Oleh
VIRDA SULISTIYA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah Kewirausahaan ini yang berjudul
“Rancangan Kebutuhan Usaha”.
Makalah ini berisikan informasi tentang Pengertian kebutuhan usaha, Biaya kebutuhan
usaha,Sejarah usaha angkringan podo marem, Jadwal kegiatan pra-investasi dan Perhitungan
rancangan biaya kebutuhan usaha.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi sempurnanya makalah
ini.
Akhir kata,saya sampaikan terima kasih kepada semua kawan yang mendukung saya dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha-usaha kita.Amin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
c. Bagaimana sejarah pendirian Angkringan “Podo Marem” ?
d. Bagaimana jadwal kegiatan pra-investasi ?
e. Bagaimana perhitungan rancangan biaya usaha Angkringan “Podo Marem” ?
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
usaha. Banyaknya jenis dan jumlah yang digunakan untuk kebutuhan usaha disesuaikan dengan
usaha yang akan dijalankan. Artinya komponen biaya kebutuhan usaha tergantung dari jenis
usahanya. Secara garis besar jenis-jenis komponen kebutuhan usaha meliputi:
a. Biaya prainvestasi
b. Biaya pembelian aktiva tetap
c. Biaya operasional.
Biaya prainvestasi adalah biaya yang akan dikeluarkan perusahaan dalam rangka
memulai suatu usaha. Jenis biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan ini misalnya biaya survei
lapangan, biaya pembuatan studi kelayakan, pengurusan izin-izin, pengurusan dan pembersihan
lahan, serta biaya prainvestasi lainnya.
Biaya pembelian aktiva tetap terdiri dari aktiva tetap yang berwujud dan aktiva tetap
tidak berwujud. Biaya pembelian aktiva tetap terwujud adalah sejumlah uang yang dikeluarkan
untuk membeli aktiva tetap seperti pembelian tanah, pendirian bangunan, pembelian mesin-
mesin atau peralatan, pembelian kendaraan operasional, pembelian inventaris kantor, seperti
meja, kursi, computer. Sementara itu, aktiva yang tidak terwujud terdiri dari pembelian lisensi,
hak paten, atau sistem franchising (waralaba).
Biaya yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan adalah sejumlah dana yang
digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha yang sedang berjalan. Biaya operasional meliputi
gaji karyawan, upah, biaya, listrik, biaya telepon, air, biaya pemeliharaan, pajak, premi asuransi,
biaya pemasaran, dan biaya-biaya lainnya.
7
tabungan mulai menepis terbesit oleh Dimas untuk memulai usaha sendiri untuk mendapatkan
penghasilan. Lalu hal ini didiskusikan kepada kedua temannya (Yuli dan Padli) dan mereka
setuju untuk memulai sebuah usaha. Lalu pada Agustus 2013 mereka mulai berkeliling di daerah
Purwakarta untuk mencari lokasi usaha yang ideal. Setelah 2 (dua) bulan melakukan survei
lapangan dipilihlah ruko di daerah Jl Raya Sadang-Subang. Berdasarkan hasil survei dari
pengusaha, yaitu masih terbatas adanya angkringan yang ada diberbagai wilayah
Purwakarta pengusahamemiliki gagasan dengan mendirikan Warung Angkringan “Podo
Marem” atau Nasi Kucing.
4. Menyediakan Perlengkapan
5. Penyediaan Bahan
6. Perancangan Akhir
8
2.5 Perhitungan Rancangan Biaya Kebutuhan Usaha
a. Biaya Pra Investasi
b. Pembelian Aktiva Tetap:
1 Sewa Ruko 1 tahun Rp 14,000,000.00
2 Biaya Prasarana
- Papan Nama Rp 300,000.00
- Motor 2 buah Rp 12,000,000.00
3 Biaya Peralatan:
Gerobak Angkringan + Kursi + Terpal +
- Tikar Rp 3,000,000.00
Peralatan Dapur (Kompor, Wajan,
- Gelas, Piring dll) Rp 2,700,000.00
- Kulkas Rp 3,000,000.00
c. Modal Kerja:
1 Biaya bahan selama 1 hari Rp 900,000.00
2 Biaya tenaga kerja 3 orang, 1 hari Rp 107,000.00
3 Listrik, air 1 bulan Rp 72,000.00
Dari rincian tersebut, jumlah kebutuhan investasi melebihi dari modal awal yang mereka
punya. Solusi yang mereka ambil pada saat awal usaha bukanlah meminjam dana ke bank
melainkan mengumpulkan keuntungan dari hasil penjualan setiap harinya.
Pada saat awal usaha, dana awal yang tersedia (Rp. 8,000,000.00) digunakan untuk :
- Grobak angkringan, kursi, terpal & tikar Rp 3,000,000.00
- Peralatan Dapur Rp 2,700,000.00
- Papan Nama Rp 300,000.00
- Biaya bahan pada hari pertama memulai usaha Rp 900,000.00
- Sewa Ruko 1 bulan Rp 1,100,000.00
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam mendirikan suatu usaha ternyata tidak segampang membalikkan telapak tangan,
diperlukan tekad yang kuat. Misalnya seperti yang dilakukan oleh Sdr. Dimas, Yuli dan
Fadli, mereka selalu tegar dan bersemangat dalam menghadapi tantangan dan persoalan bahkan
ancaman yang ada. Sehingga apa yang diharapkan akan dengan mudah didapatkannya. Itupun
perlu adanya semangat, kerja keras, selalu optimis, dan usaha yang maksimal dengan ketekunan
tinggi serta dalam waktu yang tidak singkat.
Setelah mengadakan survei di Angkringan “Podo Marem”, usaha tersebut saat ini sudah
mengalami perkembangan yang pesat terbukti dengan banyaknya pembeli yang datang dan
keuntungan rata-rata mencapai Rp 400,000.00 tiap harinya.
3.2 Saran
Dari hasil survei yang dilakukan oleh penulis, kami menyarankan kepada pengusaha agar :
a. Usaha angkringan ini diharapkan dapat menjaga cita rasa makanan yang dijual agar minat
masyarakat tidak menurun.
b. Makanan yang disajikan lebih baik disajikan dalam kondisi yang hangat dengan cara
dipanaskan kembali saat pembeli memesan.
c. Sebaiknya usaha angkringan ini menambahkan variasi makanan yang dijual, agar pilihan
semakin bervariasi dan pelanggan/ konsumen bertambah.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/4889556/CONTOH_RENCANA_USAHA
http://pritowindiarto.blogspot.co.id/2015/05/contoh-proposal-rencana-usaha-keripik.html
11