B. Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan seseorang untuk melakukan sesuatu
perbuatan atu aktivitas untuk mencapai tujuan (Crow.A,1983). Sedangkan menurut Teeven dan
Smith (1967) motivasi merupakan konstruksi yang mengaktifkan perilaku, sedangkan komponen
yang lebih spesifik dari motivasi yang berhubungan dengan tipe perilaku tertentu disebut motif.
Motivasi yang terdapat dalam individu akan terealisir dalam suatu perilaku yang mengarah pada
tujuan yang diinginkan untuk memperoleh kepuasan. Atas dasar pendapat di atas dapat
dinyatakan bahwa motif ataupun motivasi dapat memberikan kekuatan, dorongan,
untuk menggerakkan diri seseorang dalam perilaku tertentu dan sekaligus memberikan arahan
terhadap diri seseorang untuk merespon atau melakukan kegiatan ke arah pencapaian tujuan.
P = f (M x A)
2.
M = f (V1 x E)
Motivasi merupakan fungsi perkalian dari valensi tingkat pertama (V1) dengan expectancy (E).
3.
V1 = f (V1 xi) 1)
Valensi tingkat pertama merupakan fungsi perkalian antara jumlah valensi yang melekat pada
perolehan tingkat kedua dengan instrumental (I).
Menurut Nasution (1982:26), Louis Allen (1986:70), ada tiga fungsi motif, yaitu:
1. Mendorong manusia untuk menjadi penggerak atau sebagai motor yang melepaskan energi.
2. Menentukan arah perbuatan ke tujuan tertentu.
3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dijalankan
untuk mencapai suatu tujuan dengan menghindari perbuatan yang tidak bermanfaat bagi
pencapaian tujuan itu.
Berdasarkan teori motivasi di atas, timbul pertanyaan, mengapa orang berhasrat menjadi
wirausaha? Menurut Dan Steinhoff & John F. Burgess (1993:6) ada tujuh motif :
1. The desire for higher income.
2. The desire for more satisfying career.
3. The desire to be self-directed.
4. The desire for the prestige that comes to being a business owner.
5. The desire to run with a new idea or concept.
6. The desire to build long-term wealth.
7. The desire to make a contribution to humanity or to a specific cause.
Dalam “Entrepreneur’s Handbook”, yang dikutip oleh Yuyun Wirasasmita (1994:8),
dikemukakan beberapa alasan mengapa seseorang berwirausaha, yakni:
1. Alasan keuangan, yakni untuk mencari nafkah untuk menjadi kaya, untuk mencari
pendapatan tambahan, sebagai jaminan stabilitas keuangan.
2. Alasan sosial, yakni untuk memperoleh gengsi atau status, untuk dapat dikenal dan
dihormati, untuk menjadi contoh bagi orang tua di desa, agar dapat bertemu dengan orang
banyak.
3. Alasan pelayanan, yaitu untuk memberi pekerjaan pada masyarakat, untuk menatar
masyarakat, untuk membantu ekonomi masyarakat, demi masa depan anak-anak dan
keluarga, untuk mendapatkan kesetiaan suami atau istyri, untuk membahagiakan ayah
dan ibu.
4. Alasan pemenuhan diri, yaitu untuk menjadi alasan atau mandiri, untuk mencapai
sesuatu yang diinginkan, untuk menghindari ketergantungan pada orang lain, untuk
menjadi lebih produktif, dan untuk menggunakan kemampuan pribadi.
Menurut Zimmerer (1996:3) ada beberapa peluang yang dapat diambil dari kewirausahaan, yaitu:
1. Peluang untuk memperoleh kontrol atas kemampuan diri.
2. Peluang untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki secara penuh.
3. Peluang untuk memperoleh manfaat secara finansial.
4. Peluang untuk berkontribusi kepada masyarakat dan menghargai usaha-usaha seseorang.