Anda di halaman 1dari 260

DOKUMEN STANDAR MUTU

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
TANGERANG

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
TANGERANG
2016
1
I. PENDAHULUAN

Idealnya, suatu perguruan tinggi termasuk juga Universitas Muhammadiyah


Tangerang harus memiliki tiga macam dokumen dalam menjalankan misinya. Ketiga
macam dokumen dimaksud adalah: (1) dokumen manajemen, (2) dokumen akademik, dan
(3) dokumen mutu. Masing-masing dokumen akan terdiri dari berbagai konsep, aturan atau
ketentuan, seperti: dokumen manajemen meliputi (a) statuta universitas, (b) organisasi tata
kelola atau organisasi tata laksana, (c) rencana induk pengembangan (RIP), (d) rencana
strategi (Renstra), (e) rencana operasional (Renop), (f) struktur organisasi, (g) peraturan
kepegawaian dan kode etik, dan peraturan lainnya. Sementara itu, dokumen akademik akan
terdiri dari: (a) kebijakan akademik, (b) peraturan akademik, (c) pedoman akademik, (d)
standar akademik, (e) kurikulum, (f) silabus, (g) rencana pembelajaran semester (RPS), (h)
buku ajar, (i) angket evaluasi pembelajaran (AEP), dan (j) berita acara pembelajaran
(BAP). Berkaitan dengan dokumen mutu, maka konsep, aturan atau ketentuan yang perlu
diadakan adalah: (a) kebijakan mutu sistem penjaminan mutu internal, (b) manual mutu
sistem penjaminan mutu internal, (c) standar mutu sistem penjaminan mutu internal, (d)
prosedur sistem penjaminan mutu internal, dan (d) instruksi kerja sistem penjaminan mutu
internal, serta (e) formulir kerja (borang) sistem penjaminan mutu internal.

Dalam dokumen Standar Mutu ini, Universitas Muhammadiyah Tangerang


menetapkan 29 (dua puluh sembilan) standar mutu yaitu 24 (delapan) standar wajib
minimal yang telah diatur oleh pemerintah sesuai Permenristek Dikti Nomor 44 Tahun
2015 yang terdiri dari 8 Standar Pendidikan Nasional, 8 Standar Nasional Penelitian, dan 8
Standar Nasional Pengabdian Masyarakat. Dua puluh empat standar Pendidikan Nasional
antara lain: (1) Standar Kompetensi Lulusan, (2) Standar Isi Pembelajaran, (3) Standar
Proses Pembelajaran, (4) Standar Penilaian Pembelajaran, (5) Standar Dosen dan Tenaga
Kependidikan, (6) Standar Sarana dan Prasarana Pembelajaran, (7) Standar Pengelolaan
Pembelajaran, dan (8) Standar Pembiayaan Pembelajaran, (9) Standar Hasil Penelitian,
(10) Standar Isi Penelitian, (11) Standar Proses Penelitian, (12) Standar Penilaian
Penelitian, (13) Standar Peneliti, (14) Standar sarana dan Prasarana Penelitian, (15) Standar
Pengelolaan Penelitian, (16) Standar Pendanaan dan Pembiayaan Penelitian, (17) Standar
Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat, (18) Standar Isi Pengabdian Kepada Masyarakat,
(19) Standar Proses Pengabdian Kepada Masyarakat, (20) Standar Penilaian Pengabdian
Kepada Masyarakat, (21) Standar Pelaksana Pengabdian Kepada Masyarakat, (22) Standar
sarana dan Prasarana Pengabdian Kepada Masyarakat, (23) Standar Pengelolaan
2
Pengabdian Kepada Masyarakat, dan (24) Standar Pendanaan dan Pembiayaan Pengabdian
Kepada Masyarakat. Sedangkan enam Standar Nasional Dikti (SN Dikti) yang ditetapkan
oleh perguruan tinggi atau standar yang melebihi standar SN Dikti diantaranya adalah: (25)
Standar Mahasiswa, (26) Standar Suasana Akademik, (27) Standar Sistem Informasi, (28)
Standar Kerjasama Dalam dan Luar Negeri , (29) Standar Penerapan Al-Islam
Kemuhammadiyahan

3
No. : BPM-UMT/SKL/01/3/03/17
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH Revisi: 1
TANGERANG
Tanggal Berlaku : 11-3-2017

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN Halaman 2 dari 6 halaman

I. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

BPM-UMT SKL 3 01 16

N
Proses Penanggung Jawab Jabatan Tanda tangan Tanggal
o

Prof. Dr. H. Aris Gumilar,


1 Perumusan
MM
Ketua Tim 15 Januari 2016

2 Pemeriksaan Achmad Amarullah, M.Pd Wakil Rektor I 20 Maret 2016

Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016

4 Penetapan Dr. H. Achmad Badawi, MM Rektor 20 Maret 2016

Prof. Dr. H. Aris Gumilar, Direktur


5 Pengendalian
MM BPMU
20 Maret 2016

4
A. RASIONAL
Universitas Muhammadiyah Tangerang merupakan lembaga/institusi perguruan
tinggi bertanggung jawab terhadap lulusannya, agar mampu bersaing dengan para
lulusan dari perguruan tinggi lain, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Sistem
pendidikan/pengajarannya pun harus secara rutin dilakukan evaluasi dengan mengacu
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta perkembangan global
dalam masyarakat dunia. Untuk mengukur keberhasilan sistem tersebut perlu adanya
suatu Standar Kompetensi Lulusan (SKL), untuk mempersiapkan para lulusan dapat
langsung bekerja yang sesuai dengan bidangnya, mampu mengimplementasikan
ilmunya serta mampu mengembangkan diri untuk menjawab tantangan yang baru dan
berpikiran untuk belajar selama hidupnya.
Dengan kondisi global saat ini mengakibatkan persaingan yang sangat ketat
akan dialami para lulusan di dalam dunia usaha/industri. Hal tersebut juga membawa
dampak pada adanya perubahan persyaratan kerja yang juga sangat ketat. Persyaratan
kerja ini tidak hanya menekankan pada kualitas lulusan pada penguasaan hard skills
(kemampuan teknis dan akademis) akan tetapi juga penguasaan soft skills. Di dalam
usaha pemenuhan kebutuhan industri kerja tersebut, tentu akan berakibat pada
perubahan paradigma (pola pikir) dalam proses pembelajaran. Perubahan pola pikir
yang dapat memenuhi proses pembelajaran yang dapat menghasilkan mutu lulusan
sebagaimana yang diharapkan oleh pasar kerja akan menuntut para lulusan mampu
meresapi arti dari kompetensi dalam pedidikan yaitu kognitif, psikomotorik dan
afektif. Untuk menghasilkan kondisi seperti di atas perlu adanya persyaratan yang
harus dipenuhi mulai dari sistem pendidikan, kurikulum, dosen dan fasilitas yang
secara terintegrasi mengarah pada keberhasilan sistem pendidikan/pengajaran. Oleh
karena itu salah satu acuan yang harus ada adalah Standar Kompetensi Lulusan, agar
pola evaluasi dan monitoring atas keberhasilan pendidikan dan pengaharan dapat
dilakukan. SKL-UMT ini didesain agar mampu mengadopsi kebutuhan dunia
usaha/industri saat ini dan mengantisipasi perkembangan di masa depan.
Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan tinggi sebagaimana
amanah pada pasal 26 ayat (4) PP No. 19 tahun 2005 bertujuan untuk mempersiapkan
peserta didik menjadi anggota masyarakat yang berakhlak mulia, memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk menemukan, mengembangkan serta
menerapkan ilmu, teknologi, dan seni, yang bermanfaat bagi kemanusiaan.
Agar lulusan dapat diserap oleh dunia usaha/industri, maka semua lulusan
harus memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan, baik itu syarat akademik maupun
syarat non akademik, memiliki keahlian dan ketrampilan pada bidangnya, serta
kemampuan dalam pengembangan ilmu dan teknologi secara praktis yang berkelas
nasional/internasional yang mampu bekerja secara mandiri, bekerja sama dan
koordinasi. Oleh karena itu, UMT melalui LPMU menetapkan standar kompetensi
lulusan sebagai tolok ukur bagi pimpinan universitas, fakultas/pasca-sarjana, dan
program studi yang bertanggung jawab dalam perannya sebagai perancang, penilai,
dan pembaharu atau pengembang standar kompetensi Lulusan. Standar kompetensi
lulusan dokumen mutu UMT memuat

5
1. Standar Profil lulusan
2. Standar Kompetensi Lulusan
3. Standar Capaian Kinerja Lulusan

B. VISI, MISI DAN TUJUAN UMT


1. Visi UMT
Menjadi Universitas Unggul Dalam pengembangan IPTEKS

2. Misi UMT
a) Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b) Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c) Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d) Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.

3. Tujuan UMT
a) Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b) Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c) Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d) Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.

C. SUBYEK/PIHAK YANG BERTANGGUNGJAWAB UNTUK MENCAPAI/


MEMENUHI ISI STANDAR
1. Rektor sebagai pimpinan universitas
2. Penjaminan Mutu Universitas
3. Dekan sebagai pimpinan fakultas
4. Direktur PPs sebagai pimpinan PPs
5. Ketua Program Studi sebagai pimpinan program studi
6. Penjaminan Mutu Fakultas

D. DEFINISI ISTILAH

1. Standar kompetensi lulusan merupakan kriteria minimal tentang kualifikasi


kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan. (Pasal 5 ayat 1
Permenristek Dikti No. 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan).
2. Standar kompetensi lulusan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran
6
lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai acuan utama
pengembangan standar isi pembelajaran, standar proses pembelajaran, standar
penilaian pembelajaran, standar dosen dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana pembelajaran, standar pengelolaan pembelajaran, dan standar
pembiayaan pembelajaran.
3. Rumusan capaian pembelajaran lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib:
a. mengacu pada deskripsi capaian pembelajaran lulusan KKNI; dan
b. memiliki kesetaraan dengan jenjang kualifikasi pada KKNI.
4. Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang
dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam
melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.
5. Kompetensi utama adalah kemampuan untuk menampilkan unjuk kerja yang
memuaskan sesuai dengan penciri program studi di dalam kurikulum inti, yang
bersifat dasar untuk mencapai kompetensi lulusan, merupakan acuan baku minimal
mutu penyelenggaraan program studi, dan ditetapkan oleh kalangan perguruan
tinggi (program studi sejenis) bersama masyarakat profesi dan pengguna lulusan.
6. Kompetensi pendukung adalah kemampuan yang bersifat khusus dan gayut dengan
kompetensi utama di dalam kurikulum institusional suatu program studi yang
merupakan ciri khas program studi, dan berbeda antara universitas yang satu dengan
universitas yang lain dari program studi yang sama
7. Kompetensi lainnya adalah kompetensi yang gayut dengan kompetensi utama.
8. Profil Lulusan adalah peran yang diharapkan dapat dilakukan oleh lulusan program
studi di dalam masyarakat/dunia kerja. Profil ini adalah outcome pendidikan yang
akan dituju.

E. PERNYATAAN ISI STANDAR


1. Standar Profil Lulusan
a. Rektor/Dekan/Direktur PPs/Ketua Program Studi bersama tim pengembang
kurikulum, dalam menyusun kurikulum Program Studi berbasis kompetensi
sebagaimana yang diamanatkan pada PP Nomor 17 tahun 2010 pasal 97 ayat (1)
dan sesuai level Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) sebagaimana
diamanatkan pada Perpres No. 8/2012.
b. Rektor/Dekan/Direktur PPs/Ketua Program Studi bersama tim pengembang
kurikulum, dalam merumuskan standar kompetensi lulusan (SKL), mengacu pada
kebutuhan stakeholders dan keilmuan yang mengatisipasi perkembangan
masyarakat ke depan dan melibatkan dosen dan pemangku kepentingan
(stakeholders) yang relevan.
c. Rektor/Dekan/Direktur PPs/Ketua Program Studi bersama tim pengembang
kurikulum, dalam menyusun kompetensi utama harus mencirikan keunggulan
Fakultas/ Program Studi yang membedakan dengan lulusan Fakultas/ Program
Studi lain.
d. Setiap prodi wajib menyusun profil lulusan sebagai kriteria kompetensi lulusan
7
prodinya
e. Setiap prodi wajib menetapkan profil lulusan sebagai dasar penyusunan dalam
kurikulum untuk setiap mata kuliah
f. Setiap jurusan/ prodi wajib menetapkan kompetensi lulusan

2. Standar Kompetensi Lulusan


a. Rektor/Dekan/Direktur PPs/Ketua Program Studi menetapkan beban sks
yang ditempuh seorang mahasiswa untuk mencapai keberhasilan studi minimal:
1) Jenjang D3: 108 sks
2) Jenjang D4 : 148 sks
3) Jenjang S1 : 144 sks
4) Jenjang S2 : 36 sks
5) Jenjang S3 : 42 sks
b. Rektor/Dekan/Direktur PPs/Ketua Program Studi menetapkan IPK mahasiswa
untuk mencapai keberhasilan studi minimal :
1) Jenjang D3 : 2,75
2) Jenjang S1 : 2,75
3) Jenjang S2 : 3,00
4) Jenjang S3 : 3,50
c. Rektor/Dekan/Direktur PPs/Ketua Program Studi menetapkan kualifikasi lulusan
harus memiliki kecakapan berbahasa Inggris yang ditentukan berdasarkan nilai
minimum Test of English Proficiency Language (TOEFL):
1) Jenjang D3 : 400
2) Jenjang D4 : 400
3) Jenjang S1 : 400
4) Jenjang S2 : 450
5) Jenjang S3 : 450
d. Setiap jurusan/ prodi wajib menetapkan kompetensi lulusan

3. Standar Kinerja Lulusan


a. Rektor/Dekan/Direktur PPs/Ketua Program Studi bertanggungjawab melakukan
berbagai upaya dalam rangka pemenuhan standar kompetensi lulusan
b. Rektor /Dekan /Direktur PPs/Ketua Program Studi bertanggung jawab
tersosialisasinya Standar Komptensi Lulusan (SKL) yang dirumuskan harus
kepada dosen/mahasiswa/stakeholders dan dapat diakses setiap waktu.
c. Setiap jurusan/prodi wajib melakukan penilaian kinerja lulusan
d. Setiap lulusan wajib memiliki kategori kinerja baik

F. STRATEGI
8
1. Penetapan standar kompetensi lulusan dan turunan dari isi standar dilakukan
melalui mekanisme seperti yang diatur dalam Manual SPMI UMT
2. Melakukan sosialisasi Standar Kompetensi Lulusan, Standar Operasional Prosedur
(SOP), formulir (borang) kepada para pemangku kepentingan, seperti pejabat
struktural bidang akademik, para dosen, staf administrasi yang menangani bidang
akademik, dan para mahasiswa secara periodik.
3. Merancang program kerja peninjauan dan penyusunan kurikulum terkait dengan
pelaksanaan Standar Kompetensi Lulusan mengacu pada isi standar kompetensi
lulusan yang telah ditetapkan, yang dilakukan oleh ketua jurusan/program studi
4. Rektor/Dekan/Direktur PPs/Ketua Program Studi perlu membina hubungan
dengan organisasi profesi, alumni, pemerintah, dan dunia usaha/industri.
5. Menyelenggarakan pelatihan yang berkaitan dengan proses pembelajaran untuk
dosen.
6. Melaksanakan evaluasi dan usaha peningkatan stantar kompetensi lulusan agar
terbangun “siklus kaizen” yang berkelanjutan atau continuous quality
improvement.
7. Melaksanakan pengendalian Standar Kompetensi Lulusan secara terus menerus
selama kurun waktu “siklus manajemen SPMI
8. Melaksanakan audit internal guna mengetahui kekuatan dan kelemahan berbagai
kriteria yang terdapat dalam dokumen Standar Kompetensi Lulusan dan sebagai
penilaian (assessment) dari setiap jurusan/program studi dan unit kerja terkait
Standar Kompetensi Lulusan

G. INDIKATOR
1. Prodi telah menyusun profil lulusan minimal 3 bidang
2. Tingginya keterserapan lulusan (fresh graduate) dalam dunia usaha/industri
3. Prodi telah meneetapkan kompetensi lulusan
4. Prodi telah melakukan penilaian kinerja lulusan
5. Tingginya lulusan yang mempunyai kategori kinerja baik

H. DOKUMEN TERKAIT
1. Statuta UMT
2. Rentra UMT
3. Kebijakan Mutu SPMI UMT
4. Manual Mutu SPMI UMT
5. Pedoman Akademik Universitas dan Fakultas/Prodi
6. Dokumen Lulusan/Alumni
7. Dokumen Audit Mutu Internal
REFERENSI

9
1. Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,
Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang
Standar Nasional Pendidikan.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 141);
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 56
Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun
2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan
Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2012 tentang Statuta Universitas Muhammadiyah Tangerang.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14 tahun
2014 tentang Kerjasama Perguruan Tinggi.
13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesisa Nomor 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa,
14. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 234/U/2000
tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.
15. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002
tentang Kurikulum inti Pendidikan Tinggi.
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan

10
Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan
Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif Penyusunan
Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud, Direktorat
Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu
Perguruan Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi

Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BPM-UMT/SIP/02/3/03/16
Tanggal: 11-3-2016
TANGERANG

11
Revisi: 0
STANDAR ISI PEMBELAJARAN Halaman 2 dari 6 halaman

II. STANDAR ISI PEMBELAJARAN

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

BPM-UMT SIS 3 02 16

No Proses Penanggung Jawab Jabatan Tanda tangan Tanggal

1 Perumusan Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Ketua Tim 15 Januari 2017

2 Pemeriksaan Achmad Amarullah, M.Pd Wakil Rektor II 20 Maret 2017

Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2017

4 Penetapan Dr. H. Achmad Badawi, MM Rektor 20 Maret 2017

Direktur
5 Pengendalian Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM
BPMU
20 Maret 2017

12
A. RASIONAL

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


mengamanatkan bahwa pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Amanat tersebut diselenggarakan oleh pemerintah melalui suatu
sistem pendidikan nasional secara menyeluruh dalam segenap jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan.
Pendidikan nasional yang menyeluruh tersebut diarahkan kepada penjaminan
dalam pemerataan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi, serta efisiensi
menejemen pendidikan. Pemerataan pendidikan yang didasari oleh program wajib
belajar sembilan tahun, selanjutnya dikembangkan bagi terbukanya kesempatan seluas-
luasnya untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi pada pendidikan menengah
sampai dengan pendidikan tinggi. Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan
ditujukan untuk terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya melalui olahhati, olahpikir,
olahrasa, olahraga, dan olahhasta dalam mengembangkan wawasan, pengetahuan,
keterampialan, nilai dan sikap untuk aktif dan kreatif serta mampu berproduktifitas
tinggi, berpartisipasi dalam pembangunan nasional dan mengahadapi tantangan global.
Pada era globalisasi serta arus informasi maka dinamika berkehidupan
bermasyarakat serta berbangsa yang terus berkembang (berubah) baik dalam skala
lokal, regional maupun internasional, oleh karenanya diperlukan kualitas dalam sistem
pendidikan tinggi secara berkesinambungan. Penyesuaian dalam sistem Pendidikan
Tinggi di Universitas Muhammadiyah tangerang (UMT) dimulai dari Visi, Misi serta
Tujuan. Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan diupayakan melalui
pengembangan potensi peserta didik secara optimal sebagai sumber-daya manusia yang
mampu menghidupi dan menghidupkan diri sendiri, keluarganya serta masyarakatnya
dalam kualitas yang tinggi dan bermartabat, menguasai ilmu, teknologi dan seni, serta
budaya yang maju dan berdaya saing tinggi. Efisiensi menejemen ditempuh melalui
peningkatan profesionalitas pendidik dan tenaga kependidikan dalam pengelolaan
berbasis kinerja mereka, optimalisasi pendayagunaan sumber daya manusia dan sarana
serta penjaminan mutu penyelenggaraan pendidikan.
Upaya menyeluruh pendidikan sebagai implementasi Undang-undang Nomor
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diselenggarakan dengan acuan
standar pendidikan sebagaimana tertuang di dalam Permenristek dikti nomor 44 tahun
2015 tentang Standar Nasional Pendidikan yang menekankan pentingnya delapan
standar pendidikan minimal yaitu: (1) Standar Kompetensi Lulusan (2) Standar Isi
Pembelajaran, (3) Standar Proses Pembelajaran, (4) Standar Penilaian Pendidikan (5)
Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan, (6) Standar Sarana dan Prasarana, (7)
Standar Pengelolaan Pembelajaran, (8) Standar Pembiayaan Pembelajaran. Kedelapan

13
standar yang dimaksudkan itu berlaku untuk segenap jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan, termasuk didalamnya jalur/jenjang/jenis pendidikan tinggi.
Standar Isi merupakan kriteria minimal bahan kajian sesuai capaian
pembelajaran yang dituangkan dalam kurikulum berbasis KKNI yang harus dipenuhi
oleh lulusan pendidikan tinggi. Perancangan, evaluasi, dan pengembangan kurikulum
merupakan salah satu proses rutin yang terus dilakukan oleh pendidikan tinggi untuk
memenuhi standar isi. Kurikulum yang berlaku harus merepresentasikan visi, misi dan
tujuan perguruan tinggi serta profil lulusan yang diinginkan. Seiring dengan
perubahan-perubahan yang terus terjadi di masyarakat, diperlukan suatu standar isi
pembelajaran yang secara rutin dipantau dan dievaluasi sehingga dapat mengikuti
perubahan yang terjadi. Dengan demikian lulusan yang dihasilkan akan sesuai dengan
permintaan dan kepentingan stakeholders. Oleh karena itu, UMT melalui LPMU
menetapkan standar isi sebagai tolok ukur bagi pimpinan universitas, fakultas/pasca-
sarjana, dan program studi yang bertanggung jawab dalam perannya sebagai
perancang, penilai, dan pembaharu atau pengembang standar isi. Standar isi dokumen
mutu UMT memuat turunan sebagai berikut:
1. Standar Kerangka dasar dan struktur kurikulum
2. Standar Beban belajar, dan
3. Standar Kalender akademik
4. Standar Evaluasi dan pengembangan kurikulum

B. VISI, MISI DAN TUJUAN UMT


1. Visi UMT
Menjadi Universitas Unggul Dalam pengembangan IPTEKS

2. Misi UMT
a) Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b) Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c) Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d) Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.

3. Tujuan UMT
a) Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b) Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c) Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d) Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.

14
C. SUBYEK/PIHAK YANG BERTANGGUNGJAWAB UNTUK
MENCAPAI/ MEMENUHI ISI STANDAR

1. Rektor sebagai pimpinan universitas


2. Dekan/Direktur sebagai pimpinan Fakultas/PPs
3. Ketua Program Studi sebagai pimpinan Program Studi

D. ISTILAH DAN DEFINISI


1. Menetapkan standar adalah tindakan berupa persetujuan dan pengesahan standar
sehingga standard dinyatakan berlaku.
2. Studi pelacakan adalah studi untuk mendapatkan data yang diperlukan dari
pemangku kepentingan internal dan/atau eksternal sebagai bahan acuan untuk
menentukan/membuat draf standar.
3. Standar isi berdasarkan PP nomor 19 tahun 2005 bab I pasal 1 ayat (5) adalah ruang
lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang
kompetensi lulusan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan
silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.
4. Standar isi berdasarkan PP nomor 19 tahun 2005 bab III pasal 5 ayat (2) memuat
kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan
pendidikan, dan kalender akademik.
5. Kerangka Dasar dan Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata kuliah
yang harus ditempuh oleh mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran.
6. Kurikulum sebagaimana tercantum pada PP nomor 17 tahun 2010 pasal 27 adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tinggi.
7. Kompetensi hasil didik suatu program studi berdasarkan PP nomor 17 tahun 2010
pasal 2 ayat (1) terdiri atas:
a. Kompetensi utama;
b. Kompetensi pendukung;
c. Kompetensi lain yang bersifat khusus dan gayut dengan kompetensi utama.
8. Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang
dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam
melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.
9. Kurikulum pendidikan tinggi yang menjadi dasar penyelenggaraan program studi
terdiri atas (kepmendiknas 232/U/2000 pasal 7 ayat (1)):
a. Kurikulum inti;
b. Kurikulum institusional
10. Kurikulum inti merupakan penciri dari kompetensi utama (kepmendiknas
045/U/2002 pasal 3 ayat (1)).

15
11. Kurikulum institusional merupakan sejumlah bahan kajian dan pelajaran yang
merupakan bagian kurikulum pendidikan tinggi, terdiri atas tambahan dari
kelompok ilmu dalam kurikulum inti yang disusun dengan memperhatikan keadaan
dan kebutuhan lingkungan serta ciri khas perguruan tinggi.
12. Kurikulum institusional didalamnya terumuskan kompetensi pendukung dan
kompetensi lainnya, yang bersifat khusus dan gayut dengan kompetensi utama
suatu program studi dan ditetapkan oleh institusi penyelenggara program studi.
13. Kompetensi pendukung sebesar 20% sampai dengan 40% dari keseluruhan beban
studi.
14. Kompetensi lainnya sebesar 0% sampai dengan 30% dari keseluruhan beban studi.
15. Standar Isi merupakan kriteria minimal bahan kajian sesuai capaian pembelajaran
yang dituangkan dalam kurikulum yang harus dipenuhi oleh lulusan pendidikan
tinggi, yang memuat kurikulum program studi pada suatu program pendidikan dan
beban pembelajaran.
16. Kurikulum program studi merupakan seperangkat rencana dan pengaturan bahan
kajian, serta metode pembelajaran, yang dilaksanakan dan digunakan untuk
memenuhi capaian pembelajaran program studi.
17. Profil lulusan adalah keahlian yang dimiliki dan peran yang diharapkan pada
lulusan.
18. Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang
dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam
melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.
19. Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh melalui internalisasi
pengetahuan, keterampilan, kompetensi, dan akumulasi pengalaman kerja.
20. Bahan kajian adalah suatu bangunan ilmu, teknologi atau seni, obyek yang
dipelajari, yang menunjukkan ciri bidang ilmu tertentu.
21. Sistem Kredit Semester adalah suatu sistem penyelenggaraan pendidikan dengan
menggunakan satuan kredit semester untuk menyatakan beban studi mahasiswa,
beban kerja dosen, pengalaman belajar, dan beban penyelenggaraan program.
22. Satuan kredit semester (sks) adalah takaran penghargaan terhadap pengalaman
belajar yang diperoleh selama satu semester melalui kegiatan terjadwal per minggu
23. Beban belajar mahasiswa adalah 8 (delapan) jam per hari, atau 48 (empat puluh
delapan) sampai 60 (enam puluh) jam per minggu.
24. Pembelajaran dapat berbentuk kuliah, responsi/tutorial/seminar/bentuk
pembelajaran lain yang sejenis, praktikum, praktek lapangan, penyusunan tugas
akhir/skripsi, tesis, atau disertasi.
25. Rincian waktu 1 (satu) sks untuk berbagai bentuk pembelajaran sebagai berikut:
a. Kuliah, yaitu kegiatan pembelajaran yang terdiri atas: kegiatan belajar dengan
tatap muka 50 (lima puluh) menit per minggu per semester. Kegiatan belajar
dengan penugasan terstruktur 60 (enam puluh) menit per minggu per semester
untuk program sarjana, dan 120 (seratus dua puluh) menit per minggu per
semester untuk program pascasarjana. Kegiatan belajar mandiri 60 (enam puluh)
menit per minggu per semester untuk program sarjana, dan 120 (seratus dua

16
puluh) menit per minggu per semester untuk program pascasarjana.
b. Responsi, tutorial, seminar, bentuk pembelajaran lain yang sejenis, yaitu kegiatan
pembelajaran yang terdiri atas: Kegiatan belajar tatap muka 100 (seratus) menit
per minggu per semester. Kegiatan belajar mandiri 60 (enam puluh) menit per
minggu per semester.
c. Praktikum, yaitu kegiatan pembelajaran di laboratorium/bengkel/studio
/pengabdian kepada masyarakat dan atau proses pembelajaran yang sejenis
selama 100 menit per minggu per semester;
d. Praktek lapangan/kerja praktek, yaitu kegiatan pembelajaran dengan praktek di
lapangan selama 240 menit per minggu per semester;
e. Tugas akhir/Skripsi/karya seni/bentuk lain yang setara, yaitu kegiatan penelitian/
pembuatan model/pembuatan dan atau pergelaran karya
seni/perencanaan/perancangan 4 (empat) jam per minggu per semester;
f. Tesis dan disertasi, yaitu kegiatan penelitian 4 (empat) jam per minggu per
semester.
26. Semester adalah satuan waktu kegiatan yang terdiri atas minimal 16 (enam belas)
minggu.
27. Semester sisipan/pendek/antara adalah satuan kegiatan akademik yang
diselenggarakan antara semester genap dan semester gasal atau sebaliknya yang
ekivalen dengan semester genap dan semester gasal sesuai dengan pengertian
satuan kredit semester (sks).
28. Semester pendek/antara diselenggarakan selama paling sedikit 8 minggu, dengan
beban belajar maksimal paling banyak 9 sks. Apabila semester antara
diselenggarakan dalam bentuk perkuliahan, tatap muka dilakukan minimal 16 kali
termasuk ujian tengah semester dan ujian akhir semester.

E. PERNYATAAN ISI STANDAR


1. Standar Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
a. Ketua Program Studi dan tim kurikulum dalam menyusun kurikulum Program Studi
dikembangkan dan dilaksanakan berbasis kompetensi sebagaimana yang
diamanatkan pada PP Nomor 17 tahun 2010 pasal 97 ayat (1).
b. Kompetensi hasil didik suatu program studi (berdasarkan Kepmendiknas nomor
045 /U tahun 2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi pasal 2 ayat 1 ) terdiri
atas:
1) Kompetensi utama;
2) Kompetensi pendukung;
3) Kompetensi lain yang bersifat khusus dan gayut dengan kompetensi utama.
c. Ketua Program Studi dan tim kurikulum bersama masyarakat profesi dan pengguna
lulusan menetapkan kurikulum inti Program Studi sebagaimana amanat
Kepmendiknas nomor 045/U/2002 pasal 6 ayat (2).
d. Kurikulum inti (kepmendiknas nomor 045/U/2002 pasal 3 ayat (2)) suatu program
studi bersifat:

17
1) dasar untuk mencapai kompetensi lulusan;
2) acuan baku minimal mutu penyelenggaraan program studi;
3) berlaku secara nasional dan internasional;
4) lentur dan akomodatif terhadap perubahan yang sangat cepat di masa datang;
5) kesepakatan bersama antara kalangan perguruan tinggi, masyarakat profesi dan
pengguna lulusan.
e. Kompetensi berdasarkan pada SK Mendiknas nomor 045/U/2002 yang diperkuat
pada PP nomor 17 tahun 2010 pasal 97 ayat (3) paling sedikit memenuhi elemen
kurikulum sebagai berikut:
1) Landasan kepribadian;
2) Penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan/ atau olah raga;
3) Kemampuan dan ketrampilan berkarya;
4) Sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu
dan keterampilan yang dikuasai;
5) Penguasaan kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilhan keahlian
dalam berkarya.
f. Ketua Program Studi dan tim kurikulum dalam menyusun kompetensi utama atau
kurikulum inti program sarjana berkisar antara 40% - 80% dari jumlah sks
kurikulum program sarjana; Sedangkan untuk program diploma sekurang-kurangnya
40% dari kurikulum program diploma (Kepmendiknas 232/U/2000 pasal 8 ayat (2)
dan (3)).
g. Ketua Program Studi dan tim kurikulum dalam menyusun kerangka dasar dan
struktur kurikulum sarjana strata 1 (S1) dan diploma wajib memuat mata kuliah
Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, dan Bahasa selama dalam
periode pendidikan (UU no. 20 Sisdiknas 2003 pasal 37 ayat (2)).
h. Selain pada pernyataan ke satu, untuk kurikulum tingkat program sarjana strata satu
dan diploma, wajib memuat mata kuliah yang bermuatan kepribadian, kebudayaan,
serta mata kuliah Statistika, dan/atau Matematika.
i. Ketua Program Studi dan tim kurikulum dalam menyusun beban studi kurikulum
untuk program sarjana strata 1 (S1) minimal 144 (seratus empat puluh empat) sks
dan maksimal 160 (seratus enam puluh) sks, dengan waktu tempuh studi yang
dijadualkan untuk 8 (delapan) semester dan dapat ditempuh dalam waktu kurang
dari 8 (delapan) semester dan paling lama 14 (empat belas) semester.
j. Ketua Program Studi dalam menyusun penyelenggaraan pendidikan setiap tahun
akademik dibagi dalam dua semester yang masing-masing terdiri atas 16 (enam
belas) minggu yang dilaksanakan sesuai dengan kalender akademik perguruan
tinggi.
k. Ketua Program Studi dapat menyelenggarakan kegiatan semester sisipan/pendek di
antara semester genap dan semester gasal atau sebaliknya yang kegiatannya ekivalen
dengan satuan kredit semester (sks); Penanggung jawab semester sisipan/pendek
adalah Kaprodi dengan membentuk panitia/tim yang melibatkan unsur administrasi
program studi.

18
l. Dekan/Direktur PPs membentuk tim penyusun kurikulum yang beranggotakan
Ketua prodi, dosen, dan stakeholder untuk menyusun kurikulum berdasarkan
struktur penyusunan kurikulum yang baik (Skema penyusunan kurikulum lihat
Lampiran 1).
m. Ketua Prodi, tim pengembang kurikulum, dan stakeholder menetapkan profil
lulusan yang memenuhi University Values, Scientific Vision, dan Market Signal
(Matriks profil lulusan lihat Lampiran 2).
n. Ketua Prodi, tim pengembang kurikulum, dan stakeholders merumuskan capaian
pembelajaran terdiri dari capaian pembelajaran utama, capaian pembelajaran
pendukung, dan capaian pembelajaran lainnya yang sesuai dengan profil lulusan
(Matriks profil lulusan dan capaian pembelajaran, Lampiran 3).
o. Ketua Prodi, tim pengembang kurikulum, dan stakeholders menganalisis elemen-
elemen capaian pembelajaran : (1) landasan kepribadian, (2) penguasaan ilmu dan
keterampilan, (3) kemampuan berkarya, (4) sikap dan perilaku dalam berkarya
menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai, (5)
pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian
dalam berkarya; yang sesuai dengan jenis dan rumusan capaian pembelajaran
(Matriks kaitan jenis, rumusan, dan elemen-elemen capaian pembelajaran,
Lampiran 4).
p. Ketua Prodi, tim pengembang kurikulum, dan stakeholders menganalisis bahan
kajian yang akan dipelajari dalam rangka memenuhi capaian pembelajaran; yang
sesuai dengan tingkat kedalaman materi, tingkat keluasan materi, dan tingkat
kemampuan mahasiswa. (Matriks capaian pembelajaran dan bahan kajian,
Lampiran 5).
q. Ketua Jurusan/Bagian/Prodi, tim pengembang kurikulum, dan stakeholders
membentuk mata kuliah berdasarkan keterdekatan bahan kajian bila beberapa bahan
kajian dipelajari dalam satu mata kuliah, yang sesuai capaian pembelajaran
(Matriks capaian pembelajaran, bahan kajian, dan mata kuliah, Lampiran 6).
r. Ketua Prodi, tim pengembang kurikulum, dan stakeholder menyusun sebaran mata
kuliah di dalam semester, yang terdistribusi dengan baik (Matriks sebaran mata
kuliah, Lampiran 7).

2. Standar Beban Belajar


a. Ketua Prodi dan tim kurikulum menyusun beban studi untuk program:
1) Sarjana (S1) minimal 144 sks yang meliputi mata kuliah wajib umum paling
sedikit 8 (delapan) sks, serta mata kuliah wajib program studi dan mata kuliah
pilihan paling sedikit 126 (seratus dua puluh enam) sks, termasuk skripsi dan
artikel-nya/tugas akhir/karya seni/bentuk lain yang setara 4 – 6 sks;
2) Magister (S2) paling sedikit 36 (tiga puluh enam) sks bagi lulusan sebidang
dari program sarjana atau yang setara, yang meliputi mata kuliah wajib
program studi dan mata kuliah pilihan paling sedikit 32 (tiga puluh dua) sks
termasuk tesis dan artikelnya/karya seni/bentuk lain yang setara 6 - 8 sks.
3) Doktor (S3) paling sedikit 42 (empat puluh dua) sks bagi lulusan sebidang
19
dari program magister atau yang setara, yang meliputi sejumlah mata kuliah
wajib program studi dan mata kuliah pilihan tingkat lanjut, termasuk penelitian
untuk menghasilkan disertasi dan artikelnya/karya seni/bentuk lain yang paling
sedikit 12 (duabelas) sks.
4) Diploma tiga paling sedikit 108 (seratus delapan) sks bagi lulusan
pendidikan menengah atas, yang meliputi mata kuliah wajib umum paling
banyak 8 (delapan) sks, serta mata kuliah wajib program studi dan mata kuliah
pilihan keahlian paling sedikit 100 (seratus) sks.
5) Bidang Profesi minimal 24 (dua puluh empat) sks bagi lulusan S1
b. Ketua Prodi dan tim kurikulum menetapkan mata kuliah matrikulasi bagi Program
Magister atau Program Doktor yang tidak sebidang paling sedikit 12 (dua belas) sks
sesuai dengan kebutuhan program studi.
c. Ketua Prodi dan tim kurikulum menyusun masa studi untuk program:
1) Sarjana (S1), waktu tempuh studi yang dijadualkan untuk 8 (delapan) semester
dan dapat ditempuh dalam waktu 8 (delapan) semester dan paling lama 14
(empat belas) semester.
2) Magister (S2), waktu tempuh studi yang dijadualkan untuk 4 (empat) semester
dan dapat ditempuh dalam waktu 4 (empat) semester dan paling lama 6 (enam)
semester.
3) Doktor (S3), waktu tempuh studi yang dijadualkan untuk 6 (enam) semester
dan dapat ditempuh dalam waktu 6 semester dan paling lama 10 semester.
4) Diploma III, waktu tempuh studi yang dijadualkan untuk 6 (enam) semester
dan dapat ditempuh dalam waktu 6 (empat) semester dan paling lama 10
(sepuluh) semester.
5) Profesi dan D IV, waktu tempuh dijadualkan untuk 8 (delapan) semester dan
dapat ditempuh dalam waktu 8 (delapan) semester dan paling lama 14 (empat
belas) semester.
d. Ketua Prodi dan tim kurikulum menetapkan persyaratan mutasi mahasiswa atau
lulusan program studi pada jenis pendidikan lain secara akuntabel dan transparan.
e. Ketua Prodi dan tim kurikulum menyusun penyelenggaraan pendidikan setiap tahun
akademik terdiri dari dua semester yang masing-masing semester terdiri dari 16
minggu yang dilaksanakan sesuai dengan kalender akademik universitas.
f. Ketua Prodi dan tim kurikulum menyusun penyelenggaraan kegiatan semester
sisipan/pendek/antara di antara semester genap dan semester ganjil yang
kegiatannya ekivalen dengan satuan kredit semester (sks).

3. Standar Muatan Kurikulum


a. Setiap prodi wajib menyusun muatan kurikulum dengan mengacu pada:
1) Visi, misi, tujuan dan sasaran prodi
2) Jumlah mata kuliah sesuai dengan kompetensi lulusan prodi
3) Jumlah sks sesuai dengan Spesifikasi Prodi
4) Arah dan KompetensiKurikulum sesuai dengan Spesifikasi Prodi
b. Fakultas/prodi wajib meninjau silabus/SAP/RPS matakuliah yang terdiri dari

20
Kompetensi Utama, Kompetensi Pendukung, dan Kompetesi khusus/lainya
mininal sekali setiap akhir ahun akademik.

4. Standar Kalender Akademik

a. Pimpinan UMT , fakultas wajib Menyusun Kalender akademik paling


lambat 2 bulan sebelum Kalender Akademik tahun berjalan berakhir

b. Pimpinan UMT wajib Melibatkan seluruh pimpinan unit kerja akademik


dalam Penyusunan Kalender akademik

c. Pimpinan UMT wajib Melaksanakan penetapan kalender akademik

d. Biro Administrasi umum wajib Mendistribusikan kalender akademik ke


seluruh unit kerja dan meng-up load ke dalam web UMT paling lambat 1
minggu setelah penetapan

F. STRATEGI
1. Dekan/Direktur PPs, Ketua Prodi perlu membina hubungan dengan organisasi
profesi, alumni, pemerintah, dan dunia usaha.
2. Dekan/Direktur PPs, Ketua Prodi menyelenggarakan pelatihan yang berkaitan
dengan penyusunan dan pengembangan kurikulum untuk dosen.
3. Dekan/Direktur PPs, Ketua Prodi melakukan sosialisasi kepada civitas akademika.

G. INDIKATOR
1. Terbentuknya Tim Penyusun Kurikulum Universitas berdasarkan SK Rektor
2. Terbentuknya Tim Penyusun Kurikulum yang melibatkan jurusan/bagian/prodi,
dosen, dan stakeholders berdasarkan SK Dekan/Direktur Pascasarjana.
3. Ditetapkannya profil lulusan berdasarkan University Values, Scientific Vision, dan
Market Signal.
3. Adanya rumusan capaian pembelajaran (Learning Outcome) yang sesuai dengan
profil lulusan.
4. Elemen-elemen kurikulum sesuai dengan rumusan capaian pembelajaran.
5. Bahan kajian sesuai dengan tingkat kedalaman materi, tingkat keluasan materi, dan
tingkat kemampuan mahasiswa, serta rumusan capaian pembelajaran.
6. Mata kuliah terbentuk berdasarkan kedekatan bahan kajian bila beberapa bahan
kajian dipelajari dalam satu mata kuliah serta sesuai dengan capaian pembelajaran
7. Sebaran mata kuliah di dalam semester, terdistribusi dengan baik
8. Beban studi sesuai dengan jenis pendidikan akademik.
9. Mata kuliah matrikulasi bagi Program Magister atau Program Doktor yang tidak
sebidang paling sedikit 12 (dua belas) sks.
10. Masa studi sesuai dengan jenis pendidikan akademik.
21
11. Mutasi mahasiswa atau lulusan program studi pada jenis pendidikan lain memenuhi
persyaratan dan ditetapkan secara akuntabel dan transparan
12. Terpenuhinya penyelenggaraan pendidikan setiap tahun akademik yang terdiri dari
dua semester dan masing-masing semester terdiri dari 16 (enam belas) minggu
yang dilaksanakan sesuai dengan kalender akademik universitas.
13. Penyelenggaraan kegiatan semester sisipan/pendek di antara semester genap dan
semester ganjil yang kegiatannya ekivalen dengan satuan kredit semester (sks)
serta sesuai dengan kalender akademik universitas.

H. DOKUMEN TERKAIT
1. Standar Kompetensi Lulusan
2. Dokumen Manajemen (Statuta, Rencana Induk Pengembangan (RIP), Rencana
Strategis (Renstra), Rencara Operasional (Renop), Struktur Organisasi, Peraturan
Kepegawaian dan Kode Etik).
3. Dokumen Akademik (Kebijakan Akademik, Peraturan Akademik, Pedoman
Akademik, Standar Akademik, Kurikulum, Silabus, RPP/RPS, Buku Ajar, Instrumen
Evaluasi Pembelajaran, Berita Acara Perkuliahan)
4. Dokumen Mutu (Kebijakan Mutu, Manual Mutu, Standar Mutu, Standar
Operasional Prosedur [SOP], Instruksi Kerja [IK], Formulir Kerja [FK]).

22
Lampiran 1. Sruktur penyusunan kurikulum.

Lampiran 2. Contoh Matriks profil lulusan

23
Lampiran 3. Matriks profil lulusan dan capaian pembelajaran

Lampiran 4. Matriks kaitan jenis, rumusan, dan elemen-elemen capaian pembelajaran

24
Lampiran 5. Matriks capaian pembelajaran dan bahan kajian.

Lampiran 6. Mariks capaian pembelajaran, bahan kajian, dan mata kuliah

25
Lampiran 7. Mariks sebaran mata kuliah dalam semester

26
REFERENSI

1. Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan


dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar
Nasional Pendidikan.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 141);
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian
Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2013
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 Tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas,
Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 142);
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2012 tentang Statuta Universitas Muhammadiyah Tangerang.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14 tahun
2014 tentang Kerjasama Perguruan Tinggi.
13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesisa Nomor 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar
Mahasiswa,
14. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 234/U/2000 tentang
Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.
15. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002 tentang
Kurikulum inti Pendidikan Tinggi.
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan

27
Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan
Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan Kurikulum
Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif Penyusunan Kurikulum).
Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud, Direktorat Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu Perguruan
Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan Tinggi”,
Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-
PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data Pendidikan
Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan Tinggi

28
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SPP/03/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
Revisi: 0
STANDAR PROSES PEMBELAJARAN Halaman 2 dari 6 halaman

III. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

BPM-UMT SIS 3 03 16

No Proses Penanggung Jawab Jabatan Tanda tangan Tanggal

1 Perumusan Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Ketua Tim 15 Januari 2017

2 Pemeriksaan Achmad Amarullah, M.Pd Wakil Rektor II 20 Maret 2017

Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2017

4 Penetapan Dr. H. Achmad Badawi, MM Rektor 20 Maret 2017

5 Pengendalian Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Direktur BPMU 20 Maret 2017

29
A. RASIONAL
Dalam rangka pembaharuan sistem pendidikan nasional telah ditetapkan visi,
misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi pendidikan nasional adalah
terwujud-nya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang
berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu
berubah.
Terkait dengan visi tersebut telah ditetapkan serangkaian prinsip
penyelenggaraan pendidikan untuk dijadikan landasan dalam pelaksanaan reformasi
pendidikan. Salah satu prinsip tersebut adalah pendidikan diselenggarakan sebagai
proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang
hayat. Dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan,
membangun kemauan, dan mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik.
Implikasi dari prinsip ini adalah pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari
paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Pembelajaran di Universitas
Muhammadiyah Tangerang (UMT) adalah proses interaksi peserta didik (mahasiswa)
dengan dosen dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran
perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif
dan efisien.
Mengingat kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang dan karakteristik
peserta didik, serta tuntutan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu, proses
pembelajaran untuk setiap mata kuliah harus fleksibel, bervariasi, dan memenuhi
standar. Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan di UMT harus interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik (mahasiswa).
Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang
Standar Nasional Pendidikan salah satu standar yang harus dikembangkan adalah
standar proses. Standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada
satu satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Standar proses
berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan di seluruh wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar proses ini berlaku untuk jenjang
pendidikan tinggi di UMT pada jalur formal, baik pada sistem paket maupun pada
sistem kredit semester.
Standar proses mengacu kepada Permenristek Dikti No.44 tahun 2015 Bagian
keempat standar proses pembelajaran pasal 10 ayat 2 meliputi (1) karakteristik proses
pembelajaran, (2) perencanaan proses pembelajaran, (3) pelaksanaan proses
pembelajaran, dan (4) beban belajar mahasiswa.
Keberhasilan belajar mahasiswa tergantung pada kualitas proses pembelajaran
yang disajikan dosen. Kualitas proses pembelajaran dipengaruhi oleh 2 faktor utama:
(1) faktor dosen dan (2) faktor mahasiswa. Faktor dosen meliputi: (a) kualitas
perencanaan dosen dalam menyiapkan proses pembelajaran (b) kualitas kemampuan
dosen dalam mengemas proses pembelajaran. Faktor mahasiswa meliputi: (a) kesiapan
30
dan kesungguhan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, (b) kemampuan
mahasiswa dalam menyerap materi pembelajaran, (c) aktivitas dan kreativitas
mahasiswa dalam proses pembelajaran.
Agar proses pembelajaran berjalan efektif dan bermanfaat untuk menjamin
terjadinya peningkatan mutu pembelajaran diperlukan standar mutu proses
pembelajaran yang disusun berdasarkan peraturan perundang-undangan, visi dan misi
universitas, serta dengan memperhatikan kompetensi lulusan yang dibutuhkan
stakeholders maka diperlukan patokan, ukuran, criteria tertentu yang harus dipenuhi
oleh dosen dan mahasiswa. Berdasarkan hal tersebut, maka dirumuskan Standar Proses
pembelajaran. Dengan demikian standar mutu proses pembelajaran terdiri dari standar
turunan :

1. Standar Perencanaan Proses Pembelajaran


2. Standar Pelaksanaan Proses Pembelajaran
3. Standar Penilaian Hasil Proses Pembelajaran
4. Standar Pengawasan Proses Pembelajaran

B. VISI, MISI DAN TUJUAN UMT


1. Visi UMT
Menjadi Universitas Unggul Dalam pengembangan IPTEKS

2. Misi UMT
a) Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b) Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c) Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d) Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.

3. Tujuan UMT
a) Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b) Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c) Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d) Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.

B. SUBYEK/PIHAK YANG BERTANGGUNGJAWAB UNTUK MENCAPAI/


MEMENUHI ISI STANDAR
31
1. Rektor sebagai pimpinan universitas
2. Dekan/Direktur sebagai pimpinan fakultas/PPs
3. Ketua Program Studi sebagai pimpinan Prodi
4. Dosen sebagai penyelenggara kegiatan akademik dan non-akademik

C. ISTILAH DAN DEFINISI


1. Rencana Pembelajaran Semester (RPS) adalah rencana pembelajaran
untuk setiap pertemuan yang mencakup identitas matakuliah, capaian pembelajaran,
tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
2. Proses pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
3. Standar Proses adalah Standar yang berhubungan dengan pelaksanaan
pembelajaran pada suatu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi
lulusan
4. Monitoring Pelaksanakan Proses Pembelajaran adalah pengawasan
atau pemantauan yang memastikan bahwa proses pembelajaran berjalan sesuai
dengan yang ditetapkan.
5. Instrumen Penilaian Proses Pembelajaran adalah instrumen/alat yang
digunakan untuk menilai jalannya proses pembelajaran. Penilaian proses
pembelajaran mencakup penilaian aktivitas belajar mahasiswa.

D. PERNYATAAN ISI STANDAR

1. Standar Perencanaan Proses Pembelajaran


a. Dekan/Prodi merumuskan standar perencanaan proses pembelajaran.
1) RPS (rencana pembelajaran semester)
2) Jadual dan tempat kuliah.
3) Jadual dan dosen perwalian akademik/PA
4) Jadual pendaftaran mata kuliah (rencana studi) oleh mahasiswa
5) Bagi dosen harus merencanakan proses pembelajaran sesuai dengan yang
ditetapkan UMT, dalam hal ini prodi.
b. Dekan/Prodi merumuskan standar pelaksanaan proses pembelajaran.
1) Jumlah minimal dan maksimal mahasiswa per kelas
2) Beban mengajar maksimal per dosen
3) Jumlah pertemuan minimal 16 kali termasuk ujian UTS dan UAS.
4) Rasio minimal jumlah mahasiswa untuk setiap dosen
5) Prasarana dan sarana perkuliahan.
c. Setiap dosen wajib menyusun RPS/SAP matakuliah yang diampu minimal 1 minggu
sebelum perkuliahan
d. Dosen menyusun instrumen penilaian proses pembelajaran setiap awal semester
sebelum proses pembelajaran.
32
e. Ketua prodi wajib menyusun jadwal kuliah dan memasukkan jadwal secara on line
setiap semester
f. Dosen Pembimbing Akademik wajib membimbing mahasiswa dalam perencanaan
kuliah 2 minggu sebelum perkuliahan dimulai.
g. Mahasiswa wajib memasukan daftar matakuliah yang telah disetujui oleh DPA
secara on line sesuai jadwal kalender akademik
h. Setiap isi matakuliah sesuai dengan VMT prodi, kebutuhan stakeholder dan
keunggulan program studi

2. Standar Pelaksanaan Proses Pembelajaran


a. Dosen dan mahasiswa melaksanakan kontrak proses pembelajaran pada setiap awal
perkuliahan
b. Dosen melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan.
c. Dosen melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan jadual perkuliahan dan
RPS.
d. Dosen melaksanakan penilaian proses pembelajaran setiap akhir pertemuan, tengah
semester, dan akhir semester.
e. Setiap dosen wajib menyusun 1 buku ajar atau diktat atau modul per matakuliah
f. Setiap prodi atau fakultas atau universitas wajib menyediakan buku wajib setiap
matakuliah
g. Setiap dosen wajib mengisi jurnal perkuliahan, kontrak perkuliahan, dan daftar
hadir dosen sesuai dengan SAP/RPS
h. Setiap dosen wajib memberikan minimal 2 macam tugas kepada mahasiswa setiap
semester

3. Standar Penilaian Hasil Proses Pembelajaran


a. Setiap dosen wajib memberikan ujian (UTS dan UAS) sesuai standar ujian
dan peraturan ujian
b. Setiap dosen wajib menyerahkan soal ujian selambat-lambatnya 1 minggu
sebelum ujian dilaksanakan
c. Setiap dosen wajib memberikan penilaian sesuai pedoman penilaian yang
telah ditetapkan oleh prodi atau fakultas atau universitas.
d. Setiap dosen wajib menyerahkan berita acara ujian, naskah ujian ke
skertariat panitia ujian prodi pada hari terkharir ujian
e. Setiap dosen wajib memasukan nilai secara on line seminggu setelah ujian
selesai
f. Setiap DPA wajib memberikan evaluasi hasil belajar mahasiswa di akhir
tahun akademik
g. Setiap DPA wajib melaksanakan tindak lanjut hasil evaluasi belajar
mahasiswa di akhir tahun akademik
h. Setiap dosen wajib di evaluasi kinerjanya oleh mahasiswa melalui angket
setiap semester
i. Setiap prodi wajib melakukan tindak lanjut hasil dari angket
33
j. Setiap prodi wajib memeriksa persyaratan kelulusan 2 minggu sebelum
sidang skripsi.

4. Standar Pengawasan Proses Pembelajaran


a. Dekan/Prodi menetapkan standar pengawasan proses pembelajaran setiap tahun
akademik.
b. Dekan/Prodi menetapkan Standar Mutu Pengawasan Proses Pembelajaran, yang
mengatur tentang:
1) Pemantauan/Monitoring
2) Evaluasi/Audit
3) Pelaporan dan
4) Tindak lanjut
c. Dekan/Prodi menetapkan pengendalian pelaksanaan standar proses pembelajaran
yang tidak mencapai standar yang telah ditetapkan.
d. Dekan menetapkan jadwal perkuliahan setiap semester pada tahun akademik yang
berjalan.
e. Pimpinan Fakultas wajib melaksanakan pengawasan, perencanaan, dan pelaksanaan
proses pembelajaran sesuai VMTS setiap bulan.
f. Ketua Program Studi memonitoring perencanaan dan pelaksanaan proses
pembelajaran setiap matakuliah dalam setiap bulan.
g. Program Studi mengevaluasi hasil monitoring pelaksanaan proses pelaksanaan
pembelajaran setiap akhir semester.
h. Ketua Program Studi membuat laporan hasil monitoring pelaksanaan proses
pelaksanaan pembelajaran setiap semester.
i. Fakultas/GPM menindaklanjuti laporan hasil monitoring pelaksanaan proses
pelaksanaan pembelajaran setiap semester.
j. LPM dan GPM wajib mengevaluasi kesesuaian antara standar dan
implementasi/pelaksanaan proses pembelajaran setiap tahun akademik.

E. STRATEGI
1. Dekan/Ketua Program Studi dan atau Pimpinan Unit lainnya melakukan sosialisasi
Standar dan mengawasi serta mengevaluasi tahapan :
a. perencanaan proses pembelajaran
b. pelaksanaan proses pembelajaran
c. pengawasan proses pembelajaran
2. Kaprodi mengkoordinir penyusunan RPS menjelang awal semester.
3. Dekan/Kaprodi melaksanakan monitoring pelaksanaan proses pembelajaran
4. Dekan/Prodi melaksanakan evaluasi terhadap hasil monitoring pelaksanaan proses
pembelajaran
5. GPMF menyiapkan instrumen monitoring dan evaluasi pembelajaran
6. Dekan/kaprodi menindaklanjuti (melaksanakan umpan balik) hasil evaluasi terhadap
pelaksanaan proses pembelajaran
34
7. Dekan/GPMF mengevaluasi Tingkat Kepuasan Mahasiswa dan Stakeholders
8. Dekan/GPMF/Kaprodi melakukan rapat koordinasi evaluasi akhir semester dan
persiapan pelaksanaan awal semester

F. INDIKATOR
1. Semua RPS terkumpul sebelum proses pembelajaran dimulai.
2. Dosen melaksanakan proses pembelajaran minimal 14 kali tatap muka (7 kali
sebelum UTS dan 7 kali setelah UTS) dan 2 kali Ujian (UTS & UAS)
3. Tingkat Kepuasan Mahasiswa minimal 65 %
4. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan minimal 3 kali
untuk setiap matakuliah dalam setiap semester.
5. Proses pembelajaran berjalan sesuai dengan rencana, dibuktikan dengan tingkat
kehadiran mahasiswa maupun dosen yang tinggi
6. Kelengkapan dokumen (borang) dan pengisian yang tertib serta teratur atau
tersusun rapi.
7. Rata-rata indeks prestasi kelulusan (IPK) meningkat, rata-rata lama masa studi
menurun dan terpenuhinya kompetensi lulusan seperti yang diharapkan.

G. DOKUMEN TERKAIT
1. RPS.
2. Instrumen Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan proses pembelajaran.
3. Angket Tingkat Kepuasan Mahasiswa
4. Format Umpan Balik Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan proses pembelajaran.
5. Dokumentasi Proses Proses pembelajaran secara sampling.
6. Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan,
7. Standar Kemahasiswaan,
8. Standar Isi (Kurikulum),
9. Standar Suasana Akademik,
10. Standar Penilaian,
11. Standar Kompetensi Lulusan,
12. Standar Prasarana dan Sarana,

REFERENSI

1. Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,


35
Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015
Tentang Standar Nasional Pendidikan.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 141);
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
56 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24
Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta
Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2012 tentang Statuta Universitas Muhammadiyah Tangerang.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14
tahun 2014 tentang Kerjasama Perguruan Tinggi.
13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesisa Nomor 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa,
14. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 234/U/2000
tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.
15. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002
tentang Kurikulum inti Pendidikan Tinggi.
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.

36
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif
Penyusunan Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud,
Direktorat Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu Perguruan
Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi

37
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SPP/04/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
Revisi: 0
STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN Halaman 2 dari 6 halaman

IV. STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)

BPM-UMT SPP 3 04 16

No Proses Penanggung Jawab Jabatan Tanda tangan Tanggal

1 Perumusan Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Ketua Tim 15 Januari 2016

2 Pemeriksaan Achmad Amarullah, M.Pd Wakil Rektor II 20 Maret 2016

Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016

4 Penetapan Dr. H. Achmad Badawi, MM Rektor 20 Maret 2016

5 Pengendalian Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Direktur BPMU 20 Maret 2016

38
A. RASIONAL

Penilaian pembelajaran di Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT)


menduduki posisi penting dan strategis. Posisi penting dalam artian bahwa hasil
penilaian pembelajaran dapat dijadikan tolok ukur pencapaian visi, misi dan tujuan
UMT. Posisi strategis mengandung makna bahwa hasil-hasil penilaian pembelajaran
di UMT dapat menjadi dasar untuk memperkuat mutu internal sekligus menjadi
masukan dan informasi bagi stakeholders untuk memberikan pengakuan dan
kepercayaan terhadap UMT sebagai perguruan tinggi bermutu secara global.
Universitas Muhammadiyah Tangerang sebagai perguruan tinggi bermutu
secara global harus memenuhi dua kriteria utama. Pertama, kriteria mutu internal
sebagai syarat perlu untuk mengukur mutu lulusan dengan indikator antara lain: (1)
indeks prestasi kumulatif (IPK); (2) lama studi; dan (3) predikat kelulusan yang
disandang; (4) proposri kelulusan dan tingkat produktivitas institusi/program studi;
dan (5) kompetensi yang dimiliki oleh lulusan. Kriteria ini menjadi syarat perlu bagi
lulusan UMT untuk dapat mengisi berbagai sektor kerja yang tersedia dan
meningkatkan kualitas hidupnya di masyarakat. Kedua, kriteria mutu eksternal sebagai
syarat cukup dengan indikator antara lain: (1) daya serap berbagai sektor kerja di
masyarakat terhadap lulusan; (2) lamanya waktu tunggu lulusan untuk mengisi
berbagai sektor kerja yang tersedia di masyarakat; (3) nilai akreditasi institusi/program
studi; (4) pengakuan masyarakat terhadap mutu lulusan; dan (5) kepercayaan
masyarakat terhadap UMT. Refleksi terhadap kedua syarat tersebut memberi makna
bahwa sistem dan standar penilaian pembelajaran di UMT harus dapat mencerminkan
mutu internal sekaligus mutu kompetensi lulusan dan korespondensinya dengan
harapan masyarakat, permintaan pengguna lulusan, dan/atau tuntutan berbagai sektor
kerja yang tersedia di masyarajat.
Kriteria mutu UMT termasuk lulusannya secara moderen (global) adalah
perpaduan lengkap syarat cukup dan syarat perlu tersebut, yang memberikan suatu
jaminan kepada masyarakat, sehingga masyarakat akan menimbulkan pengakuan dan
kepercayaan mutu, yang akhirnya dapat berdampak pada peningkatan kualitas dan
kuantitas calon mahasiswa yang akan masuk ke UMT. Karena itu, UMT harus
melakukan proses penjaminan mutu secara konsisten dan benar agar dapat dijamin
menghasilkan lulusan yang selalu berkualitas dan berkelanjutan.
Penilaian pembelajaran merupakan kegiatan penjaminan mutu perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, pengawasam dan pengendalian
pembelajaran, serta mutu lulusan melalui pengukuran capaian pembelajaran setiap
mata kuliah, capaian pembelajaran program studi (lintas kompetensi dan lintas mata
kuliah) atau capaian standar kompetensi lulusan (SKL), dan capaian standar nasional
pendidikan Tinggi (SN Dikti). Penilaian pembelajaran untuk menilai capaian
pembelajaran pada setiap mata kuliah merupakan tugas dan tanggung jawab dosen,
termasuk penilaian proses pembelajaran dan hasil-hasil belajar mahasiswa. Penilaian
pembelajaran untuk menilai capaian pembelajaran program studi atau capaian standar
kompetensi lulusan merupakan tugas dan tanggung jawab fakultas/ program
pascasarjana/program studi/dosen dalam kelompok keahlian/ lembaga independen
39
yang mendapat pengakuan pemerintah/organisasi profesi. Penilaian pembelajaran
untuk menilai capaian standar nasional pendidikan merupakan tugas dan tanggung
jawab pemerintah atau universitas atau Badan Penjaminan Mutu Universitas (BPMU).
Untuk itu, UMT memiliki otonomi dalam menetapkan sistem dan standar mutu dalam
penilaian pembelajaran.
Dalam rangka pengaturan dan pengendalian mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian untuk menjamin mutu UMT (termasuk lulusannya) secara benar,
konsisten, dan berkelanjutan diperlukan suatu sistem dan standar penilaian
pembelajaran. Sistem dan standar penilaian pembelajaran di UMT harus diturunkan
dari: (1) visi dan misi UMT; (2) Kurikulum Berbasi Kompetensi (KBK) yang
mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang berlaku di
UMT; (3) dokumen akademik UMT; dan (4) berbagai kerangka regulasi pendidikan
secara umum dan khususnya yang relevan dan berlaku bagi pendidikan tinggi dalam
wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar Penilaian Pembelajaran
UMT yang pada intinya terdiri dari dua standar turunan yaitu :
1. Standar Penilaian Pendidikan oleh Dosen
2. Standar Penilaian Pendidikan Oleh Perguruan Tinggi.

B. VISI, MISI DAN TUJUAN UMT


1. Visi UMT
Menjadi Universitas Unggul Dalam pengembangan IPTEKS

2. Misi UMT
a) Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b) Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c) Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d) Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.

3. Tujuan UMT
a) Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b) Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c) Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d) Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.

C. SUBYEK/PIHAK YANG BERTANGGUNGJAWAB UNTUK MENCAPAI/


MEMENUHI ISI STANDAR
40
1. Rektor selaku pimpinan UMT
2. Dekan/Direktur selaku pimpinan fakultas/program pascasarjana
3. Direktur Lembaga Jaminan Mutu Universitas selaku pimpinan LPMU.
4. Ketua Program Studi selaku pimpinan di kelompok masing-masing.
5. Dosen selaku penanggungjawab bidang keahlian dan mata kulian yang diampu.

D. ISTILAH DAN DEFINISI


1. Standar penilaian pembelajaran adalah kriteria minimal mengenai mekanisme,
prosedur, dan instrumen penilaian untuk menentukan kualifikasi atas perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendalian proses pembelajaran, serta capaian pembelajaran
setelah mahasiswa menjalani proses pembelajaran.
2. Evaluasi pendidikan atau evaluasi adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan
penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan di perguruan
tinggi sebagai bentuk pertanggung jawaban penyelenggaraan pendidikan.
3. Tes adalah proses untuk mencari atau mengumpulkan informasi kemampuan suatu
subyek/obyek.
4. Pengukuran adalah pemberian angka pada formula/parameter tertentu, baik dalam
bentuk nominal maupun skala atau interval.
5. Penilaian pembelajaran atau penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar atau kompetensi mahasiswa.
6. Ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi
mahasiswa sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau penyelesaian dari suatu
program studi atau satuan pendidikan.
7. Ujian tengah semester adalah kegiatan sistematis yang dilakukan oleh dosen untuk
mengukur hasil belajar atau pencapaian kompetensi mahasiswa setelah
melaksanakan proses pembelajaran 6-7 minggu atau setelah mencapai 50%
kegiatan proses pembelajaran pada setiap semester.
8. Ujian akhir semester adalah kegiatan sistematis yang dilakukan oleh dosen untuk
mengukur hasil belajar atau pencapaian kompetensi mahasiswa di akhir semester
(setelah 100% kegiatan proses pembelajaran atau minimal setelah 14 minggu
kegiatan proses pembelajaran).
9. Ujian kompetensi adalah kegiatan pengukuran capaian pembelajaran atau
kompetensi mahasiswa yang dilakukan oleh fakultas/program pascasarjana/
program studi/kelompok keahlian/organisasi profesi untuk memperoleh pengakuan
atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan.
10. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
11. Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar.
12. Capaian pembelajaran mahasiswa adalah kemampuan yang diperoleh melalui
internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi, dan akumulasi
pengalaman kerja.
13. Pembimbingan akademik adalah kegiatan tatap muka antara Dosen Pembimbing
41
Akademik dengan mahasiswa yang dibimbingnya untuk mendiskusikan hasil
evaluasi atas hasil studi mahasiswa dalam semester sebelumnya, rencana studi
mahasiswa untuk semester berikutnya, konsultasi atau bimbingan kepada
mahasiswa terkait dengan cara belajar yang efektif, saran bagi mahasiswa yang
menghadapi kesulitan akademik, dan/atau penyelesaian studi mahasiswa.
14. Kompetensi adalah seperangkat sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus
dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh mahasiswa setelah mempelajari suatu muatan
pembelajaran, menamatkan suatu program, atau menyelesaikan pendidikan tinggi.
15. Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dalam satuan pendidikan
berdasarkan kriteria atau standar yang telah ditetapkan.
16. Organisasi profesi adalah kumpulan anggota masyarakat yang memiliki keahlian
tertentu yang berbadan hukum dan bersifat nonkomersial.

E. PERNYATAAN ISI STANDAR


1. Standar Penilaian Pendidikan Oleh Dosen
a. Mahasiswa wajib menghadiri pembelajaran minimal 80% dari 14 kali tatap muka
setiap semester
b. Mahasiswa wajib mengerjaka tugas yang diberikan dosen setiap semester
c. Dosen wajib memberikan penilaian terhadap tugas kepada mahasiswa setiap
semester
d. Setiap mahasiswa wajib mengikutu UTS setiap semester
e. Dosen wajib memberikan penilaian UTS setiap semester mengacu standar mutu
penilain pembelajaran
f. Setiap mahasiswa wajib mengikuti UASsetiap semester
g. Dosen wajib memberikam penilain UAS setiap semester mengacu standar mutu
penilaian pembelajaran
h. Setiap mahasiswa wajib mengikuti prakte setiap semester
i. Dosen wajib memberika penilaian praktek setiap semester mengacu standar mutu
penilaiam pembelajaran
j. Setiap mahasiswa wajib membuat tugas akhir pada akhir masa studi
k. Dosen wajib melakukan bimbingan dan penilaian pada masa akhir mahasiswa
dan menyerahlan penilaian sesuai dengan ketentuan berlaku di UMT

2. Standar Penilaian Pendidikan Oleh Perguruan Tinggi.


a. Dosen, Ketua Program Studi, Dekan, Direktur PPs, Rektor, melaksanakan
penilaian pembelajaran atas dasar prinsip-prinsip penilaian.
b. Dosen, Ketua Program Studi, Dekan, Direktur PPs, Rektor, melaksanakan
penilaian pembelajaran dengan menggunakan berbagai teknik dan bentuk
penilaian pembelajaran yang disesuaikan dengan rumusan tujuan pembelajaran,
tingkat perkembangan mahasiswa, karakteristik/standar kompetensi, dan standar
nasional pendidikan.
c. Dosen, Ketua Program Studi, Dekan, Direktur PPs, Rektor, melaksanakan
penilaian pembelajaran dengan menggunakan instrumen penilaian yang
42
memenuhi persyaratan substansi/isi/kompetensi/standar, konstruksi, bahasa, dan
validitas empiris.
d. Dosen, Ketua Program Studi, Dekan, Direktur PPs, Rektor, melaksanakan
penilaian pembelajaran dengan menggunakan rubrik dan sistem Penilaian Acuan
Patokan (PAK) atau Penilaian Acuan Normal (PAN).
e. Dosen, Ketua Program Studi, Dekan, dan Direktur PPs melaksanakan penilaian
pembelajaran untuk mengukur pencapaian kompetensi mahasiswa, memantau
kemajuan proses pembelajaran, perbaikan proses pembelajaran dan hasil-hasil
belajar mahasiswa, serta perbaikan perencanaan pembelajaran dan sistem
penilaian secara teratur dan berkelanjutan.
f. Ketua Program Studi melaksanakan penilaian pembelajaran untuk menilai capaian
pembelajaran program studi atau standar kompetensi lulusan paling sedikit dua
kali dalam empat tahun.
g. Dekan, Direktur PPs, dan Rektor melaksanakan penilaian pembelajaran untuk
menilai capaian standar akademik dan non akademik yang telah ditetapkan di
UMT paling sedikit dua kali dalam empat tahun.
h. Direktur LPMU, Rektor, melaksanakan penilaian pembelajaran untuk menilai
capaian standar nasional pendidikan di UMT paling sedikit sekali dalam 4 tahun.

F. STRATEGI
1. Universitas,LPMU, fakultas/program pascasarjana, program studi, dosen,
mahasiswa dan stakeholders menjalin kerjasama yang terbuka dan komunikatif
dalam rangka pelaksanaan penilaian pendidikan.
2. Universitas/LPMU melaksanakan uji publik draf standar penilaian pendidikan
dengan melibatkan fakultas/program pascasarjana, program studi, stakeholders,
dosen, dan mahasiswa.
3. Universitas/LPMU mensosialisasikan dokumen standar penilaian pendidikan
kepada fakultas/program pascasarjana, program studi, stakeholders, dosen, dan
mahasiswa.
4. Rektor/Dekan/Direktur Progran Pascasarjana (PPs) menetapkan pedoman
akademik yang berlaku pada setiap tahun akademik.
5. Rektor/Dekan/Direktur PPs/LPMU/GPM mendesiminasikan pedoman akademik
kepada Ketua Program Studi pada setiap tahun akademik.
6. Ketua Program Studi mendistribusikan pedoman akademik kepada dosen dan
mahasiswa pada setiap tahun akademik.
7. Rektor/Dekan/Direktur PPs menetapkan dan mendesiminasikan panduan
penuliasan karya tulis ilmiah kepada Ketua Prodi pada setiap tahun akademik.
8. Rektor/Direktur LPMU/Dekan/Direktur PPs mengembangkan instrumen penilaian
pembelajaran mengacu pada tujuan pembelajaran, standar kompetensi lulusan,
prinsip-prinsip penilaian, teknik/metode penilaian dan bentuk-bentuk instrumen
penilaian dengan mempertimbangkan karakteristik mahasiswa.
9. Rektor/Direktur LPMU/Dekan/Direktur PPs mensosialisasikan instrumen penilaian
pembelajaran yang telah dikembangkan kepada Ketua Prodi/Dosen.

43
10. Rektor/Direktur LPMU/Dekan/Direktur PPs/Ketua Prodi/ Dosen melaksanakan
penilaian pembelajaran dengan instrumen yang telah dikembangkan secara
sistematis, terencana, dan berkesinambungan.
11. LPMU mengkoordinasikan pelaksanaan monitoring dan evaluasi penilaian
pembelajaran yang dilakukan oleh dosen/Program Studi, Fakultas/ Program
Pascasarjana
12. Dosen/Ketua Program Studi /Dekan/Direktur PPs/Direktur LPMU mengadakan
rapat evaluasi pelaksanaan penilaian pembelajaran pada setiap akhir dan awal
semester serta menyebarluaskan laporan hasil penilaian pendidikan kepada
stakeholders secara periodik dan bertanggung jawab.

F. INDIKATOR
1. Penilaian pembelajaran (oleh Dosen, Ketua Program Studi, Dekan, Direktur PPs,
Rektor) menerapkan prinsip-prinsip penilaian dengan benar.
2. Penilaian pembelajaran (oleh Dosen, Ketua Prodi, Dekan, Direktur PPs, Rektor)
menggunakan teknik dan bentuk penilaian pembelajaran yang tepat dan sesuai.
3. Penilaian pembelajaran (oleh Dosen, Ketua Prodi, Dekan, Direktur PPs, Rektor)
sesuai/sejalan dengan rumusan tujuan pembelajaran, tingkat perkembangan
mahasiswa, karakteristik/standar kompetensi, dan standar nasional pendidikan.
4. Tersedia instrumen penilaian pembelajaran (oleh Dosen, Ketua Program Studi,
Dekan, Direktur PPs, dan Rektor) yang memenuhi persyaratan
substansi/isi/kompetensi/standar, konstruksi, bahasa, dan validitas empiris yang
disertai dengan rubrik dan kunci jawaban.
5. Tersedia panduan akademik dan pedoman penulisan karya tulis ilmiah pada maha-
siswa, Dosen, Program Studi, fakultas, PPs, dan universitas yang digunakan
sebagai acuan penilain pembelajaran.
6. Tersedia rubrik dan sistem Penilaian Acuan Patokan (PAK) atau Penilaian Acuan
Normal (PAN) untuk penilaian pembelajaran oleh Dosen, Ketua Program Studi,
Dekan, Direktur PPs, Rektor.
7. Penilaian pendidikan (oleh Dosen, Ketua Program Studi, Dekan, Direktur PPs,
Rektor) menggunakan/menerapkan rubrik penilaian dan sistem Penilaian Acuan
Patokan (PAK) atau Penilaian Acuan Normal (PAN).
8. Tersedia dokumen perencanan dan pelaksanaan penilaian pembelajaran pada
dosen, Program Studi, Fakultas, dan PPs secara teratur dan berkelanjutan.
9. Tersedia dokumen pencapaian kompetensi mahasiswa pada dosen, Program Studi,
Fakultas, dan PPs secara teratur dan berkelanjutan.
10. Tersedia dokumen pemantauan proses pembelajaran Program Studi, Fakultas, dan
PPs secara teratur dan berkelanjutan.
11. Tersedia dokumen hasil-hasil belajar mahasiswa pada Program Studi, Fakultas,
dan PPs secara teratur dan berkelanjutan.
12. Tersedia dokumen perbaikan perencanaan dan sistem penilaian pada Dosen,
Program Studi, Fakultas, dan PPs secara teratur dan berkelanjutan.
13. Tersedia dokumen capaian pembelajaran berdasarkan standar kompetensi lulusan

44
pada Program Studi, Fakultas, dan PPs secara teratur dan berkelanjutan.
14. Tersedia dokumen capaian pembelajaran berdasarkan standar akademik dan non
akademik yang telah ditetapkan di UMT pada Fakultas, PPs, dan Universitas
secara teratur dan berkelanjutan.
15. Tersedia dokumen penilaian pembelajaran berdasarkan standar nasional
pendidikan pada Universitas/LPMU secara teratur dan berkelanjutan.

G. DOKUMEN TERKAI
1. Dokumen Manajemen (Statuta, RIP, Rentra, Renop, Struktur Oraganisasi, dan
Kode Etik).
2. Dokumen Akademik UMT (Kebijakan Akademik, Peraturan Akademik, dan
Pedoman Akademik).
3. Dokumen Mutu (Kebijakan Mutu, Manual Mutu, Standar Mutu, Standar
Operasional Prosedur, Instruksi Kerja, dan Formulir Kerja).

REFERENSI

1. Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,


Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;

45
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015
Tentang Standar Nasional Pendidikan.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 141);
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
56 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24
Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta
Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2012 tentang Statuta Universitas Muhammadiyah Tangerang.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14
tahun 2014 tentang Kerjasama Perguruan Tinggi.
13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesisa Nomor 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa,
14. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 234/U/2000
tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.
15. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002
tentang Kurikulum inti Pendidikan Tinggi.
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

46
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif
Penyusunan Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud,
Direktorat Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu
Perguruan Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi

Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SDTK/05/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
STANDAR DOSEN DAN TENAGA Revisi: 0
Halaman 2 dari 6 halaman
KEPENDIDIKAN
47
V. STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

BPM-UMT SDK 3 05 16

No Proses Penanggung Jawab Jabatan Tanda tangan Tanggal

1 Perumusan Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Ketua Tim 15 Januari 2016

2 Pemeriksaan Achmad Amarullah, M.Pd Wakil Rektor II 20 Maret 2016

Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016

4 Penetapan Dr. H. Achmad Badawi, MM Rektor 20 Maret 2016

5 Pengendalian Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Direktur BPMU 20 Maret 2016

48
A. RASIONAL
Pendidik dan tenaga kependidikan merupakan sebutan yang ditujukan khusus
kepada sumber daya manusia kependidikan pada setiap satuan pendidikan. Dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU RI No. 20 Tahun
2003) Tentang Sistem Pendidikan Nasional sebutan pendidik seolah masuk dalam
pemaknaan luas tentang tenaga kependidikan (Pasal 1). Hal ini sejalan dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1992 Tentang Tenaga Pendidikan (Pasal 1 dan
3) yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2000. Dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 (PP No. 32 Tahun 2013) tentang
Perubahan Atas PP No. 44 Tahun 2015 hanya ditemukan definisi standar pendidik dan
tenaga kependidikan, tetapi tidak dimuat secara spesifik definisi masing-masing
sebutan pendidik dan tenaga kependidikan secara terpisah. Agar tidak menimbulkan
kerancuan pengertian, untuk konteks perguruan tinggi akan lebih jernih jika digunakan
sebutan dosen dan tenaga kependidikan. Alasannya, dalam UU RI No.14 Tahun 2005
Tentang Guru dan Dosen, UU RI No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidian Tinggi, dan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nonor 43 Tahun
2012 (Permendikbud No. 43 Tahun 2012) Tentang Statuta Universitas Muhammadiyah
Tangerang (UMT), ternyata digunakan sebutan dosen dan tenaga kependidikan yang
masing-masing didefinisikan secara spesifik dan terpisah.
Dalam rujukan tersebut, dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan
tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahu-an, teknologi, dan seni (IPTEKS) melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat. Definisi ini mengandung pengertian bahwa dosen
sebagai pendidik profesional dan ilmuan di perguruan tinggi memiliki tugas utama
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta mengembangkan dan menyebarluaskan
IPTEKS kepada mahasiswa dan masyarakat. Di sisi lain, tenaga kependidikan adalah
anggota masyarakat yang mengab-dikan diri dan diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan yang dapat meliputi laboran, pustakawan, teknisi, pegawai
administrasi, sopir, dan pekarya. Tugasnya adalah melaksanakan administrasi,
pengelolaan, pengembangan, pengawasan, pengamanan, dan pelayanan teknis untuk
menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan (Universitas Muhammadiyah
Tangerang).
Standar pendidik dan tenaga kependidikan Universitas Muhammadiyah
Tangerang (UMT) dapat pula disebut standar sumber daya manusia (SDM) yang
mengabdikan diri dan diangkat di UMT yang secara spesifik dapat disebut standar
dosen dan tenaga kependidikan UMT. Dalam UU No. 12 Tahun 2012 Tentang
Pendidikan Tinggi Pasal 69 Ayat (1) dinyatakan bahwa ketenagaan perguruan tinggi
terdiri atas dosen dan tenaga kependidikan. Artinya, dosen dan tenaga kependidikan
adalah SDM kependidikan merupakan dua pilar utama dalam upaya mewujudkan visi
dan misi UMT.
Dosen dan tenaga kependidikan yang bermutu dan profesional diperlukan
UMT agar mampu melaksanakan fungsi dan peran sebagai: (a) wadah pembelajaran
mahasiswa dan masyarakat; (b) wadah pendidikan calon pemimpin bangsa; (c) pusat
49
pengembangan IPTEKS; (d) pusat kajian kebajikan dan kekuatan moral untuk mencari
dan menemukan kebenaran; dan (e) pusat pengembangan peradaban bangsa (UU No.
12/2012 Pasal 58 Ayat (1)). Pemenuhan fungsi dan peran tersebut, UMT harus mampu
melakukan penjaminan mutu dosen dan tenaga kependidikan.
Standar mutu dosen dan tenaga kependidikan UMT meliputi kualifikasi
akademik, kompetensi, komposisi dan jumlah, rasio dosen mahasiswa, dan
pendistribusiannya secara tepat, berencana, konsisten dan berkelanjutan melalui sistem
penetapan, pelaksanaan, evaluasi, pengendalian, dan peningkatan standar dosen dan
tenaga kependidikan sebagai bagian integral dari sistem penjminan mutu internal
perguruan tinggi (SPMI). Oleh karena itu, dipandang perlu disusun suatu standar dosen
dan tenaga kependidikan yang mengacu pada: (1) Statuta UMT; (2) Renstra UMT; (3)
OTK UMT; (4) Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), (5) dokumen
ketenagaan UMT; dan (6) berbagai regulasi yang relevan dan berlaku bagi pendidikan
tinggi dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar Mutu
pendidik dan tenaga kependidikan di UMT meliputi:
1. Standar Hak-hak Normatif Dosen dan Tenaga Kependidikan
2. Standar Kewajiban Normatif Dosen dan Tenaga Kependidikan
3. Standar Kualifikasi Akademik Dosen
4. Standar Kompetensi Dosen
5. Standar Sertifikat Keahlian Dosen
6. Standar Kualifikasi Akademik Tenaga Kependidikan
(administrasi/penunjang)
7. Standar Kompetensi Tenaga Kependidikan
8. Standar Sertifikat Keahlian Tenaga Kependidikan

B. VISI, MISI DAN TUJUAN UMT


1. Visi UMT
Menjadi Universitas Unggul Dalam pengembangan IPTEKS

2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.

3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK

50
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.

C. SUBYEK/PIHAK YANG BERTANGGUNGJAWAB UNTUK


MENCAPAI/ MEMENUHI ISI STANDAR
1. Rektor selaku pimpinan Universitas Muhammadiyah Tangerang
2. Dekan/Direktur selaku pimpinan fakultas/program pascasarjana
3. Ketua Program Studi selaku pimpinan program studi

D. ISTILAH DAN DEFINISI


1. Standar pendidik dan tenaga Kependidikan adalah kriteria mengenai pendidikan
prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.
2. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan
diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
3. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,
konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan
lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan.
4. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasi-kan, mengembangkan, dan menyebarluaskan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi melalui Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat.
5. Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang
mencakup program diploma, program sarjana, program magister, program doktor,
dan program profesi, serta program spesialis, yang diselenggarakan oleh perguruan
tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia.
6. Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan
tinggi.
7. Kualifikasi akademik adalah ijazah jenjang pendidikan akademik yang harus
dimiliki oleh guru atau dosen sesuai dengan jenis, jenjang, dan satuan pendidikan
formal di tempat penugasan.
8. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang
harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan.
9. Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen.
10. Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada
guru dan dosen sebagai tenaga profesional.
11. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran,
atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi.

51
12. Gaji adalah hak yang diterima dosen atas pekerjaannya dari penyelenggara
pendidikan atau satuan pendidikan dalam bentuk finansial secara berkala sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
13. Penghasilan adalah hak yang diterima oleh dosen dalam bentuk finansial sebagai
imbalan melaksanakan tugas keprofesionalan yang ditetapkan dengan prinsip
penghargaan atas dasar prestasi dan mencerminkan martabat dosen sebagai
pendidik profesional.

E. PERNYATAAN ISI STANDAR


1. Standar Hak-Hak Normatif Dosen dan Tenaga Kependidikan
a. Setiap dosen dan tenaga kependidikan yang berprestasi berhak mendapatkan
penghargaan
b. Setiap dosen dan tenaga kependidikan berhak mendapatkan penghasilan dan
jaminan kesejahteraan sosial dari Universitas sesuai dengan Undang-undang
yang berlaku
c. Setiap dosen dan tenaga kependidikan berhak mendapatkan pembinaan karier
(pengembangan kualitas) yang meliputi studi lanjut, pelatihan, lokakarya, dan
seminar
d. Universitas memberikan perlindungan hukum, profesi, serta perlindungan
keselamatan dan kesehatan kerja bagi dosen sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
e. Setiap dosen dan tenaga kependidikan berhak mendapatkan perlindungan
hukum dalam melaksanakan tugas catur darma perguruan tinggi
f. Setiap dosen dan tenaga kependidikan berhak mendapatkan hak atas hasil
kekayaan intelektual
g. Setiap dosen dan tenaga kependidikan yang mendapatkan kesempatan
menggunakan prasarana, sarana, dan fasilitas pendidikan untuk menunjang
kelancaran pelaksanaan tugas
h. Setiap dosen berhak mendapat kebebasan akademik dan otonomi keilmuan
i. Setiap dosen berhak memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan
menentukan kelulusan mahasiswa sesuai peraturan yang berlaku
j. Setiap dosen berhak mendapat kebebasan berserikat dalam ornisasi/organisasi
profesi keilmuan
k. Setiap dosen berhak mendapat pembinaan karier melaui kesempatan studi lanjut
l. Setiap dosen berhak mengikuti latihn sesuai standar mutu hak dosen dan tenaga
penunjang

2. Standar Kewajiban Normatif Dosen dan Tenaga Kependidikan


a. Setaiap dosen dan tenaga kependidikan wajib menciptakan suasana pendidikan
yang bermakna menyenangkan,kreatif,dinamis dan dialogis
b. Setiap dosen dan tenaga kependidikan wajib meningkatkan mutu pendidikan
c. Setiap dosen dan tenaga kependidikan wajib menjaga nama baik Universitas
dan profesi

52
d. Setiap dosen wajib melaksanakan catur peguruan tinggi (pendidikan,
penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan al Islam kemuhamadiyahan)
e. Setiap dosen wajib merencanakan melaksanakan proses pembelajaran
f. Setiap dosen wajib melaksanakan penlaian hasil pembelajaran
g. Setiap dosen wajib meningkatkan dan kualifikasi akademik dan kompetisi
secara berkelanjutan sejalan dengan pengembangan ilmu pengetahuan ,
teknologi, dan seni.
h. Setiap dosn wajib bertindak objektif dan tidak boleh diskriminatif atas dasar
pertimbangan jelas kelamin, agama, suku, ras, kondisi fisik tertentu, atau latar
belakang sosial ekonomi mahasiswa dalam pembelajaran
i. Setiap dosen wajib mentaati tata tertib Universitas, peraturan, perundang
undangam, hukum dan kode etik serta nilai nilai agama dan etika
j. Setiap dosen wajib meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademk
dan komperansi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengentahuan teknologi dan seni

3. Standar Kualifikasi Akademik Dosen


a. Rektor menempatkan dosen pada program diploma satu (D I) dan program
diploma dua (D II) minimal memiliki kualifikasi akademik strata satu (S1)
yang dibuktikan dengan ijazah S1 dalam bidang keahliannya yang relevan
dan/atau memiliki kompetensi atau keahlian yang luar biasa yang dibuktikan
dengan sertifikat keahlian yang relevan dan harus memenuhi kualifikasi paling
rendah setara dengan jenjang kualifikasi 7 (tujuh) pada KKNI.
b. Rektor menempatkan dosen pada program diploma tiga (D III), program
diploma empat (D IV), dan program sarjana minimal memiliki kualifikasi
akademik strata dua (S2) yang dibuktikan dengan ijazah S2 dalam bidang
keahliannya yang relevan dan/atau memiliki kompetensi atau keahlian yang
luar biasa yang dibuktikan dengan sertifikat keahlian yang relevan dan harus
memenuhi kualifikasi paling rendah setara dengan jenjang kualifikasi 8
(delapan) atau 9 (sembilan) pada KKNI.
c. Rektor menempatkan dosen pada program magister dan/atau program doktor
harus memiliki kualifikasi akademik strata tiga (S3) yang dibuktikan dengan
ijazah S3 dalam bidang keahliannya yang relevan dan/atau memiliki
kompetensi atau keahlian yang luar biasa yang dibuktikan dengan sertifikat
keahlian yang relevan dan harus memenuhi kualifikasi setara dengan jenjang
kualifikasi 9 (sembilan) pada KKNI.
d. Rektor menempatkan dosen pada program diploma, sarjana, magister, dan/atau
doktor yang sesuai dengan kualifikasi akademik atau keahliannya, memiliki
kompetensi andragogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan
kompetensi sosial, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
e. Universitas memiliki lebih dari 90% dosen tetap berkualifikasi akademik
minimal magister dalam bidang yang relevan dengan tugasnya dan lebih dari

53
40% dosen tetap berkualifikasi akademik doktor dalam bidang yang relevan
dengan tugasnya.
f. Universitas memiliki dosen tetap berkualifikasi akademik doktor dalam bidang
yang relevan dengan tugasnya dan jabatan fungsional minimal Lektor, minimal
70% dari jumlah total dosen tetap, dan 10% dari dosen tetap berkualifikasi
akademik doktor memiliki jabatan akademik profesor atau guru besar.
g. Program studi memiliki minimal 6 (enam) orang dosen tetap dengan kualifikasi
akademik yang sesuai dalam bidang yang relevan dengan tugasnya.
h. setiap dosen harus memiliki kualifikasi sarjana setara dua (S2/magister)
dalam/luar negri
i. setiap dosen harus memiliki kualifikasi sarjana srata tiga(S3/program doktor)
dalam/luar negri untuk program magister(S2)
j. Setiap dosen harus memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan bidang
keahlian yang diajarkan
k. Setiap dosen wajib memiliki jabatan akademik minimal asisten ahli

4. Standar Kompetensi Dosen


a. Setiap dosen wajib memiliki kompetensi andragogik
b. Setiap dosen wajib memiliki kemampuan kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif, berwibawa, menjadi teladan bagi mahasiswa dan beraklak mulia
c. Setiap dosen wajib memiliki kemampuan menguasai materi perkuliahan secara
mendalam dan luas yang memungkinkannya membimbing mahasiswa
d. Setiap dosen wajib menciptakan susana akademis yang kondusif

5. Standar Sertifikat Keahlian Dosen


a. Setiap dosen wajib memiliki sertifikat keahlian
b. Setiap dosen mempunyai kesempatan mendapatkan sertifikasi

6. Standar Kualifikasi Akademik Tenaga Kependidikan


(administrasi/penunjang)
a. Setiap tenaga administrasi wajib memiliki kualifikasi akademik minimal
Diploma III
b. Setiap tenaga perpustakaan/pustakawan wajib memiliki kualifikasi akademik
minimal sarjana strata 1
c. Setiap tenaga laboratorium wajib memiliki kualifikasi akademik minimal
Diploma III
7. Standar Kompetensi Tenaga Kependidikan (Administrasi/Penunjang)
a. Rektor mengangkat dan menempatkan tenaga kependidikan dengan
mempertimbangkan kualifikasi akademik minimum yang dinyatakan dengan
ijazah sesuai kualifikasi tugas pokok dan fungsinya.
b. Rektor mengangkat dan menempatkan tenaga kependidikan khusus (seperti:
pustakawan, laboran, teknisi, tenaga keuangan dan pengadaan barang dan jasa)
dengan mempertimbangkan kompetensi minimum yang dibuktikan dengan

54
sertifikat kompetensi yang sesuai bidang tugasnya yang dikeluarkan oleh
lembaga sertifikasi yang diakui pemerintah.
c. Setiap tenaga kependidikan (tenaga administrasi, pustakawan, teknisi/laboran,)
wajib memiliki kompetensi sesuai dengan bidang tugasnya
d. Setiap tenaga administrasi wajib mampu mengoperasikan program/software
office
e. Setiap pimpinan unit wajib membuat program pengembangan tenaga
kependidikan, lokakarya, seminar, dan studi lanjut

8. Standar Sertifikat Keahlian Tenaga Kependidikan (Administrasi/Penunjang)


a. Universitas memiliki lebih dari 60% tenaga kependidikan dengan kualifikasi
akademik minimal diploma tiga (D III) dan lebih dari 70% tenaga
kependidikan (khususnya laboran, teknisi, pustakawan, dan analis) mempunyai
sertifikat kompetensi.
b. Setiap tenaga kependidikan khususnya laboran, teknisi, da pustakawan wajib
memiliki setifikat keahlian sesuai dengan bidangnya

9. Standar Beban Kerja Dosen


a. Rektor menetapkan beban tugas dosen tetap yang bekerja penuh waktu 40
(empat puluh) jam per minggu dan beban tugas dosen tidak tetap yang bekerja
paruh waktu 6 (enam) - 24 (dua puluh empat) jam per minggu.
b. Rektor menetapkan beban kerja dosen dalam bidang Tridharma Perguruan
Tinggi, tugas tambahan, dan kegiatan penunjang sekurang-kurangnya setara
dengan 12 (duabelas) satuan kredit semester (SKS) dan sebanyak-banyaknya
16 (enambelas) SKS pada setiap semester.
c. Rektor melakukan rekrutasi, pembinaan dan pengembangan dosen tetap agar
tercapai rasio antara jumlah dosen dan jumlah mahasiswa sebesar 1 : 30 untuk
kelompok bidang ilmu pengetahuan sosial dan 1 : 20 untuk kelompok bidang
ilmu pengetahuan alam.
d. Rektor, Dekan, Direktur, Ketua Program Studi menetapkan beban kerja dosen
per semester dalam membimbing mahasiswa sesuai kewenangannya, yaitu:
1) 5 (lima) mahasiswa program doktor sebagai promotor atau ko promotor;
2) 3 (tiga) mahasiswa program lain apabila sedang bertindak sebagai
promotor;
3) 7 (tujuh) mahasiswa program magister;
4) 3 (tiga) mahasiswa program sarjana atau diploma apabila sedang bertindak
sebagai pembimbing mahasiswa program magister;
5) 10 (sepuluh) mahasiswa program sarjana apabila tidak sedang bertindak
sebagai promotor atau ko promotor dan tidak membimbing mahasiswa
program magister.

55
F.INDIKATOR
1. Dosen tetap yang bekerja penuh waktu 40 (empat puluh) jam per minggu dan
memiliki beban kerja sekurang-kurangnya setara dengan 12 (duabelas) satuan
kredit semester (SKS) dan sebanyak-banyaknya 16 (enambelas) SKS pada setiap
semester; sedangkan dosen tidak tetap yang bekerja paruh waktu 6 (enam) - 24 (dua
puluh empat) jam per minggu dan beban kerja sekurang-kurangnya setara dengan 6
(enam) satuan kredit semester (SKS) dan sebanyak-banyaknya 8 (selapan) SKS
pada setiap semester.
2. Dosen pada program DI, DII, DIII, DIV/S1, S2, dan program S3 memiliki
kompetensi dan keahlian yang relevan dengan bidang tugasnya serta memenuhi
level kesetaraan kualifikasi minimal pada KKNI.
3. Rasio jumlah minimal dosen tetap dan jumlah maksimal dosen tidak tetap pada
setiap fakultas/program pascasarjana/ program studi maksimal 6:4 atau dengan
komposisi jumlah 60% (enampuluh persen) berbanding 40% (empatpuluh persen).
4. Rasio jumlah dosen dan jumlah mahasiswa sebesar 1 : 30 untuk kelompok bidang
ilmu pengetahuan sosial dan 1 : 20 untuk kelompok bidang ilmu pengetahuan alam.
5. sen tetap berkualifikasi akademik minimal magister dalam bidang yang relevan
dengan tugasnya lebih dari 90%.
6. Dosen tetap berkualifikasi akademik doktor dalam bidang yang relevan dengan
tugasnya lebih dari 40%, minimal 70% dari jumlah total dosen tetap dengan jabatan
akademik atau fungsional minimal Lektor, dan minimal 10% dari jumlah total
dosen tetap berkualifikasi akademik doktor memiliki jabatan akademik profesor
atau guru besar.
7. Setiap program studi memiliki minimal 6 (enam) orang dosen tetap dengan
kualifikasi akademik yang sesuai dalam bidang yang relevan dengan tugasnya.
8. Beban kerja dosen per semester dalam membimbing mahasiswa: (a) 5 (lima)
mahasiswa program doktor sebagai promotor atau ko promotor; (b) 3 (tiga)
mahasiswa program lain apabila sedang bertindak sebagai promotor; (c) 7 (tujuh)
mahasiswa program magister; (d) 3 (tiga) mahasiswa program sarjana atau diploma
apabila sedang bertindak sebagai pembimbing mahasiswa program magister; (e) 10
(sepuluh) mahasiswa program sarjana apabila tidak sedang bertindak sebagai
promotor atau ko promotor dan tidak membimbing mahasiswa program magister.
9. Dosen memperoleh perlindungan hukum, profesi, serta perlindungan keselamatan
dan kesehatan kerja sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
10. Tenaga kependidikan umum memiliki kualifikasi akademik minimum yang diper-
syaratkan sesuai tugas pokok dan fungsinya, lebih dari 60% dari jumlah totalnya
dengan kualifikasi akademik minimal diploma tiga (DIII).
11. Tenaga kependidikan khusus (seperti: pustakawan, laboran, teknisi, tenaga
keuangan dan pengadaan barang dan jasa, analis) memiliki kompetensi minimum
yang dipersyaratkan dan sesuai bidang tugasnya, dan lebih dari 70% dari jumlah
totalnya mempunyai sertifikat kompetensi.
12. Dosen dan tenaga kependidikan menjalankan kewajiban dan memperoleh hak-
haknya seara berkelanjutan.

56
G. STRATEGI
1. Menyusun rencana pembagian tugas dan beban kerja dosen tetap dan dosen tidak
tetap pada setiap semseter.
2. Menyusun peta distribusi dosen menurut fakultas, program pascasarjana, program
studi.
3. Melakukan rekruitasi, pembinaan dan pengembangan profesi dosen tetap dan dosen
tidak tetap pada setiap fakultas/program pascasarjana/program studi.
4. Menyusun rencana pembinaan dan pengembangan karier akademik dosen dengan
menugasi mereka untuk mengikuti pendidikan pada program Magister (S2) dan
program Doktor (S3).
5. Menyediakan beasiswa bagi para dosen yang memenuhi kriteria tertentu untuk
mengikuti pendidikan pada program Magister (S2) dan program Doktor (S3).
6. Membuat sistem rekruitasi, pembinaan, dan pengembangan karier akdemik dosen
secara terencana.
7. Menyusun peta distribusi dosen menurut Gelar Akademik dan Jabatan Akademik.
8. Menyusun rencana sertifikasi kompetensi bagi dosen dan tenaga kependidikan.
9. Membentuk badan/lembaga/unit/satuan perlindungan hukum, profesi, serta
perlindung-an keselamatan dan kesehatan kerja bagi dosen dan tenaga
kependidikan.
10. Menyusun peta distribusi tenaga kependidikan menurut fakultas, program
pascasarjana, program studi, dan unit-unit layanan teknis.
11. Membuat sistem rekruitasi, pembinaan, dan pengembangan karier tenaga
kependidikan secara terencana.
12. Melakukan rekruitasi, pembinaan dan pengembangan kompetensi tenaga
kependidikan pada setiap fakultas/program pascasarjana/program studi.
13. Menyusun rencana pembinaan dan pengembangan karier tenaga kependidikan
dengan menugasi mereka untuk mengikuti pendidikan pada program Strata Satu
(S1) dan program Magister (S2)
14. Menyediakan bantuan dana bagi tenaga kependidikan yang memenuhi kriteria
tertentu untuk mengikuti pendidikan pada program Strata Satu (S1) dan program
Magister (S2)
15. Mengevaluasi kinerja dosen dan tenaga kependidikan dalam menjalankan
kewajiban dan memperoleh hak-haknya seara berkelanjutan.
16. Menyusun rencana pemberian penghargaan kepada dosen dan tenaga kependidikan
berdasarkan latar belakang pendidikan, pengalaman, kemampuan, dan prestasi
kerja.
17. Melakukan komunikasi, koordinasi, dan kerjasama dengan fakultas, program
pascasarjana, program studi, serta pemerintah, pemerintah daerah, dan stakeholders.

H. DOKUMEN TERKAIT

57
1. Dokumen Manajemen (Statuta, RIP, Renop, Struktur Oraganisasi, dan Kode Etik).
2. Dokumen Akademik UMT (Kebijakan Akademik, Peraturan Akademik, dan
Pedoman Akademik).
3. Dokumen Mutu (Kebijakan Mutu, Manual Mutu, Standar Mutu, SOP, Instruksi
Kerja, dan Formulir Kerja).

REFERENSI

58
1. Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,
Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang
Standar Nasional Pendidikan.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 141);
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
56 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun
2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan
Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2012 tentang Statuta Universitas Muhammadiyah Tangerang.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14 tahun
2014 tentang Kerjasama Perguruan Tinggi.
13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesisa Nomor 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa,
14. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 234/U/2000
tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.
15. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002
tentang Kurikulum inti Pendidikan Tinggi.
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan

59
Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan
Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif Penyusunan
Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud, Direktorat
Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu Perguruan
Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan Tinggi

60
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SSP/06/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
STANDAR SARANA DAN Revisi: 0

PRASARANA PEMBELAJARAN Halaman 2 dari 6 halaman

VI. STANDAR SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

BPM-UMT SSP 3 06 16

No Proses Penanggung Jawab Jabatan Tanda tangan Tanggal

1 Perumusan Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Ketua Tim 15 Januari 2016

2 Pemeriksaan Achmad Amarullah, M.Pd Wakil Rektor II 20 Maret 2016

Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016

4 Penetapan Dr. H. Achmad Badawi, MM Rektor 20 Maret 2016

Pengendalia
5 n
Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Direktur BPMU 20 Maret 2016

A. RASIONAL

61
Prasarana dan Sarana adalah salah satu standar dalam sistem penjaminan mutu
UMT. Prasarana dan sarana yang dibangun dan dikembangkan harus dapat
dimanfaatkan secara efektif dan efisien untuk mewujudkan visi dan misi UMT. Oleh
karena itu, penetapan standar Prasarana dan Sarana perlu disesuaikan dengan Renstra
UMT, kebutuhan kurikulum, kebutuhan masing-masing UPT, Fakultas/PPs, Program
Studi serta laboratorium, termasuk kegiatan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat. Di samping hal tersebut, perlu juga diperhatikan kegiatan yang terkait
dengan pengadaan, pengoperasian, perawatan dan perbaikan Prasarana dan Sarana agar
dapat digunakan dengan baik.
Standar Sarana dan Prasarana merupakan kriteria minimal tentang ruang
belajar, tempat olahraga, tempat ibadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja,
tempat ber-main, tempat berkreasi serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi.
Prasarana akademik dapat dibagi dalam 2 (dua) kelompok yaitu: (1) Prasarana
bangunan; Mencakup lahan dan bangunan gedung baik untuk keperluan ruang kuliah,
ruang kantor, ruang dosen, ruang seminar, ruang rapat, ruang laboratorium, ruang
studio, ruang perpustakaan, ruang komputer, kebun percobaan, bengkel, fasilitas umum
dan kesejahteraan, seperti rumah sakit, pusat pelayanan mahasiswa, prasarana olahraga
dan seni serta asrama mahasiswa; dan (2) Prasarana umum berupa air, sanitasi,
drainase, listrik, jaringan telekomunikasi, transportasi, parkir, taman, hutan kampus dan
danau. Sarana akademik mencakup perabotan dan peralatan yang diperlukan sebagai
kelengkapan setiap gedung/ ruangan dalam menjalankan fungsinya untuk
meningkatkan mutu dan relevansi hasil produk dan layanannya.
Berdasarkan jenisnya, sarana dibagi dalam 2 (dua) kelompok yaitu: (1) Sarana
pembelajaran, mencakup: (a) sarana untuk melaksanakan proses pembelajaran sebagai
kelengkapan di ruang kelas, misalnya Papan tulis, (Overhead Transparrencies-OHT),
LCD, microphone, alat peraga, bahan habis pakai dan lain-lain. (b) peralatan
laboratorium, sesuai jenis laboratorium masing-masing program studi; dan (2) Sarana
sumber belajar terdiri dari buku teks, jurnal, majalah, lembar informasi, internet,
intranet, CD-ROM dan citra satelit. Sumber belajar ini harus diseleksi, dipilah, dan
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
Standar prasarana dan sarana diperlukan untuk menjamin kecukupan terhadap
kebutuhan layanan akademik dan non akademik sehingga proses pendidikan berjalan
secara efisien, efektif dan berkelanjutan. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka
UMT menetapkan standar prasarana dan sarana pendidikan yang akan menjadi
pedoman dan tolok ukur bagi pimpinan universitas, Dekan/Direktur, Ketua Program
Studi serta Kepala Laboratorium.

62
B. VISI, MISI DAN TUJUAN UMT
1. Visi UMT
Menjadi Universitas Unggul Dalam pengembangan IPTEKS

2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.

3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.

C. ISTILAH DAN DEFINISI


1. Standar Sarana dan Prasarana adalah kriteria mengenai ruang belajar, tempat
berolah-raga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat
bermain, tempat berkreasi dan berekreasi serta sumber belajar lain yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi
dan komunikasi.
2. Prasarana akademik adalah perangkat penunjang utama suatu proses atau usaha
pendidikan agar tujuan pendidikan tercapai.
3. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat/media dalam
mencapai maksud atau tujuan.
4. Lahan adalah bidang permukaan tanah yang di atasnya terdapat bangunan, tempat
praktik, prasarana penunjang, dan pertamanan.
5. Bangunan adalah gedung yang digunakan untuk menjalankan aktivitas akademik
dan non akademik.
6. Ruang kelas adalah ruang untuk pembelajaran teori dan praktik yang tidak memer-
lukan peralatan khusus.
7. Ruang perpustakaan adalah ruang untuk menyimpan dan memperoleh informasi
dari berbagai jenis bahan pustaka.
8. Ruang laboratorium adalah ruang untuk pembelajaran secara praktik yang memer-
lukan peralatan khusus.

63
9. Ruang pimpinan adalah ruang untuk pimpinan melakukan kegiatan pengelolaan.
10. Ruang dosen adalah ruang untuk dosen bekerja di luar kelas, beristirahat, dan
mene-rima tamu.
11. Ruang tata usaha adalah ruang untuk pengelolaan administrasi.
12. Ruang organisasi kemahasiswaan adalah ruang untuk melakukan kegiatan kesekre-
tariatan pengelolaan organisasi mahasiswa.
13. Ruang sirkulasi adalah ruang penghubung antar bagian bangunan.
14. Ruang terbuka adalah ruang untuk peserta didik dapat melakukan kegiatan bebas.
15. Tempat berolahraga adalah ruang terbuka atau tertutup yang dilengkapi dengan
sarana untuk melakukan pendidikan jasmani, olah raga dan rekreasi.
16. Perabot adalah sarana pengisi ruang.
17. Peralatan pendidikan adalah sarana yang secara langsung digunakan untuk
pembela-jaran.
18. Media pendidikan adalah peralatan pendidikan yang digunakan untuk membantu
komunikasi dalam pembelajaran.
19. Buku adalah karya tulis yang diterbitkan sebagai sumber belajar.
20. Buku teks pelajaran adalah buku pelajaran yang menjadi pegangan mahasiswa dan
dosen untuk setiap mata kuliah.
21. Buku referensi adalah buku rujukan untuk mencari informasi atau data tertentu.
22. Sumber belajar lainnya adalah sumber informasi dalam bentuk selain buku meliputi
jurnal, majalah, surat kabar, poster, situs (website), dan compact disk.
23. Bahan habis pakai adalah barang yang digunakan dan habis dalam waktu relatif
singkat.
24. Perlengkapan lain adalah alat mesin kantor dan peralatan tambahan yang digunakan
untuk mendukung pembelajaran.
25. Teknologi informasi dan komunikasi adalah satuan perangkat keras dan lunak yang
berkaitan dengan akses dan pengelolaan informasi dan komunikasi.

D. SUBYEK/PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB UNTUK MENCAPAI/


MEMENUHI ISI STANDAR
Adapun subyek/pihak yang bertanggung jawab adalah:
1. Rektor sebagai pimpinana universitas.
2. Dekan/Direktur sebagai pimpinan fakultas/PPs.
3. Ketua Lembaga/Unit sebagai pimpinana lembaga/unit.
4. Ketua Program Studi sebagai pimpinana program studi.
5. Kepala Laboratorium sebagai pimpinana laboratorium.

E. PERNYATAAN ISI STANDAR


1. Standar Prasarana dan Sarana Pembelajaran
a. Universitas, fakultas/PPs menyediakan Prasarana dan Sarana yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran secara teratur dan
berkelanjutan.
b. Universitas, fakultas menetapkan peraturan penggunaan Prasarana dan

64
Sarana yang dimiliki (pengelolaan, pemanfaatan dan sanksi-sanksi) sehingga
dapat dimanfaatkan secara efisien dan efektif setiap 4 tahun dan dapat dievaluasi
setiap tahun.
c. Universitas, fakultas, program studi melaksanakan pemeliharaan secara
berkala dan berkesinambungan setiap tahun terhadap Prasarana dan Sarana yang
dimilikinya, sehingga dapat berfungsi secara maksimal sesuai dengan masa
pakai.
d. Universitas, fakultas melakukan kerjasama dengan pihak lain untuk
mengadakan dan/atau memanfaatkan Prasarana dan Sarana lain bagi
kepentingan pendidikan baik jangka pendek (1 tahun), jangka sedang (2 tahun)
maupun jangka panjang (4 tahun).
e. Universitas, Fakultas membentuk unit khusus yang bertanggung jawab
terhadap Pemeliharaan Prasarana dan Sarana yang merupakan asset universitas,
sehingga mampu melakukan pemeliharaaan setiap tahun.

2. Standar Lahan dan Bangunan Gedung


a. Universitas , fakultas menentukan tataguna lahan untuk kegiatan pendidikan,
tempat ibadah, olah raga, dan fasilitas mahasiswa berdasarkan pertimbangan
keamanan, kenyamanan, dan kesehatan lingkungan, serta mengacu pada
peraturan pemerintah daerah.
b. Universitas dan fakultas menetapkan aturan pemanfaatan luas lahan untuk
berbagai prasarana kegiatan demi kepentingan dan pengembangan UMT yang
dapat dievaluasi setiap 4 tahun.
c. Universitas menyediakan lahan bangunan yang memenuhi ketentuan rasio
minimum luas lantai terhadap peserta didik.
d. Universitas menyediakan lahan yang memenuhi ketentuan tata bangunan dan
keselamatan sesuai yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah.
e. Universitas menyediakan gedung untuk kegiatan akademik dan non
akademik yang mempertimbangkan kekuatan, keamanan, kenyamanan,
keselamatan, kesehatan, dan azas kemanfaatan sejak proses perencanaan sampai
dengan tahap penggunaan.
f. Universitas menyediakan gedung baru untuk kegiatan akademik harus
dirancang, dilaksanakan, dan diawasi secara profesional selama kurun waktu 1
tahun anggaran.
g. Dalam proses awal pembangunan gedung baru untuk kegiatan akademik
Universitas dan Fakultas memastikan adanya izin mendirikan bangunan dan izin
penggunaan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
h. Universitas dalam menyediakan gedung baru untuk kegiatan akademik
harus meme-nuhi Kualitas bangunan gedung permanen kelas A dan bertahan
minimum 20 tahun.
i. Universitas dalam menyediakan gedung untuk kegiatan akademik harus
memberikan aksesibilitas yang mudah, nyaman, dan aman termasuk bagi
penyandang cacat, dari proses awal sampai tahap pengembangan.

65
j. Universitas dan fakultas harus memiliki program yang baik dan sesuai
dalam proses pemeliharaan, penggantian, dan perbaikan gedung yang dimiliki
untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan akademik setiap 1 tahun anggaran
k. Universitas dan fakultas melakukan Pemeliharaan ringan bangunan gedung
minimum setiap 2 tahun dan pemeliharaan sedang minimum setiap 2 tahun serta
pemeliharaan berat minimum 20 tahun sekali.

3. Standar Ruangan
a. Universitas, Fakultas, program studi harus menyediakan ruang kelas, ruang
pimpinan, ruang dosen, ruang tata usaha, ruang organisasi kemahasiswaan, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi,
ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah,
tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang yang memberikan
kenyamanan kepada pengguna selama aktivitas berlangsung.
b. Universitas, fakultas, program studi harus menyediakan ruang yang memenuhi
ketentuan rasio minimum.
c. Universitas, fakultas, harus menyediakan ruang serbaguna (aula) yang
diperuntukkan bagi penggunaan kegiatan yang berskala besar untuk melayani
kegiatan civitas akademika setiap semester.
d. Universitas, fakultas, program studi harus menyediakan ruang perpustakaan
berdasarakan azas kebutuhan dan keefektifan penggunaannya serta memberi-kan
kenyamanan, ketenangan, dan kelengkapan pelayanan.
e. Universitas, fakultas, program studi dan Kepala Laboratorium harus
menyediakan ruang laboratorium berdasarkan kebutuhan kurikulum baik secara
bertahap maupun sekaligus.
f. Universitas, fakultas, program studi serta kepala laboratorium harus
menyediakan ruang laboratorium yang memberikan kenyamanan, ketenangan
kepada pengguna selama berlangsungnya kegiatan praktikum.
g. Universitas, Fakultas, program studi dan Kepala Laboratorium harus
mengatur seluruh penggunaan ruang kuliah, ruang perpustakaan, ruang kerja,
ruang laboratorium sesuai jenis kegiatan dan masa kerja/praktikum setiap tahun
akademik.
h. Pengadaan peralatan ruang serbaguna Tempat Ibadah, Olah Raga, dan
Fasilitas Mahasiswa harus mempertimbangkan kebutuhan dan keefektifan
penggunaanya
i. Universitas, UPT Perpustakaan, Fakultas, Program studi harus menyediakan
peralatan perkuliahan, peralatan perpustakaan berdasarkan azas kebutuhan dan
efektifas penggunaannya.
j. Universitas, Fakultas, program studi harus menyediakan peralatan
perkuliahan secara lengkap sebelum perkuliahan berjalan.
k. Universitas, UPT Perpustakaan, Fakultas, program studi harus menyediakan
peralatan perpustakaan secara lengkap baik secara bertahap maupun sekaligus.

66
4. Standar Prasarana Umum
a. Universitas, fakultas, dalam menyediakan gedung untuk kegiatan akademik
harus Dilengkapi intstalasi listrik dengan daya yang mampu menjamin
beroperasinya segala peralatan gedung yang menggunakan energi listrik secara
terus menerus 24 jam.
b. Universitas, fakultas, dalam menyediakan gedung untuk kegiatan akademik
harus Dilengkapi intstalasi air bersih dengan volume yang mampu menjamin
beroperasinya segala peralatan gedung yang menggunakan air bersih secara terus
menerus 24 jam.
c. Universitas, fakultas, dalam menyediakan gedung untuk kegiatan akademik
harus Dilengkapi intstalasi sanitasi air kotor dan limbah dengan sistem
pengolahan yang ramah lingkungan secara berkelanjutan.

5. Standar Bahan Pustaka dan Layanan Perpustakaan


a. Universitas, UPT Perpustakaan, fakultas, program studi mengadakan buku
perpustakaan sesuai kebutuhan jumlah judul dan jenis buku setiap tahun.
b. Universitas, UPT Perpustakaan, fakultas, atau program studi menyediakan
Bahan pustaka secara lengkap sesuai dengan standar perpustakaan nasional dan
internasional serta melakukan pembaruan secara periodik setiap 5 tahun.
c. Universitas, UPT Perpustakaan, fakultas, atau program studi menyedia-kan
Jumlah buku teks untuk setiap mata kuliah di perpustakaan harus melebihi rasio
1 : 10 dengan jumlah mahasiswa aktif setiap tahun ajaran.
d. Universitas, UPT Perpustakaan, fakultas, dan program studi harus melaksana-
kan pemeliharaan secara berkala dan berkesinambungan terhadap bahan pustaka
yang dimilikinya, sehingga dapat berfungsi secara maksimal sesuai dengan masa
pakai.

6. Standar Peralatan Laboratorium


a. Universitas, Fakultas, program studi dan Kepala Laboratorium harus
menyediakan peralatan laboratorium berdasarkan kebutuhan kurikulum baik
secara bertahap maupun sekaligus.
b. Fakultas, jurusan dan program studi harus memiliki jumlah peralatan yang
memadai dengan rasio jumlah alat terhadap mahasiswa maksimal 1 : 4 setiap
masa praktikum dalam 1 semester.
c. Universitas, Fakultas, Program Studi dan Kepala Laboratorium harus menyusun
prosedur penggunaan peralatan laboratorium sesuai jenis dan masa praktikum
d. Universitas, fakultas, program studi serta kepala laboratorium harus
melaksanakan pemeliharaan dan kalibrasi secara berkala dan berkesinambungan
terhadap peralatan laboratorium yang dimilikinya, sehingga dapat berfungsi
secara maksimal sesuai dengan masa pakai.
e. Fakultas, program studi harus memiliki keragaman jenis peralatan laboratorium
ilmu pengetahuan alam (IPA), laboratorium bahasa, laboratorium komputer, dan

67
peralatan pembelajaran lain sesuai daftar jenis minimal peralatan yang harus
tersedia selama satu periode kurikulum.

7. Standar Peralatan Kerja


a. UMT harus menyediakan peralatan kerja sesuai dengan tugas dan fungsi setiap
unit dengan mempertimbangakan kebutuhan dan keefektifan penggunaannya
baik secara bertahap maupun sekaligus.
b. Pengadaan peralatan kerja harus mempertimbangkan kemampuan keuangan
dalam 1 tahun anggaran.

F. STRATEGI
1. Pimpinan universitas menyelenggarakan koordinasi secara berkala.
2. Pimpinan universitas dan fakultas membentuk tim pengelola aset untuk ditugasi
merancang, membangun dan memelihara sarana dan prasarana sesuai dengan
standar yang ditentukan.
3. Pimpinan universitas dan fakultas bekerjasama dengan pihak ketiga atau lembaga
donor dalam penyediaan sarana dan prasarana yang kebutuhannya mendesak.

G. INDIKATOR
1. Terdapat dokumen yang terkait Prasarana dan Sarana, dokumen rencana induk
(master plan yang meliputi lahan, bangunan dan peralatan).
2. Inventaris barang lengkap, daftar lahan, gedung dan peralatan yang memuat jenis
peralatan pada setiap unit, ruangan laboratorium, ruang TIK dan ruang
pembelajaran lainnya.
3. Jumlah keluhan mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan terhadap layanan
sarana dan prasarana semakin rendah atau sedikit.
4. Rasio luas lahan dan luas ruangan terhadap pengguna terpenuhi (rasio minimum
2
luas lantai terhadap peserta didik yaitu 2m : 1.
5. Building Coverage (BC) maksimum 70% dari luas lahan
6. Koefisien lantai bangunan dan ketinggian maksimum bangunan gedung, jarak
bebas bangunan gedung dan pagar halaman sesuai dengan yang ditetapkan dalam
Peraturan Daerah.
7. Lahan Memiliki struktur yang stabil dan kokoh sampai dengan kondisi pembebanan
maksimum dalam mendukung beban muatan hidup dan beban muatan mati, serta
untuk daerah/zona tertentu kemampuan untuk menahan gempa dan kekuatan alam
lainnya.
8. Lahan dan bangunan dilengkapi sistem proteksi pasif dan/atau proteksi aktif untuk
mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dan petir untuk digunakan dalam
kegiatan pembelajaran.
9. Bangunan gedung mampu meredam getaran dan kebisingan yang mengganggu
kegiatan pembelajaran, Setiap ruangan memiliki temperatur dan kelembaban yang
tidak melebihi kondisi di luar ruangan dan setiap ruangan dilengkapi dengan lampu
68
penerangan.
10. Bangunan Gedung memiliki peringatan bahaya bagi pengguna, pintu keluar
darurat, dan jalur evakuasi jika terjadi bencana kebakaran dan/atau bencana lain,
akses evakuasi yang dapat dicapai dengan mudah dan dilengkapi penunjuk arah
yang jelas.
11. Bangunan Gedung mempunyai fasilitas secukupnya untuk ventilasi udara dan
penca-hayaan yang memadai, memiliki sanitasi di dalam dan di luar bangunan
gedung untuk memenuhi kebutuhan air bersih, pembuangan air kotor dan/atau air
limbah, kotoran dan tempat sampah, serta penyaluran air hujan, bahan bangunan
yang aman bagi kesehatan pengguna bangunan gedung dan tidak menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan.
12. Tertatanya bangunan untuk program pendidikan sejenis dalam satu kesatuan lahan
2
13. Penyediaan ruang kuliah dengan rasio minimum luas ruang kuliah 2 m /mahasiswa.
14. Lingkungan yang secara ekologis nyaman dan sehat, bebas genangan dan banjir,
lahan terhindar dari gangguan pencemaran air, udara dan bising.
15. Kualitas bangunan baik dan indah.

H. DOKUMEN TERKAIT
1. Standar bangunan gedung
2. Pedoman Perawatan
3. Formulir

69
REFERENSI

1. Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,


Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015
Tentang Standar Nasional Pendidikan.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 141);
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
56 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24
Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta
Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2012 tentang Statuta Universitas Muhammadiyah Tangerang.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14
tahun 2014 tentang Kerjasama Perguruan Tinggi.
13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesisa Nomor 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa,
14. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 234/U/2000
tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.
15. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002
tentang Kurikulum inti Pendidikan Tinggi.

70
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif Penyusunan
Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud, Direktorat
Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu Perguruan
Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi

71
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SPP/07/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
STANDAR PENGELOLAAN Revisi: 0

PEMBELAJARAN Halaman 2 dari 6 halaman

VII. STANDAR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

BPM-UMT SSP 3 07 16

No Proses Penanggung Jawab Jabatan Tanda tangan Tanggal

1 Perumusan Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Ketua Tim 15 Januari 2016

2 Pemeriksaan Achmad Amarullah, M.Pd Wakil Rektor II 20 Maret 2016

Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016

4 Penetapan Dr. H. Achmad Badawi, MM Rektor 20 Maret 2016

5 Pengendalian Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Direktur BPMU 20 Maret 2016

A. RASIONAL
72
Permenristekdikti No. 44 tahun 2015 tentang standar nasional pendidikan tinggi
(SNPT) telah memberikan arahan tentang pentingnya peningkatan mutu yang
berkelanjutan. Upaya peningkatan mutu merupakan sebuah kegiatan yang melibatkan
banyak unsur kepemimpinan yang masing-masing memiliki tugas pokok dan fungsi
sendiri-sendiri, namun demikian dituntut saling bekerja sama untuk menghasilkan
multi output secara bersama. Di satu sisi output dari satu unit jadimerupakan input
untuk unit yang lain yang harus dihasilkan secara ssimultan, disisi lain beberapa unit
bisa jadi memiliki peran masing-masing di dalam memberikan kontribusi untuk
menghasilkan satu output. Oleh karena itu, maka masing-masing unsur kepemimpinan
dalam organisasi UMT membutuhkan pedoman standar dalam mengelola masing-
masing unit yang dipimpin.
Pengelolaan perguruan tinggi merupakan kegiatan pelaksanaan jalur, jenjang,
dan jenis pendidikan tinggi melalui pendirian perguruan tinggi oleh pemerintah
dan/atau badan penyelenggara untuk mencapai tujuan pendidikan tinggi. Universitas
Muhammadiyah Tangerang telah menyusun dan merumuskan sistem penjaminan mutu
akademik dan non akademik yang antara lain memuat sistem pengelolaan akademik
dan non akademik yang telah diselaraskan dengan visi dan misinya. Upaya
peningkatan mutu standar pengelolaan tersebut merupakan kegiatan manajemen
akademik, kemahasiswaan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, fasilitas dan
infrastruktur, sumberdaya manusia, keuangan, dan manajemen sistem informasi.
Standar pengelolaan dimaksud meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
kegiatan akademik dan non akademik.

B. VISI, MISI DAN TUJUAN UMT


1. Visi UMT
Menjadi Universitas Unggul Dalam pengembangan IPTEKS

2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.

3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya

73
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.

C. PIHAK YANG BERTANGGUNGJAWAB UNTUK MENCAPAI/MEMENUHI


STANDAR
1. Rektor sebagai pimpinan universitas
2. Dekan/Direktur sebagai pimpinan fakultas/pascasarjana
3. Ketua Program Studi sebagai pimpinan Program Studi
4. Tenaga Pendidik dan Kependidikan sebagai pelaksana

D. ISTILAH DAN DEFINISI


1. Standar diartikan sebagai acuan keunggulan mutu sistem pengelolaan Institusi
Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) sebagai satu kesatuan yang
terintegrasi dalam mewujud-kan visi, melaksanakan misi, dan mencapai tujuan yang
dicita-citakan sesuai dengan strategi-strategi yang dikembangkan dan harapan-
harapan pemangku kepentingan.
2. Pengelolaan adalah sistem manajemen yang menjamin penyelenggaraan institusi
UMT dalam memenuhi prinsip-prinsip kredibilitas, transparansi, akuntabilitas,
tanggung jawab, dan keadilan berdasarkan nilai-nilai moral dan etika, serta norma-
norma dan nilai akademik.
3. Standar pengelolaan merupakan acuan keunggulan mutu institusi UMT dalam
memenuhi prinsip-prinsip kredibilitas, transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab,
dan keadilan. Pengelolaan institusi UMT mencerminkan pelaksanaan good
university governance dan mengakomodasi seluruh nilai, norma, struktur, peran,
fungsi, serta aspirasi pemangku kepentingan.
4. Standar pengelolaan pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang
perencanaan, pelaksanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi,
serta pelaporan kegiatan pembelajaran pada tingkat program studi.
5. Standar pengelolaan pembelajaran sebagaimana dimaksud harus mengacu pada
standar kompetensi lulusan, standar isi pembelajaran, standar proses pembelajaran,
standar dosen dan tenaga kependidikan, serta standar sarana dan prasarana
pembelajaran.
6. Pengelolaan Perguruan Tinggi adalah kegiatan pelaksanaan jalur, jenjang, dan jenis
Pendidikan Tinggi melalui pendirian Perguruan Tinggi oleh Pemerintah dan/atau
Badan Penyelenggara untuk mencapai tujuan Pendidikan Tinggi (PP No. 4 tahun
2014).

E. PERNYATAAN ISI STANDAR


1. Standar Kebijakan Pengelolaan Pembelajaran
a. Rektor menetapkan Rencana Induk Pengembangan (RIP), Rencana Strategis
(Rentsra), dan Rencana Operasional (Renop) mengenai pengelolaan akademik

74
dan non akdemik yang akan dicapai dalam kurun satu periode.
b. Dekan/direktur/program studi menetapkan Rentsra, dan Renop mengenai
pengelolaan akademik dan non akademik yang akan dicapai setiap tahun.
c. Dekan/direktur/program studi mengimplementasikan Renstra, dan Renop
mengenai pengelolaan akademik dan non akademik setiap tahun.
d. LPMU melakukan pengawasan implementasi pengelolaan akademik dan non
akademik yang meliputi: pemantauan, supervisi, evaluasi, dan pelaporan yang
dilakukan minimal setiap tahun.
e. Rektor/dekan/direktur/ program studi menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja
setiap tahun.
f. Rektor/dekan/direktur /program studi menindaklanjuti hasil pengawasan untuk
perbaikan pelaksanaan akademik dan non akademik setiap tahun.
g. Rektor/dekan/direktur/kaprodi menyelenggarakan pembelajaran sesuai dengan
jenis dan program pendidikan yang selaras dengan capaian pembelajaran
lulusan; dengan cara:
1) Setiap program studi melakukan proses pembelajaran dengan Sistem Kredit
Semester.
2) Setiap semester minimal 12 minggu dan maksimal16 minggu.

3) Proses pembelajaran terdiri atas perkuliahan tatap muka, atau seminar

2. Standar Pengelolaan Pelaksanaan Pembelajaran


a. Pelaksanaan standar pengelolaan dilakukan oleh Unit Pengelola program studi dan
perguruan tinggi.
b. Unit pengelola program studi sebagaimana dimaksud wajib :
1) Melakukan penyusunan kurikulum dan rencana pembelajaran dalam setiap mata
kuliah mencakup :
a) Penyusunan dan penyempernaan kurikulum
b) Penyusunan rencana kerja program studi setiap semester
c) Penyusunan silabus dan RPS setiap mata kuliah
d) Penyusunan bahan ajar
e) Monitoring atau pemantauan proses pembelajaran
f) Evaluasi dan penyempurnaan pembelajaran
2) Menyelenggarakan program pembelajaran sesuai standar isi, standar proses,
standar penilaian yang telah ditetapkan dalam rangka mencapai capaian
pembelajaran lulusan.
3) Melakukan kegiatan sistemik yang menciptakan suasana akademik dan budaya
mutu yang baik seperti
a) Proses pembelajaran menggunakan berbagai sumber belajar berbasis
teknologi informasi
b) Proses pembelajaran menggunakan pendekatan Student centre Learning
(SCL) atau sejenisnya.

75
c) Melakukan seminar, simposium, bedah buku, lokakarya, penelitian
bersama dan studi lapangan minimal 1 kali setiap semester.
d) Mengundang pakar dari luar perguruan tinggi untuk berbagai kegiatan
ilmiah, minimal 2 kali setiap tahun
e) Memiliki kebijakan tentang otonomi keilmuan, kebebasan akademik, dan
mimbar akademik
f) Memiliki kebijakan tentang pembimbingan akademik dengan komponen :
Tujuan Pembimbingan, materi pembimbingan, kesulitan dan solusinya,
manfaat bimbingan
4) Melakukan kegiatan pemantauan dan evaluasi secara periodik dalam rangka
menjaga dan meningkatkan mutu proses pembelajaran dengan cara :
a) Melaksanakan rapat program studi minimal satu kali setiap pertengahan
semester.
b) Melakukan survei kepuasan mahasiswa setiap semester.
c) Memantau laporan berita acara perkuliahan setiap akhir pekan.
d) Melakukan survey kinerja dosen setiap semester
5) Melaporkan hasil program pembelajaran secara periodik sebagai sumber data
dan informasi dalam pengambilan keputusan perbaikan dan pengembangan mutu
pembelajaran.

3. Standar Peningkatan Mutu


a. Rektor/Dekan/Direktur/Kaprodi menjaga dan meningkatkan mutu pengelolaan
program studi dalam melaksanakan program pembelajaran secara berkelanjutan
dengan sasaran yang sesuai dengan visi dan misi perguruan tinggi
b. LPMU melakukan pengawasan implementasi pengelolaan akademik dan non
akademik yang meliputi: pemantauan, supervisi, evaluasi, dan pelaporan yang
dilakukan minimal setiap tahun.

4. Standar Monitoring
a. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kegiatan program studi dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran yaitu :
1) Monitoring : mengamati langsung aktivitas pembelajaran
2) Controlling : memeriksa dokumen pembelajaran
3) Surveilance : evaluasi ke lapangan
b. LPMU melakukan pengawasan implementasi pengelolaan akademik dan non
akademik yang meliputi: pemantauan, supervisi, evaluasi, dan pelaporan yang
dilakukan minimal setiap tahun.
c. Rektor/dekan/direktur/ program studi menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja
setiap tahun.
d. Rektor/dekan/direktur /program studi menindaklanjuti hasil pengawasan untuk
perbaikan pelaksanaan akademik dan non akademik setiap tahun.

76
5. Standar Pelaporan
a. Dekan/direktur/ program studi menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja setiap
tahun.
b. Universitas/Fakultas menyampaikan laporan kinerja program studi dalam
menyelenggarakan program pembelajaran paling sedikit melalui pangkalan data
pendidikan tinggi.
c. Dekan/Direktur menyampaikan laporan kinerja dosen dan tenaga kependidikan
ke Universitas setiap tahun

d. Kaprodi menyampaiakn laporan kinerja prodi kepada Dekan/Direktur setiap


semester

E. STRATEGI
1. Menyelenggarakan Rapat Kerja Tahunan (RKT) Tingkat Universitas.
2. Menyelenggarakan rapat kerja dosen tingkat fakultas/pascasarjana,prodi.

F. INDIKATOR
1. Adanya dokumen RIP, Renstra, dan Renop mengenai pengelolaan akademik dan
non akademik tingkat universitas.
2. Adanya dokumen Rentsra, dan Renop mengenai pengelolaan akademik dan non
akade-mik tingkat fakultas/pascasarjana, prodi.
3. Adanya dokumen petunjuk teknis mengenai implementasi RIP, Rentsra, dan Renop.
4. Tersedianya instrumen monev implementasi pengelolaan akademik dan non
akademik
5. Tersedianya dokumen laporan kinerja setiap tahun di UMT.
6. Meningkatnya layanan pelaksanaan akademik dan non akademik di UMT.

G. DOKUMEN TERKAIT

Untuk melaksanakan standar ini, diperlukan:


1. Dokumen manajemen (Statuta,Rentra, Renop).
2. Dokumen akedemik (kebijakan akademik, peraturan akdemik, pedoman akademik)
3. Dokumen Mutu (Kebijakan Mutu, Manual Mutu).

77
REFERENSI

1. Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,


Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015
Tentang Standar Nasional Pendidikan.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 141);
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
56 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24
Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta
Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2012 tentang Statuta Universitas Muhammadiyah Tangerang.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14
tahun 2014 tentang Kerjasama Perguruan Tinggi.
13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesisa Nomor 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa,
14. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 234/U/2000
tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.
15. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002
tentang Kurikulum inti Pendidikan Tinggi.

78
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif Penyusunan
Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud, Direktorat
Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu Perguruan
Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi

79
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SPP/08/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
STANDAR PEMBIAYAAN Revisi: 0

PEMBELAJARAN Halaman 2 dari 6 halaman

VIII. STANDAR PEMBIAYAAN PEMBELAJARAN

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

BPM-UMT SSP 3 08 16

No Proses Penanggung Jawab Jabatan Tanda tangan Tanggal

1 Perumusan Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Ketua Tim 15 Januari 2016

2 Pemeriksaan Achmad Amarullah, M.Pd Wakil Rektor II 20 Maret 2016

Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016

4 Penetapan Dr. H. Achmad Badawi, MM Rektor 20 Maret 2016

5 Pengendalian Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Direktur BPMU 20 Maret 2016

i. RASIONAL
80
Dalam penyelenggaraan perguruan tinggi, unsur pembiayaan merupakan salah satu
unsur utama untuk kelancaran dan keberhasilan penyelenggaraan seluruh kegiatan yang
dilakukan oleh perguruan tinggi. Pembiayaan pada perguruan tinggi diperuntukkan untuk
pembiayaan kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, serta
untuk menunjang kegiatan mahasiswa, kesejahteraan dosen, dan tenaga kependidikan.
Penyelenggaraan kegiatan perguruan tinggi harus berjalan sesuai dengan hukum yang
berlaku, visi, misi dan tujuan UMT secara transparan, akuntabel dan bermutu. Agar seluruh
penyelenggaraan kegiatan suatu perguruan tinggi dapat berjalan dengan efektif dan efisien
diperlukan tolok ukur atau standar pembiayaan.
Permenristek dikti Nomor 44 tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan:
1. Standar pembiayaan pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang komponen dan
besaran biaya investasi dan biaya operasional yang disusun dalam rangka pemenuhan
capaian pembelajaran lulusan sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 5.
2. Biaya investasi pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
bagian dari biaya pendidikan tinggi untuk pengadaan sarana dan prasarana,
pengembangan dosen, dan tenaga kependidikan pada pendidikan tinggi.
3. Biaya operasional pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
bagian dari biaya pendidikan tinggi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
pendidikan yang mencakup biaya dosen, biaya tenaga kependidikan, biaya bahan
operasional pembelajaran, dan biaya operasional tidak langsung.
4. Biaya operasional pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
per mahasiswa per tahun yang disebut dengan standar satuan biaya operasional
pendidikan tinggi.
Pengelolaan pembiayaan UMT mengacu pada standar keuangan yang berlaku,
misalnya standar akuntansi. Dalam pembiayaan UMT terdapat perencanaan anggaran yang
dinamakan Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan (RKAT). RKAT inilah yang
menjadi salah satu indikator keberhasilan pembiayaan pada UMT. Di samping itu,
indikator lainnya yaitu hasil pelaksanaan kegiatan dan penggunaan anggaran, serta
outcome atau dampak yang ditimbulkan dari kegiatan dan anggaran yang dikeluarkan
(dilaksanakan).

B. VISI, MISI DAN TUJUAN UMT


1. Visi UMT
Menjadi Universitas Unggul Dalam pengembangan IPTEKS

2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.

81
3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.

C. SUBJEK/PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB UNTUK MENCAPAI/


MEMENUHI ISI STANDAR
1. Rektor sebagai pimpinan universitas
2. Dekan/Direktur sebagai pimpinan fakultas/Program Pascasarjana
3. Ketua lembaga dan Kepala UPT sebagai pimpinan lembaga dan UPT
4. Ketua Program Studi sebagai pimpinan Program Studi

D. ISTILAH DAN DEFINISI


1. Standar Pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya
operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun,
2. Biaya Investasi adalah biaya yang diperlukan bagi penyediaan sarana dan
prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap,
3. Biaya Operasi adalah biaya yang diperlukan untuk membayar gaji dan tunjangan
pendidik dan tenaga kependidikan, bahan atau peralatan habis pakai, dan biaya
operasi pendidikan tidak langsung pada satuan pendidikan,
4. Biaya Personal adalah biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik
untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan,
5. Biaya operasional tidak langsung adalah seluruh biaya yang tidak berkaitan secara
langsung dengan proses Tri Dharma,
6. Biaya bahan atau peralatan habis pakai adalah biaya bahan dan peralatan habis
untuk melaksanakan Tridharma perguruan tinggi.

E. PERNYATAAN ISI STANDAR

1. Rektor, Dekan, Direktur Pascasarjana, Ketua Program Studi, Ketua Lembaga dan
Kepala UPT menyusun standar biaya investasi UMT setiap tahun
2. Rektor, Dekan, Direktur Pascasarjana, Ketua Program Studi, Ketua Lembaga dan
Ketua UPT menyusun standar biaya operasional UMT setiap tahun
3. Rektor, Dekan, Direktur Pascasarjana, Ketua Program Studi, Ketua Lembaga dan
Ketua UPT menyusun standar biaya personal UMT setiap tahun

E. STRATEGI
1. Rektor UMT menyelenggarakan koordinasi yang baik dengan seluruh fakultas,
82
pascasarjana, lembaga dan UPT dalam hal perencanaan, pengelolaan dan
pertanggung-jawaban seluruh penerimaan dan pengeluaran dana yang ada.
2. Rektor UMT melalui SPI secara periodik dan berkelanjutan melakukan fungsi
peng-awasan dan audit internal keuangan
3. Rektor menerapkan langkah efisiensi pengeluaran dan optimalisasi penerimaan
dalam rangka pemenuhan standar pembiayaan,

F. INDIKATOR

1. Tercapainya kesesuaian antara rencana anggaran dan realisasi anggaran


kegiatan tahunan secara efektif dan efisien
2. Terpenuhinya standar mutu yang lain dari aspek pembiayaan

G. DOKUMEN TERKAIT
1. Standar pembiayaan ini harus diselaraskan dengan dokumen standar mutu yang
lain, khususnya yang berkaitan dengan aspek pembiayaan
2. Manual prosedur, borang atau formulir kerja yang terkait dengan pembiayaan
3. Dokumen mutu (kebijakan mutu dan manual mutu)

REFERENSI

1. Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,

83
Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015
Tentang Standar Nasional Pendidikan.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 141);
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
56 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24
Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta
Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2012 tentang Statuta Universitas Muhammadiyah Tangerang.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14
tahun 2014 tentang Kerjasama Perguruan Tinggi.
13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesisa Nomor 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa,
14. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 234/U/2000
tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.
15. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002
tentang Kurikulum inti Pendidikan Tinggi.
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.

84
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif
Penyusunan Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud,
Direktorat Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu Perguruan
Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi

85
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SP/11/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
Revisi: 0
STANDAR HASIL PENELITIAN Halaman 2 dari 6 halaman

IX. STANDAR HASIL PENELITIAN

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

BPM-UMT SSP 3 09 16

No Proses Penanggung Jawab Jabatan Tanda tangan Tanggal

1 Perumusan Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Ketua Tim 15 Januari 2016

2 Pemeriksaan Achmad Amarullah, M.Pd Wakil Rektor I 20 Maret 2016

Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016

4 Penetapan Dr. H. Achmad Badawi, MM Rektor 20 Maret 2016

5 Pengendalian Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Direktur BPMU 20 Maret 2016

86
A. RASIONAL
Pasal 20 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dengan tegas mengamanatkan bahwa Perguruan tinggi berkewajiban
menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam
pelaksanaan darma penelitian, semua tenaga pengajar (dosen) dan mahasiswa
diwajibkan untuk melakukan penelitian guna memecahkan permasalahan tertentu yang
menjadi perhatiannya. Dosen melakukan penelitian untuk mengembangkan bidang
ilmu yang ditekuninya dan memecah-kan masalah praktis yang ada di tengah-tengah
masyarakat, sedangkan mahasiswa melaku-kan penelitian sebagai salah satu
kewajiban yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan program pendidikan yang
diikutinya.Universitas Muhammadiyah Tangerang dengan Visi “menjadi universitas
unggul dalam pengembangan IPTEKS dirumuskan dalam Misi UMT. Penyataan
dimaksud adalah:
1. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu,
2. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia,
3. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungkan
dalam pengembangan IPTEK.
4. Mengembangkan kehidupan islami menurut pandangan Muhammadiyah
Untuk mengkoordinasikan pelaksanaan semua kegiatan penelitian terutama
penelitian dosen, Universitas Muhammadiyah Tangerang membentuk suatu badan
yang khusus menangani kegiatan penelitian yang disebut “Lembaga Penelitian,
Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Tangerang”
(LP3M UMT). Fungsi koordinasi lembaga ini tidak saja dimaknai untuk
mengkoordinasikan pendistribusi-an jumlah judul atau alokasi sumber dana internal
dan eksternal yang berturut-turut di sediakan oleh UMT dan lembaga donatur lainnya,
akan tetapi juga dimaknai untuk mengkoordinasikan yang terkait dengan pengaturan
capaian sasaran/target dan prioritas garapan bidang penelitian pada masing-masing
kajian keilmuan. Hal ini tergambar dari keberadaan berbagai fakultas/pascasarjana dan
Pusat Penelitian yang merupakan represen-tasi dari berbagai bidang ilmu/kajian yang
ada dalam lingkup Universitas Muhammadiyah Tangerang.
Penetapan standar hasil penelitian di Universitas Muhammadiyah Tangerang
selain dimaksudkan untuk mewujudkan visi melalui pelaksanaan misi universitas,
juga untuk menjadi tolok ukur dalam menilai kemajuan dan peningkatan pelaksanaan
penelitian, baik kuantitas, kualitas, cakupan, maupun ketuntasan penelitian. Maksud
penetapan standar hasil penelitian sesungguhnya bermuara pada pendokumentasian
semua kegiatan penelitian yang dapat dipantau, dievaluasi, dan dikendalikan secara
berkala, teratur, dan terukur.
Ruang lingkup standar hasil penelitian meliputi: (a) agenda penelitian, (b)
pelaksanaan dan manajemen penelitian, (c) kode etik dan metode penelitian, (d)
pendanaan penelitian, (e) sarana dan prasarana pendukung penelitian, dan (e) output
dan outcome penelitian.

B. VISI, MISI DAN TUJUAN UMT


87
1. Visi UMT
Menjadi Universitas Unggul Dalam pengembangan IPTEKS

2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.

3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.

C. SUBYEK/PIHAK YANG BERTANGGUNGJAWAB UNTUK MENCAPAI/


MEMENUHI ISI STANDAR
1. Rektor sebagai pimpinan universitas;
2. Dekan/Direktur sebagai pimpinan fakultas/program pascasarjana;
3. Ketua Lembaga Pengembangan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP3M)
UMT;
4. Ketua Program Studi sebagai pimpinan program studi, dan
5. Dosen dan mahasiswa sebagai pelaksana penelitian.

D. ISTILAH DAN DEFINISI


1. Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara
sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang berkaitan
dengan pemahaman dan pembuktian kebenaran atau ketidakbenaran suatu asumsi
dan/atau hipotesis di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta menarik
kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
(IPTEKS).
2. Proposal penelitian adalah usulan tertulis rencana kegiatan penelitian yang
dilakukan oleh dosen dan/atau mahasiswa dalam lingkup Universitas
Muhammadiyah Tangerang.
3. Laporan hasil penelitian adalah uraian secara tertulis kumpulan hasil kegiatan

88
penelitian dalam bentuk soft-copy dan hard-copy yang dilakukan oleh dosen
dan/atau mahasiswa dalam lingkup Universitas Muhammadiyah Tangerang.
4. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasi-kan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat;
5. Mahasiswa adalah peserta didik aktif (Diploma, Sarjana, dan Magister) dalam
lingkup UMT.

E. ARAH KEGIATAN PENELITIAN


Arah penelitian Universitas Muhammadiyah Tangerang adalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan penelitian didorong menjadi penelitian berbasis Pendidikan dan
Pengabdian Kepada Masyarakat sehingga hasil penelitian dapat didayagunakan
untuk kepentingan masyarakat.
2. UMT mendorong peningkatan kemampuan enterpreneurship dari kegiatan
penelitian, tanpa mengurangi mutu ilmiah dari kegiatan penelitian tersebut. Wujud
dari kegiatan ini diantaranya adalah kolaborasi yang intensif dengan dunia industri,
atau dimungkinkan membentuk satu unit yang memungkinkan hasil penelitian dapat
dipasarkan langsung pada dunia industri atau berdaya guna bagi kesejahteraan
masyarakat.
3. UMT mendorong peningkatkan kualitas penelitian dengan proaktif melakukan
kolaborasi dengan lembaga-lembaga penelitian nasional maupun intemasional, baik
melalui magang penelitian maupun melalui joint degree program.
Untuk mempercepat terwujudnya arah kegiatan penelitian UMT sebagai perguruan tinggi
unggul dan bermutu, ditempuh cara-cara sebagai berikut:
a. Mengembangkan kultur penelitian yang sehat dan kompetitif.
b. Mengembangkan budaya penelitian yang lebih menghargai hasil karya orang lain
dengan tidak melakukan plagiasi hasil karya penelitian yang sudah ada.
c. Perbaikan dan peningkatan fasilitas penelitian, insensif publikasi, bantuan
pendaftaran paten dan insensif di seminar nasional/internasional.
d. Pembentukan center of excelence yang didukung oleh para peneliti sesuai dengan
payung penelitian masing-masing.
e. Pengembangan payung dan claster penelitian ditentukan berdasarkan roadmap dan
trackrecord sumber daya yang ada.
f. Pengembangan pangkalan data penelitian dikelola oleh Lembaga Pengembangan,
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) UMT dengan berusaha untuk
mengembangkan basis teknologi.
g. Peningkatan efisiensi, efektifitas dan kualitas dari unit pelaksana penelitian melalui
networking dan resource sharing sehingga menjamin kemudahan akses bagi sivitas
akademika di UMT dan masyarakat pengguna.

F. PERNYATAAN STANDAR HASIL PENELITIAN

89
a. Standar Hasil Penelitian
a. LP3M UMT menetapkan road map (prioritas, program, sasaran, dan indiktor
keberhasilan) penelitian menurut bidang kajian keilmuan bagi setiap fakultas
melalui Rencana Induk Penelitian (RIP) UMT setiap lima tahun
b. LP3M UMT menetapkan pedoman pengelolaan penelitian bagi pendanaan
internal dan eksternal setiap tahun;
c. Rektor menetapkan jumlah minimal penelitian setiap dosen setiap tahun;
d. LP3M, fakultas/program pascasarjana/program studi membentuk “peer review”
untuk menentukan proposal yang memenuhi syarat untuk diusulkan ke
penyandang dana setiap tahun;
e. Rektor UMT menetapkan mekanisme dan akuntabilitas pengelolaan dana
penelitian setiap tahun;
f. Rektor dan Dekan/Direktur meningkatkan jumlah koleksi buku referensi dan
jurnal ilmiah di perpustakaan lingkup UMT setiap tahun LP3M menetapkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh dosen diarahkan dalam rangka :
1) Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
2) Peningkatan kesejahteraan masyarakat
3) Peningkatan iman dan taqwa
g. Hasil penelitian dosen merupakan produk yang memiliki ciri :
1) Memenuhi kaidah ilmiah dan metode ilmiah
2) Sistematis
3) Sesuai otonomi keilmuan dan budaya akademik
h. Hasil penelitian dosen sejalan dengan capaian pembelajaran yang dirumuskan
oleh program studi.

b. Standar Publikasi Hasil Penelitian

Publikasi hasil penelitian dosen wajib disebarluaskan melalui


a. Seminar yang dilaksanakan minimal oleh program studi yang dihadiri oleh
peserta dari perguruan tinggi lain, minimal 1 kali dalam 1 semester
b. Seminar nasional yang dilaksanakan minimal oleh program studi yang dihadiri
oleh peserta dari perguruan tinggi lain, minimal 1 kali dalam setahun.
c. Hasil penelitian dipublikasikan dalam buku dan prosiding yang ber ISBN, jurnal
ilmiah, diutamakan jurnal ilmiah terakreditasi nasional dan jurnal ilmiah
internasional.
d. Hasil penelitian kompetitif internal dipublikasikan di jurnal terakreditasi
nasional.
e. Hasil penelitian diproses untuk mendapatkan HaKi

c. Standar Monev Hasil Penelitian

a. Evaluasi pelaksanaan penelitian baik yang dibiayai pihak Universitas maupun


oleh pihak di luar UMT melalui seminar hasil penelitian, laporan LP3M UMT
tentang evaluasi pelaksanaan dan diseminasi hasil penelitian, dan laporan tim
penjaminan mutu.
90
b. Evaluasi hasil kegiatan penelitian meliputi evaluasi kuantitas dan kualitas
artikel dalam prosiding seminar/jurnal, kuantitas dan kualitas inovasi IPTEKS
yang digunakan di masyarakat, dan Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI) dan
hak cipta yang diperoleh

G. STRATEGI
1. Rektor UMT/LP3M/Fakultas/PPs mensosialisasikan kepada semua dosen mengenai
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan penelitian di tingkat fakultas/PPs,
dan program studi.
2. Rektor Universitas Muhammadiyah Tangerang mengalokasikan dana, sarana dan
prasarana pendukung kegiatan penelitian yang memadai.
3. LP3M melakukan pelatihan metodologi penelitian dan penulisan jurnal ilmiah
4. LP3M memfasilitasi penerbitan artikel ilmiah pada jurnal nasional terakreditasi dan
jurnal internasional;

H. INDIKATOR
1. Kuantitas dan kualitas penelitian meningkat setiap tahun;
2. Kuantitas dan kualitas publikasi hasil penelitian meningkat setiap tahun;
3. Jumlah kegiatan dan mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan penelitian setiap
tahun.
4. Jumlah dana penelitian meningkat setiap tahun.
5. Jumlah dan kualitas sarana dan prasarana pendukung penelitian semakin memadai

I. DOKUMEN TERKAIT
1. UU RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
3. UU RI No.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
4. Peraturan Presiden No.8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia
5. Rencana Induk Penelitian dan PkM UMT
6. Statuta UMT
7. Rencana Strategis UMT
8. Rencana operasional UMT

REFERENSI

1. Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,


91
Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015
Tentang Standar Nasional Pendidikan.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 141);
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
56 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24
Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta
Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2012 tentang Statuta Universitas Muhammadiyah Tangerang.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14
tahun 2014 tentang Kerjasama Perguruan Tinggi.
13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesisa Nomor 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa,
14. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 234/U/2000
tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.
15. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002
tentang Kurikulum inti Pendidikan Tinggi.
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.

92
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif
Penyusunan Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud,
Direktorat Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu
Perguruan Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi

93
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SP/11/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
Revisi: 0
STANDAR ISI PENELITIAN Halaman 2 dari 6 halaman

XII. STANDAR ISI PENELITIAN

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

BPM-UMT SIP 3 10 16

No Proses Penanggung Jawab Jabatan Tanda tangan Tanggal

1 Perumusan Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Ketua Tim 15 Januari 2016

2 Pemeriksaan Achmad Amarullah, M.Pd Wakil Rektor I 20 Maret 2016

Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016

4 Penetapan Dr. H. Achmad Badawi, MM Rektor 20 Maret 2016

5 Pengendalian Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Direktur BPMU 20 Maret 2016

94
A. RASIONAL
Pasal 20 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dengan tegas mengamanatkan bahwa Perguruan tinggi berkewajiban
menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam
pelaksanaan darma penelitian, semua tenaga pengajar (dosen) dan mahasiswa
diwajibkan untuk melakukan penelitian guna memecahkan permasalahan tertentu yang
menjadi perhatiannya. Dosen melakukan penelitian untuk mengembangkan bidang
ilmu yang ditekuninya dan memecah-kan masalah praktis yang ada di tengah-tengah
masyarakat, sedangkan mahasiswa melaku-kan penelitian sebagai salah satu
kewajiban yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan program pendidikan yang
diikutinya.Universitas Muhammadiyah Tangerang dengan Visi “menjadi universitas
unggul dalam pengembangan IPTEKS dirumuskan dalam Misi UMT. Penyataan
dimaksud adalah:
1. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu,
2. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia,
3. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungkan
dalam pengembangan IPTEK.
4. Mengembangkan kehidupan islami menurut pandangan Muhammadiyah
Untuk mengkoordinasikan pelaksanaan semua kegiatan penelitian terutama
penelitian dosen, Universitas Muhammadiyah Tangerang membentuk suatu badan
yang khusus menangani kegiatan penelitian yang disebut “Lembaga Penelitian,
Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Tangerang”
(LP3M UMT). Fungsi koordinasi lembaga ini tidak saja dimaknai untuk
mengkoordinasikan pendistribusian jumlah judul atau alokasi sumber dana internal
dan eksternal yang berturut-turut di sediakan oleh UMT dan lembaga donatur lainnya,
akan tetapi juga dimaknai untuk mengkoordinasikan yang terkait dengan pengaturan
capaian sasaran/target dan prioritas garapan bidang penelitian pada masing-masing
kajian keilmuan. Hal ini tergambar dari keberadaan berbagai fakultas/pascasarjana dan
Pusat Penelitian yang merupakan represen-tasi dari berbagai bidang ilmu/kajian yang
ada dalam lingkup Universitas Muhammadiyah Tangerang.
Penetapan standar isi penelitian di UMT selain dimaksudkan untuk
mewujudkan visi melalui pelaksanaan misi universitas, juga untuk menjadi tolok ukur
dalam menilai kemajuan dan peningkatan pelaksanaan penelitian, baik kuantitas,
kualitas, cakupan, maupun ketuntasan penelitian. Maksud penetapan standar
penelitian sesungguhnya bermuara pada pendokumentasian semua kegiatan penelitian
yang dapat dipantau, dievaluasi, dan dikendalikan secara berkala, teratur, dan terukur.
Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah
secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang berkaitan
dengan pemahaman dan/atau pengujian suatu cabang pengetahuan dan teknologi.
Hasil penelitian diarah kan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa yang antara lain
tercermin dalam Millenium Development Goals (MDGs) dan Indeks Pembangunan
Manusia (HDI) melalui pembangunan berkelanjutan. Untuk itu kinerja dan prestasi
95
penelitian perlu dipantau dan dievaluasi oleh fakultas maupun universitas. Agar isi
penelitian berjalan efektif dan bermanfaat untuk menjamin terjadinya peningkatan
mutu penelitian sesuai dengan visi dan misi universitas, maka diperlukan patokan,
ukuran, kriteria penelitian tertentu atau standar yang harus dipenuhi agar isi penelitian
berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat maupun bagi bangsa. Untuk itulah maka
ditetapkan standari si penelitian

B. VISI, MISI DAN TUJUAN UMT


1. Visi UMT
Menjadi Universitas Unggul Dalam pengembangan IPTEKS

2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.

3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.

C. SUBYEK/PIHAK YANG BERTANGGUNGJAWAB UNTUK MENCAPAI/


MEMENUHI ISI STANDAR
1. Rektor sebagai pimpinan universitas;
2. Dekan/Direktur sebagai pimpinan fakultas/program pascasarjana;
3. Ketua Lembaga Pengembangan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP3M)
4. Ketua Program Studi sebagai pimpinan program studi, dan
5. Dosen dan mahasiswa sebagai pelaksana penelitian.

D. ISTILAH DAN DEFINISI


1. Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah
secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang
berkaitan dengan pemahaman dan pembuktian kebenaran atau ketidakbenaran

96
suatu asumsi dan/atau hipotesis di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
serta menarik kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni (IPTEKS).
2. Standar isi penelitian merupakan kriteria minimal tentang kedalaman dan
keluasan materi penelitian
3. Proposal penelitian adalah usulan tertulis rencana kegiatan penelitian yang
dilakukan oleh dosen dan/atau mahasiswa dalam lingkup Universitas
Muhammadiyah Tangerang.
4. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasi-kan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat;
5. Mahasiswa adalah peserta didik aktif (Diploma, Sarjana, Magister, dan Doktor)
dalam lingkup UMT.

E. STANDAR ISI PENELITIAN


a. Standar Jumlah Penelitian
Jumlah hasil penelitian dosen yang wajib dipenuhi oleh setiap dosen UMT :
a. Penelitian yang berskala internasional minimal 1 penelitian setiap lima tahun.
b. Penelitian yang berskala nasional, minimal 1 kali setiap 3 tahun
c. Penelitian yang berskala lokal termasuk yang dibiayai UMT, minimal 1 kali
setiap semester.
d. Hasil penelitian yang bersifat rahasia dan tidak mengganggu kepentingan
umum dijadikan dokumen untuk digunakan bila dibutuhkan.

b. Standar Kedalaman Isi Penelitian


a. Dari aspek kedalaman dan keluasan materi penelitian, penelitian dibagi atas
dua jenis, yaitu penelitian dasar dan penelitian terapan.
b. Penelitian dasar harus berorientasi pada produk berupa penjelasan atau
penemuan dalam rangka mengantisipasi suatu fenomena, kaidah, model, atau
postulat baru.
c. Penelitian terapan harus berorientasi pada pengembangan produk berupa
inovasi serta pengembangan IPTEK yang bermanfaat bagi masyarakat dan
dunia usaha/industri.

d. Materi penelitian harus mencakup kepentingan pengembangan kampus,


persyarikatan Muhammadiyah, dan kepentingan bangsa.

c. Standar Prinsip Isi Penelitian


a. Kemanfaatan, berguna untuk pengembangan keilmuan, pengembangan
kampus, persyarikatan Muhammadiyah dan bangsa.
b. Kemutakhiran, materi penelitian sesuai dengan perkembangan zaman.
c. Mengantisipasi kebutuhan masa mendatang.

97
F. STRATEGI PEMENUHAN STANDAR
1. LP3M melakukan sosialisasi terkait standar isi kepada seluruh civitas akademika
2. LP3M melakukan kegiatan workshop, seminar, dan klinik penelitian
3. Universitas mengalokasikan dana penelitian dosen

G. INDIKATOR PEMENUHAN STANDAR


1. 75% dosen melakukan penelitian dasar
2. 25% dosen melakukan penelitian
3. 100% kedalaman dan keluasan penelitian telah berorientasi pada luaran penelitian
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
4. 100% materi pada penelitian dasar dan penelitian terapan telah memuat prinsip
rinsip yang ditetapkan
5. Materi penelitian dasar harus memuat luaran pene;itian yang berupa penjelasan atau
penemuan untuk mengantisipasi suatu gejala, fenomena, kaidah, model atau postulat
baru.
6. Penelitian telah berorientasi pada luaran penelitian sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan
7. Materi pada penelitian terapan telah memuat prinsip rinsip yang ditetapkandan
berorentasi pada luaran yang berupa inovasi serta pengembangan ilmu pengeahuan
dan teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat, dunia usaha dan atau industri.
8. Materi pada penelitian dasar dan terapan harus memuat prinsip-prinsip kemanfaat,
kemutahiran dan menantisipasi kebutuhan di masa depa
H. DOKUMEN TERKAIT
1. Rencana induk penelitian UMT
2. Pedoman penelitian dan PkM UMT
3. SOP pengajuan proposal penelitian dan pelaporan hasil penelitian

98
REFERENSI

1. Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,


Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015
Tentang Standar Nasional Pendidikan.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 141);
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
56 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24
Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta
Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2012 tentang Statuta Universitas Muhammadiyah Tangerang.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14
tahun 2014 tentang Kerjasama Perguruan Tinggi.
13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesisa Nomor 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa,
14. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 234/U/2000
tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.
15. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002
tentang Kurikulum inti Pendidikan Tinggi.
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

99
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif
Penyusunan Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud,
Direktorat Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu
Perguruan Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi

Kode/No.
100
LPM-UMT/SP/11/3/03/16
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
Revisi: 0
STANDAR PROSES PENELITIAN Halaman 2 dari 6 halaman

XI. STANDAR PROSES PENELITIAN

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

BPM-UMT SPP 3 11 16

No Proses Penanggung Jawab Jabatan Tanda tangan Tanggal

1 Perumusan Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Ketua Tim 15 Januari 2016

2 Pemeriksaan Achmad Amarullah, M.Pd Wakil Rektor I 20 Maret 2016

Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016

4 Penetapan Dr. H. Achmad Badawi, MM Rektor 20 Maret 2016

5 Pengendalian Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Direktur BPMU 20 Maret 2016

101
A. RASIONAL

Pasal 20 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional dengan tegas mengamanatkan bahwa Perguruan tinggi berkewajiban
menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam
pelaksanaan darma penelitian, semua tenaga pengajar (dosen) dan mahasiswa
diwajibkan untuk melakukan penelitian guna memecahkan permasalahan tertentu yang
menjadi perhatiannya. Dosen melakukan penelitian untuk mengembangkan bidang
ilmu yang ditekuninya dan memecah-kan masalah praktis yang ada di tengah-tengah
masyarakat, sedangkan mahasiswa melaku-kan penelitian sebagai salah satu
kewajiban yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan program pendidikan yang
diikutinya.Universitas Muhammadiyah Tangerang dengan Visi “menjadi universitas
unggul dalam pengembangan IPTEKS dirumuskan dalam Misi UMT. Penyataan
dimaksud adalah:
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu,
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia,
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungkan
dalam pengembangan IPTEK.
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pandangan Muhammadiyah

Untuk mengkoordinasikan pelaksanaan semua kegiatan penelitian terutama


penelitian dosen, Universitas Muhammadiyah Tangerang membentuk suatu badan
yang khusus menangani kegiatan penelitian yang disebut “Lembaga Penelitian,
Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Tangerang”
(LP3M UMT). Fungsi koordinasi lembaga ini tidak saja dimaknai untuk
mengkoordinasikan pendistribusi-an jumlah judul atau alokasi sumber dana internal
dan eksternal yang berturut-turut di sediakan oleh UMT dan lembaga donatur lainnya,
akan tetapi juga dimaknai untuk mengkoordinasikan yang terkait dengan pengaturan
capaian sasaran/target dan prioritas garapan bidang penelitian pada masing-masing
kajian keilmuan. Hal ini tergambar dari keberadaan berbagai fakultas/pascasarjana dan
Pusat Penelitian yang merupakan represen-tasi dari berbagai bidang ilmu/kajian yang
ada dalam lingkup Universitas Muhammadiyah Tangerang.
Penetapan standar proses penelitian di Universitas Muhammadiyah Tangerang
selain dimaksudkan untuk mewujudkan visi melalui pelaksanaan misi universitas,
juga untuk menjadi tolok ukur dalam menilai kemajuan dan peningkatan pelaksanaan
penelitian, baik kuantitas, kualitas, cakupan, maupun ketuntasan penelitian. Maksud
penetapan standar penelitian sesungguhnya bermuara pada pendokumentasian semua
kegiatan penelitian yang dapat dipantau, dievaluasi, dan dikendalikan secara berkala,
teratur, dan terukur.

B. VISI, MISI DAN TUJUAN UMT


102
1. Visi UMT
Menjadi Universitas Unggul Dalam pengembangan IPTEKS

2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.

3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.

C. SUBYEK/PIHAK YANG BERTANGGUNGJAWAB UNTUK MENCAPAI/


MEMENUHI ISI STANDAR
1. Rektor sebagai pimpinan universitas;
2. Dekan/Direktur sebagai pimpinan fakultas/program pascasarjana;
3. Ketua Lembaga Pengembangan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP3M)
UMT;
4. Ketua Program Studi sebagai pimpinan program studi, dan
5. Dosen dan mahasiswa sebagai pelaksana penelitian.

D. ISTILAH DAN DEFINISI


1. Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah
secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang
berkaitan dengan pemahaman dan pembuktian kebenaran atau ketidakbenaran
suatu asumsi dan/atau hipotesis di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
serta menarik kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni (IPTEKS).
2. Standar proses penelitian merupakan proses atau prosedur tentang pelaksanaan
kegiatan penelitian
3. Proposal penelitian adalah usulan tertulis rencana kegiatan penelitian yang
dilakukan oleh dosen dan/atau mahasiswa dalam lingkup Universitas

103
Muhammadiyah Tangerang.
4. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasi-kan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat;
5. Mahasiswa adalah peserta didik aktif (Diploma, Sarjana, Magister, dan Doktor)
dalam lingkup UMT.

E. PERNYATAAN PROSES PENELITIAN


1. Standar Kegiatan Penelitian.
a. Strategi, kebijakan, dan prioritas penelitian harus ditetapkan sesuai dengan visi,
misi dan tujuan UMT, dengan mempertimbangkan masukan dari pihak-pihak
terkait.
b. Kegiatan penelitian harus diarahkan pada perwujudan visi institusi dan menjadi
bagian terpadu dari Tridharma dan Catur Darma Perguruan Tinggi Perguruan
Tinggi Muhammadiyah.
c. Penelitian seharusnya dilakukan sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh
LP3M UMT mutu penelitian nasional, serta sesuai dengan kaidah-kaidah
keilmuan dan etika dalam bidangnya masing-masing.
d. Universitas Muhammadiyah Tangerang seharusnya mampu mengkoordinasikan
kegiatan penelitian yang melibatkan antar disiplin dan antar Institusi baik dari
dalam maupun luar negeri.
e. Penelitian seharusnya melibatkan peran serta mahasiswa dan pihak terkait dalam
kegiatan penelitian baik mandiri atau yang dibiayai oleh institusi.
f. UMT harus merangsang peningkatan jumlah dan mutu penelitian secara
berkelanjutan dan menciptakan sistem penghargaan bagi para penelitinya.
g. Dosen harus menegakkan dan menjaga etika moral, sosial dan ilmiah dalam
melakukan penelitian.
h. UMT seharusnya dapat menjalin hubungan kerjasama bidang penelitian dengan
dunia industri secara proaktif sehingga diperoleh pengakuan dan hasil kerja yang
nyata.
i. Hasil penelitian harus disebarluaskan dalam media yang mudah diakses oleh
seluruh civitas akademika dan masyarakat luas.
j. UMT harus memfasilitasi kegiatan diseminasi hasil penelitian baik di tingkat
nasional maupun internasional.
k. Hasil penelitian seharusnya dapat digunakan untuk pengembangan IPTEK,
kebijakan pembangunan, dan pengkayaan materi pembelajaran (Research-Based-
Teaching).
l. Hasil Penelitian yang telah dilakukan harus menghasilkan nilai tambah yang
positip bagi kesejahteraan lembaga dan seluruh civitas akademika di UMT.
m. LP3M UMT harus mengadakan pelatihan, seminar, lokakarya, baik nasional
maupun internasional guna meningkatkan kemampuan dan mutu penelitian.
n. Dosen Prodi khususnya di UMT harus secara aktif dan terus menerus
104
meningkatkan mutu penelitian dan publikasinya.
o. UMT harus mengembangkan perolehan paten hasil penelitian serta hak kekayaan
intelektuan atas hasil penelitian.

2. Standar Pengajuan Proposal


a. Pengajuan proposal oleh ketua tim peneliti setelah mendapat persetujuan dari
ketua program studi dan Dekan terutama dari aspek subtansi penelitian.
b. Pengajuan proposal setelah didiskusikan di program studi
c. Prosedur selanjutnya sesuai dengan ketentuan dari LP3M UMT atau sesuai
dengan pihak lain yang mendanai.
d. LP3M UMT akan mengajukan proposal yang terkumpul ke UMT untuk
mendapatkan persetujuan pendanaan dan reviewer.
e. Bagi penelitian yang dibiayai oleh perguruan tinggi, akan ditelaah oleh reviewer
yang ditetapkan oleh ketua lembaga penelitian dan pengembangan perguruan
tinggi, dan diketahui oleh pimpinan perguruan tinggi,
3. Standar Pelaksanaan Penelitian
a. Penelitian mulai dilakukan setelah ada penandatangan kontrak kerja dengan
pihak yang mendanai.
b. Penelitian mandiri dilakukan setelah ada persetujuan dari ketua lembaga
penelitian.

4. Standar Monitoring dan Evaluasi


a. Peneliti wajib melaporkan kemajuan secara tertulis kepada ketua LP3M UMT
dalam bentuk laporan kemajuan penelitian.
b. Laporan kemajuan penelitian diserahkan setelah 3 bulan pencairan dana tahap I.
c. Peneliti yang mendapatkan hibah DIKTI harus memenuhi kewajiban semua
persyaratan yang diajukan oleh DIKTI dan menandatangani perjanjian di atas
materai dengan ketua lemlitbang untuk memenuhi semua persyaratan hibah
DIKTI

5. Standar Hasil Penelitian


a. Hasil penelitian yang dilaporkan ke PDDikti diketahui oleh ketua program studi.
b. Laporan hasil penelitian disertakan dengan artikel jurnal ilmiah, dalam bentuk
CD.
c. Laporan penelitian merupakan dokumen dan bukti fisik untuk akreditasi program
studi, serta berbagai kebutuhan sumber informasi ilmiah lainnya.
d. Artikel ilmiah dapat dijadikan bahan publikasi berupa buku, prosiding, jurnal
ilmiah baik internal maupun eksternal yang mempunyai ISSN/ISBN.
e. Artikel Ilmiah yang tidak dipublikasikan dalam jurnal dan prosiding, akan
dipublikasikan melalui e-journal di perguruan tinggi masing-masing.
f. Hasil penelitian dapat dijadikan dasar pengambilan kebijakan program studi dan
kegiatan pengabdian masyarakat.
g. Perguruan Tinggi memfasilitasi dana penerbitan buku dari hasil penelitian.
105
F. STRATEGI PEMENUHAN STANDAR
1. LP3M UMT melakukan sosialisasi terkait standar proses kepada seluruh civitas
akademika
2. LP3M UMT melakukan kegiatan workshop, seminar, dan klinik penelitian
3. Universitas mengalokasikan dana penelitian dosen

G. INDIKATOR PEMENUHAN STANDAR


1. 75% dosen melakukan penelitian dasar
2. 25% dosen melakukan penelitian
3. 100% kedalaman dan keluasan penelitian telah berorientasi pada luaran
penelitian sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
4. 100% materi pada penelitian dasar dan penelitian terapan telah memuat prinsip
rinsip yang ditetapkan

H. DOKUMEN TERKAIT
1. Rencana Induk Penelitian UMT
2. Pedoman penelitian dan PkM UMT
3. SOP pengajuan proposal penelitian dan pelaporan hasil penelitian

REFERENSI

1. Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,


Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
106
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015
Tentang Standar Nasional Pendidikan.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 141);
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
56 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24
Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta
Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2012 tentang Statuta Universitas Muhammadiyah Tangerang.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14
tahun 2014 tentang Kerjasama Perguruan Tinggi.
13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesisa Nomor 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa,
14. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 234/U/2000
tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.
15. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002
tentang Kurikulum inti Pendidikan Tinggi.
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

107
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif
Penyusunan Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud,
Direktorat Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu
Perguruan Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi

108
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SP/11/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
Revisi: 0
STANDAR PENILAIAN PENELITIAN Halaman 2 dari 6 halaman

XII. STANDAR PENILAIAN PENELITIAN

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

BPM-UMT SPP 3 12 16

No Proses Penanggung Jawab Jabatan Tanda tangan Tanggal

1 Perumusan Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Ketua Tim 15 Januari 2016

2 Pemeriksaan Achmad Amarullah, M.Pd Wakil Rektor I 20 Maret 2016

Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016

4 Penetapan Dr. H. Achmad Badawi, MM Rektor 20 Maret 2016

Pengendalia
5 n
Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Direktur BPMU 20 Maret 2016

109
A. RASIONAL
Pasal 20 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dengan tegas mengamanatkan bahwa Perguruan tinggi berkewajiban
menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam
pelaksanaan darma penelitian, semua tenaga pengajar (dosen) dan mahasiswa
diwajibkan untuk melakukan penelitian guna memecahkan permasalahan tertentu yang
menjadi perhatiannya. Dosen melakukan penelitian untuk mengembangkan bidang
ilmu yang ditekuninya dan memecah-kan masalah praktis yang ada di tengah-tengah
masyarakat, sedangkan mahasiswa melaku-kan penelitian sebagai salah satu
kewajiban yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan program pendidikan yang
diikutinya.Universitas Muhammadiyah Tangerang dengan Visi “menjadi universitas
unggul dalam pengembangan IPTEKS dirumuskan dalam Misi UMT. Penyataan
dimaksud adalah:
1. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu,
2. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia,
3. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungkan
dalam pengembangan IPTEK.
4. Mengembangkan kehidupan islami menurut pandangan Muhammadiyah
Untuk mengkoordinasikan pelaksanaan semua kegiatan penelitian terutama
penelitian dosen, Universitas Muhammadiyah Tangerang membentuk suatu badan
yang khusus menangani kegiatan penelitian yang disebut “Lembaga Penelitian,
Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Tangerang”
(LP3M UMT). Fungsi koordinasi lembaga ini tidak saja dimaknai untuk
mengkoordinasikan pendistribusi-an jumlah judul atau alokasi sumber dana internal
dan eksternal yang berturut-turut di sediakan oleh UMT dan lembaga donatur lainnya,
akan tetapi juga dimaknai untuk mengkoordinasikan yang terkait dengan pengaturan
capaian sasaran/target dan prioritas garapan bidang penelitian pada masing-masing
kajian keilmuan. Hal ini tergambar dari keberadaan berbagai fakultas/pascasarjana dan
Pusat Penelitian yang merupakan represen-tasi dari berbagai bidang ilmu/kajian yang
ada dalam lingkup Universitas Muhammadiyah Tangerang.
Penetapan standar penilaian penelitian di Universitas Muhammadiyah
Tangerang selain dimaksudkan untuk mewujudkan visi melalui pelaksanaan misi
universitas, juga untuk menjadi tolok ukur dalam menilai kemajuan dan peningkatan
pelaksanaan penelitian, baik kuantitas, kualitas, cakupan, maupun ketuntasan
penelitian. Maksud penetapan standar penelitian sesungguhnya bermuara pada
pendokumentasian semua kegiatan penelitian yang dapat dipantau, dievaluasi, dan
dikendalikan secara berkala, teratur, dan terukur.
Ruang lingkup standar penilaian penelitian meliputi: (a) agenda penelitian, (b)
pelaksanaan dan manajemen penelitian, (c) kode etik dan metode penelitian, (d)
pendanaan penelitian, (e) sarana dan prasarana pendukung penelitian, dan (e) output
dan outcome penelitian.

B. VISI, MISI DAN TUJUAN UMT


110
1. Visi UMT
Menjadi Universitas Unggul Dalam pengembangan IPTEKS

2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.

3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.

C. SUBYEK/PIHAK YANG BERTANGGUNGJAWAB UNTUK MENCAPAI/


MEMENUHI ISI STANDAR
1. Rektor sebagai pimpinan universitas;
2. Dekan/Direktur sebagai pimpinan fakultas/program pascasarjana;
3. Ketua Lembaga Pengembangan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP3M)
UMT;
4. Ketua Program Studi sebagai pimpinan program studi, dan
5. Dosen dan mahasiswa sebagai pelaksana penelitian.

D. ISTILAH DAN DEFINISI


1. Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah
secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang
berkaitan dengan pemahaman dan pembuktian kebenaran atau ketidakbenaran
suatu asumsi dan/atau hipotesis di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
serta menarik kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni (IPTEKS).
2. Proposal penelitian adalah usulan tertulis rencana kegiatan penelitian yang
dilakukan oleh dosen dan/atau mahasiswa dalam lingkup Universitas
Muhammadiyah Tangerang.
3. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama

111
mentransformasi-kan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat;
4. Mahasiswa adalah peserta didik aktif (Diploma, Sarjana, Magister, dan Doktor)
dalam lingkup UMT.

E. PERNYATAAN PENILAIAN PENELITIAN


1. Standar Penilaian
a. Penilaian penelitian dilakukan sejak proposal diajukan, pelaksanaan penelitian,
monitoring dan evaluasi penelitian, sampai dengan laporan penelitian.
b. Penilaian dilakukan secara terintegrasi dengan memperhatikan unsur edukatif,
objektif, akuntabel, dan transparan, dan original
1) Edukatif: penilaian dilakukan untuk memotivasi peneliti agar terus
meningkatkan mutu penelitiannya.
2) Objektif: penilaian dilakukan berdasarkan kriteria yang bebas dari pengaruh
subjektivitas.
3) Akuntabel: penilaian dilakukan dengan kriteria dan prosedur yang jelas dan
dipahami oleh peneliti.
4) Transparan: penilaian yang sesuai dengan prosedur dan hasil penilaiannya dapat
diakses oleh semua pemangku kepentingan.
5) Original : penilaian didasarkan atas keaslian penelitian (bukan plagiasi).

2. Standar Instrumen Penilaian


LP3M UMT membuat instrumen penilaian yang relevan, akuntabel, dan
representatif bagi peneliti UMT

3. Standar Ketentuan Lain


LP3M UMT memiliki ketentuan tersendiri tentang penelitian yang dilakukan oleh
mahasiswa dalam rangka penyusunan laporan tugas akhir, skripsi, tesis, atau
disertasi

F. STRATEGI PEMENUHAN STANDAR


1. LP3M UMT melakukan sosialisasi terkait standar penilaian kepada seluruh civitas
akademika
2. LP3M UMT melakukan kegiatan workshop, seminar, dan klinik penelitian
3. Seminar hasil penelitian dilakukan dalam waktu yang telah dijadwalkan pada
kalender penelitian LP3M UMT
4. Hasil penelitian dipublikasikan dalam bentuk artikel ilmiah

G. INDIKATOR PEMENUHAN STANDAR


1. Adanya pedoman penelitian dan PkM dari UMT
112
2. Adanya kalender penelitian dan PkM dari UMT
3. Peningkatan mutu penelitian dengan semakin meningkat secara kualitas dan
kuanitas penelitian di UMT
4. Publikasi ilmiah

H. DOKUMEN TERKAIT
1. Rencana Induk Penelitian UMT
2. Pedoman penelitian dan PkM UMT
3. SOP pengajuan proposal penelitian dan pelaporan penilaian penelitian
4. Kontrak Penenelitian
5. Kalender Penelitian dan PkM
6. Laporan Akhir penelitian

REFERENSI

113
1. Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,
Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015
Tentang Standar Nasional Pendidikan.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 141);
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
56 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24
Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta
Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2012 tentang Statuta Universitas Muhammadiyah Tangerang.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14
tahun 2014 tentang Kerjasama Perguruan Tinggi.
13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesisa Nomor 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa,
14. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 234/U/2000
tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.
15. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002
tentang Kurikulum inti Pendidikan Tinggi.
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan

114
Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif
Penyusunan Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud,
Direktorat Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu
Perguruan Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi

115
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SP/11/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
Revisi: 0
STANDAR PENELITI PENELITIAN Halaman 2 dari 6 halaman

XIII. STANDAR PENELITI

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

BPM-UMT SSP 3 13 16

No Proses Penanggung Jawab Jabatan Tanda tangan Tanggal

1 Perumusan Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Ketua Tim 15 Januari 2016

2 Pemeriksaan Achmad Amarullah, M.Pd Wakil Rektor I 20 Maret 2016

Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016

4 Penetapan Dr. H. Achmad Badawi, MM Rektor 20 Maret 2016

5 Pengendalian Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Direktur BPMU 20 Maret 2016

116
A. RASIONAL

Pasal 20 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional dengan tegas mengamanatkan bahwa Perguruan tinggi berkewajiban
menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam
pelaksanaan darma penelitian, semua tenaga pengajar (dosen) dan mahasiswa
diwajibkan untuk melakukan penelitian guna memecahkan permasalahan tertentu yang
menjadi perhatiannya. Dosen melakukan penelitian untuk mengembangkan bidang
ilmu yang ditekuninya dan memecah-kan masalah praktis yang ada di tengah-tengah
masyarakat, sedangkan mahasiswa melaku-kan penelitian sebagai salah satu
kewajiban yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan program pendidikan yang
diikutinya.Universitas Muhammadiyah Tangerang dengan Visi “menjadi universitas
unggul dalam pengembangan IPTEKS dirumuskan dalam Misi UMT. Penyataan
dimaksud adalah:
1. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu,
2. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia,
3. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungkan
dalam pengembangan IPTEK.
4. Mengembangkan kehidupan islami menurut pandangan Muhammadiyah
Untuk mengkoordinasikan pelaksanaan semua kegiatan penelitian terutama
penelitian dosen, Universitas Muhammadiyah Tangerang membentuk suatu badan
yang khusus menangani kegiatan penelitian yang disebut “Lembaga Penelitian,
Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Tangerang”
(LP3M UMT). Fungsi koordinasi lembaga ini tidak saja dimaknai untuk
mengkoordinasikan pendistribusi-an jumlah judul atau alokasi sumber dana internal
dan eksternal yang berturut-turut di sediakan oleh UMT dan lembaga donatur lainnya,
akan tetapi juga dimaknai untuk mengkoordinasikan yang terkait dengan pengaturan
capaian sasaran/target dan prioritas garapan bidang penelitian pada masing-masing
kajian keilmuan. Hal ini tergambar dari keberadaan berbagai fakultas/pascasarjana dan
Pusat Penelitian yang merupakan represen-tasi dari berbagai bidang ilmu/kajian yang
ada dalam lingkup Universitas Muhammadiyah Tangerang.
Penetapan standar peneliti penelitian di Universitas Muhammadiyah
Tangerang selain dimaksudkan untuk mewujudkan visi melalui pelaksanaan misi
universitas, juga untuk menjadi tolok ukur dalam menilai kemajuan dan peningkatan
pelaksanaan penelitian, baik kuantitas, kualitas, cakupan, maupun ketuntasan
penelitian. Maksud penetapan standar penelitian sesungguhnya bermuara pada
pendokumentasian semua kegiatan penelitian yang dapat dipantau, dievaluasi, dan
dikendalikan secara berkala, teratur, dan terukur.
Ruang lingkup standar peneliti penelitian meliputi: (a) agenda penelitian, (b)
pelaksanaan dan manajemen penelitian, (c) kode etik dan metode penelitian, (d)
pendanaan penelitian, (e) sarana dan prasarana pendukung penelitian, dan (e) output
dan outcome penelitian.

B. VISI, MISI DAN TUJUAN UMT


117
1. Visi UMT
Menjadi Universitas Unggul Dalam pengembangan IPTEKS

2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.

3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.

B. PIHAK SUBJEK YANG BERTANGGUNGJAWAB UNTUK MENCAPAI atau


MEMENUHI ISI STANDAR

1. Rektor selaku pimpinan Universitas Muhammadiyah Tangerang


2. Ketua Lembaga Pengembangan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP3M)
UMT;
3. Dekan/Direktur selaku pimpinan fakultas/program pascasarjana
4. Ketua Program Studi selaku pimpinan program studi
5. Dosen dan mahasiswa sebagai pelaksana penelitian

C. ISTILAH DAN DEFINISI

1. Standar peneliti adalah kriteria mengenai pendidikan prajabatan dan kelayakan


fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.
2. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,
konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan
lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan.
3. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasi-kan, mengembangkan, dan menyebarluaskan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi melalui Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada
Masyarakat.

118
4. Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang
mencakup program diploma, program sarjana, program magister, program doktor,
dan program profesi, serta program spesialis, yang diselenggarakan oleh perguruan
tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia.
5. Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan
tinggi.
6. Kualifikasi akademik adalah ijazah jenjang pendidikan akademik yang harus
dimiliki oleh guru atau dosen sesuai dengan jenis, jenjang, dan satuan pendidikan
formal di tempat penugasan.
8. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang
harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan.
9. Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen.
10. Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada
guru dan dosen sebagai tenaga profesional.
11. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran,
atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi.
12. Mahasiswa adalah peserta didik aktif (Diploma, Sarjana, Magister, dan Doktor)
dalam lingkup UMT.

D. PERNYATAAN STANDAR PENELITI


1. Standar Peneliti
a. Peneliti adalah dosen tetap UMT yang memiliki kemampuan penguasaan
metodologi penelitian sesuai dengan bidang keilmuan.
b. Dosen yang mengajukan proposal penelitian adalah dosen tetap UMT dan dapat
dilakukan secara perseorangan atau berkelompok.
c. Dosen tidak tetap hanya diperkenankan menjadi anggota kelompok dalam
kegiatan penelitian kelompok dan hanya satu judul penelitian dalam satu tahun.
d. Terkait dengan regulasi atau kebijakan Dalam pertimbangan tertentu calon dosen
tetap dapat melakukan kegiatan penelitian setelah mendapat persetujuan dari
pimpinan Fakultas UMT.
e. Dosen tetap yang sedang melanjutkan studi diperkenankan melakukan kegiatan
penelitian.
f. Dosen tetap yang sedang cuti, tidak diperkenankan melakukan kegiatan
penelitian.
g. Dosen, karena satu dan lain hal berhenti sebagai dosen tetap di perguruan tinggi,
maka hasil penelitian yang dibiayai oleh perguruan tinggi tidak boleh digunakan
pada perguruan tinggi lain.
h. Jumlah peneliti dalam satu kelompok maksimal 5 (lima) orang. Dalam
pertimbangan tertentu dapat melebihi 5 (lima) orang setelah mendapat
persetujuan tim reviewer.
119
i. UMT memiliki ketentuan tersendiri tentang penelitian yang dilakukan oleh
mahasiswa dalam rangka penyusunan laporan tugas akhir, skripsi.

2. Standar Reviewer
a. Dosen tetap atau pakar yang memiliki reputasi di bidang penelitian yang ditandai
dengan jumlah penelitian yang dilakukan minimal 3 (tiga) dalam tiga tahun
terakhir di tingkat lokal, dan atau 2 (dua) dalam tiga tahun terakhir di tingkat
nasional, dan atau 1 (satu) dalam tiga tahun terakhir di tingkat internasional.
b. Dosen tetap atau pakar yang pernah menjadi narasumber dalam seminar, kongres,
atau kolokium, minimal 1 kali setiap tahun.
c. Dosen tetap yang pernah menulis buku ilmiah yang sesuai dengan bidang ilmunya.
d. Reviewer memiliki latar belakang keilmuan yang sesuai dengan proposal yang
dinilai

E. STRATEGI PEMENUHAN STANDAR


1. Rektor UMT/LP3M/Fakultas/PPs UMT melakukan sosialisasi terkait standar
peneliti kepada seluruh civitas akademika.
2. Rektor Universitas Muhammadiyah Tangerang mengalokasikan dana, sarana dan
prasarana pendukung kegiatan penelitian yang memadai.
3. LP3M UMT melakukan kegiatan workshop, seminar, dan klinik penelitian

F. INDIKATOR PEMENUHAN STANDAR


1. Prosentase jumlah dosen aktif , tetap dan berlatar belakang pendidikan S2 lebih besar
atau sama dengan 75% membuat usulan / proposal penelitian
2. Prosentase dosen aktif, tetap dan berlatar belakang pendidikan S2 yang melakukan
reviewer proposal penelitian dana mandiri dibandingkan dengan jumlah proposal yang
diusulkan mencapai minimal 75%
3. Prosentase jumlah penelitian mandiri 1 tahun yang akan datang dibandingkan dengan
jumlah dosen aktif, tetap dan berlatar belakang pendidikan S2 lebih besar atau sama
dengan 75% di setiap prodi di lingkungan UMT.
4. Prosentase jumlah penelitian yang sesuai payung penelitian prodi di UMT
dibandingkan dengan total penelitian lebih besar atau sama dengan 60% di setiap
prodi di UMT
5. Prosentase jumlah dosen di prodi UMT yang melakukan penelitian dibandingkan
jumlah dosen aktif , tetap, dan berlatar belakang pendidikan S2 lebih besar atau sama
dengan 75 %
6. Kuantitas dan kualitas penelitian meningkat setiap tahun;
7. Kuantitas dan kualitas publikasi hasil penelitian meningkat setiap tahun;
8. Jumlah kegiatan dan mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan penelitian setiap
tahun.
9. Jumlah dana penelitian meningkat setiap tahun.
10. Jumlah dan kualitas sarana dan prasarana pendukung penelitian semakin memadai

G. DOKUMEN TERKAIT
120
1. Rencana Induk Penelitian UMT
2. Pedoman penelitian dan PkM UMT
3. SOP penelitian
4. SK LP3M penetapan dosen yang mendapatkan penelitian
5. Laporan penelitian

REFERENSI

1. Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,


Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
121
Pendidikan Nasional.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015
Tentang Standar Nasional Pendidikan.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 141);
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
56 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24
Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta
Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2012 tentang Statuta Universitas Muhammadiyah Tangerang.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14
tahun 2014 tentang Kerjasama Perguruan Tinggi.
13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesisa Nomor 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa,
14. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 234/U/2000
tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.
15. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002
tentang Kurikulum inti Pendidikan Tinggi.
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu

122
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif
Penyusunan Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud,
Direktorat Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu
Perguruan Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi

123
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SP/11/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
Revisi: 0
STANDAR SARPRAS PENELITIAN Halaman 2 dari 6 halaman

XIV. STANDAR SARANA & PRASARANA PENELITIAN

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

BPM-UMT SSP 3 14 16

No Proses Penanggung Jawab Jabatan Tanda tangan Tanggal

1 Perumusan Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Ketua Tim 15 Januari 2016

2 Pemeriksaan Achmad Amarullah, M.Pd Wakil Rektor I 20 Maret 2016

Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016

4 Penetapan Dr. H. Achmad Badawi, MM Rektor 20 Maret 2016

5 Pengendalian Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Direktur BPMU 20 Maret 2016

124
A. RASIONAL

Pasal 20 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional dengan tegas mengamanatkan bahwa Perguruan tinggi berkewajiban
menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam
pelaksanaan darma penelitian, semua tenaga pengajar (dosen) dan mahasiswa
diwajibkan untuk melakukan penelitian guna memecahkan permasalahan tertentu yang
menjadi perhatiannya. Dosen melakukan penelitian untuk mengembangkan bidang
ilmu yang ditekuninya dan memecah-kan masalah praktis yang ada di tengah-tengah
masyarakat, sedangkan mahasiswa melaku-kan penelitian sebagai salah satu
kewajiban yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan program pendidikan yang
diikutinya.Universitas Muhammadiyah Tangerang dengan Visi “menjadi universitas
unggul dalam pengembangan IPTEKS dirumuskan dalam Misi UMT. Penyataan
dimaksud adalah:
1. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu,
2. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia,
3. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungkan
dalam pengembangan IPTEK.
4. Mengembangkan kehidupan islami menurut pandangan Muhammadiyah
Untuk mengkoordinasikan pelaksanaan semua kegiatan penelitian terutama
penelitian dosen, Universitas Muhammadiyah Tangerang membentuk suatu badan
yang khusus menangani kegiatan penelitian yang disebut “Lembaga Penelitian,
Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Tangerang”
(LP3M UMT). Fungsi koordinasi lembaga ini tidak saja dimaknai untuk
mengkoordinasikan pendistribusi-an jumlah judul atau alokasi sumber dana internal
dan eksternal yang berturut-turut di sediakan oleh UMT dan lembaga donatur lainnya,
akan tetapi juga dimaknai untuk mengkoordinasikan yang terkait dengan pengaturan
capaian sasaran/target dan prioritas garapan bidang penelitian pada masing-masing
kajian keilmuan. Hal ini tergambar dari keberadaan berbagai fakultas/pascasarjana dan
Pusat Penelitian yang merupakan represen-tasi dari berbagai bidang ilmu/kajian yang
ada dalam lingkup Universitas Muhammadiyah Tangerang.
Penetapan standar penelitian di Universitas Muhammadiyah Tangerang selain
dimaksudkan untuk mewujudkan visi melalui pelaksanaan misi universitas, juga untuk
menjadi tolok ukur dalam menilai kemajuan dan peningkatan pelaksanaan penelitian,
baik kuantitas, kualitas, cakupan, maupun ketuntasan penelitian. Maksud penetapan
standar penelitian sesungguhnya bermuara pada pendokumentasian semua kegiatan
penelitian yang dapat dipantau, dievaluasi, dan dikendalikan secara berkala, teratur,
dan terukur.
Ruang lingkup standar penelitian meliputi: (a) agenda penelitian, (b)
pelaksanaan dan manajemen penelitian, (c) kode etik dan metode penelitian, (d)
pendanaan penelitian, (e) sarana dan prasarana pendukung penelitian, dan (e) output
dan outcome penelitian.

B. VISI, MISI DAN TUJUAN UMT


125
1. Visi UMT
Menjadi Universitas Unggul Dalam pengembangan IPTEKS

2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.

3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.

B. SUBYEK/PIHAK YANG BERTANGGUNGJAWAB UNTUK


MENCAPAI/ MEMENUHI ISI STANDAR

1. Rektor sebagai pimpinan universitas;


2. Dekan/Direktur sebagai pimpinan fakultas/program pascasarjana;
3. Ketua Lembaga Penelitian sebagai koordinator pelaksanaan penelitian;
4. Ketua Jurusan/Bagian sebagai pimpinan jurusan/bagian;
5. Ketua Program Studi sebagai pimpinan program studi, dan
6. Dosen dan mahasiswa sebagai pelaksana penelitian.

C. ISTILAH DAN DEFINISI


1. Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah
secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang
berkaitan dengan pemahaman dan pembuktian kebenaran atau ketidakbenaran
suatu asumsi dan/atau hipotesis di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
serta menarik kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni (IPTEKS).
2. Sarana dan prasarana penelitian adalah laboratorium, pusat studi, inkubator, atau
sarana lainya sesuai kebutuhan standar mutu, kesehatan dan keselamatan.
3. Sarana dan prasarana juga termasuk teknologi informasi dan komunikasi yang
memadai, sarana dan prasana penelitian pada lembaga lain melalui program
kerjasama; dan kantor lembaga penelitian.

126
4. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasi-kan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat;

D. PERNYATAAN SARANA DAN PRASARANA PENELITIAN


1. Standar Konsep Fasilitas Penelitian
a. Dalam melakukan penelitian, peneliti dapat menggunakan fasilitas yang terkait
dengan bidang ilmu, proses pembelajaran, dan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat.
b. Fasilitas yang digunakan dalam penelitian harus relevan dengan bidang
penelitian.
2. Standar Kreteria Sarana dan Prasarana Penelitian
a. Sarana dan prasarana yang digunakan dalam penelitian harus memenuhi standar :
a) Keselamatan kerja
b) Kesehatan
c) Kenyamanan
d) Keamanan peneliti
e) Keamanan masyarakat setempat
f) Efektif, efisien, dan lengkap
b. LP3M memiliki akses mendapatkan informasi terkait dengan penelitian dan
mempublikasikan hasil penelitian ke berbagai pihak yang difasilitasi dengan
jaringan teknologi informasi yang memadai.

E. STRATEGI PEMENUHAN STANDAR


1. LP3M UMT melakukan sosialisasi terkait standar penilaian kepada seluruh civitas
akademika
2. LP3M UMT melakukan kegiatan workshop, seminar, dan klinik penelitian

F.INDIKATOR PEMENUHAN STANDAR


1. Jumlah laboratorium yang ada disetiap prodi tersedia dengan baik
2. Kapasitas daya tampung di setiap laboratorium sangat memadai
3. Kelengkapan peralatan dimasing-masing laboratorium sangat memadai
4. Jumlah buku, referensi memenuhi standar minimal yang diperlukan
5. Jumlah akses ke jurnal nasional dan internasional sangat baik
6. Ketersediaan perangkat keras sistem informasi dengan baik
7. Keterhubungan antar kampus melalui internet dan intranet
8. Ruang pimpinan dan staff kelembagaan penelitian yang memadai dan nyaman
9. Ruang rapat kelembagaan yang memadai dan nyaman

G. DOKUMEN TERKAIT
1. Rencana Induk Penelitian UMT

127
2. Pedoman penelitian dan PkM UMT
3. SOP pengajuan proposal penelitian dan pelaporan penilaian penelitian

128
REFERENSI

1. Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,


Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015
Tentang Standar Nasional Pendidikan.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 141);
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
56 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24
Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta
Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2012 tentang Statuta Universitas Muhammadiyah Tangerang.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14
tahun 2014 tentang Kerjasama Perguruan Tinggi.
13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesisa Nomor 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa,
14. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 234/U/2000
tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.
15. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002
tentang Kurikulum inti Pendidikan Tinggi.
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

129
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif
Penyusunan Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud,
Direktorat Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu
Perguruan Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi

130
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SP/11/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
Revisi: 0
STANDAR HASIL PENELITIAN Halaman 2 dari 6 halaman

XV. STANDAR PENGELOLAAN PENELITIAN

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

BPM-UMT SSP 3 15 16

No Proses Penanggung Jawab Jabatan Tanda tangan Tanggal

1 Perumusan Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Ketua Tim 15 Januari 2016

2 Pemeriksaan Achmad Amarullah, M.Pd Wakil Rektor I 20 Maret 2016

Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016

4 Penetapan Dr. H. Achmad Badawi, MM Rektor 20 Maret 2016

5 Pengendalian Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Direktur BPMU 20 Maret 2016

131
A. RASIONAL

Pasal 20 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional dengan tegas mengamanatkan bahwa Perguruan tinggi berkewajiban
menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam
pelaksanaan darma penelitian, semua tenaga pengajar (dosen) dan mahasiswa
diwajibkan untuk melakukan penelitian guna memecahkan permasalahan tertentu yang
menjadi perhatiannya. Dosen melakukan penelitian untuk mengembangkan bidang
ilmu yang ditekuninya dan memecah-kan masalah praktis yang ada di tengah-tengah
masyarakat, sedangkan mahasiswa melaku-kan penelitian sebagai salah satu
kewajiban yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan program pendidikan yang
diikutinya.Universitas Muhammadiyah Tangerang dengan Visi “menjadi universitas
unggul dalam pengembangan IPTEKS dirumuskan dalam Misi UMT. Penyataan
dimaksud adalah:
1. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu,
2. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia,
3. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungkan
dalam pengembangan IPTEK.
4. Mengembangkan kehidupan islami menurut pandangan Muhammadiyah
Untuk mengkoordinasikan pelaksanaan semua kegiatan penelitian terutama
penelitian dosen, Universitas Muhammadiyah Tangerang membentuk suatu badan
yang khusus menangani kegiatan penelitian yang disebut “Lembaga Penelitian,
Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Tangerang”
(LP3M UMT). Fungsi koordinasi lembaga ini tidak saja dimaknai untuk
mengkoordinasikan pendistribusi-an jumlah judul atau alokasi sumber dana internal
dan eksternal yang berturut-turut di sediakan oleh UMT dan lembaga donatur lainnya,
akan tetapi juga dimaknai untuk mengkoordinasikan yang terkait dengan pengaturan
capaian sasaran/target dan prioritas garapan bidang penelitian pada masing-masing
kajian keilmuan. Hal ini tergambar dari keberadaan berbagai fakultas/pascasarjana dan
Pusat Penelitian yang merupakan represen-tasi dari berbagai bidang ilmu/kajian yang
ada dalam lingkup Universitas Muhammadiyah Tangerang.
LP3M membuat rencana program dan rencana strategis penelitian. Rencana
strategis penelitian memuat bidang dan topik unggulan.Bidang dan topik unggulan
dirumuskan berdasarkan visi dan misi Universitas, sumber daya manusia, sumber
daya lainnya, masukan dosen, dan Agenda Riset Nasional. Penelitian yang dilakukan
peneliti di lingkungan UMT diarahkan untuk menyelesaikan permasalahan
masyarakat dan sosial yang sesuai dengan bidang dan topik unggulan. Untuk
melaksanakan semua kewajiban itu, Lemlit melakukan berbagai
aktivitas, di antaranya:
1. menyusun rencana program penelitian tahunan;
2. membangun kerja sama dengan sponsor pendanaan penelitian secara
berkelanjutan;
2. membangun kerja sama dengan pengguna hasil penelitian secara berkelanjutan;
3. mensosialisasikan sumber-sumber pendanaan secara berkala.
4. membuat berbagai Standar Prosedur Operasional (SOP) secara berkala;
132
5. mensosialisasikan SOP secara berkala;
6. melaksanakan pelatihan pembuatan proposal penelitian secara berkala;
7. melaksanakan klinik proposal penelitian secara berkala;
8. melaksanakan evaluasi proposal penelitian secara berkala;
9. melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan penelitian secara berkala;
10. melaksanakan pelatihan pembuatan artikel ilmiah secara berkala;
11. melaksanakan pelatihan drafting HKI secara berkala;
12. memfasilitasi pengajuan HKI secara berkelanjutan

B. VISI, MISI DAN TUJUAN UMT


1. Visi UMT
Menjadi Universitas Unggul Dalam pengembangan IPTEKS

2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.

3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.

C. SUBYEK/PIHAK YANG BERTANGGUNGJAWAB UNTUK


MENCAPAI/ MEMENUHI ISI STANDAR

1. Rektor sebagai pimpinan universitas;


2. Dekan/Direktur sebagai pimpinan fakultas/program pascasarjana;
3. Ketua Lembaga Penelitian sebagai koordinator pelaksanaan penelitian;
4. Ketua Jurusan/Bagian sebagai pimpinan jurusan/bagian;
5. Ketua Program Studi sebagai pimpinan program studi, dan
6. Dosen dan mahasiswa sebagai pelaksana penelitian.

D. ISTILAH DAN DEFINISI


1. Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah
133
secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang
berkaitan dengan pemahaman dan pembuktian kebenaran atau ketidakbenaran
suatu asumsi dan/atau hipotesis di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
serta menarik kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni (IPTEKS).
2. Pengelolaan penelitian oleh LP3M harus dapat dipertanggungjawabkan secara
transparan dan akuntabel.
3. Kreteria yang digunakan dalam menilai kinerja pengeloaan penelitian adalah :
a) Keberkalaan pelaksanaan kegiatan
b) Keberlanjutan pelaksanaan kegiatan\
c) Frekuensi pelaksanaan kegiatan
d) Jumlah output dari setiap pelaksanaan kegiatan
4. Laporan hasil penelitian adalah uraian secara tertulis kumpulan hasil kegiatan
penelitian dalam bentuk soft-copy dan hard-copy yang dilakukan oleh dosen
dan/atau mahasiswa dalam lingkup Universitas Muhammadiyah Tangerang.
5. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasi-kan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat;
6. Mahasiswa adalah peserta didik aktif (Diploma, Sarjana, Magister, dan Doktor)
dalam lingkup UMT.

E. PERNYATAAN PENGELOLAAN PENELITIAN


1. Standar Kebijakan
Memiliki kebijakan tentang unit kerja yang bertanggungjawab tentang
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan, dan evaluasi, serta
pelaporan kegiatan penelitian dan publikasi nasional dan internasional

2. Standar Organisasi
a. Memiliki struktur organisasi yang bertugas untuk mengelola penelitian dengan
nama lembaga penelitian dan pengembangan .
b. LP3M UMT dipimpin oleh seorang Direktur Lembaga dibantu oleh seorang
sekretaris lembaga.
c. Ketua lembaga penelitian dan pengembangan bertanggungjawab atas kegiatan
penelitian dan publikasi.
d. Direktur/ketua lembaga penelitian dan pengembangan secara rutin
mengevaluasi dan menginformasikan hasil penelitian dan publikasi ilmiah
yang dilakukan oleh civitas akademika di lingkungan PTM
e. Sekretaris LP3M UMT bertugas menginventarisir hasil-hasil penelitian,
mencari informasi tentang kegiatan penelitian dan publikasi ilmiah baik skala
nasional maupun internasional untuk disosialisasikan kepada para dosen di
lingkungan UMT

134
f. Ketua dan sekretaris lembaga penelitan dan publikasi ilmiah memiliki standar
sebagai berikut:
Kualifikasi dan kompetensi
1) Anggota Muhammadiyah yang mengamalkan syari’at Islam dengan
baik, berakhlak mulia, dan berwawasan luas, dibuktikan dengan kartu
anggota Muhammadiyah minimal 2 tahun dan aktif di organisasi
Muhammadiyah.
2) Pendidikan minimal magister.
3) Usia maksimal 61 tahun pada saat diangkat.
4) Jabatan Akademik minimal Lektor.
5) Berstatus dosen tetap yang sudah bertugas sekurang-kurangnya 4 tahun.
6) Mempunyai loyalitas tinggi terhadap UMT dan berkomitmen untuk
memajukan penelitian ilmiah di UMT
7) Diutamakan memiliki reputasi penelitian tingkat nasional.
8) Tidak sedang menjabat sebagai pimpinan di perguruan tinggi lain

3. Standar Uraian Tugas


a. Menyusun dan mengembangkan rencana program penelitian dan publikasi
sesuai renstra UMT
b. Menyusun dan mengembangkan peraturan panduan dan system penjaminan
mutu internal di bidang penelitian dan publikasi.
c. Memfasilitasi pelaksanaan penelitian dan publikasi
d. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penelitian dan publikasi
e. Melakukan diseminasi hasil penelitian
f. Memfasilitasi peningkatan kemampuan peneliti
g. Memfasilitasi peneliti dalam penulisan artikel ilmiah, dan perolehan kekayaan
intelektual.
h. Memberikan penghargaan kepada peneliti yang berprestasi
i. Melaporkan hasil kegiatan penelitian kepada pihak pemberi dana, dan pihak-
pihak lain yang terkait.

4. Standar Panduan Lembaga Penelitian


a. Memiliki Rencana Induk Pengembangan Penelitian dan Publikasi
b. Memiliki renstra penelitian dan publikasi
c. Memiliki panduan penelitian
d. Memiliki acuan pendanaan penelitian yang dilakukan oleh civitas akademika
e. Menjaga dan meningkatkan mutu pengelolaan lembaga atau fungsi penelitian.
f. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap lembaga atau fungsi penelitian.
g. Mendayagunakan sarana dan prasarana penelitian di lembaga lain dengan
program kerjasama.
h. Melakukan analisis kebutuhan yang menyangkut jumlah, jenis, dan spesifikasi
sarana dan prasarana penelitian.

135
i. Menyampaikan laporan kinerja lembaga atau fungsi penelitian paling sedikit
melalui PDDikti dan badan akreditasi

F. STRATEGI PEMENUHAN STANDAR


1. LP3M UMT melakukan sosialisasi terkait standar penilaian kepada seluruh civitas
akademika
2. LP3M UMT melakukan kegiatan workshop, seminar, dan klinik penelitian
3. LP3M melakulan monetoring dan evaluasi secara rutin dan berkala sesuai jadwal
yang telah ditentukan

G. INDIKATOR PEMENUHAN STANDAR


1. Jumlah MoU dengan sumber pendanaan eksternal sangat memadai
2. Jumlah MoU mitra penelitian sangat memadai
3. Jumlah penelitian yang didanai sumber eksternal 30 %
4. Memiliki SOP yang jumlahnya dapat menjabarkan standar penelitian dan PkM
5. Memiliki manual atau pedoman pelaksanaan penelitian dan PkM

H. DOKUMEN TERKAIT
1. Rencana Induk Penelitian UMT
2. Pedoman penelitian dan PkM UMT
3. SOP pengajuan proposal penelitian dan pelaporan penilaian penelitian

136
REFERENSI

1. Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,


Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015
Tentang Standar Nasional Pendidikan.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 141);
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
56 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24
Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta
Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2012 tentang Statuta Universitas Muhammadiyah Tangerang.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14
tahun 2014 tentang Kerjasama Perguruan Tinggi.
13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesisa Nomor 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa,
14. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 234/U/2000
tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.
15. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002
tentang Kurikulum inti Pendidikan Tinggi.
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

137
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif
Penyusunan Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud,
Direktorat Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu
Perguruan Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi

138
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SP/11/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
STANDAR PENDANAAN Revisi: 0

PENELITIAN Halaman 2 dari 6 halaman

XVI. STANDAR PENDANAAN & PEMBIAYAAN PENELITIAN

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

BPM-UMT SSP 3 16 16

No Proses Penanggung Jawab Jabatan Tanda tangan Tanggal

1 Perumusan Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Ketua Tim 15 Januari 2016

2 Pemeriksaan Achmad Amarullah, M.Pd Wakil Rektor I 20 Maret 2016

Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016

4 Penetapan Dr. H. Achmad Badawi, MM Rektor 20 Maret 2016

5 Pengendalian Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Direktur BPMU 20 Maret 2016

139
A. RASIONAL

Pasal 20 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional dengan tegas mengamanatkan bahwa Perguruan tinggi berkewajiban
menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam
pelaksanaan darma penelitian, semua tenaga pengajar (dosen) dan mahasiswa
diwajibkan untuk melakukan penelitian guna memecahkan permasalahan tertentu yang
menjadi perhatiannya. Dosen melakukan penelitian untuk mengembangkan bidang
ilmu yang ditekuninya dan memecah-kan masalah praktis yang ada di tengah-tengah
masyarakat, sedangkan mahasiswa melaku-kan penelitian sebagai salah satu
kewajiban yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan program pendidikan yang
diikutinya.Universitas Muhammadiyah Tangerang dengan Visi “menjadi universitas
unggul dalam pengembangan IPTEKS dirumuskan dalam Misi UMT. Penyataan
dimaksud adalah:
1. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu,
2. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia,
3. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungkan
dalam pengembangan IPTEK.
4. Mengembangkan kehidupan islami menurut pandangan Muhammadiyah
Untuk mengkoordinasikan pelaksanaan semua kegiatan penelitian terutama
penelitian dosen, Universitas Muhammadiyah Tangerang membentuk suatu badan
yang khusus menangani kegiatan penelitian yang disebut “Lembaga Penelitian,
Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Tangerang”
(LP3M UMT). Fungsi koordinasi lembaga ini tidak saja dimaknai untuk
mengkoordinasikan pendistribusi-an jumlah judul atau alokasi sumber dana internal
dan eksternal yang berturut-turut di sediakan oleh UMT dan lembaga donatur lainnya,
akan tetapi juga dimaknai untuk mengkoordinasikan yang terkait dengan pengaturan
capaian sasaran/target dan prioritas garapan bidang penelitian pada masing-masing
kajian keilmuan. Hal ini tergambar dari keberadaan berbagai fakultas/pascasarjana dan
Pusat Penelitian yang merupakan represen-tasi dari berbagai bidang ilmu/kajian yang
ada dalam lingkup Universitas Muhammadiyah Tangerang.
Anggaran merupakan hal yang penting dalam penelitian. Dana penelitian
didapatkan dari berbagai sumber. Sumber dana penelitian dapat dibedakan dari
internal PT dan eksternal PT. Sumber internal PT adalahanggaran penelitian yang
dikeluarkan perguruan tinggi. Dana internal PT dialokasikan dalam membiayai
penelitian dan manajemen penelitian. Pembiayaan manajemen penelitian seperti pada
perencanaan,pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi, pelaporan hasil
penelitian, diseminasi hasil penelitian, peningkatan kapasitas peneliti,insentif
publikasi nasional dan internasional, HKI, Paten dan buku ajar. Dana internal PT
disediakan untuk semua dosen dan dialokasikan secara tetap per tahun. Pendanaan
internal PT dimaksudkan sebagai kegiatan pembinaan penelitian yang mengarahkan
dan membimbing calon peneliti untuk mendapatkan kemampuan dan kepekaan
meneliti. Sumber eksternal PT terdiri dari dana dari pemerintah, dana kerja sama
140
penelitian dari industri dan PT lain (baik dalam negeri maupun luar negeri), dan dana
masyarakat. Dana penelitian dari pemerintah yang paling utama adalah dari
Kemenristekdikti. Karena itu fokus utama lembaga dan institusi adalah
mensosialisasikan kebijakan pendanaan dari Kemenristekdikti.

B. VISI, MISI DAN TUJUAN UMT


1. Visi UMT
Menjadi Universitas Unggul Dalam pengembangan IPTEKS

2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.

3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.

C. SUBYEK/PIHAK YANG BERTANGGUNGJAWAB UNTUK


MENCAPAI/ MEMENUHI ISI STANDAR

1. Rektor sebagai pimpinan universitas;


2. Dekan/Direktur sebagai pimpinan fakultas/program pascasarjana;
3. Ketua Lembaga Lembaga Penelitian, Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Tangerang (LP3M UMT);
4. Ketua Jurusan/Bagian sebagai pimpinan jurusan/bagian;
5. Ketua Program Studi sebagai pimpinan program studi, dan
6. Dosen dan mahasiswa sebagai pelaksana penelitian.

D. ISTILAH DAN DEFINISI

141
1. Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah
secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang
berkaitan dengan pemahaman dan pembuktian kebenaran atau ketidakbenaran
suatu asumsi dan/atau hipotesis di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
serta menarik kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni (IPTEKS).
2. Kriteria pendanaan dan pembiayaan penelitian dibagi atas dua yaitu pendanaan
dan pembiayaan yang bersumber dari internal PT dan eksternal PT. Kriteria
pendanaan dan pembiayaan yang bersumber dari internal PT dan eksternal PT
adalah kontrak pelaksanaan penelitian kesedian dana dan penyerapan dana
3. Pendanaan dan pembiayaan penelitian memerlukan perencaan yang matang, agar
hasil pendanaan dan pembiayaan penelitian berjalan efektif dan bermanfaat
untuk terjadinya peningkatan mutu pendanaan dan pembiayaan sesuai visi dan
misi UMT.
4. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasi-kan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat;
5. Mahasiswa adalah peserta didik aktif (Diploma, Sarjana, Magister, dan Doktor)
dalam lingkup UMT.

E. Pernyataan Pendanaan Dan Pembiayaan Penelitian


1. Standar Kebijakan Pembiayaan
a. Memiliki kebijakan formal tentang pelaksana penelitian, pembiayaan di bidang
penelitian, meliputi sumber biaya, besarnya biaya, penggunaan, dan model laporan
penggunaan biaya.
b. Biaya penelitian untuk wilayah tempat domisili kampus diberikan sebesar Rp.
3.000.000 – 5.000.000 per proposal
c. Penelitian yang telah disetujui namun tidak selesai sesuai kontrak dapat
dilanjutkan 3 bulan berikutnya, apabila tetap tidak selesai dilakukan pengembalian
dana sebesar 100%

2. Standar Penggunaan Biaya


a. Pendanaan penelitian digunakan untuk membiayai:
1) Perencanaan penelitian,
2) Pelaksanaan penelitian,
3) Pembelian barang habis pakai,
4) Penyewaan peralatan penunjang penelitian,
5) Pengendalian penelitian,
6) Pemantauan dan evaluasi penelitian,
7) Pelaporan penelitian
8) Diseminasi hasil penelitian
142
b. Memiliki mekanisme pendanaan dan pembiayaan penelitian.
c. Memiliki dana pengelolaan lembaga penelitian untuk membiayai
1) Manajemen penelitian terdiri atas seleksi proposal, pemantauan dan evaluasi,
pelaporan penelitian, dan diseminasi hasil penelitian.
2) Peningkatan kapasitas peneliti dalam bentuk pelatihan, workshop, dan lain-lain.
3) Insentif bagi publikasi ilmiah minimal Rp. 5.000.000/judul

F. STRATEGI PEMENUHAN STANDAR


1. LP3M UMT melakukan sosialisasi terkait standar pendanaan dan pembiayaan
penelitian kepada seluruh civitas akademika
2. LP3M UMT melakukan kegiatan workshop, seminar, dan klinik penelitian
3. LP3M menyiapkan SOP tentang pendanaan dan pembiayaan penelitian UMT
4. LP3M menerapkan monitoring dan evaluasi tentang pendanaan dan pembiayaan
penelitian di UMT

G. INDIKATOR PEMENUHAN STANDAR


1. Tersedianya alokasi dana penelitian dari UMT
2. 100 % dana penelitian terserap untuk kegiatan penelitian
3. Jumlah pendanaan penelitian meningkat setiap tahun
4. Tersedianya alokasi dana untuk publikasi ilmiah atau intensif kekayaan intelektual
H. DOKUMEN TERKAIT
1. Rencana Induk Penelitian UMT
2. Pedoman penelitian dan PkM UMT
3. SOP pengajuan proposal penelitian dan pelaporan penilaian penelitian

REFERENSI

1. Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,


143
Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015
Tentang Standar Nasional Pendidikan.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 141);
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
56 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24
Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta
Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2012 tentang Statuta Universitas Muhammadiyah Tangerang.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14
tahun 2014 tentang Kerjasama Perguruan Tinggi.
13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesisa Nomor 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa,
14. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 234/U/2000
tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.
15. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002
tentang Kurikulum inti Pendidikan Tinggi.
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.

144
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif
Penyusunan Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud,
Direktorat Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu
Perguruan Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi

145
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SPKM/12/3/03/16

TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
STANDAR HASIL PENGABDIAN Revisi: 0

MASYARAKAT Halaman 2 dari 6 halaman

XVII. STANDAR HASIL PENGABDIAN KEPADA


MASYARAKAT

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

BPM-UMT SSP 3 17 16

No Proses Penanggung Jawab Jabatan Tanda tangan Tanggal

1 Perumusan Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Ketua Tim 15 Januari 2016

2 Pemeriksaan Achmad Amarullah, M.Pd Wakil Rektor I 20 Maret 2016

Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016

4 Penetapan Dr. H. Achmad Badawi, MM Rektor 20 Maret 2016

5 Pengendalian Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Direktur BPMU 20 Maret 2016

146
A. RASIONAL

Pengabdian kepada masyarakat sebagai pengamalan IPTEKS yang dilakukan


oleh perguruan tinggi secara melembaga, bertujuan untuk menerapkan ipteks berbasis
penalaran ilmiah dan karya penelitian untuk menunjang pengembangan martabat
manusia, kelestarian sumber daya alam serta memberikan solusi atas persoalan
masyarakat, melalui interaksi mahasiswa, dosen dan masyarakat berdasarkan kajian
akademik. Kegiatan pengabdian masyarakat dapat berupa kegiatan terstruktur dan
tidak terstruktur.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka Rektor Universitas Muhammadiyah
Tangerang (UMT) melalui LP3M menetapkan standar pengabdian kepada masyarakat,
yang akan menjadi pedoman dan tolok ukur bagi pimpinan universitas, pimpinan
fakultas, ketua jurusan/ program studi dan tenaga pendidik, yang semuanya
bertanggung jawab dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang berdampak luas.
Standar pengabdian kepada masyarakat di UMT terdiri atas arah, kualifikasi dan
kompetensi, pengelolaan, proses, pendanaan, sarana dan prasarana, dan luaran dan
capaian pengabdian kepada masyarakat.
Arah Pengabdian kepada Masyarakat FKIP UMT dicoba untuk diarahakan pada
kegiatan sebagai berikut: 1) Arah kegiatan PkM ditentukan dengan mengacu pada visi
dan misi universitas, fakultas di UMT serta kebutuhan masyarakat pengguna, maupun
sasaran yang ingin dicapai, 2) Pelaksanaan PkM di lingkungan UMT adalah PkM yang
diupayakan berbasis hasil penelitian (Research based Community Services)
Pendidikan dan Budaya, 3)Kegiatan PkM yang dilakukan agar mengacu kepada pada
upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dan peningkatan potensinya, peningkatan
kualitas dan kemandirian masyarakat, dan peningkatan derajat kesehatan di
lingkungan dimana kegiatan dilaksanakan, dan 4)PkM dikembangkan dalam bentuk
Pendidikan kepada Masyarakat, Pelayan kepada Masyarakat, Pengembangan Sumber
Daya, Action research dan Workshop.
Jenis-jenis kegiatan yang dilakukan dapat berupa: 1) Bantuan kepada pemerintah
untuk mengembangkan potensi dan inventarisasi daerah serta mewujudkan kerjasama
yang serasi dengan melibatkan kepakaran yang ada di UMT, kewenangan pemerintah
dan masyarakat, 2) Berupaya untuk Penciptaan wahana scientific based
entrepreneurship, terutama kepada masyarakat yang ekonominya lemah atau
pendidikannya masih rendah, dengan mengaplikasikan ilmu dan keterampilan hasil
penelitian yang tepat guna dan berdaya guna bagi kepentingan masyarakat, 3)
Berupaya untuk dikembangkannya penyelenggaraan kerjasama dengan daerah untuk
mendukung pengembangan program pendidikan yang bermutu, 4) Penyelenggaraan
kerjasama dengan industri dan lembaga untuk meningkatkan kemampuan dalam
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan maupun pelatihan bagi tenaga
industri untuk meningkatkan kemampuan dalam ilmu dan teknologi. 5)
Penyelenggaraan perintisan sarana scientific based interpeneurship di dalam kampus
yang melibatkan sivitas akademika dan alumni, dan 5) Mengembangkan suatu sistem
informasi dan layanan teknologi, serta 6) Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Magang
yang dengan dikembangkannya Program Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat.
147
B. VISI, MISI DAN TUJUAN UMT
1. Visi UMT
Menjadi Universitas Unggul Dalam pengembangan IPTEKS

2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.

3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.

C. SUBJEK/PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB UNTUK MENCAPAI/


MEMENUHI ISI STANDAR

1. Rektor sebagai pimpinan universitas;


2. Dekan/Direktur sebagai pimpinan fakultas/program pascasarjana;
3. Ketua Lembaga Penelitian sebagai koordinator pelaksanaan penelitian;
4. Ketua Jurusan/Bagian sebagai pimpinan jurusan/bagian;
5. Ketua Program Studi sebagai pimpinan program studi, dan
6. Dosen dan mahasiswa sebagai pelaksana penelitian.

D. ISTILAH DAN DEFINISI


1. Pengabdian kepada masyarakat adalah kegiatan civitas akademika yang
memanfaatkan IPTEKS untuk memajukan kesejahteraan dan mencerdaskan
kehidupan bangsa.
2. Arah pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal tentang arah dan
prioritas pengabdian kepada masyarakat di UMT.
3. Kualifikasi dan kompetensi pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria
minimal tentang kualifikasi dan kompetensi pelaksana pengabdian kepada
masyarakat

148
4. Pengelolaan pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal
pengelolaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat
5. Proses pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal tentang
perencana-an, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi pengabbdian kepada
masyarakat berdasarkan azas kemanfaatan.
6. Pendanaan pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal tentang
sumber, mekanisme, dan akuntabilitas pendanaan pengabdian pada masyrakat.
7. Sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal
tentang fasilitas untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat.
8. Luaran pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal tentang mutu
dan luaran pengabdian masyarakat yang dapat dipertanggungjawabkan secara
akademis, moral dan etika.
9. Capaian pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal kemanfaatan
capaian pengabdian masyarakat bagi masyarakat dan lingkungan.

E. PERNYATAAN STANDAR HASIL PKM


a. Standar Hasil PkM
1. Hasil pengabdian kepada masyarakat diarahkan dalam rangka
a) Menerapkan IPTEK sesuai panduan yang ada dan terbaru
b) Mengamalkan IPTEK sesuai dengan panduan yang ada dan terbaru
c) Membudayakan IPTEK kepada masyarakat yang sesuai kharakteristiknya
d) Ikut membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui penerapan
IPTEK
e) Pengamalan IPTEK mendorong Peningkatan Iman dan Taqwa
f) Pengamalan IPTEK tidak memunculkan penyimpangan Iman dan Taqwa
g) Menerapkan atau memanfaatkan IPTEK sebagai tindak lanjut hasil
penelitian
2. Hasil PkM merupakan produk yang memiliki ciri :
a) Memiliki kemampuan menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi
masyarakat dengan memanfaatkan keahlian civitas akademika yang
relevan.
b) Pengembangan IPTEK yang ada di masyarakat
c) Berupa pemanfaatan teknologi tepat guna
d) Berupa bahan pengembangan IPTEK
e) Dapat menjadi bahan ajar atau modul pelatihan untuk pengayaan sumber
belajar.
3. Hasil pengabdian kepada masyarakat wajib disebarluaskan melalui
a) Seminar yang dilaksanakan secara internal dan dihadiri unsur dosen dan
mahasiswa
b) Seminar yang dilaksanakan minimal oleh Program Studi yang dihadiri oleh
peserta dari Perguruan Tinggi lain yang relevan dengan bidang Program
Studi.
c) Dipublikasikan dalam buku, prosiding, jurnal ilmiah, diutamakan jurnal
ilmiah terakreditasi dan jurnal ilmiah internasional.
149
d) Diproses untuk mendapatkan HaKI dan hak paten.

b. Standar Jumlah PkM


Jumlah hasil PkM oleh dosen yang wajib dipenuhi oleh setiap dosen UMT
a) PkM yang berskala internasional minimal 1 kegiatan setiap tiga tahun.
b) PkM yang berskala nasional minimal 1 kali setiap tahun.
c) PkM berskala lokal termasuk yang dibiayai kampus, minimal 1 kali setiap
semester.

c. Standar Kebijakan PkM


a) Rektor melalui LP3M menetapkan arah dan prioritas kegiatan pengabdian
kepada masyarakat di UMT setiap tahun.
b) Ketua LP3M menentukan kualifikasi dan kompetensi dosen dan mahasiswa
sebagai pelaksana pengabdian kepada masyarakat setiap tahun.
c) Ketua LP3M menetapkan standar pengelolaan pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat setiap tahun
d) Ketua LP3M menetapkan poses perencanaan, pelaksanaan dan monev
pengabdian kepada masyarakat berdasarkan azas kemanfaatan setiap tahun.
e) Ketua LP3M menetapkan sumber, mekanisme, alokasi dan akuntabilitas
pendanaan kegiatan pengabdian masyarakat setiap tahun.
f) Ketua LP3M menyediakan sarana, prasarana dan fasilitas pelaksanaan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat setiap tahun.
g) Ketua LP3M menetapkan kriteria luaran pelaksanaan kegiatan pengabdian
civitas akademika setiap tahun.
h) Ketua LP3M menetapkan standar capaian pelaksanaan kegiatan PPM civitas
akademika berdasarkan azas kemanfaatan setiap tahun.

F. STRATEGI
1. Pimpinan universitas memotivasi civitas akademika untuk melaksanakan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat
2. Pimpinan LP3M, Dekan/Direktur, ketua jurusan/bagian/program studi membina
hubungan dengan berbagai pihak untuk mendapatkan sumber pendanaan
pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
3. Rektor melalaui LP3M menetapkan arah dan prioritas kegiatan kepada masyarakat
di UMT setiap tahun.
4. Ketua LP3M menentukan kualifaksi dan kompetensi dosen dan mahasiswa sebagai
pelaksana pengabdian kepada masyarakat setiap tahun.
5. Ketua LP3M menetapkan standar pengelolaan pelaksanaan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat setiap tahun
6. Ketua LP3M menetapkan poses perencasnaan, pelaksaannnn dan monev
pengabbdian kepada masyarakat berdasarkan azas kemanfaatan setiap tahun.
7. Ketua LP3M menetapkan sumber, mekanisme, alokasi dan akuntabilitas
pendanaan kegiatan ppm setiap tahun.
8. Ketua LP3M menyediakan sarana, prarana dan fasilitas pelaksanaan kegiatan
150
pengabdian kepada masyarakat setiap tahun.
9. Ketua LP3M menetapkan kriteria luaran pelaksanaan kegiatan PPM civitas
akademika setiap tahun.
10. Ketua LP3M menetapkan standar capaian pelaksanaan kegiatan PPM civitas
akademika berdasarkan azas kemanfaatan setiap tahun.
11. Strategi, kebijakan, dan prioritas kegiatan PkM harus ditetapkan sesuai dengan
visi, misi dan tujuan UMT dengan mempertimbangkan masukan dari pihak-pihak
terkait.
12. Pengabdian kepada masyarakat harus dilakukan dalam rangka pemanfaatan,
pendayagunaan, dan pengembangan ilmu pengetahuan untuk masyarakat luas
sesuai dengan baku mutu yang telah ditetapkan.
13. UMT harus merangsang sivitas akademika pada semua level tingkatan untuk
melakukan pengabdian kepada masyarakat untuk mentransfer pengetahuan, karya
inovasi serta memfasilitasi proses pengembangan sumberdaya manusia.
14. PkM seharusnya diarahkan pada pemecahan permasalahan yang ada di masyarakat
didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan/ kegiatan PkM yang
diupayakan berbasis hasil Riset/penelitian (Research based Community Services).
15. PkM harus berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, melibatkan
peran serta mahasiswa, pemerintah, praktisi dan dapat memberikan masukan balik
untuk kegiatan pembelajaran maupun penelitian.

G. INDIKATOR
1. Tersedia dokumen kebijakan mengenai arah dan prioritas pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat.
2. Kesesuaian kualifikasi dan kompetensi civitas akademika dalam pelaksanaan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
3. Adanya dokumen perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan monitoring
pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
4. Pelaksanaan kegiatan PKM yg baik, tersedianya panduan monev, terlaksananya
pelatihan peningkatan kompetensi civitas akademika.
5. Pelibatan mahasiswa dalam kegiatan PKM oleh dosen,
6. Memiliki proposal dan rencanan kegiatan PKM
7. Memiliki laporan kegiatan dan pertanggung jawaban keuangan kegiatan PKM
8. Capaian Rata-rata dana PKM dosen per tahun minimal 1,5 juta per tahun
9. Capaian rata-rata banyak kegiatan PKM per dosen per tahun minimal 0.5 per tahun
10. Semakin banyaknya sumber pendanaan kegiatan PKM dari berbagai pihak.
11. Semakin memadainya sarana dan prasaranan pelaksanaan kegiatan PKM.
12. Meningkatnya jumlah artikel publikasi ilmiah, aplikasi teknologi tentang rekayasa
social, model atau kebijakan produk/modul.

H. DOKUMEN TERKAIT

151
1. Dokumen manajemen (Statuta, RIP, Renstra, Renop, struktur organisasi, dan kode
etik)
2. Dokumen akademik (kebijakan akademik, peraturan akademik, pedoman
akademik)
3. Dokumen mutu (kebijakan mutu dan manual mutu)

152
REFERENSI

1. Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,


Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015
Tentang Standar Nasional Pendidikan.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 141);
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
56 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24
Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta
Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2012 tentang Statuta Universitas Muhammadiyah Tangerang.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14
tahun 2014 tentang Kerjasama Perguruan Tinggi.
13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesisa Nomor 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa,
14. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 234/U/2000
tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.
15. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002
tentang Kurikulum inti Pendidikan Tinggi.
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

153
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif
Penyusunan Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud,
Direktorat Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu
Perguruan Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi

27.

154
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SPKM/12/3/03/16

TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
STANDAR ISI PENGABDIAN Revisi: 0

MASYARAKAT Halaman 2 dari 6 halaman

XVIII. STANDAR ISI PENGABDIAN KEPADA


MASYARAKAT

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

BPM-UMT SSP 3 18 16

No Proses Penanggung Jawab Jabatan Tanda tangan Tanggal

1 Perumusan Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Ketua Tim 15 Januari 2016

2 Pemeriksaan Achmad Amarullah, M.Pd Wakil Rektor I 20 Maret 2016

Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016

4 Penetapan Dr. H. Achmad Badawi, MM Rektor 20 Maret 2016

5 Pengendalian Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Direktur BPMU 20 Maret 2016

155
A. RASIONAL

Pengabdian kepada masyarakat sebagai pengamalan IPTEKS yang dilakukan


oleh perguruan tinggi secara melembaga, bertujuan untuk menerapkan ipteks berbasis
penalaran ilmiah dan karya penelitian untuk menunjang pengembangan martabat
manusia, kelestarian sumber daya alam serta memberikan solusi atas persoalan
masyarakat, melalui interaksi mahasiswa, dosen dan masyarakat berdasarkan kajian
akademik. Kegiatan pengabdian masyarakat dapat berupa kegiatan terstruktur dan
tidak terstruktur.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka Rektor Universitas Muhammadiyah
Tangerang (UMT) melalui LPPM menetapkan standar pengabdian kepada masyarakat,
yang akan menjadi pedoman dan tolok ukur bagi pimpinan universitas, pimpinan
fakultas, ketua jurusan/ program studi dan tenaga pendidik, yang semuanya
bertanggung jawab dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang berdampak luas.
Standar pengabdian kepada masyarakat di UMT terdiri atas arah, kualifikasi dan
kompetensi, pengelolaan, proses, pendanaan, sarana dan prasarana, dan luaran dan
capaian pengabdian kepada masyarakat.
Arah Pengabdian kepada Masyarakat FKIP UMT dicoba untuk diarahakan pada
kegiatan sebagai berikut: 1) Arah kegiatan PkM ditentukan dengan mengacu pada visi
dan misi universitas, fakultas di UMT serta kebutuhan masyarakat pengguna, maupun
sasaran yang ingin dicapai, 2) Pelaksanaan PkM di lingkungan UMT adalah PkM yang
diupayakan berbasis hasil penelitian (Research based Community Services)
Pendidikan dan Budaya, 3)Kegiatan PkM yang dilakukan agar mengacu kepada pada
upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dan peningkatan potensinya, peningkatan
kualitas dan kemandirian masyarakat, dan peningkatan derajat kesehatan di
lingkungan dimana kegiatan dilaksanakan, dan 4)PkM dikembangkan dalam bentuk
Pendidikan kepada Masyarakat, Pelayan kepada Masyarakat, Pengembangan Sumber
Daya, Action research dan Workshop.
Jenis-jenis kegiatan yang dilakukan dapat berupa: 1) Bantuan kepada pemerintah
untuk mengembangkan potensi dan inventarisasi daerah serta mewujudkan kerjasama
yang serasi dengan melibatkan kepakaran yang ada di UMT, kewenangan pemerintah
dan masyarakat, 2) Berupaya untuk Penciptaan wahana scientific based
entrepreneurship, terutama kepada masyarakat yang ekonominya lemah atau
pendidikannya masih rendah, dengan mengaplikasikan ilmu dan keterampilan hasil
penelitian yang tepat guna dan berdaya guna bagi kepentingan masyarakat, 3)
Berupaya untuk dikembangkannya penyelenggaraan kerjasama dengan daerah untuk
mendukung pengembangan program pendidikan yang bermutu, 4) Penyelenggaraan
kerjasama dengan industri dan lembaga untuk meningkatkan kemampuan dalam
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan maupun pelatihan bagi tenaga
industri untuk meningkatkan kemampuan dalam ilmu dan teknologi. 5)
Penyelenggaraan perintisan sarana scientific based interpeneurship di dalam kampus
yang melibatkan sivitas akademika dan alumni, dan 5) Mengembangkan suatu sistem
informasi dan layanan teknologi, serta 6) Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Magang
yang dengan dikembangkannya Program Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat.
156
B. VISI, MISI DAN TUJUAN UMT
1. Visi UMT
Menjadi Universitas Unggul Dalam pengembangan IPTEKS

2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.

3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.

C. SUBJEK/PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB UNTUK MENCAPAI/


MEMENUHI ISI STANDAR

1. Rektor sebagai pimpinan universitas;


2. Dekan/Direktur sebagai pimpinan fakultas/program pascasarjana;
3. Ketua Lembaga Penelitian sebagai koordinator pelaksanaan penelitian;
4. Ketua Jurusan/Bagian sebagai pimpinan jurusan/bagian;
5. Ketua Program Studi sebagai pimpinan program studi, dan
6. Dosen dan mahasiswa sebagai pelaksana penelitian.

D. ISTILAH DAN DEFINISI


1. Pengabdian kepada masyarakat adalah kegiatan civitas akademika yang
memanfaatkan IPTEKS untuk memajukan kesejahteraan dan mencerdaskan
kehidupan bangsa.
2. Standar isi pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal tentang
kedalaman dan keluasan materi pengabdian kepada masyarakat.
3. Kedalaman dan keluasan materi pengabdian kepada masyarakat mengacu pada standar
hasil pengabdian kepada masyarakat.
4. Kedalaman dan keluasan materi pengabdian kepada masyarakat bersumber dari hasil
157
penelitian atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan
kebutuhan masyaraka
5. Arah pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal tentang arah dan
prioritas pengabdian kepada masyarakat di UMT.
6. Kualifikasi dan kompetensi pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria
minimal tentang kualifikasi dan kompetensi pelaksana pengabdian kepada
masyarakat
7. Luaran pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal tentang mutu
dan luaran pengabdian masyarakat yang dapat dipertanggungjawabkan secara
akademis, moral dan etika.
8. Capaian pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal kemanfaatan
capaian pengabdian masyarakat bagi masyarakat dan lingkungan.

E. PERNYATAAN ISI PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


1. Standar Isi PkM meliputi:
a) Hasil penelitian yang dapat diterapkan langsung dan dibutuhkan oleh
masyarakat pengguna.
b) Pengembangan IPTEK dalam rangka pemberdayaan masyarakat.
c) Peningkatan iman dan taqwa.
d) Teknologi tepat guna yang dapat dimanfaatkan dalam rangka meningkatkan
taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.
e) Model pemecahan masalah, rekayasa sosial, dan/atau rekomendasi kebijakan
yang dapat diterapkan langsung oleh masyarakat, dunia usaha, atau industri.

2. Standar Kedalaman PkM


a) Isi kegiatan PkM wajib memperhatikan kedalaman dan keluasan materi
pengabdian, hasil penelitian, atau pengembangan IPTEK yang sesuai dengan
perkembangan dan kebutuhan masyarakat.
b) Materi pada pengabdian harus berorientasi pada luaran penelitian yang berupa
penjelasan atau penemuan untuk mengantisipasi suatu gejala, fenomena, kaidah ,
model atau postulat baru.
c) Materi pada pengabdian harus berorientasi pada luaran pengabdian yang berupa
inovasi serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat
bagi masyarakat, dunia usaha dan atau industry yang berorientasi kepulauan
d) Materi pengabdian harus memuat prinsip-prinsip kemanfaatan dan solusi
kemutakhiran serta mengantisipasi kebutuhan di masa mendatang.

F. STRATEGI
1. Pimpinan universitas memotivasi civitas akademika untuk melaksanakan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat
158
2. Pimpinan LP3M, Dekan/Direktur, ketua jurusan/bagian/program studi membina
hubungan dengan berbagai pihak untuk mendapatkan sumber pendanaan
pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
3. Rektor melalaui LP3M menetapkan arah dan prioritas kegiatan kepada masyarakat
di UMT setiap tahun.
4. Ketua LP3M menentukan kualifaksi dan kompetensi dosen dan mahasiswa sebagai
pelaksana pengabdian kepada masyarakat setiap tahun.
5. Ketua LP3M menetapkan standar pengelolaan pelaksanaan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat setiap tahun
6. Ketua LP3M menetapkan poses perencasnaan, pelaksaannnn dan monev
pengabbdian kepada masyarakat berdasarkan azas kemanfaatan setiap tahun.
7. Ketua LP3M menetapkan sumber, mekanisme, alokasi dan akuntabilitas
pendanaan kegiatan ppm setiap tahun.
8. Ketua LP3M menyediakan sarana, prarana dan fasilitas pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat setiap tahun.
9. Ketua LP3M menetapkan kriteria luaran pelaksanaan kegiatan PPM civitas
akademika setiap tahun.
10. Ketua LP3M menetapkan standar capaian pelaksanaan kegiatan PPM civitas
akademika berdasarkan azas kemanfaatan setiap tahun.
11. Strategi, kebijakan, dan prioritas kegiatan PkM harus ditetapkan sesuai dengan
visi, misi dan tujuan UMT dengan mempertimbangkan masukan dari pihak-pihak
terkait.

G. INDIKATOR
1. Tersedia dokumen kebijakan mengenai arah dan prioritas pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat.
2. LP3M UMT mensosialisasikan standar isi kepada civitas akademika UMT
3. Kesesuaian kualifikasi dan kompetensi civitas akademika dalam pelaksanaan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
4. Adanya dokumen perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan monitoring
pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
5. Pelaksanaan kegiatan PKM yg baik, tersedianya panduan monev, terlaksananya
pelatihan peningkatan kompetensi civitas akademika.
6. Pelibatan mahasiswa dalam kegiatan PKM oleh dosen,
7. Memiliki proposal dan rencanan kegiatan PKM
8. Memiliki laporan kegiatan dan pertanggung jawaban keuangan kegiatan PKM
9. Meningkatnya jumlah artikel publikasi ilmiah, aplikasi teknologi tentang rekayasa
social, model atau kebijakan produk/modul.

H. DOKUMEN TERKAIT
1. Dokumen manajemen (Statuta, RIP, Renstra, Renop, struktur organisasi, dan kode
etik)
2. Rencama Induk Pengandian Kepada Masyarakat UMT
159
3. Dokumen akademik (kebijakan akademik, peraturan akademik, pedoman
akademik)
4. Dokumen mutu (kebijakan mutu dan manual mutu)
5. Pedoman penelitian dan PkM UMT

160
REFERENSI

1. Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,


Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015
Tentang Standar Nasional Pendidikan.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 141);
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
56 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24
Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta
Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2012 tentang Statuta Universitas Muhammadiyah Tangerang.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14
tahun 2014 tentang Kerjasama Perguruan Tinggi.
13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesisa Nomor 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa,
14. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 234/U/2000
tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.
15. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002
tentang Kurikulum inti Pendidikan Tinggi.
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

161
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif
Penyusunan Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud,
Direktorat Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu
Perguruan Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi

27.

162
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SPKM/12/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
STANDAR PROSES PENGABDIAN Revisi: 0

MASYARAKAT Halaman 2 dari 6 halaman

XIX. STANDAR PROSES PENGABDIAN KEPADA


MASYARAKAT

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

BPM-UMT SSP 3 19 16

No Proses Penanggung Jawab Jabatan Tanda tangan Tanggal

1 Perumusan Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Ketua Tim 15 Januari 2016

2 Pemeriksaan Achmad Amarullah, M.Pd Wakil Rektor I 20 Maret 2016

Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016

4 Penetapan Dr. H. Achmad Badawi, MM Rektor 20 Maret 2016

5 Pengendalian Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Direktur BPMU 20 Maret 2016

A. RASIONAL
163
Pengabdian kepada masyarakat sebagai pengamalan IPTEKS yang dilakukan
oleh perguruan tinggi secara melembaga, bertujuan untuk menerapkan ipteks berbasis
penalaran ilmiah dan karya penelitian untuk menunjang pengembangan martabat
manusia, kelestarian sumber daya alam serta memberikan solusi atas persoalan
masyarakat, melalui interaksi mahasiswa, dosen dan masyarakat berdasarkan kajian
akademik. Kegiatan pengabdian masyarakat dapat berupa kegiatan terstruktur dan
tidak terstruktur.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka Rektor Universitas Muhammadiyah
Tangerang (UMT) melalui LPPM menetapkan standar pengabdian kepada masyarakat,
yang akan menjadi pedoman dan tolok ukur bagi pimpinan universitas, pimpinan
fakultas, ketua jurusan/ program studi dan tenaga pendidik, yang semuanya
bertanggung jawab dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang berdampak luas.
Standar pengabdian kepada masyarakat di UMT terdiri atas arah, kualifikasi dan
kompetensi, pengelolaan, proses, pendanaan, sarana dan prasarana, dan luaran dan
capaian pengabdian kepada masyarakat.
Arah Pengabdian kepada Masyarakat FKIP UMT dicoba untuk diarahakan pada
kegiatan sebagai berikut: 1) Arah kegiatan PkM ditentukan dengan mengacu pada visi
dan misi universitas, fakultas di UMT serta kebutuhan masyarakat pengguna, maupun
sasaran yang ingin dicapai, 2) Pelaksanaan PkM di lingkungan UMT adalah PkM yang
diupayakan berbasis hasil penelitian (Research based Community Services)
Pendidikan dan Budaya, 3)Kegiatan PkM yang dilakukan agar mengacu kepada pada
upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dan peningkatan potensinya, peningkatan
kualitas dan kemandirian masyarakat, dan peningkatan derajat kesehatan di
lingkungan dimana kegiatan dilaksanakan, dan 4)PkM dikembangkan dalam bentuk
Pendidikan kepada Masyarakat, Pelayan kepada Masyarakat, Pengembangan Sumber
Daya, Action research dan Workshop.
Jenis-jenis kegiatan yang dilakukan dapat berupa: 1) Bantuan kepada pemerintah
untuk mengembangkan potensi dan inventarisasi daerah serta mewujudkan kerjasama
yang serasi dengan melibatkan kepakaran yang ada di UMT, kewenangan pemerintah
dan masyarakat, 2) Berupaya untuk Penciptaan wahana scientific based
entrepreneurship, terutama kepada masyarakat yang ekonominya lemah atau
pendidikannya masih rendah, dengan mengaplikasikan ilmu dan keterampilan hasil
penelitian yang tepat guna dan berdaya guna bagi kepentingan masyarakat, 3)
Berupaya untuk dikembangkannya penyelenggaraan kerjasama dengan daerah untuk
mendukung pengembangan program pendidikan yang bermutu, 4) Penyelenggaraan
kerjasama dengan industri dan lembaga untuk meningkatkan kemampuan dalam
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan maupun pelatihan bagi tenaga
industri untuk meningkatkan kemampuan dalam ilmu dan teknologi. 5)
Penyelenggaraan perintisan sarana scientific based interpeneurship di dalam kampus
yang melibatkan sivitas akademika dan alumni, dan 5) Mengembangkan suatu sistem
informasi dan layanan teknologi, serta 6) Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Magang
yang dengan dikembangkannya Program Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat.

164
Adanya peningkatan kegiatan PkM yang dialkukan oleh dosen sesuai dengan
keilmuan dan keahliannya dengan melibatkan mahasiswa. Adanya peningkatan
frekuensi kegiatan PkM yang dialkukan oleh dosen sesuai dengan keilmuan dan
keahliannya dengan melibatkan mahasiswa

B. VISI, MISI DAN TUJUAN UMT


1. Visi UMT
Menjadi Universitas Unggul Dalam pengembangan IPTEKS

2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.

3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.

C. SUBJEK/PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB UNTUK MENCAPAI/


MEMENUHI ISI STANDAR

1. Rektor sebagai pimpinan universitas;


2. Dekan/Direktur sebagai pimpinan fakultas/program pascasarjana;
3. Ketua Lembaga Penelitian sebagai koordinator pelaksanaan penelitian;
4. Ketua Jurusan/Bagian sebagai pimpinan jurusan/bagian;
5. Ketua Program Studi sebagai pimpinan program studi, dan
6. Dosen sebagai pelaksana penelitian
7. Mahasiswa.

C. ISTILAH DAN DEFINISI


1. Pengabdian kepada masyarakat adalah kegiatan civitas akademika yang
memanfaatkan IPTEKS untuk memajukan kesejahteraan dan mencerdaskan
165
kehidupan bangsa.
2. Standar proses pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal tentang
kegiatan pengabdian kepada masyarakat, yang terdiri atas perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan kegiatan.
3. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat berupa:
a) Pelayanan kepada masyarakat;
b) Penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan bidang keahliannya;
c) Peningkatan kapasitas masyarakat; atau
d) Pemberdayaan masyarakat.
4. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat wajib mempertimbangkan standar mutu,
keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan, serta keamanan pelaksana,
masyarakat, dan lingkungan.
5. Kualifikasi dan kompetensi pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria
minimal tentang kualifikasi dan kompetensi pelaksana pengabdian kepada
masyarakat
6. Pengelolaan pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal
pengelolaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat
7. Proses pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal tentang
perencana-an, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi pengabbdian kepada
masyarakat berdasarkan azas kemanfaatan.
8. Capaian pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal kemanfaatan
capaian pengabdian masyarakat bagi masyarakat dan lingkungan.

D. PERNYATAAN PROSES PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


1. Standar Batasan PkM
Kegiatan PkM harus memenuhi kaidah-kaidah dan metode ilmiah yang sistematis
sesuai dengan otonomi keilmuan dan budaya akademik.
2. Standar Proposal PkM
a. Pengajuan proposal oleh ketua tim PkM setelah mendapat persetujuan dari
ketua program studi dan Dekan terutama dari aspek subtansi PkM.
b. Pengajuan proposal setelah didiskusikan di program studi
c. Prosedur selanjutnya sesuai dengan ketentuan dari Lemlitbang atau sesuai
dengan pihak lain yang mendanai.
d. Bagi PkM yang dibiayai oleh UMT, akan ditelaah oleh reviewer yang
ditetapkan oleh pimpinan UMT, berdasarkan rekomendasi LP3M UMT sesuai
dengan kompetensi dan pengalamannya dalam bidang PkM.
e. Reviewer yang ditunjuk untuk menelaah proposal disesuaikan dengan bidang
ilmu proposal yang diajukan
3. Standar Pelaksanaan PkM
a. Kegiatan PkM mulai dilakukan setelah ada penandatangan kontrak kerja dengan
pihak yang mendanai.
b. Kegiatan PkM mandiri dilakukan setelah ada persetujuan dari ketua LP3M
UMT dan ketua program studi.

166
4. Standar Monitoring PkM
a. Dilakukan mulai satu bulan setelah kegiatan dilakukan.
b. Kewajiban peneliti melaporkan kemajuan secara lisan atau tertulis kepada ketua
program studi mengenai kemajuan kegiatan LP3M.

5. Standar Hasil PkM


a. Hasil LP3M dilaporkan setelah diseminarkan di program studi.
b. Laporan LP3M disertakan dengan artikel ilmiah, berupa ringkasan hasil LP3M.
c. Laporan LP3M merupakan dokumen dan bukti fisik untuk akreditasi program
studi, serta berbagai kebutuhan sumber informasi ilmiah lainnya.
d. Artikel ilmiah dapat dijadikan bahan publikasi berupa buku, prosiding, jurnal
ilmiah baik internal maupun eksternal.
e. Hasil Pengabdian kepada masyarakat dapat dijadikan dasar pengambilan
kebijakan program studi atau kegiatan peneletian lanjutan.
f. UMT atau LP3M UMT memfasilitasi penerbitan buku dari hasil LP3M UMT.
g. Materi pada pengabdian harus berorientasi pada luaran penelitian yang berupa
penjelasan atau penemuan untuk mengantisipasi suatu gejala, fenomena,
kaidah ,model atau postulat baru.
h. Materi pada pengabdian terapan harus berorientasi pada luaran pengabdian yang
berupa inovasi serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
bermanfaat bagi masyarakat, dunia usaha dan atau industry yang berorientasi
kepulauan.
i. Materi pengabdian harus memuat prinsip-prinsip kemanfaatan, kemutakhiran
dan mengantisipasi kebutuhan di masa mendatang

E. STRATEGI
1. Pimpinan universitas memotivasi civitas akademika untuk melaksanakan kegiatan
PkM
2. Pimpinan LP3M, Dekan/Direktur, ketua bagian/program studi membina hubungan
dengan berbagai pihak untuk mendapatkan sumber pendanaan kegiatan PkM.
3. Rektor melalaui LP3M menetapkan arah dan prioritas kegiatan kepada masyarakat
di UMT setiap tahun.
4. Ketua LP3M menentukan kualifaksi dan kompetensi dosen dan mahasiswa sebagai
pelaksana pengabdian kepada masyarakat setiap tahun.
5. Ketua LP3M menetapkan standar pengelolaan pelaksanaan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat setiap tahun
6. Ketua LP3M menetapkan poses perencasnaan, pelaksaannnn dan monev
pengabbdian kepada masyarakat berdasarkan azas kemanfaatan setiap tahun.
7. Ketua LP3M menetapkan standar capaian pelaksanaan kegiatan PKM civitas
akademika berdasarkan azas kemanfaatan setiap tahun.
8. Strategi, kebijakan, dan prioritas kegiatan PkM harus ditetapkan sesuai dengan
visi, misi dan tujuan UMT dengan mempertimbangkan masukan dari pihak-pihak
terkait.

167
F. INDIKATOR
1. Tersedia dokumen kebijakan mengenai arah dan prioritas pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat.
2. Kesesuaian kualifikasi dan kompetensi civitas akademika dalam pelaksanaan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
3. Adanya dokumen perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan monitoring
pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
4. Pelaksanaan kegiatan PKM yg baik, tersedianya panduan monev, terlaksananya
pelatihan peningkatan kompetensi civitas akademika.
5. Pelibatan mahasiswa dalam kegiatan PKM oleh dosen,
6. Memiliki proposal dan rencanan kegiatan PKM
7. Memiliki laporan kegiatan dan pertanggung jawaban keuangan kegiatan PKM
8. Meningkatnya jumlah artikel publikasi ilmiah, aplikasi teknologi tentang rekayasa
social, model atau kebijakan produk/modul.

G. DOKUMEN TERKAIT
1. Statuta,
2. RIP Pengabdian kepada Masyarakat
3. Renstra, Renop, struktur organisasi, dan kode etik
4. Dokumen akademik (kebijakan akademik, peraturan akademik, pedoman
akademik)
5. Dokumen mutu (kebijakan mutu dan manual mutu)

168
REFERENSI

1. Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,


Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015
Tentang Standar Nasional Pendidikan.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 141);
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
56 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24
Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta
Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2012 tentang Statuta Universitas Muhammadiyah Tangerang.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14
tahun 2014 tentang Kerjasama Perguruan Tinggi.
13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesisa Nomor 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa,
14. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 234/U/2000
tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.
15. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002
tentang Kurikulum inti Pendidikan Tinggi.
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

169
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif
Penyusunan Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud,
Direktorat Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu
Perguruan Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi

170
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SPKM/12/3/03/16
TANGERANG Tanggal: 11-3-2016

STANDAR PENILAIAN Revisi: 0

PENGABDIAN MASYARAKAT Halaman 2 dari 6 halaman

XX. STANDAR PENILAIAN PENGABDIAN KEPADA


MASYARAKAT

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

BPM-UMT SSP 3 20 16

No Proses Penanggung Jawab Jabatan Tanda tangan Tanggal

1 Perumusan Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Ketua Tim 15 Januari 2016

2 Pemeriksaan Achmad Amarullah, M.Pd Wakil Rektor I 20 Maret 2016

Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016

4 Penetapan Dr. H. Achmad Badawi, MM Rektor 20 Maret 2016

5 Pengendalian Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Direktur BPMU 20 Maret 2016

A. RASIONAL

171
Pengabdian kepada masyarakat sebagai pengamalan IPTEKS yang dilakukan
oleh perguruan tinggi secara melembaga, bertujuan untuk menerapkan ipteks berbasis
penalaran ilmiah dan karya penelitian untuk menunjang pengembangan martabat
manusia, kelestarian sumber daya alam serta memberikan solusi atas persoalan
masyarakat, melalui interaksi mahasiswa, dosen dan masyarakat berdasarkan kajian
akademik. Kegiatan pengabdian masyarakat dapat berupa kegiatan terstruktur dan
tidak terstruktur.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka Rektor Universitas Muhammadiyah
Tangerang (UMT) melalui LPPM menetapkan standar pengabdian kepada masyarakat,
yang akan menjadi pedoman dan tolok ukur bagi pimpinan universitas, pimpinan
fakultas, ketua jurusan/ program studi dan tenaga pendidik, yang semuanya
bertanggung jawab dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang berdampak luas.
Standar pengabdian kepada masyarakat di UMT terdiri atas arah, kualifikasi dan
kompetensi, pengelolaan, proses, pendanaan, sarana dan prasarana, dan luaran dan
capaian pengabdian kepada masyarakat.
Arah Pengabdian kepada Masyarakat FKIP UMT dicoba untuk diarahakan pada
kegiatan sebagai berikut: 1) Arah kegiatan PkM ditentukan dengan mengacu pada visi
dan misi universitas, fakultas di UMT serta kebutuhan masyarakat pengguna, maupun
sasaran yang ingin dicapai, 2) Pelaksanaan PkM di lingkungan UMT adalah PkM yang
diupayakan berbasis hasil penelitian (Research based Community Services)
Pendidikan dan Budaya, 3)Kegiatan PkM yang dilakukan agar mengacu kepada pada
upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dan peningkatan potensinya, peningkatan
kualitas dan kemandirian masyarakat, dan peningkatan derajat kesehatan di
lingkungan dimana kegiatan dilaksanakan, dan 4)PkM dikembangkan dalam bentuk
Pendidikan kepada Masyarakat, Pelayan kepada Masyarakat, Pengembangan Sumber
Daya, Action research dan Workshop.
Jenis-jenis kegiatan yang dilakukan dapat berupa: 1) Bantuan kepada pemerintah
untuk mengembangkan potensi dan inventarisasi daerah serta mewujudkan kerjasama
yang serasi dengan melibatkan kepakaran yang ada di UMT, kewenangan pemerintah
dan masyarakat, 2) Berupaya untuk Penciptaan wahana scientific based
entrepreneurship, terutama kepada masyarakat yang ekonominya lemah atau
pendidikannya masih rendah, dengan mengaplikasikan ilmu dan keterampilan hasil
penelitian yang tepat guna dan berdaya guna bagi kepentingan masyarakat, 3)
Berupaya untuk dikembangkannya penyelenggaraan kerjasama dengan daerah untuk
mendukung pengembangan program pendidikan yang bermutu, 4) Penyelenggaraan
kerjasama dengan industri dan lembaga untuk meningkatkan kemampuan dalam
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan maupun pelatihan bagi tenaga
industri untuk meningkatkan kemampuan dalam ilmu dan teknologi. 5)
Penyelenggaraan perintisan sarana scientific based interpeneurship di dalam kampus
yang melibatkan sivitas akademika dan alumni, dan 5) Mengembangkan suatu sistem
informasi dan layanan teknologi, serta 6) Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Magang
yang dengan dikembangkannya Program Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat.

172
Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan dosen sesuai keahlian dan
bidang ilmunya, dapat terlaksana dengan lancar bila didukung sarana dan prasarana.

B. VISI, MISI DAN TUJUAN UMT


1. Visi UMT
Menjadi Universitas Unggul Dalam pengembangan IPTEKS

2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.

3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.

C. SUBJEK/PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB UNTUK MENCAPAI/


MEMENUHI ISI STANDAR

1. Rektor sebagai pimpinan universitas;


2. Dekan/Direktur sebagai pimpinan fakultas/program pascasarjana;
3. Ketua Lembaga Penelitian sebagai koordinator pelaksanaan penelitian;
4. Ketua Jurusan/Bagian sebagai pimpinan jurusan/bagian;
5. Ketua Program Studi sebagai pimpinan program studi, dan
6. Dosen dan mahasiswa sebagai pelaksana penelitian.

D. ISTILAH DAN DEFINISI


1. Pengabdian kepada masyarakat adalah kegiatan civitas akademika yang
memanfaatkan IPTEKS untuk memajukan kesejahteraan dan mencerdaskan
kehidupan bangsa.
2. kriteria minimal tentang penilaian terhadap proses dan hasil pengabdian kepada
masyarakat.
3. Penilaian proses dan hasil pengabdian kepada masyarakat dilakukan secara
terintegrasi paling sedikit memenuhi unsur:
a) Edukatif, yang merupakan penilaian untuk memotivasi pelaksana agar terus
173
meningkatkan mutu pengabdian kepada masyarakat;
b) Objektif, yang merupakan penilaian berdasarkan kriteria penilaian dan bebas
dari pengaruh subjektivitas;
c) Akuntabel, yang merupakan penilaian yang dilaksanakan dengan kriteria dan
prosedur yang jelas dan dipahami oleh pelaksana pengabdian kepada
masyarakat; dan
d) Transparan, yang merupakan penilaian yang prosedur dan hasil penilaiannya
dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan.
4. Penilaian proses dan hasil pengabdian kepada masyarakat harus memenuhi prinsip
penilaian dan memperhatikan kesesuaian dengan standar hasil, standar isi, dan
standar proses pengabdian kepada masyarakat
5. Kriteria minimal penilaian hasil pengabdian kepada masyarakat meliputi:
a) Tingkat kepuasan masyarakat;
b) Terjadinya perubahan sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada masyarakat
sesuai dengan sasaran program;
c) Dapat dimanfaatkannya ilmu pengetahuan dan teknologi di masyarakat secara
berkelanjutan;
d) Terciptanya pengayaan sumber belajar dan/atau pembelajaran serta
pematangan sivitas akademika sebagai hasil pengembangan pengethuan dan
teknologi
6. Terjadinya masalah sosial dan rekomendasi kebijakan yang dapat dimanfaatkan
oleh pemangku kepentingan.
7. Arah pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal tentang arah dan
prioritas pengabdian kepada masyarakat di UMT.
8. Kualifikasi dan kompetensi pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria
minimal tentang kualifikasi dan kompetensi pelaksana pengabdian kepada
masyarakat .
9. Pendanaan pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal tentang
sumber, mekanisme, dan akuntabilitas pendanaan pengabdian pada masyrakat.
10. Luaran pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal tentang mutu
dan luaran pengabdian masyarakat yang dapat dipertanggungjawabkan secara
akademis, moral dan etika.
11. Capaian pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal kemanfaatan
capaian pengabdian masyarakat bagi masyarakat dan lingkungan.

E. PERNYATAAN PENILAIAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


1. Standar Penilaian PkM
a. Penilaian PkM dilakukan sejak proposal diajukan, pelaksanaan PkM,
monitoring dan evaluasi pengabdian, sampai laporan kegiatan LP3M.
b. Penilaian terhadap proposal ditindaklanjuti dengan perbaikan terhadap proposal
c. Pelaporan hasil sesuai dengan panduan yang ditetapkan LP3M UMT dengan
bukti dokumen pelaksanaan yang relevan

174
d. monitoring dan evaluasi dilakukan oleh pihak LP3M UMT dibantu reviewer
terkait.

2. Standar Unsur PkM


a. Penilaian dilakukan secara terintegrasi dengan memperhatikan unsur edukatif,
objeltif, akuntabel, dan transparan.
1) Edukatif: penilaian dilakukan untuk memotivasi pelaksana pengabdian
agar terus meningkatkan mutu kegiatan PkM.
2) Objektif: penilaian dilakukan berdasarkan kriteria yang bebas dari
pengaruh subjektivitas.
3) Akuntabel: penilaian dilakukan dengan kriteria dan prosedur yang jelas
dan dipahami oleh pelaksana kegiatan PkM.
4) Transparan: penilaian yang sesuai dengan prosedur dan hasil penilaiannya
dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan dan pelaksana
pengabdian.

b. Materi pada pengabdian harus berorientasi pada luaran penelitian yang berupa
penjelasan atau penemuan untuk mengantisipasi suatu gejala, fenomena, kaidah ,
model atau postulat baru.
c. Materi pada pengabdian harus berorientasi pada luaran pengabdian yang berupa
inovasi serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat bagi
masyarakat, dunia usaha dan atau industry yang berorientasi kepulauan.
d. Materi pengabdian harus memuat prinsip-prinsip kemanfaatan, kemutakhiran dan
mengantisipasi kebutuhan di masa mendatan

3. Standar Instrumen PkM


Perguruan tinggi membuat instrumen penilaian yang relevan, akuntabel, dan
representatif yang mengacu pada pranata pendidikan tertinggi yang berlaku

4. Standar Kreteria PkM


Kriteria minimal penilaian hasil kegiatan PkM mencakup :

a) Tingkat kepuasan masyarakat sasaran–luaran yang terukur


b) Terjadinya perubahan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan masyarakat
sasaran.
c) Dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara berkelanjutan
d) Terciptanya sumber belajar dan/atau pembelajaran serta pematangan sivitas
akademika sebagai hasil pengembangan iptek.
e) Teratasinya masalah sosial dan rekomendasi kebijakan yang dapat
dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan

F. STRATEGI
1. Pimpinan universitas memotivasi civitas akademika untuk melaksanakan kegiatan
175
pengabdian kepada masyarakat
2. Pimpinan LP3M, Dekan/Direktur, ketua program studi membina hubungan dengan
berbagai pihak untuk mendapatkan sumber pendanaan pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat.
3. Rektor melalaui LP3M menetapkan arah dan prioritas kegiatan kepada masyarakat
di UMT setiap tahun.
4. LP3M merancang kegiatan pelatihan PkM kepada dosen dan mahaiswa
5. LP3M melakukan sosialisasi standar penilaian PkM
6. Ketua LP3M menentukan kualifaksi dan kompetensi dosen dan mahasiswa sebagai
pelaksana pengabdian kepada masyarakat setiap tahun.
7. Ketua LP3M menetapkan standar pengelolaan pelaksanaan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat setiap tahun
8. Ketua LP3M menetapkan poses perencasnaan, pelaksaannnn dan monev
pengabbdian kepada masyarakat berdasarkan azas kemanfaatan setiap tahun.
9. Ketua LP3M menetapkan sumber, mekanisme, alokasi dan akuntabilitas
pendanaan kegiatan ppm setiap tahun.
10. Ketua LP3M menyediakan sarana, prarana dan fasilitas pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat setiap tahun.
11. Ketua LP3M menetapkan kriteria luaran pelaksanaan kegiatan PPM civitas
akademika setiap tahun.
12. Ketua LP3M menetapkan standar capaian pelaksanaan kegiatan PPM civitas
akademika berdasarkan azas kemanfaatan setiap tahun.
13. Strategi, kebijakan, dan prioritas kegiatan PkM harus ditetapkan sesuai dengan
visi, misi dan tujuan UMT dengan mempertimbangkan masukan dari pihak-pihak
terkait.

G. INDIKATOR
1. Tersedia dokumen kebijakan mengenai arah dan prioritas pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat.
2. Kesesuaian kualifikasi dan kompetensi civitas akademika dalam pelaksanaan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
3. Adanya dokumen perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan monitoring
pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
4. Pelaksanaan kegiatan PKM yg baik, tersedianya panduan monev, terlaksananya
pelatihan peningkatan kompetensi civitas akademika.
5. Pelibatan mahasiswa dalam kegiatan PKM oleh dosen,
6. Memiliki proposal dan rencanan kegiatan PKM
7. Memiliki laporan kegiatan dan pertanggung jawaban keuangan kegiatan PKM
8. Semakin banyaknya sumber pendanaan kegiatan PKM dari berbagai pihak.
9. Semakin memadainya sarana dan prasaranan pelaksanaan kegiatan PKM.
10. Meningkatnya jumlah artikel publikasi ilmiah, aplikasi teknologi tentang rekayasa
social, model atau kebijakan produk/modul.

176
H. DOKUMEN TERKAIT
1. Statuta,
2. RIP PkM UMT,
3. Renstra, Renop UMT
4. kode etik
5. Dokumen akademik (kebijakan akademik, peraturan akademik, pedoman
akademik)
6. Dokumen mutu (kebijakan mutu dan manual mutu)
7. Pedoman Penelitian dan PkM UMT
8. Form

177
REFERENSI

1. Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,


Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015
Tentang Standar Nasional Pendidikan.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 141);
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
56 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24
Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta
Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2012 tentang Statuta Universitas Muhammadiyah Tangerang.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14
tahun 2014 tentang Kerjasama Perguruan Tinggi.
13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesisa Nomor 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa,
14. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 234/U/2000
tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.
15. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002
tentang Kurikulum inti Pendidikan Tinggi.
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

178
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif
Penyusunan Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud,
Direktorat Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu
Perguruan Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi

27.

179
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SPKM/12/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
STANDAR PELAKSANA Revisi: 0

PENGABDIAN MASYARAKAT Halaman 2 dari 6 halaman

XXI. STANDAR PELAKSANA PENGABDIAN KEPADA


MASYARAKAT

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

BPM-UMT SSP 3 21 16

No Proses Penanggung Jawab Jabatan Tanda tangan Tanggal

1 Perumusan Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Ketua Tim 15 Januari 2016

2 Pemeriksaan Achmad Amarullah, M.Pd Wakil Rektor I 20 Maret 2016

Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016

4 Penetapan Dr. H. Achmad Badawi, MM Rektor 20 Maret 2016

5 Pengendalian Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Direktur BPMU 20 Maret 2016

A. RASIONAL

180
Pengabdian kepada masyarakat sebagai pengamalan IPTEKS yang dilakukan
oleh perguruan tinggi secara melembaga, bertujuan untuk menerapkan ipteks berbasis
penalaran ilmiah dan karya penelitian untuk menunjang pengembangan martabat
manusia, kelestarian sumber daya alam serta memberikan solusi atas persoalan
masyarakat, melalui interaksi mahasiswa, dosen dan masyarakat berdasarkan kajian
akademik. Kegiatan pengabdian masyarakat dapat berupa kegiatan terstruktur dan
tidak terstruktur.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka Rektor Universitas Muhammadiyah
Tangerang (UMT) melalui LPPM menetapkan standar pengabdian kepada masyarakat,
yang akan menjadi pedoman dan tolok ukur bagi pimpinan universitas, pimpinan
fakultas, ketua jurusan/ program studi dan tenaga pendidik, yang semuanya
bertanggung jawab dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang berdampak luas.
Standar pengabdian kepada masyarakat di UMT terdiri atas arah, kualifikasi dan
kompetensi, pengelolaan, proses, pendanaan, sarana dan prasarana, dan luaran dan
capaian pengabdian kepada masyarakat.
Arah Pengabdian kepada Masyarakat FKIP UMT dicoba untuk diarahakan pada
kegiatan sebagai berikut: 1) Arah kegiatan PkM ditentukan dengan mengacu pada visi
dan misi universitas, fakultas di UMT serta kebutuhan masyarakat pengguna, maupun
sasaran yang ingin dicapai, 2) Pelaksanaan PkM di lingkungan UMT adalah PkM yang
diupayakan berbasis hasil penelitian (Research based Community Services)
Pendidikan dan Budaya, 3)Kegiatan PkM yang dilakukan agar mengacu kepada pada
upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dan peningkatan potensinya, peningkatan
kualitas dan kemandirian masyarakat, dan peningkatan derajat kesehatan di
lingkungan dimana kegiatan dilaksanakan, dan 4)PkM dikembangkan dalam bentuk
Pendidikan kepada Masyarakat, Pelayan kepada Masyarakat, Pengembangan Sumber
Daya, Action research dan Workshop.
Jenis-jenis kegiatan yang dilakukan dapat berupa: 1) Bantuan kepada pemerintah
untuk mengembangkan potensi dan inventarisasi daerah serta mewujudkan kerjasama
yang serasi dengan melibatkan kepakaran yang ada di UMT, kewenangan pemerintah
dan masyarakat, 2) Berupaya untuk Penciptaan wahana scientific based
entrepreneurship, terutama kepada masyarakat yang ekonominya lemah atau
pendidikannya masih rendah, dengan mengaplikasikan ilmu dan keterampilan hasil
penelitian yang tepat guna dan berdaya guna bagi kepentingan masyarakat, 3)
Berupaya untuk dikembangkannya penyelenggaraan kerjasama dengan daerah untuk
mendukung pengembangan program pendidikan yang bermutu, 4) Penyelenggaraan
kerjasama dengan industri dan lembaga untuk meningkatkan kemampuan dalam
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan maupun pelatihan bagi tenaga
industri untuk meningkatkan kemampuan dalam ilmu dan teknologi. 5)
Penyelenggaraan perintisan sarana scientific based interpeneurship di dalam kampus
yang melibatkan sivitas akademika dan alumni, dan 5) Mengembangkan suatu sistem
informasi dan layanan teknologi, serta 6) Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Magang
yang dengan dikembangkannya Program Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat.
Pelaksanaan kegiatan kepada mayarakat adalah kriteria minimal kemampuan
181
pelaksana untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat berdasarkan
penguasaan metodologi penerapan keilmuan yang sesuai dengan bidang keahlian, jenis
kegiatan, serta tingkat kerumitan dan kedalam sasaran kegiatan.

B. VISI, MISI DAN TUJUAN UMT


1. Visi UMT
Menjadi Universitas Unggul Dalam pengembangan IPTEKS

2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.

3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.

C. SUBJEK/PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB UNTUK MENCAPAI/


MEMENUHI ISI STANDAR

1. Rektor sebagai pimpinan universitas;


2. Dekan/Direktur sebagai pimpinan fakultas/program pascasarjana;
3. Ketua Lembaga Penelitian sebagai koordinator pelaksanaan penelitian;
4. Ketua Jurusan/Bagian sebagai pimpinan jurusan/bagian;
5. Ketua Program Studi sebagai pimpinan program studi, dan
6. Dosen dan mahasiswa sebagai pelaksana penelitian.

D. ISTILAH DAN DEFINISI


1. Pengabdian kepada masyarakat adalah kegiatan civitas akademika yang
memanfaatkan IPTEKS untuk memajukan kesejahteraan dan mencerdaskan
kehidupan bangsa.
2. Standar pelaksana kegiatan kepada mayarakat adalah kriteria minimal kemampuan
pelaksana untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat berdasarkan
penguasaan metodologi penerapan keilmuan yang sesuai dengan bidang keahlian,
182
jenis kegiatan, serta tingkat kerumitan dan kedalam sasaran kegiatan
3. Arah pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal tentang arah dan
prioritas pengabdian kepada masyarakat di UMT.
4. Kualifikasi dan kompetensi pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria
minimal tentang kualifikasi dan kompetensi pelaksana pengabdian kepada
masyarakat
5. Pengelolaan pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal
pengelolaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat
6. Proses pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal tentang
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi pengabbdian kepada
masyarakat berdasarkan azas kemanfaatan.
7. Luaran PkM merupakan kriteria minimal tentang mutu dan luaran pengabdian
masyarakat yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis, moral dan etika.
8. Capaian pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal kemanfaatan
capaian pengabdian masyarakat bagi masyarakat dan lingkungan.

E. PERNYATAAN PELAKSANA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


1. Standar Pelaksanaan PkM
a. Pelaksana kegiatan PkM adalah dosen tetap UMT yang memiliki kemampuan
tingkat penguasaan lapangan, mitra yang menjadi tempat pengabdian dan
kebutuhan mitra serta sesuai dengan bidang keilmuan.
b. Dosen yang mengajukan proposal PkM adalah dosen tetap UMT dapat secara
perseorangan atau berkelompok.
c. Dosen tidak tetap hanya boleh menjadi anggota kelompok dalam kegiatan PkM
kelompok dan hanya boleh satu judul PKm dalam satu tahun.
d. Dalam pertimbangan tertentu calon dosen tetap dapat melakukan kegiatan PkM
setelah mendapat persetujuan dari Pimpinan Fakultas dan UMT, dan hanya
menjadi anggota kelompok.
e. Dosen tetap yang sedang melanjutkan studi diperkenankan melakukan kegiatan
PkM setelah mendapat persetujuan dari kaprodi.
f. Dosen tetap yang sedang cuti tidak diperkenankan melakukan kegiatan PkM.
g. Dosen karena satu dan lain hal berhenti sebagai dosen tetap di UMT, hasil PkM
yang dibiayai oleh UMT tidak boleh digunakan pada perguruan tinggi lain.
h. Jumlah pelaksana dalam satu kelompok maksimal tiga orang.
i. Dalam pertimbangan tertentu dapat melebihi tiga orang setelah mendapat
persetujuan tim reviewer

2. Standar Reviewer PkM


Memiliki salah satu persyaratan sebagai berikut :
a. Dosen atau pakar yang memiliki reputasi di bidang PkM yang ditandai dengan
jumlah kegiatan PkM yang dilakukan minimal 3 (tiga) dalam tiga tahun
terakhir di tingkat lokal, 2 (dua) dalam tiga tahun terakhir di tingkat nasional, 1
(satu) dalam tiga tahun terakhir di tingkat internasional.

183
b. Dosen atau pakar yang pernah menjadi nara sumber dalam seminar, kongres,
atau kolokium, tentang PKm minimal 1 kali setiap tahun.
c. Dosen yang pernah menulis buku ilmiah yang sesuai dengan bidang ilmunya.
d. Bergelar S2 dan memiliki kepangkatan akademik Lektor/ S3 memiliki gelar
akademik Asisten Ahli
e. Mengikuti pelatihan Reviewer baik di tingkat lokal maupun nasional
f. Mendapat SK dari Pimpinan UMT dan Ketua Ketua LP3M UMT

F. STRATEGI
1. LP3M merancang pelatihan PkM bagi dosen muda
2. LP3M melakukan sosialisasi terkait standar pelaksan PkM dan mekanisme
pelaksanaanya
3. LP3M menentukan kualifaksi dan kompetensi dosen dan mahasiswa sebagai
pelaksana pengabdian kepada masyarakat setiap tahun.
4. LP3M menetapkan poses perencasnaan, pelaksaannnn dan monev pengabbdian
kepada masyarakat berdasarkan azas kemanfaatan setiap tahun.
5. Ketua LP3M menetapkan sumber, mekanisme, alokasi dan akuntabilitas
pendanaan kegiatan ppm setiap tahun.
6. Ketua LP3M menyediakan sarana, prarana dan fasilitas pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat setiap tahun.
7. Ketua LP3M menetapkan kriteria luaran pelaksanaan kegiatan PPM civitas
akademika setiap tahun.
8. Ketua LP3M menetapkan standar capaian pelaksanaan kegiatan PPM civitas
akademika berdasarkan azas kemanfaatan setiap tahun.
9. Strategi, kebijakan, dan prioritas kegiatan PkM harus ditetapkan sesuai dengan
visi, misi dan tujuan UMT dengan mempertimbangkan masukan dari pihak-pihak
terkait.

G. INDIKATOR
1. 40 % terdapat proposal yang diajukan dalam pelaksanaan PkM
2. Pengajuan proposal PkM oleh dosen telah sesuai dengan bidang keahliannya
3. Kesesuaian kualifikasi dan kompetensi civitas akademika dalam pelaksanaan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
4. Adanya dokumen perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan monitoring
pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
5. Pelaksanaan kegiatan PKM yg baik, tersedianya panduan monev, terlaksananya
pelatihan peningkatan kompetensi civitas akademika.
6. Pelibatan mahasiswa dalam kegiatan PKM oleh dosen,
7. Memiliki proposal dan rencanan kegiatan PKM
8. Memiliki laporan kegiatan dan pertanggung jawaban keuangan kegiatan PKM
9. Capaian Rata-rata dana PKM dosen per tahun minimal 1,5 juta per tahun
10. Semakin banyaknya sumber pendanaan kegiatan PKM dari berbagai pihak.
11. Semakin memadainya sarana dan prasaranan pelaksanaan kegiatan PKM.
184
12. Meningkatnya jumlah artikel publikasi ilmiah, aplikasi teknologi tentang rekayasa
social, model atau kebijakan produk/modul.

H. DOKUMEN TERKAIT
1. Dokumen manajemen (Statuta, RIP, Renstra, Renop, struktur organisasi, dan kode
etik)
2. Dokumen akademik (kebijakan akademik, peraturan akademik, pedoman
akademik)
3. Dokumen mutu (kebijakan mutu dan manual mutu)

185
REFERENSI

1. Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,


Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015
Tentang Standar Nasional Pendidikan.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 141);
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
56 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24
Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta
Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2012 tentang Statuta Universitas Muhammadiyah Tangerang.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14
tahun 2014 tentang Kerjasama Perguruan Tinggi.
13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesisa Nomor 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa,
14. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 234/U/2000
tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.
15. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002
tentang Kurikulum inti Pendidikan Tinggi.
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

186
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif
Penyusunan Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud,
Direktorat Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu
Perguruan Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi

187
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SPKM/12/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
STANDAR SARPRASPENGABDIAN Revisi: 0

MASYARAKAT Halaman 2 dari 6 halaman

XXII. STANDAR SARANA & PRASARANA PENGABDIAN


KEPADA MASYARAKAT

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

BPM-UMT SSP 3 22 16

No Proses Penanggung Jawab Jabatan Tanda tangan Tanggal

1 Perumusan Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Ketua Tim 15 Januari 2016

2 Pemeriksaan Achmad Amarullah, M.Pd Wakil Rektor I 20 Maret 2016

Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016

4 Penetapan Dr. H. Achmad Badawi, MM Rektor 20 Maret 2016

5 Pengendalian Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Direktur BPMU 20 Maret 2016

188
A. RASIONAL

Pengabdian kepada masyarakat sebagai pengamalan IPTEKS yang dilakukan


oleh perguruan tinggi secara melembaga, bertujuan untuk menerapkan ipteks berbasis
penalaran ilmiah dan karya penelitian untuk menunjang pengembangan martabat
manusia, kelestarian sumber daya alam serta memberikan solusi atas persoalan
masyarakat, melalui interaksi mahasiswa, dosen dan masyarakat berdasarkan kajian
akademik. Kegiatan pengabdian masyarakat dapat berupa kegiatan terstruktur dan tidak
terstruktur.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka Rektor Universitas Muhammadiyah
Tangerang (UMT) melalui LPPM menetapkan standar pengabdian kepada masyarakat,
yang akan menjadi pedoman dan tolok ukur bagi pimpinan universitas, pimpinan
fakultas, ketua jurusan/ program studi dan tenaga pendidik, yang semuanya
bertanggung jawab dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang berdampak luas.
Standar pengabdian kepada masyarakat di UMT terdiri atas arah, kualifikasi dan
kompetensi, pengelolaan, proses, pendanaan, sarana dan prasarana, dan luaran dan
capaian pengabdian kepada masyarakat.
Arah Pengabdian kepada Masyarakat FKIP UMT dicoba untuk diarahakan pada
kegiatan sebagai berikut: 1) Arah kegiatan PkM ditentukan dengan mengacu pada visi
dan misi universitas, fakultas di UMT serta kebutuhan masyarakat pengguna, maupun
sasaran yang ingin dicapai, 2) Pelaksanaan PkM di lingkungan UMT adalah PkM yang
diupayakan berbasis hasil penelitian (Research based Community Services) Pendidikan
dan Budaya, 3)Kegiatan PkM yang dilakukan agar mengacu kepada pada upaya-upaya
pemberdayaan masyarakat dan peningkatan potensinya, peningkatan kualitas dan
kemandirian masyarakat, dan peningkatan derajat kesehatan di lingkungan dimana
kegiatan dilaksanakan, dan 4)PkM dikembangkan dalam bentuk Pendidikan kepada
Masyarakat, Pelayan kepada Masyarakat, Pengembangan Sumber Daya, Action
research dan Workshop.
Jenis-jenis kegiatan yang dilakukan dapat berupa: 1) Bantuan kepada pemerintah
untuk mengembangkan potensi dan inventarisasi daerah serta mewujudkan kerjasama
yang serasi dengan melibatkan kepakaran yang ada di UMT, kewenangan pemerintah
dan masyarakat, 2) Berupaya untuk Penciptaan wahana scientific based
entrepreneurship, terutama kepada masyarakat yang ekonominya lemah atau
pendidikannya masih rendah, dengan mengaplikasikan ilmu dan keterampilan hasil
penelitian yang tepat guna dan berdaya guna bagi kepentingan masyarakat, 3) Berupaya
untuk dikembangkannya penyelenggaraan kerjasama dengan daerah untuk mendukung
pengembangan program pendidikan yang bermutu, 4) Penyelenggaraan kerjasama
dengan industri dan lembaga untuk meningkatkan kemampuan dalam penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi, pendidikan maupun pelatihan bagi tenaga industri untuk
meningkatkan kemampuan dalam ilmu dan teknologi. 5) Penyelenggaraan perintisan
sarana scientific based interpeneurship di dalam kampus yang melibatkan sivitas
akademika dan alumni, dan 5) Mengembangkan suatu sistem informasi dan layanan
teknologi, serta 6) Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Magang yang dengan
dikembangkannya Program Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat.
189
Iklim akademik di perguruan tinggi tidak terlepas dari perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS) serta tuntutan masyarakat seirama dengan
meningkatnya mutu kehidupan. Untuk mengantisipasi dan menyerasikannya, pihak-pihak
yang terkait dalam menyusun dan melaksanakan program kegiatan senantiasa mengacu
pada Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Nasional. Pasal 20 UU
tersebut dengan tegas menyatakan bahwa perguruan tinggi berkewajiban
menyelenggarakan Pengabdian kepada masyarakat. Di samping melaksanakan pendidikan.
Hal tersebut juga didukung dalam Permendikbud RI nomor 44 tahun 2015 tentang standar
Nasional Pendidikan Tinggi. Dalam Bab IV Permendikbud tersebut dijelaskan tentang
Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Dalam hal ini adalah standar pelaksana
pengabdian kepada masyarakat.

B. VISI, MISI DAN TUJUAN UMT


1. Visi UMT
Menjadi Universitas Unggul Dalam pengembangan IPTEKS

2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.

3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.

C. SUBJEK/PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB UNTUK MENCAPAI/


MEMENUHI ISI STANDAR

1. Rektor sebagai pimpinan universitas;


2. Dekan/Direktur sebagai pimpinan fakultas/program pascasarjana;
3. Ketua Lembaga Penelitian sebagai koordinator pelaksanaan penelitian;
4. Ketua Jurusan/Bagian sebagai pimpinan jurusan/bagian;
5. Ketua Program Studi sebagai pimpinan program studi, dan
6. Dosen dan mahasiswa sebagai pelaksana penelitian.
190
D. ISTILAH DAN DEFINISI
1. Pengabdian kepada masyarakat adalah kegiatan civitas akademika yang
memanfaatkan IPTEKS untuk memajukan kesejahteraan dan mencerdaskan
kehidupan bangsa.
2. Pelaksanaan kegiatan kepada mayarakat adalah kriteria minimal kemampuan pelaksana
untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat berdasarkan penguasaan
metodologi penerapan keilmuan yang sesuai dengan bidang keahlian, jenis kegiatan,
serta tingkat kerumitan dan kedalaman sasaran kegiata
3. Sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat adalah kriteria minimal tentang
fasilitas UMT yang digunakan mendukung kegiatan pengabdian kepada masyarakat,
terkait dengan penerapan bidang ilmu dari program studi yang dikelola perguruan
tinggi dan area sasaran kegiatan.
4. Kualifikasi dan kompetensi pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria
minimal tentang kualifikasi dan kompetensi pelaksana pengabdian kepada
masyarakat
5. Pengelolaan pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal
pengelolaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat
6. Proses pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal tentang
perencana-an, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi pengabbdian kepada
masyarakat berdasarkan azas kemanfaatan.
7. Pendanaan pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal tentang
sumber, mekanisme, dan akuntabilitas pendanaan pengabdian pada masyrakat.
8. Sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal
tentang fasilitas untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat.
9. Luaran pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal tentang mutu
dan luaran pengabdian masyarakat yang dapat dipertanggungjawabkan secara
akademis, moral dan etika.
10. Capaian pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal kemanfaatan
capaian pengabdian masyarakat bagi masyarakat dan lingkungan.

E. PERNYATAAN SARANA DAN PRASARANA PkM


1. Standar Fasilitas PkM
a. Dalam melakukan PkM pelaksana dapat menggunakan fasilitas yang terkait
dengan bidang ilmu, proses pembelajaran, dan kegiatan penelitian.
b. Fasilitas yang digunakan dalam pengabdian dan pemberdayaan masyarakat
harus relevan dengan bidang PkM.
c. Kegiatan PkM dapat memanfaatkan sarana dan Prasarana PkM yang
dimanfaatkan untuk proses pembelajaran, penelitian, dan PkM

d. Penggunaan sarana dan prasarana untuk kegiatan PkM harus melalui SOP
penggunaan peralatan yang diterapkan UMT

2. Standar Kreteria Sarana dan Prasarana PkM


Sarana dan prasarana yang digunakan dalam PkM harus memenuhi standar :
191
1) Keselamatan kerja
2) Kesehatan
3) Kenyamanan
4) Keamanan bagi pelaksana dan pemberdaya masyarakat
5) Keamanan masyarakat setempat
6) Sesuai dengan kebutuhan yang relevan dengan bentuk pengabdiannya

3. Standar Ruang Kerja PkM


Lembaga Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat harus memiliki kantor yang
representatif yang minimal terdapat
1) Ruang kerja pimpinan
2) Ruang Kerja staf
3) Ruang rapat
4) Gudang penyimpanan hasil pengabdian
5) Lemari
6) Peralatan IT lengkap
7) ATK

4. Standar Akses PkM


Lembaga LP3M memiliki akses mendapatkan informasi terkait pengabdian dan
pemberdayaan masyarakat dan mempublikasikan hasilnya ke berbagai pihak yang
difasilitasi dengan jaringan teknologi informasi yang memadai.

F.STRATEGI
1. UMT memperdayakan penggunaan sarana prasarana untuk mendukung PkM
2. Tersedianya SOP penggunanaan sarana dan prasarana secara lengkap
3. LP3M melakukan sosialisasi standar sarana dan prasarana Penelitian dan PkM
4. Pimpinan universitas memotivasi civitas akademika untuk melaksanakan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat
5. Pimpinan LP3M, Dekan/Direktur, ketua jurusan/bagian/program studi membina
hubungan dengan berbagai pihak untuk mendapatkan sumber pendanaan
pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
6. Ketua LP3M menetapkan standar pengelolaan pelaksanaan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat setiap tahun
7. Ketua LP3M menetapkan poses perencasnaan, pelaksaannnn dan monev
pengabbdian kepada masyarakat berdasarkan azas kemanfaatan setiap tahun.
8. Ketua LP3M menetapkan sumber, mekanisme, alokasi dan akuntabilitas pendanaan
kegiatan ppm setiap tahun.
9. Ketua LP3M menyediakan sarana, prarana dan fasilitas pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat setiap tahun.
10. Ketua LP3M menetapkan kriteria luaran pelaksanaan kegiatan PPM civitas
akademika setiap tahun.
192
11. Ketua LP3M menetapkan standar capaian pelaksanaan kegiatan PPM civitas
akademika berdasarkan azas kemanfaatan setiap tahun.
12. Strategi, kebijakan, dan prioritas kegiatan PkM harus ditetapkan sesuai dengan visi,
misi dan tujuan UMT dengan mempertimbangkan masukan dari pihak-pihak
terkait.

G. INDIKATOR
1. Tersedia dokumen kebijakan mengenai arah dan prioritas pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat.
2. Adanya dokumen perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan monitoring
pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
3. Pelaksanaan kegiatan PKM yg baik, tersedianya panduan monev, terlaksananya
pelatihan peningkatan kompetensi civitas akademika.
4. Pelibatan mahasiswa dalam kegiatan PKM oleh dosen,
5. Memiliki proposal dan rencanan kegiatan PKM
6. Memiliki laporan kegiatan dan pertanggung jawaban keuangan kegiatan PKM
7. Semakin banyaknya sumber pendanaan kegiatan PKM dari berbagai pihak.
8. Semakin memadainya sarana dan prasaranan pelaksanaan kegiatan PKM.
9. Meningkatnya jumlah artikel publikasi ilmiah, aplikasi teknologi tentang rekayasa
social, model atau kebijakan produk/modul.
10. Tersedianya SOP penelitiam dan PkM yang lengkap

H. DOKUMEN TERKAIT
1. Statuta,
2. RIP PkM UMT
3. Renstra, Renop
4. kode etik
5. Dokumen akademik (kebijakan akademik, peraturan akademik, pedoman
akademik)
6. Dokumen mutu (kebijakan mutu dan manual mutu)
7. Pedoman penelitian dan PkM UMT

REFERENSI

1. Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,


Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

193
Pendidikan Nasional.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015
Tentang Standar Nasional Pendidikan.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 141);
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
56 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24
Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta
Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2012 tentang Statuta Universitas Muhammadiyah Tangerang.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14
tahun 2014 tentang Kerjasama Perguruan Tinggi.
13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesisa Nomor 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa,
14. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 234/U/2000
tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.
15. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002
tentang Kurikulum inti Pendidikan Tinggi.
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu

194
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif Penyusunan
Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud, Direktorat
Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu Perguruan
Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi

195
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SPKM/12/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
STANDAR PENGELOLAAN Revisi: 0

PENGABDIAN MASYARAKAT Halaman 2 dari 6 halaman

XXIII. STANDAR PENGELOLAAN PENGABDIAN KEPADA


MASYARAKAT

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

BPM-UMT SSP 3 23 16

No Proses Penanggung Jawab Jabatan Tanda tangan Tanggal

1 Perumusan Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Ketua Tim 15 Januari 2016

2 Pemeriksaan Achmad Amarullah, M.Pd Wakil Rektor I 20 Maret 2016

Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016

4 Penetapan Dr. H. Achmad Badawi, MM Rektor 20 Maret 2016

5 Pengendalian Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Direktur BPMU 20 Maret 2016

A. RASIONAL
196
Pengabdian kepada masyarakat sebagai pengamalan IPTEKS yang dilakukan
oleh perguruan tinggi secara melembaga, bertujuan untuk menerapkan ipteks berbasis
penalaran ilmiah dan karya penelitian untuk menunjang pengembangan martabat
manusia, kelestarian sumber daya alam serta memberikan solusi atas persoalan
masyarakat, melalui interaksi mahasiswa, dosen dan masyarakat berdasarkan kajian
akademik. Kegiatan pengabdian masyarakat dapat berupa kegiatan terstruktur dan tidak
terstruktur.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka Rektor Universitas Muhammadiyah
Tangerang (UMT) melalui LP3M menetapkan standar pengabdian kepada masyarakat,
yang akan menjadi pedoman dan tolok ukur bagi pimpinan universitas, pimpinan
fakultas, ketua jurusan/ program studi dan tenaga pendidik, yang semuanya
bertanggung jawab dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang berdampak luas.
Standar pengabdian kepada masyarakat di UMT terdiri atas arah, kualifikasi dan
kompetensi, pengelolaan, proses, pendanaan, sarana dan prasarana, dan luaran dan
capaian pengabdian kepada masyarakat.
Arah Pengabdian kepada Masyarakat FKIP UMT dicoba untuk diarahakan pada
kegiatan sebagai berikut: 1) Arah kegiatan PkM ditentukan dengan mengacu pada visi
dan misi universitas, fakultas di UMT serta kebutuhan masyarakat pengguna, maupun
sasaran yang ingin dicapai, 2) Pelaksanaan PkM di lingkungan UMT adalah PkM yang
diupayakan berbasis hasil penelitian (Research based Community Services) Pendidikan
dan Budaya, 3)Kegiatan PkM yang dilakukan agar mengacu kepada pada upaya-upaya
pemberdayaan masyarakat dan peningkatan potensinya, peningkatan kualitas dan
kemandirian masyarakat, dan peningkatan derajat kesehatan di lingkungan dimana
kegiatan dilaksanakan, dan 4)PkM dikembangkan dalam bentuk Pendidikan kepada
Masyarakat, Pelayan kepada Masyarakat, Pengembangan Sumber Daya, Action
research dan Workshop.
Pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan sebagai perwujudan kontribusi
kepakaran, kegiatan pemanfaatan hasil pendidikan, dan/atau penelitian dalam upaya
memenuhi permintaan dan/atau memprakarsai peningkatan mutu kehidupan bangsa.
1. Standar pengelolaan pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal
tentang perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta
pelaporan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
2. Pengelolaan pengabdian kepada masyarkat sebagaimana dilaksanakan oleh lembaga
pengabdian masyarakat dalam bentuk kelembagaan yang bertugas untuk mengelola
pengabdian kepada masyarakat
3. Kelembagaan pengelola pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) adalah lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
4. Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat wajib:
a. menyusun dan mengembangkan rencana program pengabdian kepada
masyarakat sesuai dengan rencana strategis pengabdian kepada masyarakat
perguruan tinggi;
b. menyusun dan mengembangkan peraturan, panduan, dan sistem penjaminan
mutu internal kegiatan pengabdian kepada masyarakat;
197
c. memfasilitasi pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat;
b. melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengabdian kepada
masyarakat;
c. melakukan diseminasi hasil pengabdian kepada masyarakat;

LP3M UMT memberikan penghargaan kepada pelaksana pengabdian kepada


masyarakat yang berprestasi; mendayagunakan sarana dan prasarana pengabdian
kepada masyarakat pada lembaga lain melalui kerja sama; dan melakukan analisis
kebutuhan yang menyangkut jumlah, jenis, dan spesifikasi sarana dan prasarana
pengabdian kepada masyarakat. menyusun laporan kegiatan pengabdian pada
masyarakat yang dikelolanya. LP3M UMT wajib melakukan :: memiliki rencana
strategis pengabdian kepada masyarakat yang merupakan bagian dari rencana strategis
perguruan tinggi; menyusun kriteria dan prosedur penilaian pengabdian kepada
masyarakat paling sedikit menyangkut aspek hasil pengabdian kepada masyarakat
dalam menerapkan, mengamalkan, dan membudayakan ilmu pengetahuan dan
teknologi guna memajukan kesejahteraan umum serta mencerdaskan kehidupan
bangsa; menjaga dan meningkatkan mutu pengelolaan lembaga atau fungsi pengabdian
kepada masyarakat dalam menjalankan program pengabdian kepada masyarakat secara
berkelanjutan; melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap lembaga atau fungsi
pengabdian kepada masyarakat dalam melaksanakan program pengabdian kepada
masyarakat; memiliki panduan tentang kriteria pelaksana pengabdian kepada
masyarakat dengan mengacu pada standar hasil, standar isi, dan standar proses
pengabdian kepada masyarakat; dan mendayagunakan sarana dan prasarana
pengabdian kepada
Jenis-jenis kegiatan yang dilakukan dapat berupa: 1) Bantuan kepada pemerintah
untuk mengembangkan potensi dan inventarisasi daerah serta mewujudkan kerjasama
yang serasi dengan melibatkan kepakaran yang ada di UMT, kewenangan pemerintah
dan masyarakat, 2) Berupaya untuk Penciptaan wahana scientific based
entrepreneurship, terutama kepada masyarakat yang ekonominya lemah atau
pendidikannya masih rendah, dengan mengaplikasikan ilmu dan keterampilan hasil
penelitian yang tepat guna dan berdaya guna bagi kepentingan masyarakat, 3)
Berupaya untuk dikembangkannya penyelenggaraan kerjasama dengan daerah untuk
mendukung pengembangan program pendidikan yang bermutu, 4) Penyelenggaraan
kerjasama dengan industri dan lembaga untuk meningkatkan kemampuan dalam
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan maupun pelatihan bagi tenaga
industri untuk meningkatkan kemampuan dalam ilmu dan teknologi. 5)
Penyelenggaraan perintisan sarana scientific based interpeneurship di dalam kampus
yang melibatkan sivitas akademika dan alumni, dan 5) Mengembangkan suatu sistem
informasi dan layanan teknologi, serta 6) Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Magang
yang dengan dikembangkannya Program Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat.

B. VISI, MISI DAN TUJUAN UMT


1. Visi UMT
Menjadi Universitas Unggul Dalam pengembangan IPTEKS
198
2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.

3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.

C. SUBJEK/PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB UNTUK MENCAPAI/


MEMENUHI ISI STANDAR

1. Rektor sebagai pimpinan universitas;


2. Dekan/Direktur sebagai pimpinan fakultas/program pascasarjana;
3. Ketua Lembaga Penelitian sebagai koordinator pelaksanaan penelitian;
4. Ketua Jurusan/Bagian sebagai pimpinan jurusan/bagian;
5. Ketua Program Studi sebagai pimpinan program studi, dan
6. Dosen dan mahasiswa sebagai pelaksana penelitian.

D. ISTILAH DAN DEFINISI


1. Pengabdian kepada masyarakat adalah kegiatan civitas akademika yang
memanfaatkan IPTEKS untuk memajukan kesejahteraan dan mencerdaskan
kehidupan bangsa.
2. Standar pengelolaan pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal
tentang perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta
pelaporan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
3. Pengelolaan pengabdian kepada masyarkat dilaksanakan oleh unit kerja dalam
bentuk kelembagaan yang bertugas untuk mengelola pengabdian kepada
masyarakat.
4. Pengelolaan pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal
pengelolaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat
5. Proses pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal tentang
perencana-an, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi pengabbdian kepada
199
masyarakat berdasarkan azas kemanfaatan.
6. Pendanaan pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal tentang
sumber, mekanisme, dan akuntabilitas pendanaan pengabdian pada masyrakat.
7. Sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal
tentang fasilitas untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat.
8. Luaran pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal tentang mutu
dan luaran pengabdian masyarakat yang dapat dipertanggungjawabkan secara
akademis, moral dan etika.
9. Capaian pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal kemanfaatan
capaian pengabdian masyarakat bagi masyarakat dan lingkungan.

E. PERNYATAAN PENGELOLAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


1. Standar Kebijakan PkM
a) Memiliki kebijakan tentang unit kerja yang bertanggungjawab tentang
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan, dan evaluasi, serta
pelaporan kegiatan Pengabdian kepada masyarakat.

b) Memiliki struktur organisasi yang bertugas untuk mengelola penelitian dengan


nama lembaga Pengabdian kepada masyarakat atau sejenisnya.
2. Standar Struktur Organisasi
a. Ketua lembaga Pengabdian kepada masyarakat bertanggungjawab atas kegiatan
Pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh dosen, atau dosen yang
berkolaborasi dengan mahasiswa.
b. Kualifikasi dan kompetensi
1) Anggota Muhammadiyah yang mengamalkan syari’at Islam dengan baik,
berakhlak mulia, dan berwawasan luas, dibuktikan dengan kartu anggota
Muhammadiyah minimal 2 tahun dan aktif di organisasi Muhammadiyah.
2) Pendidikan minimal magister.
3) Usia maksimal 61 tahun pada saat diangkat.
4) Jabatan Akademik minimal Lektor.
5) Berstatus dosen tetap yang sudah bertugas sekurang-kurangnya 4 tahun.
6) Mempunyai loyalitas tinggi terhadap PTM dan berkomitmen untuk
memajukan penelitian ilmiah di PTM
7) Diutamakan memiliki reputasi penelitian tingkat nasional
8) Tidak sedang menjabat sebagai pimpinan di perguruan tinggi lain

3. Standar Uraian Tugas


a. Menyusun dan mengembangkan rencana program Pengabdian kepada
masyarakat sesuai renstra UMT
b. Menyusun dan mengembangkan peraturan panduan dan system penjaminan
mutu internal di bidang Pengabdian kepada masyarakat.
c. Menfasilitasi pelaksanaan Pengabdian kepada masyarakat
d. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penelitian
e. Melakukan diseminasi hasil Pengabdian kepada masyarakat

200
f. Memfasilitasi peningkatan kemampuan Pengabdian kepada masyarakat
g. Memfasilitasi pelaksana dalam penulisan artikel ilmiah, dan perolehan
kekayaan intelektual.
h. Memberikan penghargaan kepada pelaksana Pengabdian kepada masyarakat
yang berprestasi
i. Melaporkan hasil kegiatan Pengabdian kepada masyarakat kepada pihak
pemberi dana, dan pihak-pihak lain yang terkait.

4. Standar Ketentuan Lain


a. Memiliki renstra Pengabdian kepada masyarakat
b. Memiliki panduan Pengabdian kepada masyarakat
c. Menjaga dan meningkatkan mutu pengelolaan lembaga atau fungsi Pengabdian
kepada masyarakat.
d. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap lembaga atau fungsi Pengabdian
kepada masyarakat.
e. Mendayagunakan sarana dan prasarana Pengabdian kepada masyarakat di
lembaga lain dengan program kerjasama.
f. Melakukan analisis kebutuhan yang menyangkut jumlah, jenis, dan spesifikasi
sarana dan prasarana Pengabdian kepada masyarakat.

g. Menyampaikan laporan kinerja lembaga atau fungsi Pengabdian kepada


masyarakat paling sedikit melalui PDPT dan badan akreditasi.

F. STRATEGI
1. Pimpinan universitas memotivasi civitas akademika untuk melaksanakan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat
2. Ketua LP3M menetapkan standar pengelolaan pelaksanaan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat setiap tahun
3. Kegiatan PkM dapat dilakukan oleh dosen dan mahasiswa baik perorangan maupun
kelompok dengan persetujuan kaprodi yang berkoordinasi dengan LP3M
4. Ketua LP3M menetapkan poses perencasnaan, pelaksaannnn dan monev
pengabbdian kepada masyarakat berdasarkan azas kemanfaatan setiap tahun.
5. Ketua LP3M menetapkan sumber, mekanisme, alokasi dan akuntabilitas pendanaan
kegiatan ppm setiap tahun.
6. Ketua LP3M menyediakan sarana, prarana dan fasilitas pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat setiap tahun.
7. Ketua LP3M menetapkan kriteria luaran pelaksanaan kegiatan PPM civitas
akademika setiap tahun.
8. Ketua LP3M menetapkan standar capaian pelaksanaan kegiatan PPM civitas
akademika berdasarkan azas kemanfaatan setiap tahun.
9. Strategi, kebijakan, dan prioritas kegiatan PkM harus ditetapkan sesuai dengan visi,
misi dan tujuan UMT dengan mempertimbangkan masukan dari pihak-pihak
terkait.
201
G. INDIKATOR
1. Tersedia dokumen kebijakan mengenai arah dan prioritas pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat.
2. Kesesuaian kualifikasi dan kompetensi civitas akademika dalam pelaksanaan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
3. Adanya dokumen perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan monitoring
pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
4. Pelaksanaan kegiatan PKM yg baik, tersedianya panduan monev, terlaksananya
pelatihan peningkatan kompetensi civitas akademika.
5. Pelibatan mahasiswa dalam kegiatan PKM oleh dosen,
6. Memiliki proposal dan rencanan kegiatan PKM
7. Memiliki laporan kegiatan dan pertanggung jawaban keuangan kegiatan PKM
8. Capaian Rata-rata dana PKM dosen per tahun minimal 1,5 juta per tahun
9. Capaian rata-rata banyak kegiatan PKM per dosen per tahun minimal 0.5 per tahun
10. Semakin banyaknya sumber pendanaan kegiatan PKM dari berbagai pihak.
11. Semakin memadainya sarana dan prasaranan pelaksanaan kegiatan PKM.
12. Meningkatnya jumlah artikel publikasi ilmiah, aplikasi teknologi tentang rekayasa
social, model atau kebijakan produk/modul.

H. DOKUMEN TERKAIT
1. Dokumen manajemen (Statuta, RIP, Renstra, Renop, struktur organisasi, dan kode
etik)
2. Dokumen akademik (kebijakan akademik, peraturan akademik, pedoman
akademik)
3. Dokumen mutu (kebijakan mutu dan manual mutu)
4. Pedoman Penelitian dan PkM
5. Form

REFERENSI

1. Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,


Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

202
Pendidikan Nasional.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015
Tentang Standar Nasional Pendidikan.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 141);
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
56 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24
Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta
Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2012 tentang Statuta Universitas Muhammadiyah Tangerang.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14
tahun 2014 tentang Kerjasama Perguruan Tinggi.
13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesisa Nomor 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa,
14. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 234/U/2000
tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.
15. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002
tentang Kurikulum inti Pendidikan Tinggi.
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu

203
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif Penyusunan
Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud, Direktorat
Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu Perguruan
Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi

204
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SPKM/12/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
STANDAR PENDANAAN Revisi: 0

PENGABDIAN MASYARAKAT Halaman 2 dari 6 halaman

XXIV. STANDAR PENDANAAN & PEMBIAYAA N PENGABDIAN


KEPADA MASYARAKAT

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

BPM-UMT SSP 3 24 16

No Proses Penanggung Jawab Jabatan Tanda tangan Tanggal

1 Perumusan Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Ketua Tim 15 Januari 2016

2 Pemeriksaan Achmad Amarullah, M.Pd Wakil Rektor I 20 Maret 2016

Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016

4 Penetapan Dr. H. Achmad Badawi, MM Rektor 20 Maret 2016

5 Pengendalian Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Direktur BPMU 20 Maret 2016

A. RASIONAL

205
Pengabdian kepada masyarakat sebagai pengamalan IPTEKS yang dilakukan
oleh perguruan tinggi secara melembaga, bertujuan untuk menerapkan ipteks berbasis
penalaran ilmiah dan karya penelitian untuk menunjang pengembangan martabat
manusia, kelestarian sumber daya alam serta memberikan solusi atas persoalan
masyarakat, melalui interaksi mahasiswa, dosen dan masyarakat berdasarkan kajian
akademik. Kegiatan pengabdian masyarakat dapat berupa kegiatan terstruktur dan tidak
terstruktur.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka Rektor Universitas Muhammadiyah
Tangerang (UMT) melalui LPPM menetapkan standar pengabdian kepada masyarakat,
yang akan menjadi pedoman dan tolok ukur bagi pimpinan universitas, pimpinan
fakultas, ketua jurusan/ program studi dan tenaga pendidik, yang semuanya
bertanggung jawab dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang berdampak luas.
Standar pengabdian kepada masyarakat di UMT terdiri atas arah, kualifikasi dan
kompetensi, pengelolaan, proses, pendanaan, sarana dan prasarana, dan luaran dan
capaian pengabdian kepada masyarakat.
Arah Pengabdian kepada Masyarakat FKIP UMT dicoba untuk diarahakan pada
kegiatan sebagai berikut: 1) Arah kegiatan PkM ditentukan dengan mengacu pada visi
dan misi universitas, fakultas di UMT serta kebutuhan masyarakat pengguna, maupun
sasaran yang ingin dicapai, 2) Pelaksanaan PkM di lingkungan UMT adalah PkM yang
diupayakan berbasis hasil penelitian (Research based Community Services) Pendidikan
dan Budaya, 3)Kegiatan PkM yang dilakukan agar mengacu kepada pada upaya-upaya
pemberdayaan masyarakat dan peningkatan potensinya, peningkatan kualitas dan
kemandirian masyarakat, dan peningkatan derajat kesehatan di lingkungan dimana
kegiatan dilaksanakan, dan 4)PkM dikembangkan dalam bentuk Pendidikan kepada
Masyarakat, Pelayan kepada Masyarakat, Pengembangan Sumber Daya, Action
research dan Workshop.
Jenis-jenis kegiatan yang dilakukan dapat berupa: 1) Bantuan kepada pemerintah
untuk mengembangkan potensi dan inventarisasi daerah serta mewujudkan kerjasama
yang serasi dengan melibatkan kepakaran yang ada di UMT, kewenangan pemerintah
dan masyarakat, 2) Berupaya untuk Penciptaan wahana scientific based
entrepreneurship, terutama kepada masyarakat yang ekonominya lemah atau
pendidikannya masih rendah, dengan mengaplikasikan ilmu dan keterampilan hasil
penelitian yang tepat guna dan berdaya guna bagi kepentingan masyarakat, 3)
Berupaya untuk dikembangkannya penyelenggaraan kerjasama dengan daerah untuk
mendukung pengembangan program pendidikan yang bermutu, 4) Penyelenggaraan
kerjasama dengan industri dan lembaga untuk meningkatkan kemampuan dalam
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan maupun pelatihan bagi tenaga
industri untuk meningkatkan kemampuan dalam ilmu dan teknologi. 5)
Penyelenggaraan perintisan sarana scientific based interpeneurship di dalam kampus
yang melibatkan sivitas akademika dan alumni, dan 5) Mengembangkan suatu sistem
informasi dan layanan teknologi, serta 6) Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Magang
yang dengan dikembangkannya Program Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat.

206
Standar pendanaan dan pembiayaan PkM diperlukan agar menjadi pedoman dalam
mencari sumber dan mekanisme pendanaan dan pembiayaan PkM

B. VISI, MISI DAN TUJUAN UMT


1. Visi UMT
Menjadi Universitas Unggul Dalam pengembangan IPTEKS

2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.

3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional

B. SUBJEK/PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB UNTUK MENCAPAI/


MEMENUHI ISI STANDAR

1. Rektor sebagai pimpinan universitas;


2. Dekan/Direktur sebagai pimpinan fakultas/program pascasarjana;
3. Ketua Lembaga Penelitian sebagai koordinator pelaksanaan penelitian;
4. Ketua Jurusan/Bagian sebagai pimpinan jurusan/bagian;
5. Ketua Program Studi sebagai pimpinan program studi, dan
6. Dosen dan mahasiswa sebagai pelaksana penelitian.

C. ISTILAH DAN DEFINISI


1. Pengabdian kepada masyarakat adalah kegiatan civitas akademika yang
memanfaatkan IPTEKS untuk memajukan kesejahteraan dan mencerdaskan
kehidupan bangsa.
2. Pengelolaan pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal
pengelolaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat
3. Standar pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat merupakan
kriteria minimal sumber dan mekanisme pendanaan dan pembiayaan pengabdian
kepada masyarakat.
207
4. Perguruan tinggi wajib menyediakan dana internal untuk pengabdian kepada
masyarakat
5. Proses pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal tentang
perencana-an, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi pengabbdian kepada
masyarakat berdasarkan azas kemanfaatan.
6. Pendanaan pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal tentang
sumber, mekanisme, dan akuntabilitas pendanaan pengabdian pada masyrakat.
7. Luaran pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal tentang mutu
dan luaran pengabdian masyarakat yang dapat dipertanggungjawabkan secara
akademis, moral dan etika.
8. Capaian pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal kemanfaatan
capaian pengabdian masyarakat bagi masyarakat dan lingkungan.

D.PERNYATAAN PENDANAAN DAN PEMBIAYAAN PKM


1. Standar Kebijakan Pendanaan dan Biaya PkM
a. Memiliki kebijakan formal tentang pembiayaan di bidang Pengabdian kepada
masyarakat, meliputi sumber biaya, jumlah, penggunaan dan model laporan.
b. Biaya Pengabdian kepada masyarakat wajib disiapkan antara Rp. 1.500.000 s.d.
Rp. 5.000.000/dosen/tahun
c. Dosen diberi kesempatan untuk mendapatkan dana Pengabdian kepada
masyarakat dari luar perguruan tinggi tetapi tidak bersifat mengikat baik
pemerintah maupun swasta dan tidak boleh menerima bantuan dari pihak
sponsor perusahaan rokok dan minuman keras di dalam dan luar negeri.
d. Dosen yang tidak menyampaikan laporan hasil pengabdian masyarakat pada
waktu yang telah ditentukan, akan menerima sanksi sebagai berikut:
1) Tidak diperkenankan mengajukan proposal pengabdian untuk periode
berikutnya.
2) Mengembalikan dana sepenuhnya pada Ketua Lembaga Pengabdian kepada
Masyarakat yang telah diterima pada tahap pertama
3) Dosen hanya diperkenankan mengajukan satu usulan pengabdian (proposal)
dalam satu semester baik sebagai anggota maupun sebagai ketua

2. Standar Penggunaan Biaya PkM


a. Dosen diberi kesempatan untuk mendapatkan dana Pengabdian kepada
masyarakat dari luar perguruan tinggi baik dengan pemerintah maupun swasta di
dalam dan luar negeri.
b. Pendanaan Pengabdian kepada masyarakat digunakan untuk membiayai :
1) Perencanaan Pengabdian kepada masyarakat
2) Pelaksanaaan Pengabdian kepada masyarakat
3) Pengendalian Pengabdian kepada masyarakat
4) Pemantauan dan evaluasi Pengabdian kepada masyarakat
5) Pelaporan Pengabdian kepada masyarakat
6) Diseminasi hasil Pengabdian kepada masyarakat

208
c. Memiliki mekanisme pendanaan dan pembiayaan Pengabdian kepada
masyarakat.
d. Memiliki dana pengelolaan lembaga Pengabdian kepada masyarakat untuk
membiayai
1) Manajemen Pengabdian kepada masyarakat terdiri atas seleksi proposal,
pemantauan dan evaluasi, pelaporan Pengabdian kepada masyarakat, dan
diseminasi hasil Pengabdian kepada masyarakat.
2) Peningkatan kapasitas pelaksana engabdian kepada masyarakat dalam
bentuk pelatihan, workshop, dan lain-lain.
3) Insentif bagi publikasi hasil Pengabdian kepada masyarakat minimal Rp.
5.000.000/judul dan insentif kekayaan intelektual minimal Rp
10.000.000/judul, atau sesuai dengan kemampuan UMT

E. STRATEGI
1. Pimpinan universitas memotivasi civitas akademika untuk melaksanakan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat
2. Pimpinan LP3M, Dekan/Direktur, ketua jurusan/bagian/program studi membina
hubungan dengan berbagai pihak untuk mendapatkan sumber pendanaan
pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
3. Rektor melalaui LP3M menetapkan arah dan prioritas kegiatan kepada masyarakat
di UMT setiap tahun.
4. LP3M mensosialisasi standar pendanaan kepada dosen dan mahasiswa.
5. Ketua LP3M menetapkan poses perencasnaan, pelaksaannnn dan monev
pengabbdian kepada masyarakat berdasarkan azas kemanfaatan setiap tahun.
6. Ketua LP3M menetapkan sumber, mekanisme, alokasi dan akuntabilitas pendanaan
kegiatan PkM setiap tahun.
7. Ketua LP3M menyediakan sarana, prarana dan fasilitas pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat setiap tahun.
8. Ketua LP3M menetapkan kriteria luaran pelaksanaan kegiatan PKM civitas
akademika setiap tahun.
9. Ketua LP3M menetapkan standar capaian pelaksanaan kegiatan PKM civitas
akademika berdasarkan azas kemanfaatan setiap tahun.
10. Strategi, kebijakan, dan prioritas kegiatan PkM harus ditetapkan sesuai dengan visi,
misi dan tujuan UMT dengan mempertimbangkan masukan dari pihak-pihak
terkait.

F. INDIKATOR
1. Tersedia dokumen kebijakan mengenai arah dan prioritas pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat.
209
2. Kesesuaian kualifikasi dan kompetensi civitas akademika dalam pelaksanaan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
3. Adanya dokumen perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan monitoring
pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
4. Pelaksanaan kegiatan PKM yg baik, tersedianya panduan monev, terlaksananya
pelatihan peningkatan kompetensi civitas akademika.
5. Pelibatan mahasiswa dalam kegiatan PKM oleh dosen,
6. Memiliki proposal dan rencanan kegiatan PKM
7. Memiliki laporan kegiatan dan pertanggung jawaban keuangan kegiatan PKM
8. Capaian Rata-rata dana PKM dosen per tahun minimal 1,5 juta per tahun
9. Capaian rata-rata banyak kegiatan PKM per dosen per tahun minimal 0.5 per tahun
10. Semakin banyaknya sumber pendanaan kegiatan PKM dari berbagai pihak.
11. Semakin memadainya sarana dan prasaranan pelaksanaan kegiatan PKM.
12. Meningkatnya jumlah artikel publikasi ilmiah, aplikasi teknologi tentang rekayasa
social, model atau kebijakan produk/modul.

G. DOKUMEN TERKAIT
1. Dokumen manajemen (Statuta, RIP, Renstra, Renop, struktur organisasi, dan kode
etik)
2. Dokumen akademik (kebijakan akademik, peraturan akademik, pedoman
akademik)
3. Dokumen mutu (kebijakan mutu dan manual mutu)

210
REFERENSI

1. Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,


Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015
Tentang Standar Nasional Pendidikan.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 141);
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
56 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24
Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta
Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2012 tentang Statuta Universitas Muhammadiyah Tangerang.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14
tahun 2014 tentang Kerjasama Perguruan Tinggi.
13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesisa Nomor 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa,
14. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 234/U/2000
tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.
15. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002
tentang Kurikulum inti Pendidikan Tinggi.
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

211
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif Penyusunan
Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud, Direktorat
Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu Perguruan
Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi

212
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SKM/09/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
Revisi: 0
STANDAR KEMAHASISWAAN Halaman 2 dari 6 halaman

XXV. STANDAR KEMAHASISWAAN

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

BPM-UMT SSP 3 25 16

No Proses Penanggung Jawab Jabatan Tanda tangan Tanggal

1 Perumusan Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Ketua Tim 15 Januari 2016

2 Pemeriksaan Achmad Amarullah, M.Pd Wakil Rektor I 20 Maret 2016

Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016

4 Penetapan Dr. H. Achmad Badawi, MM Rektor 20 Maret 2016

5 Pengendalian Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Direktur BPMU 20 Maret 2016

213
A. RASIONAL

Mahasiswa sebagai anggota Sivitas Akademika diposisikan sebagai insan


dewasa yang memiliki kesadaran sendiri dalam mengembangkan potensi diri di
Perguruan Tinggi untuk menjadi intelektual, ilmuwan, praktisi, dan/atau profesional.
Mahasiswa memiliki kebebasan akademik dengan mengutamakan penalaran dan
akhlak mulia serta bertanggung jawab sesuai dengan budaya akademik. Mahasiswa
mengembangkan bakat, minat, dan kemampuan dirinya melalui kegiatan kokurikuler
dan ekstrakurikuler sebagai bagian dari proses Pendidikan. Kegiatan kokurikuler dan
ekstrakurikuler dapat dilaksanakan melalui Bagian kemahasiswaan dan organisasi
kemahasiswaan melalui berbagai kegiatan yang bermanfaat.
Kegiatan kemahasiswaan dikelompokkan dalam empat bidang yaitu: (1) bidang
penalaran, (2) bidang minat bakat dan kegemaran, (30 bidang organisasi dan (4) bidang
kesejahteraan dan bakti sosial. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan
dapat diukur melalui tiga standar yaitu (1) standar cara pembimbingan kemahasiswaan,
(2) standar kegiatan dan proses pembimbingan kemahasiswaan, dan (3) standar falisitas
penunjang kegiatan kamahasiswaan. Oleh karena itu, Universitas menetapkan standar
kemahasiswaan yang akan menjadi pedoman dan tolok ukur bagi pimpinan universitas,
fakultas/program pascasarjana, jurusan/bagian/program studi, dan dosen.

B. VISI, MISI DAN TUJUAN UMT


1. Visi UMT
Menjadi Universitas Unggul Dalam pengembangan IPTEKS

2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.

3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam
skala regional, nasional dan internasional

C. SUBJEK/PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB UNTUK


214
MENCAPAI STANDAR

1. Rektor sebagai pimpinan universitas


2. Dekan/Direktur sebagai pimpinan fakultas/pascasarjana
3. Ketua Program studi sebagai pimpinan program studi
4. Dosen sebagai pembina kegiatan kemahasiswaan

D. ISTILAH DAN DEFINISI


1. Mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi yang terdaftar pada
Universitas Muhammadiyah Tangerang
2. Kegiatan Kokurikuler adalah kegiatan mahasiswa secara internal yang akan
menunjang peningkatan prestasi akademik
3. Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan mahasiswa bersifat eksnternal yang tidak
mengikat dan dapat menunjang peningkatan kualitas mahasiswa

E. PERNYATAAN ISI STANDAR KEMAHASISWAAN


1. Standar Kegiatan Kemahasiswaan
1) Jenis kegiatan mahasiswa harus mangacu pada visi,misi dan tujuan
Universitas Muhammadiyah Tangerang
2) Kegiatan mahasiswa harus memiliki kontribusi terhadap upaya perwujudan
suasana akademis yang kondusif yang mampu meningkatkan kreatifitas
mahasiswa
3) Kegiatan mahasiswa harus memiliki kontribusi terhadap peningkatan
kepekaan mahasiswa terhadap permasalahan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya.
2. Standar Pembimbing Kegiatan Kemahasiswaan
1) Pembimbing kemahasiswaan seharusnya dosen atau tenaga kependidikan
yang bertugas dibagian kemahasiswaan.
2) Pembimbing Kemahasiswaan harus paham mekanisme pembinaan
kemahasiswaan
3) Pembimbing Kemahasiswaan Harus memahami program kegiatan
kemahasiswaan khususnya di UMT.
3. Standar Fasilitas Kegiatan Kemahasiswaan
1) Badan kemahasiswaan harus memiliki ruangan sendiri sebagai pusat dari
kegiatan mahasiswa
2) Universitas Muhammadiyah Tangerang Harus memfasilitasi kelancaran
kegiatan Kemahasiswaan.
3) Dosen/tenaga kependidikan UMT yang ditugasi di bagian kemahasiswaan
harus senantiasa mengawasi dan memantau kegiatan kemahasiswaan agar
tidak menyimpang dari norma dan peraturan yang berlaku.
4. Standar Cara Pembimbingan Kemahasiswaan
1) Setiap kegiatan yang dilakukan mahasiswa harus mengajukan surat atau
proposal kebagian kemahasiswaan dan atau Ka.Prodi atau Dekan terlebih
dahulu.
215
2) Kegiatan yang dilaksankan harus dibawah pengawasan bagian
kemahasiswaan dari institusi
3) Kegiatan yang telah dilaksanakan harus dibuat laporan
pertanggungjawabanya minimal 2 minggu setelah kegiatan selesai.

F. STRATEGI
1. Rektor/Dekan/Direktur/Ketua Prodi mensosialisasikan kebijakan penerimaan
mahasiswa baru kepada stakeholders
2. Universitas/fakultas/PPs /prodi menjalankan kebijakan tentang orientasi mahasiswa
baru setiap tahun.
3. Rektor/Dekan/Direktur/ketua Prodi maupun dosen melakukan peng-awasan
terhadap pelaksanaan orientasi mahasiswa baru oleh panitia/pengurus lembaga
kemahasiswaan
4. Rektor/Dekan/Direktur/ketua Prodi mengkordinasikan kegiatan kemahasiswaan
yang meliputi (1) bidang penalaran, (2) bidang minat bakat dan kegemaran, (3)
bidang organisasi dan (4) bidang kesejahteraan dan bakti sosial.
5. Rektor/Dekan/Direktur/ketua Prodi/dosen mendorong partisipasi maha-siswa dalam
kegiatan kemahasiswaan yang meliputi (1) bidang penalaran, (2) bidang minat
bakat dan kegemaran, (3) bidang organisasi dan (4) bidang kesejahteraan dan bakti
sosial
6. Rektor menetapkan kebijakan tentang penerimaan mahasiswa baru yang berlaku
pada tiap fakultas/PPs/ prodi setiap periode penerimaan.
7. Rektor menetapkan kebijakan tentang jenis kegiatan orientasi mahasiswa baru yang
berlaku pada universitas/fakultas/PPs/prodi.
8. Rektor menetapkan kebijakan tentang kegiatan kemahasiswaan yang meliputi (1)
bidang penalaran, (2) bidang minat, bakat dan seni, (3) bidang organisasi dan (4)
bidang kesejahteraan dan bakti sosial

G. INDIKATOR

1. Rekrutasi mahasiswa
a. Tersedianya formulir pendaftaran mahasiswa baru secara manual dan on line.
b. Terlaksananya penerimaan mahasiswa kelas reguler satu tahun sekali
c. Mahasiswa integrasi /pindahan diatur dalam ketentuan khusus Rektor.
2. Pembinaan mahasiswa
a. Terlaksananya orientasi mahasiswa baru melalui pendidikan karakter.
b. Terselenggaranya perkuliahan “Outing Classroom” berupa diskusi, seminar, dan
workshop, PPL, PKL, KKN.
c. Adanya pelatihan dan penelitian Program Kreatifitas Mahasiswa
d. Terlaksananya pembinaan akademik dan konseling melalui dosen
Penasehat Akademik
e. Adanya pembinaan kelembagaan mahasiswa
f. Adanya kebijakan yang mengatur perbaikan kesejahteraan mahasiswa
216
H. DOKUMEN TERKAIT

1. Standar ini harus dilengkapi dengan Peraturan Peraturan yang mendukung.


2. Prosedur, borang atau formulir kerja yang terkait dengan penelitian.
3. Manual Sistem Mutu (Quality System Manual)
4. Kebijakan Mutu (Quality Policy)
5. Kebijakan Akademik
6. Peraturan Akademik
7. Buku Panduan Akademik
8. Prosedur:
a. Prosedur system mutu pemilihan ketua BEM atau IMM
b. Prosedur system mutu proposal kegiatan BEM atau IMM
c. Prosedur system mutu proposal kegiatan Himpunan Program Studi
9. Instruksi Kerja bimbingan kemahasiswaan

217
REFERENSI

1. Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,


Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015
Tentang Standar Nasional Pendidikan.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 141);
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
56 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24
Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta
Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2012 tentang Statuta Universitas Muhammadiyah Tangerang.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14
tahun 2014 tentang Kerjasama Perguruan Tinggi.
13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesisa Nomor 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa,
14. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 234/U/2000
tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.
15. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002
tentang Kurikulum inti Pendidikan Tinggi.
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

218
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif Penyusunan
Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud, Direktorat
Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu Perguruan
Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi

219
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SSA/10/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
Revisi: 0
STANDAR SUASANA AKADEMIK Halaman 2 dari 6 halaman

XXVI. STANDAR SUASANA AKADEMIK

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

BPM-UMT SSP 3 26 16

No Proses Penanggung Jawab Jabatan Tanda tangan Tanggal

1 Perumusan Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Ketua Tim 15 Januari 2016

2 Pemeriksaan Achmad Amarullah, M.Pd Wakil Rektor I 20 Maret 2016

Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016

4 Penetapan Dr. H. Achmad Badawi, MM Rektor 20 Maret 2016

5 Pengendalian Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Direktur BPMU 20 Maret 2016

A. RASIONAL
220
Suasana akademik atau sering disebut sebagai academic atmosphere merupakan
salah satu komponen yang dapat memberikan pengaruh signifikan didalam
menghasilkan kualitas lulusan dan layanan akademik. Meskipun suasana akademik
bukan merupakan komponen fisik yang bisa diukur dengan suatu tolok ukur yang jelas
(intangible), namun kualitas suasana akademik akan dapat dikenali dan dirasakan.
Suasana akademik bisa diukur dengan diwujudkannya budaya akademik yang
mengedepankan nilai-nilai dan etika akademik dari seluruh sivitas akademika UMT.
Suasana akademik dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi kegiatan akademik,
interaksi antara dosen dan mahasiswa, antara sesama mahasiswa maupun sesama dosen
dan seluruh civitas akademika untuk mengoptimalkan proses pembelajaran. Suasana
akademik merupakan komponen evaluasi diri yang harus selalu diperbaiki dan
ditingkatkan secara sistematis, berkelanjutan serta dipergunakan sebagai salah satu
komponen penjamin mutu.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka Rektor Universitas Muhammadiyah
Tangerang (UMT) melalui LPMU menetapkan standar suasana akademik yang akan
menjadi pedoman dan tolok ukur bagi pimpinan universitas, pimpinan fakultas, ketua
jurusan/program studi, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan mahasiswa, yang
semuanya bertanggung jawab dalam menciptakan suasana akademik yang kondusif.
Lingkup penjaminan mutu terhadap suasana akademik dikendalikan melalui standar ini
yang meliputi : 1) Etika akademik, 2) Budaya akademik, 3) Sarana dan prasarana
akademik, 4) Mutu dan kuantitas interaksi kegiatan akademik, 5) Rancangan
pengembangan suasana akademik, 6) Keterlibatan sivitas akademika dalam kegiatan
akademik, dan 7) Pengembangan kepribadiandan karakter ilmiah.

B. VISI, MISI DAN TUJUAN UMT


1. Visi UMT
Menjadi Universitas Unggul Dalam pengembangan IPTEKS

2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.

3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya

221
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.

C. SUBJEK/PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB UNTUK MENCAPAI/


MEMENUHI ISI STANDAR

1. Rektor sebagai pimpinan universitas


2. Dekan/Direktur Pascasarjana sebagai pimpinan fakultas/program pascasarjana
3. Ketua program studi sebagai pimpinan program studi
4. Tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan mahasiswa

D. ISTILAH DAN DEFINISI


1. Suasana akademik adalah suasana yang mampu menciptakan iklim yang kondusif
bagi kegiatan akademik, interaksi antara dosen dan mahasiswa, antara sesama
mahasiswa, maupun antara sesama dosen untuk mengoptimalkan proses
pembelajaran sesuai dengan visi, misi, dan tujuan UMT.
2. Sivitas Akademika terdiri atas Dosen (tenaga pendidik), mahasiswa, tenaga
kependi-dikan dan staf pegawai lainnya yang bekerja dan melaksanakan aktivitas
kesehariannya di lingkungan UMT.
3. Dosen adalah staf UMT yang bertugas mengajar dan membimbing para mahasiswa,
sedangkan mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di UMT

E. STANDAR SUASANA AKADEMIK


1. Standar Etika Akademik
b. Etika Dosen
1) Dosen harus meningkatkan kompetensi dan kualitasnya melalui
peningkatan pelaksanaan Catur Darma UMT secara berkelanjutan dan
bertanggungjawab.
2) Dosen harus menaati setiap etika akademik yang berlaku, pada setiap
melaksankan kewajiban dan tanggungjawabnya.
3) Dosen harus menghargai hasil karya orang lain dengan tidak
mengatasnamakan karya orang lain secara tidak sah.
4) Dosen harus selalu mematuhi peraturan yang berlaku.
5) Dosen harus memiliki Integritas untuk menjalankan fungsinya sebagai
seorang ilmuwan.
6) Dosen harus memiliki keberanian dalam membela kebenaran dan
keadilan
7) Dosen Harus menghasilkan karya inovatif yang original.
8) Dosen Harus menjunjung tinggi kebudayaan Bangsa yang positip dan
membangun
9) Dosen seharusnya adalah seorang yang bertaqwa kepada Allah SWT
dan berpendidikan tinggi, serta sadar bahwa kinerja dan kegiatan
profesinya berpengaruh penting dan menjadi tolok ukur bagi
222
masyarakat luas.
10) Dosen harus memiliki semangat kepahlawanan mencerdaskan anak
bangsa dalam bentuk pendidikan dan pengajaran tinggi yang bermutu,
berkelanjutan dan penuh tanggung jawab
11) Dosen harus menyajikan standar kemampuan, kejujuran dan
keteladanan yang tinggi dalam melaksanakan Tridharma dan Catur
Darma UMT sesuai dengan kompetensinya, dan hasilnya dapat
membawa perbaikan pada mutu sumber daya masyarakat.
12) Dosen harus mempunyai keterikatan dan setia untuk melaksanakan
pengaturan perundangan yang berlaku khususnya dalam bidang
pendidikan tinggi.
13) Dosen harus selalu jujur dan adil dalam tindakannya, serta menjadi
contoh bagi mahasiswa dalam sikap kejujuran dan keadilannya serta
manjauhkan diri dari sifat membeda-bedakan atas dasar apapun
14) Dosen harus menjunjung tinggi kebenaran dan kejujuran ilmiah serta
menghindarkan diri dari perbuatan yang melanggar norma masyarakat
ilmiah seperti penjiplakan, pemalsuan data dan sebagainya.
15) Dosen harus melaksanakan tugas pendidikan dengan semangat dan
kecintaan tinggi terhadap ilmu pengetahuan yang dibinanya, terus
mengembangkan atau meningkatkan kemampuan dan kecerdasan anak
didik.
16) Dosen harus menjadi anggota masyarakat terhormat dengan harga diri
yang tinggi selalu menghindarkan diri dari perbuatan tercela, dan tidak
menyalahgunakan institusi untuk kepentingan pribadi.
17) Dosen harus melaksanakan tugasnya untuk masyarakat berperilaku
sebagai profesional yang terpercaya penuh, mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara, serta selalu menegakkan kehormatan dan nama baik
almamater.

c. Etika mahasiswa
1) Mahasiswa harus beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME.
2) Mahasiswa harus menghargai dosen, karyawan dan sesama mahasiswa
3) Mahasiswa harus senantiasa membina sikap ilmiah, yaitu berupa hasrat
ingin tahu dan belajar terus menerus, daya analisis yang tajam, jujur dan
bertanggung jawab, terbuka dan kritis terhadap pendapat yang berbeda,
bebasa dari prasangka, serta menghargai nilai, norma, kaidah dan tradisi
keilmuan.
4) Mahasiswa harus senantiasa membina sikap professional, yaitu
keinginan untuk mencapai tingkat kecanggihan yang lebih tinggi,
kemandirian dan kemahiran sesuai bidang ilmu dan bakat, etika profesi
yang tinggi, serta kesejawatan yang tinggi.
5) Mahasiswa seharusnya tidak membawa dan menyalahgunakan
minuman keras, narkotika, obat terlarang, senjata tajam, bahan peledak,

223
gambar/buku/rekaman/ pornografi dan alat bantu perjudian ke dalam
lingkungan kampus.
6) Mahasiswa seharusnya tidak melakukan tindak pelecehan dan
pelanggaran seksual
7) Mahasiswa tidak seharusnya menggunakan ruangan maupun fasilitas
lain didalam lingkungan kampus untuk melakukan kegiatan tanpa ijin
pimpinan atau pejabat yang berwewenang.
8) Mahasiswa harus menggunakan kebebasan akademik secara
bertanggung jawab untuk menuntut ilmu, sesuia dnegan norma dan
susila yang berlaku dalam lingkungan akademik.
9) Mahasiswa seharusnya memanfaatkan fasilitas institusi dalam rangka
kelancaran proses belajar.
10) Mahasiswa harus ikut serta dalam organisasi kemahasiswaan.
11) Mahasiswa harus menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan,
kecuali bagi yang dibebakan sesuai dengan kebijaksanaan dan peraturan
yang berlaku.
12) Mahasiswa harus mematuhi semua peraturan, ketentuan dan tradisi
akademik yang berlaku di Fakultas Keguruan dan Ilmu
PendidikanUniversitas Muhammadiyah Tangerang.
13) Mahasiswa harus memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan,
ketertiban dan keamanan di lingkungan FKIP kususnya dan UMT
secara umum.
14) Mahasiswa harus menjaga kewibawaan dan nama baik almamater
15) Mahasiswa harus menjunjung tinggi kebudayaan nasional
16) Mahasiswa harus memohon ijin ke pimpinan institusi
(Karodi/Dekan/jajaran pimpinan lainnya) apabila mengadakan kegiatan
yang mengatasnamakan institusi.
17) Mahasiswa harus menjaga integritas kepribadiannya sebagai calon
intelektual dan generasi penerus masa depan.

2. Standar Budaya Akademik


a. Akademik harus memiliki nilai-nilai kebenaran ilmiah dan obyektif yang
dibangun berdasarkan konsep kebebasan berpikir, berpendapat dalam
suasana akademik yang kondusif.
b. Mahasiswa harus ditempatkan sebagai sparring partner in progress dan
secara bersama-sama menemukan kebenaran ilmiah melalui sebuah proses
pengkajian dan diskusi yang dilakukan secara terbuka.
c. Akademik harus menciptakan kebebasan akademik dan otonomi keilmuan,
menjunjung tinggi kebenaran ilmiah, obyektifitas, keterbukaan.
d. Mahasiswa dan dosen harus memanfaatkan semua fasilitas institusi guna
mengembangkan kemampuan kognitif, psikomotor.
e. Institusi harus menyebarluaskan hasil karya ilmiah, hasil penelitian yang
dilakukan oleh mahasiswa dan dosen melalui berbagai forum ilmiah atau

224
diterbitkan dalam jurnal ilmiah.

3. Standar Sarana Prasarana Akademik


a. Institusi harus memiliki ruang perkuliahan yang memadai yaitu :
1) Ruang kuliah jumlah dan luas memadai (1,25 m2/mahasiswa).
2) Dilengkapi dengan pengatur sirkulasi udara untuk meningkatkan
sirkulasi udara.
b. Institusi harus memiliki sarana penunjang proses pemebelajaran yang
dinamis, interaktif, dua arah seperti white board, OHP, LCD, pengeras
suara.
c. Institusi harus memiliki ruang laboratorium untuk praktikum, ruang
konsultasi untuk meningkatkatkan interaksi dosen dan mahasiswa.
d. Institusi seharusnya memiliki fasilitas pendukung kegiatan akademik seperti
student center, fasilitas olah raga, masjid (sarana ibadah), asrama
mahasiswa, kantin, poliklinik untuk menunjang peningkatan minat serta
bakat mahasiswa.
e. Institusi harus memiliki perpustakaan dan e-lybrari yang lengkap dan
terkoneksi jaringan internet sehingga memudahkan mahasiswa untuk
mengakses informasi pendidikannya.

4. Standar Interaksi Kegiatan Akademik


a. Institusi harus mengadakan pemantauan berkala terhadap pelaksanaan
kegiatan pembelajaran baik mengenai frekuensi kehadiran dosen ataupun
mengenai kesesuaian substansi perkuliahan yang dibahas dengan RPS
(rencana perkualiahan semester)
b. Institusi harus melakukan evaluasi intensitas dosen dalam memberikan
perkuliahan melalui pengisian kuesioner oleh mahasiswa pada setiap akhir
semester.
c. Institusi harus membuka kemudahan mahasiswa dalam mendapatkan
informasi materi pembelajaran.

5. Standar Rancangan pengembangan Suasana Akademik


a. Setiap dosen harus membuat rancangan proses pembelajaran dalam bentuk
RPS terutama mengenai substansi kuliah yang mau diajarkan, metode yang
digunakan, sumber bacaan, prasyarat memenuhi perkulihan.
b. Dosen harus melibatkan mahasiswa dalam kegiatan penelitian dan
pengabdian masyarakat
c. Institusi harus memfasilitasi kegiatan-kegiatan untuk membangun suasana
akademik di FKIP UMT.

6. Standar Keterlibatan Civitas Akademika dalam Kegiatan Akademik


a. Sivitas akademika harus selalu melibatkan mahasiswa dalam kegiatan
ilmiah, seminar, asisten dalam kegiatan ujian laboratorium.

225
b. Dosen harus meluangkan waktunya untuk ikut serta melakukan kegiatan
c. Mahasiswa harus terlibat manakala Akademi sedang keluarkan program
menciptakan suasana akademik berjalan opntimal

7. Standar Pengembangan Kegiatan Ilmiah


a. Institusi harus memfasilitasi pembentukan kepribadian ilmiah sivitas
akademika secara berkelanjutan berdasarkan etika akademik dan budaya
akademik.
b. Institusi harus memotivasi dosen untuk meningkatkan kegiatn Tridharma
perguruan tinggi secara proposional.

F. STRATEGI
1. Sivitas akademika UMT menciptakan lingkungan kampus yang kondusif untuk
mengembangkan atmosfer akademik yang efektif secara berkelanjutan
2. Pimpinan universitas/fakultas/pascasarjana/program studi, tenaga pendi-dik dan
tenaga kependidikan berusaha memaksimalkan lingkungan psikologis maha-siswa,
sehingga tercipta suasana akademik yang kondusif secara berkelanjutan.
3. Dosen memaksimalkan pengembangan intelektualitas, sikap, dan perilaku
mahasiswa secara terus menerus.
4. Kegiatan penelitian yang dilakukan Dosen harus melibatkan mahasiswa.
5. Dosen harus memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mempublikasikan
karya ilmiah melalui media ilmiah.
6. Pimpinan universitas/fakultas/pascasarjana/program studi, tenaga pendi-dik dan
tenaga kependidikan memfasilitasi mahasiswa untuk mendapatkan informasi
tentang perkembangan ilmu pengetahuan, baik melalui perpustakaan (buku dan
jurnal), media elektronik (internet), dan laboratorium/kebun percobaan.
7. Pimpinan UMT dan fakultas harus memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk
melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler setiap semester.
8. Pimpinan universitas/fakultas/pascasarjana/program studi, tenaga pendi-dik
menetapkan program kegiatan intra dan extra kurikuler (seminar, lokakarya,
simposium, dll) secara terjadual setiap tahun.
9. Pimpinan universitas memastikan tersedianya sarana dan prasarana pendukung
suasana akademik yang kondusif ditingkat universitas.
10. Dekan, ketua program studi memastikan dan melakukan koordinasi dengan dosen
dan perwakilan mahasiswa untuk perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan
pendukung suasana akademik yang kondusif ditingkat Fakultas, dan program studi.

G. INDIKATOR
1. Ditetapkannya kebijakan standar suasana akademik UMT (termasuk etika dan
budaya akademik), dan dilaksanakan sepenuhnya oleh seluruh sivitas akademika
UMT
226
2. Suasana akademik dan hubungan sosial antar sivitas akademika, utamanya antara
dosen dan mahasiswa semakin kondusif
3. Kondisi sarana prasarana pendukung kegiatan akademik terus membaik
4. Menurun dan sedikitnya keluhan sivitas akademika
5. Presentase kehadiran dosen dan mahasiswa dalam kegiatan akademik meningkat
6. Jumlah kegiatan penelitian, pengabdian, dan jurnal ilmiah dosen meningkat
7. Jumlah kegiatan seminar dan kegiatan ilmiah lainnya meningkat.
8. Jumlah karya ilmiah mahasiswa meningkat
9. Jumlah mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan penelitian maupun pengabdian
dosen semakin meningkat.

H. DOKUMEN YANG TERKAIT


1. Statuta UMT;
2. Renstra UMT;
3. Renop UMT;
4. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI),
5. Pedoman Kepegawaian UMT; dan
6. Berbagai regulasi yang relevan dan berlaku bagi pendidikan tinggi dalam wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia

227
REFERENSI

1. Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,


Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015
Tentang Standar Nasional Pendidikan.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 141);
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
56 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24
Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta
Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2012 tentang Statuta Universitas Muhammadiyah Tangerang.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14
tahun 2014 tentang Kerjasama Perguruan Tinggi.
13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesisa Nomor 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa,
14. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 234/U/2000
tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.
15. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002
tentang Kurikulum inti Pendidikan Tinggi.
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

228
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif Penyusunan
Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud, Direktorat
Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu Perguruan
Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi

229
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SSI/13/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
Revisi: 0
STANDAR SISTEM INFORMASI Halaman 2 dari 6 halaman

XXVII. STANDAR SISTEM INFORMASI

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

BPM-UMT SSP 3 27 16

No Proses Penanggung Jawab Jabatan Tanda tangan Tanggal

1 Perumusan Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Ketua Tim 15 Januari 2016

2 Pemeriksaan Achmad Amarullah, M.Pd Wakil Rektor I 20 Maret 2016

Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016

4 Penetapan Dr. H. Achmad Badawi, MM Rektor 20 Maret 2016

5 Pengendalian Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Direktur BPMU 20 Maret 2016

A. RASIONAL

230
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sangat pesat di
berbagai bidang, termasuk dunia pendidikan. Penggunaan TIK dalam penyelenggaraan
dan pengelolaan pendidikan tinggi memberikan dukungan dan layanan informasi yang
lebih baik secara internal dan eksternal. Perkembangan TIK telah mempengaruhi dua
bagian penting dalam sistem pendidikan tinggi yaitu manajemen dan aktivitas
pembelajaran. Pemanfaatan TIK diharapkan meningkatkan efisiensi manajemen
pendidikan tinggi dan meningkatkan efektivitas aktivitas pembelajaran, yang keduanya
merupakan kunci penting daya saing perguruan tinggi di Indoneia dalam menghadapi
persaingan global. Pemba-ngunan infrastruktur jaringan informasi dan komunikasi baik
tingkat lokal maupun nasio-nal telah memberikan keleluasan ruang gerak
pengembangan sistem informasi pendidikan, mulai dari program studi, fakultas, sampai
universitas.
Berdasarkan misi Universitas Muhammadiyah Tangerang dalam pengembangan
pendidikan berbasis riset dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi, tata
kelola universitas yang transparan dan memberikan layanan prima dalam pendidikan,
kemandirian penyelenggara-an perguruan tinggi, serta mempertimbangkan kemajuan
teknologi informasi dan komuni-kasi, maka sistem informasi manajemen yang terpadu
menjadi kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi. Sistem informasi manajemen yang
baik akan memudahkan pengambilan keputusan yang tepat dan baik pula. Oleh karena
itu Universitas Muhammadiyah Tangerang menetapkan standar sistem informasi.
Menerapkan manajemen akademik, sumber daya manusia, keuangan, dan mutu
berbasis perencanaan dan teknologi informasi supaya tercipta Good Governance.
Dalam rangka mewujudkan sistem informasi yang efisien dan efektif, aman,
terpadu dan akuntabel, perlu dirumuskan standar sistem informasi. Sistem Informasi
UMT meliputi perangkat lunak dan keras (software and hardware), sistem perangkat
sumber daya manusia (humanware), sistem perangkat organisasi dan tata kelola
(organoware), dan sistem perangkat diseminasi informasi (infoware).

B. VISI, MISI DAN TUJUAN UMT


1. Visi UMT
Menjadi Universitas Unggul Dalam pengembangan IPTEKS

2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.

3. Tujuan UMT

231
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.

C. SUBJEK/PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB UNTUK MENCAPAI/


MEMENUHI STANDAR

1. Rektor sebagai pimpinan universitas


2. Ketua Pangkalan Data dan Teknologi Informasi
3. Dekan/Direktur Pascasarjana sebagai pimpinan fakultas/Pascasarjana
4. Ketua Program Studi sebagai pimpinan Program Studi.

D. DEFINISI ISTILAH
1. Sistem Informasi adalah aplikasi sistem yang berfungsi sebagai instrumen dalam
mengelola, menyiapkan serta mendukung penyelenggaraan pendidikan yakni;
a. Siakad adalah sistem informasi yang berkaitan dengan pengisian KRS, KHS,
jadwal kuliah dan ujian, biodata mahasiswa serta ruang kuliah dan aplikasi
mendukung proses pembelajaran.
b. PD-Dikti adalah sistem informasi untuk mendukung proses pengumpulan data
program studi berkaitan dengan pelaporan kinerja program studi
c. Sistem Informasi Perpustakaan adalah pendukung operasional perpustakaan
yang berfungsi sebagai sarana manajemen katalog buku dan berbagai koleksi
dan status ketersediaannya pada lingkup UMT.
d. Sistem Informasi Penjaminan Mutu adalah aplikasi untuk mendukung
penjaminan mutu akademik dalam penyelenggaraan pendidikan UMT yang
menjadi alat ukur dan evaluasi dosen berdasar penilaian mahasiswa
e. Sistem Informasi beasiswa on line menyediakan informasi beasiswa dari
instansi pemerintah mapun swasta.
f. Sistem Informasi Manajemen Aset adalah aplikasi pengelolaan aset yang
ditujukan untuk menjawab permasalahan-permasalahan aset UMT serta dapat
membuka jasa bagi intansi luar.
2. Sistem Informasi Akademik adalah satu kesatuan (blue print) berkaitan dengan
profil institusi (universitas, fakultas, jurusan/prodi, lembaga, UPT) informasi
kurikulum, pendidikan/pengajaran, penelitian, pengabdian serta informasi non
akademik lainnya bagi civitas akademika.
E. PERNYATAAN ISI STANDAR
1. Universitas/Fakultas/Program Pascasarjana/Program Studi menyusun blue print

232
pengembangan, pengelolaan dan pemanfaatan sistem informasi yang akurat dan
akuntabel untuk jangka waktu 5 tahun.
2. Universitas/Fakultas/Program Pascasarjana/Program Studi menggunakan hardware
dan software yang berlisensi dengan jumlah yang memadai .
3. Universitas/Fakultas/Program Pascasarjana/Program Studi meningkatkan dan
mengembangkan sumber daya manusia yang menguasai sistem informasi .
4. Universitas/Fakultas/Program Pascasarjana/Program Studi meningkatkan dan
mengembangkan organisasi dan tata kelola sistem informasi yang berkualitas.
5. Universitas/Fakultas/Program Pascasarjana/Program Studi meningkatkan dan
mengembangkan perangkat diseminasi sistem informasi yang valid.
6. Universitas/Fakultas/Program Pascasarjana/Program Studi meningkatkan
aksesibilitas informasi secara luas.

F. STRATEGI
1. Pimpinan Universitas/Fakultas/Program Pascasarjana/Program Studi menyediakan
sarana dan prasarana sistem informasi.
2. Pimpinan Universitas/Fakultas/Program Pascasarjana/Program Studi menyediakan
dan mengembangkan sumber daya manusia secara bertahap dan berkelanjutan.
3. Pimpinan Universitas/Fakultas/Program Pascasarjana/Program Studi
mengalokasikan dana untuk mengembangkan sarana dan prasarana, sumber daya
manusia, tata kelola, dan diseminasi sistem informasi.

G. INDIKATOR
1. Tersedianya blue print sistem informasi untuk 5 tahun
2. Tersedianya perangkat lunak ( software) dan keras (hardware)
3. Tersedianya sumber daya manusia (humanware)
4. Tersedianya perangkat organisasi dan tata kelola (organoware)
5. Tersedianya diseminasi informasi (infoware)
6. Tersedianya dana untuk sarana dan prasarana, sumber daya manusia, tata kelola,
dan diseminasi sistem informasi

H. DOKUMEN TERKAIT
1. Standar ini harus dilengkapi dengan Peraturan Peraturan yang mendukung
2. Prosedur, borang atau formulir kerja yang terkait dengan sistem informasi.

233
REFERENSI

1. Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,


Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015
Tentang Standar Nasional Pendidikan.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 141);
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
56 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24
Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta
Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2012 tentang Statuta Universitas Muhammadiyah Tangerang.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14
tahun 2014 tentang Kerjasama Perguruan Tinggi.
13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesisa Nomor 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa,
14. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 234/U/2000
tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.
15. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002
tentang Kurikulum inti Pendidikan Tinggi.

234
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif
Penyusunan Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud,
Direktorat Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu Perguruan
Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi

235
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SKDLN/14/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
STANDAR KERJASAMA DALAM Revisi: 0

DAN LUAR NEGERI Halaman 2 dari 6 halaman

XXVIII. STANDAR KERJASAMA DALAM DAN LUAR NEGERI

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

BPM-UMT SSP 3 28 16

No Proses Penanggung Jawab Jabatan Tanda tangan Tanggal

1 Perumusan Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Ketua Tim 15 Januari 2016

2 Pemeriksaan Achmad Amarullah, M.Pd Wakil Rektor I 20 Maret 2016

Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016

4 Penetapan Dr. H. Achmad Badawi, MM Rektor 20 Maret 2016

5 Pengendalian Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Direktur BPMU 20 Maret 2016

236
A. RASIONAL
Kerjasama merupakan upaya bersama yang dilakukan secara sadar dengan saling
mendukung dan saling menguatkan sehingga dicapai sinergi yang baik. Adanya sinergi
ini dibuktikan dengan adanya hasil yang lebih baik bila dibandingkan bekerja sendiri.
Kerjasama perguruan tinggi bertujuan meningkatkan efektivitas, efisiensi, produktivitas,
kreativitas, inovasi, mutu, dan relevansi pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi untuk
meningkatkan daya saing bangsa. Pelaksanaan kerjasama tersebut berdasarkan prinsip
yang mengutamakan kepentingan pembangunan nasional, menghargai kesetaraan mutu,
menghasilkan peningkatan mutu pendidikan, keberlanjutan, dan mempertimbangkan
keberagaman kultur yang bersifat lintas daerah, nasional, dan/atau internasional.
Agar kerjasama UMT dengan berbagai pihak baik di dalam maupun di luar
negeri dapat terlaksana tanpa melanggar peraturan perundang-undangan serta selaras
dengan visi dan misi UMT, maka perlu adanya standar tentang kerjasama.

B. VISI, MISI DAN TUJUAN UMT


1. Visi UMT
Menjadi Universitas Unggul Dalam pengembangan IPTEKS

2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan dalam
mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.

3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan dan
pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.

C. SUBJEK/PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB UNTUK MENCAPAI/


MEMENUHI STANDAR
1. Rektor sebagai pimpinan universitas
2. Dekan/Direktur sebagai pimpinan fakultas/PPs
3. Ketua Program Studi sebagai pimpinan program studi.

237
D. ISTILAH DAN DEFINISI
1. Kerjasama adalah kesepakatan antara universitas dengan perguruan tinggi, dunia
usaha, atau pihak lain, baik di dalam maupun di luar negeri.
2. Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan
tinggi yang berbentuk universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik, akademi, atau
akademi komunitas.
3. Dunia usaha adalah orang perseorangan dan/atau badan usaha, baik yang berbadan
hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang melakukan kegiatan dengan
mengerahkan tenaga dan pikiran untuk mencapai tujuan mencari laba.
4. Pihak lain adalah orang perseorangan, perkumpulan, yayasan, dan/atau institusi, baik
yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang melakukan
kegiatan dengan mengerahkan tenaga dan pikiran untuk mencapai tujuan
kemanusiaan, sosial, dan keagamaan yang bersifat nirlaba.

E. PERNYATAAN ISI STANDAR


1. Universitas Muhammadiyah Tangerang menyelenggarakan kerjasama, baik bidang
akademik maupun non akademik dengan perguruan tinggi, dunia usaha, atau pihak
lain, baik di dalam maupun di luar negeri minimal 1 (satu) kerjasama dalam setahun
yang dinyatakan dalam MoU.
2. Lembaga Kerjasama dan Hubungan Internasional UMT mempersiapkan dokumen
kerjasama dalam bidang akademik dan non akademik minimal satu kali satu tahun.
3. Fakultas/UPT melaksanakan isi MoU kerjasama.
4. Kerjasama dilaksanakan untuk:
a. menyediakan akses bagi mahasiswa untuk berlatih/praktik;
b. menciptakan peluang dan akses bagi mahasiswa/lulusan dalam
mendapatkan lapangan kerja;
c. meningkatkan kinerja fakultas/lembaga/UPT;
d. menciptakan revenue generating activity;
e. menyediakan akses bagi tenaga dosen untuk dapat mengembangkan diri;
f. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi;
g. mengembangkan citra universitas;
5. Kerjasama dilaksanakan dalam bentuk kegiatan:
a. kontrak manajemen;
b. program kembaran (twinning program);
c. penelitian, pengabdian kepada masyarakat;
a. tukar menukar dosen dan/atau mahasiswa dalam penyelenggaraan kegiatan
akademik;
b. pemanfaatan bersama sumber daya dalam pelaksanaan kegiatan akademik;
c. program pemindahan kredit (transfer of credits);
d. penerbitan bersama karya ilmiah;
e. penyelenggaraan bersama pertemuan ilmiah atau kegiatan ilmiah lain, lain-
lain yang dianggap perlu.

238
F. STRATEGI
1. Perencanaan dan pelaksanaan kerjasama melalui modus penawaran dan/atau
permintaan yang diselenggarakan dengan pola pembimbing-dibimbing dan /atau
kolaborasi;
2. Pimpinan universitas merencanakan, memutuskan dan menyepakati kerjasama dalam
dan luar negeri dalam bentuk dokumen nota kesepahaman (memorandum of
understanding);
3. Pimpinan fakultas, program studi, dan UPT terkait melaksanakan operasionalisasi
kerjasama sesuai nota kesepahaman yang telah disepakati.

G. INDIKATOR

1. Kuantitas, kualitas dan variasi kerjasama dalam dan luar negeri semakin meningkat;
2. Pihak terkait yang terlibat dalam realisasi dan implementasi kerjasama dalam dan
luar negeri semakin banyak.

H. DOKUMEN TERKAIT
1. Standar ini dilengkapi dengan peraturan-peraturan pendukung;
2. Prosedur, borang atau formulir kerja yang terkait dengan kerjasama.

239
REFERENSI

1. Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,


Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015
Tentang Standar Nasional Pendidikan.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 141);
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
56 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun
2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan
Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2012 tentang Statuta Universitas Muhammadiyah Tangerang.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14 tahun
2014 tentang Kerjasama Perguruan Tinggi.
13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesisa Nomor 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa,
14. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 234/U/2000
tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.
15. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002
tentang Kurikulum inti Pendidikan Tinggi.
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

240
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan
Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan
Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif Penyusunan
Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud, Direktorat
Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu Perguruan
Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan Tinggi

241
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SPKM/12/3/03/16

TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
Revisi: 0
STANDAR PENERAPAN AIKA Halaman 2 dari 6 halaman

XXIX. STANDAR PENERAPAN AL-ISLAM KEMUHAMMADIYAN

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

BPM-UMT SSP 3 29 16

No Proses Penanggung Jawab Jabatan Tanda tangan Tanggal

1 Perumusan Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Ketua Tim 15 Januari 2016

2 Pemeriksaan Achmad Amarullah, M.Pd Wakil Rektor I 20 Maret 2016

Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016

4 Penetapan Dr. H. Achmad Badawi, MM Rektor 20 Maret 2016

5 Pengendalian Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Direktur BPMU 20 Maret 2016

242
A. RASIONAL
Lingkup penjaminan mutu terhadap penerapan Al-Islam Kemuhammadiyahan
dikendalikan melalui standar ini yang meliputi : prinsip dasar penyelenggaraan kegiatan,
bidang kegiatan, tujuan kegiatan, penggunaan dana, kerangka masalah, rentang waktu
kegiatan, pemilihan materi kegiatan. Keterkaitan dengan hal tersebut maka harus disiapkan
dokumen dan tahapan-tahapan yang tertuang dalam prosedur yang harus ditaati.

B. VISI, MISI DAN TUJUAN UMT


1. Visi UMT
Menjadi Universitas Unggul Dalam pengembangan IPTEKS

2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan dalam
mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.

3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan dan
pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.

C. SUBJEK/PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB UNTUK MENCAPAI/


MEMENUHI STANDAR

1. Rektor sebagai pimpinan universitas


2. Dekan/Direktur Pascasarjana sebagai pimpinan fakultas/Pascasarjana
3. Direktur LP AIKA UMT
4. Ketua Program Studi sebagai pimpinan Program Studi.

D. STANDAR AIKA
1. Standar Dasar Perjuangan AIKA
a. Al Quran dan Sunnah Rasulullah menjadi landasan berpikir, bersikap, dan
berperilaku.
b. Tauhid adalah basis nilai pengembangan UMT.
243
c. Ideologi Muhammadiyah merupakan acuan sikap, kebijakan dan perilaku
organisasi UMT.
d. UMT adalah alat dakwah persyarikatan Muhammadiyah.
e. UMT dikelola sesuai dengan Pedoman, Ketentuan dan Kaidah-kaidah yang
ditetapkan oleh PP Muhammadiyah dan Majlisdiktilitbang.

2. Standar Kelembagaan AIKA


a. Ketentuan tentang pengelolaan Bidang AIKA diatur dalam Statuta UMT.
b. Pimpinan Tertinggi yaitu Rektor UMT harus memiliki Wakil Rektor I yang
membidangi dan bertanggungjawab mengelola AIKA dan Pengembangan Kampus
Islami.
c. Untuk melaksanakan tugas-tugas operasional Bidang AIKA dan Pengembangan
Kampus Islam, setiap UMT harus memiliki Lembaga Pengkajian dan
Pengembangan AIKA (LPP-AIKA).
d. Lembaga Pengkajian dan Pengembangan AIKA minimal terdiri dari:
1) Direktur
2) Sekretaris
3) Kepala Divisi Pendidikan dan Pengajaran AIKA
4) Kepala Divisi Pengembangan Kampus Islami
5) Kepala Divisi Sinergi dengan Persyarikatan
6) Kepala Sekretariat
7) 2 (dua) orang tenaga staf.
e. Lembaga Pengkajian dan Pengembangan AIKA harus memiliki job description.

Pelaksanaan kegiatan Bidang AIKA harus tercantum dan didasarkan pada Rencana
Strategik UMT dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan UMT.

3. Standar Kampus Islami


a. Kelembagaan dan Kebijakan
1) Memiliki Pedoman Pengembangan Kampus Islami
2) Memiliki Divisi Kerja yang mengelola pengembangan Kampus Islami.
3) Menerapkan kebijakan Berbusana Muslim/muslimah
4) Menerapkan kebijakan Kampus Tanpa Rokok
5) Membina IMM
6) Membina Tapak Suci
7) Membina Hizbul Wathan
8) Memiliki manajemen dan organisasi Masjid Kampus.

b. Pembinaan SDM
1) Melaksanakan pengajian rutin untuk karyawan, minimal 1 kali dalam 1 bulan.
2) Melaksanakan pengajian rutin untuk Dosen, minimal 1 kali dalam sebulan.
3) Melaksanakan Pengajian rutin untuk Pimpinan, minimal 1 kali dalam 2 bulan.
4) Melaksanakan Baitul Arqam untuk Karyawan minimal 1 kali dalam satu tahun.

244
5) Melaksnakan Baitul Arqam untuk Dosen minimal 1 kali dalam satu tahun.
6) Melaksanakan Baitul Arqam Dosen AIKA minimal 1 kali dalam 1 tahun.
7) Melaksanakan Baitul Arqam untuk pimpinan minimal 1 kali dalam 2 tahun.
8) Membentuk Tim Instruktur untuk program perkaderan.
9) Memberi reward naik haji/umroh bagi SDM berprestasi.
10) Melakukan diskusi, seminar dan simposisum tentang pengembangan pemikiran
Islam dan Kemuhammadiyahan.
11) Melakukan kajian-kajian untuk pengembangan kelembagaan persyarikatan,
ortom dan AUM.
12) Membuka program-program sertifikasi untuk kajian Islam yang lebih
terprogram dan lebih sistematis.

c. Lingkungan Kampus / Lingkungan Fisik Kampus


1) Tersedia sarana dan prasarana untuk kegiatan ibadah.
2) Tersedia AIKA Centre
3) Tersedia fasilitas penyelenggaraan jenazah
4) Tersedia visualisasi kampanye amar ma’ruf nahi munkar
5) Tersedia sound system untuk dakwah kampus.
6) Lingkungan Sosial Kampus
7) Terbangun hubungan yang dialogis dan komunikasi efektif antara seluruh
stakeholders.
8) Kampus UMT adalah Kawasan Tanpa Rokok.
9) Kampus UMT anti-narkoba
10) Lingkungan Spiritual
11) Terbangun tradisi salam
12) Kampanye kampus untuk amalan nawafil keseharian bagi seluruh
stakeholders.
13) Praktek sholat berjamaah di Masjid Kampus.

14) Kampus UMT menerapkan busana muslim/muslimah.

4. Kompetensi Lulusan
a. Kompetensi Keberagamaan, dicirikan dengan nilai-nilai:
1) Kemurnian aqidah (keyakinan berbasis tauhid yang bersumber pada ajaran Al-
Qur’an dan Sunnah Nabi yang shahih/maqbullah) yang membentuk keshalehan
dalam kehidupan.
2) Ketaatan beribadah (senantiasa menjalankan ibadah mahdhah, baik yang wajib
maupun yang sunnat tathawwu` sesuai tuntunan Rasulullah) yang tahsinah
(kemanfaatan atau fungsi) dari ibadah itu terpantul dalam kehidupan sehari-hari.
3) Kikhlasan (melakukan sesuatu semata-mata karena Allah SWT) dalam hidup
dan berjuang menegakkan ajaran Islam melalui Muhammadiyah.
4) Shiddiq (jujur dan dapat dipercaya) dalam hati, kata, dan tindakan.
5) Amanah (komitmen dan tanggung jawab moral yang tinggi) dalam mengemban
tugas organisasi.
245
6) Berjiwa gerakan (semangat untuk aktif dalam Muhammadiyah sebagai
panggilan jihad di jalan Allah).

b. Kompetensi akademis dan intelektual, dicirikan dengan nilai-nilai:


1) Fathonah (kecerdasan pikiran sebagai Ulul Albab) dalam berpikir, berwawasan,
dan menghasilkan karya pemikiran.
2) Tajdid (pembaruan dan berpikiran maju) dalam mengembangkan kehidupan dan
menggerakkan Persyarikatan sesuai jiwa ajaran Islam.
3) Istiqamah (konsisten) dalam lisan, pikiran, dan tindakan.
4) Etos belajar (semangat dan kemauan keras) untuk untuk selalu mengembangkan
diri, mencari dan memperkaya ilmu, serta mengamalkan ilmu pengetahuan
dalam kehidupan.
5) Moderat (arif dan mengambil posisi di tengah) dalam bersikap, berpikiran, dan
bertindak.
6) Kompetensi sosial-kemanusiaan dan kepeloporan, dicirikan dengan nilai-nilai:
7) Keshalehan (perilaku yang baik) dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan
masyarakat Luas.
8) Kepeduliaan sosial (keterpanggilandalam meringankan beban hidup orang lain);
9) Suka beramal (gemar melaksanakan amal saleh untuk kemaslahatan hidup);
10) Keladanan (menjadi uswah hasanah [teladan yang baik] dalam seluruh sikap dan
tindakan);
11) Tabligh (menyampaikan kebaikan kepada orang lain, komunikatif dan terampil
membangun jaringan).
12) Inovatif (menemukan hal-hal baru) dalam mengembangkan kemajuan
organisasi.
13) Berpikiran maju dan membawa Muhammadiyah pada kemajuan di berbagai
bidang yang menjadi misi dan usaha gerakan.
c. Kompetensi keorganisasian dan kepemimpinan, dicirikan oleh:
1) Pengkhidmatan dan partisipasi aktif dalam peran keumatan, kebangsaan, dan
kemanusiaan universal.
2) Menempati posisi apapun dengan semangat ikhlas, berdedikasi, berprestasi, dan
menghasilkan hal-hal terbaik.
3) Menjadi bagian yang menyatu dengan denyut nadi kehidupan Persyarikatan,
umat, dan bangsa sebagai wujud menjalankan misi organisasi.
4) Berkomitmen dan menjunjungtinggi ideologi Muhammadiyah dan mampu
bersikap tegas tetapi arif dalam membela serta menegakkan prinsip
dankepentingan Persyarikatan.
5) Mengutamakan misi dan kepentingan Muhammadiyah di atas lainnya dengan
niat ikhlas dan berkhidmat.
d. Kompetensi Sosial Kemanusiaan dan Kepeloporan, yang dicirikan dengan:
1) Keshalehan
2) Kepeduliaan sosial
3) Suka beramal

246
4) Keladanan
5) Tabligh
6) Inovatif
7) Berpikiran maju dan membawa Muhammadiyah pada kemajuan di berbagai
bidang yang menjadi misi dan usaha gerakan.
e. Kompetensi Kemuhammadiyahan, dengan indicator:
1) Memahami dan menghayati sejarah Muhammadiyah
2) Menjadi intelektual dengan ideology Islam berkemajuan
3) Mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan jamaah secara terorganisir
4) Memahami dan meneladani tokoh-tokoh Muhammadiyah
5) Memahami dan mencontoh pola gerakan social keagamaan Muhammadiyah
dalam kehidupan social.
6) Memahami dan mencontoh strategi kebudayaan Muhammadiyah dalam
mentransformasikan kehidupan masyarakat menuju masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya.

5. Orientasi AIKA untuk Mahasiswa Baru


a. Kampus PTM harus melaksanakan orientasi bagi mahasiswa baru untuk
memperkenalkan bidang AIKA.
b. Target orientasi adalah untuk
1) Memperkenalkan Pendidikan dan pengajaran AIKA, Kampus Islami dan
Persyarikatan Muhammadiyah.
2) Memetakan pemahaman dan praktek beragama mahasiswa.
3) Mengidentifikasi dan menginventarisasi calon kader Muhammadiyah
c. Orientasi AIKA dilaksanakan di bawah koordinasi Wakil Pimpinan IV.
d. Pelaksanaan Orientasi AIKA dilakukan oleh sebuah Kepanitiaan yang dibentuk
oleh Rektor.
e. Kegiatan Orientasi AIKA minimal dilaksanakan selama 2 hari 1 malam.

6. Standar Isi dan Proses Pembelajaran


a. Kurikulum AIKA
1) Umum
a) Seluruh materi pembelajaran AIKA harus mencerminkan paham Islam
Muhammadiyah yang berkemajuan.
b) Seluruh materi pembelajaran AIKA harus terkoneksikan dengan berbagai
isu keagamaan, isu nasional dan isu kemanusiaan global.
c) Seluruh materi pembelajaran AIKA harus mengarah kepada dukungan
pencapaian profil lulusan setiap Program Studi.
2) Khusus
Tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran AIKA lulusan Program
Diploma Empat dan Sarjana minimal menguasai pengetahuan, nilai-nilai dan
keterampilan tentang Manusia dan Agama, Aqidah, Akhlaq, Ibadah, Muamalah,
Kemuhammadiyahan dan Integrasi Islam dengan Ilmu Pengetahuan.

247
b. Kurikulum Non-AIKA
Tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran pada seluruh Program harus
mencerminkan integrasi Islam dengan Ilmu Pengetahuan.

7. Bobot sks Mata Kuliah AIKA


a. Bobot sks Mata Kuliah AIKA untuk Program Diploma Empat dan Sarjana minimal
4 sks, maksimal 12 sks.
b. Bobot sks Mata Kuliah AIKA untuk Program Profesi minimal 2 sks, maksimal 4
sks.
c. Bobot sks Mata Kuliah AIKA untuk Program Magister 2 sks.
d. Bobot sks Mata Kuliah AIKA untuk Program Doktor Satu 2 sks.

8. Pengelolaan Pembelajaran AIKA


f. Pengelolaan Pembelajaran AIKA harus mengacu pada standar kompetensi lulusan,
standar isi pembelajaran, standar proses pembelajaran, standar dosen dan tenaga
kependidikan serta standar sarana dan pra sarana.
g. Pelaksanaan standar pengelolaan Pembelajaran AIKA dilakukan oleh Lembaga
Pengkajian dan Pengembangan (LPP) AIKA bersama-sama dengan Ketua Program
Studi.
h. LPP AIKA bertanggungjawab:
1) Menyusun Kurikulum dan Rencana Perkuliahan Semester MK AIKA.
2) Menyusun bahan ajar AIKA
3) Melakukan evaluasi kinerja Dosen AIKA
4) Melakukan pembinaan dan peningkatan mutu Dosen AIKA
i. Model dan metode pembelajaran AIKA harus dilakukan dengan pendekatan yang
menarik, menyenangkan dan menantang.
1) Model dan metode pembelajaran untuk Program Diploma, Program Profesi
dan Sarjana dilakukan dengan model Problem Base Learning dan Experiential
Learning.
2) Model dan metode pembelajaran untuk Program Magister dilakukan dengan
metode seminar terhadap studi naskah hasil-hasil riset, tesis dan disertasi
tentang Muhammadiyah.
3) Model dan metode pembelajaran untuk Program Doktor dilakukan dengan
dengan seminar hasil riset terhadap berbagai persoalan keummatan, persoalan
kemanusiaan, isu-isu kemuhammadiyahan.

9. Ujian Pendadaran AIKA


j. UMT harus melakukan Ujian Pendadaran AIKA sebagai bentuk tanggungjawab
UMT terhadap kualitas lulusan.
k. Ujian komprehensif AIKA bertujuan untuk memastikan capaian kompetensi AIKA
calon lulusan.
l. Ujian Pendadaran AIKA dilakukan bagi mahasiswa yang telah menyelesaiakan
seluruh mata kuliah AIKA.

248
m. Ujian Pendadaran merupakan syarat untuk bisa mengikuti Ujian Skripsi.
n. Pelaksanaan Ujian Pendadaran AIKA dilakukan oleh 2 (dua) Panitia, Panitia
tingkat Pusat dan Panitia teknis di tingkat Fakultas.

10. Standar Integritas Keilmuan


a. UMT memiliki Pedoman Integrasi Keilmuan.
b. UMT menyediakan fasilitas training tentang paradigma, metode dan teknis integrasi
keilmuan.
c. UMT memiliki peta jalan dan target integrasi keilmuan dari seluruh mata kuliah
yang dibelajarkan.
d. UMT memfasilitasi penerbitan naskah buku yang telah terintegrasi.
e. UMT melakukan publikasi terhadap hasil-hasil kajian dan buku yang terkait dengan
integrasi keilmuan

11. Standar Kemahasiswaan


a. PTM bertanggungjawab membina Organisasi Otonom Muhammadiyah, yaitu Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Hizbul Wathan (HW) dan Tapak Suci.
b. UMT menyediakan berbagai kursus peningkatan dan pengembangan kompetensi
kader seperti:
1) Program Sertifikasi Bahasa Arab
2) Program Sertifikasi Kajian Tafsir
3) Program Sertifikasi Kajian Sirah Nabawiyah
4) Program Sertifikasi Kajian Hadits
5) Kajian Tarjih
6) Kajian Ideologi Muhammadiyah
c. UMT menyediakan anggaran untuk pembinaan Ortom dan kehiatan-kegiatan kajian
dan kursus peningkatan kompetensi kader.

12. Standar Kerjasama


a. Perguruan Tinggi Muhammadiyah harus memiliki kuota anggaran kerjasama dengan
Persyarikatan, ortom dan AUM.

b. Kerjasama dengan persyarikatan, ortom dan AUM dilakukan bersama sejak proses
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.

249
REFERENSI

1. Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,


Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015
Tentang Standar Nasional Pendidikan.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 141);
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
56 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun
2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan
Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2012 tentang Statuta Universitas Muhammadiyah Tangerang.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14 tahun
2014 tentang Kerjasama Perguruan Tinggi.
13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesisa Nomor 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa,
14. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 234/U/2000
tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.
15. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002

250
tentang Kurikulum inti Pendidikan Tinggi.
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan
Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan
Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif Penyusunan
Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud, Direktorat
Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu Perguruan
Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan Tinggi

251
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SPKM/12/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
Revisi: 0
STANDAR KESEJAHTERAAN Halaman 2 dari 6 halaman

XXX. STANDAR KESEJAHTERAAN DOSEN DAN TENAGA


KEPENDIDIKAN

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

BPM-UMT SSP 3 30 16

No Proses Penanggung Jawab Jabatan Tanda tangan Tanggal

1 Perumusan Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Ketua Tim 15 Januari 2016

2 Pemeriksaan Achmad Amarullah, M.Pd Wakil Rektor I 20 Maret 2016

Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016

4 Penetapan Dr. H. Achmad Badawi, MM Rektor 20 Maret 2016

5 Pengendalian Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Direktur BPMU 20 Maret 2016

252
C. RASIONAL
Pendidik dan tenaga kependidikan merupakan sebutan yang ditujukan khusus
kepada sumber daya manusia kependidikan pada setiap satuan pendidikan. Dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU RI No. 20 Tahun
2003) Tentang Sistem Pendidikan Nasional sebutan pendidik seolah masuk dalam
pemaknaan luas tentang tenaga kependidikan (Pasal 1). Hal ini sejalan dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1992 Tentang Tenaga Pendidikan (Pasal 1 dan
3) yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2000. Dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 (PP No. 32 Tahun 2013) tentang
Perubahan Atas PP No. 44 Tahun 2015 hanya ditemukan definisi standar pendidik dan
tenaga kependidikan, tetapi tidak dimuat secara spesifik definisi masing-masing
sebutan pendidik dan tenaga kependidikan secara terpisah. Agar tidak menimbulkan
kerancuan pengertian, untuk konteks perguruan tinggi akan lebih jernih jika digunakan
sebutan dosen dan tenaga kependidikan. Alasannya, dalam UU RI No.14 Tahun 2005
Tentang Guru dan Dosen, UU RI No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidian Tinggi, dan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nonor 43 Tahun
2012 (Permendikbud No. 43 Tahun 2012) Tentang Statuta Universitas Muhammadiyah
Tangerang (UMT), ternyata digunakan sebutan dosen dan tenaga kependidikan yang
masing-masing didefinisikan secara spesifik dan terpisah.
Dalam rujukan tersebut, dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan
tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahu-an, teknologi, dan seni (IPTEKS) melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat. Definisi ini mengandung pengertian bahwa dosen
sebagai pendidik profesional dan ilmuan di perguruan tinggi memiliki tugas utama
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta mengembangkan dan menyebarluaskan
IPTEKS kepada mahasiswa dan masyarakat. Di sisi lain, tenaga kependidikan adalah
anggota masyarakat yang mengab-dikan diri dan diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan yang dapat meliputi laboran, pustakawan, teknisi, pegawai
administrasi, sopir, dan pekarya. Tugasnya adalah melaksanakan administrasi,
pengelolaan, pengembangan, pengawasan, pengamanan, dan pelayanan teknis untuk
menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan (Universitas Muhammadiyah
Tangerang).
Standar pendidik dan tenaga kependidikan Universitas Muhammadiyah
Tangerang (UMT) dapat pula disebut standar sumber daya manusia (SDM) yang
mengabdikan diri dan diangkat di UMT yang secara spesifik dapat disebut standar
dosen dan tenaga kependidikan UMT. Dalam UU No. 12 Tahun 2012 Tentang
Pendidikan Tinggi Pasal 69 Ayat (1) dinyatakan bahwa ketenagaan perguruan tinggi
terdiri atas dosen dan tenaga kependidikan. Artinya, dosen dan tenaga kependidikan
adalah SDM kependidikan merupakan dua pilar utama dalam upaya mewujudkan visi
dan misi UMT.
Dosen dan tenaga kependidikan yang bermutu dan profesional diperlukan
UMT agar mampu melaksanakan fungsi dan peran sebagai: (a) wadah pembelajaran
mahasiswa dan masyarakat; (b) wadah pendidikan calon pemimpin bangsa; (c) pusat
253
pengembangan IPTEKS; (d) pusat kajian kebajikan dan kekuatan moral untuk mencari
dan menemukan kebenaran; dan (e) pusat pengembangan peradaban bangsa (UU No.
12/2012 Pasal 58 Ayat (1)). Pemenuhan fungsi dan peran tersebut, UMT harus mampu
melakukan penjaminan mutu dosen dan tenaga kependidikan.
Standar mutu dosen dan tenaga kependidikan UMT meliputi kualifikasi
akademik, kompetensi, komposisi dan jumlah, rasio dosen mahasiswa, dan
pendistribusiannya secara tepat, berencana, konsisten dan berkelanjutan melalui sistem
penetapan, pelaksanaan, evaluasi, pengendalian, dan peningkatan standar dosen dan
tenaga kependidikan sebagai bagian integral dari sistem penjminan mutu internal
perguruan tinggi (SPMI-PT).
Lingkup penjaminan mutu terhadap kesejahteraan dosen dan tenaga
kependidikan dikendalikan melalui standar ini yang meliputi : Gaji,
Tunjangan,Fasilitas bagi dosen serta tenaga kependidikan, Cuti bagi dosen dan tenaga
kependidikan, Suasana dan lingkungan kerja, Pengangkatan,Penempatan, Pemindahan
dan pemberhentian dosen. Pembinaan, Pengembangan, Penghargaan, dan perlindungan
hukum bagi dosen dalam menjalankan tugas profesinya,sanksi.

B. VISI, MISI DAN TUJUAN UMT


1. Visi UMT
Menjadi Universitas Unggul Dalam pengembangan IPTEKS

2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.

3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.

C. SUBYEK/PIHAK YANG BERTANGGUNGJAWAB UNTUK MENCAPAI/


MEMENUHI ISI STANDAR
254
1. Rektor selaku pimpinan Universitas Muhammadiyah Tangerang
2. Dekan/Direktur selaku pimpinan fakultas/program pascasarjana
3. Ketua Program Studi selaku pimpinan program studi
4. Dosen

D. ISTILAH DAN DEFINISI


1. Standar pendidik dan tenaga Kependidikan adalah kriteria mengenai pendidikan
prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.
2. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan
diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
3. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,
konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan
lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan.
4. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasi-kan, mengembangkan, dan menyebarluaskan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi melalui Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat.

E. STANDAR KESEJAHTERAAN DOSEN DAN TENAGA KEPENPDIDIKAN


1. Standar Penggajian, tunjangan dan fasilitas kesejahteraan lainnya.
a. Setiap dosen dan karyawan harus memperoleh penghasilan yang ditentukan
sesuai dengan prestasi kerja
b. Setiap dosen dan karyawan harus memperoleh penghasilan diatas kebutuhan
hidup minimum dan jaminan kesejahteraan social.
c. Dosen dan karyawan harus didaftarkan sebagai peserta kepada badan
penyelenggara jaminan social.
d. Universitas/Fakultas/Prodi harus memfasilitasi untuk pembayaran iuran
jaminan social yang besarnya didasarkan pada persentase dari upah atau suatu
jumlah nominal tertentu secara berkala.
e. Jenis jaminan social seharusnya jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja,
jaminan hari tua, jaminan pensium dan jaminan kematian.
2. Standar Promosi dan Penghargaan
a. Dalam menjalankan tugasnya dosen maupun tenaga kependidikan harus
mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja
b. Dosen maupun tenaga kependidikan lainnya yang berprestasi, bededikasi luar
biasa, dan atau bertugas didaerah khusus harus memperoleh penghargaan.
c. Institusi/fakultas harus menyelenggarakan pemilihan Tenaga dosen teladan
dan tenaga penunjang kependidikan teladan dengan memperhatikan kriteria :
dosen atau staff karyawan telah menjalani masa kerja minimal 2 tahun,
memiliki kondite kerja minimum amat baik, memiliki prestai kerja amat baik
berdasarkan kinerjanya dalam aspek pengajaran, kegiatan penelitian dan
255
pengabdian kepada masyarakat dan tugas lainnya yang bernilai dan berharga
bagi kemajuan organisasi dan Bangsa Indonesia pada umumnya..
d. Intitusi/fakultas harus memberikan penghargaan kepada setiap dosen dan Staff
kependidikan teladan berupa piagam atau sertifikat dan atau penghargaan yang
besarnya telah ditetapkan oleh institusi.
3. Standar Jaminan Perlindungan Hukum
a. Setiap dosen dan tenaga penunjang kependidikan lainnya harus mempunyai
jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan keprofesionalannya.
b. Setiap dosen harus memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan
hak kekayaan intelektual yang sudah dipatenkan di lembaga Paten
c. Setiap Karyawan yang bekerja di UMT Harus mempunyai jaminan
perlindungan hukum dalam menjalankan tugas dan kewajibannya di UMT.

4. Standar Cuti
a. Dosen dan karyawan harus memperoleh cuti yang didasarkan pada undang-
undang yang berlaku.
b. Dosen harus memperoleh cuti untuk studi dan penelitian dan atau untuk
pengembangan ilmu pengetahuan, tehnologi, dan seni dengan memperoleh hak
gaji penuh.
c. Dosen dan Karyawan yang tidak pernah mengajukan cuti harus diberikan
kompensasi yang layak untuk penggantian cuti yang tidak diambilnya tersebut.
5. Standar Perjalanan Dinas
a. Setiap dosen dan atau tenaga kependidikan lainnya yang melakukan perjalanan
dinas harus memperoleh biaya transportasi, biaya akomodasi, dan uang saku.
b. Setiap dosen dan atau tenaga kependidikan lainnya yang melakukan
perjalalanan dinas harus memperoleh biaya transportasi, tiket, transportasi
local, biaya akomodasi, dan uang saku.
c. Setiap Dosen dan atau tenaga kependidikan yang telah melakukan perjalanan
dinas harus secepatnya membuat laporan dan pertanggungjawaban kepada
pimpinan atas perjalanan dinas yang dilakukannya.
6. Standar Pemberian Sanksi
a. Setiap dosen atau karyawan yang melanggar ketentuan akan memperoleh
sanksi, sebelumnya harus memperoleh minimal 1 kali surat peringatan.
b. Pemberian sanksi harus bersifat memberikan motivasi kepada dosen dan
karyawan untuk tidak mengulangi kesalahan.
c. Pemberian sanksi dan keputusan harus diberikan oleh Dekan dan atau unsur
pimpinan setelah sebelumnya dirapatkan dalam forum rapat pimpinan atau
senat.
7. Standar Pengangkatan, Penempatan, Pemindahan dan Pemberhentian Dosen
a. Dosen yan dapat memperoleh jabatan structural harus memenuhi syarat
seperti berikut ini : memiliki jabatan fungsional akademik minimal asisten
ahli, memiliki NIDN, mempunyai masa kerja minimal 2 tahun, mempunyai
latar belakang pendidikan kususnya sesuai prodi di FKIP dan atau lainnya

256
sesuai prodi yang ada di FKIP dan atau lainnya atau Magister/S2/S3 yang
relevan dengan jabatan dan keahliannya tersebut.
b. Jabatan struktural yang dimiliki oleh dosen harus dilakukan rotasi dan atau
pergantian minimal 4 tahun sekali, atau dapat dipilih kembali maksimal 2 kali
periode masa jabatan.
c. Pemberhentian dosen dan karyawan harus dilakukan apabila dosen dan
karyawan tersebut melakukan tindakan pelanggaran yang berkaitan dengan
nama baik institusi dan atau memasuki masa pension dan atau meninggal
dunia

F. DOKUMEN YANG TERKAIT


Dokumen dipandang perlu disusun suatu standar dosen dan tenaga kependidikan yang
mengacu pada:
1. Statuta UMT;
2. Renstra UMT;
3. Renop UMT;
4. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI),
5. Pedoman Kepegawaian UMT; dan
6. Berbagai regulasi yang relevan dan berlaku bagi pendidikan tinggi dalam wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia

257
REFERENSI

1. Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,


Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015
Tentang Standar Nasional Pendidikan.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 141);
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
56 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24
Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta
Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2012 tentang Statuta Universitas Muhammadiyah Tangerang.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14
tahun 2014 tentang Kerjasama Perguruan Tinggi.
13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesisa Nomor 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa,
14. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 234/U/2000
tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.
15. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002
tentang Kurikulum inti Pendidikan Tinggi.
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

258
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif Penyusunan
Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud, Direktorat
Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu Perguruan
Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi

259
260

Anda mungkin juga menyukai