Anda di halaman 1dari 19

PASAR MODAL SYARIAH

Disusun untuk memenuhi tugas Hukum Bisnis

yang dibimbing oleh Wahyu Junaedi.SE.,M.S.A

Disusun Oleh :

Halen Pahsa (141.19.301)

Nur Annisa.M (141.19.302)

Sisi Nur.W (141.19.018)

Gita Pratiwi (141.19.020)

Novi Permata.S (141.19.017)

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Madani Balikpapan

TAHUN AJARAN : 2019/2020


KATA PENGANTAR

            Puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari begitu
banyak nikmat yang telah didapatkan dari Allah SWT. Selain itu, kami penulis juga merasa
sangat bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya baik iman maupun islam.
            Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini
yang merupakan tugas mata kuliah Manajemen Keuangan Syariah. Penulis sampaikan
terimakasih sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah Managemen , Wahyu
Junaedi.SE.,M.S.A dan semua pihak yang turut membantu proses penyusunan makalah ini.
            Penulis menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan-kekurangan dan
kesalahan-kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan dikemudian hari.
            Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para pembaca dan
khususnya bagi penulis sendiri. Amin.

Balikpapan, 07 September 2019


Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………………….……………………………..II

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………...III

BAB 1 PENDAHULUAN…………………….………………………………………….……….4

A. Latar Belakang…………………………...……………………..………………………….4
B. Rumusah Masalah ………………………...……………………………………………….5

C. Tujuan Penulisan..…………………….………………………………………………..….5

BAB 2 PEMBAHASAN.……………………….……………………………………..…………6

A. Pengertian Pasar Modal Syariah…..……………………………………………….………6

B. Fungsi Pasar Modal Syariah……..…………..……………………….……………………7

C. Dasar Hukum Pasar Modal Syariah…………………………………………………....…..8

D. Produk-Produk Pasar Modal syariah…………..……………………………….……..…11

E. Akad-Akad Pasar Modal Syariah……………………………………………..………….14

BAB 3 PENUTUP……………………………………………………………….………………17

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………...…..17

A. Penutup……………………………………..………………………………………...…..18

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...…………19
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Pasar modal sesuai Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 adalah kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang
berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek. Sedangkan secara akademis itu sendiri pasar modal adalah pasar yang
dikelola secara terorganisir dengan aktivitas perdagangan surat berharga, seperti saham,
obligasi, option, warrant, right dengan menggunakan jasa perantara, komisioner dan
underwriter. Seiring dengan berkembangnya perekonomian saat ini pasar modal
merupakan tonggak penting untuk menyerap investasi dan untuk memperkuat posisi
keuangan pada suatu perusahaan maupun industri.
Pasar modal syariah pada awalnya lahir muncul karena adanya kebutuhan dari sisi
permintaan dimana ada kelebihan dana yang memerlukan produk investasi yang
memenuhi sesuai dengan prinsip islam. Pemicunya adalah penemuan sumber minyak
tanah yang melimpah di Timur Tengah pada akhir tahun 80an yang mengakibatkan
terdapat kelebihan dana atau likuiditas di pasar dunia. Jadi, pasar modal syariah itu
sendiri merupakan sarana investasi di pasar keuangan Islam. Pasar modal syariah
dikembangkan dalam rangka mengakomodir kebutuhan umat Islam yang ingin
melakukan investasi di produk-produk atau instrument pasar modal sesuai syariah Islam.
Sesuai dengan penjelasan singkat tersebut diatas, penulis akan membahas tentang pasar
modal syariah dan hal – hal yang berkaitan dengannya. Hal – hal yang diangkat dalam
pembahasan ini mencakup pengertian pasar modal, fungsi, hukum, produk – produk pasar
modal syariah dan akad – akad yang digunakannya.
B.     Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari pasar modal syariah ?


2. Apa peran atau fungsi pasar modal syariah ?
3. Apa dasar hukum pasar modal syariah ?
4. Apa saja Produk – produk yang ada pada pasar modal syariah ?
5. Apa saja Akad – akad yang digunakan dalam pasar syariah ?

C. Tujuan Penulisan

1. Dapat memahami pengertian pasar modal syariah.


2. Dapat mengetahui peran atau fungsi dari pasar modal syariah.
3. Dapat memahami dasar hukum pasar modal syariah.
4. Dapat mengetahui produk – produk yang ada di pasar modal syariah.
5. Dapat mengetahui akad – akad yang digunakan dalam pasar modal syariah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pasar Modal Syariah

Pasar Modal Pasal 1 Ayat (12) adalah kegiatan yang bersangkutan dengan
Penawaran Umum dan Perdagangan Efek, Perusahaan publik yang berkaitan dengan efek
yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Sedangkan
yang dimaksudkan dengan efek pada pasal 1 ayat (5) adalah surat berharga, yaitu surat
pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti uang, unit
penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap deviratif
dari efek. Menurut beberapa para ahli yang dimaksud dengan pasar modal adalah :

1. Menurut Rosenberg (1983): Pasar modal merupakan tempat pembelian dan


penjualan surat berharga (efek) dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan
bagi kedua belah pihak dari sekuritas yang diperdagangkan.

2. Menurut ketentuan fiqh, istilah modal dapat diartikan sebagai “Segala sesuatu
(kepemilikan harta) yang memungkinkan dapat menghasilkan harta lain” (Syafei,
2004:41).

3. Menurut Bambang Saputra (2012:3). Pasar modal merupakan pasar dimana


modal atau sekuritas diperdagangkan antara pihak yang memiliki kelebihan
modal (investtor) dengan orang yang membutuhkan modal (issuer) untuk
mengbangkan investasi.

Sedangkan pasar modal syariah secara sederhana dapat diartikan sebagai


pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip islam dalam kegiatan transaksi ekonomi
dan terlepas dari hal-hal yang dilarang seperti riba, perjudian, spekulasi dan lain-lain.
B. Fungsi Pasar Modal Syariah

Fungsi pasar modal syariah menurut MM Metwally yang dikemukakan oleh Heri
Sudarsono adalah sebagai berikut (Sudarsono 2007: 186):
1. Memungkinkan bagi masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis dengan
memperoleh bagian dari keuntungan dan resikonya.

2. Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna mendapatkan


likuiditas.
3. Memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan modal dari luar untuk
membangun dan mengembangkan lini produksinya.

4. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada harga
saham yang merupakan ciri umum pasar modal konvensional.

5. Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja kegiatan bisnis
sebagaiman tercermin pada harga saham.

Dari beberapa fungsi pasar modal syariah di atas diketahui bahwa keberadaan
pasar modal syariah sangat bermanfaat dalam rangka meningkatkan aktifitas
perekonomian umat Islam dan selanjutnya dapat meningkatkan kesejahteraan.
C. Dasar Hukum Pasar Modal Syariah

Dasar Hukum yang digunakan pada pasar modal syariah adalah :

1. Al- Quran.

‫ك بَِأنَّهُ ْم‬ ُ َ‫الَّ ِذينَ يَْأ ُكلُونَ ال ِّربَا الَ يَقُو ُمونَ ِإالَّ َك َما يَقُو ُم الَّ ِذي يَتَ َخبَّطُهُ ال َّش ْيط‬
َ ِ‫ان ِمنَ ْال َمسِّ َذل‬
‫ َع َوحَ َّر َم الرِّبَا فَ َمن جَ اءهُ َموْ ِعظَةٌ ِّمن َّربِّ ِه‬n‫ ُل الرِّبَا َوَأحَ َّل هّللا ُ ْالبَ ْي‬n‫ ُع ِم ْث‬n‫وا ِإنَّ َما ْالبَ ْي‬
ْ ُ‫قَال‬
‫ُأ‬
.  َ‫خالِ ُدون‬
َ ِ َّ‫فَانتَهَ َى فَلَهُ َما َسلَفَ َوَأ ْم ُرهُ ِإلَى هّللا ِ َو َم ْن عَا َد فَ وْ لَـِئكَ َأصْ َحابُ الن‬
‫ار هُ ْم فِيهَا‬
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila .
Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai
kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),
maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka
orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS. Al-
Baqarah: 275).

ْ ‫وا هّللا َ َو َذر‬


َ‫ ُّمْؤ ِمنِين‬ ‫ُوا َما بَقِ َي ِمنَ الرِّ بَا ِإن ُكنتُم‬ ْ ُ‫وا اتَّق‬
ْ ُ‫َ يُّهَا الَّ ِذينَ آ َمن‬
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa
riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman   (QS. Al-
Baqarah: 278).
ْ ‫ َوالِ ُك ْم الَ ت‬n‫ولِ ِه َوِإن تُ ْبتُ ْم فَلَ ُك ْم ُرُؤ وسُ َأ ْم‬n ‫ب ِّمنَ هّللا ِ َو َر ُس‬
َ‫ون‬nn‫َظلِ ُم‬ ْ ُ‫وا فَْأ َذن‬
ٍ ْ‫وا بِ َحر‬ ْ ُ‫فَِإن لَّ ْم تَ ْف َعل‬
َ‫ظلَ ُمون‬ ْ ُ‫َوالَ ت‬
Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah,
bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari
pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan
tidak (pula) dianiaya (QS. Al- Baqarah: 279).

َ ‫اط ِل ِإالَّ َأن تَ ُكونَ تِ َج‬


ٍ ‫ارةً عَن تَ َر‬
‫اض‬ ْ ُ‫وا الَ تَْأ ُكل‬
ِ َ‫وا َأ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالب‬ ْ ُ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمن‬
ً ‫وا َأنفُ َس ُك ْم ِإ َّن هّللا َ َكانَ بِ ُك ْم َر ِحيما‬ ْ ُ‫ِّمن ُك ْم َوالَ تَ ْقتُل‬
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kami saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh
dirimu ; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu (QS. An-
Nisa’:29).

َ‫ض َوا ْبتَ ُغوا ِمن فَضْ ِل هَّللا ِ َو ْاذ ُكرُوا هَّللا َ َكثِيراً لَّ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬
ِ ْ‫صاَل ةُ فَانت َِشرُوا فِي اَأْلر‬
َّ ‫ت ال‬ ِ ُ‫فَِإ َذا ق‬
ِ َ‫ضي‬
Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung (QS. Al-Jumu’ah:10).

‫ت لَ ُكم بَ ِهي َمةُ اَأل ْن َع ِام ِإالَّ َما يُ ْتلَى َعلَ ْي ُك ْم َغ ْي َر‬ ْ َّ‫وا بِ ْال ُعقُو ِد ُأ ِحل‬
ْ ُ‫وا َأوْ ف‬
ْ ُ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمن‬
‫ص ْي ِد َوَأنتُ ْم ُح ُر ٌم ِإ َّن هّللا َ يَحْ ُك ُم َما ي ُِري ُد‬
َّ ‫ُم ِحلِّي ال‬
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu . Dihalalkan bagimu
binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu)
dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji.
Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-
Nya (QS.Al-Maidah: 1).

2. Al-Hadist.
Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad Saw. Bersabda, “Ketahuilah,
siapa yang memelihara anak yatim, Sedangkan anak yatim itu memiliki harta,
maka hendaklah ia menginvestasikannya (membisniskankannya), janganlah ia
membiarakan harta itu idle, sehingga harga itu terus berkurang lantara zakat”.

3. Fatwa dan Peraturan lainnya.


Berbeda dengan efek lainnya, selain landasan hukum, baik berupa
peraturan maupun Undang-Undang, perlu terdapat landasan fatwa yang dapat
dijadikan sebagai rujukan ditetapkannya efek syariah dalam pasar modal syariah.
Landasan fatwa diperlukan sebagai dasar untuk menetapkan prinsip-prinsip
syariah yang dapat diterapkan di pasar modal. 
Sampai dengan saat ini, pasar modal syariah di Indonesia telah memiliki
landasan fatwa dan landasan hokum, Fatwa ini terdapat pada bab V tentang
Transaksi Efek dan Pasal 5 yang berkaitan dengan Transaksi yang dilarang,
sebagai berikut (DSN-MUI, 2006: 276-277):
a. Pelaksanaan transaksi harus dilakukan menurut prinsip kehati-hatian serta
tidak boleh melakukan spekulasi dan manipulasi yang di dalamnya
mengandung unsur dharar, gharar, riba, maisir, risywah, maksiat dan
kezaliman.
b. Tindakan spekulasi transaksi yang mengandung unsur dharar, gharar,
riba, maisir, risywah, maksiat dan kezaliman sebagaimana di maksud
dalam ayat 1 di atas meliputi: 1) Najsy, yaitu melakukan penawaran palsu;
2) Bai’ al-a’dum, yaitu melakukan penjualan atas barang (efek syariah)
yang belum dimiliki (short selling); 3) Insider trading, yaitu memakai
informasi orang dalam untuk memperoleh keuntungan atas transaksi yang
dilarang; 4) Menimbulkan informasi yang menyesatkan; 5) Melakukan
investasi pada emiten (perusahaan) yang pada saat transaksi tingkat
(nisbah) utang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih
dominan dari modalnya; 6) Margin trading, yaitu melakukan transaksi atas
efek syariah dengan fasilitas pinjaman berbasis bunga atas kewajiban
penyelesaian pembelian efek syariah tersebut; 7) Ikhtikar (penimbunan),
yaitu melakukan pembelian atau dan pengumpulan suatu efek syariah
untuk menyebabkan perubahan harga efek syariah, dengan tujuan
mempengaruhi pihak lain; 8) Dan transaksi-transaksi lain yang
mengandung unsur di atas.
4. Bapepam-LK Selaku Regulator Pasar Modal Di Indonesia, Memiliki Beberapa
Peraturan Khusus Terkait Pasar Modal Syariah, Sebagai Berikut:

a. Peraturan Nomor II.K.1 Tentang Kriteria Dan Penerbitan Daftar Efeek


Syariah.

b. Peraturan Nomor IX.A.13 Tentang Penerbitan Efek Syariah.

c. Peraturan Nomor IX.A.14 Tentang Akad-Akad Yang Digunakan Dalam


Penerbitan Efek Syariah.

D. Produk - produk Pasar Modal Syariah

1. Saham Syariah

Saham syariah merupakan efek berbentuk saham yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah di Pasar Modal. Semua saham syariah yang terdapat di pasar modal syariah Indonesia,
baik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) maupun tidak, dimasukkan ke dalam Daftar
Efek Syariah (DES) yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara berkala, setiap
bulan Mei dan November. Saat ini, kriteria seleksi saham syariah oleh OJK adalah sebagai
berikut;

a. Emiten tidak melakukan kegiatan usaha sebagai berikut:

1) Perjudian dan permainan yang tergolong judi;

2) Perdagangan yang dilarang menurut syariah, antara lain


perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa;
perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu;
3) Jasa keuangan ribawi, antara lain: bank berbasis bunga;
perusahaan pembiayaan berbasis bunga.

4) Jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar)


dan/atau judi (maisir), antara lain asuransi konvensional;

5) Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan, dan/atau


menyediakan antara lain barang atau jasa haram zatnya (haram li-
dzatihi); barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram
lighairihi) yang ditetapkan oleh Dewan Syariah Nasional – Majelis
Ulama Indonesia (DSN MUI); barang atau jasa yang merusak
moral dan/atau bersifat mudarat;

6) Melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah);

b. Emiten memenuhi rasio-rasio keuangan sebagai berikut:

1) Total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total aset


tidak lebih dari 45% (empat puluh lima per seratus); atau

2) Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya


dibandingkan dengan total pendapatan usaha (revenue) dan
pendapatan lain-lain tidak lebih dari  10% (sepuluh per seratus);

  2. Sukuk.

Sukuk adalah efek berbentuk sekuritisasi aset yang memenuhi prinsip-prinsip syariah di
pasar modal. Berdasarkan penerbitnya, sukuk terdiri dari dua jenis:

a. Sukuk negara adalah sukuk yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia


berdasarkan Undang-undang No. 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga
Syariah Negara (SBSN), dan

b. Sukuk korporasi adalah sukuk yang diterbitkan oleh perusahaan, baik


perusahaan swasta maupun Badan Umum Milik Negara (BUMN),
berdasarkan peraturan OJK No. 18/POJK.04/2005 tentang penerbitan dan
persyaratan sukuk.

Dalam hal sukuk diterbitkan oleh pihak korporasi, maka aset yang menjadi
dasar penerbitan sukuk tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah di Pasar
Modal yang terdiri atas:

a. Aset berwujud tertentu (a’yan maujudat);  

b. Nilai manfaat atas aset berwujud (manafiul a’yan) tertentu baik yang
sudah ada maupun yang akan ada;

c. Jasa (al khadamat) yang sudah ada maupun yang akan ada;
d. Aset proyek tertentu (maujudat masyru’ mu’ayyan); dan/atau

e. Kegiatan investasi yang telah ditentukan (nasyath ististmarin khashah).

3. Reksa Dana Syariah

Reksa dana syariah menurut POJK. No 19/POJK.04/2015 adalah Reksa dana


sebagaimana di maksud dalam Undang-Undang tentang Pasar Modal dan peraturan
pelaksanaannya yang pengelolaannya tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah di Pasar Modal.
Berdasarkan definisi tersebut, maka setiap jenis reksa dana dapat diterbitkan sebagai reksa dana
syariah sepanjang memenui prinsip-prinsip syariah, termasuk aset yang mendasari
penerbitannya.

Reksa dana syariah dianggap memenuhi prinsip syariah di pasar modal apabila akad, cara
pengelolaan, dan portofolionya tidak bertentangan dengan prinsip syariah di pasar modal
sebagaimana diatur dalam peraturan OJK tentang Penerapan Prinsip Syariah di Pasar Modal.

4. Exchange Traded Fund (ETF) Syariah

ETF syariah atau Exchange Traded Fund syariah adalah salah satu bentuk dari reksa dana
yang memenuhi prinsip-prinsip syariah di pasar modal dimana unit penyertaannya dicatatkan dan
ditransaksikan seperti saham syariah di Bursa Efek. Karena berbentuk reksa dana maka
penerbitannya harus memenuhi peraturan OJK No. 19/POJK.14/2015 tentang penerbitan dan
persyaratan reksa dana syariah. Agar pada saat transaksi memenuhi prinsip-prinsip syariah maka
investor yang akan melakukan jual beli ETF syariah harus melalui anggota bursa yang
memiliki Syariah Online Trading System (SOTS).

 5. Efek Beragun Aset (EBA) Syariah

Berdasarkan peraturan OJK No. 20/POJK.04/2015 tentang Penerbitan dan Persyaratan


Efek Beragun Aset Syariah, Efek beragun aset syariah (EBA syariah) yang diterbitkan di pasar
modal Indonesia terdiri dari dua jenis, yaitu:

a. EBA syariah berbentuk Kontrak Investasi Kolektif antara manajer


investasi dan bank kustodian (KIK-EBAS) adalah efek beragun aset yang
portofolio (terdiri dari aset keuangan berupa piutang, pembiayaan atau aset
keuangan lainnya), akad dan cara pengelolaannya tidak bertentangan
dengan prinsip-prinsip syariah di pasar modal.

b. EBA syariah berbentuk surat partisipasi (EBAS-SP) adalah Efek Beragun


Aset Syariah yang diterbitkan oleh penerbit yang akad dan portofolionya
(berupa kumpulan piutang atau pembiayaan pemilikan rumah) tidak
bertentangan dengan Prinsip Syariah di Pasar Modal serta merupakan
bukti kepemilikan secara proporsional yang dimiliki bersama oleh
sekumpulan pemegang EBAS-SP.

6. Dana Investasi Real Estat (Dire) Syariah

Berdasarkan peraturan OJK No. 30/POJK.04/2016 tentang Dana Investasi Real Estat
Syariah Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif, yang di maksud dengan Dana Investasi Real Estat
Syariah (DIRE Syariah) adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan pada aset real estat, aset yang berkaitan
dengan real estat, dan/atau kas dan setara kas yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah di
pasar modal.
DIRE Syariah berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dikatakan memenuhi prinsip syariah
di pasar modal jika akad, cara pengelolaan dan aset real estat, aset yang berkaitan dengan real
estat, dan/atau kas dan setara kas, tidak bertentangan dengan prinsip syariah di pasar modal
sebagaimana diatur dalam Peraturan OJK tentang Penerapan Prinsip Syariah di Pasar Modal.

E. Akad – Akad pada Pasar Modal Syariah

Akad (ikatan, keputusan, atau penguatan) atau perjanjian atau kesepakatan atau
transaksi dapat diartikan sebagai suatu komitmen yang terbingkai dengan nilai-nilai
Syariah. Dalam istilah Fiqih, secara umum akad berarti sesuatu yang menjadi tekad
seseorang untuk melaksanakan, baik yang muncul dari satu pihak, maupun yang muncul
dari dua pihak. Secara khusus, akad berarti keterkaitan antara ijab (pernyataan
penerimaan kepemilikan) dan qabul (pernyataan penerimaan kepemilikan) dalam lingkup
yang disyariatkan dan berpengaruh pada sesuatu.
Rukun dalam akad ada tiga yaitu: Pelaku akad, Objek akad, dan Shighat atau
pernyataan pelaku akad (ijab dan qabul). Pelaku akad haruslah orang yang mampu
melakukan akad untuk dirinya (ahliyah) dan mempunyai otoritas syariah yang diberikan
pada seseorang untuk merealisasikan akad sebagai perwakilan dari yang lain. Objek akad
harus ada ketika terjadi akad, harus sesuatu yang diisyaratkan, harus bisa
diserahterimakan ketika terjadi akad, dan harus sesuatu yang jelas antara dua pelaku
akad.
Adapun akad-akad yang digunakan dalam pasar modal sebagai berikut:
1. Ijarah adalah perjanjian (akad) antara pihak pemberi sewa/pemberi jasa
(mu’jir)dan pihak penyewa/pengguna jasa (musta’jir) untuk memindahkan hak
guna(manfaat) atas suatu objek Ijarah yang dapat berupa manfaat barang
dan/ataujasa dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa dan/atau upah (ujrah)
tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan objek Ijarah itu sendiri.
2. Istishna adalah perjanjian (akad) antara pihak pemesan/pembeli (mustashni’) dan
pihak pembuat/penjual (shani’) untuk membuat objek Istishna yang dibelioleh
pihak pemesan/pembeli (mustashni’) dengan kriteria, persyaratan, danspesifikasi
yang telah disepakati kedua belah pihak.
3. Kafalah adalah perjanjian (akad) antara pihak penjamin (kafiil/guarantor)
danpihak yang dijamin (makfuul ‘anhu/ashiil/orang yang berutang)
untukmenjamin kewajiban pihak yang dijamin kepada pihak lain
(makfuullahu/orang yang berpiutang).
4. Mudharabah (qiradh) adalah perjanjian (akad) kerjasama antara pihak
pemilikmodal (shahib al-mal) dan pihak pengelola usaha (mudharib) dengan
carapemilik modal (shahib al-mal) menyerahkan modal dan pengelola
usaha(mudharib) mengelola modal tersebut dalam suatu usaha.
5. Musyarakah adalah perjanjian (akad) kerjasama antara dua pihak atau
lebih(syarik) dengan cara menyertakan modal baik dalam bentuk uang
maupunbentuk aset lainnya untuk melakukan suatu usaha.
6. Wakalah adalah perjanjian (akad) antara pihak pemberi kuasa (muwakkil) dan
pihak penerima kuasa (wakil) dengan cara pihak pemberi kuasa
(muwakkil)memberikan kuasa kepada pihak penerima kuasa (wakil) untuk
melakukantindakan atau perbuatan tertentu.
BAB III

KESIMPULAN DAN PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pengertian Pasar Modal Syariah.


Pasar modal syariah adalah pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip islam dalam
kegiatan transaksi ekonomi dan terlepas dari hal-hal yang dilarang seperti riba, perjudian,
spekulasi dan lain-lain.

2. Fungsi Pasar Modal Syariah.

a.Memungkinkan bagi masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis syariah.

b. Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna mendapatkan likuiditas.


c. Memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan modal dari luar untuk membangun
dan mengembangkan lini produksinya.

d.Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek.

e.Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja kegiatan bisnis
sebagaiman tercermin pada harga saham.

3.  Dasar Hukum Pasar Modal Syariah.


a. Al-Qurán;
b. Al- Hadist;
c. Fatwa DSN-MUI;
d. Peraturan Bapepam dan peraturan lainnya.
4. Produk – Produk Pasar Modal Syariah.
a. Saham Syariah;
b. Sukuk;
c. Reksa Dana;
d. SyariahExchange Traded Fund (ETF) Syariah;
e. Efek Beragun Aset (EBA) Syariah;dan
f. Dana Investasi Real Estat (Dire) Syariah

5. Akad pada Pasar Modal Syariah.


a. Ijarah; 
b. Istishna; 
c. Kafalah ;
d. Mudharabah (qiradh);
e. Musyarakah;dan
f. Wakalah. 

B.     Penutup

Alhamdulilah berkat kesempatan yang diberikan Allah SWT  makalah ini dapat
terselesaikan sesuai waktunya. Demikian yang dapat kami sampaikan dan tulisan dalam
makalah ini , jika ada kekurangan maka kami selaku penulis memohon maaf yang sebesar
besarnya serta besar harapan kami untuk mendapatkan saran-saran yang bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA

Abdalloh, Irwan. 2018. Pasar Modal Syariah. Penerbit PT. Elek Media Komputindo.
Manan, Abdul. 2009. Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah.
Penerbit Kencana.
Saputra, Bambang. 2012. Pasar Modal Syariah Indonesia Alternatif Instrumen Investasi. Penerbit
ADEI Makassar.
http://roufibnumuthi.blogspot.com/2012/12/

https://www.idx.co.id/id-id/idx-syariah/

https://kumparan.com/fityan-hakim/

Anda mungkin juga menyukai