Anda di halaman 1dari 3

MANAJEMEN KEUANGAN

UJIAN TENGAH SEMESTER

REVIEW ARTIKEL
“The Concept Of The Time Value Of Money: A Shari‘Ah Viewpoint”

Dosen : Dr. Ni Luh Anik Puspa Ningsih, S.E., M.M

OLEH:

Nama : Ida Bagus Ray Wijaya


NPM : 2032125007

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN


UNIVERSITAS WARMADEWA
DENPASAR
2020
REVIEW ARTIKEL

1. JudulArtikel
The Concept Of The Time Value Of Money: A Shari‘Ah Viewpoint
2. Penulis (Tahun)
Mohamed Fairooz Abdul Khir (2013)
3. TujuanPenelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji otoritas hukum nilai waktu uang dalam
Islam dan aplikasinya dalam keuangan Islam kontemporer. Penelitian ini bertujuan untuk
membangun landasan konseptual Islam TVM dan membedakannya dari keuangan
konvensional khususnya dalam kaitannya dengan konsep preferensi waktu yang
merupakan dasar penting bagi TVM dalam keuangan konvensional.
4. Teori Utama
Teori Preferensi Waktu Positif (PTP)
Istilah ini diciptakan oleh ekonomi Austria Eugene VonBohm-Bawerk (1851-1914),
dalam bukunya. Teori Positif Modal (Kahf, 1994). Diamenyatakan, “Biasanya barang
sekarang memiliki nilai subjektif yang lebih tinggi dari pada barang masa depan sejenis
dan jumlahnya. Dan karena hasil penilaian subjektif menentukan nilai tukar objektif,
barang sekarang, sebagai suatu peraturan, memiliki nilai tukar dan harga yang lebih tinggi
daripada barang masa depan sejenis dan jumlahnya (Bohm-Bawerk, 1888). " Meskipun
teori tersebut menjadi berpengaruh, para pengkritiknya berusaha membantahnya dengan
dua konsep yang bertentangan: preferensi waktu nol dan preferensi waktu negatif.
Beberapa ahli berpendapat bahwa PTP dibangun di atas sifat intrinsik manusia, yang
mendorong orang untuk selalu lebihmemilihkepuasansaatinidaripadakepuasan di masa
depan (al-Masri, 1990).
5. MetodePenelitian
Metode dalam penelitian ini yaitu melakukan studi pustaka dimana literatur tentang
yurisprudensi Islam di bidang transaksi keuangan Islam dan juga ekonomi Islam, baik
dalam bahasa Arab dan Inggris ditinjau secara kritis untuk membangun kerangka
konseptual TVM dari perspektif Islam.
6. Hasil
Hasil menunjukkan bahwa Islam mengakui keabsahan nilai waktu uang yang berasal dari
penangguhan (ajal) dan akselerasi ('ajal) dalam transaksi keuangan Islam seperti deferred
sale dan bilateral rebate (da 'wata'ajjal) tetapi penerapannya harus sesuai dengan pedoman
khusus yang ditetapkan oleh Syariah untuk mencegah efek ekonomi yang tidak adil dari
transaksi keuangan seperti bunga (Riba). Penerapan TVM sesuai dengan aturan dasarnya
sebenarnya bisa di hapus Riba dari ekonomi dan mencegah menghasilkan uang dari uang.
7. Kesimpulan
Kesimpulannya, jelas bahwa Islam mengakui TVM, namun pengakuannya terhadap
TVM sangat berbeda dengan keuangan konvensional baik dalam teori maupun praktik.
Secara teori, kenaikan tetap dan yang telah ditentukan sebelumnya dalam penjualan yang
ditangguhkan sebagai kompensasi waktu dapat diterima dalam Islam selama dikaitkan
dengan harga materi yang dikontrak. Ini menyiratkan bahwa penundaan (aja) tidak dapat
dikompensasikan dengan jumlah tambahan yang ditetapkan dan ditetapkan dalam isolasi
harga komoditas yang ditransaksikan, seperti dalam kasus kontrak pinjaman di mana
penangguhan saja diberikan nilai moneter tanpa dikaitkan dengan komoditas apa pun.
Akibatnya, itu mengarah pada uang menghasilkan uang, yang merupakan inti dari bunga
('ayn al-Riba) atau alasannya Riba terlarang.

Anda mungkin juga menyukai