Kepemimpinan Karakteristik dan Nilai-Nilai Hakiki Kewirausahaan
Wirausaha selalu berkomitmen dalam
melakukan tugasnya sampai berhasil. Ia tidak setengah-setengah dalam melakukan pekerjaannya. Karena itu, ia selalu tekun, ulet, pantang menyerah sebelum pekerjaannya berhasil. Tindakannya tidak didasari oleh spekulasi melainkan perhitungan yang matang. Ia berani mengambil resiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan. Oleh sebab itu, wirausaha selalu berani mengambil resiko yang moderat, Keberanian menghadapi resiko yang didukung oleh komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang sampai memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata atau jelas dan objektif, dan merupakan umpan balik (feedback) bagi kelancaran kegiatannya. Dengan semangat optimisme yang tinggi karena ada hasil yang diperoleh, maka uang selalu dikelola secara proaktif dan dipandang sebagai sumber daya bukan tujuan akhir. Beberapa ciri kewirausahaan secara ringkas dikemukakan oleh Vernon a Musselman
Keinginan yang kuat untuk berdiri sendiri.
Kemampuan untuk mengambil resiko. Kemampuan untuk belajar dari pengalaman. Memotivasi diri sendiri. Semangat untuk bersaing. Orientasi pada kerja keras. Percaya pada diri sendiri. Dorongan untuk berprestasi. Tingkat energi yang tinggi. Tegas. Yakin pada kemampuan sendiri. karakteristik kewirausahaan yang berhasil, di antaranya memiliki ciri- ciri: Proaktif, yaitu berinisiatif dan tegas (assertive). Berorientasi pada prestasi yang tercermin dalam pandangan dan bertindak (sees and acts) terhadap peluang, orientasi efisiensi, mengutamakan kualitas pekerjaan, berencana, dan mengutamakan monitoring. Komitmen kepada orang lain, misalnya dalam mengadakan kontrak dan hubungan bisnis. Menurut Ahmad sanusi (1994) ada beberapa kecenderungan profil pribadi wirausaha yang dapat diangkat dari kegiatan sehari-hari, di antaranya: Tidak menyenangi lagi hal-hal yang sudah terbiasa/ tetap/ sudah teratur/ diatur dan jelas. Ia selalu bosan dengan kegiatan rutin sehingga timbul harapan-harapan dan keinginan untuk selalu berubah, ada tambahan, pengayaan, atau perbaikan mutu (nilai tambah yang berbeda). Makin berani, karena merasa perlu untuk menunjukkan sikap kemandirian atau prakasa atas nama sendiri. Suka berimajinasi dan mencoba menyatakan daya kreativitas serta memperkenalkan hasil-hasilnya kepada pihak lain. Menyatakan suatu prakarsa setelah gagasan awalnya diterima dan dikembangkan, serta dapat dipertanggungjawabkan dari beberapa sudut. Prakarsa dianggap tidak final, bahkan terbuka untuk modifikasi dan perubahan. Sikap hati-hati dan cermat mendorong kesiapan bekerja sama dengan pihak lain yang sama-sama mencari kemajuan dan keuntungan. Akan tetapi, jika perlu, ia harus ada kesiapan untuk bersaing. Ujian, godaan, hambatan, dan hal-hal yang tidak terduga dianggap tantangan untuk mencari berbagai ikhtiar. Sikap dan Kepribadian Kewirausahaan
Menurut Inkeles (1974:24) kualitas manusia modern
tercermin pada orang yang berpartisipasi dalam produksi modern yang dimanifestasikan dalam bentuk sikap, nilai, dan tingkah laku dalam kehidupan sosial. Ciri-cirinya meliputi : keterbukaan terhadap pengalaman baru, selalu membaca perubahan sosial, lebih realitas terhadap fakta dan pendapat, berorientasi pada masa kini dan masa yang akan datang bukan pada masa lalu, berencana, percaya diri, memiliki aspirasi, berpendidikan dan mempunyai keahlian, respek, hati-hati, dan memahami produksi. Dalam perusahaan, wirausaha adalah seorang inisiator atau organisator penting suatu perusahaan. Menurut Dusselman (1989:16), seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan ditandai oleh pola-pola tingkah laku sebagai berikut: Inovasi, yaitu usaha untuk menciptakan, menemukan dan menerima ide-ide baru. Keberanian untuk menghadapi resikop, yaitu usaha untuk menimbang dan menerima resiko dalam pengambilan keputusan dan dalam menghadapi ketidakpastian. Kemampuan manajerial, yaitu usaha-usaha yang dilakukan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, meliputi (1) usaha perencanaan, (2) usaha untuk mengkoordinir, (3) usaha untuk menjaga kelancaran usaha, (4) usaha untuk mengwasi dan mengevaluasi usaha. Kepemimpinan, yaitu usaha memotivasi, melaksanakan, dan mengarahkan tujuan usaha. Oleh Ibnu Soedjono (1993) perilaku kreatif dan inovatif tersebut dinamakan “entrepreneurial action”, yang ciri- cirinya (1) selalu mengamankan investasi terhadap risiko, (2) mandiri, (3) berkreasi menciptakan nilai tambah, (4) selalu mencari peluang, (5) berorientasi ke masa depan. Perilaku tersebut dipengaruhi oleh nilai-nilai kepribadian wirausaha, yaitu nilai-nilai keberanian menghadapi risiko, sikap positip, dan optimis, keberanian mandiri, dan memimpin, dan kemauan belajar dari pengalaman. Motif Berprestasi Kewirausahaan
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki
minat berwirausaha karena adanya suatu motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement motive). Motif berprestasi ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi (Gede Anggan Suhandana, 1980:55). Faktor dasarnya adalah adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Wirausaha yang memiliki motif berprestasi tinggi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan- persoalan yang timbul. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan kegagalan. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi. Berani menghadapi risiko dengan penuh perhitungan. Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang Menurut Nasution ada tiga fungsi motif, yaitu:
Mendorong manusia untuk menjadi penggerak atau
sebagai motor yang melepaskan energi. Menentukan arah perbuatan ketujuan tertentu. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan- perbuatan apa yang harus dijalankan untuk mencapai suatu tujuan dengan menghindari perbuatan yang tidak bermanfaat bagi pencapaian tujuan itu. Menurut Zimmerer (1996:3) ada beberapa peluang yang dapat diambil dari kewirausahaan, yaitu:
Peluang untuk memperoleh kontrol atas kemampuan
diri. Peluang untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki secara penuh. Peluang untuk memperoleh manfaat secara finansial. Peluang untuk berkontribusi kepada masyarakat dan menghargai usaha-usaha seseorang. Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang
mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhidan menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas – Field Manual 22-100. Teori Kepemimpinan
1. Teori kepemimpinan sifat
Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian. Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain : Kecerdasan Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial. Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi Sikap Hubungan Kemanusiaan 2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang
mendasarkan teori ini memiliki kecendrungan kearah 2 hal. Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan. Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai. 3. Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam
kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin. 4. Teori Kepemimpinan Situasi Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan. 5. Teori Kelompok Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya. TERIMA KASIH