Oleh:
Ari Wahyuningsih
0
I. PENDAHULUAN
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan makalah ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1.3. Tujuan
1
Tujuan yang ingin di capai dalam makalah ini yaitu:
2
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kepemimpinan (Leadership)
3
dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal, sehingga akan
menciptakan pemimpin yang memiliki karakter tunggal namun sekaligus dapat hidup
berbagia dan penuh makna.
B. Kewirausahaan (Entepreneurship)
4
memiliki banyak alternatif terhadap situasi tertentu dan mendayagunakan
kekuatankekuatan omosional mental di awah sadar yang dimiliki untuk menciptakan
sesuatu atau produk yang baru atau cara baru dan sebagainya.
B. Karakteristik Kewirausahaan
Menurut Ismail (2015), Seseorang atau bahkan seorang pemimpin untuk
menjadi wirausaha harus bisa menggeluti usaha tidak sekedar asal-asalan, akan tetapi
dengan keberanian, bisa bersahabat dengan ketidakpastian, dan menjalankan usaha
yang riil, bukan spekulatif. Ciri usaha yang sengguhnya yaitu; (a) didasarkan motif
untuk melayani dan memperoleh kemandirian, (b) dengan ketulusan, kerjakeras, dan
inovasi, (c) bukan jalan pintas, cara cepat menjadi kaya, (d) membangun secara
bertahap, (e) menjaga nama baik, membangun repurtasi, (f) bukan sekedar passive
income, tetapi riil, dan (g) pendidikan, persahabatan, spiritualitas sangat penting.
Seorang wirausahaan, harus mempunyai pola pikir yaitu: berfikir perubahan, berfikir
kreatif, berorientasi pada tindakan, dan berani mengambil resiko
5
Adapun menurut Geoffrey G. Meredith (1996:5-6), misalnya mengemukakan
ciri dan watak kewirausahaan, sebagai berikut:
Karakteristik Watak
Percaya diri dan optimis Memiliki kepercayaan diri yang kuat,
ketidaktergantungan terhadap orang lain,
dan individualistis.
Berorientasi pada tugas dan Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi
hasil laba, mempunyai kuat, energik, tekun dan
tabah, tekad kerja keras, serta inisiatif.
Berani mengambil resiko dan Mampu mengambil resiko yang wajar
menyukai tantangan
Kepemimpinan Berjiwa kepemimpinan, mudah
beradaptasi dengan orang lain, dan terbuka
terhadap saran dan kritik.
Keorisinalan Inovatif, kreatif dan fleksibel
Berorientasi masa depan Memiliki visi dan perspektif terhadap
masa depan.
6
Seorang pemimpin akan menimbang terlebih dulu bawahan yang akan ditugasi, apakah ia
memiliki valensi yang cukup untuk mengemban tugas yang akan diberikan. Konsep kubik leadership
yaitu menyelesaikan setiap masalah dari pangkalnya dan menuntaskan hingga ke hilirnya dapat
menggunakan tiga anatomi kepemimpinan hidup manusia, yaitu: awali dengan keyakinan,
tindaklanjuti dengan aksi, dan buktikan dengan pekerti.
Jadi menurut penulis, dengan tiga anatomi kepemimpinan hidup manusia tersebut,
seorang pemimpin akan mampu dan sukses memimpin diri sendiri bahkan memimpin
perusahaannnya untuk mencapai tujuan organisasi/perusahaan, serta dapat menciptakan
kebahagiaan kepada semua karyawan serta diri sendiri seperti contoh diatas. Tiga anatomi
kepemimpinan secara rinci sebagai berikut:
1. Keyakinan.
7
menghadirkan keberuntungan dalam hidup. Prinsip Tuhan adalah sebuah
eksistensi dan prinsip-prinsip yang hanya dimiliki-Nya, prinsip-prinsip yang
tidak mungkin dimiliki Makhluk-Nya.
2. Aksi
Keyakinan memberikan kekuatan, dan aksi melejitkan kekuatan itu. Ada tiga
dimensi etos kerja, yaitu sebuah kombinasi cara kerja yaitu kerja keras, kerja
cerdas, dan kerja ikhlas. Kerja keras adalah bentuk usaha yang terarah dalam
mendapatkan sebuah hasil, dengan menggunakan energi sendiri sebagai input
(modal kerja). Seorang pekerja/pemimpin harus memiliki stamina yang kuat,
disiplin, berdayaguna serta ketersediaan diri yang tinggi. Kerja cerdas adalah
bentuk usaha terarah untuk mendapatkan sebuah hasil dengan menggunakan
mesin kecerdasan sebagai daya ungkit prestasi kerja. Mesin kecerdasan ada 4
yaitu mesin sensing, mesin thinking, mesin intuiting, dan mesin feeling (STIF).
Dengan adanya kerja cerdas maka kita bisa menciptakan sebuah daya ungkit agar
output kerja lebih besar tanpa adanya energi tambahan. Kerja Ikhlas adalah
bentuk usaha terarah dalam mendapatkan sebuah hasil dengan menggunakan
kesucian hati sebagai manifestasi kemuliaan dirinya. Seorang pekerja ikhlas
memiliki kapasitas yang besar dan kejernihan pandangan. Selain itu, hidupnya
yang penuh keberuntungan digunakan untuk memberi manfaat sebanyak
mungkin.
3. Pekerti
8
harus senantiasa bersinergi dalam hidup. Sikap dan Perilaku Positif meliputi
lawan tamak dengan sahaja, lawan sombong dengan rendah hati, lawan angan
dengan tawakkal, dan lawan ingkar dengan taat. Sikap dan Perilaku Produktif
meliputi: lawan malas dengan rajin, lawan kebiasaan merusak dengan
memelihara, lawan cepat puas dengan cita-cita dan lawan putus asa dengan
ikhtiar. Sikap dan Perilaku Kontributif, meliputi: lawan dengki dengan sayang,
lawan pelit dengan murah, lawan egois/asosial dengan berbagi dan lawan riya
dengan terbang rendah.
9
III. KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
Ginanjar A,A. 2001. Emotional Spiritual Quotient (ESQ) The ESQ Way 165: Jilid 2. PT Arga Tilanta.
Jakarta.
Ismail. 2015. Diktat ppt: Mata Kuliah Leadership & Entrepreneurship. Universitas Diponegoro.
Semarang.
Kartono, kartini. 2003. Pimpinan dan Kepemimpinan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Poniman F, Nugroho, I, Azzaini J. 2009. Kubik Leadership. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Yusuf, Nasrullah. 2006. Wirausaha dan Usaha Kecil . Modul PTKPNF. Jakarta.
11
12