Anda di halaman 1dari 22

TIME VALUE OF MONEY VS ECONOMIC VALUE OF TIME

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen


Keuangan Syariah yang dibimbing oleh
Bpk. Wahyu Junaedi, S.E., M.S.A.

Disusun oleh :

HALEN PAHSA (141.19.301)

NUR ANNISA MAYDINA (141.19.302)

RITA RISWANTI (141.18.309)

SITI MASYITAH (141.18.305)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MADANI BALIKPAPAN

TAHUN AJARAN 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan

sehingga makalah Time Value of Money VS Economic Value of Time ini bisa

selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah

berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun

dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para

pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh

dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang

bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Salam,

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I.................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..............................................................................................................1

1.1Latar Belakang..........................................................................................................1

1.2Rumusan Masalah.....................................................................................................2

1.3Tujuan Masalah.........................................................................................................2

BAB II................................................................................................................................3

PEMBAHASAN................................................................................................................3

2.1Pengertian  Time Value of Money.............................................................................3

2.2Konsep Time Value of Money..................................................................................4

2.3Pengertian Economic Value of Time.........................................................................6

2.4Konsep Economic Value of Time..............................................................................7

2.5Kritik atas Time Value of Money..............................................................................9

2.6Perbedaan antara Time Value of Money dan Economic Value of Time .................13

BAB III............................................................................................................................17

PENUTUP........................................................................................................................17

3.1Kesimpulan.............................................................................................................17

3.2Saran........................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia ekonomi khususnya yang memfokuskan pada masalah

moneter dan fiskal, rasanya janggal jika tidak membahas masalah “uang”. Dalam

kehidupan manusia uang merupakan suatu alat pemenuhan bagi kebutuhan

manusia dan alat pemudah aktivitas perekonomian. Oleh karena itu, uang

sangatlah penting bagi setiap manusia. Pada awal peradaban untuk memenuhi

kebutuhannya, manusia memperoleh makanan dengan cara berburu, kemudian

dengan cara barter, kemudian menggunakan uang logam dan sampai saat ini

menggunakan uang kertas, begitu sempurnanya perkembengan uang hingga saat

ini.

Berkenaan dengan masalah uang, sistem ekonomi Islam yang berlaku

memiliki pandangan yang berbeda. Tidak terjadi konsep nilai waktu uang seperti

dalam ekonomi konvensional. Dalam Islam, uang hanya sebagai alat tukar

perdagangan dan tidak memiliki pengganti. Islam memandang bahwa uang dan

komoditas itu berbeda. Uang tidak memiliki keguanan instriktik tidak bisa

digunakan secara langsung untuk memenuhi kebutuhan manusia. Uang tidak

memiliki nilai waktu tetapi waktu yang memiliki nilai ekonomi, bergantung pada

penggunaannya. Waktu akan memiliki nilai ekonomi jika digunakan dengan baik

dan bijak.

Ekonomi konvensional mengenal konsep  time value of money yaitu

berpandangan bahwa nilai uang yang dimiliki saat ini lebih berharga

1
dibandingkan dengan nilai uang dimasa yang akan datang. Sedangkan dalam

Islam hanya mengenal konsep economic value of time, yaitu konsep yang

menyatakan bahwa waktulah yang memiliki nilai ekonomi, bukan uang yang

memiliki nilai waktu. Dari perbedaan pandangan tersebut penulis mencoba

mengulas mengenai “Time Value of Money VS Economic Value of Time” untuk

lebih memahami secara mendalam hal-hal yang berkaitan dengan judul tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Time Value of Money dan Economic Value of

Time ?

2. Bagaimana Konsep dari Time Value of Money dan Economic Value

of Time ?

3. Apa perbedaan dari Time Value of Money dan Economic Value of

Time ?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk memenuhi tugas Manajemen Keuangan Syariah.

2. Untuk mengetahui konsep Time Value of Money dan Economic

Value of Time.

3. Untuk mengetahui perbedaan dari Time Value of Money dan

Economic Value of Time.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian  Time Value of Money

     Time value of money  atau dalam bahasa indonesianya disebut

dengan nilai waktu uang yaitu merupakan suatu konsep yang menyatakan

bahwa nilai uang sekarang akan lebih berharga dari pada nilai uang masa

yang akan datang atau suatu konsep yang mengacu pada perbedaan nilai

uang yang disebabkan karena perbedaan waktu atau Time value of

money adalah konsep yang menyatakan bahwa nilai uang sekarang akan

lebih tinggi nilainya mengikuti faktor waktu dan bunga yang terjadi. Dan

terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi nilai waktu uang yaitu

tingkat inflasi yang terjadi, perubahan suku bunga bank, kebijakan

pemerintah dalam hal pajak, dan lain-lain.

Dalam ekonomi konvensional, time value of money didefinisikan

sebagai “A dollar today is worth more than a dollar in the future because

a dollar today can be invested to get a return”. Sedangkan, menurut

Willian R. Lasher (2008) mengemukakan bahwa time value of money

didasarkan pada gagasan bahwa sejumlah uang di tangan seseorang saat

ini bernilai lebih dari jumlah yang sama dijanjikan pada beberapa waktu di

masa depan.

3
2.2 Konsep Time Value of Money

           Time value of money didasarkan pada konsep nilai uang yang

dimiliki saat ini adalah lebih berharga dibandingkan dengan nilai uang

yang akan diterima satu dolar dimasa yang akan datang. Uang yang

dipegang saat ini bernilai lebih karena dapat berinvestasi dan mendapatkan

bunga atau nilai uang yang berubah (cenderung menurun) dengan

berjalannya waktu. Sejumlah uang yang diterima oleh investor untuk

penggunaannya di luar modal awal itu dinamakan bunga (interest),

sedangkan modal awal yang diinvestasikan sering disebut dengan

participal. Konsep ini dikembangkan oleh Von Bhom Bawerk dalam

capital interest dan positive theory of capital memang menyebutkan

bahwa positive time preference merupakan pola ekonomi yang normal,

sistematis dan rasional. Diskonto dalam positive time preference ini

biasanya didasarkan pada tingkat suku bunga.

            Konsep utama dari Time Value of Money yaitu bahwa nilai uang

permintaan pembayaran di masa depan dapat dikonversi kedalam nilai

yang setara pada hari ini. Sebaliknya Anda dapat menentukan nilai uang

yang akan tumbuh dimasa yang akan datang. Dalam ekonomi

konvensional terdapat beberapa perhitungan terhadap nilai waktu uang.

Perhitungan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Tingkat Bunga

Bunga adalah biaya untuk meminjam uang, biasanya

dinyatakan sebagai presentase dari jumlah pinjaman selama jangka

4
waktu tertentu. Pandangan ekonomi konvensional terhadap adanya

nilai waktu dari uang dapat membuat investor mempunyai

kesempatan menyimpan uang yang diterima sekarang dalam bentuk

investasi dan mendapatkan bunga. Dengan adanya kepastian arus

kas, tingkat bunga dapat digunakan untuk menyatakan nilai waktu

dari uang. Bunga dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu:

1) Bunga flat yaitu Bunga dihitung sama pada satu periode

waktu.

2) Bunga compound yaitu Bunga dihitung setiap periode pada

jumlah pinjaman yang asli ditambah semua bunga yang

belum dibayar terakumulasi hingga saat ini.

b. Future Value

Future Value adalah nilai uang dimasa yang akan datang

dari uang yang diterima atau dibayarkan pada masa sekarang dengan

memperhitungkan tingkat bunga pada setiap periode selama jangka

waktu tertentu. Future Value dapat dihitungan dengan konsep bunga

majemuk dengan asumsi bahwa bunga atan tingkat keuntungan yang

diperoleh dari suatu investasi tidak diambil (dikonsumsi), tetapi

diinvestasikan kembali. Future Value ditentukan oleh tingkat suku

bungan tertentu yang berlaku di pasar keuangan.

c. Present Value

Present Value atan nilai sekarang, merupakan besarnya

jumlah unag pada permulaan periode atau dasar tingkat bunga

5
tertentu dari sejumlah uang yang baru akan diterima beberapa waktu

atau periode yang akan datang. Jadi Present value adalah nilai uang

sekarang yang akan diperoleh atau dibayar dimasa yang akan datang

dengan tingkat suku bunga tertentu pada setiap periode.

Proses mencari present value disebut dengan melakukan

proses diskonto (dicounting). Discounting adalah proses

menghitung nilai sekarang dari sejumlah uang yang akan diterima

atau dibayar pada masa mendatang.

2.3 Pengertian Economic Value of Time

Economic value of time adalah sebuah konsep dimana waktulah

yang memiliki nilai ekonomi, bukan uang yang memiliki nilai waktu.

Economic value of time dapat diartikan memaksimumkan nilai ekonomis

suatu dana pada periodik waktu. Dasar perhitungan pada prinsip yang

berbasis time value of money adalah bunga sedangkan dasar perhitungan

pada prinsip yang berbasis economic value of time adalah nisbah.

Dalam pandangan Islam mengenai waktu, waktu bagi semua orang

adalah sama kuantitasnya, yaitu 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam

sepekan. Nilai waktu antara satu orang dengan orang lainnya, akan

berbeda dari sisi kualitasnya. Jadi faktor yang menentukan nilai waktu

adalah bagaimana seseorang memanfaatkan waktu itu. Semakin efektif

(tepat guna) dan efisien (tepat cara), maka akan semakin tinggi nilai

waktunnya. Efektif dan efisien akan mendatangkan keuntungan di dunia

bagi siapa saja yang melaksanakan. Oleh karena itu, siapapun pelakunya

6
tanpa memandang suku, agama, dan ras, secara sunatullah akan

mendapatkan keuntungan di dunia.

2.4 Konsep Economic Value of Time

           Islam tidak mengenal konsep time value of money, dasar

perhitungan kontrak yang berbasis time value of money adalah bunga

sedangkan dasar perhitungan kontrak yang berbasis economic value of

time adalah nisbah. Economic value of time relatif lebih adil dalam

perhitungan kontrak yang bersifat pembiayaan bagi hasil (profit

sharing). Konsep bagi hasil (profit sharing) berdampak pada tingkat

nisbah yang merupakan kesepakatan antara kedua belah pihak. Konsep

cost of fund dalam economic value of time menggunakan Islamic Security

Market Line dengan nilai variabel risk free = 0. Value dari pembiayaan

atau investasi yang dilakukan menggunakan metodologi Net Present Value

At Risk. Contohnya dalam menghitung nisbah bagi hasil di Bank Syariah.

Dalam proses penentuan nisbah, return on capital harus diperhitungkan,

return on capital tidak sama  dengan return on money. Jika return on

capital tergantung jenis bisnisnya dan berkaitan dengan sektor riil,

sedangkan return on money berkaitan dengan interest rate. Penentuan

nisbah bagi hasil harus dilakukan diawal maka digunakanlah project

return. Jika ternyata acual return dari bisnis yang di biayai tidak sama

dengan proyeksinya, maka yang digunakan adalah angka aktual, bukan

angka proyeksi. Hal ini menunjukan bahwa Islam tidak mengenal time

value of money. Tetapi waktu mempunyai nilai ekonomi jika waktu

7
tersebut dimanfaatkan dengan menambah faktor produksi yang lain,

sehingga menjadi capital dan memperoleh return.

Sistem keuangan syariah memiliki karakteristik yang tidak ada

dalam sistem keuangan konvensional. Adapun karakteristik keuangan

syariah tersebut adalah :

a. Dijalankan berdasarkan prinsip syariah.

b. Implementasi prinsip ekonomi Islam dengan ciri-ciri :

1) Pelarangan riba dengan berbagai bentuknya,

2) Tidak mengenal konsep “time value of money”,

3) Uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditi yang

diperdagangkan.

c. Beropraasi atas dasar bagi hasil.

d. Kegiatan usaha untuk memperorel imbal atas jasa.

e. Tidak menggunakan “bunga” sebagai alat untuk memperoleh

pendapatan.

f. Asas utamanya adalah kemitraan, keadilan, tranparasi, dan universal.

g. Tidak membedakan secara tegas sektor moneter dan sektor riil, namun

dapat melakukan transaksi-transaksi sektor riil.

Berdasarkan karakteristik tersebut, jelas bahwa bahawa dalam

sistem, prosedur, mekanisme dan teknik keuangannya berbeda antara

keungan syariah dengan keuangan konvensional. Hal yang paling penting

dan selalu menjadi akar maasalah adalah masalah riba dan waktu uang.

8
2.5 Kritik atas Time Value of Money

Sebagian besar teori mengenai keuangan dibangun berdasarkan

konsep nilai dan waktu dari uang yang mengasumsikan bahwa uang

sekarang relatif  lebih besar dibandingkan dengan uang dimasa yang akan

datang. Ekonomi Islam memiliki prinsip yang yang berasal dari sumber

hukum baik Al-Qur'an dan hadits maupun pemikiran cendikiawan muslim.

Nilai fundamental ini yang mendasari pandangan ekonom muslim dalam

melahirkan pemikirannya, termasuk mengkaji fungsi uang dalam

kehidupan ekonomi. Menurut pendapat mereka fungsi uang hanya ada dua

yaitu:

a. Sebagai alat pengukur harga

b. Alat pembayaran

         Fungsi uang sebagai alat penyimpan nilai tidak diakui karena

dianggap sesuatu yang mendekati riba. Fungsi uang yang dilarang inilah

yang sebenarnya melahirkan teori time value of money. Konsekuensi

logisnya, Ekonom muslim sendiri tidak sependapat dengan konsep ini.

Seperti yang kita ketahui bersama, teori keuangan konvensional

mendasarkan argumen pembenaran adanya bunga (interest) melalui

konsep time value of money. Dalam Ekonomi Islam, validitas konsep ini

telah dibantah argumentasinya dengan adanya pelarangan riba dalam

Islam. Sebagai gantinya, aktivitas bisnis dalam Ekonomi Islam selalu

menekankan kepada mekanisme sistem bagi hasil. Hubungan berdasarkan

kemitraan ini dirasa lebih tepat dan sesuai dengan prinsip keadilan yang

9
realistis. Dalam ekonomi konvensional, definisi yang sering digunakan

untuk menjelaskan pengertian time value of money adalah "A dollar today

is worth more than a dollar in the future because a dollar today can be

invested to get a return" Pemahaman ini tentu tidak akurat karena setiap

investasi selalu mempunyai kemungkinan untuk mendapatkan hasil yang

positive, negative, atau no return. Itulah sebabnya dalam teori keuangan,

selalu dikenal risk-return relationship (hubungan searah antara resiko dan

hasil). Semakin tinggi tingkat resiko yang dihadapi atau ditanggung, maka

semakin besar hasil yang diinginkan atau didapatkan, begitu juga

sebaliknya.

Menurut pendapat para Ekonom konvensional, ada dua hal yang

menjadi pondasi konsep time value of money yaitu:

a. Presence of Inflation, contohnya : katakanlah tingkat inlasi 10%

per tahun. Seseorang dapat membeli 10 pisang goreng hari ini

dengan membayar Rp.10.000 Namun bila ia membelinya tahun

depan, dengan sejumlah uang yang sama Rp.10.000 ia hanya dapat

membeli 9 pisang goreng. Oleh karena itu, ia akan meminta

kompensasi untuk hilangnya daya beli uangnya akibat inflasi.

b. Preference present consumption to future consumption. Diandaikan

tingkat inflasi nol, sehingga dengan Rp.10.000 seseorang tetap

dapat membeli 10 pisang goreng hari ini maupun tahun depan. Bagi

kebanyakan orang, mengkonsumsi 10 pisang goreng sekarang lebih

disenangi daripada mengkonsumsi 10 pisang goreng tahun depan.

10
Dengan alasan ini, walaupun tingkat inflasi nihil, Rp.10.000 lebih

disukai dan dikonsumsi hari ini. Oleh sebab itu, untuk menunda

konsumsi, ia mensyaratkan kompensasi.

Argumen pertama disanggah karena tidak lengkap kondisinya.

Dalam setiap perekonomian selalu ada keadaan inflasi dan deflasi.

Seharusnya keadaan deflasi menjadi alasan adanya negative time value of

money. Katakanlah tingkat deflasi 10% per tahun. 10 pisang goreng hari

ini harganya Rp.10.000 Namun bila ia membelinya tahun depan dengan

uang sama maka dapat 11 pisang goreng. Oleh karena itu, ia akan memberi

kompensasi atas naiknya daya beli uangnya akibat deflasi. Tetapi pada

kenyataannya hal ini tidak berlaku, hanya satu kondisi saja yang

diakomodir oleh time value of money.

         Ekonomi Konvensional sebenarnya juga memasukkan unsur

ketidakpastian return dan menyebut kompensasinya sebagai discount rate

yang lebih bersifat umum dibandingkan istilah interest rate.

Ketidakpastian return dikonversi menjadi suatu kepastian melalui

premium for uncertainty. Investasi tentu selalu ada kemungkinan

mendapat positif return, negative return, dan no return. Inilah yang

menimbulkan ketidakpastian (uncertainty), tetapi probabilitas negative

return dan no return dipertukarkan dengan sesuatu yang pasti premium for

uncertainty. Keadaan inilah yang ditolak dalam Ekonomi Islam, yaitu

keadaan al- ghunmu bi la ghurmi (gaining return without responsible for

any risk) dan al- kharaj bi la dhaman (gaining income without responsible

11
for any expense). Sebenarnya keadaan ini juga ditolak oleh teori keuangan

yang menjelaskan adanya hubungan searah antara risk dan return. Jadi

kritik yang diambil dari teori time value of money yaitu:

a. Menggunakan sistem bunga.

      Time value of money sangat erat kaitannya dengan riba, karena

waktu diberikan nilai harga secara tersendiri bisa menyebabkan

terjadinya riba al-nasiah. Aplikasi nilai waktu uang yang seperti ini

dapat dilihat dalam kontrak pinjam-meminjam atau sewa menyewa

yang mengenakan bunga sebagai keuntungan karena nilai bunga

yang dikenakan adalah semata-mata imbalan kepada al-ajal. Oleh

karena itu al-ajal dalam hal ini adalah diharamkan oleh syara’.

  Aplikasi konsep nilai waktu uang haruslah bebas dari unsur-

unsur riba, namun nilai waktu uang tidak dianggap riba jika waktu

tersebut diberikan imbalan uang secara bersama-sama atau secara

tidak langsung seperti dalam jual beli tangguh dan kontrak

murabahah. Dalam jual beli ini, dimensi waktu al-ajal diberikan

imbalan uang secara bersama dengan harga barang yang dijual

secara tangguh. Kewujudan harga barang tersebut menyebabkan

dimensi waktu al-ajal tidak diberikan imbalan uang secara tersendiri

atau sebaliknya imbalan uang diberikan secara tidak langsung.

Situasi ini ternyata bebas dari unsur riba yang dapat membawa

kepada unsur negatif.

12
b. Adanya unsur ketidak pastian (gharar).

c. Hanya menghitung inflasi.

d. Tidak berdasarkan pada Al-Qur’an dan Al-Hadist.

2.6 Perbedaan antara Time Value of Money dan Economic Value

of Time

Dalam Islam tidak dikenal adanya time value of money, yang dikenal

adalah economic value of time. Teori time value of money adalah sebuah

kekeliruan besar karena mengambil dari ilmu teori pertumbuhan populasi

dan tidak ada di ilmu finance.                                   

Setelah mengetahui antara time value of money dan economic value

of time  maka disini kita mencoba mengambil perbedaan secara umum,

bukan hanya dilihat dari perbedaan pada time value of money dan

economic value of time saja, namun dilihat juga dari segi penerapan

ekonomi Islam dan ekonomi konvensionalnya yaitu:

a. Rasionaliti ekonomi konvensional adalah rational economic man

adalah tindakan individu dianggap rasional jika ditumpu kepada

kepentingan diri sendiri (self interest) yang menjadi satu-satunya

tujuan bagi seluruh aktivitas. Ekonomi konvensional mengabaikan

moral dan etika dalam pembelajaran dan unsur waktu adalah terbatas

hanya didunia saja tanpa meperkirakan diakhirat.

Rasionaliti Ekonomi Islam jenis manusia yang hendak dibentuk

adalah Islamic man. Islamic man dianggap perilakunya rasional jika

13
konsisten dengan prinsip-prinsip Islam yang bertujuan untuk

menciptakan masyarakat yang seimbang. Tauhidnya mendorong

untuk yakin, Allah lah yang berhak membuat rules untuk

mengantarkan kesuksesan hidup. Ekonomi Islam menawarkan

konsep rasionaliti secara lebih menyeluruh tentang tingkah laku

agen-agen ekonomi yang berlandaskan etika ke arah mencapai al-

falah, bukan kesuksesan di dunia yang penting akan tetapi

kesuksesan akhirat.

b. Tujuan utama ekonomi Islam adalah mencapai falah di dunia dan

akhirat, sedangkan tujuan utama ekonomi konvensional adalah

semata-mata kesejahteraan duniawi.

c. Sumber utama ekonomi Islam adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah atau

ajaran Islam. Bebeda dengan ekonomi konvensional yang

berdasarkan pada hal-hal yang bersifat positivistik.

d. Islam lebih menekankan pada konsep need dari pada want dalam

menuju mashlahah, karena need lebih bisa diukur dari pada want.

Menurut Islam, manusia harus bisa  melihat antara keinginan dan

kebutuhannya  sehingga dapat membawa manfaat bukan mudarat

untuk kehidupan dunia dan akhirat.

e. Orientasi dari keseimbangan konsumen dan produsen dalam

ekonomi konvensional adalah semata-mata untuk mengutamakan

keuntungan.Semua tindakan ekonominya diarahkan untuk

mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Jika demikian justru

14
dianggap tidak rasional. Sedangkan ekonomi Islam adalah tidak

hanya ingin mencapai keuntungan akan tetapi mengharapkan

keuntungan rohani dan al-falah.

Dalam ekonomi syari’ah, penggunaan discount rate dalam

menentukan harga bai’ mu’ajjar (membayar tangguh) dapat digunakan.

Hal ini dibenarkan karena :

a. Jual beli dan sewa menyewa adalah sektor riil yang menimbulkan

economic value added (nilai tambah ekonomis).

b. Tertahannya hak si penjual (uang pembayaran) yang telah

melaksanakan kewajibannya (menyerahkan barang atau jasa)

sehingga ia tidak dapat melaksanakan kewajibannya kepada pihak

lain.

Begitu pula, penggunakan discount rate dalam menentukan nisbah

bagi hasil, dapat digunakan. Nisbah ini akan dikalikan dengan pendapatan

aktual (actual return), bukan dengan pendapatan yang diharapkan

(ekspected return). Transaksi bagi hasil berbeda dengan transaksi jual beli

atau sewa menyewa karena dalam transaksi bagi hasil, hubungannya

bukan antara penjual dengan pembeli atau penyewa dengan yang

menyewakan.

15
Tabel perbedaan Interest Rate dengan Discount Rate dalam

pandangan Ekomomi Syari’ah dan Ekonomi Konvensional;

Certainty Return Uncertainty Return

Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi Syariah

Konvensional Syariah Konvensional 1.Discount rate

Interest Rate Keuntungan Dicount Rate dutentukan atas

ditentukan dalam jual ditentukan oleh : dasar harapan

oleh : beli/sewa secara 1.Preferency keuntungan (

1. Preferency bayar tangguh current expected return )

current ditentukan oleh : concumption. dan digunakan untuk

concumption. 1.Tingkat 2.Expected menggunakan

keuntungan imflation. nisbah bagi hasil.

setiap kali 3.Premium for 2. Bagi hasil yang

transaksi. uncertainty, harus dibayar adalah

2.Frekuensi drngan kata lain nisbah bagi hasil

transaksi dalam actual return dikalikan dengan

satu periode. dipaksakan harus pendapatan

sama dengan aktualnya.

expected return 3. Dengan kata lain,

nya. pendapatan actual

tidak harus sama

dengan pendapatan

yang diharapkan.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengertian Time value of money (nilai waktu uang) yaitu merupakan suatu

konsep yang menyatakan nilai uang sekarang akan lebih berharga dari pada nilai

uang masa yang akan datang. Sedangkan pengertian Economic value of

time adalah sebuah konsep dimana waktulah yang memiliki nilai ekonomi, bukan

uang yang memiliki nilai waktu. Dan economic value of time dapat diartikan

memaksimumkan nilai ekonomis suatu dana pada periodik waktu.

Konsep dari Time value of money bahwa nilai uang yang dimiliki saat ini

adalah lebih berharga dibandingkan dengan nilai uang yang akan diterima dimasa

depan. Konsep utama dari Time Value of Money yaitu bahwa nilai uang

permintaan pembayaran di masa depan dapat dikonversi kedalam nilai yang

setara pada hari ini. Sebaliknya Anda dapat menentukan nilai uang yang akan

tumbuh dimasa yang akan datang. Dapat dihitung nilai kelima jika diberi empat

dari: Suku bunga, jumlah periode, pembayaran, present value, dan future value.

Sedangkan Konsep dari Economic value of time yaitu konsep dimana waktulah

yang memiliki nilai ekonomi, bukan uang yang memiliki waktu.  Karena dalam

pendangan Islam mengenai waktu, waktu seseorang itu bukan dilihat dari

kuantitasnya melainkan dilihat dari kualitasnya.

         Kemudian kritik terhadap time value of money yaitu menggunakan

sistem bunga, Adanya unsur ketidak pastian (gharar), Hanya menghitung

inflasi dan tidak berdasarkan pada Al-Qur’an dan Al-Hadist. Perbedaan

17
secara umum diantara keduanya yaitu: Rasionaliti ekonomi konvensional

adalah rational economic man, sedangkan Rasionaliti Ekonomi Islam

adalah Islamic man. Tujuan utama ekonomi Islam adalah mencapai falah

di dunia dan akhirat, sedangkan tujuan utama ekonomi konvensional

adalah kesejahteraan duniawi, Sumber utama ekonomi Islam adalah Al-

Qur’an dan As-Sunnah sedangkan ekonomi konvensional yang bersifat

positivistik, Islam menekankan pada konsep need dari pada want dalam

menuju mashlahah, Orientasi dari keseimbangan konsumen dan produsen

dalam ekonomi konvensional adalah semata-mata untuk mengutamakan

keuntungan.

3.2 Saran
Dengan disusunnya makalah ini, dari penulis berharap agar para

pembaca khususnya mahasiswa dapat mengerti, memahami dan dapat

mengaplikasikannya dalam kehidupan bahwa islam tidak menggunakan

prinsip time value of money melainkan mengunakan prinsip economic

value of money.

Dalam makalah ini mungkin sangat banyak sekali kesalahan-

kesalahan dari segi penulisan ataupun hal yang lainnya. Dengan demikian

kami sebagai penulis mohon maaf dan juga kami mengharapkan kritik dan

saran atas tulisan kami agar bisa membangun dan memotivasi kami agar

membuat tulisan jauh lebih baik lagi. 

18
DAFTAR PUSTAKA

Adiwarman Karim, Bank Islam : analisis fiqh dan keuangan. Jakarta : Raja
Grafindo Persada, 2008
Manahan Tampubolon, Manajemen Keunagan, Bogor : Ghalia Indonesia. 2005
H. Dadang Husen Sobana, M.Ag, Manajemen Keuangan Syari’ah : CV. Pustaka
Setia. 2108
Muhammad, Manajemen Keuangan Syariah. Yogyakarta : UUP STIM YKPN.
2014

19

Anda mungkin juga menyukai