Anda di halaman 1dari 2

Fungsi Uang Dalam Islam

Dalam sistem perekonomian manapun, fungsi utama uang adalah sebagai alat tukar
(medium of axchange). Ini adalah fungsi utama uang. Dari fungsi utama ini,di turunkan
fungsi-fungsi yang lain seperti uang sebagai satuan hitung (unit of account), penyimpan nilai
(Store of value) dan standar pembayaran yang tertunda (Standard of deferred payment).
Dalam Islam uang hanya diakui sebagai alat tukar dan satuan hitung.
Berikut ini akan diuraikan masing-masing dari fungsi uang tersebut:
a. Media pertukaran (medium of exchange)

Bentuk pertukaran paling sederhana adalah barter. Dengan adanya uang kegiatan
tukar menukar akan jauh lebih mudah dijalankan kalau dibandingkan dengan di dalam
kegiatan perdagangan secara barter. Seseorang yang ingin memperoleh berbagai jenis barang
untuk memenuhi kebutuhannya, akan dapat dengan mudah memperolehnya apabila ia
memiliki uang yang cukup untuk membeli kebutuhan tersebut. uang yang dimilikinya dapat
dengan mudah di tukarkan dengan barang-barang yang diingininya. Kegiatan tukar menukar
adalah lebih rumit di dalam perdagangan secara barter. tukar menukar baru akan berlangsung
Apabila seseorang dapat menawarkan sesuatu barang yang diingini oleh seseorang lainnya
dan orang lain itu memiliki barang yang diinginkan oleh orang yang pertama. Sehingga
kegiatan tukar menukar dengan menggunakan uang dapat menghemat waktu, tenaga dihemat,
dan kegiatan tukar menukar menjadi lebih sederhana. Ini berarti uang telah melancarkan
jalannya kegiatan perdagangan.

Dalam islam apapun yang berfungsi sebagai uang,maka fungsinya hanyalah sebagai
medium of exchange. Ia bukan suatu komoditas yang bisa di jual belikan. Satu fenomena
penting dari karakteristik uang adalah bahwa ia tidak di perlukan untuk di konsumsi,ia tidak
di perlukan untuk dirinya sendiri,melainkan di perlukan untuk mebeli barang yang lain
sehingga kebutuhan manusia dapat terpenuhi.
b. Satuan nilai atau standar ukuran harga (unit of account)

Al-Ghazali berpendapat uang adalah ibarat cermin. Dalam arti uang berfungsi sebagai
ukuran nilai yang dapat merefleksikan harga benda yang ada dihadapannya. Fungsi uang
secara esensial adalah untuk mengukur nilai benda atau dibayar sebagai alat tukar benda lain.
Nilai suatu barang dapat dengan mudah dinyatakan yaitu dengan menunjukkan jumlah uang
diperlukan untuk memperoleh barang tersebut. Misalnya harga sepatu adalah Rp. 50.000,- ,
sedangkan harga baju adalah Rp. 25.000,-. Disinilah pentingnya nilai harga yang berlaku
untuk mengukur nilai barang harus bersifat spesifik dan akurat, tidak naik dan tidak
turundalam waktu seketika dan tidak berubah-ubah dalam waktu seketika. Seperti yang
ditegaskan Ahmad Hasan bahw uang sebagai standar nilai harus memiliki kekuatan dan daya
beli yang bersifat tetap agar bisa berfungsi sebagaimana mestinya.

Di samping itu dengan membandingkan nilai berbagai jenis barang Akan dapat
ditentukan besarnya Nilai suatu barang jika dibandingkan dengan nilai barang-barang lain.
Tanpa uang Nilai suatu barang haruslah dinyatakan dalam bentuk membandingkan kurs
pertukaran di antara sesuatu Barang dengan berbagai jenis barang lainnya misalnya untuk
menentukan nilai seekor lembu harus menyatakan Banyaknya padi atau beras ayam kambing
dan berbagai jenis barang lainnya yang diperlukan untuk dapat memperoleh lembu tersebut.

Jadi dalam Islam, fungsi uang adalah : sebagai alat tukar & alat satuan hitung. Uang
itu sendiri memiliki manfaat atau kegunaan.Uang akan menjadi sangat berguna apabila
ditukar dengan barang atau benda lainnya atau juga digunakan untu membeli jasa. Oleh
karena itu islam mengabaikan kemungkinan uang untuk menjadi komoditas yang
diperdagangkan melalui perilaku spekulasi. Dalam Islam, seseorang memiliki uang karena
motif spekulasi dilarang karena uang menurut Islam hanya sebagai alat tukar menukar dan
sebagai standar nilai.Sehingga al-Ghazali berpendapat perdagangan uang dengan uang
terlarang karena akan memenjarakan fungsi uang sebagai alat pertukaran, jika suatu uang
dapat membeli atau dibeli dengan uang lain, maka uang berarti tidak lagi berfungsi sebagai
alat tukar tapi sebagai komoditi, padahal itu dilarang dalam Islam. Berpijak dari teorinya
tentang fungsi uang sebagai alat tukar, Ibn Tamiyah pun sangat menentang perdagangan
uang, karena tindakan ini menurutnya akan menghilangkan fungsi uang itu sendiri.
Perdagangan mata uang berarti membuka pintu kezaliman seluas-luasnya bagi penduduk.
Namun ia membolehkan akan pertukaran uang (valas),dengan syarat dalam transaksi ini ada
taqabul (pergerakan atau serah terima) uang yang dipertukarkan dan tidak ada hulul
(penundaan) pembayaran.

Dan dalam ekonomi islam juga, uang adalah milik masyarakat (public goods). Orang
yang menimbun uang atau membiarkan tidak produktif (tidak di transaksikan) berarti ini
mengurangi jumlah uang yang beredar. Apabila seseorang menimbun uang tanpa suatu
keperluan (misal: untuk membangun rumah, membeli kendaraan, menikah, naik haji dan
sebagainya) yakni semata menyimpan uang agar tidak beredar di pasar atau menyimpan mata
uang tertentu dalam rangka profit taking (menunggu harga naik, lalu dijual), maka seseorang
tersebut telah menghambat jalannya perekonomian. Dalam islam orang yang seperti itu lebih
cenderung mendorong manusia pada sifat tidak baik seperti rakus, pelit, tamak seakan harta
yang di milikinya tersebut hanya miliknya dan hanya untuk dirinya sendiri, dan tentu dilarang
dalam islam.
Daftar pustaka
Ilyas, Rahmat. 2016. “Konsep Uang Dalam Perspektif Ekonomi Islam” dalam Jurnal Bisnis
dan Manajemen Islam. Vol. 4 no. 1 2016.

Sukirno, Sadono. 2016. Makroekonomi Teori Pengantar Ed.3. Jakarta: Rajawali Pers.

https://www.kompasiana.com/silviainur/58590f506623bd692437ce24/fungsi-uang-dalam-
perspektif-ekonomi-islam

Anda mungkin juga menyukai