ada cara terbaik untuk menjadi pemimpin. Para wirausahawan adalah individu-individu yang
mengembangkan gaya kepemimpinan mereka sendiri. Sebaliknya, menurut Alma (2005),
pada umumnya kegagalan sebuah usaha / perusahaan disebabkan oleh kepemimpinan yang
tidak efektif, mereka tidak mampu memimpin karyawan, tidak bisa bekerja sama dengan
orang lain atau tidak bisa menguasai dan mengendalikan diri sendiri.
Menurut Imam (2002) dalam bukunya yang berjudul Kepemimpinan dan Keorganisasian, ada
beberapa peran dalam kepemimpinan, yaitu:
a. Mempengaruhi orang lain (karyawan/kelompok).
b. Mengarahkan, memotivasi dan mengkoordinir tingkah laku orang lain (karyawan) atau
kelompok.
c. Melakukan kerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan (konsep relasi/relation
consept).
d. Sebagai penggugah semangat dan memberi inspirasi karyawan.
2. Fungsi Kepemimpinan dan Pimpinan
Fungsi-fungsi kepemimpinan adalah :
a. Perencana, pemimpin hendaknya mampu menyusun rencana yang baik sehingga
tindakannya terarah menuju kepada tujuan tersebut. Seorang pemimpin yang melaksanakan
fungsi ini dengan baik akan memiliki garis kebijaksanaan yang memudahkan bekerja secara
teratur.
b. Pemikir, seorang pemimpin harus tampil sebagai seorang pemikir dengan daya karyanya
dapat menggambarkan suatu gagasan yang praktis, mudah diterima dan dilaksanakan oleh
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan fungsi utama seorang pemimpin adalah :
a. Fungsi pemecah masalah. Fungsi ini berhubungan dengan tugas seorang pemimpin dengan
pekerjaannya yang mencakup memberikan jalan keluar dari suatu masalah, memberikan
pendapat dan informasi.
b. Fungsi sosial, berhubungan dengan kehidupan kelompoknya yang mencakup dorongan
kepada anggota atau kelompok untuk mencapai tujuan dan menjaga suasana kelompok.
3. Perilaku Kepemimpinan
perilaku kepemimpinan menurut hasil studi Tannenbaum dan Schmidt yang dikutip
Kadarman (1996), dipengaruhi oleh :
a. Pemimpin itu sendiri, meliputi kepribadian, pengalaman, masa lampau, latar belakang dan
harapan pemimpin sangat mempengaruhi efektifitas kepemimpinan disamping
mempengaruhi gaya kepemimpinan yang dipilihnya.
b. Ciri atasan, gaya kepemimpinan atasan dari manajer sangat mempengaruhi orientasi
kepemimpinan manajer.
c. Ciri bawahan, respon yang diberikan oleh bawahan manajer akan menentukan efektifitas
kepemimpinan manajer.
d. Persyaratan tugas, tuntutan tanggung jawab pekerjaan bawahan akan menentukan
efektivitas kepemimpinan manajer.
e. Iklim organisasi dan kebijakan, akan mempengaruhi harapan dan perilaku anggota
kelompok serta gaya kepemimpinan yang dipilih oleh manajer.
f. Perilaku dan harapan rekan. Rekan kerja manajer merupakan kelompok acuan yang
penting. Segala pendapat yang diberikan oleh rekan-rekan manajer sangat mempengaruhi
efektivitas hasil kerja manajer.
4. Pendekatan Utama Kepemimpinan
Alma, 2005 menjelaskan bahwa dalam kepemimpinan terdapat dua pendekatan utama, yaitu :
1. Pendekatan sifat-sifat (traits approach)
Dalam membedakan pemimpin dan bukan pemimpin dapat dilihat dengan mengidentifikasi
sifat-sifat kepribadiannya. Pendekatan psikologis ini untuk sebagian besar didasarkan atas
pengakuan umum bahwa perilaku individu untuk sebagian ditentukan oleh struktur
kepribadian (Oteng Sutisna, 1982:241 dalam Alma, 2005)
Pendekatan sifat-sifat menyatakan bahwa terdapat sifat-sifat tertentu pada pemimpin antara
lain : memiliki kekuatan fisik dan keramahan. Seorang pemimpin memiliki tingkat intelejensi
yang tinggi. Hanya dalam mengungkapkan sifat-sifat ini seringkali muncul pertentangan sifat
seperti dinyatakan seorang pemimpin harus ramah tapi tegas, suka merenung tapi aktif,
orangnya harus stabil emosional tapi fleksibel, berkeras hati tapi kooperatif. Ada sifat
kepribadian yang dapat dipandang berhubungan positif dengan perilaku pemimpin dan
9. Rasional dan objektif. Pemikiran-pemikiran, kesimpulan dan keputusan yang diambil oleh
seorang wirausaha harus berlandaskan pada pemikiran-pemikiran sehat, rasional dan objektif,
tidak pilih kasih dan tidak emosional.
10. Pragmatisme. Keputusan-keputusan seorang wirausaha harus dibuat sesuai dengan
kemampuan dan sumber daya yang tersedia. Keputusan jangan bersifat teoritis sehingga sulit
pelaksanaannya.
11. Ada naluri prioritas. Berhubung terbatasnya sumber daya yang tersedia maka seorang
wirausaha harus mampu menetapkan skala prioritas apa yang harus dikerjakan lebih dulu.
Sehingga demikian semua pekerjaan dan proyek akan dapat berjalan secara bertahap.
12. Pandai mengatur waktu. Seorang wirausaha harus mampu bertindak cepat dan tepat dan
mempertimbangkan waktu secara efisien. Dalam segala langkah yang dilakukan seorang
wirausaha harus menjaga waktu secara ketat misalnya dalam melakukan rapat kerja, saat
membeli bahan baku, memulai produksi, mengangkut produksi ke agen-agen, saat pemasaran
yang tepat dan sebagainya.
13. Kesederhanaan. Seorang wirausaha harus mampu menampilkan kesederhanaan dan
bekerja dengan penuh efisiensi.
14. Sifat keberanian. Walaupun seorang pemimpin mempunyai banyak karyawan, akan tetapi
hanya beberapa karyawan saja yang dapat diajak bicara. Oleh sebab itu, pemimpin harus
memiliki keberanian untuk mengambil keputusan dengan mengajak beberapa orang
karyawan inti.
15. Kemauan mendengar. Seorang wirausaha harus mampu menggali informasi dan
mendengar apa ide dan keinginan dari para karyawannya. Segala informasi ini merupakan
barang berharga untuk seorang wirausaha untuk mengambil keputusan.
2. Pendekatan Behavioral (behavioral approach)
Menurut Alma, 2005 pendekatan behavioral melihat pola tingkah laku dari seorang pemimpin
untuk mempengaruhi karyawannya. Perilaku pemimpin ini dapat berorientasi pada tugas atau
pada hubungan antar karyawan. Rensis Likert mengembangkan teori kepemimpinan pada dua
dimensi yaitu orientasi tugas dan orientasi bawahan, yang dijabarkan menjadi empat tingkat
model efektivitas kepemimpinan.
Menurut Likert teori kepemimpinan terdiri atas empat sistem, yaitu
1. Exploitavive authoritative
Sistem ini mempunyai cirri tidak ada kepercayaan kepada bawahan. Dengan demikian,
pemimpin selalu menggunakan ancaman dan hukuman kepada karyawan.
2. Benevolent authoritative
Sistem kedua mempunyai ciri adanya sedikit kepercayaan pada bawahan tetapi hubungan
seperti seorang tuan dengan budaknya hanya juga masih menggunakan ancaman dan
hukuman dalam pelaksanaan tugas. Komunikasi sifatnya sedikit terbuka tetapi tetap
berdasarkan ketidakpercayaan.
3. Consultative
Sistem ketiga prinsipnya berdasarkan kepercayaan kepada bawahan tetapi tidak penuh.
Proses pengambilan keputusan untuk hal yang penting tetap berada ditangan pemimpin, tetapi
kepercayaan sudah merupakan dasar komunikasi.
4. Partisipative
Sistem keempat merupakan system yang ideal dimana terdapat kepercayaan penuh dari
atasan. Percaya diri dan kreativitas karyawan merupakan unsur penting. Komunikasi sangat
terbuka hubungan antar karyawan lancer dan suasanan perusahaan segar dan sehat.
Kepemimpinan yang berhasil agak berbeda dan membutuhkan kombinasi yang unik dari
pemimpin, pengikut, dan situasi kepemimpinan yang dirumuskan dengan SL = f(L,F,S).
Dimana SL adalah kepemimpinan yang berhasil, f adalah fungsi dari, dan L, S, dan F adalah
pemimpin, pengikut dan situasi. Artinya pemimpin, pengikut, dan situasi harus sesuai satu
dengan lainnya jika usaha kepemimpinan diharapkan untuk berhasil (akses www.elearning.gunadarma. ac. id).
Wirausahawan yang menunjukkan perilaku kepemimpinan lebih demokratis dinamakan
kepemimpinan yang dipusatkan pada bawahan, sementara wirausahawan yang menunjukkan
perilaku kepemimpinan lebih otokratis dinamakan kepemimpinan yang dipusatkan pada
atasan.
5. Sebab Munculnya Pemimpin
Menurut Kartini Kartono, 1983:29 dalam Alma, 2005 terdapat tiga teori yang menjelaskan
bagaimana munculnya pemimpin :
1. Teori Genetis
Teori ini menyatakan bahwa pemimpin itu sudah ada bakat sejak lahir dan tidak dapat dibuat.
Dia memang sudah ditakdirkan untuk menjadi pemimpin. Teori ini menganut pandangan
deterministis artinya pandangan yang sudah ditentukan sejak dulu.
2. Teori Sosial
Teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin tidak dilahirkan akan tetapi seorang calon
pemimpin dapat disiapkan dididik dan dibentuk agar dia menjadi pemimpin yang hebat
dikemudian hari. Setiap orang bisa menjadi pemimpin melalui pendidikan dan dorongan
berbagai pihak.
3. Teori Ekologis atau Sintetis
Teori ini menyatakan bahwa seseorang akan sukses menjadi pemimpin apabila dia memang
memiliki bakat-bakat pemimpin. Kemudian bakat ini dikembangkan melalui pendidikan
dorongan dan pengalaman yang akan membentuk pribadi sebagai seorang pemimpin.
6. Sifat Pemimpin
Ordway Tead dalam Alma, 2005 mengemukakan 10 sifat kepemimpinan sebagai berikut :
1. Energi Jasmaniah dan Mental
Seorang pemimpin memiliki daya tahan keuletan, kekuatan yang luar biasa seperti tidak
pernah habis. Demikian pula semangat, juga motivasi kerja, disiplin, kesabaran, daya tahan
batin, kemauan yang luar biasa untuk mengatasi semua permasalahan yang dihadapi.
2. Kesadaran akan tujuan dan arah
Pemimpin memiliki keyakinan teguh akan kebenaran dan kegunaan dalam mencapai tujuan
yang terarah.
3. Antusiasme
Pemimpin yakin bahwa tujuan yang hendak dicapai akan memberikan harapan sukses dan
membangkitkan semnagat optimisme dalam bekerja.
4. Keramahan dan Kecintaan
Sifat ramah mempunyai kebaikan dalam mempengaruhi orang lain sehingga menimbulkan
kasih sayang, simpati yang tulus, diikuti dengan kesediaan berkorban untuk mencapai
kesuksesan perusahaan.
5. Integritas
Seorang pemimpin mempunyai perasaan sejiwa dan senasib sepenanggungan dengan para
karyawannya dalam menjalankan perusahaan. Integritas pribadi dan rumah tangga pemimpin
merupakan teladan yang dpat dicontoh oleh karyawannya.
6. Penguasaan Teknis
Agar pemimpin mempunyai wibawa terhadap bawahan maka dia harus menguasai sesuatu
pengetahuan atau keterampilan teknis.
7. Ketegasan Dalam Mengambil Keputusan (decisiveness)
Pemimpin harus memiliki kecerdasan dalam mengambil keputusan sehingga dia mampu
meyakinkan bawahan, dan mendukung kebijakan yang telah diambil dalam pelaksanaannya.
8. Kecerdasan
Seorang pemimpin harus mampu melihat dan memahami sebab dan akibat dari suatu gejala,
cepat menemukan jalan keluar dan mengatasi kesulitan dengan cara yang efektif.
9. Keterampilan Mengajar (teaching skill)
Seorang pemimpin harus mampu melihat dan memahami sebab dan akibat dari suatu gejala,
cepat menemukan jalan keluar dan mengatasi kesulitan dengan cara yang efektif.
10. Kepercayaan (faith)
Jika seorang pemimpin disenangi oleh bawahan maka akan muncul kepercayaan dari
bawahan terhadap pemimpin. Kepercayaan bawahan ini akan memunculkan sikap rela
berjuang, melaksanakan semua perintah, disiplin dalam bekerja untuk menjalankan roda
perusahaan.
7. Tipe Pemimpin
Beberapa tipe kepemimpinan yang dikenal adalah sebagai berikut :
1. Tipe Kharismatis
Pemimpin kharismatik merupakan kekuatan energi, daya tarik yang luar biasa yang akan
diikuti oleh para pengikutnya. Pemimpin ini mempunyai keistimewaan tertentu misalnya
mempunyai kekuatan gaib, manusia super, berani dan sebaginya.
2. Tipe Paternalistis dan Maternalistis
Pemimpin paternalistis bersikap melindungi bawahan sebagai seorang bapak atau sebagai
seorang ibu yang penuh kasih sayang. Pemimpin tipe ini kurang memberikan kesempatan
kepada karyawan untuk berinisiatif dan mengambil keputusan.
3. Tipe Militeristis
Pemimpin militeristis banyak menggunakan sistem perintah, sistem komando, dari atasan ke
bawahan sifatnya keras sangat otoriter, menghendaki bawahan agar selalu patuh, penuh acara
formalitas.
4. Tipe Otokratis
Pemimpin otokratis adalah pemimpin berdasarkan kepada kekuasaan dan paksaan yang
mutlak harus dipatuhi. Pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal, dia menjadi
raja. Setiap perintah ditetapkan tanpa konsultasi, kekuasaan sangat absolut.
5. Tipe Laissez Faire
Pemimpin tipe laissez faire membiarkan bawahan berbuat semaunya sendiri semua pekerjaan
dan tanggungjawab dilakukan oleh bawahan. Pemimpinnya hanya merupakan simbol yang
tidak memiliki keterampilan. Jabatan pemimpin diperoleh dengan jalan yang tidak benar
mungkin melalui sistem nepotisme. Pemimpin ini tidak berwibawa, tidak mampu mengawasi
karyawan, tidak mampu mengkoordinasi, suasana kerja tidak kooperatif.
6. Tipe Populistis
Pemimpin tipe populistis mampu menjadi pemimpin rakyat. Dia berpegang pada nilai-nilai
masyarakat tradisional.
7. Tipe Administratif
Pemimpin tipe administratif merupakan pemimpin yang mampu menyelenggarakan tugastugas administrasi secara efektif. Dengan kepemimpinan administratif diharapkan muncul
perkembangan teknis, manajemen modern, dan perkembangan sosial.
8. Tipe Demokratis
Tipe kepimimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan
kepada pengikutnya. Tipe ini menekankan pada rasa tanggungjawab dan kerjasama yang baik
antar karyawan. Kekuatan organisasi tipe demokratis terletak pada partisipasi aktif dari setiap
karyawan.
8. Ketrampilan Kepemimpinan (Leadership Skills)
Terdapat tiga keterampilan kepemimpinan, yaitu
1. Technical skills
Technical skills berarti suatu kemampuan yang dimiliki oleh seorang pemimpin untuk
melaksanakan suatu pekerjaan. Walaupun seorang wirausaha merupakan pemimpin yang
dapat menyuruh orang lain mengerjakan sesuatu pekerjaan namun dia harus mampu
melaksanakan sendiri pekerjaan-pekerjaan tertentu. Maksudnya adalah agar dapat
melaksanakan pengawasan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh karyawannya.
2. Human skills
Human skills berarti kemampuan untuk bekerja sama dan membangun tim kerja bersama
orang-orang lain.
3. Conceptual skills
Conceptual skills atau ketrampilan konsep berarti seorang wirausaha harus mampu berpikir
dan mengungkapkan pemikirannya dalam bentuk model kerangka kerja dan konsep-konsep
lain dalam memudahkan pekerjaan.
9. Penentuan Prosedur Pembuatan Keputusan Sebagai Pemimpin
Tiga faktor utama yang mempengaruhi penentuan wirausahawan tentang perilaku
kepemimpinan mana yang akan digunakan untuk membuat keputusan adalah :
a. Kekuatan Dalam Diri Wirausahawan
Wirausahawan seharusnya mengetahui empat kekuatan dalam diri mereka yang akan
mempengaruhi ketetapan hati tentang bagaimana membuat keputusan sebagai pemimpin,
antara lain :
Nilai-nilai wirausahawan, seperti arti penting efisiensi organisasional bagi wirausahawan,
pertumbuhan pribadi/bawahan, dan laba perusahaan.
Tingkat kepercayaan wirausahawan pada bawahan
Kekuatan pemimpin dari wirausahawan itu sendiri
Toleransi terhadap kemenduaan / ambiguity
b. Kekuatan Pada Bawahan
Wirausahawan hendaknya mengetahui kekuatan-kekuatan bawahan yang mempengaruhi
pembuatan keputusan. Harus diingat, bahwa tiap bawahan ada yang sama ataupun berbeda.
Suatu pendekatan untuk memutuskan bagaimana memimpin semua bawahan adalah tidak
mungkin. Akan tetapi, wirausahawan mungkin bisa meningkatkan keberhasilannya sebagai
seorang pemimpin dengan memberikan kebebasan yang lebih besar kepada bawahan dalam
pembuatan keputusan, seperti apa yang disarankan berikut ini :
Jika bawahan mempunyai kebutuhan saling ketergantungan yang relatif tinggi (orangorang berbeda pada tujuan yang mereka inginkan)
Jika bawahan mempunyai kesiapan untuk menerima tanggung jawab dalam pembuatan
keputusan (beberapa melihat tanggung jawab tambahan sebagai penghargaan untuk
kemampuan mereka; yang lainnya melihat sebagai pengalihan beban)
Jika bawahan mempunyai toleransi yang relatif tinggi terhadap kemenduan (beberapa
karyawan memilih untuk mendapatkan penghargaan yang langsung dan jelas; yang lainnya
memilih bidang kebebasan yang lebih luas)
Jika bawahan tertarik pada masalah dan merasa masalah itu penting
Jika mereka mengerti dan mengidentifikasi dengan tujuan-tujuan dari organisasi