Anda di halaman 1dari 33

Definisi Uang

Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima
secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap orang di
masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang
didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran
bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk
pembayaran hutang.Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda
pembayaran. Secara kesimpulan, uang adalah suatu benda yang diterima secara umum oleh
masyarakat untuk mengukur nilai, menukar, dan melakukan pembayaran atas pembelian barang
dan jasa, dan pada waktu yang bersamaan bertindak sebagai alat penimbun kekayaan.

Definisi uang menurut para ahli sebagai berikut:

Menurut Albert Gailort Hart

Dalam bukunya yang berjudul Money Debt and Economic Activity, ia mendefinisikan uang
sebagai suatu kekayaan yang dimiliki untuk dapat melunasi utang dalam jumlah tertentu dan
pada waktu yang tertentu pula.

Menurut A. C. Pigou

Dalam bukunya yang berjudul The Veil of Money, ia mengatakan bahwa uang adalah segala
sesuatu yang umum dipergunakan sebagai alat tukar.

Menurut H. Robertson

Dalam bukunya yang berjudul Money, ia mengatakan bahwa uang adalah segala sesuatu yang
umum diterima dalam pembayaran barang dan jasa.

Menurut R. S. Sayers

Dalam bukunya Modern Banking, ia menyebutkan uang sebagai segala sesuatu yang umum
diterima bagi pembayaran utang.

Menurut Rollin G. Thomas

Dalam bukunya yang berjudul Our Modern Banking and Monetary System, ia menyebutkan
bahwa uang adalah segala sesuatu yang tersedia dan umumnya diterima umum sebagai alat
pembayaran untuk pembelian barang dan jasa, serta untuk pelunasan utang.

Menurut Walker

Ia mendefinisikan uang dengan mengatakan: “Money is what money does”. Artinya, uang
adalah semua hal yang dapat dilakukan oleh uang itu. Dengan kata lain, uang adalah uang
karena fungsinya sebagai uang dan bukan karena fungsi- fungsi yang lain.
Menurut hokum

uang adalah benda yang merupakan alat pembayaran yang sah. Secara fungsional uang adalah
suatu benda yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran. Bila dilihat dari nilainya, uang
adalah satuan hitung untuk menyatakan nilai.

Menurut Ensiklopedi Indonesia

uang adalah segala sesuatu yang biasanya digunakan dan diterima secara umum sebagai alat
penukar atau standar pengukur nilai, yaitu standar daya beli, standar uang, dan garansi
menanggung utang.

Keberadaan uang menyediakan alternatif transaksi yang lebih mudah daripada barter yang lebih
kompleks, tidak efisien, dan kurang cocok digunakan dalam sistem ekonomi modern karena
membutuhkan orang yang memiliki keinginan yang sama untuk melakukan pertukaran dan juga
kesulitan dalam penentuan nilai. Efisiensi yang didapatkan dengan menggunakan uang pada
akhirnya akan mendorong perdagangan dan pembagian tenaga kerja yang kemudian akan
meningkatkan produktifitas dan kemakmuran.

Pada awalnya di Indonesia, uang dalam hal ini uang kartal diterbitkan oleh pemerintah Republik
Indonesia. Namun sejak dikeluarkannya UU No. 13 tahun 1968 pasal 26 ayat 1, hak pemerintah
untuk mencetak uang dicabut. Pemerintah kemudian menetapkan Bank Sentral, Bank Indonesia,
sebagai satu-satunya lembaga yang berhak menciptakan uang kartal. Hak untuk menciptakan uang
itu disebut dengan hak oktroi.

Syarat-Syarat Uang
Suatu benda dapat dijadikan sebagai "uang" jika benda tersebut telah memenuhi syarat-syarat
tertentu. Pertama, benda itu harus diterima secara umum (acceptability). Agar dapat diakui sebagai
alat tukar umum suatu benda harus memiliki nilai tinggi atau setidaknya dijamin keberadaannya
oleh pemerintah yang berkuasa. Bahan yang dijadikan uang juga harus tahan lama (durability),
kualitasnya cenderung sama (uniformity), jumlahnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat serta
tidak mudah dipalsukan (scarcity). Uang juga harus mudah dibawa, portable, dan mudah dibagi
tanpa mengurangi nilai (divisibility), serta memiliki nilai yang cenderung stabil dari waktu ke
waktu (stability of value).

Uang diterima dan disepakati oleh masyarakat sebagai alat perantara dalam kegiatan ekonomi.
Agar dapat disetujui dan diterima masyarakat, uang harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.

Ada Jaminan

Setiap uang yang diterbitkan harus dijamin oleh pemerintah. Dengan adanya jaminan dari
pemerintah, penggunaan uang untuk berbagai keperluan mendapat kepercayaan dari
masyarakat luas.
Diterima Secara Umum (Acceptability)

Artinya uang harus dapat diterima secara umum penggunaannya, baik sebagai alat tukar,
penimbun kekayaan, atau sebagai standar pencicilan utang.

Nilainya Stabil (Stability of Value)

Nilai uang harus stabil. Apabila nilai uang naik-turun tidak menentu, orang pun tidak mau
menggunakannya sebagai alat tukar karena ia tidak memercayainya.

Mudah Disimpan (Storable)

Uang harus memiliki fleksibilitas, seperti bentuk fisiknya yang tidak terlalu besar, mudah
dilipat, dan memiliki nilai nominal mulai dari yang kecil sampai yang besar. Hal tersebut
ditujukan agar uang mudah disimpan.

Mudah Dibawa (Portability)

Coba bayangkan seandainya berat sekeping uang logam mencapai 1 kg dan sebesar piring.
Orang pasti tidak bisa leluasa membawa uang tersebut ke mana pun. Oleh karena itu,
sebuah uang harus memenuhi syarat mudah dipindahkan dan mudah dibawa ke mana pun.
Artinya, uang harus mudah dipindahkan dari satu tangan ke tangan yang lain.

Tidak Mudah Rusak (Durability)

Orang tentu tidak mau menggunakan uang jika uang tersebut mudah sekali rusak. Uang
harus tahan lama, tidak mudah robek, pecah, atau luntur. Oleh karena itu, kualitas fisik
uang harus betul-betul dapat dipastikan bertahan untuk jangka waktu yang relatif lama.

Mudah Dibagi (Divisibility)

Uang juga harus mudah dibagi ke dalam berbagai nilai nominal, misalnya Rp100.000,00;
Rp50.000,00; Rp1.000,00, dan Rp500,00. Seandainya nilai uang hanya Rp50.000,00
sedangkan untuk membeli satu kilogram jeruk hanya dibutuhkan uang Rp5.000,00,
bagaimana dengan kembaliannya? Tentu saja hal tersebut akan menghambat transaksi.
Fungsi
Secara umum, uang memiliki fungsi sebagai perantara untuk pertukaran barang dengan barang,
juga untuk menghindarkan perdagangan dengan cara barter. Secara lebih rinci, fungsi uang
dibedakan menjadi dua yaitu fungsi asli dan fungsi turunan.

1. Fungsi asli
Fungsi asli uang ada tiga, yaitu sebagai alat tukar, sebagai satuan hitung, dan sebagai penyimpan
nilai.

Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange

yang dapat mempermudah pertukaran. Orang yang akan melakukan pertukaran tidak perlu
menukarkan dengan barang, tetapi cukup menggunakan uang sebagai alat tukar. Kesulitan-
kesulitan pertukaran dengan cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.

Uang juga berfungsi sebagai satuan hitung (unit of account)

karena uang dapat digunakan untuk menunjukan nilai berbagai macam barang/jasa yang
diperjualbelikan, menunjukkan besarnya kekayaan, dan menghitung besar kecilnya pinjaman.
Uang juga dipakai untuk menentukan harga barang/jasa (alat penunjuk harga). Sebagai alat
satuan hitung, uang berperan untuk memperlancar pertukaran.

Selain itu, uang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai (valuta)

karena dapat digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa mendatang.
Ketika seorang penjual saat ini menerima sejumlah uang sebagai pembayaran atas barang dan
jasa yang dijualnya, maka ia dapat menyimpan uang tersebut untuk digunakan membeli barang
dan jasa pada masa mendatang.

2. Fungsi Turunan
Selain ketiga hal di atas, uang juga memiliki fungsi lain yang disebut sebagai fungsi turunan.
Fungsi turunan itu antara lain:

Uang sebagai alat pembayaran yang sah

Kebutuhan manusia akan barang dan jasa yang semakin bertambah dan beragam tidak dapat
dipenuhi melalui cara tukar-menukar atau barter. Guna mempermudah dalam mendapatkan
barang dan jasa yang diperlukan, manusia memerlukan alat pembayaran yang dapat diterima
semua orang, yaitu uang.
Uang sebagai alat pembayaran utang

Uang dapat digunakan untuk mengukur pembayaran pada masa yang akan datang.

Uang sebagai alat penimbun kekayaan

Sebagian orang biasanya tidak menghabiskan semua uang yang dimilikinya untuk keperluan
konsumsi. Ada sebagian uang yang disisihkan dan ditabung untuk keperluan pada masa
datang.

Uang sebagai alat pemindah kekayaan

Seseorang yang hendak pindah dari suatu tempat ke tempat lain dapat memindahkan
kekayaannya yang berupa tanah dan bangunan rumah ke dalam bentuk uang dengan cara
menjualnya. Di tempat yang baru dia dapat membeli rumah yang baru dengan menggunakan
uang hasil penjualan rumah yang lama.

Uang sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi

Apabila nilai uang stabil orang lebih bergairah dalam melakukan investasi. Dengan adanya
kegiatan investasi, kegiatan ekonomi akan semakin meningkat.

Teori Nilai Uang


Teori nilai uang membahas masalah-masalah keuangan yang berkaitan dengan nilai uang. Nilai
uang menjadi perhatian para ekonom, karena tinggi atau rendahnya nilai uang sangat berpengaruh
terhadap kegiatan ekonomi. Hal ini terbukti dengan banyaknya teori uang yang disampaikan oleh
beberapa ahli. Teori uang terdiri atas dua teori, yaitu teori uang statis dan teori uang dinamis.

1. Teori uang statis


Teori Uang Statis atau disebut juga "teori kualitatif statis" bertujuan untuk menjawab pertanyaan:
apakah sebenarnya uang? Dan mengapa uang itu ada harganya? Mengapa uang itu sampai
beredar? Teori ini disebut statis karena tidak mempersoalkan perubahan nilai yang diakibatkan
oleh perkembangan ekonomi. Yang termasuk teori uang statis adalah:

Teori Metalisme (Intrinsik) oleh KMAPP

Uang bersifat seperti barang, nilainya tidak dibuat-buat, melainkan sama dengan nilai logam
yang dijadikan uang itu. Contoh: uang emas dan uang perak.
Teori Konvensi (Perjanjian) oleh Devanzati dan Montanari

Teori ini menyatakan bahwa uang dibentuk atas dasar pemufakatan masyarakat untuk
mempermudah pertukaran.

Teori Nominalisme

Uang diterima berdasarkan nilai daya belinya.

Teori Negara

Asal mula uang karena negara, apabila negara menetapkan apa yang menjadi alat tukar dan
alat bayar maka timbullah uang. Jadi uang bernilai karena adanya kepastian dari negara berupa
undang-undang pembayaran yang disahkan.

2. Teori uang dinamis


Teori ini mempersoalkan sebab terjadinya perubahan dalam nilai uang. Teori dinamis antara lain:

Teori Kuantitas dari David Ricardo

Teori ini menyatakan bahwa kuat atau lemahnya nilai uang sangat tergantung pada jumlah
uang yang beredar. Apabila jumlah uang berubah menjadi dua kali lipat, maka nilai uang akan
menurun menjadi setengah dari semula, dan juga sebaliknya.

Teori Kuantitas dari Irving Fisher

Teori yang telah dikemukakan David Ricardo disempurnakan lagi oleh Irving Fisher dengan
memasukan unsur kecepatan peredaran uang, barang dan jasa sebagai faktor yang
memengaruhi nilai uang.

Teori Persediaan Kas

Teori ini dilihat dari jumlah uang yang tidak dibelikan barang-barang.

Teori Ongkos Produksi

Teori ini menyatakan nilai uang dalam peredaran yang berasal dari logam dan uang itu dapat
dipandang sebagai barang.
Jenis
1. Uang rupiah
Uang yang beredar dalam masyarakat dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu uang kartal (sering
pula disebut sebagai common money) dan uang giral. Uang kartal adalah alat bayar yang sah dan
wajib digunakan oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual-beli sehari-hari. Sedangkan
yang dimaksud dengan uang giral adalah uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk simpanan
(deposito) yang dapat ditarik sesuai kebutuhan. Uang ini hanya beredar di kalangan tertentu saja,
sehingga masyarakat mempunyai hak untuk menolak jika ia tidak mau barang atau jasa yang
diberikannya dibayar dengan uang ini. Untuk narik uang giral, orang menggunakan cek.

2. Menurut bahan pembuatannya


Uang menurut bahan pembuatannya terbagi menjadi dua, yaitu uang logam dan uang kertas.

Uang logam

Uang logam adalah uang yang terbuat dari logam; biasanya dari emas atau perak karena kedua
logam itu memiliki nilai yang cenderung tinggi dan stabil, bentuknya mudah dikenali, sifatnya
yang tidak mudah hancur, tahan lama, dan dapat dibagi menjadi satuan yang lebih kecil tanpa
mengurangi nilai. Uang logam memiliki tiga macam nilai:

1. Nilai intrinsik, yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang, misalnya berapa nilai emas
dan perak yang digunakan untuk mata uang.
2. Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum pada mata uang atau cap harga yang tertera
pada mata uang. Misalnya seratus rupiah (Rp. 100,00), atau lima ratus rupiah (Rp.
500,00).
3. Nilai tukar (riil), nilai tukar adalah kemampuan uang untuk dapat ditukarkan dengan
suatu barang (daya beli uang). Misalnya uang Rp. 500,00 hanya dapat ditukarkan dengan
sebuah permen, sedangkan Rp. 10.000,00 dapat ditukarkan dengan semangkuk bakso).

Ketika pertama kali digunakan, uang emas dan uang perak dinilai berdasarkan nilai
intrinsiknya, yaitu kadar dan berat logam yang terkandung di dalamnya; semakin besar
kandungan emas atau perak di dalamnya, semakin tinggi nilainya. Tapi saat ini, uang logam
tidak dinilai dari berat emasnya, namun dari nilai nominalnya. Nilai nominal adalah nilai yang
tercantum atau tertulis di mata uang tersebut.

Uang kertas

Sementara itu, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas
dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut
penjelasan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang dimaksud dengan uang kertas
adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang
menyerupai kertas).
3. Menurut lembaga Uang mengeluarkannya
Menurut lembaga yang mengeluarkannya, uang dibedakan menjadi uang kartal (kepercayaan)
dan uang giral (simpanan di bank).

Uang Kartal (kepercayaan)

yaitu uang yang dikeluarkan oleh negara berdasarkan undang-undang dan berlaku sebagai alat
pembayaran yang sah. Uang kartal di Indonesia terdiri atas uang logam dan uang kertas.

Uang Giral (simpanan di bank)

yaitu dana yang disimpan pada koran di bank-bank umum yang sewaktu-waktu dapat
digunakan untuk melakukan pembayaran dengan perantara cek bilyet, giro, atau perintah
membayar. Uang giral dikeluarkan oleh bank umum dan merupakan uang yang tidak berwujud
karena hanya berupa saldo tagihan di bank.

4. Menurut nilainya
Menurut nilainya, uang dibedakan menjadi uang penuh (full bodied money) dan uang tanda
(token money)

Uang Penuh (full bodied money)

Nilai uang dikatakan sebagai uang penuh apabila nilai yang tertera di atas uang tersebut sama
nilainya dengan bahan yang digunakan. Dengan kata lain, nilai nominal yang tercantum sama
dengan nilai intrinsik yang terkandung dalam uang tersebut. Jika uang itu terbuat dari emas,
maka nilai uang itu sama dengan nilai emas yang dikandungnya.

Uang Tanda (token money)

Sedangkan yang dimaksud dengan uang tanda adalah apabila nilai yang tertera diatas uang
lebih tinggi dari nilai bahan yang digunakan untuk membuat uang atau dengan kata lain nilai
nominal lebih besar dari nilai intrinsik uang tersebut. Misalnya, untuk membuat uang
Rp1.000,00 pemerintah mengeluarkan biaya Rp750,00.

Uang Indonesia Kuno Tahun 1945-1948 ( masa ORI )


Pada masa itu banyak yang mendesak Pemerintah untuk mencetak mata uang sendiri. Hingga
akhirnya pemerintah pun menerbitkan ORI atau Oeang Repoeblik Indonesia. Namun saat itu
keadaan negara yang masih kacau membuat peredaran ORI agak tersendat. Meskipun begitu ORI
tetap diedarkan karena terbukti mampu meningkatkan solidaritas serta nasionalisme rakyat
Indonesia.
Bentuk fisik ORI saat itu sangat sederhana. Kualitas yang tidak bagus dan sistem pengaman
berupa serat halus masih kurang. Dan dalam peredaraannya, ORI terbagi atas beberapa penerbitan.

ORI I (Tahun 1945)


Resmi diedarkan pada tanggal 30 Oktober 1946.
Pecahannya terdiri dari: 1 sen, 5 sen, 10 sen, ½ rupiah, Rp1,00, Rp5,00, Rp10,00,
Rp100,00.

ORI II (Tahun 1947)


Hanya memiliki empat pecahan mata uang, yaitu: Rp5,00, Rp10,00, Rp25,00, dan
Rp100,00.
Pecahan Rp25,00 berbeda dengan tiga nominal lainnya.
Untuk edisi ini, seluruh mata uang bertanggal Djokjakarta 1 Djanuari 1947.
Ditandatangani Mr Sjafruddin Prawiranegara.

ORI III (Tahun 1947)


Terdiri dari tujuh jenis pecahan, yaitu dari ½ rupiah hingga Rp250,00.
Di era ini ada pecahan langka yaitu seri 100 rupiah Maramis.
Pecahan ini hanya bisa dikalahkan oleh pecahan 600 rupiah di seri ORI IV.

ORI IV (Tahun 1948)


Seri ini memiliki nominal pecahan-pecahan yang sangat ganjil, yaitu Rp0,00, Rp75,00,
Rp100,00 Hatta, Rp400,00,dan salah satu karya terbaik dan terlangka, sekaligus harga
termahal, nominal 600 rupiah (unissued).

Uang Indonesia Lama Pada Masa Orde Baru


Uang yang pertama diterbitkan: Seri “Sudirman”
Terdiri dari pecahan: Rp1,00, Rp2½,00,Rp5,00, Rp10,00, Rp25,00, Rp50,00, Rp100,00,
Rp500,00, Rp1.000,00, Rp5.000,00, dan Rp10.000,00.
Ditandatangaini oleh Gubernur Bank Indonesia Radius Prawiro dan Direktur BI Soeksmono B
Martokoesoemo.
Emisi tahun: 1968
Mulai diedarkan: 8 Januari 1968
Tanggal 23 Agustus 1971 mendevaluasi rupiah sebesar 10%, nilai tukar rupiah terhadap dolar
AS Rp415,00 (sebelumnya Rp378,00).

Tahun 1975 keluar uang kertas baru lagi dengan nominal:


Rp1.000,00 bergambar Pangeran Diponegoro
Rp5.000,00 dengan gambar Nelayan
Rp10.000,00 bergambar Relief Candi Borobudur (Masing-masing ditandatangai oleh
Gubernur BI Rachmat Saleh dan Direktur BI Soeksmono B Martokoesoemo)

Tahun 1992 terbit lagi uang kertas baru dengan nominal:


Rp100,00 dengan gambar Perahu Phinisi
Rp500,00 dengan gambar Orang Utan
Rp1.000,00 dengan gambar Danau Toba
Rp5.000,00 dengan gambar Alat Musik Sasando
Rp10.000,00 dengan gambar Sri Sultan Hamengku Buwono IX
Rp20.000 dengan gambar Cendrawasih merah

Tahun 1993 BI kembali mengeluarkan uang baru lagi dengan


nominal:
Rp50.000,00 dengan gambar Presiden Soeharto
Pada tahun 1993 dikeluarkan lagi pecahan
Rp50.000,00 dengan gambar Presiden Soeharto
Dikeluarkan juga penerbitan khusus dengan pecahan dan gambar yang sama tetapi terbuat dari
bahan palstik polymer dengan pengaman berupa “holografis” Soeharto, bukan tanda
air/watermark, seperti yang biasa digunakan.
Gambar Uang Kertas Indonesia Dari Dulu Sampai
Sekarang
Dari penjabaran di atas, uang yang dipakai di negara kita memang berubah-rubah bentuk fisiknya.
Dan berikut inilah gambar uang kertas indonesia lama sampai yang terbaru

1 sen 1945 5 sen 1945 10 sen 1945

1/2 rupaih 1945 1 rupiah 1945 10 rupiah 1945

10 sen 1947 25 sen 1957 1/2 rupiah 1947


2 1/2 rupiah 1947 5 rupiah 1947

25 rupiah 1947 100 rupiah 1947 10 sen baru 1949

100 rupiah baru 1949 5 rupiah 1950 10 rupiah 1950

1 rupiah 1951 2 1/2 rupiah 1951 5 rupiah 1952


10 rupiah 1952 25 rupiah 1952 500 rupiah 1952

100 rupiah 1952 1 rupiah 1953 1 rupiah 1956

2 1/2 rupiah 1956 5 rupiah 1957 25 rupiah 1957


50 rupiah 1957 100 rupiah 1957 500 rupiah 1957

2500 rupiah 1957 5 rupiah 1958 5 rupiah 1959

1.000 rupiah 1959 1 rupiah 1960 2 1/2 rupiah 1961


10 rupiah 1963 10 sen 1964 1 rupiah 1964

2 1/2 rupiah 1964 100 rupiah 1964 1.000 rupiah 1964

1 rupiah 1968 5.000 rupiah 1968 10.000 rupiah 1968


1.000 rupiah 1977 5.000 rupiah 1975 10.000 rupiah 1975

100 rupiah 1977 500 rupiah 1977 10.000 rupiah 1979

1.000 rupiah 1980 5.000 rupiah 1980 100 rupiah 1984


500 rupiah 1984 10.000 rupiah 1985 5.000 rupiah 1986

1.000 rupiah 1987 500 rupiah 1988 100 rupiah 1992

500 rupiah 1992 1.000 rupiah 1992 5.000 rupiah 1992


10.000 rupiah 1992 20.000 rupiah 1992 50.000 rupiah 1993

50.000 rupiah 1995 10.000 rupiah 1998 20.00 rupiah 1998

50.000 rupiah 1998 100.000 rupiah 1999 1.000 rupiah 2000


5.000 rupiah 2001 20.000 rupiah 2004 100.000 rupiah 2004

10.000 rupiah 2005 50.000 rupiah 2009 2.000 rupiah 2009


Pecahan Uang Logam Indonesia Dari Masa Ke Masa Sampai
Sekarang
Sejarah uang logam memang sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Terdiri dari dua sisi yang sisi
satunya tulisan nominal dan sisi lainnya berupa gambar. Uang logam kuno zaman kerajan
biasanya bergambar kepala negara / raja. Bentuk dari uang logam kebanyakan kepingan bulat, tapi
ada juga sih uang logam dengan bentuk segi enam dan bolong bagian tengahnya.

Tapi yang akan kita bahas di sini adalah uang logam yang pernah dibuat oleh negara kita tercinta,
Indonesia. Negara dengan lambang negara burung garuda ini paling tidak sudah pernah mencetak
sebanyak 15 jenis pecahan uang logam dengan nilai terkecil 1 sen sampai yang terbesar
Rp1.000,00.

Secara Detail Pecahan-Pecahan Tersebut Terdiri Dari:


 1 sen
 5 sen
 10 sen
 25 sen
 50 sen (2 jenis)
 1 rupiah
 2 rupiah
 5 rupiah (3 jenis)
 10 rupiah (3 jenis)
 25 rupiah (2 jenis)
 50 rupiah (3 jenis)
 100 rupiah (4 jenis)
 200 rupiah
 500 rupiah (2 jenis)
 1000 rupiah ( 2 jenis )

\ Gambar uang logam Indonesia dari masa ke masa


Setelah kita sudah mengetahui pecahan-pecahan tersebut, saatnya kita bahas lebih detail satu per
satu plus dilengkapi gambar yang saya yakin akan menarik khususnya bagi para pecinta uang /
numismatik. Oh ya, karena bahan pembuatnya mempunyai sifat tahan lama, maka uang logam ini
akan awet dan tentunya makin tua makin mahal harganya dalam jual beli uang kuno untuk
kalangan kolektor ataupun sekarang banyak juga yang digunakan untuk mahar pernikahan.
Pecahan 1 Sen 1952 Pecahan 5 Sen 1951 Dan 1954

Pecahan 10 Sen emisi Pecahan 25 sen tahun

1951 1952, 1955 dan 1957

Pecahan 50 sen seri Diponegoro Pecahan 50 sen aluminium

1952, 1954, 1955 dan 1957 1958, 1959 dan 1961


Pecahan 1 rupiah1970 Pecahan 2 rupiah1970 Pecahan 5 rupiah burung1970

Pecahan 5 rupiah KB 1974

Pecahan 10 Rp nickel 1971 Pecahan 10 Rp kuningan 1974 Pecahan 10 Rp aluminium 1979

Pecahan 25 Rp nickel 1971 Pecahan 10 rupiah aluminium 1979 Pecahan 50 Rp nickel 1971
Pecahan 50 Rp kuningan 1991 Pecahan 50 Rp alumunium1999 Pecahan 100 Rp nickel 1973

Pecahan 100 Rp nickel 1978 Pecahan 100 Rp kuningan 1991 Pecahan 100 Rp aluminium 1999

Pecahan 200 Rp 2003 Pecahan 500 Rp kuningan 1991

Pecahan 5rt Rp alumunium 2003 Pecahan 1.000 Rp bimetal 1993 Pecahan 1.000 Rp terbaru 2010
10 MATA UANG NEGARA ASEAN

Brunei Malaysia
Dolar Brunei Darussalam (BND) Ringgit (MYR)

Singapura Thailan
Dolar Singapura (SGD) Baht (THB)

Filipina Vietnam
Peso (PHP) Dong (VND)

Laos Myanmar
Kip (LAK) Kyat Myanmar (MMK)
Kamboja Timor Leste
Riel Kamboja (KHR) Centavos
MATA UANG 10 NEGARA ASIA

Bahrain Laos
Dinar Kip

Bhutan Iran
Ngultrum Riyal

Armenia Bangladesh
Rubel Taka
Mongolia Korea selatan
Turgik Won

Jepang China
Yen Yuan
MATA UANG 10 NEGARA EROPA

Jerman Hongaria
Euro Forint

Belgia Monoko
Franc Belgia Franc

Denmark Albania
Krone Lek
Bulgaria Finlandia
Lewa Markka

Belarus Austria
Rube Scalling
MATA UANG 10 NEGARA AFRIKA

Eritrea Ghana
Birr Cedi

Gambia Benin
Dalasi Franc CFA

Angola Lesotho
Kwanca Loti
Guinea-Bissau Mesir
Peso Poung

Bostwana Kenya
Pula Shilling
MATA UANG 10 NEGARA AMERIKA

Amerika Serikat Bahama


Dollar US Bahamana Dollar

Brazil Ekuador
Cruziero Succre

El Salvador Guatemala
Colon Quetzal
Haiti Honduras
Gourde Lempira

Kolombia Paraguay
Peso Gunarani

MATA UANG 2 NEGARA AUSTRALIA

Ausralia Selandia baru


Dollar (AUD) Dollar (NZD)

Anda mungkin juga menyukai