Anda di halaman 1dari 10

1

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................. Error! Bookmark not defined.
MOTTO ..................................................................... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ............................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ................................................................................................................ 1
BAB I .......................................................................... Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................. 2
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 4
BAB II .......................................................................................................................... 5
2.1 Pengertian ......................................................................................................... 5
2.2 Permodalan ....................................................................................................... 5
2.3 Kepemilikan ...................................................................................................... 6
2.4 Strategi Pemasaran .......................................................................................... 6
2.5 Produk dan Jenis .............................................................................................. 7
2.6 Daya Saing ........................................................................................................ 8
2.7 Solusi dan Pemecahan ..................................................................................... 8
BAB III ....................................................................................................................... 10
3.1. Kesimpulan ..................................................................................................... 10







2


PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Selain sandang (pakaian) dan papan (rumah), makanan merupakan kebutuhan
pokok bagi semua makhluk hidup. Manusia membutuhkan makanan berat rata-rata
tiga kali sehari demi mencukupi kebutuhan energinya untuk melakukan aktivitas.
Selain makanan berat manusia juga membutuhkan makanan ringan untuk menahan
lapar, ketika mereka berada di saat-saat tidak dalam jam makan/jam nanggung.
Biasanya yang dipilih untuk menahan lapar tersebut adalah roti, snack, kopi, cokelat
dan sebagainya.
Suatu bagian hidup yang erat kaitannya dengan konsumsi makanan sehari-hari
yaitu kuliner. Kuliner adalah hasil olahan yang berupa masakan. Masakan tersebut
berupa lauk pauk, makanan (penganan), dan minuman. Karena setiap daerah memiliki
cita rasa tersendiri, maka tak heran jika setiap daerah memiliki tradisi kuliner yang
berbeda beda. Kuliner merupakan sebuah gaya hidup yang tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan karena setiap orang memerlukan makanan yang sangat dibutuhkan
sehari-hari. Mulai dari makanan yang sederhana hingga makanan yang berkelas tinggi
dan mewah.
Produk-produk kuliner Indonesia sebagian besar sudah sangat dikenal oleh
masyarakat diantaranya bakso, mie ayam, pempek, hingga ratusan jajanan dan
makanan tradisional nusantara lainnya. Namun ada beberapa jenis makanan atau
minuman yang biasanya dijadikan usaha kuliner yaitu berbagai camilan, makanan
berat, makanan dan minuman khas kota atau desa tertentu, serta jenis makanan dan
minuman lain yang diproduksi karena keunikannya.
Dan kini makanan tradisional sudah menjadi produk yang sangat layak
dijadikan bisnis dan memberi banyak peluang yang sangat menjanjikan. Salah satu
produk makanan tersebut adalah batagor dan siomay. Batagor dan siomay merupakan
makanan yang tidak terpisahkan. Di mana ada siomay biasanya ada batagor. Kedua
3

makanan ini memang mirip. Bedanya siomay dibuat dengan cara dikukus, sedangkan
batagor digoreng. Keduanya disajikan dengan menggunakan bumbu kacang. Batagor
sendiri merupakan akronim dari bakso tahu goreng. Batagor dan siomay merupakan
makanan khas yang berasal dari kota Bandung Jawa Barat. Bahan yang digunakan
untuk membuat siomay dan batagor hampir sama, yaitu dengan ikan tenggiri,tepung
kanji, tepung tapioka, dan tepung terigu. Bumbu yang digunakan antara lain gula,
garam, kacang, bawang putih, bawang goreng, dan penyedap rasa. Bahan pelengkap
siomay adalah tahu, kol, pare, kentang, dan telur ayam rebus. Jenis makanan yang
berasal dari tlatah Sunda tersebut kini sudah merambah dan disukai masyarakat
lainnya.
Bapak Sumiran, merupakan seorang pedagang batagor siomay ala kaki lima
yang berasal dari Bogor. Batagor siomay miliknya sangat berbeda dengan batagor
siomay pada umumnya. Batagor siomay buatannya bukan dari ikan tenggiri tetapi
bapak Sumiran menggantikannya dengan daging ayam. Rasa batagor siomaynya pun
tidak jauh berbeda dengan batagor yang terbuat dari ikan tenggiri. Yang menjadikan
cipta rasa tetap terjaga yaitu dari bumbu kacangnya.
Kesuksesan berdagang batagor siomay selama 2 tahun untuk menghidupi
keluarga di kota hujan kini bapak Sumiran memilih hijrah ke Yogyakarta. Bukan
alasan banyak pesaing di tempat asal, bapak dua anak ini memutuskan untuk
menyekolahkan anak-anaknya di kota yang terkenal dengan nama kota pelajar itu.
Bapak Sumiran di Yogyakarta juga tetap melanjutkan berjualan batagor siomay
dengan rasa yang khas ala bapak Sumiran. Bapak Sumiran berjualan batagor siomay
dibantu oleh istrinya, jika anaknya libur sekolah, anaknya juga ikut membantu kedua
orang tuanya. Walaupun sampai saat ini bapak Sumiran masih berjualan dengan
gerobak, namun beliau sekarang sudah mempunyai lokasi tetap yang strategis untuk
berjualan bersama dengan paguyuban pedagang kuliner kaki lima lainnya yang mana
lokasi tersebut merupakan fasilitas dari Pemerintahan Kabupaten Sleman.


4

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok
permasalahan adalah bagaimana strategi pemasaran penjualan batagor siomay dan
bagaimana strategi menghadapi daya saing.

























5

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Batagor dan siomay merupakan makanan yang tidak terpisahkan. Di mana ada
siomay biasanya ada batagor. Kedua makanan ini memang mirip. Bedanya siomay
dibuat dengan cara dikukus, sedangkan batagor digoreng. Keduanya disajikan dengan
menggunakan bumbu kacang. Batagor sendiri merupakan akronim dari bakso tahu
goreng. Batagor dan siomay merupakan makanan khas yang berasal dari kota
Bandung Jawa Barat. Bahan yang digunakan untuk membuat siomay dan batagor
hampir sama, yaitu dengan ikan tenggiri, tepung kanji, tepung tapioka, dan tepung
terigu. Bumbu yang digunakan antara lain gula, garam, kacang, bawang putih,
bawang goreng, dan penyedap rasa. Bahan pelengkap siomay adalah tahu, kol, pare,
kentang, dan telur ayam rebus. Olahan makanan batagor siomay mengadaptasi satu
jenis dim sum yang merupakan gaya Tionghoa-Indonesia yang kini sudah menyebar
hampir di seluruh wilayah Indonesia.
2.2 Permodalan
Bapak Sumiran berjualan batagor dan siomay sejak tahun 2005. Saat itu
beliau memulai membangun usahanya dengan modal kurang lebih Rp 4.000.000,00.
Bapak Sumitan tidak membuka warung, beliau hanya mengandalkan gerobak seharga
Rp 2.500.000,00 untuk berjualan sehingga beliau tidak memerlukan modal besar
untuk memulai jualan batagor dagangannya. Untuk keperluan memasak dan bahan
batagor, beliau waktu itu mengeluarkan uang modal sebesarr Rp 1.500.000,00. Pada
tahun itu bahan pokok pembuatan batagor dan bahan bakar gas sangat murah, awal
penjualan beliau hanya menjual batagor dan siomay seharga Rp 3.000,00 per porsi.
Namun karena semakin tahun ke tahun mengalami kenaikan bahan-bahan dasar serta
bahan bakar gas, maka sekarang ini beliau menjual batagor dan siomay dengan harga
Rp 7.000,00 per porsi untuk menutupi biaya modal harian serta biaya operasional.

6

2.3 Kepemilikan
Usaha batagor siomay bapak Sumiran merupakan usaha bisnis perseorangan.
Usaha tersebut dimiliki, dikelola dan dipimpin oleh beliau sendiri dan dibantu istri
serta anaknya. Pembelian bahan pokok, pembuatan batagor, dan penjualan dilakoni
sendiri tanpa mengandalkan karyawan.
2.4 Strategi Pemasaran
Langkah strategi pemasaran bapak Sumiran berjualan batagor siomay tidak
lah besar seperti pengusaha lain yang harus mengeluarkan dana untuk mengejar minat
konsumen atau memberi nama dagangan agar dikenal banyak orang. Untuk
operasional, bapak Sumiran hanya bermodal gerobak yang bersih yang bertuliskan
sedia batagor siomay. Tanpa harus menyebar flayer atau memasang neon box,
calon pembeli maupun pengguna jalan bisa membaca apa yang dijual oleh bapak
Sumiran.
Awal mula beliau menjajakan dagangannya, bapak Sumiran hanya
memanfaatkan trotoar pinggir jalan, bermodal terpal dan tikar waktu itu untuk
memfasilitasi pembelinya yang makan di tempat agar bisa duduk lesehan dan teduh di
taman dipinggir jalan tersebut. Lokasi tersebut sangat strategis karena lokasi beliau
jualan tidak jauh dari perkantoran pemerintahan Kabupaten Sleman dan tempat
tersebut selalu ramai anak-anak pulang sekolah yang menunggu bus. Di tempat itu
bapak Sumiran tidak berjualan seorang diri, beliau juga berjualan bersama pedagang
kaki lima lainnya sehingga tempat tersebut selalu ramai dipakai untuk sekedar tempat
nongkrong maupun wisata kuliner.
Beberapa tahun kemudian Bapak Sumiran direlokasi tidak jauh dari lokasi
pertama kali jualan karena lokasi yang dulunya dipakai berjualan sedang di rombak
pemerintah untuk dijadikan taman kota. Namun pemerintah adil dengan para
pedagang, mereka diberikan tempat yang layak pakai dan nyaman untuk berjualan.
Sampai sekarang Bapak Sumiran sudah menempati lokasi tersebut bersama pedagang
kaki lima lainnya. Konsep berjualannya pun masih tetap seperti dahulu, yaitu masih
7

menggunakan gerobak dan lesehan. Lokasi yang digunakan sekarang juga sudah
semakin nyaman, semakin rapi, dan semakin ramai dikunjungi.
Walaupun sudah beberapa tahun berpindah lokasi, siomay batagor bapak
Sumiran masih dicari dan diminati para pecinta kuliner. Karena strategi yang
digunakan dalam pemasarannya yaitu rasa jangan pernah berubah. Rasa siomay dan
batagor bapak Sumiran tetap enak dari hari ke hari tanpa berubah sedikit pun. Resep
keluarga pun tersimpan dengan baik demi menjaga kelangsungan hidup bisnis
keluarga tersebut.
Tidak hanya faktor kualitas batagor siomay saja yang enak, usaha batagor
siomay bapak Sumiran hanya berdiri sendiri di lokasi wisata kuliner tersebut tanpa
ada pesaing sesama jenis produk makanan yang dijual beliau. Paguyuban pedagang
kaki lima termasuk faktor batagor siomay bapak Sumiran masih tetap eksis karena
paguyuban tersebut memiliki peraturan di tempat itu yang salah satunya dilarang ada
penjual yang menjajakan jenis makanan yang sama.
Strategi lainnya yang dijalankan bapak Sumiran yaitu menjual dengan harga
murah namun kualitas tetap terjaga. Dengan harga Rp. 7.000,- bapak Sumiran sudah
mampu mengantongi laba kotor rata-rata Rp 500.000,- per harinya.
Pelayanan yang diberikan ke konsumen, bapak Sumiran juga menerapkan
pelayanan yang terbaik. Seperti ramah terhadap pembeli dan pelayanan makanan
yang cepat serta lokasi dan alat makan yang tetap terjaga kebersihannya.
2.5 Produk dan Jenis
Usaha bisnis bapak Sumiran hanya menghasilkan produk batagor dan siomay.
Namun beberapa bulan yang lalu beliau telah menambah menu, sekarang beliau juga
menjual gorengan seperti tempe dan bakwan. Urusan produk, batagor siomay bapak
Sumiran sangat berbeda dengan batagor siomay lainnya, bapak Sumiran mengubah
ikan tenggiri diganti dengan daging ayam. Pembeli belum tentu menyukai ikan
tutur ibu Sumiran. Jadi bapak Sumiran menggantinya dengan daging ayam agar rasa
bisa mengikuti lidah konsumen. Untuk bumbu, bahan yang digunakan antara lain
8

gula, garam, bawang putih, bawang goreng, dan penyedap rasa. Bahan pelengkapnya
yaitu tahu, kol, pare, kentang, dan telur ayam rebus.
2.6 Daya Saing
Persaingan dalam mendirikan usaha cukup banyak, mulai persaingan antar
jenis maupun sesama jenis produk yang diunggulkan. Di lokasi bapak Sumiran
berjualan terdapat pedagang lain yang berjualan seperti rujak es krim, pempek, lotek,
gado-gado, dan lain-lain. Namun, bapak Sumiran tidak merasa ada persaingan dengan
mereka karena mereka merupakan satu keluarga paguyuban pedagang kuliner kaki
lima. Pembeli di lokasi tersebut cukup merata, tidak ada yang saling menjatuhkan.
Seperti yang diungkapkan ibu Sumiran, pedagang disana saling melengkapi dan
saling menjaga antar sesama.
Untuk pesaing sesama jenis penjual batagor siomay, ibu Sumiran juga
menjelaskan bahwa ada penjual siomay tidak jauh dari lokasi beliau berjualan.
Namun ibu Sumiran tidak merasa tersaingi, karena ibu Sumiran memegang erat
strategi menghadapi pesaing yang selalu diunggulkannya yaitu rasa batagor siomay
buatannya yang diyakini jauh lebih enak dan rasanya tidak pernah berubah.
2.7 Solusi dan Pemecahan
Strategi pemasaran bapak Sumiran tidak terlalu banyak berbuat, karena
pembeli sudah datang dengan sendirinya. Banyak pelanggan sudah nyaman dan
ketagihan dengan rasa batagor siomay yang dibuat bapak Sumiran. Pembeli yang
pertama kali yang awalnya hanya mencicipi pun terkadang kembali lagi untuk jajan
batagor siomay bapak Sumiran. Untuk menjaga kepercayaan pelanggan maka yang
perlu dilakukan yaitu tetap menjaga rasa agar tidak pernah berubah dan tetap enak.
Disamping itu strategi pemasaran bapak Sumiran juga belum sempurna,
karena beliau menjual batagor siomaynya tanpa memberi nama lapak dagangannya.
Tidak semua pelanggan mengenal nama bapak Sumiran, pelanggan hanya menyebut
batagor ngisor jembatan atau siomay ngisor jembatan. Mengapa demikian, karena
lokasi bapak Sumiran berjualan sampai sekarang ini berada di bawah jembatan,
9

jembatan tersebut jembatan jalan antar jalan, bukan jembatan sungai. Maka dari itu
seharusnya bapak Sumiran memberi nama yang khas untuk nama batagor siomay
miliknya. Namun sebutan tadi juga sudah khas di telinga warga Sleman khususnya.
Tapi apabila lapak beliau pindah lokasi apakah tetap menjadi batagor ngisor
jembatan?
Bapak Sumiran untuk saat ini hanya mematok harga Rp.7000,-. Per harinya
bapak Sumiran meraup laba kotor rata-rata Rp. 500.000,-. Rutinitasnya laba tersebut
terpotong Rp. 350.000,- untuk membeli bahan baku batagor siomay yang akan dijual
dihari berikutnya, sehingga laba bersih rata-rata perbulannya Rp.5.000.000,-. Jika
berani bersaing, bapak Sumiran mampu membuat warung yang besar dan mempunyai
nama dagang sehingga batagor siomay bapak Sumiran tidak hanya dikenal oleh
warga Sleman saja namun bisa terkenal seluruh nusantara. Apabila bapak Sumiran
masih berjualan dengan sistem seperti ini maka lambat naun usaha beliau akan
tertinggal dengan pengusaha lainnya yang lebih besar dan maju.















10

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

3.2. Saran

Anda mungkin juga menyukai