UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
TANGERANG
2016
1
I. PENDAHULUAN
3
No. : BPM-UMT/SKL/01/3/03/17
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH Revisi: 1
TANGERANG
Tanggal Berlaku : 11-3-2017
BPM-UMT SKL 3 01 16
N
Proses Penanggung Jawab Jabatan Tanda tangan Tanggal
o
Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016
4
A. RASIONAL
Universitas Muhammadiyah Tangerang merupakan lembaga/institusi perguruan
tinggi bertanggung jawab terhadap lulusannya, agar mampu bersaing dengan para
lulusan dari perguruan tinggi lain, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Sistem
pendidikan/pengajarannya pun harus secara rutin dilakukan evaluasi dengan mengacu
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta perkembangan global
dalam masyarakat dunia. Untuk mengukur keberhasilan sistem tersebut perlu adanya
suatu Standar Kompetensi Lulusan (SKL), untuk mempersiapkan para lulusan dapat
langsung bekerja yang sesuai dengan bidangnya, mampu mengimplementasikan
ilmunya serta mampu mengembangkan diri untuk menjawab tantangan yang baru dan
berpikiran untuk belajar selama hidupnya.
Dengan kondisi global saat ini mengakibatkan persaingan yang sangat ketat
akan dialami para lulusan di dalam dunia usaha/industri. Hal tersebut juga membawa
dampak pada adanya perubahan persyaratan kerja yang juga sangat ketat. Persyaratan
kerja ini tidak hanya menekankan pada kualitas lulusan pada penguasaan hard skills
(kemampuan teknis dan akademis) akan tetapi juga penguasaan soft skills. Di dalam
usaha pemenuhan kebutuhan industri kerja tersebut, tentu akan berakibat pada
perubahan paradigma (pola pikir) dalam proses pembelajaran. Perubahan pola pikir
yang dapat memenuhi proses pembelajaran yang dapat menghasilkan mutu lulusan
sebagaimana yang diharapkan oleh pasar kerja akan menuntut para lulusan mampu
meresapi arti dari kompetensi dalam pedidikan yaitu kognitif, psikomotorik dan
afektif. Untuk menghasilkan kondisi seperti di atas perlu adanya persyaratan yang
harus dipenuhi mulai dari sistem pendidikan, kurikulum, dosen dan fasilitas yang
secara terintegrasi mengarah pada keberhasilan sistem pendidikan/pengajaran. Oleh
karena itu salah satu acuan yang harus ada adalah Standar Kompetensi Lulusan, agar
pola evaluasi dan monitoring atas keberhasilan pendidikan dan pengaharan dapat
dilakukan. SKL-UMT ini didesain agar mampu mengadopsi kebutuhan dunia
usaha/industri saat ini dan mengantisipasi perkembangan di masa depan.
Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan tinggi sebagaimana
amanah pada pasal 26 ayat (4) PP No. 19 tahun 2005 bertujuan untuk mempersiapkan
peserta didik menjadi anggota masyarakat yang berakhlak mulia, memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk menemukan, mengembangkan serta
menerapkan ilmu, teknologi, dan seni, yang bermanfaat bagi kemanusiaan.
Agar lulusan dapat diserap oleh dunia usaha/industri, maka semua lulusan
harus memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan, baik itu syarat akademik maupun
syarat non akademik, memiliki keahlian dan ketrampilan pada bidangnya, serta
kemampuan dalam pengembangan ilmu dan teknologi secara praktis yang berkelas
nasional/internasional yang mampu bekerja secara mandiri, bekerja sama dan
koordinasi. Oleh karena itu, UMT melalui LPMU menetapkan standar kompetensi
lulusan sebagai tolok ukur bagi pimpinan universitas, fakultas/pasca-sarjana, dan
program studi yang bertanggung jawab dalam perannya sebagai perancang, penilai,
dan pembaharu atau pengembang standar kompetensi Lulusan. Standar kompetensi
lulusan dokumen mutu UMT memuat
5
1. Standar Profil lulusan
2. Standar Kompetensi Lulusan
3. Standar Capaian Kinerja Lulusan
2. Misi UMT
a) Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b) Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c) Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d) Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.
3. Tujuan UMT
a) Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b) Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c) Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d) Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.
D. DEFINISI ISTILAH
F. STRATEGI
8
1. Penetapan standar kompetensi lulusan dan turunan dari isi standar dilakukan
melalui mekanisme seperti yang diatur dalam Manual SPMI UMT
2. Melakukan sosialisasi Standar Kompetensi Lulusan, Standar Operasional Prosedur
(SOP), formulir (borang) kepada para pemangku kepentingan, seperti pejabat
struktural bidang akademik, para dosen, staf administrasi yang menangani bidang
akademik, dan para mahasiswa secara periodik.
3. Merancang program kerja peninjauan dan penyusunan kurikulum terkait dengan
pelaksanaan Standar Kompetensi Lulusan mengacu pada isi standar kompetensi
lulusan yang telah ditetapkan, yang dilakukan oleh ketua jurusan/program studi
4. Rektor/Dekan/Direktur PPs/Ketua Program Studi perlu membina hubungan
dengan organisasi profesi, alumni, pemerintah, dan dunia usaha/industri.
5. Menyelenggarakan pelatihan yang berkaitan dengan proses pembelajaran untuk
dosen.
6. Melaksanakan evaluasi dan usaha peningkatan stantar kompetensi lulusan agar
terbangun “siklus kaizen” yang berkelanjutan atau continuous quality
improvement.
7. Melaksanakan pengendalian Standar Kompetensi Lulusan secara terus menerus
selama kurun waktu “siklus manajemen SPMI
8. Melaksanakan audit internal guna mengetahui kekuatan dan kelemahan berbagai
kriteria yang terdapat dalam dokumen Standar Kompetensi Lulusan dan sebagai
penilaian (assessment) dari setiap jurusan/program studi dan unit kerja terkait
Standar Kompetensi Lulusan
G. INDIKATOR
1. Prodi telah menyusun profil lulusan minimal 3 bidang
2. Tingginya keterserapan lulusan (fresh graduate) dalam dunia usaha/industri
3. Prodi telah meneetapkan kompetensi lulusan
4. Prodi telah melakukan penilaian kinerja lulusan
5. Tingginya lulusan yang mempunyai kategori kinerja baik
H. DOKUMEN TERKAIT
1. Statuta UMT
2. Rentra UMT
3. Kebijakan Mutu SPMI UMT
4. Manual Mutu SPMI UMT
5. Pedoman Akademik Universitas dan Fakultas/Prodi
6. Dokumen Lulusan/Alumni
7. Dokumen Audit Mutu Internal
REFERENSI
9
1. Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,
Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang
Standar Nasional Pendidikan.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 141);
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 56
Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun
2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan
Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2012 tentang Statuta Universitas Muhammadiyah Tangerang.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14 tahun
2014 tentang Kerjasama Perguruan Tinggi.
13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesisa Nomor 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa,
14. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 234/U/2000
tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.
15. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002
tentang Kurikulum inti Pendidikan Tinggi.
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan
10
Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan
Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif Penyusunan
Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud, Direktorat
Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu
Perguruan Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BPM-UMT/SIP/02/3/03/16
Tanggal: 11-3-2016
TANGERANG
11
Revisi: 0
STANDAR ISI PEMBELAJARAN Halaman 2 dari 6 halaman
BPM-UMT SIS 3 02 16
Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2017
Direktur
5 Pengendalian Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM
BPMU
20 Maret 2017
12
A. RASIONAL
13
standar yang dimaksudkan itu berlaku untuk segenap jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan, termasuk didalamnya jalur/jenjang/jenis pendidikan tinggi.
Standar Isi merupakan kriteria minimal bahan kajian sesuai capaian
pembelajaran yang dituangkan dalam kurikulum berbasis KKNI yang harus dipenuhi
oleh lulusan pendidikan tinggi. Perancangan, evaluasi, dan pengembangan kurikulum
merupakan salah satu proses rutin yang terus dilakukan oleh pendidikan tinggi untuk
memenuhi standar isi. Kurikulum yang berlaku harus merepresentasikan visi, misi dan
tujuan perguruan tinggi serta profil lulusan yang diinginkan. Seiring dengan
perubahan-perubahan yang terus terjadi di masyarakat, diperlukan suatu standar isi
pembelajaran yang secara rutin dipantau dan dievaluasi sehingga dapat mengikuti
perubahan yang terjadi. Dengan demikian lulusan yang dihasilkan akan sesuai dengan
permintaan dan kepentingan stakeholders. Oleh karena itu, UMT melalui LPMU
menetapkan standar isi sebagai tolok ukur bagi pimpinan universitas, fakultas/pasca-
sarjana, dan program studi yang bertanggung jawab dalam perannya sebagai
perancang, penilai, dan pembaharu atau pengembang standar isi. Standar isi dokumen
mutu UMT memuat turunan sebagai berikut:
1. Standar Kerangka dasar dan struktur kurikulum
2. Standar Beban belajar, dan
3. Standar Kalender akademik
4. Standar Evaluasi dan pengembangan kurikulum
2. Misi UMT
a) Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b) Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c) Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d) Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.
3. Tujuan UMT
a) Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b) Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c) Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d) Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.
14
C. SUBYEK/PIHAK YANG BERTANGGUNGJAWAB UNTUK
MENCAPAI/ MEMENUHI ISI STANDAR
15
11. Kurikulum institusional merupakan sejumlah bahan kajian dan pelajaran yang
merupakan bagian kurikulum pendidikan tinggi, terdiri atas tambahan dari
kelompok ilmu dalam kurikulum inti yang disusun dengan memperhatikan keadaan
dan kebutuhan lingkungan serta ciri khas perguruan tinggi.
12. Kurikulum institusional didalamnya terumuskan kompetensi pendukung dan
kompetensi lainnya, yang bersifat khusus dan gayut dengan kompetensi utama
suatu program studi dan ditetapkan oleh institusi penyelenggara program studi.
13. Kompetensi pendukung sebesar 20% sampai dengan 40% dari keseluruhan beban
studi.
14. Kompetensi lainnya sebesar 0% sampai dengan 30% dari keseluruhan beban studi.
15. Standar Isi merupakan kriteria minimal bahan kajian sesuai capaian pembelajaran
yang dituangkan dalam kurikulum yang harus dipenuhi oleh lulusan pendidikan
tinggi, yang memuat kurikulum program studi pada suatu program pendidikan dan
beban pembelajaran.
16. Kurikulum program studi merupakan seperangkat rencana dan pengaturan bahan
kajian, serta metode pembelajaran, yang dilaksanakan dan digunakan untuk
memenuhi capaian pembelajaran program studi.
17. Profil lulusan adalah keahlian yang dimiliki dan peran yang diharapkan pada
lulusan.
18. Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang
dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam
melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.
19. Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh melalui internalisasi
pengetahuan, keterampilan, kompetensi, dan akumulasi pengalaman kerja.
20. Bahan kajian adalah suatu bangunan ilmu, teknologi atau seni, obyek yang
dipelajari, yang menunjukkan ciri bidang ilmu tertentu.
21. Sistem Kredit Semester adalah suatu sistem penyelenggaraan pendidikan dengan
menggunakan satuan kredit semester untuk menyatakan beban studi mahasiswa,
beban kerja dosen, pengalaman belajar, dan beban penyelenggaraan program.
22. Satuan kredit semester (sks) adalah takaran penghargaan terhadap pengalaman
belajar yang diperoleh selama satu semester melalui kegiatan terjadwal per minggu
23. Beban belajar mahasiswa adalah 8 (delapan) jam per hari, atau 48 (empat puluh
delapan) sampai 60 (enam puluh) jam per minggu.
24. Pembelajaran dapat berbentuk kuliah, responsi/tutorial/seminar/bentuk
pembelajaran lain yang sejenis, praktikum, praktek lapangan, penyusunan tugas
akhir/skripsi, tesis, atau disertasi.
25. Rincian waktu 1 (satu) sks untuk berbagai bentuk pembelajaran sebagai berikut:
a. Kuliah, yaitu kegiatan pembelajaran yang terdiri atas: kegiatan belajar dengan
tatap muka 50 (lima puluh) menit per minggu per semester. Kegiatan belajar
dengan penugasan terstruktur 60 (enam puluh) menit per minggu per semester
untuk program sarjana, dan 120 (seratus dua puluh) menit per minggu per
semester untuk program pascasarjana. Kegiatan belajar mandiri 60 (enam puluh)
menit per minggu per semester untuk program sarjana, dan 120 (seratus dua
16
puluh) menit per minggu per semester untuk program pascasarjana.
b. Responsi, tutorial, seminar, bentuk pembelajaran lain yang sejenis, yaitu kegiatan
pembelajaran yang terdiri atas: Kegiatan belajar tatap muka 100 (seratus) menit
per minggu per semester. Kegiatan belajar mandiri 60 (enam puluh) menit per
minggu per semester.
c. Praktikum, yaitu kegiatan pembelajaran di laboratorium/bengkel/studio
/pengabdian kepada masyarakat dan atau proses pembelajaran yang sejenis
selama 100 menit per minggu per semester;
d. Praktek lapangan/kerja praktek, yaitu kegiatan pembelajaran dengan praktek di
lapangan selama 240 menit per minggu per semester;
e. Tugas akhir/Skripsi/karya seni/bentuk lain yang setara, yaitu kegiatan penelitian/
pembuatan model/pembuatan dan atau pergelaran karya
seni/perencanaan/perancangan 4 (empat) jam per minggu per semester;
f. Tesis dan disertasi, yaitu kegiatan penelitian 4 (empat) jam per minggu per
semester.
26. Semester adalah satuan waktu kegiatan yang terdiri atas minimal 16 (enam belas)
minggu.
27. Semester sisipan/pendek/antara adalah satuan kegiatan akademik yang
diselenggarakan antara semester genap dan semester gasal atau sebaliknya yang
ekivalen dengan semester genap dan semester gasal sesuai dengan pengertian
satuan kredit semester (sks).
28. Semester pendek/antara diselenggarakan selama paling sedikit 8 minggu, dengan
beban belajar maksimal paling banyak 9 sks. Apabila semester antara
diselenggarakan dalam bentuk perkuliahan, tatap muka dilakukan minimal 16 kali
termasuk ujian tengah semester dan ujian akhir semester.
17
1) dasar untuk mencapai kompetensi lulusan;
2) acuan baku minimal mutu penyelenggaraan program studi;
3) berlaku secara nasional dan internasional;
4) lentur dan akomodatif terhadap perubahan yang sangat cepat di masa datang;
5) kesepakatan bersama antara kalangan perguruan tinggi, masyarakat profesi dan
pengguna lulusan.
e. Kompetensi berdasarkan pada SK Mendiknas nomor 045/U/2002 yang diperkuat
pada PP nomor 17 tahun 2010 pasal 97 ayat (3) paling sedikit memenuhi elemen
kurikulum sebagai berikut:
1) Landasan kepribadian;
2) Penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan/ atau olah raga;
3) Kemampuan dan ketrampilan berkarya;
4) Sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu
dan keterampilan yang dikuasai;
5) Penguasaan kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilhan keahlian
dalam berkarya.
f. Ketua Program Studi dan tim kurikulum dalam menyusun kompetensi utama atau
kurikulum inti program sarjana berkisar antara 40% - 80% dari jumlah sks
kurikulum program sarjana; Sedangkan untuk program diploma sekurang-kurangnya
40% dari kurikulum program diploma (Kepmendiknas 232/U/2000 pasal 8 ayat (2)
dan (3)).
g. Ketua Program Studi dan tim kurikulum dalam menyusun kerangka dasar dan
struktur kurikulum sarjana strata 1 (S1) dan diploma wajib memuat mata kuliah
Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, dan Bahasa selama dalam
periode pendidikan (UU no. 20 Sisdiknas 2003 pasal 37 ayat (2)).
h. Selain pada pernyataan ke satu, untuk kurikulum tingkat program sarjana strata satu
dan diploma, wajib memuat mata kuliah yang bermuatan kepribadian, kebudayaan,
serta mata kuliah Statistika, dan/atau Matematika.
i. Ketua Program Studi dan tim kurikulum dalam menyusun beban studi kurikulum
untuk program sarjana strata 1 (S1) minimal 144 (seratus empat puluh empat) sks
dan maksimal 160 (seratus enam puluh) sks, dengan waktu tempuh studi yang
dijadualkan untuk 8 (delapan) semester dan dapat ditempuh dalam waktu kurang
dari 8 (delapan) semester dan paling lama 14 (empat belas) semester.
j. Ketua Program Studi dalam menyusun penyelenggaraan pendidikan setiap tahun
akademik dibagi dalam dua semester yang masing-masing terdiri atas 16 (enam
belas) minggu yang dilaksanakan sesuai dengan kalender akademik perguruan
tinggi.
k. Ketua Program Studi dapat menyelenggarakan kegiatan semester sisipan/pendek di
antara semester genap dan semester gasal atau sebaliknya yang kegiatannya ekivalen
dengan satuan kredit semester (sks); Penanggung jawab semester sisipan/pendek
adalah Kaprodi dengan membentuk panitia/tim yang melibatkan unsur administrasi
program studi.
18
l. Dekan/Direktur PPs membentuk tim penyusun kurikulum yang beranggotakan
Ketua prodi, dosen, dan stakeholder untuk menyusun kurikulum berdasarkan
struktur penyusunan kurikulum yang baik (Skema penyusunan kurikulum lihat
Lampiran 1).
m. Ketua Prodi, tim pengembang kurikulum, dan stakeholder menetapkan profil
lulusan yang memenuhi University Values, Scientific Vision, dan Market Signal
(Matriks profil lulusan lihat Lampiran 2).
n. Ketua Prodi, tim pengembang kurikulum, dan stakeholders merumuskan capaian
pembelajaran terdiri dari capaian pembelajaran utama, capaian pembelajaran
pendukung, dan capaian pembelajaran lainnya yang sesuai dengan profil lulusan
(Matriks profil lulusan dan capaian pembelajaran, Lampiran 3).
o. Ketua Prodi, tim pengembang kurikulum, dan stakeholders menganalisis elemen-
elemen capaian pembelajaran : (1) landasan kepribadian, (2) penguasaan ilmu dan
keterampilan, (3) kemampuan berkarya, (4) sikap dan perilaku dalam berkarya
menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai, (5)
pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian
dalam berkarya; yang sesuai dengan jenis dan rumusan capaian pembelajaran
(Matriks kaitan jenis, rumusan, dan elemen-elemen capaian pembelajaran,
Lampiran 4).
p. Ketua Prodi, tim pengembang kurikulum, dan stakeholders menganalisis bahan
kajian yang akan dipelajari dalam rangka memenuhi capaian pembelajaran; yang
sesuai dengan tingkat kedalaman materi, tingkat keluasan materi, dan tingkat
kemampuan mahasiswa. (Matriks capaian pembelajaran dan bahan kajian,
Lampiran 5).
q. Ketua Jurusan/Bagian/Prodi, tim pengembang kurikulum, dan stakeholders
membentuk mata kuliah berdasarkan keterdekatan bahan kajian bila beberapa bahan
kajian dipelajari dalam satu mata kuliah, yang sesuai capaian pembelajaran
(Matriks capaian pembelajaran, bahan kajian, dan mata kuliah, Lampiran 6).
r. Ketua Prodi, tim pengembang kurikulum, dan stakeholder menyusun sebaran mata
kuliah di dalam semester, yang terdistribusi dengan baik (Matriks sebaran mata
kuliah, Lampiran 7).
20
Kompetensi Utama, Kompetensi Pendukung, dan Kompetesi khusus/lainya
mininal sekali setiap akhir ahun akademik.
F. STRATEGI
1. Dekan/Direktur PPs, Ketua Prodi perlu membina hubungan dengan organisasi
profesi, alumni, pemerintah, dan dunia usaha.
2. Dekan/Direktur PPs, Ketua Prodi menyelenggarakan pelatihan yang berkaitan
dengan penyusunan dan pengembangan kurikulum untuk dosen.
3. Dekan/Direktur PPs, Ketua Prodi melakukan sosialisasi kepada civitas akademika.
G. INDIKATOR
1. Terbentuknya Tim Penyusun Kurikulum Universitas berdasarkan SK Rektor
2. Terbentuknya Tim Penyusun Kurikulum yang melibatkan jurusan/bagian/prodi,
dosen, dan stakeholders berdasarkan SK Dekan/Direktur Pascasarjana.
3. Ditetapkannya profil lulusan berdasarkan University Values, Scientific Vision, dan
Market Signal.
3. Adanya rumusan capaian pembelajaran (Learning Outcome) yang sesuai dengan
profil lulusan.
4. Elemen-elemen kurikulum sesuai dengan rumusan capaian pembelajaran.
5. Bahan kajian sesuai dengan tingkat kedalaman materi, tingkat keluasan materi, dan
tingkat kemampuan mahasiswa, serta rumusan capaian pembelajaran.
6. Mata kuliah terbentuk berdasarkan kedekatan bahan kajian bila beberapa bahan
kajian dipelajari dalam satu mata kuliah serta sesuai dengan capaian pembelajaran
7. Sebaran mata kuliah di dalam semester, terdistribusi dengan baik
8. Beban studi sesuai dengan jenis pendidikan akademik.
9. Mata kuliah matrikulasi bagi Program Magister atau Program Doktor yang tidak
sebidang paling sedikit 12 (dua belas) sks.
10. Masa studi sesuai dengan jenis pendidikan akademik.
21
11. Mutasi mahasiswa atau lulusan program studi pada jenis pendidikan lain memenuhi
persyaratan dan ditetapkan secara akuntabel dan transparan
12. Terpenuhinya penyelenggaraan pendidikan setiap tahun akademik yang terdiri dari
dua semester dan masing-masing semester terdiri dari 16 (enam belas) minggu
yang dilaksanakan sesuai dengan kalender akademik universitas.
13. Penyelenggaraan kegiatan semester sisipan/pendek di antara semester genap dan
semester ganjil yang kegiatannya ekivalen dengan satuan kredit semester (sks)
serta sesuai dengan kalender akademik universitas.
H. DOKUMEN TERKAIT
1. Standar Kompetensi Lulusan
2. Dokumen Manajemen (Statuta, Rencana Induk Pengembangan (RIP), Rencana
Strategis (Renstra), Rencara Operasional (Renop), Struktur Organisasi, Peraturan
Kepegawaian dan Kode Etik).
3. Dokumen Akademik (Kebijakan Akademik, Peraturan Akademik, Pedoman
Akademik, Standar Akademik, Kurikulum, Silabus, RPP/RPS, Buku Ajar, Instrumen
Evaluasi Pembelajaran, Berita Acara Perkuliahan)
4. Dokumen Mutu (Kebijakan Mutu, Manual Mutu, Standar Mutu, Standar
Operasional Prosedur [SOP], Instruksi Kerja [IK], Formulir Kerja [FK]).
22
Lampiran 1. Sruktur penyusunan kurikulum.
23
Lampiran 3. Matriks profil lulusan dan capaian pembelajaran
24
Lampiran 5. Matriks capaian pembelajaran dan bahan kajian.
25
Lampiran 7. Mariks sebaran mata kuliah dalam semester
26
REFERENSI
27
Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan
Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan Kurikulum
Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif Penyusunan Kurikulum).
Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud, Direktorat Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu Perguruan
Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan Tinggi”,
Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-
PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data Pendidikan
Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan Tinggi
28
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SPP/03/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
Revisi: 0
STANDAR PROSES PEMBELAJARAN Halaman 2 dari 6 halaman
BPM-UMT SIS 3 03 16
Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2017
29
A. RASIONAL
Dalam rangka pembaharuan sistem pendidikan nasional telah ditetapkan visi,
misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi pendidikan nasional adalah
terwujud-nya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang
berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu
berubah.
Terkait dengan visi tersebut telah ditetapkan serangkaian prinsip
penyelenggaraan pendidikan untuk dijadikan landasan dalam pelaksanaan reformasi
pendidikan. Salah satu prinsip tersebut adalah pendidikan diselenggarakan sebagai
proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang
hayat. Dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan,
membangun kemauan, dan mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik.
Implikasi dari prinsip ini adalah pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari
paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Pembelajaran di Universitas
Muhammadiyah Tangerang (UMT) adalah proses interaksi peserta didik (mahasiswa)
dengan dosen dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran
perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif
dan efisien.
Mengingat kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang dan karakteristik
peserta didik, serta tuntutan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu, proses
pembelajaran untuk setiap mata kuliah harus fleksibel, bervariasi, dan memenuhi
standar. Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan di UMT harus interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik (mahasiswa).
Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang
Standar Nasional Pendidikan salah satu standar yang harus dikembangkan adalah
standar proses. Standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada
satu satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Standar proses
berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan di seluruh wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar proses ini berlaku untuk jenjang
pendidikan tinggi di UMT pada jalur formal, baik pada sistem paket maupun pada
sistem kredit semester.
Standar proses mengacu kepada Permenristek Dikti No.44 tahun 2015 Bagian
keempat standar proses pembelajaran pasal 10 ayat 2 meliputi (1) karakteristik proses
pembelajaran, (2) perencanaan proses pembelajaran, (3) pelaksanaan proses
pembelajaran, dan (4) beban belajar mahasiswa.
Keberhasilan belajar mahasiswa tergantung pada kualitas proses pembelajaran
yang disajikan dosen. Kualitas proses pembelajaran dipengaruhi oleh 2 faktor utama:
(1) faktor dosen dan (2) faktor mahasiswa. Faktor dosen meliputi: (a) kualitas
perencanaan dosen dalam menyiapkan proses pembelajaran (b) kualitas kemampuan
dosen dalam mengemas proses pembelajaran. Faktor mahasiswa meliputi: (a) kesiapan
30
dan kesungguhan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, (b) kemampuan
mahasiswa dalam menyerap materi pembelajaran, (c) aktivitas dan kreativitas
mahasiswa dalam proses pembelajaran.
Agar proses pembelajaran berjalan efektif dan bermanfaat untuk menjamin
terjadinya peningkatan mutu pembelajaran diperlukan standar mutu proses
pembelajaran yang disusun berdasarkan peraturan perundang-undangan, visi dan misi
universitas, serta dengan memperhatikan kompetensi lulusan yang dibutuhkan
stakeholders maka diperlukan patokan, ukuran, criteria tertentu yang harus dipenuhi
oleh dosen dan mahasiswa. Berdasarkan hal tersebut, maka dirumuskan Standar Proses
pembelajaran. Dengan demikian standar mutu proses pembelajaran terdiri dari standar
turunan :
2. Misi UMT
a) Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b) Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c) Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d) Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.
3. Tujuan UMT
a) Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b) Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c) Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d) Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.
E. STRATEGI
1. Dekan/Ketua Program Studi dan atau Pimpinan Unit lainnya melakukan sosialisasi
Standar dan mengawasi serta mengevaluasi tahapan :
a. perencanaan proses pembelajaran
b. pelaksanaan proses pembelajaran
c. pengawasan proses pembelajaran
2. Kaprodi mengkoordinir penyusunan RPS menjelang awal semester.
3. Dekan/Kaprodi melaksanakan monitoring pelaksanaan proses pembelajaran
4. Dekan/Prodi melaksanakan evaluasi terhadap hasil monitoring pelaksanaan proses
pembelajaran
5. GPMF menyiapkan instrumen monitoring dan evaluasi pembelajaran
6. Dekan/kaprodi menindaklanjuti (melaksanakan umpan balik) hasil evaluasi terhadap
pelaksanaan proses pembelajaran
34
7. Dekan/GPMF mengevaluasi Tingkat Kepuasan Mahasiswa dan Stakeholders
8. Dekan/GPMF/Kaprodi melakukan rapat koordinasi evaluasi akhir semester dan
persiapan pelaksanaan awal semester
F. INDIKATOR
1. Semua RPS terkumpul sebelum proses pembelajaran dimulai.
2. Dosen melaksanakan proses pembelajaran minimal 14 kali tatap muka (7 kali
sebelum UTS dan 7 kali setelah UTS) dan 2 kali Ujian (UTS & UAS)
3. Tingkat Kepuasan Mahasiswa minimal 65 %
4. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan minimal 3 kali
untuk setiap matakuliah dalam setiap semester.
5. Proses pembelajaran berjalan sesuai dengan rencana, dibuktikan dengan tingkat
kehadiran mahasiswa maupun dosen yang tinggi
6. Kelengkapan dokumen (borang) dan pengisian yang tertib serta teratur atau
tersusun rapi.
7. Rata-rata indeks prestasi kelulusan (IPK) meningkat, rata-rata lama masa studi
menurun dan terpenuhinya kompetensi lulusan seperti yang diharapkan.
G. DOKUMEN TERKAIT
1. RPS.
2. Instrumen Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan proses pembelajaran.
3. Angket Tingkat Kepuasan Mahasiswa
4. Format Umpan Balik Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan proses pembelajaran.
5. Dokumentasi Proses Proses pembelajaran secara sampling.
6. Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan,
7. Standar Kemahasiswaan,
8. Standar Isi (Kurikulum),
9. Standar Suasana Akademik,
10. Standar Penilaian,
11. Standar Kompetensi Lulusan,
12. Standar Prasarana dan Sarana,
REFERENSI
36
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif
Penyusunan Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud,
Direktorat Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu Perguruan
Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi
37
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SPP/04/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
Revisi: 0
STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN Halaman 2 dari 6 halaman
BPM-UMT SPP 3 04 16
Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016
38
A. RASIONAL
2. Misi UMT
a) Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b) Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c) Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d) Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.
3. Tujuan UMT
a) Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b) Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c) Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d) Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.
F. STRATEGI
1. Universitas,LPMU, fakultas/program pascasarjana, program studi, dosen,
mahasiswa dan stakeholders menjalin kerjasama yang terbuka dan komunikatif
dalam rangka pelaksanaan penilaian pendidikan.
2. Universitas/LPMU melaksanakan uji publik draf standar penilaian pendidikan
dengan melibatkan fakultas/program pascasarjana, program studi, stakeholders,
dosen, dan mahasiswa.
3. Universitas/LPMU mensosialisasikan dokumen standar penilaian pendidikan
kepada fakultas/program pascasarjana, program studi, stakeholders, dosen, dan
mahasiswa.
4. Rektor/Dekan/Direktur Progran Pascasarjana (PPs) menetapkan pedoman
akademik yang berlaku pada setiap tahun akademik.
5. Rektor/Dekan/Direktur PPs/LPMU/GPM mendesiminasikan pedoman akademik
kepada Ketua Program Studi pada setiap tahun akademik.
6. Ketua Program Studi mendistribusikan pedoman akademik kepada dosen dan
mahasiswa pada setiap tahun akademik.
7. Rektor/Dekan/Direktur PPs menetapkan dan mendesiminasikan panduan
penuliasan karya tulis ilmiah kepada Ketua Prodi pada setiap tahun akademik.
8. Rektor/Direktur LPMU/Dekan/Direktur PPs mengembangkan instrumen penilaian
pembelajaran mengacu pada tujuan pembelajaran, standar kompetensi lulusan,
prinsip-prinsip penilaian, teknik/metode penilaian dan bentuk-bentuk instrumen
penilaian dengan mempertimbangkan karakteristik mahasiswa.
9. Rektor/Direktur LPMU/Dekan/Direktur PPs mensosialisasikan instrumen penilaian
pembelajaran yang telah dikembangkan kepada Ketua Prodi/Dosen.
43
10. Rektor/Direktur LPMU/Dekan/Direktur PPs/Ketua Prodi/ Dosen melaksanakan
penilaian pembelajaran dengan instrumen yang telah dikembangkan secara
sistematis, terencana, dan berkesinambungan.
11. LPMU mengkoordinasikan pelaksanaan monitoring dan evaluasi penilaian
pembelajaran yang dilakukan oleh dosen/Program Studi, Fakultas/ Program
Pascasarjana
12. Dosen/Ketua Program Studi /Dekan/Direktur PPs/Direktur LPMU mengadakan
rapat evaluasi pelaksanaan penilaian pembelajaran pada setiap akhir dan awal
semester serta menyebarluaskan laporan hasil penilaian pendidikan kepada
stakeholders secara periodik dan bertanggung jawab.
F. INDIKATOR
1. Penilaian pembelajaran (oleh Dosen, Ketua Program Studi, Dekan, Direktur PPs,
Rektor) menerapkan prinsip-prinsip penilaian dengan benar.
2. Penilaian pembelajaran (oleh Dosen, Ketua Prodi, Dekan, Direktur PPs, Rektor)
menggunakan teknik dan bentuk penilaian pembelajaran yang tepat dan sesuai.
3. Penilaian pembelajaran (oleh Dosen, Ketua Prodi, Dekan, Direktur PPs, Rektor)
sesuai/sejalan dengan rumusan tujuan pembelajaran, tingkat perkembangan
mahasiswa, karakteristik/standar kompetensi, dan standar nasional pendidikan.
4. Tersedia instrumen penilaian pembelajaran (oleh Dosen, Ketua Program Studi,
Dekan, Direktur PPs, dan Rektor) yang memenuhi persyaratan
substansi/isi/kompetensi/standar, konstruksi, bahasa, dan validitas empiris yang
disertai dengan rubrik dan kunci jawaban.
5. Tersedia panduan akademik dan pedoman penulisan karya tulis ilmiah pada maha-
siswa, Dosen, Program Studi, fakultas, PPs, dan universitas yang digunakan
sebagai acuan penilain pembelajaran.
6. Tersedia rubrik dan sistem Penilaian Acuan Patokan (PAK) atau Penilaian Acuan
Normal (PAN) untuk penilaian pembelajaran oleh Dosen, Ketua Program Studi,
Dekan, Direktur PPs, Rektor.
7. Penilaian pendidikan (oleh Dosen, Ketua Program Studi, Dekan, Direktur PPs,
Rektor) menggunakan/menerapkan rubrik penilaian dan sistem Penilaian Acuan
Patokan (PAK) atau Penilaian Acuan Normal (PAN).
8. Tersedia dokumen perencanan dan pelaksanaan penilaian pembelajaran pada
dosen, Program Studi, Fakultas, dan PPs secara teratur dan berkelanjutan.
9. Tersedia dokumen pencapaian kompetensi mahasiswa pada dosen, Program Studi,
Fakultas, dan PPs secara teratur dan berkelanjutan.
10. Tersedia dokumen pemantauan proses pembelajaran Program Studi, Fakultas, dan
PPs secara teratur dan berkelanjutan.
11. Tersedia dokumen hasil-hasil belajar mahasiswa pada Program Studi, Fakultas,
dan PPs secara teratur dan berkelanjutan.
12. Tersedia dokumen perbaikan perencanaan dan sistem penilaian pada Dosen,
Program Studi, Fakultas, dan PPs secara teratur dan berkelanjutan.
13. Tersedia dokumen capaian pembelajaran berdasarkan standar kompetensi lulusan
44
pada Program Studi, Fakultas, dan PPs secara teratur dan berkelanjutan.
14. Tersedia dokumen capaian pembelajaran berdasarkan standar akademik dan non
akademik yang telah ditetapkan di UMT pada Fakultas, PPs, dan Universitas
secara teratur dan berkelanjutan.
15. Tersedia dokumen penilaian pembelajaran berdasarkan standar nasional
pendidikan pada Universitas/LPMU secara teratur dan berkelanjutan.
G. DOKUMEN TERKAI
1. Dokumen Manajemen (Statuta, RIP, Rentra, Renop, Struktur Oraganisasi, dan
Kode Etik).
2. Dokumen Akademik UMT (Kebijakan Akademik, Peraturan Akademik, dan
Pedoman Akademik).
3. Dokumen Mutu (Kebijakan Mutu, Manual Mutu, Standar Mutu, Standar
Operasional Prosedur, Instruksi Kerja, dan Formulir Kerja).
REFERENSI
45
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015
Tentang Standar Nasional Pendidikan.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 141);
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
56 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24
Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta
Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2012 tentang Statuta Universitas Muhammadiyah Tangerang.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14
tahun 2014 tentang Kerjasama Perguruan Tinggi.
13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesisa Nomor 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa,
14. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 234/U/2000
tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.
15. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002
tentang Kurikulum inti Pendidikan Tinggi.
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
46
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif
Penyusunan Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud,
Direktorat Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu
Perguruan Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SDTK/05/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
STANDAR DOSEN DAN TENAGA Revisi: 0
Halaman 2 dari 6 halaman
KEPENDIDIKAN
47
V. STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
BPM-UMT SDK 3 05 16
Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016
48
A. RASIONAL
Pendidik dan tenaga kependidikan merupakan sebutan yang ditujukan khusus
kepada sumber daya manusia kependidikan pada setiap satuan pendidikan. Dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU RI No. 20 Tahun
2003) Tentang Sistem Pendidikan Nasional sebutan pendidik seolah masuk dalam
pemaknaan luas tentang tenaga kependidikan (Pasal 1). Hal ini sejalan dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1992 Tentang Tenaga Pendidikan (Pasal 1 dan
3) yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2000. Dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 (PP No. 32 Tahun 2013) tentang
Perubahan Atas PP No. 44 Tahun 2015 hanya ditemukan definisi standar pendidik dan
tenaga kependidikan, tetapi tidak dimuat secara spesifik definisi masing-masing
sebutan pendidik dan tenaga kependidikan secara terpisah. Agar tidak menimbulkan
kerancuan pengertian, untuk konteks perguruan tinggi akan lebih jernih jika digunakan
sebutan dosen dan tenaga kependidikan. Alasannya, dalam UU RI No.14 Tahun 2005
Tentang Guru dan Dosen, UU RI No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidian Tinggi, dan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nonor 43 Tahun
2012 (Permendikbud No. 43 Tahun 2012) Tentang Statuta Universitas Muhammadiyah
Tangerang (UMT), ternyata digunakan sebutan dosen dan tenaga kependidikan yang
masing-masing didefinisikan secara spesifik dan terpisah.
Dalam rujukan tersebut, dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan
tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahu-an, teknologi, dan seni (IPTEKS) melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat. Definisi ini mengandung pengertian bahwa dosen
sebagai pendidik profesional dan ilmuan di perguruan tinggi memiliki tugas utama
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta mengembangkan dan menyebarluaskan
IPTEKS kepada mahasiswa dan masyarakat. Di sisi lain, tenaga kependidikan adalah
anggota masyarakat yang mengab-dikan diri dan diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan yang dapat meliputi laboran, pustakawan, teknisi, pegawai
administrasi, sopir, dan pekarya. Tugasnya adalah melaksanakan administrasi,
pengelolaan, pengembangan, pengawasan, pengamanan, dan pelayanan teknis untuk
menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan (Universitas Muhammadiyah
Tangerang).
Standar pendidik dan tenaga kependidikan Universitas Muhammadiyah
Tangerang (UMT) dapat pula disebut standar sumber daya manusia (SDM) yang
mengabdikan diri dan diangkat di UMT yang secara spesifik dapat disebut standar
dosen dan tenaga kependidikan UMT. Dalam UU No. 12 Tahun 2012 Tentang
Pendidikan Tinggi Pasal 69 Ayat (1) dinyatakan bahwa ketenagaan perguruan tinggi
terdiri atas dosen dan tenaga kependidikan. Artinya, dosen dan tenaga kependidikan
adalah SDM kependidikan merupakan dua pilar utama dalam upaya mewujudkan visi
dan misi UMT.
Dosen dan tenaga kependidikan yang bermutu dan profesional diperlukan
UMT agar mampu melaksanakan fungsi dan peran sebagai: (a) wadah pembelajaran
mahasiswa dan masyarakat; (b) wadah pendidikan calon pemimpin bangsa; (c) pusat
49
pengembangan IPTEKS; (d) pusat kajian kebajikan dan kekuatan moral untuk mencari
dan menemukan kebenaran; dan (e) pusat pengembangan peradaban bangsa (UU No.
12/2012 Pasal 58 Ayat (1)). Pemenuhan fungsi dan peran tersebut, UMT harus mampu
melakukan penjaminan mutu dosen dan tenaga kependidikan.
Standar mutu dosen dan tenaga kependidikan UMT meliputi kualifikasi
akademik, kompetensi, komposisi dan jumlah, rasio dosen mahasiswa, dan
pendistribusiannya secara tepat, berencana, konsisten dan berkelanjutan melalui sistem
penetapan, pelaksanaan, evaluasi, pengendalian, dan peningkatan standar dosen dan
tenaga kependidikan sebagai bagian integral dari sistem penjminan mutu internal
perguruan tinggi (SPMI). Oleh karena itu, dipandang perlu disusun suatu standar dosen
dan tenaga kependidikan yang mengacu pada: (1) Statuta UMT; (2) Renstra UMT; (3)
OTK UMT; (4) Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), (5) dokumen
ketenagaan UMT; dan (6) berbagai regulasi yang relevan dan berlaku bagi pendidikan
tinggi dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar Mutu
pendidik dan tenaga kependidikan di UMT meliputi:
1. Standar Hak-hak Normatif Dosen dan Tenaga Kependidikan
2. Standar Kewajiban Normatif Dosen dan Tenaga Kependidikan
3. Standar Kualifikasi Akademik Dosen
4. Standar Kompetensi Dosen
5. Standar Sertifikat Keahlian Dosen
6. Standar Kualifikasi Akademik Tenaga Kependidikan
(administrasi/penunjang)
7. Standar Kompetensi Tenaga Kependidikan
8. Standar Sertifikat Keahlian Tenaga Kependidikan
2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.
3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
50
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.
51
12. Gaji adalah hak yang diterima dosen atas pekerjaannya dari penyelenggara
pendidikan atau satuan pendidikan dalam bentuk finansial secara berkala sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
13. Penghasilan adalah hak yang diterima oleh dosen dalam bentuk finansial sebagai
imbalan melaksanakan tugas keprofesionalan yang ditetapkan dengan prinsip
penghargaan atas dasar prestasi dan mencerminkan martabat dosen sebagai
pendidik profesional.
52
d. Setiap dosen wajib melaksanakan catur peguruan tinggi (pendidikan,
penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan al Islam kemuhamadiyahan)
e. Setiap dosen wajib merencanakan melaksanakan proses pembelajaran
f. Setiap dosen wajib melaksanakan penlaian hasil pembelajaran
g. Setiap dosen wajib meningkatkan dan kualifikasi akademik dan kompetisi
secara berkelanjutan sejalan dengan pengembangan ilmu pengetahuan ,
teknologi, dan seni.
h. Setiap dosn wajib bertindak objektif dan tidak boleh diskriminatif atas dasar
pertimbangan jelas kelamin, agama, suku, ras, kondisi fisik tertentu, atau latar
belakang sosial ekonomi mahasiswa dalam pembelajaran
i. Setiap dosen wajib mentaati tata tertib Universitas, peraturan, perundang
undangam, hukum dan kode etik serta nilai nilai agama dan etika
j. Setiap dosen wajib meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademk
dan komperansi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengentahuan teknologi dan seni
53
40% dosen tetap berkualifikasi akademik doktor dalam bidang yang relevan
dengan tugasnya.
f. Universitas memiliki dosen tetap berkualifikasi akademik doktor dalam bidang
yang relevan dengan tugasnya dan jabatan fungsional minimal Lektor, minimal
70% dari jumlah total dosen tetap, dan 10% dari dosen tetap berkualifikasi
akademik doktor memiliki jabatan akademik profesor atau guru besar.
g. Program studi memiliki minimal 6 (enam) orang dosen tetap dengan kualifikasi
akademik yang sesuai dalam bidang yang relevan dengan tugasnya.
h. setiap dosen harus memiliki kualifikasi sarjana setara dua (S2/magister)
dalam/luar negri
i. setiap dosen harus memiliki kualifikasi sarjana srata tiga(S3/program doktor)
dalam/luar negri untuk program magister(S2)
j. Setiap dosen harus memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan bidang
keahlian yang diajarkan
k. Setiap dosen wajib memiliki jabatan akademik minimal asisten ahli
54
sertifikat kompetensi yang sesuai bidang tugasnya yang dikeluarkan oleh
lembaga sertifikasi yang diakui pemerintah.
c. Setiap tenaga kependidikan (tenaga administrasi, pustakawan, teknisi/laboran,)
wajib memiliki kompetensi sesuai dengan bidang tugasnya
d. Setiap tenaga administrasi wajib mampu mengoperasikan program/software
office
e. Setiap pimpinan unit wajib membuat program pengembangan tenaga
kependidikan, lokakarya, seminar, dan studi lanjut
55
F.INDIKATOR
1. Dosen tetap yang bekerja penuh waktu 40 (empat puluh) jam per minggu dan
memiliki beban kerja sekurang-kurangnya setara dengan 12 (duabelas) satuan
kredit semester (SKS) dan sebanyak-banyaknya 16 (enambelas) SKS pada setiap
semester; sedangkan dosen tidak tetap yang bekerja paruh waktu 6 (enam) - 24 (dua
puluh empat) jam per minggu dan beban kerja sekurang-kurangnya setara dengan 6
(enam) satuan kredit semester (SKS) dan sebanyak-banyaknya 8 (selapan) SKS
pada setiap semester.
2. Dosen pada program DI, DII, DIII, DIV/S1, S2, dan program S3 memiliki
kompetensi dan keahlian yang relevan dengan bidang tugasnya serta memenuhi
level kesetaraan kualifikasi minimal pada KKNI.
3. Rasio jumlah minimal dosen tetap dan jumlah maksimal dosen tidak tetap pada
setiap fakultas/program pascasarjana/ program studi maksimal 6:4 atau dengan
komposisi jumlah 60% (enampuluh persen) berbanding 40% (empatpuluh persen).
4. Rasio jumlah dosen dan jumlah mahasiswa sebesar 1 : 30 untuk kelompok bidang
ilmu pengetahuan sosial dan 1 : 20 untuk kelompok bidang ilmu pengetahuan alam.
5. sen tetap berkualifikasi akademik minimal magister dalam bidang yang relevan
dengan tugasnya lebih dari 90%.
6. Dosen tetap berkualifikasi akademik doktor dalam bidang yang relevan dengan
tugasnya lebih dari 40%, minimal 70% dari jumlah total dosen tetap dengan jabatan
akademik atau fungsional minimal Lektor, dan minimal 10% dari jumlah total
dosen tetap berkualifikasi akademik doktor memiliki jabatan akademik profesor
atau guru besar.
7. Setiap program studi memiliki minimal 6 (enam) orang dosen tetap dengan
kualifikasi akademik yang sesuai dalam bidang yang relevan dengan tugasnya.
8. Beban kerja dosen per semester dalam membimbing mahasiswa: (a) 5 (lima)
mahasiswa program doktor sebagai promotor atau ko promotor; (b) 3 (tiga)
mahasiswa program lain apabila sedang bertindak sebagai promotor; (c) 7 (tujuh)
mahasiswa program magister; (d) 3 (tiga) mahasiswa program sarjana atau diploma
apabila sedang bertindak sebagai pembimbing mahasiswa program magister; (e) 10
(sepuluh) mahasiswa program sarjana apabila tidak sedang bertindak sebagai
promotor atau ko promotor dan tidak membimbing mahasiswa program magister.
9. Dosen memperoleh perlindungan hukum, profesi, serta perlindungan keselamatan
dan kesehatan kerja sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
10. Tenaga kependidikan umum memiliki kualifikasi akademik minimum yang diper-
syaratkan sesuai tugas pokok dan fungsinya, lebih dari 60% dari jumlah totalnya
dengan kualifikasi akademik minimal diploma tiga (DIII).
11. Tenaga kependidikan khusus (seperti: pustakawan, laboran, teknisi, tenaga
keuangan dan pengadaan barang dan jasa, analis) memiliki kompetensi minimum
yang dipersyaratkan dan sesuai bidang tugasnya, dan lebih dari 70% dari jumlah
totalnya mempunyai sertifikat kompetensi.
12. Dosen dan tenaga kependidikan menjalankan kewajiban dan memperoleh hak-
haknya seara berkelanjutan.
56
G. STRATEGI
1. Menyusun rencana pembagian tugas dan beban kerja dosen tetap dan dosen tidak
tetap pada setiap semseter.
2. Menyusun peta distribusi dosen menurut fakultas, program pascasarjana, program
studi.
3. Melakukan rekruitasi, pembinaan dan pengembangan profesi dosen tetap dan dosen
tidak tetap pada setiap fakultas/program pascasarjana/program studi.
4. Menyusun rencana pembinaan dan pengembangan karier akademik dosen dengan
menugasi mereka untuk mengikuti pendidikan pada program Magister (S2) dan
program Doktor (S3).
5. Menyediakan beasiswa bagi para dosen yang memenuhi kriteria tertentu untuk
mengikuti pendidikan pada program Magister (S2) dan program Doktor (S3).
6. Membuat sistem rekruitasi, pembinaan, dan pengembangan karier akdemik dosen
secara terencana.
7. Menyusun peta distribusi dosen menurut Gelar Akademik dan Jabatan Akademik.
8. Menyusun rencana sertifikasi kompetensi bagi dosen dan tenaga kependidikan.
9. Membentuk badan/lembaga/unit/satuan perlindungan hukum, profesi, serta
perlindung-an keselamatan dan kesehatan kerja bagi dosen dan tenaga
kependidikan.
10. Menyusun peta distribusi tenaga kependidikan menurut fakultas, program
pascasarjana, program studi, dan unit-unit layanan teknis.
11. Membuat sistem rekruitasi, pembinaan, dan pengembangan karier tenaga
kependidikan secara terencana.
12. Melakukan rekruitasi, pembinaan dan pengembangan kompetensi tenaga
kependidikan pada setiap fakultas/program pascasarjana/program studi.
13. Menyusun rencana pembinaan dan pengembangan karier tenaga kependidikan
dengan menugasi mereka untuk mengikuti pendidikan pada program Strata Satu
(S1) dan program Magister (S2)
14. Menyediakan bantuan dana bagi tenaga kependidikan yang memenuhi kriteria
tertentu untuk mengikuti pendidikan pada program Strata Satu (S1) dan program
Magister (S2)
15. Mengevaluasi kinerja dosen dan tenaga kependidikan dalam menjalankan
kewajiban dan memperoleh hak-haknya seara berkelanjutan.
16. Menyusun rencana pemberian penghargaan kepada dosen dan tenaga kependidikan
berdasarkan latar belakang pendidikan, pengalaman, kemampuan, dan prestasi
kerja.
17. Melakukan komunikasi, koordinasi, dan kerjasama dengan fakultas, program
pascasarjana, program studi, serta pemerintah, pemerintah daerah, dan stakeholders.
H. DOKUMEN TERKAIT
57
1. Dokumen Manajemen (Statuta, RIP, Renop, Struktur Oraganisasi, dan Kode Etik).
2. Dokumen Akademik UMT (Kebijakan Akademik, Peraturan Akademik, dan
Pedoman Akademik).
3. Dokumen Mutu (Kebijakan Mutu, Manual Mutu, Standar Mutu, SOP, Instruksi
Kerja, dan Formulir Kerja).
REFERENSI
58
1. Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,
Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang
Standar Nasional Pendidikan.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 141);
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
56 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun
2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan
Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2012 tentang Statuta Universitas Muhammadiyah Tangerang.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14 tahun
2014 tentang Kerjasama Perguruan Tinggi.
13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesisa Nomor 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa,
14. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 234/U/2000
tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.
15. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002
tentang Kurikulum inti Pendidikan Tinggi.
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan
59
Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan
Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif Penyusunan
Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud, Direktorat
Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu Perguruan
Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan Tinggi
60
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SSP/06/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
STANDAR SARANA DAN Revisi: 0
BPM-UMT SSP 3 06 16
Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016
Pengendalia
5 n
Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Direktur BPMU 20 Maret 2016
A. RASIONAL
61
Prasarana dan Sarana adalah salah satu standar dalam sistem penjaminan mutu
UMT. Prasarana dan sarana yang dibangun dan dikembangkan harus dapat
dimanfaatkan secara efektif dan efisien untuk mewujudkan visi dan misi UMT. Oleh
karena itu, penetapan standar Prasarana dan Sarana perlu disesuaikan dengan Renstra
UMT, kebutuhan kurikulum, kebutuhan masing-masing UPT, Fakultas/PPs, Program
Studi serta laboratorium, termasuk kegiatan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat. Di samping hal tersebut, perlu juga diperhatikan kegiatan yang terkait
dengan pengadaan, pengoperasian, perawatan dan perbaikan Prasarana dan Sarana agar
dapat digunakan dengan baik.
Standar Sarana dan Prasarana merupakan kriteria minimal tentang ruang
belajar, tempat olahraga, tempat ibadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja,
tempat ber-main, tempat berkreasi serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi.
Prasarana akademik dapat dibagi dalam 2 (dua) kelompok yaitu: (1) Prasarana
bangunan; Mencakup lahan dan bangunan gedung baik untuk keperluan ruang kuliah,
ruang kantor, ruang dosen, ruang seminar, ruang rapat, ruang laboratorium, ruang
studio, ruang perpustakaan, ruang komputer, kebun percobaan, bengkel, fasilitas umum
dan kesejahteraan, seperti rumah sakit, pusat pelayanan mahasiswa, prasarana olahraga
dan seni serta asrama mahasiswa; dan (2) Prasarana umum berupa air, sanitasi,
drainase, listrik, jaringan telekomunikasi, transportasi, parkir, taman, hutan kampus dan
danau. Sarana akademik mencakup perabotan dan peralatan yang diperlukan sebagai
kelengkapan setiap gedung/ ruangan dalam menjalankan fungsinya untuk
meningkatkan mutu dan relevansi hasil produk dan layanannya.
Berdasarkan jenisnya, sarana dibagi dalam 2 (dua) kelompok yaitu: (1) Sarana
pembelajaran, mencakup: (a) sarana untuk melaksanakan proses pembelajaran sebagai
kelengkapan di ruang kelas, misalnya Papan tulis, (Overhead Transparrencies-OHT),
LCD, microphone, alat peraga, bahan habis pakai dan lain-lain. (b) peralatan
laboratorium, sesuai jenis laboratorium masing-masing program studi; dan (2) Sarana
sumber belajar terdiri dari buku teks, jurnal, majalah, lembar informasi, internet,
intranet, CD-ROM dan citra satelit. Sumber belajar ini harus diseleksi, dipilah, dan
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
Standar prasarana dan sarana diperlukan untuk menjamin kecukupan terhadap
kebutuhan layanan akademik dan non akademik sehingga proses pendidikan berjalan
secara efisien, efektif dan berkelanjutan. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka
UMT menetapkan standar prasarana dan sarana pendidikan yang akan menjadi
pedoman dan tolok ukur bagi pimpinan universitas, Dekan/Direktur, Ketua Program
Studi serta Kepala Laboratorium.
62
B. VISI, MISI DAN TUJUAN UMT
1. Visi UMT
Menjadi Universitas Unggul Dalam pengembangan IPTEKS
2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.
3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.
63
9. Ruang pimpinan adalah ruang untuk pimpinan melakukan kegiatan pengelolaan.
10. Ruang dosen adalah ruang untuk dosen bekerja di luar kelas, beristirahat, dan
mene-rima tamu.
11. Ruang tata usaha adalah ruang untuk pengelolaan administrasi.
12. Ruang organisasi kemahasiswaan adalah ruang untuk melakukan kegiatan kesekre-
tariatan pengelolaan organisasi mahasiswa.
13. Ruang sirkulasi adalah ruang penghubung antar bagian bangunan.
14. Ruang terbuka adalah ruang untuk peserta didik dapat melakukan kegiatan bebas.
15. Tempat berolahraga adalah ruang terbuka atau tertutup yang dilengkapi dengan
sarana untuk melakukan pendidikan jasmani, olah raga dan rekreasi.
16. Perabot adalah sarana pengisi ruang.
17. Peralatan pendidikan adalah sarana yang secara langsung digunakan untuk
pembela-jaran.
18. Media pendidikan adalah peralatan pendidikan yang digunakan untuk membantu
komunikasi dalam pembelajaran.
19. Buku adalah karya tulis yang diterbitkan sebagai sumber belajar.
20. Buku teks pelajaran adalah buku pelajaran yang menjadi pegangan mahasiswa dan
dosen untuk setiap mata kuliah.
21. Buku referensi adalah buku rujukan untuk mencari informasi atau data tertentu.
22. Sumber belajar lainnya adalah sumber informasi dalam bentuk selain buku meliputi
jurnal, majalah, surat kabar, poster, situs (website), dan compact disk.
23. Bahan habis pakai adalah barang yang digunakan dan habis dalam waktu relatif
singkat.
24. Perlengkapan lain adalah alat mesin kantor dan peralatan tambahan yang digunakan
untuk mendukung pembelajaran.
25. Teknologi informasi dan komunikasi adalah satuan perangkat keras dan lunak yang
berkaitan dengan akses dan pengelolaan informasi dan komunikasi.
64
Sarana yang dimiliki (pengelolaan, pemanfaatan dan sanksi-sanksi) sehingga
dapat dimanfaatkan secara efisien dan efektif setiap 4 tahun dan dapat dievaluasi
setiap tahun.
c. Universitas, fakultas, program studi melaksanakan pemeliharaan secara
berkala dan berkesinambungan setiap tahun terhadap Prasarana dan Sarana yang
dimilikinya, sehingga dapat berfungsi secara maksimal sesuai dengan masa
pakai.
d. Universitas, fakultas melakukan kerjasama dengan pihak lain untuk
mengadakan dan/atau memanfaatkan Prasarana dan Sarana lain bagi
kepentingan pendidikan baik jangka pendek (1 tahun), jangka sedang (2 tahun)
maupun jangka panjang (4 tahun).
e. Universitas, Fakultas membentuk unit khusus yang bertanggung jawab
terhadap Pemeliharaan Prasarana dan Sarana yang merupakan asset universitas,
sehingga mampu melakukan pemeliharaaan setiap tahun.
65
j. Universitas dan fakultas harus memiliki program yang baik dan sesuai
dalam proses pemeliharaan, penggantian, dan perbaikan gedung yang dimiliki
untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan akademik setiap 1 tahun anggaran
k. Universitas dan fakultas melakukan Pemeliharaan ringan bangunan gedung
minimum setiap 2 tahun dan pemeliharaan sedang minimum setiap 2 tahun serta
pemeliharaan berat minimum 20 tahun sekali.
3. Standar Ruangan
a. Universitas, Fakultas, program studi harus menyediakan ruang kelas, ruang
pimpinan, ruang dosen, ruang tata usaha, ruang organisasi kemahasiswaan, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi,
ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah,
tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang yang memberikan
kenyamanan kepada pengguna selama aktivitas berlangsung.
b. Universitas, fakultas, program studi harus menyediakan ruang yang memenuhi
ketentuan rasio minimum.
c. Universitas, fakultas, harus menyediakan ruang serbaguna (aula) yang
diperuntukkan bagi penggunaan kegiatan yang berskala besar untuk melayani
kegiatan civitas akademika setiap semester.
d. Universitas, fakultas, program studi harus menyediakan ruang perpustakaan
berdasarakan azas kebutuhan dan keefektifan penggunaannya serta memberi-kan
kenyamanan, ketenangan, dan kelengkapan pelayanan.
e. Universitas, fakultas, program studi dan Kepala Laboratorium harus
menyediakan ruang laboratorium berdasarkan kebutuhan kurikulum baik secara
bertahap maupun sekaligus.
f. Universitas, fakultas, program studi serta kepala laboratorium harus
menyediakan ruang laboratorium yang memberikan kenyamanan, ketenangan
kepada pengguna selama berlangsungnya kegiatan praktikum.
g. Universitas, Fakultas, program studi dan Kepala Laboratorium harus
mengatur seluruh penggunaan ruang kuliah, ruang perpustakaan, ruang kerja,
ruang laboratorium sesuai jenis kegiatan dan masa kerja/praktikum setiap tahun
akademik.
h. Pengadaan peralatan ruang serbaguna Tempat Ibadah, Olah Raga, dan
Fasilitas Mahasiswa harus mempertimbangkan kebutuhan dan keefektifan
penggunaanya
i. Universitas, UPT Perpustakaan, Fakultas, Program studi harus menyediakan
peralatan perkuliahan, peralatan perpustakaan berdasarkan azas kebutuhan dan
efektifas penggunaannya.
j. Universitas, Fakultas, program studi harus menyediakan peralatan
perkuliahan secara lengkap sebelum perkuliahan berjalan.
k. Universitas, UPT Perpustakaan, Fakultas, program studi harus menyediakan
peralatan perpustakaan secara lengkap baik secara bertahap maupun sekaligus.
66
4. Standar Prasarana Umum
a. Universitas, fakultas, dalam menyediakan gedung untuk kegiatan akademik
harus Dilengkapi intstalasi listrik dengan daya yang mampu menjamin
beroperasinya segala peralatan gedung yang menggunakan energi listrik secara
terus menerus 24 jam.
b. Universitas, fakultas, dalam menyediakan gedung untuk kegiatan akademik
harus Dilengkapi intstalasi air bersih dengan volume yang mampu menjamin
beroperasinya segala peralatan gedung yang menggunakan air bersih secara terus
menerus 24 jam.
c. Universitas, fakultas, dalam menyediakan gedung untuk kegiatan akademik
harus Dilengkapi intstalasi sanitasi air kotor dan limbah dengan sistem
pengolahan yang ramah lingkungan secara berkelanjutan.
67
peralatan pembelajaran lain sesuai daftar jenis minimal peralatan yang harus
tersedia selama satu periode kurikulum.
F. STRATEGI
1. Pimpinan universitas menyelenggarakan koordinasi secara berkala.
2. Pimpinan universitas dan fakultas membentuk tim pengelola aset untuk ditugasi
merancang, membangun dan memelihara sarana dan prasarana sesuai dengan
standar yang ditentukan.
3. Pimpinan universitas dan fakultas bekerjasama dengan pihak ketiga atau lembaga
donor dalam penyediaan sarana dan prasarana yang kebutuhannya mendesak.
G. INDIKATOR
1. Terdapat dokumen yang terkait Prasarana dan Sarana, dokumen rencana induk
(master plan yang meliputi lahan, bangunan dan peralatan).
2. Inventaris barang lengkap, daftar lahan, gedung dan peralatan yang memuat jenis
peralatan pada setiap unit, ruangan laboratorium, ruang TIK dan ruang
pembelajaran lainnya.
3. Jumlah keluhan mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan terhadap layanan
sarana dan prasarana semakin rendah atau sedikit.
4. Rasio luas lahan dan luas ruangan terhadap pengguna terpenuhi (rasio minimum
2
luas lantai terhadap peserta didik yaitu 2m : 1.
5. Building Coverage (BC) maksimum 70% dari luas lahan
6. Koefisien lantai bangunan dan ketinggian maksimum bangunan gedung, jarak
bebas bangunan gedung dan pagar halaman sesuai dengan yang ditetapkan dalam
Peraturan Daerah.
7. Lahan Memiliki struktur yang stabil dan kokoh sampai dengan kondisi pembebanan
maksimum dalam mendukung beban muatan hidup dan beban muatan mati, serta
untuk daerah/zona tertentu kemampuan untuk menahan gempa dan kekuatan alam
lainnya.
8. Lahan dan bangunan dilengkapi sistem proteksi pasif dan/atau proteksi aktif untuk
mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dan petir untuk digunakan dalam
kegiatan pembelajaran.
9. Bangunan gedung mampu meredam getaran dan kebisingan yang mengganggu
kegiatan pembelajaran, Setiap ruangan memiliki temperatur dan kelembaban yang
tidak melebihi kondisi di luar ruangan dan setiap ruangan dilengkapi dengan lampu
68
penerangan.
10. Bangunan Gedung memiliki peringatan bahaya bagi pengguna, pintu keluar
darurat, dan jalur evakuasi jika terjadi bencana kebakaran dan/atau bencana lain,
akses evakuasi yang dapat dicapai dengan mudah dan dilengkapi penunjuk arah
yang jelas.
11. Bangunan Gedung mempunyai fasilitas secukupnya untuk ventilasi udara dan
penca-hayaan yang memadai, memiliki sanitasi di dalam dan di luar bangunan
gedung untuk memenuhi kebutuhan air bersih, pembuangan air kotor dan/atau air
limbah, kotoran dan tempat sampah, serta penyaluran air hujan, bahan bangunan
yang aman bagi kesehatan pengguna bangunan gedung dan tidak menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan.
12. Tertatanya bangunan untuk program pendidikan sejenis dalam satu kesatuan lahan
2
13. Penyediaan ruang kuliah dengan rasio minimum luas ruang kuliah 2 m /mahasiswa.
14. Lingkungan yang secara ekologis nyaman dan sehat, bebas genangan dan banjir,
lahan terhindar dari gangguan pencemaran air, udara dan bising.
15. Kualitas bangunan baik dan indah.
H. DOKUMEN TERKAIT
1. Standar bangunan gedung
2. Pedoman Perawatan
3. Formulir
69
REFERENSI
70
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif Penyusunan
Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud, Direktorat
Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu Perguruan
Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi
71
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SPP/07/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
STANDAR PENGELOLAAN Revisi: 0
BPM-UMT SSP 3 07 16
Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016
A. RASIONAL
72
Permenristekdikti No. 44 tahun 2015 tentang standar nasional pendidikan tinggi
(SNPT) telah memberikan arahan tentang pentingnya peningkatan mutu yang
berkelanjutan. Upaya peningkatan mutu merupakan sebuah kegiatan yang melibatkan
banyak unsur kepemimpinan yang masing-masing memiliki tugas pokok dan fungsi
sendiri-sendiri, namun demikian dituntut saling bekerja sama untuk menghasilkan
multi output secara bersama. Di satu sisi output dari satu unit jadimerupakan input
untuk unit yang lain yang harus dihasilkan secara ssimultan, disisi lain beberapa unit
bisa jadi memiliki peran masing-masing di dalam memberikan kontribusi untuk
menghasilkan satu output. Oleh karena itu, maka masing-masing unsur kepemimpinan
dalam organisasi UMT membutuhkan pedoman standar dalam mengelola masing-
masing unit yang dipimpin.
Pengelolaan perguruan tinggi merupakan kegiatan pelaksanaan jalur, jenjang,
dan jenis pendidikan tinggi melalui pendirian perguruan tinggi oleh pemerintah
dan/atau badan penyelenggara untuk mencapai tujuan pendidikan tinggi. Universitas
Muhammadiyah Tangerang telah menyusun dan merumuskan sistem penjaminan mutu
akademik dan non akademik yang antara lain memuat sistem pengelolaan akademik
dan non akademik yang telah diselaraskan dengan visi dan misinya. Upaya
peningkatan mutu standar pengelolaan tersebut merupakan kegiatan manajemen
akademik, kemahasiswaan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, fasilitas dan
infrastruktur, sumberdaya manusia, keuangan, dan manajemen sistem informasi.
Standar pengelolaan dimaksud meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
kegiatan akademik dan non akademik.
2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.
3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
73
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.
74
dan non akdemik yang akan dicapai dalam kurun satu periode.
b. Dekan/direktur/program studi menetapkan Rentsra, dan Renop mengenai
pengelolaan akademik dan non akademik yang akan dicapai setiap tahun.
c. Dekan/direktur/program studi mengimplementasikan Renstra, dan Renop
mengenai pengelolaan akademik dan non akademik setiap tahun.
d. LPMU melakukan pengawasan implementasi pengelolaan akademik dan non
akademik yang meliputi: pemantauan, supervisi, evaluasi, dan pelaporan yang
dilakukan minimal setiap tahun.
e. Rektor/dekan/direktur/ program studi menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja
setiap tahun.
f. Rektor/dekan/direktur /program studi menindaklanjuti hasil pengawasan untuk
perbaikan pelaksanaan akademik dan non akademik setiap tahun.
g. Rektor/dekan/direktur/kaprodi menyelenggarakan pembelajaran sesuai dengan
jenis dan program pendidikan yang selaras dengan capaian pembelajaran
lulusan; dengan cara:
1) Setiap program studi melakukan proses pembelajaran dengan Sistem Kredit
Semester.
2) Setiap semester minimal 12 minggu dan maksimal16 minggu.
75
c) Melakukan seminar, simposium, bedah buku, lokakarya, penelitian
bersama dan studi lapangan minimal 1 kali setiap semester.
d) Mengundang pakar dari luar perguruan tinggi untuk berbagai kegiatan
ilmiah, minimal 2 kali setiap tahun
e) Memiliki kebijakan tentang otonomi keilmuan, kebebasan akademik, dan
mimbar akademik
f) Memiliki kebijakan tentang pembimbingan akademik dengan komponen :
Tujuan Pembimbingan, materi pembimbingan, kesulitan dan solusinya,
manfaat bimbingan
4) Melakukan kegiatan pemantauan dan evaluasi secara periodik dalam rangka
menjaga dan meningkatkan mutu proses pembelajaran dengan cara :
a) Melaksanakan rapat program studi minimal satu kali setiap pertengahan
semester.
b) Melakukan survei kepuasan mahasiswa setiap semester.
c) Memantau laporan berita acara perkuliahan setiap akhir pekan.
d) Melakukan survey kinerja dosen setiap semester
5) Melaporkan hasil program pembelajaran secara periodik sebagai sumber data
dan informasi dalam pengambilan keputusan perbaikan dan pengembangan mutu
pembelajaran.
4. Standar Monitoring
a. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kegiatan program studi dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran yaitu :
1) Monitoring : mengamati langsung aktivitas pembelajaran
2) Controlling : memeriksa dokumen pembelajaran
3) Surveilance : evaluasi ke lapangan
b. LPMU melakukan pengawasan implementasi pengelolaan akademik dan non
akademik yang meliputi: pemantauan, supervisi, evaluasi, dan pelaporan yang
dilakukan minimal setiap tahun.
c. Rektor/dekan/direktur/ program studi menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja
setiap tahun.
d. Rektor/dekan/direktur /program studi menindaklanjuti hasil pengawasan untuk
perbaikan pelaksanaan akademik dan non akademik setiap tahun.
76
5. Standar Pelaporan
a. Dekan/direktur/ program studi menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja setiap
tahun.
b. Universitas/Fakultas menyampaikan laporan kinerja program studi dalam
menyelenggarakan program pembelajaran paling sedikit melalui pangkalan data
pendidikan tinggi.
c. Dekan/Direktur menyampaikan laporan kinerja dosen dan tenaga kependidikan
ke Universitas setiap tahun
E. STRATEGI
1. Menyelenggarakan Rapat Kerja Tahunan (RKT) Tingkat Universitas.
2. Menyelenggarakan rapat kerja dosen tingkat fakultas/pascasarjana,prodi.
F. INDIKATOR
1. Adanya dokumen RIP, Renstra, dan Renop mengenai pengelolaan akademik dan
non akademik tingkat universitas.
2. Adanya dokumen Rentsra, dan Renop mengenai pengelolaan akademik dan non
akade-mik tingkat fakultas/pascasarjana, prodi.
3. Adanya dokumen petunjuk teknis mengenai implementasi RIP, Rentsra, dan Renop.
4. Tersedianya instrumen monev implementasi pengelolaan akademik dan non
akademik
5. Tersedianya dokumen laporan kinerja setiap tahun di UMT.
6. Meningkatnya layanan pelaksanaan akademik dan non akademik di UMT.
G. DOKUMEN TERKAIT
77
REFERENSI
78
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif Penyusunan
Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud, Direktorat
Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu Perguruan
Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi
79
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SPP/08/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
STANDAR PEMBIAYAAN Revisi: 0
BPM-UMT SSP 3 08 16
Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016
i. RASIONAL
80
Dalam penyelenggaraan perguruan tinggi, unsur pembiayaan merupakan salah satu
unsur utama untuk kelancaran dan keberhasilan penyelenggaraan seluruh kegiatan yang
dilakukan oleh perguruan tinggi. Pembiayaan pada perguruan tinggi diperuntukkan untuk
pembiayaan kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, serta
untuk menunjang kegiatan mahasiswa, kesejahteraan dosen, dan tenaga kependidikan.
Penyelenggaraan kegiatan perguruan tinggi harus berjalan sesuai dengan hukum yang
berlaku, visi, misi dan tujuan UMT secara transparan, akuntabel dan bermutu. Agar seluruh
penyelenggaraan kegiatan suatu perguruan tinggi dapat berjalan dengan efektif dan efisien
diperlukan tolok ukur atau standar pembiayaan.
Permenristek dikti Nomor 44 tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan:
1. Standar pembiayaan pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang komponen dan
besaran biaya investasi dan biaya operasional yang disusun dalam rangka pemenuhan
capaian pembelajaran lulusan sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 5.
2. Biaya investasi pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
bagian dari biaya pendidikan tinggi untuk pengadaan sarana dan prasarana,
pengembangan dosen, dan tenaga kependidikan pada pendidikan tinggi.
3. Biaya operasional pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
bagian dari biaya pendidikan tinggi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
pendidikan yang mencakup biaya dosen, biaya tenaga kependidikan, biaya bahan
operasional pembelajaran, dan biaya operasional tidak langsung.
4. Biaya operasional pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
per mahasiswa per tahun yang disebut dengan standar satuan biaya operasional
pendidikan tinggi.
Pengelolaan pembiayaan UMT mengacu pada standar keuangan yang berlaku,
misalnya standar akuntansi. Dalam pembiayaan UMT terdapat perencanaan anggaran yang
dinamakan Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan (RKAT). RKAT inilah yang
menjadi salah satu indikator keberhasilan pembiayaan pada UMT. Di samping itu,
indikator lainnya yaitu hasil pelaksanaan kegiatan dan penggunaan anggaran, serta
outcome atau dampak yang ditimbulkan dari kegiatan dan anggaran yang dikeluarkan
(dilaksanakan).
2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.
81
3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.
1. Rektor, Dekan, Direktur Pascasarjana, Ketua Program Studi, Ketua Lembaga dan
Kepala UPT menyusun standar biaya investasi UMT setiap tahun
2. Rektor, Dekan, Direktur Pascasarjana, Ketua Program Studi, Ketua Lembaga dan
Ketua UPT menyusun standar biaya operasional UMT setiap tahun
3. Rektor, Dekan, Direktur Pascasarjana, Ketua Program Studi, Ketua Lembaga dan
Ketua UPT menyusun standar biaya personal UMT setiap tahun
E. STRATEGI
1. Rektor UMT menyelenggarakan koordinasi yang baik dengan seluruh fakultas,
82
pascasarjana, lembaga dan UPT dalam hal perencanaan, pengelolaan dan
pertanggung-jawaban seluruh penerimaan dan pengeluaran dana yang ada.
2. Rektor UMT melalui SPI secara periodik dan berkelanjutan melakukan fungsi
peng-awasan dan audit internal keuangan
3. Rektor menerapkan langkah efisiensi pengeluaran dan optimalisasi penerimaan
dalam rangka pemenuhan standar pembiayaan,
F. INDIKATOR
G. DOKUMEN TERKAIT
1. Standar pembiayaan ini harus diselaraskan dengan dokumen standar mutu yang
lain, khususnya yang berkaitan dengan aspek pembiayaan
2. Manual prosedur, borang atau formulir kerja yang terkait dengan pembiayaan
3. Dokumen mutu (kebijakan mutu dan manual mutu)
REFERENSI
83
Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015
Tentang Standar Nasional Pendidikan.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 141);
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
56 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24
Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta
Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2012 tentang Statuta Universitas Muhammadiyah Tangerang.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14
tahun 2014 tentang Kerjasama Perguruan Tinggi.
13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesisa Nomor 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa,
14. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 234/U/2000
tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.
15. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002
tentang Kurikulum inti Pendidikan Tinggi.
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
84
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif
Penyusunan Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud,
Direktorat Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu Perguruan
Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi
85
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SP/11/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
Revisi: 0
STANDAR HASIL PENELITIAN Halaman 2 dari 6 halaman
BPM-UMT SSP 3 09 16
Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016
86
A. RASIONAL
Pasal 20 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dengan tegas mengamanatkan bahwa Perguruan tinggi berkewajiban
menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam
pelaksanaan darma penelitian, semua tenaga pengajar (dosen) dan mahasiswa
diwajibkan untuk melakukan penelitian guna memecahkan permasalahan tertentu yang
menjadi perhatiannya. Dosen melakukan penelitian untuk mengembangkan bidang
ilmu yang ditekuninya dan memecah-kan masalah praktis yang ada di tengah-tengah
masyarakat, sedangkan mahasiswa melaku-kan penelitian sebagai salah satu
kewajiban yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan program pendidikan yang
diikutinya.Universitas Muhammadiyah Tangerang dengan Visi “menjadi universitas
unggul dalam pengembangan IPTEKS dirumuskan dalam Misi UMT. Penyataan
dimaksud adalah:
1. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu,
2. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia,
3. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungkan
dalam pengembangan IPTEK.
4. Mengembangkan kehidupan islami menurut pandangan Muhammadiyah
Untuk mengkoordinasikan pelaksanaan semua kegiatan penelitian terutama
penelitian dosen, Universitas Muhammadiyah Tangerang membentuk suatu badan
yang khusus menangani kegiatan penelitian yang disebut “Lembaga Penelitian,
Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Tangerang”
(LP3M UMT). Fungsi koordinasi lembaga ini tidak saja dimaknai untuk
mengkoordinasikan pendistribusi-an jumlah judul atau alokasi sumber dana internal
dan eksternal yang berturut-turut di sediakan oleh UMT dan lembaga donatur lainnya,
akan tetapi juga dimaknai untuk mengkoordinasikan yang terkait dengan pengaturan
capaian sasaran/target dan prioritas garapan bidang penelitian pada masing-masing
kajian keilmuan. Hal ini tergambar dari keberadaan berbagai fakultas/pascasarjana dan
Pusat Penelitian yang merupakan represen-tasi dari berbagai bidang ilmu/kajian yang
ada dalam lingkup Universitas Muhammadiyah Tangerang.
Penetapan standar hasil penelitian di Universitas Muhammadiyah Tangerang
selain dimaksudkan untuk mewujudkan visi melalui pelaksanaan misi universitas,
juga untuk menjadi tolok ukur dalam menilai kemajuan dan peningkatan pelaksanaan
penelitian, baik kuantitas, kualitas, cakupan, maupun ketuntasan penelitian. Maksud
penetapan standar hasil penelitian sesungguhnya bermuara pada pendokumentasian
semua kegiatan penelitian yang dapat dipantau, dievaluasi, dan dikendalikan secara
berkala, teratur, dan terukur.
Ruang lingkup standar hasil penelitian meliputi: (a) agenda penelitian, (b)
pelaksanaan dan manajemen penelitian, (c) kode etik dan metode penelitian, (d)
pendanaan penelitian, (e) sarana dan prasarana pendukung penelitian, dan (e) output
dan outcome penelitian.
2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.
3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.
88
penelitian dalam bentuk soft-copy dan hard-copy yang dilakukan oleh dosen
dan/atau mahasiswa dalam lingkup Universitas Muhammadiyah Tangerang.
4. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasi-kan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat;
5. Mahasiswa adalah peserta didik aktif (Diploma, Sarjana, dan Magister) dalam
lingkup UMT.
89
a. Standar Hasil Penelitian
a. LP3M UMT menetapkan road map (prioritas, program, sasaran, dan indiktor
keberhasilan) penelitian menurut bidang kajian keilmuan bagi setiap fakultas
melalui Rencana Induk Penelitian (RIP) UMT setiap lima tahun
b. LP3M UMT menetapkan pedoman pengelolaan penelitian bagi pendanaan
internal dan eksternal setiap tahun;
c. Rektor menetapkan jumlah minimal penelitian setiap dosen setiap tahun;
d. LP3M, fakultas/program pascasarjana/program studi membentuk “peer review”
untuk menentukan proposal yang memenuhi syarat untuk diusulkan ke
penyandang dana setiap tahun;
e. Rektor UMT menetapkan mekanisme dan akuntabilitas pengelolaan dana
penelitian setiap tahun;
f. Rektor dan Dekan/Direktur meningkatkan jumlah koleksi buku referensi dan
jurnal ilmiah di perpustakaan lingkup UMT setiap tahun LP3M menetapkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh dosen diarahkan dalam rangka :
1) Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
2) Peningkatan kesejahteraan masyarakat
3) Peningkatan iman dan taqwa
g. Hasil penelitian dosen merupakan produk yang memiliki ciri :
1) Memenuhi kaidah ilmiah dan metode ilmiah
2) Sistematis
3) Sesuai otonomi keilmuan dan budaya akademik
h. Hasil penelitian dosen sejalan dengan capaian pembelajaran yang dirumuskan
oleh program studi.
G. STRATEGI
1. Rektor UMT/LP3M/Fakultas/PPs mensosialisasikan kepada semua dosen mengenai
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan penelitian di tingkat fakultas/PPs,
dan program studi.
2. Rektor Universitas Muhammadiyah Tangerang mengalokasikan dana, sarana dan
prasarana pendukung kegiatan penelitian yang memadai.
3. LP3M melakukan pelatihan metodologi penelitian dan penulisan jurnal ilmiah
4. LP3M memfasilitasi penerbitan artikel ilmiah pada jurnal nasional terakreditasi dan
jurnal internasional;
H. INDIKATOR
1. Kuantitas dan kualitas penelitian meningkat setiap tahun;
2. Kuantitas dan kualitas publikasi hasil penelitian meningkat setiap tahun;
3. Jumlah kegiatan dan mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan penelitian setiap
tahun.
4. Jumlah dana penelitian meningkat setiap tahun.
5. Jumlah dan kualitas sarana dan prasarana pendukung penelitian semakin memadai
I. DOKUMEN TERKAIT
1. UU RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
3. UU RI No.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
4. Peraturan Presiden No.8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia
5. Rencana Induk Penelitian dan PkM UMT
6. Statuta UMT
7. Rencana Strategis UMT
8. Rencana operasional UMT
REFERENSI
92
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif
Penyusunan Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud,
Direktorat Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu
Perguruan Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi
93
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SP/11/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
Revisi: 0
STANDAR ISI PENELITIAN Halaman 2 dari 6 halaman
BPM-UMT SIP 3 10 16
Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016
94
A. RASIONAL
Pasal 20 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dengan tegas mengamanatkan bahwa Perguruan tinggi berkewajiban
menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam
pelaksanaan darma penelitian, semua tenaga pengajar (dosen) dan mahasiswa
diwajibkan untuk melakukan penelitian guna memecahkan permasalahan tertentu yang
menjadi perhatiannya. Dosen melakukan penelitian untuk mengembangkan bidang
ilmu yang ditekuninya dan memecah-kan masalah praktis yang ada di tengah-tengah
masyarakat, sedangkan mahasiswa melaku-kan penelitian sebagai salah satu
kewajiban yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan program pendidikan yang
diikutinya.Universitas Muhammadiyah Tangerang dengan Visi “menjadi universitas
unggul dalam pengembangan IPTEKS dirumuskan dalam Misi UMT. Penyataan
dimaksud adalah:
1. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu,
2. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia,
3. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungkan
dalam pengembangan IPTEK.
4. Mengembangkan kehidupan islami menurut pandangan Muhammadiyah
Untuk mengkoordinasikan pelaksanaan semua kegiatan penelitian terutama
penelitian dosen, Universitas Muhammadiyah Tangerang membentuk suatu badan
yang khusus menangani kegiatan penelitian yang disebut “Lembaga Penelitian,
Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Tangerang”
(LP3M UMT). Fungsi koordinasi lembaga ini tidak saja dimaknai untuk
mengkoordinasikan pendistribusian jumlah judul atau alokasi sumber dana internal
dan eksternal yang berturut-turut di sediakan oleh UMT dan lembaga donatur lainnya,
akan tetapi juga dimaknai untuk mengkoordinasikan yang terkait dengan pengaturan
capaian sasaran/target dan prioritas garapan bidang penelitian pada masing-masing
kajian keilmuan. Hal ini tergambar dari keberadaan berbagai fakultas/pascasarjana dan
Pusat Penelitian yang merupakan represen-tasi dari berbagai bidang ilmu/kajian yang
ada dalam lingkup Universitas Muhammadiyah Tangerang.
Penetapan standar isi penelitian di UMT selain dimaksudkan untuk
mewujudkan visi melalui pelaksanaan misi universitas, juga untuk menjadi tolok ukur
dalam menilai kemajuan dan peningkatan pelaksanaan penelitian, baik kuantitas,
kualitas, cakupan, maupun ketuntasan penelitian. Maksud penetapan standar
penelitian sesungguhnya bermuara pada pendokumentasian semua kegiatan penelitian
yang dapat dipantau, dievaluasi, dan dikendalikan secara berkala, teratur, dan terukur.
Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah
secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang berkaitan
dengan pemahaman dan/atau pengujian suatu cabang pengetahuan dan teknologi.
Hasil penelitian diarah kan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa yang antara lain
tercermin dalam Millenium Development Goals (MDGs) dan Indeks Pembangunan
Manusia (HDI) melalui pembangunan berkelanjutan. Untuk itu kinerja dan prestasi
95
penelitian perlu dipantau dan dievaluasi oleh fakultas maupun universitas. Agar isi
penelitian berjalan efektif dan bermanfaat untuk menjamin terjadinya peningkatan
mutu penelitian sesuai dengan visi dan misi universitas, maka diperlukan patokan,
ukuran, kriteria penelitian tertentu atau standar yang harus dipenuhi agar isi penelitian
berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat maupun bagi bangsa. Untuk itulah maka
ditetapkan standari si penelitian
2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.
3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.
96
suatu asumsi dan/atau hipotesis di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
serta menarik kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni (IPTEKS).
2. Standar isi penelitian merupakan kriteria minimal tentang kedalaman dan
keluasan materi penelitian
3. Proposal penelitian adalah usulan tertulis rencana kegiatan penelitian yang
dilakukan oleh dosen dan/atau mahasiswa dalam lingkup Universitas
Muhammadiyah Tangerang.
4. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasi-kan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat;
5. Mahasiswa adalah peserta didik aktif (Diploma, Sarjana, Magister, dan Doktor)
dalam lingkup UMT.
97
F. STRATEGI PEMENUHAN STANDAR
1. LP3M melakukan sosialisasi terkait standar isi kepada seluruh civitas akademika
2. LP3M melakukan kegiatan workshop, seminar, dan klinik penelitian
3. Universitas mengalokasikan dana penelitian dosen
98
REFERENSI
99
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif
Penyusunan Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud,
Direktorat Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu
Perguruan Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi
Kode/No.
100
LPM-UMT/SP/11/3/03/16
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
Revisi: 0
STANDAR PROSES PENELITIAN Halaman 2 dari 6 halaman
BPM-UMT SPP 3 11 16
Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016
101
A. RASIONAL
2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.
3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.
103
Muhammadiyah Tangerang.
4. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasi-kan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat;
5. Mahasiswa adalah peserta didik aktif (Diploma, Sarjana, Magister, dan Doktor)
dalam lingkup UMT.
H. DOKUMEN TERKAIT
1. Rencana Induk Penelitian UMT
2. Pedoman penelitian dan PkM UMT
3. SOP pengajuan proposal penelitian dan pelaporan hasil penelitian
REFERENSI
107
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif
Penyusunan Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud,
Direktorat Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu
Perguruan Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi
108
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SP/11/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
Revisi: 0
STANDAR PENILAIAN PENELITIAN Halaman 2 dari 6 halaman
BPM-UMT SPP 3 12 16
Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016
Pengendalia
5 n
Prof. Dr. H. Aris Gumilar, MM Direktur BPMU 20 Maret 2016
109
A. RASIONAL
Pasal 20 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dengan tegas mengamanatkan bahwa Perguruan tinggi berkewajiban
menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam
pelaksanaan darma penelitian, semua tenaga pengajar (dosen) dan mahasiswa
diwajibkan untuk melakukan penelitian guna memecahkan permasalahan tertentu yang
menjadi perhatiannya. Dosen melakukan penelitian untuk mengembangkan bidang
ilmu yang ditekuninya dan memecah-kan masalah praktis yang ada di tengah-tengah
masyarakat, sedangkan mahasiswa melaku-kan penelitian sebagai salah satu
kewajiban yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan program pendidikan yang
diikutinya.Universitas Muhammadiyah Tangerang dengan Visi “menjadi universitas
unggul dalam pengembangan IPTEKS dirumuskan dalam Misi UMT. Penyataan
dimaksud adalah:
1. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu,
2. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia,
3. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungkan
dalam pengembangan IPTEK.
4. Mengembangkan kehidupan islami menurut pandangan Muhammadiyah
Untuk mengkoordinasikan pelaksanaan semua kegiatan penelitian terutama
penelitian dosen, Universitas Muhammadiyah Tangerang membentuk suatu badan
yang khusus menangani kegiatan penelitian yang disebut “Lembaga Penelitian,
Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Tangerang”
(LP3M UMT). Fungsi koordinasi lembaga ini tidak saja dimaknai untuk
mengkoordinasikan pendistribusi-an jumlah judul atau alokasi sumber dana internal
dan eksternal yang berturut-turut di sediakan oleh UMT dan lembaga donatur lainnya,
akan tetapi juga dimaknai untuk mengkoordinasikan yang terkait dengan pengaturan
capaian sasaran/target dan prioritas garapan bidang penelitian pada masing-masing
kajian keilmuan. Hal ini tergambar dari keberadaan berbagai fakultas/pascasarjana dan
Pusat Penelitian yang merupakan represen-tasi dari berbagai bidang ilmu/kajian yang
ada dalam lingkup Universitas Muhammadiyah Tangerang.
Penetapan standar penilaian penelitian di Universitas Muhammadiyah
Tangerang selain dimaksudkan untuk mewujudkan visi melalui pelaksanaan misi
universitas, juga untuk menjadi tolok ukur dalam menilai kemajuan dan peningkatan
pelaksanaan penelitian, baik kuantitas, kualitas, cakupan, maupun ketuntasan
penelitian. Maksud penetapan standar penelitian sesungguhnya bermuara pada
pendokumentasian semua kegiatan penelitian yang dapat dipantau, dievaluasi, dan
dikendalikan secara berkala, teratur, dan terukur.
Ruang lingkup standar penilaian penelitian meliputi: (a) agenda penelitian, (b)
pelaksanaan dan manajemen penelitian, (c) kode etik dan metode penelitian, (d)
pendanaan penelitian, (e) sarana dan prasarana pendukung penelitian, dan (e) output
dan outcome penelitian.
2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.
3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.
111
mentransformasi-kan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat;
4. Mahasiswa adalah peserta didik aktif (Diploma, Sarjana, Magister, dan Doktor)
dalam lingkup UMT.
H. DOKUMEN TERKAIT
1. Rencana Induk Penelitian UMT
2. Pedoman penelitian dan PkM UMT
3. SOP pengajuan proposal penelitian dan pelaporan penilaian penelitian
4. Kontrak Penenelitian
5. Kalender Penelitian dan PkM
6. Laporan Akhir penelitian
REFERENSI
113
1. Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,
Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015
Tentang Standar Nasional Pendidikan.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 141);
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
56 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24
Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta
Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2012 tentang Statuta Universitas Muhammadiyah Tangerang.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14
tahun 2014 tentang Kerjasama Perguruan Tinggi.
13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesisa Nomor 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa,
14. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 234/U/2000
tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.
15. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002
tentang Kurikulum inti Pendidikan Tinggi.
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
114
Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif
Penyusunan Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud,
Direktorat Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu
Perguruan Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi
115
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SP/11/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
Revisi: 0
STANDAR PENELITI PENELITIAN Halaman 2 dari 6 halaman
BPM-UMT SSP 3 13 16
Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016
116
A. RASIONAL
2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.
3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.
118
4. Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang
mencakup program diploma, program sarjana, program magister, program doktor,
dan program profesi, serta program spesialis, yang diselenggarakan oleh perguruan
tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia.
5. Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan
tinggi.
6. Kualifikasi akademik adalah ijazah jenjang pendidikan akademik yang harus
dimiliki oleh guru atau dosen sesuai dengan jenis, jenjang, dan satuan pendidikan
formal di tempat penugasan.
8. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang
harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan.
9. Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen.
10. Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada
guru dan dosen sebagai tenaga profesional.
11. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran,
atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi.
12. Mahasiswa adalah peserta didik aktif (Diploma, Sarjana, Magister, dan Doktor)
dalam lingkup UMT.
2. Standar Reviewer
a. Dosen tetap atau pakar yang memiliki reputasi di bidang penelitian yang ditandai
dengan jumlah penelitian yang dilakukan minimal 3 (tiga) dalam tiga tahun
terakhir di tingkat lokal, dan atau 2 (dua) dalam tiga tahun terakhir di tingkat
nasional, dan atau 1 (satu) dalam tiga tahun terakhir di tingkat internasional.
b. Dosen tetap atau pakar yang pernah menjadi narasumber dalam seminar, kongres,
atau kolokium, minimal 1 kali setiap tahun.
c. Dosen tetap yang pernah menulis buku ilmiah yang sesuai dengan bidang ilmunya.
d. Reviewer memiliki latar belakang keilmuan yang sesuai dengan proposal yang
dinilai
G. DOKUMEN TERKAIT
120
1. Rencana Induk Penelitian UMT
2. Pedoman penelitian dan PkM UMT
3. SOP penelitian
4. SK LP3M penetapan dosen yang mendapatkan penelitian
5. Laporan penelitian
REFERENSI
122
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif
Penyusunan Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud,
Direktorat Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu
Perguruan Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi
123
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SP/11/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
Revisi: 0
STANDAR SARPRAS PENELITIAN Halaman 2 dari 6 halaman
BPM-UMT SSP 3 14 16
Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016
124
A. RASIONAL
2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.
3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.
126
4. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasi-kan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat;
G. DOKUMEN TERKAIT
1. Rencana Induk Penelitian UMT
127
2. Pedoman penelitian dan PkM UMT
3. SOP pengajuan proposal penelitian dan pelaporan penilaian penelitian
128
REFERENSI
129
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif
Penyusunan Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud,
Direktorat Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu
Perguruan Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi
130
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SP/11/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
Revisi: 0
STANDAR HASIL PENELITIAN Halaman 2 dari 6 halaman
BPM-UMT SSP 3 15 16
Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016
131
A. RASIONAL
2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.
3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.
2. Standar Organisasi
a. Memiliki struktur organisasi yang bertugas untuk mengelola penelitian dengan
nama lembaga penelitian dan pengembangan .
b. LP3M UMT dipimpin oleh seorang Direktur Lembaga dibantu oleh seorang
sekretaris lembaga.
c. Ketua lembaga penelitian dan pengembangan bertanggungjawab atas kegiatan
penelitian dan publikasi.
d. Direktur/ketua lembaga penelitian dan pengembangan secara rutin
mengevaluasi dan menginformasikan hasil penelitian dan publikasi ilmiah
yang dilakukan oleh civitas akademika di lingkungan PTM
e. Sekretaris LP3M UMT bertugas menginventarisir hasil-hasil penelitian,
mencari informasi tentang kegiatan penelitian dan publikasi ilmiah baik skala
nasional maupun internasional untuk disosialisasikan kepada para dosen di
lingkungan UMT
134
f. Ketua dan sekretaris lembaga penelitan dan publikasi ilmiah memiliki standar
sebagai berikut:
Kualifikasi dan kompetensi
1) Anggota Muhammadiyah yang mengamalkan syari’at Islam dengan
baik, berakhlak mulia, dan berwawasan luas, dibuktikan dengan kartu
anggota Muhammadiyah minimal 2 tahun dan aktif di organisasi
Muhammadiyah.
2) Pendidikan minimal magister.
3) Usia maksimal 61 tahun pada saat diangkat.
4) Jabatan Akademik minimal Lektor.
5) Berstatus dosen tetap yang sudah bertugas sekurang-kurangnya 4 tahun.
6) Mempunyai loyalitas tinggi terhadap UMT dan berkomitmen untuk
memajukan penelitian ilmiah di UMT
7) Diutamakan memiliki reputasi penelitian tingkat nasional.
8) Tidak sedang menjabat sebagai pimpinan di perguruan tinggi lain
135
i. Menyampaikan laporan kinerja lembaga atau fungsi penelitian paling sedikit
melalui PDDikti dan badan akreditasi
H. DOKUMEN TERKAIT
1. Rencana Induk Penelitian UMT
2. Pedoman penelitian dan PkM UMT
3. SOP pengajuan proposal penelitian dan pelaporan penilaian penelitian
136
REFERENSI
137
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif
Penyusunan Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud,
Direktorat Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu
Perguruan Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi
138
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SP/11/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
STANDAR PENDANAAN Revisi: 0
BPM-UMT SSP 3 16 16
Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016
139
A. RASIONAL
2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.
3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.
141
1. Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah
secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang
berkaitan dengan pemahaman dan pembuktian kebenaran atau ketidakbenaran
suatu asumsi dan/atau hipotesis di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
serta menarik kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni (IPTEKS).
2. Kriteria pendanaan dan pembiayaan penelitian dibagi atas dua yaitu pendanaan
dan pembiayaan yang bersumber dari internal PT dan eksternal PT. Kriteria
pendanaan dan pembiayaan yang bersumber dari internal PT dan eksternal PT
adalah kontrak pelaksanaan penelitian kesedian dana dan penyerapan dana
3. Pendanaan dan pembiayaan penelitian memerlukan perencaan yang matang, agar
hasil pendanaan dan pembiayaan penelitian berjalan efektif dan bermanfaat
untuk terjadinya peningkatan mutu pendanaan dan pembiayaan sesuai visi dan
misi UMT.
4. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasi-kan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat;
5. Mahasiswa adalah peserta didik aktif (Diploma, Sarjana, Magister, dan Doktor)
dalam lingkup UMT.
REFERENSI
144
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif
Penyusunan Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud,
Direktorat Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu
Perguruan Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi
145
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SPKM/12/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
STANDAR HASIL PENGABDIAN Revisi: 0
BPM-UMT SSP 3 17 16
Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016
146
A. RASIONAL
2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.
3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.
148
4. Pengelolaan pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal
pengelolaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat
5. Proses pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal tentang
perencana-an, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi pengabbdian kepada
masyarakat berdasarkan azas kemanfaatan.
6. Pendanaan pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal tentang
sumber, mekanisme, dan akuntabilitas pendanaan pengabdian pada masyrakat.
7. Sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal
tentang fasilitas untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat.
8. Luaran pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal tentang mutu
dan luaran pengabdian masyarakat yang dapat dipertanggungjawabkan secara
akademis, moral dan etika.
9. Capaian pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal kemanfaatan
capaian pengabdian masyarakat bagi masyarakat dan lingkungan.
F. STRATEGI
1. Pimpinan universitas memotivasi civitas akademika untuk melaksanakan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat
2. Pimpinan LP3M, Dekan/Direktur, ketua jurusan/bagian/program studi membina
hubungan dengan berbagai pihak untuk mendapatkan sumber pendanaan
pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
3. Rektor melalaui LP3M menetapkan arah dan prioritas kegiatan kepada masyarakat
di UMT setiap tahun.
4. Ketua LP3M menentukan kualifaksi dan kompetensi dosen dan mahasiswa sebagai
pelaksana pengabdian kepada masyarakat setiap tahun.
5. Ketua LP3M menetapkan standar pengelolaan pelaksanaan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat setiap tahun
6. Ketua LP3M menetapkan poses perencasnaan, pelaksaannnn dan monev
pengabbdian kepada masyarakat berdasarkan azas kemanfaatan setiap tahun.
7. Ketua LP3M menetapkan sumber, mekanisme, alokasi dan akuntabilitas
pendanaan kegiatan ppm setiap tahun.
8. Ketua LP3M menyediakan sarana, prarana dan fasilitas pelaksanaan kegiatan
150
pengabdian kepada masyarakat setiap tahun.
9. Ketua LP3M menetapkan kriteria luaran pelaksanaan kegiatan PPM civitas
akademika setiap tahun.
10. Ketua LP3M menetapkan standar capaian pelaksanaan kegiatan PPM civitas
akademika berdasarkan azas kemanfaatan setiap tahun.
11. Strategi, kebijakan, dan prioritas kegiatan PkM harus ditetapkan sesuai dengan
visi, misi dan tujuan UMT dengan mempertimbangkan masukan dari pihak-pihak
terkait.
12. Pengabdian kepada masyarakat harus dilakukan dalam rangka pemanfaatan,
pendayagunaan, dan pengembangan ilmu pengetahuan untuk masyarakat luas
sesuai dengan baku mutu yang telah ditetapkan.
13. UMT harus merangsang sivitas akademika pada semua level tingkatan untuk
melakukan pengabdian kepada masyarakat untuk mentransfer pengetahuan, karya
inovasi serta memfasilitasi proses pengembangan sumberdaya manusia.
14. PkM seharusnya diarahkan pada pemecahan permasalahan yang ada di masyarakat
didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan/ kegiatan PkM yang
diupayakan berbasis hasil Riset/penelitian (Research based Community Services).
15. PkM harus berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, melibatkan
peran serta mahasiswa, pemerintah, praktisi dan dapat memberikan masukan balik
untuk kegiatan pembelajaran maupun penelitian.
G. INDIKATOR
1. Tersedia dokumen kebijakan mengenai arah dan prioritas pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat.
2. Kesesuaian kualifikasi dan kompetensi civitas akademika dalam pelaksanaan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
3. Adanya dokumen perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan monitoring
pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
4. Pelaksanaan kegiatan PKM yg baik, tersedianya panduan monev, terlaksananya
pelatihan peningkatan kompetensi civitas akademika.
5. Pelibatan mahasiswa dalam kegiatan PKM oleh dosen,
6. Memiliki proposal dan rencanan kegiatan PKM
7. Memiliki laporan kegiatan dan pertanggung jawaban keuangan kegiatan PKM
8. Capaian Rata-rata dana PKM dosen per tahun minimal 1,5 juta per tahun
9. Capaian rata-rata banyak kegiatan PKM per dosen per tahun minimal 0.5 per tahun
10. Semakin banyaknya sumber pendanaan kegiatan PKM dari berbagai pihak.
11. Semakin memadainya sarana dan prasaranan pelaksanaan kegiatan PKM.
12. Meningkatnya jumlah artikel publikasi ilmiah, aplikasi teknologi tentang rekayasa
social, model atau kebijakan produk/modul.
H. DOKUMEN TERKAIT
151
1. Dokumen manajemen (Statuta, RIP, Renstra, Renop, struktur organisasi, dan kode
etik)
2. Dokumen akademik (kebijakan akademik, peraturan akademik, pedoman
akademik)
3. Dokumen mutu (kebijakan mutu dan manual mutu)
152
REFERENSI
153
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif
Penyusunan Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud,
Direktorat Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu
Perguruan Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi
27.
154
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SPKM/12/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
STANDAR ISI PENGABDIAN Revisi: 0
BPM-UMT SSP 3 18 16
Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016
155
A. RASIONAL
2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.
3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.
F. STRATEGI
1. Pimpinan universitas memotivasi civitas akademika untuk melaksanakan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat
158
2. Pimpinan LP3M, Dekan/Direktur, ketua jurusan/bagian/program studi membina
hubungan dengan berbagai pihak untuk mendapatkan sumber pendanaan
pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
3. Rektor melalaui LP3M menetapkan arah dan prioritas kegiatan kepada masyarakat
di UMT setiap tahun.
4. Ketua LP3M menentukan kualifaksi dan kompetensi dosen dan mahasiswa sebagai
pelaksana pengabdian kepada masyarakat setiap tahun.
5. Ketua LP3M menetapkan standar pengelolaan pelaksanaan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat setiap tahun
6. Ketua LP3M menetapkan poses perencasnaan, pelaksaannnn dan monev
pengabbdian kepada masyarakat berdasarkan azas kemanfaatan setiap tahun.
7. Ketua LP3M menetapkan sumber, mekanisme, alokasi dan akuntabilitas
pendanaan kegiatan ppm setiap tahun.
8. Ketua LP3M menyediakan sarana, prarana dan fasilitas pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat setiap tahun.
9. Ketua LP3M menetapkan kriteria luaran pelaksanaan kegiatan PPM civitas
akademika setiap tahun.
10. Ketua LP3M menetapkan standar capaian pelaksanaan kegiatan PPM civitas
akademika berdasarkan azas kemanfaatan setiap tahun.
11. Strategi, kebijakan, dan prioritas kegiatan PkM harus ditetapkan sesuai dengan
visi, misi dan tujuan UMT dengan mempertimbangkan masukan dari pihak-pihak
terkait.
G. INDIKATOR
1. Tersedia dokumen kebijakan mengenai arah dan prioritas pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat.
2. LP3M UMT mensosialisasikan standar isi kepada civitas akademika UMT
3. Kesesuaian kualifikasi dan kompetensi civitas akademika dalam pelaksanaan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
4. Adanya dokumen perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan monitoring
pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
5. Pelaksanaan kegiatan PKM yg baik, tersedianya panduan monev, terlaksananya
pelatihan peningkatan kompetensi civitas akademika.
6. Pelibatan mahasiswa dalam kegiatan PKM oleh dosen,
7. Memiliki proposal dan rencanan kegiatan PKM
8. Memiliki laporan kegiatan dan pertanggung jawaban keuangan kegiatan PKM
9. Meningkatnya jumlah artikel publikasi ilmiah, aplikasi teknologi tentang rekayasa
social, model atau kebijakan produk/modul.
H. DOKUMEN TERKAIT
1. Dokumen manajemen (Statuta, RIP, Renstra, Renop, struktur organisasi, dan kode
etik)
2. Rencama Induk Pengandian Kepada Masyarakat UMT
159
3. Dokumen akademik (kebijakan akademik, peraturan akademik, pedoman
akademik)
4. Dokumen mutu (kebijakan mutu dan manual mutu)
5. Pedoman penelitian dan PkM UMT
160
REFERENSI
161
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif
Penyusunan Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud,
Direktorat Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu
Perguruan Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi
27.
162
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SPKM/12/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
STANDAR PROSES PENGABDIAN Revisi: 0
BPM-UMT SSP 3 19 16
Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016
A. RASIONAL
163
Pengabdian kepada masyarakat sebagai pengamalan IPTEKS yang dilakukan
oleh perguruan tinggi secara melembaga, bertujuan untuk menerapkan ipteks berbasis
penalaran ilmiah dan karya penelitian untuk menunjang pengembangan martabat
manusia, kelestarian sumber daya alam serta memberikan solusi atas persoalan
masyarakat, melalui interaksi mahasiswa, dosen dan masyarakat berdasarkan kajian
akademik. Kegiatan pengabdian masyarakat dapat berupa kegiatan terstruktur dan
tidak terstruktur.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka Rektor Universitas Muhammadiyah
Tangerang (UMT) melalui LPPM menetapkan standar pengabdian kepada masyarakat,
yang akan menjadi pedoman dan tolok ukur bagi pimpinan universitas, pimpinan
fakultas, ketua jurusan/ program studi dan tenaga pendidik, yang semuanya
bertanggung jawab dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang berdampak luas.
Standar pengabdian kepada masyarakat di UMT terdiri atas arah, kualifikasi dan
kompetensi, pengelolaan, proses, pendanaan, sarana dan prasarana, dan luaran dan
capaian pengabdian kepada masyarakat.
Arah Pengabdian kepada Masyarakat FKIP UMT dicoba untuk diarahakan pada
kegiatan sebagai berikut: 1) Arah kegiatan PkM ditentukan dengan mengacu pada visi
dan misi universitas, fakultas di UMT serta kebutuhan masyarakat pengguna, maupun
sasaran yang ingin dicapai, 2) Pelaksanaan PkM di lingkungan UMT adalah PkM yang
diupayakan berbasis hasil penelitian (Research based Community Services)
Pendidikan dan Budaya, 3)Kegiatan PkM yang dilakukan agar mengacu kepada pada
upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dan peningkatan potensinya, peningkatan
kualitas dan kemandirian masyarakat, dan peningkatan derajat kesehatan di
lingkungan dimana kegiatan dilaksanakan, dan 4)PkM dikembangkan dalam bentuk
Pendidikan kepada Masyarakat, Pelayan kepada Masyarakat, Pengembangan Sumber
Daya, Action research dan Workshop.
Jenis-jenis kegiatan yang dilakukan dapat berupa: 1) Bantuan kepada pemerintah
untuk mengembangkan potensi dan inventarisasi daerah serta mewujudkan kerjasama
yang serasi dengan melibatkan kepakaran yang ada di UMT, kewenangan pemerintah
dan masyarakat, 2) Berupaya untuk Penciptaan wahana scientific based
entrepreneurship, terutama kepada masyarakat yang ekonominya lemah atau
pendidikannya masih rendah, dengan mengaplikasikan ilmu dan keterampilan hasil
penelitian yang tepat guna dan berdaya guna bagi kepentingan masyarakat, 3)
Berupaya untuk dikembangkannya penyelenggaraan kerjasama dengan daerah untuk
mendukung pengembangan program pendidikan yang bermutu, 4) Penyelenggaraan
kerjasama dengan industri dan lembaga untuk meningkatkan kemampuan dalam
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan maupun pelatihan bagi tenaga
industri untuk meningkatkan kemampuan dalam ilmu dan teknologi. 5)
Penyelenggaraan perintisan sarana scientific based interpeneurship di dalam kampus
yang melibatkan sivitas akademika dan alumni, dan 5) Mengembangkan suatu sistem
informasi dan layanan teknologi, serta 6) Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Magang
yang dengan dikembangkannya Program Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat.
164
Adanya peningkatan kegiatan PkM yang dialkukan oleh dosen sesuai dengan
keilmuan dan keahliannya dengan melibatkan mahasiswa. Adanya peningkatan
frekuensi kegiatan PkM yang dialkukan oleh dosen sesuai dengan keilmuan dan
keahliannya dengan melibatkan mahasiswa
2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.
3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.
166
4. Standar Monitoring PkM
a. Dilakukan mulai satu bulan setelah kegiatan dilakukan.
b. Kewajiban peneliti melaporkan kemajuan secara lisan atau tertulis kepada ketua
program studi mengenai kemajuan kegiatan LP3M.
E. STRATEGI
1. Pimpinan universitas memotivasi civitas akademika untuk melaksanakan kegiatan
PkM
2. Pimpinan LP3M, Dekan/Direktur, ketua bagian/program studi membina hubungan
dengan berbagai pihak untuk mendapatkan sumber pendanaan kegiatan PkM.
3. Rektor melalaui LP3M menetapkan arah dan prioritas kegiatan kepada masyarakat
di UMT setiap tahun.
4. Ketua LP3M menentukan kualifaksi dan kompetensi dosen dan mahasiswa sebagai
pelaksana pengabdian kepada masyarakat setiap tahun.
5. Ketua LP3M menetapkan standar pengelolaan pelaksanaan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat setiap tahun
6. Ketua LP3M menetapkan poses perencasnaan, pelaksaannnn dan monev
pengabbdian kepada masyarakat berdasarkan azas kemanfaatan setiap tahun.
7. Ketua LP3M menetapkan standar capaian pelaksanaan kegiatan PKM civitas
akademika berdasarkan azas kemanfaatan setiap tahun.
8. Strategi, kebijakan, dan prioritas kegiatan PkM harus ditetapkan sesuai dengan
visi, misi dan tujuan UMT dengan mempertimbangkan masukan dari pihak-pihak
terkait.
167
F. INDIKATOR
1. Tersedia dokumen kebijakan mengenai arah dan prioritas pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat.
2. Kesesuaian kualifikasi dan kompetensi civitas akademika dalam pelaksanaan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
3. Adanya dokumen perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan monitoring
pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
4. Pelaksanaan kegiatan PKM yg baik, tersedianya panduan monev, terlaksananya
pelatihan peningkatan kompetensi civitas akademika.
5. Pelibatan mahasiswa dalam kegiatan PKM oleh dosen,
6. Memiliki proposal dan rencanan kegiatan PKM
7. Memiliki laporan kegiatan dan pertanggung jawaban keuangan kegiatan PKM
8. Meningkatnya jumlah artikel publikasi ilmiah, aplikasi teknologi tentang rekayasa
social, model atau kebijakan produk/modul.
G. DOKUMEN TERKAIT
1. Statuta,
2. RIP Pengabdian kepada Masyarakat
3. Renstra, Renop, struktur organisasi, dan kode etik
4. Dokumen akademik (kebijakan akademik, peraturan akademik, pedoman
akademik)
5. Dokumen mutu (kebijakan mutu dan manual mutu)
168
REFERENSI
169
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif
Penyusunan Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud,
Direktorat Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu
Perguruan Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi
170
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SPKM/12/3/03/16
TANGERANG Tanggal: 11-3-2016
BPM-UMT SSP 3 20 16
Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016
A. RASIONAL
171
Pengabdian kepada masyarakat sebagai pengamalan IPTEKS yang dilakukan
oleh perguruan tinggi secara melembaga, bertujuan untuk menerapkan ipteks berbasis
penalaran ilmiah dan karya penelitian untuk menunjang pengembangan martabat
manusia, kelestarian sumber daya alam serta memberikan solusi atas persoalan
masyarakat, melalui interaksi mahasiswa, dosen dan masyarakat berdasarkan kajian
akademik. Kegiatan pengabdian masyarakat dapat berupa kegiatan terstruktur dan
tidak terstruktur.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka Rektor Universitas Muhammadiyah
Tangerang (UMT) melalui LPPM menetapkan standar pengabdian kepada masyarakat,
yang akan menjadi pedoman dan tolok ukur bagi pimpinan universitas, pimpinan
fakultas, ketua jurusan/ program studi dan tenaga pendidik, yang semuanya
bertanggung jawab dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang berdampak luas.
Standar pengabdian kepada masyarakat di UMT terdiri atas arah, kualifikasi dan
kompetensi, pengelolaan, proses, pendanaan, sarana dan prasarana, dan luaran dan
capaian pengabdian kepada masyarakat.
Arah Pengabdian kepada Masyarakat FKIP UMT dicoba untuk diarahakan pada
kegiatan sebagai berikut: 1) Arah kegiatan PkM ditentukan dengan mengacu pada visi
dan misi universitas, fakultas di UMT serta kebutuhan masyarakat pengguna, maupun
sasaran yang ingin dicapai, 2) Pelaksanaan PkM di lingkungan UMT adalah PkM yang
diupayakan berbasis hasil penelitian (Research based Community Services)
Pendidikan dan Budaya, 3)Kegiatan PkM yang dilakukan agar mengacu kepada pada
upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dan peningkatan potensinya, peningkatan
kualitas dan kemandirian masyarakat, dan peningkatan derajat kesehatan di
lingkungan dimana kegiatan dilaksanakan, dan 4)PkM dikembangkan dalam bentuk
Pendidikan kepada Masyarakat, Pelayan kepada Masyarakat, Pengembangan Sumber
Daya, Action research dan Workshop.
Jenis-jenis kegiatan yang dilakukan dapat berupa: 1) Bantuan kepada pemerintah
untuk mengembangkan potensi dan inventarisasi daerah serta mewujudkan kerjasama
yang serasi dengan melibatkan kepakaran yang ada di UMT, kewenangan pemerintah
dan masyarakat, 2) Berupaya untuk Penciptaan wahana scientific based
entrepreneurship, terutama kepada masyarakat yang ekonominya lemah atau
pendidikannya masih rendah, dengan mengaplikasikan ilmu dan keterampilan hasil
penelitian yang tepat guna dan berdaya guna bagi kepentingan masyarakat, 3)
Berupaya untuk dikembangkannya penyelenggaraan kerjasama dengan daerah untuk
mendukung pengembangan program pendidikan yang bermutu, 4) Penyelenggaraan
kerjasama dengan industri dan lembaga untuk meningkatkan kemampuan dalam
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan maupun pelatihan bagi tenaga
industri untuk meningkatkan kemampuan dalam ilmu dan teknologi. 5)
Penyelenggaraan perintisan sarana scientific based interpeneurship di dalam kampus
yang melibatkan sivitas akademika dan alumni, dan 5) Mengembangkan suatu sistem
informasi dan layanan teknologi, serta 6) Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Magang
yang dengan dikembangkannya Program Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat.
172
Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan dosen sesuai keahlian dan
bidang ilmunya, dapat terlaksana dengan lancar bila didukung sarana dan prasarana.
2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.
3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.
174
d. monitoring dan evaluasi dilakukan oleh pihak LP3M UMT dibantu reviewer
terkait.
b. Materi pada pengabdian harus berorientasi pada luaran penelitian yang berupa
penjelasan atau penemuan untuk mengantisipasi suatu gejala, fenomena, kaidah ,
model atau postulat baru.
c. Materi pada pengabdian harus berorientasi pada luaran pengabdian yang berupa
inovasi serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat bagi
masyarakat, dunia usaha dan atau industry yang berorientasi kepulauan.
d. Materi pengabdian harus memuat prinsip-prinsip kemanfaatan, kemutakhiran dan
mengantisipasi kebutuhan di masa mendatan
F. STRATEGI
1. Pimpinan universitas memotivasi civitas akademika untuk melaksanakan kegiatan
175
pengabdian kepada masyarakat
2. Pimpinan LP3M, Dekan/Direktur, ketua program studi membina hubungan dengan
berbagai pihak untuk mendapatkan sumber pendanaan pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat.
3. Rektor melalaui LP3M menetapkan arah dan prioritas kegiatan kepada masyarakat
di UMT setiap tahun.
4. LP3M merancang kegiatan pelatihan PkM kepada dosen dan mahaiswa
5. LP3M melakukan sosialisasi standar penilaian PkM
6. Ketua LP3M menentukan kualifaksi dan kompetensi dosen dan mahasiswa sebagai
pelaksana pengabdian kepada masyarakat setiap tahun.
7. Ketua LP3M menetapkan standar pengelolaan pelaksanaan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat setiap tahun
8. Ketua LP3M menetapkan poses perencasnaan, pelaksaannnn dan monev
pengabbdian kepada masyarakat berdasarkan azas kemanfaatan setiap tahun.
9. Ketua LP3M menetapkan sumber, mekanisme, alokasi dan akuntabilitas
pendanaan kegiatan ppm setiap tahun.
10. Ketua LP3M menyediakan sarana, prarana dan fasilitas pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat setiap tahun.
11. Ketua LP3M menetapkan kriteria luaran pelaksanaan kegiatan PPM civitas
akademika setiap tahun.
12. Ketua LP3M menetapkan standar capaian pelaksanaan kegiatan PPM civitas
akademika berdasarkan azas kemanfaatan setiap tahun.
13. Strategi, kebijakan, dan prioritas kegiatan PkM harus ditetapkan sesuai dengan
visi, misi dan tujuan UMT dengan mempertimbangkan masukan dari pihak-pihak
terkait.
G. INDIKATOR
1. Tersedia dokumen kebijakan mengenai arah dan prioritas pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat.
2. Kesesuaian kualifikasi dan kompetensi civitas akademika dalam pelaksanaan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
3. Adanya dokumen perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan monitoring
pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
4. Pelaksanaan kegiatan PKM yg baik, tersedianya panduan monev, terlaksananya
pelatihan peningkatan kompetensi civitas akademika.
5. Pelibatan mahasiswa dalam kegiatan PKM oleh dosen,
6. Memiliki proposal dan rencanan kegiatan PKM
7. Memiliki laporan kegiatan dan pertanggung jawaban keuangan kegiatan PKM
8. Semakin banyaknya sumber pendanaan kegiatan PKM dari berbagai pihak.
9. Semakin memadainya sarana dan prasaranan pelaksanaan kegiatan PKM.
10. Meningkatnya jumlah artikel publikasi ilmiah, aplikasi teknologi tentang rekayasa
social, model atau kebijakan produk/modul.
176
H. DOKUMEN TERKAIT
1. Statuta,
2. RIP PkM UMT,
3. Renstra, Renop UMT
4. kode etik
5. Dokumen akademik (kebijakan akademik, peraturan akademik, pedoman
akademik)
6. Dokumen mutu (kebijakan mutu dan manual mutu)
7. Pedoman Penelitian dan PkM UMT
8. Form
177
REFERENSI
178
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif
Penyusunan Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud,
Direktorat Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu
Perguruan Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi
27.
179
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SPKM/12/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
STANDAR PELAKSANA Revisi: 0
BPM-UMT SSP 3 21 16
Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016
A. RASIONAL
180
Pengabdian kepada masyarakat sebagai pengamalan IPTEKS yang dilakukan
oleh perguruan tinggi secara melembaga, bertujuan untuk menerapkan ipteks berbasis
penalaran ilmiah dan karya penelitian untuk menunjang pengembangan martabat
manusia, kelestarian sumber daya alam serta memberikan solusi atas persoalan
masyarakat, melalui interaksi mahasiswa, dosen dan masyarakat berdasarkan kajian
akademik. Kegiatan pengabdian masyarakat dapat berupa kegiatan terstruktur dan
tidak terstruktur.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka Rektor Universitas Muhammadiyah
Tangerang (UMT) melalui LPPM menetapkan standar pengabdian kepada masyarakat,
yang akan menjadi pedoman dan tolok ukur bagi pimpinan universitas, pimpinan
fakultas, ketua jurusan/ program studi dan tenaga pendidik, yang semuanya
bertanggung jawab dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang berdampak luas.
Standar pengabdian kepada masyarakat di UMT terdiri atas arah, kualifikasi dan
kompetensi, pengelolaan, proses, pendanaan, sarana dan prasarana, dan luaran dan
capaian pengabdian kepada masyarakat.
Arah Pengabdian kepada Masyarakat FKIP UMT dicoba untuk diarahakan pada
kegiatan sebagai berikut: 1) Arah kegiatan PkM ditentukan dengan mengacu pada visi
dan misi universitas, fakultas di UMT serta kebutuhan masyarakat pengguna, maupun
sasaran yang ingin dicapai, 2) Pelaksanaan PkM di lingkungan UMT adalah PkM yang
diupayakan berbasis hasil penelitian (Research based Community Services)
Pendidikan dan Budaya, 3)Kegiatan PkM yang dilakukan agar mengacu kepada pada
upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dan peningkatan potensinya, peningkatan
kualitas dan kemandirian masyarakat, dan peningkatan derajat kesehatan di
lingkungan dimana kegiatan dilaksanakan, dan 4)PkM dikembangkan dalam bentuk
Pendidikan kepada Masyarakat, Pelayan kepada Masyarakat, Pengembangan Sumber
Daya, Action research dan Workshop.
Jenis-jenis kegiatan yang dilakukan dapat berupa: 1) Bantuan kepada pemerintah
untuk mengembangkan potensi dan inventarisasi daerah serta mewujudkan kerjasama
yang serasi dengan melibatkan kepakaran yang ada di UMT, kewenangan pemerintah
dan masyarakat, 2) Berupaya untuk Penciptaan wahana scientific based
entrepreneurship, terutama kepada masyarakat yang ekonominya lemah atau
pendidikannya masih rendah, dengan mengaplikasikan ilmu dan keterampilan hasil
penelitian yang tepat guna dan berdaya guna bagi kepentingan masyarakat, 3)
Berupaya untuk dikembangkannya penyelenggaraan kerjasama dengan daerah untuk
mendukung pengembangan program pendidikan yang bermutu, 4) Penyelenggaraan
kerjasama dengan industri dan lembaga untuk meningkatkan kemampuan dalam
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan maupun pelatihan bagi tenaga
industri untuk meningkatkan kemampuan dalam ilmu dan teknologi. 5)
Penyelenggaraan perintisan sarana scientific based interpeneurship di dalam kampus
yang melibatkan sivitas akademika dan alumni, dan 5) Mengembangkan suatu sistem
informasi dan layanan teknologi, serta 6) Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Magang
yang dengan dikembangkannya Program Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat.
Pelaksanaan kegiatan kepada mayarakat adalah kriteria minimal kemampuan
181
pelaksana untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat berdasarkan
penguasaan metodologi penerapan keilmuan yang sesuai dengan bidang keahlian, jenis
kegiatan, serta tingkat kerumitan dan kedalam sasaran kegiatan.
2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.
3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.
183
b. Dosen atau pakar yang pernah menjadi nara sumber dalam seminar, kongres,
atau kolokium, tentang PKm minimal 1 kali setiap tahun.
c. Dosen yang pernah menulis buku ilmiah yang sesuai dengan bidang ilmunya.
d. Bergelar S2 dan memiliki kepangkatan akademik Lektor/ S3 memiliki gelar
akademik Asisten Ahli
e. Mengikuti pelatihan Reviewer baik di tingkat lokal maupun nasional
f. Mendapat SK dari Pimpinan UMT dan Ketua Ketua LP3M UMT
F. STRATEGI
1. LP3M merancang pelatihan PkM bagi dosen muda
2. LP3M melakukan sosialisasi terkait standar pelaksan PkM dan mekanisme
pelaksanaanya
3. LP3M menentukan kualifaksi dan kompetensi dosen dan mahasiswa sebagai
pelaksana pengabdian kepada masyarakat setiap tahun.
4. LP3M menetapkan poses perencasnaan, pelaksaannnn dan monev pengabbdian
kepada masyarakat berdasarkan azas kemanfaatan setiap tahun.
5. Ketua LP3M menetapkan sumber, mekanisme, alokasi dan akuntabilitas
pendanaan kegiatan ppm setiap tahun.
6. Ketua LP3M menyediakan sarana, prarana dan fasilitas pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat setiap tahun.
7. Ketua LP3M menetapkan kriteria luaran pelaksanaan kegiatan PPM civitas
akademika setiap tahun.
8. Ketua LP3M menetapkan standar capaian pelaksanaan kegiatan PPM civitas
akademika berdasarkan azas kemanfaatan setiap tahun.
9. Strategi, kebijakan, dan prioritas kegiatan PkM harus ditetapkan sesuai dengan
visi, misi dan tujuan UMT dengan mempertimbangkan masukan dari pihak-pihak
terkait.
G. INDIKATOR
1. 40 % terdapat proposal yang diajukan dalam pelaksanaan PkM
2. Pengajuan proposal PkM oleh dosen telah sesuai dengan bidang keahliannya
3. Kesesuaian kualifikasi dan kompetensi civitas akademika dalam pelaksanaan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
4. Adanya dokumen perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan monitoring
pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
5. Pelaksanaan kegiatan PKM yg baik, tersedianya panduan monev, terlaksananya
pelatihan peningkatan kompetensi civitas akademika.
6. Pelibatan mahasiswa dalam kegiatan PKM oleh dosen,
7. Memiliki proposal dan rencanan kegiatan PKM
8. Memiliki laporan kegiatan dan pertanggung jawaban keuangan kegiatan PKM
9. Capaian Rata-rata dana PKM dosen per tahun minimal 1,5 juta per tahun
10. Semakin banyaknya sumber pendanaan kegiatan PKM dari berbagai pihak.
11. Semakin memadainya sarana dan prasaranan pelaksanaan kegiatan PKM.
184
12. Meningkatnya jumlah artikel publikasi ilmiah, aplikasi teknologi tentang rekayasa
social, model atau kebijakan produk/modul.
H. DOKUMEN TERKAIT
1. Dokumen manajemen (Statuta, RIP, Renstra, Renop, struktur organisasi, dan kode
etik)
2. Dokumen akademik (kebijakan akademik, peraturan akademik, pedoman
akademik)
3. Dokumen mutu (kebijakan mutu dan manual mutu)
185
REFERENSI
186
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif
Penyusunan Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud,
Direktorat Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu
Perguruan Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi
187
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SPKM/12/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
STANDAR SARPRASPENGABDIAN Revisi: 0
BPM-UMT SSP 3 22 16
Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016
188
A. RASIONAL
2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.
3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.
d. Penggunaan sarana dan prasarana untuk kegiatan PkM harus melalui SOP
penggunaan peralatan yang diterapkan UMT
F.STRATEGI
1. UMT memperdayakan penggunaan sarana prasarana untuk mendukung PkM
2. Tersedianya SOP penggunanaan sarana dan prasarana secara lengkap
3. LP3M melakukan sosialisasi standar sarana dan prasarana Penelitian dan PkM
4. Pimpinan universitas memotivasi civitas akademika untuk melaksanakan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat
5. Pimpinan LP3M, Dekan/Direktur, ketua jurusan/bagian/program studi membina
hubungan dengan berbagai pihak untuk mendapatkan sumber pendanaan
pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
6. Ketua LP3M menetapkan standar pengelolaan pelaksanaan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat setiap tahun
7. Ketua LP3M menetapkan poses perencasnaan, pelaksaannnn dan monev
pengabbdian kepada masyarakat berdasarkan azas kemanfaatan setiap tahun.
8. Ketua LP3M menetapkan sumber, mekanisme, alokasi dan akuntabilitas pendanaan
kegiatan ppm setiap tahun.
9. Ketua LP3M menyediakan sarana, prarana dan fasilitas pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat setiap tahun.
10. Ketua LP3M menetapkan kriteria luaran pelaksanaan kegiatan PPM civitas
akademika setiap tahun.
192
11. Ketua LP3M menetapkan standar capaian pelaksanaan kegiatan PPM civitas
akademika berdasarkan azas kemanfaatan setiap tahun.
12. Strategi, kebijakan, dan prioritas kegiatan PkM harus ditetapkan sesuai dengan visi,
misi dan tujuan UMT dengan mempertimbangkan masukan dari pihak-pihak
terkait.
G. INDIKATOR
1. Tersedia dokumen kebijakan mengenai arah dan prioritas pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat.
2. Adanya dokumen perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan monitoring
pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
3. Pelaksanaan kegiatan PKM yg baik, tersedianya panduan monev, terlaksananya
pelatihan peningkatan kompetensi civitas akademika.
4. Pelibatan mahasiswa dalam kegiatan PKM oleh dosen,
5. Memiliki proposal dan rencanan kegiatan PKM
6. Memiliki laporan kegiatan dan pertanggung jawaban keuangan kegiatan PKM
7. Semakin banyaknya sumber pendanaan kegiatan PKM dari berbagai pihak.
8. Semakin memadainya sarana dan prasaranan pelaksanaan kegiatan PKM.
9. Meningkatnya jumlah artikel publikasi ilmiah, aplikasi teknologi tentang rekayasa
social, model atau kebijakan produk/modul.
10. Tersedianya SOP penelitiam dan PkM yang lengkap
H. DOKUMEN TERKAIT
1. Statuta,
2. RIP PkM UMT
3. Renstra, Renop
4. kode etik
5. Dokumen akademik (kebijakan akademik, peraturan akademik, pedoman
akademik)
6. Dokumen mutu (kebijakan mutu dan manual mutu)
7. Pedoman penelitian dan PkM UMT
REFERENSI
193
Pendidikan Nasional.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015
Tentang Standar Nasional Pendidikan.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 141);
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
56 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24
Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta
Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2012 tentang Statuta Universitas Muhammadiyah Tangerang.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14
tahun 2014 tentang Kerjasama Perguruan Tinggi.
13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesisa Nomor 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa,
14. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 234/U/2000
tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.
15. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002
tentang Kurikulum inti Pendidikan Tinggi.
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
194
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif Penyusunan
Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud, Direktorat
Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu Perguruan
Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi
195
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SPKM/12/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
STANDAR PENGELOLAAN Revisi: 0
BPM-UMT SSP 3 23 16
Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016
A. RASIONAL
196
Pengabdian kepada masyarakat sebagai pengamalan IPTEKS yang dilakukan
oleh perguruan tinggi secara melembaga, bertujuan untuk menerapkan ipteks berbasis
penalaran ilmiah dan karya penelitian untuk menunjang pengembangan martabat
manusia, kelestarian sumber daya alam serta memberikan solusi atas persoalan
masyarakat, melalui interaksi mahasiswa, dosen dan masyarakat berdasarkan kajian
akademik. Kegiatan pengabdian masyarakat dapat berupa kegiatan terstruktur dan tidak
terstruktur.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka Rektor Universitas Muhammadiyah
Tangerang (UMT) melalui LP3M menetapkan standar pengabdian kepada masyarakat,
yang akan menjadi pedoman dan tolok ukur bagi pimpinan universitas, pimpinan
fakultas, ketua jurusan/ program studi dan tenaga pendidik, yang semuanya
bertanggung jawab dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang berdampak luas.
Standar pengabdian kepada masyarakat di UMT terdiri atas arah, kualifikasi dan
kompetensi, pengelolaan, proses, pendanaan, sarana dan prasarana, dan luaran dan
capaian pengabdian kepada masyarakat.
Arah Pengabdian kepada Masyarakat FKIP UMT dicoba untuk diarahakan pada
kegiatan sebagai berikut: 1) Arah kegiatan PkM ditentukan dengan mengacu pada visi
dan misi universitas, fakultas di UMT serta kebutuhan masyarakat pengguna, maupun
sasaran yang ingin dicapai, 2) Pelaksanaan PkM di lingkungan UMT adalah PkM yang
diupayakan berbasis hasil penelitian (Research based Community Services) Pendidikan
dan Budaya, 3)Kegiatan PkM yang dilakukan agar mengacu kepada pada upaya-upaya
pemberdayaan masyarakat dan peningkatan potensinya, peningkatan kualitas dan
kemandirian masyarakat, dan peningkatan derajat kesehatan di lingkungan dimana
kegiatan dilaksanakan, dan 4)PkM dikembangkan dalam bentuk Pendidikan kepada
Masyarakat, Pelayan kepada Masyarakat, Pengembangan Sumber Daya, Action
research dan Workshop.
Pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan sebagai perwujudan kontribusi
kepakaran, kegiatan pemanfaatan hasil pendidikan, dan/atau penelitian dalam upaya
memenuhi permintaan dan/atau memprakarsai peningkatan mutu kehidupan bangsa.
1. Standar pengelolaan pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal
tentang perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta
pelaporan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
2. Pengelolaan pengabdian kepada masyarkat sebagaimana dilaksanakan oleh lembaga
pengabdian masyarakat dalam bentuk kelembagaan yang bertugas untuk mengelola
pengabdian kepada masyarakat
3. Kelembagaan pengelola pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) adalah lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
4. Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat wajib:
a. menyusun dan mengembangkan rencana program pengabdian kepada
masyarakat sesuai dengan rencana strategis pengabdian kepada masyarakat
perguruan tinggi;
b. menyusun dan mengembangkan peraturan, panduan, dan sistem penjaminan
mutu internal kegiatan pengabdian kepada masyarakat;
197
c. memfasilitasi pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat;
b. melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengabdian kepada
masyarakat;
c. melakukan diseminasi hasil pengabdian kepada masyarakat;
3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.
200
f. Memfasilitasi peningkatan kemampuan Pengabdian kepada masyarakat
g. Memfasilitasi pelaksana dalam penulisan artikel ilmiah, dan perolehan
kekayaan intelektual.
h. Memberikan penghargaan kepada pelaksana Pengabdian kepada masyarakat
yang berprestasi
i. Melaporkan hasil kegiatan Pengabdian kepada masyarakat kepada pihak
pemberi dana, dan pihak-pihak lain yang terkait.
F. STRATEGI
1. Pimpinan universitas memotivasi civitas akademika untuk melaksanakan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat
2. Ketua LP3M menetapkan standar pengelolaan pelaksanaan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat setiap tahun
3. Kegiatan PkM dapat dilakukan oleh dosen dan mahasiswa baik perorangan maupun
kelompok dengan persetujuan kaprodi yang berkoordinasi dengan LP3M
4. Ketua LP3M menetapkan poses perencasnaan, pelaksaannnn dan monev
pengabbdian kepada masyarakat berdasarkan azas kemanfaatan setiap tahun.
5. Ketua LP3M menetapkan sumber, mekanisme, alokasi dan akuntabilitas pendanaan
kegiatan ppm setiap tahun.
6. Ketua LP3M menyediakan sarana, prarana dan fasilitas pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat setiap tahun.
7. Ketua LP3M menetapkan kriteria luaran pelaksanaan kegiatan PPM civitas
akademika setiap tahun.
8. Ketua LP3M menetapkan standar capaian pelaksanaan kegiatan PPM civitas
akademika berdasarkan azas kemanfaatan setiap tahun.
9. Strategi, kebijakan, dan prioritas kegiatan PkM harus ditetapkan sesuai dengan visi,
misi dan tujuan UMT dengan mempertimbangkan masukan dari pihak-pihak
terkait.
201
G. INDIKATOR
1. Tersedia dokumen kebijakan mengenai arah dan prioritas pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat.
2. Kesesuaian kualifikasi dan kompetensi civitas akademika dalam pelaksanaan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
3. Adanya dokumen perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan monitoring
pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
4. Pelaksanaan kegiatan PKM yg baik, tersedianya panduan monev, terlaksananya
pelatihan peningkatan kompetensi civitas akademika.
5. Pelibatan mahasiswa dalam kegiatan PKM oleh dosen,
6. Memiliki proposal dan rencanan kegiatan PKM
7. Memiliki laporan kegiatan dan pertanggung jawaban keuangan kegiatan PKM
8. Capaian Rata-rata dana PKM dosen per tahun minimal 1,5 juta per tahun
9. Capaian rata-rata banyak kegiatan PKM per dosen per tahun minimal 0.5 per tahun
10. Semakin banyaknya sumber pendanaan kegiatan PKM dari berbagai pihak.
11. Semakin memadainya sarana dan prasaranan pelaksanaan kegiatan PKM.
12. Meningkatnya jumlah artikel publikasi ilmiah, aplikasi teknologi tentang rekayasa
social, model atau kebijakan produk/modul.
H. DOKUMEN TERKAIT
1. Dokumen manajemen (Statuta, RIP, Renstra, Renop, struktur organisasi, dan kode
etik)
2. Dokumen akademik (kebijakan akademik, peraturan akademik, pedoman
akademik)
3. Dokumen mutu (kebijakan mutu dan manual mutu)
4. Pedoman Penelitian dan PkM
5. Form
REFERENSI
202
Pendidikan Nasional.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015
Tentang Standar Nasional Pendidikan.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 141);
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
56 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24
Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta
Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2012 tentang Statuta Universitas Muhammadiyah Tangerang.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14
tahun 2014 tentang Kerjasama Perguruan Tinggi.
13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesisa Nomor 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa,
14. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 234/U/2000
tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.
15. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002
tentang Kurikulum inti Pendidikan Tinggi.
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
203
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif Penyusunan
Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud, Direktorat
Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu Perguruan
Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi
204
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SPKM/12/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
STANDAR PENDANAAN Revisi: 0
BPM-UMT SSP 3 24 16
Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016
A. RASIONAL
205
Pengabdian kepada masyarakat sebagai pengamalan IPTEKS yang dilakukan
oleh perguruan tinggi secara melembaga, bertujuan untuk menerapkan ipteks berbasis
penalaran ilmiah dan karya penelitian untuk menunjang pengembangan martabat
manusia, kelestarian sumber daya alam serta memberikan solusi atas persoalan
masyarakat, melalui interaksi mahasiswa, dosen dan masyarakat berdasarkan kajian
akademik. Kegiatan pengabdian masyarakat dapat berupa kegiatan terstruktur dan tidak
terstruktur.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka Rektor Universitas Muhammadiyah
Tangerang (UMT) melalui LPPM menetapkan standar pengabdian kepada masyarakat,
yang akan menjadi pedoman dan tolok ukur bagi pimpinan universitas, pimpinan
fakultas, ketua jurusan/ program studi dan tenaga pendidik, yang semuanya
bertanggung jawab dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang berdampak luas.
Standar pengabdian kepada masyarakat di UMT terdiri atas arah, kualifikasi dan
kompetensi, pengelolaan, proses, pendanaan, sarana dan prasarana, dan luaran dan
capaian pengabdian kepada masyarakat.
Arah Pengabdian kepada Masyarakat FKIP UMT dicoba untuk diarahakan pada
kegiatan sebagai berikut: 1) Arah kegiatan PkM ditentukan dengan mengacu pada visi
dan misi universitas, fakultas di UMT serta kebutuhan masyarakat pengguna, maupun
sasaran yang ingin dicapai, 2) Pelaksanaan PkM di lingkungan UMT adalah PkM yang
diupayakan berbasis hasil penelitian (Research based Community Services) Pendidikan
dan Budaya, 3)Kegiatan PkM yang dilakukan agar mengacu kepada pada upaya-upaya
pemberdayaan masyarakat dan peningkatan potensinya, peningkatan kualitas dan
kemandirian masyarakat, dan peningkatan derajat kesehatan di lingkungan dimana
kegiatan dilaksanakan, dan 4)PkM dikembangkan dalam bentuk Pendidikan kepada
Masyarakat, Pelayan kepada Masyarakat, Pengembangan Sumber Daya, Action
research dan Workshop.
Jenis-jenis kegiatan yang dilakukan dapat berupa: 1) Bantuan kepada pemerintah
untuk mengembangkan potensi dan inventarisasi daerah serta mewujudkan kerjasama
yang serasi dengan melibatkan kepakaran yang ada di UMT, kewenangan pemerintah
dan masyarakat, 2) Berupaya untuk Penciptaan wahana scientific based
entrepreneurship, terutama kepada masyarakat yang ekonominya lemah atau
pendidikannya masih rendah, dengan mengaplikasikan ilmu dan keterampilan hasil
penelitian yang tepat guna dan berdaya guna bagi kepentingan masyarakat, 3)
Berupaya untuk dikembangkannya penyelenggaraan kerjasama dengan daerah untuk
mendukung pengembangan program pendidikan yang bermutu, 4) Penyelenggaraan
kerjasama dengan industri dan lembaga untuk meningkatkan kemampuan dalam
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan maupun pelatihan bagi tenaga
industri untuk meningkatkan kemampuan dalam ilmu dan teknologi. 5)
Penyelenggaraan perintisan sarana scientific based interpeneurship di dalam kampus
yang melibatkan sivitas akademika dan alumni, dan 5) Mengembangkan suatu sistem
informasi dan layanan teknologi, serta 6) Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Magang
yang dengan dikembangkannya Program Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat.
206
Standar pendanaan dan pembiayaan PkM diperlukan agar menjadi pedoman dalam
mencari sumber dan mekanisme pendanaan dan pembiayaan PkM
2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.
3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional
208
c. Memiliki mekanisme pendanaan dan pembiayaan Pengabdian kepada
masyarakat.
d. Memiliki dana pengelolaan lembaga Pengabdian kepada masyarakat untuk
membiayai
1) Manajemen Pengabdian kepada masyarakat terdiri atas seleksi proposal,
pemantauan dan evaluasi, pelaporan Pengabdian kepada masyarakat, dan
diseminasi hasil Pengabdian kepada masyarakat.
2) Peningkatan kapasitas pelaksana engabdian kepada masyarakat dalam
bentuk pelatihan, workshop, dan lain-lain.
3) Insentif bagi publikasi hasil Pengabdian kepada masyarakat minimal Rp.
5.000.000/judul dan insentif kekayaan intelektual minimal Rp
10.000.000/judul, atau sesuai dengan kemampuan UMT
E. STRATEGI
1. Pimpinan universitas memotivasi civitas akademika untuk melaksanakan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat
2. Pimpinan LP3M, Dekan/Direktur, ketua jurusan/bagian/program studi membina
hubungan dengan berbagai pihak untuk mendapatkan sumber pendanaan
pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
3. Rektor melalaui LP3M menetapkan arah dan prioritas kegiatan kepada masyarakat
di UMT setiap tahun.
4. LP3M mensosialisasi standar pendanaan kepada dosen dan mahasiswa.
5. Ketua LP3M menetapkan poses perencasnaan, pelaksaannnn dan monev
pengabbdian kepada masyarakat berdasarkan azas kemanfaatan setiap tahun.
6. Ketua LP3M menetapkan sumber, mekanisme, alokasi dan akuntabilitas pendanaan
kegiatan PkM setiap tahun.
7. Ketua LP3M menyediakan sarana, prarana dan fasilitas pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat setiap tahun.
8. Ketua LP3M menetapkan kriteria luaran pelaksanaan kegiatan PKM civitas
akademika setiap tahun.
9. Ketua LP3M menetapkan standar capaian pelaksanaan kegiatan PKM civitas
akademika berdasarkan azas kemanfaatan setiap tahun.
10. Strategi, kebijakan, dan prioritas kegiatan PkM harus ditetapkan sesuai dengan visi,
misi dan tujuan UMT dengan mempertimbangkan masukan dari pihak-pihak
terkait.
F. INDIKATOR
1. Tersedia dokumen kebijakan mengenai arah dan prioritas pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat.
209
2. Kesesuaian kualifikasi dan kompetensi civitas akademika dalam pelaksanaan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
3. Adanya dokumen perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan monitoring
pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
4. Pelaksanaan kegiatan PKM yg baik, tersedianya panduan monev, terlaksananya
pelatihan peningkatan kompetensi civitas akademika.
5. Pelibatan mahasiswa dalam kegiatan PKM oleh dosen,
6. Memiliki proposal dan rencanan kegiatan PKM
7. Memiliki laporan kegiatan dan pertanggung jawaban keuangan kegiatan PKM
8. Capaian Rata-rata dana PKM dosen per tahun minimal 1,5 juta per tahun
9. Capaian rata-rata banyak kegiatan PKM per dosen per tahun minimal 0.5 per tahun
10. Semakin banyaknya sumber pendanaan kegiatan PKM dari berbagai pihak.
11. Semakin memadainya sarana dan prasaranan pelaksanaan kegiatan PKM.
12. Meningkatnya jumlah artikel publikasi ilmiah, aplikasi teknologi tentang rekayasa
social, model atau kebijakan produk/modul.
G. DOKUMEN TERKAIT
1. Dokumen manajemen (Statuta, RIP, Renstra, Renop, struktur organisasi, dan kode
etik)
2. Dokumen akademik (kebijakan akademik, peraturan akademik, pedoman
akademik)
3. Dokumen mutu (kebijakan mutu dan manual mutu)
210
REFERENSI
211
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif Penyusunan
Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud, Direktorat
Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu Perguruan
Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi
212
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SKM/09/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
Revisi: 0
STANDAR KEMAHASISWAAN Halaman 2 dari 6 halaman
BPM-UMT SSP 3 25 16
Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016
213
A. RASIONAL
2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.
3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam
skala regional, nasional dan internasional
F. STRATEGI
1. Rektor/Dekan/Direktur/Ketua Prodi mensosialisasikan kebijakan penerimaan
mahasiswa baru kepada stakeholders
2. Universitas/fakultas/PPs /prodi menjalankan kebijakan tentang orientasi mahasiswa
baru setiap tahun.
3. Rektor/Dekan/Direktur/ketua Prodi maupun dosen melakukan peng-awasan
terhadap pelaksanaan orientasi mahasiswa baru oleh panitia/pengurus lembaga
kemahasiswaan
4. Rektor/Dekan/Direktur/ketua Prodi mengkordinasikan kegiatan kemahasiswaan
yang meliputi (1) bidang penalaran, (2) bidang minat bakat dan kegemaran, (3)
bidang organisasi dan (4) bidang kesejahteraan dan bakti sosial.
5. Rektor/Dekan/Direktur/ketua Prodi/dosen mendorong partisipasi maha-siswa dalam
kegiatan kemahasiswaan yang meliputi (1) bidang penalaran, (2) bidang minat
bakat dan kegemaran, (3) bidang organisasi dan (4) bidang kesejahteraan dan bakti
sosial
6. Rektor menetapkan kebijakan tentang penerimaan mahasiswa baru yang berlaku
pada tiap fakultas/PPs/ prodi setiap periode penerimaan.
7. Rektor menetapkan kebijakan tentang jenis kegiatan orientasi mahasiswa baru yang
berlaku pada universitas/fakultas/PPs/prodi.
8. Rektor menetapkan kebijakan tentang kegiatan kemahasiswaan yang meliputi (1)
bidang penalaran, (2) bidang minat, bakat dan seni, (3) bidang organisasi dan (4)
bidang kesejahteraan dan bakti sosial
G. INDIKATOR
1. Rekrutasi mahasiswa
a. Tersedianya formulir pendaftaran mahasiswa baru secara manual dan on line.
b. Terlaksananya penerimaan mahasiswa kelas reguler satu tahun sekali
c. Mahasiswa integrasi /pindahan diatur dalam ketentuan khusus Rektor.
2. Pembinaan mahasiswa
a. Terlaksananya orientasi mahasiswa baru melalui pendidikan karakter.
b. Terselenggaranya perkuliahan “Outing Classroom” berupa diskusi, seminar, dan
workshop, PPL, PKL, KKN.
c. Adanya pelatihan dan penelitian Program Kreatifitas Mahasiswa
d. Terlaksananya pembinaan akademik dan konseling melalui dosen
Penasehat Akademik
e. Adanya pembinaan kelembagaan mahasiswa
f. Adanya kebijakan yang mengatur perbaikan kesejahteraan mahasiswa
216
H. DOKUMEN TERKAIT
217
REFERENSI
218
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif Penyusunan
Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud, Direktorat
Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu Perguruan
Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi
219
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SSA/10/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
Revisi: 0
STANDAR SUASANA AKADEMIK Halaman 2 dari 6 halaman
BPM-UMT SSP 3 26 16
Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016
A. RASIONAL
220
Suasana akademik atau sering disebut sebagai academic atmosphere merupakan
salah satu komponen yang dapat memberikan pengaruh signifikan didalam
menghasilkan kualitas lulusan dan layanan akademik. Meskipun suasana akademik
bukan merupakan komponen fisik yang bisa diukur dengan suatu tolok ukur yang jelas
(intangible), namun kualitas suasana akademik akan dapat dikenali dan dirasakan.
Suasana akademik bisa diukur dengan diwujudkannya budaya akademik yang
mengedepankan nilai-nilai dan etika akademik dari seluruh sivitas akademika UMT.
Suasana akademik dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi kegiatan akademik,
interaksi antara dosen dan mahasiswa, antara sesama mahasiswa maupun sesama dosen
dan seluruh civitas akademika untuk mengoptimalkan proses pembelajaran. Suasana
akademik merupakan komponen evaluasi diri yang harus selalu diperbaiki dan
ditingkatkan secara sistematis, berkelanjutan serta dipergunakan sebagai salah satu
komponen penjamin mutu.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka Rektor Universitas Muhammadiyah
Tangerang (UMT) melalui LPMU menetapkan standar suasana akademik yang akan
menjadi pedoman dan tolok ukur bagi pimpinan universitas, pimpinan fakultas, ketua
jurusan/program studi, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan mahasiswa, yang
semuanya bertanggung jawab dalam menciptakan suasana akademik yang kondusif.
Lingkup penjaminan mutu terhadap suasana akademik dikendalikan melalui standar ini
yang meliputi : 1) Etika akademik, 2) Budaya akademik, 3) Sarana dan prasarana
akademik, 4) Mutu dan kuantitas interaksi kegiatan akademik, 5) Rancangan
pengembangan suasana akademik, 6) Keterlibatan sivitas akademika dalam kegiatan
akademik, dan 7) Pengembangan kepribadiandan karakter ilmiah.
2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.
3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
221
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.
c. Etika mahasiswa
1) Mahasiswa harus beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME.
2) Mahasiswa harus menghargai dosen, karyawan dan sesama mahasiswa
3) Mahasiswa harus senantiasa membina sikap ilmiah, yaitu berupa hasrat
ingin tahu dan belajar terus menerus, daya analisis yang tajam, jujur dan
bertanggung jawab, terbuka dan kritis terhadap pendapat yang berbeda,
bebasa dari prasangka, serta menghargai nilai, norma, kaidah dan tradisi
keilmuan.
4) Mahasiswa harus senantiasa membina sikap professional, yaitu
keinginan untuk mencapai tingkat kecanggihan yang lebih tinggi,
kemandirian dan kemahiran sesuai bidang ilmu dan bakat, etika profesi
yang tinggi, serta kesejawatan yang tinggi.
5) Mahasiswa seharusnya tidak membawa dan menyalahgunakan
minuman keras, narkotika, obat terlarang, senjata tajam, bahan peledak,
223
gambar/buku/rekaman/ pornografi dan alat bantu perjudian ke dalam
lingkungan kampus.
6) Mahasiswa seharusnya tidak melakukan tindak pelecehan dan
pelanggaran seksual
7) Mahasiswa tidak seharusnya menggunakan ruangan maupun fasilitas
lain didalam lingkungan kampus untuk melakukan kegiatan tanpa ijin
pimpinan atau pejabat yang berwewenang.
8) Mahasiswa harus menggunakan kebebasan akademik secara
bertanggung jawab untuk menuntut ilmu, sesuia dnegan norma dan
susila yang berlaku dalam lingkungan akademik.
9) Mahasiswa seharusnya memanfaatkan fasilitas institusi dalam rangka
kelancaran proses belajar.
10) Mahasiswa harus ikut serta dalam organisasi kemahasiswaan.
11) Mahasiswa harus menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan,
kecuali bagi yang dibebakan sesuai dengan kebijaksanaan dan peraturan
yang berlaku.
12) Mahasiswa harus mematuhi semua peraturan, ketentuan dan tradisi
akademik yang berlaku di Fakultas Keguruan dan Ilmu
PendidikanUniversitas Muhammadiyah Tangerang.
13) Mahasiswa harus memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan,
ketertiban dan keamanan di lingkungan FKIP kususnya dan UMT
secara umum.
14) Mahasiswa harus menjaga kewibawaan dan nama baik almamater
15) Mahasiswa harus menjunjung tinggi kebudayaan nasional
16) Mahasiswa harus memohon ijin ke pimpinan institusi
(Karodi/Dekan/jajaran pimpinan lainnya) apabila mengadakan kegiatan
yang mengatasnamakan institusi.
17) Mahasiswa harus menjaga integritas kepribadiannya sebagai calon
intelektual dan generasi penerus masa depan.
224
diterbitkan dalam jurnal ilmiah.
225
b. Dosen harus meluangkan waktunya untuk ikut serta melakukan kegiatan
c. Mahasiswa harus terlibat manakala Akademi sedang keluarkan program
menciptakan suasana akademik berjalan opntimal
F. STRATEGI
1. Sivitas akademika UMT menciptakan lingkungan kampus yang kondusif untuk
mengembangkan atmosfer akademik yang efektif secara berkelanjutan
2. Pimpinan universitas/fakultas/pascasarjana/program studi, tenaga pendi-dik dan
tenaga kependidikan berusaha memaksimalkan lingkungan psikologis maha-siswa,
sehingga tercipta suasana akademik yang kondusif secara berkelanjutan.
3. Dosen memaksimalkan pengembangan intelektualitas, sikap, dan perilaku
mahasiswa secara terus menerus.
4. Kegiatan penelitian yang dilakukan Dosen harus melibatkan mahasiswa.
5. Dosen harus memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mempublikasikan
karya ilmiah melalui media ilmiah.
6. Pimpinan universitas/fakultas/pascasarjana/program studi, tenaga pendi-dik dan
tenaga kependidikan memfasilitasi mahasiswa untuk mendapatkan informasi
tentang perkembangan ilmu pengetahuan, baik melalui perpustakaan (buku dan
jurnal), media elektronik (internet), dan laboratorium/kebun percobaan.
7. Pimpinan UMT dan fakultas harus memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk
melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler setiap semester.
8. Pimpinan universitas/fakultas/pascasarjana/program studi, tenaga pendi-dik
menetapkan program kegiatan intra dan extra kurikuler (seminar, lokakarya,
simposium, dll) secara terjadual setiap tahun.
9. Pimpinan universitas memastikan tersedianya sarana dan prasarana pendukung
suasana akademik yang kondusif ditingkat universitas.
10. Dekan, ketua program studi memastikan dan melakukan koordinasi dengan dosen
dan perwakilan mahasiswa untuk perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan
pendukung suasana akademik yang kondusif ditingkat Fakultas, dan program studi.
G. INDIKATOR
1. Ditetapkannya kebijakan standar suasana akademik UMT (termasuk etika dan
budaya akademik), dan dilaksanakan sepenuhnya oleh seluruh sivitas akademika
UMT
226
2. Suasana akademik dan hubungan sosial antar sivitas akademika, utamanya antara
dosen dan mahasiswa semakin kondusif
3. Kondisi sarana prasarana pendukung kegiatan akademik terus membaik
4. Menurun dan sedikitnya keluhan sivitas akademika
5. Presentase kehadiran dosen dan mahasiswa dalam kegiatan akademik meningkat
6. Jumlah kegiatan penelitian, pengabdian, dan jurnal ilmiah dosen meningkat
7. Jumlah kegiatan seminar dan kegiatan ilmiah lainnya meningkat.
8. Jumlah karya ilmiah mahasiswa meningkat
9. Jumlah mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan penelitian maupun pengabdian
dosen semakin meningkat.
227
REFERENSI
228
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif Penyusunan
Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud, Direktorat
Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu Perguruan
Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi
229
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SSI/13/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
Revisi: 0
STANDAR SISTEM INFORMASI Halaman 2 dari 6 halaman
BPM-UMT SSP 3 27 16
Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016
A. RASIONAL
230
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sangat pesat di
berbagai bidang, termasuk dunia pendidikan. Penggunaan TIK dalam penyelenggaraan
dan pengelolaan pendidikan tinggi memberikan dukungan dan layanan informasi yang
lebih baik secara internal dan eksternal. Perkembangan TIK telah mempengaruhi dua
bagian penting dalam sistem pendidikan tinggi yaitu manajemen dan aktivitas
pembelajaran. Pemanfaatan TIK diharapkan meningkatkan efisiensi manajemen
pendidikan tinggi dan meningkatkan efektivitas aktivitas pembelajaran, yang keduanya
merupakan kunci penting daya saing perguruan tinggi di Indoneia dalam menghadapi
persaingan global. Pemba-ngunan infrastruktur jaringan informasi dan komunikasi baik
tingkat lokal maupun nasio-nal telah memberikan keleluasan ruang gerak
pengembangan sistem informasi pendidikan, mulai dari program studi, fakultas, sampai
universitas.
Berdasarkan misi Universitas Muhammadiyah Tangerang dalam pengembangan
pendidikan berbasis riset dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi, tata
kelola universitas yang transparan dan memberikan layanan prima dalam pendidikan,
kemandirian penyelenggara-an perguruan tinggi, serta mempertimbangkan kemajuan
teknologi informasi dan komuni-kasi, maka sistem informasi manajemen yang terpadu
menjadi kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi. Sistem informasi manajemen yang
baik akan memudahkan pengambilan keputusan yang tepat dan baik pula. Oleh karena
itu Universitas Muhammadiyah Tangerang menetapkan standar sistem informasi.
Menerapkan manajemen akademik, sumber daya manusia, keuangan, dan mutu
berbasis perencanaan dan teknologi informasi supaya tercipta Good Governance.
Dalam rangka mewujudkan sistem informasi yang efisien dan efektif, aman,
terpadu dan akuntabel, perlu dirumuskan standar sistem informasi. Sistem Informasi
UMT meliputi perangkat lunak dan keras (software and hardware), sistem perangkat
sumber daya manusia (humanware), sistem perangkat organisasi dan tata kelola
(organoware), dan sistem perangkat diseminasi informasi (infoware).
2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.
3. Tujuan UMT
231
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.
D. DEFINISI ISTILAH
1. Sistem Informasi adalah aplikasi sistem yang berfungsi sebagai instrumen dalam
mengelola, menyiapkan serta mendukung penyelenggaraan pendidikan yakni;
a. Siakad adalah sistem informasi yang berkaitan dengan pengisian KRS, KHS,
jadwal kuliah dan ujian, biodata mahasiswa serta ruang kuliah dan aplikasi
mendukung proses pembelajaran.
b. PD-Dikti adalah sistem informasi untuk mendukung proses pengumpulan data
program studi berkaitan dengan pelaporan kinerja program studi
c. Sistem Informasi Perpustakaan adalah pendukung operasional perpustakaan
yang berfungsi sebagai sarana manajemen katalog buku dan berbagai koleksi
dan status ketersediaannya pada lingkup UMT.
d. Sistem Informasi Penjaminan Mutu adalah aplikasi untuk mendukung
penjaminan mutu akademik dalam penyelenggaraan pendidikan UMT yang
menjadi alat ukur dan evaluasi dosen berdasar penilaian mahasiswa
e. Sistem Informasi beasiswa on line menyediakan informasi beasiswa dari
instansi pemerintah mapun swasta.
f. Sistem Informasi Manajemen Aset adalah aplikasi pengelolaan aset yang
ditujukan untuk menjawab permasalahan-permasalahan aset UMT serta dapat
membuka jasa bagi intansi luar.
2. Sistem Informasi Akademik adalah satu kesatuan (blue print) berkaitan dengan
profil institusi (universitas, fakultas, jurusan/prodi, lembaga, UPT) informasi
kurikulum, pendidikan/pengajaran, penelitian, pengabdian serta informasi non
akademik lainnya bagi civitas akademika.
E. PERNYATAAN ISI STANDAR
1. Universitas/Fakultas/Program Pascasarjana/Program Studi menyusun blue print
232
pengembangan, pengelolaan dan pemanfaatan sistem informasi yang akurat dan
akuntabel untuk jangka waktu 5 tahun.
2. Universitas/Fakultas/Program Pascasarjana/Program Studi menggunakan hardware
dan software yang berlisensi dengan jumlah yang memadai .
3. Universitas/Fakultas/Program Pascasarjana/Program Studi meningkatkan dan
mengembangkan sumber daya manusia yang menguasai sistem informasi .
4. Universitas/Fakultas/Program Pascasarjana/Program Studi meningkatkan dan
mengembangkan organisasi dan tata kelola sistem informasi yang berkualitas.
5. Universitas/Fakultas/Program Pascasarjana/Program Studi meningkatkan dan
mengembangkan perangkat diseminasi sistem informasi yang valid.
6. Universitas/Fakultas/Program Pascasarjana/Program Studi meningkatkan
aksesibilitas informasi secara luas.
F. STRATEGI
1. Pimpinan Universitas/Fakultas/Program Pascasarjana/Program Studi menyediakan
sarana dan prasarana sistem informasi.
2. Pimpinan Universitas/Fakultas/Program Pascasarjana/Program Studi menyediakan
dan mengembangkan sumber daya manusia secara bertahap dan berkelanjutan.
3. Pimpinan Universitas/Fakultas/Program Pascasarjana/Program Studi
mengalokasikan dana untuk mengembangkan sarana dan prasarana, sumber daya
manusia, tata kelola, dan diseminasi sistem informasi.
G. INDIKATOR
1. Tersedianya blue print sistem informasi untuk 5 tahun
2. Tersedianya perangkat lunak ( software) dan keras (hardware)
3. Tersedianya sumber daya manusia (humanware)
4. Tersedianya perangkat organisasi dan tata kelola (organoware)
5. Tersedianya diseminasi informasi (infoware)
6. Tersedianya dana untuk sarana dan prasarana, sumber daya manusia, tata kelola,
dan diseminasi sistem informasi
H. DOKUMEN TERKAIT
1. Standar ini harus dilengkapi dengan Peraturan Peraturan yang mendukung
2. Prosedur, borang atau formulir kerja yang terkait dengan sistem informasi.
233
REFERENSI
234
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif
Penyusunan Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud,
Direktorat Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu Perguruan
Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi
235
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SKDLN/14/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
STANDAR KERJASAMA DALAM Revisi: 0
BPM-UMT SSP 3 28 16
Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016
236
A. RASIONAL
Kerjasama merupakan upaya bersama yang dilakukan secara sadar dengan saling
mendukung dan saling menguatkan sehingga dicapai sinergi yang baik. Adanya sinergi
ini dibuktikan dengan adanya hasil yang lebih baik bila dibandingkan bekerja sendiri.
Kerjasama perguruan tinggi bertujuan meningkatkan efektivitas, efisiensi, produktivitas,
kreativitas, inovasi, mutu, dan relevansi pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi untuk
meningkatkan daya saing bangsa. Pelaksanaan kerjasama tersebut berdasarkan prinsip
yang mengutamakan kepentingan pembangunan nasional, menghargai kesetaraan mutu,
menghasilkan peningkatan mutu pendidikan, keberlanjutan, dan mempertimbangkan
keberagaman kultur yang bersifat lintas daerah, nasional, dan/atau internasional.
Agar kerjasama UMT dengan berbagai pihak baik di dalam maupun di luar
negeri dapat terlaksana tanpa melanggar peraturan perundang-undangan serta selaras
dengan visi dan misi UMT, maka perlu adanya standar tentang kerjasama.
2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan dalam
mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.
3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan dan
pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.
237
D. ISTILAH DAN DEFINISI
1. Kerjasama adalah kesepakatan antara universitas dengan perguruan tinggi, dunia
usaha, atau pihak lain, baik di dalam maupun di luar negeri.
2. Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan
tinggi yang berbentuk universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik, akademi, atau
akademi komunitas.
3. Dunia usaha adalah orang perseorangan dan/atau badan usaha, baik yang berbadan
hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang melakukan kegiatan dengan
mengerahkan tenaga dan pikiran untuk mencapai tujuan mencari laba.
4. Pihak lain adalah orang perseorangan, perkumpulan, yayasan, dan/atau institusi, baik
yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang melakukan
kegiatan dengan mengerahkan tenaga dan pikiran untuk mencapai tujuan
kemanusiaan, sosial, dan keagamaan yang bersifat nirlaba.
238
F. STRATEGI
1. Perencanaan dan pelaksanaan kerjasama melalui modus penawaran dan/atau
permintaan yang diselenggarakan dengan pola pembimbing-dibimbing dan /atau
kolaborasi;
2. Pimpinan universitas merencanakan, memutuskan dan menyepakati kerjasama dalam
dan luar negeri dalam bentuk dokumen nota kesepahaman (memorandum of
understanding);
3. Pimpinan fakultas, program studi, dan UPT terkait melaksanakan operasionalisasi
kerjasama sesuai nota kesepahaman yang telah disepakati.
G. INDIKATOR
1. Kuantitas, kualitas dan variasi kerjasama dalam dan luar negeri semakin meningkat;
2. Pihak terkait yang terlibat dalam realisasi dan implementasi kerjasama dalam dan
luar negeri semakin banyak.
H. DOKUMEN TERKAIT
1. Standar ini dilengkapi dengan peraturan-peraturan pendukung;
2. Prosedur, borang atau formulir kerja yang terkait dengan kerjasama.
239
REFERENSI
240
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan
Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan
Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif Penyusunan
Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud, Direktorat
Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu Perguruan
Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan Tinggi
241
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SPKM/12/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
Revisi: 0
STANDAR PENERAPAN AIKA Halaman 2 dari 6 halaman
BPM-UMT SSP 3 29 16
Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016
242
A. RASIONAL
Lingkup penjaminan mutu terhadap penerapan Al-Islam Kemuhammadiyahan
dikendalikan melalui standar ini yang meliputi : prinsip dasar penyelenggaraan kegiatan,
bidang kegiatan, tujuan kegiatan, penggunaan dana, kerangka masalah, rentang waktu
kegiatan, pemilihan materi kegiatan. Keterkaitan dengan hal tersebut maka harus disiapkan
dokumen dan tahapan-tahapan yang tertuang dalam prosedur yang harus ditaati.
2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan dalam
mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.
3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan dan
pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.
D. STANDAR AIKA
1. Standar Dasar Perjuangan AIKA
a. Al Quran dan Sunnah Rasulullah menjadi landasan berpikir, bersikap, dan
berperilaku.
b. Tauhid adalah basis nilai pengembangan UMT.
243
c. Ideologi Muhammadiyah merupakan acuan sikap, kebijakan dan perilaku
organisasi UMT.
d. UMT adalah alat dakwah persyarikatan Muhammadiyah.
e. UMT dikelola sesuai dengan Pedoman, Ketentuan dan Kaidah-kaidah yang
ditetapkan oleh PP Muhammadiyah dan Majlisdiktilitbang.
Pelaksanaan kegiatan Bidang AIKA harus tercantum dan didasarkan pada Rencana
Strategik UMT dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan UMT.
b. Pembinaan SDM
1) Melaksanakan pengajian rutin untuk karyawan, minimal 1 kali dalam 1 bulan.
2) Melaksanakan pengajian rutin untuk Dosen, minimal 1 kali dalam sebulan.
3) Melaksanakan Pengajian rutin untuk Pimpinan, minimal 1 kali dalam 2 bulan.
4) Melaksanakan Baitul Arqam untuk Karyawan minimal 1 kali dalam satu tahun.
244
5) Melaksnakan Baitul Arqam untuk Dosen minimal 1 kali dalam satu tahun.
6) Melaksanakan Baitul Arqam Dosen AIKA minimal 1 kali dalam 1 tahun.
7) Melaksanakan Baitul Arqam untuk pimpinan minimal 1 kali dalam 2 tahun.
8) Membentuk Tim Instruktur untuk program perkaderan.
9) Memberi reward naik haji/umroh bagi SDM berprestasi.
10) Melakukan diskusi, seminar dan simposisum tentang pengembangan pemikiran
Islam dan Kemuhammadiyahan.
11) Melakukan kajian-kajian untuk pengembangan kelembagaan persyarikatan,
ortom dan AUM.
12) Membuka program-program sertifikasi untuk kajian Islam yang lebih
terprogram dan lebih sistematis.
4. Kompetensi Lulusan
a. Kompetensi Keberagamaan, dicirikan dengan nilai-nilai:
1) Kemurnian aqidah (keyakinan berbasis tauhid yang bersumber pada ajaran Al-
Qur’an dan Sunnah Nabi yang shahih/maqbullah) yang membentuk keshalehan
dalam kehidupan.
2) Ketaatan beribadah (senantiasa menjalankan ibadah mahdhah, baik yang wajib
maupun yang sunnat tathawwu` sesuai tuntunan Rasulullah) yang tahsinah
(kemanfaatan atau fungsi) dari ibadah itu terpantul dalam kehidupan sehari-hari.
3) Kikhlasan (melakukan sesuatu semata-mata karena Allah SWT) dalam hidup
dan berjuang menegakkan ajaran Islam melalui Muhammadiyah.
4) Shiddiq (jujur dan dapat dipercaya) dalam hati, kata, dan tindakan.
5) Amanah (komitmen dan tanggung jawab moral yang tinggi) dalam mengemban
tugas organisasi.
245
6) Berjiwa gerakan (semangat untuk aktif dalam Muhammadiyah sebagai
panggilan jihad di jalan Allah).
246
4) Keladanan
5) Tabligh
6) Inovatif
7) Berpikiran maju dan membawa Muhammadiyah pada kemajuan di berbagai
bidang yang menjadi misi dan usaha gerakan.
e. Kompetensi Kemuhammadiyahan, dengan indicator:
1) Memahami dan menghayati sejarah Muhammadiyah
2) Menjadi intelektual dengan ideology Islam berkemajuan
3) Mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan jamaah secara terorganisir
4) Memahami dan meneladani tokoh-tokoh Muhammadiyah
5) Memahami dan mencontoh pola gerakan social keagamaan Muhammadiyah
dalam kehidupan social.
6) Memahami dan mencontoh strategi kebudayaan Muhammadiyah dalam
mentransformasikan kehidupan masyarakat menuju masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya.
247
b. Kurikulum Non-AIKA
Tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran pada seluruh Program harus
mencerminkan integrasi Islam dengan Ilmu Pengetahuan.
248
m. Ujian Pendadaran merupakan syarat untuk bisa mengikuti Ujian Skripsi.
n. Pelaksanaan Ujian Pendadaran AIKA dilakukan oleh 2 (dua) Panitia, Panitia
tingkat Pusat dan Panitia teknis di tingkat Fakultas.
b. Kerjasama dengan persyarikatan, ortom dan AUM dilakukan bersama sejak proses
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
249
REFERENSI
250
tentang Kurikulum inti Pendidikan Tinggi.
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan
Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan
Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif Penyusunan
Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud, Direktorat
Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu Perguruan
Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan Tinggi
251
Kode/No.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LPM-UMT/SPKM/12/3/03/16
TANGERANG
Tanggal: 11-3-2016
Revisi: 0
STANDAR KESEJAHTERAAN Halaman 2 dari 6 halaman
BPM-UMT SSP 3 30 16
Rektor/ Ketua
3 Persetujuan Dr. H. Achmad Badawi, MM
Senat
20 Maret 2016
252
C. RASIONAL
Pendidik dan tenaga kependidikan merupakan sebutan yang ditujukan khusus
kepada sumber daya manusia kependidikan pada setiap satuan pendidikan. Dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU RI No. 20 Tahun
2003) Tentang Sistem Pendidikan Nasional sebutan pendidik seolah masuk dalam
pemaknaan luas tentang tenaga kependidikan (Pasal 1). Hal ini sejalan dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1992 Tentang Tenaga Pendidikan (Pasal 1 dan
3) yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2000. Dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 (PP No. 32 Tahun 2013) tentang
Perubahan Atas PP No. 44 Tahun 2015 hanya ditemukan definisi standar pendidik dan
tenaga kependidikan, tetapi tidak dimuat secara spesifik definisi masing-masing
sebutan pendidik dan tenaga kependidikan secara terpisah. Agar tidak menimbulkan
kerancuan pengertian, untuk konteks perguruan tinggi akan lebih jernih jika digunakan
sebutan dosen dan tenaga kependidikan. Alasannya, dalam UU RI No.14 Tahun 2005
Tentang Guru dan Dosen, UU RI No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidian Tinggi, dan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nonor 43 Tahun
2012 (Permendikbud No. 43 Tahun 2012) Tentang Statuta Universitas Muhammadiyah
Tangerang (UMT), ternyata digunakan sebutan dosen dan tenaga kependidikan yang
masing-masing didefinisikan secara spesifik dan terpisah.
Dalam rujukan tersebut, dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan
tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahu-an, teknologi, dan seni (IPTEKS) melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat. Definisi ini mengandung pengertian bahwa dosen
sebagai pendidik profesional dan ilmuan di perguruan tinggi memiliki tugas utama
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta mengembangkan dan menyebarluaskan
IPTEKS kepada mahasiswa dan masyarakat. Di sisi lain, tenaga kependidikan adalah
anggota masyarakat yang mengab-dikan diri dan diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan yang dapat meliputi laboran, pustakawan, teknisi, pegawai
administrasi, sopir, dan pekarya. Tugasnya adalah melaksanakan administrasi,
pengelolaan, pengembangan, pengawasan, pengamanan, dan pelayanan teknis untuk
menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan (Universitas Muhammadiyah
Tangerang).
Standar pendidik dan tenaga kependidikan Universitas Muhammadiyah
Tangerang (UMT) dapat pula disebut standar sumber daya manusia (SDM) yang
mengabdikan diri dan diangkat di UMT yang secara spesifik dapat disebut standar
dosen dan tenaga kependidikan UMT. Dalam UU No. 12 Tahun 2012 Tentang
Pendidikan Tinggi Pasal 69 Ayat (1) dinyatakan bahwa ketenagaan perguruan tinggi
terdiri atas dosen dan tenaga kependidikan. Artinya, dosen dan tenaga kependidikan
adalah SDM kependidikan merupakan dua pilar utama dalam upaya mewujudkan visi
dan misi UMT.
Dosen dan tenaga kependidikan yang bermutu dan profesional diperlukan
UMT agar mampu melaksanakan fungsi dan peran sebagai: (a) wadah pembelajaran
mahasiswa dan masyarakat; (b) wadah pendidikan calon pemimpin bangsa; (c) pusat
253
pengembangan IPTEKS; (d) pusat kajian kebajikan dan kekuatan moral untuk mencari
dan menemukan kebenaran; dan (e) pusat pengembangan peradaban bangsa (UU No.
12/2012 Pasal 58 Ayat (1)). Pemenuhan fungsi dan peran tersebut, UMT harus mampu
melakukan penjaminan mutu dosen dan tenaga kependidikan.
Standar mutu dosen dan tenaga kependidikan UMT meliputi kualifikasi
akademik, kompetensi, komposisi dan jumlah, rasio dosen mahasiswa, dan
pendistribusiannya secara tepat, berencana, konsisten dan berkelanjutan melalui sistem
penetapan, pelaksanaan, evaluasi, pengendalian, dan peningkatan standar dosen dan
tenaga kependidikan sebagai bagian integral dari sistem penjminan mutu internal
perguruan tinggi (SPMI-PT).
Lingkup penjaminan mutu terhadap kesejahteraan dosen dan tenaga
kependidikan dikendalikan melalui standar ini yang meliputi : Gaji,
Tunjangan,Fasilitas bagi dosen serta tenaga kependidikan, Cuti bagi dosen dan tenaga
kependidikan, Suasana dan lingkungan kerja, Pengangkatan,Penempatan, Pemindahan
dan pemberhentian dosen. Pembinaan, Pengembangan, Penghargaan, dan perlindungan
hukum bagi dosen dalam menjalankan tugas profesinya,sanksi.
2. Misi UMT
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungtkan
dalam mengembangkan IPTEK
d. Mengembangkan kehidupan islami menurut pemahaman Muhammadiyah.
3. Tujuan UMT
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa menguasai IPTEK dan mampu
mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul Kharimah
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengembangan IPTEK
c. Mewujudkan pengelolaan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien dan
terpercaya
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan
internasional untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dalam skala
regional, nasional dan internasional.
4. Standar Cuti
a. Dosen dan karyawan harus memperoleh cuti yang didasarkan pada undang-
undang yang berlaku.
b. Dosen harus memperoleh cuti untuk studi dan penelitian dan atau untuk
pengembangan ilmu pengetahuan, tehnologi, dan seni dengan memperoleh hak
gaji penuh.
c. Dosen dan Karyawan yang tidak pernah mengajukan cuti harus diberikan
kompensasi yang layak untuk penggantian cuti yang tidak diambilnya tersebut.
5. Standar Perjalanan Dinas
a. Setiap dosen dan atau tenaga kependidikan lainnya yang melakukan perjalanan
dinas harus memperoleh biaya transportasi, biaya akomodasi, dan uang saku.
b. Setiap dosen dan atau tenaga kependidikan lainnya yang melakukan
perjalalanan dinas harus memperoleh biaya transportasi, tiket, transportasi
local, biaya akomodasi, dan uang saku.
c. Setiap Dosen dan atau tenaga kependidikan yang telah melakukan perjalanan
dinas harus secepatnya membuat laporan dan pertanggungjawaban kepada
pimpinan atas perjalanan dinas yang dilakukannya.
6. Standar Pemberian Sanksi
a. Setiap dosen atau karyawan yang melanggar ketentuan akan memperoleh
sanksi, sebelumnya harus memperoleh minimal 1 kali surat peringatan.
b. Pemberian sanksi harus bersifat memberikan motivasi kepada dosen dan
karyawan untuk tidak mengulangi kesalahan.
c. Pemberian sanksi dan keputusan harus diberikan oleh Dekan dan atau unsur
pimpinan setelah sebelumnya dirapatkan dalam forum rapat pimpinan atau
senat.
7. Standar Pengangkatan, Penempatan, Pemindahan dan Pemberhentian Dosen
a. Dosen yan dapat memperoleh jabatan structural harus memenuhi syarat
seperti berikut ini : memiliki jabatan fungsional akademik minimal asisten
ahli, memiliki NIDN, mempunyai masa kerja minimal 2 tahun, mempunyai
latar belakang pendidikan kususnya sesuai prodi di FKIP dan atau lainnya
256
sesuai prodi yang ada di FKIP dan atau lainnya atau Magister/S2/S3 yang
relevan dengan jabatan dan keahliannya tersebut.
b. Jabatan struktural yang dimiliki oleh dosen harus dilakukan rotasi dan atau
pergantian minimal 4 tahun sekali, atau dapat dipilih kembali maksimal 2 kali
periode masa jabatan.
c. Pemberhentian dosen dan karyawan harus dilakukan apabila dosen dan
karyawan tersebut melakukan tindakan pelanggaran yang berkaitan dengan
nama baik institusi dan atau memasuki masa pension dan atau meninggal
dunia
257
REFERENSI
258
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 44/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan
Tinggi.
18. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2008). Buku Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif Penyusunan
Kurikulum). Jakarta: Sub Direktorat Kurikulum dan Program Stud, Direktorat
Akademik.
19. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Sistem Penjaminan Mutu Perguruan
Tinggi (SPM-PT). Jakarta: Dirjen Dikti.
20. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Perguruan Tingi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. ISBN: 978-602-97829-0-5.
21. Tim Pengembangan SPMI-PT, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan
Tinggi”, Bahan Pelatihan, Dirjen Dikti, 2010.
22. Buku Pedoman Evaluasi Diri, 2002. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
23. Buku Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional.
24. Peraturan Menristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menristek Dikti Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi
26. Peraturan Menristek Dikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi
259
260