OLEH
PUTU AGUS WIDI WIDIANTARA, S.KOM., BIT.
2032125009
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS WARMADEWA
DENPASAR
2020/2021
0
ABSTRAK
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan adalah proses mengarahkan perilaku orang lain kearah
pencapaian suatu tujuan tertentu. Pengarahan dalam hal ini berarti menyebabkan
orang lain bertindak dengan cara tertentu atau mengikuti arah tertentu. Wirausahawan
yang berhasil merupakan pemimpin yang berhasil memimpin para karyawannya
dengan baik. Seorang pemimpin dikatakan berhasil jika percaya pada pertumbuhan
yang berkesinambungan, efisiensi yang meningkat dan keberhasilan yang
berkesinambungan dari perusahaan. Memimpin tidaklah sama dengan mengelola
(manage). Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah suatu proses membelai bisnis
baru, mengorganisasikan sumberdaya-sumberdaya seperti; sumber daya manusia
(tenaga kerja), sumber daya alam (bahan baku) yang diperlukan untuk kegiatan
pemberian nilai tambah ekonomis (Economic Value Added) yang akan menghasilkan
produk, baik barang maupun jasa dengan mempertimbangkan risiko yang terkait dan
balas jasa yang akan diterima dari aktivitas penjualan produk barang maupun jasa.
Kepemimpinan bagi seorang wirausahawan merupakan salah satu faktor yang
utama, yang sama pentingnya dengan kepercayaan dan kreativitas yang tinggi dalam
mendukung kesuksesan usaha dalam mencapai tujuan. Apalagi dengan adanya MEA
(masyarakat ekonomi asean) maka dalam dunia usaha dibutuhkan seorang pemimpin
yang inovatif dan adaptif, kaya dengan pembaharuan dan tidak mudah dihambat oleh
kejadian-kejadian dari luar.
Seorang wirausahawan merupakan seorang yang penuh dengan pemikiran
yang luas, tekad yang kuat dan keberanian tinggi. Tidak mudah membentuk seorang
pemimpin yang mampu memimpin sedikit orang dari usaha kecil dan tidak ada
pertumbuhan usaha. Keberhasilan atau efektivitas kepemimpinan tidak sajalah diukur
bagaimana memberdayakan bawahannya tapi juga kemampuannya menjalankan atau
melaksanakan kebijakan perusahaan melalui cara atau gaya kepemimpinannya.
Pola atau gaya kepemimpinan sangat tergantung pada karakteristik individu
pemimpin menghadapi bawahan berdasarkan fungsinya sebagai atasan. Sehubungan
hal tersebut maka dalam makalah ini akan membahas bagaimana seorang pemimpin,
selain memimpin diri sendiri juga bisa dan sukses kepemimpinannya dalam
kewirausahaan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan makalah ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Apa pengertian/definisi kepemimpinan (leadership) dan kewirausahaan
(entrepreneurship) ?
2. Apa saja karakteristik kepemimpinan dan kewirausahaan?
3. Bagaimana kepemimpinan dalam kewirausahaan?
2
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini yaitu:
1. Dapat menjelaskan pengertian/definisi kepemimpinan (leadership) dan
kewirausahaan (entrepreneurship) ?
2. Dapat menguraikan karakteristik kepemimpinan dan kewirausahaan?
3. Dapat menjelaskan bagaimana kepemimpinan dalam kewirausahaan?
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
sendiri adalah unsur kunci dalam kepemimpinan. Kepercayaan kepada orang lain
diturunkan dari kepercayaan yang dibangun melalui pengetahuan pribadi, kompetensi
profesional, dan hubungan kerja yang baik.
6. Kemanusiaan dan Kerendah-hatian. Istilah lain untuk ini adalah “kecerdasan
emosional” atau kemampuan untuk mengukur dampak pada pribadi seseorang dan
kepada orang-orang lain pada setiap situasi. Ini mencakup pemahaman, tata krama
yang baik, dan rasa hormat terhadap yang lain. Juga, toleransi terhadap perbedaan
dalam hal tata krama dan opini.
7. Inovasi. Bersifat inovatif, kreatif, penuh gagasan, cerdas, dan kadang-kadang
melakukan pendekatan menyamping ketimbang langsung, adalah kualitas yang sangat
vital dalam tiga area manajemen: operasi harian, eksekusi taktis, dan perencanaan
strategis.
8. Integritas. Integritas dan kelayakan untuk dipercaya adalah standar moral yang
penting.
9. Keberanian Moral dan Fisik. Keberanian moral adalah kemampuan untuk bicara
secara jelas dan sesuai kebenaran, meski kadang-kadang bertentangan dengan
kebijakan yang sudah ada atau bertentangan dengan momentum sebuah keputusan
atau rencana. Sedangkan keberanian fisik dapat dikembangkan di setiap individu,
dipelajari dan ditiru dari yang lain. Ini didasarkan pada kepercayaan pada yang lain,
sebuah penilaian risiko yang profesional, dan komitmen untuk menuntaskan tugas.
10. Pengetahuan Profesional. Semua kualitas kepemimpinan yang lain tergantung pada
landasan ini. Dalam setiap situasi di laut, udara, dan darat, apakah eksekusi,
perencanaan, atau pembujukan, hampir segala sesuatunya tergantung pada kualitas
dan kredibilitas pengetahuan profesional individu. Pengetahuan profesional tentunya
mencakup pengetahuan tentang orang, politik, taktik, strategi, serta pengetahuan
teknis yang lebih sempit. Standar profesional yang tinggi bersifat esensial bagi
efisiensi masa kini dan sukses di masa depan.
11. Stamina. Sebagian besar pemimpin yang hebat memiliki stamina, baik bersifat fisik
maupun moral, yang membuat mereka ulet secara individu. Mereka cenderung tidak
menyerah, mereka cenderung tidak khawatir tentang kemunduran-kemunduran kecil,
dan mereka cenderung tidak mudah terintimidasi oleh ketidakpastian atau situasi
situasi yang berubah cepat.
12. Kepercayaan (Trust). Kemampuan untuk percaya dan dipercaya sebagai individu,
sebuah tim atau satuan (unit), adalah sangat mendasar bagi kepemimpinan yang baik
dan persahabatan yang baik. Kepercayaan bisa mengambil banyak bentuk: emosional,
moral, intelektual, profesional, dan praktis. Tujuan yang didambakan adalah mampu
mempercayai seseorang 100 persen selama 100 persen waktu.
5
diperlukan, menanggung risiko keuangan, fisik, serta risiko sosial yang mengiringi, menerima
imbalan moneter yang dihasilkan, serta kepuasan dan kebebasan pribadi”. Kewirausahaan
dapat didefinisikan sebagai pengambilan risiko untuk menjalankan usaha sendiri dengan
memanfaatkan peluang-peluang untuk menciptakan usaha baru atau dengan pendekatan yang
inovatif sehingga usaha yang dikelola berkembang menjadi besar dan mandiri dalam
menghadapi tantangan-tantangan persaingan (Nasrullah Yusuf, 2006).
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan dikatakan
sebagai suatu proses mengerjakan sesuatu (kreatif), sesuatu yang berbeda (inovatif), dan
berani mengambil resiko (risk-taking). Seorang wirausahawan (entrepreneurship) yang
kreatif berhubungan dengan kemampuan dan keuletan untuk mengembangkan ide-ide baru
dengan menggabungkan sumber-sumber daya yang dimiliki, dimana mereka selalu
mengobservasi situasi dan problem-problem sebelumnya yang tidak atau kurang
diperhatikan.
6
Adapun menurut Geoffrey G. Meredith (1996:5-6), misalnya mengemukakan ciri dan
watak kewirausahaan, sebagai berikut:
Karakteristik Watak
7
awali dengan keyakinan, tindaklanjuti dengan aksi, dan buktikan dengan pekerti.
Dengan tiga anatomi kepemimpinan hidup manusia, seorang pemimpin akan mampu
dan sukses memimpin diri sendiri bahkan memimpin perusahaan untuk mencapai tujuan
organisasi/perusahaan, serta dapat menciptakan kebahagiaan kepada semua karyawan serta
diri sendiri. Tiga anatomi kepemimpinan secara rinci sebagai berikut:
1. Keyakinan, Segala sesuatu harus dimulai dari keyakinan. Keyakinan memberikan
kekuatan. Ada tiga prinsip yang harus diyakini, yaitu prinsip manusia, prinsip alam,
dan prinsip Tuhan. Prinsip manusia akan mengajak anda memahami pilihan-pilihan
hidup serta membantu anda mengarahkan hidup untuk dapat meraih sukses jangka
panjang. Banyak hal-hal yang mendorong kita melakukan sesuatu. Prinsip alam akan
mengajak anda melihat bagaimana alam ini bekerja dan bagaimana anda dapat
memanfaatkan hukum alam yang ada untuk senantiasa menghadirkan keberuntungan
dalam hidup.
2. Aksi, Keyakinan memberikan kekuatan, dan aksi melejitkan kekuatan itu. Ada tiga
dimensi etos kerja, yaitu sebuah kombinasi cara kerja yaitu kerja keras, kerja cerdas,
dan kerja ikhlas. Kerja keras adalah bentuk usaha yang terarah dalam mendapatkan
sebuah hasil, dengan menggunakan energi sendiri sebagai input (modal kerja).
Seorang pekerja/pemimpin harus memiliki stamina yang kuat, disiplin, berdaya guna
serta ketersediaan diri yang tinggi. Kerja cerdas adalah bentuk usaha terarah untuk
mendapatkan sebuah hasil dengan menggunakan mesin kecerdasan sebagai daya
ungkit prestasi kerja. Mesin kecerdasan ada 4 yaitu mesin sensing, mesin thinking,
mesin intuiting, dan mesin feeling (STIF). Dengan adanya kerja cerdas maka kita bisa
menciptakan sebuah daya ungkit agar output kerja lebih besar tanpa adanya energi
tambahan. Kerja Ikhlas adalah bentuk usaha terarah dalam mendapatkan sebuah hasil
dengan menggunakan kesucian hati sebagai manifestasi kemuliaan dirinya. Seorang
pekerja ikhlas memiliki kapasitas yang besar dan kejernihan pandangan. Selain itu,
hidupnya yang penuh keberuntungan digunakan untuk memberi manfaat sebanyak
mungkin.
3. Pekerti, Pekerti adalah sikap mental yang melahirkan kecenderungan perilaku sehari-
hari, sedangkan pimpin pekerti adalah kebiasaan seseorang untuk memimpin dirinya
sendiri dengan sikap dan perilaku mulia. Aksi melejitkan kekuatan, sementara pekerti
menjaga kesuciannya. Terdapat tiga sikap dan perilaku untuk meraih hidup sukses dan
mulia yaitu sikap positif, sikap produktif, dan sikap kontributif harus senantiasa
bersinergi dalam hidup.
Keterampilan lain yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin wirausaha adalah
dengan mengelola sifat-sifat kepemimpinannya secara konsisten dan membudaya. Ada
sejumlah sifat yang semestinya dilakukan oleh seorang wirausahawan agar sukses dan
mengembangkan usahanya. Sifat-sifat tersebut antara lain: disiplin, komitmen tinggi, jujur,
kreatif dan inovatif, mandiri, serta realistis, dari sifat-sifat itu yang melekat pada yang
dimilikinya menjadi kunci sukses dalam berwiraswasta yang mutlak harus dimiliki oleh
seorang wirausahawan..
1. Disiplin wirausahawan harus memiliki ketetapan komitmen terhadap tugas dan
pekerjaan secara menyeluruh antara lain tepat waktu, peningkatan kualitas
pekerjaan, dan sistem kerja.
2. Komitmen yang tinggi harus disadari bahwa komitmen adalah kesepakatan
mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya
sendiri maupun orang lain. Agar wujud komitmen yang tinggi tersebut dapat
dimiliki oleh wirausahawan , maka harus :
● Mengerti akan tujuan wirausaha.
8
● Memiliki motivasi tinggi untuk mencapai tujuan wirausaha.
● Berkemauan keras untuk menyelesaikan tugas.
● Bekerja dan berusaha dengan teliti, cermat dalam berwirausaha.
● Tidak suka menunda-nunda tugas dan pekerjaan.
● Percaya diri dalam menghadapi tugas dan pekerjaan.
● Selalu rajin, tekun,, ulet, dan tabah dalam berwirausaha.
● Mampu mendayagunakan waktu dengan baik di dalam berwirausaha.
3. Jujur merupakan landasan moral wirausaha
4. Kreatif dan inovatif wirausaha juga harus memiliki.
9
BAB III
KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
Ginanjar A,A. 2001. Emotional Spiritual Quotient (ESQ) The ESQ Way 165: Jilid 2. PT Arga
Tilanta. Jakarta.
Ismail. 2015. Diktat ppt: Mata Kuliah Leadership & Entrepreneurship. Universitas
Diponegoro. Semarang.
Kartono, kartini. 2003. Pimpinan dan Kepemimpinan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Poniman F, Nugroho, I, Azzaini J. 2009. Kubik Leadership. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Yusuf, Nasrullah. 2006. Wirausaha dan Usaha Kecil . Modul PTK PNF. Jakarta.
Ir. Soeyanto Sea, M.Ed.2011.Kepemimpinan wirausaha modul pelatihan pengembangan
usaha mina perdesaan. Jakarta
Maman Ukas. 2004 Manajemen : Konsep, Prinsip dan Aplikasi. Bandung : Agnini.
Robbins, Stephen P., Coulter,Mary. 2002. Management, Prentice Hall International Inc
Hasibuan, Malayu S.P. 2011 Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta : Bumi
Aksara. Hal 183-216
11