Anda di halaman 1dari 7

5. Apa Yang di Maksud Dengan Dividen ?

Dividen merupakan sebagian dari laba yang dibagikan kepada pemegang


saham. Dividen merupakan pembayaran yang diberikan kepada pemilik perusahaan
atau pemegang saham atas modal yang mereka tanamkan di dalam suatu
perusahaan. Dalam hubungannya dengan jumlah pajak yang dibayarkan, maka
pembayaran dividen berbeda dengan pembayaran bunga karena dividen tidak dapat
mengurangi jumlah pajak yang dibayar oleh perusahaan.
Dividen adalah bagian keuntungan yang dibayarkan oleh perusahaan kepada
pemegang saham. Oleh karena itu dividen merupakan bagian dari penghasilan yang
diharapkan oleh para pemegang saham. Besar kecilnya dividen yang dibayarkan
akan sangat mempengaruhi pencapaian tujuan maksimalisasi kesejahteraan bagi
pemegang saham.
6. Jenis-Jenis Dividen
a. Jenis dividen berdasarkan tahun buku yang diilihat dari waktu pembagian
dividen terhadap para pemegang saham.
1) Dividen Interim
Yaitu dividen yang dibayarkan oleh perusahaan antara satu tahun
buku dengan tahun buku berikutnya atau antara dividen final satu dengan
dividen final berikutnya. Dividen interim bisa dibagikan lebih dari satu
kali dalam satu tahun.
2) Dividen Final
Dividen final merupakan dividen hasil pertimbangan setelah tutup
buku perusahaan berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) tahun sebelumnya untuk dibayarkan tahun berikutnya.
b. Jenis dividen berdasarkan pembayaran
1) Dividen Tunai (cash dividend)
Dividen yang dibayarkan perseroan dalam bentuk uang tunai. Nilai
dividen tunai sebesar nilai yang dibayarkan emiten atau diterima oleh
pemegang saham (investor). Bagi direksi, pembagian dividen tunai harus
memperhitungkan tingkat likuiditas perusahaan, mengingat dividen ini pasti
akan mengurangi tingkat likuiditas.
2) Dividen Saham (stock dividend)
Dividen yang di bayarkan perseroan dalam bentuk saham baru,
dengan proporsi tertentu. Yang harus diketahui pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap dividen tunai maupun dividen saham, bahwa
dividen (baik cash dividen maupun stock dividen) diberikan kepada para
pedagang saham (investor) adalah untuk kepentingan pasar yaitu menaikan
reputasi saham perusahaan.
c. Bentuk dividen yang biasanya dibagikan oleh perusahaan
1) Dividen kas
Dividen yang paling umum digunakan oleh perusahaan adalah dalam
bentuk kas. Para pemegang saham akan menerima dividen sebesar tarif per
lembar dikalikan dengan jumlah lembar yang dimiliki. Yang perlu
diperhatikan oleh pimpinan perusahaan sebelum membuat pengumuman
adanya dividen kas adalah jumlah uang kas mencukupi untuk pembagian
dividen tersebut.
2) Dividen aktiva selain kas
Dividen yang dibagikan tidak selalu dalam bentuk uang tunai tetapi
dapat juga berupa aktiva surat-surat berharga atau saham perusahaan,
barang-barang hasil produksi perusahaan yang membagi dividen tersebut,
atau aktiva-aktiva lain.
3) Dividen utang
Dividen utang timbul apabila saldo laba tidak dibagi mencukupi
untuk pembagian dividen, sedangkan saldo kas yang ada tidak cukup.
Sehingga pimpinan perusahaan akan mengeluarkan dividen utang yaitu janji
tertulis untuk membayar jumlah tertentu diwaktu yang akan datang.
4) Dividen likuidasi
Yaitu dividen yang dibagikan sebagian merupakan pembagian laba
dan sebagian lagi merupakan pengembalian modal. Perusahaan yang
membagikan dividen likuidasi biasanya perusahaan-perusahaan yang akan
menghentikan usahanya misalnya dalam bentuk joint venture.
7. Rumus Dividen
Rumus untuk menghitung dividen payout ratio sebagai berikut :

Total dividends
a. Payout ratio = x 100%
Net Income
Retained Earnings
b. Retention ratio = x 100%
Net Income

8. Contoh Soal Terkait Dividen


a. Apple Davinstore memperoleh laba setelah pajak sebesar Rp. 14.000.000,
tahun yang lalu dan membagikannya dalam bentuk dividen sebesar Rp.
4.200.000, Laba tersebut telah tumbuh dengan tingkat pertumbuhan sebesar 7%
per tahun selama 10 tahun. Pada tahun ini perusahaan memperoleh laba sebesar
Rp. 18.000.000, Kesempatan investasi yang tersedia sebesar Rp. 12.000.000,
Hitunglah dividen untuk tahun ini di bawah setiap kebijakan berikut ini :
1. Payout yang konstan ?
2. Pertumbuhan dividen yang stabil ?
3. Residual dividend policy ( anggap perusahaan berharap akan
mempertahankan debt to total asset ratio 40% ) ?
Jawaban :
1. Payout ratio = Rp. 4.200.000 / Rp. 14.000.000 = 30%
Payout ratio = 30% ( Rp. 18.000.000 ) = Rp. 5.400.000
2. Pertumbuhan 6% sehingga dividen yang di bayarkan
= (1 + 6%) (Rp. 18.000.000)
= Rp. 19.080.000
3. Residual dividend policy
Investasi Rp. 12.000.000,
Persentase equity financing 60%
Equity Financing Rp. 7.200.000,
Laba yang di peroleh Rp. 18.000.000
Dividen yang dibagikan Rp. 10.800.000,
9. Apa yang dimaksud dengan trading.
Trading adalah proses transaksi finansial jangka panjang atau istilahnya
adalah aktivitas perdagangan dalam bentuk mata uang. Dalam pasar keuangan,
trading menjadi salah satu instrumen penting karena dapat menghasilkan uang
dalam jumlah besar. Secara umum, trading adalah konsep ekonomi dasar yang
melibatkan pembelian dan penjualan barang dan jasa. Artinya, kompensasi
tersebut akan dibayarkan oleh pembeli kepada penjual atau pertukaran barang atau
jasa antar pihak. Dengan begitu, trading dapat disimpulkan sebagai pertukaran
barang dengan uang.
10. Bagaimana Islam memaknai trading?
Secara umum, prinsip trading seperti jual beli emas atau perak yang
pernah terjadi di masa Rasulullah. Jual beli emas dan perak harus dilakukan
dengan tunai atau kontan atau naqdan sehingga dapat terbebas dari transaksi yang
bersifat riba. Dalam hal berjenis riba fadl. Berikut adalah trading dalam hadist dan
pendapat para ulama.
a) Dalam Hadist
“Emas hendaklah dibayar dengan emas, perak dengan perak, barli dengan
barli, sya’ir dengan sya’ir(jenis gandum), kurma dengan kurma dan garam
dengan garam dalam hal sejenis dan sama haruslah secara kontan(yadan
biyadin/naqdan). Maka apabila berbeda jenisnya, jual lah sekehendak kalian
dengan syarat secara kontan.” (HR.Muslim).
Dalam hadist di atas dijelaskan bahwa, diperbolehkan adanya jual beli dengan
prinsip keadilann. Bahwa semuanya harus dibayar dengan hal yang sepadan atau
bernilai sama. Untuk itu harus dibayar secara kontan atau tunai, agar nilai nya
setara. Di kemudian hari bisa jadi nilainya sudah berubah atau berbeda, untuk itu
harus disetarakan agar tidak terkena masalah penambahan nilai yang berakibat
merugikan salah satu pihak.
b) Ulama Islam, Ibunu Mundhir
Ulama Islam, Ibnu Mundhir, pernah membuat analogi mengenai Trading.
Baginya, bisnis trading sama dengan pertukaran emas atau perak yang dikenal
dengan istilah Sharf dalam ilmu fiqh. Untuk itu, nilai mata uang dapat dilakukan
jual beli asalkan bukan dengan yang sejenis. Misal rupiah dengan rupiah, dollar
dengan dollar. Yang boleh harus rupiah dengan dollar atau sebaliknya. Tentu
pembayaran lebih ini guna menyetarakan nilai mata uang yang dibeli.
Istilahnya taqabudh fi’li.
c) Ulama Islam, Ibnu Qudamah
Ibnu Qudamah sendiri mengemukakan bahwa trading ini harus memperhatikan
proses kontan atau tunai atau secara langsung. Untuk itu trading harus
memperhatikan kondisi di pasar yang berlaku.
d) Fatwa MUI
Di Indonesia sendiri terdapat fatwa mengenai trading yang disepakati oleh
Dewan MUI. Hal ini berrdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasuonal No. 28/DNS-
MUI/III/2002 mengenai Transaksi Jual Beli Valas. Pada prinsipnya MUI
memperbolehkan asalkan memenuhi kententuan :
1) Tidak ada proses yang bersifat spekulasi atau adanya ketidakjelasan.
2) Adanya transaksi berjaga-jaga (simpanan).
3) Transaksi mata uang sejenis harus sama nilainya dan dilakukan secara
kontan atau tunai. Jika berbeda maka harus dilakukan dengan nilai tukar
(kurs) yang berlaku di pasar (market rate) saat transaksi dilakukan. Waktu
ini jelas saat kapan, dimana, dan pukul berapa.
Dari penjelasan di atas dijelaskan bahwa hukum trading dalam islam
diperbolehkan, terutama pendapat dan ijtihad dari para ulama. Dari 3 pendekatan
tersebut dapat diambil intisari bahwa islam memperbolehkan adanya trading. Tentu
saja dengan ketentuan dan syarat-syarat yang harus dipenuhi dengan baik.
11. Kapan trading dinyatakan haram dan halal?
Trading dinyatakan haram apabila harga tidak sesuai dengan saat pembeli
memutuskan melakukan transaksi dengan saat transaksi tersebut diterima oleh
penjual. Dan trading dinyatakan halal atau diperbolehkan apabila harga ketika beli
sama dengan saat transaksi tersebut diterima oleh penjual. Trading juga dinyatakan
halal apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1) Objek transaski harus jelas. Hal ini berkaitan dengan jenisnya, ukurannya, sifat,
waktu transaksi, nilai tukar, dan tempat penyerahannya.
2) Harga Tukar atau yang disebut dengan Al Tsaman harus jelas. Jenis alat tukar
yang berlaku harus benar-benar disepakati dan mudah untuk diukur atau
diniali. Apakah itu dalam satuan kilogram, pond, atau ukuran yang lainnya.
3) Harus ada kejelasan mengenai kualitas objek transaksi. Kualitas tersebut tentu
berdasarkan nilai kesepakatannya. Untuk itu tidak boleh ada proses yang tidak
jelas mengenai kondisi atau keadaan disiknya. Apakah hal tersebut buruk, baik,
berkualitas harus jelas keseluruhannya.
4) Harus ada juga kejelasan mengenai jumlah harga tukarnya agar dapat sama-
sama dinilai dan tentu hal ini harus ada kesepakatan yang berlaku.
Begitu sebaliknya, trading dinyatakan haram apabila tidak memenuhi syarat
yang telah disebutkan tadi. Adapun jenis trading dan hukumnya adalah sebagai
berikut :
1) Transaksi Spot
Transaksi pembelian dan penjualan valuta asing (valas) untuk proses
penyerahan pada saat itu (over the counter). Penyelesaian ini dilakukan paling
lambat dalam waktu dua hari. Proses ini diperbolehkan (halal) karena dianggap
tidak dilakukan dengna tunai atau kontan. Waktu dua hari dianggap sebagai
penyelesaian yang tidak bisa dihindari sebagai bentuk transaksi internasional
yang pasti membutuhkn waktu yang merupakan transaksi internasional.
2) Transaksi Forward
Transaksi forward yaitu transaksi pembelian atau penjualan valas yang
ditetapkan nilainya pada saat sekarang dan diberlakukan untuk waktu
mendatang. Waktunya antara 2 hari sampai dengan 1 tahun. Hukum dari
transaksi ini adalah haram, sebab harga yang digunakan adalah harga yang
sifatnya masih dalam perjanjian dan tidak real saat di kemudian hari. Maka
transaksi ini diharamkan.
3) Transaksi Swap
Transaksi ini adalah kontrak jual beli mata uang dengan harga yang
dikombinasikan dengan pembelian antara penjualan mata uang yang sama
dengan harga terus naik. Hukumnya ini adalah haram, karena mengandung
unsur spekulasi.
4) Transaksi Option
Kontrak untuk memperoleh hak yang dalam rangka membeli yang tidak harus
dilakukan melalui unit valuta asing dalam harga atau nilai dan jangka waktu
sampai tanggal akhir tertentu. Hukum nya hal ini adalah haram, karena
mengandung unsur spekulasi.
12. Apa hubungan trading dengan time value of money?
Trading adalah proses transaksi finansial jangka panjang yang menjadi salah
satu instrumen penting karena dapat menghasilkan uang dalam jumlah besar.
Sedangkan, time value of money (TVM) atau nilai waktu dari uang merupakan
suatu konsep finansial yang menyatakan bahwa nilai uang sekarang lebih berharga
dibandingkan dengan nilai uang dengan jumlah yang sama di masa mendatang,
karena potensi kapasitas penghasilan uang tersebut. Pada pelaksanaan trading, para
trader harus mengamati harga dari waktu ke waktu dan mencari pola untuk
memprediksi harga di masa depan. Jadi dapat disimpulkan bahwa trading selalu
berhubungan dengan time value of money.

Anda mungkin juga menyukai