Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran sebagai kegiatan untuk mencapai tujuan, jenis dan prosedur
kegiatannya membutuhkan rangkaian pemikiran yang cermat. Rangkaian pemikiran
yang cermat itu diperlukan agar jenis dan prosedur kegiatan yang dipilih dan
ditetapkan nantinya mempunyai nilai fungsional yang tinggi sebagai alat untuk
pencapaian tujuan. Terlebih lagi, faktor-faktor yang ikut terlibatkan dalam kegiatan
pembelajaran sangat beranekaragam, maka kecermatan itu diperlukan agar koherensi
hubungan antar faktor tersebut dapat sinergis dalam pencapaian tujuan. Kegiatan guru
yang berkenaan dengan penelusuran, pemilihan jenis dan prosedur kegiatan serta lainlain pendukung kegiatan pembelajaran tersebut lazimnya disebut kegiatan pemilihan
metode pembelajaran.
Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu
kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (KBBI, 1995). Metode adalah cara
yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas
sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. (Wijaya
Kusumah, 2009).
Dalam pembinaan guru tentu harus mengacu pada kompetensi guru, terutama
kompetensi profesional berkaitan dengan proses pembelajaran. Sejalan dengan
perkembangan teknologi serta teori-teori pembelajaran, maka guru pun dituntut
mampu menguasai dan memilih metode pembelajaran yang tepat, sehingga
menjadikan siswa aktif, kreatif, dan belajar dalam suasana senang serta efektif.
Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun
dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode
digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian,
metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting.
Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru

menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya


mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kedudukan metode dalam belajar mengajar ?
2. Bagaimana pemilihan dan penentuan metode ?
3. Apa saja macam-macam metode dalam mengajar ?
C. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui kedudukan metode dalam belajar mengajar.
2. Agar mahasiswa mengetahui pemilihan dan penentuan metode.
3. Agar mahasiswa mengetahui macam-macam metode dalam mengajar.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Kedudukan Metode Dalam Belajar Mengajar
2

Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi


adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Guru dengan
sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi peserta didik.
Dengan seperangkat teori dan pengalaman yang dimiliki, guru gunakan bagaimana
mempersiapkan program pengajaran yang baik dan sistematis.
Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah bagaimana
memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian
bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Kerangka berpikir yang demikian
bukanlah suatu hal yang aneh, tetapi nyata dan memang betul-betul dipikirkan oleh
seorang guru.
Dari hasil analisis yang dilakukan, lahirlah pemahaman tentang kedudukan
metode sebagai alat motivasi intrinsik, sebagai strategi pengajaran, dan sebagai alat
untuk mencapai tujuan.
1. Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik
Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati peranan yang
tidak kalah penting dengan komponen yang lainnya dalam kegiatan belajar
mengajar. Tidak ada satu pun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan
metode pengajaran. Ini berarti guru memahami benar kedudukan metode sebagai
alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Sadirman.
A.M. (1998:90) adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya
perangsang dari luar. Karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang dari
luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang.
Dalam penggunaan metode terkadang guru harus menyesuaikan dengan
kondisi dan suasana kelas. Jumlah anak mempengaruhi penggunaan metode.
Tujuan intruksional adalah pedoman yang mutlak dalam pemilihan metode.
Dalam perumusan tujuan, guru perlu merumuskannya dengan jelas dan dapat
diukur. Dengan begitu mudah bagi guru menentukan metode yang bagaimana
yang dipilih guna menunjang pencapaian tujuan yang telah dirumuskan tersebut.
Dalam mengajar, guru jarang sekali menggunakan satu metode, karena mereka
menyadari bahwa semua metode ada kelebihan dan ada kekurangannya.
Penggunaan satu metode lebih cenderung menghasilkan kegiatan belajar yang
3

membosankan bagi anak didik. Jalan pengajaran pun tampak kaku. Anak didik
tampak kurang bergairah dalam belajar, kejenuhan dan kemalasan menyelimuti
kegiatan belajar anak didik. Kondisi seperti ini sangat tidak menguntungkan bagi
guru dan anak didik, dimana guru merasa gagal dalam menyampaikan ilmuilmunya dan anak didik merasa dirugikan karena tidak dapat menyerap ilmu yang
diberikan dengan baik. Ini berarti metode tidak dapat difungsikan oleh guru
sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar.
Akibatnya, dapat dipahami bahwa penggunaan metode yang tepat dan
bervariasi akan dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan
belajar mengajar di sekolah.
2. Metode sebagai strategi pengajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu
berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap anak didik terhadap
bahan yang diberikan juga bermacam-macam, ada yang cepat menerima, ada
yang sedang dan ada juga yang lambat. Faktor intelegensi mempengaruhi daya
serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Cepat atau
lambatnya penerimaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan
menghendaki pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh
dapat tercapai.
Terhadap perbedaan daya serap anak didik sebagaimana tersebut diatas,
memerlukan strategi pengajaran yang tepat. Metodelah salah satu jawabannya.
Untuk sekelompok anak didik boleh jadi mereka mudah menyerap bahan
pelajaran bila guru menggunakan metode tanya-jawab, tetapi untuk sekelompok
lainnya mungkin mereka lebih mudah menyerap bahan pelajaran bila guru
menggunakan metode demonstrasi atau metode eksperimen.
Karena itu, dalam kegiatan belajar mengajar, menurut Dra. Roestiyah. N.K.
(1989:1), guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara
efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah
untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau

biasanya disebut sebagai metode mengajar. Dengan demikian, metode mengajar


adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
3. Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan
Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapapi dalam kegiatan belajar
mengajar. Tujuan adalah pedoman yang memberi arah ke mana kegiatan belajar
mengajar akan dibawa. Guru tidak bisamembawa kegiatan belajar mengajar
menurut kehendak hatinya dan mengabaikan tujuan yang telah dirumuskan. Itu
sama artinya perbuayan yang sia-sia. Kegiatan belajar mengajar yang tidak
mempunyai tujuan sama halnya pergi ke pasar tanpa tujuan, sehingga sukar
untuk menyeleksi mana kegiatan yang harus dilakukan dan mana yang harus
diabaikan dalam upaya untuk mencapai keinginan yang dicita-citakan.
Tujuan dari kegiatan belajar tidak akan pernah tercapai jika komponenkomponen lainnya tidak terpenuhi. Salah satu komponennya adalah metode.
Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan
metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran. Metode
adalah pelicin jalan pengajaran menuju tujuan. Ketika tujuan dirumuskan agar
anak didik memiliki ketrampilan tertentu, maka metode yang digunakan harus
disesuaikan dengan tujuannya tersebut. Antara metode dan tujuan tidak boleh
bertolak belakang, artinya metode harus menunjang pencapaian tujuan
pengajaran. Bila tidak, maka akan sia-sia perumusan tujuan tersebut. Apalah
artinya kegiatan belajar mengajar yang dilakukan tanpa mengindahkan tujuan.
Jadi, guru sebaiknya menggunakan metode yang dapat menunjang kegiatan
belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat efektif untuk mencapai
tujuan.
B. Pemilihan Dan Penentuan Metode
Metode mengajar yang digunakan guru dalam setiap kali pertemuan kelas
bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan
perumusan tujuan intruksional khusus. Jarang sekali terlihat guru merumuskan tujuan
hanya dengan satu rumusan, tetapi pasti guru merumuskan lebih dari satu tujuan.
Karenanya, guru pun selalu menggunakan metode yang lebih dari satu. Pemakaian

metode yang satu digunakan untuk mencapai tujuan yang satu, sedangkan metode
yang lain digunakan untuk mencapai tujuan yang lain pula.
Ada hal-hal yang harus diperhatikan saat memilih dan menentukan metode,
antara lain yaitu :
1. Nilai strategis metode
Kegiatan belajar mengajar adalah sebuah interaksi yang bernilai pendidikan.
Di dalamnya terjadi interaksi edukatif antara guru dan peserta didik. Bahan
pelajaran yang diberikan guru itu akan kurang memberikan dorongan (motivasi)
kepada pesrta didik bila penyampaiannya menggunakan metode yang kurang
tepat. Disini lah metode menempati posisi yang sangat penting dalam
penyampaian bahan pelajaran.
Bahan pelajaran yang disampaikan tanpa memperhatikan pemakaian metode
justru akan mempersulit bagi guru dalam mencapai tujuan pengajaran.
Pengalaman membuktikan bahwa kegagalan pengajaran salah satunyan
disebabkan oleh pemilihan metode yang kurang tepat. Kelas yang kurang
bergairah dan kondisi anak didik yang kurang kreatif dikarenakan penentuan
metode yang kurang sesuai dengan sifat bahan dan tidak sesuai dengan metode
pengajaran. Karena itu, dapat dipahami bahwa metode adalah suatu cara yang
memiliki nilai strategis dalam kegiatan belajar mengajar. Nilai strategisnya
adalah metode dapat mempengaruhi jalannya kegiatan belajar mengajar. Karena
itu, guru sebaiknya memperhatikan dalam pemilihan dan penentuan metode
sebelum kegiatan belajar dilaksanakan di kelas.
2. Efektivitas penggunaan metode
Ketika peserta didik tidak dapat berkonsentrasi, ketika sebagian besar peserta
didik membuat kegaduhan, ketika peserta didik menunjukan kelesuannya, ketika
minat peserta didik semakin berkurang dan ketika sebagian besar peserta didik
tidak

menguasai

bahan

yang

guru

sampaikan,

ketika

itulah

guru

mempertanyakan faktor penyebabnya dan berusaha mencari jawabannya secara


tepat. Karena bila tidak, maka apa yang guru sampaikan akan sia-sia. Bisa jadi
salah satu faktornya adalah metode yang kurang tepat. Efektifitas penggunaan
metode dapat terjadi apabila ada kesesuaian antara metode dengan semua
6

komponen pengajaran yang telah diprogramkan dalam satuan pelajaran, sebagai


persiapan tertulis.
3. Pentingnya pemilihan dan penentuan metode
Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap belajar mengajar adalah
tercapainya tujuan pengajaran. Apapun yang termasuk perangkat program
pengajaran dituntut secara mutlak untuk menunjang tercapainya tujuan. Guru
tidak dibenarkan mengajar dengan kemalasan, peserta didik diwajibkan
mempunyai kreatifitas yang tinggi dalam belajar bukan selalu menaati perintah
guru. Kedua unsur manusiawi ini juga beraktifitas tidak lain karena ingin
mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan
belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar peserta didik di kelas. Salah satu
kegiatan yang harus guru lakukan adalah melakukan pemilihan dan penentuan
metode yang bagaimana yang akan dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran.
Pemilihan dan penentuan metode ini didasari adanya metode-metode tertentu
yang tidak bisa dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya, tujuan
pengajaran adalah agar anak didik dapat menuliskan sebagian dari ayat-ayat
dalam surat Al-Fatihah maka guru tidak tepat menggunakan metode diskusi
tetapi dengan menggunakan metode latihan.
Kegagalan guru mencapai tujuan pengajaran akan terjadi jika pemilihan dan
penentuan metode tidak dilakukan dengan pengenalan terhadap karakteristik
masing-masing metode pengajaran. Karena itu, yang terbaik guru lakukan adalah
mengetahui kelemahan dan kelebihan dari beberapa metode pengajaran yang
akan dibahas dalam uraian-uraian selanjutnya.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode
Pemilihan metode tidak dilakukan secara sembarangan

dan

harus

memepertimbangkan faktor-faktor lain. Metode tifaklah berdiri sendiri, tetapi


dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Maka guru harus mengenal, memahami, dan
memepedomaninya ketika akan melaksanakan pemilihan dan penentuan metode.
Tanpa mengindahkan hal ini, metode yang digunakan bisa jadi tidak ada artinya.

Ada ahli yang mengatakan bahwa semakin baik metode itu maka semakin
efektif pula pencapaian tujuan. Adapula yang berpendapat bahwa semua metode
adalah baik dan tidak ada kelemahannya, pendapat yang seperti ini merupakan
pendapat yang keliru. Karena setiap metode pasti mempunyai titik kelemahan.
Winarno Surakhmad (1990:97), mengatakan bahwa pemilihan dan penentuan
metode dipengaruhi oleh beberapa faktor anatara lain :
a. Anak didik
Anak didik adalah manusia yang berpotensi yang menghajatkan
pendidikan. Di sekolah, guru berkewajiban untuk mendidiknya dan di ruang
kelas guru akan berhadapan dengan sejumlah anak didik dengan latar
belakang yang berbeda. Status sosial mereka pun bermacam-macam, sama
halnya juga dengan jenis kelamin, postur tubuh, dan dari aspek fisik lainnya
yang selalu ada perbedaan dan persamaan pada setiap anak didik.
Jika pada aspek biologis diatas ada kesamaan dan perbedaan, amak pada
aspek intelektual, juga ada perbedaan. Para ahli sepakat bahwa secara
intelektual anak sisik selalu menunjukkan perbedaan. Hal ini terlihat dari
cepat dan lambatnya tanggapan anak didik terhadap stimulus yang diberikan
dalam kegiatan belajar mengajar. Tinggi atau rendahnya kreatifitas anak
didik dalam mengolah kesan dari bahan pelajaran yang baru diterima bisa
dijadikan tolak ukur dari kecerdasan seorang anak. Kecerdasan seorang anak
terlihat seiring dengan meningkatnya kematangan usia anak. Daya pikir
anak bergerak dari cara berpikir yang konkret ke arah berpikir yang abstrak.
Biasanya anak usia SD lebih cenderung berpikir konkret, sedangkan anak
SLTP dan SLTA sudah mulai berpikir yang abstrak. Berdasarkan IQ,
ditentukan klasifikasi kecerdasan seseorang dengan perhitungan tertentu.
Dari IQ ini pula dapat diketahui persamaan dan perbedaan kecerdasan
seseorang.
Ada anak didik yang pendiam, kreatif, suka berbicara, tertutup (introver),
terbuka (ekstrover), pemurung, periang dan ada pula sifat yang lainnya.
Perilaku peserta didik yang seperti ini mewarnai suasana kelas. Dinamika

kelas terlihat dengan banyaknya jumlah anak dalam kegiatan belajar


mengajar. Kegaduhan akan semakin terasa jika jumlah anak didik sangat
banyak didalam kelas. Biasanya semakin banyak jumlah anak didik maka
semakin mudah terjadi konflik dan cenderung sukar dikelola.
Perbedaan individual anak didik pada aspek biologis, intelektual dan
psikologis mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang mana
baiknya guru ambil guna menciptakan lingkungan belajar yang kreatif dalam
sekon yang relatif lama demi tercapainya tujuan pengajaran yang telah
dirumuskan secara operasional. Dengan demikian, jelas bahwa kematangan
anak didik yang bervariasi akan mempengaruhi pemelihan dan penentuan
metode.
b. Tujuan
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar.
Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran mempunyai berbagai jenis dan
berbagai fungsi. Secara hirarki, tujuan bergerak dari yang rendah ke yang
tingi, yaitu tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran, tujuan kurikuler
atau tujuan kurikulum, tujuan institusional, dan tujuan pendidikan nasional.
Tujuan pembelajaran merupakan tujuan intermedier (antara), yang paling
langsung dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Tujuan pembelajaran
dikenal ada dua yaitu tujuan instruksional umum ( TIU ) dan tujuan
Instruksional khusus (TIK).
Perumusan tujuan instruksional khusus, misalnya akan mempengaruhi
kemampuan yang bagaimana yang terjadi pada anak didik, proses
pengajaran pun dipengaruhinya. Demikian juga penyeleksian metode yang
harus guru gunakan di kelas, metode yang dipilih harus sejalan dengan taraf
kemampuan yang hendak diisi dalam diri setiap anak didik. Artinya,
metpdelah yang harus tunduk kepada kehendak tujuan dan bukan
sebaliknya. Karena itu, kemampuan yang bagaimana yang dikehendaki oleh
tujuan, maka metode harus menunggung sepenuhnya.
c. Situasi

Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya


sama dari hari kehari. Pada suatu waktu boleh jadi guru ingin menciptakan
situasi belajar mengajar dialam terbuka, yaitu diluar ruang sekolah. Maka
guru dalam hal ini tentu memilih metode mengajar yang sesuai dengan
situasi yang diciptakan itu. Dilain waktu, sesuai dengan sifat bahan dan
kemampuan yang ingin dicapai oleh tujuan, maka guru menciptakan
lingkungan belajar anak didik secara berkelompok. Anak didik dibagi
kedalam beberapa kelompok belajar dibawah pengawasan dan bimbingan
guru. Disana semua anak didik dalam kelompok masing-masing diserahi
tugas oleh guru untuk memecahkan suatu masalah. Dalam hal ini tentu saja
guru telah memilih metode mengajar untuk membelajarkan anak didiknya,
yaitu metode problem solving. Demikianlah, situasi yang diciptakan guru
mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.
d. Fasilitas
Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan
metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar
anak didik disekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi
pemilihan meode mengajar. Ketiadaan laboratorium untuk praktik IPA,
misalnya, kurang mendukung penggunaan metoode eksperimen atau metode
demontrasi. Demikian juga halnya ketiadaan mempunyai fasilitas olahraga,
tentu sukar bagi guru menerapkan metode latihan. Justru itu, keampuhan
suatu metode mengajar akan terlihat jika faktor lain mendukung.
e. Guru
Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Seorang guru misalnya
kurang suka berbicara, tetapi seorang guru yang lain suka berbicara. Seorang
guru yang bertitel sarjana pendidikan dan keguruan, berbeda dengan guru
yang sarjana bukan pendidikan dan keguruan dibidang penguasaan ilmu
kependidikan dan keguruan. Guru yang sarjana pendidikan dan keguruan
barangkali lebih banyak menguasai metode-metode mengajar, karena
10

memang dia dicetak sebagai tenaga ahli dibidang keguruan dan wajar saja
dia menjiwai dunia guru.
Latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi.
Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala
dalam memilih dan menentukan metode. Itulah yang biasanya disarankan
oleh mereka yang bukan berlatar belakangkan pendidikan guru. Apalagi
belum memiliki pengalaman mengajar yang memadai. Sungguhpun begitu,
baik dia yang berlatar belakang pendidikan guru maupun dia yang berlatar
belakang bukan pendidikan guru, dan sama-sama minim pengalaman
mengajar dikelas, cenderung sukar memilih metode yang tepat. Tetapi ada
juga yang tepat memilihnya, namun dalam pelaksanaanya menemui kendala,
disebabkan labilnya kepribadian dan dangkalnya penguasaan atas metode
yang digunakan. Dengan demikian, dapatlah dipahami bahwa kepribadian,
latar belakang pendidikan, dan pengalaman mengajar adalah permasalahan
intern guru yang dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode
mengajar.
Sebagai penyegaran kembali dari inti kesan atas uraian tersebut dapatlah
dibutiri faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode mengajar, yaitu
anak didik, tujuan, situasi, fasilitas, dan guru.
C. Macam-Macam Metode Mengajar
Pada pembahasan terdahulu telah banyak dibicarakan mengenai kedudukan
metode dalam kegiatan belajar mengajar dan cara memilih serta menentukan metode
yang sesuai dengan tujuan dan kondisi psikologis anak didik. Pembahasan berikut
akan membicarakan masalah macam-macam metode mengajar secara global untuk
memberikan tambahan wawasan umum. Diharapkan dengan uraian ini pembaca akan
mendapatkan gambaran mengenai macam-macam metode mengajar, dan selanjutnya
untuk mendalaminya, pembaca dapaat mencarinya dalam berbagai literatur yang
terdapat pada pustaka acuan dibagian akhir buku ini.
Patut untuk diketahui, bahwa metode-metode mengajar yang dibahas disini
belumlah

semuanya

dibicarakan

dan
11

untuk

selanjutnya

pembaca

dapat

menemukannya didalam literatur ini. Metode-metode mengajar yang diuraikan


berikut ini adalah:
1. Metode proyek
Metode proyek atau unit adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak
dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan
sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna.
Penggunaan metode ini bertolak dari anggapan bahwa pemecahan masalah
tidak akan tuntas bila tidak ditinjau dari berbagai segi. Dengan perkataan lain,
pemecahan setiap masalah perlu melibatkan bukan hanya satu mata pelajaran
atau bidang studi saja, melainkan hendaknya melibatkan berbagai mata pelajaran
yang ada kaitannya dan sumbangannya bagi pemecahan masalah tersebut,
sehingga setiap masalah dapat dipecahkan secara keseluruhan yang berarti.
Dalam penggunaannya metode proyek memiliki kelebihan dan kekurangan.
a. Kelebihannya
Beberapa kelebihan metode ini antara lain:
1. Dapat memperluas pemikiran siswa yang berguna dalam menghadapi
masalah kehidupan.
2. Dapat membina siswa dengan kebiasaan menerapkan pengetahuan,
sikap, dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari secara terpadu.
3. Metode ini sesuai dengan prinsip-prinsip didaktik modern yang dalam
pengajaran perlu diperhatikan:
- Kemampuan individual siswa dan kerja sama dalam kelompok.
- Bahan pelajaran tidak terlepas dari kehidupan riil sehari-hari yang
-

penuh dengan masalah.


Pengembangan aktivitas, kreativitas dan pengalaman siswa banyak

dilakukan.
Agar teori dan praktik, sekolah dan kehidupan masyarakat menjadi

satu kesatuan yang tak terpisahkan.


b. Kekurangannya
1. Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini, baik secara vertikal
maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini.
2. Pemilihan topik unit yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa, cukup
fasilitas dan sumber-sumber belajar yang diperlukan, bukanlah
merupakan pekerjaan yang mudah.
12

3. Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan


pokok unit yang dibahas.

2. Metode Eksperimen
Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa
melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang
dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode percobaan ini siswa
diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti
suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik
kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan, atau proses sesuatu. Dengan
demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau
mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan atau proses
yang dialaminya itu.
Metode eksperimen mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:
a. Kelebihan metode eksperimen
1. Membuat siswa lebih percaya atau kebenaran atau kesimpualan
berdasarkan percobaannya.
2. Dapat mebina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan
penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan
manusia.
3. Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk
kemakmuran umat manusia.
b. Kekurangan metode eksperimen
1. Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi.
2. Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang
tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.
3. Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
4. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena
mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan
kemampuan atau pengendalian.
13

3. Metode Tugas Dan Resitasi


Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan dimana guru
memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Masalahnya
tugas yang dilakukan oleh siswa dapat dilakukan didalam kelas, dihalaman
sekolah, dilaboratorium, diperpustakaan, di bengkel, dirumah siswa, atau dimana
saja asal tugas itu dapat dikerjakan.
Metode ini diberikan karena dorasakan bahan pelajaran terlalu banyak,
sementara waktu sedikit. Artinya, banyaknya bahan yang tersedia dengan waktu
kurang seimbang. Agar bahan pelajaran selesai sesuai batas waktu yang
ditentukan, maka metode inilah yang biasanya guru gunakan untuk
mengatasinya.
Tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah (PR), tetapi jauh lebih
luas dari itu. Tugas biasanya bisa dilaksanakan dirumah, disekolah,
diperpustakaan, dan ditempat lainnya. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk
aktif belajar, baik secara individual maupun secara kelompok. Karena itu, tugas
dapat diberikan secara individual, atau dapat pula secara kelompok.
Tugas yang dapat diberikan kepada anak didik ada berbagai jenis. Karena itu,
tugas sangat banyak macamnya, bergantung pada tujuan yang akan dicapai;
seperti

tugas

meneliti,

tugas

menyusun

laporan

(lisan/tulisan),

tugas

motorik(pekerjaan motorik), tugas dilaboratorium dan lain-lain.


Ada langkah-langkah yang harus diikuti dalam penggunaan metode tugas atau
resitasi, yaitu:
a) Fase pemberian tugas
Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan:
- Tujuan yang akan dicapai.
- Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang
ditugaskan tersebut.
- Sesuai dengan kemampuan siswa.
- Ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa.
- Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.
b) Langkah pelaksanaan tugas
- Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru.
14

Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja.


Diusahakan/dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain.
Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik

dan sistematis.
c) Fase mempertanggungjawabkan tugas
Hal yang harus dikerjakan pada fase ini:
- Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang telah dikerjakannya.
- Ada tanya jawab/diskusi kelas.
- Penilian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun nontes atau cara
lainnya.
Fase mempertnggungjawabkan tugas inilah yang disebut resitasi.
Metode tugas dan resirasi mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan,
antara lain:
a. Kelebihannya
1. Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual
ataupun kelompok.
2. Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru.
3. Dapat membina tanggungjawab dan disiplin siswa.
4. Dapat mengembangkan kreativitas siswa.
b. Kekurangannya
1. Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan tugas ataukah
orang lain.
2. Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan
menyelesaikannya adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota
lainnya tidak berpartisipasi dengan baik.
3. Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu
saja.
4. Sering memberikan tugas yang monoton (tidak bervariasi) dapat
menimbulkan kebosanan siswa.
4. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa-siswa
dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan
yang bersifat problematis untuk dibahas dan dippecahkan bersama.

15

Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh
seorang guru disekolah. Di dalam diskusi ini proses belajar mengajar terjadi,
dimana interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar
menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat terjadi juga
semuanya aktif, tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja. Metode diskusi ada
kebaikan dan kekurangannya, di antaranya adalah:
a. kebaikan metode diskusi
1. merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan prakarsa,
dan terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah.
2. Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain
3. Memperluas wawasan.
4. Membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat

dalam

memecahkan suatu masalah.


b. Kekurangan metode diskusi
1. Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga memerlukan waktu
yang panjang.
2. Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
3. Peserta mendapat informasi yang terbatas.
4. Mungkin dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara atau ingin
menonjolkan diri.
5. Metode Sosiodrama
Metode sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama artinya, dan dalam
pemakaiannya

sering

disilihgantikan.

Sosiodrama

pada

dasarnya

mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial.


Tujuan yang diharapkan dengan penggunaan metode sosiodrama antara lain
adalah:
a. Agar siswa dapat menghayati dan menghargai peran orang lain.
b. Dapat belajar bagaimana membagi tanggungjawab.
c. Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok
secara spontan.
d. Merangsang kelas untuk berfikir dan memecahkan masalah.
Petunjuk guna menggunakan metode sosiodrama adalah:

16

a. Tetapkan dahulu masalah-maslah sosial yang menarik perhatian siswa untuk


dibahas.
b. Ceritakan kepada kelas (siswa) mengenai isi dari masalah-masalah dalam
konteks cerita tersebut.
c. Tetapkan siswa yang dapat atau yang bersedia untuk memainkan perannya
didepan kelas.
d. Jelaskan kepada pendengar mengenai peranan mereka pada waktu
sosiodrama sedang berlangsung.
e. Beri kesempatan kepada para pelaku untuk berunding beberapa menit
sebelum mereka memainkan perannya.
f. Akhiri sosiodrama pada waktu situasi pembicaraan mencapai ketegangan.
g. Akhiri sosiodrama dengan berdiskusi kelas untuk bersama-sama
memecahkan masalah persoalan yang ada pada sosiodrama tersebut.
h. Jangan lupa menilai hasil sosiodrama tersebut sebagai bahan pertimbangan
lebih lanjut.
Metode sosiodrama selain mempunyai beberapa kelebihan, juga mempunyai
beberapa kelemahan, sebagai berikut:
a. Kelebihan metode sosiodrama
1. Siswa melatih dirinya untuk melatih, memahami, dan mengingat isi
bahan yang akan didramakan. Sebagai pemain harus memahami,
menghayati isi cerita secara keseluruhan, terutama untuk materi yang
harus diperankannya. Dengan demikian, daya ingatan siswa harus tajam
dan tahan lama.
2. Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu main
drama para pemain dituntut untuk mengemukakan pendapatnya sesuai
dengan waktu yang tersedia.
3. Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan
akan muncul atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah. Jika seni drama
mereka dibina dengan baik kemungkinan besar mereka akan menjadi
pemain yang baik kelak.
4. Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaikbaiknya.

17

5. Siswa

memperoleh

kebiasaan

untuk

menerima

dan

membagi

tanggungjawab dengan sesamanya,


6. Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah
dipahami orang lain.
b. Kelemahan metode sosiodrama
1. Sebagian besa anak yang tidak ikut bermain drama mereke menjadi
kurang kreatif.
2. Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka
pemahaman isi bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan pertunjukan.
3. Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit
menjadi kurang bebas.
4. Sering kelas lain terganggu oleh suara pemaindan para penonton yang
kadang-kadang bertepuk tangan, dan sebagainya.
5. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau
mempertunjukan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang
sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan
penjelasan lisan. Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap
pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian
dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa
yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung.
Metode demonstrasi baik digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih
jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses
membuat sesuatu, proses bekerjanya sesuatu, proses mengerjakan atau
menggunakannya.,

komponen-komponen

yang

membentuk

sesuatu,

membandingkan suatucara dengan cara lain, dan untuk mengetahui atau melihat
kebenaran

sesuatu.

Metode

demonstrasi

mempunyai

kelebihan

dan

kekurangannya sebagai berikut:


a. Kelebihan metode demonstrasi
1. Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret,
sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau
kalimat).
2. Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.
18

3. Proses pengajaran lebih menarik.


4. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori
dengankenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri.
b. Kekurangan metode demonstrasi
1. Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa
ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif.
2. Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai tidak selalu
tersedia dengan baik.
3. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang
disamping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin
terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.
6. Metode problem solving
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar
metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam
problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang mulai dengan
mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. Penggunaan metode ini
dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh
dari siswa sesuai dengan taraf kemampuannya.
b. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan
masalah tersebut. Misalnya, dengan jalan membaca buku-buku, meneliti,
bertanya berdiskusi dan lain-lain.
c. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut, dugaan jawaban ini
tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada langkah kedua
diatas.
d. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa
harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa
jawaban tersebut betul-betul cocok. Apakah sesuai dengan jawaban
sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban
ini tentu saja diperlukan metode-metode lainnya seperti demonstrasi, tugas
diskusi dan lain-lain.
e. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan
terakhir tentang jawaban dari masalah tadi.
19

Catatan: metode problem solving akan melibatkan banyak kegiatan sendiri


dengan bimbingan dari para pengajar.
Metode problem solving mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai
berikut:
a. Kelebihan metode problem solving
1. Metode ini dapat membuat pendidikan disekolah menjadi lebih relevan
dengan kehidupan, khususnya dengan dunia kerja.
2. Proses belajar mengajar melalui pemecahan

masalah

dapat

membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara


terampil, apabila menghadapi permasalahan didalam kehidupan dalam
keluarga, bermasyarakat dan bekerja kelak, suatu kemampuan yang
sangat bermakna bagi kehidupan manusia.
3. Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berfikir siswa
secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajarnya, siswa
banyak melakukan mental dengan menyoroti permasalahan dari
berbagai segi dalam rangka mencari pemecahan.
b. Kekurangan metode problem solving
1. Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan
tingkat berfikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan
dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, sangat mmerlukan
kemampuan dan keterampilan guru. Sering orang beranggapan keliru
bahwa metode pemecahan masalah hanya cocok untuk SLTP, SLTA,
dan PT saja. Padahal, untuk siswa SD sederajat juga bisa dilakukan
dengan tingkat kesulitan permasalahan yang sesuai dengan taraf
kemampuan berfikir anak.
2. Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering
memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil
waktu pelajaran lain.
3. Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan
menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berfikir

20

memecahkan permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang-kadang


memerlukan berbagai sumber belajar, merupakan kesulitan tersendiri
bagi siswa.
7. Metode karyawisata
Kadang-kadang dalam proses belajar mengajar siswa perlu diajak keluar
sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau objek yang lain. Hal ini bukan
sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan
melihat kenyataannya. Karena itu, dikatakan teknik karyawisata, adalah cara
belajar yang dilaksanakan dengan mengajar siswa ke suatu tempat objek tertentu
diluar sekolah untuk mempelajari/ menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik
sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, suatu peternakan atau perkebunan,
museum, dan sebagainya. Banyak istilah yng digunakan, tetapi maksudnya sama
dengan karyawisata, seperti widyawisata, study-tour, dan ada pula dalam waktu
beberapa hari atau waktu panjang.
Metode karyawisata mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan sebagai
berikut:
a. Kelebihan metode karyawisata
1. Karyawisata memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan
lingkungan nyata dalam pengajaran.
2. Membuat apa ynag dipelajari disekolah lebih relevan dengan kenyataan
dan kebutuhan dimasyarakat.
3. Pengajaran serupa ini dapat lebih merangsang kreativitas siswa.
4. Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual.
b. Kekurangan metode karyawisata
1. Fasilitas yang diperlukan dan biaya yang dipergunakan sulit untuk
disediakan oleh siswa atau sekolah.
2. Sangat memerlukan persiapan atau perencanaan yang matang.
3. Memerlukan koordinasi dengan guru serta bidang studi lain agar terjadi
tumpang tindih waktu dan kegiatan selama karyawisata.
4. Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi lebih prioritas
daripada tujuan utama, sedang unsur studinya menjadi terabaikan.
5. Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan mengarahkan
mereka kepada kegiatan studi yang menjadi permasalahan.
8. Metode tanya jawab
21

Metode tanya jawab adalah yang tertua dan banyak digunakan dalam proses
pendidikan, baik dilingkungan keluarga, msyarakat maupun sekolah.
Metode tanya jawab memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan sebagai
berikut:
a. Kelebihan metode tanya jawab
1. Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun
ketika itu siswa sedang ribut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang
kantuknya.
2. Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir,
termasuk daya ingatan.
3. Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab
dan mengemukakan pendapat.
b. Kekurangan metode tanya jawab
1. Siswa merasa takut, apalagi bila guru kurang dapat mendorong siswa
untk berani, dengan menciptakan suasana yang tidak tegang, melainkan
akrab.
2. Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir
dan mudah dipahami siswa.
3. Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat
menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang.
4. Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk
memberikan pertanyaan kepada setiap siswa.

9. Metode latihan
Metode latihan yang disebut juga metode training, merupakan suatu cara
mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga
sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu,
metode ini dapat juga digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan,
ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.
Sebagai suatu metode yang diakui banyak mempunyai kelebihan, juga tidak
dapat disangkal bahwa metode latihan mempunyai beberapa kelemahan. Maka

22

dari itu, guru yang ingin mempergunakan metode latihan ini kiranya tidak salah
bila memahami karakteristik metode ini.
a. Kelebihan metode latihan
1. Untuk memperoleh kecakapan motorik, seperti menulis, melafalkan
huruf, kata-kata atau kalimat, membuat alat-alat, menggunakan alatalat(mesin permainan dan atletik), dan terampil menggunakan peralatan
olahraga.
2. Untuk memperoleh kecakapan mental seperti dalam perkalian,
menjumlahkan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda(simbol), dan
sebagainya.
3. Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk assosiasi yang dibaut,
seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan, penggunaan simbol,
membaca peta dan sebagainya.
4. Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta
kecepatan pelaksanaan.
5. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi
dalam pelaksanaannya.
6. Pembentukan kebiasaan-kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang
kompleks, rumit, menjadi lebih otomatis.

b. Kelemahan metode latihan


1. Menghambat bakat dan inisiatif siswa, karena siswa lebih banyak
dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian.
2. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
3. Kadang-kadang latihan yang dilaksankan secara berulang-ulang
merupakan hal yang monoton, mudah membosankan.
4. Membentuk kebiasaan yang kaku, karena bersifat otomatis.
5. Dapat menimbulkan verbalisme.
10. Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisioanal,
karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan
antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar. Meski metode ini

23

lebih banayak menuntut keaktifan guru daripada anak didik, tetapi metode ini
tetap tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam kegiatan pengajaran. Apalagi
dalam pendidikan dan pengajaran tradisional, seperti dipedesaan, yang
kekurangan fasilitas.
Cara mengajar dengan ceramah dapat dikatakan juga sebagai teknik kuliah,
merupakan suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan
keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta
masalah secara lisan.
Dengan demikian. Dapat dipahami bahwa metode ceramah adalah cara
penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan penuturan ata penjelasan lisan
secara langsung terhadap siswa.
Metode ini mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangannya sebagai
berikut:
a. Kelebihan metode ceramah
1. Guru mudah menguasai kelas.
2. Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas.
3. Dapat diikuti oleh jumlah siswa yng besar.
4. Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.
5. Guru mudah menrangkan pelajaran dengan baik.
b. Kelemahan metode ceramah
1. Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
2. Yang visual menjadi rugi, yang auditif (mendengar) yang besar
menerimanya.
3. Bisa selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan.
4. Guru menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada
cramahnya, ini sukar sekali.
5. Menyebabkan siswa menjadi pasif.

24

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Kedudukan metode dalam belajar mengajar
Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah bagaimana
memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil
bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Kerangka berpikir yang
demikian bukanlah suatu hal yang aneh, tetapi nyata dan memang betul-betul
dipikirkan oleh seorang guru.
Dari hasil analisis yang dilakukan, lahirlah pemahaman tentang kedudukan
metode sebagai alat motivasi intrinsik, sebagai strategi pengajaran, dan sebagai
alat untuk mencapai tujuan.
b. Pemilihan dan penentuan metode
Metode mengajar yang digunakan guru dalam setiap kali pertemuan kelas
bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan
perumusan tujuan intruksional khusus. Ada hal-hal yang harus diperhatikan saat
memilih dan menentukan metode, antara lain yaitu :
1. Nilai strategis metode
2. Efektivitas penggunaan metode
3. Pentingnya pemilihan dan penentuan metode
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode
Winarno Surakhmad (1990:97), mengatakan bahwa pemilihan dan penentuan
metode dipengaruhi oleh beberapa faktor anatara lain :
a. Anak didik
b. Tujuan
c. Situasi
d. Fasilitas
e. Guru
25

c. Macam-macam Metode Mengajar


1. Metode proyek
2. Metode Eksperimen
3. Metode Tugas Dan Resitasi
4. Metode Diskusi
5. Metode Sosiodrama
6. Metode Demonstrasi
7. Metode problem solving
8. Metode karyawisata
9. Metode tanya jawab
10. Metode latihan
11. Metode ceramah
B. Saran
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca guna
untuk kebaikan selanjutnya.

26

DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri, dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Hasibuan. 1988. Proses Belajar mengajar. Bandung: Remadja Karya.
Popham, James. 1992. Bagaimana Mengajar secara Sistematis. Yogyakarta: Rineka
Cipta.
Sudjana, Nana. 1991. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Willyanzdwi. 2013. Makalah Kedudukan Pemiliha dan penentuan metode.
http://willyanzdwi.blogspot.in/2013/12/makalah-kedudukan-pemilihan-danpenentuan-metode.html. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2016 pukul 10.00
WIB.

27

Anda mungkin juga menyukai