Anda di halaman 1dari 11

Dosen Pengampu : Dr. Dra. Hj. Mikhriani, M.M.

Mata Kuliah : Manajemen Keuangan

TIME VALUE OF MONEY

1. PENGERTIAN TIME VALUE OF MONEY


Time value of money (TVM) atau nilai waktu dari uang merupakan sebuah konsep
yang menyebutkan bahwa uang sebesar satu rupiah yang diterima saat ini lebih bernilai
dibandingkan dengan satu rupiah yang diterima pada waktu yang akan datang. Konsep
finansial ini menyatakan bahwa nilai uang sekarang lebih berharga dibandingkan dengan nilai
uang dengan jumlah yang sama di masa mendatang, karena potensi kapasitas penghasilan
uang tersebut. Secara prinsip, nilai waktu dari uang ini berbasis pada adanya potensi
pendapatan uang untuk menghasilkan bunga apabila diinvestasikan, serta adanya faktor risiko
kehilangan dalam jumlah tertentu karena penurunan nilai mata uang akibat inflasi dan
kegagalan investasi.
Dalam memperhitungkan, baik nilai sekarang maupun nilai yang akan datang maka
harus mengikutkan panjangnya waktu dan tingkat pengembalian, maka konsep time value of
money sangat penting dalam masalah keuangan baik untuk perusahaan, lembaga maupun
individu. Hal tersebut sangat mendasar karena nilai uang akan berubah seiring waktu yang
disebabkan oleh banyak faktor yang mempengaruhinya, seperti adanya inflasi, perubahan
suku bunga, kebijakan pemerintah dalam hal pajak, suasana politik, dan lain sebagainya.1
2. TUJUAN DARI TIME VALUE OF MONEY
Konsep nilai waktu uang di perlukan oleh manajer keuangan dalam mengambil
keputusan ketika akan melakukan investasi pada suatu aktiva dan pengambilan keputusan
ketika akan menentukan sumber dana pinjaman yang akan di pilih. Suatu jumlah uang tertentu
yang di terima waktu yang akan datang jika di nilai sekarang maka jumlah uang tersebut harus
di diskon dengan tingkat bunga tertentu (discountfactor). Suatu jumlah uang tertentu saat ini

1 Yuliono. (2017). Time Value of Money Dalam Perspektif Ekonomi Islam. Jurnal Ekonomi Islam. Vol V No 1. Hal

179.
dinilai untuk waktu yang akan datang maka jumlah uang tersebut harus digandakan dengan
tingkat bunga tertentu (Compound factor). Adanya nilai waktu dari uang (time value of
money) membuat kita mempunyai kesempatan menyimpan uang yang diterima sekarang
dalam suatu bentuk investasi dan mendapatkan bunga (interest). Dengan adanya kepastian
arus kas, tingkat bunga dapat digunakan untuk menyatakan nilai waktu dari uang. Tingkat
bunga memungkinkan kita untuk menyesuaikan nilai arus kas yang diterima (atau dibayarkan)
pada waktu tertentu ke suatu waktu yang berbeda2.
Sedangkan menuurut V.Wiratna Sujarweni dalam bukunya manajemen keuangan
(teori, aplikasi, dan hasil penelitian) Time value of money itu digunakan untuk menghitung
nilai uang dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang. Keputusan keuangan akan lebih
baik mempertimbangkan nilai waktu dari uang, karena itu, perlu bagi kita untuk menegerti
betul tentang nilai waktu dari uang teresebut agar kita dapat memahami keuangan dengan
baik3.
Dengan Perkembangan Teknologi beberapa tahun terkahir ini, penerapan konsep
nilai waktu uang juga banyak diterapkan dengan tujuan untuk mengambil keputusan investasi
dan pembelanjaan uang sifatnya jangka pendek4.

3. PENTINGNYA SEORANG FINANCIAL MANAGER DALAM MEMERHATIKAN


TIME VALUE OF MONEY
Time Value of Money secara tidak langsung banyak memberi kemudahan kepada
manajer financial secara tidak langsung. Karena seorang manajer keuangan yang
memperhatikan konsep ini, itu akan mempermudah pekerjaan dia. Contohnya saja jika
seorang manajer keuangan hendak melakukan investasi maka konsep nilai waktu uang harus
benarbenar dipahami dan dimengerti sedalam mungkin. Jangan sampai dia tertipu oleh angka-
angka yang fantastis, namun di balik angka yang besar itu kenyataannya justru kerugian yang
dia dapatkan untuk perusahaanya. Konsep Time Value of Money juga membantu seorang
manajer keuangan untuk meramalkan nilai uang perusahaan dimasa yang akan datang dari
uang yang diterima pada masa sekarang dengan memperhitungkan tingkat bunga setiap

2 Widiarti, S. Artikel Ilmiah Nilai Waktu Dari Uang (Time Value Of Money). Hal 1.
3 Sujarweni, V. W. (2017). Manajemen Keuangan Teori, Aplikasi dan Hasil Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press. Hal 31.
4 Sudana, I. M. (2019). Manajemen Keuangan Teori dan Praktik. Airlangga University Press. Hal 114.
periode selama jangka waktu tertentu5. Time Value of Money juga membantu manajer
keuangan dalam menentukan Present Value (nilai sekarang). Besarnya jumlah uang yang
diterima perusahaan pada permulaan periode atas dasar tingkat bunga tertentu dari sejumlah
uang yang baru akan diterima beberapa waktu harus diperhatikan oleh manajer keuangan
untuk mengetahui sejumlah uang yang akan diterima perusahaan beberapa waktu kemudian6.
Manajer keuangan juga akan terbantu dengan adanya konsep ini ketika hendak
menganalisis untuk mencari nilai dari suatu penjumlahan tahun yang akan datang dari jumlah
yang diterima sekarang pada waktu yang sudah ditentukan atau bisa disebut Future Value
Annuity. Dan juga membantu memberikan sebuah peluang untuk manajer keuangan untuk
menetapkan apakah apa akan menaikan suku bunga nya atau tidak. Membantu menetapkan
Real Interest Rates serta Rea Price Changes, (tingkat bunga nyata dan perubahan harga
nyata)7.
Time Value of Money juga membantu manajer keuangan dan perusahaanya untuk
menghindari nilai perusahaan agar tidak terpengaruh oleh struktur permodalanya. Karena
bunga diperoleh dari pajak para pemegang saham maupun investor memperoleh keuntunganya
dari pemasukan pinjaman dalam perusahaan. Pada tingkat yang tinggi mungkin saja
perusahaan akan terbentur pada keengganan dari pihak kreditor untuk menaikan biaya
pinjamanya.8
Konsep ini secara tidak langsung jelas akan membantu seorang manajer keuangan
dalam menetapkan sebuah keputusan financial yang baik untuk perusahaan. Oleh karena itu
penting seorang manajer keuangan untuk memperhatikan dan menerapkan konsep Time Value
of Money ini agar terhindar dari segala kemungkinan terburuk yang akan terjadi dalam
perusahaan,baik resiko turunya nilai perusahaan atau resiko kebangkrutan.

4. BAGAIMANA ISLAM MENYIKAPI TIME VALUE OF MONEY


Menurut hukum positif uang adalah segla sesuatu yang dapat dirumuskan
undangundang yang dapat berfungsi sebagai alat tukar, dengan adanya uang sebagai alat

5 Jurnal “Dimensi Waktu Dalam Analisis Time Value Of Money Dan Economic Value Of Time” Fetria Eka Yudiana.
STAIN Salatiga.
6 Dikutip dalam Philip A.Vale, “Seri Pedoman Manajemen. Manajemen Keuangan”. Cetakan II 1993.
(Keputusan Financial: Ian Cooper). Hal 62.
7 Ibid., Hal 63.
8 Ibid., Hal 10.
pembayaran akan memudahkan terjadinya pertukaran barang dan jasa sehingga msemua
aktivitas ekonomi dapat dijalankan dengan lebih mudah.9
Pada masa sekarang perekonomian dunia semakin berkembang dengan adanya
perluasan pasar serta peningkatan produktivitas, perdagangan nasional dan internasional terus
berkembang dengan didukung oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
sistem perekonomian telah beralih dari sistem primitive menjadi sistem perekonomian modern
yang lebih efektif dan efisien.10
Dalam sistem ekonomi konvensional, konsep nilai waktu uang memiliki pengaruh
signifikan dalam pengelolaan berbagai aktivitas ekonomi, konsep nilai waktu uang
berpengaruh banyak pada berbagai keputusan dan teknik keuangan seperti keputusan investasi
(penganggaran modal), biaya modal, struktur modal, penilaian sekuritas seperti saham dan
obligasi, perhitungan amortisasi hutang dan lainnya. Selain ekonomi konvensional, ekonomi
Islam juga banyak melakukan aktivitas, namun ekonomi islam memiliki prinsip dan sumber
hukum yang berbeda yaitu setiap aktivitas yang dilakukan dalam ekonomi Islam selalu
bersumber dari hukum Islam yaitu Al-qur’an, Hadist dan pemikiran-pemikiran
cendiokiawancendikiawan muslim.
Kemunculan perkembangan ekonomi Islam sebagai suatu bentuk sistem ekonomi
melahirkan berbagai polemic dan pemikiran mengenai bagaimana bentuk dan formulasi
konsep dan teori ekonomi Islam. Sistem ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang benar-
benar berbeda dengan konsep ekonomi konvensional dan berdiri sendiri atau ada beberapa
persamaan salah satu yang menjadi perdebatan yaitu konsep uang dalam sistem ekonomi.11
Pandangan Islam Tentang Uang
Teori konvensional meyakini bahwa uang saat ini lebih bernilai daripada uang pada
masa depan. Teori ini berangkat dari pehamaman bahwa uang merupakan sesuatu yang
berharga dan dapat berkembang dalam suatu waktu tertentu. Dengan memegang uang, orang
akan dihadapkan pada risiko berkurangnya nilai uang karena inflasi, sementara jika uang
disimpan dalam bentuk surat berharga maka akan mendapatkan keuntungan berupa bunga
yang diperkirakan diatas inflasi yang terjadi. Namun teori nilai waktu uang ini tidak akurat
karena kondisi ekonomi tidak selalu menghadapi inflasi, namun kadangkala kondisi ekonomi

9 Ahmad Ifham Solikhin. Buku Pintar Ekonomi Syariah. (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2010). Hal 858.
10 Rini Elvira. Pandangan Ekonomi Islam Terhadap Nilai Waktu Uang. (Bengkulu : IAIN Bengkulu). Hal 2.
11 Rahmat Ilyas. Time Value of Money dalam Perspektif Islam. Jurnal Al-Adalah. Vol 14 Nomor 1. 2017. Hal 157.
juga menghadapi deflasi. Munculnya deflasi akan menimbulkan preferensi waktu negatif
diabaikan oleh teori ekonomi konvensional. Sementara itu, ekonomi Islam memandang
waktulah yang memiliki nilai ekonomis (penting). Pentingnya waktu disebutkan Allah, SWT
dalam Q.S. AlAshr : 1-3, yang artinya : 1. Demi masa. 2. Sesungguhnya manusia itu benar-
benar dalam kerugian, 3. Kecuali orang- orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh
dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran.
Pada dasarnya Islam memandang uang hanya sebagai alat tukar, bukan sebagai
barang dagangan (komoditas). Oleh karena itu motif permintaan akan uang adalah untuk
memenuhi kebutuhan transaksi (money demand for transaction), bukan untuk spekulasi. Islam
juga sangat menganjurkan penggunaan uang dalam pertukaran karena Rasulullah telah
menyadar kelemahan dari saah satu bentuk pertukaran di zaman dahulu yaitu barter (ba’i al-
muqayyadah), dimana barang-barang saling dipertukarkan.
Dalam konsep Islam tidak dikenal dengan money demand for speculation, karena
spekulasi tidak diperbolehkan. Kebalikan dari sistem konvesional yang memberikan bunga
atas harta, Islam malah menjadikan harta sebagai objek zakat. Uang adalah milik masyarakat
sehingga menimbun uang di bawah bantal (dibiarkan tidak produktif) dilarang, karena hal itu
berarti mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat. Dalam pandangan Islam, uang
adalah flow concept, sehingga harus berputar dalam perekonomian. Semakin cepat uang
berputar dalam perekonomian, maka akan semakin tinggi tingkat pendapatan masyarakat dan
semakin baik perekonomian.12
Atas dasar pemikiran ini, maka dalam sistem ekonomi Islam, tidak akan terjadi
konsep nilai waktu uang seperti yang terjadi dalam ekonomi konvensional. Jika dilihat dari
surat al- Ashr ayat 1 (satu) sampai ayat 3 (tiga) diatas dapat dikatakan bahwa setiap orang
memiliki jumlah waktu yang sama secara kuantitas, tetapi yang membedakan adalah
kualitasnya. Semua orang memiliki waktu 24 jam dalam sehari, namun nilai dari waktu itu
akan berbeda dari satu orang dengan orang lain. Perbedaan nilai waktu tersebut adalah
tergantung pada bagaimana seseorang memanfaatkan waktu. Semakin efektif dan efisien,
maka akan semakin tinggi nilai waktunya. Efisiensi dan efektifitas waktu akan memberikan
keuntungan lebih kepada orang yang melakukannya. Maka siapapun yang melakukannya akan

12 Zainul Arifin. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. (Jakarta: Alvabeta). 2006. Hal 16.
memperoleh keuntungan di dunia dan akhirat apabila segala yang ia perbuat dengan niat
beribadah kepada Allah S.W.T. Dalam Islam, keuntungan bukan saja keuntungan di dunia,
namun yang dicari adalah keuntungan di dunia dan di akhirat. Oleh karena itu, pemanfaatan
waktu bukan saja harus efektif dan efisien, namun juga harus didasari dengan keimanan.
Keimanan inilah yang akan mendatangkan keuntungan di akhirat. Sebaliknya, keimanan yang
tidak mampu mendatangkan keuntungan di dunia, berarti keimanan tersebut tidak diamalkan.
Islam mengajarkan carilah keuntungan akhirat tapi jangan lupakan keuntungan dunia.
Syaikh Taqyuddin al-Nabhani menyatakan Islam telah memberikan kebebasan
kepada manusia untuk melakukan pertukaran dengan mempergunakan apa saja yang dia sukai.
Hanya saja, pertukaran barang dengan satuan uang tertentu itu telah ditunjukkan oleh Islam, di
mana Islam telah menunjukkan satuan uang tersebut. Islam telah menetapkan bagi kaum
muslimin kepada jenis tertentu yaitu emas dan perak. Kesimpulan ini berdasarkan beberapa
alasan berikut:13
1) Islam telah menetapkan bagi kaum muslimin kepada jenis tertentu yaitu emas dan perak.
2) Islam mengharamkan menimbun (al-kanz) emas dan perak. Larangan tersebut tertuju
kepada penimbun emas dan perak, sebagai emas dan perak, dan sebagai mata uang dan
alat tukar.
3) Rasulullah Saw telah menetapkan emas dan perak sebagai mata uang, dan menjadikan
hanya emas dan perak sajalah sebagi standard uang, di mana standard barang dan jasa
akan dikembalikan kepada standard tersebut.
4) Ketika Allah Swt. mewajibkan zakat uang, maka Allah telah mewajibkan zakat tersebut
untuk emas dan perak, kemudian Allah menentukan nishāb zakat tersebut dengan nishāb
emas dan perak.
5) Ketika Islam menetapkan hukum pertukaran uang (sharf), Islam menetapkan uang dalam
bentuk emas dan perak. Sharf adalah menukarkan atau membeli uang dengan uang, baik
dalam jenis yang sama seperti membeli emas dengn emas atau perak dengan perak,
maupun antar jenis yang berbeda seperti membeli emas dan perak.
Dalam sejarah Islam, uang adalah hasil adopsi dari peradaban Romawi dan Persia. Ini
dimungkinkan karena penggunaan dan konsepnya tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
Dinar adalah mata uang yang diambil dari Romawi dan dinar adalah mata uang perak warisan

13 Veithzal Rivai dan Andi Buchari. Islamic Economics. (Jakarta: PT Bumi Aksara). 2009. Hal 299.
Persia.9 Dalam Alquran, kedua logam ini dijelaskan fungsinya sebagai mata uang atau sebagai
harta kekayaan yang disimpan. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah Swt. dalam Q.s.
alTawbah [9]: 34 yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian
besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta
orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan
orangorang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah,
Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.”
Dalam ekonomi Islam tidak dikenal adanya bunga, karena bunga sesungguhnya telah
jatuh ke dalam kategori riba. Islam juga tidak mengenal konsep nilai waktu uang. Di mata
Islam yang bernilai adalah waktu itu sendiri, nilai ekonomis waktu. Penghargaan Islam atas
waktu tercermin dari banyaknya sumpah Allah yang terdapat dalam Alquran, yang
menggunakan terminologi waktu. Misalnya demi masa, demi waktu dhuha, demi waktu fajar,
demi waktu ashar, demi waktu malam dan masih banyak lagi. Dalam salah satu haditsnya,
Rasulullah juga pernah bersabda, “Waktu itu seperti pedang, jika kita tidak bisa
menggunakannya dengan baik, ia akan memotong kita. ” Sedangkan Sayyid Qutb juga
mengatakan, “waktu adalah hidup,” namun penghargaan Islam terhadap waktu ini tidak
diwujudkan dalam rupiah tertentu atau persentase bunga tetap. Karena hasil yang nyata dari
pemanfaatan waktu ini bersifat variabel, tergantung pada jenis usaha, sektor industri, keadaan
pasar stabilitas politik dan masih banyak lagi. Islam mewujudkan penghargaan pada waktu
dalam bentuk kemitraan usaha dengan konsep bagi hasil.
Oleh karena itu, menurut Islam uang tidaklah memiliki nilai waktu. Tetapi waktulah
yang memiliki nilai ekonomi, tergantung bagaimana cara penggunaannya. Waktu akan
memiliki nilai ekonomi jika waktu tersebut digunakan dengan baik dan bijak. Selama manusia
menggunakan waktunya untuk hal produktif tentunya waktu tersebut semakin bernilai, maka
ada perbedaan nilai antara waktu seseorang dengan yang lainnya walaupun jumlahnya sama. 14
Fungsi Uang dalam Pandangan Islam

1. Uang Sebagai Ukuran Harga, Fungsi ini termasuk yang utama dan terpenting dari fungsi
uang, karena itu para ahli ekonomi semestinya mengutamakan fungsi ini dalam definisi
uang yang berdasarkan pandangan terhadap fungsi-fungsinyasecara ekonomi dari seluruh
fungsi-fungsi lain.Uang adalah standard ukuran harga, yakni sebagai media pengukur nilai
14 Najmuddin. Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iyyah Modern. (Yogyakarta : ANDI Offset). 2017. Hal
99.
harga komoditi dan jasa, dan perbandingan harga setiap komoditas dengan komoditas
lainnya. Pada sistem barter sangat sulit untuk mengetahui harga setiap komoditas terhadap
komoditas lainnya.
2. Uang Sebagai Media Transaksi, Uang adalah alat tukar yang digunakan setiap individu
untuk pertukaran komoditas dan jasa. Misalnya seseorang yang memiliki apel dan
membutuhkan beras, kalau dalam sistem barter pemilik apel berangkat ke pasar untuk
menemukan orang yang memiliki beras dan membutuhkan apel sehingga bisa terjadi
pertukaran antar keduanya. Ketika orang-orang sudah membuat uang, pemilik apel dapat
menjual barangnya dengan imbalan uang kemudian dengan uang itu ia bisa membeli
beras. Demikian juga pemilik beras dapat menjual berasnya dengan uang dan dengan uang
itu ia dapat membeli apa saja barang dan jasa yang ia kehendaki. Uang menjadi media
transaksi yang sah yang harus diterima oleh siapapun bila ia ditetapkan oleh negara. Inilah
perbedaan uang dengan media transaksi lain seperti cek. Cek juga berlaku sebagai alat
pembayaran karena penjual dan pembeli sepakat menerima cek sebagai alat bayar.
3. Uang Sebagai Penyimpan Nilai, Uang berfungsi sebagai penyimpan nilai, hal ini seperti
yang diisyaratkan oleh Ibn Khaldun, uang sebagai alat simpanan, ia menyatakan,
kemudian Allah menciptakan dari barang tambang, emas dan perak sebagai nilai dari
setiap harta. Dua jenis ini merupakan simpanan dan perolehan orang-orang di dunia
kebanyakan.15
Dari ketiga fungsi tersebut jelaslah bahwa yang terpenting adalah stabilitas uang,
bukan bentuk uang itu sendiri, uang dinar yang terbuat dari emas dan diterbitkan oleh raja
Dinarius dari kerajaan Romawi memenuhi kriteria uang yang nilainya stabil. Begitu pula uang
dirhan yang terbuat dari perak dan diterbitkan oleh ratu dari kerajaan Sasanid Persia juga
memenuhi kriteria uang yang stabil. Sehingga, meskipun dinar dan dirham yang diterbitkan
oleh bukan negara Islam, keduanya dipergunakan di zaman Rasulullah.
Dalam ekonomi Islam uang hanya berfungsi dan diakui sebagai alat tukar (medium of
exchange) dan sebagai kesatuan hitung (unit of account). Hal ini dipertegas dengan pendapat
para ulama dan ilmuwan sosial Islam seperti Al Ghazali, Ibnu Taimiyah, Ibnu Khaldun, Ibnul
Qayyim Al Jauziyyah, Ibnu Abidin yang menegaskan bahwa fungsi uang hanya sebagai alat

15 Rahmat Ilyas. Time Value of Money dalam Perspektif Islam. Jurnal Al-Adalah. Vol 14 Nomor 1. 2017. Hal
164168.
tukar.16 Fungsi spekulasi dalam pengertian Keynes tidak akan pernah ada dalam pandangan
ekonomi Islam, karena dalam ekonomi Islam uang itu sendiri tidak memberikan manfaat,
tetapi fungsi uanglah yang akan memberikan kegunaan.
Uang akan berguna jika ditukarkan dengan barang nyata atau jika dibelikan jasa.
Oleh karena itu, dalam ekonomi Islam uang tidak dapat dijadikan komoditas dan
diperdagangkan. Dalam konsep ekonomi Islam uang adalah milik masyarakat (public goods).
Barangsiapa yang menimbun uang atau dibiarkan tidak produktif maka berarti mengurangi
jumlah uang beredar yang dapat mengakibatkan tidak jalannya perekonomian. Jika seseorang
sengaja menumpuk uangnya tidak dibelanjakan, sama artinya dengan menghalangi proses
kelancaran jual beli. Penumpukan uang juga akan mendorong manusia kepada sifat tidak baik
seperti rakus, tamak, malas, malas beramal.
Oleh karena itu Islam melarang penimbunan uang (harta), memonopoli uang (harta),
sebagaimana dijelaskan dalam Al Quran dalam surat At- Taubah 34-35 yang artinya : “34.
Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim
Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan
mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan
emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada
mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. 35. Pada hari dipanaskan emas
perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan
punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan
untuk dirimu sendiri, Maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu."
Disamping itu, uang yang tidak produktif akan semakin berkurang karena adanya
kewajiban zakat bagi umat Islam, oleh karena itu uang harus berputar. Islam menganjurkan
bisnis (perdagangan), investasi di sektor riil. Uang yang berputar di sektor riil akan
memberikan pendapatan bagi masyarakat banyak yang pada akhirnya akan meningkatkan
daya beli mereka terhadap suatu komoditas.
Pada dasarnya Islam memandang uang hanya sebagai alat tukar, bukan sebagai
barang dagangan (komoditas). Oleh karena itu motif permintaan akan uang adalah untuk
memenuhi kebutuhan transaksi (money demand for transaction), bukan untuk spekulasi. Islam
juga sangat menganjurkan penggunaan uang dalam pertukaran karena Rasulullah telah

16 M.Nur Rianto Al Arif. Teori Makroekonomi Islam : Konsep,Teori, dan Analisis. (Jakarta : Bumi Aksara). 2019.
Hal 60.
menyadar kelemanahan dari saah satu bentuk pertukaran di zaman dahulu yaitu barter (ba’i
almuqayyadah), di mana barang-barang saling dipertukarkan. Konsep time value of money
atau juga disebut ekonoi sebagai positive time preference menyebutkan bahwa nilai komoditi
pada saat ini lebih tinggi nilainya bila dibandingkan di masa mendatang.
Time Value of Money sangat terkait erat dengan konsep ‘diskonto’ yang ada dalam
teori modal dan investasi. Secara praktis, digunakan sebagai alat evaluasi proyek maupun
keputusan investasi. Dalam konsep Islam tidak dikenal money demand for speculation. Hal ini
karena spekulasi tidak diperbolehkan.
DAFTAR PUSTAKA

Yuliono. (2017). Time Value of Money Dalam Perspektif Ekonomi Islam. Jurnal Ekonomi Islam.
Vol V No 1.
Ilyas, Rahmat. (2017). Time Value of Money dalam Hukum Islam. Jurnal Al-Adalah. Vol 14 No.
1.
Yudiana, Fetria Eka. (2013). Dimensi Waktu dalam Analisis Time Value of Money dan Economic
Value of Time. Jurnal Muqtasid. Vol 4 No. 1.
Sujarweni. (2017). Manajemen Keuangan Teori, Aplikasi dan Hasil Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Rianto, Muhammad Nur. (2019). Teori Makroekonomi Islam: Konsep, Teori, dan Analisis.
(Jakarta: Bumi Aksara).

Anda mungkin juga menyukai