Anda di halaman 1dari 15

“Time Value of Money dalam Islam”

Mata Kuliah Perencanaan keuangan Islam

Oleh Kelompok 4:

Muhammad Hasan Zain 2016330006

Salsabila Aldana Briliani 2016330020

Keuangan Syariah

EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2019
Daftar isi

BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................. 2
BAB II ........................................................................................................................... 3
TINJAUAN LITERATUR ............................................................................................ 3
A. Teori Konsep Time Value of Money ............................................................... 3
D. Faktor yang Mempengaruhi Time Value of Money ........................................ 4
E. Pandangan Konvensional tentang Time Value of Money .............................. 5
F. Pandangan Ekonomi Islam tentang Time Value of Money............................. 7
G. Pro Kontra Tentang Time Value of Money ..................................................... 9
H. Kritik Tentang Konsep Time Value of Money .............................................. 10
BAB III ....................................................................................................................... 13
PENUTUP ................................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ................................................................................................... 13
B. Penutup ......................................................................................................... 13

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Time value of money atau dalam bahasa Indonesia disebut nilai waktu
uang adalah merupakan suatu konsep yang menyatakan bahwa nilai uang
sekarang akan lebih berharga dari pada nilai uang masa yang akan.
Pengambilan keputusan pada analisis ekonomi teknik banyak melibatkan dan
menentukan apa yang ekonomis dalam jangka panjang.

Uang senilai Rp 5.000,- saat ini lebih berharga bila dibandingkan dengan
Rp 5.000,- pada satu atau dua tahun yang akan datang. Hal itu disebabkan
adanya bunga. Maka sudah jelas time value of money sangat penting untuk
dipahami oleh kita semua, sangat berguna dan dibutuhkan untuk kita menilai
seberapa besar nilai uang masa kini dan akan datang.
Oleh karena itu, uang oleh sebagian penduduk dipandang sebagai sesuatu
yang sangat penting. Sebab uang dapat dijadikan alat pemenuhan kebutuhan
manusia, alat pemudah aktivitas ekonomi. Dengan adanya uang yang berfungsi
sebagai alat pembayaran akan memudahkan pertukaran barang, sehingga
pekerjaan dijalankan lebih mudah.
Sekarang ini, banyak perkembangan baru yang terkait dalam bidang
ekonomi, seperti masalah mata uang, pola transaksi perdagangan, dan
sebagainya. Kebanyakan orang belum banyak menyadari hal tersebut. Belum
lagi jika inflasi masuk hitungan. Apabila uang didiamkan, maka nilainya akan
berkurang dengan adanya inflasi. Kebanyakan negara mengalami inflasi.
Keputusan keuangan sangat berhubungan dengan uang dan waktu, diantaranya
adalah keputusan investasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Time Value of Money?
2. Bagaimana konsep Time Value of Money?
3. Apa saja manfaat ataupun kerugian Time value of money?

1
4. Pandangan Ekonomi Islam tentang Time Value of Money?

C. Tujuan
1. Dapat memahami pengertian Time Value of Money.
2. Dapat mengetahui konsep Time Value of Money dan memahami rumus –
rumus didalamnya.
3. Mengetahui manfaat ataupun kerugian Time Value of Money
4. Mengetahui pandangan Islam tentang Time Value of Money
5. Mengetahui kondisi uang jika saat bila dibandingkan dengan pada satu,
dua, tiga dan beberapa tahun yang akan datang

2
BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Teori Konsep Time Value of Money


Sedikit mengulas tentang latar belakang time value of money atau dalam
bahasa Indonesia disebut nilai waktu uang adalah merupakan suatu konsep yang
menyatakan bahwa nilai uang sekarang akan lebih berharga dari pada nilai uang
masa yang akan datang atau suatu konsep yang mengacu pada perbedaan nilai
uang yang disebabkan karena perbedaaan waktu. Pengambilan keputusan pada
analisis ekonomi teknik banyak melibatkan dan menentukan apa yang
ekonomis dalam jangka panjang. Dalam hal ini, dikenal istilah nilai waktu dari
uang. Rp 5.000,- saat ini lebih berharga bila dibandingkan dengan Rp 5.000,-
pada satu atau dua tahun yang akan datang. Hal itu disebabkan adanya bunga.
Maka sudah jelas time value of money sangat penting untuk dipahami oleh kita
semua, sangat berguna dan dibutuhkan untuk kita menilai seberapa besar nilai
uang masa kini dan akan datang.

Kebanyakan keputusan keuangan, individu maupun bisnis, melibatkan


nilai waktu uang sebagai pertimbangan. Tujuan manajemen adalah
meningkatkan kesejahteraan pemegang saham dan ini sebagian tergantung dari
penentuan waktu arus kas. Tanpa pemahaman akan nilai waktu uang maka
pemahaman akan keuangan tidak akan dapat tercapai..

Pada dasarnya konsep time value of money Mengatakan bahwa setiap


individu berpendapat bahwa nilai uang saat ini lebih berharga daripada
nanti.Sejumlah uang yang akan diterima dari hasil investasi pada akhir tahun,
kalau kita memperhatikan nilai waktu uang, maka nilainya akan lebih rendah
pada akhir tahun depan.

Jika kita tidak memperhatikan nilai waktu dari uang, maka uang yang akan
kita terima pada akhir tahun depan adalah sama nilainya yang kita miliki
sekarang. Lebih singkatnya apabila kita disuruh memilih akan menerima uang

3
saat ini atau seminggu kedepan, kita pasti akan memilih untuk diambil saat ini
karena nilai yang kita dapat saat ini dengan seminggu kedepan tentu akan sangat
berbeda nilai waktu uangnya.

Waktu adalah salah satu faktor yang penting dalam membuat suatu
keputusan untuk menentukan apa yang akan anda lakukan dengan uang yang
anda miliki, karena dengan adanya waktu maka akan ada kesempatan untuk
menunda konsumsi dan memperoleh pendapatan yang biasanya kita sebut
bunga.

B. Manfaat dan kerugian dari Time Value of Money

Manfaat time value of money adalah untuk mengetahui apakah investasi


yang dilakukan dapat memberikan keuntungan atau tidak. time value of money
berguna untuk menghitung anggaran. Dengan demikian kita sebagai investor
dapat menganalisa apakah suatu proyek dapat memberikan keuntungan atau
tidak.
Kerugiannya yaitu akan mengakibatkan masyarakat hanya menyimpan
uangnya apabila tingkat bunga bank tinggi, karena mereka menganggap jika
bunga bank tinggi maka uang yang akan mereka terima dimasa yang akan
datang juga tinggi. time value of money tidak memperhitungkan tingkat inflasi.

D. Faktor yang Mempengaruhi Time Value of Money


Ada beberapa faktor yang mempengarui nilai tukar mata uang suatu negara.
Berikut faktor faktor nya:

1. Inflasi

Kenaikan gaji, pasti sangat disukai semua orang, Namun tidak untuk
kenaikan harga barang dan tarif jasa yang justru sangat dibenci. Sebuah negara
dengan tingkat inflasi yang lebih rendah dari negara lain akan mengapresiasi nilai
mata uangnya. Harga barang dan jasa meningkat pada tingkat yang lebih lambat,
ketika inflasi rendah. Sebuah negara dengan tingkat inflasi yang rendah

4
menunjukan nilai mata uang yang naik. Sementara itu, negara dengan inflasi yang
lebih tinggi biasanya melihat adanya depresiasi mata uang dan biasanya disertai
pula suku binga yang lebih tinggi.

2. Suku Bunga

Perubahan suku bunga akan mempengaruhi nilai mata uang sebuah negara
yang pada umumnya terhadap dolar. Tarif perdagangan mata uang (forex), suku
bunga, dan inflasi semuanya saling berhubungan. Kenaikan tingkat suku bunga
menyebabkan mata uang suatu negara terapresiasi. Hal ini dikarenakan suku bunga
yang lebih tinggi memberikan tarif lebih tinggi untuk pemberi pinjaman, sehingga
menarik modal asing secara berlebihan, yang menyebabkan kenaikan nilai tukar
mata uang tersebut.

3. Stabilitas Politik

Stabilitas politik dan kinerja perekonomian suatu negara dapat


mempengaruhi kekuatan mata uangnya. Sebuah negara dengan risiko kekacauan
politik yang rendah lebih menarik bagi investor asing. Peningkatan modal asing,
pada gilirannya, menyebabkan apresiasi nilai mata uang domestik. Sebuah negara
dengan kebijakan keuangan dan perdagangan yang sehat tidak memberikan ruang
untuk ketidakpastian dalam nilai mata uangnya. Sebaliknya, sebuah negara dengan
keadaan politik yang tidak stabil memungkinkan terjadinya depresiasi nilai tukar
mata uangnya.

E. Pandangan Konvensional tentang Time Value of Money

Dalam teori ekonomi konvensional, time value of money didefinisikan


sebagai "A dollar today is worth more than a dollar in the future because a dollar
today can be invested to get a return”. Definisi ini menurut Adiwarman Karim tidak
akurat, karena setiap investasi selalu mempunyai kemungkinan untuk mendapatkan
positif, negatif atau no return. Itu sebabnya dalam teori finance, selalu dikenal
dengan risk-return relationship.

5
Ada dua alasan dari teori konvensional terhadap time value of money yaitu.
1. Presence of inflation (Adanya Inflasi)
Adanya tingkat inflasi sehingga menjadi dasar perbedaan nilai waktu uang,
sebagai ilustrasi misalkan jika tingkat inflasi sepuluh persen, maka seseorang dapat
membeli lima potong kue dengan hanya membayar seribu rupiah. Namun jika
membelinya tahun depan maka dengan jumlah uang yang sama, dia hanya akan
dapat membeli tiga potong kue. Sehingga seseorang tersebut akan meminta
kompensasi untuk hilangnya daya beli uang akibat inflasi. Selanjutnya alasan ini
banyak keganjilan jika kita mau kritis menilai asumsi yang dijadikan landasan
perhitungan nilai waktu uang hanya didasarkan pada kondisi terjadinya inflasi.
Karena dalam kenyataan kondisi ini tidak lengkap (non exhaused condition).
Karena dalam setiap perekonomian selalu ada keadaan inflasi dan deflasi. Sehingga
tidak relevan jika hanya keadaaan terjadi inflasi saja yang menjadi alasan adanya
nilai waktu uang, seharusnya tingkat deflasi juga harus diperhitungkan.
2. Preference present consumption to future consumption (Preferensi konsumsi
saat ini untuk konsumsi di masa mendatang)
Umumnya orang, present consumption lebih disukai dari pada future
consumption. Misalkan tingkat inflasi nol, sehingga dengan uang Rp. 1000
seseorang dapat membeli lima potong kue hari ini maupun tahun depan. Bagi
kebanyakan orang, mengkonsumsi lima potong kue saat ini lebih disukai dari pada
mengkonsumsi lima potong kue di tahun depan walaupun tingkat inflasinya nol,
sehingga untuk menunda konsumsi lima potong kue sampai tahun depan seseorang
akan meminta kompensasi
Menurut Muhamad, alasan pertama; tidak diterima karena tidak lengkap
kondisinya. Dalam setiap kondisi ada keadaan inflasi dan deflasi. Bila keberadaan
inflasi menjadi alasan adanya time value of money, maka seharusnya keadaan
deflasi juga harus menjadi alasan adanya negative time value of money. Dengan
demikian, selama ini hanya ada satu kondisi saja (inflasi) yang diakomodasi oleh
teori time value of money, sedangkan kondisi deflasi diabaikan.

6
Alasan kedua mengenai ketidak-pastian return dalam usaha. Dalam
ekonomi konvensional, penerapan time value of money tidak senaif yang
dibayangkan misalnya dengan mengabaikan ketidak-pastian, pendapat yang akan
diterima. Bila unsur ketidakpastian return ini dimasukkan, ekonomi konvensional
menyangkut konpensasinya sebagai discount rate. Jadi istilah discount rate lebih
bersifat umum dibandingkan dengan istilah interest rate.
Jadi dalam ekonomi konvensional, ketidak-pastian return dikonversi
menjadi suatu kepastian melaui premium for uncertainty. Dalam setiap investasi
tentu selalu ada probabilitas untuk mendapatkan positive return, negative return,
dan no return. Adanya probabilitas inilah yang menimbulkan ketidak-pastian
probabilitas untuk mendapatkan negative return dan no return yang dipastikan
dengan sesuatu yang pasti yaitu premium for uncertainty

F. Pandangan Ekonomi Islam tentang Time Value of Money

Islam memandang uang sebagai flow concept. Artinya, uang harus berputar
dalam perekonomian dan tidak boleh dibiarkan menganggur dalam waktu yang
terlalu lama, apalagi sampai tahunan. Islam tidak mengenal konsep time value of
money, karena konsep ini menambah nilai kepada uang semata-mata dengan
bertambahnya waktu dan bukan usaha. Islam justru mengenal economic value of
time, yaitu waktu memiliki nilai ekonomi. Hal ini sesuai dengan ajaran Islam yang
lebih efisien dan adil, serta tidak didasarkan pada penerapan metode bunga.

Konsep time value of money dalam ekonomi konvensional merupakan


sebuah kekeliruan besar karena mengambil dari ilmu teori pertumbuhan populasi
dan tidak ada di ilmu keuangan. Konsep ini muncul karena adanya anggapan uang
disamakan dengan makhluk hidup. Makhluk hidup untuk waktu tertentu dapat
menjadi lebih besar dan berkembang. Jelas hal ini keliru besar karena uang
bukanlah makhluk hidup yang dapat berkembang biak.

7
Dalam prinsip time value of money, uang dengan jumlah yang sama
sekarang lebih bernilai dibandingkan dengan uang saat nanti. Kedua hal ini
memaksakan kreditur untuk melakukan discount (bunga) terhadap rate tertentu
dengan tidak mempertimbangkan risiko terhadap debitur. Keadaan yang demikian
sebagaimana yang digunakan ekonomi konvensional inilah yang ditolak oleh
ekonomi Islam, yaitu keadilan “al qhumu bi qhurmi” (mendapatkan hasil tanpa
mengeluarkan risiko) dan “al kharaj bi la dhama” (memperoleh hasil tanpa
mengeluarkan biaya). Jadi, faktor yang menentukan nilai waktu itu adalah
bagaimana seseorang memanfaatkan waktu itu. Semakin efektif (tepat guna) dan
efisien (tepat cara), maka akan semakin tinggi nilai waktunya. Hal ini jika ditarik
dalam konteks ekonomi, maka bentuknya adalah diperoleh setelah menjalankan
aktivitas bisnis. Oleh karena itu, barang siapa yang melaksanakan aktivitas bisnis
secara efektif dan efisien, ia akan mendapatkan keuntungan. Lebih lanjut, Imam
Nawawi memberikan definisi terkait penambahan nilai uang yang hanya
didasarkan pada nilai waktu adalah kategori riba sebagaimana pernyataan:

“Penambahan atas harta pokok karena unsur waktu.” Islam telah melarang
dan tidak membolehkan riba. Secara umum dapat dipahami bahwa menurut jumhur
ulama, riba adalah pengambilan tambahan baik dengan cara transaksi jual beli
maupun pinjam meminjam secara batil atau dengan cara-cara yang bertentangan
dengan prinsip ekonomi Islam. Oleh karena itu, ekonomi Islam tidak mengenal
bunga, karena bunga sesungguhnya masuk ke dalam kategori riba. Dengan
demikian, konsep time value of money tidak dapat diterapkan dalam ekonomi
Islam, karena konsep tersebut masih mengandung unsur bunga. Sebagaimana para
ulama sepakat bahwa bunga hukumnya sama dengan riba (haram). Hal ini
didasarkan pada firman Allah dalam QS. al-Baqarah ayat 278:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan


tinggalkan sisa Riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang
beriman.” (QS. al-Baqarah [2]: 278)

8
Hal ini menunjukkan bahwa time value of money banyak dikritik dalam
ekonomi Islam, karena ekonomi Islam adalah ekonomi yang berbasis bagi hasil.
Dalam ekonomi bagi hasil yang digunakan untuk mekanisme ekonominya adalah
nisbah bagi hasil dan return usaha yang terjadi secara riil. Inilah maknanya ajaran
Islam yang menganjurkan menggunakan konsep economic value of time. Artinya,
waktulah yang memiliki nilai ekonomi, bukan uang memiliki nilai waktu.

Islam mendorong masyarakat ke arah usaha nyata dan produktif. Islam juga
mendorong umatnya untuk melakukan investasi dan melarang membungakan uang.
Ini terbukti dengan adanya ajaran Islam dalam QS. At-Takatsur: 1-5, bahwa Islam
mendorong pemeluknya untuk selalu menginvestasikan tabungannya. Disamping
itu Islam juga mengajarkan pada QS. Luqman : 34 bahwa dalam melakukan
investasi tidak menuntut secara pasti akan hasil yang akan datang. Hasil investasi
di masa yang akan datang sangat dipengaruhi banyak faktor, baik faktor yang dapat
dipridiksikan maupun tidak. Faktor-faktor yang dapat dipridiksikan atau dihitung
sebelumnya adalah : berapa banyaknya modal; berapa nisbah yang disepakati;
berapa kali modal dapat diputar. Sementara faktor yang efeknya tidak dapat
dihitung secara pasti atau sesuai dengan kejadian adalah perolehan usaha (return).

G. Pro Kontra Tentang Time Value of Money


Konsep ini dikemukakan oleh Von Bhom-Bawerk, sekitar abad 19 M,
dalam bukunya Positif Theory of Capital. Di dunia Islam theori ini mendapatkan
beberapa tanggapan, ada yang membolehkan dan ada juga yang menolaknya sebab
bertentangan dengan Islam. alasan diterimanya konsep ini diantaranya;

1. Keuntungan di masa mendatang diragukan (uncertainty). Hal demikian


disebabkan ketidak pastian peristiwa yang melingkupi manusia di masa
mendatang. Sedangkan keuntungan di saat sekarang sangat jelas dan pasti.
2. Keputusan terhadap kehendak atau keinginan masa kini lebih bernilai bagi
manusia dari pada kepuasannya pada masa mendatang. Karena mungkin
saja seseorang tidak memiliki kehendak seperti sekarang.

9
3. Pada dasarnya komoditi sekarang lebih penting dan berguna, dan memiliki
nilai yang lebih tinggi dibanding komoditi di masa mendatang.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa keuntungan sekarang lebih berharga dari
pada keuntungan di masa mendatang. Modal sekarang lebih bernilai, dari pada
dipinjam dan dikembalikan satu tahun mendatang. Adanya bunga sebagai
instrumennya lebih dimaksudkan sebagai nilai pembayar yang sama terhadap
modal yang dipinjam semula.

Sedangkan alasan yang menolak teori time value of money adalah dalam
teori tersebut masih mengandung unsur bunga, dimana ulama sepakat bahwa bunga
hukumnya sama dengan riba, haram. Hal ini didasarkan pada surat al-Baqarah (2):
278.
Namun demikian tidak dilarang melakukan perniagaan untuk mendapatkan
keuntungan. Dalam Islam, aktifitas bisnis tidak boleh dipastikan bahwa ia akan
mendapatkan keuntungan di masa mendatang. Karena manusia tidak pernah tahu
apa yang akan terjadi hari esok. Dalam bisnis seseorang akan menghadapi satu
diantara tiga hal; positif return, negative return, bahkan no return. Hal ini
didasarkan pada ayat yang berbunyi.
‫التدري نفس ماذا تكسب غدا‬
Atas dasar ini maka aktifitas bisnis sebaiknya didasarkan pada mudharabah,
musyarakah, maupun yang lain, yang tidak mengandung unsur kepastian, dimana
keuntungan dibagi setelah usaha selesai. Oleh karena konsep time value of money
tidak selaras dengan konsep ekonomi Islam, dan teori inilah yang menelurkan
konsep bunga (interest) maka teori tersebut harus ditolak.

H. Kritik Tentang Konsep Time Value of Money


Analisis kritis tentang konsep time value of money dalam perspektif Syariah
meliputi:

1. Positive time prefference merupakan pola yang irasional dengan melihat


latar historis, karena adanya kemungkinan terjadi positive maupun negative

10
time preference bahkan zero time prefference dan juga karena ketidakpastian
(uncertainty) di masa depan. Sebagaimana Firman Allah yang artinya: "Dan
tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan
diusahakannya besok". (QS 31:34)

Itu sebabya dalam teori keuangan, selalu dikenal hubungan antara


risk-return. Ada dua alasan dari ekonomi konvensional terhadap teori time
value of money, yaitu: a) Presence of inflation b) Preference present
consumption to future consumption.

Alasan pertama tidak dapat diterima karena tidak lengkap


kondisinya. Dalam setiap perekonomian selalu ada keadaan inflasi dan
keadaan deflasi. Alasan mengenai ketidakpastian return dalam usaha. Bila
unsur ketidakpastian return ini dimasukkan, ekonomi konvensional
menyebut kompensasinya sebagai discoun rate. Jadi istilah discount rate
lebih bersifat umum dibandingkan istilah interst rate. Jadi dalam ekonomi
konvensional, ketidakpastian return dikonversi menjadi suatu kepastian
melalui premium for uncertainty.

2. Pandangan Islam uang bukanlah komoditi melainkan sebagai alat penukar


dan dan alat pengukur nilai atau harga (Economic Added Value). Dan ini
bertentangan dengan konsep Time Value of Money yang menerapkan adanya
bunga.
3. Implikasi konsep Time Value of Money adalah adanya bunga. Sedangkan
bunga erat kaitannya dengan riba, dan riba adalah haram serta Zulm. Dan
agama melarangnya. Sehinga dianggap tidak sesuai dengan keadilan dimana
“al-al-qhumu bi qhurni” (mendapatkan hasil tanpa mengeluarkan resiko),
dan “al-khraj bil adhaman” (memperoleh hasil tanpa mengeluarkan biaya).
4. Dalam pendapat Azzarqa yang menyamakan pembolehan discount rate pada
investasi atau pada evaluasi proyek pada bayar tangguh adalah beda. Dalam
ekonomi Islam, Islam memberikan pengeculian penggunaan discount rate

11
dalam hal menentukan harga membayar tangguh (bai’ muajjal). Adapun
asumsi pembenaran ini adalah berlandaskan pada argumentasi, antara lain
jual beli dan sewa menyewa adalah sektor riil yang menimbulkan nilai
tambah ekonomis (economic value of added).
5. Dalam pandangan Islam, nilai bagi semua orang itu sama kuantitas dan nilai
waktunya, namun akan berbeda dari sisi kualitasnya. Maka faktor yang
menentukan waktu itu adalah bagaimana seseorang memanfaatkan nilai
suatu waktu. Sehingga bagi siapa saja yang melakukan kegiatan bisnisnya
secara maksimal (efektif dan efesien), tentu ia akan mengais Profit sesuai
dengan yang diharapkannya. Jadi uang bukan modal/capital (jika uang
sebagai flow concept, sedangkan modal sebagai stock concept)

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di dalam ekonomi Islam, uang bukanlah modal. Uang itu sendiri tidak
memberikan kegunaan. Akan tetapi fungsi uanglah yang memberikan kegunaan.
Berkenaan dengan uang, bahwa dalam ekonomi konvensional timbul pemikiran
nilai uang menurut waktu (time value of money). Landasan atau keadaan yang
digunakan oleh ekonomi konvensioal inilah yang ditolak dalam ekonomi syariah,
yaitu keadaan mendapatkan hasil tanpa memperhatikan suatu resiko (algunmu bi al
ghurni) dan memperoleh hasil tanpa mengeluarkan suatu biaya (al kharaj bi la
dhaman.

Islam mendorong masyarakat ke arah usaha nyata dan produktif. Islam juga
mendorong umatnya untuk melakukan investasi dan melarang membungakan uang.
Ini terbukti dengan adanya ajaran Islam dalam QS. At-Takatsur: 1-5, bahwa Islam
mendorong pemeluknya untuk selalu menginvestasikan tabungannya. Disamping
itu Islam juga mengajarkan pada QS. Luqman : 34 bahwa dalam melakukan
investasi tidak menuntut secara pasti akan hasil yang akan datang. Hasil investasi
di masa yang akan datang sangat dipengaruhi banyak faktor, baik faktor yang dapat
dipridiksikan maupun tidak. Faktor-faktor yang dapat dipridiksikan atau dihitung
sebelumnya adalah : berapa banyaknya modal; berapa nisbah yang disepakati;
berapa kali modal dapat diputar. Sementara faktor yang efeknya tidak dapat
dihitung secara pasti atau sesuai dengan kejadian adalah perolehan usaha (return).

B. Penutup
Demikian makalah ini kami buat, bila banyak kekurangan kami mohon
maaf karena kebenaran mjtlak milik Allah SWT. terimakasih.

13

Anda mungkin juga menyukai