Pembangunan Nasional
Mariana Kristiyanti
Fakultas Ekonomi Universitas AKI
Abstract
Small and medium enterprise (SME/UKM) has strategic role in national economic
development, because of their role in the economic growth and employee recruitment as well as
their role in developmental product distribution. During the economic crisis happened in this
state a few years ago that affected to the collapse of many big scale firms, Small and Medium
Enterprise (SME/UKM) proved tougher in facing the crisis. Based on the experience faced by
Indonesia during the crisis, the private sector development should be focused more on UKM,
especially these sectors are often abandoned just because their products are in a small scale and
are not able to compete with other business unit.
Key words : Small and Medium Enterprise, strategic role, national economic development
63
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 3 No. 1, Januari 2012
1. Manajemen berdiri sendiri, dengan kata Peran serta dalam Sulit mendapat
melakukan tindakan karyawan yang
lain tidak ada pemisahan yang tegas
/usaha
antara pemilik dengan pengelola cakap
perusahaan. Pemilik adalah sekaligus
pengelola dalam UKM. Beberapa lembaga atau instansi bahkan
UU memberikan definisi Usaha Kecil
2. Modal disediakan oleh seorang pemilik
Menengah (UKM), diantaranya adalah
atau sekelompok kecil pemilik modal.
Kementrian Negara Koperasi dan Usaha
3. Daearah operasinya umumnya lokal, Kecil Menengah (Menegkop dan UKM),
walaupun terdapat juga UKM yang Badan Pusat Statistik (BPS), dan UU No. 20
memiliki orientasi luar negeri, berupa Tahun 2008. Menurut Kementrian Menteri
ekspor ke negara-negara mitra Negara Koperasi dan Usaha Kecil
perdagangan. Menengah (Menegkop dan UKM), bahwa
yang dimaksud dengan Usaha Kecil (UK)
4. Ukuran perusahaan, baik dari segi total
adalah entitas usaha yang mempunyai
aset, jumlah karyawan, dan sarana
memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp
prasarana yang kecil.
200.000.000, tidak termasuk tanah dan
Usaha Kecil Menengah tidak saja bangunan tempat usaha, dan memiliki
memiliki kekuatan dalam ekonomi, namun penjualan tahunan paling banyak Rp
juga kelemahan, berikut ini diringkas dalam 1.000.000.000. Sementara itu, Usaha
bentuk table : Menengah (UM) merupakan entitas usaha
milik warga negara Indonesia yang memiliki
Tabel 1 Kekuatan dan Kelemahan UKM
kekayaan bersih lebih besar dari Rp
Kekuatan Kelemahan
200.000.000 s.d Rp10.000.000.000, tidak
Kebebasan untuk Relatif lemah
bertindak dalam spesialisasi termasuk tanah dan bangunan. merupakan
entitias usaha.
Menyesuaikan Modal dalam Pada tanggal 4 Juli 2008 telah
kepadakebutuhan pengembangan ditetapkan Undang-undang No. 20 Tahun
setempat
terbatas 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
oleh Undang-undang ini juga berbeda Badan Pusat Statistik (BPS), Keputusan
dengan definisi di atas. Menurut UU No 20 Menteri Keuangan No 316/KMK.016/1994
Tahun 2008 ini, yang disebut dengan Usaha tanggal 27 Juni 1994, dan UU No. 20 Tahun
Kecil adalah entitas yang memiliki kriteria 2008. Definisi UKM yang disampaikan
sebagai berikut : (1) kekayaan bersih lebih berbeda-beda antara satu dengan yang
dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta lainnya. Badan Pusat Statistik (BPS)
rupiah) sampai dengan paling banyak memberikan definisi UKM berdasarkan
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) kunatitas tenaga kerja. Usaha kecil
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat merupakan entitas usaha yang memiliki
usaha; dan (2) memiliki hasil penjualan jumlah tenaga kerja 5 s.d 19 orang,
tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga sedangkan usaha menengah merupakan
ratus juta rupiah) sampai dengan paling entitias usaha yang memiliki tenaga kerja 20
banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar s.d. 99 orang. Berdasarkan Keputuasan
lima ratus juta rupiah). Sementara itu, yang Menteri Keuangan Nomor
disebut dengan Usaha Menengah adalah 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994,
entitas usaha yang memiliki kriteria sebagai usaha kecil didefinisikan sebagai perorangan
berikut : (1) kekayaan bersih lebih dari Rp atau badan usaha yang telah melakukan
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) kegiatan/usaha yang mempunyai
sampai dengan paling banyak Rp penjualan/omset per tahun setinggi-
10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tingginya Rp 600.000.000 atau aset/aktiva
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat setinggi-tingginya Rp 600.000.000 (di luar
usaha; dan (2) memiliki hasil penjualan tanah dan bangunan yang ditempati) terdiri
tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua dari : (1) badang usaha (Fa, CV, PT, dan
milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan koperasi) dan (2) perorangan
paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima (pengrajin/industri rumah tangga, petani,
puluh milyar rupiah). peternak, nelayan, perambah hutan,
penambang, pedagang barang dan jasa)
Beberapa lembaga atau instansi bahkan
UU memberikan definisi Usaha Kecil Definisi UKM menurut Lembaga dan
Menengah (UKM), diantaranya adalah Negara Asing. didasarkan pada aspek-aspek
66
Peran Strategis Usaha Kecil Menengah (UKM) Dalam
Pembangunan Nasional (Mariana Kristiyanti)
sebagai berikut : (1) jumlah tenaga kerja, (2) c) Jumlah aset tidak melebihi $ 100
pendapatan dan (3) jumlah aset. Paparan ribu
berikut adalah kriteria-kriteria UKM di
2. Singapura mendefinisikan UKM
negara-negara atau lembaga asing.
sebagai usaha yang memiliki minimal
1. World Bank, membagi UKM ke dalam 30% pemegang saham lokal serta aset
3 jenis, yaitu : produktif tetap (fixed productive asset)
di bawah SG $ 15 juta.
• Medium Enterprise, dengan kriteria :
3. Malaysia, menetapkan definisi UKM
a) Jumlah karyawan maksimal 300
sebagai usaha yang memiliki jumlah
orang
karyawan yang bekerja penuh (full time
b) Pendapatan setahun hingga worker) kurang dari 75 orang atau yang
sejumlah $ 15 juta modal pemegang sahamnya kurang dari
M $ 2,5 juta.
c) Jumlah aset hingga sejumlah $ 15
juta Definisi ini dibagi menjadi dua, yaitu :
67
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 3 No. 1, Januari 2012
69
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 3 No. 1, Januari 2012
Jenis usaha kecil ini memang sangat ini tidak semata-mata merupakan langkah
kuat dan tahan banting terhadap krisis yang harus diambil oleh Pemerintah dan
ekonomi sekalipun. Karena itu, kita perlu hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah.
megembangakannya, pemerintah yang Pihak UKM sendiri sebagai pihak yang
paling bertanggungjawab terhadap dikembangkan, dapat mengayunkan langkah
pengembangan usaha kecil menengah di bersama-sama dengan Pemerintah. Selain
Indonesia memiliki peran yang besar Pemerintah dan UKM, peran dari sektor
terhadap perkembangan UKM. Salah satu Perbankan juga sangat penting terkait
diantaranya pemerintah perlu menciptakan dengan segala hal mengenai pendanaan,
kondisi iklim usaha yang kondusif berupa terutama dari sisi pemberian pinjaman atau
keringanan pajak, kemudahan perijinan dan penetapan kebijakan perbankan. Lebih jauh
lain-lain. Selain itu, pengembangan lagi, terkait dengan ketersediaan dana atau
kemitraan dan pelatihan para wiraswastawan modal, peran dari para investor baik itu dari
perlu dilakukan. dalam maupun luar negeri, tidak dapat pula
kita kesampingkan.
Pengembangan terhadap sektor swasta
merupakan suatu hal yang tidak diragukan lagi Pemerintah pada intinya memiliki
perlu untuk dilakukan. UKM memiliki peran kewajiban untuk turut memecahkan tiga hal
penting dalam pengembangan usaha di masalah klasik yang kerap kali menerpa
Indonesia. UKM juga merupakan cikal bakal UKM, yakni akses pasar, modal, dan
dari tumbuhnya usaha besar. “Hampir semua teknologi yang selama ini kerap menjadi
usaha besar berawal dari UKM. Usaha Kecil pembicaraan di seminar atau konferensi.
Menengah (UKM) harus terus ditingkatkan Secara keseluruhan, terdapat beberapa hal
(up grade) dan aktif agar dapat maju dan yang harus diperhatikan dalam melakukan
bersaing dengan perusahaan besar. Jika tidak, pengembangan terhadap unit usaha UKM,
UKM di Indonesia yang merupakan jantung antara lain kondisi kerja, promosi usaha
perekonomian Indonesia tidak akan baru, akses informasi, akses pembiayaan,
bisa maju dan berkembang. Satu hal yang akses pasar, peningkatan kualitas produk
perlu diingat dalam pengembangan UKM dan SDM, ketersediaan layanan
adalah bahwa langkah
71
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 3 No. 1, Januari 2012
sedangkan modal pinjaman dari bank atau keluarga yang turun temurun. Keterbatasan
lembaga keuangan lainnya sulit diperoleh kualitas SDM usaha kecil baik dari segi
karena persyaratan secara administratif dan pendidikan formal maupun pengetahuan dan
teknis yang diminta oleh bank tidak dapat keterampilannya sangat berpengaruh
dipenuhi. Persyaratan yang menjadi terhadap manajemen pengelolaan usahanya,
hambatan terbesar bagi UKM adalah adanya sehingga usaha tersebut sulit untuk
ketentuan mengenai agunan karena tidak berkembang dengan optimal. Disamping itu
semua UKM memiliki harta yang memadai dengan keterbatasan kualitas SDM-nya, unit
dan cukup untuk dijadikan agunan. usaha tersebut relatif sulit untuk mengadopsi
perkembangan teknologi baru untuk
Terkait dengan hal ini, UKM juga
meningkatkan daya saing produk yang
menjumpai kesulitan dalam hal akses
dihasilkannya. Hal ini disebabkan oleh :
terhadap sumber pembiayaan. Selama ini
yang cukup familiar dengan mereka adalah 1. Lemahnya Jaringan Usaha dan
mekanisme pembiayaan yang disediakan Kemampuan Penetrasi Pasar Usaha kecil
oleh bank dimana disyaratkan adanya yang pada umumnya merupakan unit
agunan. Terhadap akses pembiayaan lainnya usaha keluarga, mempunyai jaringan
seperti investasi, sebagian besar dari mereka usaha yang sangat terbatas dan
belum memiliki akses untuk itu. Dari sisi kemampuan penetrasi pasar yang
investasi sendiri, masih terdapat beberapa rendah, ditambah lagi produk yang
hal yang perlu diperhatikan apabila memang dihasilkan jumlahnya sangat terbatas dan
gerbang investasi hendak dibuka untuk mempunyai kualitas yang kurang
UKM, antara lain kebijakan, jangka waktu, kompetitif. Berbeda dengan usaha besar
pajak, peraturan, perlakuan, hak atas tanah, yang telah mempunyai jaringan yang
infrastruktur, dan iklim usaha. sudah solid serta didukung dengan
teknologi yang dapat menjangkau
internasional dan promosi yang baik.
2. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
2. Mentalitas Pengusaha UKM, Hal penting
Sebagian besar usaha kecil tumbuh yang seringkali pula terlupakan dalam
secara tradisional dan merupakan usaha setiap pembahasan mengenai
73
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 3 No. 1, Januari 2012
yang tidak murah, ditambah lagi dengan dapat berulang kali secara periodik,
jangka waktu yang lama. Hal ini sedikit misalnya setiap minggu atau setiap bulan.
banyak terkait dengan kebijakan
4. Implikasi Otonomi Daerah
perekonomian Pemerintah yang dinilai tidak
memihak pihak kecil seperti UKM tetapi Dengan berlakunya Undang-undang
lebih mengakomodir kepentingan dari para No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
pengusaha besar. Daerah yang kemudian diubah dengan UU
No. 32 Tahun 2004, kewenangan daerah
2. Terbatasnya Sarana dan Prasarana
mempunyai otonomi untuk mengatur dan
Usaha
mengurus masyarakat setempat. Perubahan
Kurangnya informasi yang sistem ini akan mempunyai implikasi
berhubungan dengan kemajuan ilmu terhadap pelaku bisnis kecil dan menengah
pengetahuan dan teknologi, menyebabkan berupa pungutan-pungutan baru yang
sarana dan prasarana yang mereka miliki dikenakan pada UKM. Jika kondisi ini tidak
juga tidak cepat berkembang dan kurang segera dibenahi maka akan menurunkan
mendukung kemajuan usahanya daya saing UKM. Disamping itu, semangat
sebagaimana yang diharapkan. Selain itu, kedaerahan yang berlebihan, kadang
tak jarang UKM kesulitan dalam menciptakan kondisi yang kurang menarik
memperoleh tempat untuk menjalankan bagi pengusaha luar daerah untuk
usahanya yang disebabkan karena mahalnya mengembangkan usahanya di daerah
harga sewa atau tempat yang ada kurang tersebut.
strategis.
5. Implikasi Perdagangan Bebas
3. Pungutan Liar
Sebagaimana diketahui bahwa AFTA
Praktek pungutan tidak resmi atau yang mulai berlaku Tahun 2003 dan APEC
lebih dikenal dengan pungutan liar menjadi Tahun 2020 berimplikasi luas terhadap
salah satu kendala juga bagi UKM karena usaha kecil dan menengah untuk bersaing
menambah pengeluaran yang tidak sedikit. dalam perdagangan bebas. Dalam hal ini,
Hal ini tidak hanya terjadi sekali namun mau tidak mau UKM dituntut untuk
melakukan proses produksi dengan
75
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 3 No. 1, Januari 2012
produktif dan efisien, serta dapat Selain akses pembiayaan, UKM juga
menghasilkan produk yang sesuai dengan menemui kesulitan dalam hal akses terhadap
frekuensi pasar global dengan standar informasi. Minimnya informasi yang
kualitas seperti isu kualitas (ISO 9000), isu diketahui oleh UKM, sedikit banyak
lingkungan (ISO 14.000), dan isu Hak Asasi memberikan pengaruh terhadap kompetisi
Manusia (HAM) serta isu ketenagakerjaan. dari produk ataupun jasa dari unit usaha
Isu ini sering digunakan secara tidak fair UKM dengan produk lain dalam hal
oleh negara maju sebagai hambatan (Non kualitas. Efek dari hal ini adalah tidak
Tariff Barrier for Trade). Untuk itu, UKM mampunya produk dan jasa sebagai hasil
perlu mempersiapkan diri agar mampu dari UKM untuk menembus pasar ekspor.
bersaing baik secara keunggulan komparatif Namun, di sisi lain, terdapat pula produk
maupun keunggulan kompetitif. atau jasa yang berpotensial untuk bertarung
di pasar internasional karena tidak memiliki
6. Sifat Produk dengan Ketahanan Pendek
jalur ataupun akses terhadap pasar tersebut,
Sebagian besar produk industri kecil pada akhirnya hanya beredar di pasar
memiliki ciri atau karakteristik sebagai domestik.
produk-produk dan kerajinan-kerajian
Langkah yang Sudah Ditempuh
dengan ketahanan yang pendek. Dengan
kata lain, produk-produk yang dihasilkan Sesungguhnya pemerintah telah
UKM Indonesia mudah rusak dan tidak banyak mengeluarkan kebijakan untuk
tahan lama. pemberdayaan UKM, terutama lewat kredit
bersubsidi dan bantuan teknis. Kredit
7. Terbatasnya Akses Pasar
program untuk pengembangan UKM bahkan
Terbatasnya akses pasar akan dilakukan sejak 1974. Kredit program
menyebabkan produk yang dihasilkan tidak pertama UKM, Kredit Investasi Kecil (KIK)
dapat dipasarkan secara kompetitif baik di dan Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP),
pasar nasional maupun internasional. yang menyediakan kredit investasi dan
modal kerja permanen, dengan masa
8. Terbatasnya Akses Informasi
pelunasan hingga 10 tahun, dan suku bunga
bersubsidi. Setelah deregulasi perbankan
76
Peran Strategis Usaha Kecil Menengah (UKM) Dalam
Pembangunan Nasional (Mariana Kristiyanti)
79
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 3 No. 1, Januari 2012
unggul, hal ini didasarkan pada fakta bahwa daerah perkotaan dan perdesaan, serta
sebagian besar usaha di Indonesia (lebih dari masalah urbanisasi. Perkembangan UKM
99 %) berbentuk usaha skala kecil dan diharapkan dapat memberikan kontribusi
menengah (UKM). Namun secara jumlah positif yang signifikan terhadap upaya-
omset dan aset, apabila keseluruhan omset dan upaya penanggulangan masalah-masalah
aset UKM di Indonesia digabungkan, belum tersebut di atas.
tentu jumlahnya dapat menyaingi satu
Karakteristik UKM di Indonesia,
perusahaan berskala nasional. Data-data
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
tersebut menunjukkan bahwa UKM berada di
AKATIGA, the Center for Micro and Small
sebagian besar sektor usaha yang ada di
Enterprise Dynamic (CEMSED), dan the
Indonesia. Apabila mau dicermati lebih jauh,
Center for Economic and Social Studies
pengembangan sektor swasta, khususnya
(CESS) pada tahun 2000, adalah mempunyai
UKM, perlu untuk dilakukan mengingat sektor
daya tahan untuk hidup dan mempunyai
ini memiliki potensi untuk menjaga kestabilan
kemampuan untuk meningkatkan kinerjanya
perekonomian, peningkatan
selama krisis ekonomi. Hal ini disebabkan
tenaga kerja, meningkatkan PDB,
oleh fleksibilitas UKM dalam melakukan
mengembangkan dunia usaha, dan
penyesuaian proses produksinya, mampu
penambahan APBN dan APBD melalui
berkembang dengan modal sendiri, mampu
perpajakan.
mengembalikan pinjaman dengan bunga tinggi
dan tidak terlalu terlibat dalam hal birokrasi.
80
Peran Strategis Usaha Kecil Menengah (UKM) Dalam
Pembangunan Nasional (Mariana Kristiyanti)
2. Mayoritas UKM lebih mengandalkan kontribusi 53,3 persen dari total PDB
pada non-banking financing dalam Indonesia. Bilai dirinci menurut skala usaha,
aspek pendanaan usaha, pada tahun 2006 kontribusi Usaha Kecil
3. Pada umumnya UKM melakukan sebesar 37,7 persen, Usaha Menengah
spesialisasi produk yang ketat, dalam sebesar 15,6 persen, dan Usaha Besar
arti hanya memproduksi barang atau sebesar 46,7 persen.
jasa tertentu saja, dan
4. Terbentuknya UKM baru sebagai 2. Unit Usaha dan Tenaga Kerja
akibat dari banyaknya pemutusan Pada tahun 2006 jumlah populasi UKM
hubungan kerja di sektor formal. mencapai 48,9 juta unit usaha atau 99,98
persen terhadap total unit usaha di
UKM di Indonesia mempunyai Indonesia. Sementara jumlah tenaga
peranan yang penting sebagai penopang kerjanya mencapai 85,4 juta orang.
perekonomian. Penggerak utama
perekonomian di Indonesia selama ini pada 3. Ekspor UKM
dasarnya adalah sektor UKM. Kinerja UKM Hasil produksi UKM yang diekspor ke luar
di Indonesia dapat ditinjau dari beberapa negeri mengalami peningkatan dari Rp
aspek, yaitu : 110,3 triliun pada tahun 2005 menjadi 122,2
triliun pada tahun 2006. Namun demikian
1. Nilai Tambah peranannya terhadap total ekspor non migas
Kinerja perekonomian Indonesia yang nasional sedikit menurun dari 20,3 persen
diciptakan oleh UKM tahun 2006 bila pada tahun 2005 menjadi 20,1 persen pada
dibandingkan tahun sebelumnya tahun 2006.
digambarkan dalam angka Produk Domestik
Bruto (PDB) UKM pertumbuhannya Kemitraan Usaha dan Masalahnya
mencapai 5,4 persen. Nilai PDB UKM atas Dalam menghadapi persaingan di
dasar harga berlaku mencapai Rp 1.778,7 abad ke-21, UKM dituntut untuk melakukan
triliun meningkat sebesar Rp 287,7 triliun restrukturisasi dan reorganisasi dengan
dari tahun 2005 yang nilainya sebesar tujuan untuk memenuhi permintaan
1.491,2 triliun. UKM memberikan konsumen yang makin spesifik, berubah
81
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 3 No. 1, Januari 2012
dengan cepat, produk berkualitas tinggi, dan membesarkan. Kemitraan merupakan suatu
harga yang murah . Salah satu upaya yang rangkaian proses yang dimulai dengan
dapat dilakukan UKM adalah melalui mengenal calon mitranya, mengetahui posisi
hubungan kerjasama dengan Usaha Besar keunggulan dan kelemahan usahanya,
(UB). Kesadaran akan kerjasama ini telah memulai membangun strategi,
melahirkan konsep supply chain melaksanakan, memonitor, dan
management (SCM) pada tahun 1990-an. mengevaluasi sampai target tercapai.
Supply chain pada dasarnya merupakan Pola kemitraan antara UKM dan UB
jaringan perusahaan-perusahaan yang secara di Indonesia yang telah dibakukan, menurut
bersama-sama bekerja untuk menciptakan UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil
dan menghantarkan suatu produk ke tangan dan PP No. 44 Tahun 1997 tentang
pemakai akhir. Pentingnya persahabatan, kemitraan, terdiri atas 5 (lima) pola, yaitu :
kesetiaan, dan rasa saling percaya antara (1).Inti Plasma, (2).Subkontrak, (3).Dagang
industri yang satu dengan lainnya untuk Umum, (4).Keagenan, dan (5).Waralaba.
menciptakan ruang pasar tanpa pesaing,
yang kemudian memunculkan konsep blue Pola pertama, yaitu inti plasma merupakan
ocean strategy. hubungan kemitraan antara UKM dan UB
Kerjasama antara perusahaan di sebagai inti membina dan mengembangkan
Indonesia, dalam hal ini antara UKM dan UKM yang menjadi plasmanya dalam
UB, dikenal dengan istilah kemitraan menyediakan lahan, penyediaan sarana
(Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1997 produksi, pemberian bimbingan teknis
tentang Kemitraan). Kemitraan tersebut manajemen usaha dan produksi, perolehan,
harus disertai pembinaan UB terhadap UKM penguasaan dan peningkatan teknologi yang
yang memperhatikan prinsip saling diperlukan bagi peningkatan efisiensi dan
memerlukan, saling memperkuat, dan saling produktivitas usaha. Dalam hal ini, UB
menguntungkan. Kemitraan merupakan mempunyai tanggung jawab sosial
suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua (corporate social responsibility) untuk
pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu membina dan mengembangkan UKM
untuk meraih keuntungan bersama dengan sebagai mitra usaha untuk jangka panjang.
prinsip saling membutuhkan dan saling
82
Peran Strategis Usaha Kecil Menengah (UKM) Dalam
Pembangunan Nasional (Mariana Kristiyanti)
Pola kedua, yaitu subkontrak merupakan untuk memasarkan barang dan jasa UB
hubungan kemitraan UKM dan UB, yang sebagai mitranya. Pola keagenan merupakan
didalamnya UKM memproduksi komponen hubungan kemitraan, di mana pihak
yang diperlukan oleh UB sebagai bagian prinsipal memproduksi atau memiliki
dari produksinya. Subkontrak sebagai suatu sesuatu, sedangkan pihak lain (agen)
sistem yang menggambarkan hubungan bertindak sebagai pihak yang menjalankan
antara UB dan UKM, di mana UB sebagai bisnis tersebut dan menghubungkan produk
perusahaan induk (parent firma) meminta yang bersangkutan langsung dengan pihak
kepada UKM selaku subkontraktor untuk ketiga.
mengerjakan seluruh atau sebagian
pekerjaan (komponen) dengan tanggung Pola kelima, yaitu waralaba merupakan
jawab penuh pada perusahaan induk. Selain hubungan kemitraan, yang di dalamnya
itu, dalam pola ini UB memberikan bantuan pemberi waralaba memberikan hak
berupa kesempatan perolehan bahan baku, penggunaan lisensi, merek dagang, dan
bimbingan dan kemampuan teknis produksi, saluran distribusi perusahaannya kepada
penguasaan teknologi, dan pembiayaan. penerima waralaba dengan disertai bantuan
bimbingan manajemen. Dalam pola ini UB
Pola ketiga, yaitu dagang umum merupakan yang bertindak sebagai pemberi waralaba
hubungan kemitraan UKM dan UB, yang di menyediakan penjaminan yang diajukan
dalamnya UB memasarkan hasil produksi oleh UKM sebagai penerima waralaba
UKM atau UKM memasok kebutuhan yang kepada pihak ketiga.
diperlukan oleh UB sebagai mitranya. Kemitraan dengan UB begitu penting
Dalam pola ini UB memasarkan produk atau buat pengembangan UKM. Kunci
menerima pasokan dari UKM untuk keberhasilan UKM dalam persaingan baik di
memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh pasar domestik maupun pasar global adalah
UB. membangun kemitraan dengan perusahaan-
perusahaan yang besar. Pengembangan
Pola keempat, yaitu keagenan merupakan UKM memang dianggap sulit dilakukan
hubungan kemitraan antara UKM dan UB, tanpa melibatkan partisipasi usaha-usaha
yang di dalamnya UKM diberi hak khusus besar. Dengan kemitraan UKM dapat
83
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 3 No. 1, Januari 2012
Perlu disadari, UKM berada dalam terwujud. Kondisi ini membawa sisi positif
suatu lingkungan yang kompleks dan sekaligus negatif bagi UKM. Menjadi positif
dinamis. Jadi, upaya mengembangkan UKM apabila produk dan jasa UKM mampu
tidak banyak berarti bila tidak bersaing dengan produk dan jasa dari
mempertimbangkan pembangunan negara-negara ASEAN lainnya, namun akan
(khususnya ekonomi) lebih luas. Konsep menjadi negatif apabila sebaliknya. Untuk
pembangunan yang dilaksanakan akan itu, kiranya penting bila pemerintah
membentuk ‘aturan main’ bagi pelaku usaha mendesain program yang jelas dan tepat
(termasuk UKM) sehingga upaya sasaran serta mencanangkan penciptaan 20
pengembangan UKM tidak hanya bisa juta UKM sebagai program nasional.
dilaksanakan secara parsial, melainkan harus
terintegrasi dengan pembangunan ekonomi
nasional dan dilaksanakan secara Kesimpulan
berkesinambungan. Kebijakan ekonomi
Usaha Kecil Menengah (UKM)
(terutama pengembangan dunia usaha) yang
mempunyai peran yang strategis dalam
ditempuh selama ini belum menjadikan
pembangunan ekonomi nasional, oleh
ikatan kuat bagi terciptanya keterkaitan
karena selain berperan dalam pertumbuhan
antara usaha besar dan UKM.
ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga
Saat ini, Kementerian Koperasi dan berperan dalam pendistribusian hasil-hasil
Usaha Kecil Menengah berencana untuk pembangunan. Dalam krisis ekonomi yang
menciptakan 20 juta usaha kecil menengah terjadi di negara kita sejak beberapa waktu
baru tahun 2020. Tahun 2020 adalah masa yang lalu, dimana banyak usaha berskala
yang menjanjikan begitu banyak peluang besar yang mengalami stagnasi bahkan
karena di tahun tersebut akan terwujud apa berhenti aktifitasnya, sektor Usaha Kecil
yang dimimpikan para pemimpin ASEAN Menengah (UKM) terbukti lebih tangguh
yang tertuang dalam Bali Concord II. Suatu dalam menghadapi krisis tersebut.
komunitas ekonomi ASEAN, yang Mengingat pengalaman yang telah dihadapi
peredaran produk-produk barang dan oleh Indonesia selama krisis, kiranya tidak
jasanya tidak lagi dibatasi batas negara, akan berlebihan apabila pengembangan sektor
87
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 3 No. 1, Januari 2012
swasta difokuskan pada UKM, terlebih lagi di Indonesia yang merupakan jantung
unit usaha ini seringkali terabaikan hanya perekonomian Indonesia tidak akan bisa
karena hasil produksinya dalam skala kecil maju dan berkembang. Satu hal yang perlu
dan belum mampu bersaing dengan unit diingat dalam pengembangan UKM adalah
usaha lainnya. bahwa langkah ini tidak semata-mata
merupakan langkah yang harus diambil oleh
Pengembangan UKM perlu
Pemerintah dan hanya menjadi tanggung
mendapatkan perhatian yang besar baik dari
jawab Pemerintah. Pihak UKM sendiri
pemerintah maupun masyarakat agar dapat
sebagai pihak yang dikembangkan, dapat
berkembang lebih kompetitif bersama pelaku
mengayunkan langkah bersama-sama
ekonomi lainnya. Kebijakan pemerintah ke
dengan Pemerintah. Selain Pemerintah dan
depan perlu diupayakan lebih kondusif bagi
UKM, peran dari sektor Perbankan juga
tumbuh dan berkembangnya UKM.
sangat penting terkait dengan segala hal
Pemerintah perlu meningkatkan perannya
mengenai pendanaan, terutama dari sisi
dalam memberdayakan UKM disamping
pemberian pinjaman atau penetapan
mengembangkan kemitraan usaha
kebijakan perbankan. Lebih jauh lagi, terkait
yang saling menguntungkan antara
dengan ketersediaan dana atau modal, peran
pengusaha besar dengan pengusaha kecil,
dari para investor baik itu dari dalam
dan meningkatkan kualitas Sumber Daya
maupun luar negeri, tidak dapat pula kita
Manusianya. Pengembangan terhadap sektor
kesampingkan.
swasta merupakan suatu hal yang tidak
diragukan lagi perlu untuk dilakukan. UKM
memiliki peran penting dalam
Daftar Pustaka
pengembangan usaha di Indonesia. UKM
juga merupakan cikal bakal dari tumbuhnya Sintya Eka Putri, Usaha Kecil Menengah
usaha besar. “Hampir semua usaha besar (Usaha Mebel) 3 Januari 2012
berawal dari UKM. Usaha kecil menengah
.........., Usaha Kecil Menengah sebagai
(UKM) harus terus ditingkatkan (up grade)
Potret UKM Indonesia, http://bisnis
dan aktif agar dapat maju dan bersaing
dan Investasi.com
dengan perusahaan besar. Jika tidak, UKM
88
Peran Strategis Usaha Kecil Menengah (UKM) Dalam
Pembangunan Nasional (Mariana Kristiyanti)
http://infoukm.wordpress.com/2008/08/
89