). Sejalan dengan hal tersebut, penelitian yang dilakukan oleh
HR Wallingford dan Metroeconomica (2015) mengungkapkan bahwa perubahan
iklim memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan mencapai SDGs
pada tahun 2030, baik dalam level global maupun dalam level nasional.
Perubahan iklim memiliki dampak yang langsung dan signifikan terhadap
keberhasilan SDG.
9
sebesar US$6 miliar per tahun untuk biaya pengelolaan risiko bencana saja.
Tujuan ini berusaha mengumpulkan US$100 miliar per tahun pada 2020 untuk
memenuhi kebutuhan negara-negara berkembang dan membantu mengurangi
bencana akibat perubahan iklim.
Memperkuat kegigihan dan kapasitas adaptasi wilayah-wilayah yang lebih
rentan, seperti negara-negara di tengah benua dan negara kepulauan, harus
berjalan beriringan dengan usaha meningkatkan kesadaran dan memasukkan
langkah-langkahnya pada kebijakan dan strategi nasional. Dengan adanya
kehendak politik dan penggunaan langkah teknologi secara luas, masih mungkin
bagi kita untuk membatasi kenaikan suhu rata-rata secara global pada dua
derajat Celcius di atas level masa pra-industri. Ini membutuhkan tindakan
bersama dengan segera.
Menyadari perubahan iklim adalah satu dari 17 Tujuan Global yang
tersusun dalam Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030. Dan pendekatan
terpadu sangat penting demi kemajuan di seluruh tujuan. Berikut merupakan
target yang direncanakan oleh pemerintah dalam menangangi climate action :
1) Memperkuat kapasitas ketahanan dan adaptasi terhadap bahaya terkait
iklim dan bencana alam di semua negara.
2) Mengintegrasikan tindakan antisipasi perubahan iklim ke dalam
kebijakan, strategi dan perencanaan nasional.
3) Meningkatkan pendidikan, penumbuhan kesadaran, serta kapasitas
manusia dan kelembagaan terkait mitigasi, adaptasi, pengurangan
dampak dan peringatan dini perubahan ikim.
4) Melaksanakan komitmen negara maju pada the United Nations
Framework Convention on Climate Change untuk tujuan mobilisasi dana
bersama sebesar 100 miliar dolar Amerika per tahun pada tahun 2020
dari semua sumber untuk mengatasi kebutuhan negara berkembang
dalam konteks aksi mitigasi yang bermanfaat dan transparansi dalam
pelaksanaannya dan mengoperasionalisasi secara penuh the Green
Climate Fund melalui kapitalisasi dana tersebut sesegera mungkin.
5) Menggalakkan mekanisme untuk meningkatkan kapasitas perencanaan
dan pengelolaan yang efektif terkait perubahan iklim di negara kurang
berkembang, negara berkembang pulau kecil, termasuk fokus pada
perempuan, pemuda, serta masyarakat lokal dan marjinal.
11
12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA