Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

“RANCANGAN KEBUTUHAN USAHA”

Pembimbing : Hj.Hasnawati, SE.M.Si

Oleh
VIRDA SULISTIYA

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MUHAMMADIYAH
JALAN MURJANI II TANJUNG REDEB
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah Kewirausahaan ini yang berjudul
“Rancangan Kebutuhan Usaha”.

Makalah ini berisikan informasi tentang Pengertian kebutuhan usaha, Biaya kebutuhan
usaha,Sejarah usaha angkringan podo marem, Jadwal kegiatan pra-investasi dan Perhitungan
rancangan biaya kebutuhan usaha.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi sempurnanya makalah
ini.

Akhir kata,saya sampaikan terima kasih kepada semua kawan yang mendukung saya dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha-usaha kita.Amin.

Tanjung Redeb, April 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 4


1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Pembahasan ...................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 6

2.1 Pengertian Kebutuhan Usaha ........................................................................................ 6

2.2 Biaya Kebutuhan Usaha ................................................................................................ 6

2.3 Sejarah Usaha Angkringan “Podo Marem” .................................................................. 7

2.4 Jadwal Kegiatan Pra-Investasi ...................................................................................... 8

2.5 Perhitungan Rancangan Biaya Kebutuhan Usaha ......................................................... 9

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 10

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 10

3.2 Saran .............................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Wirausahawan merupakan pengusaha yang melaksanakan kombinasi-kombinasi baru dalam
teknik dan komersial ke dalam bentuk praktek. Inti dari pengusaha adalah pengenalan dan
pelaksanaan kemungkinan-kemungkinan baru dalam bidang perekonomian. Wirausahawan
adalah seorang yang menciptakan sebuah bisnis yang berhadapan dengan resiko dan
ketidakpastian bertujuan memperoleh profit dan mengalami pertumbuhan dengan cara
mengidentifikasi kesempatan dan memanfaatkan sumber daya yang diperlukan.
Nasi kucing atau dalam bahasa Jawa dikenal dengan "sego kucing" adalah suatu menu yang
cara penyajiannya seperti nasi bungkus yang banyak ditemukan pada warung angkringan.
Dinamakan "nasi kucing" karena disajikan dalam porsi yang sedikit, seperti menu untuk makan
untuk kucing. Meskipun demikian nasi kucing menjadi sebuah alternatif konsumsi kebutuhan
masyarakat kalangan menengah kebawah. Usaha berjenis pengganjal perut ini memang terkenal
paling bandel dalam cara bertahannya melawan kondisi ekonomi baik ekonomi lagi seret.
Keistimewaan lain dari usaha ini adalah tidak mengenal adanya kasta, suku, agama dan ras.
Semuanya memadu dalam kursi-kursi panjang dengan pelindung terpal kombinasi biru dan
oranye.
Biasanya warung ini ada di pinggir-pinggir jalan sehingga untuk menemukannya tidak terlalu
susah. Kenapa warung nasi kucing? Karena semua orang butuh hidup. Untuk hidup diperlukan
makan dan minum sehingga warung nasi merupakan peluang usaha dengan pasar yang tidak
terbatas serta harga yang relatif murah. Jadi, bisnis nasi kucing termasuk bisnis yang cukup
menjanjikan karena peminatnya cukup banyak dan keuntungan yang didapat juga tidak sedikit.
Warung nasi kucing yang kami jadikan sebagai tempat survei untuk memenuhi tugas dari
mata kuliah Kewirausahaan diberi nama “Angkringan Podo Marem”.

1.2 Rumusan Masalah


Makalah ini dikaji dengan rumusan masalah sebagai berikut:
a. Apa yang dimaksud dengan kebutuhan usaha ?
b. Apa saja yang termasuk dalam biaya kebutuhan usaha ?

4
c. Bagaimana sejarah pendirian Angkringan “Podo Marem” ?
d. Bagaimana jadwal kegiatan pra-investasi ?
e. Bagaimana perhitungan rancangan biaya usaha Angkringan “Podo Marem” ?

1.3 Tujuan Pembahasan


Memahami tentang pengertian kebutuhan usaha
a. Memahami poin-poin yang termasuk dalam biaya kebutuhan usaha
b. Mengetahui tentang sejarah pendirian Angkringan “Podo Marem”
c. Memahami hal-hal yang harus dilakukan sebelum membuka usaha
d. Mengetahui rancangan biaya usaha dari Angkringan “Podo Marem”

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kebutuhan Usaha


Kebutuhan usaha yang diperlukan mulai dari persiapan perusahaan berdiri sampai
beroperasi. Dengan kata lain, kebutuhan usaha adalah hal-hal yang harus dipenuhi perusahaan
untuk mendirikan dan menjalankan usaha dari awal hingga perusahaan beroperasi. Kebutuhan
usaha yang diperlukan terdiri dari beragam jenis tergantung dari bidang usaha masing-masing
perusahaan. Artinya jenis dan jumlah kebutuhan antara satu bidang dengan bidang yang lain jelas
berbeda. Baik jenis maupun jumlah kebutuhan usaha memerlukan penilaian secara benar dan
akurat. Tujuannya adalah agar tidak terjadi kekurangan atau kelebihan pada saat usaha hendak
dijalankan. Kekurangan akan menyebabkan adanya penambahan biaya dan kelebihan
mengakibatkan ada yang mubazir dan tidak bermanfaat sehingga pengeluaran biaya menjadi
berlebihan. Jumlah kebutuhan usaha perusahaan juga disesuaikan dengan tujuan perusahaan saat
ini. Namun, dapat pula dibuat kebutuhan untuk beberapa periode ke depan. Penyusunan
kebutuhan ini harus dilakukan secara benar sehingga tidak ada yang ketinggalan. Harga pada
setiap jenis komponen yang ditetapkan harus benar-benar sesuai dengan harga pasar.
Hasil penilaian kebutuhan usaha dapat disusun secara rinci sehingga terlihat secara jelas
apa saja jenis kebutuhan usaha yang diperlukan. Selain itu, dapat diketahui jumlah biaya setiap
komponen dan pada akhirnya dapat dihitung total biaya yang dibutuhkan untuk mendirikan atau
menjalankan usaha tersebut.
Untuk menutupi kekurangan biaya kebutuhan usaha tersebut dapat dicarikan dari
berbagai sumber, baik dari modal sendiri maupun modal pinjaman. Namun biasanya untuk usaha
yang baru berjalan, pihak perbankan sulit atau bahkan tidak mau meminjamkan modal. Dalam
praktiknya, perbankan hanya mau membiayai usaha yang sudah berjalan baik yang merupakan
perluasan usaha atau pernambahan kapasitas produksi.

2.2 Biaya Kebutuhan Usaha


Besarnya dana (uang) yang akan digunakan untuk menutup biaya dan jenis-jenis biaya
yang diperlukan dibuat secara rinci berdasarkan harga saat ini. Rincian komponen jenis
kebutuhan dan total biaya yang kita keluarkan ini kita kenal dengan nama biaya kebutuhan

6
usaha. Banyaknya jenis dan jumlah yang digunakan untuk kebutuhan usaha disesuaikan dengan
usaha yang akan dijalankan. Artinya komponen biaya kebutuhan usaha tergantung dari jenis
usahanya. Secara garis besar jenis-jenis komponen kebutuhan usaha meliputi:
a. Biaya prainvestasi
b. Biaya pembelian aktiva tetap
c. Biaya operasional.
Biaya prainvestasi adalah biaya yang akan dikeluarkan perusahaan dalam rangka
memulai suatu usaha. Jenis biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan ini misalnya biaya survei
lapangan, biaya pembuatan studi kelayakan, pengurusan izin-izin, pengurusan dan pembersihan
lahan, serta biaya prainvestasi lainnya.
Biaya pembelian aktiva tetap terdiri dari aktiva tetap yang berwujud dan aktiva tetap
tidak berwujud. Biaya pembelian aktiva tetap terwujud adalah sejumlah uang yang dikeluarkan
untuk membeli aktiva tetap seperti pembelian tanah, pendirian bangunan, pembelian mesin-
mesin atau peralatan, pembelian kendaraan operasional, pembelian inventaris kantor, seperti
meja, kursi, computer. Sementara itu, aktiva yang tidak terwujud terdiri dari pembelian lisensi,
hak paten, atau sistem franchising (waralaba).
Biaya yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan adalah sejumlah dana yang
digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha yang sedang berjalan. Biaya operasional meliputi
gaji karyawan, upah, biaya, listrik, biaya telepon, air, biaya pemeliharaan, pajak, premi asuransi,
biaya pemasaran, dan biaya-biaya lainnya.

2.3 Sejarah Usaha Angkringan “Podo Marem”


Angkringan “Podo Marem” didirikan oleh Sdr. Dimas, Yuli dan Padli. Mereka asli dari
Magelang dan karena faktor ekonomi akhirnya mereka lebih memilih untuk bekerja selepas
SMA, namun dikarenakan sedikitnya lapangan pekerjaan di daerah asalnya mereka mencoba
untuk melamar pekerjaan lewat BKK sekolah mereka. Kemudian mereka mendapatkan
pekerjaan di salah satu Perusahaan swasta di daerah Cikampek, Jawa Barat. Di tempat kerja
tersebut mereka semakin mengenal lebih dekat satu sama lain.
Setelah masa kerja 2 (dua) tahun dan kemudian kontrak kerja mereka habis tetapi tetap
memutuskan untuk tetap tinggal di daerah Cikampek dan mencoba mencari pekerjaan di daerah
Jawa Barat. Setelah 5 (lima) bulan tidak kunjung mendapatkan pekerjaan baru dan uang

7
tabungan mulai menepis terbesit oleh Dimas untuk memulai usaha sendiri untuk mendapatkan
penghasilan. Lalu hal ini didiskusikan kepada kedua temannya (Yuli dan Padli) dan mereka
setuju untuk memulai sebuah usaha. Lalu pada Agustus 2013 mereka mulai berkeliling di daerah
Purwakarta untuk mencari lokasi usaha yang ideal. Setelah 2 (dua) bulan melakukan survei
lapangan dipilihlah ruko di daerah Jl Raya Sadang-Subang. Berdasarkan hasil survei dari
pengusaha, yaitu masih terbatas adanya angkringan yang ada diberbagai wilayah
Purwakarta pengusahamemiliki gagasan dengan mendirikan Warung Angkringan “Podo
Marem” atau Nasi Kucing.

2.4 Jadwal Kegiatan Pra-Investasi


Pertama pengusaha melakukan survei tempat yang mungkin berpotensi besar pada
kelancaran berwirausaha. Survei ini telah mereka laksanakan dan hasilnya masih ada tempat
strategis yang masih kosong di ruko di daerah Jl Raya Sadang-Subang. Kedua rehabilitasi lokasi
dengan membersihkan rumput, sampah dan penataan lokasi. Ketiga penyediaan peralatan
pemanas air dengan angklo, kompor, termos es, gelas besar/kecil, sendok besar/kecil, kursi
panjang serta gerobag dagang. Keempat penyediaan bahan-bahan yang dipakai seperti gula, kopi,
susu, jahe arang, kantong plastik.

Bulan ke-I Bulan ke-II


Minggu ke- Minggu ke-
Rincian Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4
1. Survei Lokasi
2.Pembersihan Lokasi
3. Penataan Warung

4. Menyediakan Perlengkapan

5. Penyediaan Bahan
6. Perancangan Akhir

8
2.5 Perhitungan Rancangan Biaya Kebutuhan Usaha
a. Biaya Pra Investasi
b. Pembelian Aktiva Tetap:
1 Sewa Ruko 1 tahun Rp 14,000,000.00
2 Biaya Prasarana
- Papan Nama Rp 300,000.00
- Motor 2 buah Rp 12,000,000.00
3 Biaya Peralatan:
Gerobak Angkringan + Kursi + Terpal +
- Tikar Rp 3,000,000.00
Peralatan Dapur (Kompor, Wajan,
- Gelas, Piring dll) Rp 2,700,000.00
- Kulkas Rp 3,000,000.00
c. Modal Kerja:
1 Biaya bahan selama 1 hari Rp 900,000.00
2 Biaya tenaga kerja 3 orang, 1 hari Rp 107,000.00
3 Listrik, air 1 bulan Rp 72,000.00

Jumlah Kebutuhan Investasi Rp 36,079,000.00


Dana yang tersedia (Modal Awal) Rp 8,000,000.00
Kekurangan Dana Rp 28,079,000.00

Dari rincian tersebut, jumlah kebutuhan investasi melebihi dari modal awal yang mereka
punya. Solusi yang mereka ambil pada saat awal usaha bukanlah meminjam dana ke bank
melainkan mengumpulkan keuntungan dari hasil penjualan setiap harinya.
Pada saat awal usaha, dana awal yang tersedia (Rp. 8,000,000.00) digunakan untuk :
- Grobak angkringan, kursi, terpal & tikar Rp 3,000,000.00
- Peralatan Dapur Rp 2,700,000.00
- Papan Nama Rp 300,000.00
- Biaya bahan pada hari pertama memulai usaha Rp 900,000.00
- Sewa Ruko 1 bulan Rp 1,100,000.00

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam mendirikan suatu usaha ternyata tidak segampang membalikkan telapak tangan,
diperlukan tekad yang kuat. Misalnya seperti yang dilakukan oleh Sdr. Dimas, Yuli dan
Fadli, mereka selalu tegar dan bersemangat dalam menghadapi tantangan dan persoalan bahkan
ancaman yang ada. Sehingga apa yang diharapkan akan dengan mudah didapatkannya. Itupun
perlu adanya semangat, kerja keras, selalu optimis, dan usaha yang maksimal dengan ketekunan
tinggi serta dalam waktu yang tidak singkat.
Setelah mengadakan survei di Angkringan “Podo Marem”, usaha tersebut saat ini sudah
mengalami perkembangan yang pesat terbukti dengan banyaknya pembeli yang datang dan
keuntungan rata-rata mencapai Rp 400,000.00 tiap harinya.

3.2 Saran
Dari hasil survei yang dilakukan oleh penulis, kami menyarankan kepada pengusaha agar :
a. Usaha angkringan ini diharapkan dapat menjaga cita rasa makanan yang dijual agar minat
masyarakat tidak menurun.
b. Makanan yang disajikan lebih baik disajikan dalam kondisi yang hangat dengan cara
dipanaskan kembali saat pembeli memesan.
c. Sebaiknya usaha angkringan ini menambahkan variasi makanan yang dijual, agar pilihan
semakin bervariasi dan pelanggan/ konsumen bertambah.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/4889556/CONTOH_RENCANA_USAHA

http://pritowindiarto.blogspot.co.id/2015/05/contoh-proposal-rencana-usaha-keripik.html

11

Anda mungkin juga menyukai