1. Pengertian Manajer
144
- manajer adalah setiap orang yang menjalankan perencanaan, pengor-
ganisasian, penggerakan, dan pengawasan (orang yang
melaksanakan fungsi POAC)
- manajer adalah orang yang bertanggung jawab menjalankan
manajemen
- manajer adalah orang mengkoordinir semua sarana manajemen,
(man, money, materials, machines, methode, market, dan
information)
Allen (1961) memberi batasan bahwa manajer adalah “orang yang
mencapai hasil-hasil melalui orang-orang lain dengan jalan spesialisasi
dalam pekerjaan memimpin, merencanakan, menyusun dan mengawasi serta
meneliti”.
Dalam buku Dasar-dasar Manager Profesionil terjemahan dari buku
The Profession of Management karangan Chan Mu, dkk. (Seri Management
no. 9 (1973) terdapat pengertian manajer yaitu: “orang yang mendapatkan
hasil semata-mata melalui orang lain, mulai dari para pengawas di lapisan
paling bawah, terus naik sampai ke direktur utama perusahaan paling atas,
lewat semua tenaga yang berada di antara mereka”.
Dalam Kamus Administrasi The Liang Gie (1972) manager
(manajer) adalah seorang pejabat/petugas yang memimpin dan bertanggung
jawab atas segenap proses penyelenggaraan dalam usaha kerja sama
manusia.
Apabila diperhatikan uraian pengertian manajer di atas dapat disim-
pulkan bahwa manajer berhubungan dengan masalah “personifikasinya”
atau orangnya yaitu orang yang menjalankan kegiatan manajemen. Secara
145
singkat dapat dirumuskan bahwa manajer ialah “orang yang mengkoor-
dinasikan kegiatan orang-orang dan bekerja sama untuk mencapai tujuan
dengan menjalankan fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,
dan pengawasan”
Istilah manajer yang sering diterjemahkan ke dalam kata pimpinan
dalam percakapan sehari-hari adalah tidak tepat lagi, karena kata “pim-
pinan” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai hasil
memimpin, dengan demikian apabila yang dimaksud adalah orang yang
memimpin maka sebaiknya disebut saja manajer tidak lagi dikatakan
pimpinan apalagi kata manajer sudah dibakukan dalam bahasa Indonesia
sebagaimana halnya dengan manajemen.
146
mempengaruhi orang lain dalam suatu situasi tertentu, melalui proses
komunikasi, yang diarahkan guna mencapai tujuan/tujuan-tujuan tertentu”.
Abdulrachman (1971) merumuskan “pemimpin sebagai seorang
yang dapat menggerakkan orang-orang lain di sekitarnya (disekelilingnya,
bawahannya, di dalam pengaruhnya) untuk mengikuti pemimpin itu”.
Masya, dkk. (1978) menarik suatu simpulan bahwa seseorang itu
dapat dikatakan pemimpin (leader) meskipun tidak ada ikatan-ikatan yang
kokoh di dalam suatu organisasi tetapi yang paling penting adalah orang
tersebut harus dapat mempengaruhi tingkah laku perbuatan orang lain, agar
dapat menuruti kehendaknya. Jadi pemimpin itu dapat timbul kapan saja dan
di mana saja, asalkan seseorang itu sanggup dan dapat mempengaruhi
orang-orang lain yang ada di sekelilingnya
Penjelasan terdahulu sudah jelas bahwa manajer adalah orang yang
mengkoordinasikan kegiatan orang-orang dan bekerja sama untuk mencapai
tujuan dengan menjalankan fungsi perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, dan pengawasan.
Dalam menjalankan kegiatannya atau tugasnya itu manajer
memerlukan bantuan atau kerja sama orang lain. Tanpa bantuan dan kerja
sama dari orang lain, tugasnya tidak akan terlaksana dengan baik. Dengan
demikian, untuk adanya bantuan dan kerja sama dari orang lain diperlukan
kemampuan untuk mempengaruhinya serta membangkitkan kehendak dan
semangat mereka. Tanpa memiliki kemahiran atau kecakapan untuk
mempengaruhi orang lain, tidak akan timbul kerja sama.
Orang yang pandai mempengaruhi orang lain adalah pemimpin atau
leader. Oleh karena itu seorang manajer yang mau berhasil dalam usahanya
147
atau melaksanakan tugas-tugasnya harus memiliki kepemimpinan
(leadership). Manajer yang tidak memiliki kepemimpinan tidak akan
mampu untuk mempengaruhi bawahannya untuk bekerja, sehingga manajer
yang demikian akan gagal dalam usahanya. Dengan demikian antara
manajer dan pemimpin adalah berbeda. Demikian pula antara manajemen
dan kepemimpinan. Manajer atau manajemen orientasi jabatan formal
karena pengangkatan dengan surat keputusan, sedangkan pemimpin dan
kepemimpinan orientasi kemampuan mempengaruhi tidak melekat pada
jabatan formal, melainkan dengan pengakuan karena adanya faktor kualitas
yang dimilikinya mampu mempengaruhi orang lain untuk bertindak.
Sebagai suatu contoh: Gubernur, Direktur, Kepala Sekolah, Rektor, Dekan
manakalah mereka-mereka itu tidak disuka oleh para bawahannya sehingga
terjadi pemogokan, protes supaya mundur berarti ia manajer bukan
pemimpin. Tetapi jika mereka diikuti, dipatuhi maka ia manajer juga
pemimpin. Idealnya semua manajer itu seharusnya adalah pemimpin, tetapi
tidak semua pemimpin itu memiliki kapabilitas fungsi manajerial
Perbedaan manajer dengan pemimpin, apabila divisualisasikan
seperti gambar 4.1. Dan secara kompetensi yang bersifat umum dapat
disajikan dalam bentuk tabel 4.1
Manajer dan koordinator adalah dua istilah yang cukup dikenal dalam
bahasa Indonesia yang kadang-kadang merujuk pada objek yang sama yaitu
orang yang menduduki suatu jabatan mengkoordinir usaha kerja sama untuk
148
mencapai suatu tujuan tertentu, tetapi dalam pemakaiannya sebenarnya tidak
sama atau terdapat perbedaan.
O
Kemampuan Kerja sama A Tujuan
C
- Keturunan
- Sifat
Pemimpin Pengakuan - Kecakapan
(Leader) - Kondisi
MANAJER PEMIMPIN
149
- Pandangan jangka pendek - Perspektif jangka panjang
- Bertanya “bagaimana dan kapan” - Bertanya “apa dan bagaimana”
- Orientasi pada hasil akhir - Memeberi perhatian pada masa depan
- Meniru - Memulai
- Menerima status quo - Menantangnya
- Melakukan hal-hal dengan benar - Melakukan hal-hal yang benar
Coordinating
Planning
Catatan:
Tools of Management
1. Man
Tools 2. Money
Controlling of Manage- Organizing 3. Materials
ment 4. Machines
5. Methods
6. Market
Actuating
Coordinating
150
Gambar 4.2 Hubungan koordinator dengan fungsi Manajemen
(Sukarna, 1992. Sedikit perubahan)
151
dimana koordinasi merupakan suatu fungsi dari manajer, maka manajer di
samping sebagai seorang perencana, organisator, juga berfungsi sebagai
seorang koordinator dan pengawas. Pendapat yang kedua bahwa fungsi
manajer sekaligus juga adalah fungsi koordinator. Jadi perbedaan manajer
dan koordinator sebenarnya tergantung dari sudut mana melihatnya.
Disinilah letaknya bahwa kebenaran manusia adalah relatif
.
3. Jenis-jenis manajer
152
pekerjaan manajer lainnya dalam rangka penerapan kebijaksanaan serta
menyeim-bangkan tuntutan pihak atasan dengan kemampuan para
bawahannya.
Manajer atas/puncak (Top manager). Terdiri dari satu kelompok kecil
eksekutif perusahaan, dan bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen
dari organisasi yang bersangkutan. Mereka menetapkan kebijaksanaan
opersional dan membimbing interaksi organisasi dengan lingkungannya.
Sebutan umum bagi jabatan manajer atas adalah kepala eksekutif (Chief
Executive officer – CEO), Presiden Direktur, Dekan pada tingkat Fakultas,
Rektor pada tingkat Universitas.
Manajer Fungsional. Manajer yang hanya mempunyai tanggung jawab
kekhususan satu kegiatan organisasi, seperti: produksi, pemasaran, pen-
jualan, keuangan. Pembantu Dekan I bidang akademik, Pembantu Dekan II
bidang keuangan, Pembantu Dekan III bidang kemahasiswaan
Manajer umum. Sebaliknya dari manajer fungsisonal yang diberi tanggung
jawab atas semua kegitan yng beraneka ragam dalam unit organisasi yang
kompleks, seperti: perusahaan, anak perusahaan, atau sebuah devisi yang
beroperasi secara mandiri, dan Dekan.
154
Begitupun manajer bidang keuangan berbeda dengan manajer bidang
personalia, research, reklame, iklan, gudang dan sebagainya.
Wursanto (1983) berpendapat bahwa pada prinsipnya setiap manajer
akan selalu berhadapan dengan masalah yang ditimbulkan oleh sarana
manajemen yang terdiri dari 5 M.(man, money, materials, market dan
methods). Untuk jelasnya dapat dilihat melalui Tabel 4.2
ya panan kuantitas
155
9. turnover inventory inventory jenis dan tipe -
control control produk
10. promosi - - - -
11. kejenuhan - - - -
Kerja
157
i. Mencoba mengerjakan usaha yang terlalu banyak dengan kapital yang
terlalu kecil
j. Tidak menyediakan untuk pengeluaran-pengeluaran yang tidak terduga
dalam perusahaan
k. Membeli terlalu banyak dengan kredit
l. Memberikan kredit terlalu besar kepada para langganan
m. Mengadakan expansi terlalu cepat atau tergesa-gesa
n. Gagal membuat catatan-catatan yang lengkap dan tepat sehingga terje-
rumus kedalam kesulitan tanpa menyadarinya
o. Mengikut sertakan famili yang terlalu banyak kedalam kepegawaian
p. Menyalahgunakan kebebasan bekerja dalam perusahaan
B. TUGAS-TUGAS MANAJER
158
c. Membuat segala sesuatunya tercapai sesuai dengan apa yang telah
ditentukan sebelumnya (securing results according to predetermind
objectives standards).
Secara singkat tugas manajer adalah 1) menentukan tujuan dan
standar, 2) memimpin penyelengaraan, dan 3) mengamankan hasil sesuai
dengan tujuan dan standar.
Pendapat lain yaitu Drucher dalam Wursanto (opcit) mengemukakan
lima bagian pekerjaan pokok manajer, yaitu:
a. Menetapkan sasaran. Ia menentukan:
- apa yang akan dijadikan sasaran
- apa tujuan seharusnya dalam tiap-tiap bidang sasaran
- apa yang harus dilakukan dan
- mengadakan sasaran efektif
b. Mengorganisasi
- Menganalisis kegiatan, putusan dan hubungan yang diperlukan
- Menggolong-golongkan pekerjaan
- Membagi pekerjaan
- Memecah-mecah kegiatan mengenai tugas-tugas yang dapat
dimanajemeni
- Mengelompokkan unit dan tugas dalam struktur organisasi
- Memiliki orang untuk memanajemeni unit dan melakukan tugas
yang harus dikerjakan
c. Memberi motivasi dan berkomunikasi
- Membentuk tim yang terdiri dari orang yang bertanggun jawab
untuk berbagai tugas
159
d. Pengukuran
- Manajer menentukan ukuran dan beberapa factor yang baik untuk
karya perusahaan atau untuk setiap orang yang ada dalam
perusahaan
e. Mengembangkan orang termasuk dirinya.
Selain dari dua pendapat tersebut diatas, juga yang menjadi tugas
manajer, yaitu menjalankan fungsi-fungsi manajemen. Fungsi-fungsi mana-
jemen tersebut oleh para pakar tentang klasifikasi dan terminologinya
belum terdapat kesepakatan sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya.
Namun jika dianalisis dapat disimpulkan bahwa fungsi-fungsi manajemen
itu meliputi: Planning, organizing, actuating, and controlling. Disimpulkan
dengan akronim POAC. Fungsi-fungsi ini secara mendetail diuraikan pada
bab tersendiri.
Tugas-tugas Manager secara ilustrasi dapat dilihat pada gambar 4.3
TUGAS-TUGAS
Atmosudirdjo
- Menentukan tujuan dan standar
- Memimpin penyelenggaraan
- Mengamankan hasil sesuai tujuan
dan standar
- Drucher
- Menetapkan sasaran
- Mengorganisasi
MANA - - Memberi motivasi dan komunikasi TUJU
-JER - Pengukuran AN
- Mengembangkan orang (termasuk
dirinya sendiri)
Melaksanakan fungsi–fungsi
- Planning (Perencanaan)
- Organizing (pengorganisasian)
- Actuating (penggerakan), dan
- Controlling (pengawasan)
162
punyai efek-efek terbatas saja terhadap hasil yang pokok dari organisasi.
Apa yang diperbuat oleh manajer kebanyakan hanya mempengaruhi hasil
simbolik saja. Peran manajer menciptakan pengertian terhadap keseram-
pangan, kesemrautan, kebingungan dan kemenduaan. Manajemen mencip-
takan ilusi pengawasan bagi keuntungan pemegang saham, langganan,
karyawan dan masyarakat pada umumnya. Bila sesuatu berjalan baik,
diperlukan seorang untuk dipuji. Manajerlah yang memegang peran untuk
itu. Sebaliknya bila kesalahan terjadi, diperlukan cari kambing hitam. Itupun
manajerlah yang berperan sebagai kambing hitamnya.
Penelitian membuktikan bahwa mengganti manajer pada saat
perusahaan merugi, tidak menjamin keadaan akan berubah dari merugi
menjadi beruntung. Memang ada perubahan pada langganan, karyawan
secara psikologis. Tapi itu adakalanya adalah ilusi belaka, walaupun
perubahan sikap itu akan mempunyai dampak juga pada organisasi.
163
organisasi bersumber dari “lingkungan” . Seperti juga manusia, organisasi
mempunyai “kepribadian”, yang kita sebut saja “budaya organisasi”.
Budaya Organisasi.
164
suka atau tidak suka, tapi budaya organisasi hanya menjelaskan sikap
pandang para anggota, tidak menilai bagaimana sikap pandang itu.
Sungguhpun belum ada metode yang definitif untuk mengukur
budaya organisasi, penelitian awal menyatakan bahwa budaya organisasi
dapat dianalisis melalui pengukuran sepuluh karakteristik organisasi sebagai
berikut:
a. Prakarsa individual: tingkat tanggung jawab, kebebasan dan keman-
dirian yang dimiliki oleh anggota;
b. Toleransi terhadap risiko: sejumlah mana para karyawan didorong
untuk maju, inovatif, berani mengambil risiko;
c. Pengarahan: sejauh mana organisasi dapat menciptakan kejelasan
tujuan dan apa yang diharapkan dalam pelaksanaan tugas;
d. Integrasi: sejauh mana satuan kerja didorong untuk bekerja dalam satu
koordinasi;
e. Dukungan manajemen: sejauh mana manajemen menyiapkan informasi
yang jelas, bantuan dan dukungan terhadap bawahannya;
f. Pengawasan: perangkat aturan dan ketentuan yang ada dan pengawasan
langsung yang dilakukan dalam menilik dan mengawasi tingkah laku
para karyawan;
g. Identitas: sejauh mana para karyawan diidentifikasikan dengan organi-
sasi secara menyeluruh dan bukan dengan jenis pekerjaan atau
profesinya;
h. Sistem penghargaan: sejauh mana sistem penghargaan bagi
karyawan diatur berdasarkan kriteria keberhasilan pelaksanaan kerja dan
bukan atas dasar pilih kasih dan lamanya masa kerja;
165
i. Toleransi terhadap perselisihan: sejauh mana jenjang formal
didorong untuk menyampaikan perbedaan pendapat dan kritik secara
sopan dan terbuka;
j. Pola komunikasi: sejauh mana jenjang formal dan wewenang
formal membatasi komunikasi organisasi.
Buruk baiknya atau lemah kuatnya budaya organisasi tergantung
kepada apakah kesepuluh karakteristik organisasi tersebut berada dalam
kadar yang rendah atau yang tinggi. Semakin tinggi kondisinya semakin
baik atau kuatlah budaya organisasinya terutama diukur dalam nilai
demokrasi dan penghargaan terhadap manusia dalam organisasi
Budaya organisasi yang kuat mempunyai pengaruh besar kepada
karyawan dibandingkan dengan organisasi yang budaya organisasinya
lemah. Semakin berterima nilai-nilai pokok organisasi oleh para karyawan
semakin besar komitmennya terhadap nilai tersebut, semakin kuat pula
budaya organisasinya.
Kuat, lemah atau sedang kondisi budaya organisasi itu tergantung
juga pada besar kecilnya organisasi, lemahnya organisasi itu sudah ber-
fungsi, berapa banyak terjadi perpindahan pegawai dan intensitas organisasi
pada saat didirikan. Dapat diperkirakan bahwa budaya organisasi akan
meningkat dampaknya pada kegiatan manajer.
Budaya organisasi dalam batas tertentu mencerminkan pandangan
dan misi yang hendak dicapai oleh pendiri organisasi itu. Karena itu suatu
budaya organisasi adalah hasil interaksi dari: 1) asumsi dan prasangka dari
pendiri, 2) apa yang dipelajari oleh pegawai pertama dari pengalamannya
sendiri
166
Dampak budaya organisasi pada manajer sangat jelas. Ia mem-
pengaruhi pikiran, sikap dan tindak tanduk manajer, ia menentukan apa
yang boleh dan tidak boleh diperbuat oleh seorang manajer.
Selanjutnya akan dikutipkan beberapa catatan tentang tujuan
penerapan budaya organisasi adalah agar seluruh individu dalam organisasi
mematuhi dan berpedoman pada sistem nilai kayakinan dan norma-norma
yang berlaku dalam orgnisasi tersebut.. Dengan budaya organisasi yang kuat
akan mencapai kinerja organisasi secara maksimal dan mampu memberika
citra positif bagi perkembangan organisasi. Karen itu, diperlukan penerapan
budaya organisasi yang berlandaskan pada moral.
Lingkungan Organisasi
167
Lingkungan organisasi dapat diklasifikasikan menjadi lingkungan
eksternal dan lingkungan internal. Richard Osbom dalam Djatmiko (2004)
mengklasifikasi lingkungan eksternal organisasi menjadi dua macam, yaitu
lingkungan umum dan lingkungan khusus. Lingkungan Internal, meliputi:
tujuan organisasi, struktur organisasi, pembuatan putusan, motivasi,
komunikasi, koordinasi, dan kepemimpinan serta budaya organisasi.
Lingkungan umum, disebut juga dengan lingkungan makro (macro
environment), yaitu segala sesutu yang ada diluar organisasi, seperti:
kondisi ekonomi, politik, sosial-budaya dan teknologi. Ia merupakan suatu
kondisi yang mungkin mempunyai dampak kepada organisasi, tetapi belum
diketahui secara pasti apa pengaruh itu dan faktor mana yang relevan
dengan pengaruh tersebut.
Lingkungan khusus disebut juga dengan lingkungan mikro (micro
environment) yang diartikan sebagai sejumlah kekuatan yang terdiri atas
organisasi, individu-individu, dan lembaga-lembaga yang berinteraksi
dengan organisasi, meliputi: pemasok, langganan, saingan, pemerintah, dan
kelompok sosial yang berpengaruh.
Lingkungan organisasi secara visualisasi seperti gambar 4.4
Mansoer (opcit) mengemukakan bahwa sebagian besar perhatian
manajemen diberikan kepada pengaruh lingkungan khusus. Lingkungan
khusus ini bagian dari lingkungan yang berkaitan secara langsung dengan
pencapaian tujuan suatu organisasi. Ia meliputi peraturan dan perundang-
undangan atau komponen-komponen khas yang mempengaruhi keefektifan
organisasi baik secara positif maupun negatif. Wujudnya lingkungan khusus
168
ini bisa berupa masukan dan pema-sok, langganan, saingan, kantor-kantor
pemerintah, kelompok-kelompok masyarakat yang berpengaruh.
Disadari bahwa tidak semua faktor lingkungan sama pengaruhnya
terhadap organisasi. Perbedaan-perbedaan itu sebut saja sebagai tingkat
ketidak pastian lingkungan. Ketidakpastian lingkungan pada gilirannya
dapat dibedakan lagi atas dua dimensi yaitu tingkat perubahan dan tingkat
kompleksitas. Bila komponen lingkungan organisasi berubah banyak,
disebutnya sebagai lingkungan dinamis. Kalau perubahannya minimal
disebutnya lingkungan stabil.
Macro Environment
Ekonomi Politik
Micro Environment
Pemasok
Kelompok
Sosial yang Orga Langganan
berpengaruh nisas
i
Pemerintah Saingan
Teknologi Sosial
Budaya
169
Gambar 4.4 Lingkungan Organisasi
Suatu lingkungan disebut stabil apabila tidak ada saingan baru yang
muncul, tidak ada penggunaan teknologi baru oleh saingan yang sudah ada,
kegiatan kelompok masyarakat yang akan mempengaruhi organisasi tidak
begitu menonjol. Lingkungan yang sudah dapat diduga perubahannya tidak
dikategorikan sebagai ketidak pastian lingkungan.
Dimensi lain dari ketidakpastian lingkungan adalah kompleksitas
lingkungan. Tingkat kompleksitas disini menunjuk kepada sejumlah
komponen dalam lingkungan organisasi dan tingkat pengetahuan organisasi
tentang komponen-komponen lingkungan itu. Bila sebuah pabrik mesin cuci
sudah mendapat kepastian bahwa 40 persen dari produksinya akan dibeli
oleh tokoh serba-ada yang bonafid, itu berarti kompleksitas lingkungan
menjadi berkurang. Dengan demikian pabrik mesin cuci telah berkurang
jumlah langganan yang akan dilayaninya. Semakin sedikit organisasi
berinteraksi dengan langganan, pemasok, pesaing dan instansi pemerintah,
semakin berkurang tingkat ketidakpastian lingkungan organisasi. Kom-
pleksitas juga diukur dari pengetahuan apa yang dibutuhkan oleh organisasi
terhadap lingkungan. Pabrik mobil lebih banyak harus tahu tentang ling-
kungan. Pabrik mobil lebih banyak harus tahu tentang bagaimana keadaan
mobil ditangan langganannya dibandingkan dengan pedagang sayur-mayur
yang tidak begitu perlu mengetahui keadaan dagangannya pada langganan.
170
Mengenai ketidakpastian dalam bentuk ilustrasi dapat dilihat pada
matriks 4.3
Tingkat Perubahan
Stabil Dinamis
171
Matriks 4.3 menggambarkan bahwa organisasi adalah suatu sistem
yang berinteraksi dengan lingkungan dan bergantung kepada lingkungan
khususnya namun tetap harus waspada terhadap pengaruh potensi dari
lingkungan umumnya.
173
Perusahaan tertentu karena sifat bisnisnya, malah diawasi, diamati
secara khusus oleh jawatan pemerintah tertentu. Organisasi semacam
itu, perusahaan farmasi misalnya, pastilah menilai lingkungan
khususnya yang berwujud pemerintah secara tersendiri dan sangat
memperhatikan peraturan dan perundang-undangan yang
diterbitkannya.
e. Kelompok sosial yang berpengaruh. Manajer tidak bisa
menganggap sepele , pengaruh kelompok sosial dengan minat
khusus yang mampu memaksakan kehendaknya terhadap
perusahaan. Bila golongan ulama, menyatakan suatu produk
perusahaan bertentangan dengan kaidah dan nilai agama, perusahaan
yang memproduksi barang tersebut akan menanggung risiko besar
dan bila lalai dapat berakibat gulung tikar . Manajer harus hati-hati
dan menganalisis selalu kecenderungan yang bisa muncul dari
kelompok kepentingan tertentu, terutama yang relevan dengan jenis
bisnis yang diolah oleh perusahaan.
174
Kondisi ekonomi. Suku bunga keuntungan, angka implasi,
perubahan pendapatan untuk komsumsi, indeks perbekalan dalam pasar dan
peredaran uang dalam bisnis umum adalah beberapa faktor ekonomi dalam
lingkungan umum yang dapat mempunyai dampak praktek manajemen
dalam satu organisasi. Perubahan harga minyak mempunyai inplikasi drastik
kepada bank yang melepas pinjaman kepada industri minyak. Malah bank
yang kecil ada yang ditutup karena jatuhnya harga minyak.
Kondisi politik. Kondisi politik meliputi stabilitas umum pada suatu
negara tempat organiasi beroperasi, sikap khas yang dimiliki pejabat
pemerintah yang sedang berkuasa tentang bisnis yang dilakukan oleh
masyarakat. Aspek internal manajemen menuntut perusahaan untuk mem-
perkirakan gejalah umum perubahan politik tempat organisasi beroperasi.
Melalui cara itu manajer akan mampu mengantisipasi perubahan situasi
politik misalnya tindakan devaluasi uang, nasionalisasi perusahaan dan
pengambil-alihan kekayaan perusahaan. Peraturan-peraturan pemerintah
cenderung semakin meningkat dalam usaha bisnis masyarakat. Perubahan
anggaran belanja dan pembangunan negara, mempengaruhi organiasi
perusahaan dan sudah barang tentu juga terhadap manajer. Perubahan
kebijaksanaan ekonomi pemerintah dapat mempengaruhi rencana perusa-
haan dalam perluasan usaha, investasi baru dan sebagainya.
Kondisi sosial budaya. Perubahan nilai, adat kebiasaan dan selera
masyarakat, tempat perusahaan beroperasi, menuntut manajemen untuk juga
berubah. Perubahan tersebut harus turut mengikuti perubahan selera
masyarakat seperti perubahan pelayanan yang diberikan dalam produksi
serta kebijaksanaan internal organisasi. Perubahan sosial dalam hal misalnya
175
wanita karir, aspirasi generasi muda, tenaga kerja usia lanjut (di Amerika)
dan sebagainya. Inflasi gerakan wanita (dalam kasus Amerika), mening-
katnya jumlah perceraian, bertambah banyaknya wanita di Amerika yang
membesarkan anaknya tanpa suami (seperti juga di negara-negara maju
lainnya, mempengaruhi lapangan kerja bagi kaum prianya.
Kondisi teknologi. Kita hidup dalam abad teknologi. Di sektor
teknologi ini perubahan lebih cepat terjadi, dibandingkan dengan faktor
lingkungan umum yang lain. Lihat saja beberapa kantor yang menggunakan
otomatisasi, industri yang memakai robot, laser, mikro prosesor, menang
bersaing dengan kantor dan industri yang tidak menggunakan teknologi
maju. Begitu pula organisasi seperti universitas, rumah sakit, bandar udara,
kantor polisi akan menang bersaing dengan kantor atau instansi yang tidak
memakai teknologi maju. Pengaruh teknologi dalam manajemen terasa
benar pada rancangan suatu kantor. Kantor modern menjadi pusat
komunikasi karena manajer sekarang dapat menjalin jaringan komputer,
telpon, word processor, fotokopi, penyimpangan warkat dan kegiatan kantor
lainnya dalam satu sistem terintegrasi. Suatu hal yang tak mungkin terjadi
pada kantor yang tidak memakai teknologi maju.
TOP
MANAJE-
MEN
MANAJE-
MEN ME- KT KB KM KA KP KK
NENGAH
MANAJE-
MEN BA-
WAH
Keterangan Gambar:
KT = Kecakapan Teknis
177
KB = Kecakapan Berkomunikasi
KM = Kecakapan Kemanusiaan
KA = Kemampuan Analisis
KP = Kemampuan Mengambil Putusan
KK = Kecakapan Konseptual
178
Yaitu kemampuan menyediakan informasi secara lisan dan tertulis
untuk orang lain dalam organisasi dengan maksud mencapai hasil-hasil yang
diinginkan disebut nilai suatu kecakapan yang penting untuk keberhasilan
setiap orang, dan yang paling khusus bagi manajer-manajer yang harus
mencapai hasil-hasil melalui usaha-usaha orang lain. Kemampuan komu-
nikasi ini sama saja pentingnya pada tiap tingkat dalam organisasi.
179
berarti pada tingkat manajemen yang lebih atas. Manajer-manajer yang lebih
rendah cenderung beroperasi secara lebih stabil atau bisa ditentukan
lingkungannya dengan petunjuk-petunjuk khusus untuk pelaksanaan kerja
mereka. Berlawanan dengan manajer-manajer pada tingkat yang lebih tinggi
yang mesti berfungsi dalam suatu lingkungan yang menjadi pokok yang
cukup rumit dan tidak tentu.
180
6. Kecakapan konseptual (conceptual skill)
181
satu hal saja atau hanya sedikit saja tentang kecakapan ini. Kerja manajer
adalah mencampur baurkan kecakapan ini dalam dasar perbandingan yang
selalu berdasarkan tingkat kedudukan khusus, dan inilah yang terpenting.
D. PERANAN MANAJER
Istilah peranan yaitu suatu istilah dari panggung teater yang berarti
apa saja yang biasa dimainkan oleh seorang aktor. Manajer adalah seorang
pejabat/petugas yang memimpin dan bertanggung jawab atas segenap proses
penyelenggaraan dalam usaha kerja sama manusia. Manajer seperti actor di
panggung teater, ia bisa memainkan peranannya sebagai kewajiban yang
tidak boleh harus dimainkan.
Peranan dalam kamus umum Poerwadarminta (1976) dirumuskan
sebagai sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang manajer yang
terutama (dalam terjadinya sesuatu hal atau peristiwa). Peranan manajer
menunjuk kepada perilaku yang tercermin dalam pekerjaan atau kedudukan
seorang manajer.
Peranan manajer yang diuraikan pada sub bab ini adalah pendapat
Mintzberg yang dikutip dari Thoha (1988) menyebutnya sebagai peranan
pemimpin, Yukl, (2007) menyebutnya sebagai peran manajerial, Kast dan
Rosenzweig, (2002: 587) Effendy (1989) sebagai peranan manajer, dengan
klasifikasi pada tiga peranan utama yang dimainkan oleh setiap manajer
dimanapun letak jenjangnya, yaitu: 1) peranan hubungan antar pribadi
(interpersonal role), 2) peranan yang berhubungan dengan informasi
(information role), dan 3) peranan memutuskan (decisional role).
182
Untuk memperoleh kejelasan ketiga peranan tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut:
183
ajeg tiap-tiap saat, tetapi ada kalanya yang bersifat insfirasional. Contoh
yang disebutkan di atas seperti menghadiri upacara pembukuan,
peresmian, pengguntingan pita, pemukulan gong, dan lain-lainnya,
dalam rangka mewakili organisasi yang dipimpinnya adalah termasuk
kedalaman peranan sebagai tokoh ini.
b. Peranan sebagai pemimpin (leader role), dalam peranan ini manajer
bertindak sebagai pemimpin. Ia melakukan hubungan antar pribadi
dengan yang dipimpin., dengan melakukan fungsi pokoknya antara lain
memimpin, memotivasi, mengembangkan dan mengendalikan. Dalam
organisasi informal biasanya, pemimpin diikuti karena mempunyai
kekuasaan kharismatik atau kekuasaan fisik. Adapun dalam organisasi
formal, pemimpin yang diangkat dari atas, maka manajer seperti ini
sering kali tergantung akan kekuasaan yang melekat pada jabatannya
tersebut.
c. Peranan sebagai pejabat penghubung (liaison role), di sini manajer
melakukan peranan yang berinteraksi dengan teman sejawad, staf, dan
orang lain yang berada di luar organisasinya, untuk mendapatkan
informasi. Oleh karena organisasi yang dipimpin manajer itu tidak
berdiri sendiri, maka manajer meletakkan peranan sebagai pejabat
penghubung dengan cara banyak berhubungan dengan sejumlah individu
atau kelompok-kelompok tertentu yang berada di luar organisasinya.
Homans menyebut peranan seperti ini sebagai hubungan pertukaran
(exchange relationship), yakni manajer memberikan sesuatu agar supaya
mendapat sesuatu pula.
184
2. Peranan yang berhubungan dengan informasi (informational
role)
185
Adapun informasi yang diterima oleh manajer ini dapat dikelompok-
kan atas lima kategori berikut ini:
1) Beroperasi di dalam (internal operations), yakni informasi mengenai
kemajuan pelaksaan pekerjaan di dalam organisasi, dan semua peristiwa
yang ada hubungannya dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Informasi ini bisa berupa laporan standar pelakasanaan kerja, masukan
dari panitia atau tim yang telah dibentuk, pengamatan dari kunjungan
kerja, dan lain sebagainya.
2) Peristiwa di luar organisasi (external events), informasi jenis ini diterima
oleh manajer dari luar organisasi, seperti misalnya informasi dari
langganan, hubungan pribadi, pesaing, asosiasi, dan semua informasi
mengenai perubahan atau perkembangan ekonomi, politik, dan
teknologi, yang semuanya itu amat bermanfaat bagi organissi.
3) Informasi dari hasil analisis, semua analisis dan laporan mengenai
berbagai isu yang berasal dari bermacam sumber sangat bermanfaat bagi
manajer untuk diketahuinya. Manajer barangkali tertarik pada salah satu
subjek tertentu, dan kemudian membutuhkan informasi tentang subjek
itu, maka bawahan bisa menyediakannya dengan penyajian klipping
surat kabar yang memuat artikel-artikel dari subjek yang dikehendaki
manajer. Seringkali manajer membutuhkan laporan atau briefing tentang
hal-hal yang bertalian dengan putusan yang bakal dibuat.
4) Buah pikiran dan kecenderungan, manajer memerlukan suatu sarana
untuk mengembangkan suatu pengertian yang baik atas kecenderungan
yang tumbuh dalam masyarakat, dan mempelajari tentang ide-ide atau
buah pikiran yang baru. Dikunjunginya konverensi, seminar, diperhati-
186
kannya surat serta saran dari masyarakat, dibacanya laporan singkat,
diterimanya pendapat dari bawahan, dan lain sebagainya adalah suatu
cara untuk mengetahui buah pikiran dan kecenderungan-kecenderungan.
5) Tekanan-tekanan, manajer perlu juga mengetahui informasi yang timbul
dari tekanan oleh pihak tertentu. Dalam hal ini informasi berusaha
mempengaruhi kebijakan manajer, misalnya bawahan yang mengajukan
usul perbaikan, lapangan yang mencoba mempengaruhi perubahan cara
kerja, dan serikat buruh yang berusaha mendesak mempengaruhi sistem
kerja dan penggajian.
b. Peranan sebagai penyebar (disseminator role). Peranan ini melibatkan
manajer untuk menangani proses transmisi dari informasi ke dalam
organisasi yang dipimpinnya. Ia menyampaikan informasi dari luar ke
dalam organisasi, dan informasi yang berasal dari bawahan atau stafnya
ke bawahan atau staf lainnya. Informasi yang disebarkan oleh manajer
ini dapat dibedakan atas dua tipe, yakni: kenyataan dan nilai. Informasi
berdasarkan kenyataan ini diterima manajer karena jabatan atau otoritas
formalnya, dan dia bisa meneruskan kepada stafnya yang menurut
kenyataannya menangani hal-hal yang bersangkutan dengan informasi
tersebut. Sebagai contoh suatu undangan yang menginformasikan
kepada manaajer tentang adanya seminar mengenai pengembangan
perencanaan organisasi, dan lain-lainnya. Adapun informasi berdasarkan
nilai tersebut adalah informasi yang berhubungan dengan referensi atau
bawahannya, misalnya pernyataan tentang nilai atau referensi kejujuran
yang harus menjadi pegangan bagi semua bawahannya untuk bertindak.
187
Nilai kejujuran ini kemudian diinformasikan kepada semua bawahannya,
dengan maksud agar bawahannya menjadi pegawai yang jujur.
c. Peranan sebagai juru bicara (spokesman). Peranan ini dimainkan oleh
manajer untuk menyampaikan informasi keluar lingkungan organisasi-
nya. Bedanya dengan disseminator ialah juru bicara ini pemberian
informasinya keluar, untuk lingkungannya, sedangkan disseminator
hanya di dalam organisasi.
Sebagai juru bicara ini secara formal manajer mewakili atau bertindak
atas nama organiasinya. Sebagai manajer ia merupakan pusat informasi,
yang mengetahui tentang organisasinya. Untuk itu dia bisa bertindak
efektif dalam mewakili organisasinya. Mungkin suatu ketika manajer
melakukan lobbying untuk kepentingan organisasinya. Mungkin pula
melakukan hubungan masyarakat (humas) secara baik, atau mungkin
bertindak sebagai orang yang ahli di bidang tertentu yang dijalankan
oleh organisasinya.
Barang kali peranan ini adalah yang paling rumit. Peranan ini
membuat manajer harus terlibat dalam suatu proses pembuatan strategi di
dalam organisasi yang dipimpinnya, proses pembuatan strategi ini secara
sederhana dinamakan sebagai suatu proses yang menjadikan putusan
organisasi dibuat secara signifikan dan berhubungan.
188
Mintzberg berkesimpulan bahwa manajer itu pada hakekatnya
sebagian besar tugasnya dipergunakan secara penuh untuk memikirkan sis-
tem pembuatan strategi organisasinya. Keterlibatan ini disebabkan karena:
a. Secara kewenangan yang formal manajer adalah satu-satunya yang
diperbolehkan terlibat untuk memikirkan tindakan-tindakan yang
penting atau yang baru dalam organisasi
b. Sebagai pusat informasi, manajer dapat memberikan jaminan atas
putusan yang terbaik, yang mencerminkan pengetahuan yang terbaru dan
nilai-nilai organisasi.
c. Keputusan-keputusan yang strategis akan lebih mudah diambil secara
terpadu dengan adanya satu orang yang dapat melakukan kontrol atas
semuanya.
Itulah sebabnya peranan pembuatan putusan oleh manajer merupa-
kan peranan yang tidak boleh tidak harus dijalankan, lagi pula peranan ini
yang dapat membedakan antara manajer dengan pelaksana. Menurut seba-
gian orang, manajer justru di bayar mahal adalah untuk membuat putusan
ini.
Ada empat peranan manajer yang dikelompokkan ke dalam pem-
buatan putusan, yakni:
a. Peranan sebagai wiraswasta (entrepreneur role), dalam peranan ini
manajer bertindak sebagai pemrakarsa dan perancang dari banyak
perubahan yang terkendali dalam organisasinya. Walaupun istilah
wiraswasta dipinjam dari ahli ekonomi, istilah itu oleh Mintzberg
diberikan arti yang luas dalam hubungannya dengan peranan pembuatan
putusan ini. Kalau ahli ekonomi cenderung memusatkan pada segenap
189
pekerjaan awal dari organisasi baru, maka Mintzberg memusatkan pada
semua pekerjaan manajerial yang dihubungkan dengan perubahan yang
sistimatis dalam organisasinya yang sedang berjalan termasuk pula
organisasi baru.
Peranan wiraswasta dimulai dari aktivitas melihat atau memahami
secara teliti semua persoalan organisasi yang mungkin bisa digarap.
Sebagai bagian dari peranan memonitor yang disebutkan di atas, maka
melihat dan memahami secara teliti ini (scanning) manajer memper-
gunakan banyak waktunya untuk mencari beberapa kesempatan dan
beberapa ssituasi yang barang kali dapat dipertimbangkan sebagai
masalah. Dari hal ini kemudian manajer merancang suatu kegiatan untuk
menghadapi berbagai perubahan yang terkendali
b. Peranan sebagai penghalau gangguan (disturbance handler role).
Peranan ini membawah manajer untuk bertanggung jawab terhadap
organiasi ketika organisasinya terancam bahaya, misalnya: akan
dibubarkan, terkena gosip, isu kurang baik, dan lain sebagainya. Kalau
dalam wiraswasta, manajer berhadapan dengan perbuatan yang
disengaja untuk mengadakan perubahan, maka dalam peranan sebagai
penghalau gangguan ini manajer menghadapi perbuatan yang tidak
diketahui sebelumnya. Peristiwa yang tidak diketahui sebelumnya ini
memungkinkan mempercepat terjadinya berbagai gangguan, atau
peristiwa-peristiwa yang sebelumnya tidak diperhatikan bisa memung-
kinkan timbulnya suatu krisis. Dalam menghadapi hal-hal seperti ini
manajer bertanggung jawab mengatasinya, karena manajer mempunyai
kewajiban membawa organisasinya kesuatu keadaan bebas gangguan.
190
Maka apabila terjadi gangguan tindakan koreksi diharapkan datang dari
manajer.
c. Peranan sebagai penentu sumber (resource allocation role). Membagi
sumber dana adalah suatu proses membuat putusan. Di sini manajer
diminta memainkan peranan untuk memutuskan kemana sumber dana
akan didistribusikan kebagian organisasinya. Strategi harus ditetapkan,
pandangan yang jauh dan positif harus dilihat oleh manajer, sehingga
alokasi sumber dana dapat diberikan sebaik mungkin. Sumber dana ini
meliputi sumber yang berupa uang, waktu, perbekalan, tenaga kerja, dan
reputasi. Tiap sumber tersebut dapat dimanfaatkan secara positif atau
negatif lewat suatu proses pengambilan putusan. Sumber dana dapat
dimanfaatkan secara positif jika sumber tersebut direncanakan,
diprogramkan, dan dipergunakan untuk mengesahkan dan memper-
mudah pelaksanaan kerja organisasi. Adapun penggunaan yang negatif,
jika sumber dana tersebut dipergunakan tanpa berdasarkan rencana
kerja, dan dimanfaatkan untuk semua jenis pekerjaan apapun.
d. Peranan sebagai perunding (negotiator role). Peranan ini meminta
kepada manajer untuk aktif berpartisipasi dalam arena negosiasi. Dari
waktu ke waktu organisasi akan mendapatkan dirinya selalu terlibat
dalam kancah negosiasi ini dengan pihak lain di luar organissi, ataupun
dengan para individu di dalam organisasinya. Dalam keadaan seperti ini
manajer bertindak sebagai manajer kontingennya untuk membicarakan
segala perkara yang diagendakan dalam negosiasi tersebut. Proses
seperti ini meminta manajer untuk menyusun strategi yang mengun-
191
tungkan organisasinya, dan pada gilirannya pengambilan putusan adalah
suatu aktivitas yang tidak bisa dihindari olehnya.
Demikianlah beberapa peranan manajer menurut konsepsi Mintzberg
yang dapat dimainkan oleh setiap manajer di dalam usahanya memimpin
sesuatu organisasi. Nampaknya perilaku para manajer pada dewasa ini,
tercermin dalam sepuluh peranan yang dikemukakan Mintzberg tersebut.
Manajer yang seringkali muncul di layar TV menggunting pita, memukul
gong dalam upacara tertentu, juga manajer yang seringkali terlihat, dalam
diskusi untuk negosiasi, merupakan perilaku manajer yang dibenarkan oleh
peranan yang telah dikemukakan di atas.
Kesepuluh peranan tersebut jika diilustrasikan seperti gambar 4.5.
OTORITAS FORMAL
DAN STATUS
E. RINGKASAN
192
Manajer, leader, dan koordinator ketiganya menunjukkan pada
personanya yang melakukan aktivitas. Yang berbeda hanya karakteristik
aktivitas persona itu sendiri. Manajer adalah pemimpin, pengelola, direktur,
yaitu orang yang memimpin sesuatu kegiatan atau usaha karena kewenangan
formal memiliki surat keputusan pengangkatan. Leader, adalah pemimpin,
tokoh yaitu orang yang berbakat, memiliki kemampuan mempengaruhi
orang sekalipun tidak punya kewenangan formal dengan surat keputusan,
tetapi ia mendapat pengakuan sebagai pemimpin. Koordinator yaitu orang
yang melakukan koordinasi atau yang mengkoordinir bagian-bagian sehing-
ga menjadi teratur/sinkron.
Ada dua cara pengelompokan manajer, pertama berdasarkan
tingkatannya yaitu: manajer lini pertama, menengah, dan puncak. Kedua
berdasarkan kegiatan organisasinya yaitu: manajer fungsisonal dan manajer
umum.
Secara umum penyebab kegagalan seorang manajer dalam mengelola
organisasi yang menjadi tanggung jawabnya, karena tidak mempunyai
gambaran yang terang tentang kedudukannya sebagai manajer dan
ketidakmampuan dalam menjalankan fungsi manajerialnya serta kurang
terampilnya mengkoordinasikan semua sarana manajemen yang tersedia
untuk itu.
Banyak tugas bagi seorang manajer, tetapi yang utama adalah: 1)
menentukan tujuan dan standar, 2) memimpin penyelenggaraan, 3)
mengamankan hasil sesuai dengan tujuan dan standar.
Manajer memiliki wilayah tugas yang serba kuasa dan serba
simbolik. Serba kuasa berarti manajer bertanggung jawab lansung mengenai
193
gagal berhasilnya suatu organisasi. Serba simbolik, yaitu sukses gagalnya
suatu organisasi ditentukan oleh faktor luar yang mengendalikan organisasi.
Walaupun manajer memiliki pandangan yang serba kuasa dan serba
simbolik tidak selamanya sukses dan berjalan secara efektif, akan tetapi
kesulitan akan tetap selalu ada baik secara internal (budaya organisasi)
maupun eksternal (lingkungan organisasi). Budaya organisasi yaitu persepsi
yang terdapat dalam organisasi yang berbeda-beda. Semakin berterima nilai-
nilai pokok organisasi oleh para karyawan semakin besar komitmennya
terhadap nilai tersebut, semakin kuat pula budaya organisasi. Kuat lemahnya
budaya organisasi itu dapat diasumsikan sangat berpengaruh pada pikiran,
sikap dan tindak tanduk manajer.
Lingkungan organisasi meliputi segala apa saja yang ada di luar
organisasi, seperti faktor ekonomi, kondisi politik dan lingkungan sosial
budaya, dan faktor teknologi. Ketidak pastian lingkungan sangat besar
pengaruhnya terhadap pelaksanaan kegiatan organisasi yang pada gilirannya
berpengaruh pula terhadap pengambilan putusan manajer.
Kecakapan yang harus dimiliki oleh seorang manajer untuk
melaksanakan proses manajemen adalah: (1) kecakapan yang bersifat teknis
(technical skill), (2) kecakapan berkomunikasi (communication skill), (3)
kecakapan kemanusiaan (human skill), (4) kecakapan analisis (analysis
skill), (5) Kecakapan memutuskan (decision skill), dan (6) kecakapan
konsep (Conceptual skill)
Manajer yang berada pada tingkat yang berbeda meme3rlukan dan
menggunakan jenis kecakapan yang berbeda pula. Manajer pada tingkat
rendah membutuhkan dan menggunakan lebih banyak kecakapn teknis.
194
Manajer tingkat lebih tinggi membutuhkan kemampuan analisis,
kemampuan membuat putusan, dan kecakapan konseptual. Jelas kecakapan
berkomunikasi dan kemanusiaan penting pada setiap tingkatan manajer.
Wewenang formal seorang manajer menyebabkan timbulnya tiga
peran yaitu: (1) peran antar pribadi (interpersonal roles), (2) peran informasi
(information roles), dan (3) peran memutuskan (decision roles). Masing-
masing peran tersebut mengakibatkan timbulnya peran-peran. Peran antar
pribadi menyebabkan timbulnya tiga peran yaitu: sebagai tokoh, pemimpin,
dan perantara. Peran informasi akan mengakibatkan adanya tiga peran,
yaitu: monitor, penyebar, dan jurubicara. Peran memutuskan menyebabkan
manajer melakukan empat peran yaitu: wiraswasta, pengendali gangguan,
penentu sumber, dan peran sebagai perunding.
A. KATA KUNCI
195
Koordinator – pejabat yang mensinkonisasikan berbagai tindakan untuk
mencapai suatu kesamaan tujuan
Tugas manajer – pekerjaan orang yang memegang jabatan manajer dalam
kegiatan manajemen
Wilayah tugas manajer – lingkungan kerja manajer dalam menye-
lenggarakan tanggung jawabnya
Manajemen serba kuasa – pandangan yang beranggapan bahwa manajer
bertanggung jawab langsung mengenai gagal atau berhasilnya suatu
organisasi
Manajemen serba simbolik – pandangan manajemen yang berangapan
bahwa manajemenhanya mempunyai efek-efek terbatas saja terhadap
hasil yang pokok dari organisasi.
Budaya organisasi - ketentuan tentang apa yang boleh dan tidak boleh
dilakukan oleh para anggota organisasi.
Lingkungan organisasi – sekala kekuatan yang ada di luar organisasi dan
punya pengaruh terhadap dinamisasi organisasi
Ketidakpastiaan – sesuatu yang tidak dapat diprediksikan
Kompleksitas – Jumlah unsur yang rumit dan saling berkaitan
Stabil – keadaan yang perubahannya minimal
Dinamis – keadan yang perubahannya cepat atau banyak
Kecakapan – Skill – kemampuan yang harus dimiliki manajer dalam
mengembang tugas kompetensinya
Peran manajer – tindakan yang harus dilakukan oleh seorang manajer dalam
menyelenggarakan tugasnya
196
B. PERLATIHAN
Pertanyaan
197
8. Jelaskan pengaruh budaya dan lingkungan organisasi terhadap
keleluasaan manajer untuk mengambil puitusan
9. Jelaskan minimal tiga kecakapan yang harus dimiliki oleh seorang
manajer agar supaya menjdi efektif. Kaitkan pula dengan tingkatan
manajemen.
10. Jelaskan secara rinci aktivitas yang senantiasa diperankan oleh seorang
manajer
Bahan Diskusi
198