Anda di halaman 1dari 19

TIM dan KELOMPOK

Team work mungkin merupakan salah satu istilah yang sering kita dengan terutama di kantor atau sekolah. Untuk menyelesaikan sebuah tugas yang tidak mungkin dapat diselesaikan seorang diri, membentuk team adalah salah satu yang solusi yang umum. Anggota team yang kompleks cenderung kurang memiliki keinginan untuk berkolaborasi, enggan untuk bersama-sama, membantu orang lain sukses, maupun melihat sebuah tujuan bersama. Team yang besar dapat mempunyai kerjasama yang tinggi tetapi mensyaratkan adanya investasi yang menyeluruh dan signifikan pada modal/alat untuk membantu kolaborasi antar anggota team. Kerjasama juga dapat menurun bila anggota team kurang bertatap muka atau lebih dikenal dengan virtual team (komunikasi dengan telephone, mail, atau groupware). Sebelum masuk ke pengertian team work, ada baiknya kalau kita memahami terlebih dahulu unsur-unsur yang ada dalam sebuah team. Sebuah team, umumnya memiliki beberapa unsur, yaitu 1. Sekelompok orang 2. Memiliki tujuan yang sama 3. Ada kerjasama Berdasarkan unsur-unsur diatas, maka team adalah " sekelompok orang yang enerjik dan memiliki komitmen untuk mencapai tujuan umum dengan membangun dan membentuk kerjasama guna memperoleh hasil dengan kualitas tertinggi" atau dengan pengertian lain, team adalah "kumpulan orang-orang yang harus mengadalkan kerjasama grup jika masing-masing anggotanya ingin mengalami keberhasilan dan pencapaian tujuan yang optimum." Team beranggotakan orang-orang yang dikoordinasikan untuk bekerjasama, yang antara lain memiliki tujuan dan pencapaian target yang sama. Keragaman dalam team mendorong munculnya pandangan dan inovasi baru. Tetapi keragaman membawa resiko pada kerjasama karena anggota team umumnya lebih dapat bekerja sama bila merasa memiliki sebuah kesamaan (pendidikan/budaya/latar belakang/SARA). Semakin tinggi tingkat keasingan pada sebuah team, semakin kecil kemungkinan anggota team mau berbagi pengetahuan atau bekerja sama. Hal yang sama berlaku juga untuk pendidikan, semakin tinggi pendidikan, semakin sering terjadi debat pendapat dalam team (dapat mengarah ke analysis paralysis dimana tidak ada seorangpun yang mau mengalah). Ada empat buah kategori dasar yang menentukan keberhasilan team yaitu dukungan atasan, praktek HRD, kepemimpinan dari pemimpin team, dan Team Foundation and Structure.

I. Dukungan Eksekutif / Atasan Team dapat berkinerja baik jika eksekutif mendukung hubungan social, memperlihatkan sikap kolaborasi, dan membangun sebuah gift culture. 1. Investasi pada praktek hubungan yang unik Setiap eksekutif atas setidaknya pernah melakukan investasi pada membangun dan mengatur hubungan social pada organisasi. Contohnya adalah Royal Scotland Bank yang membangun markas pusat mereka dengan desain yang mendorong komunikasi , pertukaran ide, dan pembangunan komunitas. Kantor didalam gedung mempunyai layout yang terbuka dan pemandangan ke atrium. Cara lain adalah membangun jaringan social dengan memindahkan karyawan ke fungsi, bisnis, atau Negara lain sebagai bagian dari karir. Cara ini memaksa karyawan untuk bertemu dengan orang asing dan membangun hubungan dengan mereka. 2. Membuat model / contoh dari sikap kolaborasi Bila anggota senior dalam sebuah organisasi menunjukkan sikap yang baik tentang bagaimana cara berkolaborasi, ini dapat menjadi contoh bagi yang lainnya. Tantangannya adalah memastikan semua orang melihat contoh sikap kolaboratif ini. Eksekutif pada Standard Charter Bank sering bepergian bahkan bila hanya untuk sebuah meeting singkat. Perjalanan ini memberikan kesempatan pada bawahan untuk melihat bagaimana eksekutif bekerja. Pertemanan informal juga dapat menjadi sumber daya yang baik dalam menyelesaikan project. Saat semua anggota team telah mengenal semua stakeholder pada awal sebuah project, team tersebut akan lebih mudah untuk membangun kepercayaan dan kerjasama dibandingkan bila mereka baru mengenal stakeholder. 3. Membangun sebuah Gift Culture Eksekutif harus memastikan mentoring & coaching telah menjadi sifat hidup mereka dan menyebar keseluruh bagian perusahaan. Mentoring dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu formal dimana peran dan tanggung jawab telah jelas dan informal dimana terlihat dalam aktifitas harian. Kedua metode ini

penting tetapi metode informal cenderung lebih baik meningkatkan budaya kerjasama. II. Praktek Human Resource yang Terfokus Survey menunjukkan bahwa reward (baik didasarkan pada individu atau team) kurang mempunyai pengaruh pada kerjasama team. Dari sejumlah praktek HRD dalam meningkatkan kerjasama team, ada dua buah praktek yang mempunyai pengaruh signifikan yaitu training yang berhubungan dengan collaborative behavior dan dukungan untuk membangun komunitas informal. 1. Menjamin tersedianya keahlian yang dibutuhkan Terkadang anggota team telah memiliki niat untuk berkolaborasi tetapi tidak mempunyai keahlian untuk berkolaborasi. Mereka didorong untuk bekerja sama, dan mereka mau bekerja sama hanya tidak tahu bagaimana melakukan hal itu dengan baik. Keahlian yang sangat diutamakan adalah kemampuan untuk menghargai orang lain, dapat masuk dalam perbincangan yang terarah, secara produktif & kreatif, menyelesaikan konflik, dan manajemen program. Price Waterhouse Cooper adalah salah satu perusahaan yang mempunyai kemampuan kuat dalam membangun budaya kolaborasi. Training yang diberikan PWC mencakup team work, emotional intelligence, jaringan pertemanan, menangani percakapan yang rumit, melatih Corporate Social Responsibility, dan mengkomunikasikan strategy/nilai perusahaan. PWC juga mengajarkan bagaimana mempengaruhi orang lain secara efektif dan membangun hubungan yang sehat. 2. Mendukung munculnya komunitas Jiwa pertemanan dan komunitas dapat berkembang dengan spontan, tetapi HR juga dapat mendukung munculnya komunitas dengan mendukung kegiatan dan aktifitas group seperti bowling, cooking weekend, atau bulu tangkis. ABN Amro contohnya, menggunakan teknologi komunikasi untuk anggota group agar mereka dapat berbagi ide. Perusahaan juga mendorong karyawan untuk selalu bepergian ke sebuah lokasi baru dan mengatur pertemuan dengan sebanyak mungkin orang.

Komunitas juga dapat tercipta dari sebuah proyek. Pada saat sebuah proyek selesai, team akan bubar, tetapi komunitas informal akan terus berlanjut sebuah modal yang sangat baik untuk project berikutnya. Contoh lain adalah pendekatan HR dalam membangun budaya bersahabat dan keluarga. Bill Marriott salah satu eksekutif Marriot mempunyai sebuah blog yang menjadi popular dengan karyawannya. Blog-nya menceritakan focus perusahaan bahkan sampai hal-hal pribadi seperti tempat favorit untuk berlibur. III. Team Leader Pemimpin team tentu saja mempunyai pengaruh pada team, fleksibilitas mereka memegang peranan disini. Pemimpin harus Task and Relationship Oriented Pemimpin yang berfokus pada Relationship berupaya untuk mendorong orang berbagi pengetahuan dalam sebuah lingkungan penuh kepercayaan dan itikad baik. Pemimpin yang berfokus pada tugas berupaya untuk membuat sebuah tujuan, membuat sebuah kesadaran akan tugas pada setiap anggota, dan menyediakan kendali serta umpan balik. Tipe pemimpin yang baik adalah mereka yang menyeimbangkan antara tugas dan hubungan pertemanan. Pemimpin juga dapat mengganti tipe kepemimpinannya pada saat project sedang berlangsung. Pada awal project mereka akan berfokus pada tugas dengan mendefinisikan tujuan, mendapatkan komitmen, dan memperjelas tanggung jawab anggota team. Pada titik tertentu dimana sharing knowledge mulai intensif, mereka akan berganti menjadi relationship oriented. Pemimpin yang hanya berfokus pada satu macam tipe akan merusak performa jangka panjang team. Marriott mencoba membangun pemimpin dengan dua gaya seperti ini. Setiap manajer pada saat di review akan ditanyakan apakah telah menyeimbangkan gaya kepemimpinannya. Terkadang mereka akan diminta untuk makan siang bersama dengan anak buahnya atau mengambil kursus untuk menjaga kemampuan mereka. IV .Team Formation and Structure 1. Membangun pada hubungan pertemanan yang telah ada

Kepercayaan adalah faktor penting, membangun sebuah team yang bermodal pada hubungan yang telah ada meningkatkan peluang untuk kesussesan project. Team yang baru dibangun dari orang-orang yang belum saling mengenal sebelumnya akan sulit untuk berkolaborasi. Mereka akan memerlukan waktu yang cukup signifikan untuk membangun kepercayaan. Nokia adalah salah satu perusahaan dimana struktur organisasinya sangat memperhatikan hubungan pertemanan yang telah ada, Saat perlu untuk mentransfer keahlian pada unit atau fungsi bisnis lain, Nokia memindahkan satu team kecil secara utuh daripada menaruh individual. Jaringan pertemanan juga mempunyai kelemahan yang bila tidak diatur akan menghancurkan kerjasama. Saat sejumlah besar anggota team merasa mempunyai kesamaan, mereka cenderung membentuk sebuah subgroup dan mengucilkan yang lain. Saat ini terjadi, kemungkinan konflik menjadi tinggi. 2. Memahami kejelasan peran dan ketidakjelasan tugas Asumsi yang umum adalah tujuan harus jelas dan tujuan lebih penting dari pada peran. Saat peran dari setiap anggota team tidak jelas, banyak orang berpikir bahwa hal ini akan mendorong mereka untuk berbagi ide dan berkontribusi. Tetapi asumsi ini salah, kolaborasi menjadi lebih jelas saat setiap anggota team telah memiliki peran yang jelas dan dimengerti. Tanpa ada kejelasan dari peran, anggota team akan banyak menghabiskan waktu untuk menentukan peran, melindungi kepentingan pribadi daripada berfokus pada tugas. Anggota team sebaliknya, cenderung untuk berkolaborasi bila peran mereka telah jelas. Contohnya adalah BBC, meliput berita membutuhkan banyak koordinasi dari anggota team yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Besarnya anggota team dapat meningkatkan resiko terjadinya kekacauan tetapi hal ini tidak terjadi pada BBC. Setiap anggota team mempunyai peran yang jelas dan tidak berbenturan. Otonomi juga harus diperhatikan selain dari peran anggota. Team IT mempunyai ciri anggotanya dapat berasal dari Negara yang berbeda dan programmernya lebih sering duduk didepan komputer dan sedikit bertatap muka. Tetapi kerjasama team dapat tetap tinggi bila setiap anggota

mempunyai peran dan otonomi yang jelas, hanya karena kurangnya tatap muka, setiap anggota harus memahami tujuan dari team.

Peran Team Kepuasan yang dicapai melalui sebuah team dihasilkan dari menguatnya sistem nilai seseorang setelah adanya sharing nilai. Selain itu individu juga mendapatkan kekuatan psikologis karena adanya kebersamaan. Tujuan dibentuknya team adalah untuk mengumpulkan sumber daya kolektif guna mencapai keputusan yang lebih baik, dengan asumsi bahwa kemampuan dan pengalaman anggota dapat dimanfaatkan secara optimal. Kombinasi antara skill akan mempermudah proses kerja dan juga akan lebih mampu menciptakan serta mengembangkan gagasan daripada pekerjaan itu dikerjakan sendiri. Berdasarkan proses kerja yang dilakukan oleh sebuah team dalam mengelola kegiatan, maka unsur-unsur manajemen yang sebaiknya dijadikan dasar adalah Plan, Do, Check, Action atau yang lebih dikenal dengan istilah PDCA. Plan, merupakan proses awal yang diperlukan untuk memastikan bahwa sumber daya yang diperlukan cukup memadai baik segi kualitas maupun kuantitasnya serta menentukan secara jelas arah/ sasaran kegiatan. Perencanaan yang baik mempertimbangkan beberapa faktor, antara lain: 1. Sumber daya manusia 2. bahan baku, material, peralatan, dan apa saja yang digunakan dalam proses kegiatan 3. metode atau cara kerja 4. faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi proses kerjanya Sedangkan dalam format rencana pelaksanaannya sebaiknya mampu menjawab beberapa hal dibawah ini: 1. Apa yang akan dikerjakan/ dikelola 2. Mengapa harus dikerjakan atau apa akibatnya bila tidak dikerjakan 3. Bagaimana cara mengerjakan 4. Kapan dan dimana tempatnya 5. Siapa pelaksananya

6. Berapa biayanya Do, kerjakan apa yang telah dirancanakan. Catat bila ada hal-hal penting selama proses mengerjakan kegiatan tersebut. Check, merupakan kegiatan evaluasi untuk melihat apakah sasaran telah dicapai dengan cara membandingkan antara perencanaan dan pelaksanaannya. Action, adalah suatu tindak lanjut untuk melakukan penyempurnaan pekerjaan apabila ada yang belum tercapai. Proses PDCA ini jika sudah terlaksana, akan berubah menjadi SDCA, yaitu Standart, Do, Check, Action. Mengapa menjadi standart, karena plan yang telah terlaksana sesuai dengan sasaran akan menjadi masterpiece untuk tindakan pekerjaan secara rutin. Kerjasama tim (team work) adalah suatu kemampuan dari sekelompok individu untuk dapat bekerjasama menuju visi yang sama. Kerjasama tim merupakan elemen penting yang dibutuhkan bila kita ingin mencapai suatu hasil yang tidak dapat dicapai orang lain. Untuk membangun sebuah tim diperlukan lebih dari sekedar mengumpulkan orang-orang yang tepat. Dan akan banyak tantangan dan masalah yang muncul bila kita sedang membangun sebuah tim yang orang-orangnya tidak mempunyai pandangan yang sama untuk bekerjasama dengan lainnya. Tugas kitalah untuk menciptakan suatu lingkungan atau suasana dimana setiap individu bersedia untuk bekerjasama secara kooperatif dan kolaboratif. Berikut 12 cara mendukung mendukung team work versi Ivan Mulyadi-Majalah Marketing yang saya baca : 1. Fokus Pada Tujuan Secara Keseluruhan rencana jangka panjang dengan melakukan follow up secara teratur. 2. Definisikan peran masing-masing individu secara jelas, sehingga masingmasing individu mempunyai tugas dan tanggungjawab yang jelas. 3. Tetapkan Tujuan individu dan tim secara jelas mengenai tujuan jangka pendek dari masing-masing individu dan tujuan jangka panjang tim secara keseluruhan dengan cara selalu berkomunikasi. 4. Bagikan setiap informasi kepada masing-masing individu untuk menghindari informasi yang disembunyikan yang tidak jelas.

5. Bagunlah rasa kepercayaan antar anggota tim dengan mempercayakann kepada masing-masing individu akan tugas dan tanggungjawabnya. 6. Bersikaplah terbuka terhadap ide-ide dan masukan dari anggota tim lainnya 7. Bersabar bila melihat masalah dan tidak menunjukan hasil apapun 8. Berikan dukungan kepada setiap anggota tim untuk berpasrtisipasi dan memberikan kontribusinya dalam segala hal. 9. Berikan penghargaan kepada individu dengan merayakan keberhasilan secara bersama sama untuk menghindari kecemburuan 10. Selalu bersikap positif dan penuh harapan dengan menunjukan antusiasme. 11. Have Fun dengan membangun semangat yang ada dalam tim untuk memberikan energi yang tinggi dan semangat yang terus menerus 12. Biasakan untuk memberikan kebebasan kepada individu masing-masing untuk mengembangkan dengan cara sendiri.

Harus disadari bahwa teamwork merupakan peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu pribadi untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan tersebut bukanlah tujuan pribadi, bukan tujuan ketua tim, bukan pula tujuan dari pribadi yang paling populer di tim. Dalam sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling bergandengtangan menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak menyelesaikan pekerjaan atau tidak ahli dalam pekerjaan A, namun dapat dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan kerja tim, beban dibagi untuk satu tujuan bersama. Saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci kesuksesan dari teamwork. Jangan pernah mengabaikan pengertian dan dukungan ini. Meskipun terjadi perselisihan antar pribadi, namun dalam tim harus segera menyingkirkannya terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan dalam tim jelas akan terganggu, bahkan dalam satu tim bisa jadi berasal dari latar belakang divisi yang berbeda yang terkadang menyimpan pula perselisihan. Makanya sangat penting untuk menyadari bahwa kebersamaan sebagai anggota tim di atas segalanya. Sementara untuk membentuk dan membangun team work yang solid, tentu tidak semudah kita membalikan telapak tangan, team work yang solid akan menciptakan hasil yang maksimal dalam suatu tim tersebut. Ada beberapa poin-poin penting yang harus diketahui atau perlu di mengerti demi kebersamaan dalam sebuah team work yang baik, adapun poin-poin tersebut adalah sebagai berikut : 1. Teamwork adalah kerjasama dalam tim yang biasanya dibentuk dari beragam divisi dan kepentingan.

2.

Sama-sama bekerja bukanlah teamwork, itu adalah kerja individual.

3. Filosofi teamwork: Saya mengerjakan apa yang anda tidak bisa dan anda mengerjakan apa yang saya tidak bisa. 4. Ketika berada dalam teamwork, segala ego pribadi, sektoral, deparment harus disingkirkan. 5. Dalam teamwork yang dikejar untuk dicapai adalah target bersama, bukan individual. 6. Keragaman individu dalam teamwork memang sebuah nilai plus namun bisa menjadi minus jika tidak ada saling pengertian. 7. Saling pengertian terhadap karakter masing-masing anggota team akan menjadi modal sukses bersama. 8. Jika setiap orang bekerjasama via bidang masing-masing, target korporasi pasti akan segera terealisasi. 9. Individu yang egois mengejar target pribadi akan menghambat keberhasilan team. Bayangkan jika si A mengejar target A & si B mengejar target B, lalu target bersama bermuara kemana? 10. Keahlian masing-masing sungguh menjadi anugerah dalam teamwork yang akan mempercepat proses pencapaian target. 11. Kendalikan ego dan emosi saat bersama agar pergesekan tidak berujung pada pemutusan kerjasama. 12. Dengan pemahaman yang tinggi soal karakter individu dalam team, realisasi target tidak perlu waktu yang lama. 13. Ingatlah selalu bahwa: Teamwork makes the dream work. Team work berasal dari kata team yang berarti tim (kelompok) dan work yang berarti kerja. Jadi team work adalah suatu yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Tips dan trik agar Team work yang kita lakukan Solid

1. Jadilah Proaktif 2. Tetapkan tujuan dengan jelas 3. Kerjakan yang paling penting lebih dahulu Tim bisa melakukan berbagai hal: membuat produk, memberikan jasa, menegosiasikan berbagai perjanjian, mengoordinasi proyek-proyek, memberikan nasihat, dan membuat keputusan. Jenis-jenis tim Tim penyelesai masalah Tim penyelesai masalah adalah kelompok-kelompok yang terdiri dari 5-12 orang dari departemen yang sama yang bertemu beberapa jam seminggu untuk mendiskusikan berbagai cara poeningkatan kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja. Tim kerja yang mengelola diri sendiri Tim kerja yang mengelola diri sendiri adalah kelompok-kelompok yang terdiri atas 10 sampai 15 orang yang memikul tanggung jawab dari para pengawas mereka terdahulu. Tim lintas fungsional Tim lintas fungsional adalah orang-orang yang berasal dari tingkat hierarkis yang kurang lebih sama, tetapi dari berbaga bidang pekerjaan yang berbeda, yang berkumpul untk menyelesaikan sebuah tugas. Tim virtual Tim virtual adalah tim yang menggunakan teknologi komputer untuk menyatukan anggota-anggota yang terpisah secara fisik guna mencapai tujuan bersama.

Definisi Kelompok A. Pengertian Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama

lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok. KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA Kelompok adalah kumpulan orang, binatang, dan sebagainya. Kelompok adalah golongan tertentu (profesi, aliran, lapisan masyarakat, dan sebagainya). Kelompok merupakan kumpulan manusia yang merupakan kesatuan beridentitas dengan adat istiadat dan sistem norma yang mengatur pola-pola interaksi antara manusia itu B. Ada beberapa para ahli yang memberikan definisi tentang kelompok, antara lain sebagai berikut: 1. Menurut Hernert Smith bahwa kelompok adalah suatu uni yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan atas dasar kesatuan persepsi. 2. Menurut DeVito (1997) kelompok merupakan sekumpulan individu yang cukup kecil bagi semua anggota untuk berkomunikasi secara relatif mudah. Para anggota saling berhubungan satu sama lain dengan beberapa tujuan yang sama dan memiliki semacam organisasi atau struktur diantara mereka. Kelompok mengembangkan norma-norma, atau peraturan yang mengidentifikasi tentang apayang dianggap sebagai perilaku yang diinginkan bagi semua anggotanya. 3. Menurut Joseph S. Roucek Suatu kelompok meliputi dua atau lebih manusia yang diantara mereka terdapat beberapa pola interasi yang dapat dipahami oleh para anggotanya atau orang lain secara keseluruhan. Faktor pembentuk Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari diri sendiri atau juga secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga tertentu. Namun, ada juga yang merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan. Kedekatan Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok bermain dengan orang-orang di sekitar kita. Kita bergabung dengan kelompok

kegiatan sosial lokal. Kelompok tersusun atas individu-individu yang saling berinteraksi. Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan penting terhadap terbentuknya kelompok pertemanan. Kesamaan Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan di antara anggota-anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang leih suka berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau karakter-karakter personal lain. Kesamaan juga merupakan faktor utama dalam memilih calon pasangan untuk membentuk kelompok sosial yang disebut keluarga. Pembentukan norma kelompok Perilaku kelompok, sebagaimana semua perilaku sosial, sangat dipengaruhi oleh norma-norma yang berlaku dalam kelompok itu. Sebagaimana dalam dunia sosial pada umumnya, kegiatan dalam kelompok tidak muncul secara acak. Setiap kelompok memiliki suatu pandangan tentang perilaku mana yang dianggap pantas untuk dijalankan para anggotanya, dan norma-norma ini mengarahkan interaksi kelompok. Norma muncul melalui proses interaksi yang perlahan-lahan di antara anggota kelompok. Pada saat seseorang berprilaku tertentu pihak lain menilai kepantasasn atau ketidakpantasan perilaku tersebut, atau menyarankan perilaku alternatif (langsung atau tidak langsung). Norma terbetnuk dari proses akumulatif interaksi kelompok. Jadi, ketika seseorang masuk ke dalam sebuah kelompok, perlahan-lahan akan terbentuk norma, yaitu norma kelompok. Kelompok merupakan salah satu konsep penting dalam sosiologi, namun belum ada suatu kesepakatan mengenai definisi suatu kelompok. Tapi ada suatu definisi kelompok yang lebih disenangi oleh para sosiolog yang mengartikan istilah kelompok itu adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaannya dan saling berinteraksi (Paul B Horton) maka bila ada 2 orang yang antri di toilet tidak bisa disebut suatu kelompok, tetapi bila orang tersebut melakukan suatu interaksi dalam bentuk apapun, maka bisa disebut sebagai kelompok.Karena

manusia itu memang spesial tidak seperti makhluk Tuhan lainnya,misalnya saja bayi tidak bisa hidup tanpa bantuan orang tuanya,karena manusia itu mempunyai suatu akal , pikiran , naluri , perasaan , hasrat , dan juga nafsu , tidak seperti burung yang terkurung dalam sangkar. Dalam berhubungan antar manusia,manusia memiliki suatu hasrat yaitu hasrat untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya (masyarakat) dan juga dengan lingkungan di sekitarnya,maka untuk menghadapi dan menyesuaikan diri dengan kedua lingkungan tersebut manusia membutuhkan suatu pikiran, perasaan dan kehindak. Jadi pada dasarnya pengertian dari kelompok itu adalah kumpulan manusia yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaanya dan saling berinteraksi. Maka dari semua itu menimbulkan kelompok-kelompok sosial/social group, sehingga untuk terbentuknya suatu kelompok tersebut diperlukannya beberapa persyaratan, yaitu: Adanya kesadaran sebagai dari suatu kelompok Memiliki suatu struktur,kaidah serta pola perilaku yang sama Mempunyai norma-norma yang mengatur hubungan di antara anggotanya Mempunyai kepentingan bersama Adanya interaksi dan komunikasi diantara anggotanya (Teori Paul B Horton dan Chester L Hunt buku sosiologi jilid 1 edisi ke 6) Tipe-tipe kelompok sosial 1. Klasifikasi tipe-tipe kelompok sosial Tipe kelompok sosial ini dapat di klasifikasikan melalui beberapa sudut pandang,seperti George Simmel sosiolog asal Jerman yang mengambil ukuran dari besar kecilnya jumlah anggota kelompok, tetapi ada juga yang mengambil atas dasar derajat interaksi sosial dalam kelompok tersebut,kemudian ada juga yang mengklasifikasikan dari pola interaksi suatu kelompok, tetapi ukuran ini dikembangkan lagi oleh Stuart Chapain dengan penambahan tentang tinggi rendahnya derajat kelekatan hubungan anggota-anggota kelompok sosial tersebut Ukuran lainnya adalah menurut kepentingan dan wilayah,misalnya saja suatu masyarakat yang tinggal di tempat dengan letak geografis yang sama, akan

senangtiasa saling berinteraksi dan juga berhubungan untuk selalu memenehui kebutuhan mereka karena mereka mempunyai suatu kesamaan. Tetapi berlangsungnya suatu kepentingan merupakan ukuran lain dari tipe-tipe sosial, misalnya saja suatu kerumunan merupakan suatu kelompok yang yang waktunya sebentar saja karena kepentingannya pun tidak berlangsung lama,berbeda dengan kelas atau komuniti mereka memiliki kepentingan yang bersifat permanen. Tetapi harus diperhatikan juga kelompok sosial ini bukan ditimbulkan oleh naluri manusia untuk hidup dengan seksama, tetapi kelompok merupakan suatu bentuk nyata yang di dalamnya adalah suatu kebutuhan dari manusia. 2. Pandangan individu tentang kelompok sosial Dalam suatu masyarakat yang kompleks biasanya individu itu mejadi anggota dari suatu kelompok sosial, mungkin karena atas dasar ras, seks, kultur dan sebagainya. Akan tetapi biasanya kelompok dalam bidang pekerjaan, rekreasi dan sebagainya, keanggotaan dari kelompok itu bersifat sukarela. Maka dari hal tersebut terdapat suatu derajat, tingkatan dan arti tertentu, dalam keanggotaan tetentu yang bagimana individu di dalam suatu kelompok sosial sehingga terdapat dorongan pula sebagai anggota dari kelompok sosial. Dan ada juga tolak ukur bagi individu untuk berkelompok karena adanya suatu sisi, misi dan tujuan yang selaras dengan si individu untuk bergabung dengan kelompok tersebut. 3. In-Group (kelompok sendiri) dan Out-Group (kelompok luar) Pengertian tentang kelompok mendapat suatu sumbangan penting, yang masih tetap berharga dari William Graham Summer (1840-1910) dengan ajaran tentang In group dan Out group feeling. Antara anggota kelompok terdapat suatu perasaan ikatan yang satu dengan yang lainnya , yang disebut dengan perasaan dalam kelompok atau In group , sebaliknya terhadap orang dari luar terdapat perasaan yang disebut dari luar kelompok atau out group . Anggota kelompok sendiri dipandang sebagai orang kita bukan orang lain keluarga sendiri dan sebagainya, yakni ada sedikit banyak identifikasi di antara oknum dengan kelompoknya, tetapi anggota dari kelompok lain dipandang sebagai orang lain/asing (bukan orang kita). Apabila suasana kurang memuaskan tak jarang orang dalam kategori lain itu disebut atau dipanggil dengan ejakan kategirls.

Perasaan In group terhadap orang kita dapat bervariasi dari sikap ramah-tamah dan good-will sampai menjadi solidaritas mati-matian. Begitu pula sikap Out group dapat beralih dari sikap menyisih orang lain sampai sikap bermusuhan dengan keras. 4. Kelompok sosial primer, sekunder, formal dan informal Menurut Charles Horton Cooley mengemukakan perbedaan antara kelompok primer dengan kelompok skunder yang di tulis dalam Social Organization pada 1909. Kelompok primer adalah kelompok-kelompok yang ditandai ciri-ciri kenal-mengenal dekat antar anggotanya serta mempunyai kerjasama yang erat yang bersifat dekat dalam arti pribadi di dalam kehidupannya. Kelompok ini cara berinteraksi dan berkomunikasinya secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui perantara,jadi dengan adanya hal tersebut menjadi suatu tujuan dari individu menjadi juga tujuan dari kelompok yang menjadikan suatu hubungan timbal balik antara kelompok dengan anggotanya. Misalnya:keluarga, RT, kawan sepermainan, dan lain-lain. Kelompok sekunder Jika interaksi sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya kurang kekeluargaan. Hubungan ini biasanya bersifat obyektif. Misalnya:partai politik , serikat kerja dan lain-lain (Perbedaan antara kelompok primer dan sekunder adalah ada pada cara berinteraksi di dalam kelompok). Kelompok formal Pada kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan dan Anggaran Dasar (AD) , Anggaran Rumah Tangga (ART) yang ada. Anggotanya diangkat oleh organisasi. Contoh dari perkumpulan ini adalah semua perkumpulan yang memiliki AD/ART Kelompok informal

Merupakan suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik, dan kebutuhan seseorang.Keanggotaan kelompok biasanya tidak teratur dan keanggotaanya biasanya ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu dan kelompok.Kelompok ini terjadi pembagian tugas yang jelas tapi bersifat informal dan hanya berdasarkan kekeluargaan dan simpati. (Pembeda antara kelompok formal dan informal ada pada aturan-aturannya) 5. Pelapisan kelompok di dalam masyarakat Menurut lapisan di dalam masyarakat , kelompok di bagi menjadi 2 : a. Kelompok Horisontal yaitu anggota dari kelompok ini berada pada suatu tingkat sosial yang sama. Jadi kelompok ini mempunyai banyak kesamaan di dalam kehidupan anggotanya karena mungkin taraf ekonomi anggota kelompok ini sama dan juga punya pola hidup yang sama pula. Ex:serikat buruh,serikat tani b. Kelompok vertical yaitu para anggota ada pada berbagai tingkat dari tingkat yang tinggi sampai tingkat yang rendah,karena kelompok ini ratarata ditentukan oleh kesamaan hobby semata,hal ini ditunjukkan oleh keragaman latar belakang dari para anggotanya. Ex:kumpulan pengemar sepeda lowrider. 6. Faktor-faktor pembentuk kelompok Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari diri sendiri atau juga secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga tertentu. Namun, ada juga yang merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan. Kedekatan Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok bermain dengan orang-orang di sekitar kita. Kita bergabung dengan kelompok kegiatan sosial lokal. Kelompok tersusun atas individuindividu yang saling berinteraksi. Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi

dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan penting terhadap terbentuknya kelompok pertemanan. Kesamaan Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan di antara anggota-anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang leih suka berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau karakter-karakter personal lain. Kesamaan juga merupakan faktor utama dalam memilih calon pasangan untuk membentuk kelompok sosial yang disebut keluarga. Pembentukan norma kelompok Perilaku kelompok, sebagaimana semua perilaku sosial, sangat dipengaruhi oleh norma-norma yang berlaku dalam kelompok itu. Sebagaimana dalam dunia sosial pada umumnya, kegiatan dalam kelompok tidak muncul secara acak. Setiap kelompok memiliki suatu pandangan tentang perilaku mana yang dianggap pantas untuk dijalankan para anggotanya, dan norma-norma ini mengarahkan interaksi kelompok. Norma muncul melalui proses interaksi yang perlahan-lahan di antara anggota kelompok. Pada saat seseorang berprilaku tertentu pihak lain menilai kepantasasn atau ketidakpantasan perilaku tersebut, atau menyarankan perilaku alternatif (langsung atau tidak langsung). Norma terbetnuk dari proses akumulatif interaksi kelompok. Jadi, ketika seseorang masuk ke dalam sebuah kelompok, perlahan-lahan akan terbentuk norma, yaitu norma kelompok. Waktu dan zaman Kelompok itu tidak terbentuk dengan sendiri tetapi ada suatu proses di dalamnya dan mengalami modifikasi dari waktu ke waktu sehingga terbentuklah suatu kelompok yang kongkrit dalam hal itu terbentuknya suatu kelompok membutuhkan waktu yang tidaklah sebentar. Sebab dan tujuan

Kelompok itu tidaklah mungkin terbentuk tanpa adanya suatu tujuan tertentu, sehingga tujuan dari kelompok itu menjadi dasar terbentuknya kelompok tersebut dan juga mungkin menjadi simbol dari kelompok itu. Ex: Bonek terbentuk dengan tujuan supaya permainan bola persebaya di lapangan baik. Sifat dari anggota kelompok Karena kesamaan sifat dari anggota kelompok itulah kelompok terbentuk.Kelompok terbentuk dari kesamaan sifat, minat dan tujuan yang sama dari banyak individu yang ingin mencari orang yang memiliki sifat yang sama, sehingga dapat berkomunikasi dengan lancar dengan orang yang sepandangan dengan dirinya dengan tujuan mendapatkan interaksi yang sesuai dengan dengan apa yang diinginannya. Dikatakan demikian karena di dalam kelompok itu terdapat suatu ikatan serta tujuan yang menyebabkan si individu tersebut tidak merasa sendirian, karena ternyata masih banyak orang yang mempunyai suatu pola pikir yang sama, sehingga si individu tersebut tidak merasa minder dengan apa yang dia miliki sekarang karena ada kelompok yang mewadahinya ex: perkumpulan gay dan lesby Indonesia 7. Cara pembentukan kelompok Terbentuknya kelompok itu memang tidak semuanya sama, ada yang secara kebetulan ,paksaan maupun sukarela.Karena semua itu tergantung dari situasi dan kondisi kelompok tersebut. Memang pembentukan kelompok itu diawali dengan adanya presepsi ,perasaan atau motivasi dan tujuan yang sama dalam memenuhi kebutuhannya, karena hal itu merupakan suatu proses dasar dari terbentuknya suatu kelompok Pembentukan kelompok diawali dengan adanya suatu perassan atau presepsi yang sama dalam memenuhi suatu kebutuhan. Setelah itu akan timbul suatu motivasai untuk memenuhinya, sehingga ditemukannya suatu tujuan yang sama dan akhirnya interaksi yang terjadi membentuk suatu kelompok . Pembentukan kelompok dilakukan dengan menentukan masing-masing kedudukan anggotanya (siapa yang menjadi anggota dan ketua). Pada interaksi yang terjadi suatu saat akan memunculkan perbedaan antara individu satu dengan yang lainnya sehingga timbul suatu perpecahan (konflik). Perpecahan yang terjadi biasanya bersifat sementara karena adanya kesadaran pentingnya arti dari suatu kelompok tersebut, sehingga anggota kelompokberusaha menyesuakan diri demi kepentingan

bersama. Dan pada akhirnya setelah terjadi penyesuaian, perubahan dalam kelompok mudah terjadi.

Anda mungkin juga menyukai