Anda di halaman 1dari 189

MATERI

Dinamika Kelompok
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan peserta memiliki


kompetensi agar mengenal dirinya dan diri orang lain dengan baik,
memiliki disiplin serta komitmen, integritas moral serta bertanggung
jawab.

POKOK BAHASAN

1. Dinamika Kelompok
a. pengertian dinamika kelompok
b. pentingnya dinamika kelompok
c. manfaat dinamika kelompok

2. Proses Membuka Diri


a. mengenal diri sendiri
b. mengenal orang lain

3. Proses Pembentukan Kelompok


a. pengaruh kelompok terhadap kehidupan individu
b. pengaruh komunikasi dalam kelompok

Kepemimpinan Kepala Sekolah


1
Kegiatan Belajar 1

DINAMIKA KELOMPOK

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti kegiatan belajar ini peserta diharapkan mampu


membangun kelompok yang efektif

SUB POKOK BAHASAN:

a. pengertian dinamika kelompok


b. pentingnya dinamika kelompok
c. manfaat dinamika kelompok

URAIAN

A. PENGERTIAN DINAMIKA KELOMPOK

Dinamika kelompok (group dinamics) merupakan sebuah kata


majemuk, terdiri dari dinamika dan kelompok.

Dinamika

Pengertian dinamika lebih menekankan pada gerakan yang timbul


dari dalam dirinya sendiri, artinya geraknya berasal dari dalam
kelompok itu sendiri bukan dari luar kelompok.

Kelompok

Kumpulan individu-individu yang mempunyai hubungan-hubungan


tertentu yang membuat mereka saling ketergantungan satu sama lain
dalam ukuran-ukuran yang bermakna.

Maka dapat disimpulkan bahwa dinamika kelompok adalah:

Suatu bentuk keterampilan dalam hubungan antar manusia


Merupakan salah satu bidang pengetahuan sosial, khususnya
ilmu tingkah laku manusia.

Kepemimpinan Kepala Sekolah


2
Suatu cara untuk memahami diri dan orang lain (dalam suatu
kelompok) agar mudah mengadakan kerjasama, sehingga tujuan
kelompok dapat dicapai secara optimal.

B.PENTINGNYA DINAMIKA KELOMPOK

Individu sebagai mahluk hidup mempunyai kebutuhan (menurut


Maslow), antara lain kebutuhan:
Kebutuhan fisik
Kebutuhan rasa aman
Kebutuhan kasih sayang
Kebutuhan prestasi dan pretice
Kebutuhan untuk melaksanakan aktualisasi diri.
Setiap individu mempunyai potensi untuk memenuhi kebutuhan
tersebut di atas, namun potensi individu yang bersangkutan terbatas
sehingga masih memerlukan bantuan individu lainnya dalam suatu
kelompok dengan alasan :
Individu tidak dapat hidup sendiri di dalam masyarakat
Individu tidak dapat bekerja sendiri dalam memenuhi
kehidupannya, dalam masyarakat, maka perlu pembagian kerja
yang jelas dan dapat pula dikerjakan dalam kelompok kecil.
Masyarakat yang demokrasi dapat berjalan baik apabila
lembaga sosial dapat bekerja dengan efektif.
Semakin banyak diakui manfaat dari penyelidikan yang
ditujukan kepada kelompok-kelompok.

Oleh sebab itu dinamika kelompok mempunyai tujuan antara lain:


Membangkitkan kepekaan diri dari masing-masing anggota
sehingga diharapkan akan timbul:
Saling hormat menghormati
Saling menghargai
Kepemimpinan Kepala Sekolah
3
Keterbukaan diri
Terasumsi
Saling percaya mempercayai
Menimbulkan Sense of Belonging (Melu handarbeni) sehingga
masing-masing anggota mempunyai rasa kebersamaan
(solidaritas)
Menimbulkan partisipasi yang spontan dalam proses tujuan
bersama

C. MANFAAT DINAMIKA KELOMPOK

Dinamika kelompok bermanfaat sebagai cara belajar bagi


perseorangan, kelompok maupun organisasi, oleh sebab itu dinamika
kelompok sangat bermanfaat bagi calon pegawai antara lain untuk :

Disiplin
Disiplin pegawai merupakan upaya pengembangan dan pengendalian
pola pikir dan karakter yang dimaksudkan untuk menciptakan
kepatuhan dan ketaatan kepada perilaku yang tertib dan teratur.
Dengan demikian disiplin pada dasarnya berarti taat aturan atau
ketentuan yang berlaku. Peraturan dan ketentuan-ketentuan ini
mengatur hak dan kewajiban pegawai yang tertuang dalam Undang-
Undang Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri/Ketua Lembaga,
Peraturan Daerah dan Kebijakan Intern Institusi atau ketentuan-
ketentuan lainnya. pegawai yang disiplin adalah pegawai yang
mentaati aturan dan menghindari larangan-larangannya, biasanya
memiliki perilaku-perilaku sebagai berikut: setia, jujur, rajin,
bertanggungjawab, tertib rapi, sopan serta dapat dipercaya.

Integritas Moral

Kepemimpinan Kepala Sekolah


4
Moral adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan
bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah
lakunya. Bidang moral adalah bidang kehidupan manusia dilihat dari
segi kebaikannya sebagai manusia. Moral merupakan asas-asas
akhlak yang merupakan nilai tambah pada diri manusia karena
menjadi ciri makhluk manusia, yang membedakan dari mahluk lain
atau tidak dimiliki oleh mahluk lain ciptaan Tuhan.
Dalam kehidupan manusia, seseorang berperilaku bermoral atau
tidak, biasanya yang menjadi tolok ukur adalah ajaran agama. Ada
juga yang menilai seseorang bermoral atau tidak, dipandang dari
sudut kebiasaan, adat istiadat, kepercayaan atau budaya setempat.
Bahkan kualitas hukum sebagian besar ditentukan oleh mutu
moralnya, karena hukum berisikan sebagai pengaturan tentang
kehidupan manusia agar harmonis.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, yang merupakan bagian dari
moral adalah etika, norma dan sistem nilai.
Etika
Etika dapat dibedakan antara etika yang berlaku umum dan khusus.
Etika umum yaitu tata susila, sopan santun dalam kehidupan sehari-
hari baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, pemerintahan,
berbangsa dan bernegara. Sedangkan etika dikalangan tertentu,
misalnya hanya berlaku pada organisasi tertentu atau profesi
tertentu. Untuk kalangan PNS, etika atau kode etiknya tertuang
dalam butir-butir panca prasetya korpri.

Norma Moral
Norma moral pegawai, hendaknya berpegang pada norma moral
pancasila, yaitu dalam bersikap dan bertindak dalam menghadapi
berbagai permasalahan.
Sementara itu, secara umum nilai suatu etika pemerintahan yang
perlu menjadi pedoman dan perlu dipraktekkan secara operasional
oleh pegawai adalah:

Kepemimpinan Kepala Sekolah


5
Mengabdi kepada kepentingan umum
Menjadi motor penggerak bagi kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Menjadi mediator yang bersikap terbuka dan tidak
memihak.
Bersikap jujur, bersih dan berwibawa.
Bersikap diskresif yaitu dapat membedakan mana rahasia
penting dan tidak.

SIMULASI DAN LATIHAN

Simulasi 1
Judul : Teriakan Merdeka
Tujuan : Membangkitkan konsentrasi, agar tercipta
suasana santai, gembira, tapi tetap fokus dan
waspada untuk menjalankan proses
pembelajaran.
Waktu : 5 10 menit
Sarana/Prasarana : Lapangan/ruangan yang cukup luas dan
megaphon
Prosedur Kegiatan
Seluruh peserta diminta membentuk lingkaran
besar sambil berpegangan tangan.
Setelah lingkaran terbentuk, peserta melepaskan
pegangan tangan dan siap menerima intruksi dari fasilitator.
Peserta diminta mulai berhitung dengan cepat,
dimulai dari orang yang ditunjuk dengan mengikuti arah jarum
jam.

Kepemimpinan Kepala Sekolah


6
Setelah satu putaran, permainan boleh dihentikan.
Fasilitator mengomentari bahwa permainan itu memang sangat
mudah. Namun, sekarang peraturannya diganti.
Peserta diintruksikan untuk kembali berhitung
secara cepat searah jarum jam, dimulai dari orang yang
ditunjuk. Namun sekarang setiap kelipatan angka 5 (misalnya 5,
10, 15, 20, 25, dan seterusnya) diganti dengan kata Merdeka...!
bila ada yang salah, hitungan diulang lagi dari angka 1.
Biasanya selalu ada yang keliru, jadikan peristiwa
tersebut sebagai bahan gurauan. Kemudian, seluruh peserta
ditantang lagi, tapi mereka harus lebih fokus.
Permainan ini bisa dilakukan beberapa putaran,
maksimum tiga kali. Setelah permainan selesai, fasilitator
mengomentari bahwa dalam kelompok, anggota harus
menjalankan tugas dengan baik agar tugas kelompok bisa
berjalan dengan lancar. Apabila salah satu anggota tidak
waspada maka kelompok akan menjadi korban.

Kepemimpinan Kepala Sekolah


7
Kegiatan Belajar 2
PROSES MEMBUKA DIRI
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi ini peserta diharapkan mampu mengenal


diri sendiri dan diri orang lain.

SUB POKOK BAHASAN:

a. mengenal diri sendiri


b. mengenal orang lain

A. MENGENAL DIRI SENDIRI

Pendekatan individu dalam kelompok dapat dilakukan melalui


mengenalkan identitas diri dan mengenal orang lain.
Perkenalan
Dalam suatu kelompok dan para anggota kelompok baru pertama
kali bertemu dan belum saling mengenal, rasa ingin tahu siapakah
orang lain disini apakah mereka dapat dipercaya dan lain
sebagainya.
Mengenal diri
Agar dapat mengembangkan diri, setiap orang hendaknya
mengenali dirinya dengan baik, mengenal potensi-potensi yang
dimilikinya, baik potensi yang positif maupun potensi yang
negatif. Dengan mengetahui potensi yang positif akan diketahui
apa yang harus dikembangkan atau dioptimalkan dan yang
negatif akan dihilangkan atau paling tidak dikurangi. Dengan
mengenal diri secara lebih baik, peserta dapat memahami
dengan jelas apa faktor-faktor yang menunjang kebehasilan-
keberhasilan dan faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan-
kegagalan yang pernah dialami. Dengan mengenal dirinya

Kepemimpinan Kepala Sekolah


8
secara lebih baik peserta mengetahui apa yang ingin dicapai
atau dicita-citakan, sehingga dapat menetapkan tujuan
hidupnya secara lebih realistis. Penetapan tujuan ini akan
mendorong atau memotivasi seseorang berbuat lebih baik lagi.
Tanpa tujuan yang jelas, seseorang tidak akan jelas akan
melangkah kemana. Bagaimana dengan saudara peserta Diklat?
Pencairan Kelas
Untuk mencairkan suasana yang kaku perlu dilakukan proses
saling mengenalkan diri.
Kegiatan awal yang perlu dilakukan adalah pencairan kelas
atau bina suasana. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
mempersiapkan peserta untuk memulai materi pelajaran. Disini
dimaksudkan untuk mencairkan suasana agar hubungan antar
peserta dan peserta dengan fasilitator terbina dengan baik,
sehingga siap untuk belajar. Dengan bina suasana ini
dimaksudkan untuk menciptakan suasana aman dan penuh
kepercayaan diantara peserta dan fasilitator. Dengan merasa
senang, bebas dari tekanan fisik maupun mental emisional,
memungkinkan peserta belajar lebih efektif dan banyak
menyerap materi dengan baik. Mengapa demikian? Karena
dalam keadaan seperti ini, peserta bisa memanfaatkan seluruh
potensi otaknya. Kuncinya adalah membangun ikatan emosional
dengan menciptakan kesenangan dalam belajar, menjalin
hubungan dan menyingkirkan segala macam ancaman.
Mengenal identifikasi diri
Individu dapat mengidentifikasikan dan mempersepsi diri
sendiri, serta memberi gambaran kepada orang lain dalam
kelompok mengenai identitas diri menurut persepsi dirinya
sendiri
Individu dapat mengenal setiap anggota dalam kelompoknya,
seperti apa yang mereka persepsikan sendiri.
Pengungkapan sifat-sifat pribadi

Kepemimpinan Kepala Sekolah


9
Masing-masing individu mengungkapkan sifat-sifat pribadi yang
dikaitkan dalam pengenalan diri antara lain agar dapat
meminimalisir sifat-sifat yang kurang baik dan memaksimalkan
sifat-sifat yang baik.
Pengertian dan pengaruh pengungkapan diri
Pengertian pengungkapan diri
Informasi tentang diri sendiri, tentang pikiran, perasaan dan
prilaku seseorang atau orang lain dalam suatu kelompok.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan diri

Perasaan
Besarnya menyukai Efek didik
kelompok

Faktor-Faktor Yang
Jenis Mempengaruhi
Kompetensi
kelamin Pengungkapan Diri

Kepribadian
Topik n

Besarnya kelompok
Pengungkapan diri akan lebih mudah terjadi dalam kelompok
yang kecil ketimbang kelompok besar. Di kelompok yang hanya
terdiri dari dua orang merupakan kelompok yang paling cocok
untuk mengungkapkan diri.
Perasaan menyukai

Kepemimpinan Kepala Sekolah


10
Kita akan lebih mudah membuka diri kepada orang lain yang
kita sukai, cintai dan kita tidak akan membuka diri kepada
orang lain yang tidak kita sukai (Derlegu, 1978)
Efek didik
Kita akan mengungkapkan lebih baik apabila yang bersama kita
juga mengungkapkan diri. Pengungkapan akan lebih akrab bila
dilakukan berbagai tanggapan atas pengungkapan diri orang
lain (Berg dan Archer 1983)
Kompetensi
Orang yang kompeten akan lebih banyak melakukan
pengungkapan diri dari pada orang yang kurang kompeten.
Kepribadian
Orang yang pandai bergaul (sociable) dan ekstrovert akan
melakukan pengungkapan diri lebih banyak ketimbang orang yang
pendiam.
Topik
Orang akan lebih mudah mengungkapkan informasi tentang
kepribadiannya apabila sesuai dengan dengan topik pembicaraan.
Jenis kelamin
Faktor yang sangat berpengaruh dalam pengungkapan diri adalah
jenis kelamin. Pada umumnya pria akan lebih kurang terbuka
ketimbang wanita.

B. MENGENAL ORANG LAIN

Tahap ini sangat penting, terutama bagi kelompok-kelompok yang


akan bekerja sama untuk beberapa waktu.
Dalam suatu kelompok dan para anggota kelompok baru pertamakali
bertemu, dan belum saling mengenal pikiran mereka terpusat pada
pertanyaan-pertanyaan berikut. Siapakah orang lain disini ? Apakah
mereka dapat dipercaya? Apakah mereka mirip saya atau berbeda
dengan saya?Proses ini biasanya menyerap seluruh tenaga para
peserta.
Kepemimpinan Kepala Sekolah
11
Rasa ingin tahu peserta yang lain mulai dari pertanyaan, seperti siapa
namamu? Kamu datang dari mana? Berapa umurmu? Sudah
berkeluarga atau belum? Kenapa datang kemari?..hingga pertanyaan-
pertanyaan yang tidak terungkap, seperti apakah kamu agak pemalu?
Apakah saya bisa merasa aman bersamamu? Apakah kamu bisa
menerima saya, dan apakah kamu menyukai saya?.
Setiap kali kita bertemu dengan orang yang baru kita kenal, maka
kesan pertama kita atas orang itu akan banyak dipengaruhi oleh
penampilannya, cara ia berbicara, tertawa, berpakaian, dan
sebagainya.
Kelompok akan efektif bahkan sinergis kalau diantara masing-masing
anggotanya saling mempercayai satu dengan lainnya (trust), memiliki
sikap keterbukaan (opennes), memiliki rasa tanggung jawab
(reponsibility) dan merasa bahwa dirinya bagian integrasi dari yang
lainnya (interdependency). Ini akan dapat dicapai kalau sesama
anggota kelompok saling mengenal dengan baik.
Biasanya kita akan mempunyai kesan tersendiri, baik positif maupun
negatif, atas orang itu. Kesan ini belum tentu benar. Namun kesan itu
akan mempengaruhi sikap dan pandangan kitasendiri terhadap orang
yang bersangkutan/orang yang baru kita kenal.

Simulasi 2
Mengenal Diri
Judul : Jamuan Minum Teh
Tujuan : memperkenalkan diri dengan orang lain
Waktu : 30 menit
Sarana/Prasarana : Ruangan luas
Prosedur Kegiatan:
Peserta dibagi dua kelompok, kelompok 1 sebagai tuan rumah,
kelompok 2 sebagai tamu.
Posisi tuan rumah tetap ditempat yang ditentukan oleh
fasilitator, kemudian yang bergerak adalah kelompok tamu
mencari pasangan dengan kelompok tuan rumah, kemudian
Kepemimpinan Kepala Sekolah
12
memperkenal diri dengan menyebutkan Nama, Unit kerja,
status (tentang keluarga). Kelompok tamu harus mengenal
semua kelompok tuan rumah.
Setelah antara kelompok tuan rumah dan kelompok sudah
berkenalan, lalu dilanjutkan dengan perkenalan antara
kelompok tuan rumah dengan kelompok tuan rumah, dan
kelompok tamu dengan kelompok tamu.
Setelah semua kelompok berkenalan, fasilitator menugaskan
kepada peserta untuk menyebutkan 8 sampai dengan 10 orang
nama peserta yang dikenal dengan menghampiri nama yang
disebut.

Simulasi 3
Judul : Inilah aku
Tujuan : Mengenal diri secara lebih baik
Waktu : 25 30 menit
Sarana/Prasarana : Lembar kerja tentang ciri/sifat (sebanyak
peserta)
Proses Kegiatan :
Bagikan masing-masing peserta lembar kerja-1 (ciri/sifat).
Peserta diminta memilih minimal sepuluh ciri atau sifat
yang ada dalam lembar kerja 1 dengan cara membubuhi tanda
chekmart () didepan ciri/sifat tersebut. Seandainya tidak ada ciri
atau sifat yang cocok, peserta diminta menuliskan 10 ciri atau sifat
yang dimilikinya pada bagian bawah lembar kerja tersebut.
Kemudian proses. Tanyakan apakah mudah memilih atau
mengisi ciri atau sifat yang ada. Kaitkan dengan pentingnya
pengenalan diri secara lebih baik agar dapat menimalisir sifat-sifat
yang kurang baik dan memaksimalkan sifat-sifat yang baik.
Lembar kerja 1 ini akan digunakan dalam proses pengenalan
orang lain.

Kepemimpinan Kepala Sekolah


13
INILAH AKU
Pilihan No. Ciri/Sifat Tanda
Tangan
1. Mudah bergaul dengan siapa saja
2. Menganggap pemerintah sekarang
tidak berhasil
3. Lebih suka bekerja sendiri
4. Lebih suka bekerja dalam kelompok
5. Dapat bermain musik
6. Senang berlibur kepantai
7. Suka pada hal-hal yang logik dan
hitung-hitungan
8. Senang makan ikan
9. Suka jalan-jalan
10. Keras kepala
11. Senang bernyanyi
12. Tidak disiplin
13. Tidak senang olahraga
14. Biasa tidur larut malam
15. Memiliki kepercayaan diri yang tinggi
16. Tidak mudah percaya pada orang lain
17. Suka menggambar
18. Segala sesuatu tidak ada yang sulit
19. Percaya pada hal-hal yang Magis
20. Senang nonton sepak bola
21. Mempunyai anak lebih dari tiga
22. Tidur suka mendengkur
23. Pernah sakit keras
24. Mudah tersinggung
25. Perokok berat
26. Suka mengkhayal
27. Menyesali perkawinan terlalu muda
28. Pernah mengalami patah hati
29. Sudah pernah melihat hantu
30. Suka humor

Simulasi 4
Mengenal Orang Lain
Judul : Menggambar wajah
Tujuan : Mengenal wajah sendiri

Kepemimpinan Kepala Sekolah


14
Waktu : 30 45 menit
Saran/Prasarana : Kertas kuarto dan pulpen/pensil
Prosedur Kegiatan :
Masing-masing peserta diberikan selembar kertas putih, lalu
fasilitator menginstruksi untuk menggambar wajah masing-masing
dengan menggunakan tangan kiri dan diberi nama.
Lalu semua gambar dikumpulkan, fasilitator membagi kembali
kepada peserta secara acak agar peserta menerima gambar wajah
yang bukan gambarnya sendiri.
Peserta membuat lingkaran dan memberi komentar/kesan
terhadap gambar orang lain yang gambar ada dihadapan peserta
(peserta tidak menilai gambarnya tetapi melihat ke orang yang
mempunyai gambar), lalu letakkan gambar yang sudah diterima di
bawah/dilantai, peserta berjalan mengelilingi gambar sambil
bernyanyi, jika ada aba-aba dari falitator untuk berhenti, peserta
secara spontan memberi komentar/kesan kembali terhadap
pembuat gambar wajah yang ada di hadapannya, dan seterusnya
dilanjutkan kembali berputar sambil bernyanyi sampai 3 kali
berputar.
Peserta mencari gambar wajahnya masing-masing, lalu secara
bergantian membaca komentar/kesan terhadap gambar wajahnya.

Simulasi 5
Judul : Tanda Tangan
Tujuan : Mendorong terjadinya interaksi yang intensif,
menemukan kesamaan sifat dengan peserta lain
Waktu : 45 menit
Sarana/Prasarana : Ruangan yang cukup lebar untuk dapat
berpindah atau bergerak secara leluasa
Prosedur kegiatan
Daftar isian tentang sifat atau ciri-ciri yang telah diisi oleh
peserta pada kegiatan pembelajaran 3, minta kepada peserta

Kepemimpinan Kepala Sekolah


15
untuk berkeliling menemukan dan mewancarai orang yang
mempunyai sifat-sifat atau ciri-cirinya sama sebanyak mungkin.
Tidak tertutup banyak yang memiliki sifat/ciri yang sama, bisa
ditandatangani lebih dari satu.
Setelah semua menemukan cukup tanda tangan, masing-masing
orang memperkenalkan teman yang memiliki sifat/ciri yang sama.
Hal ini dilakukan sampai semua peserta mengenal dan
diparkenalkan oleh orang lain.
Selanjutnya proses kegiatan ini merupakan mengenal orang lain
dalam kelompok, agar bisa bekerja sama secara efektif .

Kegiatan Belajar 3

PROSES PEMBENTUKAN KELOMPOK

TUJUAN PEMBELAJARAN:

Setelah mempelajari materi ini diharapkan peserta mampu


membentuk kelompok yang dinamis

SUBPOKOK BAHASAN:

a. pengaruh kelompok terhadap kehidupan individu


b. pengaruh komunikasi dalam kelompok

URAIAN

A. PENGARUH KELOMPOK TERHADAP KEHIDUPAN


INDIVIDU

Pembentukan dan perubahan sikap


Sikap bukan pembawaan, dengan kata lain sikap dapat dibentuk
dan diubah sesuai dengan tujuan individu atau faktor-faktor

Kepemimpinan Kepala Sekolah


16
yang mempengaruhi sikap tersebut. Pembentukan dan
perubahan sikap dapat ditempuh melalui berbagai cara:

Dengan interaksi sosial dalam kelompok maupun diluar


kelompok melalui alat-alat komunikasi seperti surat kabar,
radio, televisi, buku, risalah dan lain-lainnya. Jadi dengan
kelompok belajar, sikap dapat dibentuk atau diubah untuk
belajar sebaik-baiknya sehingga semua tingkah laku sangat
bermanfaat.

Faktor-faktor intern dalam pribadi manusia, yaitu


kemampuan memilih atau minat perhatiannya untuk menerima
dan mengolah pengaruh yang datang dari luar dirinya.
Sikap individu terbentuk karena ia berinteraksi dengan orang
lain didalam kelompoknya, yang tercermin pada keyakinan,
norma-norma dan nilai-nilai dari kelompok tersebut.
Contoh : Dengan kelompok belajar setiap individu dipaksa untuk
belajar sehingga tingkah lakunya berubah mengarah pada tujuan
(Curtchfield)

Sikap individu dapat berubah sesuai dengan pengaruh


kelompoknya, contoh: setiap kelompok disediakan 3 orang
pemimpin yang berwibawa serta dapat mempengaruhi
kehidupan kelompok, sebab ada beberapa tipe yang ada pada
diri seorang pemimpin adalah sebagai berikut:
o Otoriter, yaitu semua aktivis kelompok
dijalankan atas intruksi pimpinan sehingga para anggota
hanya melaksanakan tugas atau intruksi.
o Sikap demokrasi, yaitu semua aktivis
kelompok dijalankan dalam rangka membicarakan tugas dan
penyelesaian tugas secara bersama.

Kepemimpinan Kepala Sekolah


17
o Sikapnilaizer faire (liberal), yaitu semua tugas
diserahkan pada anggota, pimpinan sekedar memberi
penjelasan apabila diperlukan.

Dapat disimpulkan bahwa setelah setiap kelompok berganti


suasana kepemimpinan membawa dampak sebagai berikut:
o Sikap otoriter menjadikan anggota kelompok apatis dan
bersikap agresif pada pimpinan.
o Sikap demokratis yaitu semua aktivis kelompok dijalankan
dalam rangka membicarakan tugas dan penyelesaian tugas
secara bersama.
o sikap liberal menjadikan para anggota mempunyai rasa
tanggung jawab yang lebih besar, hubungan antara anggota
kurang, dan ada suasana pertentangan antara anggota
kelompok.
Pengaruh kelompok terhadap tingkah laku individu.
Pengaruh kelompok sosial terhadap tingkah laku individu dapat
dilihat dari latar belakang sosial, pendidikan, intelegensi dan
kepercayaan.

B. PENGARUH KOMUNIKASI DALAM KELOMPOK

Tujuan Komunikasi dalam Kelompok

Ada empat tujuan komunikasi


Penemuan dari (personal disconery)
Bila sedang berkomunikasi dengan orang lain individu belajar
mengenal diri sendiri dan juga mengenal orang lain.
Untuk berhubungan
Berkomunikasi berguna menjalin, membina dan memelihara
hubungan dengan orang lain.
Untuk meyakinkan

Kepemimpinan Kepala Sekolah


18
Media didalam proses komunikasi sebagian besar untuk
meyakinkan individu agar mengubah sikap dan perilaku
individu (iklan yang diarahkan untuk membeli produk)
Untuk bermain
Banyak digunakan perilaku komunikasi untuk bermain dan
menghibur diri.

Mendengarkan Efektif Dalam Berkomunikasi

Mendengar diartikan sebagai proses aktif menerima rangsangan


(simulus) telinga (asura) pada saat berkomunikasi, oleh sebab itu ada
jenis-jenis mendengarkan dalam berkomunikasi antara lain:
Mendengar untuk kesenangan, yaitu mendengarkan
musik, dasarnya untuk kesenangan.
Mendengar untuk informasi, mendengar guru mengajar,
radio untuk mencari informasi tentang kejadian-kejadian yang
aktual.
Mendengar untuk membantu keluhan, membicarakan
suatu masalah dan berusaha mengambil keputusan.

Agar berkomunikasi dapat berjalan efektif maka upaya mendengar


secara partisipasif.
Berusaha mendengarkan dan bertahan dari gangguan
luar
Menunjukan bahwa anda mendengarkan pesan tersebut
dengan penuh perhatian
Memperjelas pesan sebenarnya yang disampaikan oleh
pembicara
Jangan melamun
Pandanglah pembicara sebagai pihak yang setara
Coba memahami pemikiran dan perasaan lawan bicara.

CIRI KELOMPOK

Kepemimpinan Kepala Sekolah


19
Ciri Kelompok Efektif
Mengambil inisiatif, antara lain mengajukan pendapat
baru merumuskan dan memberi pengertian baru terhadap
masalah sehingga menjadi jelas.
Mencari, informasi antara lain menerima penjelasan
terhadap apa yang diajukan, meminta tambahan informasi atau
fakta/data.
Mengumpulkan pendapat, menerima ekspresi perasaan
anggota, usul atau ide para anggota tim terhadap suatu
permasalahan.
Memberi informasi, menyajikan fakta dan memberikan
kesimpulan dengan berdasar pengalaman.
Mencari pendapat, antara lain menanyakan pendapat atau
keyakinan anggota tentang saran, terutama yang terkait
dengan nilai-nilai.
Mengolah informasi, yaitu menjelaskan, menafsirkan dan
menggambarkan akibat yang terjadi apabila saran
dilaksanakan.
Mengkoordinasikan antara lain menyatukan berbagai
pendapat atau saran, mengintegrasikan aktivitas anggota-
anggota atau sub-sub kelompok.
Menyimpulkan, antara lain menyimpulkan pendapat atau
saran yang saling berhubungan, dan mengulang saran tersebut
setelah tim selesai mendistribusikan.
Perilaku yang berorientasi pada pemeliharaan tim.
Mendorong pemeliharaan hubungan, seperti mudah
berteman, ramah, cepat tanggap, menghargai, menyetujui dan
menerima pendapat orang lain.
Mendorong keterlibatan anggota denganberusaha agar
semua terlibat dalam pembicaraan.
Membuat norma kerja, yaitu adanya kesepakatan norma
kerja tim untuk kelancaran dan ketertiban pertemuan/diskusi,
Kepemimpinan Kepala Sekolah
20
menilai dan mengambil keputusan serta untuk memperingatkan
tim bila norma tersebut dilanggar.
Mengikuti kesepakatan.
Mengekspresikan pendapat tim, berusaha menyimpulkan
perasaan tim terhadap suatu keputusan.

Ciri-ciri Kelompok yang kurang efektif


Menentang, mengkritik, menyalahkan orang lain,
menentang kelompok atau perorangan dan merendahkan orang
lain.
Menghalangi, kemajuan tim.
Mendominasi, dan memborong pembicaraan dalam tim,
seolah-olah ingin mendapat pujian.
Menyaingi, dengan berusaha mencari muka di depan
pimpinan.
Mencari simpati dengan mempengaruhi anggota lain atas
kegagalan tim, menciptakan kondisi yang tidak mendukung tim.
Mendukung pendapat tertentu yang berkaitan dengan
kepentingannya.
Mengganggu proses, menginterupsi pekerjaan tim dengan
pemikiran yang tidak relevan.
Mencari nama, yaitu mencoba menarik perhatian anggota
tim dengan perilaku yang aneh-aneh
Berbuat acuh, tidak peduli terhadap situasi tim.

Kelompok yang dinamis


Pegawai yang terdiri dari individu-individu yang berbeda dalam
kepribadian, budaya, jenis kelamin dan lainnya, yang memiliki
komitmen untuk bekerjasama antara lain:
Berorientasi pada opini.
Berlawanan dengan orang yang bersifat dogmatis, sifat
berorientasi pada opini akan mengarahkan orang untuk tidak
mengutuk orang lain.
Kepemimpinan Kepala Sekolah
21
Anggota tim menyatakan gagasannya dan meminta
gagasan orang lain, bukan menunjukan bahwa gagasannyalah
yang memberi jawaban terhadap permasalahannya.
Mereka tidak hanya memfokuskan pada idenya sendiri,
tetapi menginvestigasi pendapat orang lain.
Berorientasi pada persamaan
Dalam kelompok yang beragam, rasa persamaan merupakan
titik awal dari komunikasi yang efektif.
Anggota tim yang berorientasi pada persamaan melihat
keragaman sebagai suatu keunggulan.
Sebuah tim yang berorientasi pada persamaan
mengandalkan pada semua anggotanya.
Kepercayaan terhadap anggota tim meningkatkan
produktivitas.
Berfokus pada tujuan
Anggota tim memfokuskan pada tujuan kelompok.
Keseluruhan anggota tim memiliki tujuan yang sama.
Bagi anggota tim yang berfokus pada tujuan, keunikan
masing-masing anggota bukanlah masalah.
Anggota tim mengakui bahwa individu yang memiliki tujuan
dan mungkin tujuan tersebut bisa bertentangan dengan
tujuan tim.
Keunikan anggota tim yang muncul ke permukaan segera
diatasi, tidak dibiarkan sampai menimbulkan masalah.

Simulasi 6
Disiplin Diri
Judul : SUN-RIS
Tujuan : Membangkitkan semangat anggota kelompok dan
terjadinya interaksi yang intensif, membuat peserta

Kepemimpinan Kepala Sekolah


22
rileks dan tidak kaku. Juga meningkatkan
kedisiplinan kerja.
Waktu : 15 menit
Sarana/Prasarana : Ruangan yang cukup luas untuk peserta
dapat bergerak dengan bebas

Prosedur Kegiatan
Awali kegiatan ini dengan
memberitahukan pada peserta mengenai apa yang akan dilakukan.
Peserta dibagi menjadi kelompok-
kelompok (masing-masing 8-10 orang). Setiap kelompok diminta
berbaris berbanjar dan akan diadakan perlombaan antar
kelompok.
Setiap kelompok yang mengikuti
perintah paling cepat dan benar yang akan keluar sebagai juara.
Kegiatan dimulai dengan menyiapkan
barisan. Selanjutnya diikuti dengan perintah-perintah. Adapun
perintah-perintah yang bisa dipilih antara lain adalah:
Buatlah barisan seperti ini, dengan
urutan yang tertinggi berada pada barisan paling depan.
Buatlah barisan seperti ini, dengan
urutan yang paling tua berada pada urutan paling belakang.
Buatlah barisan seperti ini, dengan
urutan yang memiliki anak paling banyak berada pada urutan
paling depan.
Buatlah barisan seperti ini, berdasarkan
urutan ulang tahun yang lebih dahulu berada pada urutan paling
depan.
Dan lain-lain perintah yang bisa
disesuaikan.
Penilaian bagi kelompok yang paling
duluan selesai (ditandai dengan teriakan yel) akan memperoleh

Kepemimpinan Kepala Sekolah


23
nilai misalnya 5, nomor 2, nilainya 3 dan nomor 3 nilainya 1 (bisa
disesuaikan dengan jumlah kelompok(. Bagi kelompok yang
mengikuti perintah dengan benar akan memperoleh nilai 10 dan
bagi kelompok yang salah akan memperoleh nilai nol.

Dalam proses perlombaan, setiap


kelompok diamati oleh seorang pengamat (bisa dari tim fasilitator
atau panitai penyelenggara).
Fasilitator mencatat hal-hal, sikap atau
perilaku peserta sebagai bahan refleksi, kaitkan antara lain
dengan sikap disiplin peserta.

Disiplin Diri
Judul : Tes Berhitung
Tujuan : Ketelitian dan kedisiplinan PNS dalam menerima
pekerjaan dari atasan
Waktu : 10 menit
Sarana & Prasarana : Lembar kerja dan ballpoint

Prosedur kegiatan
Fasilitator memerintah secara cepat
kepada peserta untuk menyelesaikan lembar kerja tes berhitung
selama 5 menit.
Lalu peserta membacakan hasilnya, dan
mengulang kembali membaca perintah yang ada pada lembar
kerja, apa yang terjadi, biasa banyak peserta yang mengerjakan
tanpa membaca perintah, sehingga terjadi kesalahan mengerjakan
tes tersebut.
Fasilitaor harus menjelaskan bahwa
segala sesuatu pekerjaan atau disposisi pimpinan harus dicermati
bagi bawahan, sehingg tidak terjadi kesalahan.

Lembar kerja
Test Berhitung

Kepemimpinan Kepala Sekolah


24
Dibawah ini tercantum soal-soal berhitung yang harus saudara
selesaikan dalam waktu singkat.
Soal berhitung ini sangat mudah untuk dikerjakan, karena sudah bisa
Anda lakukan, yaitu menambah, mengurangi, membagi dan
mengalikan.
Tanda tambah (+) berarti dikalikan (x), tanda bagi (:) berarti
ditambah (+), tanda kurang (-) berarti dibagi (:) dan tanda kali (x)
berarti dikurangi (-).Selesaikan soal-soal tersebut sesuai dengan
aturan-aturan tersebut.

8+2 = 6x5 =
9 + = 8+3 =
11 = 7x2 =
4x3 = 9+2 =
6:2 = 8-4 =
9-3 = 9+6 =
7x4 = 1:1 =
4+4 = 8x7 =
8-4 = 13 - =
12 x 2 = 1 =
20 - = 16 - =
10 = 4 =
9-1 = 8x2 =
5+6 = 9:9 =
2x1 = 6x2 =
10 - 5 = 8+4 =
12 - 2 = 10 - =
6:6 = 2 =
8+5 = 4-1 =
17 x 2 = 18 -
14 : 7 3
14 - 7 8+2
15 x
3

Simulasi 7

Integritas Moral
Judul : Apakah Aku Daldiri

Kepemimpinan Kepala Sekolah


25
Tujuan : Mempertunjukan integritas moral (etika, norma
dan system nilai).
Waktu : 60 90 menit
Sarana/Prasarana : Spidol dan papan tulis atau flip chart,
lakban.

Prosedur Kegiatan
Fasilitator mengungkapkan ilustrasi
bahwa dalam kehidupan kita sehari-hari, kita dihadapkan pada
pilihan-pilihan. Tidak semua yang diinginkan dapat dicapai. Hal ini
disebabkan karena keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki
manusia.
Fasilitator mengemukakan bahwa setiap
orang mempunyai kelebihan-kelebihan, antara lain kejujuran,
kedisiplinan, tanggung jawab, kreativitas, integritas moral.
Peserta diminta untuk memilih satu dari 5 sikap tersebut diatas
yang paling dekat menggambarkan diri dan sesuai dengan
peserta. Kemudian keunggulan dari sifat tersebut..

Peserta yang memiliki kesamaan pilihan


sikap diminta untuk membentuk kelompok tersendiri. Dan
rumuskan alasan-alasan dan kelebihan-kelebihan yang akan
diperoleh dengan sikap tersebut. Disamping itu juga diminta untuk
melihat kelemahan dari sikap-sikap pilihan kelompok lain.
Setiap kelompok mempresentasikan
hasil kerja kelompok dan kelompok lain membahas. Amati perilaku
peserta dan catat untuk bahan proses.
Setelah selesai, tanyakan pada peserta,
mana sifat atau perilaku yang paling baik dari semua itu dan harus
dimiliki oleh seorang pegawai.

Kepemimpinan Kepala Sekolah


26
Arahkan pada kesimpulan bahwa
seorang pegawai hendaknya memiliki semua sifat atau perilaku
tersebut diatas, bahwa dia hendaknya memiliki disiplin yang
tinggi, jujur dan bertanggung jawab, kreatif, terbuka dan
integritas moral yang kokoh.

Simulasi 8

Etos Kerja PNS


Judul : Sang Tokoh
Tujuan : Menunjukan etos kerja dengan lebih baik
Waktu : 30 menit
Sarana/Prasarana : Potongan kertas yang sudah ditulis
nama-nama Tokoh.

Prosedur Kegiatan
Awali kegiatan ini dengan tanya jawab yang berkaitan dengan
nama-nama tokoh terkenal, tanyakan pada mereka bagaiamana
perasaannya apabila menjadi tokoh terkenal.
Jelaskan teknik simulasinya, dimana masing-masing peserta
akan diberi nama tokoh terkenal dipunggungnya. Peserta lain tidak
boleh memberitahu nama tokoh terkenal yang tertempat
dipunggung temannya.
Adapun contoh tokoh terkenal tersebut adalah:
- BJ. Habibi - Yaser Arafat
- Bung - Michel
Hatta Jackson
- Jenderal - Rudi Hartono
Sudirman - Krisdayanti
- Amin Rais - KH. Abdullah
- Akbar Gimnastiar
Tanjung - Mahatma
- Lady Gandhi
Diana - Soeharto
- Mahathir
Muhammad
Kepemimpinan Kepala Sekolah
27
Peserta bebas berkeliling diruangan sambil menjumpai peserta
lain yang belum dikenalnya dan berusaha untuk menerka nama
tokoh yang ada dipunggungnya dengan bantuan peserta lain,
dengan bertanya yang menjurus ke jawaban. Adapun pertanyaan
yang bisa diajukan antara lain adalah:
o Apakah saya masih hidup ?
o Apakah saya laki-laki ?
o Apakah saya tokoh dunia ?
o Apakah saya artis ? dan lain sebagainya.

Kegiatan ini dilakukan sampai peserta dapat menebak tokoh


yang ada dipunggungnya. Fasilitator boleh memberi contoh.
Proses kegiatan ini ke arah etos kerja pegawai. Arahkan
kesimpulan bahwa untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan
baik, memerlukan strategi, logika berfikir dan wawasan yang luas.

Simulasi 9
Moral dan etos kerja kelompok
Judul : Sungai Berbuaya
Tujuan : Menunjukan etos kerja dengan lebih baik
Waktu : 30 menit
Sarana dan Prasarana : Lembar kasus, spidol, flip chart

Sarana/Prasarana

Peserta dibagi 3 kelompok maing-masing kelompok berjumlah


minimal 5 orang untuk memecahkan kasus di bawah ini.
Masing-masing kelompok mengadakan diskusi, dan
memutuskan atas kesepakatan kelompok, fasilitator mengamati
bagaimana jalan diskusi pada tiap kelompok
Proses kegiatan ini ke arah moral dan etos kerja pegawai.
Arahkan kesimpulan bahwa untuk dapat menyelesaikan pekerjaan
Kepemimpinan Kepala Sekolah
28
dengan baik, memerlukan strategi, logika berfikir dan wawasan
yang luas.

Lembar kerja kasus

SUNGAI BUAYA

Nona dan Abi adalah sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta.
Mereka tinggal di suatu daerah yang dipisahkan oleh sebuah sungai
yang penuh dengan Buaya yang sangat buas. Meskipun tempat
tinggal mereka dipisahkan oleh sungai itu, mereka dapat saling
berkunjung menyeberangi sungai melalui jembatan kecil.

Pada suatu hari terjadi badai besar yang meruntuhkan dan


menghanyutkan jembatan tersebut. Pasangan yang dimabuk cinta ini
sangat menderita karena hanyutnya jembatan tadi. Lenyaplah satu-
satunya cara untuk saling melepas rindu dan bertemu. Nona berdiri
ditepi sungai setiap hari, menantikan mukjizat untuk dapat bertemu
Abi.

Pada suatu hari, Sinbad, seorang pelaut berlayar disepanjang sungai


itu dan mendekati tempat tinggal dimana Nona sedang menunggu.
Gadis itu memanggilnya dan berharap dapat menyeberangkannya ke
seberang untuk menjumpai Abi. Sinbad merasa gembira mendapat
permohonan gadis itu dan berkata dengan senang hati aku akan
membawamu keseberang, tetapi ada syaratnya, yaitu kamu harus
tidur dulu denganku.

Nona menangis mendengar persyaratan yang diajukan Sinbad,


karena dia belum pernah berhubungan sex dengan siapapun. Lalu dia
meminta pertimbangan seorang teman yang bernama Iwan. Ternyata
Iwan bersikap acuh tak acuh dan dingin terhadap persoalan ini. Dia
hanya berpangku tangan dan berkata kepada Nona, itu urusanmu,
saya tidak ingin terlibat. Jawaban Iwan ini begitu dingin, membuat
Nona berfikir berkali-kali mengenai masalah yang dihadapinya.

Kepemimpinan Kepala Sekolah


29
Akhirnya Nona memutuskan untuk memenuhi persyaratan yang
diajukan Sinbad.

Akhirnya Nona bertemu dengan Abi pada hari berikutnya dan


menceritakan kepada Abi perihal semua yang terjadi dan yang
dialaminya, betapa sulitnya ia mengambil keputusan hanya demi
melepas kerinduan kepada Abi. Tetapi Abi sangat marah terhadap apa
yang dilakukan oleh Nona dan Abi mengusir gadis itu dan tidak usah
kembali lagi.

Gadis yang malang itu berlutut dan merangkul Abi sambil menangis,
memohon kepada Abi supaya jangan meninggalkannya. Tetapi anak
muda itu tidak menghiraukannya. Maka Nona pergi kepada teman
lainnya yang bernama Badi. Setelah menceritakan kisahnya dari awal
sampai akhir, badi memutuskan untuk menemui Abi. Dia menghajar
Abi habis-habisan...bagaimanapun juga, mengapa seseorang seperti
Abi sampai hati memperlakukan gadis semanis Nona sedemikian itu ?

Pertanyaan :

1. Dari kelima orang itu, siapakah yang menurut


Anda yang paling bersalah ?
2. Buatlah urutan (ranking) dari kelima orang itu
berdasarkan berat ringannya kesalahan masing-masing.
3. Ajukan alasan mengapa Anda sampai kepada
urutan yang demikian.

Pembentukan pengurus kelas

Pada akhir sesi, fasilitator menugasi salah seorang peserta yang


dianggap mempunyai kompetensi berdasarkan hasil pengamatan
dalam pelaksanaan simulasi/kegiatan pembelajar untuk memimpin
pembentukan pengurus kelas.

Kepemimpinan Kepala Sekolah


30
DAFTAR PUSTAKA

Slamet Santosa, Dinamika Kelompok, Bumi Aksara, Jakarta, 2004

Dadan Riskomar, Praktis Pelaksanaan Outdoor & Fun Games


Activities, PT Mandar Utama Tiga Books Division, Jakarta 2004.

Sri Ratna, Dinamika Kelompok (Bahan Ajar Diklat Prajabatan


Golongan I dan II).

Hildegard Wenzler dkk, Proses Pengembangan Diri (Permainan dan


latihan Dinamika Kelompok), PT Gramedia, Jakarta, 2004.

Kepemimpinan Kepala Sekolah


31
LATIHAN

Materi Dinamika Kelompok


1. Apa yang dimaksud dengan dinamika kelompok?
2. Apa yang anda ketahui tentang manfaat dinamika
kelompok?
3. Sebutkan 4 ciri kelompok efektif
4. Apa yang dimaksud dengan kelompok dinamis?
5. Agar komunikasi dapat berjalan efektif Upaya apa
saja yang saudara lakukan?

Kepemimpinan Kepala Sekolah


32
MATERI

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH


DAN IKLIM YANG KONDUSIF

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Menjelaskan pengertian kepemimpinan kepala sekolah.


2. Menjelaskan berbagai tipe kepemimpinan

POKOK BAHASAN

1. Pengertian Kepemimpinan Sekolah


a. Pengertian Kepemimpinan
b. Pengertian Manajemen

2. Tipe Kepemimpinan
a. Mengenal tipe kepemimpinan
b. Membangun kecerdasan emosi

Kepemimpinan Kepala Sekolah


33
Kegiatan Belajar 1

PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
SEKOLAH

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti kegiatan belajar ini peserta diharapkan mampu


menjelaskan pengertian kepemimpinan kepala sekolah

SUB POKOK BAHASAN:


1. Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah
a. Pengertian Kepemimpinan
b. Pengertian Manajemen

URAIAN

A. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN

Secara alamiah dalam kehidupan sehari-hari yang kita lihat, baik dia
sebagai anggota pribadi maupun anggota didalam organisasi secara
umum bahwa manusia itu pada umumnya cenderung malas, kurang
bertanggung jawab, dan menginginkan gaji atau pendapatan lebih
besar, serta menuntut dan menginginkan rasa aman yang berlebihan.
(Teori X , Mc.Gregor)

Secara alamiah pula, bahwa setiap anggota organisasi mempunyai


kecenderungan untuk selalu mendahulukan kepentingan dirinya
sendiri dari pada kepentingan organisasinya, dan tingkat kenerjanya
pada umumnya di bawah tingkat kemampuannya. ( Argiris ).

Hanya orang yang termotivasi dan mencintai pekerjaannya (terutama


karena termotivasi oleh pemimpin) yang bekerja secara produktif,

Kepemimpinan Kepala Sekolah


34
rajin, bersemangat, bertanggung jawab, dan mendahulukan
kepentingan organisasinya sampai batas maksimum kemampuannya.
( Mc Clelland ).

Jikalau pendapat ketiga orang ahli di atas kita hayati secara


mendalam, maka peranan kepemimpinan dalam suatu organisasi
memegang peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan
organisasi.
Dengan demikian pemimpin adalah orang yang utama dan terutama
menentukan keberhasilan organisasi, karena itu, Kepala Sekolah
sebagai pemimpin adalah orang utama dan terutama dalam
menentukan keberhasilan sekolah.

Banyak teori oleh para ahli yang mengemukakan tentang pengertian


Kepemimpinan, namun pada dasarnya teori-teori dan pendapat
tersebut pada umumnya saling melengkapi dan saling menunjang.
Pada dasarnya kepemimpinan itu adalah segala sesuatu yang
menyangkut tugas pemimpin dalam hal mempengaruhi,
menggerakkan, mengarahkan dan mengembangkan orang-orang
yang berpengaruh dalam pencapaian tujuan organisasi

B. PENGERTIAN MANAJEMEN

Berbicara tentang kepemimpinan, tidak dapat dilepaskan dari pada


manajemen, berbicara kepemimpinan tentunya akan berbicara pula
tentang manajer. Pengertian manajemen secara umum adalah
kemampuan sesorang untuk mencapai tujuan organisasi melalui
kegiatan/menggerakkan orang lain.

Dalam hal ini ada proses yang harus dilalui untuk mencapai tujuan
dengan memberdayakan seluruh sumber daya yang ada melalui
fungsi-fungsi manajemen itu sendiri. Sumber daya yang dimaksud
adalah manusia sebagai modal utama, uang, alat (sarana dan
prasarana yang tersedia dan yang akan digali), waktu dan out-
sourced, melalui proses perencanaan, pengorganisasian,
Kepemimpinan Kepala Sekolah
35
penggerakan dan pengawasan. Dengan kata lain pengertian
manajemen secara umum adalah usaha mencapai tujuan dengan:
mengatur pelaksanaan kegiatan secara efektif, dan menggunakan
sumber daya secara efisien.

Dari uraian di atas dapatlah dibedakan antara peran utama manajer


dan peran utama kepemimpinan yaitu :
Peran utama manajer, mencapai tujuan organisasi dengan
menggunakan perangkat manajemen dan sumber daya organisasi
Peran utama pemimpin, adalah melakukan perubahan
(pembaruan) organisasi ke arah yang lebih baik.

MANAJER VS LEADER

N MANAJER N PEMIMPIN
0 O
1 Fokus mencapai tujuan 1 Fokus pada visi & misi
sesuai dengan tugas pokok mencipt-akan perubahan
dan fungsi yg sdh ditetapkan menjadi lebih baik dan lebih
maju
2 Merencanakan detail rencana 2
kerja utk mencapai tujuan Menentukan arah dan memi-
kirkan strategi utk menun-
taskan misi
3 Mengorganisasi dan 3
mengatur staff spy bekerja Memberi kebebasan kepada
sesuai dgn tata kerja yg sdh staf untuk melaksa-nakan
ditentukan pekerja-an dgn cara
masing2, asal-kan tetap
4 4 terarah pada penuntasan
Melakukan pengawasan atas misi
pelaksanaan rencana kerja yg
sdh ditetapkan Memotivasi dan memberi
5 5 inspirasi kepada staf
Mengutamakan stabilitas, menuntaskan visi & misi
dan semua-nya hrs secara kreatif
predictable
Kepemimpinan Kepala Sekolah
36
6 6 Mengutamakan perubahan,
berani melakukan innovasi
7 Do The Things Rightly 7 sekalipun tdk predictable

8 Menghindari Risiko 8 Do the right things

Manajer mengi-nginkan Berani mengambil risiko


semuanya teratur, terkendali,
terukur, dan seirama/ Leader melakukan
seragam perubahan, empowerment,
kolaborasi, dalam
keberagaman (diversity)

Kepemimpinan Kepala Sekolah


37
Kegiatan Belajar 2

TIPE KEPEMIMPINAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti kegiatan belajar ini peserta diharapkan mampu


Menjelaskan berbagai tipe kepemimpinan

SUBPOKOK BAHASAN
a. Mengenal tipe kepemimpinan
b. Membangun kecerdasan emosi

URAIAN
A. TIPE KEPEMIMPINAN
Ada berbagai tipe kepemimpinan yang secara umum sudah dikenal
luas oleh masyarakat antara lain :
1. Berdasarkan Orientasi Kepemimpinan
2. Kepemimpinan Situasional
3. Kepemimpinan Visioner
4. Kepemimpinan Transformasional,
5. Kepemimpinan yang Cerdas

1. ORIENTASI KEPEMIMPINAN
Raddin, membagi tiga pola dasar orientasi perilaku pemimpin,
yaitu :
a. Orientasi Tugas ( Task Oriented = TO )
b. Orientasi Hubungan Kerja / Relation ( Relation Oriented = RO
c. Orientasi Hasil ( Effectiveness Oriented = E )
Dari kombinasi tiga orientasi ini, diperoleh 8 type
kepemimpinan,yaitu :
a. Deserter : TO (-) ; RO (-) ; E (-)

Kepemimpinan Kepala Sekolah


38
b. Autocrat : TO (+) ; RO (-) ; E (-)
c. Missionary : TO (-) ; RO (+) ; E (-)
d. Compromiser : TO (+) ; RO (+) ; E (-)
e. Bereucrat : TO (-) ; RO (-) ; E (+)
f. Benovalent : TO (+) ; RO (-) ; E (+)
g. Developper : TO (-) ; RO (+) ; E (+)
h. Executive : TO (+) ; RO (+) ; E (+)

Gaya yang Efektif

Executive : Tinggi kadar orientasi tugas dan hubungan sekaligus.


Atasan yang menggunakan gaya ini adalah motivator yang baik,
menetapkan standar tinggi, mengakui perbedaan individu, dan
menggunakan manajemen tim.

Developer : Tekanan maksimum pada orang dan kurang pada


tugas. Atasan yang menerapkan gaya ini mempercayai orang-
orangnya dan utamanya peduli dengan upaya mengembangkan
mereka.

Benevolent Autocrat : Gaya ini sangat menekankan kepedulian


pada tugas dan kurang pada orang. Atasan dengan gaya ini tahu
persis apa yang diinginkannya dan bagaimana cara
mendapatkannya tanpa menimbulkan kekesalan pada orang lain.

Bureucrat : Gaya ini kurang menekankan tugas dan orang. Atasan


yang menggunakan gaya ini sangat menekankan peraturan dan
ingin selalu mempertahankan dan mengendalikan situasi serta
kelihatan selalu waspada.

Gaya yang Tidak Efektif

Compromiser : Gaya ini sangat menekankan pada tugas dan


orang sekaligus dalam situasi yang hanya menghendaki tekanan

Kepemimpinan Kepala Sekolah


39
pada salah satu orientasi itu. Atasan dengan gaya ini adalah
pengambil keputusan yang jelek; tekanan kiri kanan sangat
mempengaruhinya.

Missionary : Gaya ini sangat menekankan orientasi orang dan


kurang pada tugas di mana perilaku seperti ini tidak sesuai.
Atasan dengan gaya ini sangat mendulukan harmoni sebagai
tujuan.

Autocrat : Gaya ini sangat menekankan tugas dan kurang pada


orang dalam situasi yang tidak sesuai. Atasan dengan gaya ini
tidak percaya pada orang lain, tidak menyenangkan, dan hanya
menekankan tugas di depan mata.

Deserter : Gaya ini kurang menekankan baik tugas maupun orang


yang tidak sesuai dengan situasi yang dihadapi. Atasan dengan
gaya ini kelihatan pasif dan tidak merasa terlibat.

2. TYPE KEPEMIMPINAN SITUASIONAL


Type Direktif = Instruktif ( G1 )
a. Komunikasi cenderung satu arah : atas bawah,
b. Atasan memberi perintah : apa yang akan di kerjakan,
bagaimana mengerjakan, kapan, dan dimana.
c. Bawahan tidak terlibat dalam proses pengambilan keputusan
d. Pelaksanaan pekerjaan di awasi dengan ketat
Type Konsultif ( G2 )
a. Sebelum menetapkan menjadi keputusan, di konsultasikan
atau di komunikasikan terlebih dahulu kepada bawahan
b. Pimpinan memperhatikan saran dan masukan dari bawahan.
c. Tetapi pengambilan keputusan, tetap oleh Pimpinan

Type Partisipatif (G3)


a. Pemimpin melibatkan staf atau bawahan mendiskusikan secara
terbuka, rencana pengambilan keputusan,
Kepemimpinan Kepala Sekolah
40
b. Pendapat Pimpinan dan bawahan diperlakukan secara
berimbang,
c. Pengambilan keputusan diambil secara bersama-sama, sedapat
mungkin melalui konsensus
Type Delegatif (G4)
a. Pemimpin mendiskusikan masalah secara bersama-sama
dengan bawahan.
b. Bawahan diberi kewenangan mengambil keputusan
pemecahan masalah, dan menentukan langkah berikut
c. Pemimpin ikut bertanggungjawab atas keputusan yang
didelegasikan

Type mana dari 4 type tersebut yang akan dipakai ? Tergantung


pada situasi : kualitas anggota organisasi Tupoksi organisasi, dan
sumber daya yang dimiliki.

3. KEPEMIMPINAN VISIONER
Secara internal dan eksternal, organisasi akan selalu menghadapi
perubahan. Secara internal, perubahan yang akan dialami suatu
organisasi ruang lingkupnya terbatas. Perubahan tersebut
mencakupi :
a. Pengembangan tujuan dan sasaran organisasi
b. Peningkatan kemampuan, kebutuhan dan keinginan staf
c. Kapasitas perlengkapan dan peralatan organisasi akan
berkurang sesuai usia pemakaian

Sedangkan perubahan organisasi secara eksternal, mencakup :


a. Perkembangan IPTEK
b. Perubahan sistem sosial, politik, ekonomi, dan keamanan
c. Perubahan sistem nilai dan budaya

Karena itu diperlukan Kepemimpinan Visioner untuk mampu


melakukan pembaruan Organisasi secara berkelanjutan, guna
menghadapi tantangan masa depan
Kepemimpinan Kepala Sekolah
41
Karakteristik Perilaku Kepemimpinan Visioner ( James M. Kouzes
& Barry Z. Posmer )
a. Memimpin untuk masa depan ( memiliki visi yang tercermin
dalam sikap dan perilaku pemimpin )
b. Menciptakan iklim kerja organisasi yang sehat( keterbukaan,
kerjasama, peluang interaksi, memberikan reward and
punishment )
c. Menampilkan keteladanan
d. Menghargai peran setiap individu
e. Merencanakan keberhasilan bertahap
f. Membangun dan mengembangkan mitra kerja
g. Membangun Job Satisfaction
h. Memiliki semangat dan jiwa wirausaha

Kepemimpinan Kepala Sekolah


42
VISI

Cahaya yang membimbing, dan kekuatan yang mendorong


organisasi kearah yang lebih baik dan lebih maju, merupakan
semacam impian atau angan-angan masa depan yang dicita-
citakan, yang meliputi :

Apa yg ingin kita capai di masa depan. ( What Do We Want To


Attain )
Apa yg ingin kita miliki di masa depan. ( What Do We Want To
Have )
Kita ingin menjadi apa di masa depan. ( What Do We Want To
Be )

Fungsi Visi adalah sebagai kompasdalam pelayaran di lautan


bebas yang penuh badai dan gelombang. Tak ada mesin organisasi
yang lebih bertenaga dalam meraih keunggulan dan keberhasilan
masa depan, kecuali dengan visi yang menarik, berpengaruh,
dapat diwujudkan, serta mendapat dukungan luas.
Tanpa visi yang baik dan jelas, organisasi bisa:
Terjebak menabrak-nabrak,
Terjebak pada kebuntuan stagnasi (Burt Nanus)
Oleh karena itu Visi seorang kepala sekolah adalah harus
merindukan sekolah yang dipimpinnya dengan sasaran :
Akan menjadi seperti apa ?
Akan memiliki apa ?
Dan akan mencapai apa ?
1. Visi yang dicita-citakan oleh seorang Pemimpin Visioner harus
bisa disosialisasikan kepada seluruh unsur Stakeholders
Sekolah, sehingga menjadi Shared Vision.

2. Bahkan sebelum memutuskan rumusan akhir Visi Sekolah,


Kepala sekolah harus dapat menggali pendapat dan pikiran
dari pihak stakeholders sekolah.

Kepemimpinan Kepala Sekolah


43
Dengan demikian misi seorang Kepala sekolah untuk mewujudkan
visi sebagaimana disebut di atas maka, kepala sekolah tersebut
dalam masa periodenya sebagai kepala sekolah, harus
menuntaskan:
1.
2.
3.
4.
5.
KARAKTERISTIK SEORANG PEMIMPIN YANG BERJIWA
WIRAUSAHA (ENTERPRENEURSHIP) ANTARA LAIN :

Memiliki Sense Of Economy (Memiliki sistem nilai ekonomi)


Memahami barang dan jasa yang berharga,
Cost-Benefit,
Cost Effectiveness
Memiliki naluri bisnis

Memiliki Semangat Penjelajah ( Adventuring )


Berkemauan Kuat menemukan sesuatu yang baru,
Tidak senang dengan keadaan status-quo,
Senang menghadapi tantangan,
Tidak mengenal istilah kapok,
Menggunakan kegagalan sebagai batu loncatan untuk berhasil,
Mengejar kepuasan melalui keberhasilan

Ambisius :
Berkemauan kuat untuk maju,
Tidak mudah menyerah.

Menciptakan Peluang :
Tidak sekedar menunggu kesempatan, tetapi menciptakan
Melihat di balik tantangan selalu ada peluang.

Kepemimpinan Kepala Sekolah


44
Berani Mengambil Risiko:
Calculated Risk,
Antisipatif.

Kreatif:
Berpikir Lateral,
Peka,
Dedicated

Berjiwa Mandiri :
Tidak menggantungkan hidupnya pada orang lain,
Mau belajar dari pengalaman orang lain,
Memiliki rasa percaya-diri yang tinggi.

Berpikir Positif:
Meyakini, bahwa di setiap masalah ada hal positifnya,
Meyakini memiliki kemampuan mengatasi setiap masalah
yang dihadapinya,
Tidak mensugesti diri dengan pernyataan ekstrim negatif.
Meyakini bahwa keberuntungan hanya datang bagi orang
yang berniat baik,
Selalu optimistik dalam hidupnya.

Memiliki Kemampuan Mempromosikan Dan Menjual.


Orang membeli, lebih karena tertarik,
Berbicara untuk kepentingan pembeli, bukan kepentingan
penjual.

Memiliki Etika :
Memiliki nilai-nilai moral tentang yang baik dan benar,
Melakukan sesuatu yang tidak merugikan orang lain.

4. KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

Kepemimpinan Kepala Sekolah


45
Kepemimpinan Transfomasional adalah Kepemimpinan yang
mampu melakukan pereubahan perilaku Organisasi, dari yang
kecenderungan Status Quo menjadi organisasi yang Dinamis,
Visioner, dan melakukan perubahan Pola-Pikir dengan
menggunakan Paradigma Baru dan melakukan perubahan kearah
yang lebih baik.
The Gratest Danger In Time Of Turbulance, Is Not The Turbulance
It Self, But To Act With Yesterdays Logi( Peter Drucker )

Menurut Peter Drucker, dalam melakukan perubahan organisasi


dari status quo menjadi organisasi yang dinamis diperlukan paling
tidak ada 20 cara dan metode yang dipergunakan dan diperlukan
untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik. Dalam hal ini
kepala sekolah juga harus dapat melakukan perubahan, walaupun
tidak secara dramatis tetapi dapat dilakukan secara bertahap dan
berkesinambungan. Model di bawah ini adalah salah satu yang
dipergunakan untuk melakukan perubahan tersebut

PEMBARUAN PARADIGMA KEPEMIMPINAN KEPALA


SEKOLAH

NO. PARADIGMA LAMA MENUJU PARADIGMA BARU

DESENTRALISTIK/
1. SENTRALISTIK
OTONOMI
DEMOKRATIS/
2. OTORITERIAN
SITUASIONAL
3. TG.JAWAB STRUKTURAL AKUNTABEL
4. TERTUTUP TRANSPARAN
5. DILAYANI MELAYANI
6. RUTINITAS INOVATIF/ KREATIF
7. REAKTIF PROAKTIF

Kepemimpinan Kepala Sekolah


46
MENSUGESTI/
8. MEMERINTAH
MENGAJAK
KOLEGIAL/
9. FEODALISTIK
EGALITERIAN
PROFESIONAL/
10. BIROKRATIS
DINAMIS
11. UNIFORMISTIK KEBERAGAMAN
KRITIK
12. KRITIK DILARANG
DIBUTUHKAN
KOMPETISI
13. PERSAINGAN DIHINDARI
DIKEMBANGKAN
KALAU BOLEH
KALAU BOLEH
DIPERMUDAH
14. DIPERSULIT KENAPA
KENAPA
DIPERMUDAH
DIPERSULIT
MERASA DIGAJI OLEH SADAR, DIGAJI
15.
PEMERINTAH OLEH RAKYAT
MENERIMA
MEMPERLAKUKAN
16. JABATAN SEBAGAI
JABATAN SEBAGAI KUASA
AMANAH
TEGAS /
17. CENDERUNG PERMISSIF
KONSISTEN
CENDERUNG MENUNGGU MENGHARAP
18.
JUKLAK TIDAK ADA JUKLAK
MASA BODOH TERHADAP PEKA/ RESPONSIF
19.
ISU TERHADAP ISU
MENGELOLA
20. MENGHINDARI KONFLIK
KONFLIK

5. SMART LEADERSHIP (KEPEMIMPINAN YANG CERDAS)

Kepemimpinan yang cerdas yaitu Kepemimpinan yang


Menggunakan Kecerdasan yang disebut Kecerdasan Inteligensia =
IQ, Kecerdasan Emosi = EQ, dan Kecerdasan Spiritual SQ

Kecerdasan Inteligensia = IQ

IQ : Usia mental seseorang, yang ditentukan melalui tes


intelegensia, dibagi dengan usia kronologis orang itu dan dikalikan
100.

Tes IQ terutama mengukur kemampuan seseorang dengan


tantangan linguistik
Kepemimpinan Kepala Sekolah
47
dan logika-matematika serta beberapa tugas visual dan spasial.
Tes IQ terutama sangat bagus untuk mengukur dan memprediksi
prestasi akademik seseorang.
Kecerdasan adalah kemampuan memecahkan masalah atau
menciptakan produk yang bernilai dalam satu atau lebih seting
budaya (Howard Gardner, Frames of Mind: The Theory of Multiple
Intelligences, 1985).

Kecerdasan linguistik adalah kecerdasan logik-matematik


Kecerdasan visual-spasial adalah kecerdasan musik
Kecerdasan fisik-kinestetik adalah kecerdasan interpersonal
(sosial)
Kecerdasan intrapersonal adalah kecerdasan naturalis

a. Kecerdasan Emosional = IQ
Kalau emosi tersentuh, bisa menimbulkan perasaan marah,
senang, sedih, gembira, lemas, bersemangat. Emosi perlu
dikelola supaya emosi itu bisa menjadi sumber energi positif
b. Emosi juga dapat berperan penting sebagai sumber enerji
pengaktif nilai-nilai etika (menjadi kredibel, berintegritas,
empatif, ulet, tabah).
c. Kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan dan
memahami emosi, dan menerapkannya secara efektif sebagai
sumber energi, sumber informasi,
sumber koneksi, serta sumber pengaruh manusiawi.
(Robert Cooper).

B. MEMBANGUN KECERDASAN EMOSIONAL


Kecerdasan di dalam diri (Intrapersonal):

Kepemimpinan Kepala Sekolah


48
a. Mengenali diri sendiri, mengetahui kekuatan dan
kelemahan, kesukaan, pantangan, dsb.
b. Mengendalikan diri, belajar mengelola impuls, berusaha
menjadi orang yang berintegritas.
c. Memotivasi diri, berusaha mengelola emosi menjadi faktor
pendorong untuk mewujudkan gagasan.

Kecerdasan Menghadapi Orang Lain (Interpersonal):

a. Berempati, belajar menempatkan diri menjadi orang lain untuk


memahami perasaan, pikiran, dan kebutuhan orang lain.

b. Berketerampilan sosial, belajar berperan, aktif dalam kelompok,


menggugah semangat, dan mengelola konflik.

Kecerdasan Emosi, menghasilkan:

a. Kemampuan untuk tetap terbuka atas perasaan, baik perasaan


yang menyenangkan maupun yang tidak.

b. Kemampuan melibatkan diri atau menarik diri secara reflektif


dari suatu emosi yang bergantung pada pertimbangan nilai atau
kegunaannya.

c. Kemampuan memonitor emosi secara reflektif dalam kaitannya


dengan diri sendiri dan orang lain, seperti menyadari seberapa
jelas, tipikal, berpengaruh, atau bernalarnya emosi tertentu.

d. Kemampuan mengelola emosi sendiri dan emosi orang lain


dengan memperendah kadar emosi negatif dan meningkatkan
yang positif, tanpa menekan atau melebih-lebihkan informasi
yang mungkin disampaikan.

Kecerdasan Spritual

a. Ahli syaraf U.S Rama Chandran ( California University )


menemukan GOD SPOT dalam otak manusia, yang menjadi
Pusat Spiritual

Kepemimpinan Kepala Sekolah


49
b. 2. Kecerdasan spiritual ( SQ ), adalah : kecerdasan untuk
memahami dan memecahkan persoalan makna dan nilai.

c. Kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup dalam


konteks kehidupan yang lebih kaya dan lebih luas, sehingga
mampu menempatkan kehidupan seseorang menjadi bermakna
dan bernilai.

d. Bentuk SQ yang mudah dipahami adalah : NURANI

e. SQ Berperan penting menggerakkan dan mengarahkan IQ dan


EQ

f. Beberapa pertanyaan yang hanya bisa di jawab SQ :


Kenapa saya ada, dan untuk apa saya ada ?
Adakah kehidupan setelah kematian ?
Kenapa saya melakukan itu, dan berhasil ?

g. Kecerdasan Spiritual, menuntun seseorang :


Bersikap toleran
Mampu menghadapi penderitaan dan memanfaatkanya
Mampu mengendalikan diri dari hal hal yang negatif
Menolong seseorang tanpa pamrih

Kecerdasan Spiritual ( Aa.Gym).

a. Qolbu: kecerdasan menjaga iman yang turun naik:


Lagi sakit, ingat Tuhan
Lagi senang, lupa Tuhan.

b. Kecerdasan iman yang peduli terhadap orang lain: (Fuad)


Menolong orang lain yang patut ditolong
Kalau ada kerikil yang bisa mencelakakan orang lain
disingkirkan.

c. Iman yang mendengar mahkamah hati ( Domiro)

Kepemimpinan Kepala Sekolah


50
Kecerdasan memahami bahwa menghakimi adalah hak
prerogatif Tuhan Allah.
Cerdas menyadari kecemburuan yang tidak sepatutnya

d. Iman yang mengagungkan kebesaran Tuhan. (Basyiroh)


Kecerdasan menyadari keindahan alam ciptaan Tuhan.
Kecerdasan mensyukuri berkat dan karunia Tuhan.

LATIHAN

Materi Kepemimpinan Kepala Sekolah


1) Apa yang dimaksud dengan manajer sekolah jelaskan?
2) Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan sekolah jelaskan?
3) Apa yang dimaksud kepemimpinan transpormasional?
4) Sebutkan 5 karakteristik seorang pemimpinan yang berjiwa
wirausaha?
5) Apa yang dimaksud kepemimpinan yang cerdas?

Kepemimpinan Kepala Sekolah


51
MATERI

KONSEP DAN PRAKTIK


KETELADANAN PEMIMPIN

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti kegiatan belajar ini peserta diharapkan mampu:

1. Menjelaskan pengertian etika kepemimpinan


2. Menjelaskan kenapa dan untuk apa kita belajar tentang
etika
3. Menjelaskan nilai-nilai moral dalam etika
kepemimpinan
4. Menjelaskan aplikasi etika dalam kepemimpinan sehari-
hari

Kepemimpinan Kepala Sekolah


52
POKOK BAHASAN

1. Tinjauan Umum Keteladanan Pemimpin


a. Pembelajaran
b. Pengertian
c. Ciri-ciri Kepemimpinan Indonesia

2. Pentingnya Etika dalam Kepemimpinan


a. Kenapa Kita Perlu Belajar Etika
b. Alasan Pentingnya Etika dalam Kepemimpinan
c. Nilai-nilai Moral yang Bersumber dari Budaya Bangsa Indonesia
yang menjadi Dasar Hukum & Aturan Perundang-undangan
Kehidupan Berbagai dan Bernegara di Indonesia.

Kegiatan Belajar 1
TINJAUAN UMUM
KETELADANAN PEMIMPIN

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti kegiatan belajar ini peserta diharapkan mampu


menjelaskan pengertian etika kepemimpinan dan menjelaskan alasan
mengapa dan untuk apa kita mempelajari etika.

SUB POKOK BAHASAN:

1. Tinjauan Umum Keteladanan Pemimpin


a. Pembelajaran
b. Pengertian
c. Ciri-ciri Kepemimpinan Indonesia
URAIAN
A. PEMBELAJARAN
Suatu bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak terjadi begitu
saja, akan tetapi memiliki sejarah yang panjang dan perjuangan yang
berat. Maju mundurnya suatu bangsa sangat ditentukan oleh
Kepemimpinan Kepala Sekolah
53
pemimpin bangsa itu. Perubahan pimpinan suatu bangsa akan
merubah arah kebijakan mau dibawa kemana bangsa itu. Tidak heran
suatu bangsa yang begitu makmur, dalam waktu sekejab bisa
berubah menjadi bangsa yang miskin dan tergantung kepada bangsa
lain karena perubahan pemimpin bangsa itu. Demikian halnya dengan
pimpinan suatu unit organisasi yang sekecil apapun misalnya seperti
sekolah. Suatu sekolah akan berhasil apabila dipimpin oleh kepala
sekolah yang berwibawa dan mampu memberdayakan semua sumber
daya yang ada pada sekolah itu. Suatu pimpinan sekolah yang hanya
mengeluh tanpa memberdayakan kemampuan yang ada pada sekolah
yang dipimpinnya, merupakan kesalahan kepala sekolah itu yang
kurang inovatif dan kreatif dalam mengelola sekolah.

Banyak Kepala sekolah yang mengandalkan bahwa sekolah tersebut


akan berhasil apabila difasilitasi dengan prasarana yang baik serta
tersedianya dana yang cukup dalam mengelola sekolah. Akan tetapi
banyak juga sekolah yang berhasil, walaupun dengan dana yang kecil
dan sarana yang terbatas. Lalu yang menjadi pertanyaan adalah siapa
yang salah dalam hal ini, tentu jawabannya tidak lain dan tidak bukan
adalah kepala sekolah itu sendiri.

Oleh sebab itu perlu adanya pembudayaan etika kepemimpinan


kepala sekolah agar berjalan sesuai dengan koridor yang telah
ditetapkan dan mempunyai gaya dan semangat untuk mengelolah
sekolah secara baik. Apabila sekolah gagal dalam mengelola sekolah
apakah ini disebabkan oleh kelangkaan pemimpin yang beretika?
Untuk menjawab pertanyaan ini perlu penganalisaan secara
mendalam faktor apa yang menyebabkan.

B. PENGERTIAN
Dalam mengungkapkan suatu permasalahan perlu kiranya mencari
pengertian yang sama terhadap sesuatu yang belum jelas didalam
benak masing-masing orang. Persamaan persepsi terhadap sesuatu
permasalahan mempunyai magna yang mendalam dan keseragaman
Kepemimpinan Kepala Sekolah
54
dalam pengertian. Sebab apabila persepsi seseorang ditafsirkan lain
oleh orang yang lain maka tidak akan menemukan titik temu satu
sama lain. Oleh karena itulah di dalam mata ajaran ini perlu mencari
suatu pengertian yang sama dari
berbagai pihak agar mempunyai makna dan persepsi satu sama lain
dan tidak menyimpang dari permasalahan.
1. Kata Etika, berasal dari bahasa Yunani yaitu Ethos yang berarti
"kebiasaan" .
2. Sedangkan kata Etika mempunyai pengertian sebagai :
a. Sebagai ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia:
b. Kumpulan azas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
c. Dianut oleh seseorang, satu golongan atau seluruh warga
masyarakat dan
bermakna:
- yang baik dan benar
- yang buruk dan yang salah, (untuk dihindari)
3. Etika dan moral, sering digunakan sebagai sinonim (sulit
membedakannya).
Namun demikian, ada sementara orang yang mencoba
membedakan kata-kata
tersebut sebagai berikut.
Etika, cenderung tentang : Baik dan Buruk
Moral, cenderung tentang : Benar dan Salah

4. Kata Moral, berasal dari bahasa latin yaitu MOS (yang bentuk
jamaknya = Mores), yang berarti "cara-hidup"
5. Etika sebagai cabang Ilmu Filsafat, berfungsi juga untuk menjaga
sikap dan perilaku manusia, dengan cara mempertanyakan secara:
Rasional, Objektif dan Argumentatif hubungan antar manusia
yang:

Baik
Benar
Adil dan Beradab
Kepemimpinan Kepala Sekolah
55
Menghargai Martabat Manusia

6. Etika dapat juga dipahami dan dilaksanakan dalam dua dimensi


berupa Dimensi Perilaku, yaitu dengan cara-cara atau perlakuan
yang etis dan Dimensi Sikap yang berupa nilai-nilai moral yang
tertanam dalam diri seseorang, yang menghasilkan perilaku yang
etis.

7. Sedangkan menurut pandangan Etika:


Teleologikal, baik atau benarnya perilaku manusia
dilihat dari konsekwensinya, atau akibat yang ditimbulkannya.
Hampir sama dengan Utilitarial (Jeremy Betham), yang melihat
baik atau benarnya perilakmanusia dilihat dari banyaknya orang
yang diuntungkan oleh perlakuan itu.
Deontologikal, baik atau benarnya perilaku manusia, dilihat dari
keharusan
dan kewajiban melakukan kebaikan dan kebenaran.

8. Etika Kepemimpinan, berbicara tentang sikap dan perilaku yang baik


dan benar dari seorang pemimpin, yang sesuai dengan nilai-nilai
luhur budaya organisasi yang dipimpinnya

9. Etika Kepemimpinan Aparatur Kepemerintahan Indonesia,


menyangkut nilai-nilai budaya organisasi kepemerintahan Indonesia,
yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia.

Nilai-nilai itu bisa dilihat dan dipertanyakan pada:

Aturan Perundang-undangan negara dan bangsa.

Kode etik organisasi, Etika Profesi, atau tata - tertib organisasi,


yang dibuat dan disepakati oleh organisasi yang bersangkutan.

Norma yang berlaku, berupa prinsip-prinsip moral yang tidak


tertulis, yang dipahami dan diterima pada organisasi yang
bersangkutan.

10. Budi Pekerti dapat juga diartikan sebagai Sistem -Nilai yang
mengandung nilai-nilai luhur budaya bangsa, seperti: sopan-santun,
baik-buruk, benar-salah, yang pada dasarnya sama dengan etika.

Kepemimpinan Kepala Sekolah


56
11. Kepemimpinan adalah segala sesuatu yang menyangkut pemimpin
dalam peran dan fungsinya untuk mempengaruhi, menggerakkan,
mengarahkan dan mengembang-kan, orang-orang yang
dipimpinnya.

12. Aparatur kepemerintahan adalah Orang-orang atau Pegawai


yang bekerja di organisasi kepemerintahan, yang bekerja untuk
kepentingan publik, dan digaji dengan dana yang berasal dari
publik.

Oleh karena itu Etika Kepemimpinan Aparatur Kepemerintahan


merupakan suatu prinsip moral yang harus mendasari Sikap dan
Perilaku Pemimpin yang baik dan benar disertai dengan rasa
tangung jawab yang tinggi baik kepada pemerintah selaku pembuat
kebijakan maupun kepada masyarakat sebagai tangung jawab moral.
Dengan demikian kepemimpinan di dalam Organisasi Kepemerintahan
harus memperhatikan rasionalitas tindakan, obyektivitas dan
argumentatif dengan terbebas dari prasangka buruk dan apriori
masyarakat
Dalam kepemimpinan kepemerintahan yang mencakup di
dalamnya pejabat tinggi negara sampai pada pejabat level
terendah hams dapat menghindarkan perbuatan yang tidak
menyenangkan publik. Untuk itu perlu suatu antisipasi untuk
menghindarkan perbuatan yang kurang baik dengan melakukan
tindakan pencegahan sedini mungkin.

Ada tiga pilar utama penyangga dalam efektivitas dalam


kepemimpinan yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Kepemimpinan Kepala Sekolah


57
TIGA PILAR UTAMA PENYANGGA EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN

Kekuatan dalam kepemimpinan meliputi:


a. Legimitasi yang terdiri dari legalitas, acceptabilitasf dan fungsi
etika
b. Kemampuan Teknis teridiri dari Teknik
Manajerial,TekniMotivasi,Tekni
Mengambil Keputusan, Teknik Memimpin Rapat, Teknik
Berkomunikasi, Teknik
Bernegosiasi, Teknik Mengelola Konflik, Teknik Mengelola Stress
dan Teknik
Menjual.
c. Karisma/ Wibawah yang berasal dari Keturunan, Etika(Nilai-nilai
moral) yang
membentuk: integritas, kredibilitas
d. Penampilan

Kepemimpinan Kepala Sekolah


58
Dari ketiga pilar utama penyangga efektivitas kepemimpinan terlihat
secara jelas kekuatan kepemimpinan dalam mengelola satuan
oraganisasi yang dipimpinnya.

Kekuataan Pilar I merupakan Legimitasi terhadap legalitas yang


dilakukan pemimpin tanpa penyimpangan dari aturan atau kebijakan
yang telah digariskan oleh pimpinan yang lebih tinggi, dalam
Acceptabihtasi semua sumberdaya yang ada dilingkungan unitnya
serta menjalankan fungsi Etika kepemimpinan yang yang benar tanpa
harus mengorbankan yang lain.

Kekuatan pilar II merupakan kekuatan yang harus dimiliki oleh


seorang pemimpin yang memiliki kemampuan teknis berupa :

Teknik Manajerial
Teknik Motivasi
Teknik Mengambil Keputusan
Teknik Memimpin Rapat
Teknik Berkomunikasi
Teknik Bernegosiasi
Teknik Mengelola Konflik
Teknik Mengelola Stress
Teknik Menjual dan memasarkan
Kekuatan Pilar III merupakan kekuatan pemimpin berupa
kewibawaan dan kharismatik dari pemimpin itu sendiri.

Berbeda dengan pilar 1 dan II, dalam pilar ke III ini kekuatan datang
dari dalam diri pemimpin itu sendiri yang biasanya bersumber dari
keturunan atau bawaan lahir, dan mau secara tekun melaksanakan
etika yang hidup dan terpelihara dimasyarakat (nilai-nilai moral) yang
karena kebiasaan dan disiplin tinggi akan terbentuk integritas yang
tinggi pula serta kredibilitas terhadap tugas dan tangung jawabnya
dan sudah barang tentu akan didukung oleh penampilan yang
menarik baik dari segi fisik, suara maupun dari cara pembawaannya.

C. CIRI-CIRI KEPEMIMPINAN INDONESIA


Kepemimpinan Kepala Sekolah
59
Dari masing-masing daerah di negara kita ini mempunyai adat
istiadat (budaya) yang berbeda-beda serta kebiasaan yang telah lama
terpelihara sampai sekarang ini. Masing-masing daerah akan
mempunyai ciri khas dan gaya kepemimpinannya.

Dengan banyaknya jumlah suku dan budaya yang terpelihara


dimasyarakat dimungkinkan bahwa ciri khas kepemimpinan (Budi
Pekerti Luhur) Indonesia sangat sulit dicari. Menurut Prof. Dr. Edi
Sedyawati terdapat 56 butir ciri-ciri Kepemimpinan (Budi Pekerti
Luhur) Indonesia yaitu :
1. Bekerja keras 20. Gigih
2 Berani memikul 22. Jujur 39. Rasa Kasih
3 resiko
Berdisiplin 23. Berkemauan Sayang
40. Rasa Percaya Diri
4 Beriman Keras
24. Kreatif 41.Rela Berkorban
5 Berhati Lembut 25. Kukuh-Hati 42. Rendah Hati
6 Berinisiatif 26. Lugas 43. Sabar
7 Berpikir-Matang 27. Mandiri 44. Setia
8 Berpikir jauh ke 28. Mawas Diri 45.SikapAdil
9 depan
Bersahaja 29. Menghargai orang 46. Sikap Hormat
10. Bersemangat lain
30. Menghargai 47. Sikap Tertib
11. Kesehatan
Bersikap 31. Menghargai 48. Sopan-Santun
Konstruktif
12. Bersyukur Waktu
32. Pemaaf 49. Sportif
13. Bertanggung 33. Pemurah 50. Susila
jawab
14. Bertenggang- 34. Pengabdi 51. Tangguh
Rasa
15. Bijaksana 35. Pengendali Diri 52. Tegas
16. Cerdik 36. Produktif 53. Tekun
17. Cermat 37. Rajin 54. Tepat Janji
18. Dinamis 38. Hemat 55. Terbuka
19. Efisien 39. Ramah Tamah 56. Ulet

Dari ciri-ciri kepemimpinan nasional seperti di atas, memungkinkan


juga masyarakat akan terpengaruh dengan pekerjaan dan profesi
terhadap pilihan seseorang. Hal ini erat kaitannya dengan kebiasaan
atau adat - istiadat yang berlaku dimasyarakat. Ketahanan pisik
seseorang banyak dipengaruhi oleh warna kulit, kulit hitam akan
Kepemimpinan Kepala Sekolah
60
lebih kuat menghadapi sengatan matahari dari pada kulit berwarna
putih. Dalam kaitan inipun budaya suatu daerah akan mempengaruhi
pekerjaan atau profesi yang akan dipilih oleh sesseorang. Banyak
memang profesi seseorang itu karena dipaksakan mengingat
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun apabila
dianalogikan secara jujur, bahwa pilihan profesi itu sangat
tergantung dan dipengaruhi oleh berbagai aspek lingkungan dan
kebiasaan yang terjadi dimasyarakat. Banyak guru-guru kita yang
terjun di dunia pendidikan yang samasekali bukan merupakan
pangilan hati, melainkan merupakan pelarian dari ketidak mampuan.
Demikian hal dengan pemimpin apalagi berebudi pekerti luhur sangat
sulit untuk dicari. Banyak pemimpin kita yang kurang memenuhi ciri-ciri
sebagaimana disebut di atas, akan tetapi mereka adalah pimpin yang
diangkat secara formal berdasarkan Surat Keputusan. Dan ini akan
sangat berbahaya apabila masing-masing individu kurang menyadari hal
ini. Di bawah ini akan disajikan dua negara yaitu Amerika Serikat dan
Indonesia sebagai pembanding tingkat persepsi masyarakat terhadap
kejujuran profesi yang diemban.

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEJUJURAN PROFESI

No Bidang Profesi USA *) Indonesia **)

1 Rohaniawan 67% 88%


2 Guru / Dosen 54% 79%
3 Apoteker 65 % 76 %
4 Komentator TV (Reporter) 33 % 70%
5 Bankir 37 % 64%
6 Wartawan 31 % 63 %
7 Polisi 47% 43%
*) Hasil Penelitian Verne E. Henderson,
NY. USA, 1992
**) Hasil Penelitian Robby I. Chandra,
Jakarta, 1993

Kepemimpinan Kepala Sekolah


61
Kegiatan Belajar 2
TINJAUAN UMUM
KETELADANAN PEMIMPIN

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti kegiatan belajar ini peserta diharapkan mampu


menjelaskan nilai-nilai moral dalam etika kepemimpinan dan
memahami serta dapat menerapkan etika dalam kepemimpinan
sehari-hari.

SUBPOKOK BAHASAN:

Pentingnya Etika dalam Kepemimpinan


a. Kenapa Kita Perlu Belajar Etika
b. Alasan Pentingnya Etika dalam Kepemimpinan
c. Nilai-nilai Moral yang Bersumber dari Budaya Bangsa Indonesia
yang menjadi Dasar Hukum dan Aturan Perundang-undangan
Kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

URAIAN

A. KENAPA KITA PERLU BELAJAR ETIKA ?

1. Kita hidup di kalangan masyarakat yang semakin pluralistik


(keberagaman agama, suku, daerah, budaya, kebiasaan, dsb).
Pluralisme ini menghadirkan keberagaman pandangan moral,
bahkan ada pandangan moral tertentu yang meng-claim dirinya
paling benar. Dalam perkembangan seperti ini, kita memerlukan
etika untuk menuntun kita berpandangan rasional, objektif dan
argumentatif. Misalnya menuntun kita berpendirian tentang:
"kebebasan seks", "narkoba", "korupsi", "mafia peradilan",
"GOYANG-INUL", "keikut sertaan Indonesia pada kontes miss
universe", dsb.

2.Kita hidup di masa transformasi, dari budaya agraris ke budaya

Kepemimpinan Kepala Sekolah


62
industri, dari budaya feodalisme ke budaya demokrasi, dari budaya
orde-baru ke budaya reformasi, dsb. Masa transformasi ini juga
membawa cara berpikir baru, misalnya: liberalisme, rasionalisme,
individualisme, nasionalisme, konsumerisme, hedonisme,
bahkan pluralisme religious. Kita memerlukan etika (nilai-nilai
moral ttg kebenaran dan kebaikan), membantu kita supaya tidak
tersesat atau kehilangan orientasi.

1. Dalam perubahan sosial-budaya yang semakin kompleks, selalu


ada pihak-pihak tertentu yang memancing di air keruh, dengan
menawarkan ajaran-ajaran baru sebagai obat alternatif. Etika
menolong kita menelaah ajaran - ajaran baru itu secara kritis,
objektif dan rasional.

2. Krisis multi-dimensi yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini,


bukanlah karena kekurangan pemimpin yang memiliki kecerdasan
intelektual, tetapi karena kekurangan pemimpin yang beretika.

3. Kaum Rohaniawan (Alim-Ulama) pun memerlukan etika, misalnya :


menafsir wahyu
menafsir hal-hal yang belum ada dalam wahyu (mis. Tentnag
Bayi-Tabung, kloning, dsb.)
6. Etika dapat berfungsi sebagai kompas bagi setiap pemimpin,
terutama dalam
proses pengambilan keputusan.

B. PENTINGNYA ETIKA DALAM KEPEMIMPINAN

1. Pemimpin memiliki peranan yang sangat dominan dalam


menentukan keberhasilan sesuatu organisasi, terutama karena
kedudukan sebagai pengambil keputusan. Sebab pemimpin yang
memiliki kualitas moral (nilai-nilai etika) yang baik dan benar, akan
menghasilkan keputusan yang mampu memotivasi, dan memberi
rasa aman dan nyaman bagi anggota organisasinya.

2. Setiap Pemimpin akan selalu berusaha meraih keberhasilan dari


kedudukannya sebagai pemimpin. Etika dapat berfungsi sebagai

Kepemimpinan Kepala Sekolah


63
Faktor Kunci Keberhasilan (FKK) bagi setiap pemimpin untuk
mampu memimpin dirinya dan memimpin orang lain, untuk meraih
keberhasilan.

3. Krisis yang dialami oleh bangsa Indonesia sekarang ini, pada


dasarnya bersumber dari krisis kepemimpinan. Pemerintahan kita
di Indonesia tidak akan pernah mampu membawa bangsa kita
keluar dari krisis yang berkepanjangan, tanpa dukungan aparatur
pemerintahan yang beretika.

C.NILAI-NILAI MORAL YANG BERSUMBER DARI BUDAYA


BANGSA INDONESIA YANG MENJADI DASAR HUKUM &
ATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEHIDUPAN
BERBANGSA DAN BERNEGARA DI INDONESIA

1. Pancasila
1. Ketuhanan Yang Maha Esa,
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab,
3. Persatuan Indonesia,
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmah dan Kebijaksanaan
Dalam Permusyawaratan dan Perwakilan,
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

2. TAP MPR NO. VI/MPR/2001 (Etika Kehidupan Berbangsa)

1. Etika Politik dan Pemerintahan, meliputi: perwujudan


pemerintahan yang bersih, efisien, serta efektif, dan
menumbuhkan suasana politik yang demokratis yang
bercirikan keterbukaan, rasa tanggungjawab, tanggap akan
aspirasi rakyat, menghargai perbedaan, jujur dalam
persaingan, bersedia menerima pendapat yang lebih benar,
serta menjunjung tinggi hak azasi manusia.
2. Etika Sosial Dan Budaya, meliputi: bersikap jujur, saling
peduli,saling memahami, saling menghargai, saling

Kepemimpinan Kepala Sekolah


64
mencintai, saling menolong antar sesama manusia dan warga
negara.
3. Etika Ekonomi Dan Bisnis, bercirikan persaingan persaingan
yang jujur, berkeadilan, berpihak kepada rakyat kecil, dan
mencegah monopoli, oligopoli, perbuatan korupsi, kolusi,
dan nepotisme
4. Etika Penegakan Hukum Yang Berkeadilan, menegakkan
hukum secara adil, perlakuan sama dan tidak diskriminatif
terhadap setiap warga negara di hadapan hukum.
5. Etika Keilmuan, harus menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan, menjaga harkat dan martabat manusia,
berpihak pada kebenaran untuk mencapai kemaslahatan dan
kemajuan sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya.
6. Etika Lingkungan, membangun kesadaran menghargai dan
melestarikan lingkungan hidup serta penataan tata ruang
secara berkelanjutan dan bertanggung jawab.

3. Azas-Azas Hukum NKRI yang bersumber dari nilai-


nilai budaya bangsa

Tercantum Dalam: U U No. 28 Tahun 1998 Tentang


Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme yang meliputi:

1. Azas Kepastian Hukum


2. Azas Tertib Penyelenggaraan Negara
3. Azas Kepentingan Umum
4. Azas Keterbukaan
5. Azas Proporsionalitas
6. Azas Profesionalitas
7. Azas Akuntabilitas

BEBERAPA PRINSIP-PRINSIP MORAL DALAM ETIKA


YANG MENDASARI SlKAP DAN PERILAKU PEMIMPIN YANG
BAIK

Kepemimpinan Kepala Sekolah


65
1. Pemimpin yang baik menyadari, bahwa hidup menjadi
bermakna kalau
kehidupannya memberi manfaat bagi orang lain.
Jabatannya sebagai pemimpin menjadi bermakna, kalau
keberadaan dirinya sebagai pemimpin dirasakan memberi manfaat
bagi orang yang dipimpin dan bagi masyarakat yang dilayani oleh
organisasinya.

2. Pemimpin yang baik menyadari, bahwa dirinya tidaklah sempurna,


karena itu :

a. Melibatkan staf ikut berpartisipasi dalam proses pengambilan


keputusan terbuka menerima dan berusaha memahami
pendapat orang lain.
b. Tidak memaksakan pikiran atau kehendak sendiri.
c. Berani mengoreksi keputusan sendiri apabila ternyata salah
atau kurang tepat.

3. Pemimpin yang baik menyadari dirinya adalah figur yang


paling dominan
menentukan keberhasilan organisasi yang dipimpinnya, karena
itu :
a. Membangun dan menjaga kredibilitas dirinya (menjadi orang
yang dapat
dipercaya karena kemampuan dan kejujurannya).

b. Tidak menjadi sombong, sekalipun menjadi orang penentu.

4. Pemimpin yang baik menyadari, bahwa keberhasilan yang dia


capai, adalah
keberhasilan melalui orang lain, karena itu :

a. Menghargai prestasi masing-masing orang yang berkontribusi.

b. Memberi kesempatan berkembang bagi orang yang dia pimpin.

c. Memelihara integritas dirinya sebagai sumber motivasi

Kepemimpinan Kepala Sekolah


66
5. Menyadari, bahwa dirinya menjadi pemimpin karena ada orang
yang dipimpin,
karena itu :

a. Dia akan selalu memperhatikan dan mendahulukan kepentingan


orang yang dia
pimpin

b. Mendahulukan kepentingan orang yang dilayani oleh


organisasinya.

6. Pemimpin yang baik menyadari bahwa dirinya adalah manusia


biasa yang bisa
berbuat salah, karena itu:

a. Membuka dirinya untuk dikritik atau dikoreksi.

b. Menerima kritik sebagai kebutuhan untuk mengendalikan


diri dari
kemungkinan berbuat salah.

7. Pemimpin yang baik menerima dan menghargai perbedaan sebagai


rakhmat:
a. Berbeda pendapat tidak berarti permusuhan
b. Berbeda pendapat memperkaya alternatif
c. Iklim yang menghargai perbedaan pendapat, akan menyuburkan
berkembangnya ide
dan kreatifitas
d. Bhineka Tunggal Ika.

8. Pemimpin yang baik menggunakan kuasa dan pengaruh secara

arif, sehingga :
a. Menerapkan prinsip reward and punishment secara bijaksana.
b. Tidak mendendam pada staf maupun atasannya.
c. Pemimpin tidak menghasut
d. Pemimpin tidak menjadi sumber masalah

9. Pemimpin yang baik memiliki sense of accountability :

Kepemimpinan Kepala Sekolah


67
a. Bertanggung jawab atas segala akibat dari keputusan yang
ditetapkannya, karena
itu selalu mengantisipasi risiko dari setiap rancangan
keputusannya.

b. Tidak hanya merasa bertanggung jawab kepada atasannya secara


struktural,
tetapi bertanggung jawab kepada seluruh pihak yang
berkepentingan dengan
organisasinya, terutama kepada pihak yang menjadi sumber data
organisasi.

c. Tidak melempar tanggung jawab kesalahan atau kegagalan


kepada staf

10. Pemimpin yang baik menaati hukum dan menghargai aturan


untuk menciptakan
ketertiban mencapai keberhasilan:

a. Memberlakukan aturan organisasi secara konsisten, tegas, dan


terbuka.
b. Tidak membeda-bedakan pemberlakuan aturan

11. Pemimpin yang baik menghargai dan menghormati persaingan.

a. Pesaing adalah partner berpacu untuk maju,


b. Pesaing bukanlah musuh yang harus dihancurkan,
c. Tanpa pesaing, Organisasi kita akan cenderung Status-Quo,
d. Menciptakan iklim yang sehat untuk menumbuhkan persaingan
yang sehat

12. Pemimpin yang baik mendengar suara hati nurani:


a. Memberi khikmat dan kebijaksanaan dalam kepemimpinan
b. Terutama dalam proses pengambilan keputusan.

Contoh: Kode Etik Administrasi Publik AS (American Society for


Public Administration, 1981)

1. Pelayanan kepada masyarakat, adalah di atas pelayanan kepada diri


sendiri.

2. Rakyatlah yang berdaulat dalam kehidupan berbangsa dan


bernegara. Setiap aparatur yang bekerja dalam instansi publik, harus
Kepemimpinan Kepala Sekolah
68
bertanggung jawab kepada rakyat.

3. Hukum mengatur tindakan instansi pemerintah. Apabila ada hukum


yang bermakna ganda, maka kepentingan rakyat akan selalu
didahulukan.
1. Efisiensi dan efektivitas, adalah dasar bagi administrasi negara.
Tidak dibenarkan adanya pemborosan, penyelewengan,
penggelapan, dan penyalahgunaan kuasa atau pengaruh.
2. Sistem penilaian kecakapan dan prestasi - kerja dilaksanakan
secara adil tanpa membeda-bedakan asal-usul orangnya.

3. Memelihara kepercayaan rakyat kepada aparatur pemerintah


adalah sangat penting. Semua tindakan yang merendahkan
martabat aparatur pemerintah harus dihindari

4. Pelayanan pada masyarakat memerlukan kepekaan dan kreativitas.


Karena itu aparatur pemerintah harus adil, berani, dan jujur.

5. Hati nurani memegang peranan penting dalam menentukan arah


tindakan. Tidak boleh menggunakan cara yang tidak baik untuk
mencapai tujuan yang baik.

6. Aparatur pemerintah tidak hanya berusaha mencegah hal-hal yang


salah, tetapi juga selalu berusaha melakukan hal-hal yang baik dan
benar.

Kode Etik Organisasi Pemerintah R.I (UU No. 8, Tahun 1974, Pasal
28)

1. PNS adalah warga Negara Kesatuan R.I. yang berdasarkan


Pancasila, yang bertaqwa kepada Tuhan YME, dan bersifat hormat-
menghormati antar sesama warga negara yang memeluk
agama/kepercayaan yang berlainan.

2. PNS sebagai aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat,


setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara
dan pemerintah, serta mengutamakan kepentingan negara di atas
kepentingan diri sendiri atau golongan.

3. PNS menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan


martabat PNS, serta mentaati segala peraturan kedinasan dan

Kepemimpinan Kepala Sekolah


69
perintah atasan dengan penuh kesadaran, pengabdian, dan
tanggung jawab.

4. PNS tetap memelihara keutuhan, kekompakan, persatuan dan


kesatuan Negara dan Bangsa Indonesia serta korps PNS

5. PNS memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat


sesuai dengan bidang tugas masing-masing

MEMBANGUN ETIKA PEMIMPIN

1. Secara filosofis bertanya pada diri sendiri:

a. Mengapa saya ada ?

b. Untuk apa saya ada ?

c. Mengapa saya menjadi pemimpin ?

d. Untuk apa saya terpilih menjadi pemimpin ?

2. Bertanya kepada diri sendiri, apa bedanya saya dengan

binatang ?

a. Binatang:
- memiliki instink dan memiliki naluri,
- tidak sadar sehingga tidak bertanggungjawab terhadap apa
yang dilakukannya.
- tidak memiliki etika ( ? ).
b. Manusia:
- Memiliki instink, naluri, akal, nurani, moral, dan budaya,
- Sadar terhadap apa yang dilakukan, sehingga bertanggung
jawab atas apa yang dilakukannya.
- Memiliki etika.

Supaya kita selaku manusia, apalagi manusia pemimpintidak sama


dengan binatang, maka kita harus selalu mempertanyakan
kewajiban dan tanggung jawab kita selaku pemimpin atas apa yang
seharusnya kita lakukan dan apa yang telah kita lakukan.

Kepemimpinan Kepala Sekolah


70
3. Yakinkan diri anda, bahwa: etika adalah komitmen moral,
yang menjadi
kunci keberhasilan dalam:

a. membangun diri memiliki hidup yang bermakna,

b. meniti karir menjadi pemimpin yang berhasil,

c. memperoleh hidup yang nyaman dan sejahtera.

4. Di sekeliling kita terlalu banyak kenikmatan hidup sesaat


yang menggoda kita menimpang dari kebaikan dan
kebenaran.

Karena Itu Dianjurkan:

a. Berusahalah selalu mendengar suara hati nuani


b. Berjuanglah tidak mengingkari hati nurani,
c. Anda pasti bisa,
d. Sekali anda bisa merasakan kenikmatannya, maka selanjutnya
akan menjadi
mudah dan terbiasa

Katakan pada diri anda sendiri, bahwa: "orang lain bisa unggul dalam
kepintaran, materi, dan banyak hal lainnya, tetapi saya lebih unggul
dalam hal beretika". Suatu pimpinan yang hanya mengeluh tanpa
memberdayakan kemampuan yang ada pada organisasi yang
dipimpinnya, merupakan kesalahan pimpinan itu sendiri yang kurang
inovatif dan kreatif dalam mengelola organisasinya. Pemimpin selain
harus mengetahui tugas dan peranannya, juga harus mengetahui
tentang etika seorang pemimpin. Etika mempunyai pengertian sebagai
ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia atau kumpulan azas
atau nilai yang berhubungan dengan akhlak. Kepala sekolah merupakan
sosok pemimpin dalam sebuah organisasi kecil yang disebut sekolah.
Namun, tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh seorang kepala
sekolah tidaklah mudah. Karena harus mampu mendidik, meneladani dan
memberi contoh yang baik dalam bersikap kepada generasi calon
penerus bangsa.

Kepemimpinan Kepala Sekolah


71
Oleh sebab itu perlu adanya pembudayaan etika kepemimpinan kepala
sekolah agar berjalan sesuai dengan yang telah ditetapkan dan
mempunyai gaya maupun semangat untuk mengelolah sekolah secara
baik.

LATIHAN

Materi Konsep dan Praktik Keteladanan Kepemimpinan

1. Apa yang anda ketahui


tentang difeinisi kepemimpinan?
2. Jelaskan tentang etika
kepemimpinan?
3. Seorang pemimpin dalam
memimpin suatu organisasi sangat diperlukan. Ada pilar-pilar
penyangga agar kepemimpinan menjadi efektif. Sebutkan pilar-
pilar tersebut dan jelaskan?
4. Ada beberapa tipe
kepemimpinan. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kepemimpinan
yang efektif?
5. Sebutkan ciri-ciri
kepemimpinan Indonesia dan jelaskan!

Kepemimpinan Kepala Sekolah


72
MATERI

KONSEP DAN PRAKTEK


PEMOTIVASIAN
YANG EFEKTIF

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti kegiatan belajar ini peserta diharapkan mampu:

1. Menjelaskan pengertian motivasi.


2. Menjelaskan berbagai macam teori motivasi.
3. Dapat menggunakan teknik-teknik motivasi.
4. Menjelaskan kenapa dan untuk apa kita belajar motivasi.

POKOK BAHASAN

Kepemimpinan Kepala Sekolah


73
1. Motivasi
a. Pengertian Motivasi
b. Teori Motivasi

2. Teknik Motivasi
a. Aplikasi Motivasi
b. Penerapan Teknik Motivasi

Kepemimpinan Kepala Sekolah


74
Kegiatan Belajar 1

MOTIVASI
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti kegiatan belajar ini peserta diharapkan mampu


menjelaskan pengertian motivasi dan memahami teori-teori motivasi.

SUB POKOK BAHASAN:


1. Motivasi
a. Pengertian Motivasi
b. Teori Motivasi

URAIAN
A. PENGERTIAN MOTIVASI

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering terbawa oleh arus


dilingkungan kita sendiri, mulai dari kebiasaan kita yang secara
rutinitas bangun pagi, karena sesuatu hal yang mempengaruhi
kehidupan kita kebiasaan tersebut dapat dengan sendirinya berubah
oleh pengaruh lingkungan dan keluarga. Demikian halnya kita
sebagai anggota pribadi dalam keluarga maupun anggota didalam
suatu organisasi, bahwa manusia itu pada umumnya mempunyai
kecenderung malas, kurang bertanggung jawab, dan menginginkan
gaji lebih besar, serta menuntut dan menginginkan rasa aman yang
berlebihan. (Teori X, McGregor)

Kebiasaan seperti ini, menimbulkan sifat egois yang mau menang


sendiri dan selalu mendahulukan kepentingan diri sendiri dari pada
kepentingan organisasinya, mereka tidak mau disebut egois, bahkan
terhadap lingkungan disekelilingnya dia merasa yang lebih hebat dan
tindak tanduknya menunjukkan bahwa dialah yang berkuasa dan
tingkat kenerja pada umumnya di bawah tingkat kemampuannya
sendiri. ( Argiris ).

Kepemimpinan Kepala Sekolah


75
Hanya orang yang termotivasi dan mencintai pekerjaannya (terutama
karena termotivasi oleh pemimpin/orang lain) yang bekerja secara
produktif, rajin, bersemangat, bertanggung jawab, dan mendahulukan
kepentingan organisasinya secara maksimal, tidak pernah merasa
putus asa dan selalu optimis untuk mencapai hari depan yang lebih
baik sampai pada tingkat batas kemampuannya.( Mc Claland).

Kalau pendapat ketiga orang ahli di atas, kita hayati secara


mendalam, maka peranan kepemimpinan dalam suatu organisasi
sekecil apapun itu mempunyai peranan yang sangat penting dan
menentukan dalam pencapaian tujuan organisasi.

Dengan demikian tidak salah kalau dikatakan bahwa pemimpin


adalah orang yang utama dan terutama dalam menentukan dan
merencanakan keberhasilan organisasinya dimasa yang akan datang,
karena itu, Kepala Sekolah sebagai pemimpin adalah orang utama dan
terutama dalam merencanakan dan menentukan ke arah mana
sekolah tersebut akan dibawa. Kegagalan dalam mencapai tujuan
organisasi merupakan kegagalan bersama semua anggota organisasi
terutama sekali kegagalan pemimpin.

Banyak sudah teori motivasi yang kita pelajari dan kita ketahui
melalui berbagai sumber. Teori-teori tersebut pada umumnya adalah
yang berkenaan dengan hal-hal spesifik yang berkaitan dengan
memotivasi orang dan perilakunya. Dalam perilaku organisasi yang
paling pokok dipelajari adalah masalah-masalah yang berkaitan
dengan sifat, perilaku, persepsi, sikap dan tujuan serta reaksi
emosional yang timbul sesaat dapat dipelajari dari sikap dan
perilakunya. Kalau demikian halnya, apa sebenarnya yang
terkandung dalam motivasi tersebut. Agar mempunyai persepsi dan
pandangan yang sama terhadap motivasi kiranya perlu diberikan
suatu penjelasan mengenai lingkup dan pengertian tentang motivasi.

Sebelum menguraikan dan mendalami teori motivasi secara luas dan


mendalam, alangkah baiknya apabila dalam tulisan ini diberikan

Kepemimpinan Kepala Sekolah


76
beberapa pendapat dan pandangan yang berkaitan dengan
pengertian motivasi.

1. Kata motivasi berasal dari kata Motiv yang artinya daya (Force),
atau dorongan (Urge) dalam diri seseorang, yang menggerakkan
orang yang bersangkutan untuk melakukan tindakan tertentu,
dalam mencapai tujuan tertentu.
2. Dorongan dalam diri seseorang akan timbul, karena adanya
rangsangan. (hukum Stimulus dan Respons).
3. Dorongan (Force) dalam perilaku manusia, yang merupakan
dorongan yang dapat mendukung pencapaian tujuan organisasi
dan sebaliknya sebagai dorongan untuk menghindari atau
menghambat tujuan organisasi. Dan dalam teori motivasi disebut
sebagai:
Dorongan untuk meraih, atau disebut Positive Force
Dorongan untuk menghindari: atau disebut Negative Force
4. Perilaku terjadi karena adanya rancangan terhadap diri seseorang,
rangsangan ini
terdiri dari dua macam, yaitu :
Rangsangan dari luar diri sendiri, yang disebut Extrinsik
Motivation
Rangsangan dari dalam diri sendiri, yang disebut
Intrinsik Motivation
5. Bisa terjadi :
Tindakan sama, tapi motiv berbeda
Motivasi sama, tetapi tindakan berbeda.

Jadi apabila ingin memberikan pengertian motivasi secara umum


maka motivasi itu adalah proses timbulnya dorongan dalam diri
seseorang, yang menyebabkan orang tersebut tergerak melakukan
tindakan atau perbuatan tertentu, untuk mencapai tujuan tertentu.

B. TEORI MOTIVASI

Kepemimpinan Kepala Sekolah


77
Sebelum memasuki teknik motivasi yang akan dilakukan dalam
mengubah perilaku setiap anggota didalam organisasi, hendaknya
lebih dahulu mengenal berbagai teori motivasi yang dikemukakan
oleh para pakar motivasi.

1. Hierarkhi Kebutuhan (Abraham Maslow)


Menurut teori Abraham Maslow, bahwa untuk menggerakkan atau
memotivasi orang-orang yang berada dalam suatu oraganisasi agar
tujuan tercapai harus terlebih dahulu memperhatikan tingkat
kebutuhan dari masing-masing orang yang ada didalam unit
tersebut. Menurutnya ada lima tingkatan kebutuhan manusia
secara berjenjang sesuai dengan tingkat kebutuhannya. Kebutuhan
tersebut mulai dari kebutuhan yang paling rendah atau dasar pisik
sampai pada kebutuhan yang paling tinggi yaitu kebutuhan akan
aktualisasi diri. Menurut teori ini tidak mungkin seseorang
langsung kepada
kebutuhan aktualisasi diri tanpa melalui kebutuhan dasar pisik.
Oleh karenanya dalam melakukan tindakan motivasi terhadap
seseorang harus lebih dahulu mempelajari kebutuhan orang itu.
Dengan memahami kebutuhan serta memenuhinya diharapkan
orang tersebut akan termotiv dan mau melaksanakn tugasnya
dengan baik tanpa harus dengan cara-cara melalui ancaman.
Tingkat kebutuhan menurut teori ini adalah kebutuhan dasar pisik,
kebutuhan keamanan dan keselamatan, kebutuhan sosial, kebuthan
pengakuan dan penghargaan dan kebutuahan aktualisasi diri. Dan
untuk lebih jelasnya akan digambarkan jenjang kebutuhan tersebut
sebagai berikut.

Lima Hirarkhi Kebutuhan dalam Motivasi.

Kebutuhan Aktualisasi Diri

Kepemimpinan Kepala Sekolah


78
Kebut
uhan
Sosia
kebutuhan
l
Pengakuan dan
Penghargaan

Kebutuhan Dasar Fisik

Kepemimpinan Kepala Sekolah


79
2. Teori X dan Teori Y
(McGregor) Teori X,
Menumt teori X, bahwa pada umumnya manusia tidak suka
bekerja, mereka harus disuruh, diperintah bahkan harus dilakukan
pemaksaan, teori ini mengatakan bahwa manusia itu mempunyai
karakter atau sifat-sifat yang negative. Oleh karenannya manusia
harus dipaksa, bahkan kalau perlu harus diancam kalau tidak
mereka akan melakukan seenaknya saja. Kecenderungan negative
tersebut berupa:
a. Tidak suka bekerja
b. Menghindari pekerjaan
c. Menunggu perintah
d. Menunggu juklak
e. Ambisi kecil
f. Menginginkan rasa aman
Karena itu, dalam teori ini organisasi harus memakai teknik
motivasi kekuasaan atau otoriter terhadap setiap anggota
organisasi untuk menggerakkan, mengatur dan mengawasi
anggotanya.

Teori Y
Teori ini merupakan kebalikan dari pada teori X, teori ini
cenderung mempunyai karakter atau sifat-sifat manusia yang
positif. Kecenderungan teori ini adalah memberikan kesempatan
dan bimbingan, tidak perlu dilakukan dengan cara-cara pemaksaan
bahkan perintah sekalipun, mereka diberikan keleluasaan untuk
berkreasi dan kreatif yang diperlukan kepada mereka ini adalah
pengawasan. Kecenderungan teori ini adalah memberikan
kesempatan kepada anggota organisasi melalui:
a. Ada yang mencari kesenangan dan kepuasan melalui pekerjaan,
b. Kemampuan seseorang dapat berkembang melalui bekerja,
c. Bahkan kalau sudah committed, seseorang akan bekerja tanpa
disuruh, tanpa

didorong, dan tanpa diawasi.

Motivasi kerja dapat ditumbuhkan dengan memberi pekerjaan


yang meaningfull, dan memberi pengakuan dan penghargaan atas
prestasi kerja.
3. Teori Dua Faktor / Hygiene (Herzberg)
Menurut Herzberg, terdapat dua faktor yang berhubungan dengan
motivasi, yaitu faktor yang membuat orang merasa tidak puas dan
faktor yang membuat orang merasa puas {Dissatisfiers-satisfiers)
atau faktor ekstrinsik dan intrinsik (Extrinsic-intrinsic)
a. Faktor Dissatisfiers, disebabkan oleh:
Kebijakan yang tidak bijaksana
Administrasi yang terlalu birokratis
Pengawasan yang terlalu ketat
Tempat kerja yang tidak nyaman
Gaji yang kurang memuaskan
Pekerjaan yang kurang bergengsi
Keamanan kerja yang kurang terjamin.
b. Dengan menghilangkan Dissatisfiers Factors, ternyata
tidak otomatis
meningkatkan prestasi kerjanya, atau menjadi termotivasi.
c. Seseorang akan termotivasi apabila mendapatkan :
Prestasi (Achievement).
Pengakuan (Recognition).
Tanggung Jawab (Responsibility).
Kemajuan (Advancement).
Pekerjaan itu sendiri (The work self).
Kemungkinan berkembang (The possibility of growth).

4. Teori Motivasi Prestasi (Mc Clelland)


a. Menurut Mc Clelland, terdapat 3 macam motivasi dalam
organisasi, yaitu :
Motivasi prestasi
Motivasi affiliasi, dan
Motivasi berkuasa
b. Keberhasilan menonjol suatu organisasi, pada umumnya
ditentukan oleh beberapa
anggota organisasi yang memiliki motivasi prestasi.
Karakteristik orang bermotivasi prestasi, adalah :

Mengejar kepuasan atas keberhasilan


Menyenangi pekerjaan yang menantang dan terukur
Menginginkan keterlibatan tuntas
Menginginkan kemandirian
Menginginkan pengakuan dan penghargaan

c. Supaya orang yang bermotiv prestasi efektif menjadi aset


organisasi:
Beri pekerjaan yang menantang, dan libatkan secara tuntas,
mulai dari menggagas, merencanakan, melaksanakan, &
mengevaluasl
Beri kesempatan mandiri dalam pelaksanaan
Berlakukan prinsip Reward dan Punishment
Jangan dimusuhi, tetapi ikuti dan awasi.

d. Teori Harapan (Victor Vroom)


Vroom mendefinisikan motivasi sebaga suatu proses yang
menentukan pilihan antara beberapa alternatif dari kegiatan
suka rela. Sebagian besar perilaku dipandang sebagai kegiatan
yang dapat dikendalikan orang secara suka rela, dan karena itu
dimotivasi.

Harapan Hasil (Outcome expectency)


Asumsi ini menyatakan bahwa seseorang percaya bila ia
berperilaku dengan cara tertentu, ia akan memperoleh hal
tertentu pula. Jadi, teori harapan hasil, adalah "penilaian
subjektif seseorang atas kemungkinan bahwa suatu hasil
tertentu akan muncul dari tindakan orang tersebut".

Valensi (Valence)
Setiap hasil mempunyai nilai atau daya tarik bagi seseorang.
Valensi, adalah "nilai yang orang berikan kepada suatu hasil
yang diharapkan". Valensi biasanya muncul dari adanya
kebutuhan internal, namun motivasi yang sesungguhnya
merupakan proses yang lebih rumit.
Harapan Usaha (Effort Expectancy)
Setiap hasil karya berkaitan dengan suatu persepsi mengenai
seberapa sulit mencapai hasil tersebut. Teori harapan usaha,
adalah "kemungkinan bahwa usaha seseorang akan
menghasilkan pencapaian suatu tujuan tertentu".
e. Teori Pengukuhan {Reinforcement), (Skinner

5. Teori Dikhotomi Kebutuhan (Oleh : Chris Argiris)


a. Di dalam organisasi, selalu ada dikhotomi (perbedaan dan
pertentangan)
kebutuhan atau kepentingan, antara kepentingan individu -
anggota - vs-
kepentingan organisasi.

b. Secara alamiah, manusia cenderung mengutamakan


kepentingan pribadi, dari
pada kepentingan organisasinya.

c. Bisa terjadi, anggota organisasi yang merasa kepentingan


pribadinya terabaikan
atau terhambat, akan menggunakan keahliannya menghambat
atau menggagalkan
pencapaian tujuan organisasi.

Argiris merekomendasikan:

Perubahan kepemimpinan, dari membangun "kepatuhan dan


ketergantungan" menjadi : "membangun hubungan interpersonal
yang sehat dan memberi kesempatan mengaktualisasikan diri"
Kegiatan Belajar 2

TEKNIK MOTIVASI
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti kegiatan belajar ini peserta diharapkan mampu


menjelaskan dan menerapkan teknik-teknik motivasi dan dapat
menjelaskan mengenai aplikasi motivasi.

SUB POKOK BAHASAN:


Teknik Motivasi
a. Aplikasi Motivasi
b. Penerapan Teknik Motivasi

URAIAN
A. Aplikasi Motivasi

Sekolah sebagai unit organisasi dan merupakan ujung tombak dalam


mentransfer ilmu pengetahuan, yang dirasa mempunyai peranan yang
sangat penting dalam mengubah perilaku seseorang melalui
pembinaan, pengembangan terhadap setiap anggota yang baik
langsung maupun tidak langsung yang terlibat dalam sekolah. Oleh
karena itu dalam diklat teknis kepala sekolah ini perlu diberikan
sajian materi motivasi agar semua orang yang terlibat bisa aktif dalam
mengembangkan dan memikirkan bagaimana pengelolaan sekolah
berjalan dengan baik sesuai dengan harapan stakeholder dengan
dasar pemikiran:
a. Sebagai pemimpin, kepala sekolah harus menguasai teknik
motivasi, agar
mampu memotivasi guru dan pegawai yang dipimpinnya.
b. Guru juga harus menguasai teknik motivasi, supaya mampu
memotivasi siswa
belajar efektif dan berprestasi.
c. Apabila guru dan pegawai sekolah terdemotivasi, bukan hanya
bekerja tidak
produktif, bahkan bisa menjadi kontra - produktif, melakukan hal -
hal yang
merugikan kepentingan sekolah.
d. Murid yang terdemotivasi (bisa terjadi secara tidak sengaja oleh
gurunya), bukan
saja hanya kehilangan semangat belajar, bahkan kemampuan
belajarnya bisa
menurun.
e. Totalitas diri pemimpin adalah sumber motivasi bagi anggota
organisasinya :
Kualitas keputusan/kebijaksanaannya
Penampilan (appearens)
Asal - usul
Kualitas intelektual
Kualitas moral
Aspek kepribadian lainnya.
Penguasaan teori dan teknik motivasi, penting bagi setiap unsur
pimpinan dalam organisasi, karena penguasaan teknik motivasi akan
membuka wawasan kepala sekolah dalam mengerakkan dan
mengadakan perubahan kearah yang lebih dari pada sebelumnya.
Banyak ahli berpendapat bahwa cara yang paling efektif bagi
pemimpin dalam suatu unit organisasi dalam usaha untuk
mempengaruhi, menggerakkan, mengarahkan, dan membangun
anggota organisasi, adalah dengan teknik motivasi, karena dengan
mempergunakan teknik motivasi diharapkan semua anggota akan
tergugah hatinya untuk bertindak dan melakukan sesuatu yang lebih
baik lagi dan merasa memiliki dan penuh tanggung jawab dengan
segala konsekuensinya. Namun demikian, tenik motivasi yang
dipergunakan oleh pimpinan sangat tergantung dan dipengaruhi oleh
berbagai prinsip dan situasi perilaku yang hendak dikendalikan.
1. Hanya pemimpin yang sedang termotivasi yang mampu memotivasi
anggota organisasinya. Sebaliknya, pemimpin yang sedang
terdemotivasi, cenderung mendemotivasi anggota organisasinya,
dan totalitas diri pemimpin adalah sumber motivasi bagi anggota
organisasinya.
2. Terhadap seluruh anggota organisasi, pemimpin harus mampu
memberi jaminan kebutuhan dasar fisik, kebutuhan akan rasa
aman dan keselamatan, serta kebutuhan sosial.
1. Tidak bisa diingkari, bahwa memang ada saja anggota organisasi
yang kebal terhadap tindakan motivasi, sehingga tetap bertahan
pada perilaku teori x. Bagi mereka ini dapat diberlakukan
pengaruh kuasa untuk memerintah, mengatur, mengendalikan, dan
mengawasinya.
2. Secara normatif (berlaku umum), lebih efektif memakai
pendekatan interpersonal yang sehat daripada memakai
pendekatan kuasa.
3. Organisasi yang tidak memberla-kukan prinsip Reward and
Punishment, adalah Hopeless
4. Hukuman adalah salah satu alat motivasi bagi pemimpin, karena
itu jangan ragu -ragu menghukum. Untuk memotivasi orang
menjadi lebih maju dan lebih produktif.
5. Menciptakan iklim kerja yang sehat adaiah sangat penting, karena
di dalam tubuh organisasi yang sehat, terdapat semangat kerja
organisasi yang sehat. Tetapi sebatas "Hygiene Factors", bukan
faktor motivasi (teori Herzberg).

6. Bagi orang yang menginginkan kebutuhan esteem dan kebutuhan


aktualisasi diri (Teori Maslow), atau orang yang berada pada teori
Y (McGregor), atau mereka yang bermotivasi prestasi (teori
McClelland) berikan :
a. Pekerjaan yang bermakna (meaningfull).
b. Kesempatan terlibat tuntas (berpartisipasi)
c. Pengakuan dan penghargaan atas prestasi kerjanya
d. Kesempatan mengembangkan dirinya.
9. Jangan terlalu cepat marah pada orang yang mengutamakan
kepentingan pribadinya, karena hal itu adalah lumrah - alamiah.
10. Beri perhatian khusus kepada mereka yang bermotivasi prestasi
(termasuk yang ambisius), karena mereka adaiah asset penting
bagi kemajuan organisasi. Tetapi hati - hati, jangan terkesan anak
emas, yang akan mengundang kecemburuan orang lain.
11. Jangan terlalu cepat jengkel pada staf yang tidak mampu
menyelesaikan pekerjaannya, karena mungkin pekerjaan itu di luar
batas kemampuannya.
a. Terapkan teori Reinforcement (Teori Skinner)
b. Beri Encourament (dorongan dan dukungan)
12. Jangan lupa melatih dan mengajak staf menikmati kepuasan
kerja atas keberhasilan yang diperolehnya.
13. Haras kreatif mengembangkan dan memberikan "Non Money
Motivation".
14. Organisasi yang member! harapan, adalah organisasi yang
memiliki program pengembangan staf(StaffDevelopment).
15. Jangan berlama - lama memelihara staf yang Demotivated,
karena dia akan mempengaruhi orang lain ikut - ikutan
Demotivated.
16. Perilaku seseorang yang dianggap "aneh", pasti ada
penyebabnya dan ada tujuannya. Untuk mengatasi, coba cari apa
penyebabnya dan apa tujuannya dengan memakai pendekatan
empati
17. Hati - hati jangan terjerumus menjadi "pemimpin bermasalah",
yang sering secara tidak sadar justru menjadi sumber masalah
yang sering mendemotivasi stafnya, dengan cara:
a. Membuat keputusan yang tidak bijaksana (tidak masuk akal
sehat, tidak adil,
tidak jujur, dan tidak terbuka).
b. Bossy,
c. Sok kuasa,
d. Sok pintar,
e. Apriori,
f. Tidak mau menyapa saat berpapasan,
g. Memotong pembicaraan,
h. Menghukum dengan motiv
dendam,
i. Memarahi staf didepan orang
lain
j. Ucapan meremehkan orang
lain
k. Tidak menepati janji.

B. PENERAPAN TEKNIK MOTIVASI


1. Kebermaknaan
Siswa akan lebih termotivasi untuk belajar, apabila materi dan
kegiatan belajar dirasakan berguna atau bermakna bagi dirinya.
Kebermaknaan terkait dengan bakat, minat, kemampuan, dan tata -
nilai siswa.

2. Penguatan
Siswa yang mendapatkan pengalaman behasil dalam mempelajari
atau mengerjakan pekerjaan tertentu, akan termotivasi untuk
mencari kepuasan dengan mempelajari atau mengerjakan
pekerjaan yang lebih sulit. Sebaliknya siswa yang mendapatkan
pengalaman gagal bermotivasi dalam mempelajari atau
mengerjakan pekerjaan tertentu, akan terhambat proses
belajarnya.

3. Pembelajaran Berprasyarat

a. Siswa akan mampu mempelajari satpel 2 (satuan pelajaran 2)


apabila telah
menguasai secara tuntas satpel 1. (Dalam hal ini satpel 1
menjadi prasyarat untuk
mempelajari satpel 2). Sehingga apabila ada siswa yang
kemampuan belajarnya
lambat, sebaiknya diberikan kesempatan belajar remedial.
b. Siswa akan termotivasi mempelajari materi pelajaran baru
apabila terkait dengan
apa yang telah diketahui oleh siswa dan telah memiliki
kemampuan dasar untuk
mempelajarinya.

4. Contoh dan Model


Siswa akan lebih termotivasi belajar, apabila pelajaran disajikan
dalam bentuk contoh atau model untuk dilihat dan ditiru.

5. Iklim Belajar yang Kondusif


Siswa akan bergairah belajar di ruang - kelas, apabila:

a. Ruang - kelas ditata dengan : tertib, rapi, bersih, dan dilengkapi


dengan gambar-
gambar yang terkait dengan materi pelajaran

b. Suasana hubungan antara siswa dan antar guru dengan siswa


terbuka secara sehat
(tidak kaku tetapi tidak liar)
6. Pemberian Umpan Balik
Siswa akan termotivasi belajar apabila dengan cepat dan secara
teratur mendapat umpan balik atas hasil evaluasi dan pemeriksaan
hasil pekerjaan siswa.

7. Keberagaman Siswa

Secara individu, tiap - tiap siswa memiliki keunikan sendiri


sendiri, karena itu, selain guru memberikan tindakan memotivasi
secara umum (normatif berlaku untuk semua), juga perlu memberi
perlakuan spesifik bagi siswa tertentu.

8. Persaingan
Persaingan adalah salah satu cara untuk memacu prestasi siswa.
Oleh karena itu, guru harus mampu menjaga persaingan yang
sehat, dengan membentuk sikap :
a. Pesaing bukan musuh yang harus dijatuhkan, dan
b. Pesaing adalah partner berpacu
c. Bersaing dalam kerjasama dan bekerjasama dalam persaingan.

9. Menghindari Tindakan Mendemotivasi


Siswa yang terdemotivasi akan kehilangan semangat belajar dan
bahkan kemampuan belajarnya bisa menurun. Tindakan guru yang
sering tidak sadar mendemotivasi siswa, antara lain:
a. Lebih banyak mengucapkan cemoohan daripada pujian.
b. Menakut - nakuti anak dengan mengatakan bahwa pelajaran
terlalu sulit.
c. Mengekspresikan dirinya dengan kata - kata yang tidak sesuai.
Misalnya "anak
malas" disebutkan "bodoh".

Oleh karena itu, sajian praktis ini sengaja diprogram dengan maksud
dan tujuan peseta diklat dapat mencoba dan sekaligus
mengevaluasi peranan motivasi dalam menggairahkan semangat
kerja dan semangat belajar sebagai proses melakukan perubahan
kearah yang lebih baik lagi.
Materi sajian ini telah diusahakan sepraktis mungkin untuk dapat
dilaksanakan. Namun demikian selaku pemberi materi merupakan
beban dan tanggung jawab yang mempunyai makna multiganda dalam.
Motivasi sebagai ilmu sangat penting untuk diaplikasikan dan
sekaligus cermin bagi peserta dalam melaksanakan tugasnya
MATERI

KONSEP DAN PRAKTEK


KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti pembelajaran peserta diharapkan mampu


menjelaskan pengertian komunikasi, unsur-unsur komunikasi,
komunikasi verbal dan nonverbal, serta teknik mendengar yang
efektif.

POKOK BAHASAN

1. Pengertian Komunikasi
a.Pengertian Komunikasi
b.Unsur - Unsur Komunikasi
2. Jenis-jenis Komunikasi
a. Komunikasi Verbal
b. Komunikasi Non Verbal
3. Teknik Menyimak Efektif
a.Teknik Menyimak Efektif
b. Mengendalikan Pembicaraan Di Telepon
Kegiatan belajar 1

PENGERTIAN
KOMUNIKASI

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti kegiatan belajar ini peserta diharapkan mampu


menjelaskan pengertian dan unsur-unsur komunikasi

SUB POKOK BAHASAN


a.Pengertian Komunikasi
b.Unsur - Unsur Komunikasi

URAIAN

A. PENGERTIAN KOMUNIKASI

Istilah komunikasi (dalam bahasa Inggris communication) berasal


dari kata Latin, communicatio, dan bersumber dari kata communis
yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna.

Murdhy Dennis yang saya kutip dari Better Business


Communication merumuskan sebagai berikut: Komunikasi adalah
seluruh proses yang diperlukan untuk memahami pikiran-pikiran
yang dimaksud oleh orang \ain.(communication is thewhole process in
reaching other's minds)
Menurut Harwood Secara teknis komunikasi didefinisikan sebagai
proses untuk memadukan ingatan-ingatan/pikiran-pikiran.
(communication is more technically defined as a process for conduction
the memories).
Harold Lasswell menjelaskan bahwa cara terbaik untuk
menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan:
Siapa mengatakan apa; dengan saluran apa; kepada siapa;
dengan pengaruh bagaimana? (Who says what in wich channel to
whom with what effect?).

Definisi komunikasi secara umum:


Proses kegiatan pengoperan / penyampaian berita / informasi dari
komunikator kepada komunikan dengan menggunakan media dan
cara penyampaian informasi yang dipahami oleh kedua pihak, serta
saling memiliki kesamaan arti lewat transmisi pesan secara
simbolik.

B. UNSUR - UNSUR KOMUNIKASI


Untuk dapat melakukan komunikasi maka dalam proses terdapat
unsur unsur sebagai berikut
1. Komunikator (Communicator)
2. Komunikan (Communicant)
3. Pesan atau esensi komunikasi {Contents)
4. Adanya interaksi langsung maupun tidak langsung {Interaction)
5. Penggunaan media komunikasi {the use of media)
6. Adanya pemahaman bersama akan esensi dan tujuan komunikasi
{mutual understanding)
Menurut cara berbicara komunikasi dibedakan dalam beberapa hal
sebagai
berikut:
1. Dari segi jarak
Komunikasi berbicara langsung atau face to face, dan berbicara tidak
langsung.
2. Dari segi sarana/saluran/ media yang dipergunakan
Komunikasi berbicara dapat melalui surat, telepon (SLJJ, SLI),
radio, televise, E-Mail, internet, samapor, sandi, SMS dll.
3. Dari segi tujuan.
Komunikasi berbicara dalam seminar, semi loka, diskusi panel,
rapat kerja, santiaji, kampanye, konferensi, workshop, penataran
(sebagai penatar atau sebagai penatar), dalam kelas, wawancara
dll. Dari segi tujuan ini dapat dibedakan adanya pemberian
informasi, pengumpulan informasi, pengambilan keputusan,
pemecahan masalah, penjualan informasi.

4. Dari segi kedinasan.


Komunikasi yang membicarakan soal Kedinasan (antara sesama
rekan kerja, dengan atasan,dengan bawahan),berbicara soal pribadi.
5. Dari segi bahasa yang digunakan
Komunikasi dengan berbicara melalui bahasa lisan/dengan ucapan
kata-kata atau kalimat yang diucapkan dan diperjelas dengan tinggi
rendahnya nada suara,keras dan lembutnya suara..
6. Dari segi lawan berbicara
Komunikasi dengan berbicara satu lawan satu,satu lawan
banyak,satu lawan kelompok,kelompok lawan satu.
7. Dari segi hierarchi.
Downward Communication atau komunikasi ke bawah yaitu
Komunikasi yang turun dari satu level ke level yang lebih
rendah,secara perlahan-lahan menuju ke bawah.
8. Upward Communication atau komunikasi ke atas yaitu
komunikasi dengan
atasan.
9. Horizontal Communication/ Lateral Communication yaitu
komunikasi antar
teman sekerja (co - worker), antar bagian, atau dengan teman kerja
lainnya,
pimpinan dengan pimpinan, bawahan dengan bawahan, sesama tua,
sesama muda,
orang tua dengan orang muda.
Kegiatan Belajar 2
JENIS-JENIS
KOMUNIKASI
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti kegiatan belajar ini peserta diharapkan mampu
menjelaskan pengertian komunikasi verbal dan non verbal

SUBPOKOK BAHASAN
Jenis-jenis Komunikasi
a. Komunikasi Verbal
b. Komunikasi Non Verbal

URAIAN
A. KOMUNIKASI VERBAL
Waktu Anda bangun 70% kegiatan adalah berkomunikasi. Menurut
ahli komunikasi, D. Tanner, Komunikasi terdiri dari empat kegiatan
yaitu 42% mendengarkan; 32% berbicara; 15% membaca dan 11%
menulis. Lingkungan sosial budaya selalu bergerak maju, dan secara
dramatis telah ditransformasikan oleh teknologi komunikasi dan
media global. Kita tidak pernah membayangkan jika suatu saat
manusia akan mungkin hidup di dunia maya, tidak memerlukan
kontak mata dan tidak bergaul lagi sebagaimana yang kita alami
sekarang ini. Mudah mudahan itu tidak akan pernah terjadi di negeri
ini, di mana kekayaan bahasa dan keragaman budaya masih tetap
terpelihara oleh generasi sekarang. Budaya memberi salam ketika
berjumpa dengan teman atau kenalan masih tetap kita pertahankan,
dan kondisi seperti itu mempermudah kita menjalin komunikasi.
Kelancaran berkomunikasi bagi setiap orang berbeda-beda, dan
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Misalnya :
1. Faktor pengetahuan.
Makin luas pengetahuan yang dimiliki seseorang, maka ia makin
banyak perbendaharaan kata yang dapat memberikan dorongan
bagi yang bersangkutan untuk berbicara lebih lancer.

2. Faktor pengalaman
Makin banyak pengalaman yang dimiliki seseorang, makin
menyebabkan seseorang terbiasamenghadapi sesuatu. Orang
yang sering menghadapi massa, sering berbicara dimuka umum,
akan lancar berbicara dalam keadaan apapun dan dengan
siapapun.
3. Faktor inteligensi
orang yang intelegensinya rendah, biasanya kurang lancar dalam
berbicara, karena kurang memiliki kekayaan perbendaharaan
kata dan bahasa yang baik. Cara berbicaranya terputus - putus,
bahkan antara kata yang satu dengan lainnya tidak/ kurang
relevan.
4. Faktor kepribadian.
Orang yang mempunyai sifat pemalu dan kurang pergaulan,
biasanya kurang lancar berbicara.
5. Faktor biologis
Kelumpuhan organ berbicara dapat menimbulkan kelainan -
kelainan, seperti:
a. Sulit mengatakan kata desis (lisping), karena ada kelainan pada
rahang, bibir, dan gigi
b. Berbicara tidak jelas (sluring), yang disebabkan oleh bibir
(sumbing), rahang
lidah tidak aktif.
c. Berbicara ragu-ragu, gagap yang disebabkan tidak biasa
berbicara dengan
orang banyak, sifat pemalu.

NILAI KUALITAS SUARA.


Nada suara merupakan petunjuk terpercaya tentang suasana hati
yang sedang kita alami .Cara berbicara mengkonotasikan perasaan
atau nilai tentang apa yang hendak dikatakan seseorang. Nada suara
yang tegas menunjukkan kondisi stabil dan tenang, sebaliknya nada
suara yang monoton, sumbang dan bernada sangat tinggi
mencerminkan kondisi pembicara yang kurang nyaman, dan dapat
dikonotasikan oleh pendengamya sebagai suatu ketidaknyamanan.
Berbicaralah tenang, hindari suara yang terlalu cepat atau terlalu
lambat. Hindari suara sengau atau suara hidung, dan berlatihlah
mendengarkan suara Anda sendiri melalui tape rekorder. Sangat
baik apabila berlatih berbicara dengan mulut dibuka wajar,
intonasi dan kecepatan yang sedang. Komunikasi verbal menjadi
suatu keharusan yang tidak terhindari khususnya oleh seorang
pemimpin.
Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami bahasa-bahasa
komunikasi kontemporer. Bukan hanya pada bahasa lisan, tetapi juga
bahasa tubuh. Percakapan dan penyampaian pesan yang tepat
adalah keahlian yang tidak dapat dihindarkan oleh seorang kepala
sekolah.

B. KOMUNIKASI NON VERBAL

Komunikasi sebenarnya adalah transfer pesan dari M kepada N atau


dari Y ke Z. Terkait dengan proses pengiriman pesan, maka medium
atau saluran , transmiter, penerima, gangguan dan umpan balik
merupakan unsur yang sangat berpengaruh hingga pesan tersebut
dapat dipahami oleh penerima pesan. Lazimnya proses seperti itu
lebih kita kenal dalam komunikasi verbal, di mana maksud atau
pesan yang hendak disampaikan harus melalui proses komunikasi.
Bersalaman merupakan kebudayaan yang sudah sejak jaman kuno
dilakukan manusia. Semutpun diumpamakan orang sebagai contoh
hubungan komunikasi yang sangat akrab, setiap bertemu mereka
saling menyapa dan bersalaman.

Bahasa badan adalah konstruksi manusia yang menggunakannya


dan hanya bisa dipahami dalam artian manusia yang
menggunakannya. Oleh karena itu bahasa badan yang bersifat fisik
tersebut dapat dipersepsi indra kita dengan tepat, tapi mungkin juga
persepsi itu keliru, jika yang menggunakan bahasa badan tersebut
tidak memaknai bahasa badan yang sudah lazim dan mendasar.
Tergantung dari bagaimana yang dimaksudkan oleh pemberi pesan
dalam bahasa badan.
Berikut ini adalah contoh bahasa badan yang lazim dikenal sebagai
makna tindakan atau sikap seseorang. Mungkin dapat menolong
Anda memahami komunikasi nonverbal dari orang yang sedang Anda
hadapi.
No Bahasa badan, No Makna
sikap & tindakan
1 Berdiri tegap dan lurus 1 Ekstrovert, memandang
diri sehat
2. Berdiri seperti kecapaian 2 Introvert, tidak merasa
dengan kepala menunduk nyaman dengan situasi
3 Menggunakan gerakan 3 Terbuka, berpandangan
badan secara luas maju dan luas, percaya
4. Menggunakan gerakan 4 Malu, tidak mampu
badan secara terbatas memiliki kepastian dan
5 Tetap menyendri dan 5 Cenderung penyendiri,
menjaga jarak mungkin karena malu atau
6 Condong ke arah posisi 6 Ingin meninggalkan
yang dapat didekati, tempatnya dan sikap diikut
sedikit maju sertakan dalam
7 Duduk gelisah, sering 7 percakapan
Ingin mengakhiri
melihat kearah jarum percakapan, ada acara yang
jam mendesak harus dilakukan
8 Menunduk sambil 8 Kesal, atau malu, bisa juga
menjawab pertanyaan, karena tidak berani
tidak melakukan kontak
mata
MENJADI KOMUNIKAN YANG EFEKTIF.

Dalam komunikasi tatap muka (face to face communication)


komunikasi berlangsung secara dialogis sambil saling menatap
sehingga terjadi kontak pribadi (personal contact), karena
situasinya tatap muka komunikasi ini dianggap paling efektif untuk
mengubah sikap, pendapat dan perilakau ( attitude, opinion, and
behaviour change) seseorang. Agar dalam situasi tatap muka dapat
tercipta suasana akrab dan menyenangkan diperlukan kemampuan
untuk mendengarkan. Mendengar aktif adalah upaya dengan
sepenuh kemampuan untuk dapat menangkap informasi yang
diperlukan. Mendengar aktif diperlukan dalam komunikasi inter
personal pada tugas sehari hari, memusatkan perhatian pada
pembicaraan seseorang untuk dapat menangkap pembicaraan.
Mendengar aktif berbeda jelas dengan mendengar biasa.
Anda dapat mendengar radio, mendengar dan melihat berita di
televisi secara tidak sengaja, tidak seluruh isi berita itu dapat
ditangkap dan dipahami. Suatu kejadian kebakaran, banjir lumpur,
gempa dan tsunami, kadang kadang diketahui tanpa disengaja dan
tidak secara mendalam dipahami berita tersebut. Akan lain halnya
apabila yang menjadi korban bencana tsunami ada di antara sanak
famili, atau anggota keluarga. Setiap ada beritadengan sengaja
penuh rasa ingin tahu" didengarkan setiap kalimat, bahkan
mungkin setiap kata dari penyiar disimak dan dimaknai. Inilah
contoh perbedaan antara pendengaran dan mendengar aktif
Mendengar aktif memberi makna pada bunyi yang ditangkap yang
merupakan jembatan untuk sampai pada pengertian.
Ada beberapa hambatan dalam mendengarkan aktif yang kadang-
kadang timbul dari situasi berikut:
1. Dari diri sendiri, dalam arti seseorang mudah timbul rasa harus
mempertahankan diri; misalnya seorang siswa Anda melaporkan
ulah seorang guru yang melakukan pelecehan seks terhadap
dirinya . Anda merasa tuduhan itu salah dan bahkan balik
menyalahkan siswa tersebut yang suka menggoda ,pakaian
kurang pantas dan lainnya. Maka sikap mempertahankan diri
akan menghambat mendengar aktif
2. Persepsi kita terhadap seseorang. Apa bila seseorang
berbicara terlalu cepat dan nada suara tinggi, kita dapat
menafsirkan ia sedang marah marah, maka sikap kita jadi lain.
3. Pesan yang terlalu panjang sehingga tidak jelas apa yang
hendak disampaikan. Kita lebih terpancing oleh begitu banyak
masalah yang disampaikan daripada memaknai inti /ide yang
akan disampaikannya.

Beberapa keuntungan dari mendengar aktif antara lain:


Mendengar aktif dapat meningkatkan pengetahuan, karena
dengan memahami masalah maka terbuka pemecahan masalah
Mengurangi salah paham. Sering kali percekcokan terjadi
karena kesalah pahaman. Satu sama lain tidak bicara.
Meningkatkan pencapaian tujuan, karena Anda dapat memahami
masalah dengan mendengar aktif

Pendalaman hubungan, akan semakin akrab karena tumbuh


perasaan positif dari kedua pihak.
Pemahaman yang sama dan kemampuan komunikan menafsirkan
pesan dan setting komunikasi kondusif (nyaman, menyenangkan
dan menantang) semuanya itu menjadi prasyarat dalam
komunikasi kontak pribadi..
Kegiatan Belajar 3

TEKNIK MENYIMAK
EFEKTIF

TUJUAN PEMBAHASAN
Setelah mengikuti kegiatan belajar ini peserta diharapkan mampu
menjelaskan dan menerapkan teknik menyimak yang efektif.

SUBPOKOK BAHASAN:
a.Teknik Menyimak Efektif
b.Mengendalikan Pembicaraan Di Telepon

URAIAN
A. TEKNIK MENYIMAK EFEKTIF

1. Memberikan perhatian dan minat


Perhatian penuh terhadap orang yang sedang berbicara pada Anda
itu sangat penting. Mendengarkan dengan sungguh sungguh dan
tertarik. Charles W, Eliot seorang master dalam seni mendengarkan
mengatakan bahwa yang dimaksud mendengarkan bukan sekedar
mendengar dengan diam, melainkan suatu bentuk kegiatan. Dia
duduk tegak di ujung kursinya, dengan tangan-tangan menyatu di
atas pangkuan, tidak membuat gerakan apapun kecuali memutar
ibu jarinya dengan lebih cepat atau lebih lambat. Dia memandang
teman bicaranya dan tampak mendengarkan dengan mata dan
telinganya. Dia mendengarkan dengan pikirannya, dan dengan
penuh perhatian memikirkan apa yang Anda katakan, sementara
Anda mengatakannya. Penunjukan minat, sebagaimana dengan
semua prinsip lain dalam hubungan manusia ,sangat menentukan
suasana pembicaraan. Mendengarkan sama pentingnya dengan
kehidupan rumah tangga dan dunia bisnis. Tidak hanya tokoh
penting yang sangat suka pada pendengar yang baik, tetapi orang
biasapun demikian juga. Bersikap empatik dan simpatik akan
mendorong mereka mengemukakan hal hal yang diinginkan.

Jadilah pembimbing dan mengajak orang untuk berbicara tentang


kepentingan mereka, siapa tahu Anda juga dapat memetik pelajaran
dari pengalaman orang tersebut Banyak orang mendatangi seorang
dokter, pada hal yang sesungguhnya mereka butuhkan adalah
seorang pendengar. Memberi perhatian kepada orang yang
berbicara kepada Anda, tataplah pada orang tersebut. Apabila Anda
sering menoleh ke kiri, ke kanan atau ke arah lain pandangan Anda,
itu bermakna bahwa Anda sesungguhnya tidak tertarik kepada
pembicaraan.Dalam hal demikian si pembicara akan
memperhatikan-nya dan mungkin dia akan tersinggung.

2. Memahami

Kebanyakan orang mendengarkan bukan dengan maksud untuk


memahami. Mereka mendengarkan dengan tujuan untuk memberi
jawaban (The 7 habits...) memahami, berarti memberikan makna
terhadap maksud kawan bicara. Mendengarkan dengan tujuan
memahami maksudnya berusaha dulu untuk benar benar
memahami, sehingga dapat memberi penghargaan dann
membesarkan hati pembicara. Cara ini mengungkapkan perhatian
dan penerimaan kita, serta memperteguh kembali rasa berharga
yang dimiliki seseorang. Salah satu pendengar terbaik di era
modern adalah Sigmund Freud, demikian menurut tulisan Dale
Carnagie*.

Sikap Freud saat mendengarkan sungguh sangat mencengangkan.


Suaranya rendah dan ramah, gerak geriknya sangat sedikit, namun
perhatiannya yang diberikan dan penghargaan terhadap apa yang
dikatakan luar biasa. la sangat memahami apa yang diungkapkan
lawan bicaranya.

Bila Anda ingin menjadi seorang pimpinan yang baik, jadilah


pendengar yang sungguh memahami orang lain yang bicara.
Apabila dalam suatu ruang rapat dinas atau ketika Anda duduk
seorang lawan seorang, alangkah baik jika Anda membuat catatan
tentang arahan arahan yang diberikan oleh pimpinan atau peserta
rapat yang Anda pimpin. Pimpinan yang baik akan mengatakan
pada awal pertemuan topik apa yang akan dibicarakan dan pada
akhirnya akan meringkas apa yang telah dikatakan.

Ada kalanya topik pembicaraan kurang dipahami peserta, tidak ada


salahnya untuk memperjelasya kembali. Ajukan pertanyaan
-pertanyaan yang orang tersebut akan senang menjawabnya.
Memahami berarti dapat menangkap makna yang dikomunikasikan
oleh mereka dalam pembicaraan dengan Anda. Beri semangat
mereka agar mereka berbicara tentang diri mereka dan hasil sukses
mereka.

Ingatlah dengan siapa Anda bicara adalah seratus kali lebih tertarik
dengan diri mereka sendiri dan keinginan keinginan mereka, juga
masalah mereka dibandingkan dengan minat mereka pada Anda
dan masalah Anda.

Beberapa cara untuk menjadi pendengar aktif.

Hindari memberi evaluasi /penilaian tergesa gesa terhadp


pembicaraan
Hindari pembrian bumbu bumbu" pada isi pembicaran orang
lain, jangan mencampurkan gagasan kita ke dalam gagasan si
pembicara
Beri kesempatan untuk berbicara, biarkan lawan bicara selesai,
jangan menolak, mempertahankan diri atau berdebat.
Jangan menghindar dari pembicaraan, berusahalah membangun
tembok pengertian.
Hindari adanya kecurigaan terhadap apa yang akan dibicarakan
orang lain .Kalau Anda sudah mendengar perkataan lawan
bicara, nilailah apa yang Anda dengar dengan mencari apa yang
positif di dalam kata kata si pembicara. Jangan menyimpan kata
kata yang membuat suasana menjadi tidak bermakna.
Jangan terlalu memperhatikan sikap dan penampilan si
pembicara, lebih bailk perhatikan isi pembicaraan. Jangan
bersifat munafik karena sifat munafik akan berpengaruh
terhadap penghargaan Anda atas isi pembicaraan.
Cobalah mengerti dasar dasar yang digunakan orang untuk
berbicara. Barangkali dalam percakapan tersebut ada hal hal
yang menimbulkan rasa tidak setuju Anda, hindarilah agar tidak
menimbulkan perdebatan. Sambutlah rasa tidak setuju itu,
ingatlah slogan, apabila dua mitra selalu tidaksetuju, salah satu
dari mereka tidak perlu" Kalau ada beberapa hal yang Anda
belum pikirkan , bersyukurlah kalau itu diberitahukan pada
Anda.
Mungkin ketidaksetujuan ini merupakan kesempatan Anda
untuk dikoreksi sebelum Anda membuat kesalahan.
Berjanjilah untuk memikirkan ide ide lawan bicara dan pelajari
ide ide itu dengan seksama, dan lakukanlah sungguh sungguh.
Lawan bicara Anda mungkin benar. Jauh lebih mudah pada tahap
ini untuk memikirkan pandangan pandangan mereka
dibandingkan Anda maju dengan cepat dan mendapatkan posisi
di mana lawan bicara Anda bisa berkata" kami sudah berusaha
menyampaikan pada Anda, tapi Anda tidak mau mendengarkan.
Saringlah butir butir yang paling penting, dan mulailah
merumuskan tanggapan Anda.Rumuskan kembali isi
pembicaraan -pembicaraan serta harapan sipembicara
Berterima kasihlah kepada lawan bicara Anda dengan tulus
untuk pernyataan pernyataan mereka.ini akan membuat Anda
menguasai tujuan diskusi itu.
3. Bereaksi
Apabila dalam suatu diskusi seseorang memberi Anda kesempatan
untuk bertanya atau memberikan pendapat Anda, berhentilah
sesaat untuk memikirkan tanggapan Anda. Bersiaplah memberi
tanggapan secara verbal. Berilah reaksi dengan senyum, anggukan
tanda setuju, atau isyarat... apapun yang wujudnya asal wajar,
untuk menyatakan perhatian atas apa yang sedang dikatakan.
Beberapa tanggapan yang biasa cepat diberikan adalah :
"Soya dapat mengerti bahwa itu penting"
Kami akan memikirkannya lebih lanjut"
"Saya sependapat dengan Anda"
,yAkan kami diskusikan dengan pimpinan" Jangan
memotong pembicaraan, ini bukan cara sopan untuk menunjukkan
bahwa Anda aktif mendengarkan. Terutama bagi orang yang gaya
bicaranya lamban , jangan pernah tergoda untuk memotong
pembicaraan, akan lebih bijaksana apabila Anda sabar
mendengarkan semua yang ingin disampaikannya.
Ada pepatah Cina demikian;
Katakan padaku, aku akan lupa,
Tunjukkan padaku, mungkin aku akan ingat
Tetapi libatkanlah aku, dan aku akan mengerti
Ubatkanlah dirimu sendiri di dalam apa yang dikatakan orang
lain, dengan
memberinya perhatian penuh.

B. MENGENDALIKAN PEMBICARAAN DI TELEPON

Telepon merupakan sarana komunikasi yang sangat efektif


dan dapat menghilangkan batas jarak dan waktu. Oleh karena itu
sangat lah penting memahami teknik bertelepon untuk memberi
kesan pertama positif bagi penelepon. Agar penggunaan
teleponmenjadi efisien berlatihlah untuk memenuhi anjuran
berikut:

Berlatihlah berbicara dengan jelas dan dengan gaitlah,


ketika Anda menelepon.
Tulis garis besar masalah yang akan Anda bicarakan
Jelaskan identitas dan tujuan bicara Anda pada awal pembicaraan .
Contoh:
> Identifikasi dengan nama "Selamat pagi, Rika Arlianti hendak
bicara dengan Pak Benny, apakah beliau ada waktu?
> Identifikasi lembaga" Selamat Siang, dari SMU Cerdas
Mandiri mau bicara dengan ibu Betty, minta tolong
disambungkan".
> Identifikasi nomor telepon ," Halo, dari SMU N 3 Medan ,
5473533 bicara"
Boleh disambungkan dengan Pa' Raylen?
Jika orang yang Anda hubungi itu tidak di tempat, tinggalkan
berita atau pesan yang memberitahukan keperluan Anda, Contoh
:" Mohon bantuan untuk menyampaikan kepada Bapak Kepala
Dinas, Kepala SMU N II Denpasar mau bertemu beliau Jam 10
pagi besok..
Setelah Anda bertemu dengan orang yang Anda maksudkan maka:
> Sebutkan identitas Anda, institusi Anda dan bertanyalah
kepada orang itu apakah ia punya waktu untuk berbicara.
> Cepat, mulailah pembicaraan, singkat namun harus jelas.
> Tutuplah pembicaraan dengan mengatakan
sesuatu,penghargaan misalnya, terima kasih atas waktu Anda,
saya senang menerima jawaban Anda , dan sebagainya.

Aturan yang dianjurkan untuk dipenuhi bila Anda menjawab


telepon
Berilah salam yang bersahabat, seperti selamat pagi"
Berilah identitas Anda, lembaga Anda atau nomor telepon yang
Anda sedang gunakan.
Contoh :
Selamat pagi, Rika Arlianti di sini, apayangperlu dibantu?
Selamat siang, SMU 5 , Adayangperlu dibantu'?
Selamat pagi, dengan nomor 5473533, Mau bicara dengan siapa?
Jika Anda belum mengetahui identitas si penelepon, tanyakan
dengan sopan " maaf, boleh saya tahu dari siapa, pak/bu"?
Sebaiknya tidak terlalu menanyakan identitas si penelepon,
kecuali hal itu memang dituntut dari Anda .
Jika yang dimaksudkan sipenelepon tidak dapat berbicara
langsung dengan orang yang dituju, mintalah untuk menunggu,
katakan sebab sebab mengapa harus menunggu.
Contoh:
Mohon tunggu sebentar, say a akan panggilkan
Mohon ditungu, akan saya sambungkan
Pak Krisna sedang mengajar, maukah bapak /ibu menunggu, atau
maukah bapak/ibu
menelpon kembali 30 menit lagi?
Hargailah setiap berita yang Anda terima, dan ucapkan salam
kembali.
Jika Anda menerima telepon yang salah sambung, katakan "maaf
Anda salah sambung" jangan ditutup begitu saja
Sadarilah bahwa hanya sedikit orang yang dilahirkan dengan
suara emas dan bergema, oleh sebab itu analisalah suara Anda
dan berlatihlah untuk memperbaiki.

Sewaktu Anda berbicara dengan seseorang melalui telepon,


taruhlah selalu kertas catatan untuk mendokumentasikan
percakapan itu.

Penting sekali untuk melakukan efisiensi dalam percakapan


melalui telepon, itu merupakan ciri profesionalisme Anda!
Aturan Jika Anda Penerima Telapon

Pahami sebanyak mungkin lingkungan kerja Anda . Nama nama


guru, wali kelas dan guru mata pelajaran di tiap kelas. Siapkan
sebuah arsip tentang informasi penting sekolah yang Anda pimpin
Jawab setiap telepon masuk dengan menyebutkan nama sekolah
Anda dengan sapaan yang tepat
Jika sekolah Anda dikenal dengan nama singkatnya,misalnya SMA
Boedoet (maksudnya Boedi Oetomo) sebutkan ini dengan jelas,
bila tidak memungkinkan, sebutkan dengan lengkap
Tersenyumlah sementara Anda berbicara, meskipun tidak nampak
oleh penelepon

Jangan tampakkan suasana hati atau perasaan Anda pada suara


anda
Ketahuilah nama-nama serta tanggung jawab dari semua
pengampu mata pelajaran di sekolah yang Anda pimpin
Ketahuilah nama nama staf dan tanggung jawab di sekolah,
pengurus OSIS
maupun administrasi
Ketahuilah nama nama jabatan jabatan, pejabat dan staf utama
di lingkungan sekolah, Dinas Pendidikan Kecamatan dan
Kabupaten
Berkelilinglah sekitar sekolah, sehingga Anda dapat melihat di
mana guru guru duduk, sehingga Anda dapat menemukan dan
menyapa mereka dengan cepat.
Ketahuilah nama nama mitra kerja , komite sekolah, dewan
pendidikan dan
orang orang lain yang biasa Anda ajak bekerja sama
Ingatlah nama nama orang yang sering menelepon, dan sapa
mereka dengan namanya
Bila Anda menjawab panggilan telepon, jangan sekali kali Anda
menutup pembicaraan terlebih dulu.
Periksa mutu pesan alat penjawab telepon Anda, dan rekam ulang
secara teratur

Pastikan semua pesan pesan pada alat penjawab telepon


diteruskan tanpa
ditunda tunda
Jangan biarkan penelepon menunggu untuk waktu yang tidak
terbatas.
Selalu mohon maaf apabila Anda meminta seseorang untuk
menunggu
Berniatlah untuk membantu sedapat mungkin
Apabila Anda bertanggung jawab atas teleks, maka jawablah
pesan pesan teleks sama cepatnya dan sopannya seperti halnya
dengan telepon

Jika Anda berbicara telepon dengan seseorang yang memilih


kebiasaan berbicara panjang, anda boleh berkata "maaf ya, saya
sudah ditunggu orang tua siswa dan saya sudah berjanji bertemu
sebentar lagi, Apakah kita dapat melanjutkan pembicaraan ini
pada waktu lain"?!
Ingat, efisiensi harus menjadi motto kerja Anda.
DAFTAR PUSTAKA

1. Onong Uchjana, Ilmu KOMUNIKASI, REMAJA ROSDAKARYA,


BANDUNG , 1984

2. PM MARPAUNG, COMMUNICATIVE ENGLISH, LAN, 2002

3. B . Soewito, Materi Kuliah Kepala sekolah, Aksek

Tarakanita,1997 4 , bahan ajar Diklat manajemen

kekepala sekolahan, LAN 2006

5. Loina Perangin-angin, Hubungan Masyarakat, Lalolo, Bandung, 2001

6. Smeltzer/Leonard, managerial Communication, MC Graw Hill, 1994

7. John Fiske, Cultural and communication studies, Jalasutera,

Yogyakarta,

8. Tim education Enterpreneurship-Enginering, TPSDP III-2005, Jakarta

9. Doc Morey , Meningkatkan keefektifan berkomunikasi di telepon,

Gramedia, 2004 Jakarta


LATIHAN

Materi Konsep dan Praktek Komunikasi yang Efektif


1) Apa yang dimaksud dengan motivasi?
2) Sebutkan 5 hirarki kebutuhan menurut
Abraham Maslow
3) Sebutkan 4 penerapan teknik motivasi dalam
sekolah
4) Sebutkan 6 totalitas diri pemimpin sebagai
sumber motivasi
5) Bagaimana pendapat anda tentang teori X
dan teori Y

Kepemimpinan Kepela 116


Sekolah
MATERI

KONSEP DAN PRAKTIK


PEMECAHAN MASALAH DAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti pembelajaran peserta diharapkan mampu:

1. Menjelaskan pengertian dan proses PMPK


2. Menerapkan Prinsip-prinsip PMPK
3. Membedakan proses pembagian utama PMPK
4. Menganalisis situasi
5. Merumuskan Masalah
6. Mengambil Keputusan dan Tindakan
7. Menerapkan teknik PMPK

POKOK BAHASAN

1. Penilaian Situasi
a. Pengertian Penilaian Situasi
b. Langkah-Langkah Penilaian Situasi

2. Pemecahan Masalah

Kepemimpinan Kepela 117


Sekolah
a. Pengertian Masalah
b. Penilaian Situasi
c. Analisis Persoalan /Masalah

3. Pengambilan Keputusan
a. Pengertian Keputusan
b. Fungsi Pengambilan Keputusan
c. Tujuan Pengambilan Keputusan
d. Unsur-unsur Pengambilan Keputusan
e. Dasar-dasar Pengambilan Keputusan
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
g. Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan

4. Proses Pengambilan Keputusan


a. Pengertian proses pengambilan keputusan.
b. Tahap-tahap proses pengambil-an keputusan

5. Model Pengambilan Keputusan


a. Pengertian Pentingnya Model Pengambilan Keputusan
b. Klasifikasi Model Pengambilan Keputusan.

1. Latihan/Simulasi

Kepemimpinan Kepela 118


Sekolah
Kegiatan Belajar 1

PENILAIAN SITUASI

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti kegiatan belajar ini peserta diharapkan dapat


menjelaskan pengertian penilaian situasi dan langkah-langkah dalam
melakukan penilaian situasi

SUBPOKOK BAHASAN

a.Pengertian Penilaian Situasi


b. Langkah-langkah penilaian situasi

URAIAN

A. PENILAIAN SITUASI

Bila kepala sekolah menghadapi masalah yang banyak, masih tumpang


tindih, dan atau saling membelit, maka sulit bagi kita untuk bertindak
dengan tepat. Untuk itu kita harus lebih dahulu mengurai apa yang kita
risaukan itu menjadi beberapa hal agar nanti kepala sekolah dapat
menangani lebih seksama satu demi satu. Kepala sekolah dapat melakukan
secara simultan bila sumber dayanya memungkinkan. Teknik untuk
mengurai persoalan biasa disebut penilaian situasi.
Penilaian situasi merupakan titik awal dalam rangkaian kegiatan pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan. Penilaian situasi harus dilakukan
secara seksama agar hasilnya dapat ditindaklanjuti dengan teknik-teknik
yang tepat.
Penilaian situasi ini dapat di sejajarkan dengan penemuan masalah, baik
yang telah, sedang dan akan dihadapi oleh organisasi sekolah.

B. LANGKAH-LANGKAH PENILAIAN SITUASI

Bila kita beranggapan bahwa segala sesuatu akan berjalan sebagaimana


yang diharapkan, maka apabila terjadi penyimpangan akan terjadi sulit

Kepemimpinan Kepela 119


Sekolah
mengatasinya. Untuk itu kita harus proaktif yaitu tidak menunggu sampai
masalah itu datang kepada kita, tetapi kita harus mencoba mengantisipasi
masalah tersebut sebelum masalah itu timbul. Langkah-langkah yang harus
di tempuh;

1. Mengenali Kerisauan
Kepala sekolah akan membuat daftar kerisauan yang dirasakan
organisasi sekolah, dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan
sebagai berikut;
a. Dimana target yang ditentukan tidak tercapai? Atau dimana
target terlampaui?
b. Perubahan apa yang diperkirakan akan terjadi dan dapat
menimbulkan ancaman atau peluang bagi kelangsungan hidup
organisasi?
c. Bidang atau bagian apa dari organisasi yang perlu ditingkatkan
kunerjanya?
d. Keputusan-Keputusan apa yang harus segera diambil?
e. Rencana apa yang harus dilaksanakan?
f. Tindakan apa yang harus segera diambil?
Dengan pertanyaan tersebut, kepala sekolah akan dapat
mengumpulkan berbagai keterangan tentang apa yang telah, sedang
dan akan dihadapi oleh organisasi saat ini dan juga dimasa yang akan
datang.
2. Memilah Kerisauan
Langkah ini dilakukan apabila masalah yang dihadapi masih belum
jelas, mungkin karena banyaknya masalah, atau mungkin karena
masih ,merupakan gabungan dari beberapa masalah yang kelihatan
menyatu.
Beberapa contoh pertanyaan yang dapat digunakan untuk memilah
kerisauan;
Apa yang anda maksud dengan ........?
Bukti apa yang anda punyai sehingga anda mengatakan seperti itu?

Kepemimpinan Kepela 120


Sekolah
Apakah kerisauan itu masih dapat dirinci lagi?
3. Menentukan Prioritas
Penetuan prioritas dapat dilakukan dengan beberapa cara, misalah
yang datang lebih dulu diselesaikan lebih dulu. atau keluhan tertulis
lebih dilayani. Aspek penting dalam menentukan prioritas adalah
tingkat kegawatan, mendesaknya dan pertumbuhan dari suatu
masalah.
4. Menentukan Langkah Penanganan
Dengan memperhatikan sifat dari masing-masing masalah, yaitu
masalah yang belum diketahui penyebabnya, masalah yang sudah
jelas penyebabnya, dan masalah yang masih potensial yang sedang
direncanakan pelaksanaannya dalam suatu keputusan atau tindakan.
Apakah harus mencari penyebabnya lebih dulu?, apakah tinggal
mengambil keputusan karena penyebabnya sudah diketahui? Apakah
tinggal menyiapkan tindakan antisipatif agar pelaksanaan keputusan
dapat berjalan dengan baik.?

Kepemimpinan Kepela 121


Sekolah
Kegiatan Belajar 2

PEMECAHAN MASALAH

TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti kegiatan belajar ini peserta diharapkan mampu
menjelaskan pengertian masalah, melakukan penilaian situasi dan
menganalisis persoalan atau masalah

SUBPOKOK BAHASAN

Pemecahan Masalah

a. Pengertian masalah

b. Penilaian situasi
c. Analisis persoalan /masalah

URAIAN
A. PENGERTIAN MASALAH

Masalah adalah apa yang menjadi penghalang untuk mencapai tujuan,


yang merupakan penyimpangan daripada apa yang diharapkan,
direncanakan, atau dikehendaki dan yang harus diselesaikan.

B. PENILAIAN SITUASI
Pada saat kita menghadapi banyak masalah maka kita akan merasakan
sulit bagi kita untuk bertindak. Untuk itu kita terlebih dahulu
menguraikan apa yang kita risaukan itu menjadi beberapa hal agar dapat
menangani lebih seksama satu demi satu. Yang dimaksud kerisauan disini
adalah suatu yang dirasakan mengganggu, kurang mengenakkan, atau
hal yang meminta perhatian kita, namun kita belum yakin benar bahwa
hal tersebut perlu kita atasi. Teknik untuk merinci kerisauan, dapat
digunakan dengan penilaian situasi. Teknik tersebut memberikan cara

Kepemimpinan Kepela 122


Sekolah
untuk mengidentifikasi dan memperjelas kerisauan-kerisauan yang
prioritasnya tinggi.
Di bawah ini terdapat ide-ide fundamental dalam penilaian situasi:
1. Mengenali kerisauan-kerisauan dalam situasi yang menghendaki
tindakan, apakah itu situasi ancaman atau suatu kesempatan;
2. Memisahkan kerisauan-kerisauan untuk memusatkan perhatian pada
yang spesifik, dengan merinci isyu-isyu yang dinyatakan secara umum
ke dalam unsur-unsur yang terpisah dan saling berbeda;
3. Menentukan prioritas untuk mengatur penyelesaian kerisauan-
kerisauan itu;
4. Menentukan letak kerisauan-kerisauan untuk mengidentifikasi proses
yang paling sesuai penyelesaiannya.
Langkah-langkah dalam penilaian situasi adalah:
1. Mengenali kerisauan
Pada langkah ini kita akan membuat daftar semua kerisauan yang
dirasakan oleh suatu organisasi.
Cara mengenali kerisauan ada beberapa macam, antara lain dengan
mengajukan pertanyaan sebagai berikut:
Di mana target yang ditentukan tidak tercapai?
Perubahan-perubahan apa yang dapat diperkirakan akan terjadi
dan dapat menimbulkan ancaman atau peluangbagi kelangsungan
hidup organisasi?
Bidang atau bagian apa yang harus segera diambil?
Rencana apa yang harus dilaksanakan?
Tindakan apa yng segera diambil?
2. Memilah kerisauan
Langkah ini dilakukan apabila masalah yang dihadapi masih belum
jelas, mungkin karena banyak, atau mungkin karena masih
merupakan gabungan dari beberapa masalah yang kelihatannya
menyatu.
Beberapa contoh pertanyaan yang dapat digunakan untuk memilah
kerisauan, antara lain:

Kepemimpinan Kepela 123


Sekolah
Apa yang anda maksud dengan .?
Bukti apa yang anda punyai sehingga anda mengatakan demikian?
Apakah kerisauan ini masih dapat dirinci lagi?
Dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut diharapkan jawabannya
sudah merupakan masalah-masalah tunggal dan spesifik sehingga
dapat ditangani.
3. Menentukan prioritas
Langkah ini penting untuk dilakukan terutama apabila sumber
dayanya terbatas. Ada tiga aspek penting dalam menentukan prioritas,
yaitu:
Tingkat kegawatan, yaitu besarnya dampak masalah terhadap
keselamatan jiwa manusia, uang, produksi;
Tingkat mendesaknya, adalah banyaknya waktu yang tersedia
untuk penanganan suatu masalah;
Tingkat pertumbuhan, adalah perkiraan akan bertambah buruknya
keadaan pada saat masalah mulai terlihat maupun sesudahnya.
4. Menentukan langkah penanganan
Langkah ini dilakukan dengan memperhatikan sifat dari masing-
masing masalah. Sifat suatu masalah dibagi menjadi tiga, yaitu:
Masalah yang belum diketahui penyebabnya secara seksama;
Masalah yang sudah cukup jelas penyebabnya sehingga kita tinggal
memilih keputusan terbaik untuk memecahkan masalah;
Masalah yang masih potensial karena kita sedang dalam taraf
merencanakan suatu keputusan atau tindakan.
Dalam langkah penanganan hal yang perlu diperhatikan adalah
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
Apakah kita harus mencari penyebabnya terlebih dahulu ?
Apakah kita tinggal mengambil keputusan karena penyebabnya
sudah diketahui?
Apakah kita tinggal menyiapkan tindakan antisipatif agar
pelaksanaan keputusan dapat berjalan dengan sebaik-baiknya?

Kepemimpinan Kepela 124


Sekolah
Dengan ketiga hal tersebut maka mengharuskan kita mengambil
teknik yang berbeda, yaitu:
Teknik analisis masalah, adalah apabila kita masih harus mencari
penyebab dari suatu masalah;
Teknik analisis keputusan, apabila penyebab suatu masalah sudah
demikian jelas sehingga kita tidak perlu lagi mencari penyebabnya;
Teknik analisis potensial, apabila keputusan sudah dibuat dan kita
tinggal mengamankan agar keputusan tersebut berjalan dengan
baik.
Setelah langkah-langkah tersebut ditentukan, maka tinggal
menentukan siapa yang akan menangani apa, siapa yang akan
membantu, kapan penanganan dimulai dan kapan berakhir, sesuai
dengan kebutuhan dan ketersediaan dana waktu dan tenaga.

C. ANALISIS PERSOALAN/MASALAH

Analisis masalah adalah langkah-langkah sistematis untuk menemukan


penyebab dari suatu masalah.
1. Ada tiga urutan di dalam analisis masalah, yaitu:
Mendeskripsikan persoalan masalah secara terinci dengan
mengumpulkan informasi yang spesifik;
Mengembangkan sebab-sebab yang mungkin dari persoalan
tersebut dengan menggunakan pengalaman atau analisis dari
deskripsi persoalan/masalah;
Menemukan sebab yang sesunggnya dengan menguji sebab-sebab
yang mungkin untuk melihat mana yang baik memberikan
keterangan tentang apa yang kita amati.
2. Langkah Analisis Masalah
Merumuskan masalah
Masalah perlu dirumuskan secara benar agar tidak menimbulkan
pengertian yang lain. Sesuatu dikatakan masalah apabila terdapat
kesenjangan, baik kesenjangan prestasi seseorang maupun
kesenjangan suatu sistem. Ciri dari masalah yang dapat ditangani

Kepemimpinan Kepela 125


Sekolah
adalah bersifat tunggal dan spesifik, harus ada pemiliknya, belum
diketahui penyebabnya, dan masih dalam jangkauan orang yang
menanganinya.
Masalah dapat digambarkan sebagai berikut:

Yang ingin dicapai


Masalah

Yang terjadi

Membuat spesifikasi penyimpangan


Pada langkah ini kita akan melihat apa atau siapa yang mempunyai
masalah, apa masalah yang dihadapi, kapan dan dimana masalah
terebut terjadi, serta seberapa besar yang terkena masalah dan
bagaimana kecenderungannya dari waktu ke waktu. Dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita akan
memperoleh fakta-fakta atau keterangan yang pasti tentang
masalah.
Mencari perbedaan dan perubahan
Mencari perbedaan artinya mengidentifikasi perbedaan yang ada
antara pihak yang bermasalah dengan pihak pembanding pada
setiap spesifikasi yang ada. Sedangkan perubahan adalah
perubahan yang terjadi pada pihak yang bermasalah.
Membuat daftar kemungkinan penyebab
Langkah keempat ini adalah membuat daftar kemungkinan
penyebab yang disimpulkan dari adanya perbedaan dan perubahan.

Menguji kemungkinan penyebab


Untuk menentukan penyebab yang paling mungkin atau penyebab
yang sebenarnya, kita melakukan pengujian terhadap
kemungkinan-kemungkinan penyebab yang telah kita daftar
sebelumnya pada langkah keempat.
Verifikasi penyebab yang sebenarnya

Kepemimpinan Kepela 126


Sekolah
Pada masalah yang terjadi pada suatu benda mati, kita dapat
dengan mudah membuat verifikasi penyebab yang sebenarnya
dengan mengganti suku cadang yang kita perkirakan rusak atau
tidak berfungsi, maka dapat dipastikan bahwa kita menemukan
penyebab dan telah dapat memecahkan masalah tersebut. Untuk
itu, langkah ini hanya baik untuk masalah yang terjadi pada benda
mati dan tidak baik diterapkan pada masalah yang terjadi pada
manusia.

Kepemimpinan Kepela 127


Sekolah
Kegiatan Belajar 3

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu
menjelaskan pengertian keputusan, fungsi pengambilan keputusan,
tujuan pengambilan keputusan, unsur-unsur pengambilan keputusan,
dasar-dasar pengambilan keputusan, faktor-faktor yang mempengaruhi
pengambilan keputusan, jenis-jenis pengambilan keputusan

SUBPOKOK BAHASAN
Pengambilan Keputusan
a. pengertian keputusan
b. fungsi pengambilan keputusan
c. tujuan pengambilan keputusan
d. unsur-unsur pengambilan keputusan
e. dasar-dasar pengambilan keputusan
f. faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
g. jenis-jenis pengambilan keputusan

URAIAN
A. PENGERTIAN KEPUTUSAN
Pengertian Keputusan adalah suatu proses pemilihan alternatif terbaik
dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti
(digunakan sebagai suatu cara pemecahan masalah).

B. FUNGSI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Kepemimpinan Kepela 128


Sekolah
1. Pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan
terarah, baik secara individual maupun secara kelompok, baik secara
institusional maupun secara organisasional.
2. Sesuatu yang bersifat futuristik, artinya bersangkutpaut dengan
hari depan, dimana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup
lama.

C. TUJUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. Tujuan yang bersifat tunggal


Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat tunggal terjadi apabila
keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah, artinya
bahwa sekali diputuskan, tidak akan ada kaitannya dengan masalah
lain.
2. Tujuan yang bersifat ganda
Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat ganda terjadi apabila
keputusan yang dihasilkan itu menyangkut lebih dari satu masalah,
artinya bahwa satu keputusan yang diambil itu sekaligus
memecahkan dua masalah (atau lebih), yang bersifat kontradiktif atau
yang bersifat tidak kontradiktif.

D. UNSUR-UNSUR PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Agar pengambilan keputusan dapat lebih terarah, maka perlu diketahui


unsur-unsur/komponen-komponen, sebagai berikut.
1. Tujuan dari pengambilan keputusan
2. Identifikasi alternatif-alternatif keputusan untuk memecahkan
masalah.
3. Perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui
sebelumnya/ di luar jangkauan manusia.
4. Sarana atau alat untuk mengevaluasi atau mengukur hasil dari suatu
pengambilan keputusan.

E. DASAR-DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Kepemimpinan Kepela 129


Sekolah
1. Intuisi
Kebaikannya antara lain sebagai berikut:
Waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif lebih
pendek.
Untuk masalah yang pengaruhnya terbatas, pengambilan
keputusan akan memberikan kepuasan pada umumnya.
Kemampuan mengambil keputusan dari pengambil keputusan akan
memberikan kepuasan pada umumnya.
Kelemahannya antara lain sebagai berikut:
Keputusan yang dihasilkan relatif kurang baik.
Sulit mencari alat pembandingnya, sehingga sulit diukur kebenaran
dan keabsahannya.
Dasar-dasar lain dalam pengambilan keputusan sering kali
diabaikan.

2. Pengalaman
Dengan pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan
sesuatu, dapat memperhitungkan untung ruginya, baik buruknya
keputusan yang akan diambil.
3. Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan
keputusan yang sehat, solid, dan baik.
4. Wewenang
Kelebihannya antara lain:
Kebanyakan penerimanya adalah bawahan
Keputusan dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup
lama
Memiliki otentisitas (otentik)
Kelemahannya antara lain:
Dapat menimbulkan rutinitas
Mengasosiasikan dengan praktek diktatorial

Kepemimpinan Kepela 130


Sekolah
Sering melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan
sehingga dapat menimbulkan kekaburan
5. Rasional
Pengambilan keputusan secara rasional ini terdapat beberapa hal,
yaitu:
Kejelasan masalah
Orientasi tujuan
Mengetahui alternatif
Referensi jelas
Hasil maksimal

F. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN


KEPUTUSAN
Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan,
antara lain :
1. Posisi/kedudukan
Dalam kerangka pengambilan keputusan, posisi/kedudukan seseorang
dapat dilihat dalam hal berikut:
Letak posisi; dalam hal ini apakah ia sebagai pembuat keputusan
(decision maker), penentu keputusan (decision taker) ataukah staf
(staffer).
Tingkatan posisi; dalam hal ini apakah sebagai strategi, policy,
peraturan, organisasional, operasional, teknis.
2. Masalah
Masalah atau problem adalah apa yang menjadi penghalang untuk
tercapainya tujuan, yang merupakan penyimpangan daripada apa
yang diharapkan, direncanakan atau dikehandaki dan harus
diselesaikan.
Masalah dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu sebagai berikut.
Masalah terstruktur (well structured problems), yaitu masalah
yang logis, dikenal dan mudah diidentifikasi.

Kepemimpinan Kepela 131


Sekolah
Masalah tidak terstruktur (ill structured problems), yaitu masalah
yang masih baru, tidak biasa, dan informasinya tidak lengkap.
Selain pembagian masalah tersebut di atas, masalah dapat pula
dibagi menjadi:
Masalah rutin, yaitu masalah yang sifatnya sudah tetap, selalu
dijumpai dalam hidup sehari-hari.
Masalah insidentil, yaitu masalah yang sifatnya tidak tetap, tidak
selalu dijumpai dalam hidup sehari-hari.
3. Situasi
Situasi adalah keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan, yang
berkaitan satu sama lain, dan yang secara bersama-sama
memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa yang hendak kita
perbuat.
Faktor-faktor itu dapat dibedakan atas dua, yaitu sebagai berikut.
Faktor-faktor yang konstan ( C ), yaitu faktor-faktor yang sifatnya
tidak berubah-ubah atau tetap keadaannya.
Faktor-faktor yang tidak konstan, atau variabel (V), yaitu faktor-
faktor yang sifatnya selalu berubah-ubah, tidak tetap keadaannya.
4. Kondisi
Kondisi adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-
sama menentukan daya gerak, daya berbuat atau kemampuan kita.
Sebagian besar faktor-faktor tersebut merupakan sumber daya.
5. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan perseorangan, unit
(kesatuan), organisasi, maupun tujuan usaha, pada umumnya telah
ditentukan. Tujuan yang ditentukan dalam pengambilan keputusan
merupakan tujuan antara atau objective.

G. JENIS-JENIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Kepemimpinan Kepela 132


Sekolah
Berdasarkan kriteria yang menyertai, pengambilan keputusan dapat
diklasifikasikan atas beberapa jenis yaitu sebagai berikut.
1. Berdasarkan Programnya, dapat dibedakan menjadi dua kelompok,
yaitu:
a. Pengambilan Keputusan Ter-program.
Pengambilan keputusan yang terprogram adalah pengambilan
keputusan yang sifatnya rutinitas, berulang-ulang, dan cara
menanganinya telah ditentukan. Pengambilan keputusan
terprogram ini digunakan untuk menyelesaikan masalah yang
terstruktur melalui hal-hal berikut.
Prosedur, yaitu serangkaian langkah yang berhubungan dan
berurutan yang harus diikuti oleh pengambil keputusan.
Aturan, yaitu ketentuan yang mengatur apa yang harus dan apa
yang tidak boleh dilakukan oleh pengambil keputusan.
Kebijakan, yaitu pedoman yang menentukan parameter untuk
membuat keputusan.
b. Pengambilan Keputusan Tidak Terprogram.
Pengambilan keputusan tidak terprogram adalah pengambilan
keputusan yang tidak rutinitas dan sifatnya unik sehingga
memerlukan pemecahan yang khusus.
Pengambilan keputusan tidak terprogram ini digunakan untuk
menyelesaikan masalah yang tidak terstruktur.
2. Berdasarkan Lingkungannya, keputusan dapat dibedakan menjadi
empat kelompok, yaitu:
a. Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Pasti ;
Adalah pengambilan keputusan dimana berlangsung sebagai
berikut.
Alternatif yang harus dipilih hanya memiliki satu
konsekuensi/jawaban/hasil. Ini berarti hasil dari setiap
alternatif tindakan tersebut dapat ditentukan dengan pasti.

Kepemimpinan Kepela 133


Sekolah
Keputusan yang akan diambil didukung oleh informasi/data
yang lengkap, sehingga dapat diramalkan secara akurat atau
eksak hasil dari setiap tindakan yang dilakukan.
Dalam kondisi ini, pengambil keputusan secara pasti
mengetahui apa yang akan terjadi di masa datang.
Biasanya selalu dihubungkan dengan keputusan yang
menyangkut masalah rutin, karena kejadian tertentu di masa
yang akan datang dijamin terjadi.
Pengambilan keputusan seperti ini dapat ditemui dalam kasus-
kasus/ model-model yang bersifat deterministik.
Teknik penyelesaiannya/pemecahannya biasanya
menggunakan, antara lain teknik program linier, model
transportasi, model penugasan, model inventori, model antrian
dan model network.
b. Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Berisiko;
Adalah pengambilan keputusan dimana berlangsung hal-hal
berikut.
Alternatif yang harus dipilih mengandung lebih dari satu
kemungkinan hasil.
Pengambil keputusan memiliki lebih dari satu alternatif
tindakan.
Diasumsikan bahwa pengambil keputusan mengetahui peluang
yang akan terjadi terhadap berbagai tindakan dan hasil.
Resiko terjadi karena hasil pengumpul keputusan tidak dapat
diketahui dengan pasti, walaupun diketahui nilai
probabilitasnya.
Pada kondisi ini, keadaan alam sama dengan kondisi tidak
pasti, bedanya dalam kondisi ini, ada informasi atau data yang
akan mendukung dalam membuat keputusan, berupa besar
atau nilai peluang terjadinya bermacam-macam keadaan.

Kepemimpinan Kepela 134


Sekolah
Teknik pemecahannya menggunakan konsep probabilitas,
seperti model keputusan probabilistik, model inventori
probabilistik, model antrian probabilistik.
c. Pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti;
Adalah pengambilan keputusan dimana:
Tidak diketahui sama sekali hal jumlah kondisi yang mungkin
timbul serta kemungkinan-kemungkinan munculnya kondisi-
kondisi itu.
Pengambilan keputusan tidak dapat menentukan probabilitas
terjadinya berbagai kondisi atau hasil yang keluar.
Yang diketahui hanyalah kemungkinan hasil dari suatu
tindakan, tetapi tidak dapat diprediksi berapa besar
probabilitas setiap hasil tersebut.
Pengambil keputusan tidak mempunyai pengetahuan atau
informasi lengkap mengenai peluang terjadinya bermacam-
macam keadaan tersebut.
Hal yang akan diputuskan biasanya relatif belum pernah
terjadi.
Tingkat ketidakpastian keputusan semacam ini dapat dikurangi
dengan beberapa cara, antara lain:
- mencari informasi lebih banyak;
- melalui riset atau penelitian
- penggunaan probabilitas subyektif.
d. Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Konflik;
Adalah pengambilan keputusan dimana:
Kepentingan dua atau lebih pengambil keputusan saling
bertentangan dalam situasi persaingan.
Pengambil keputusan saling bersaing dengan pengambil
keputusan lainnya yang rasional, tanggap dan bertujuan untuk
memenangkan persaingan tersebut.
Di sini pengambil keputusan bertindak sebagai pemain dalam
suatu permainan.
Kepemimpinan Kepela 135
Sekolah
Teknik pemecahannya adalah menggunakan teori permainan.

Kegiatan Belajar 4

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

Kepemimpinan Kepela 136


Sekolah
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan dapat
menjelaskan pengertian proses pengambilan keputusan, tahap-tahap
proses pengambilan keputusan

SUBPOKOK BAHASAN
Proses Pengambilan Keputusan
a. Pengertian proses pengambilan keputusan.
b. Tahap-tahap proses pengambilan keputusan

URAIAN
A. Pengertian
Proses pengambilan keputusan merupakan tahap-tahap yang harus
dilalui untuk membuat keputusan. Tahap-tahap ini merupakan kerangka
dasar, sehingga setiap tahap dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa
sub tahap (disebut langkah) yang lebih khusus/spesifik dan lebih
operasional.

B. Proses Pengambilan Keputusan.

Secara garis besar proses pengambilan keputusan terdiri atas tiga tahap
yaitu sebagai berikut:
a. Penemuan Masalah
Tahap ini merupakan tahap dimana masalah harus didefinisikan
dengan jelas sehingga perbedaan antara masalah dan bukan masalah
(misalnya issu) menjadi jelas.
b. Pemecahan Masalah
Tahap ini merupakan tahap dimana masalah yang sudah ada atau
sudah jelas itu kemudian diselesaikan. Langkah-langkah yang diambil
adalah sebagai berikut.
1). Identifikasi alternatif-alternatif keputusan untuk memecahkan
masalah.
2). Perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui
sebelumnya atau di luar jangkauan manusia, identifikasi peristiwa-
peristiwa di masa datang (state of nature).

Kepemimpinan Kepela 137


Sekolah
3). Pembuatan alat (sarana) untuk mengevaluasi atau mengukur hasil,
biasanya berbentuk tabel hasil (pay of table).
4). Pemilihan dan penggunaan model pengambilan keputusan.

c. Pengambilan Keputusan
Keputusan yang diambil adalah berdasarkan pada keadaan
lingkungan atau kondisi yang ada, seperti kondisi pasti, kondisi
beresiko, kondisi tidak pasti dan kondisi konflik.
Tahap-tahap proses pengambilan keputusan
a. Merumuskan/ mendefinisikan masalah
b. Mengumpulkan informasi yang relevan
c. Mencari alternatif tindakan
d. Analisis tindakan
e. Memilih alternatif terbaik
f. Melaksanakan keputusan dan evaluasi hasil

Kepemimpinan Kepela 138


Sekolah
Kegiatan Belajar 5

Model Pengambilan Keputusan


TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti kegiatan belajar ini peserta diharapkan mampu
menjelaskan pengertian pentingnya model pengambilan keputusan,
klasifikasi model pengambilan keputusan.

SUBPOKOK BAHASAN
Model Pengambilan Keputusan

a. Pengertian pentingnya model pengambilan keputusan


b. Klasifikasi model pengambilan keputusan.

URAIAN
A. PENGERTIAN PENTINGNYA MODEL PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Model adalah percontohan yang mengandung unsur yang bersifat
penyederhanaan untuk dapat ditiru. Sedangkan pengambilan keputusan
itu sendiri adalah proses berurutan yang memerlukan penggunaan model
secara tepat dan benar.
Pentingnya Model Pengambilan Keputusan
a. Untuk mengetahui apakah hubungan yang bersifat tunggal dari unsur-
unsur itu ada relevansinya terhadap masalah yang akan
dipecahkan/diselesaikan.
b. Untuk memperjelas (secara eksplisit) mengenai hubungan signifikan
di antara unsur-unsur.

Kepemimpinan Kepela 139


Sekolah
c. Untuk merumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan-hubungan
antar variabel. Hubungan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk
matematika.
d. Untuk memberikan pengelolaan terhadap pengambilan keputusan.

B. KLASIFIKASI MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN.

Klasifikasi model dilakukan berdasarkan:


a. Tujuannya: model latihan, model penelitian, model keputusan, model
perencanaan, dan lain sebagainya. Pengertian tujuan disini adalah
dalam arti purpose.
b. Bidang penerapannya (field of application): model tentang
transportasi, model tentang kesehatan, dan sebagainya.
c. Tingkatannya (level): model tingkat manajemen kantor, tingkat
kebijakan nasional, kebijakan regional, kebijakan lokal, dan
sebagainya.
d. Ciri waktunya (time character): model statis dan model dinamis.
e. Bentuknya (form): model dua sisi, tiga dimensi, model konflik, model
non konflik, dan sebagainya.
f. pengembangan analitik (analytic development): tingkat dimana
matematika perlu digunakan; dan lain-lain.
g. Kompleksitas (complexity): model sangat terinci, model sederhana,
model global, model keseluruhan, dan lain-lain.
h. Formalisasi (formalization): model mengenai tingkat dimana interaksi
itu telah direncanakan dan hasilnya sudah dapat diramalkan, namun
secara formal perlu dibicarakan juga.
Dua tipe model pengambilan keputusan:
1. Model kuantitatif
Model kuantitatif (dalam hal ini adalah model matematika) adalah
serangkaian asumsi yang tepat yang dinyatakan dalam serangkaian
hubungan matematis yang pasti. Ini dapat berupa program-program
untuk komputer. Adapun ciri-ciri pokok model ini ditetapkan secara
lengkap melalui asumsi-asumsi, dan kesimpulan berupa konsekuensi
logis dari asumsi-asumsi tanpa menggunakan pertimbangan atau

Kepemimpinan Kepela 140


Sekolah
intuisi mengenai proses dunia nyata (praktik) atau permasalahan yang
dibuat model untuk pemecahannya.
2. Model kualitatif
Model kualitatif didasarkan atas asumsi-asumsi yang ketepatannya
agak kurang jika dibandingkan dengan model kuantitatif dan ciri-
cirinya digambarkan melalui kombinasi dari deduksi-deduksi asumsi-
asumsi tersebut dan dengan pertimbangan yang lebih bersifat
subjektif mengenai proses atau masalah yang pemecahaanya
dibuatkan model.

Kepemimpinan Kepela 141


Sekolah
Sumber:

Ir. M. Iqbal Hasan, MM., Pokok-Pokok Materi: Teori Pengambilan


Keputusan, Jakarta; Ghalia Indonesia; 2004
I Gde Pranata, Cara Jitu Membuat Keputusan, Jakarta; Progres; 2004

Kepemimpinan Kepela 142


Sekolah
Kegiatan Belajar 6

LATIHAN/SIMULASI
PENGUKURAN KEMAMPUAN
Bagi seseorang membuat keputusan yang benar setiap saat tidaklah
mudah. Namun demikian untuk menerapkan proses, teknik, dan alat
yang tepat untuk meningkatkan kesempatan membuat keputusan yang
benar. Salah satu cara/alat untuk meningkatkan kemampuan membuat
keputusan yang benar adalah menggunakan sistem pengukuran diri.
Berikut ini ditampilkan contoh instrumen untuk pengukuran diri.
Instrumen tersebut terdiri dari 4 (empat) pilihan, yaitu (1) tidak pernah;
(2) jarang; (3) seringkali; (4) selalu.
Apabila anda memilih tidak pernah tandai nomor 1, jika anda memilih
jarang tandai nomor 2, jika anda memilih seringkali tandai nomor 3, dan
jika anda memilih selalu maka tandai nomor 4.

1. Saya membuat keputusan dalam waktu yang baik


1 2 3 4

2. Saya menganalisa sesuatu dengan hati-hati dan


menyeluruh sebelum mebuat keputusan 1 2 3 4

3. Saya mendelegasikan semua keputusan yang tidak


harus dilaksanakan oleh saya. 1 2 3 4

4. Saya menggabungkan antara pendekatan intelektual


dan kreatif dalam pengambilan keputusan. 1 2 3 4

5. Saya memikirkan keputusan macam apa yang akan


1 2 3 4
saya ambil sebelum memulai prosesnya.

6. Saya menggunakan pemahaman saya atas


kebudayaan perusahaan untuk mendukung 1 2 3 4
keputusan saya.
7. Saya memprioritaskan faktor-faktor yang signifikan
berdasarkan peraturan 20/80 1 2 3 4

8. Saya menggambarkan sebuah kasus yang kuat untuk


menjelaskan dan mendukung setiap keputusan yang 1 2 3 4
strategis.
Kepemimpinan Kepela 143
Sekolah
9. Saya mencari keterlibatan terluas yang paling
mungkin dalam proses pengambilan keputusan. 1 2 3 4

1 Saya berkonsultasi dengan orang-orang yang tepat


0. untuk mendapatkan bantuan dalam mengambil 1 2 3 4
keputusan.
1 Saya melakukan analisa SWOT pada setiap
1. pelaksanaan rencana yang saya buat dan yang 1 2 3 4
dibuat oleh pesaing.
1 Saya mencoret ide-ide yang sudah sudah usang
2. dengan melakukan pendekatan-pendeka-tan yang 1 2 3 4
menantang dan kreatif.
1 Saya mendorong anggota tim saya untuk berpikir
3. sebagai kelompok bukan sebagai individu. 1 2 3 4

1 Saya mempersiapkan ide-ide sebelum pertemuan


4. dan mendorong yang lain untuk melakukan hal yang 1 2 3 4
sama.
1 Saya menilai alternatif dari kri-teria obyektif yang
5. harus di-puaskan oleh sebuah keputusan. 1 2 3 4

1 Saya menyaring setiap sumber informasi yang


6. berguna dan tersedia baik itu yang masuk kedalam 1 2 3 4
perusahaan maupun yang keluar.
1 Saya memikirkan aksi dan reaksi yang akan
7. berpengaruh pada keputusan yang dimabil serta 1 2 3 4
akibatnya.
1 Saya mempertimbangkan kemungkinan ketika akan
8. membuat perkiraan hasil dan rencana. 1 2 3 4

1 Saya menggunakan komputer saat perlu dalam


9. membantu mengambil keputusan. 1 2 3 4

2 Saya mencoba untuk meminimalisasi resiko, namun


0. juga memanfaatkannya dengan segala keyakinan. 1 2 3 4

2 Saya menggunakan skenario yang berbeda-beda


1. untuk memperbaiki perkiraan dan juga untuk 1 2 3 4
mengetes keberhasilan dari rencana yang dibuat.
2 Saya mengambil keputusan berdasarkan
2. keuntungan yang akan saya hasilkan tanpa khawatir 1 2 3 4
akan posisi saya.
2 Saya selalu mematikan untuk meraih dukungan atas
3. keputusan saya disetiap tahap. 1 2 3 4

2 Saya melibatkan keseluruhan anggota tim dalam


4. membuat rencana akan keputusan yang hendak 1 2 3 4
dilasanakan.

Kepemimpinan Kepela 144


Sekolah
2 Saya mematikan ada orang yang dapat dipercaya
5. pada setiap tahap dari rencana kerja saya. 1 2 3 4

2 Saya mengkomunikasikan keputusan saya secara


6. terbuka, jujur, dan secepat mungkin. 1 2 3 4

2 Saya berusaha untuk mendorong orang maju tanpa


7. keberatan apapun. 1 2 3 4

2 Saya menerapkan sistem pemantauan dan


8. menggunakannya untuk mengecek perkembangan. 1 2 3 4

2 Saya membuat ulasan kerja guna menemukan dan


9. mempelajari keputusan yang berhasil maupun yang 1 2 3 4
gagal.
3 Saya menjelaskan keputusan saya dengan jelas dan
0. memastikan bahwa keputusan itu bisa diterima 1 2 3 4
dengan baik.
3 Saya bertanggung jawab secara penuh atas
1. penampilan dari orang yang saya terima bekerja. 1 2 3 4

3 Saya memastikan bahwa pada setiap pertemuan


2. akan menghasilkan keputusan yang jelas. 1 2 3 4

Dari jawaban-jawaban pilihan anda, kemudian dijumlahkan nilainya


secara keseluruhan untuk selanjutnya dianalisa dengan menggunakan
rentang nilai sebagai berikut::
32 64 : Kemampuan pengambilan keputusan anda sangat rendah.
65 95 : Kemampuan pengambilan keputusan anda lumayan baik
terus dikembangkan
96 128 : Anda memiliki kemampuan pengambilan keputusan yang
sangat baik tetapi jangan langsung merasa puas, terus
kembangkan.
Kini anda telah menyelesaikan tes, menjumlahkan nilai dan mengecek
penampilan anda. Apapun tingkatan yang telah anda raih, ataupun masih
berpotensial untuk meraihnya selalu ada kesempatan untuk perbaikan
dini.

Kepemimpinan Kepela 145


Sekolah
LATIHAN

Materi: Konsep dan Praktik Pemecahan Masalah dan Pengambilan


Keputusan
1. Apa yang dimaksud dengan masalah?
2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi dalam
pengambilan keputusan?
3. Sebutkan jenis-jenis pengambilan keputusan!
4. Sebutkan tahap-tahap proses pengambilan
keputusan!
5. Sebutkan langkah-langkah dalam menganalisis
masalah!

Kepemimpinan Kepela 146


Sekolah
MATERI

KONSEP DAN PRAKTIK


PEMBERDAYAAN
SDM DI
SEKOLAH

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti kegiatan belajar ini peserta diharapkan


mampu:

Kepemimpinan Kepela 147


Sekolah
1. Menjelaskan konsep pemberdayaan sumber daya manusia
2. Menguraikan manfaat pemberdayaan sumber daya manusia
3. Menjelaskan dan menguraikan perencanaan pemberdayaan sumber
daya manusia
4. Menjelaskan model pemberdayaan sumber daya manusia
5. Menjelaskan strategi pemberdayaan sumber daya manusia
6. Menjelaskan implementasi pemberdayaan sumber daya manusia pada
suatu organisasi.

POKOK BAHASAN

1. Konsep Pemberdayaan Sumber Daya Manusia


a. Konsep Pemberdayaan
b. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
c. Manfaat Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi
2. Perencanaan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
a. Tinjauan Umum Perencanaan Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia
b. Perencanaan Pemberdayaan (Pengembangan) Sumber Daya
Manusia
c. Informasi Potensi Sumber Daya Manusia
d. Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia

Kepemimpinan Kepela 148


Sekolah
Kegiatan Belajar 1

KONSEP PEMBERDAYAAN
SUMBERDAYA MANUSIA

TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti kegiatan belajar ini peserta diharapkan mampu
menjelaskan konsep pemberdayaan sumberdaya manusia dan dapat
menguraikan manfaat pemberdayaan sumberdaya manusia

SUB POKOK BAHASAN:


1. Konsep Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
a. Konsep Pemberdayaan
b. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

URAIAN
A. KONSEP PEMBERDAYAAN

Pemberdayaan (empowerment) merupakan alat penting dan strategis untuk


memperbaiki, memperbaharui dan meningkatkan kinerja organisasi baik
organisasi yang bergerak dalam kegiatan pemerintahan maupun organisasi
yang bergerak dalam kegiatan dunia usaha/swasta. Mengapa penting dan
strategis karena pemberdayaan dalam suatu organisasi adalah
memberikan "daya yang lebih" daripada daya sebelumnya terhadap
berbagai hal seperti: unsur-unsur dalam organisasi/manajemen, aspek-
aspek/komponen-komponen organisasi/manajemen, kompetensi, wewenang
dan tanggung jawab dalam organisasi/manajemen tersebut. Pemberdayaan
dimaksudkan dalam hal ini adalah memberikan "daya" (energi atau power)
yang lebih daripada sebelumnya, artinya dapat ditunjukkan dalam hal;
tenaga, data, kemampuan, kekuatan, keberadaan, peranan, wewenang
dan tanggung jawab.

Sebagai contoh dapat dilihat sebagai berikut:

Kepemimpinan Kepela 149


Sekolah
Seorang ibu berbelanja di toko makanan, membeli bumbu-bumbu untuk
hidangan khusus yang akan dilakukan jamuan makan pada suatu hari.
Dalam perjalanan pulang ke rumah, dia mendapati bahwa salah satu bumbu
yang baru saja dibeli yaitu krem terasa asam, meskipun tanggal
kadaluwarsanya masih dinyatakan layak dalam bungkusnya. Ibu yang
berbelanja langsung menelepon ke toko dan menyatakan bahwa krem yang
dibeli tidak layak pakai, karena sudah asam.

Dengan kremnya demikian, maka ibu tersebut menyatakan sangat


mengganggu bahkan merusak acara untuk pelaksanaan hidangan khusus
yaitu jamuan makan yang telah direncanakan. Hal ini dengan pertimbangan
bahwa ibu tersebut sangat terlambat bahkan tidak mungkin kalau pergi lagi
untuk membeli ke toko makanan tersebut. Ibu tersebut marah dan
mengeluhkan, sebaiknya toko tersebut tidak menjual krem yang asam/basi,
dan toko tersebut seharusnya menjamin bahwa krem yang dijual masih segar.
Pada saat berlangsung komunikasi tentang keluhan tersebut, bahwa ibupun
menyebutkan nama dan alamat kepada pemilik toko. Memang secara
spontan karyawan toko tersebut menawarkan ganti rugi dan meminta maaf
dengan spontan. Selanjutnya apa yang terjadi ? Ibu tersebut sangat kaget,
karena dalam tempo 20 menit kemudian karyawan toko datang ke rumah ibu
yang mengeluh untuk meminta maaf secara langsung dengan tatap muka
(berhadapan), sekaligus membawakan krem segar sebagai penggantinya,
sehingga dengan tindakan, inisiatif dan keputusan karyawan toko tersebut
maka jamuan makan malamnya tetap dapat dilaksanakan. Hal ini
menggambarkan pemberdayaan disuatu organisasi, bahwa karyawan
tersebut memiliki wewenang, inisiatif, tanggung jawab dan menggunakan
fasilitas toko (kendaraan) guna menjaga kelangsungan organisasi. Ingat:
pembeli adalah raja, maka dalam hal ini karyawan tersebut melebihi
tugasnya, fungsinya sehari-hari.

Apabila diperhatikan dari uraian tersebut di atas, maka pemberdayaan


sangat luas cakupannya dan sifatnya komprehensif dan saling terkait
secara sinergis dalam

Kepemimpinan Kepela 150


Sekolah
rangka pencapaian tujuan dan sasaran organsiasi sebagaimana
ditetapkan dan diharapkan.

1. Batasan Pemberdayaan (Empowerment)

Pemberdayaan sebagai suatu kata mempunyai pengertian yang umum


yaitu pengertian etimologis. Apa arti empowering ? Asalnya dari kata
"power" yang artinya "control, authority, dominion". Awalan "emp" artinya
"on put on to" atau "to cover with" jelasnya "more power". Jadi
empowering lalu artinya "is passing on authority and responsibility" yaitu
lebih berdaya dari sebelumnya dalam arti wewenang dan tanggung
jawabnya termasuk kemampuan individual yang dimilikinya. Ini ada
hubungannya dengan profesionalisme yang pada awalnya selalu dimiliki
oleh individual. Oleh karena itu empowerment terjadi manakala "when
power goes to employees who then experience a sense of ownership and
control over". (Rob Brown, 1994:16) yang maknanya ada peningkatan
tanggung jawab karyawan.

Walaupun demikian dalam pengertian "power" termasuk "energy",


pemberdayaan berarti juga "energynya", jadi pemberdayaan berarti
juga "energynya" ditingkatkan. Orang menghendaki perubahan yang
terencana, sedangkan dalam kejadian-kejadian yang tidak bisa
diperhitungkan, dan direncanakan sehingga segala sesuatunya dapat
dipersiapkan sebelumnya.

"Empowered individuals know that their jobs belong to them. Given a say in
how things are done, employees feel more responsible. When they feel
responseble, they show more initiative in their work, get more done, and
enjoy the work more". (Wellins, 1991:22).

(Maknanya manakala karyawan lebih merasa bertanggung jawab maka


mereka akan menunjukkan lebih mempunyai inisiatif, hasil pekerjaannya
lebih banyak dan lebih menikmati pekerjaannya). Sejak terbitnya buku
Osborne dan Gabriel: Reinventing Government, (1992) pengertian
empowering mempunyai konotasi yang lain dimulai dengan konsep
enterpreuneurial spirit yang seharusnya ada pada birokrasi yang dapat

Kepemimpinan Kepela 151


Sekolah
diartikan bahwa empowerment adalah: "sesuatu peningkatan
kemampuan yang sesungguhnya potensinya ada, yang usahanya adalah
dari kurang berdaya menjadi lebih berdaya".

Misalnya untuk meningkatkan stamina tidak bisa dimulai dari tubuh yang
sakit akan tetapi dari tubuh yang staminanya sehat. Dalam kenyataan
bisa membereskan masalah sambil menanamkan pemberdayaan
sehingga prosesnya lebih cepat selesai, walaupun sudah dapat diperkirakan
kerepotannnya.

Misalnya kata koordinasi dan kolaborasi. Koordinasi konotasinya pada


organisasi struktural dan hirarkis, sedangkan kolaborasi konotasinya pada
kelompok kecil yang dasar hubungannya adalah antara individu yang satu
dengan lainnya dalam suatu kelompok.

2. Keterkaitan Pemberdayaan dengan Konsep lain

a. Hubungan antara pemberdayaan dan perubahan

Perubahan (change) adalah kata kunci yang menjadi induk untuk


bermacam-macam kegiatan misalnya peningkatan, perbaikan,
reformasi, efisiensi, penyempurnaan, transportasi, evaluasi, revolusi,
kehancuran, perusakan, termasuk pemberdayaan.

b. Perubahan yang direncanakan dan perubahan yang alami

Pada umumnya perubahan ada yang direncanakan dan ada yang secara
alami (dibiarkan). Sering perubahannya tidak seperti yang diharapkan
(unexpected change) berbeda dengan perubahan yang memang
dikehendaki (planned change).

Di samping itu perubahan yang dibiarkan (alami) akan mengalami


proses yang lebih lama sedangkan yang direncanakan akan mengalami
proses waktu yang disesuaikan dengan tujuannya.

Dalam keadaan yang linear orang menghendaki perubahan yang


terencana, sedangkan dalam kejadian-kejadian yang tidak bisa

Kepemimpinan Kepela 152


Sekolah
diperhitungkan, un expected result, un predictable orang sering
terpaksa menerima perubahan yang tidak direncanakan, perubahan
yang mendadak, bahkan perubahan yang sebelumnya tidak terduga
atau bahkan tidak terpikirkan. Pada umumnya orang senang menerima
perubahan yang bisa diperhitungkan dan direncanakan sebelumnya.
Pemberdayaan sudah tidak lagi mengandalkan kepada organisasi
struktural yang bersifat hirarkis, melainkan sudah berubah andalannya
kepada kelompok yaitu antar individual dengan lingkup yang lebih
kecil.

c. Pemberdayaan dan peranan pengaruh lingkungan

Perubahan yang direncanakan tidak jarang terlalu statis, orang enggan


menerima perubahan faktor-faktor lingkungan yang seharusnya
menyesuaikannya. Pemberdayaan adalah suatu perubahan yang bisa
dilakukan dalam keadaan terencana atau tidak. Jadi peserta tidak usah
khawatir bahwa pemberdayaan memerlukan persyaratan tertentu
sehingga sifat dinamika menjadi berkurang.

d.. Kelompok-kelompok yang mungkin dihadapi oleh anda pada waktu


menjalankan perencanaan pemberdayaan.
Tidak selalu suatu perubahan berjalan mulus karena perubahan selalu
membawa serta pelaku-pelakunya yang tidak lain adalah manusia-
manusianya yang mempunyai pikiran, sikap, dan tingkah laku sendiri baik
secara individual atau kelompoknya. Uaraian di bawah ini menunjukkan
kelompok-kelompok yang dimaksud:
1) Pendukung pasif
Mereka yang mengenai perlunya untuk melakukan segala sesuatunya
secara berbeda tetapi tidak yakin bahwa yang akan anda lakukan adalah
cara yang paling tepat.
2) Pendukung aktif
Mereka yang secara aktif terlibat dan mendukung upaya tersebut.
3) Orang-orang netral
Mereka yang tidak terpengaruh atau tidak tertarik.

Kepemimpinan Kepela 153


Sekolah
4) Penghambat
Mereka yang terikat oleh tradisi atau mereka yang takut wilayah
kekuasaannya terancam (Warren Bennis).
e. Tekanan pemberdayaan pada organisasi
Pemberdayaan sumber daya alam berfokus pada organisasi sebagai suatu
lahan yang memasukkan aspek-aspek penting seperti: sumber daya
manusia, material, prosedur, keuangan, pengambilan keputusan,
komunikasi manajemen, sistem informasi, dan sebagainya.
B. PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA

Pemberdayaan sumber daya manusia (Empowering of Human Resources atau


Empowerment of Human Resources) merupakan suatu aspek manajemen
yang sangat penting dan strategis, karena sumber daya manusia
menunjukkan daya yang bersumber dari manusia yang akan memberi daya
terhadap sumber-sumber lainnya dalam suatu manajemen, untuk mencapai
tujuan sebagaimana ditetapkan. Apabila manusia tidak dapat menunjukkan
daya dan memberikan daya terhadap sumber-sumber lainnya, maka dapat
dipastikan manajemen dalam organisasi tersebut akan tidak ekonomis, tidak
efisien, dan tidak efektif.

Sebelum beranjak lebih jauh mengenai pengembangan sumber daya


manusia, maka terlebih dahulu diketengahkan konsep/pengertian tentang
pemberdayaan sumber daya manusia. Dalam pemberdayaan sumber daya
manusia ada 2 perkataan yang perlu dipahami pengertiannya yaitu:
Pemberdayaan + Sumber Daya Manusia. Kedua perkataan ini disatukan
menjadi satu yaitu "pemberdayaan sumber daya manusia''. Pengertian tentang
pemberdayaan telah dikemukakan pada uraian di muka, dan selanjutnya akan
disajikan tentang pengertian sumber daya manusia.

Memahami pengertian sumber daya manusia sebagaimana telah


diketengahkan secara singkat pada Bab Pendahuluan, sebaiknya diawali dari
kata kuncinya dahulu yaitu: Daya (energy). Daya dalam konteks sumber daya
manusia adalah "daya yang bersumber dari manusia itu sendiri, yang
digambarkan dengan memiliki/mempunyai kemampuan (competency) untuk

Kepemimpinan Kepela 154


Sekolah
membangun, artinya untuk bisa maju-positif dalam setiap kegiatan
usaha/organisasi.

"Membangun", melakukan kegiatan pembangunan, adalah suatu proses


kegiatan yang sistematik, terencana, terpadu dan berkelanjutan untuk
tercapainya keadaan (manfaat) positif yang lebih baik dibandingkan dengan
keadaan sebelumnya, baik bagi diri manusia itu sendiri, bagi institusinya
dimana ia berkarya maupun bagi masyarakat lingkungan dimana kemampuan
manusia tersebut dilaksanakan. Mampu membangun berarti "daya" (energi
dan power) dan adanya kemauan untuk bekerja dengan sebaik-baiknya,
profesional dan penuh tanggung jawab.

Dari pengertian sumber daya manusia ini menunjukkan bahwa tidak semua
manusia dapat disebut sebagai sumber daya manusia, karena manusia yang
tidak mempunyai/memiliki daya dalam arti kemampuan, maka itu tidak layak
disebut sebagai sumber daya manusia.
Selanjutnya Nawawi mengatakan ada tiga pengertian sumber daya manusia,
yaitu:
1. Sumber daya manusia adalah manusia yang bekerja di lingkungan suatu
organsiasi (disebut juga personil, tenaga kerja, pekerja atau karyawan).
2. Sumber daya manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak
organisasi dalam mewujudkan eksistensinya.

3. Sumber daya manusia adalah potensi yang merupakan aset dan


berfungsi sebagai modal (non matenal/non finansial) di dalam organisasi
bisnis yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata (riel) secara fisik
dan non fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi.
Kata "Pemberdayaan" dan "sumber daya manusia" apabila disatukan
adalah menjadi "pemberdayaan sumber daya manusia", maka dalam konteks
modul ini, pengertiannya adalah: suatu proses kegiatan usaha untuk lebih
memberdayakan "daya manusia'' melalui perubahan dan pengembangan
manusia itu sendiri, berupa kemampuan (competency), kepercayaan
(confidence), wewenang (authority), dan tanggung jawab (responsibility)

Kepemimpinan Kepela 155


Sekolah
dalam rangka pelaksanaan kegiatan-kegiatan (actifities) organisasi untuk
meningkatkan kinerja (performance) sebagaimana diharapkan.

1. Tujuan dan Arti Pentingnya Sumber Daya Manusia

a. Tujuan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia


Sebagaimana diketahui bahwa sumber dari sumber-sumber (resources)
yang ada dalam manajemen, keberadaan sumber daya manusia
dalam manajemen sungguh sangat strategis bahkan merupakan kunci
untuk keberhasilan manajemen dalam rangka pelaksanaan berbagai
aktivitas untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Hal ini dapat
dimaklumi karena betapapun ketersediaan dan kelengkapan sumber-
sumber lainnya hanya dapat bermanfaat, apabila sumber-sumber
tersebut diberdayakan oleh sumber daya manusia yang tepat dan
handal. Oleh karena itu tidak mustahil bahwa usaha pencapaian tujuan
organisasi menjadi tidak efisien dan tidak efektif karena daya dalam
sumber daya manusia tidak menunjukkan dan tidak menggambarkan
sebagaimana diharapkan. Artinya daya yang bersumber dari manusia
berupa tenaga atau kekuatan yang ada pada diri manusia itu sendiri
tidak mampu memberdayakan sumber-sumber lainnya (Non Human
Resources) sehingga tidak memberi manfaat/hasil dalam suatu
organisasi. Berkaitan dengan hal tersebut, maka tujuan pemberdayaan
sumber daya manusia adalah terwujudnya sumber daya manusia
yang mempunyai/memiliki kemampuan (competency) yang kondusif,
adanya wewenang (authority) yang jelas dan dipercaya serta adanya
tanggung jawab (responsibility) yang akuntabel dalam rangka
pelaksanaan misi organisasi.
b. Arti Pentingnya Sumber Daya Manusia
Sebagaimana diketahui, bahwa unsur-unsur manajemen terdiri dari
:manusia (men), uang (money), metode (method),
peralatan/perlengkapan (material), mesin (machine) dan market). Unsur-
unsur tersebut merupakan suatu hal yang harus ada dalam manajemen,
karena dengan tidak adanya salah satu unsur dari unsur-unsur

Kepemimpinan Kepela 156


Sekolah
dimaksud kecuali manusia akan sangat mempengaruhi terhadap
tingkat keberhasilan dari manajemen.
Akan tetapi jika manusia tidak ada dalam manajemen, maka manajemen
pasti tidak ada. Harold Kootz dan CO' Donnel dalam bukunya "Principles
of Analysis of Manajemen Function" mengatakan bahwa manajemen
adalah upaya mencapai tujuan organisasi melalui kegiatan orang lain
(Management is The Accomplishing of a pre-determined obyective
through the effort of the other people) sedangkan Drs. P.I Oey Liang Lee
dari Universitas Gadjah Mada mendefinisikan bahwa manajemen adalah
seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian dan pengendalian sumber daya yang ada (terutama
sumber sumber daya manusia) untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan terlebih dahulu.
Dari kedua definisi manajemen tersebut, jelas menunjukkan betapa
pentingnya sumber daya manusia dalam manajemen, bahkan tercapainya
tujuan organisasi sangat ditentukan oleh "usaha manusia", baik dalam
kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian dan pengendalian. Dengan demikian dapat
dikatakan keberhasilan manajemen dalam suatu organsiasi, baik
organisasi yang bergerak pada bidang pemerintahan, maupun organisasi
yang bergerak dalam bidang usaha (bisnis), sangat ditentukan oleh
sumber daya manusia yang ada pada organisasi tersebut. Artinya dalam
hal ini adalah manusia yang memiliki daya, kemampuan sesuai dengan
tuntutan kebutuhan dalam setiap pelaksanaan kegiatan-kegiatan
organisasi sehingga terwujudnya kinerja sebagaimana diharapkan.

2. Memperlakukan Pegawai secara Dewasa

Dalam kehidupan bermasyarakat atau sosial, bahwa pada umumnya


seseorang dapat dianggap sudah dewasa apabila orang tersebut telah
mempunyai usia di atas 17 tahun, telah kawin, mempunyai anak,
mempunyai pekerjaan sebagai mata pencaharian. Konteks seperti ini apakah
dapat diberlakukan sama halnya dengan seseorang pegawai yang telah

Kepemimpinan Kepela 157


Sekolah
bekerja dalam suatu organisasi, baik organisasi pemerintah, maupun
organisasi bisnis/usaha atau organisasi bidang sosial.
Untuk lebih jelasnya perlu dipahami: apa yang diartikan dengan organsiasi,
prinsip-prinsip suatu organisasi dan keberadaan, peranan dan tanggung
jawab seseorang pegawai dalam suatu organsiasi.
a. Pengertian Organisasi
Azhar Kasim mengatakan bahwa organisasi adalah: suatu pola kerjasama
antara orang-orang yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang saling
berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu.
Selanjutnya Prof. Dr. S.P. Siagian menyatakan bahwa organisasi diartikan
sebagai: "setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang
bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama dan terikat secara formal
yang tercermin pada hubungan sekelompok orang yang disebut bawahan".

Dari pengertian organisasi tersebut menunjukkan bahwa pencapaian


tujuan yang telah ditetapkan sangat ditentukan oleh orang-orang yang
ada dalam organisasi tersebut, baik berperan sebagai pimpinan maupun
sebagai pelaksana. Agar jelas peranan masing-masing, seyogianya
dilandasi dengan azas-azas ataupun prinsip-prinsip yang menjadi acuan
dalam organisasi tersebut.
b. Prinsip-prinsip Organisasi
Prinsip-prinsip organisasi merupakan acuan seseorang atau kelompok
orang dalam rangka pelaksanaan kegiatan-kegiatan organisasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adapun prinsip-prinsip tersebut
adalah:
1. Kejelasan tujuan yang ingin dicapai
2. Pemahaman tujuan oleh para anggota organisasi
3. Penerimaan tujuan oleh para anggota organisasi.
4. Adanya kesatuan arah
5. Kesatuan perintah
6. Fungsionalisasi

Kepemimpinan Kepela 158


Sekolah
7. Delimasi berbagai tugas
8. Keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab
9. Pembagian tugas
10. Kesederhanaan struktur
11. Pola dasar organisasi yang relatif permanen
12. Adanya pola pendelegasian wewenang
13. Rentang pengawasan
14. Jaminan pekerjaan
15. Keseimbangan antara jasa dan imbalan
Dengan prinsip-prinsip tersebut dipahami dan dilaksanakan oleh setiap
anggota organisasi dalam aktivitas-aktivitas, maka organisasi tersebut
diharapkan dapat berjalan secara efisien dan efektif.

c. Keberadaan dan peran pegawai dalam organisasi

Seperti diketahui, tidak ada organisasi yang bergerak dalam suasana vacum,
akan tetapi senantiasa bergerak dalam suasana dinamis. Hal ini seiring
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berbagai tuntutan
kebutuhan akibat berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi, maka
keberadaan dan peran pegawai dalam suatu organisasi adalah sangat
menentukan, karena berhasil tidaknya atau mundur majunya organisasi
tersebut sangat bergantung kepada pegawai yang bersangkutan, baik
kedudukannya sebagai pimpinan maupun kedudukannya sebagai pelaksana.
Dalam kaitan ini, maka perlu dijawab pertanyaan sebagai berikut:
1) Siapa melakukan apa ?
Pertanyaan ini mengundang jawaban bukan saja tentang jumlah dan
kualifikasi dari orang-orang yang seyogianya menjadi anggota organisasi,
akan tetapi juga menyangkut penempatan dan penugasannya. Jawaban
tentang berapa banyak pegawai yang diperlukan harus didasarkan pada
beban kerja dalam rangka pelaksanaan misi organisasi. Sedangkan
menciptakan atau merumuskan klasifikasi jabatan, analisis pekerjaan,
deskripsi pekerjaan dapat dihasilkan melalui kegiatan pengorganisasian.
Apabila pertanyaan meyangkut kualifikasi sudah barang tentu berkaitan
dengan kemampuan (competency) yang dimiliki oleh pegawai yang

Kepemimpinan Kepela 159


Sekolah
sesuai dengan jabatan dalam organisasi tersebut. Kemampuan yang
dimaksud dalam hal ini adalah kemampuan manajerial yaitu seseorang
pegawai dituntut dari mereka dalam menduduki berbagai jenjang jabatan
kepemimpinan senantiasa mempunyai kemampuan manajerial.
Sedangkan kemampuan teknis (pelaksana) yaitu seseorang pegawai
dituntut dari mereka dalam melaksanakan tugas mempunyai kemampuan
operasional.
2) Siapa bertanggung jawab kepada siapa
Pada uraian di atas telah dikemukakan adanya klasifikasi jabatan, analisis
pekerjaan dan deskripsi pekerjaan. Dengan demikian berarti suatu
organisasi harus menggambarkan pembagian tugas, wewenang dan
tanggung jawab. Ketidakjelasan tentang wewenang dan tanggung jawab
justru mencerminkan pegawai tidak sebagaimana diharapkan.
3) Siapa berhubungan dengan siapa dan dalam hal apa
Dalam suatu organisasi terdapat berbagai satuan kerja dengan tugas-
tugas yang sifatnya khas, oleh karena itu interaksi antar berbagai satuan
kerja pasti dan memang harus terjadi. Hal ini disadari, walaupun ada
pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab, pasti tidak bisa
dihindari adanya saling ketergantungan dalam berbagai kepentingan
secara sinergis dan menjadi simbiosis mutualistis.
4) Saluran komunikasi apa yang terdapat dalam organisasi, bagaimana cara
memanfaatkannya dan untuk kepentingan apa.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kelancaran roda suatu organisasi dalam
rangka melaksanakan berbagai aktivitas-aktivitasnya sangat tergantung
pada efektivitas komunikasi pada organisasi tersebut, baik dilihat dari
bentuk dan jenis salurannya. Ditinjau dari segi arahnya, komunikasi dalam
suatu organisasi berlangsung secara vertikal, horizontal, diagonal,
masing-masing melibatkan dua pihak, yaitu sumber komunikasi
(komunikator) dan obyek penerima komunikasi tersebut (komunikan).
Dalam hal melakukan komunikasi, baik yang dilakukan dengan bentuk
dan jenis vertikal, horizontal maupun diagonal, maka penting diperhatikan
adalah tata krama berkomunikasi secara tepat, yakni mempertimbangkan:

Kepemimpinan Kepela 160


Sekolah
a) Tata nilai dan kebiasaan yang berlaku dalam suatu organisasi.
b) Norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat.
Kedua pertimbangan ini tetap diperhatikan sehingga komunikasi tersebut
dapat berjalan dengan baik dan memberi manfaat positif terhadap
pelaksanaan kegiatan-kegiatan organisasi. Karena komunikasi tidak
proporsional, kurang sopan santun dan tidak pada tempatnya, justru
dapat menghambat terhadap kegiatan-kegiatan organsiasi.
Dari uraian-uraian tersebut di atas, bahwa pegawai merupakan kunci
utama dalam keberhasilan organisasi, baik dilihat dari keberadaan pegawai
sebagai individu maupun sebagai bagian dari kelompok yang
penempatannya dalam suatu jabatan baik jabatan manajerial maupun
jabatan teknis/pelaksana. Oleh karena itu pegawai sebagai orang yang
mempunyai martabat, harga diri, kepribadian dan budaya seyogianya
diberlakukan sebagai orang dewasa dalam arti dipercayai dan diberi
tangung jawab untuk melaksanakan misi organisasi yang ditetapkan.
Berbicara orang dewasa dalam suatu organisasi seyogianya
menunjukkan ciri-ciri antara lain sebagai berikut:
a. Pegawai tersebut ditempatkan dalam suatu jabatan organisasi dengan
didasarkan atas kemampuan (competency) seseorang dalam jabatan
dimaksud.
b. Pegawai tersebut dipercayai dalam melaksanakan tugas.
c. Pegawai tersebut menunjukkan percaya diri di dalam setiap
mengemban tugas dan pengambilan keputusan.
d. Pegawai tersebut tidak diberlakukan sebagai anak kecil dalam arti
senantiasa dituntun, dibimbing dan diajari dalam setiap pelaksanaan
tugas yang ditetapkan.
e. Pegawai tersebut dapat mengetahui dampak yang baik dan buruk
terhadap misi organisasi.
f. Pegawai tersebut dapat memanfaatkan berbagai peluang guna
peningkatan kinerja organisasi.
g. Pegawai tersebut dapat mengembangkan hubungan kerja, jaringan

Kepemimpinan Kepela 161


Sekolah
kerja guna peningkatan kinerja dan efektivitas organisasi.
h. Pegawai tersebut mempunyai martabat, harga diri.

3. Aspek-aspek/komponen Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

Pada uraian-uraian di atas telah dikemukakan, bahwa sumber daya manusia


dalam organisasi sangat strategis dan menentukan, bahkan keberhasilan
organisasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan justru ditentukan oleh
faktor sumber daya manusianya. Oleh karena itu sumber daya manusia
selaku pegawai yang tidak memberi "daya" adalah tidak dikategorikan
sebagai sumber daya manusia dalam suatu organisasi. Sehubungan
dengan itu, maka aspek-aspek atau komponen-komponen yang periu
mendapat perhatian dalam pemberdayaan sumber daya manusia adalah:
a. Kemampuan (competency) pegawai meliputi: pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skill) dan sikap atau perilaku (attitude).
b. Penempatan pegawai yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan jabatan
dalam suatu organsiasi, artinya pegawai yang ditempatkan dalam suatu
jabatan senantiasa dikaitkan dengan kemampuan yang dimiliki oleh
pegawai yang bersangkutan (the right men in the right place).
c. Kewenangan yang jelas, artinya seseorang pegawai yang ditempatkan atau
yang diserahi tugas, harus jelas kewenangannya,. karena seseorang yang
tidak jelas kewenangannya akan menimbulkan keragu-raguan dalam setiap
melakukan kegiatan. Apabila demikian halnya, maka pegawai (sumber
daya
manusia) tersebut kurang berdaya atau tidak efektif di dalam
melaksanakan tugas-tugasnya.
d. Tanggung jawab pegawai yang jelas, artinya seseorang pegawai
meiakukan tugas atau wewenangnya, senantiasa diikuti dengan tanggung
jawab, karena dengan demikianlah si pegawai tersebut senantiasa
dituntut bertindak secara efektif dan efisien.
e. Kepercayaan terhadap pegawai yang bersangkutan, artinya bahwa
seseorang pegawai ditugasi atau diserahkan wewenang dengan
pertimbangan yang matang dari berbagai aspek-aspek, hakekatnya dapat

Kepemimpinan Kepela 162


Sekolah
disimpulkan bahwa yang bersangkutan adalah dipercayai atau diberi
kepercayaan sepenuhnya untuk mengemban tugas, wewenang dimaksud.
f. Dukungan terhadap pegawai yang bersangkutan, artinya pegawai
tersebut diyakini dan dipercayai untuk mengemban misi organisasi.
Dalam hal ini memerlukan dukungan dan pihak lain senantiasa dapat
memberi dukungan untuk keberhasilan misi dan peningkatan kinerja
organisasi. Dukungan
dimaksud baik dari pihak pimpinan maupun pihak-pihak lainnya.
g. Kepemimpinan (leadership) adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang
agar mereka mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Dengan kepemimpinan sebagaimana dimaksud akan menggambarkan:
1) Kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok.
2) Kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau orang lain
untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
h. Motivasi, merupakan semua kekuatan yang ada dalam diri seseorang
yang memberi daya, memberi arah dan memelihara tingkah laku. Dalam
kehidupan sehari-hari, motivasi diartikan sebagai keseluruhan proses
pemberian dorongan atau rangsangan kepada para karyawan (pegawai)
sehingga mereka bersedia bekerja dengan rela tanpa dipaksa. Dengan
demikian bahwa pemberian motivasi merupakan hal yang sangat penting
terhadap sumber daya manusia, agar mereka tetap dan mau melaksanakan
pekerjaan (misi) organisasi sesuai dengan kemampuan yang mereka
miliki dengan ikhlas dan sepenuh hati.

C. MANFAAT PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM


ORGANISASI
Sumber Daya Manusia yang tidak ber "daya" adalah sama halnya dengan
tidak adanya sumber daya manusia pada organisasi tersebut, atau juga
dapat dikatakan organisasi tidak akan dapat berdaya, walaupun sumber-
sumber lainnya tersedia seperti: uang, peralatan dan perlengkapan, metode,
mesin dan pasar. Di samping itu tidak berlebihan apabila dikatakan, apakah
artinya peralatan dan perlengkapan serba modern dan lengkap, tetapi

Kepemimpinan Kepela 163


Sekolah
sumber daya manusianya tidak mempunyai atau tidak memiliki kemampuan
untuk memberdayakannya atau mengoperasionalkannya.
Dari pernyataan tersebut di atas, menunjukkan betapa pentingnya
pemberdayaan sumber daya manusia dalam suatu organisasi, karena
melalui "daya" yang melekat pada sumber daya manusia itu sendiri akan
dapat memanfaatkan berbagai sumber-sumber (resources) yang terdapat
dalam organisasi dan berbagai aktivitas-aktivitas yang ditetapkan akan
dapat digerakkan dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran sebagaimana
diharapkan.
Mengingat betapa pentingnya pemberdayaan sumber daya manusia,
karena manfaatnya terhadap berbagai sumber-sumber lainnya dan
mensinergikan setiap proses kegiatan organisasi, maka keberadaannya
berperan antara lain:
1. Sebagai alat manajemen (tool of management) dalam rangka
memberdayakan berbagai sumber-sumber (recources) untuk pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan.
2. Sebagai pembaharu manajemen (changes management) dalam rangka
meningkatkan kinerja organisasi.
3. Sebagai inisiator terhadap organisasi dalam rangka memanfaatkan
peluang guna meningkatkan dan mengembangkan organisasi.
4. Sebagai mediator terhadap pihak-pihak lain dalam rangka
meningkatkan kinerja organisasi.
5. Sebagai pemikir (think-thank) dalam rangka pengembangan
organisasi (organization development).

Kepemimpinan Kepela 164


Sekolah
Kegiatan Belajar 2
PERENCANAAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA

TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti kegiatan belajar ini peserta diharapkan mampu
menjelaskan dan menguraikan perencanaan sumberdaya manusia, model
pemberdayaan manusia, dan menjelaskan strategi pemberdayaan
manusia.

SUB POKOK BAHASAN:


1. Perencanaan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
a. Tinjauan Umum Perencanaan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
b. Perencanaan Pemberdayaan (Pengembangan) Sumber Daya
Manusia
c. Informasi Potensi Sumber Daya Manusia
d. Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia

URAIAN
A. TINJAUAN UMUM PERENCANAAN PEMBERDAYAAN
SUMBERDAYA MANUSIA
Mengingat pemberdayaan sumber daya manusia merupakan kunci yang
sangat strategis dan menentukan terhadap proses kegiatan pelaksanaan
roda organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
maka tidak dapat dipungkiri bahwa pembentukan sosok sumber daya
manusia yang dipersyaratkan adalah merupakan cinditio sine gua non.
Mengapa dikatakan demikian ? karena pemberdayaan sumber daya
manusia mempunyai tujuan dan korelasi yang sangat signifikan terhadap
organisasi, antara lain:
1. Produktivitas kerja
Dengan pemberdayaan, maka produktivitas kerja pegawai semakin
meningkat kualitas dan kuantitas produksi semakin baik, karena
Kepemimpinan Kepela 165
Sekolah
technical skill, human skill dan managerial skill pegawai semakin
baik.
2. Efisiensi
Pemberdayaan pegawai mempunyai korelasi yang sangat signifikan
terhadap peningkatan efisiensi tenaga, waktu, bahan baku,
mengurangi ausnya mesin, pemborosan berkurang, biaya produksi
relatif kecil sehingga daya saing organisasi/perusahaan berpeluang
besar.
3. Pelayanan
Pemberdayaan senantiasa berorientasi pada peningkatan pelayanan
yang hakekatnya berorietasi pada kepuasan pelanggan (satisfaction
customer service), karena pemberian pelayanan yang memuaskan akan
menjadi daya saing yang sangat penting bagi rekanan perusahaan
bersangkutan.
4. Kerusakan
Pemberdayaan pegawai mempunyai implikasi terhadap kerusakan
barang, produksi dan mesin-mesin yang semakin minim. Hal ini dapat
dipahami, karena semakin ahli dan terampil pegawai
mengoperasionalisasikan peralatan dan perlengkapan dalam rangka
melaksanakan tugas-tugasnya.
5. Konseptual
Melalui pemberdayaan, maka setiap pegawai semakin cakap dan
cepat mengenali berbagai hal dalam kehidupan organisasi karena
technical skill, human skill dan managerial skillnya semakin
berkualitas artinya tingkat kemampuan (competency) semakin baik.
6. Kepemimpinan
Dengan pemberdayaan, kepemimpinan seseorang manajer akan lebih
baik, human relationsnya lebih luwes, motivasi lebih terarah,
pembinaan kerjasama baik secara vertikal, horizontal maupun diagonal
semakin baik dan harmonis.

Memperhatikan tujuan pemberdayaan sumber daya manusia tersebut, maka


dalam rangka pemberdayaannya, diperlukan kegiatan perencanaan sumber

Kepemimpinan Kepela 166


Sekolah
daya manusia yang baik dan terencana sehingga kegiatan pemberdayaan
yang dilakukan sesuai dengan yang diharapkan.

B. PERENCANAAN PEMBERDAYAAN (PENGEMBANGAN) SUMBER DAYA


MANUSIA

Dalam rangka pemberdayaan atau pengembangan sumber daya manusia


agar banar-benar merupakan suatu jawaban atas tuntutan kebutuhan
organisasi atau upaya untuk mengisi, memenuhi kesenjangan kemampuan
(Gap Competency) yang dihadapi, maka pemberdayaan atau pengembangan
dimaksud harus dilakukan melalui perencanaan yang baik. Perencanaan
pada dasarnya merupakan pengambilan keputusan tentang hal-hal yang
akan dikerjakan dimasa depan.

Sebagian mengatakan bahwa factor perencanaan sumber daya manusia


ialah, langkah-langkah tertentu yang diambil oleh manajemen guna lebih
menjamin bahwa bagi organisasi tersedia pada waktu yang tepat,
kesemuanya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran yang
telah dan akan ditetapkan. Pengertian ini menetapkan kata kunci adalah
tepat. Tepat dalam hubungan harus dibuat secara kontekstual dalam arti
dikaitkan dengan tiga hal, yaitu:
1. Penunaian kewajiban sosial organisasi;
2. Pencapaian tujuan organisasi; dan
3. Pencapaian tujuan-tujuan pribadi para anggota yang bersangkutan

Cusway menggambarkan perencanaan sumber daya manusia sebagai;


proses yang sistematis dan terus menerus dalam menganalisis kebutuhan-
kebutuhan organisasi akan sumber daya manusia dalam kondisi yang selalu
berubah dan mengembangkan kebijakan personalia yang sesuai dengan
rencana jangka panjang organisasi.

Dalam pengertian perencanaan sumber daya manusia ini, dapat dilihat


beberapa aspek pokok, yaitu:
1. Sistematis dan merupakan proses yang disadari dan
terencana, bukan beberapa sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba;

Kepemimpinan Kepela 167


Sekolah
2. Proses yang terus menerus karena organisasi, tujuan
dan lingkungan akan selalu berubah;
3. Bertujuan jangka pendek dan jangka panjang dengan
penekanan pada rencana jangka panjang demi kelangsungannya dan
pertumbuhannya;
4. Berhubungan dengan pengembangan dan atau
kebijakan-kebijakan organisasi
5. Tingkat sumber daya yang tergantung pada
kemampuan;
6. Sumber-sumber daya harus memenuhi persyaratan
demi keefektifan organisasi

G. Steiner mengatakan bahwa perencanaan sumber daya manusia


merupakan perencanaan yang bertujuan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan/sasarannya
melalui strategi pengembangan ontribusi pekerjaan di masa depan
(Nawawi).

Uraian pengertian ini adalah sebagai suatu strategi mengembangan


konstribusi sumber daya manusia terhadap usaha organisasi/perusahaan
untuk mencapai sukses. Dari segi sumber daya manusia berarti melalui
perencanaan, sesuatu organisasi perlu memiliki sejumlah tenaga kerja yang
berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas akan menjadi faktor
yang dapat mempertahankan dan meningkatkan kemampuan organisasi
dalam mewujudkan eksistensinya yang kompetitif. Eksistensi dimaksud
hanya akan tercapai apabila tenaga kerja atau sumber daya manusia yang
dimiliki bekerja dan memberikan pelayanan secara produktif dan berkualitas.

Memperhatikan ketiga pengertian perencanaan sumber daya manusia


tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Perencanaan sumber daya manusia merupakan usaha
sadar pimpinan seiring dengan dinamika organisasi serta perkembangan
lingkungannya

Kepemimpinan Kepela 168


Sekolah
2. Perencanaan sumber daya manusia merupakan
rencana penyediaan tenaga yang dibutuhkan baik kuantitas maupun
kualitas dalam setiap jabatan organisasi
3. Perencanaan sumber daya manusia merupakan
antisipasi terhadap perkembangan dan strategi organisasi
4. Perencanaan sumber daya manusia merupakan
kegiatan untuk mengisi kesenjangan kemampuan dalam rangka
pencapaian tujuan organisasi

Dalam hubungan perencanaan sumber daya manusia tersebut, ada empat


langkah pokok yang dilakukan:
1. Perencanaan untuk kebutuhan
masa depan
Kemampuan apa yang dibutuhkan organisasi untuk dipertahankan dalam
jangka waktu yang dapat diperkirakan di masa depan
2. Perencanaan untuk keseimbangan
masa depan
Seberapa banyak karyawan yang sekarang ada dapat diharapkan tetap
tinggal dalam organisasi. Selisih antara sekarang dengan jangka yang
akan dibutuhkan oleh organisasi membawa kelangkah berikut
3. Perencanaan untuk pengadaan
dan seleksi atau untuk pemberhetian sementara
Bagaimana organisasi dapat mencapai jumlah yang akan diperkirakan
4. Perencanaan untuk
pengembangan
Pelatihan dan mutasi orang-orang dalam organisasi diatur sehingga
organisasi akan terjamin tenaga-tenaga yang berpengalaman dan kapabel.
(Stoner/Wankel)
Langkah-langkah ini akan dapat menentukan kebutuhan sumber daya manusia
atau pegawai dengan mengkaitakn faktor dalam dan luar lingkungan
organisasi. Untuk kebutuhan tersebut pimpinan dapat menetapkan bagaimana
prosedur rekruitman, pelatihan dan pengembangan yang perlu diikuti,

Kepemimpinan Kepela 169


Sekolah
sehingga sumber daya manusianya senantiasa tersedia dan up to date sesuai
dengan tuntutan kebutuhan organisasi.
Dua kegiatan utama yang harus dilakukan, dalam proses perencanaan sumber
daua manusia:
1. Kegiatan analisis volume dan beban kerja yang terdiri dari:
a. Melakukan usaha memastikan sebab-sebab kebutuhan tenaga kerja
berdasarkan volume dan beban kerja yang bersumber dari rencana
strategis dan rencana operasional organisasi
b. Memiliki teknik peramalan (prediksi) yang akan dipergunakan untuk
menetapkan tenaga kerja yang dibutuhkan, baik kuantitatif maupun
kualitatif
c. Menetapkan perkiraan kebutuhan tenaga kerja untuk jangka pendek dan
jangka panjang
2. Kegiatan analis kekuatan/kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki
organisasi, antara lain:
a. Melakukan analisis sumber daya manusia untuk mengetahui jumlah dan
keterampilan/keahlian sumber daya manusia yang dimiliki organisasi
b. Hasil analisis tersebut di atas dipergunakan untuk merumuskan perkiraan
persediaan (supply) sumber daya manusia dari dalam maupun dari luar
organisasi
Dari kedua kegiatan analisis yang dikemukakan di atas, maka untuk
memastikan dan memutuskan kebutuhan sumber daya manusia merupakan
suatu yang harus dikaitkan dan diselaraskan dengan strategi organisasi baik
untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Dari urauan-uraian tersebut di atas, maka manfaat perencanaan sumber
daya manusia adalah sebagai berikut:
1. Organisasi dapat memanfaatkan sumber daya manusia yang sudah ada
dalam organisasi secara lebih baik.
2. Melalui sumber daya manusia yang matang produktivitas kerja dari
tenaga yang sudah ada dapat ditingkatkan.
3. Perencanaan sumber daya manusia berkaitan dengan penentuan akan
kebutuhan akan tenaga kerja di masa depan, baik dalam arti jauh dan

Kepemimpinan Kepela 170


Sekolah
kualifikasinya untuk mengisi berbagai jabatan dan menyelenggarakan
berbagai aktivitas.
4. Salah satu segi manajemen sumber daya manusia yang dewasa ini
dirasakan semakin penting ialah penanganan informasi ke tenaga-
kerjaan.
5. Dalam melakukan perencanaan sumber daya manusia dapat melalui
penelitian.
6. Rencana sumber daya manusia merupakan dasar bagi penyempurnaan
program kerja bagi satuan kerja yang menangani sumber daya manusia
organisasi.
(Sondang P. Siagian)

Pada uraian di atas telah dikemukakan bahwa keberhasilan organisasi


sangat tergantung pada tingkat kemampuan sumber daya manusia, oleh
karena itu perencanaan pengembangan sumber daya manusia merupakan
keharusan atau mutlak guna menjamin tersedianya sumber daya manusia
yang tepat jumlah dan tepat kualitas. Dalam hubungan pembentukan
kualitas, maka pengembangan melalui pendidikan dan pelatihan (Diklat)
sebagai salah satu media yang paling strategis, karena diklat merupakan
sarana yang handal untuk meningkatkan kemampuan pengetahuan
(knowledge), keahlian (skill) dan sikap (attitude) pegawai sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan/jabatan.

Edwin B. Flippo: eduaction is concerned with incresing general knowledge


and understanding of our total environment (Pendidikan adalah
berhubungan dengan peningkatan pengetahuan umum dan pemahaman
atas lingkungan kita secara menyeluruh). Training is the increasing the
knowledge and skil of an employee for doing a particular job (Latihan adalah
merupakan suatu usaha peningkatan pengetahuan dan keahlian sesorang
karyawan untuk mengerjakan suatu pekerjaan tertentu).

Andrew F. Sikula: Development in reference to staffing and matters, is a long


term educational process utilizing a systematic ands organized procedure by

Kepemimpinan Kepela 171


Sekolah
which managerial personnel by managerial personnel learn conceptual and
theoriented knowledge for general pompers (stainmentz).

Pengembangan mengacu pada masalah staf dan personel adalah suatu


proses pendidikan jangka panjang menggunakan suatu prosedur yang
sistematis dan terintegrasi dengan manajer belajar pengetahuan konseptual
dan teoritis untuk tujuan umum).

Training is a short term educatioanal process utilizing a systematic and


organized procederu by witch non managerial personel learn technical
knowledge and skills for a definitive purpose. (Latihan adalah suatu proses
pendidikan jangka panjang pendek dengan menggunakan prosedur yang
sistematis dan terorganisir, dengan mana karyawan operasional belajar
pengetahuan teknik pengerjaan dan keahlian untuk tujuan tertentu).

Cushway, memberikan definisi pelatihan yaitu, suatu proses terencana


untuk mengubah sikap, pengetahuan atau keahlian melalui pengalaman
untuk mencapai kinerja yang efektif dalam kegiatan atau sejumlah kegiatan.
Tujuannya dalam situasi kerja, untuk mengembangkan kemampuan individu
dan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dalam organisasi saat ini dan
mendatang.

Dalam modul ini bahwa pengertian pendidikan dan pelatihan tidak


bermaksud untuk diartikan secara terpisah, yakni pendidikan terpisah
dengan pelatihan akan tetapi pengertiannya merupakan satu kesatuan dan
saling melengkapi yang esensinya adalah mengisi kesenjangan dan atau
meningkatkan kemampuan (competency) pegawai dalam sautu
jabatan/pekerjaan organisasi, melalui peningkatan pengetahuan
(knowledge), keteampilan (skill) dan sikap (attitude) sumber daya
manusianya.

Prinsip pengadaan diklat sebagai bagian integral pengembangan sumber


daya manusia, senantiasa berorientasi pada peningkatan kualitas dan
kemampuan pekerjaan para sumber daya manusia tersebut dalam
jabatannya. Oleh kaeena itu setiap program diklat harus jelas eksitensinya
dan mengacu pada tuntutan kebutuhan jabatan.

Kepemimpinan Kepela 172


Sekolah
Amstrong menyatakan bahwa; pelatihan seharusnya tidak dianggap hanya
sebagai bentuk kepercayaan atau kebiasaan tetapi ditunjang oleh filosofi
yang positif dan realistis tentang bagaimana pelatihan mengambil peran
dalam keberhasilan organisasi. Apabila disimak pernyataan Amstrong
tersebut, maka suatu diklat bukan dilaksanakan secara asal-asalan, dan jika
ini benar-benar terjadi maka diklat tersebut digolongkan sebagai diklat yang
tidak terencana dan sembarangan. Hal seperti ini jelas menjadi pemborosan
bagi organisasi baik waktu maupun sumber daya. Oleh karena itu semua
diklat harus terencana dan merupakan bagian dari program yang terarah
dan sistematis sehingga makin meningkatnya kinerja pegawai yang pada
gilirannya harus memberi manfaat dan pengaruh terhadap peningkatan
kinerja organisasi.

Sondang P. Siagian, mengatakan bahwa manfaat penyelenggaraan program


pelatihan dan pengembangan adalah:
1. Peningkatan produktivitas kerja organisasi sebagai keseluruhan antara
lain tidak ada pemborosan, kecermatan melaksanakan tugas, adanya
kerja sama, meningkatnya sasaran yang telah ditetapkan serta lancarnya
koordinasi sehingga organisasi bergerak sebagai suatu kesatuan yang
bulat dan utuh.
2. Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan antara
lain karena adanya pendelegasian wewenang, interaksi yang didasarkan
pada sikap dewasa baik secara teknikal maupun intelektual, saling
menghargai, adanya kesempatan bagi bawahan untuk berpikir dan
bertindak secara inovatif.
3. Terjadinya proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat
karena melibatkan para pegawai yang bertanggungjawab
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan operasional dan tidak sekedar
diperintahkan oleh para manajer.
4. Meningkatkan semangat kerja seluruh tenaga kerja dalam organisasi
dengan komitmen organisasi yang lebih tinggi.
5. Mendorong sikap keterbukaan manajemen melalui penerapan gaya
manajerial yang partisipatif.

Kepemimpinan Kepela 173


Sekolah
6. Memperlancar jalannya komunikasi yang efektif untukj memperlancar
proses perumusan kebijaksanaan organisasi dan operasionalisasinya.
7. Penyelesaian konflik secara fungsional yang dampaknya adalah tumbuh
suburnya rasa persatuan dan suasana kekeluargaan anggota organisasi.

Agar diklat dalam sautu organisasi bermanfaat, maka perencanaan diklat


yang efektif dan merupakan bagian integral pengembangan sumber daya
manusia dalam suatu organisasi. Dalam rangka perencanaan diklat
dimaksud, maka terlebih dahulu diidentifikasi tentang kebutuhan diklat
sehingga menjadi basis untuk mengetahui dan menetapkan berbagai
kompetensi (competencies) yang diperlukan atau dibutuhkan dalam rangka
melaksanakan tugas dan fungsi organisasi secara efektif dan efisien.

Tjek Hooghiermstra, mengemukakan bahwa kompetensi (competencies)


atau kemampuan didefinsikan sebagai suatu dasar seseorang yang berkaitan
dengan pelaksanaan pekerjaan secara efektif atau sangat berhasil (an
underlying characteristic of an individual which is casulally related to
effective or superior performance in a job).

Untuk mengetahui kompetensi dimaksud dilakukan melalui analisis


kebutuhan pelatihan (training needs analysis). Pengertian analisis kebutuhan
pelatihan dapat dikemukakan adalah studi yang sistematis mengenai suatu
permasalahan dengan menggunakan data dan pendapat dari berbagai
sumber untuk membuat keputusan yang efektif atau rekomendasi tindakan
yang selanjutnya perlu dilakukan. (Lokakarya Training Needs Analysis,
LAN, 1997).

Selanjutnya Lewis menyatakan bahwa training needs assessment adalah


suatu cara yang sistematis dalam perencanaan program untuk memilih dan
menentukan prioritas kebutuhan pelatihan yang sangat berguna dalam
menentukan kebijakan yang harus diambil pengelola.

Analisis kebutuhan diklat digunakan untuk menghilangkan kesenjangan


antara kinerja pekerjaan yang memadai dan yang tidak memadai. Untuk
dapat mengetahui hal ini, ada 3 tahap kegiatan yaitu:

Kepemimpinan Kepela 174


Sekolah
1. Surveillance, sebagai tahap awal dari training needs
analysis (TNA), yaitu memonitor informasi untuk menyusun gambaran
dari kinerja organisasi

2. Investigation, tahap menengah dari training needs


analysis (TNA), yakni mengunjungi daerah-daerah/unit-unit untuk
kebutuhan pelatihan

3. Analysis, sebagai tahap akhir dan training needs


analysis (TNA), yaitu memilih dan mengklasifikasikan data dari
penyediaan dan kemudian menyiapkan laporan (Barry J. Smith &
Delahaye)

Melalui analisis kebutuhan diklat ini akan dapat memberikan informasi


penting dan akurat mengenai kelemahan atau kesenjangan kemampuan
sumber daya manusia dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Disamping itu juga mengetahui alasan
yang paling penting mengapa diklat tersebut diselenggarakan. Adapun data
yang dianalisis untuk menghasilkan informasi sebagai tolok ukur penetapan
kebutuhan diklat adalah hal-hal yang berkaitan dengan organisasi meliputi
pelaksanaan tugas dan fungsinya, jaringan kerja, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (Iptek) serta tantangan organisasi pada masa
yang akan datang.

Alan Cowling & Philip James mengatakan bahwa langkah-langkah besar


dibuat dalam mengembangkan pelatihan sebagai suatu proses sistematiotis,
adalah:
1. Mengenali kebutuhan-kebutuhan
2. Merencanakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
3. Pelaksanaan
4. Evaluasi

Kepemimpinan Kepela 175


Sekolah
Tahap I
Mengenali
kebutuhan-
kebutuhan

Tahap IV
Evaluasi Tahap II
Merencanakan
untuk memenuhi
kebutuhan-
kebutuhan

Tahap III
Pelaksanaan

Selanjutnya William J. Rothwell Mengemukakan bahwa adanya penggunaan


yang menggambarkan sebagai satu kesatuan dalam pelatihan dan
pengembangan, pengembangan organisasi dan pengembangan karier yang
terintegrasi untuk memperbaiki efektifitas individual, kelompok dan
organisasi.
Kemudian Sondang P. Siagian mengatakan bahwa untuk memetik manfaat
diklat secara maksimal, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Penentuan kebutuhan
2. Penentuan sasaran
3. Penetapan isi program
4. Identifikasi prinsip-prinsip belajar
5. Pelaksanaan program
6. Identifikasi manfaat
7. Penilaian pelaksanaan program
Dari berbagai uraian atau model tentang perencanaan Diklat tersebut di
atas, maka pada hakikatnya perencanaan Diklat adalah suatu penetapan
program diklat yang benar-benar menjadi alat yang sangat strategis untuk
menjawab dan memenuhi kebutuhan kompetensi (Competencies Needs)

Kepemimpinan Kepela 176


Sekolah
yang diharapkan oleh organisasi. Oleh karena itu perencanaan diklat yang
efektif akan menetapkan hal-hal sebagai berikut:
1. Jenis diklat
2. Isi diklat (kurikulum)
3. Siapa yang dilatih (peserta diklat)
4. Apa keuntungannya dalam organisasi
5. Tenaga pengajar/widyaiswara dan atau fasilitator
6. Siapa yang akan menyelenggarakan (penyelenggara)
7. Sarana dan prasarana
8. Metode pendekatan diklat
9. Lokasi dan waktu bagi setiap program
Dengan ditetapkannya hal-hal di atas, apabila dilaksanakan dengan cermat
hasil pengembangan sumber daya manusia akan efektif sehingga
diharapkan dapat menampilkan kinerja (performance) individu secara
maksimal. Disamping itu esensi program diklat benar-benar menjadi alat
(tool) untuk memenuhi kesenjangan kemampuan yang berkaitan dengan
pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam pelaksanaan tugas, wewenang
dan tanggung jawab sumber daya manusia yang bersangkutan. Diklat
sebagai alat peningkatan kinerja individu mempunyai pengaruh secara
signifikansi terhadap kinerja (performance) organisasi sehingga visi dan misi
dapat dilaksanakan secara efisien, efektif dan akuntabel.

C. INFORMASI POTENSI SUMBER DAYA MANUSIA

Ada suatu ungkapan-ungkapan: banyak pegawai tetapi kurang, sebaliknya


sedikit pegawai tetapi cukup. Apa yang kita simak dari pernyataan ini?
Banyaknya pegawai tidak menjadi jaminan bahwa pegawai tersebut
dibutuhkan oleh organisasi yang bersangkutan, bahkan dengan banyaknya
pegawai justru menjadi beban. Telah diketahui bahwa prinsip organisasi
antara lain prinsip pembagian habis tugas dan penempatan orang sesuai
dengan kemampuan yang dibutuhkan oleh satuan unit/jabatan dalam
organisasi tersebut.

Kepemimpinan Kepela 177


Sekolah
Apabila prinsip organisasi dijadikan sebagai calon dalam menata organisasi,
maka organisasi tersebut diharapkan dapat melaksanakan aktivitas-
aktivitasnya secara baik dalam arti efisien dan efektif, karena setiap pegawai
yang ditugasi atau ditempatkan dalam suatu unit kerja/jabatan adalah sesuai
dengan kebutuhan dan dikaitkan dengan kemampuan (competency) pegawai
yang bersangkutan.

Untuk mendapatkan pegawai atau sumber daya manusia yang tepat dalam
suatu organisasi bukanlah pekerjaan mudah, karena begitu ditempatkan
seseorang pegawai dalam suatu unit organisasi/jabatan, tidak memenuhi
persyaratan sebagaimana tuntutan jabatan, akan sangat berpengaruh
terhadap kinerja organisasi yang bersangkutan. Disamping itu dapat juga
berpengaruh terhadap perwujudan motivasi pegawai dalam organisasi
tersebut. Oleh karena itu suatu langkah yang penting dan harus dilakukan
sebelum pengadaan pegawai (recruitment) adalah menentukan uraian
tugas/jabatan dan menentukan jenis atau kualitas dan kuantitas pegawai
yang diinginkan untuk memenuhi/mengisi jabatan dimaksud. Dalam kaitan
tersebut di atas, maka analisis jabatan merupakan suatu metode untuk
menentukan jenis atau kualitas pegawai yang diperlukan.
Sedangkan untuk menentukan jumlah (kuantitas) dilakukan melalui analisis
beban kerja. Melalui analisis beban kerja akan diperoleh informasi mengenai
pengukuran beban kerja (work load atau work content) dan pembuatan
standar jabatan atau standar hasil kerja (Job standard) atau performance
standard atau output standard. Standar jabatan menunjukan berapa banyak
pekerjaan yang dihadapkan dapat dikerjakan oleh tiap pegawai. Standar
jabatan demikian biasanya didasarkan pada pengamatan, studi waktu dan
gerak pekerjaan yang paling baik, efisien dan efektif serta memuaskan
pelanggan.
Dalam kaitan analisis jabatan, maka beberapa prinsip yang harus
diperhatikan yaitu:
1. Analisis jabatan, harus memberikan fakta-fakta yang penting yang ada
hubungannya dengan jabatan

Kepemimpinan Kepela 178


Sekolah
2. Analisis jabatan, harus memberikan fakta-fakta yang diperlukan untuk
bermacam-macam tujuan
3. Analisisjabatan, harus memberikan informasi yang tepat, lengkap dan
dapat dipercaya
4. Analisis jabatan, harus dapat ditinjau kembali sesuai dengan dinamika
organisasi dan masyarakat (costumer).
Sebagaimana dikemukakan di atas, bahwa kegiatan analisis beban kerja
esensinya adalah pengukuran beban kerja dan pembuatan standar
jabatan/hasil kerja serta dapat menunjukkan berapa banyak hasil pekerjaan
tang diharapkan dari setiap pegawai yang bersangkutan. Demikian esensi,
analisis beban kerja ini cenderung dapat dilakukan pada jabatan-jabatan
managerial dan atau bersifat pengkajian (telaahan) bahwa kegiatan analisis
beban kerja ini agak sulit diterapkan secara pasti atau tidak seperti pada
jabatan teknis.
Sebagai contoh untuk jabatan teknis; dalam suatu organisasi atau unit
organisasi bahwa beban kerja berupa kegiatan pengetikan mempunyai
volume kerja sebanyak 500 lembar per minggu. Standar produktivitas kerja
seorang pegawai adalah 20 lembar per hari, jadi dalam satu minggu mampu
menyelesaikan 100 lembar ketikan. Dengan demikian maka jumlah pegawai
yang dibutuhkan adalah 5 orang dengan standar kompetensi sebagaimana
ditetapkan.
Tetapi apabila beban kerja tersebut dilakukan oleh 100 orang, berarti ke 10
orang tersebut belum memiliki kompetensi sebagaimana standar kerja, dan
hal ini menjadi in-ifisiensi bagi organisasi. Kondisi yang demikian ini
menuntut agar dilaksanakan re-analisis jabatan dan re-analisis beban kerja,
sehingga menjadi dasar di dalam penempatan/penentuan dalam jabatan.
Seperti dikemukakan pada uraian di atas bahwa untuk jabatan yang bersifat
managerial atau pengkajian, kegiatan analisis beban kerja sulit diterapkan
secara pasti. Hal ini disebabkan karena volume kerjanya sulit untuk dihitung
atau diukur. Namun sebagai rambu-rambu tetap bisa dilakukan, yaitu
dengan membuat suatu target yang harus dicapai dalam kurun waktu
tertentu. Target kerja ini akan dijadikan sebagai beban kerja organisasi atau

Kepemimpinan Kepela 179


Sekolah
unit organisasi sehingga menjadi acuan untuk menentukan jumlah dan
kualifikasi pegawai dalam jabatan tersebut.
O. Glenn Stahl dalam bukunya: Public Personnel Administration
menyebutkan ada 3 macam informasi yang dikumpulkan untuk dilaksanakan
menyusun analisis pekerjaan, yaitu:
1. Kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pelaksana;
2. Tanggung jawab yang akjan dipikul;
3. Pengetahuan, keterampilan yang diperlukan harus dimiliki untuk
melakukan kewajiban tersebut.
Untuk memperoleh informasi untuk menyusun uraian pekerjaan itu dapat
dilakukan melalui masukan dari:
1. Jumlah sumber daya manusia yang diperlukan
2. Persyaratan sumber daya manusia dalam suatu jabatan
3. Kompetensi sumber daya manusia yang dibutuhkan
4. Penempatan/pemanfaatan sumber daya manusia yang tepat
Melalui informasi potensi tersebut di atas, maka perencanaan dan
pengembangan sumber daya manusia akan dapat dilaksanakan dengan
efektif dan efisien, karena akan menggambarkan adanya kesesuaian antara
beban kerja organisasi dengan waktu, jumlah dan kemampuan (conpetency)
sumber daya manusia yang dibutuhkan dikaitkan dengan tuntutan
persyaratan jabatan/pekerjaan atau dengan kata lain: Right man on the
right place at the right time.

D. PENGEMBANGAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA

Sebagaimana diketahui bahwa organisasi tidak ada dalam suasana vakum,


akan tetapi senantiasa dituntut dinamis sesuai dengan tuntutan
perkembangan zaman yang begitu kompleks dan kompetitif. Dalam
hubungan ini maka eksistensi sumber daya manusia semakin penting dan
mempunyai peranan yang sangat strategis, bahkan dapat dikatakan menjadi
kunci keberhasilan organisasi dalam setiap proses pelaksanaan kegiatan-
kegiatannya. Agar sumber daya manusia dimaksud dapat berperan,
berfungsi dan mampu kompetitif, maka kompetensi sumber daya manusia
merupakan prasyarat, yang tidak dapat diabaikan karena melalui

Kepemimpinan Kepela 180


Sekolah
kompetensi yang berkualitas akan menunjukkan kemampuan (competency)
sebagaimana diharapkan. Kompetensi yang diartikan dalam hal ini adalah
tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikap atau perilaku yang dimiliki
oleh seorang individu dalam melaksanakan tugas yang ditekankan
kepadanya dalam organisasi.
Boyatzis memberikan batasan kompetensi secara luas yaitu sesuatu yang
mendasari karakteristik seseorang. Kompetensi dapat berupa suatu motif,
sifat, keterampilan, aspek self image seseorang atau peran sosial, ataupun
suatu pengetahuan yang digunakan oleh seseorang.
Selanjutnya Rotweil menuliskan bahwa competencies area internal
capabilities that people brings to their job: capabilities which may be
expresses in a broad, ecen infinite array of an the behaviour. Dalam
kompetensi ini menurut Rotweil dapat dibedakan menjadi empat, yaitu:
1. Kompetensi teknis (technical cometence), yaitu kompetensi mengenai
bidang yang menjadi tugas pokok organisasi
2. Kompetensi manajerial (managerial competence) adalah kompetensi yang
berhubungan dengan berbagai kemampuan manajerial yang dibutuhkan
dalam menangani tugas-tugas organisasi
3. Kompetensi sosial (social competence) yaitu kemampuan melakukan
komunikasi yang dibutuhkan oleh organisasi dalam melaksanakan tugas
pokoknya
4. Kompetensi intelektual/strategik (intelektual/strategic competency) yaitu
kemampuan untuk berpikir secara strategik dengan visi jauh ke depan
Mengingat organisasi senantiasa dinamis seiring dengan perkembangan
zaman, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kepada era
kompetitif, maka pengembangan kompetensi merupakan suatu hal yang
harus dilakukan secara kontinyu dan terencana dalam suatu organisasi.
Artinya setiap pengembangan kompetensi sumber daya manusia harus
didasarkan pada hasil analisis kebutuhan diklat dan analisis jabatan,
sehingga pengembangan tersebut tepat, baik orang, kebutuhan, sasaran dan
jumlah.

Kepemimpinan Kepela 181


Sekolah
Dengan demikian tidak ada pengembangan kompetensi sumber daya
manusia yang menjadi beban atau in-efisiensi dalam organisasi, akan tetapi
pengembangan kompetensi sumber daya manusia merupakan alat yang
sangat strategis untuk meningkatkan kinerja masing-masing individu dan
kinerja organisasi. Dalam kaitan pengembangan kompetensi, pada
hakikatnya kompetensi sumber daya manusia dapat dikelompokkan atas 2
kelompok yaitu:
1. Kompetensi umum (general competency)
Artinya dalam level organisasi yang eselonnya setingkat (setara walaupun
substansi/tugas pokok organisasinya berbeda, namun jenis kompetensi
umum yang dibutuhkan atau yang dimiliki dapat disamakan.
Contoh: jabatan eselon III dalam organisasi pemerintah baik pusat
maupun daerah, bahwa dalam hal kemampuan manajerial nya
(managerial competence) adalah sama.
2. Kompetensi khusus (spesifik competency)
Artinya setiap satuan unit kerja/organisasi tidak dapat disamakan jenis
kompetensinya, karena latar belakang teknis substantif (technical
cimpetence)
Contoh: jabatan penyuluh pertanian tidak dapat disamakan dengan
jabatan penyuluh hukum.
Dari kedua kelompok kompetensi tersebut, apabila dicermati secara
seksama, maka pada umumnya pokok-pokok kompetensi tersebut dapat
dikembangkan yaitu sebagai berikut:
1. Kompetensi kerjasama tim;
2. Kompetensi komunikasi;
3. Kompetensi adaptasi terhadap perbuatan;
4. Kompetensi kepuasan pelanggan;
5. Kompetensi pemecahan masalah;
6. Kompetensi kepemimpinan;
7. Kompetensi pencapaian tujuan;
8. Kompetensi teknis operasional;
9. Kompetensi efektifitas pribadi

Kepemimpinan Kepela 182


Sekolah
Berdasarkan pokok-pokok kompetensi tersebut di atas, akan dijadikan
sebagai acuan untuk menyusun dan mengembangkan kompetensi sumber
daya manusia melalui program-program pendidikan dan pelatihan. Oleh
karena itu program pendidikan dan pelatihan yang efektif adalah Diklat yang
mampu mengisi tuntutan kebutuhan kompetensi sumber daya manusia
sesuai dengan yang diharapkan, dalam arti mempunyai manfaat dan
pengaruh terhadap peningkatan kinerja organisasi.

Kepemimpinan Kepela 183


Sekolah
LATIHAN
Materi: Konsep dan Praktik Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
(SDM) di Sekolah
1. Apa yang dimaksud pemberdayaan SDM ?
2. Mengapa pemberdayaan SDM penting?
3. Sebutkan aspek-aspek/komponen yang penting dalam
pemberdayaan SDM?
4. Sebutkan manfaat pemberdayaan SDM?
5. Sebutkan empat langkah pokok dalam perencanaan
SDM?

Kepemimpinan Kepela 184


Sekolah
Kunci Jawaban Materi Dinamika Kelompok
1. Dinamika Kelompok adalah:
a. Suatu bentuk keterampilan dalam hubungan antar manusia
b. Merupakan salah satu bidang pengetahuan sosial khususnya
ilmu tingkah laku manusia
c. Suatu cara untuk memahami diri dan orang lain (dalam
kelompok) agar mudah mengadakan kerjasama, sehingga tujuan
kelompok dapat dicapai secara optimal
2. Manfaat Dinamika Kelompok
a. untuk mendisiplinkan
b. untuk mengintegritaskan moral
c. untuk menanamkan etika
d. untuk menanamkan norma-norma moral
3. Empat ciri Kelompok Efektif
a. Mengambil inisiatif
b. Mencari informasi
c. Mengumpulkan pendapat
d. Memberi informasi
e. Mendorong keterlibatan anggota
f. Membuat uraian kerja
g. Mendorong pemeliharaan hubungan
h. Mengolah informasi
4. Kelompok Dinamis
a. Berorientasi pada opini
b. Beroriantasi pada persamaan
c. Berfokus pada tujuan
5. Upaya-upaya yang dilakukan agar komunikasi berjalan lancar
a. Berusaha mendengarkan dan bertahan dari gangguan luar

Kepemimpinan Kepela 185


Sekolah
b. Mendengarkan pesan dengan penuh perhatian
c. Memperjelas pesan
d. Jangan ngelamun
e. Pandanglah pembicara sebagai pihak yang setara
f. Coba memahami pemikiran dan perasaan lawan bicara
Kunci Jawaban Materi Kepemimpinan Kepala Sekolah
1. Manajer sekolah dalam mencapai tujuan organisasi dengan
menggunakan teknik manajemen (merencanakan, mengorganisasikan,
melaksanakan, mengevaluasi)
2. Pemimpin sekolahdalam melaksanakan tugasnya dengan
cara mempengaruhi, memotivasi, mengarahkan, memberdayakan sumber daya
untuk mencapai tujuan
3. Kepemimpinan Transpormasional adalah:
Kepemimpinan yang mampu melakukan perubahan perilaku organisasi dari yang
kecenderungan status cara menjadi organisasi yang dinamis, visioner dan
melakukan perubahan paradigma baru
4. Lima karakteristik seorang pemimpin yang berjiwa
wirausaha:
b. Memiliki sistem nilai ekonomi
c. Memiliki semangat penjelajah
d. Ambisius
e. Menciptakan peluang
f. Berani mengambil resiko
g. Berjiwa mandiri
h. Kreatif
i. Berpikiran positif
j. Memiliki kemampuan untuk promosi dan menjual
5. Kepemimpinan yang cerdas adalah
Kepemimpinan yang menggunakan kecerdasan intelegensi = IQ, kecerdasan emosi
= EQ dan kecerdasan spiritual = SQ, secara sinergis.

Jawaban Materi Konsep dan Praktik Keteladanan Pemimpinan


1. Kepemimpinan adalah segala sesuatu yang menyangkut
pemimpin dalam peran dan fungsinya untuk menggerakkan, mempengaruhi,
mengarahkan dan mengembangkan orang-orang yang dipimpin.
2. Etika kepemimpinan adalah prinsip moral yang mendasari
sikap dan perilaku pemimpin yang baik dan benar disertai dengan tanggung jawab
kepada pemerintah dan masyarakat.

Kepemimpinan Kepela 186


Sekolah
3. Pilar-pilar kepemimpinan adalah: (a) legitimasi terdiri dari
legalitas, acceptabilitas dan fungsi etika, (b) kemampuan teknis terdiri dari teknik
berkomunikasi, teknik motivasi, teknik mengambil keputusan, teknik memimpin
rapat, teknik bernegosiasi, teknik mengelola konflik, teknik mengelola stres dan
teknik menjual, (c) karisma/wibawa berasal dari keturunan, etika (nilai-nilai moral)
yang membentuk integritas dan kredibilitas dan (d) penampilan.
4. Kepemimpinan yang efektif adalah jika keberadaan dirinya
sebagai pemimpin dirasakan memberi manfaat bagi orang yang dipimpin dan bagi
masyarakat yang dilayani oleh organisasinya.

Kunci Jawaban Materi Konsep dan Praktek Komunikasi yang Efektif


1. Motivasi adalah dorongan pada diri seseorang untuk melakukan tindakan
tertentu dalam mencapai tujuan
2. Lima hirarki kebutuhan menurut Abraham Maslow
a. Kebutuhan dasar fisik
b. Kebutuhan keamanan dan keselamatan
c. Kebutuhan sosial
d. Kebutuhan pengakuan dan penghargaan
e. Kebutuhan aktualisasi diri
3. Empat penerapan teknik motivasi dalam sekolah
a. Kebersamaan
b. Iklim belajar yang kondusif
c. Pemberian umpan balik
d. Menghindari tindakan mendemotivasi
4. Enam totalitas diri pemimpin sebagai sumber motivasi
a. Kualitas keputusan/kebijaksanaannya
b. Penampilan
c. Asal usul
d. Kualitas intelektual
e. Kualitas moral
f. Aspek kepribadian
5. Teori X manusia pada umumnya tidak suka bekerja, mereka harus disuruh
diperintah dan dipaksa, teori ini mengatakan bahwa manusia mempunyai
karakter atau sifat-sifat yang negatif misalnya; tidak suka bekerja,
menghindari pekerjaan, menunggu perintah, menunggu juklak, ambisi kecil,
menginginkan rasa aman.
Teori Y manusia pada umumnya mempunyai karakter atau sifat-sifat yang
positif, kecenderungan teori ini memberikan kesempatan dan bimbingan dan
keleluasaan untuk berkreasi dan kreatif kepada anggota organisasi.

Kepemimpinan Kepela 187


Sekolah
Kunci Jawaban Materi Konsep dan Praktik PMPK

1. Masalah adalah penghalang untuk


mencapai tujuan yang merupakan penyimpangan dari yang diharapkan,
direncanakan dan yang dikehendaki
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam
pengambilan keputusan: (a) posisi/kedudukan sebagai pembuat keputusan, (b)
masalah yang menjadi penghalang., (c) situasi/faktor keadaan atau kondisi, (d)
tujuan yang hendak dicapai.
3. Jenis-jenis pengambilan keputusan: (a)
berdasarkan program yaitu 1) pengambilan keputusan terprogram 2) pengambilan
keputusan tidak terprogram. (b) berdasarkan lingkungan yaitu 1) pengambilan
keputusan dalam kondisi pasti, 2) pengambilan keputusan dalam kondisi beresiko, 3)
pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti, 4) pengambilan keputusan dalam
kondisi konflik.
4. Tahap-tahap proses pengambilan
keputusan (a) merumuskan/mendifinisikan masalah, (b) mengumpulkan informasi
yang relevan, (c) mencari alternatif terbaik, (d) analisis tindakan, (e) memiliki
alternatif terbaik, (f) melaksanakan keputusan dan evaluasi hasil.
5. Langkah-langkah dalam menganalisis
masalah (a) mendiskripsikan persoalan masalah secara rinci, (b) mengembangkan
sebab-sebab yang mungkin dari persoalan, (c) menemukan sebab yang
sesungguhnya, (d) merumuskan masalah, (e) membuat spisifikasi penyimpangan, (f)
mencari perbedaan dan perubahan, (g) membuat faftar kemungkinan penyebab, (h)
menguji kemungkinan penyebab, (i) memferifikasi penyebab yang sesungguhnya.

Kunci Jawaban Materi: Konsep dan Praktik Pemberdayaan Sumber Daya Manusia di
Sekolah

1. Yang dimaksud dengan pemberdayaan


SDM adalah proses kegiatan usaha untuk memberdayakan manusia melalui perubahan dan
pengembangan manusia itu sendiri berupa kemampuan, kepercayaan, wewenang dan
tanggung jawab dalam rangka pelaksanaan kegiatan organisasi untuk meningkatkan kinerja.
2. Pemberdayaan SDM penting karena:
keberadaan SDM sangat strategis dalam keberhasilan manajemen dalam mencapai tujuan
yang ditetapkan.
3. Aspek-aspek/komponen penting dalam
pemberdayaan SDM: (a) kemampuan pegawai meliputi pengetahuan, keterampilan dan
sikap, (b) penempatan pegawai sesuai dengan kebutuhan jabatan dalam organisasi/the right
men in the right place, (c) kewenangan yang jelas, (d) tanggung jawab pegawai yang jelas, (e)

Kepemimpinan Kepela 188


Sekolah
kepercayaan terhadap pegawai yang bersangkutan, (f) dukungan terhadap pegawai yang
bersangkutan, (g) kepemimpinan, (h) motivasi.
4. Manfaat pemberdayaan SDM: (a) sebagai
alat manajemen, (b) sebagai perubahan manajemen, (c) sebagai inisiator, (d) sebagai
mediator, (e) sebagai pemikir.
5. empat langkah pokok dalam perencanaan
SDM: (a) perencanaan untuk kebutuhan masa depan, (b) perencanaan untuk keseimbangan
masa depan, (c) perencanaan untuk pengadaan dan seleksi atau pemberhentian sementara,
(d) perencanaan untuk pengembangan.

Kepemimpinan Kepela 189


Sekolah

Anda mungkin juga menyukai