Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

FUNGSI UANG DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Makro Islam

Dosen Pengampu : Sepridayana

Disusun oleh :

Lisa dara dentia (200261015)

Anggi saputra

Prodi Ekonomi Syari’ah VB

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)

TULANG BAWANG LAMPUNG

2022/2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmannirrahim,
Dengan mengucapkan Alhamdulillahirobil’alamin, puji syukur kepada Illahi
Rabi, Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan limpahan karunia-Nya ,
sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah FUNGSI UANG DALAM
PERSPEKTIF ISLAM Mata Kuliah ekonomi makro islam.
Kami menyadari, bahwa setiap hasil karya manusia meskipun telah
dipersiapkan sebaik apapun, pasti masih jauh dari kata kesempurnaan serta
mengandung banyak kekurangan. Sehingga kami mengaharapkan kritik maupun saran
dari pembaca agar kesalahan yang kami buat dalam menyusun Makalah ini dapat kami
perbaiki menjadi lebih baik lagi.
Semoga Makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan kita
dalam memahami Mata Kuliah ekonomi makro islam. Dan kami ucapkan terima
kasih.
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................................i

A. Pendahuluan ...............................................................................................................1
B.  Pengertian Uang........................................................................................................2
C. Fungsi uang menurut Islam.....................................................................................3
D.  Fungsi Uang : Islami Versus Konvensional.........................................................9
E.     Perbedaan uang dalam konsep Islam dengan ekonomi konvensional........11
F.      Kesimpulan.............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
Pendahuluan
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, masyarakat tidak dapat melakukan semuanya
secara seorang diri. Ada kebutuhan yang dihasilkan oleh pihak lain, dan untuk
mendapatkannnya seorang individu harus menukarnya dengan barang atau jasa yang
dihasilkannya.  Namun, dengan kemajuan zaman, merupakan suatu hal yang tidak praktis jika
untuk memenuhi suatu kebutuhan, setiap individu harus menunggu atau mencari orang yang
mempunyai barang atau jasa yang dibutuhkannya dan secara bersamaan membutuhkan
barang atau jasa yang dimilikinya. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sarana lain yang
berfungsi sebagai media pertukaran dan satuan pengukur nilai untuk melakukan sebuah
transaksi. Jauh sebelum bangsa Barat menggunakan uang dalam setiap transaksinya, dunia
Islam telah mengenal alat pertukaran dan pengukur nilai tersebut, bahkan Al Quran secara
eksplisit menyatakan alat pengukur nilai tersebut berupa emas dan perak dalam berbagai ayat.
Para fuqaha menafsirkan emas dan perak tersebut sebagai dinar dan dirham.
Uang merupakan kebutuhan primer setiap manusia. Karena uang merupakan alat yang
digunakan untuk bertransaksi setiap hari. Untuk itu uang merupakan salah satu bagian vital
dari ekonomi. Begitu pula dengan konsep islam. Islam memiliki konsep tersendiri yang
berbeda dengan konsep konvensional. Uang dalam persepektif islam mempunyai suatu suatu
fungsi yang jelas, berbeda dengan konvensional yang memiliki konsep yang kabur dan tidak
jelas.
Peranan Uang Dalam Perekonomian Uang, merupakan materi yang sangat berharga
dan sangat ‘diagungkan’ di dunia. Perekonomian modern tidak dapat dipisahkan dengan
pentingnya uang. Uang ibarat darah dalam tubuh manusia, tanpa uang, perekonomian tidak
akan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Secara sederhana uang didefinisikan segala
sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai alat bantu dalam pertukaran. Secara hukum, uang
adalah sesuatu yang dirumuskan oleh undang-undang sebagai uang. Jadi segala sesuatu dapat
diterima sebagai uang jika ada aturan atau hukum yang menunjukkan bahwa sesuatu itu dapat
digunakan sebagai alat tukar.
B.  Pengertian Uang
Uang merupakan objek yang berperan penting dalam perekonomian. Uang merupakan
media yang digunakan untuk memperlancar transaksi ekonomi dalam kehidupan manusia.
Tanpa adanya uang, akan menyulitkan manusia dalam melakukan aktivitas transaksi sehari-
hari. Sehingga peran uang dalam suatu perekonomian dapat diibaratkan sebagai aliran darah
dalam tubuh, yang tanpanya aktivitas ekonomi dapat sangat terhambat bahkan terhenti.

Secara umum, ekonom membagi fungsi uang kedalam 4 fungsi yaitu:  1.) sebagai alat
tukar, 2.) sebagai unit penghitung, 3.) sebagai alat penyimpan nilai/daya beli, dan 4.) sebagai
standar pembayaran yang tertangguhkan.  Uang sebagai alat tukar yaitu uang berfungsi
sebagai alat mediasi pertukaran antara satu pihak dengan pihak lainnya, sehingga manusia
tidak harus menggunakan sistem barter dalam pertukaran barang atau jasa. Sebagai unit
penghitung, uang berfungsi untuk menjadi standar penilaian moneter terhadap barang atau
jasa. Sedangkan, sebagai alat penyimpan nilai/daya beli uang berfungsi sebagai media untuk
menyimpan nilai kekayaan yang diperoleh manusia dalam aktivitas ekonomi sehari-hari. 
Terakhir sebagai standar pembayaran tertangguhkan, uang berfungsi sebagai patokan nilai
pada transaksi-transaksi yang waktunya tertangguhkan (transaksi kredit).

Dalam ekonomi Islam, uang memiliki fungsi utama sebagai alat tukar (medium of
exchnges) dan alat satuan hitung (unit of account). Meskipun pada prakteknya tetap
diperbolehkan untuk menggunakan uang sebagai penyimpan nilai dan standar pembayaran
yang ditangguhkan, selama tetap menganggap uang hanya sebatas alat tukar, bukan
komoditas yang diperdangkan.
C. Fungsi uang menurut islam

Dalam sistem ekonomi Islam, uang hanya berfungsi sebagai media/alat pertukaran (medium of
exchange) dan sebagai standar ukuran harga (unit ofaccount).Sedangkan fungsi uang
sebagaipenyimpan nilai (store of value) dan standar pembayaran di masa mendatang (standard of
deffered payment) masih diperdebatkan oleh ahli ekonomi Islam.
1) Uang sebagai satuan nilai atau standar harga (unit of account)
Uang adalah satuan nilai atau standar ukuran harga dalam transaksi barang dan jasa. Dengan adanya
uang sebagai satuan nilai akan memudahkan terlaksananya transaksi dalam kegiatan ekonomi
masyarakat. Uang sebagai standar nilai harus memiliki kekuatan dan daya beli yang bersifat tetap agar
dapat berfungsi sebagaimana mestinya.Al-Ghazali berpendapat bahwa, uang adalah ibarat cermin,
dalam artian uang berfungsi sebagai ukuran nilai yang dapat merefleksikan harga benda yang ada
di hadapannya.Dengan demikian jelaslah bahwa uang tidak dibutuhkan untuk uang itu sendiri, karena
uang tidak mempunyai harga tetapi uang sebagai alat untuk menghargai semua barang.
Ibnu Taimiyah (1263-1328) menjelaskan bahwa, uang berfungsi sebagai alat ukur nilai dan alat
pertukaran.Melalui uang sejumlah benda dapat diketahui nilainya. Uang bukan ditujukan untuk
dirinya sendiri akan tetapi sebagai untuk mengukur nilai benda atau dibayar sebagai alat tukar benda
lain. Pemikiran Ibnu Taimiyah ini kembali dimunculkan setelah dua setengah abad kemudian oleh
pakar ekonomi modern Sir Thomas Gresham (1519-1579) yang terkenal dengan Hukum Gresham.
2) Uang sebagai alat tukar (medium of exchange)
Uang sebagai alat tukar menukar yang digunakan setiap individu untuk transaksi barang dan jasa.
Misalnya seseorang yang memiliki kelapa untuk memenuhi kebutuhannya terhadap beras, maka ia
cukup menjual kelapanya dengan menerima uang sebagai gantinya. Kemudian ia dapat membeli beras
yang ia butuhkan dengan uang tersebut. Seperti itulah uang berfungsi sebagai alat tukar pada setiap
transaksi dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup manusia.Fungsi uang sebagai alat tukar dalam
setiap kegiatan dalam kehidupan modern ini menjadi satu hal yang sangat penting. Seseorang tidak
akan mampu untuk memproduksi setiap barang kebutuhan hariannya, karena keahlian manusia
berbeda-beda. Pada kondisi itulah uang memegang peranan yang sangat penting agar manusia dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya dengan mudah.
3) Uang sebagai alat penyimpan kekayaan (store of value atau store of wealth)
Uang sebagai penyimpan kekayaan maksudnya adalah bahwa orang yang mendapatkan uang
terkadang tidak mengeluarkan seluruhnya dalam satu waktu, akan tetapi ia akan sisihkan sebagian
atau disimpan untuk membeli barang atau jasa yang ia butuhkan pada waktu yang ia inginkan. Hal ini
disebabkan motif yang mempengaruhi seseorang untuk mendapatkan uang di samping untuk transaksi
juga untuk berjaga-jaga dari kemungkinan yang terduga.Di kalangan ekonom Islam terjadi perbedaan
pendapat terkait fungsi uang sebagai alat penyimpan kekayaan (store of value atau store of
wealth).Mahmud
Abu Su’ud berpendapat bahwa uang sebagai alat penyimpan kekayaan adalah ilusi yang batil, karena
uang tidak bisa dianggap sebagai komoditas layaknya barang-barang pada umumnya. Uang sama
sekali tidak mengandung nilai pada bendanya. Uang hanya sebagai alat tukar beredar untuk proses
tukar-menukar. Pendapat ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh al-Ghazali bahwa uang ibarat
cermin yang hanya dapat menilai sesutau yang ada di depannya namun tidak dapat menilai dirinya
sendiri.Adnan at-Tukirman membenarkan jikauang sebagai alat penyimpan kekayaan

maka akan terjadi penimbunan uang, karena sifat alamiah uang yang tahan lama
memungkinkan untuk menyimpannya dalam waktu yang lama dan menahan peredarannya. Namun di
sisi lain, Adnan at-Tukirman membantah pendapat Abu Su’ud yang meniadakan fungsi uang sebagai
alat penyimpan kekayaan, karena Menyimpannya ditujukan untuk digunakan dalam proses transaksi
pada masa Yang akan datang.Monzer Kahf memberikan tanggapan terhadap pendapat Abu Su’ud
bahwa,Sebenarnya pelaku ekonomi memungkinkan memilih waktu yang sesuai untuk Melakukan
transaksinya. Zaki Syafi’i juga menyampaikan bahwa, menyimpan Uang (menabung) dianjurkan
karena setiap apa yang lebih dari kebutuhan setelah Menunaikan hak Allah adalah tabungan (saving),
sedangkan memendam uang Berarti mencegah untuk melaksanakan kewajiban (hak Allah).
Berdasarkan teori ekonomi Islam, motif yang mempengaruhi manusia untuk Mendapatakan dan
memiliki uang adalah untuk transaksi dan berjaga-Jaga.Secara riil, seseorang dalam kehidupan sehari-
hari perlu menyimpan uang Untuk menghadapi hal-hal yang tidak terduga, baik disimpan di rumah
atau
Bank.Jadi kekhawatiran Abu Su’ud dan Adnan at-Tukirman untuk perekonomian Modern saat ini
tidak beralasan karena zaman sekarang, inflasi selalu terjadi dari Tahun ke tahun dalam tingkat yang
berbeda. Jika seseorang menyimpan uangnya Dengan cara menumpuknya di rumah dalam jangka
waktu yang lama tentunya Tindakan tersebut akan merugikan dirinya sendiri karena nilai mata uang
selalu
Mengalami penurunan nilai dari tahun ke tahun karena pengaruh inflasi. Ekonomi Islam sebenarnya
mendorong investasi bukan menimbun uang.Dalam Keadaan harga barang-barang stabil,
menginvestasikan uang atau menyimpannya Di bank lebih menguntungkan daripada menyimpannya
dalam bentuk Barang.Namun, dalam realitasnya harga barang-barang selalu mengalami
Kenaikan (inflasi), nilai uang terus merosot turun.Dalam keadaan seperti itu,Tentunya menjadikan
uang sebagai alat untuk penyimpan kekayaan adalahTindakan yang tidak tepat.
4) Uang sebagai standar pembayaran tunda (standard of deferred payment)
Sebagian ahli ekonomi, berpendapat bahwa, uang adalah unit ukuran dan standar Untuk pembayaran
tunda. Misalnya transaksi terjadi pada waktu sekarang Dengan harga tertentu, tetapi uang diserahkan
pada masa yang akan datang. Untuk itu dibutuhkan standar ukuran yang digunakan untuk menentukan
harga.Ahmad Hasan menyatakan bahwa, uang sebagai ukuran dan standar pembayaranTunda tidak
bisa diterima.Jika yang dimaksudkan adalah menunda pembayaran Harga, maka yang ditunda adalah
uang.Bagaimana mungkin dikatakan bahwa

Uang adalah ukuran dan standar pembayaran tunda?, karena uang menjadi Standar uang.Jadi, tidak
tepat ungkapan yang menyatakan bahwa uang adalah Standar pembayaran tunda karena fungsi ini
merupakan pengulangan (tahsilul Hasil) terhadap fungsi uang sebagai standar nilai.Uang adalah
ukuran dan standar Harga komoditas dan jasa baik bersifat tunai atau tunda.14Muhammad Usman
Syabir juga menjelaskan, karena nilai uang itu fluktuatif maka tidak layak untuk Menjadi ukuran nilai
pembayaran tunda.Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, fungsi uang dalam
Perspektif ekonomi Islam hanya ada dua yaitu, (1) uang sebagai satuan nilai atau standar Harga (unit
of account) dan (2) uang sebagai alat tukar (medium of exchange)
D. Fungsi Uang : Islami Versus Konvensional

Menurut konsep Ekonomi Islam, uang adalah uang, bukan capital, sementara dalam konsep ekonomi
konvensional, konsep uang tidak begitu jelas. Misalnya dalam buku “Money, Interest and Capital”
karya Colin Rogers, uang diartikan sebagai uang dan capital secara bergantian. Sedangkan dalam
konsep ekonomi Syariah uang adalah sesuatu yang bersifat flow concept dan merupakan public
goods. Capital bersifat stock concept dan merupakan private goods. Uang yang mengalir adalah
public goods, sedangkan yang mengendap merupakan milik seseorang dan menjadi milik pribadi
(private good).

Islam, telah lebih dahulu mengenal konsep public goods, sedangkan dalam ekonomi konvensional
konsep tersebut baru dikenal pada tahun 1980-an seiring dengan berkembangnya ilmu ekonomi
lingkungan yang banyal membicarakan masalah externalities, public goods dan sebagainya. Konsep
publics goods tercermin dalam sabda Rasulullah SAW, yakni “Tidaklah kalian berserikat dalam tiga
hal, kecuali air, api, dan rumput.”
Persamaan fungsi uang dalam sistem Ekonomi Islam dan Konvensional adalah uang sebagai alat
pertukaran (medium of exchange) dan satuan nilai (unit of account). Perbedaannya adalah ekonomi
konvensional menambah satu fungsi lagi sebagai penyimpan nilai (store of value) yang kemudian
berkembang menjadi motif money demand for speculation, yang merubah fungsi uang sebagai salah
satu komoditi perdagangan. Jauh sebelumnya, Imam al-Ghazali telah memperingatkan bahwa
“Memperdagangkan uang ibarat memenjarakan fungsi uang, jika banyak uang yang diperdagangkan,
niscaya tinggal sedikit uang yang dapat berfungsi sebagai uang.”

Dengan demikian, dalam konsep Islam, uang tidak termasuk dalam fungsi utilitas karena manfaat
yang kita dapatkan bukan dari uang itu secara langsung, melainkan dari fungsinya sebagai perantara
untuk mengubah suatu barang menjadi barang yang lain. Dampak berubahnya fungsi uang dari
sebagai alat tukar dan satuan nilai mejadi komoditi dapat kita rasakan sekarang, yang dikenal dengan
teori “Bubble Gum Economic”.

E. Perbedaan uang dalam konsep Islam dengan ekonomi konvensional.

Konsep uang dalam ekonomi islam berbeda dengan konsp uang dalam konsep ekonomi konvensional.
Dlam ekonomi islam konsep uang sangat jelas dan tegas bahwa uang adalah uang bukan sebagai
modal (capital). Sebaliknya konsep uang yang dikemukkakn ekonomi konvensional diartikan secara
bolak-balik, yaitu, uang sebagai uang dan uang sebagai modal.

Perbedaan lain adalah bahwa dalam ekonomi islam , uang adalah sesautu yang bersifat flow concept
dan capital adalah yang bersifat stock concept.

Untuk lebih jelas dapat kita lihat dari perbedaan konsep islam dan konsep konvensional dapt dilihat
dibawah ini:

a. Konsep Islam, uang tidak identik dengan modal sedangkan konsep konvensional, uang identik
dengan modal.

b. Konsep islam, uang adalah public goods, sedangkan konsep konvensional uang adlah private
goods.
c. Konsep islam, uang adalah Flow concept sedangkan konsep konvensional, uang adalah stock
concept.

Menurut konsep ekonomi islam, uang adalah uang, bukan capital,sementara dalam konsep ekonomi
konvensional , konsep uang tiddak begitu jelas misalnya dalam buku monay , interest and capital
karya Colin Rogers, uang diartikan sebagai uang capital secara bergantian. Sedangkan dalam ekon
omi syariah uang adalah sesuatu yang bersifat flow concept dan merupakan public goods, sedangkan
stock yang mengendap merupakan milik seorang dengan menjadi milik pribadi(private good) .

Isalm telah dulu mengenal konsep public goods, sedangkan dalam ekonomi islam konvensional
konsep tersebut baru dikenal pada tahun 1980-an seiring dengan perkembangannya ilmu ekonomi
lingkungan yang banyak di bicarakan masalah externalities, public goods dan sebagainya.

Persamaan fungsi uang dalam sistem ekonomi islam dan konvensional adalah uang sebagai alat
pertukaran (medium of excahange) dan satuan nilai (unit of acount).perbedaanya adalah ekonomi
konvensional menambah satu fungsi lagi sebagai penyimpanan nilai (store of value) yang kemudian
menjadi motif monay demand for speculation,yang merubah fungsi uang sebagai salah satu komoditi
perdagangan, jauh sebelumnya, imam al-ghazali telah memperingatkan bahwa memperdagangkan
uang ibarat memenjarakan fungsi uang, jika banyak uang yang diperdagangkan, niscaya tinggal
sedikit uang yang dapat berfungsi.

Dengan demikian, konsep islam, uang tidak termasuk dalam fungsi utilitas karena manfaat yang kita
dapatkan bukan dari uang itu secara langsung, melainkan dari fungsinya sebagai perantara untuk
mengubah suatu barang yang lain. Dampak berubahnya fungsi uang dari sebagai alat ukur dan satuan
nilai menjadi komoditi kita rasakan sekarang. Bubble gum economic telah meletus, dan resesi
ekonomi global pun menyapa seluruh dunia.

F. Kesimpulan

Uang secara umum diartikan sebagai alat transaksi yang disahkan oleh negaa sebagai alat pembayaran
yang sah baik berupa pembayaran terhadap barang maupun terhadap jasa.

Fungsi uang dalam islam ada tiga, yaitu: 1) Uang sebagai Ukuran harga, yakni uang mempunyai
fungsi sebagai alat yang menjadi tolak ukur sebuah barang. 2) Uang sebagai media transaksi, yaitu
uang dapat digunakan oleh seluruh masyarakat untuk melakukan transaksi apaun dengan syarat uang
itu dibuat oleh pemerintah dan disahkan oleh pemerintah sebagai alat transaksi umum. 3) Uang
sebagai media penyimpan nilai, yaitu uang sebagai lat simpanan.

Konsep-konsep uang dalam ekonomi islam antara lain; Economic value of time, Uang sebagai Flow
concept, dan uang sebagai Public Goods.

Dengan demikian maka konsep uang dlam islam berbeda dengan konsep konvensional yaitu terletak
pada memaknai fungsi dari uang dan kegunaanya dalam ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA

Al Kaaf, Abdullah Zaky, Ekonomi Dalam Perspektif Ekonomi Islam, Bandung, Pustaka Setia, 2002

Choudhury, Money in Islam: a Study in Islamic Political Economy, (London: The Macmillan Press
Ltd, 1996) hlm. 24

Karim, Adiwarman A., Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer, Jakarta, Gema Insani Press, 2001

Karim, Adiwarman A., Ekonomi Makro Islami, Jakarta, Rajawali Press, 2007

Mujahidin, Akhmad, Ekonomi Islam , Cet I; Jakarta; PT Raja Grafindo Persada, 2007

Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Ekonesia. 2003.

Wadjdy, Farid dan Mursyid, Wakaf dan Kesejahteraan Umat, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2007

Anda mungkin juga menyukai