Anda di halaman 1dari 14

MEMBANGUN IDE KREATIF DAN INOVATIF

Tujuan :
Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan dapat :
1. Mengambil inspirasi dari cerita usaha sukses yang kreatif dan inovatif :
“Febri Triyono Mengangkat Martabat Singkong – Telo – Tela – dengan Omzet 2,5 -3
Miliar rupiah / bulan “.Usaha Kreatif Agroindustri: Dewo dan Tanaman Sirih Merah
dan Gunung Merapi”;Berwirausaha kreatif bermodal awal Rp 200 ribu: Usaha-usaha
Kreatif Rumahan yang dapat memberikan keuntungan hingga 50%;
2. Memahami proses berwirausaha;
3. Menjelaskan perbedaan antara kreatif dengan inovatif;
4. Mengetahui hambatan berpikir kreatif;
5. Mengetahui persyaratan berpikir kreatif;
CERITA SUKSES USAHA YANG KREATIF DAN INOVATIF

KASUS 5.1
Wirausaha

Singkong – Tela Tela – dengan Omzet 2,5 -3 Miliar Rupiah /Bulan

Febri Mengangkat Martabat Singkong

Selama ini, singkong identik dengan makanan orang ndeso, jauh dari kesan “mewah”,
sehingga sering disepelehkan. Namun, di tangan Febri Triyono (27) dan teman – temanya,
umbi tanaman khas tropis bernama Inggris Cassava itu berubah menjadi ladang emas yang
menjanjikan.

Melalui usaha Tela Tela, singkong diolah menjadi kudapan dengan berbagai jenis rasa, mirip
kentang goreng yang hadir di tiap restoran cepat saji. Dalam waktu empat tahun, Tela Tela
menjadi merek waralabapopuler, yang terbesar di 182 kota dari banda aceh hingga Papua
dengan 1,650 gerasi.
Dengan harga jual satu pak Rp3.000-Rp6.000, Omzet usaha ini mencapai Rp2,5-Rp3
Miliar per bulan.Tenaga kerja yang terserap sekitar 3.500 orang. Tak mengherangkan bila
Febri terpilih menjadi salah satu Wirausaha Muda Terbaik 2008 – 2009 pada Dji Sam Soe
Award.
Febri bersama Eko Yulianto, Ashari Tamimi, dan Fath Aulia Muhammad memulai
usaha Tela-Tela pada September 2005. Saat itu Febri dan Eko, yang bersaudara kandung,
mencari usaha yang bisa mengetasi masalah keuangan keluarga mereka.”Waktu itu ibu kami
terlilit utang. Berbagai usaha kami coba, mulai ngasih les anak SD, membuka warnet warung
bubur kacang ijo. Hasilnya tidak mencukupi”.kata Febri di kantor pusat Tela Tela di Sleman.
Daerah Istimewah Yogyakarta (DIY),Minggu 26/4/2009.
Bersama dua teman kuliah Eko, yaitu Ashari dan Fath, empat anak muda ini menjual
singkong goreng.”Kami coba membuat singkong gorengdengan potongan kecil yang lebih
praktis”.kata Febri mereka mengajukan pinjaman Rp3,5 Juta ke bank untuk membuat grobak
dan perlengkapan lainya.
Pertama berjualan di lingkungan Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM),
Yogyakartapembeli, yang kebanyakan mahasiswa,memberi respon positif .Namun,Mereka
tidak lama berjualan di sana karena diusir satpam kampus UGM.
Febri lalu memindahan dagangan di dekat rumahnya, yang berada di lingkungan kos-
kosan mahasiswa di Tambak Bayan, Caturtunggal, Depok,Sleman,DIY.

Peluang mengembangkan usaha datang saat mendapat tawaran ikut atma jaya Expo
2005 di yogyakarta.” Dari situ , kami suksesbesar, bisa menjadi 4-5 kuintal singkong dalam
lima hari.selain itu,banyak yang ingin ikut berbisnis Tela Tela.Namun, saat itu kami belum
mengenal sistem franchise”.kata Febri.

Setelah Atma Jaya Expo,Febri mulai menata usahanya,antara lain dengan mendesain
kemasan dan gerobak, selain mulai mengadopsi sistem waralaba.
Setiap orang yang berminat membuka usaha Tela Tela cukup menyediakan modal Rp
12 Juta untuk dua gerai.Selanjutnya, para agen mesti menyetorkan tiga persen dari omzet
kotor tiap gerai per bualan.
Pengolahan produk dilakukan para agen dengan bumbu yang disediakan Tela
Tela,”Mereka terlebih dahulu mengikuti pelatihan dari kami,”kata Febri. Salah
satunya,tentang seluk beluk singkong yang bisa diolah untuk Tela Tela.
“Harus jenis singkong ketan dan baru dicabut”.katanya.Untuk urusan
singkong,pasokan diperoleh dari Kacamatan Kalasan dan Tempel di Sleman, DIY sebanyak 5
kuintal per hari untuk 52 gerai yang ada di yogyakarta.
Kini,Febi dan teman temanya memimpikan bisa membawa Tela Tela “go
internasional”katanya.”kami sudah menerima banyak aplikasi, seperti dari Kamboja dan
Malaysia. Karena birokrasi di indonesia yang berbelit-belit, maka belum bisa
direalisasikan,”tuturnya.
Mimpi lain adalah menembus pasar ritel modern. Untuk itu, mereka harus terus
mengembangkan diri dan berorentasi terhadap semua aspek bisnis, terutama produk, strategi
pemasaran, dan pelayanan pelangganan.
“Kalau berhenti berinovasi, jangangankan berkembang , bisa-bisa bisnis tidak
berumur panjang”,katanya.

Sumber: Mohammad Final Daeng,Kompas,Sabtu,2 Mei


2009,hml.21
KASUS 5.2
Usaha Kreatif Agroindustri

Dewo dan Tanaman Sirih Merah dari Merapi

Memasuki kampung Blunyahrejo,Kelurahan Karangwaru,Tegalrejo,Kota Yogyakarta,maka


langsung Anda akan ketemu sebuah rumah bambu yang tingginya melebihi rumah-rumah lain
di sekitarnya.Pot-Pot dengan beraneka tanaman hijau memenuhi ruang-ruang dalam
bangunan bertingkat empat yang terbuat dari bambu dan tanaman sirih merah mendominasi
disini.

PersentuhanBambu Sudewo atau Dewo panggilanya dengan sirih merah berawal darisebuah
kebetulan.Suatu pagi pada tahun 2002, pria yang punya hobi mendaki gunung ini tengah
berjalan-jalan di lereng Gunung Merapi.
Saat dia berada tidak jauh ditempat tinggal juru kunci Gunung Merapi ,Mbah
Marijan,Dewo tertegun melihat tumbuhan yang dirasakanya aneh. Tanaman itu merambat di
sela-sela berbatuan.Rasa penasaran kemudian menuntunya memetik sehelai daun tumbuhan
itu, lalu dikunyanya.Rasanya,cerita Dewo,sungguh pahit.
Bukanya kecewa,rasa pahit yang dihasilkan daun itu justru membuat Dewo
merasasenang.
sebab, berdasarkan pengalamannya sebagai peracik jamu, daun maupun buah yang terasa
pahit,seperti brotowali (Tinosporae crispa), bidara upas (Merremia mammosa) maupun
mahoni (Swietenia mahagoni jacq),biasanya memiliki khasiat untuk menyembuhkan berbagai
macam penyakit.
Dewo yang ketika itu sedang menderita diabetes melintas mencoba memotong
tumbuhan tersebut beserta belahan helai daunnya untuk dibawa pulang.Sebagaian ia
konsumsi dan sebagian lainnya tanamanya di rumah.
Selama dua minggu, dia mengkonsumsi daun tersebut, Dewo merasa tekanan darah
tinggi dan kolestrol dalam tumbuh nya berangsur membaik. Luka luka melepuh di sekujur
tubuh akibat penyakit diabetes juga dirasakan mulai mengering.
Lelaki ini lantas semakin giat mencari informasi seputar tumbuhan tersebut. Dari
sumber literatur yang terbatas, Dewo mengetahui bahwa tumbuhan itu selama ini dikenal
sebagai sirih merah (Piper betle L. var Rubrum) .
Selain aroma daunya yang khas daun sirih,bentuk daun tumbuhan ini memang
menyerupai sirih yang biasa kita kenal.
Bedanya , permukaan bagian bawah daun sirih ini berwarna merah mengilat. Meski
belum secara massal, tanaman ini ternyata telah dimanfaatkan sebagai tanaman obat,
terutama di lingkungan Keraton Yogyakarta.
“Tanaman ini mungkin ada di mana-mana tidak hanya di (gunung) Merapi, tetapi saya
baru melihat yang dilereng Merapi itu”.ungkapnya.
Merasa berjodoh dengan khasiat tumbuhan tersebut, Dewo yang telah membuka
perusahaan jamu berskala industri rumahan berlabel sekar Kedathon, pada tahun 1997 mulai
fokus menggali manfaat sirih merah.

Skala Besar
Lulusan Jurusan Desain Komunikasi Visual, Institut Seni Indonesia Yogyakarta ini semakin
rajin mencari informasi seputar tanaman sirih merah. Sejumlah perpustakaan dan toko buku
dia datangi.ia juga berkomunikasi dengan beberapa pakar tanaman herbal,dokter,sampai
budayawan dalam proses mengolah tanaman sirih merah.
Tahun 2004, Dewomulai memasarkan ramuan teh herbal dari sirih merah.ia
barangkali adalah orang pertama yang mengolah sirih merah sebagai industri
herbal.Eksplorasi terhadap manfaat sirih merah itu terus berlanjut sehingga ia bisa
menciptakan produk-produk lain tanaman tersebut.

Kreativitas dan Inovasi


Untuk membuat produknya, setiap bulan Dewo memerlukan sekitar lima kuintal daun sirih
merah basah. Bahan baku itu diolah menjadi berbagai produk, di antaranya teh herbal celup,
teh herbal seduh, berbagai kapsul ekstrak sirih merah, sampai teh pelangsing
Seiring berjalanya waktu, perusahaan herbal milik Dewo berkembang pesat, Jika pada
tahun 1997, ia bekerja sendiri, belakangan ia dibantu 25 karyawan.
Produk-produk yang dihasilkan Dewo telah mendapat pengesahan dari Badan
Pengawas Obat-Obatan dan Makanan (BPOM). Kini, semua produk Dewo bisa dikatakan
sudah tersebar di kota-kota besar di seluruh Indoneesia serta diekspor ke Malaysia dan
Brunai.
Kemitraan
Untuk menjamin pasokan bahan baku sirih merah, Dewo menjalin kemitraan dengan para
petani di sejumlah daerah, baik di kawasan Daerah Istimewa Yogyakarta maupun Jawa
Tengah. Tak kurang dari 50 petani yang bekerja sama denganya.
”Saya tidak punya lahan, jadi lebih baik mengembangkan sistem kerja sama dengan
para petani sirih merah”, ujarnya.
Selain menyediakan bibit yang semuanya merupakan keturunan tanaman yang ia
bawa dari lereng gunung Merapi, Dewo juga membeli hasil panen sirih merah dari petani
Daun sirih merah dengan lebar delapan sentimeter. Ia beli dengan harga Rp120.000
per kilogram. Adapun daun sirih merah super dengan lebar minimal 11cm di hargai
Rp150.000 per kilogram.
Meski usahanya relatif berhasil, Dewo belum puas, Ia mengaku masih punya berbagai
obsesi terkait pengembangan sirih merah. Selama ini sumber literatur tentang sirih merah
masih sangat terbatas. Ia berharap ada penelitian lebih lanjut agar segenap potensi tanaman
sirih merah bisa bermanfaat bagi masyarakat
“Alam telah menyediakan segalanya. Masalahnya, bagaimana kita menemukan
inovasi kreativitas, dan mengolahnya menjadi obat yang bermanfaat bagi kesehatan”, katanya

Lahan terbatas
Keseriusan Dewo dalam mengolah tanaman sirih merah sebagai tanaman obat bisa dilihat
dari rumah bambu itu dibangun untuk menyiasati lahan yang terbatas. Dengan bentuk
vertikal, dia memiliki banyak ruang untuk membudidayakan bibit sirih merah.
Bibit dari rumah bambu inilah yang kemudian ditanam para petani di ladangnya
masing-masing. Beberapa bulan kemudian, bibit-bibit itu akan kembali ke rumah bambu
tersebut dalam bentuk lembaran daun sirih merah yang berguna sebagai bahan baku obat
herbal. Di rumah bambu Dewo pula, lembar-lembar daun sirih merah itu di olah menjadi
beraneka produk obat herbal.
Rumah bambu ini menutupi lahan seluas 1.000 meter persegi. Di lantai satu dan dua.
sirih merah yang ditanam dalam pot-pot kecil menjalar ke atas kayu-kayu penopangnya.
Dilantai tiga dan empat rumah itu tersedia meja dan kursi yang biasa dipakai para tamu
bersantai sambil menikmati ramuan daun sirih merah.
“Memang sering ada tamu berobat ke sini. Sambil menunggu, para tamu bisa
ngisis(mencari angin) sambil melihat tanaman dan menikmati teh sirih merah”, kata Dewo
tentang rumah bambunya.
Ruang-ruang dalam rumah bertingkat dari bambu ini di bangun sesuai dengan
lingkungan sekitar yang ditumbuhi banyak pohon besar. Sambil duduk menikmati semilir
angin di lantai tiga atau lantai empat, para tamu bisa meraih buah asam atau sawo yang
berada di pohon sekitarnya.

Sumber: Kompas,Sabtu,14 April 2009.

Kesimpulan Penulis
1. Sirih merah selama ini belum di kenal banyak orang.
2. Melalui inovasi cara menanam sirih merah yang dilakukan oleh Dewo, berbagai
terobosan telah dilakukan meskipun msih ada kendala mengenai tempat atau tanah
yang sempit. Akan tetapi, kendala tersebut dapat diatasi dengan cara tanam
vertikal.
3. Berbagai kreativitas telah dilakukan terhadap bahan baku sirih merah, antara lain
diolah menjadi berbagai produk minuman, yaitu:
a. Teh herbal celup,
b. Teh herbal seduh,
c. Berbagai kapsul dari ekstrak sirih merah, sampai
d. Teh pelangsing tubuh.
KASUS 5.3
Berwirausaha Kreatif Bermodal Awal Rp 200 Ribu

Usaha – Usaha Kreatif Rumahan yang Bisa Memberikan Untung hingga 50%

Usaha-Usaha Kreatif:
 Handuk karakter,boneka busana adat, gantungan kunci,tempat pensil.
 Tudung saji tenun fitras, tempat lilin, dompet handphone.
 Tutup gelas bahan satin, pernak-pernik berbahan tepung maizena, dan lain-lain

Menjadi seorang pengusaha sukses tidak harus diawali dengan modal besar,menempati
showroom / outlet di mal atau dengan ditunjang oleh peralatan yang mahal dan canggih.
Ternyata banyak usaha yang bisa dilakukan dirumahan, oleh siapa saja, terutama untuk usaha
sambilan bagi ibu-ibu rumah tangga dengan memanfaatkan waktu luang setelah pekerjaan
rumah utama beres / selesai.Resepnya harus memiliki ide yang kreatif dan inovatif untuk
menciptakan produk-produk yang unik,beda, memiliki nilai lebih, mudah dilakukan, mudah
dan murah untuk memperoleh bahan baku, harga yang terjangkau, dapat di terima pasar baik
pasar lokal, regional dan ataupun pasar internasional. Produk-produk home industry, seperti
handuk karakter,boneka busana adat,tudung saji tenun fitras, tutup gelas bahan satin, pernak-
pernikberbahan tepung maizena, terbukti dapat menarik minat pasar. Semoga dengan kasus
ini menginspirasi anda untuk memulai usaha dan mengenali usaha-usaha kreatif!
Selain produk-produk yang disebut di atas masih banyak produk-produk kreatif dan
inovatif,apakah pembaca telah membeli dan memakainya? Produk-produk ,seperti handuk
karakter,boneka busana adat, gantungan kunci, tempat pensil, tudung saji tenun fitras,tempat
lilin,dompet tempat handphone, tutup gelas bahan satin,pernak-pernik berbahan tepung
maizena dan lain-lain, saat ini produk-produk tersebut sedang “in” di pasaran.

Ciptakan yang Berbeda. Ide yang kreatif dan inovatif memang menjadi kekuatan
penting dalam meluncurkan suatu produk. Untuk itu, usaha kerajinan rumahan memerlukan
kreativitas dan inovasi yang terus menerus. Simak produsen-produsen boneka berbusana adat
indonesia yang menjadi pionir dalam menciptakan busana adat. Selama ini yang kita temui di
pasaran hanyalah boneka Berbie atau boneka Fulla padahal bangsa kita kaya dengan pakaian
adat yang dapat dikembangkan menjadi boneka pakaian adat yang menjadi mainan ataupun
menjadi sarana promosi juga pakaian adat indonesia di luar negeri. Contoh produk lain ,
biasanya tudung saji terbuat dari bahan rotan dengan kain biasa, namun ada produk tudung
saji yang dibuat dari kerangka besi dan kain saringan tahu, sehingga produk disamping
fungsional juga dapat dipakai sebagai penghias ruangan tamu / meja makan .dengan keunikan
itu ,produk tudung saji yang tidak biasa dapat diterima di beberapa mal di Jakarta.

Strategi Marketing. Banyak cara yang ditempuh oleh para pelaku usaha dalam
memperkenalkan produknya,antara lain melalui arena bazar maupun pameran. Cara ini
memang tepat, sebab biasanya akan muncul pembeli-pembeli baru, bahkan pembelinya
adalah para pedagang dari berbagai kota seperti perdagangan dari Kota Bandung, Surabaya,
Malang,Lampung bahkan Bali.Dengan cara bazar dan pameran banyak mendapat pesanan
produk kerajinan melalui pameran. Selai melalui pameran dan bazar sudah banyak pelaku
usaha yang mempromosikan produknya melalui dunia maya (internet), seperti yang
dilakuakan Miswati yang beriklan melalui www.indonetwork.co.id atau jika memiliki budget
khusus, tidak ada salahnya memiliki website sendiri, sehingga pelaku usaha dapat me-
maintain promosi secara kontinyu dengan harapan akan mengalami peningkatan
penjualannya. Dengan promosi cara ini, supaya pelaku usaha dapat berpromosi tanpa
terkendala oleh waktu dan ruang, jadi pengusah dapat mengakses kapan saja. Apa pun cara
promosinys, yang paling penting dalam berusaha adalah bagaimana menjaga kualitas produk
secara konsisten karena tanpa menjaga kualitas umumnya produk akan ditinggalkan
pelanggannya. Demikian halnya menjaga harga yang wajar, jangan mentang-mentang karena
produknya laris di pasaran lalu sesuka hati dalam menentukan harga produk karena sering
menjadi bumerang bagi pengusaha.

Keuntungan Dapat Mencapai 50%. Usaha kerajinan tangan rumahan sering


merupakan usaha yang prospektif. Sebab dengan modal seadanya dapat memperoleh omzet
yang cukup menjanjikan. Pengusaha Henny Widjaja dengan usaha produk-produk di atas
dapat meraup keuntungan bersih sampai 50%, padahal memulai usaha hanya dengan
bermodalkan Rp 200 ribu. Hal ini menunjukkan bahwa usaha ini akan berkibar di masa
depan. Dengan catatan, para pelaku usaha tidak berhenti berkreasi dalam menciptakan
produk-produk unik,murah,fungsional juga memahami segmentasi pasr yang akan
dituju,sehingga harga produk yang dijual disesuaikan dengan sasaran pasar yang akan dituju.
Semoga

Sumber Tabloid Peluang Usaha, No,03/Thn.IV/13-26 Oktober 2008


PROSES WIRAUSAHA

1. Proses Berwirausaha
Proses yang mendorong seseorang untuk berwirausaha adalah keinginan
berprestasi,sifat penasaran,berani menanggung resiko,pendidikan,dan pengalaman.
Berdasarkan kasus pada Kasus 5.1 diketahui bahwa Febri terpicu menjadi wirausaha
dengan harapan dapat mengatasi masalah keuangan keluarga mereka.Ketika ibunya terlilit
utang, ia sudah mencoba berbagai usaha, mulai dari memberi les privat untuk anak SD,
membuka warnet, hingga membuka warung bubur kacang hijau.
Akan tetapi, hasilnya tidak mencukupi. Kini, berkat usaha Tela Tela, dengan harga
jual satupak Tela Tela Rp3.000-Rp6.000, Omzet usaha ini mencapai Rp2,5 miliar-Rp3 miliar
per bulan. Tenaga kerja yang terserap sekitar 3.500 orang . Oleh karena itu, tak
mengherankan bila Febri terpilih menjadi salah satu Wirausaha Muda Terbaik 2008-2009
pada Dji Sam Soe Award.
Ke depan, Febri dan teman-teman nya bermimpi dapat membawa Tela Tela go
international Meskipun telah menerima banyak aplikasi, seperti dari Kamboja dan Malaysia,
tetapi karena birokrasi di indonesia yang berbelit-belit, maka mimpi itu belum bisa
direalisasikan.Kreativitas tetap menjadi ambisi bagi pengusaha muda yang sukses tersebut.
2. Faktor – Faktor yang MendorongSeseorang untuk Berwirausaha
a. Faktor lingkungan, seperti peluang, pengalaman, dan kreativitas.
b. Proses pemicu;
1) Tidak puas dengan pekerjaan yang dijalani sekarang.
2) Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau belum mendapatkan pekerjaan
baru
3) Minat terhadap bisnis karena orang tua/saudara juga memiliki bisnis.
3. Proses / Tahap Pelaksanaan;
a. Pada proses awal;
1) Sudah siap mental secara total
2) Adanya komitmen yang tinggi terhadap bisnis
3) Adanya visi untuk mencapai tujuan
b. Pada proses pertumbuhan:
1) Pembentukan tim kerja yang kompak
2) Strategi usaha yang mantap
3) Adanya produk yang dapat banggakan
4) Adanya struktur dan budaya yang mantap
5) Kebijakan pemerintah yang mendukung

KREATIF VERSUS INOVATIF

Perbedaan kreatif dan inovatif , secara singkat dapat dipaparkan sebagai berikut.
KREATIF = memiliki daya cipta / INOVATIF = berdaya perubahan /
berdaya cipta pembauran
a.Menciptakan sesuatu yang berbeda a. Menciptakan sesuatu yang belum ada
dari yang lain menjadi ada
b. Menghubungkan ide-ide / hal-hal b. Pembaruan / menciptakan sesuatu yang
yang tadinya tidak berhubungan. sama sekali berbeda
Contoh ide Kreatif : Contoh Inovasi :
Grup 2 Tang menghasilkan produk air Alm. Tirto Utomo mengemas air putih
putih dengan kemasan plastik yang dalam kemasan plastik yang diberi merek
berbeda (tutup antitumpah) Aqua

Inovatif atau Kreatif :


 Ada yang bilang bahwa inovatif merupakan bakat, misalnya pada seniman yang
menghasilkan karya seni tertentu, hal ini sulit untuk dipelajari atau diajarkan. Pada
goresan kuas yang keberapakah, lukisanya bisa bagus atau sudah bisa dinikmati oleh
para penikmat seni / lukisan.
 Dapat dipelajari , misalnya setiap perusahaan strategi untuk menarik konsumen
dengan berbagai cara, antara lain bila konsumen membeli dua buah produk akan
mendapat satu produk tambahan, memberi discoun (bila membeli dalam jumlah
banyak maupun discoun harga bila membeli dengan cara tunai ), menurunkan harga
produk/jasa, gratis bagi pembeli perdana sampai pembeli kelima, atau pembeli
mendapat potongan 50% dan lain sebagainya.

Berdasarkan kasus pada Kasus 5.1,kita ketahui bahwa mimpi lain Febri adalah menembus
pasar retil modern. Untuk itu mereka harus terus mengembangkan diri dan berorentasi
terhadap semua aspek bisnis, terutama produk,strategis pemasaran, dan pelayanan
pelanggan..
Kesimpulan lain dari kasus tersebut adalah bahwa dalam bisnis atau
berwirausaha.”kalau berhenti berinovasi, jangankan berkembang, bias-bisa bisnis tidak
berumur panjang”.kata febri yang memiliki bisnis Tela Tela dengan omzet lebih dari 3 miliar
rupiah per bulan.
Berdasarkan kasus pada kasus 5.2, kita mengetahui bahwa berbagi kreativitas juga
telah dilakukan oleh Dewo, yakni bahan baku sirih merah diolah menjadi produk minuman
dan kesehatan herbal,seperti the herbal celup, the herbal seduh, berbagai kapsul dari ekstrak
sirih merah, sampai the pelangsing.

HAMBATAN DALAM BERPIKIR KREATIF

1. Hambatan yang dibuat sendiri


Pengaruh pendidikan dan budaya, misalnya 1 + 1 = 2, apabila ada jawaban yang
berbeda maka akan dianggap salah atau aneh. Pada praktek sehari-hari, hambatan
dalam berpikir kreatif muncul dari dirinya sendiri.
2. Hambatan tidak berusaha menentang kenyataan / menerima apa adanya, misalnya
seperti berikut;
a. Terpaku pada apa yang sering dilihat/dialami selama ini.
b. Tidak mau keluar dari kemampuan atau batasan –batasan yang ada serta tidak mau
keluar dari bingkai-bingkai atau batasan yang ada sebelumnya.
c. Terpaku pada aturan-aturan ,budaya,dan batasan –batasan baku yang telah
membelenggu.
Misalnya, hubungkan Sembilan titik di bawah ini hanya dengan empat garis tanpa
mengangkat pensil atau alat tulis yang di pakai.

Gambar 5.1 Titik Sembilan dengan Empat Garis


3. Hambatan jawaban tunggal dan tepat
a. Kita menyukai rasa aman dan sesuatu yang pasti-pasti saja
b. Kita sering kali memutuskan sesuatu dengan sangat cepat tanpa piker panjang.

Misalnya, berapakah jumlah persegi dalam gambar berikut ini ? berapa jumlah persegi
ini ?

Gambar 5.2 Menghitung Persegi

Jawaban paling cepat adalah enam belas buah persegi. Akan tetapi, jika dihitung
dengan cermat, maka akan ditemukan sebanyak lebih dari dua puluh buah persegi
atau lebih tepatnya berapa buahkah jumlah persegi pada gambar tersebut, menurut
anda?

4. Mengevaluasi terlalu cepat


a. Ingin dianggap pintar/cerdas sehingga sering kali kita mengevaluasi sesuatu
dengan cepat dan mengambil keputusan juga dengan cepat (lebih cepat lebih
baik?)
b. Terlalu cepat menyalahkan orang lain,sehingga sering kali kita menganggap
bahwa diri kita sendiri adalah benar dan cenderung menyalahkan orang lain atau
mencari kambing hitam.

Misalnya, apabila ada teman yang memberiakn atau menyampaikan ide pendapat
maka sering kali ide/pendapat tersebut kita anggap tidak berguna tanpa berpikir lebih
lama lagi.

5. Takut dianggap bodo


a. Tidak berani mengeluarkan ide/ pendapat yang sebenarnya sudah dipikirkan da
nada dalam benak pikiranya, tetapi tidak berani untuk menyampaikannya di depan
umum.
b. Tidak percaya bahwa ide yang ada dalam pikiranya adalah ide yang sesungguhnya
memang benar.

Misalnya, ide memasang iklan di bodi bus atau kendaraan umum ataupun di mobil
dahulu.orang yang memberikan ide itu ditertawakan dan tidak diterima bahkan di
tolak banyak pihak. Akan tetapi, sekarang ide tersebut banyak dipakai oleh berbagai
perusahaan, baik besar maupun kecil. Bayangkan bila mobil atau kendaraan umum
yang dipasangi iklan mengalami tabrakan,mogok,atau terbalik diselokan,di jurang,
sungai, atau ditengah jalan protocol dan tidak segera dievakuasi,maka berapa pasang
mata yang bisamelihat atau menyimak dan tidak sengaja membaca iklan di bodi
kendaraan tersebut.

PERSYARATAN BERPIKIR KREATIF

1. Perlu persiapan, pendidikan formal dan informal mengenai entrepeneurship


(berkewirausahaan)
2. Usaha, kumpulkan sebanyak mungkin ide, jangan dievaluasi terlebih dahulu.
3. Inkubasi. Menggabungkan ide-ide yang sudah ada sehingga muncul ide atau embrio
baru.
4. Pengertian, memahami persoalan / permasalahan secara mendalam.
5. Evaluasi. Pilih yang terbaik,dari segi banyak,hokum, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai