Anda di halaman 1dari 20

Nurul Ahillatun N, Fadiel Arief AlHafidzi: Analisis perbandingan Time vaue of money dan

Economic value of time.

(Analisis Perbandingan Konsep Time Value Of Money Dan Economic Value Of Time)
Nurul Ahillatun N1, Fadiel Arief Alhafidzi2
210721100043@student.trunojoyo.co.id, 210721100016@student.trunojoyo.co.id

Abstrak
Artikel ini bertujuan membahas tentang perbandingan antara konsep time value of
money (TVM) dan economic value of time (EVT) dalam sudut pandang ekonomi Islam.
Artikel ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dengan mengkaji
berbagai sumber literatur yang relevan. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
sistem ekonomi yang sesuai dengan kaidah islam adalah economic value of time, hal ini
berdasarkan pada konsep time value of money. Perbedaan konsep terletak pada asumsi
cara yang pandang. Preferensi waktu yang selalu positif mengasumsikan nilai waktu
uang yang selalu positf akan mengarah pada suatu kesimpulan yang ganjil. Adanya
perbedaan asumsi itu bersifat konseptual, komputasional. Secara konseptual, nilai
waktu dari uang berarti uang mempunyai nilai waktu, dan nilai ekonomi waktu berarti
waktu mempunyai nilai ekonomi, sedangkan secara komputasional nilai ekonomi
waktu menggunakan rasio berdasarkan di mana uang berada dalam jangka waktu
tertentu.

Kata Kunci: Analisis, Perbandingan, Uang

Abstract
This article aims to discuss the comparison between the concepts of Time Value of
Money (TVM) and Economic Value of Time (EVT) from the perspective of Islamic
economics. The research utilizes a qualitative descriptive analysis method by
examining various relevant literature sources. The findings of this study are as follows:
the economic system that aligns with Islamic principles is the Economic Value of Time,
which is based on the concept of Time Value of Money. The difference in concepts lies
in the assumptions and perspectives. The consistently positive time preference
assumes that the positive time value of money will lead to an odd conclusion. The
variation in these assumptions is conceptual and computational. Conceptually, the time
value of money implies that money has a time value, while economic value of time
implies that time has economic value. On a computational level, economic value of time
employs a ratio based on where money stands within a specific time frame.
Keywords: Analysis, Comparison, Money

PENDAHULUAN
Di zaman modern, teknologi berdampak besar pada sistem perekonomian dan
semakin berkembang dengan memperluas pasar yang mendorong peningkatan
produktivitas. Perdagangan dalam dan luar negeri yang terus berkembang mendorong
terjadinya transformasi sistem perekonomian dari sistem perekonomian yang modern,

Jurnal Kaffa Vol. x, No. x (Bulan Tahun) 1


efektif dan efisien menuju kebutuhan akan alat tukar yang dapat menunjang
perdagangan modern. Oleh karena itu, uang adalah jawabannya. Uang pada
hakikatnya adalah suatu benda yang berfungsi sebagai (1) alat tukar, (2) penyimpan
nilai, (3) satuan hitung, dan (4) suatu jumlah yang harus dibayar (basis pembayaran
yang ditangguhkan). Perlu diketahui bahwa uang pada awalnya hanya berfungsi
sebagai alat tukar, namun seiring dengan berkembangnya peradaban manusia,
fungsinya semakin berkembang dan meluas untuk memenuhi kebutuhan ekonominya.1

Dalam ekonomi konvensional menyebutkan uang memiliki nilai waktu,


menegaskan bahwa uang pada masa sekarang memiliki nilai yang jumlahnya berbeda
dengan jumlah uang pada masa depan. Artinya, sejumlah uang yang dimiliki seseorang
pada hari ini nilainya tidak akan sama dengan satu tahun yang akan datang. Karena
waktu terus berjalan, maka ada kebutuhan untuk meningkatkan nilai nominal uang
agar nilai riil dari uang tetap sama. Maka muncullah konsep uang harus selalu
bertambah dan bertambah karena adanya waktu yang berjalan.2
Konsep time value of money merupakan proses pembungaan uang secara
majemuk. Sehingga proses pemajemukan ini memisahkan antara uang atau sistem
moneter dengan sektor riilnya. Sektor moneter masih dapat terjamin keuntungannya,
sedangkan sektor riil menghadapi ketidakpastian yang sangat besar. Konsep ini
menjadi penting untuk dikaji karena ada beberapa perbedaan pandangan menurut
syariah Islam. 3Artikel ini akan membahas mengenai perbandingan antara konsep yang
ada di time value of money dan konsep dalam economic value of time berdasarkan prinsip
Islam. Kajian ini menggunakan kajian literatur klasik dan kontemporer untuk
menyelaraskan serta mendapatkan pemahaman yang mendalam.
KAJIAN LITERATUR
1
Solikin and Suseno, UANG (Pengertian, Penciptaan, dan Peranannya dalam Perekonomian) Pusat Pendidikan dan
Studi Kebanksentralan. , vol. 1, vols., 2002.
2
Deddy Ahmad Fajar, “Kajian Perbedaan Time Value Of Money Atau Economic Value Of Time Dalam Perspektif
Syariah” Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam. 7.03 (2021): 1435–1440, Available:
http://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/jiedoi:http://dx.doi.org/10.29040/jiei.v7i3.2624.
3
Rini Elvira, “Pandangan Ekonomi Islam Terhadap Nilai Waktu Uang”July (2020): 1–23.
Nurul Ahillatun N, Fadiel Arief AlHafidzi: Analisis perbandingan Time vaue of money dan
Economic value of time.

1. Definisi Uang
Dalam ilmu ekonomi modern, uang diartikan sebagai sesuatu yang
tersedia dan diterima secara umum sebagai alat pembayaran untuk pembelian
barang dan jasa, aset berharga lainnya, dan bahkan pembayaran hutang.
Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat pembayaran, itulah
sebabnya emas dan perak dipilih sebagai alat pembayaran.
Adapun pengertian uang menurut para ahli. Munurut S Sayers, uang
adalah sesuatu yang umum diterima sebagai pembayaran hutang. Sedangkan
menurut Irna Rahmawati, uang diartikan sebagai benda yang mampu dinterima
oleh seluruh lapisan masyarakat sebagai alat tukar menukar dalam transaksi
perdagangan.
Uang secara umum adalah sesuatu yang dapat diterima secara umum
sebagai alat pembayaran dalam suatu wilayah tertentu atau sebaga alat
pembayaran uatang, ata sebgai alat untuk melkukan pembelian barang atau jasa.
Dengan kata lain, uanga merupakan suatu alat yang dapat digunakan dalam
suatu wilayah tertentu, uang juga didefinisikan sebagai segala sesuatu yang
dapat diterima secara umum sebagai alat tukar. Definisi ini merupakan definisi
hakikat kegunaan uang sebenarnya, namun sesuai dengan perkembangan
perekonomian maka uang semakin dipandang sebagai komoditas yang memiliki
harga melalui tingkat suku bunga, maka hakikat uang semakin bergeser
menjauhi apa yang sebenarnya.4Bila merujuk pada peraturan perundang –
undangan, pada Undang – undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang,
disebutkan pada Pasal 1ayat (2) bahwa Uang adalah alat pembayaran yang sah.5
Menurut Fukaha, uang tidak terbatas pada emas atau perak yang dicetak.
Namun, ini mencakup semua dinar, dirham, dan filas. Mereka menggunakan

4
Sepri Wulan Sari, “Perkembangan Dan Pemikiran Uang Dari Masa Ke Masa” An-Nisbah: Jurnal Ekonomi Syariah.
3.1 (2016).
5
UU7/2011, UUD/1945, and UU23/1999, “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Mata
Uang” Negara Republik Indonesia. (2011): 138–155.

Jurnal Kaffa Vol. x, No. x (Bulan Tahun) 3


istilah nakdain untuk mewakili dirham dan dinar. Namun ada perbedaan
pendapat mengenai apakah Furis termasuk dalam istilah Nuqud. Menurut
Mutammad golongan Syafi'iyah, Furs tidak mengandung RADE INT Nuqd,
namun Hanafi Madzab berpendapat bahwa Nuqd mengandung Furus.
Pengertian Nuqd Menurut Abu Ubaid: Dirham dan Dinar adalah nilai dari
sesuatu. Artinya dinar dan dirham menjadi dasar pembayaran dalam transaksi
barang dan jasa. Ibnu Qayyim berpendapat bahwa dinar dan dirham adalah
harga suatu barang. Ini mengisyaratkan bahwa uang adalah standart unit
ukuran untuk nilai harga komuditas.6
Beberapa istilah penyebutan uang dari beberapa tokoh ekonomi Islam
tersebut mempunyai titik temu, bahwa uang merupakan benda-benda yang
disetujui oleh masyarakat umum sebagai alat perantara untuk mengadakan
tukar- menukar atau perdagangan dan sebagai standar nilai barang maupun
jasa. Baik uang itu berasal dari emas, perak, tembaga kertas; selama itu diterima
masyarakat dan di ditetapkan oleh penguasa (pemerintah), maka dianggap
sebagai uang.7
Kata nuqd (uang) tidak muncul dalam Al-Quran atau hadis Nabi SAW,
karena masyarakat Arab pada umumnya tidak menggunakan kata nuqd untuk
menggambarkan harga. Mereka menggunakan kata dinar atau "ain" untuk
menggambarkan uang yang dihasilkan dari waktu ke waktu, dan kata dirham
dan/atau wakaq untuk menunjukkan alat tukar tembaga, yang digunakan untuk
membeli barang-barang murah.8
Ekonomi islam mendefinisikan uang adalah sebagai fasilitator atau
mediasi pertukaran (medium of exchange), bukan komoditas yang dapat
dipertukarkan dan disimpan sebagai asset dan kekayaan individu. Dalam

6
Muhammad Taufiq Abadi, Ekonomi Moneter Sebuah Pengantar, vols. (Ygjakarta: Zahir Pubishing, 2022).
7
Ibid.hal.23
8
Ahmad Zaki Fatoni, “Perdagangan Uang Dalam Perpektif Islam” Mu’amalat: Jurnal Kajian Hukum Ekonomi
Syariah. 10.2 (2018): 1–16, Available: https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/muamalat/article/view/2817.
Nurul Ahillatun N, Fadiel Arief AlHafidzi: Analisis perbandingan Time vaue of money dan
Economic value of time.

konsep syariah uang adalah sesuatu yang bersifat flow concept dan merupakan
public goods. Uang yang mengalir adalah public goods. Oleh karena itu dalam
islam diharamkan melakukan
praktek riba dan dilarang untuk melakukan penimbunan.9
2. Sejarah Uang
Pada zaman purba, ketika masyarakat masih sangat sederhana, orang
belum bisa mempergunakan uang. Perdagangan dilakukan dengan cara
langsung menukarkan barang dengan barang, atau disebut dengan barter.
Pertukaran barter ini mensyaratkan adanya keinginan yang sama pada waktu
yang bersamaan (double coincidence of wants) dari pihak-pihak yang melakukan
pertukaran ini. Namun semakin beragam dan kompleks kebutuhan manusia,
semakin sulit menciptakan situasi double coincidence of wants. Misalnya, pada
suatu ketika seseorang yang memiliki beras membutuhkan ikan. Namun saat
yang bersamaan, pemilik ikan sedang tidak membutuhkan beras melainkan
membutuhkan kerupuk, sehingga syarat terjadinya barter antara beras dengan
ikan tidak terpenuhi. Keadaan demikian tentunya akan mempersulit muamalah
manusia. Itulah sebabnya diperlukan suatu alat tukar yang dapat diterima oleh
semua pihak. Alat tukar seperti itu kemudian disebut uang. Pertama kali, uang
dikenal dalam peradaban Sumeria dan Babylonia. Uang kemudian berkembang
dan berevolusi mengikuti perjalanan sejarah. 10
Dari perkembangan itu kemudian uang digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu
uang barang, uang kertas, dan uang giral atau kredit : 11
Uang komoditi merupakan alat tukar yang mempunyai nilai komersial
atau dapat diperdagangkan apabila produknya tidak digunakan sebagai uang.
Namun tidak semua produk bisa ditukarkan dengan uang tunai. Ada tiga syarat
utama yang diperlukan untuk mengubah suatu barang menjadi uang:

9
Santi Endriani, “Konsep Uang : Ekonomi Islam VS Ekonomi Konvensional” Anterior Jurnal. 15 (2015): 70–75.
10
Emily Nur Saidy, “UANG DALAM TINJAUAN EKONOMI ISLAM Oleh :” LAA MAISYIR. 6.2 (2017): hal 8
11
Andi Mardiana, “Fungsi Uang dalam Ekonomi Islam” Eksya, Jurnal Ekonomi Syariah. 1.1 (2019).

Jurnal Kaffa Vol. x, No. x (Bulan Tahun) 5


Kelangkaan, yaitu persediaan barang tersebut harus dibatasi. Daya Tahan: Uang
tunai harus dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. Bernilai tinggi
artinya barang yang dijadikan uang mempunyai nilai yang tinggi dan tidak
memerlukan uang dalam jumlah besar untuk bertransaksi.
Uang Logam (Metal Money) Seiring berkembangnya zaman, uang barang
dagangan dan uang barang dagangan dianggap mempunyai banyak kelemahan.
Diantaranya, uang tidak memiliki nilai nominal, sulit disimpan, serta sulit
dibawa dan diangkut. Kemudian orang-orang mulai memikirkan cara lain untuk
memproduksi barang lain yang dapat digunakan sebagai uang. Barang-barang
yang dapat dijadikan uang antara lain logam mulia seperti emas dan perak. Ada
beberapa alasan mengapa emas dan perak dipilih sebagai mata uang.
Kedua logam tersebut memiliki nilai tinggi, langka, dan dapat diterima
secara umum sebagai alat tukar. Kelebihan lainnya, emas dan perak dapat
dipecah menjadi bagian- bagian yang kecil dengan tetap mempunyai nilai yang
utuh. Selain itu logam mulia ini juga tidak mudah susut dan rusak.12
Uang Kertas (uang token) Beginilah penampakan Turki saat pecah Perang
Dunia I tahun 1914. Negara-negara lain juga telah mengumumkan kewajiban
memperkenalkan uang kertas dan menghentikan perdagangan emas dan perak.
Pada tahun 1914, uang kertas diwajibkan di seluruh dunia dan tidak terikat pada
dukungan mineral tertentu. Setelah Perang Dunia I, Inggris berupaya
menerapkan kembali sistem yang didukung emas untuk memperkuat mata
uangnya dan mempertahankan posisinya di dunia internasional. Antara tahun
1925 dan 1931, sistem emas batangan diperkenalkan untuk mendukung uang
kertas, sehingga memungkinkan untuk menerbitkan uang kertas dengan lebih
banyak dukungan emas. Oleh karena itu, Inggris menjadi negara pertama yang
mengadopsi sistem ini, disusul Prancis pada tahun 1928. Di sisi lain, sistem

12
Ibid.hal
Nurul Ahillatun N, Fadiel Arief AlHafidzi: Analisis perbandingan Time vaue of money dan
Economic value of time.

keuangan negara-negara berkembang mempunyai pola yang sama dengan


negara-negara terjajah.13
Uang Giral (Deposit Money) Yang dimaksud dengan uang giral adalah
uang yang beredar pada bank yang dapat diambil oleh si pemegangnya
sewaktu-waktu. Uang giral muncul dari gagasan masyarakat seiring dengan
perkembangan perbankan. Uang kertas yang dirasa mempunyai kelemahan
dalam menyelesaikan transaksi-transaksinya terutama untuk transaksi dalam
jumlah yang besar di mana sejumlah uang kertas harus dibawa-bawa sehingga
menimbulkan resiko tertentu dan keadaan yang tidak praktis, maka uang giral
muncul untuk menyelesaikan transaksi-transaksi perdagangan. Penggunaan
uang giral dan semakin berkembangnya penggunaan cek dan giro bilyet dalam
kegiatan perekonomian masyarakat tergantung dari kemajuan cara berpikir
masyarakat dan kemajuan perekonomian suatu negara, artinya bila kemajuan
perekonomian telah cukup baik maka kepercayaan Masyarakat. 14
Perkembangan peradaban manusia juga telah mengubah tujuan kegiatan
produktif masyarakat. Pada mulanya masyarakat memproduksi barang hanya
untuk memenuhi kebutuhan keluarganya saja, namun kemudian berkembang
produksi yang tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya saja,
namun juga untuk memenuhi (menjual) kebutuhan orang lain. Selanjutnya
perdagangan dilakukan dengan cara menukarkan barang dengan barang yang
disebut dengan barter.Barang dapat ditukar jika syaratnya terpenuhi. Syaratnya
adalah sebagai berikut : 15
a) Orang orang yang akan melakukan pertukaran harus memiliki barang
yang akan ditukarkan.

13
Ibid.hal
14
Ibid.
15
Fuzi Arif Lubis Aqwa Naser, Muhammad Syahbudi, Ekonomi Makro Islam Terjemahan Chriswan Sungkono.
Jakarta: Salemba Empat. , vols. (Medan: Febi UIN-SU Press, 2019).

Jurnal Kaffa Vol. x, No. x (Bulan Tahun) 7


b) Orang- rang yang akan melakukan pertukaran harus saling
membutuhkan barang yang akan dipertukarkan tersebut pada waktu
yang sama.
c) Barang - barang yang akan dipertukarkan harus mempunyai nilai yang
sama. Seiring dengan perkembangan peradaban manusia maka
pertukaran dengan cara barter menjadi semakin sulit dilakukan. Bahkan,
karena kebutuhan setiap orang semakin banyak dan beragam, maka
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tidak mungkin lagi ditempuh
dengan cara barter. Karena menghadapi kesulitan dalam melakukan
pertukaran barter, manusia terdorong untuk mencari cara pertukaran
yang lebih mudah. Manusia mulai menggunakan uang barang dalam
melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu garam, senjata, dan
kulit hewan.
3. Fungsi Uang
A. Ekonomi Konvensional
Menurut Ekonomi Konvensional Uang merupakan alat pembayaran yang sah
memiliki 4 fungsi yaitu 16:
a) Sebagai Alat Tukar (Medium of Exchange) Tujuan penciptaan uang adalah
memudahkan masyarakat untuk melakukan transaksi. Seperti yang telah
diterangkan bahwa penciptaan alat tukar karena timbulnya permasalahan
dalam sistem tukar menukar barang (In-natura). Fungsi uang sebagai alat
tukar merupakan fungsi utama uang ( primary function).
b) Sebagai Satuan Hitung (Unit Of Account) Sebagai satuan hitung uang
menunjukkan harga suatu komoditi baik barang maupun jasa, harga
digunakan sebagai penyebut yang sama. Sebagai satuan hitung uang
disebut pengukur nilai (measure of value).

16
Nadia Fazira Eko Sudarmanto, Muhammad Syaiful, Ashar Muhammad Hasan, and et al, Teori Ekonomi:Mikro dan
Makro Yayasan Kita Menulis. , vols., 2021.
Nurul Ahillatun N, Fadiel Arief AlHafidzi: Analisis perbandingan Time vaue of money dan
Economic value of time.

c) Sebagai penyimpan nilai (Store of Value)


d) Standar pembayaran masa depan (standard of deffered payment), yaitu.
pengoperasian uang sebagai bentuk pembayaran di masa depan,
dikaitkan dengan banyak kegiatan ekonomi yang kompensasinya tidak
dibayarkan pada saat itu. Karyawan biasanya dibayar setelah sebulan
penuh bekerja. Karena uang akan menjadi alat pembayaran di masa
depan, maka akan lebih mudah untuk menghitung suatu biaya atau
pembayaran di masa depan, karena akan diukur dengan daya beli dan
bukan dengan nilai suatu barang tertentu.
B. Ekonomi Islam
Dalam sistem ekonomi Islam, uang hanya berfungsi sebagai media/alat
pertukaran (medium of exchange) dan sebagai standar ukuran harga (unit of
account).Sedangkan fungsi uang sebagai penyimpan nilai (store of value) dan
standar pembayaran di masa mendatang (standard of deffered payment) masih
diperdebatkan oleh ahli ekonomi Islam.17
1. Uang sebagai satuan nilai atau standar harga (unit of account)
Al-Ghazali berpendapat bahwa, uang adalah ibarat cermin, dalam
artian uang berfungsi sebagai ukuran nilai yang dapat merefleksikan
harga benda yang ada di hadapannya. Dengan demikian jelaslah bahwa
uang tidak dibutuhkan untuk uang itu sendiri, karena uang tidak
mempunyai harga tetapi uang sebagai alat untuk menghargai semua
barang, Ibnu Taimiyah (1263-1328) menjelaskan bahwa, uang berfungsi
sebagai alat ukur nilai dan alat pertukaran.Melalui uang sejumlah benda
dapat diketahui nilainya. Uang bukan ditujukan untuk dirinya sendiri
akan tetapi sebagai untuk mengukur nilai benda atau dibayar sebagai alat
tukar benda lain. Pemikiran Ibnu Taimiyah ini kembali dimunculkan

17
Faisal Affandi, “Fungsi Uang Dalam Perspektif Ekonomi Islam” EKSYA ; Jurnal Ekonomi Syariah. 1.1 (2020).

Jurnal Kaffa Vol. x, No. x (Bulan Tahun) 9


setelah dua setengah abad kemudian oleh pakar ekonomi modern Sir
Thomas Gresham (1519-1579) yang terkenal dengan Hukum Gresham.
2. Uang sebagai alat tukar (medium of exchange)
Uang sebagai alat tukar menukar yang digunakan setiap individu
untuk transaksi barang dan jasa. Misalnya seseorang yang memiliki
kelapa untuk memenuhi kebutuhannya terhadap beras, maka ia cukup
menjual kelapanya dengan menerima uang sebagai gantinya. Kemudian
ia dapat membeli beras yang ia butuhkan dengan uang tersebut. Seperti
itulah uang berfungsi sebagai alat tukar pada setiap transaksi dalam
rangka pemenuhan kebutuhan hidup manusia.Fungsi uang sebagai alat
tukar dalam setiap kegiatan dalam kehidupan modern ini menjadi satu
hal yang sangat penting.
3. Uang sebagai alat penyimpan kekayaan (store of value atau store of wealth)
Di kalangan ekonom Islam terjadi perbedaan pendapat terkait fungsi
uang sebagai alat penyimpan kekayaan (store of value atau store of wealth).
Mahmud Abu Su’ud berpendapat bahwa uang sebagai alat penyimpan
kekayaan adalah ilusi yang batil, karena uang tidak bisa dianggap sebagai
komoditas layaknya barang-barang pada umumnya. Uang sama sekali
tidak mengandung nilai pada bendanya. Uang hanya sebagai alat tukar
beredar untuk proses tukar-menukar. Pendapat ini sejalan dengan apa yang
diungkapkan oleh al-Ghazali bahwa uang ibarat cermin yang hanya dapat
menilai sesutau yang ada di depannya namun tidak dapat menilai dirinya
sendiri.
4. Uang sebagai standar pembayaran tunda (standard of deferred payment)
Ahmad Hasan menyatakan bahwa, uang sebagai ukuran dan standar
pembayaran tunda tidak bisa diterima.Jika yang dimaksudkan adalah
menunda pembayaran harga, maka yang ditunda adalah uang.Bagaimana
mungkin dikatakan bahwa uang adalah ukuran dan standar pembayaran
Nurul Ahillatun N, Fadiel Arief AlHafidzi: Analisis perbandingan Time vaue of money dan
Economic value of time.

tunda?, karena uang menjadi standar uang.Jadi, tidak tepat ungkapan


yang menyatakan bahwa uang adalah standar pembayaran tunda karena
fungsi ini merupakan pengulangan (tahsilul hasil) terhadap fungsi uang
sebagai standar nilai.Uang adalah ukuran dan standar harga komoditas
dan jasa baik bersifat tunai atau tunda.14Muhammad Usman Syabir juga
menjelaskan, karena nilai uang itu fluktuatif maka tidak layak untuk
menjadi ukuran nilai pembayaran tunda.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, fungsi uang dalam
perspektif ekonomi Islam hanya ada dua yaitu, (1) uang sebagai satuan nilai atau
standar harga (unit of account) dan (2) uang sebagai alat tukar (medium of
exchange).
4. Konsep Time Value of Money (Nilai Waktu Atas Uang)
Konsep Time Value of Money pada dasarnya merupakan Intervensi konsep
idiologi dalam bidang Ekonomi. Konsep ini muncul karena adanya anggapan
bahwa uang termasuk ke dalam sel hidup, yang dalam satuan waktu dapat
tumbuh dan berkembang. Hal ini harus memahami bahwasanya uang bukanlah
sesuatu yang hidup dan memiliki nilai yang dapat berkembang seiring
berjalannya waktu. Dalam teori ekonomi, sesuatu bisa kecil atau besar, hal ini bisa
disebabkan oleh usaha, yang dalam teori ekonomi berbicara tentang profil
pengembalian. Dengan cara ini, jika dilakukan dengan benar, wajar jika jumlah
uang seseorang bertambah atau berkurang.
Dalam ekonomi konvensional, nilai waktu uang didefinisikan sebagai: ``Satu
dolar hari ini bernilai lebih dari satu dolar esok hari karena dapat diinvestasikan
hari ini untuk menghasilkan keuntungan.'' Artinya: Satu dolar hari ini bernilai
satu dolar. Anda dapat berinvestasi dan mendapatkan kembali lebih banyak dolar
saat ini daripada dolar yang akan diperoleh di masa depan.Konsep nilai waktu
uang adalah bahwa nilai uang saat ini berarti nilainya lebih besar daripada nilai

Jurnal Kaffa Vol. x, No. x (Bulan Tahun) 11


uang di masa depan. Dapat dihitung dengan : Suku Bunga, Jumlah Perode
pembayaran, Nilai sekarang dan Nilai yang akan dating.18
Nilai waktu dari uang dapat dijelaskan dengan beberapa konsep, yaitu:
Nilai akan datang (future value) Future Value merupakan nilai uang di masa yang
akan datang dari sejumlah uang tertentu yang dimiliki sekarang. Nilai future
value dapat dihitung dengan cara berikut ;19
Menghitung nilai masa depan adalah kebalikan dari menghitung nilai
sekarang dari hasil investasi yang direncanakan. Keputusan yang dihasilkan tetap
sama, meskipun Anda melihatnya dari sudut pandang yang berlawanan. Dalam
sebuah kasus , ketika mempertimbangkan nilai uang di masa depan, nilai uang
yang diinvestasikan sekarang selama lima tahun ke depan digunakan sebagai
dasar untuk menentukan penawaran.
Jika nilainya Rp. 161 juta dalam 5 tahun melebihi nilai yang diharapkan di
masa depan dan proposal bisnis diterima. Jika investasi awal dinotasikan sebagai
A, nilai masa mendatang yang diharapkan adalah F, waktu adalah t, dan tingkat
pengembalian investasi yang diharapkan adalah > 15%, maka:
F = a (1+r)t................................................................................................................
(5.3) Persamaan (4.3) substansinya adalah sama dengan persamaan (4.2) . Dengan
menggunakan data-data di atas, maka:
F = 100 (1+ 0,15)5 = 100 (2,01) = 201 juta
Nilai mendatang (lima tahun mendatang) yang diharapkan Rudi dari
investasi saat ini adalah minimal Rp. 201 juta. Sedangkan yang ditawarkan
proposal usaha hanya Rp. 161 juta , karena tingkat pengembalian investasi yang
dihasilkan hanyalah 10%. Proposal ditolak.20
Nilai Sekarang ( Present Value)
18
Muhammad Nasri Katman and Andi Nur Akmawanti, “Implikasi Konsep Economic Value of Time dalam
Manajemen Keuangan Syariah” Economic and Financial Journal. 1.2 (2021): 118–128, Available:
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/IBEF/article/view/22502.
19
Abdul Wahab, Ekonomi Makro Pengantar, vols., 2012.
20
Ibid.hal.75
Nurul Ahillatun N, Fadiel Arief AlHafidzi: Analisis perbandingan Time vaue of money dan
Economic value of time.

Misalkan, Susi ditawari sebuah rencana usaha dengan investasi awal sebesar Rp 100
juta. Berdasarkan proposal, lima tahun kemudian nilai nominal uang yang dia peroleh
adalah Rp 161 juta. Yang menjadi pertanyaannya adalah apakah nilai Rp 161 juta lima
tahun mendatang itu lebih besar daripada Rp 100 juta saat ini? Jika ya, proposal usaha
tersebut layak diterima. Sebaliknya, jika tidak. Bagaimana kita mengetahui nilai
sekarang dari Rp 161 juta tersebut di atas? Hal
ini sangat tergantung dari tingkat pengembalian investasi (invesment return)
yang Susi harapkan. Seandainya, untuk menjalankan usahanya, Susi harus
meminjam dari bank dengan bunga pinjaman 15% per tahun. Susi berharap
tingkat pengembalian investasi setidak-tidaknya sama dengan 15%. Karena itu
nilai Rp 161 juta harus dideflasi sebesar 15% per tahun. Dalam perhitungan
manajemen keuangan, angka 15% tersebut dikenal sebagai angka diskonto
(dicount factor).
Nilai sekarang dari Rp 161 juta yang akan diterima lima tahun mendatang
adalah Rp 80,1 juta. Karena nilainya lebih kecil daripada investasi awal, yang
sebesar Rp 100 juta, proposal usaha Susi di tolak. Sebab usaha tersebut justru
membuat nilai riil uang yang diinvestasikan makin kecil. Dapat juga dikatakan
bahwa return dari investasi lebih kecil daripada tingkat bunga pinjaman. 21
5. Konsep Econmic Value of Time ( Nilai Ekonomi Pada Waktu)
Economic Value of Time merupakan konsep bahwa waktu mempunyai nilai
ekonomi, tetapi uang tidak mempunyai nilai waktu.Nilai ekonomi waktu dapat
diartikan sebagai memaksimalkan nilai ekonomi suatu dana pada suatu titik
waktu tertentu. Dasar penghitungan konsep nilai waktu uang adalah uang dan
bunga adalah sama, namun dasar penghitungan prinsip berdasarkan nilai
ekonomi waktu adalah rasio.Waktu sangat penting dalam Islam. Kualitas waktu

21
Dr Ekawarna, Pengantar ekonomi makro Gaung Persada (GP Press). , vols. (Jakarta: Gaung Persada (GP) Press,
2008).

Jurnal Kaffa Vol. x, No. x (Bulan Tahun) 13


berbeda-beda pada setiap orang.Dengan kata lain, faktor yang menentukan nilai
waktu adalah bagaimana orang memanfaatkannya.22

Dalam Islam, keuntungan bukan hanya keuntungan di dunia saja, namun


juga keuntungan di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, penggunaan waktu
tidak hanya harus efektif dan efisien, tetapi juga harus berdasarkan keimanan.
Keyakinan ini memberikan manfaat di akhirat. Sebaliknya, keyakinan yang tidak
baik bagi dunia berarti keyakinan yang tidak diamalkan.
Ekonomi Syariah menunjukkan bahwa mungkin dibenarkan untuk
menggunakan tingkat diskonto ketika menentukan harga muajjal. Sebab, setelah
kewajiban penjual (penyerahan barang atau jasa) telah terpenuhi, maka hak
penjual (uang yang dibayarkan) dicadangkan, sehingga ia tidak dapat
memenuhi kewajibannya kepada orang lain. Selain itu, terdapat beberapa
asumsi dan kejadian yang dapat dijadikan acuan dalam analisis. Artinya, harga
yang dibayarkan mungkin lebih tinggi dari harga yang dibayarkan saat ini. Hak
kepemilikan produk dilindungi undang-undang. Anggapan ini mengacu pada
apa yang dilakukan Zayd Ibnu Ali Zainal Abidin Ibnu Hussein Ibnu Abi Thalib.
Uang itu sendiri tidak memiliki nilai waktu.Namun waktu memiliki nilai
ekonomi, asalkan Anda menggunakannya dengan bijak. Nilai waktu dapat
diukur dalam batasan dan batasan ekonomi. Sehubungan dengan pembekalan
hak pemilik barang dalam transaksi ekonomi yang berkaitan dengan nilai waktu.
6. Legitimasi Syariah Atas Time Value of Money
Konsep nilai waktu uang (TVM) dan nilai sekarang (PV) erat kaitannya
dengan suku bunga. Penerapan konsep ini dalam Islam, khususnya Syariah,
pencatatan dan akuntansi masih menjadi bahan perdebatan di kalangan para
ahli. Pendapat para ahli terhadap kedua konsep ini terbagi menjadi dua. Sudut
pandang para ahli tentang dua konsep tersebut terbagi menjadi 2 (dua) yaitu:

22
Ahmad Fajar, “Kajian Perbedaan Time Value Of Money Atau Economic Value Of Time Dalam Perspektif Syariah.”
Nurul Ahillatun N, Fadiel Arief AlHafidzi: Analisis perbandingan Time vaue of money dan
Economic value of time.

1. Tidak menentang TVM dengan mendasarkan konsep bai’ mu’ajjal sebagai argumen
utama. Para ahli yang sependapat dengan TVM mempunyai pandangan yang sama
bahwa diperbolehkan membebankan biaya yang lebih tinggi berdasarkan kontrak
terpisah. Oleh karena itu, diskon adalah perhitungan matematis murni dan tidak
terkait dengan tingkat bunga sehingga diperbolehkan dalam kontrak penjualan.
Konsep TVM setara dengan konsep Bai' mu'ajjal, dimana penjual dapat memperoleh
penghasilan tambahan melalui penundaan pembayaran. Persamaannya terdiri dari
memasukkan variabel waktu dalam perhitungan harga barang dan jasa.
Persamaannya terletak pada dimasukkannya variabel waktu sebagai bagian dari
perhitungan dalam penetapan harga barang dan jasa. Dengan demikian,
pendiskontoan diperbolehkan dalam kontrak jual beli karena hanya dianggap sebagai
perhitungan matematis belaka dan tidak berhubungan dengan tingkat bunga. Konsep
TVM mengakui adanya biaya peluang, dan dalam kasus bhai muajjar, semakin besar
keuntungan yang diperoleh dari penjualan barang dan jasa yang dibayar pembeli
dengan metode pembayaran angsuran (muajjar) dianggap sebagai biaya
peluang.menjadi lebih besar dari. Jumlah yang tercantum dalam perjanjian pinjaman
sesuai dengan bunga yang dikenakan.
2. Menolak TVM dan memperkenalkan konsep Economic Value of Time (EVT). Para
ahli yang menentang TVM berpendapat bahwa konsep TVM merupakan jalan masuk
menuju riba karena adanya bunga yang merupakan salah satu bentuk riba. Teknik PV
tidak hanya tentang perhitungan sistematis, tetapi juga tengan konsep dan asumsi
dibalik perhitungan tersebut. Perhitungan yang dimaksudkan untuk membenarkan
bunga jelas tidak diperbolehkan. Beberapa ahli juga berpendapat bahwa TVM
merupakan konsep yang subjektif karena dasar argumentasi dari konsep inflasi dan
anggapan konsumsi tidak kuat. Konsep TVM berasumsi bahwa diskon harus positif,
dan ini merupakan asumsi yang tidak realistis. Dalam Islam, fungsi alamiah uang
adalah sebagai alat tukar yang konsepnya cair sehingga tetap beredar, tidak seperti
barang komoditas. Oleh karena itu, penambahan harga dalam penjualan yang
ditangguhkan tidak dapat mewakili pengakuan Islam terhadap konsep TVM.

Jurnal Kaffa Vol. x, No. x (Bulan Tahun) 15


Sebaliknya, mereka menawarkan konsep EVT yang mengakui bahwa waktu
memiliki nilai ekonomis.
Konsep nilai waktu uang merupakan perspektif Islam, dan Islam
mengenal konsep prioritas waktu yang positif. Semua aktivitas konsumsi
dan produksi membutuhkan waktu, dan penghitungan nilai waktu uang
didasarkan pada waktu aktual yang dihabiskan untuk aktivitas tersebut,
yang dikenal secara posteriori dalam perekonomian modern. Waktu
dianggap sebagai sumber daya ekonomi yang berharga, dan hal ini dapat
dijelaskan dalam dua posisi utama :
1. Biaya peluang dari penundaan konsumsi saat ini memberikan kepuasan
yang lebih besar dibandingkan konsumsi masa depan.Oleh karena itu,
kompensasi harus diberikan atas keuntungan yang hilang hari ini.
2. Biaya peluang karena tidak mampu menginvestasikan sumber daya
dalam kegiatan produktif. Pemilik dana mengesampingkan
kemungkinan pengembalian dana positif.
Selain itu, konsep prioritas waktu proaktif didukung oleh sebagian besar
profesional hukum. Mereka sepakat bahwa harga jual tunai dan penjualan kredit
bisa saja berbeda, sehingga memungkinkan misalnya pembelian secara angsuran
atau penjualan yang harga kreditnya lebih tinggi dari harga tunai. Dalam
perspektif Islam, waktu dan tempat mempengaruhi nilai waktu uang, terbukti
dengan akad salam yang mendukung preferensi waktu yang positif. Harga yang
dibayar di muka untuk pengiriman barang di masa depan lebih rendah dari
harga tunai atau harga pengangkutan. Selain itu, transaksi kredit dan pinjaman
dalam Islam mendorong orang untuk berhasil melunasi utangnya. Peningkatan
ini murni bersifat sukarela sebagai tanda syukur, dan peningkatan tersebut
menunjukkan bahwa persepsi Islam tentang preferensi waktu sedang runtuh.23

23
Dr Darmawan, Manajemen Keuangan Syariah, vols. (Yogjakarta: UNY Press, 2022).
Nurul Ahillatun N, Fadiel Arief AlHafidzi: Analisis perbandingan Time vaue of money dan
Economic value of time.

7. Kritik Atas Time Value of Money dan Perbedaan antara Time Value of Money dan
Economic Value of Time
a) Kritik Atas Time Value of Money
Definisi nilai waktu uang yang mengatakan uang saat ini sangat berharga karena
dapat digunakan untuk investasi adalah tidak tepat. Pasalnya, investasi apa pun
selalu memiliki potensi keuntungan positif, negatif, atau nol. Bagi ekonom
tradisional, ada dua alasan penggunaan konsep nilai waktu uang :
a. presence of inflation;
b. preference present comsumption to future comsumption
c. Argumen yang pertama tidak dapat diterima karena tidak lengkap kondisinya. Dalam
setiap perekonomian selalu ada keadaan inflasi dan keadaan deflasi. Apabila
keberadaan inflasi menjadi alasan adanya time value of money, seharusnya keberadaan
deflasi menjadi alasan adanya negatif time value of money
Argumen yang pertama tidak dapat diterima karena tidak lengkap kondisinya.
Dalam setiap perekonomian selalu ada keadaan inflasi dan keadaan deflasi.
Apabila keberadaan inflasi menjadi alasan adanya time value of money, seharusnya
keberadaan deflasi menjadi alasan adanya negatif time value of money.
b) Ketidakpastian Return
Sebenarnya, dalam ekonomi konvensioanl, penerapan time value of money
tidak senaif yang dibayangkan, misalnya dengan mengabaikan ketidak
pastian return yang akan diterima. Apabila unsur ketidak pastian menyebut
kompensasinya sebagai discount rate. Jadi, istilah discount rate lebih bersifat
umum dibandingkan dengan istilah interest rate
Dalam ekonomi konvensional, ketidakpastian return dikonversi menjadi suatu
kepastian melalui premium for uncertainty. Dalam setiap investasi tentu selalu ada
probabilitas untuk mendapat positif return, negatif return, dan noreturn. Adanya
probabilitas inilah yang menimbulkan uncertainty (ketidakpastian). Probabilitas untuk

Jurnal Kaffa Vol. x, No. x (Bulan Tahun) 17


mendapatkan negative return dan noreturn ini yang dipertukarkan (exchange of
liabilies) dengan sesuatu yang pasti, yaitu premium for uncertainty.24

METODE PENELITIAN
Artikel ini menggunakan metode, deskriptif kualitatif merupakan sebuah
metode penelitian yang memanfaatkan data kualitatif dan dijabarkan sejara deskriptif.
Penelitian ini terfokus pada bagaimana mendapatkan data dengan teliti dan jelas, data
yang digunakan yakni data sekunder yang bersumber dari publikasi yang meliputi
jurnal ilmiah, buku, website dan media kabar ainnya yang menjadikan permasalahan
ini dibahas dalam penelitian. 25

PEMBAHASAN

Perbandingan Konsep Time Value Of Money Dan Economic Value Of Time


Perbedaan utama antara konsep nilai waktu uang dengan konsep nilai waktu
ekonomi adalah konsep nilai waktu uang menggunakan dasar perhitungan kontrak
dengan bunga, sedangkan konsep nilai waktu ekonomi menggunakan dasar
perhitungannya yaitu dengan menggunakan rasio. Nilai ekonomi waktu dihitung
dengan menggunakan konsep bagi hasil atau bagi hasil. Konsep bagi hasil atau bagi
hasil mempunyai dampak yang signifikan terhadap tingkat proporsi yang disepakati
dalam perjanjian kerjasama. Konsep biaya pembiayaan dalam nilai ekonomi waktu
menggunakan garis pasar saham syariah dengan variabel bebas risiko = 0.Nilai setiap
pembiayaan atau investasi yang dilakukan menggunakan metode nilai sekarang bersih
yang berisiko. Misalkan dalam hal penentuan nisbah bagi hasil, return on capital harus
diperhitungkan dalam hal ini return on capital tidak sama dengan return on money, return on

24
Prof Dr. H Boedi Abdullah, Manajemen Keuangan Syari’ah CV Pustaka Setia. , vols. (Bandung, 2017).
25
Subandi, “Deskripsi Kualitatif Sebagai Satu Metode Dalam Penelitian Pertunjukan” Harmonia. 11.19
(2011): hal.3
Nurul Ahillatun N, Fadiel Arief AlHafidzi: Analisis perbandingan Time vaue of money dan
Economic value of time.

capital sangat tergantung pada jenis bisnisnya dan berkaitan dengan sektor riil. Sedangkan return
on money sangat berkaitan dengan interest rate. 26

Dari paparan data diatas maka di peroleh data perbedaan time value of money
dan economic value of time

Pembeda Time Value of money Economic Value of Time


Konsep Uang memiliki nilai waktu Waktu memiliki nilai ekonomi
Perhitungan Bunga Rasio
Tujuan Memaksimalkan utility Memaksimalkan maslahah
penggunaan
Kesesuaian Syariah Tidak sesuai Sesuai

Tabel di atas menjelaskan perbedaan antara nilai waktu uang dan nilai ekonomi
waktu. Perbedaan-perbedaan ini bersifat konseptual, komputasional, dan disengaja.
Secara konseptual, nilai waktu dari uang berarti uang mempunyai nilai waktu, dan
nilai ekonomi waktu berarti waktu mempunyai nilai ekonomi. Diskon dan suku bunga
digunakan untuk menghitung nilai waktu dari uang, sedangkan nilai ekonomi waktu
menggunakan rasio berdasarkan sisa uang dari waktu ke waktu. Tujuan penggunaan
nilai waktu uang adalah maksimalnya kegunaan barang tersebut, sedangkan tujuan
nilai ekonomi waktu adalah maslahah maksimal, hal ini sesuai dengan konsep ekonomi
Islam. Secara kesesuaian syariah time value of money tidak sesuai dengan konsep syariah yaitu
menggunakan bunga dan hal tersebut termasuk dalam riba sedangkan economic value of time
sesuai dengan syariah karena tidak mengandung riba karena penilaiannya menggunakan dasar
waktu.27
SIMPULAN
Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: sistem ekonomi yang sesuai
dengan kaidah islam adalah economic value of time, hal ini berdasarkan pada konsep
time value of money. Perbedaan konsep terletak pada asumsi cara yang pandang.
Preferensi waktu yang selalu positif mengasumsikan nilai waktu uang yang selalu

26
Fetria Eka Yudiana, “Dimensi Waktu Dalam Analisis Time Value of Money” Jurnal Muqtasid. 4.1 (2020): 132–143.
27
Ahmad Fajar, “Kajian Perbedaan Time Value Of Money Atau Economic Value Of Time Dalam Perspektif Syariah.”

Jurnal Kaffa Vol. x, No. x (Bulan Tahun) 19


positf akan mengarah pada suatu kesimpulan yang ganjil. Adanya perbedaan asumsi
itu bersifat konseptual, komputasional. Secara konseptual, nilai waktu dari uang berarti
uang mempunyai nilai waktu, dan nilai ekonomi waktu berarti waktu mempunyai nilai
ekonomi, sedangkan secara komputasional nilai ekonomi waktu menggunakan rasio
berdasarkan di mana uang berada dalam jangka waktu tertentu.
.DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai