Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam hal ini, kami

akan

memaparkan

beberapa

penjelasan tentang sebuah materi yang berjudul Manajemen


Kurikulum dari mata kuliah Manajemen Pendidikan. Tujuan
diadakannya materi Manajemen Kurikulum tersebut, agar
para calon pendidik mampu mengerti dan memahami apa
yang dimaksud manajemen kurikulum, apa saja yang menjadi
pedoman-pedoman pelaksanaan kurikulum, bagaimana segi
manajemen dalam pelaksanaan kurikulum, dsb. Sehingga
kami

para

calon

mengaplikasikannya

pengajar

dalam

khususnya

pendidikan,

dapat

terutama

saat

memulai pada praktek mengajar di sekolah-sekolah.


Tujuan pendidikan nasional di Indonesia tentu saja
bersumber

pada

pandangan

dan

cara

hidup

manusia

Indonesia, yakni Pancasila. Sebagai implikasi dan nilai-nilai


filsafat pancasila yang di anut bangsa Indonesia, dicerminkan
dalam rumusan tujuan pendidikan nasional seperti terdapat
dalam UU no.20 tahun 2003 yaitu: pendidikan nasional
berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945. Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban

bangsa

mencerdaskan

yang

kehidupan

bermartabat
bangsa,

dalam

rangka

bertujuan

untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia


yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

Manajemen Kurikulum
1

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung


jawab. (pasal 2 dan 3). (Tim Dosen administrasi Pendidikan
UPI, 2012: 189).
Tujuan pendidikan pada dasarnya merupakan rumusan
yang komprehensif mengenai apa yang seharusnya dicapai.
Kurikulum

sebagai

rancangan

pendidikan

mempunyai

kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh


kegiatan

pendidikan.

Mengingat

pentingnya

aspek
peranan

kurikulum di dalam pendidikan dan perkembangan kehidupan


peserta didik, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa
dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan
kuat.
Dari penjelasan diatas, maka dapat diketahui bahwa
kurikulum sangatlah penting bagi pendidikan, oleh karena itu
sering disebutkan bahwa kurikulum merupakan jantung dari
pendidikan. Keberhasilan pendidikan sedikit banyak terletak
pada keberhasilan kurikulum. Dalam hal ini kurikulum mulai
dari perencanaan sampai pelaksanaan dan penilaiannya,
dalam rangka menjamin keberhasilan kurikulum diperlukan
pengelolaan yang tepat dan sistematis. Pengelolaan atau
manajemen kurikulum yang terkoordinasi dengan baik akan
menunjang keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian manajemen kurikulum.
2. Ruang lingkup manajemen kurikulum.
3. Fungsi dan prinsip manajemen kurikulum.
4. Komponen-komponen manajemen kurikulum.
5. Pedoman-pedoman pelaksanaan manajemen kurikulum.
6. Segi manajemen dalam pelaksanaan kurikulum.
7. Perkembangan kurikulum.
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu agar mahasiswa
dapat mengerti dan memahami mengenai:
1. Pengertian dari manajemen kurikulum.
2. Ruang lingkup manajemen kurikulum.

Manajemen Kurikulum
2

3.
4.
5.
6.
7.

Fungsi dan prinsip manajemen kurikulum.


Komponen-komponen manajemen kurikulum.
Pedoman-pedoman pelaksanaan manajemen kurikulum.
Segi manajemen dalam pelaksanaan kurikulum.
Perkembangan kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Kurikulum


Manajemen kurikulum adalah segenap proses usaha
bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan pengajaran
dengan

titik

berat

pada

usaha,

meningkatkan

kualitas

interaksi belajar mengajar. Suharsimi Arikunto & Lia Yuliana,


2012: 95).
Kurikulum sendiri dapat dipahami dengan arti sempit
sekali, sempit dan luas.
Kurikulum dalam arti

sempit

sekali

adalah

Jadwal

Pelajaran.
Kurikulum dalam arti sempit adalah semua pelajaran baik
teori maupun praktek yang diberikan kepada siswa

selama mengikuti suatu proses pendidikan tertentu.


Kurikulum dalam arti luas adalah semua pengalaman
yang diberikan oleh lembaga pendidikan kepada anak
didik selama mengikuti pendidikan.
Dengan membedakan pengertian-pengertian kurikulum

seperti ini akan berakibat pula ruang lingkup manajemennya.


Jika yang diikuti pengertian kurikulum dalam arti yang sangat
sempit

sekali,

maka

manajemen

kurikulum

hanya

menyangkut usaha dalam rangka melancarkan pelaksanaan


jadwal pelajaran. Tetapi jika yang dianut pengertian kurikulum

Manajemen Kurikulum
3

dalam arti luas, maka manajemen kurikulum bukan hanya


dibatasi dalam ruang kelas, tetapi menyangkut pula kegiatan
pengelolaan di luar kelas.
Sebenarnya secara lengkap ada tiga jenis organisasi
kurikulum yaitu: (B. Suryosubroto, 2010: 33)
1. Kurikulum terpisah-pisah (separated subject curriculum)
dimana bahan pelajaran disajikan secara terpisah-pisah
seolah-olah ada batas antara bidang studi dan antara
bidang studi yang sama di kelas yang berbeda-beda.
2. Kurikulum berhubungan (correlated curriculum) yaitu
kurikulum yang menunjukan adanya hubungan antara
mata pelajaran yang satu dengan yang lain.
3. Kurikulum terpadu (integrated curriculum) yaitu kurikulum
yang meniadakan batas-batas antara berbagai bidang
mata pelajaran dan menyajikan bahkan pelajaran dalam
bentuk unit.
B. Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum
Ruang lingkup manajemen kurikulum

meliputi

(1)

perencanaan yang meliputi tujuan dan bahan pembelajaran,


(2) pelaksanaan yang meliputi persiapan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, dan penutupan, dan (3) penilaian
kegiatan kurikulum atau evaluasi. Pada tingkat sekolah
kegiatan

kurikulum

merealisasikan

dan

lebih

mengutamakan

merelevansikan

antara

untuk
kurikulum

nasional (standar kompetensi atau kompetensi dasar) dengan


kebutuhan daerah dan kondisi sekolah yang bersangkutan,
sehingga kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang
integritas dengan peserta didik maupun dengan lingkungan.
(Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, 2012: 191).
C. Fungsi dan Prinsip Manajemen Kurikulum

Manajemen Kurikulum
4

Ada

beberapa

fungsi

dari

diantaranya sebagai berikut :


Pendidikan UPI, 2012: 192).
1. Meningkatkan efisiensi

manajemen

kurikulum,

(Tim Dosen Administrasi

pemanfaatan

sumber

daya

kurikulum, pemberdayaan sumber maupun komponen


kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan yang
terencana dan efektif.
2. Meningkatkan keadilan dan kesempatan pada siswa untuk
mencapai

hasil

yang

maksimal,

kemampuan

yang

maksimal dapat dicapai peserta didik tidak hanya melalui


kegiatan intrakurikuler, tetapi juga perlu melalui kegiatan
ekstra dan kokurikuler yang dikelola secara integritas
dalam mencapai tujuan kurikulum.
3. Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran
sesuai

dengan

kebutuhan

peserta

didik

maupun

lingkungan sekitar peserta didik, kurikulum yang dikelola


secara efektif dapat memberikan kesempatan dan hasil
yang relevan dengan kebutuhan peserta didik maupun
lingkungan sekitar.
4. Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas
siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, dengan
pengelolaan

kurikulum

yang profesional,

efektif

dan

terpadu dapat memberikan motivasi pada kinerja guru


maupun aktivitas siswa dalam belajar.
5. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar
mengajar, proses pembelajaran selalu dipantau dalam
rangka melihat konsistensi antara desain yang telah
direncanakan dengan pelaksanaan pembelajaran. Dengan
demikian

ketidaksesuaian

antara

desain

dengan

implementasi dapat dihindarkan. Disamping itu, guru


maupun siswa selalu termotivasi untuk melaksanakan
pembelajaran yang efektif dan efisien, karena adanya

Manajemen Kurikulum
5

dukungan kondisi positif yang diciptakan dalam kegiatan


pengelolaan kurikulum.
6. Meningkatkan pastisipasi masyarakat untuk membantu
pengembangan kurikulum, kurikulum yang dikelola secara
profesional akan melibatkan masyarakat dalam memberi
masukan

supaya

dalam

sumber

dengan kebutuhan setempat.


Adapun prinsip yang harus

belajar

disesuaikan

diperhatikan

dalam

melaksanakan manajemen kurikulum adalah sebagai berikut :


1. Produktivitas, hasil yang akan diperolah dalam kegiatan
kurikulum merupakan aspek yang harus dipertimbangkan
dalam manajemen kurikulum. Pertimbangan bagaimana
agar peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai
dengan tujuan kurikulum harus menjadi sasaran dalam
manajemen kurikulum.
2. Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus
berdasarkan

pada

demokrasi

yang

menempatkan

pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang


seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh
tanggung jawab untuk mencapai tujuan kurikulum.
3. Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan
dalam kegiatan manajemen kurikulum perlu adanya
kerjasama yang positif dari berbagai pihak yang terlibat.
4. Efektifititas dan efisiensi, rangkaian kegiatan manajemen
kurikulum

harus

mempertimbangkan

efektifititas

dan

efisiensi untuk mencapai tujuan kurikulum, sehingga


kegiatan manajemen kurikulum tersebut memberikan
hasil yang berguna dengan biaya, tenaga, dan waktu yang
relative singkat.
5. Mengarahkan visi, misi, dan tujuan yang ditetapkan dalam
kurikulum, proses manajemen kurikulum harus dapat
memperkuat dan mengarahkan visi, misi dan tujuan
kurikulum.

Manajemen Kurikulum
6

Selain

prinsip-prinsip

mempertimbangkan

tersebut

kebijaksanaan

juga

perlu

pemerintah

untuk
maupun

Departemen Pendidikan Nasional, seperti UUSPN No. 20


tahun

2003,

penyelenggaraan
Manajemen

kurikulum

pola

program,

Berbasis

nasional,

kebijaksanaan

Sekolah,

pedoman
penerapan

kebijaksanaan

penerapan

Kurikulum Timgkat Satuan Pendidikan (KTSP), keputusan dan


peraturan pemerintah yang berhubungan dengan lembaga
pendidikan atau jenjang/jenis sekolah yang bersangkutan.
Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan manajemen
kurikulum untuk memberikan hasil kurikulum yang lebih
efektif, efisien dan optimal dalam memberdayakan berbagai
sumber maupun komponen kurikulum.
D. Komponen-komponen Manajemen Kurikulum
Sistem kurikulum terbentuk oleh empat komponenkomponen, yaitu komponen

tujuan, isi kurikulum, metode

atau strategi pencapaian tujuan dan komponen evaluasi.


Sebagai suatu sistem setiap komponen

harus saling

berkaitan satu sama lain. Manakala salah satu komponen


yang membentuk sistem kurikulum terganggu atau tidak
berkaitan dengan komponen lainnya, maka sistem kurikulum
pun

akan

terganggu

pula.

(Tim

Dosen

Administrasi

Pendidikan UPI, 2012: 194).


1. Komponen Tujuan
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau
hasil yang ingin diharapkan. Dalam skala makro rumusan
tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau
sistem nilai yang dianut masyarakat. Bahkan, rumusan
tujuan menggambarkan suatu masyarakat yang dicitacitakan. Misalkan filsafat atau sistem nilai yang dianut
masyarakat Indonesia adalah pancasila, maka tujuan yang

Manajemen Kurikulum
7

diharapkan

tercapai

oleh

suatu

kurikulum

adalah

membentuk masyarakat yang pancasialis. Dalam skala


mikro, tujuan kurikulum berhubungan dengan visi dan
misi sekolah serta tujuan-tujuan yang lebih sempit seperti
tujuan

setiap

mata

pelajaran

dan

pembelajaran.
2. Komponen Isi atau Materi pembelajaran
Pada komponen isi kurikulum

tujuan

proses

lebih

banyak

menitikberatkan pada pengalaman belajar yang harus


dimiliki

oleh

peserta

didik

dalam

kegiatan

proses

pembelajaran. Isi kurikulum hendaknya memuat semua


aspek

yang

berhubungan

(pengetahuan),

afektif

dengan

(sikap

atau

aspek

kognitif

perilaku),

dan

psikomotorik (keterampilan atau skill) yang terdapat pada


isi

setiap

mata

pelajaran

yang

disampaikan

dalam

kegiatan proses pembelajaran. Isi kurikulum dan kegiatan


pembelajaran diarahkan untuk mencapai tujuan dari
semua aspek tersebut.
3. Komponen Metode atau Strategi
Komponen metode ini berkaitan dengan strategi yang
harus dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan. Metode
yang tepat adalah metode yang sesuai dengan materi dan
tujuan kurikulum yang akan dicapai dalam setiap pokok
bahasan.

Dalam

menerapkan

satu

posisi

ini

metode

guru
saja,

hendaknya
tetapi

guru

tidak
dapat

menerapkan berbagai metode agar proses pembelajaran


berlangsung

dengan

menyenangkan

dan

mencapai

sasaran yang direncanakan. Dengan demikian rencana


yang sudah disusun dapat diterapkan secara optimal.
4. Komponen Evaluasi
Melalui evaluasi, dapat ditentukan nilai dan arti
kurikulum, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan

Manajemen Kurikulum
8

apakah suatu kurikulum dapat dipertahankan atau tidak,


bagian-bagian mana yang harus disempurnakan. Evaluasi
merupakan

komponan

untuk

melihat

efektifitas

pencapaian tujuan. Dalam konteks kurikulum, evaluasi


dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang
telah ditetapkan telah tercapai atau belum, atau evaluasi
digunakan sebagai umpan balik dalam perbaikan strategi
yang ditetapkan.
E. Pedoman-pedoman Pelaksanaan Kurikulum
1. Struktur Program
Yang dimaksud struktur program adalah susunan
bidang

pelajaran

yang

harus

dijadikan

pedoman

pelaksanaan kurikulum di suatu jenis dan jenjang sekolah.


(Suharsimi Arikunto & Lia Yuliana, 2012: 98).
a. Jenis-jenis program pendidikan
b. Bidang studi untuk masing-masing jenis program
c. Satuan waktu pelaksanaan (di SD semester, di SMP
semesteran)
d. Alokasi waktu untuk tiap bidang studi tiap satuan
waktu pelaksanaan
e. Jumlah jam pelajaran per minggu
2. Penyusunan Jadwal Pelajaran
Yang dimaksud dengan jadwal pelajaran adalah uruturutan mata pelajaran sebagai pedoman yang harus
diikuti dalam pelaksanaan pemberian pelajaran. Beberapa
hal yang harus diingat dalam penyusunan jadwal adalah:
a. Jam-jam pelajaran pagi hari diperuntukan bahan yang
berat yang harus banyak meminta tenaga dan pikiran
dari anak.
b. Pelajaran

yang

membutuhkan

tenaga

jasmani

diletakkan pada pagi hari agar tidak terlalu banyak


keringat yang keluar.
c. Siang hari dapat diperuntukkan

bagi

pelajaran-

pelajaran yang sifatnya agak santai dan tidak banyak

Manajemen Kurikulum
9

meminta pikiran misalnya kesenian, menggambar dan


sebagainya.
d. Usahakan agar ada selingan antara pelajaran yang
berat dengan yang ringan.
e. Agar antara kelas yang berdekatan tidak saling
mengganggu

maka

penyusunan

jadwal

pelajaran

harus mengingat letak kelas.


f. Dalam menyusun jadwal harus mengingat jumlah jam
per minggu untuk suatu tingkat atau kelas, nenan
tugas guru per minggu dan ketentuan banyaknya jam
pelajaran dalam sehari, dan lamanya waktu istirahat di
sela-sela pelajaran.
3. Penyusunan Kalender Pendidikan
Menyusun rencana kerja sekolah untuk kegiatan
selama

satu

tahun

merupakan

bagian

manajemen

kurikulum terpenting yang harus sudah tersusun sebelum


ajaran

baru.

Dahulu

dinamakan

rencana

tahunan.

Karena jangka waktu pelaksanaannya dalam kurun waktu


satu tahunajaran maka di sebut juga kalender akademik
atau kalender pendidikan.
Tujuan penyusunan kalender akademik adalah agar
penggunaan waktu selama satu tahun terbagi secara
merata

dan

sebaik-baiknya

dari

peningkatan

mutu

pendidikan.
4. Pembagian Tugas Guru
Hal-hal yang harus diingat antara lain:
a. Bidang keahlian yang dimiliki oleh guru
b. Sistem guru kelas dan guru bidang studi. Ada dua
sistem sehubungan guru kelas :
1. Sistem mengsak, jika guru

mengikuti

siswa-

siswanya naik kelas.


2. Sistem bertukar, jika guru memegang suatu tingkat
terus menerus.
c. Formasi, yaitu susunan jatah petugas sesuai dengan
banyak dan jenis tugas yang akan dipikul.

Manajemen Kurikulum
10

d. Beban tugas guru menurut ketentuan yaitu 24 jam per


minggu.
e. Kemungkinan
mengajarkan

adanya
mata

perangkapan

pelajaran

lain

tugas

jika

masih

kekurangan guru.
f. Masa kerja dan pengalaman mengajar dalam bidang
pelajaran yang ditekuni oleh masing-masing guru.
5. Pengaturan atau Penempatan Siswa dalam Kelas
Pengaturan siswa menurut kelasnya sebaiknya sudah
dilakukan bersama waktu dengan pendaftaran ulang
siswa tersebut. Oleh karena keadaan kemampuan siswa
belum dikenal, maka yang dipakai untuk pertimbangan
penempatan ke kelas-kelas antara lain: jenis kelamin, asal
sekolah (jika mungkin), latar belakang orang tua atau
wali.
6. Penyusunan Rencana Mengajar
Penyusunan rencana mengajar dilakukan melalui dua
tahap, yaitu:
a. Tahap penyusunan rencana terurai
Yang dimaksud penyusunan
adalah

pembuatan

program

rencana

garis

terurai

besar

tetapi

terperinci mengenai penyajian bahan pelajaran selama


satu tahun. Contohnya itu silabus, silabus adalah
rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok
mata

pelajaran/tema

yang

mencakup

standar

kompetensi, kompetensi dasar, alokasi waktu, dan


sumber/bahan/alat

belajar.

Silabus

merupakan

penjabaran standar kompetensi dasar kedalam materi


pokok/pembelajaran,

kegiatan

pembelajaran,

dan

indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.


b. Tahap penyusunan satuan pelajaran
Dalam kurikulum 1975 disebutkan bahwa
sebelum mengajar guru harus membuat rencana
mengajar dalam bentuk satuan pelajaran (yang fsering

Manajemen Kurikulum
11

disebut

satpel).

Penyusunan

satpel

sebaiknya

dilakukan sekaligus selesai sebelum mengajar. Namun


jika tidak mungkin, dilakukan secara bertahap jika
sudah memadai.
Secara garis

besar

satuan

pelajaran

berisi

komponen-komponen yang berhubungan dengan:


1. Identitas materi pelajaran yang berisi pokok
bahasan, sub pokok bahasan, tujuan instruksional
umum, tujuan instruksional khusus, dan kelas.
2. Waktu pelaksanaan
3. Bagaimana dilaksanakan yang berisi metode
mengajar, alat-alat pelajaran yang diperlukan,
buku sumber yang diambil, alat evaluasi, dan
kegiatan belajar mengajar yang di pilih.
F. Segi Manajemen dalam Pelaksanaan Kurikulum
Segi menajemen dalam pelaksanaan kurikulum terbagi
menjadi 3 tahap, yaitu: (Suharsimi Arikunto & Lia Yuliana,
2012: 104).
1. Persiapan
Yang dimaksud tahap persiapan adalah kegiatan yang
dilakukan oleh guru sebelum memulai mengajar. Yang
dikerjakan antara lain:
a. Mengucapkan selamat pagi dan meletakkan alat-alat
mengajar di meja;
b. Memperhatikan kondisi di sekeliling kelas;
c. Melakukan absensi;
d. Memeriksa apakah siswa sudah siap atau belum untuk
menerima pelajaran.
2. Pelaksanaan pelajaran
Yang dimaksud dengan pelaksanaan pelajaran adalah
kegiatan mengajar sesungguhnya yang dilakukan oleh
guru dan sudah ada interaksi langsung dengan siswa
menganai pokok bahasan yang diajarkan. Pelaksanaan
palajaran dibagi menjadi 3 tahapan kegiatan, yaitu:

Manajemen Kurikulum
12

a. Pendahuluan:
mengarahkan

yaitu

mulai

perhatian

untuk

mengajar
masuk

dengan
ke

pokok

bahasan.
b. Pelajaran inti: adalah interaksi belajar mengajar yang
terjadi dimana selama guru siswa membahas pokok
bahasan yang menjadi acara pada jam itu.
c. Evaluasi: yaitu kegiatan yang dilakukan oleh guru
setelah

selesai

pembahasan

pelajaran

inti.

Penyelenggaraan evaluasi hasil belajar dalam satu


semester terbagi menjadi dua hal yaitu evaluasi
formatif dan evaluasi sumatif.
1. Evaluasi formatif adalah evaluasi atau penilaian
yang dilakukan setelah satu pokok bahasan selesai
dipelajari oleh siswa. Dalam hal ini keberhasilan
siswa merupakan petunjuk utama keberhasilan
yang diselenggarakan oleh guru pemegang bidang
studi yang bersangkutan dan dikenal sebagai
ulangan harian.
2. Evaluasi sumatif atau dikenal dengan test sumatif
adalah

test

yang

diselenggarakan

oleh

guru

setelah menempuh satu jangka waktu tertentu.


Dalam pelaksanaannya test sumatif ini sering
disebut dengan ulangan umum dan biasanya
diselenggarakan secara serempak untuk seluruh
sekolah.
3. Penutupan
Yang dimaksud penutupan adalah kegiatan yang
terjadi di kelas setelah guru selesai melaksanakan tugas
mengajarkan materi yang menjadi tanggung jawabnya
untuk pertemuan itu.
G. Perkembangan Kurikulum

Manajemen Kurikulum
13

Kurikulum mulai 1975 diganti dengan kurikulum 1984


kemudian

diganti

dengan

kurikulum

1994.

(Suharsimi

Arikunto & Lia Yuliana, 2012: 107).


Kemudian pada tahun 2004 diganti lagi KBK (Kurikulum
Berbasis Kompetensi) dan tahun 2007 dilaksanakan KTSP
(Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan).

Penjelasan:
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
KBK yang dikembangkan oleh depdiknas (puskur, 2002)
merupakan kerangka inti yang memiliki empat komponen,
yaitu (1) kurikulum dan hasil belajar, (2) penilaian berbasis
kelas, (3) kegiatan belajar mengajar, dan (4) pengelolaan
kurikulum berbasis sekolah.
Kurikulum dan hasil belajar (KHB)
KHB
ini
memuat
perencanaan

pengembangan

kompetensi siswa yang perlu dicapai secara keseluruhan,


yaitu sejak TK sampai dengan kelas 12. Kompetensi yang
menyeluruh dari jenjang pra sekolah sampai dengan kelas 12
ini rangkaian kompetensi yang memungkinkan siswa untuk
maju secara bertahap, berkelanjutan dan konsisten dalam
pendidikan seiring dengan perkembangan dan kematangan
psikologinya.
Penilaian berbasis kelas (PBK)
PBK bisa dilakukan melalui pengumpulan kerja siswa,
hasil karya, penugasan, kinerja, dan tes tulis. Hasil PBK
berguna untuk lima hal, yaitu sebagai berikut:

Manajemen Kurikulum
14

1. Umpan

balik

bagi

siswa

tentang

kemampuan

dan

kekurangannya sehingga menimbulkan motivasi untuk


memperbaiki hasil belajar.
2. Memantau kemajuan atau mendiagnosis kemampuan
belajar siswa untuk melakukan pengayaan atau remidasi.
3. Umpan balik bagi guru untuk memperbaiki program
pembelajarannya.
4. Memungkinkan siswa untuk mencapai kompetensi dengan
kecapatan berbeda-beda.
5. Membari informasi yang
stakeholder

tentang

lebih

efektivitas

komunikatif
pendidikan

kepada
sehingga

meningkatkan partisipasinya.
Kegiatan belajar mengajar (KBM)
Komponen ini menyebutkan bahwa belajar merupakan
kegiatan

aktif

siswa

dalam

membangun

makna

dan

pemahaman. Tanggung jawab belajar tetap ada pada diri


siswa

sendiri,

menciptakan

sedangkan

situasi

yang

guru

bertanggung

menyenangkan,

jawab

yang

bisa

mendorong prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab siswa


untuk belajar sepanjang hayat.
KBM dalam hal ini memegang 10 prinsip pembelajaran,
yaitu:
1. Berpusat pada siswa.
2. Belajar dengan melakukan.
3. Mengembangkan kemampuan sosial.
4. Mengembangkan keingintahuan, imajinasi dan fitrah berTuhan.
5. Mengembangkan ketrampilan memecahkan masalah.
6. Mengembangkan kreatifitas siswa.
7. Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan
teknologi.
8. Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang
baik.
9. Belajar sepanjang hayat.
10.
Perpaduan kompetisi, kerjasama, dan solidaritas.

Manajemen Kurikulum
15

Jadi KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) merupakan


suatu

konsep

kurikulum

yang

menekankan

pada

pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugastugas

dengan

standar

performansi

tertentu,

sehingga

hasilnya dapat dirasakan peserta didik. (Mulyasa, 2004: 39)


Depdiknas (2002) mengemukakan bahwa Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) memiliki karakteristik sebagai
berikut: (Oemar hamalik, 2003: 18)
1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik
secara individu maupun klasikal.
2. Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan
keberagaman.
3. Penyampain
dalam

pembelajaran

menggunakan

pendekatan dan metode yang bervariasi.


4. Sumber belajar tidak hanya guru, tetapi juga sumber
belajar lainnya yang memenuhi unsur educatif.
5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar
dalam

upaya

penguasaan

atau

pencapaian

suatu

kompetensi.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh
dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP
terdiri dari tujuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum
tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus.
(Suharsimi Arikunto & Lia Yuliana, 2012: 126).
Silabus (rencana pembelajaran) merupakan penjabaran
standar

kompetensi

dasar

kedalam

materi

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan

pokok

atau

pencapaian

kompetensi untuk penilaian.


KTSP mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan
menengah sevagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional masing-masing nomor 22 tahun

Manajemen Kurikulum
16

2006

dan

nomor

23

tahun

2006,

serta

Panduan

pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh Badan Standar


Nasional Pendidikan (BSNP).
SI adalah ruang lingkup materi, dan tingkat kompetensi
yang dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan,
kompetensi bahan kajian kompetensi mata pelajaran, dan
silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada
jenjang dan jenis pendidikan tertentu. SKL digunakan sebagai
pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik
dari satuan pendidikan. (Wikipedia Bahasa, diakses pada 08
Oktober 2015)

Manajemen Kurikulum
17

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Manajemen kurikulum adalah segenap proses usaha
bersama

untuk

memperlancar

pencapaian

tujuan

pengajaran dengan titik berat pada usaha, meningkatkan


kualitas interaksi belajar mengajar.
2. Ruang lingkup manajemen kurikulum
perencanaan

yang

meliputi

tujuan

meliputi
dan

(1)

bahan

pembelajaran, (2) pelaksanaan yang meliputi persiapan


pembelajaran,

pelaksanaan

pembelajaran,

dan

penutupan, (3) dan (4) penilaian kegiatan kurikulum atau


evaluasi.
3. Ada beberapa

fungsi

dari

manajemen

kurikulum,

diantaranya sebagai berikut :


a. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya
kurikulum.
b. Meningkatkan keadilan dan kesempatan pada siswa
untuk mencapai hasil yang maksimal.
c. Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran
sesuai

dengan

kebutuhan

peserta

lingkungan sekitar peserta didik.


d. Meningkatkan efektivitas kinerja

didik

maupun

guru

maupun

aktivitas siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.


e. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar
mengajar.
f. Meningkatkan

pastisipasi

masyarakat

membantu pengembangan kurikulum.


Adapun
prinsip
yang
harus
diperhatikan
melaksanakan
berikut :

Manajemen Kurikulum
18

manajemen

kurikulum

adalah

untuk
dalam
sebagai

a.
b.
c.
d.
e.

Produktivitas.
Demokratisasi.
Kooperatif.
Efektifititas dan efisiensi.
Mengarahkan visi, misi, dan tujuan yang ditetapkan

dalam kurikulum.
4. Sistem kurikulum terbentuk

oleh

empat

komponen-

komponen, yaitu komponen tujuan, isi kurikulum, metode


atau strategi pencapaian tujuan dan komponen evaluasi.
5. Pedoman-pedoman dalam pelaksanaan kurikulum yaitu:
a. Struktur program.
b. Penyusunan jadwal pelajaran.
c. Penyusunan kalender pendidikan.
d. Pembagian tugas guru.
e. Pengaturan atau penempatan siswa dalam kelas.
f. Penyusunan rencana mengajar.
6. Segi manajemen dalam pelaksanaan kurikulum terbagi
menjadi 3, yaitu:
a. Persiapan, adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru
sebelum memulai mengajar.
b. Pelasanaan pelajaran, adalah

kegiatan

mengajar

sesungguhnya yang dilakukan oleh guru dan sudah


ada interaksi langsung dengan siswa mengenai pokok
bahasan yang diajarkan.
c. Penutupan, adalah kegiatan yang terjadi di kelas
setelah guu selesai melaksanakan tugas mengajarkan
materi

yang

menjadi

tanggung

jawabnya

untuk

pertemuan itu.
7. Perkembangan kurikulum mulai 1975 diganti dengan
kurikulum 1984 kemudian diganti dengan kurikulum 1994.
Kemudian pada tahun 2004 diganti lagi KBK (Kurikulum
Berbasis Kompetensi) dan tahun 2007 dilaksanakan KTSP
(Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan).
B. Saran
Manajemen kurikulum merupakan suatu pengeloloaan
dari berhasilnya suatu pendidikan. Kurikulum merupakan

Manajemen Kurikulum
19

jantung dari pendidikan, dan melalui manajemen kurikulum


niscaya pendidikan tersebut dapat terwujud tujuannya. Untuk
itu,

para

merancang,

pengembang

kurikulum

melaksanakan,

serta

dalam

memutuskan,

mengevaluasi

suatu

kurikulum diperlukan manajemen yang tepat dari berbagai


lini/sektor. Keilmuan manajemen sudah sepatutnya dimiliki
oleh setiap pengembang kurikulum untuk meminimalisir
kegagalan dari kurikulum tersebut.

Manajemen Kurikulum
20

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2012. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta:


Aditya Media
Dosen, Tim. 2012. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Hamalik, Oemar. 2006. Manajemen Pengembangan Kurikulum.
Bandung: UPI dan Remaja Rosdakarya
Mulyasa.

2004.

Kurikulum

Berbasis

Kompetensi,

Konsep,

Karakteristik, dan Implementasi. Bandung: Rosdakarya


Suryosubroto, B. 2010. Manajemen Pendidikan di Sekolah.
Jakarta: Rineka Cipta
Bahasa,

Wikipedia.

Kurikulum

Tingkat

Satuan

Pendidikan-

Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia bebas. Diakses


pada

08

Oktober

2015.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/kurikulum_tingkat_satuan_p
endidikan

Manajemen Kurikulum
21

Anda mungkin juga menyukai