PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Untuk mengembangkan potensi
yang ada pada siswa maka diperlukan fasilitas-fasilitas pendukung atau bisa disebut
dengan sarana prasarana penunjang proses pendidikan. Secara singkat sarana dapat
diartikan sebagai semua peralatan yang berperan langsung dalam proses
pendidikan. Sedangkan prasarana adalah semua perlengkapan yang secara tidak
langsung menunjang proses pendidikan. Sehingga diharapkan dengan adanya dan
terpenuhinya sarana dan prasarana yang ada disekolah maka sekolah tersebut dapat
mencapai tujuan pendidikan. Namun ketika diadakannya sarana dan prasarana
sekolah maka dibutuhkan manajemen atau kegiatan pengelolaan terhadap sarana
dan prasarana tersebut. Dalam proses manajemen sarana dan prasarana yang perlu
menjadi bahan pertimbangan adalah perencanaan, standardisasi, pengadaan,
pengaturan, pengelolaan, penggunaan, pemeliharaan serta penghapusan sarana dan
prasarana. Dari proses manajemen sarana dan prasarana tersebut maka harus
diperhatikan prosedur, prinsip-prinsip dan teknik dari masing-masing proses.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan.
2. Pengertian Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.
3. Klasifikasi Sarana dan Prasarana Pendidika.
4. Proses Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami perbedaan Sarana dan Prasarana
Pendidikan.
2. Mahasiswa mengerti tentang Manajemen Sarana dan Prasarana
Pendidikan.
3. Mahasiswa
mampu
mengklasifikasikan
Sarana
dan
Prasarana
Pendidikan.
4. Mahasiswa mengetahui langkah-langkah dalam proses Manajemen
Sarana dan Prasarana Pendidikan.
BAB II
MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN
A. PENGERTIAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN
Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot
yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Prasarana
pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung
menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah segenap proses
pengadaan dan pendayagunaan komponen-komponen yang secara langsung
maupun tidak langsung menunjang proses pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien.
Proses-proses
yang
dilakukan
dalam
upaya
pengadaan
dan
Sedangkan
pengaturan
merupakan
kegiatan
inventarisasi,
Sarana pendidikan yang habis dipakai, merupakan bahan atau alat yang apabila
digunakan dapat habis dalam waktu yang relatif singkat. Misalnya, kapur tulis,
tinta printer, kertas tulis dan bahan-bahan kimia untuk praktek.
b.
Sarana pendidikan tahan lama adalah bahan atau alat yang dapat digunakan
secara terus-menerus atau berkali-kali dalam waktu yang relatif lama.
Misalnya, meja dan kursi, komputer, atlas, globe dan alat-alat olahraga.
Berdasarkan bergerak tidaknya, sarana pendidikan dibagi menjadi dua
macam
a.
b.
Sarana pendidikan yang tidak bergerak adalah sarana pendidikan yang tidak
dapat dipindahkan atau sangat sulit jika dipindahkan, misalnya saluran dari
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), saluran kabel listrik, dan LCD yang
dipasang permanen.
Berdasarkan hubungan dengan proses pembelajaran, sarana pendidikan
Alat pelajaran
Alat pelajarana adalah alat yang dapat digunakan secara langsung dalam
proses pembelajaran, misalnya buku, alat peraga, alat tulis, dan alat praktik.
b.
Alat peraga
Alat peraga merupakan alat bantu pendidikan yang dapat berupa
perbuatan-perbuatan atau benda-benda yang dapat mengkonkretkan materi
pembelajaran.
c.
Media pengajaran
Media pengajaran adalah sarana pendidikan yang berfungsi sebagai
perantara (medium) dalam proses pembelajaran sehingga meningkatkan
Prasarana langsung
Prasarana langsung adalah prasarana yang secara langsung digunakan
dalam proses pembelajaran, misalnya ruang kelas, ruang laboratorium, ruang
praktik dan ruang computer.
2.
c. Petugas pelaksana
d. Bahan dan peralatan yang dibutuhkan
e. Kapan dan di mana kegiatan dilaksanakan
f. Realistis, artinya rencana tersebut dapat dilaksanakan
3.
4.
Mengikuti pedoman (standar) jenis, kuantitas, dan kualitas sesuai dengan skala
prioritas.
5.
6.
Mengikuti prosedur.
7.
8.
9.
b.
diatur menjadi tiga pokok bahasan, yaitu lahan, bangunan dan kelengkapan sarana
dan prasarana sekolah. Yang dimaksud kelengkapan sarana dan prasarana memuat
berbagai macam ruang dan segala perlengkapannya.
1. Standar Sarana dan Prasarana Sekolah
Sarana dan prasarana sekolah dapat dikelompokan menjadi sejumlah
prasarana dengan bermacam-macam sarana yang melengkapinya.
Kelompok ruang pembelajaran umum terdiri dari ruang kelas, ruang
perpustakaan, ruang laboraturium kimia, ruang laboraturium IPA, ruang
laboratorium komputer, ruang laboratorium bahasa dan ruang praktik gambar
teknik. Kelompok ruang penunjang terdiri dari ruang pimpinan, ruang guru, ruang
tatausaha, ruang beibadah, ruang konseling, ruang UKS,ruang organisasi
kesiswaan, jamban, gudang, ruang sirkulasi, dan tempat bermain atau olah raga.
Sementara ruang pembelajaran khusus meliputi ruang praktik yang disesuaikan
dengan program keahlian yang ada di SMK/MAK. Secara rinci, ruang
pembelajaran khusus ditetapkan dalam pedoman teknis yang disusun oleh
Direktorat Pembinaan SMK.
prasarana sekolah yang ditukarkan harulah sarana dan prasarana yang sudah tidak
bermanfaat lagi bagi sekolah.
8. Rekondisi / Rehabilitasi
Rekondisi atau memperbaiki adalah cara pemeuhan kebutuhan sarana dan
prasarana pendidikan yang telah mengalami kerusakan. Perbaikan dapat dilakukan
melalui cara penggantian bagian-bagian yang telah rusak sehingga sarana dan
prasarana dapat digunakan kembali sebagaimana mestinya.
2. Bangunan
Pengadaan banguan dapat dilakukan dengan cara bangunan baru, membeli
bangunan, menyewa bangunan, menerima hibah bangunan, dan menukar bangunan.
Membangun bangunan baru meliputi :
a. Mendirikan, merenovasi, mempeluas, dan mengubah seluruh atau sebagian
bangunan gedung
b. Membuat pagar, jalan, pengaspalan halaman pemasangan pompa, dan
pengadaan listrik.
3. Perabot
Perabot merupakan sarana pengisi ruangan. Misalnya meja, kursi, lemari,
rak, filling kabinet, dan lain-lain. Dalam pengadaan perabot sekolah (Depdiknas,
2007: 27), ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan seperti segi antropometri,
ergonomi, estetika dan segi ekonomi.
a. Antropometri, artinya pengadaan perabot dengan memperhitungkan tinggi
badan atau penggal-penggal pemakai.
b. Ergonomi, maksudnya perabot yang akan diadakan tersebut memperhatikan
segi kenyamanan,, kesehatan dan keamanan pemakai.
c. Estetika, yaitu perabot tersebut hendaknya menyenangkan untuk dipakai
karena bentuk dan warnannyamenarik.
d. Ekonomis, maksudnya perabot bukan hanya berkaitan dengan harga,
melainkan merupakan transformasi wujud efisiensi dan efekktifitas dalam
pengadaan dan pendayagunaan.
Masih dalam Depdiknas (2007:22), agar pembelian perabot dapat
dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan dapat dipertanggungjawabkan maka
perlu adanya suatu pedoman sebagai berikut.
1. Rencana kebutuhan telah disetujui berdasarkan penelitian dan hitungan yang
mendalam. Penelitian atas barang (survei) pada umumnya meliputi spesifikasi:
a. Buatan pabrik / negaramana dan tahun pembuatannya;
b. Merek dagang;
c. Bahan-bahan yang dipakai;
d. Penyediaan suku cadang;
e. Jaminan yang diberikan oleh penjual, agen atau pabrik;
f. Cara pembayaran dan harga;
g. Model.
2. Peraturan tentang pembelian, baik pembelian langsung maupun melalui tim
pembelian.
10
3. Perabot yang akan dibeli dapat berbentuk sudah jadi atau belum jadi. Perabot
yang belum jadi perlu dibuat dahulu sesuai dengan kehendak pemohon.
4. Tentang pembelian perabot yang sudah jadi, kepsek/proyek perlu membuat
rencana kebutuhan, sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan.
5. Untuk pengadaan perabot yang belum jadi kepsek/ proyek perlu:
a. Menyusun kebutuhan;
b. Penunjukan konsultan perencanaan perabot;
c. Menyusun syarat-syarat teknis sesuai dengan spesifikasi dan menyedikan
gambar-gambarperabot yang akan dibeli;
d. Membuat kontrak;
e. Membuat berita acaraserah terima perabot.
6. Pembelian perabot dapat dilakukan dengan lelang, penunjukan langsung dan
penawaran.
4. Buku
Pengadaan buku dapat dilakukan dengn cara membeli, menerbitkan
sendiri, menerim hibah, dan menukarnya. Agar dapat menerbitkan buku sendiri
tanpa ada biaya percetakan, sekolah dapat membentuk tim penyusun buku dan
hasilnya dapat diterbitkan dengan cara membuat kerjasama dengan pihak penerbit
buku.
5. Alat
Pengadaan alat-alat sekolah dapat dilakukan dengan cara membeli,
membuat sendiri, dan menerima bantuan. Alat-alat yang dibutuhkan sekolah berupa
alat kantor dan alat pendidikan. Alat kantor ialah alat-alat yang biasanya digunakan
dikantor, misalnya komputer, alat hitung, alat penyimpanan uang, alat pendeteksi
uang palsu dan alat pembersih. Sementara alat pendidikan ialah alat-alat yang biasa
digunakan dalam kegiatan pembelajaran, misalnya alat peraga, alat praktik, alat
kesenian dan alat olah raga.
11
12
1 siswa = 1 buku
Berdasarkan ratio tersebut dapat dikatakan bahwa jumlah kebutuhan jenis buku
cukup banyak, sehingga perlu diadakan sistem prioritas.
c. Perencanaan pengadaan buku
Perencanaan pengadaan buku dikelompokkan dalam sub kode sebagai
berikut:
1.3 - a
1.3 - b : Pengadaan buku melalui Kanwil yaitu Proyek Pengadaan buku yang
sesuai dengan kurikulum.
1.3 - c
13
1.3 - d : Pengadaan buku oleh masyarakat (BP3, siswa, alumni, dan pemerhati)
Untuk mempermudah perencanaan pengadaan buku sebaiknya disusun satu
daftar kebutuhan jenis buku yang dilengkapi dengan sumber pengadaannya.
d. Perencanaan sumber dana pengadaan buku yang dilakukan melalui:
DIP/PO
: Proyek pusat
DIP/PO
: Kanwil
RAPBS/DIK
BP3/POMG
14
15
b. Sumber buku yang ada didaerahnya sesuai dengan kemampuan dana yang ada
pada RAPBS atau sumber dana lain yang dapat dipertanggung jawabkan.
5. Pengendalian/Pengawasan Sarana Buku
Pengendalian/pengawasan pengelolaan sarana buku dapat dilakukan oleh:
a. Pustakawan
1. Mencatat/membukukan buku baik harian, mingguan, semester serta
mencantumkan frekuensi pemanfaatan setiap jenis buku.
2. Mencatat keadaan buku, seperti baik, rusak atau hilang.
3. Menyusun daftar usulan penggantian buku yang rusak atau hilang kepada
kepala sekolah.
b. Kepala sekolah
1. Memeriksa laporan pustakawan
2. Mengendalikan pendistribusian dan pemanfaatan buku secara berimbang
3. Mengupayakan pengadaan buku pengganti dan buku baru.
c. Pengawas
1. Memeriksa pengelolaan perpustakaan
2. Memberikan pembinaan teknis terhadap kepala sekolah dan pustakawan.
d. Koordinator tiap mata pelajaran.
Setiap hasil pengendalian/pengawasan pengelolaan sarana buku harus
ditindaklanjuti untuk perbaikan pengelolaan dimasa mendatang.
B. Pengelolaan Alat Peraga
1. Perencanaan Alat Peraga
Alat peraga merupakan alat yang digunakan untuk membantu dalam
proses belajar mengajar. Alat peraga berbeda dengan alat-alat praktik, seperti alatalat laboratorium dan alat-alat/bahan-bahan kimia.
16
a. Perencanaan kebutuhan alat peraga didasarkan atas jumlah siswa dan jumlah
guru.
Siswa : alat peraga
= 4 siswa : 1 set
= 1 guru : set
Perbandingan ratio ini didasarkan atas hasil analisis kebutuhan alat peraga
setiap mata pelajaran, per konsep, per semester dengan per tahun pelajaran.
b. Perencanaan pengadaan alat peraga baik melalui pembelian maupun melalui
pengembangan alat sederhana
c. Perencanaan sumber dana untuk pengadaan alat peraga harus jelas. Adapun
sumber dana dapat diperoleh dari pusat, kanwil, RAPBN, OPF, BP 3,
masyarakat.
d. Perencanaan distribusi alat peraga akan lebih baik jika dipersiapkan ruang
dan tempat khusus, adanya pengelola serta dilengkapi dengan administrasi.
Adapun tata cara pendistribusian dapat dibuat dalam blanko-blanko yang
kemudian harus ditanda tangani oleh pengelola dan penerima.
e. Perencanaan pendayagunaan alat peraga akan lebih baik jika disesuaikan
dengan jadwal pelajaran.
f. Perencanaan inventarisasi, penyimpanan dan pemeliharaan
g. Perencanaan pelaporan posisi alat peraga dapat direkapitulasikan dalam suatu
daftar. Posisi alat peraga dapat digolongkan, misalnya tetap baik dan
berfungsi, rusak masih dapat diperbaiki atau tidak dapat diperbaiki, dan
hilang.
2. Organisasi Alat Peraga
Dalam perencanaan distribusi dan pengaturan alat peraga perlu melibatkan
unsur yang menguasai kurikulum, unsur sarana dan guru-guru mata pelajaran yang
memerlukan alat peraga.
3. Koordinasi Alat Peraga
Koordinasi Alat Peraga sangat diperlukan karena alat peraga dapat
diperoleh dengan cara pembelian, atau melalui pembuatan oleh teknisi.
17
18
praktikum IPA.
b. Perencanaan kebutuhan praktikum untuk tiap jenis berdasarkan jumlah siswa
dan metode
1. Eksperimen IPA - Fisika - Biologi, adapun perbandingan rationya adalah
siswa : alat
4 (5) : 1 set
Penerapan perbandingan ratio siswa ini tidak mutlak tetapi relatif karena
ada beberapa jenis alat yang dapat digunakan bersama-sama, dan ada
konsep yang dapat didemonstrasikan oleh siswa.
2. Kerajinan tangan dan kesenian, pendidikan jasmani dan kesehatan serta
keterampilan dalam proses perencanaannya haruslah dilakukan melalui
penganalisisan kebutuhan, metode penerapan serta ciri khas yang dimiliki.
c. Perencanaan pengadaan alat dan bahan praktik dapat dilakukan dengan cara
pembelian ataupun pengembangan alat praktik sederhana. Adapun prinsipnya
hampir sama dengan perencanaan pengadaan alat peraga.
d. Perencanaan sumber dana untuk pengadaan alat dan bahan praktik IPA,
kerajinan tangan dan kesenian, pendidikan jasmani dan kesehatan serta
keterampilan pada dasarnya sama dengan alat peraga.
e. Perencanaan
distribusi,
pendayagunaan,
inventarisasi,
penyimpanan,
perawatan alat dan bahan praktik dilakukan secara periodik (triwulan, tengah
tahunan dan tahunan).
2. Organisasi Alat Praktik
a. Laboratorium IPA
Struktur organisasi pengelolaan laboratorium IPA. Koordinator pengelola
laboratorium IPA contohnya guru IPA. Teknisi alat IPA yaitu orang yang telah
mengikuti pelatihan alat IPA. Laboran yaitu tenaga kependidikan yang telah
mengikuti penataran.
19
baik
dalam
perencanaan
pengadaan,
pendistribusian,
20
21
22
23
Prasarana
Ruang
Laboratorium
selain
dilakukan oleh wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana, dilakukan pula oleh
laboran dan penanggung jawab pengelola laboratorium. Pengawasan ruang
laboratorium harus lebih baik dari pada perawatan ruang kelas, karena menyangkut
alat dan bahan praktik. Jika alat praktik rusak atau bahan praktik habis maka
kegiatan belajar mengajar akan terganggu. Untuk itulah dibutuhkan pengawasan
laboratorium yang lebih baik.
F. Pengelolaan Prasarana Ruang Perpustakaan
1. Perencanaan Ruang Perpustakaan
Perpustakan didirikan dengan tujuan untuk menyediakan sumber belajar
kepada siswa agar tercapainya tujuan kurikulum.
a. Perencanaan kebutuhan serta luasnya ruang perpustakaan berdasarkan tipe
sekolah:
Tipe A, luas ruang perpustakaan minimal 8 x 20 m
Tipe B, luas ruang perpustakaan minimal 7 x 15 m
Tipe C, luas ruang perpustakaan minimal 7 x 10 m
Perencanaan pembuatan ruang perpustakaan setidaknya dibuat agar dapat
menampung 20 % dari jumlah seluruh siswa serta dibuat sedemikian rupa agar
dapat menarik minat dan memotivasi siswa untuk belajar diperpustakaan.
b. Perencanaan kebutuhan jenis buku harus dipersiapkan, seperti jenis buku
menurut fisik (media tercetak, dan audio visual) dan menurut isi (fiksi dan non
24
25
referensi
diperpustakaan
sehingga
fasilitas
perpustakaan
dapat
26
27
28
personel
yang
bertugas
melakukan
pemeliharaan
rutin
(harian/mingguan) yakni siswa dan guru dan yang melakukan pemeliharaan secara
berkala yang diilaksanakan oleh tim teknis.
29
D. Pelaksanaan
Pelaksanaan pemeliharaan terbagi menjadi pemeliharaan rutin dan
berkala. Pemeliharaan rutin bertujuan untuk menjaga sarana dan prasarana agar
tetap dalam kondisinyaman dan bertahan lama. Kegiatannya mencakup
membersihkan komponen didalam maupun diluar ruangan dan merapikan letak
benda. Maka dari itu, dalam pemeliharaan rutin harus ada pembagian wilayah
tugasdengan jelas. Sementara pemeliharaan berkala bertujuan untuk merawat
sekaligus memperbaiki jika ada kerusakan agar sarana dan prasarana dapat
berfungsi kembali sebagaimana mestinya.
E. Pendataan
Pendataan sarana dan prasarana dilakukan untuk menginventarisasi sarana
dan prasarana sekolah terkait dengan ketersediaan dan kondisinnya. Petugas yang
ditunjuk unuk menyurvei sarana dan prasarana harus memahami komponen apa
saja yang perlu diinventarisasi dan kondisi yang perlu diamati dan dicatat. Hasil
pendataan akan sangat bermanfaat untuk mengoptimalkan penggunaan sarana dan
prasaranadan untuk kepentingan pelaporan. Selain itu, data hasil survei juga
bermnfaat untuk mengajukan pengadaan barang pengganti ke Dinas Pendidikan.
J. PENGHAPUSAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN
Penghapusan sarana dan prasarana adalah proses kegiatan yang bertujuan
untuk mengeluarkan/menghilangkan sara dan prasarana dari daftar inventaris
karena sarana dan prasarana sudah dianggap tidak berfungsi sebagaimana yang
diharapkan terutama untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran sekolah.
Menurut Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana (2009: 281 282), barang
barang yang dapat dihapuskan dari inventaris harus memenuhi salah satu atau lebih
syarat syarat dibawah ini.
1. Rusak dan tidak dapat diperbaiki atau digunakan lagi.
2. Kegunaan tidak seimbang dengan biaya pemeliharaan.
3. Penyusutan di luar kekuasaan pengurus barang.
4. Tidak sesuai dengan kebutuhan masa kini.
30
31
32
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot
yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah.
Prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang
secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah segenap proses
pengadaan dan pendayagunaan komponen-komponen yang secara langsung
maupun tidak langsung menunjang proses pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien.
Proses-proses
yang
dilakukan
dalam
upaya
pengadaan
dan
merupakan
kegiatan
inventarisasi,
penyimpanan,
dan
pemeliharaan.
4. Penggunaan, adalah pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan untuk
mendukung proses pendidikan.
5. Penghapusan , merupakan kegiatan menghilangkan sarana dan prasarana dari
daftar inventaris.
33
B. SARAN
Penulis berharap makalah Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
ini bukan hanya menjadi referensi utama bagi pembacanya, namun pembaca akan
mencari penjabaran lebih lanjut mengenai poin-poin pembahasan dalam makalah
ini. Seperti dalam pepatah Tak ada gading yang tak retak. Demikian pula makalah
ini. Dalam pembuatan makalah ini tentunya terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
mendukung dari pembaca yang budiman.
34
DAFTAR PUSTAKA
Ari Kunto, Suharsimi. dan Lia Yuliana, 2012. Manajemen Pendidikan.
Yogyakarta : Aditya Media.
Arifi, M dan Barnawi, 2014. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah.
Jogjakarta : AR-RUZZ MEDIA
Gunawan, Ary H. 2002. Administrasi Sekolah. Jakarta : PT. RINEKA CIPTA
Suryosubroto, B. 2010. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta : PT. RINEKA
CIPTA
35