D
I
S
U
S
U
N
OLEH
KELOMPOK 6 :
FAKULTAS TEKNIK
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah tentang
Pemeriksaan Sistem Pengapian Konvensioal dengan baik. Makalah ini
merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Listrik dan Elektronika Otomotif
yang wajib dikerjakan oleh siswa.
Adapun pembuatan makalah ini bertujuan untuk menambah ilmu
pengetahuan tentang Pemeriksaan Sistem Pengapian Konvensioal, jenis, serta
kerusakan yang terjadi pada Pemeriksaan Sistem Pengapian Konvensioal.
Dalam penulisan makalah ini, penulis tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan, arahan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut berpartisipasi
dalam menyelesaikan makalah ini.
Sebelumnya penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan
dalam penulisan makalah ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat
membangun. Demikianlah makalah ini penulis buat, mudah-mudahan dapat
bermanfaat untuk kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................
BAB I Pendahuluan
Latar Belakang.............................................................................
Tujuan.................... .....................................................................
Manfaat.....................................................................................
BAB II Pembahasan
Pemeriksaan Busi.........................................................................
Pemeriksaan Unit Distributor.......................................................
Pemeriksaan Koil.........................................................................
Pemeriksaan Kabel Tegangan Tinggi..........................................
Pemeriksaan dan Penyetelan Saat Pengapian ..............................
Kesimpulan...........................................................................
Saran....................................................................................
A. LATAR BELAKANG
Motor pembakaran dalam menghasilkan tenaga dengan jalan membakar capuran udara
dan bahan bakar di dalam silinder. Pada motor bensin, loncatan bunga api pada busi
diperlukan untuk menyalakan campuran udara dan bahan bakar yang telah di
kompresikan oleh piston di dalam silinder. Sedangkan pada motor diesel udara
dikompresikan dengan tekanan yang tinggi sehingga menjadi sangat panas, dan bila
bahan bakar di injeksikan ke dalam silinder, maka akan terbakar secara serentak.
Karena pada motor bensin proses pembakaran di mulai oleh loncatan bunga api pada busi,
maka diperlukan suatu sistem yang berfungsi menghasilkan loncatan bunga api pada busi,
untuk beberapa metode diperlukan untuk menghasilkan arus tegangan tinggi yang
diperlukan untuk proses pembakaran. Sistem pengapian (ignition sistem) pada automobile
berfungsi untuk menaikkan tegangan baterai menjadi 10KV atau lebih dengan
mempergunakan ignition coil dan kemudian oleh distributor di bagi bagi ke busi melalui
kabel tegangan tinggi.
Sistem pengapian konvensional adalah salah satu sistem pengapian baterai pada motor
bensin yang masih menggunakan platina untuk memutus hubungkan arus primer koil,
yang nantinya bertujuan untuk menghasilkan induksi tegangan tinggi pada kumparan
skunder yang akan disalurkan ke masing masing busi.
B. TUJUAN
Mengetahui cara pemeriksaan pada sistem pengapian konvensional
Mengatahui apa saja yang akan dipriksa kerusakannya
Mengetahui tindak lanjut setelah melakukan pemeriksaan
C. MANFAAT
Mampu melakukan pemeriksaan terhadap sistem pengapian konvensional
Mengetahui teknik pemeriksaan sistem pengapian konvensional
Mampu memperbaiki kerusakan pada sistem pengapian konvensional
BAB II
PEMBAHASAN
A. PEMERIKSAAN BUSI
Tegangan tinggi dari ignition coil membangkitkan loncatan api listrik antara elektroda
tengah (elektroda positif) dan elektroda sisi (elektroda negatif) busi untuk membakar
campuran udara dan bahan bakar yang dimampatkan dalam ruang bakar. Busi harus
menjaga kemampuan pengapiannya dalam periode yang cukup lama dalam
menghadapi pembakaran dan tekanan temperatur yang tinggi. Bila busi kotor atau
rusak akan berakibat tenaga engine kurang, putaran engine tidak dapat idel, pincang
dan sulit distarter.
Beberapa hal yang harus diperhatikan saat menangani busi adalah (1) pada
saat melepas kabel busi (high tension cable) tariklah bagian ujung fittingnya, dan
jangan menarik kabel busi secara kasar, (2) pada waktu melepaskan busi gunakan
kunci busi, posisikan dengan tepat dan jangan miring karena kedudukan kunci busi
yang tidak tepat akan merusak insulator busi, (3) pada saat memasang busi putarlah
ujung kunci dengan tangan, yakinkan bahwa ulir telah masuk dengan tepat, baru
kemudian kencangkan dengan menggunakan stang.
a. Pemeriksaan Insulator
Dengan menggunakan lap bersihkan elektroda busi, dan periksalah apakah insulator
elektroda ada keretakan, gantilah busi bila terdapat keretakan pada busi
b. Pemeriksaan Ulir Busi
Bersihkan (dengan bensin) ulir busi, dan periksalah apakah ulirnya telah rusak / aus
c. Periksa Keausan dan Warna Elektroda Busi
Bersihkan busi dan periksalah keausan (akibat terbakar) elektroda dan warnanya.
Warna abu-abu muda menandakan pembakaran baik, warna putih menunjukan engine
terlalu panas (over heat), warna hitam basah menunjukan minyak pelumas ikut
terbakar, warna hitam kering menandakan campuran yang terlalu kaya.
d. Periksa Gasket Busi
Periksa keausan gasket, kebocoran gas sering terjadi gasket antara insulator dan
rumah busi (plug housing) aus atau rusak.
e. Periksa Celah/Gap Elektroda Busi
Periksa celah busi dengan memasukkan alat pengukur (feeler gauge) antara elektroda
tengah dan elektroda sisi. Celah busi disetel dengan membengkok-kan elektroda
massa dan celahnya disesuaikan dengan petunjuk yang tertera pada buku pedoman.
Catatan:
- Jangan menggunakan pembersih busi terlalu lama.
- Hembuskan kompoun dan karbon pembersih dengan udara tekan.
- Bersihkan ulir dan permukaan luar isolator.
C. PEMERIKSAAN KOIL
Pada dasarnya sebuah koil tidak memerlukan pemeliharaan yang rumit karena bagian-
bagiannya tidak banyak. Walaupun demikian pada kondisi tertentu koil perlu
diperiksa agar kemampuannya bisa
diketahui. Dewasa ini pada sistem pengapian konvensional, selain menggunakan koil
biasa, juga terdapat sistem pengapian yang koilnya dilengkapi dengan external
resistor (ballast resistor),
dengan demikian tahanan koilpun berbeda, oleh karena itu dalam pemeriksaan koil
harus selalu merujuk pada buku petunjuk. Satu hal yang harus diperhatikan sebelum
melakukan pemeriksaan
koil yakni temperatur koil harus dalam suhu normal (tidak dingin) dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
a. Memeriksa kumparan primer
Periksa kumparan primer dengan menggunakan ohmmeter pada skala “X satu” ohm.
Hubungkan kedua kabel ohmmeter pada terminal (-) dan (+) koil. Baca penunjukkan
pada ohmmeter dan bandingkan dengan spesifikasi pabrik.
b. Memeriksa kumparan sekunder
Untuk memeriksa tahanan kumparan sekunder gunakan skala 1000 (kilo)ohm.
Hubungkan salah satu kabel ohmmeter pada terminal (-) koil dan kabel yang lain
dihubungkan pada terminal tegangan tinggi. Baca ohmmeter dan bandingkan dengan
spesifikasi pabrik.
Rentang nilai resistansi kabel tegangan tinggi biasanya berkisar antara 10 – 25 K ohm,
tergantung panjangnya.
Kabel yang diidentifikasi mempunyai resitansi tinggi harus dilepas dari distributor.
Terminalnya harus dilepas, periksa dan uji kembali jika terdapat permasalahan karat.
Tutup distributor harus diperiksa secara visual untuk mengetahui keretakan, terminal
yang berkarat atau rusak.
E. PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN SAAT PENGAPIAN
Saat pengapian pada kendaraan harus tepat karena saat pengapian yang tidak tepat
dapat menimbulkan masalah . Penyetelan saat pengapian perlu dilakukan, jika saat
pengapian tidak tepat. Untuk kendaraan toyota kijang seri 5k, spesifikasi atau nilai
standar saat pengapiannya adalah 5 o ± 2o sebelum TMA. Prosedur penyetelan saat
pengapian dapat dilakukan pada saat mesin mati atau pada saat mesin hidup.
Sebelum melakukan penyetelan saat pengapian, maka siapkan peralatan-peralatan
kerja terlebih dahulu yaitu tool box 1 set dan timing light.
1. Pertama-tama periksa posisi oktan selektor, posisi oktan selektor harus tepat pada
standar. Stel posisi oktan selektor seperti pada gambar dibawah ini :
6. Periksa saat pengapian (untuk kendaraan toyota kijang seri 5k saat pengapiannya
adalah 5o ± 2o sebelum TMA)
7. Hubungkan kembali selang vakum ke vakum diafragma di distributor.
8. Matikan mesin
1. Putar puli poros engkol, dan tempatkan tanda cowakan pada posisi saat pengapian
5o ± 2o pada Top 1 akhir langkah kompresi.
6. Jika sudah terlihat percikkan bunga api pada platina, putar kunci kontak ke posisi
Off kemudian kencangkan kembali baut pengikat distributor.
7. Pasang kembali rotor dan tutup distributor dengan benar.
8. Periksa kembali saat pengapian menggunakan timing light dengan cara yang sama
seperti langkah pemeriksaan saat pengapian diatas.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sistem pengapian konvensional adalah salah satu sistem yang sangat rentan
dengan kerusakan pada komponen-komponennya sehingga secara berkala
harus melakukan pemeriksaan terhadap komponen-komponen tertentu.
Sistem pengapian konvensional memiliki perbaikan yang sangat rumit tetapi
dengan harga komponen yang terjangkau sehingga jenis ini masih terus di
pertahankan tetapi tidak di produksi lagi.
B. SARAN
Demi kelancaran dan perbaikan dari makalah yang telah kami buat ini maka
kami mengharapkan kritik dan sarang dari pembaca agar makalah ini dapat
disempurnakan kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Astra Daihatsu Motor (2001, Training Manual Intermediate 1. Jakarta: PT. Astra
Daihatsu Motor
Astra Daihatsu Motor (2001, Training Manual Intermediate 2. Jakarta: PT. Astra
Daihatsu Motor
Buntarto (1993). Cara Pemeriksaan, Penyetelan dan Perawatan Kelistrikan
Mobil. Yogyakarta: Andi Offset
Toyota Astra Motor (1981), Pedoman Reparasi Toyota 2K,3K,4K,5K. Jakarta: PT.
Toyota Astra Motor.
Toyota Astra Motor (1995), Training Manual New Step 1. Jakarta: PT.
Toyota Astra Motor.
Toyota Astra Motor (1981), Pedoman Reparasi Toyota 2K,3K,4K,5K. Jakarta: PT.
Toyota Astra Motor.