Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TIPE PATERNALISTIK

DISUSUN OLEH

ALEGIA PRATAMA(186601213)

LA ODE MUHAMMAD SALEH(186601154)

USMAN (186601161)

MULYADI ADIL(186601164)

SEPRIANUS PONDOBU(186601185)

ERLIANSYAH SANGGANA(186601187)

MUH.IDUL ADHAN(186601196)

MUHAMMAD SYACHRUL(186601198)

FIRMANSYAH(186601207)

BAGUS SANJAYA(186601214)
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI-66 KENDARI

JURUSAN MANEJEMEN TAHUN AKADEMIK 2021/2022

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat
dan  karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini, Shalawat dan salam
tidak lupa penulis sampaikan kepangkuan baginda Rasullulah SAW yang telah membawa
risalah untuk umat manusia. Adapun Makalah yang penulis Tulis adalah “Kepemimpinan
Tipe Paternalistik

Selama dalam proses penulisan Makalah ini banyak sekali hambatan dan kesulitan yang
penulis alami di karenakan terbatasnya pengetahuan yang penulis miliki. Justru itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada bpk. Rama Roshadi SM. yang telah banyak memberikan
petunjuk, bimbingan dan dorongan dalam menyusun Makalah ini dari awal sampai akhir.,

Atas semua batuan dan bimbingan dari semua pihak penulis serahkan kepada Allah SWT,
semoga Allah dapat membalas dengan rahmat yang berlimpah ganda. Makalah  ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan, justru itu penulis megharapkan kritik dan saran dari semua
pihak yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Makalah ini, akhirnya harapan penulis,
semoga Makalah  ini dapat bermanfaat bagi semua pihak pembaca, terutama bagi penulis
sendiri.
DAFTAR ISI

BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
A.   Latar Belakang.............................................................................................................................4
B.  Rumusan Masalah........................................................................................................................5
C  Tujuan............................................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................6
A.   Definisi Kepemimpinan dan Gaya Kepemimpinan...........................................................................6
B.Pengertian Kepemimpinan Tipe Paternalistis.................................................................................8
C.          Ciri – ciri Kepemimpinan tipe Paternalistis............................................................................8
D.      Sifat-sifat dari Kepemimpinan Tipe Paternalistis dan Maternalistis........................................10
E.   Kelebihan dan Kelemahan Gaya Kepemimpinan Tipe Paternalistis dan Maternalistis...............10
KESIMPULAN.......................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin


kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari
kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada
seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan
sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi. Kebanyakan orang masih
cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu
yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas.
Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon,
Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus
mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan
untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.

Kepemimpinan sesungguhnya tidak ditentukan oleh pangkat atau jabatan seseorang.


Kepemimpinan adalah sesuatu yang muncul dari dalam dan merupakan buah dari keputusan
seseorang untuk mau mejadi seorang pemimpin, baik bagi dirinya sendiri, bagi keluarganya,
bagi lingkungan pekerjaannya, maupun bagi lingkungan sosial dan bahkan bagi negerinya.
Kepemimpinan adalah sebuah keputusan yang merupakan hasil proses perubahan karakter
atau transformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar,
melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang.

Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri
(inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan
tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaanya
mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi
pemimpin sejati.

“I don’t think you have to be wearing stars on your shoulders or a title to be a leader.
Anybody who wants to raise his hand can be a leader any time.” General Ronal Fogleman,
US Air Force

Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu
yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses
internal (leadership from the inside out). Seringkali seseorang pemimpin sejati tidak dikenal
atau dihargai keberadaanya oleh mereka yang dipimpinnya. Bahkan ketika misi atau tugas
terselesaikan, maka seluruh anggota tim akan mengatakan bahwa merekalah yang
melakukannya sendiri.

Tipe pemimpin ini memiliki sifat kebapakan, mereka menganggap bahwa bawahan tidak bisa
bersifat mandiri dan perlu dorongan dalam melakukan sesuatu. Pemimpin ini selalu
melindungi bawahannya. Pemimpin paternalistik memiliki sifat maha tahu yang besar
sehingga jarang memberikan kesempatan pada bawahan untuk mengambil keputusan

B.  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu “ Bagaimana gambaram tentang gaya
kepemimpinan tipe Paternalistis dan Maternalistis”

C  Tujuan
a.  Menjelaskan tentang apa yang dimaksud dengan kepemimpinan dan gaya kepemimpinan.

b Memberikan penjelasan tentang apa yang dimaksud gaya kepemimpinan tipe paternalistis
dan maternalistis

c. Memberikan penjelasan tentang ciri dari kepemimpinan tipe paternalistis dan maternalistis.

d.  Memberikan penjelasan tentang bagaimana kelebihan dan kekurangan kepemimpinan tipe


paternalistis dan maternalistis.

e. Memberikan contoh tokoh yang memiliki gaya kepemimpinan tipe paternalistis dan
maternalistis.
BAB II

PEMBAHASAN

A.   Definisi Kepemimpinan dan Gaya Kepemimpinan


Kepemimpinan (leadership) merupakan intisari manajemen. Dengan kepempinan yang baik,
proses manajemen akan berjalan lancar dan karyawan bergairah melaksanakan tugas-
tugasnya. Gairah kerja, produktivitas kerja, dan proses manajemen suatu perusahaan akan
baik jika tipe, gaya, cara kepemimpinan yang diterapkan manajernya baik.

Salah satu faktor pendukung terciptanya produktivitas tinggi adalah peran pemimpin yang
mampu menampilkan kepemimpinanya secara professional. Eksistensi pemimpin semakin
penting ketika dihadapkan pada situasi dengan keragaman karakteristik dan kemampuan yang
dimiliki anggota organisasi, namun masinmg-masing tetap dituntut untuk dapat berkontribusi
secara optimal bagi oraganisasinya.

Definisi kepemimpinan telah mengalami perkembangan dan pergeseran. Dalam paradigma


lama kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang
untuk mempengaruhi orang lain, dengan memotivasi, menggerakkan, mengarahkan,
mengajak, menuntun dan jika perlu memaksa mereka untuk melakukan atau tidak melakukan
sesuatu. Dalam paradigma baru, kepemimpinan dimaknai secara lebih luas, bukan sekedar
kemampuan mempengaruhi, yang lebih penting adalah kemampuan member inspirasi kepada
pihak lain, agar mereka secara proaktif tergugah untuk melakukan berbagi tindakan demi
tercapainya visi, misi dan tujuan oragnisasi.

Pemimpin organisasi di era baru adalah visi, yang akan memberi arah kemana organisasi
akan dibawa. Dengan demikian siapapun yang mengemban tugas, manajemen harus tetap
merujuk pada visi organisasi, dan menampilkan diri sebagai sosok panutan yang visioner.

Berikut adalah definisi-definisi yang dikemukakan para ahli:

·         Kepemimpinan adalah seni seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar


mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi (Drs. H.
Malayu S.P. Hasibuan)
·         Kepemimpian adalah kemampuan pribadi untuk menegaskan keputusan yang
memberikan dimensi mutu dan dimensi kesusilaan terhadap koordinasi kegiatan organisasi
dan perumusan tujuannya. (Chester Irving Barnad)

·         Kepemimpinan adalah proses memengaruhi kegiatan kelompok yang dioraganisasi


menuju kepada penentuan  dan pencapaian tujuan (Ralp M.Stogdill)

·         Kepemimpinan merupakan motor atau daya penggerak dari semua sumber dan alat
yang tersedia dalam sebuah organisasi. (Sondang P.Siagian)

·         Kepemimpinan dalam organisasi berarti penggunaan kekuasaan dan pembuatan


keputusan-keputusan (Robert Dubin)

·         Individu di dalam kelompok yang memberikan tugas pengarahan  dan


pengorganisasian yang relevan  dengan kegiatan-kegiatan kelompok (Fred E. Friedler)

·         Kepemimpinan adalah pengaruh antarpribadi  yang dilaksanakan dalam situasi dan


diarahkan melalui proses komunikasi menuju pencapaian tujuan  atau tujuan-tujuan spesifik.
(Komaruddin Sastradipoera, dalam Jurnal Manajerial Volume 2 Nomor 3 (2003:2))

·         Leadership is the activity of influencing people to cooperate toward some goals which
come to find desirable.

Kepemimpinan adalah kegiatan memengaruhi orang-orang agar mau bekerja sama untuk
mencapai beberapa tujuan yang mereka inginkan. (Ordway Tead)

·         Leadership as te process of influencing the activities of an organized group in it efforts


toward goal setting and goal achievement.

Kepemimpinan sebagian proses memengaruhi  kegiatan yang diorganisasi dalam kel;ompok


di dalam usahanya mencpai suatu tujuan yang telah ditentukan. (William G. Scott)

·         Leadership is the art of   coordinating and motivating  individuals and group to


achieve desired ends.

Kepemimpinan adalah seni mengkoordinasi dan memotivasi individu-individu dan


kelompok-kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan (John D. Pfiffner  & Robert
Presthus)

·         Leadership is the art of inducing subordinates to accomplish their assignment with


zeal and confident.

Kepemimpinan adalah seni membujuk bawahan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya dengan


semangat keyakinan. (Harold Kontz dan Cyrill O’Donel)

·         Leadreship is a process influencing other peoplefor the purpose of achieving shared


goals.
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain dengan maksud untuk mencapai
tujuan bersama. (Kae.H.Cung & Leon C.Magginson)

·         Leadership is the process influencing   the activities of individual ar agroup in efford


toward goal achievement in a given situation.

Kepemimpinan adalan proses mempengaruhi kegiatn individu atau kelompok dalam usaha
untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. (Paul Hersey & Kenett H. Blanchard)

·         Leadership is the process  by which a person exert influence over other people and
inspires, motivates, and direct their activities to help achieve group or organizational goals.
The person who exerts such influence is a leader (Gareth R.Jones et al. 2000:463)

B.Pengertian Kepemimpinan Tipe Paternalistis

Gaya paternalistik adalah gaya kepemimpinan dari pemimpin yang bersifat tradisional,
umumnya di masyarakat yang agraris. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:

a)      Kuatnya ikatan primordial,

b)      Sistem kekeluargaan,

c)      Kehidupan masyarakat yang komunalistik,

d)      Peranan adat istiadat yang sangat kuat dalam kehidupan bermasyarakat,

e)      Masih dimungkinkannya hubungan pribadi yang intim antara seorang anggota


masyarakat dengan anggota masyarakat lainnya.

Salah satu ciri utama dari masyarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang
ditujukan oleh para anggota kepada seseorang yang dituakan.

Orang yang dituakan, dihormati terutama karena orang yang demikian biasanya
memproyeksikan sifat-sifat dan gaya hidup yang pantas dijadikan teladan atau panutan oleh
para anggota masyarakat lainnya. Biasanya orang yang dituakan terdiri dari tokoh-tokoh
adat, para ulama dan guru.

Para bawahan biasanya mengharapkan seorang pemimpin yang paternialistik, mempunyai


sifat tidak mementingkan diri sendiri melainkan memberikan perhatian terhadap
kepentingan dan kesejahteraan bawahannya. Akan tetapi, legitimasi kepemimpinannya
berarti penerimaan atas perannya yang dominan dalam kehidupan organisasional.

Sedangkan tipe kepemimpinan maternalistik tidak jauh beda dengan tipe kepemimpinan
paternalistik, yang membedakan adalah dalam kepemimpinan maternalistik terdapat sikap
over-protective atau terlalu melindungi yang sangat menonjol disertai kasih sayang yang
berlebih lebihan.
C.          Ciri – ciri Kepemimpinan tipe Paternalistis
Mungkin anda handal dalam bidang lain, namun anda belum tentu sukses dalam mengelola
karyawan. Karyawan adalah manusia yang memiliki pemikiran, tingkah laku, perasaan, dan
permasalahan sendiri. Dalam prinsip kepemimpinan paternalistik tersebut, anda harus
berusaha memberikan kebahagiaan kepada karyawan, sebagaimana anda membahagiakan
seluruh anggota keluarga. Ketika karyawan merasa bahagia, maka akan bekerja secara
maksimal dan memberikan kontribusi positif terhadap perusahaan.

Bayangkan jika sebagai seorang suami sekaligus karyawan, setiap hari anda harus mendengar
omelan istri di rumah karena tak cukup uang untuk belanja, belum lagi omelan atasan padahal
anda sudah berusaha semampunya untuk bekerja dengan maksimal. Tentunya, karyawan
seperti ini tidak akan fokus kepada apa yang ia kerjakan. Berikut adalah beberapa catatan
bagaimana seorang pemimpin paternalistik bisa memperlakukan karyawan sebagai bagian
dari keluarga. 

1)   Penghargaan

Setiap orang membutuhkan uang, itu pasti. Namun tidak semua karyawan merasakan
kebahagiaan yang cukup ketika diberi uang. Sebagian orang justru merasa lebih bahagia
dengan penghargaan yang diterima. Memberikan pujian bisa menjadi suatu cara untuk
memotivasi dan memacu karyawan untuk bekerja lebih giat. Dan efek domino yang timbul
adalah semua karyawan yang mendengar anda memuji karyawan tersebut, akan terpacu untuk
kerja lebih baik lagi. Tentunya, anda harus teliti dalam memberikan pujian. Jika kesuksesan
itu adalah kesuksesan tim, maka pujilah timnya, sehingga tidak ada yang merasa iri. Hal ini
malah menghancurkan strategi kepemimpinan paternalistik yang anda perankan.

2)   Adil

Seorang pemimpin yang baik bertindak adil kepada karyawan senior maupun junior. Adil
dalam hal ini mencakup pemberian kompensasi dan reward, namun juga berdasarkan prestasi
kerja masing-masing. Pemberian gaji berdasarkan peringkat senioritas memang perlu, namun
jika ada junior yang memiliki skill luar biasa, tidak ada salahnya memberikan mereka gaji
yang sepadan. Dengan demikian, si junior akan merasa dihargai, sedangkan yang senior tidak
merasa tersaingi. Lebih baik lagi jika gaji dibagi dalam bentuk tunjangan. Misalkan tunjangan
usia kerja, tunjangan pendidikan atau skill.

3)   Pendidikan dan Pelatihan

Jika perusahaan sudah cukup mampu, jangan menunda untuk memberikan fasilitas
pendidikan dan pelatihan kepada karyawan, sebagaimana orang tua berusaha memberikan
pendidikan terbaik bagi anak-anaknya. Kepemimpinan paternalistik tidak pernah menunda
pemberian fasilitas pendidikan, apalagi dengan alasan bahwa perusahaan belum mampu
untuk membiayainya. Para karyawan tidaklah bodoh, apalagi jika mereka berada di bagian
keuangan, atau marketing, sehingga mereka tentunya bisa memprediksi dengan tepat
kemampuan perusahaan. Sebagian pimpinan merasa takut, jika karyawan memiliki
tambahan skill atau title maka mereka akan keluar dan mencari perusahaan yang menawarkan
posisi lebih baik.

Mutasi, rotasi, atau turnover karyawan adalah hal yang lumrah, itu adalah sebuah resiko yang
harus diambil oleh seorang pemimpin. Jikalau kita memperlakukan mereka dengan layak,
maka kemungkinan karyawan tersebut keluar akan menjadi semakin kecil. Jika karyawan
semakin pintar dan semakin senior dalam pekerjaannya, tentunya produktifitasnya akan
semakin meningkat. Kepemimpinan paternalistik tidak akan efektif bila sang pemimpin
memiliki jiwa yang terlalu otoriter. Belajarlah untuk berbagi dengan karyawan, baik dalam
kesulitan maupun ketika dalam kesenangan, sehingga kepemimpinananda semakin berbinar
di mata karyawan.

D.      Sifat-sifat dari Kepemimpinan Tipe Paternalistis dan Maternalistis


Selain dari itu, Kartini Kartono juga mengungkapkan bahwa tipe kepemimpinan ini
merupakan tipe yang kebapakan, dengan sifat-sifat :

)   Dia menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak
sendiri yang perlu dikembangkan

2)   Dia bersikap terlalu melindungi (overly protective)

3)   Jarang bisa memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan


sendiri

4)   Dia hampir-hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk


berinisiatif

5)   Dia tidak memberikan atau hampir-hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada
pengikut dan bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan karya kreatifitas mereka sendiri

6)   Selalu bersikap maha-tahu dan maha-benar.

E.   Kelebihan dan Kelemahan Gaya Kepemimpinan Tipe Paternalistis dan


Maternalistis
Menurut Sukarna (1990:32-33), kelebihan dari Kepemimpinan Type ini adalah yaitu :

1. Pemimpin menganggap dan dianggap sebagi ayah yang mengayomi dan menaungi
serta membela anak-anaknya yang dalam kesukaran.

2. Para bawahan atau para pengikut dianggap sebagai suatu keluarga besar yang selalu
mendapat bimbingan dari “Bapak” atu pemimpin.

3. Hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin sangat akrab dan berlaku two way
communication (komunikasi dua arah) yang menyenangkan.

4. Yang dipimpin dapat menyampaikan keluhan-keluhan ataupun kesulitan-


kesulitannya, baik dalam menjalankan pekerjaan ataupun dalam kehidupannya.
5. Pemimpin selalu berusaha untuk membrikan bantuan, baik material atupun spiritual
terhadap anak buahnya yang memerlukannya.

6. Yang dipimpin merasakan adanya keamanan dan ketenangan di dalam menjalankan


pekerjaan, karena ada Bapak Pemimpin (God father) yang melindungi.

7. Pemimpin Type Paternalistik yang mempunyai akhlak yang baik tidak mementingkan
dirinya sendiri, melainkan mengabdikan kepntingan sendiri kepada kepentingan
umum.

8. Pemimpin Type Paternalistik yang berakhlak baik selalu berlaku jujur dan adil
terhadap yang dipimpinnya.

9. Kepemimpinan Type Paternalistik selalu dijadikan teladan atu idola oleh yang
dipimpinnya.

Kelemahan dari tipe kepemimpinan ini yaitu :

 Bawahan tidak memiliki inisiatif dalam bertindak karena tidak diberi kesempatan

 Keputusan yang diambil tidak berdasarkan musyawarah bersama karena menganggap


dirinya sudah melakukan yang benar

 Daya imajinasi dan kreativitas para pengikut cukup rendah karena tidak ada
kesempatan untuk mengembangkannya

Tokoh dunia dengan gaya kepemimpinan Tipe paternalistis

George Washington

Presiden amerika serikat yang pertama

Masa jabatan 30 April 1789 – 4 Maret 1797 (DUA PERIODE)

Lahir : wstmoreland country, colony and Dominion of Virginia, Amerika Utara Britania, 22
Februari 1732.

Meninggal : Mount Vernon, Virginia, Amerika Serikat, 14 Desember 1799 (Umur 67).

George Washington mula mula bekerja sebagai mantra ukur, ia lalu masuk tentara pada usia
21 tahun, dan diangkat menjadi Letnan Kolonel saat mengikuti wajib militer oleh Gubernur
negara bagian Virginia.
Ketika berumur 33 tahun, ia memilih untuk memihak rakyat negara bagian Virginia yang
memberontak melawan orang-orang inggris. Ia pun bertugas memimpin tentara Virginia.
Pada tahun 1775 ia diangkat menjadi panglima tertinggi oleh kongres koninental, yaitu
kongres ke-13 daerah jajahan kerajaan inggris.

Pada tahun 1776 revolusi kemerdekaan amerika pecah dan kongres continental mengeluarkan
deklarasi kemerdekaan dan memisahkan diri dari kerjaan inggris, kepemimpinan George
Washington berkontribusibanyak dalam keberhasilan daerah-daerah jajahan di amerika
memperjuangkan kemerdekaanya

Pada tahun 1783 inggris mengakui kemerdekaan ameriak serikat, George Washington keluar
dari tentara, empat tahun kemudian pada 1787 ia menjadi ketua konvensional konstitusional.

Pada tahun 1789 setelah konstitusi disahkan, ia dipilih dengan suara bulat menjadi presiden
amerika yang pertama. Ia menjalankan dua masa jabatan dari tahun 1789 hingga tahun 1797,
di damping oleh john adams sebagai wakil presiden, dalam pidato perpisahanya pada tahun
1797,ia menyerukan kepada rakyat amerika serikat agar meninggalkan rasa kepartaian dan
rasa kedaerahanya yang berlebih-lebihan

Tahun 1789 : Mendirikan Departemen luar negeri amerika serikat, departemen keuangan ,
kantor kejaksaan agung amerika serikat, pada 24 september berdasarkan undang undang
hokum federal mendirikan mahkamah agung

Tahun 1790 : Pengesahan untuk dilakukanya sensus penduduk amerika untuk pertama
kalinya ; populasi 3.929.214. pada 10 juli mengesahkan pengalokasian dana federal untuk
Potomac dan mengesahkan pembangunan tempat tinggal presiden pada 16 juli.

Tahun 179I : 25 februari berdirinya bank amerika untuk pertama kali, pada 3 maret
menyetujui pajak atas wishki(minuman), perencanaan “kota federal”(Washington D. C.)
mulai dikerjakan.

Tahun 1792 : dibuka U.S mint (Failitas untuk mencetak uang koin di amerika (partai republic
Dan federal), 13 oktober peletakan batu pertama untuk gedung putih,desember,kembali
terpilih menjadi presiden.

Tahun 1793 : Washington mengeluarkan proklamasi netral yang memperingatkan warga


amerika menhan diri untuk membantu prancis dan inggris pada perang mereka, pada 5 juni
undang-undang netral diterapkan,pelarangan warga negara amerika untuk menjadi bagian
dari kapal perang asing

Tahun 1796 : pidato perpisahan George Washington yang memperingatkan agar amerika
tidak turut ikut campur tangan akan pertentangan negara asing.
KESIMPULAN

Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin


kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Lalu gaya kepemimpinan itu
sendiri menurut Suyanto (2008) merupakan suatu pola perilaku yang ditampilkan sebagai
pimpinan ketika mencoba mempengaruhi perilaku orang lain.

Tipe pemimpin ini memiliki sifat kebapakan, mereka menganggap bahwa bawahan tidak bisa
bersifat mandiri dan perlu dorongan dalam melakukan sesuatu. Pemimpin ini selalu
melindungi bawahannya. Pemimpin paternalistik memiliki sifat maha tahu yang besar
sehingga jarang memberikan kesempatan pada bawahan untuk mengambil keputusan

“I don’t think you have to be wearing stars on your shoulders or a title to be a leader.
Anybody who wants to raise his hand can be a leader any time.” General Ronal Fogleman,
US Air Force

Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu
yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses
internal (leadership from the inside out). Seringkali seseorang pemimpin sejati tidak dikenal
atau dihargai keberadaanya oleh mereka yang dipimpinnya. Bahkan ketika misi atau tugas
terselesaikan, maka seluruh anggota tim akan mengatakan bahwa merekalah yang
melakukannya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

https://rizqiyahratna.wordpress.com/2015/04/01/tipe-tipe-kepemimpinan-beserta-kelebihan-
dan-kekurangannya/

http://ridhwankartono.blogspot.co.id/2011/12/pengertian-paternalistik.html

http://rihadi.com/index.php/2016/04/30/kebaikan-kebaikan-type-paternalistik/

http://makalah-ibnu.blogspot.co.id/2010/01/modelgaya-kepemimpinan-dan-
penerapannya.html

http://sgoldberjangka.com/ciri-khas-kepemimpinan-paternalistik/

http://rjshared.blogspot.co.id/2012/12/5-tokoh-berdasarkan-tipe-pemimpin-tipe.html

Anda mungkin juga menyukai