Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGENALAN EKONOMI ISLAM

DAN ETIKA TRANSAKSI BISNIS ISLAM

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pasar Modal Syariah

Dosen Pengampuh : M. Syarifudin, M.E

Disusun oleh:

Eka Putri

Lisa dara dentia (200261015)

Astri Rahmayanti (200261013)

PRODI EKONOMI SYARIAH SEMESTER V B


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)TULANG BAWANG

TAHUN AKADEMIK 2021/2022

KATA PENGATAR

Puji syukur kehadirat Allah swt atas limpahan rahmat taufik hidayah dan inayah nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada rasulullah Saw. Yang telah membimbing kita
menuju jalan yang di ridhoi oleh-Nya.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak pihak yang telah mendukung dalam
pembuatan Makalah ini sebagai salah satu tugas mata kuliah Pasar Modal Syariah tentang
Pengenalan Ekonomi Islam dan Etika Transaksi Bisnis Islam dalam Islam penulis berharap dengan
mempelajari makalah ini dapat menambah wawasan kita, masukan saran dan kritik dari pembaca
sangat kami harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan.
Cahyou Randu, Agustus 2022

Kelompok I

DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang

B. Rumusan masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Ekonomi Islam

B. Etika Transaksi Bisnis Islam

C. Akad Transaksi Bisnis Islam

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan. Menurut agama Islam kegiatan
ekonomi merupakan bagian dari kehidupan yang menyeluruh, dilandasi oleh nilai-nilai yang
bersumber dari alquran dan hadits yang diaplikasikan pada hubungan kepada Allah dan kepada
manusia secara bersamaan. Nilai-nilai inilah yang menjadi sumber ekonomi Islam. Sehingga
kegiatan ekonomi terikat oleh nilai-nilai keislaman, termasuk dalam memenuhi kebutuhan.

Pada hakikatnya, manusia dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, bertujuan untuk memenuhi
kelangsungan hidupnya. Di antara kebutuhan yang diperlukan ialah barang dan jasa, yang mampu
memberikan manfaat kepada manusia, baik untuk dirinya maupun orang lain. Nilai manfaat inilah
yang menjadi salah satu faktor dari kebutuhan manusia atau disebut sebagai nilai ekonomis dalam
perspektif ilmu ekonomi. Ilmu ekonomi membagi kebutuhan menjadi tiga, yaitu kebutuhan primer,
kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tersier. Sedangkan kebutuhan menurut syariat Islam dalam
konsep Mengacu pada kebutuhan primer dalam ekonomi Islam dikenal sebagai kebutuhan daruriyat,
seperti sandang, pangan dan papan. Salah satu kebutuhan sandang adalah pakaian.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Ekonomi Islam?

2. Bagaimana Etika Transaksi Bisnis Islam?

3. Akad Apa Saja yang Dipergunakan dalam Transaksi ?

C. Tujuan

1. Agar pembaca mengetahui apa itu Ekonomi Islam

2. Supaya paham akan Etika dalam Transaksi Bisnis Islam


3. Agar tau akad apa saja yang di gunakan dalam Transaksi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ekonomi Islam

Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan. Menurut agama Islam kegiatan
ekonomi merupakan bagian dari kehidupan yang menyeluruh, dilandasi oleh nilai-nilai yang
bersumber dari alquran dan hadits yang diaplikasikan pada hubungan kepada Allah dan kepada
manusia secara bersamaan. Nilai-nilai inilah yang menjadi sumber ekonomi Islam. Sehingga
kegiatan ekonomi terikat oleh nilai-nilai keislaman, termasuk dalam memenuhi kebutuhan.

Karakteristik ekonomi syariah, antara lain:

a. Menggunakan Sistem Bagi Hasil

Salah satu prinsip ekonomi syariah adalah pembagian kepemilikan yang mengedepankan keadilan
Artinya, keuntungan yang diperoleh dari aktivitas ekonomi dibagi secara adil, misalnya dalam
perbankan syariah ada bagian keuntungan untuk bank maupun untuk nasabah.

b. Menggabungkan antara Nilai Spiritual dan Material

Ekonomi syariah hadir sebagai wujud dalam membantu perekonomian para nasabah untuk
mendapatkan keuntungan sesuai ajaran Islam. Kekayaan yang diperoleh dari kegiatan ekonomi
dapat digunakan untuk zakat, infaq, dan shodaqah sesuai ajaran Islam.

c. Memberikan Kebebasan sesuai Ajaran Islam


Ekonomi syariah memberikan kebebasan kepada para pelaku ekonomi untuk bertindak sesuai hak
dan kewajiban mereka dalam menjalankan perekonomian dan kegiatan yang dilakukan haruslah
positif sesuai ajaran yang berlaku dan mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukan.

d. Mengakui Kepemilikan Multi Jenis

Artinya bahwa kepemilikan dana dan harta dalam perekonomian sejatinya hanyalah milik Allah.
Sehingga dalam menjalankan perekonomian sesuai dengan ajaran islam.

e. Terikat Akidah, Syariah, serta Moral

Semua kegiatan ekonomi didasarkan pada akidah, syariah dan moral untuk menyeimbangkan
perekonomian.

f. Menjaga Keseimbangan Rohani dan Jasmani

Tujuan perekonomian syariah bukan sekedar keuntungan fisik, namun diarahkan untuk
mendapatkan keuntungan dan ketenangan batin di dalam hidup.
g. Memberikan Ruang pada Negara dan Pemerintah

Perekonomian syariah memberikan ruang kepada pemerintah dan negara untuk ikut bercampur
tangan sebagai penengah apabila terjadi suatu permasalahan.

h. Melarang Praktik Riba

Salah satu bentuk riba adalah penambahan-penambahan pembayaran oleh orang yang memiliki
harta kepada orang yang meminjam hartanya karena pengunduran janji pembayaran oleh pinjaman
dari waktu yang telah ditentukan. Dalam perekonomian syariah praktik riba adalah hal yang dilarang.

B. Etika Transaksi Bisnis Islam

etika bisnis islam merupakan nilai-nilai etika islam dalam aktivitas bisnis yang telah disajikan dari
perspektif al-quran dan hadist, yang bertumpu pada enam prinsip yakni kebenaran, kepercayaan,
ketulusan, persaudaraan, pengetahuan, dan keadilan. Tidak hanya itu, keenam prinsip tersebut
merupakan harga mutlak dalam menjalankan usaha bisnis.

Prinsip-prinsip Etika Bisnis Islam


Menurut Imaddudin (2007 : 156), ada lima dasar prinsip dalam etika Islam, yaitu : kesatuan (unity),
keseimbangan (equilibrium), kehendak bebas (free will), taggung jawab (responsibility), kebenaran,
kebajikan, dan kejujuran (truth, goodness, honesty).

a. Kesatuan (Tauhid/Unity)

Dalam hal ini adalah kesatuan sebagaimana terefleksikan dalam konsep tauhid yang memadukan
keseluruhan aspek-aspek kehidupan muslim baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial menjadi
keseluruhan yang homogen, serta mementingkan konsep konsistensi dan keteraturan yang
menyeluruh.

b. Keseimbangan (Equilibrium/Adil)

Islam sangat mengajurkan untuk berbuat adil dalam berbisnis, dan melarang berbuat curang atau
berlaku dzalim. Rasulullah diutus Allah untuk membangun keadilan. Kecelakaan besar bagi orang
yang berbuat curang, yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain meminta
untuk dipenuhi, sementara kalau menakar atau menimbang untuk orang selalu dikurangi.
Kecurangan dalam berbisnis pertanda kehancuran bisnis tersebut, karena kunci keberhasilan bisnis
adalah kepercayaan. Al- Qur’an memerintahkan kepada kaum muslimin untuk menimbang dan
mengukur dengan cara yang benar dan jangan sampai melakukan kecurangan dalam bentuk
pengurangan takaran dan timbangan.

Dalam surah al Isra ayat 35 Allah SWT berfirman yang artinya : “Dan sempurnakanlah takaran
apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu)
dan lebih baik akibatnya”.

c. Kehendak Bebas (Free Will)

Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika bisnis islam, tetapi kebebasan itu tidak
merugikan kepentingan kolektif. Kepentingan individu dibuka lebar. Tidak adanya batasan
pendapatan bagi seseorang mendorong manusia untuk aktif berkarya dan bekerja dengan segala
potensi yang dimilikinya. Kecenderungan manusia untuk terus menerus memenuhi kebutuhan
pribadinya yang tak terbatas dikendalikan dengan adanya kewajiban setiap individu terhadap
masyarakatnya melalui zakat, infak dan sedekah.
d. Tanggungjawab (Responsibility)

Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan oleh manusia karena tidak
menuntut adanya pertanggungjawaban dan akuntabilitas. untuk memenuhi tuntunan keadilan dan
kesatuan, manusia perlu mempertaggungjawabkan tindakanya secara logis prinsip ini berhubungan
erat dengan kehendak bebas. Ia menetapkan batasan mengenai apa yang bebas dilakukan oleh
manusia dengan bertanggungjawab atas semua yang dilakukannya.

e. Kebenaran: kebajikan dan kejujuran (truth, goodness, honesty)

Kebenaran dalam konteks ini selain mengandung makna kebenaran lawan dari kesalahan,
mengandung pula dua unsur yaitu kebajikan dan kejujuran. Dalam konteks bisnis kebenaran
dimaksudkan sebagia niat, sikap dan perilaku benar yang meliputi proses akad (transaksi) proses
mencari atau memperoleh komoditas pengembangan maupun dalam proses upaya meraih atau
menetapkan keuntungan.

C. Akad Transaksi Bisnis Islam

Akad dalam transaksi bisnis isman antara lain murabahan, salam dan istishna.

a. Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang
disepakati,

b. Salam adalah pembelian barang yang diserahkan di kemudian hari, sementara


pembayarannya dilakukan di muka

c. Istishna, adalah merupakan suatu jenis khusus dari bai’ as-salam yang merupakan akad
penjualan antara pembeli dan pembuat barang. Dalam akad ini pembuat barang menerima pesanan
dari pembeli, pembuat barang lalu berusaha melalui orang lain untuk membuat atau membeli
barang menurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya kepada pembeli akhir.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad, Ekonomi Islam, Malang: Empat Dua, 2009

Muhammad, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007

Annaisabiru E Aulia, Pengertian Ekonomi Syariah dan karakteristiknya


(https://www.ruangguru.com/blog/) 2008
Rachmat Syafe’i, Fiqih Muamalah, (Bandung, Pustaka Setia) 2006

Anda mungkin juga menyukai