Anda di halaman 1dari 12

Mata Kuliah : Studi Kelayakan Bisnis

TUGAS MAKALAH

NAMA : FIRMANSYAH

STAMBUK : 186601207

DPROGRAM STUDI

MANAJEMEN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENAM-ENAM


KENDARI 2021

1
DAFTAR ISI

BAB 4 LANGKAH-LANGKAH STUDI KELAYAKAN BISNIS

1. Pengertian studi kelayakan bisnis……………...................…………. 3

2. Tahapan-tahapan dalam Studi Kelayakan Bisnis……….................... 3

KESIMPULAN

BAB 5 . ETIKA PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN BISNIS

1. Etika penyusun studi kelayakan terhadap sponsor………………6


2. Etika sponsor terhadap penyusun studi kelayakan bisnis.............7

KESIMPULAN

BAB 7. ASPEK LINGKUNGAN INDUSTRI DALAM STUDI KELAYAKAN


BISNIS
1. Ancaman Masuk Pendatang Baru.................................................. 8
2. Persaingan sesama perusahaan di dalam industrinya.....................10
3. Ancaman dari produk pengganti....................................................10
4. Kekuatan tawar menawar pembeli (buyers)...................................11
5.  Kekuatan tawar menawar pemasok (suppliers).............................11
6. Pengaruh kekuatan stakeholder lainnya.........................................12

KESIMPULAN

2
BAB 4 .
LANGKAH-LANGKAH STUDI KELAYAKAN BISNIS

1. Pengertian studi kelayakan bisnis


Kelayakan bisnis adalah penelahan atau analisis tentang apakah
suatu kegiatan investasi memberikan manfaat atau hasil bila
dilaksanakan “Nurmalina, 2009”. Banyak peluang dan kesempatan yang
ada dalam kegiatan bisnis telah menuntut perlu adanya penilaian sejauh
mana kegiatan dan kesempatan tersebut dapat memberikan manfaat bila
bisnis dilakukan.
Berikut ini terdapat beberapa pengertian studi kelayakan bisnis
menurut para ahli, terdiri atas:
1. Husnan dkk, 2000
Studi kelayakan bisnis adalah penelitian tentang dapat
tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan berhasil, analisis
kelayakan dilakukan untuk melihat apakah suatu bisnis dapat
memberikan manfaat atas investasi yang akan ditanamkan.
2. Umar 1999
Studi kelayakan bisnis adalah suatu penelitian tentang layak
atau tidaknya suatu investasi dilaksanakan. Hasil kelayakan
merupakan perkiraan suatu bisnis menghasilkan keuntungan yang
layak bila telah dioperasikan. Perkiraan keberhasilan mungkin dapat
ditafsirkan berbeda-beda sesuai dengan pihak yang menjalankan
tujuan bisnis.
3. Kasmir jakfar 2003
Studi Kelayakan Bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari
tentang suatu kegiatan, usaha atau bisnis yang akan dan telah
dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidaknya kegiatan,
usaha atau bisnis tersebut dijalankan.

3. Tahapan-tahapan dalam Studi Kelayakan Bisnis

Berikut ini terdapat beberapa tahapan dalam studi keayakan bisnis,


terdiri atas:

1. Penemuan Ide. Jika ide proyek lebih dari satu, dipilih dengan
memperhatikan:

 ide proyek sesuai dengan kata hatinya


 pengambil keputusan mampu melibatkan diri dalam hal-hal
yang sifatnya teknis
 keyakinan akan kemampuan proyek menghasilkan laba.

3
1) Tahap Penelitian

Setelah ide proyek terpilih, dilakukan penelitian yang lebih mendalam


dengan metode ilmiah:

 mengumpulkan data
 mengolah data
 menganalisis dan menginterpretasikan hasil pengolahan data
 menyimpulkan hasil
 membuat laporan hasil

4. Tahap Evaluasi.

Evaluasi yaitu membandingkan sesuatu dengan satu atau lebih standar


atau kriteria yang bersifat kuantitatif atau kualitatif. Ada 3 macam
evaluasi

 mengevaluasi usaha proyek yang akan didirikan

 mengevaluasi proyek yang akan dibangun

 mengevaluasi bisnis yang sudah dioperasionalkan secara rutin

Dalam evaluasi bisnis yang akan dibandingkan adalah seluruh ongkos


yang akan ditimbulkan oleh usulan bisnis serta manfaat atau benefit
yang diperkirakan akan diperoleh.

5. Tahap Pengurutan Usulan yang Layak

Jika terdapat lebih dari satu usulan rencana bisnis yang dianggap layak,
perlu dilakukan pemilihan rencana bisnis yang mempunyai skor
tertinggi jika dibanding usulan lain berdasar kriteria penilaian yang telah
ditentukan.

5. Tahap Rencana Pelaksanaan

Setelah rencana bisnis dipilih perlu dibuat rencana kerja pelaksanaan


pembangunan proyek. Mulai dari penentuan jenis pekerjaan, jumlah dan
kualifikasi tenaga perencana, ketersediaan dana dan sumber daya lain
serta kesiapan manajemen.

4
6. Tahap Pelaksanaan

Dalam realisasi pembangunan proyek diperlukan manajemen


proyek.Setelah proyek selesai dikerjakan tahap selanjutnya adalah
melaksanakan operasional bisnis secara rutin.Agar selalu bekerja secaa
efektif dan efisien dalam rangka meningkatkan laba perusahaan, dalam
operasional perlu kajian-kajian untuk mengevaluasi bisnis dari fungsi
keuangan, pemasaran, produksi dan operasi.

KESIMPULAN

1. Kelayakan bisnis adalah penelahan atau analisis tentang apakah


suatu kegiatan investasi memberikan manfaat atau hasil bila
dilaksanakan
2. Terdapat 7 langkah-langkah dalam studi kelayakan bisnis,yaitu:

 Penemuan Ide
 Tahap Penelitian dengan metode ilmiah :
 Tahap Evaluasi
 Tahap Pengurutan Usulan yang Layak
 Tahap Rencana Pelaksanaan
 Tahap Pelaksanaan

5
BAB 5.
ETIKA PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN BISNIS

Studi kelayakan bisnis pada umumnya melibatkan pihak


penyusun studi kelayakan bisnis dengan pihak sponsor. Agar kedua
belah pihak tidak ada yang merasa dirugikan maka etika dalam
penyusunan studi kelayakan bisnis diperlukan.
Etika merupakan norma atau standar perilaku yang digunakan
sebagai petunjuk bagi perilaku pihak-pihak yang terlibat dalam proses
penyusunan studi kelayakan bisnis dan hubungan dengan orang lain.
Tujuannya adalah agar tidak ada pihak-pihak yang merasa dirugikan
sehubungan dengan kegiatan penyusunan studi kelayakan bisnis yang
dilakukan.
a) Etika penyusun studi kelayakan terhadap sponsor.
 Jika sponsor meminta agar pihaknya dirahasiakan, bahwa
mereka telah
mensponsori sebuah studi kelayakan bisnis, maka penyusun
studi kelayakan bisnis harus menjaga kerahasiaannya. Hal
ini dimaksudkan agar hasil studi kelayakan bisnis benar-
benar dapat menggambarkan keadaan yang sesungguhnya
tanpa ada tendensi tertentu dai para responden. Kadang-
kadang sponsor meminta bantuan penyusun studi kelayakan
bisnis independen degan tujuan agar kerahasiaannya dapat
terjamin sehingga hasilnya tidak bias.
 Jika sponsor menghendaki hasil studi kelayakan bisnis
hanya untuk kepentingan sponsor maka penyusun studi
kelayakan bisnis harus menjaga kerahasiaannya atau tidak
memberikan data atau hasil studi kelayakan kepada pihak
lain tanpa seizin sponsor.
 Penyusun studi kelayakan bisnis harus dapat memberikan
hasil studi kelayakan yang berkualitas sesuai dengan
besarnya biaya yang diberikan oleh sponsor. Sponsor
bersedia membiayai suatu studi kelayakan bisnis tentunya
dengan harapan mendapatkan hasil kelayakan yang baik
sehingga dapat digunakan untuk mengembangkan bisnis.
Jangan memanipulasi hasil studi kelayakan bisnis dengan
tujuan menyenangkan.

6
 Penyusun studi kelayakan bisnis harus dapat menyelesaikan
penyusunan studi kelayakan bisnis sesuai dengan
kesepakatan yang telah ditentukan. Biasanya kepakatan
penyusunan studi kelayakan bisnis berisi biaya studi
kelayakan bisnis, waktu penyelesaian studi kelayakan bisnis,
jumlah eksemplar laporan studi kelayakan dan kesepakatan
lain.
b) Etika sponsor terhadap penyusun studi kelayakan bisnis
 Sponsor harus membayar biaya studi kelayakan bisnis sesuai
dengan kesepakatan, baik jumlah maupun waktu
pembayarannya.
 Sponsor tidak boleh memaksakan hasil kelayakan bisnis
kepada penyusun studi kelayakan bisnis sesuai dengan
kepentingan sponsor.

KESIMPULAN

Studi kelayakan bisnis pada umumnya melibatkan pihak


penyusun studi kelayakan bisnis dengan pihak sponsor.tujuan dari
adanya etika studi kelayakan bisnis yaitu agar tidak ada pihak-pihak
yang merasa dirugikan sehubungan dengan kegiatan penyusunan
studi kelayakan bisnis yang dilakukan.Etika yang dimaksud adalah :

1. Etika penyusun studi kelayakan terhadap sponsor


2. Etika sponsor terhadap penyusun studi kelayakan bisnis

7
BAB 7
ASPEK LINGKUNGAN INDUSTRI DALAM STUDI KELAYAKAN
BISNIS

Studi kelayakan peroyek atau bisnis adalah penelitihan yang menyangkut


berbagai aspek baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek
pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi sampai dengan aspek
manajemen dan keuangannya, dimana itu semua digunakan untuk dasar
penelitian studi kelayakan dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan
apakah suatu proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau ditunda dan bahkan
ditadak dijalankan.

Lingkungan merupakan hal yang penting dalam berwirausaha. Jika dalam


menentukan lingkungan kita salah memilih maka usaha tersebut bisa tidak
berjalan dan menghasilkan keuntungan yang maksimal. Studi lingkungan usaha
merupakan suatu langkah yang penting dilakukan dengan tujuan untuk
menemukan apakah lingkungan di mana usahanya itu akan berdiri nantinya
tidak akan menimbulkan ancaman dan justru dapat memberikan peluang di luar
dari usaha yang utama.

Aspek   lingkungan   industri   lebih   mengarah   pada   aspek  


persaingan   dimana bisnis perusahan berada. Akibatnya, faktor – faktor yang
mempengaruhi kondisi persaingan seperti ancaman pada perusahaan dan
kekuatan yang dimiliki perusahaan termasukkondisipersainganitu  sendiri  
menjadi   perlu   untuk   dianalisis   guna   studi  kelayakan   bisnis. Michael
E.Porter mengemukakan konsep Competitive Strategy yang menganalisis
persaingan bisnis berdasarkan 5 aspek utama yang disebut 5 kekuatan bersaing.
Lalu R.E. Freeman sebagaimana dikutip oleh Wheelen merekomendasikan
aspek yang keenam untuk melengkapinya.

Keenam aspek yang menjadi pokok bahasan tersebut adalah : Ancaman


masuk pendatang baru., Persaingan sesama perusahaan di dalam industrinya.,
Ancaman dari produk pengganti, Kekuatan tawar menawar
pembeli (buyers), Kekuatan tawar menawar pemasok (suppliers), Pengaruh
kekuatan stakeholder lainnya.

1. Ancaman Masuk Pendatang Baru.

Masuknya perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan


sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah ada, misalnya
kapasitas menjadi bertambah, terjadinya perebutan pangsa   pasar  
serta   perebutan   sumber   daya   produksi   yang   terbatas. Ada  

8
beberapa   faktor   penghambat pendatang baru masuk ke dalam suatu
industri, yang sering disebut dengan Hambatan Masuk, diataranya
adalah :

a. Skala Ekonomi. Apabila pendatang baru berproduksi dengan


skala kecil, maka mereka akan dipaksa berproduksi   pada  
biaya   per   unit   yang   tinggi   padahal   perusahaan   yang  
ada   tengah berupaya pada skala produksi yang terus
diperbesar dan proses produksi yang terus menerus
diefisiensikan sehingga harga per unit barang menjadi lebih
rendah.
b.  Diferensiasi Produk. Diferensiasi   yang   menciptakan  
hambatan   masuk   memaksa   pendatang   baru   untuk
mengeluarkan biaya dan usaha yang besar untuk merebut para
pelanggan yang loyal kepada perusahaan utama.
c. Kecukupan Modal. Jenis industri  yang   memerlukan modal
besar merupakan hambatan yang besar bagi pemain baru,
terutama pada jenis industri yang memerlukan biaya yang besar
untuk riset dan pengembangan serta eksplorasi.
d. Biaya Peralihan. Biaya peralihan  (switching cost) ini   dapat berupa biaya
pelatihan kembali karyawan, biaya peralatan pelengkap yang baru, dan
desain ulang produk. Padaakhirnya biaya ini akan ditanggung oleh
konsumen.
e. Akses ke saluran distribusi. Jalur distribusi sangat menentukan penyebaran
produk. Perusahaan yang mempunyai jalur distribusi yang luas dan bekerja
secara baik akan sangat menghambat masuknya produk baru ke dalam pasar.
f.Ketidak unggulan biaya independen. Keunggulan  biaya   yang  dipunyai  oleh  
perusahaan yang   sudah   ada sulit  ditiru oleh pendatang baru. Keunggulan
itu mungkin timbul dari teknologi yang telah dipatenkan perusahaan, konsesi
bahan baku, atau subsidi pemerintah.
g.  Peraturan pemerintah. Pemerintah   biasanya   menerbitkan   sejumlah  
aturan   yang   mengatur   bidang   –   bidang tertentu seperti yang selalu
diterbitkan oleh pemerintah Indonesia, misalnya lewat Daftar Investasi
Negatif (DIN)

2.        Persaingan Sesama Perusahaan Dalam Industri

Persaingan   dalam   industri   sangat   mempengaruhi   kebijakan   dan  


kinerja   perusahaan. Dalam situasi persaingan yang oligopoli, perusahaan
mempunyai kekuatan yang cukup besaruntuk   mempengaruhi   pasar.  
Persaingan   pasar   yang   sempurna   biasanya   akan   memaksa perusahaan  

9
menjadi  follower  termasuk   dalam   hal   harga   produk. Menurut   Porter,  
tingkatpersaingan dipengaruhi beberapa faktor, yaitu :

a. Jumlah competitor. Jumlah kompetitor atau pesaing sudah tentu akan


mempengaruhi tingkat persaingan.kompetitor hendaknya dilihat dari
beberapa sisi seperti jumlah, ukuran, dan kekuatannya.
b. Tingkat pertumbuhan industry. Pertumbuhan   industri   yang   besar  
biasanya   menyediakan   sejumlah   peluang   bagi perusahaan   untuk  
tumbuh   bersama   industrinya.   Pertumbuhan   industri   yang   lambat
sebaiknya tidak direspons dengan ekspansi pasar kecuali perusahaan mampu
mengambil pangsa pasar pesaing.
c. Karakteristik Produk. Produk   hendaknya   tidak   hanya   sekedar  
menyediakan   kebutuhan   dasar   akan   tetapihendaknya memiliki suatu
pembedaan (differentiation) atau nilai tambah.[4]
d. Biaya tetap yang besar. Pada jenis industri yang mempunyai total biaya tetap
yang besar, perusahaan hendaknya beroperasi pada skala ekonomi yang
tinggi.
e. Kapasitas. Kapasitas selalu berkorelasi dengan biaya produksi per unit.
Produksi pada kapasitasyang tinggi diperlukan untuk menjaga efisiensi biaya
per unti.
f. Hambatan keluar. Hambatan keluar memaksa perusahaan untuk tidak keluar
dari industri. Hambatan inidapat berupa aset – aset khusus ataupun kesetiaan
manajemen pada bisnis tersebut.

3.        Ancaman Dari Produk Pengganti

Perusahaan – perusahaan yang berada dalam suatu industri bersaing


pula dengan produkpengganti. Walaupun karakteristiknya berbeda, barang
substitusinya dapat memberikanfungsi atau jasa yang sama.

4.        Kekuatan tawar menawar pembeli (Buyers)

Pembeli mampu mempengaruhi perusahaan untuk memotong harga,


meningkatkan mutudan pelayanan serta  mengadu perusahaan dengan
competitor melalui kekuatan yangmereka miliki. Beberapa kondisi yang
mungkin dihadapi perusahaan antara lain adalah :

a. Pembeli membeli dalam jumlah yang besar.

b. Pembeli mampu memproduksi produk yang diperlukan.

c.  Sifat produk tidak terdiferensiasi dan banyak pemasok

d. Switching Cost pemasok adalah kecil

e. Produk yang dibeli perusahaan mempunyai andil persentase

10
yang besar bagi biayabiaya produksi, sehingga pembeli

akan menawarkan insentif kepada pegawainyayang mampu

menyediakan produk yang sama dengan harga yang lebih

murah.

f. . Pembeli mempunyai tingkat profitabilitas yang rendah


sehingga sensitif terhadapharga dan diferensiasi servis

g. Produk perusahaan tidak terlalu penting bagi pembeli, sehingga pembeli


denganmudah mencari substitusinya.

5.        Kekuatan Tawar Menawar Pemasok (Suppliers)

Pemasok dapat mempengaruhi industri lewat kemanapun mereka


menaikan harga ataumengurangi kualitas produk atau servis. Pemasok akan
kuat apabila beberapa kondisiberikut terpenuhi :

a.         Jumlah pemasok sedikit

b.        Produk/pelayanan yang ada adalah unik dan mampu

menciptakan Switching Cost yang besar

c.         Tidak tersedia produk substitusi

d.        Pemasok   mampu  melakukan  integrasi  ke  depan  dan  m

engolah  produk   yangdihasilkan menjadi produk yang sama yang dihasilkan


perusahaan

e.     Perusahaan hanya membeli dalam jumlah yang kecil dari

pemasok

6.        Pengaruh Kekuatan Stakeholder Lainnya.

Kekuatan ke enam yang ditambahkan oleh freeman yang dikutip Wheelen


adalah berupakekuatan di luar perusahaan yang mempunyai pengaruh dan
kepentingan secara langsungkepada perusahaan. Stakeholder yang dimaksud
antara lain adalah pemerintah, serikatpekerja, lingkungan masyarakat, kreditor,
pemasok, asosiasi  dagang, kelompok yangmempunyai kepentingan lain, dan
pemegang saham.

KESIMPULAN

Studi lingkungan usaha merupakan suatu langkah yang penting dilakukan


dengan tujuan untuk menemukan apakah lingkungan di mana usahanya itu akan

11
berdiri nantinya tidak akan menimbulkan ancaman dan justru dapat
memberikan peluang di luar dari usaha yang utama. Keenam aspek yang
menjadi pokok bahasan tersebut adalah

1. Ancaman masuk pendatang baru.,


2. Persaingan sesama perusahaan di dalam industrinya.,
3. Ancaman dari produk pengganti,
4. Kekuatan tawar menawar pembeli (buyers),
5.  Kekuatan tawar menawar pemasok (suppliers),
6. Pengaruh kekuatan stakeholder lainnya.

12

Anda mungkin juga menyukai