2)
3)
4)
5)
1)
2)
3)
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
1)
2)
3)
4)
5)
BERANDA
ENGINE TEACHER
HOME
PEMBANGKIT UAP
KELISTRIKAN OTO
TEKNIK LISTRIK
TERMODINAMIKA
MOTOR BAKAR
PTM UNS
Retno Damayanti
KEWIRAUSAHAAN
MOTIVASI BERPRESTASI KEWIRAUSAHAAN
Disusun Oleh
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kewirausahaan atau kegiatan berwirausaha dapat dikatakan membantu perkembangan
perekonomian Negara dengan menyediakan pekerjaan dan memproduksi barang dan jasa bagi
konsumen dalam negeri maupun di luar negeri (Ade,2009a). Kewirausahaan di pandang
sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi peluang-peluang yang muncul di pasar. Proses
kewirausahaan diawali oleh inovasi yang dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal misalnya Locus of Control, toleransi nilai-nilai,
pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor eksternal berupa peran, aktivitas, peluang,
organisasi, dan keluarga.
Dalam kehidupan sehari-hari masih banyak orang yang menafsirkan dan memandang
bahwa kewirausahaan adalah identik dengan apa yang dimiliki dan dilakukan oleh usahawan
atau wiraswasta. Pandangan tersebut kurang tepat karena jiwa dan sikap kewirausahaan tidak
hanya dimiliki oleh usahawan namun juga oleh setiap orang yang berpikir kreatif dan
bertindak inovatif.
Seorang wirausahawan yang berhasil selalu mampu dan memiliki kompetensi untuk
menghadapi setiap resiko atau peluang yang muncul. Beberapa karakteristik yang harus
dimiliki wirausahawan agar dapat menjalankan kegiatan wirausaha dengan baik menurut
(Ade,2009b) antara lain: 1) percaya diri, 2) berorientasikan tugas dan hasil, 3) sikap
pengambil resiko,4) kepemimpinan, 5) keorisinilan, 6) berorientasi ke masa depan, 7)
jujur dan tekun. Keseluruhan karakteristik tersebut dapat dicapai hanya bila wirausahawan
memiliki motivasi untuk menjadikan usahanya berhasil. Oleh sebab itu, penulis ingin
mengungkapkan keterkaitan antara motivasi berprestasi dengan kewirausahaan dalam
makalah ini yang berjudul Motivasi Berprestasi Kewirausahaan
B.
Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis mengangkat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa saja Teori Motivasi?
2. Bagaimana keterkaitan antara motivasi berprestasi dengan kewirausahaan?
3. Bagaimana sikap motivasi berprestasi dalam kewirausahaan?
4. Bagaimana cara menumbuhkan motivasi berprestasi dengan berwirausaha?
C.
Tujuan
Dari rumusan masalah yang ada,maka tujuan yang akan dicapai oleh penulis adalah:
1. Mengetahui Teori Motivasi.
2. Mengetahui keterkaitan antara motivasi berprestasi dengan kewirausahaan.
3. Mengetahui sikap motivasi berprestasi dalam kewirausahaan.
4. Mengetahui cara menumbuhkan motivasi berprestasi dalam berwirausaha.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Fabian Entrepreneurship
Sikap yang teramat berhati-hati dan sikap skeptikal tetapi yang segera
melaksanakan peniruan-peniruan menjadi jelas sekali, apabila mereka tidak
melakukan hal tersebut, mereka akan kehilangan posisi relatif pada industri yang
bersangkutan.
4. Drone Entrepreneurship Drone (Malas)
Penolakan untuk memanfaatkan peluang-peluang untuk melaksanakan perubahanperubahan dalam rumus produksi sekalipun hal tersebut akan mengakibatkan
mereka merugi diandingkan dengan produsen lain.
Proses kewirausahaan diawali dengan suatu aksioma,yaitu adanya tantangan.
Dari tantangan akan timbul gagasan, kemauan, dan dorongan untuk berinisiatif. Yang
selanjutnya berujung pada proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda. Tahap
proses penciptaan yang baru dan berbeda itulah yang disebut Tahap Kewirausahaan.
Beberapa ciri dan watak dari seorang wirausahawan menurut Gooffrey G.
Meredith (1996; 5-6) antara lain:
1. Ciri dan Watak
a. Percaya diri
Keyakinan, ketidaktergantungan, individualistis, dan optimisme.
b. Berorientasi pada tugas dan hasil kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi
laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan
kuat, energetik dan inisiatif.
c. Pengambilan resiko
Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar dan suka tantangan.
d. Kepemimpinan
Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saransaran dan kritik.
3.
Keorisinilan
Inovatif dan kreatif serta fleksibel.
f. Berorientasi ke masa depan
Pandangan ke depan, perspektif.
g. Jujur dan tekun
Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja.
Fungsi dan peran kewirausahaan dapat dilihat dari dua pendekatan. Yaitu
secara mikro dan makro. Secara mikro, wirausaha memiliki dua peran yaitu sebagai
penemu (innovator) dan perencana (planner). Secara wirausaha adalah menciptakan
kemakmuran, pemerataan kekayaan, dan kesempatan kerja yang berfungsi sebagai
mesin pertumbuhan perekonomian suatu Negara.
e.
Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan seseorang untuk
melakukan sesuatu perbuatan atu aktivitas untuk mencapai tujuan (Crow.A,1983).
Sedangkan menurut Teeven dan Smith (1967) motivasi merupakan konstruksi yang
mengaktifkan perilaku, sedangkan komponen yang lebih spesifik dari motivasi yang
berhubungan dengan tipe perilaku tertentu disebut motif.
Motivasi yang terdapat dalam individu akan terealisir dalam suatu perilaku
yang mengarah pada tujuan yang diinginkan untuk memperoleh kepuasan. Atas dasar
pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa motif ataupun motivasi dapat memberikan
kekuatan, dorongan, untuk menggerakkan diri seseorang dalam perilaku tertentu dan
sekaligus memberikan arahan terhadap diri seseorang untuk merespon atau
melakukan kegiatan ke arah pencapaian tujuan.
C.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Prestasi atau performance (P) adalah fungsi perkalian antara motivasi (M)
dan ability(A).
2.
M = f (V1 x E)
2.
3.
diperlukan oleh seorang wirausahawan untuk memajukan usahanya. Oleh sebab itu, dengan
memiliki motivasi berprestasi dalam menjalankan wirausaha seorang wirausahawan akan
mampu berpikir inovatif, dan kreatif serta memiliki semangat juang (motivasi berprestasi)
dalam mengembangkan usaha yang dirintisnya.
Contohnya seorang wirausahawan konveksi busana muslim anak-anak di Surabaya.
Pada awalnya dia memulai usaha koveksi busana muslim anak-anak tebatas hanya di daerah
sekitar tempat tinggalnya. Bahkan kegiatan produksi yang dalam hal ini menjahit busana
muslim dikerjakannya sendiri secara langsung. Hal ini disebabkan terbatasnya modal yang
dimiliki dan kurangnya kepercayaan diri untuk mencoba memasarkan busana muslim anakanak tersebut di luar kota tempat tinggalnya. Namun hal ini mulai berubah ketika dia
mendapatkan pesanan baju busana musim dari luar daerah tempat tinggalnya. Peristiwa ini
mampu menumbukan motivasi berprestasi pada pengusaha tersebut yang pada akhirnya
mendorongnya untuk mengajukan pinjaman di bank untuk mengajukan usahanya. Tidak
berhenti sampai di situ, wirasahawan tersebut semakin intens mencari ide-ide baru untuk
mengembangn motif dan model produk busana muslimnya. Saat ini wirausahawan tersebut
telah mampu memasarkan produknya ke kota-kota besar di Pulau Jawa (Program Hidup Ini
Indah Trans TV, 2009)
Pengembangan motivasi berprestasi dalam rangka mengembangkan mental
kewirausahaan akan menghasilkan manusia yang memiliki potensi, produktif, dan tangguh
dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan demikian keberadaan motivasi berprestasi
dapat memberikan dorongan untuk mencapai penghargaan dan kepuasan yang mengarah pada
usaha di masa datang.
Mc Clelland menggunakan istilah n-Ach (Need for Achievement) atau motivasi
berprestasi yaitu kebutuhan untuk meraih hasil atau prestasi; motif berprestasi
ditemukan pada suatu macam pikiran yang berhubungan dengan melakukan sesuatu
yang baik atau melakukan sesuatu dengan lebih baik daripada yang sebelumnya, lebih
efisien dan lebih cepat, kurang menggunakan tenaga dengan hasil baik dan
sebagainya.
berusaha mendapatkan angka yang baik dalam ujian, karena ia ingin masuk sekolah
kejuruan, Ia bekerja sampai jauh malam takut kalau kurang berhasil dan lain-lain. Si
B jelas memiliki pikiran-pikiran yang ber n-Arch lebih banyak daripada si A dan
mendapatkan angka yang lebih tinggi. Metode yang didapatkan dalam hal ini adalah
pemikiran-pemikiran yang sedemikian itu boleh dikatakan jitu dan obyektif (Wyner,
1984).
Witterbootom menyatakan bahwa anak yang mempunyai motivasi berprestasi
tinggi didapatkan pada keluarga yang orang tuanya telah melatih anaknya untuk
berdiri sendiri dan menguasai kecakapan tertentu. Namun menurut Heckhausen
dinyatakan motivasi berprestasi bukan diakibatkan dari latihan berdiri sendiri sedini
mungkin akan tetapi latihan pada umur delapan tahun. Latihan dini untuk percaya
pada diri sendiri dapat membantu motif berprestasi hanya apabila itu sesuai
dengannya (Heckhausen, 1966). Di samping itu Heckhausen menerima dan berusaha
mengembangkan teori McClelland tentang motivasi berprestasi ke arah kognitif. Ia
mendefinisikan motif berprestasi sebagai suatu usaha untuk meningkatkan atau
mempertahankan kecakapan-kecakapan pribadi setinggi mungkin dalam segala
aktivitas dan suatu ukuran keunggulan yang dilakukan sebagai pembanding dalam
melakukan aktivitas tersebut. ada dua kemungkinan yaitu "berhasil atau gagal".
Di dalam memberikan penilaian terdapat tiga ukuran keunggulan :
1. Yang berhubungan dengan tugas, yaitu menilai berdasarkan kesempurnaan hasil.
2. Berhubungan dengan diri sendiri, yaitu membandingkan dengan hasil diri-sendiri,
atau prestasi sendiri sebelumnya.
3. Berhubungan dengan orang lain, membandingkan hasil dengan hasil orang lain.
Dikemukakan pula bahwa motivasi berprestasi mempunyai beberapa disposisi
penilaian :
1. Jika motif berprestasi lebih kuat, perbedaan antara bayangan diri yang nyata dan
ideal akan lebih besar.
2. Orang berorientasi sukses akan lebih mengharapkan kemungkinan sukses, dan
yang berorientasi gagal, akan lebih mengharapkan kemungkinan kegagalan dalam
mencapai prsetasi.
3. Tingkat apresiasi yang berorientasi antara sukses biasanya hanya sedang dan yang
berorientasi gaga; biasanya terlalu tinggi atau terlalu rendah.
4. Subyek yang bermotivasi sukses sebagai akibat faktor yang mantap, seperti
kemampuan dan menganggap kegagalan bukan kareana faktor tersebut akan tetapi
sebagai akibat kurangnya usaha : monumental.
C.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
serta memiliki semangat juang (mitivasi berprestasi) yang tinggi, sehingga mampu
menanggung resiko dalam setiap pengambilan keputusan.
Dengan kata lain, seseorang haruslah memiliki :
Ketrampilan berpikir kreatif.
Ketrampilan dalam mengambil keputusan.
Ketrampilan dalam kepemimpinan.
Ketrampilan manajerial.
Ketrampilan dalam bergaul antar manusia (human relation).
Untuk dapat mengembangkan diri individu tersebut, (Darustam dkk, 1995)
harus berupaya melalui :
Pendidikan belajar sendiri.
Berlatih diri berwiraswasta / wirausaha.
Membentuk mental yang selalu ingin maju.
Percaya diri sendiri.
Melalui kebiasaan bersedia rajin berupaya.
Dalam kaitannya dengan pengembangan mental wirausaha maka diperlukan
pula pengembangan sumber daya manusia yang diharapkan sukses sebagai seorang
wiraswastaan. Mereka hendakmya memiliki sikap mental :
1. Penuh gagasan, ide.
2. Penuh inisiatif dan prakarsa.
3. Penuh daya cipta dan kreativitas.
4. Memiliki self motivation yang tinggi.
5. Dapat bekerja sama.
6. Tahu apa maunya hidup ini.
7. Tahu menghitung resiko.
8. Mampu mencegah hambatan mental.
9. Selalu meningkatkan ketrampilan dan salesmanship.
Atas dasar pendapat diatas dapat digambarkan hendaknya para wirausahawan
di samping memiliki kemampuan managerial skill juga harus memiliki kemampuan
mental yang tangguh, selalu ingin maju, sukses atau dengan istilah lain mempunyai
motivasi berprestasi yang tinggi dalam mengaktualisasikan kemampuannya dan
harapannya.
Enam sifat individu yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi menurut
Heckhausen antara lain:
1. Lebih mempunyai kepercayaan dalam menjalankan tugas yang
berhubungan dengan prestasi.
2. Mempunyai sikap yang berorientasi ke masa depan dan lebih dapat
menangguhkan pemuasan untuk dapat menjalankan penghargaan.
3. Memilih tugas yang kesukarannya sedang.
4. Tidak suka membuang-buang waktu.
5. Dalam mencari pasangan lebih suka yang memiliki kemauan dari pada
simpatik.
6. Lebih tangguh dalam suatu tugas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi antara lain:
1. Inteligensi
Inteligensi adalah kemauan mental yang kompleks yang ada pada diri
seseorang. Makin tinggi inteligensi seseorang maka akan semakin cepat dan
cermat dalam membaca, memahami dan menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi dan semakin tinggi pula tingkat kreativitas yang dilakukan untuk
berprestasi.
2.
D.